Selain ilmu silat, dia pandai ilmu gulat Mongol, dan senjata andalannya adalah golok gergaji
Karena tingkat kepandaiannya masih sedikit di bawah Gan Lui, maka dalam belasan jurus diapun dikalahkan Pangeran Cian Bu Ong
Orang ke empat adalah seorang peranakan Turki, bernama Gulana
Kulitnya hitam seperti arang, tubuhnya tinggi besar dan rambutnya yang hitam panjang digelung, ditutup sorban putih
Dia menguasal ilmu silat yang aneh, lengannya yang panjang itu berbahaya sekali, karena dia pandai menangkap dan membanting lawan
Juga kakinya yang panjang pandai mengirim tendangan kilat
Senjata yang biasa dia mainkan adalah tongkat baja
Diapun memiliki kepandaian yang setingkat dengan Gan Lui, dan dirobohkan oleh Pangeran Cian Bu Ong dalam belasan jurus
Sikapnya yang angkuh berubah setelah dia merasakan sendiri kehe batan pangeran itu dan diapun mengaku kalah
Kini Pangeran Cian Bu Ong menghadapi orang ke lima
Dari catatannya dia tahu bahwa orang ini yang paling tangguh di antara mereka semua, maka sengaja dia menghadapinya sebagai orang te rakhir
Sebelum bicara, dia mengamati dengan penuh perhatian dan memandang kagum
Orang itu masih muda sekali, tidak akan le bih dari duapuluh tujuh tahun usianya
Wajahnya tampan sekali dan sikapnya juga lembut, sama sekali tidak pantas menjadi orang hukuman
Matanya mencorong seperti mata naga
Hidungnya agak besar dan mancung, bibirnya merah penuh gairah
Melihat tubuhnya yang sedang dan sikapnya yang le mbut, orang takkan menyangka dia pandai ilmu silat
Lebih pantas menjadi seorang siu-cay (pelajar) yang pandai menulis sajak
Namamu Can Hong San?
tanya Pangeran Cian Bu Ong
Pemuda itu mengangguk, sikapnya angkuh
Pemuda ini memang bukan orang sembarangan
Dia adalah putera tunggal mendiang Cui-beng Saikong, seorang datuk besar dunia sesat, pendiri dari agama sesat Thian te-kauw
Pemuda yang tampan dan nampak halus lembut ini adalah seorang yang memiliki watak aneh, hampir tidak normal, bahkan dia telah membunuh ayahnya sendiri
Kemudian, dia pernah menjadi pemimpin besar perkumpulan sesat dari agama Thian-te-kauw yang didirikan ayahnya
Ketika perkumpulan sesat ini diserbu oleh pasukan pemerintah yang dibantu para pendekar, diapun te rtawan, perkumpulannya hancur dan dia dijatuhi hukuman seumur hidup
Bagaimana, Can Hong San
maukah engkau membantu kami seperti empat orang gagah lainnya ini?
tanya Pangeran Cian Bu Ong
Nanti dulu, Pangeran
Sebelum aku memberi jawaban, aku harus mengetahui dulu, bantuan apa yang harus kuberikan kepadamu?
Biarpun ucapannya le mbut dan sopan, namun katakatanya menunjukkan bahwa dia tidak mau merendahkan diri kepada pangeran ini
Dia tahu bahwa Kerajaan Sui sudah jatuh, sehingga pangeran ini sekarang sudah bukan pangeran lagi namanya! Dan bukan watak Coa Hong San untuk merendahkan diri kepada siapapun juga
Melihat sikap pemuda ini yang tidak menghormatinya, Pangeran Cian Bu Ong tidak menjadi marah, bahkan te rsenyum
Lebih baik menghadapi orang yang te rang-terangan tidak menghormatinya dari pada orang yang bersikap menjilat namun tidak diketahuinya benar bagaimana keadaan is i hatinya! Akan tetapi ia masih memancing dan pura-pura kurang senang, dan mengerutkan alisnya
Can Hong San
tahukan engkau bahwa kalau tidak kami tolong, engkau te ntu akan dihukum mati, atau bahkan dibunuh oleh penguasa baru yang tidak mau memelihara orang hukuman seumur hidup?
Pangeran tentu tahu bahwa orang seperti aku tidak takut mati
Katakan dulu, bantuan apa yang harus kuberikan padamu, baru aku akan memutuskan mau atau tidak!
Makin kagumlah hati Pangeran Cian Bu Ong
Seorang seperti pemuda inilah yang dapat diharapkan menjadi seorang pembantunya yang setia dan baik!
Baiklah, Hong San
Ketahuilah bahwa Kerajaan Sui telah jatuh oleh Li Si Bin yang memberontak sehingga kini ayahnya yang menjadi kaisar dan mendirikan dinasti Tang
Usahaku untuk memberontak di Po-yang juga gagal
Terpaksa aku harus melarikan diri dan menjadi buruan pemerintah yang baru
Akan te tapi, aku tidak putus asa dan akan berusaha untuk menghimpun kekuatan
Nah, kalau engkau suka, mari bekerja sama denganku
Kalau kita berhasil kelak, kita sama-sama menikmati hasilnya
Setidaknya engkau akan bebas dan mempunyai harapan, dari pada sampai mati menjadi orang hukuman, bukan?
Hemm, baiklah kalau begitu, Pangeran
Aku menerima uluran tanganmu,
jawab Can Hong San yang sebenarnya sejak tadi sudah merasa girang sekali bahwa dia akan dibebaskan dan mendapatkan harapan baru
-ooo0dw0ooo-
Jilid 02
Kalau begitu, mari kita main-main sebentar, karena aku harus melihat dulu kemampuanmu, apakah pantas menjadi pembantuku atau tidak,
kata Pangeran Cian Bu Ong sambil bangkit dari te mpat duduknya
Akan tetapi Hong San cepat berkata ,
Pangeran, sungguh tidak baik kalau aku yang akan menjadi pembantu utamamu ini bertanding denganmu, walaupun hanya untuk menguji kepandaian
Aku akan merasa tidak enak kalau sampai kesalahan tangan melukaimu
Sebaiknya, biarkan empat orang calon pembantu yang lain ini maju bersama mengeroyokku, sehingga selain pangeran dapat menilai kepandaianku, juga mereka itu dapat menerima bahwa aku lebih unggul dari mereka dan kelak aku yang menjadi pembantu utama dan mereka itu harus tunduk dan taat kepadaku.
Pangeran Cian Bu Ong tersenyum dan makin kagum
Apakah ucapan itu hanya merupakan bual kosong belaka
Atau benarkah pemuda itu ma mpu menandingi pengeroyokan empat orang calon pembantunya yang cukup lihai itu
Dia sendiripun harus berhati-hati kalau dikeroyok empat orang itu! Inilah kesempatan baik untuk benar-benar menguji Can Hong San
Baik
Nah, kalian berempat sudah mendengar sendiri
Wakililah aku untuk bersama maju menandingi dan menguji ke pandaian Can Hong San!
Perintahnya kepada empat orang itu
Gan Lui, Gulana, dan Thio Ki Lok segera bangkit
Ini merupakan perintah pertama, maka mereka segera bangkit dengan penuh semangat, bukan saja untuk mentaati perintah pangeran Cian Bu Ong, akan te tapi juga untuk menundukkan pemuda yang mereka anggap te rlalu sombong itu
Akan tetapi, Lie Koan Tek tidak bangkit berdiri
Lie Koan Tek, kenapa engkau tidak bangkit
Majulah dan ikutlah mengeroyok untuk menguji kepandaian Can Hong San,
kata sang pangeran
Maaf, Pangeran
Saya bukanlah seorang pengecut
Kalau diperintahkan menguji pemuda ini, biarlah saya lakukan sendiri saja
Kalah atau menang merupakan hal yang biasa dalam pertandingan silat
Akan tetapi untuk mengeroyok, saya merasa malu dan enggan
Maaf !
Pangeran Cian Bu Ong maklum akan sikap seorang pendekar sejati seperti murid Siauw-limpai ini
Kalau begitu biarlah nanti saja kalau perlu engkau menguji sendiri
Kini yang tiga orang kuperintahkan untuk mengeroyok dan menguji kepandaian Can Hong San!
Tiga orang itu tidak memiliki pendapat yang sama dengan Lie Koan Tek
Mereka tadi sudah membuktikan sendiri betapa saktinya pangeran itu dan mereka sudah merasa tunduk benar
Di dalam hati mereka te lah menjadi pembantu yang setia, karena mereka melihat harapan baik sekali bagi keuntungan mereka sendiri kalau mereka mengabdi kepada pangeran itu
Maka, begitu menerima peritah ini, mereka bertiga berloncatan dan berhadapan dengan Can Hong San
Disamping ketaatan mereka te rhadap pangera Cian Bu Ong, mereka juga ingin menghajar pemuda yang amat sombong itu, yang berani memandang rendah kepada mereka dengan menantang agar mereka mengeroyoknya!
Orang muda,
kata Thio Ki Lok yang pendek gendut
Kami bertiga sebagai orang-orang yang le bih tua darimu, sebetulnya juga merasa tidak enak kalau harus mengeroyokmu
Akan te tapi kami mentaati perintah Pangeran yang kami hormati
Sekarang, apakah engkau masih tetap menantang kami bertiga untuk maju bersama
Hati-hati, orang muda, jangan sampai tulangtulangmu yang masih muda akan menjadi patahpatah menghadapi serangan kami.
Lebih baik engkau menghadapi kami satu demi satu, orang muda,
kata pula Gan Lui
Akupun setuju satu lawan satu!
sambung Gulana
Bagaimanapun juga, tiga orang ini sudah menganggap diri sendiri terlalu pandai sehingga kalau mereka harus mengeroyok seorang lawan muda, mereka merasa malu dan hal ini akan menurunkan derajat mereka sebagai ahli-ahli silat tingkat atas
Sudahlah, tidak perlu banyak cakap lagi
Aku menantang kalian semua maju berbareng untuk mempersingkat waktu, juga untuk memudahkan Pangeran dalam menilai kepandaianku
Kalau aku kalah, anggap saja aku tidak pantas membantu Pangeran!
Sungguh ucapan ini amat sombong te rdengarnya oleh tiga orang jagoan itu
Akan te tapi sesungguhnya Can Hong San bukan seorang pemuda yang sebodoh itu
Dia bukan sekedar menyombongkan diri, melainkan ingin menimbulkan kesan dalam hati sang pangeran dan kalau dia sudah berani bicara seperti itu adalah karena dia s udah yakin akan mampu mengalahkan tiga orang pengeroyok itu, atau bahkan empat orang bersama Lie Koan Tek
Dia sudah dapat mengukur sampai di mana tingkat kepandaian mereka itu ketika tadi mereka satu demi satu diuji oleh Pangeran Cian Bu Ong
Tiga orang itu merasa penas aran mendengar tantangan Hong San dan merekapun serentak mengambil sikap menyerang, memasang kudakuda, mengurung Hong San dengan kedudukan tiga sudut
Mulailah!
kata Hong San, masih berdiri biasa saja tanpa memasang kuda-kuda, a kan tetapi pada saat itu, seluruh otot dan syaraf di tubuhnya menggetar dan dalam keadaan siap siaga
Heiillittttt..........!
Thio Kie Lok menyerang lebih dulu dengan pukulan tangan kirinya dengan le ngan yang pendek
Kalau Hong San menangkis, tangan yang memukul itu tentu akan berubah menjadi mencengkeram
Pada saat yang hanya sedetik selisihnya, Gan Lui juga sudah menyerang dari samping kiri, menampar dengan telapak tangan ke arah kepala pemuda itu
Hemmmn.....!
Tiba-tiba saja tubuh Hong San bergerak, kedua kakinya bergeser dan dua serangan itu dapat hindarkannya dengan amat mudahnya, dengan meliuk dan miringkan tubuh
Haahhhh......!
Gulana menyambut dengan te ndangan kakinya yang panjang
Wuuuut......!
Tendangan itupun dapat dielakkan ole h Hong San sehingga melayang dengan cepat mengeluarkan angin keras
Thio Ki Lok dan Gan Lui sudah menerjang lagi, demikian pula Gulana
Tiga orang yang merasa penasaran karena serangan pertama mereka dapat dielakkan dengan mudah oleh Hong San, kini menyerang le bih dahsyat dari tiga jurusan
Dan kini Pangeran Cian Bu Ong kagum
Tubuh pemuda itu demikian lincahnya sehingga bagaikan seekor burung walet saja, berkelebatan di antara sambaran pukulan dan tendangan
Sampai belasan jurus tiga orang itu menghujamkan serangan mereka, namun selalu dapat dielakkan oleh Hong San
Hyeeeehhh........!
Gan Lui yang merasa semakin penas aran, menubruk dari samping kiri dan kedua tangan yang membentuk cakar harimau itu sudah menerkam ke arah leher dan dada
Pergilah!
Hong San membentak dan kini le ngan kirinya diputar menangkis , pergelangan tangannya berputar dan tangan dengan jari-jari terbuka mendorong ke arah Gan Lui
Orang tinggi kurus ini berseru kaget karena lengannya terasa sakit bukan main ketika ditangkis Hong San dan sebelum dia dapat mencegahnya, tubuhnya terdorong keras dan diapun terjengkang! Saat itu, sebatang kaki yang panjang dan besar menyambar ke arah perut Hong San
Itulah te ndangan kaki Gulana
Hong San hanya miringkan tubuh sedikit sehingga kaki itu menyerempet bajunya
Secepat kilat dia menangkap tumit dan mendorongnya ke atas dan Gulana terlempar sampai beberapa meter
Thio Ki Lok hendak mempergunakan kesempatan selagi Hong San diserang Gulana tadi untuk menerkam dari samping dan dia sudah berhasil merangkul leher Hong San, menggunakan ilmu gulatnya, kedua tangan memasuki bawah ketiak dan mencengkeram di belakang te ngkuk Hong San
Agaknya dia hendak membuat pemuda itu tidak berdaya dengan kuncian gulat Mongol itu
Akan te tapi, tiba-tiba dia berteriak kesakitan ketika kaki Hong San menendang ke belakang, mengenai kedua lututnya sehingga otomatis kakinya kehilangan tenaga dan kembali dia berte riak karena tangan Hong San sudah menangkap ibu jari kedua tangan yang mencengkram te ngkuk pemuda itu, sehingga tentu saja cengkeramannya mengendur karena kekuatan setiap tangan terletak pada ibu jarinya
Dalam keadaan kaki kehilangan tenaga dan cengkeraman mengendur itu, begitu Hong San membuat gerakan membungkuk dan melempar dengan pundak, tubuh pendek gendut itupun te rlempar melalui atas punggung Hong San dan jatuh te rbanting ke depan pemuda itu! Ketika tiga orang pengeroyok itu bangkit dengan muka menyeringai kesakitan
Pangeran Cian Bu Ong berte puk tangan memuji
Bagus, bagus! Engkau memang te lah membuktikan kemampuanmu, Hong San! Kami girang sekali mendapat bantuanmu dan mulai saat ini, engkau kami angkat menjadi pembantu utama! Akan tetapi jangan mengira bahwa dengan ilmumu itu, engkau akan dapat mengalahkan aku, ha ha ha!
Can Hong San adalah seorang cerdik
Dari cara pangeran itu tadi mengalahkan empat orang calon pembantu itu, diapun tahu bahwa pangeran itu lihai dan memiliki sin-kang yang kuat sekali, sehingga dia sendiri tidak berani yakin akan mampu mengalahkannya
Pula setelah dia diangkat menjadi pembantu utama, te ntu saja dia harus bersikap tunduk
Aku tahu bahwa engkau adalah seorang yang berilmu tinggi, Pangeran
Kalau tidak begitu, bagaimana mungkin kusuka untuk membantumu
Akan te tap kuharap engkau suka berhati-hati te rhadap murid Siauw-lim-pai ini.
Hong San menunjuk kepada Lie Koan Tek
Pendekar ini menentang pandang mata Hong San dengan penuh keberanian
Walapun dia tahu bahwa dia tidak akan menang kalau bertanding dengan pemuda yang lihai luar biasa itu, akan tetapi bukan watak pendekar Siauw-lim-pai ini untuk memperlihatkan perasaan takut
Hemm, aku adalah seorang laki-laki sejati yang sekali berjanji akan menepatinya sampai mati
Kurasa Pangeran harus berhati-hati te rhadapmu,Can Hong San.