Sakitku amat berat, dan mudahmudahan s ekarang telah sembuh.
Ucapan itu berkesan di hati Bi Lan
Bahkan gurunya yang juga suaminya pernah mengakui bahwa gurunya itu dahulu juga pernah
s akit
parah, yaitu menderita sakit batin karena dendam.! Ucapan pemuda berpakaian biru itu sungguh berkesan di hati dan tanpa cakap lagi ia lalu menyimpan kembali sepasang pedangnya, memondong Lan Lan dan membungkuk kepada pemuda itu
Me ngingat bahwa engkau te lah membantuku, biarlah aku menuruti nasihatmu dan tidak membasmi mereka
Terima kasih atas bantuanmu dan selamat tinggal.
Setelah berkata demikian, Bi Lan pergi meninggalkan tempat itu
Pemuda itu masih berdiri seperti patung, te rsenyum-senyum seorang diri, dan dia seperti tidak melihat atau tidak perduli ketika sepuluh orang perampok itu tertatih-tatih meninggalkan te mpat itu dengan hati gentar
Sampai lama pemuda itu berdiri, bahkan lalu menjatuhkan diri duduk di atas batu, te rmenung dan kadang menengok ke arah perginya Bi Lan
Pemuda itu bukan orang sembarangan
Dia memiliki ilmu kepandaian yang amat lihai karena dia bukan lain adalah Hong San! Putera mendiang Cui-beng Sai kong datuk besar dunia hitam itu, seperti kita ketahui, tadinya membantu pemberontakan Pangeran Cian Bu Ong
Akan tetapi karena semua gerakan bekas pangeran itu gagal, Cian Bu Ong membubarkan para pembantunya dan Can Hong San juga pergi meninggalkan bekas pangeran itu, merantau seorang diri membawa bekal banyak emas yang dite rimanya sebagai hadiah dari Pangeran Cian Bu Ong
Berbulan lamanya Can Hong San berdiam di puncak bukit merenungi keadaan hidupnya
Se gala usaha yang dilakukannya gagal belaka! Hanya kepahitan dan kekalahan yang dideritanya
Mulailah dia melihat bahwa jalan yang dite mpuhnya selama ini tidak menguntungkan, menuruti nafsu-nafsunya, hanya menyeretnya ke le mbah kegagalan belaka
Timbul niatnya untuk mengubah jalan hidupnya untuk meninggalkan jalan sesat dan memilih jalan kebenaran
Mungkin sebagai seorang pendekar, dia akan dapat memanfaatkan kepandaiannya dan mendapatkan nama besar yang harum! Kalau kita mau membuka mata melihat kenyataan tanpa menilai, akan tampaklah dengan jelas bagaimana lihai, licin dan liciknya hati akal pikiran bekerja, hati akal pikiran yang sudah diperalat oleh nafsu-nafsu daya rendah
Bagaimanapun pikiran berkiprah, s elalu tujuannya untuk mencari kesenangan dan menjauhi ketidaksenangan
Keputusan apapun yang diambil oleh pikiran, selalu pasti mempunyai pamrih, yaitu demi kepentingan dan kesenangan diri sendiri
Can Hong San sejak muda hidup bergelimang dosa, mengambil jalan sesat dan menjadi seorang yang te rbiasa melakukan segala macam bentuk kejahatan
Semua ini hasil dari ulah hati akal pikiran yang bergelimang nafsu, yang sudah dicengkeram oleh nafsu daya rendah yang selalu mengejar kesenangan sehingga dalam pengejaran itu, Hong San tidak memperdulikan lagi caranya
Cara apapun akan dite mpuhnya demi te rcapainya kesenangan yang dikejarnya
Itulah pekerjaan nafsu daya rendah! Kemudian, pikiran melihat betapa semua perbuatan jahatnya tidak menguntungkan, bahkan merugikan! Maka, pikiran yang sudah bergelimang nafsu lalu mencari jalan lain
Untuk menghindarkan akibat yang tidak menguntungkan, untuk dapat mencapai kesenangan melalui jalan dan cara lain, kini pikiran Hong San membujuknya untuk mengambil jalan yang berlawanan menjadi seorang pendekar! Menjadi orang yang melakukan kebaikan, menentang kejahatan, yang te ntu saja dengan pamrih agar mencapai kesenangan dan keuntungan! Jelaslah bahwa kebaikan yang disengaja, diatur dan direncanakan, bukanlah kebaikan lagi namanya
Itu hanya hasil dari pikiran bergelimang nafsu
Yang dinamakan perbuatan baik hanya dijadikan cara untuk mendapatkan kesenangan belaka
Kebaikan yang direncanakan pikiran adalah kebaikan palsu, pura-pura
Kalau ada orang yang
ingin menjadi orang baik
, pada hakekatnya dia hanya ingin mendapatkan balas jas a atas kebaikannya itu
Kebaikan atau kebajikan adalah suatu sifat dari perbuatan yang tidak 1agi terdorong nafsu daya rendah
Perbuatan yang tidak didorong oleh pemikiran yang matang, melainkan perbuatan yang spontan, seketika karena terdorong kekuasaan yang murni dan suci, karena te rdorong oleh kasih sayang! Kasih sayang bekerja selama pikiran sebagai si aku tidak muncul merajale la
Kasih sayang berubah menjadi nafsu menyenangkan diri sendiri begitu si aku masuk dan campur tangan
Aku ingin senang, aku ingin untung, aku tidak mau susah, aku tidak mau rugi, aku ingin...
aku ingin......aku ingin......demikianlah sifat nafsu dari daya-daya rendah yang mencengkeram dan mempengaruhi hati akal pikiran
Oleh karena itu, keinginan hati akal pikiran untuk mengubah diri menjadi
orang baik
hanya tipuan belaka, bukan menjadi
orang baik
melainkan menjadi
orang senang melalui perbuatan baik
yang pada hakekatnya hanya membuat kita menjadi munafik! Hati akal pikiran yang bergelimang nafsu tidak mungkin membersihkan diri sendiri! Satu-satunya harapan hanyalah menyerah kepada Tuhan Maha Kasih! Hanya kekuasaan Tuhan sajalah yang akan mampu mengubah seseorang, membersihkan batin seseorang, mengembalikannya ke jalan benar
Kita hanya dapat mohon ampun, .
mohon bimbingan, dan menyerah dengan sabar, ikhlas, dan tawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa
Can Hong San tersenyum gembira
Wajahnya cerah karena dia merasa memperoleh jalan yang baik
Setelah mengambil keputusan untuk mengubah cara hidupnya, dia turun gunung dan kebetulan berte mu dengan Kwa Bi Lan yang menggendong seorang anak perempuan yang mungil
Begitu bertemu, hati Hong San berdebar dan te rtarik sekali
Bukan te rtarik yang menimbulkan nafsu berahi seperti yang sudahsudah
Wanita yang dijumpainya ini lain! Memang cantik jelita dan menggairahkan, akan te tapi dia te rtarik bukan hanya karena itu
Bukan gejolak berahi yang timbul di hatinya, melainkan kekaguman yang penuh pesona
Menurut pandangannya, belum pernah selama hidupnya dia berjumpa dengan wanita yang dapat menarik dan mengguncang perasaan hatinya seperti wanita yang mukanya bulat, berkulit putih mulus, berhidung mancung dan bermata tajam itu
Diam-diam Hong San mengikuti, bahkan lalu mendahuluinya dan sengaja meniup suling untuk menarik perhatian gadis itu
Juga untuk menguji bagaimana sikap gadis itu
Akan te tapi, gadis itu hanya melihat sebentar lalu melanjutkan perjalanan, acuh saja
Hal ini membuat dia semakin kagum
Gadis yang alim, pikirnya, bertata susila dan menjaga martabat dan kehormatan
Dia membayangi lagi dari jauh
Ketika dia melihat gadis yang menimbulkan rasa kagum luar biasa di hatinya itu dikeroyok sepuluh orang perampok, dia menjadi semakin kagum
Kiranya gadis itu bukan saja cantik jelita dan memiliki harga diri yang tinggi, akan te tapi juga gagah perkasa dan memiliki ilmu silat yang cukup hebat! Dia segera turun tangan membantu ketika melihat anak dalam gendongan itu te rancam bahaya, dan ketika dia melihat gadis itu hendak membunuh semua perampok, iapun cepat turun tangan mencegahnya dengan merobohkan para perampok dan membujuk gadis itu agar tidak membunuh mereka
Semua ini dia lakukan dengan perhitungan, bukan karena dia merasa kasihan kepada sepuluh orang perampok rendah itu, melainkan karena dia ingin menjadi seorang
pendekar
dan ingin kelihatan baik budi di mata gadis yang dikaguminya itu
Mulailah hati akal pikiran dengan cerdik dan liciknya membujuk Hong San menjadi seorang munafik! Setelah Bi Lan pergi bersama Lan Lan, Hong San te rmenung
Gadis hebat! Dia betul-betul baru sekali ini merasa jatuh cinta, bukan jatuh berahi, melainkan jatuh cinta sungguh-sungguh
Kalau saja dia dapat berdampingan selamanya dengan gadis itu, dapat menjadi suami isteri, membentuk rumah tangga berkeluarga! Alangkah akan bahagianya.!
I hh, khayal!
Hong San mencela diri sendiri dan dia teringat bahwa sudah terlalu lama dia membiarkan gadis pujaan hatinya itu pergi
Dia harus cepat mengejar kalau tidak mau kehilangan
Sambil berlari Hong San merasa heran sendiri te rhadap perasaan hatinya
Dia merasa seperti pernah berte mu dengan gadis itu, atau setidaknya pernah melihatnya! Akan tetapi dia lupa lagi entah di mana
Sudah te rlalu banyak dia berte mu gadis atau wanita muda yang cantik, maka dia tidak ingat lagi di mana dia berte mu dengan gadis itu
Akan tetapi, yang membuat dia merasa pernah bertemu terutama sekali adanya permainan sepasang pedang itu! Bi Lan melanjutkan perjalanan dengan cepat sambil menggendong Lan Lan yang tertidur
Hari telah menjelang senja dan ia harus mendapatkan sebuah rumah penginapan, di kota, atau mondok di rumah penduduk dusun
Juga keributan tadi membuat ia tidak dapat memberi makan kepada Lan Lan, maka sore hari ini mereka harus mencari makanan
Ia merasa jengkel terhadap diri sendiri mengapa belum juga bayangan pemuda itu le nyap dari depan matanya
Masih terus te rbayang wajahnya, te rngiang suaranya
He ran, ia merasa pernah melihat pemuda itu, entah di mana dan kapan
Bi Lan dan juga Hong San lupa bahwa mereka bukan saja pernah s aling berjumpa bahkan pernah saling serang! Ketika Hong San berkelahi menghadapi pengeroyokan Lie Koan Tek dan Poa Liu Hwa, muncul Bi Lan yang membantu Lie Koan Tek, pamannya itu
Memang hanya merupakan perkelahian singkat, karena Hong San tidak mau melayani pengeroyokan mereka bertiga dan segera melarikan diri begitu Bi Lan muncul dan membantu dua orang yang mengeroyoknya
Matahari telah condong ke barat ketika Bi Lan memasuki kota Peng-lu di pantai selatan Huangho
Kota di pantai Sungai Kuning ini cukup besar dan ramai, dan dengan mudah Bi Lan mendapatkan sebuah kamar di hotel yang cukup bersih
Ia sudah membelikan pakaian untuk Lan Lan di kota yang dilewatinya beberapa hari yang lalu
Setelah memandikan Lan Lan dan mengganti pakaian anak itu, dan ia sendiripun sudah mandi dan bertukar pakaian bersih, ia mengajak Lan Lan keluar dari rumah penginapan dan mencari rumah makan
Kebetulan sekali tak jauh dari rumah penginupan itu te rdapat sebuah rumah makan yang tidak begitu penuh tamu
Bi Lan memondong Lan Lan memasuki rumah makan itu disambut oleh seorang pelayan tua dengan ramah
Bi Lan memilih di sudut yang kosong dan memesan makanan, nasi sayur dan minuman te h
Tak lama kemudian, ia sudah menyuapi Lan Lan yang makan dengan lahapnya karena anak ini memang lapar, sejak pagi tadi belum makan
Sambil menyuapi Lan Lan, Bi Lan juga makan
Karena asyik makan sambil menyuapi Lan Lan, Bi Lan tidak tahu bahwa sejak tadi ada beberapa pasang mata memperhatikannya
Tiga pasang mata mengamatinya secara langsung dari sebuah meja te rbesar di rumah makan itu, mata dari tiga orang yang berpakaian seperti perwira yang gagah dan gemerlapan
Ada pula sepasang mata mengamatinya dari te mpat gelap di luar rumah makan, yaitu mata dari Can Hong San
Pemuda ini tidak mau memasuki rumah makan karena dia tidak ingin dianggap membayangi gadis itu
Baginya asal dapat melihat dan tahu di mana gadis itu berada sudah cukup
Akan te tapi, Hong San juga tahu bahwa tiga orang berpakaian perwira tinggi itu mengamati si gadis dengan sinar mata seperti singa kelaparan
Diapun memperhatikan mereka
Seorang di antara mereka berusia kurang le bih limapuluh tahun, pakaian perwiranya dihias benang emas gemerlapan dan sarung pedang yang te rgantung di pinggangnya amat indah, seperti emas pula dan terukir, dengan gagang yang diukir kepala burung dan ada ronce-ronce benang sutera merah
Dua orang lainnya berusia kurang le bih empatpuluh tahun, dan agaknya merupakan perwira-perwira yang pangkatnya le bih rendah
Sikap merekapun merendah te rhadap perwira tinggi yang lebih tua
Hong San memperhatikan perwira tinggi yang berusia limapuluh tahun itu
Dari sikap dan pandang matanya saja diapun dapat menduga bahwa perwira itu seorang yang cerdik dan agaknya memiliki ilmu kepandaian tinggi, sedangkan dua orang pembantunya juga orang-orang yang berpakaian rapi dan bersikap gagah
Perwira tinggi itu bertubuh tinggi, agak kurus dengan tulang pipi menonjol di bawah kanan kiri mata, hidungnya tinggi dan mulutnya yang le bar dengan bibir te bal membayangkan gairah yang besar
Mulut itu sebagian tertutup kumis te bal yang berjuntai ke bawah di kanan kiri mulutnya
Jenggotnya terpelihara rapi, digunting pendek
Kepalanya memakai topi perwira yang dihias sulaman benang emas pula
Tiga orang perwira itu sudah berada di dalam rumah makan ketika Bi Lan dan Lan Lan masuk ke situ, dan begitu wanita muda itu masuk, mereka sudah memandang dengan penuh perhatian
Karena pimpinan mereka nampak te rtarik sekali, maka dua orang perwira pembantu itupun te rtarik dan mereka membicarakan Bi Lan sambil berbisikbisik
Mereka adalah tiga orang perwira yang datang dari Lok-yang Mereka merupakan perwiraperwira tinggi yang bertugas melakukan ins peksi ke daerah-daerah, dan ketika tiba di kota Peng-lu, mereka kemalaman, bermalam di rumah kepala daerah dan malamnya mereka keluar untuk jalan jalan dan membeli makanan
Andaikata mereka memasuki rumah makan itu bersama kepala daerah, te ntu para karyawan rumah makan itu akan menyambut mereka dengan cara lain
Akan tetapi, biarpun pangkat mereka lebih tinggi dari pada kepala daerah Peng-lu, akan tetapi tidak ada yang mengenal mereka, maka mereka dianggap seperti tamu saja dan hanya diberi meja besar di rumah makan itu karena penampilan mereka yang mewah dan berwibawa
Perwira tinggi itu adalah seorang panglima bernama Su Ki Seng, terkenal dengan sebutan Suciangkun (perwira Su) dan dia memang terkenal sebagai seorang panglima yang pandai dan juga lihai
Seluruh kepala daerah di wilayah Propinsi He -nan takut belaka kepadanya
Panglima ini pandai menemukan kesalahan-kesalahan para kepala daerah dan karena dia berkuasa dan berpengaruh di kota raja, maka para kepala daerah tunduk kepadanya
Mereka selalu menyambut kunjungannya dengan berbagai hadiah untuk menyenangkan hati panglima itu sehingga dia tidak akan mengganggu mereka dan menutup mata saja kalau terdapat kejanggalan atau kesalahan
Keadaan seperti itu membuat Su-ciangkun menjadi kaya raya
dan dia hidup sebagai bangsawan yang kaya raya di Lok-yang, dengan rumah gedung besar dan indah megah seperti istana, mempunyai seorang isteri dan belas an orang selir dan dayang
Namun, seperti kebiasaan para pejabat yang suka melakukan tugas keliling ke luar kota dan luar daerah pada masa itu, Su-ciangkun yang biasanya hanya dikawal beberapa orang pembantunya dan tidak membawa keluarganya, dia selalu seperti seekor kucing kelaparan
Harta benda dia sudah punya le bih dari cukup, dan semua hadiah dan sumbangan yang dite rimanya dari para pejabat daerah, akan diurus oleh para pembantunya
Akan te tapi yang membuat dia kehausan adalah wanita! Su-ciangkun seorang pria yang mata keranjang dan tidak pernah puas dengan isteri dan belasan orang selirnya
Kalau dia sedang melakukan perjalanan ke luar kota Lokyang, dia s elalu mencari sasaran dan korban untuk memuaskan hasrat dan gairahnya
Wataknya inipun diketahui ole h para kepala daerah dan setiap kali dia datang, tentu para kepala daerah yang ingin menyenangkan hatinya, menyediakan wanita hiburan untuknya! Akan te tapi, sekali ini Su-ciangkun merasa bosan dengan wanita hiburan
Dia mengajak dua orang pembantunya yang juga merupakan pengawal dan pesuruhnya, untuk keluar dari rumah kepala daerah, makan di restoran dan tentu saja mencari kesempatan kalau kalau dapat berte mu dengan wanita yang menarik hatinya
Dan kebetulan sekali, ketika mereka makan di rumah makan, Bi Lan masuk dan segera perwira ynng mata keranjang itu te rbetot semangatnya! Matanya yang berminyak tak pernah melepaskan Bi Lan, diamatinya wanita itu, wajahnya dan seluruh tubuhnya
Makin diamati, makin te rgila-gila
Bahkan ketika Bi Lan makanpun, nampak begitu menggairahkan bagi Su-ciangkun
Apakah tai-ciangkun suka padanya?
bisik seorang pembantunya yang bermuka hitam dan dikenal dengan sebutan Lu-ciangkun
Agaknya dia wanita baik-baik, harus dilakukan pendekatan dengan halus,
kata pula Ji-ciangkun, pembantu lain yang matanya sipit
Su-ciangkun mengangguk-angguk dan meraba je nggotnya
Hebat, ia sungguh menarik
Aku akan berbahagia sekali kalau malam ini dapat membawanya ke kamarku.
Apa sukarnya?
kata pembantu yang mukanya hitam
Beritahu saja kepala daerah, tentu dia akan dapat memaksa wanita ini menemani taiciangkun.
Hussh, aku tidak mau ramai-ramai,
cela Suciangkun
Me malukan kalau sampai te rdengar umum kita membuat keributan di sini.
Me mang sebaiknya kita membuat pendekatan
Kita undang ia ke sini atau kita yang mendatangi mejanya untuk belajar kenal
Kalau kita sudah mengetahui keadaannya, baru dilakukan penjajagan apakah kiranya ia dapat dibawa dengan cara halus tanpa paksaan,
kata Ji-clangkun si mata sipit
Su-ciangkun mengangguk setuju dengan cara itu
Sebaiknya engkau yang pergi mendekatinya dan bicara dengannya secara halus,
kata Su ciangkun kepada pembantunya yang bermata sipit itu
Pembantunya ini memang pandai bicara, tidak main kasar seperti rekannya yang bermuka hitam
Ji-ciangkun mengangguk, lalu bangkit dan menghampiri meja Bi Lan yang kebetulan sudah selesai makan
Me lihat ada orang menghampirinya, Bi Lan mengangkat muka memandang dan alisnya berkerut ketika melibat bahwa yang menghampirinya adalah seorang yang berpakaian perwira
Akan tetapi, perwira yang bermata sipit itu bersikap hormat, mengangkat kedua tangan ke depan dada dan berkata dengan sikap yang sopan