Naga Beracun Bab 034


Maka, iapun mempergunakan kepandaiann dan berlari cepat ke arah suara itu dan melihat si penyuling! Jantungnya berdebar

Seorang pemuda yang tampan berpakaian seperti seorang pelajar atau sastrawan, sedang duduk di bawah pohon dan meniup sulingnya

Yang membuat ia berdebar bukan karena pemuda itu tampan sekali, wajahnya yang dilindungi caping le bar itu memiliki hidung yang besar mancung, dan bibir yang nampak sayu

Yang membuat Bi Lan te rkejut adalah pakaian sasterawan muda itu

Serba biru! Ia te ringat akan orang yang tadi berkelebat di belakangnya

Bagaimana kini tahu-tahu orang itu te lah berada jauh di depannya dan meniup suling

Ia tidak melihat orang berlari melewatinya! Kalau benar peniup suling ini orang yang tadi berkelebat di belakangnya, alangkah cepatnya orang itu dapat berada di situ

Biarpun hatinya te rtarik, akan tetapi karena ia tidak mengenal orang itu, tidak sepantasnya kalau ia te rlalu lama memperhatikan seorang laki-laki asing, maka iapun berjalan terus meninggalkan te mpat itu sambil memondong Lan Lan yang te rus memandang ke arah si peniup suling yang agaknya juga tidak memperdulikan mereka, melainkan asyik meniup suling sambil menundukkan mukanya

Sambil berjalan terus meninggalkan pemuda itu sampai suara sulingnya tidak te rdengar lagi, mau tidak mau Bi Lan masih terkenang kepada si peniup suling

Harus diakuinya bahwa pria muda itu tampan sekali, dan nampaknya seperti seorang sasterawan muda yang le mah

Akan tetapi, iapun tahu bahwa di dunia kang-ouw te rdapat banyak orang yang nampaknya le mah akan te tapi sesungguhnya memiliki kepandaian tinggi

-ooo0dw0ooo-

Jilid 09

Mendiang gurunya yang juga suaminya pernah memesan agar dia berhati-hati dan tidak memandang rendah kepada empat macam orang, yaitu pertama wanita yang tampaknya le mah walaupun memiliki ilmu yang tinggi, ke dua kaum pendeta yang juga kelihatan lemah le mbut, ke tiga pengemis yang nampaknya saja lemah dan sengsara, dan ke e mpat sastrawan, karena mereka ini kadang-kadang menyembunyikan ilmu yang tinggi dan merupakan lawan yang amat berbahaya

Yang amat mengesankan hatinya bukan ke tampanan pria itu, melainkan tiupan sulingnya

Biarpun kini sudah tidak terdengar lagi suara sulingnya, namun masih terngiang di telinganya suara yang meliuk-liuk merdu dan mengharukan itu

Lamunan Bi Lan dan kantuk Lan Lan dalam pondongannya terganggu ketika mendadak muncul sepuluh orang yang berloncatan dari balik batang pohon-pohon di kanan kiri jalan setapak itu

Begitu melihat, Bi Lan mengerti bahwa ia berhadapan denagn gerombolan penjahat! Sikap mereka saja sudah jelas menunjukkan bahwa mereka bukan orang baik-baik dan te rmasuk gerombolan yang suka memaksakan kehe ndak mengandalkan kekerasan

Juga mereka semua itu menyeringai menjemukan dengan sepasang mata yang membayangkan kecabulan

Seorang di antara mereka yang gendut dan segala-galanya bundar, kepalanya, hidungnya, matanya , bentuk mulutnya, perutnya, semua bundar, melangkah maju

Sebatang golok besar te rgantung di pinggangnya dan sejenak dia mengamati wajah dan tubuh Bi Lan, kemudian te rtawa bergelak dengan girang

Ha-ha-ha, inilah orangnya yang pantas menjadi isteriku! Kawan-kawan, bagaimana pendapat kalian

Sudah patutkah perempuan ini kalau duduk bersanding denganku sebagai isteriku?

Sembilan orang anak buahnya juga tertawa-tawa dan menyengir-nyengir dengan sikap ceriwis sekali

Sudah cocok sekali, toako! Akan tetapi hati-hati, ia membawa anak dan di punggungnya ada sepasang pedang!

Ha-ha-ha, anak inipun mungil sekali

Kalau anaknya, anak ini menjadi anak isteriku yang manis

Kalau adiknya, kebetulan! Dan tentang sepasang pedangnya, ha-ha-ha, itu hanya untuk menakut-nakuti orang saja

Bukankah begitu, manis?

Dapat dibayangkan betapa marahn ya Bi Lan melihat sikap dan mendengar ucapan yang amat menghina itu

Kalau saja ia tidak sedang memondong Lan Lan, te ntu ia sudah mengamuk dan membunuh semua orang itu

Akan te tapi, ia memondong Lan Lan yang kini sudah te rbangun dari kantuknya

Ia harus berhati-hati dan melindungi anak itu

Maka ia menahan sabar, karena kemarahan hanya akan merugikan dirinya, mengurangi kewaspadaannya

Kalian adalah sepuluh laki-laki, kenapa begitu rendah menghadang dan mengganggu seorang wanita yang sedang melakukan perjalanan

Minggirlah, aku tidak ingin mencari keributan.

Katanya dengan nada suara yang dibikin setenang mungkin

Ha-ha-ha, manis

Siapa yang akan mengganggumu

Aku bahkan meminangmu

Aku ingin melamarmu menjadi isteriku, sayang

Marilah ikut baik-baik denganku dan kita merayakan hari perkawinan kita

Anakmu itu akan menjadi anakku juga,

kata si gendut dengan keramahan yang dibuat-buat

Aku tidak mau menikah denganmu atau dengan siapapun

Minggirlah!

kini dalam suara Bi Lan te rdengar bentakan

Nona manis , aku harus menjadi suamimu

Engkau mau atau tidak, harus menjadi isteriku

Nah, tinggal kaupilih saja

Engkau menurut dengan baik-baik atau ingin dipaksa?

kini si gendut mengancam

Sudah kuduga

Kalian te ntu segerombolan anjing yang suka mempergunakan kekerasan melakukan kejahatan! Majulah kalau engkau minta mati!

bentak Bi Lan dan ia menggunakan sabuk suteranya untuk menggendong Lan Lan di punggung se telah melolos sepasang pedangnya dan menggantungnya di pinggang

Anak itu duduk di atas buntalan pakaian dan diikat dengan sabuk sutera yang biasanya menjadi senjata pula bagi Bi Lan

Kini, kedua tangan wanita itu bebas, walaupun gerakannya te ntu saja kurang le luasa dengan adanya Lan Lan di punggungnya

Yang membuatnya kagum, anak itu tidak menangis, tidak kelihatan takut walaupun menghadapi sepuluh orang laki-laki yang kelihatan beringas dan Kejam

Pantas memang Lan Lan menjadi pute ri suami isteri pendekar besar

Ho-ho-ha-ha-ha! Perempuan ini bernyali juga! Aku makin te rgila-gila kepadanya!

kata si gendut

Aku paling je mu dengan kuda betina yang jinak, aku ingin yang liar seperti ini, ha-ha-ha!

Dia masih tertawa ketika tubuhnya tiba-tiba menyerbu ke depan

Sungguh merupakan serangan yang amat curang, menggunakan kesempatan selagi dia masih tertawa sehingga lawan akan menjadi le ngah

Akan te tapi, Bi Lan sama sekali tidak le ngah

Tidak percuma menjadi murid dan isteri Si Rajawali Sakti

Dari suaminya itu ia telah mendapatkan ilmu silat yang tangguh dan kokoh kuat

Begitu si gendut menubruk dengan kedua le ngan berkembang, seperti seekor beruang menyerang, tubuh Bi Lan sudah mengelak ke kiri dan kaki kanannya melakukan te ndangan ke arah perut gendut itu

De mikian cepat geraka Bi Lan sehingga tendangan itu tidak mungkin dapat dielakkan atau ditangkis lagi oleh si gendut

Bukk.....

! Duuuuuuttt......!

perut itu ternyata kebal, akan tetapi karena tendangannya mengandung sin-kang yang kuat, tidak urung isi perutnya te rguncang dan tak te rtahankan lagi si gendut kelepasan membuang gas dengan bunyi kentut yang nyaring

Mendengar suara kentut itu, Lan Lan berseru

I hhhh......kentut bau ...!

dan dengan lucunya, bukan pura-pura Lan Lan memijat hidungnya dengan tangan kiri

Mau tidak mau, kawanan perampok itu tertawa geli, dan baru mereka berhenti tertawa ketika pimpinan mereka yang merasa perutnya agak mulas itu membentak mereka

Apa te rtawa! Hayo tangkap perempuan ini.! Awas, jangan lukai, aku tidak ingin pengantinan dengan mempelai yang luka-luka!

Sembilan orang anak buah itu menerima perintah ini dengan gembira

Siapa yang tidak ingin menangkap wanita cantik itu

Biarpun akhirnya diserahkan kepada pimpinan mereka, setidaknya yang menangkapnya mempunyai kesempatan untuk merangkul, memeluk dan setidaknya mencolek tubuh yang montok itu! Mereka maju dengan cepat seperti sekumpulan anjing memperebutkan tulang, berlomba untuk dapat menangkap Bi Lan

Akan tetapi, kegembiraan mereka segera berubah menjadi te riakan-te riakan kesakitan ketika Bi Lan membagi-bagi tamparan dan te ndangan dengan cepat sebelum ada tangan yang mampu menyentuhnya

Para pengeroyok itu berpelantingan te rhuyung dan biarpun tidak ada yang roboh dan te rluka parah, namun sedikitnya mereka menjadi gentar

Ada yang pipinya bengkak membiru, bibirnya pecah atau perutnya mulas seketika karena usus buntunya te rcium ujung sepatu Bi Lan

Ada yang te rpincang-pincang karena sambungan lututnya te rkena gajulan yang cukup kuat

Melihat betapa sembilan orang anak buahnya mundur se mua, si gendut menjadi marah

Dia lupa bahwa dia sendiri pun tadi te rkena te ndangan sampai terkentut-kentut walaupun perut gendutnya yang kebal membuat dia tidak jatuh dan memaki-maki anak buahnya

Kalian ini gentong gentong kosong melompong yang tiada gunanya!

Akan te tapi agaknya dia menyadari bahwa wanita itu ternyata bukan makanan empuk, maka dia menambahkan,

Hayo keroyok, robohkan dengan senjata! Aku tidak perduli berpengantinan dengan mempelai luka!

Para anak buahnya yang juga marah mencabut senjata mereka

Ada yang bersenjata golok, ada yang memegang pedang, tombak dan lain-lain

Dan mereka mengepung Bi Lan

Bi Lan merasa khawatir

Kalau ia tidak menggendong Lan Lan, tentu pengerokan orangorang kasar itu tidak membuat ia gentar

Kini ia khawatir akan keselamatan Lan Lan

Lan Lan, rangkul leher ibu kuat-kuat!

te riaknya sambil mencabut sepasang pedang yang te rgantung di pinggang

Anak itu memang tabah bukan main

Melihat

ibunya

berkelahi, ia tidak takut s ama sekali dan mendengar perintah ibunya, iapun cepat merangkulkan kedua le ngannya yang kecil ke leher Bi Lan

Sepuluh orang perampok itu menyerang dan Bi Lan memutar kedua pedangnya

Ge rakan pedangnya cepat dan juga mengandung tenaga sinkang yang membuat setiap senjata lawan yang berte mu pedangnya terpental

Semua perampok te rkejut dan mereka mengepung dan mengeroyok dengan hati-hati, maklum bahwa wanita cantik ini benar-benar amat lihai

Namun, dengan adanya Lan Lan di gendongannya, te ntu saja Bi Lan menjadi kurang leluasa dan ia lebih mengutamakan perlindungan te rhadap anak itu sehingga daya serangnya berkurang

Si perut gendut melihat hal ini dan diapun berte riak kepada teman-te mannya,

Serang anak di gendongan itu!

Bi Lan te rkejut

Kini para pengeroyok menujukan serangan mereka ke arah punggungnya! Tentu saja ia hanya dapat memutar sepasang pedang untuk membentuk benteng sinar yang menjadi perisai dan melindungi punggungnya dari sambaran senjata para pengeroyok! Karena ia hanya bertahan, tidak berani le ngah untuk balas menyerang, ia segera terdesak! Pada saat itu, terdengar suara halus namun lantang berwibawa,

Nona, lemparkan anak itu kepadaku

Biar aku yang sementara menjaganya untukmu!

Bi Lan melirik dan melihat bahwa yang berteriak itu adalah seorang pemuda tampan berpakaian biru bercaping le bar

Pemuda peniup suling tadi! Entah mengapa, ia percaya sepenuhnya kepada pemuda itu, dan memang Lan Lan te rancam bahaya, maka iapun memutar pedang kanannya, menggunakan tangan kiri untuk menurunkan Lan Lan dari gendongan

Lan Lan, engkau ikut paman itu dulu!

katanya dan sekali ia menggerakkan tangan kiri, anak itu dilemparkan ke arah pemuda peniup suling

Dan hatinya le ga melihat betapa sigapnya pemuda itu menyambut Lan Lan yang mendarat dengan empuk dalam pondongannya

Nah, di sini lebih enak, kan

Kita nonton perte mpuran!

kata pemuda itu sambil menurunkan Lan Lan dan berdiri di situ, menggandeng tangan Lan Lan

Biar pun tadi ia dilempar, Lan Lan tetap tabah dan sama sekali tidak berteriak, apa lagi menangis

Setelah melihat Lan Lan berada dengan pemuda itu dan ia tidak lagi dibebani tugas melindungi Lan Lan, Bi Lan mengamuk

Pedangnya menyambarnyambar dahsyat dan dalam beberapa gebrakan saja, robohlah dua orang pengeroyok dengan pundak dan paha terluka parah

Aih, jangan bunuh mereka, nona..!

Pemuda itu berkata dan tiba-tiba dia memondong tubuh Lan Lan

Dia sendiri, dengan Lan Lan di pondongan, bergerak ke depan, kedua kakinya menyambarnyambar dan setiap kali kakinya menyambar, seorang pengeroyok roboh! Bi Lan merobohkan dua orang lagi, dan selebihnya, yang enam orang, roboh oleh tendangan kaki pemuda itu! Bi Lan yang marah sekali, menggerakkan sepasang pedangnya hendak mengirim serangan maut membunuh sepuluh orang itu, akan tetapi pemuda itu sekali berkelebat sudah berdiri di depannya

Nona, jangan membunuh mereka!

Bi Lan memandang tajam penuh selidik

Hem, kenapa

Bukankah mereka itu orang-orang jahat yang hanya membahayakan kehidupan orangorang lain

Kalau tidak dibunuh, mereka tentu aka mencelakai orang lain.

Pemuda itu menarik napas panjang lalu menurunkan Lan Lan

Anak itupun menghampiri Bi Lan dan memegang tangan Bi Lan yang masih memegang pedang

Nona, kalau setiap orang yang melakukan kejahatan di dunia ini kaubunuh, kiraku tidak akan ada yang tinggal hidup

Adakah manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya

Adakah manusia yang tidak berdosa?

Bi Lan mengerutkan alisnya

Akan tetapi, tidak semua orang menjadi perampok, pengganggu wanita dan pembunuh!

Nona, manusia itu lemah lahir batin

Bukan hanya lahirnya saja, tubuhnya saja yang le mah dan suka diserang penyakit

Juga batinnya lemah dan suka sakit

Semua orang mengalami penyakit batin ini, hanya kadarnya saja yang berbeda, ada yang ringan dan ada yang berat

Orang yang menyeleweng dari kebenaran, yang menjadi penjahat, sebenarnya hanyalah orang yang sedang sakit batinnya

Orang yang sakit harus kita tolong, kita obati, yaitu kalau yang sakit badannya

Kalau yang sakit batinnya, kitapun harus menolong dengan obat berupa nasihat, atau kalau perlu ancaman

Akan te tapi, bukan lalu membunuhnya

Ingat, nona, orang sakit dapat sembuh, dan yang sehat dapat jatuh sakit

Orang yang berbuat jahat dapat sembuh, dan yang sekarang kelihatan baikbaik saja, sekali waktu dapat jatuh dan berbuat jahat

Semua orang pernah sakit, nona

Termasuk aku sendiri

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar