Ia hendak meloncat, akan tetapi tangannya dipegang suaminya
Tunggu dulu......apakah kau ingin ia membunuh anak kita
Aku yakin ia tidak menggertak kosong belaka,
kata Han Beng sambil menunjuk ke arah kalimat terakhir itu
Giok Cu membacanya lagi,
Suheng, jangan kejar kami, karena te rpaksa aku akan membunuh Hong Lan, lalu membunuh diri sendiri.
Ahhh ...
tapi...
tapi...
bagaimana dengan anak kita ....?
Suara wanita perkasa itu mengandung tangis karena ia merasa khawatir bukan main
Han Beng merangkul is te rinya
Wajahnya sendiri juga pucat dan diam-diam ia merasa menyesal bukan main, akan te tapi dia tidak bingung seperti isterinya
Giok Cu, aku yakin bahwa ia tidak akan mencelakai anak kita, akan tetapi kalau kita mengejarnya, pasti ia akan nekat
I a seorang yang sudah putus asa, dapat melakukan apa saja.
Tapi ...
tapi ...
kenapa ia melakukan ini
Kenapa ia culik anakku?
Han Beng menarik nafas panjang
Aku dapat memakluminya
Pertama, ia masih merasa bahwa akulah yang membuat ia sengsara, aku yang menyebabkan kematian suhu, orang yang dicintanya
Karena itu ia ingin membalas dendam, ingin membuatku merasakan penderitaan kehilangan orang yang kucinta, walaupun tidak selamanya seperti yang dijanjikannya, hanya untuk sementara
Dan selain itu, iapun haus kasih sayang
Ingin menyayang dan disayang
Dan agaknya da suka sekali pada anak kita, ia ingin mencurahkan kasih sayangnya kepada ana k kita, karena itu, jangan khawatir..
Jangan khawatir, kau bilang
Aku ibu Hong Lan! Anakku diculik orang, mungkin seorang iblis betina, dan kau bilang aku jangan khawatir?
Giok Cu, aku tahu siapa Kwa Bi Lan
Sebelum menjadi murid suhu Liu Bhok Ki, ia adalah murid Siauw-lim-pai
Kemudian digembleng oleh suhu Liu Bhok Ki bahkan menjadi isterinya
Ia bukan iblis betina, ia seorang wanita berjiwa pendekar
Aku yakin ia akan memegang janji dan akan mengembalikan anak kita dalam keadaan selamat.
Giok Cu memandang suaminya dengan alis berkerut
Enak saja engkau bicara membelanya! Ia menculik anak kita, ingat
Aku diharuskan berpisah dari anakku untuk beberapa tahun, dan aku harus tinggal diam saja
Aih, apakah engkau tidak dapat merasakan bagaimana penderitaan seorang ibu kalau dipisahkan dari anaknya yang baru berusia dua tahun lebih.!
Han Beng menarik napas panjang dan menundukkan mukanya yang pucat
Aku mengaku bersalah, isteriku
Akulah yang menyebabkan semua ini, aku biang keladinya dan aku siap menerima hukuman apapun....
Melihat suaminya begitu bersedih dan menyesal, meredalah kemarahan Giok Cu dan iapun merangkul pundak suaminya dan menangis di pundak oran g yang dicintainya itu
Lalu ...
apa ..
yang harus kita lakukan ....?
Rintihnya memelas
Tidak ada yang dapat kita lakukan sementara ini kecuali ...
menunggu dan pasrah kepada Tuhan
Kelak, kalau keadaan sudah mereda, kalau ia sudah tidak mengira kita akan mencarinya lagi, barulah aku akan berusaha menyelidiki di mana ia membawa anak kita, dan akan kuusahakan untuk merebutnya kembali tanpa membahayakan anak kita
Sementara ini, maafkan aku
Akulah yang menyebabkan engkau menderita batin....
Akan tetapi
Giok Cu sudah terhibur dan dapat mengerti kebenaran ucapan suaminya
Memang berbahaya sekali kalau sekarang ia melakukan pengejaran.Wanita yang sudah putus asa itu tentu tidak akan ragu-ragu untu k membunuh Hong Lan lalu membunuh diri sendiri sebelum sempat merebut kembali anak itu! Kalau sekarang ia dibiarkan pergi, setelah beberapa lama tentu wanita itu akan mengira bahwa mereka tidak lagi melakukan pengejaran dan akan menjadi lengah
Nah, itulah saatnya mereka berusaha merebut kembali anak mereka
Melihat kedukaan gurunya, Siong Ki lalu menjatuhkan diri berlutut di depan Han Beng
Suhu, teecu yang bersalah tak mampu menjaga sumoi dengan baik
Kalau suhu mengijinkan, teecu akan pergi mencari sumoi sampai dapat dan membawanya kembali kepada suhu.
Bangkitlah dan bekerjalah sepert biasa
Juga yang rajin berlatih silat
Jangan bicarakan dengan siapapun urusan hilangnya sumoimu
Engkau tidak bersalah, Siong Ki,
kata Han Beng dan diapun menggandeng is terinya, diajak masuk ke dalam rumah
Sejak hari itu, suami isteri pendekar ini merasa hidup mereka tidak le ngkap lagi
Mereka telah berusaha setelah lewat beberapa bulan untuk mencari anak mereka yang dilarikan Bi Lan, namun tidak berhasil
Bi Lan menghilang tanpa meninggalkan jejak
Tentu saja Bu Giok Cu menderita batin yang cukup hebat, merasa gelisah selalu
Lebih-lebih Han Beng karena pendekar ini merasa bahwa ialah yang bersalah, dan dia menganggap hal ini sebagai hukuman dari mendiang gurunya
Seringkali dia duduk melamun dan mengeluh
Kenapa selama hidupnya gurunya itu, Sin-tiauw Liu Bhok Ki Si Rajawali Sakti, mengisi hidupnya dengan dendam dan pembalasan
Mula-mula selama puluhan tahun, gurunya itu membalas dendamnya secara keji sekali terhadap is terinya dan kekasih isterinya karena penyelewengan isterinya
Biarpun dirinya sudah membunuh mereka, dendamnya belum juga hilang dan dia masih
menyiksa
isteri dan kekasih isterinya itu dengan membiarkan kepala mereka selalu bersamanya! Kini, gurunya yang sudah mati itupun melampiaskan dendamnya kepadanya karena kesalahannya tidak mentaati perintahnya menikah dengan Kwa Bi Lan
Dan pembalasan dendam ini dilakukan mendiang suhunya melalui Bi Lan! Mungkinkah Kwa Bi Lan setelah menjadi murid dan is teri Liu Bhok Ki, mewarisi pula watak pendendam yang hebat itu
Karena tidak adanya Hong Lan, Han Beng menggemble ng The Siong Ki dengan sungguhsungguh
Dan anak ini memang berbakat baik sekali sehingga memperoleh kemajuan pesat
-ooo0dw0ooo- Ke manakah perginya Kwa Bi Lan yang membawa lari Si Hong Lan sehingga setelah lewat beberapa bulan, suami isteri perkasa dari Hongcun itu tidak berhasil menemukan jejaknya
Mari kita ikut jejak Bi Lan setelah ia meninggalkan dusun Hong-cun sambil memondong Hong Lan
Biarpun Kwa Bi Lan bersikap manis kepada Hong Lan, menghiburnya sepanjang jalan, bahkan membelikan pakaian dan mainan di toko, te tap saja Hong Lan mulai rewel ketika ia te ringat akan ayah bundanya dan merindukan mereka, juga merindukan Siong Ki
Berulang kali ia rewel, menangis dan minta pulang
Bi Lan yang tidak mempunyai pengalaman dengan anak-anak, berusaha semampunya untuk menghibur, namun Hong Lan tetap menangis
Saking jengkel dan sedihnya, ketika pada suatu malam Hong Lan menangis terus di dalam kamar sebuah rumah penginapan, Bi Lan juga ikut menangis! Dan sungguh aneh, begitu Bi Lan menangis, Hong Lan berhenti menangis! Anak itu memandang Bi Lan yang menangis dengan kedua mata merah
Sinar matanya penuh kehe ranan, bahkan mengandung iba
Bibi ...
kenapa menangis ?
Sungguh aneh, begitu mendengar anak itu berhenti menangis dan bertanya kepadanya mengapa ia menangis, Bi Lan makin mengguguk menangis, merangkul anak itu dan tangisnya menjadi tersedu-sedu! Sudah terlalu lama ia tidak menangis, te rlalu lama memendam duka yang disembunyikan saja di dalam hatinya, tidak pernah mendapat kesempatan mengeluarkan duka nestapa yang menekan hatinya
Kini ditanya mengapa ia menangis ole h suara kanak-kanak itu, ia menjadi demikian sedih, demikian te rharu sehingga ia terguguk se perti anak kecil! Hong Lan semakin kasihan kepada wanita yang selama ini amat manis dan baik kepadanya, yang agaknya bahkan le bih baik dan le bih sayang padanya daripada ibunya sendiri
Maka, melihat wanita ini mengguguk, iapun merangkul dan mencium pipi yang basah itu
Bibi, jangan menangis ...
bibi, jangan menangis.....
Ia merengek, agak ketakutan melihat wanita itu menangis begitu sedihnya
Mendengar ini, Bi Lan mengerahkan te naganya untuk menahan dan menghentikan tangisnya
Ia mengangkat mukanya yang masih basah, dan ia memaksa tersenyum sambil memandang wajah anak itu yang juga masih basah
Tidak, aku tidak menangis, Hong Lan sayang, aku tidak menangis......lihat, aku sudah tertawa.
Hong Lan menatap wajah itu
Wajah yang memelas sekali, nampaknya saja mulut itu te rsenyum ramah, akan tetapi dua matanya merah dan pipinya basah mata
Tangis campur tawa yang mengharukan
Namun, anak itu agaknya le ga begitu Bi Lan tidak mengguguk lagi
De ngan jari tangannya yang kecil-kecil, Hong Lan mengusap bawah kedua mata Bi Lan
Bibi, kenapa tadi menangis?
Hong Lan menciumnya penuh kasih sayang
Ia dapat merasakan kehangatan kasih sayang anak itu kepadanya dan le bih dari pada itu, kehangatan rasa cinta kasihnya kepada anak itu! Alangkah melegakan dan membahagiakan, dapat mencurahkan kasih sayang kepada seseorang, apa lagi kalau dibalasnya! Dibalas atau tidak, mencurahkan kasih sayang ke seseorang merupakan kebahagiaan yang sejak kematian suaminya tak pernah ia rasakan lagi! Dan kini, seluruh kerinduannya akan kasih sayang, baik memberi atau menerima, ia curahkan kepada Hong Lan!
Anakku yang baik
aku menangis karena melihat engkau menangis, aku bersedih kalau engkau menangis, Hong Lan.
Aku tidak akan menangis lagi, bibi....
Bi Lan menciumnya dan mendekap muka anak itu ke dadanya
Anakku ...
kau anakku yang manis, kenapa kau tidak menyebut ibu kepadaku
Sebut aku ibu, Hong Lan ...
Tapi..
engkau bukan ibuku ......
Hong Lan memandang ragu
Bi Lan kembali menciumnya penuh kasih sayang
Anakku, mulai sekarang, aku jadi pengganti ibumu, juga pengganti ayahmu, pengganti suhengmu, pengganti segalanyanya
Sebut aku ibu dan engkau membuat aku senang sekali, Lan Lan!
Hong Lan te rbelalak girang mendengar sebutan itu
Ibu juga memanggilku Lan Lan!
Bi Lan te rse nyum
Tentu saja, dan akupun sekarang menjadi ibumu dan memanggilmu Lan Lan
Nah, kau mau bukan menjadi anakku dan menyebutku ibu?
Lan Lan te rsenyum dan mencium pipi wanita itu,
Aku senang sekali, ibu.
Bi Lan mendekap ana k itu dan merasa berbahagia bukan main
Dan sejak malam itu, benar saja Lan Lan tidak pernah rewel lagi
Bahkan karena pandainya Bi Lan menghiburnya, dan mengajaknya melihat-lihat kota-kota yang ramai, pemandangan yang indah-indah, lambat laun Lan Lan mulai melupakan ayah, ibu dan suhengnya
Mereka itu makin kabur seperti merupakan bayang-bayang dalam mimpi saja
Sebulan setelah Bi Lan melarikan Lan Lan dari rumahnya, pada suatu siang jalanannya melalui sebuah hutan di tepi sungai
Ia memang menuju ke barat untuk pulang ke Kim-hong-san, tempat tinggal mendiang suaminya, untuk hidup di sana berdua dengan Lan Lan
Karena berjalan ke barat melawan arus air Sungai Huang ho, maka ia melakukan perjalanan lewat darat, menyusuri sepanjang pantai sungai yang amat le bar itu
Dan siang itu, sambil memondong Lan Lan yang kini tidak rewel lagi, Bi Lan berjalan memasuki hutan di pantai sungai
Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya karena pendengarannya menangkap gerakan orang di belakangnya
Ia menengok dengan cepat dan melihat bayangan orang berkelebat cepat sekali, menyelinap lenyap di antara pohon-pohon
Ia tidak dapat melihat jelas karena gerakan orang itu cepat sekali, hanya tahu bahwa orang itu tentu seorang pria yang berpakaian serba biru
Karena sampai beberapa lamanya ia menanti, tidak ada gerakan yang mencurigakan, iapun melanjutkan perjalanan
Baru puluhan langkah ia berjalan, ia berhenti lagi karena te rdengar tiupan suling yang amat merdu
Suara suling itu meliuk-liuk, turun naik dengan getaran halus
Bi Lan memejamkan kedua matanya
Suara suling itu demikian indah, melengking halus dan seperti menarik-narik jantungnya, dan tak terasa lagi dua titik air mata te rgenang di pelupuk matanya
Tiupan suling itu demikian merdu, demikian indah, akan tetapi juga mengharukan seperti tangis sebuah hati yang merana
Sepantasnya orang yang meniup suling seperti itu adalah seorang yang sedang dilanda duka, pikirnya
Akan te tapi, sungguh mengherankan
Siapa pula yang pandai meniup suling seperti itu di tengah hutan lebat yang sunyi ini
Bi Lan melihat pula betapa Lan Lan juga memperhatikan suara itu
Ibu, suara apakah itu?
Itu suara suling, Lan Lan
Suara suling yang ditiup oleh seorang ahli, amat indahnya.
Seperti ada yang menangis, ibu,
kata anak itu
Betapa tajam dan peka perasaan anakku ini, pikir Bi Lan dengan bangga
Memang tak salah lagi, peniup suling itu dilanda kesedihan dan tangis dari hatinya keluar melalui tiupan sulingnya