Naga Beracun Bab 033

Ia hendak meloncat, akan tetapi tangannya dipegang suaminya

Tunggu dulu......apakah kau ingin ia membunuh anak kita

Aku yakin ia tidak menggertak kosong belaka,

kata Han Beng sambil menunjuk ke arah kalimat terakhir itu

Giok Cu membacanya lagi,

Suheng, jangan kejar kami, karena te rpaksa aku akan membunuh Hong Lan, lalu membunuh diri sendiri.

Ahhh ...

tapi...

tapi...

bagaimana dengan anak kita ....?

Suara wanita perkasa itu mengandung tangis karena ia merasa khawatir bukan main

Han Beng merangkul is te rinya

Wajahnya sendiri juga pucat dan diam-diam ia merasa menyesal bukan main, akan te tapi dia tidak bingung seperti isterinya

Giok Cu, aku yakin bahwa ia tidak akan mencelakai anak kita, akan tetapi kalau kita mengejarnya, pasti ia akan nekat

I a seorang yang sudah putus asa, dapat melakukan apa saja.

Tapi ...

tapi ...

kenapa ia melakukan ini

Kenapa ia culik anakku?

Han Beng menarik nafas panjang

Aku dapat memakluminya

Pertama, ia masih merasa bahwa akulah yang membuat ia sengsara, aku yang menyebabkan kematian suhu, orang yang dicintanya

Karena itu ia ingin membalas dendam, ingin membuatku merasakan penderitaan kehilangan orang yang kucinta, walaupun tidak selamanya seperti yang dijanjikannya, hanya untuk sementara

Dan selain itu, iapun haus kasih sayang

Ingin menyayang dan disayang

Dan agaknya da suka sekali pada anak kita, ia ingin mencurahkan kasih sayangnya kepada ana k kita, karena itu, jangan khawatir..

Jangan khawatir, kau bilang

Aku ibu Hong Lan! Anakku diculik orang, mungkin seorang iblis betina, dan kau bilang aku jangan khawatir?

Giok Cu, aku tahu siapa Kwa Bi Lan

Sebelum menjadi murid suhu Liu Bhok Ki, ia adalah murid Siauw-lim-pai

Kemudian digembleng oleh suhu Liu Bhok Ki bahkan menjadi isterinya

Ia bukan iblis betina, ia seorang wanita berjiwa pendekar

Aku yakin ia akan memegang janji dan akan mengembalikan anak kita dalam keadaan selamat.

Giok Cu memandang suaminya dengan alis berkerut

Enak saja engkau bicara membelanya! Ia menculik anak kita, ingat

Aku diharuskan berpisah dari anakku untuk beberapa tahun, dan aku harus tinggal diam saja

Aih, apakah engkau tidak dapat merasakan bagaimana penderitaan seorang ibu kalau dipisahkan dari anaknya yang baru berusia dua tahun lebih.!

Han Beng menarik napas panjang dan menundukkan mukanya yang pucat

Aku mengaku bersalah, isteriku

Akulah yang menyebabkan semua ini, aku biang keladinya dan aku siap menerima hukuman apapun....

Melihat suaminya begitu bersedih dan menyesal, meredalah kemarahan Giok Cu dan iapun merangkul pundak suaminya dan menangis di pundak oran g yang dicintainya itu

Lalu ...

apa ..

yang harus kita lakukan ....?

Rintihnya memelas

Tidak ada yang dapat kita lakukan sementara ini kecuali ...

menunggu dan pasrah kepada Tuhan

Kelak, kalau keadaan sudah mereda, kalau ia sudah tidak mengira kita akan mencarinya lagi, barulah aku akan berusaha menyelidiki di mana ia membawa anak kita, dan akan kuusahakan untuk merebutnya kembali tanpa membahayakan anak kita

Sementara ini, maafkan aku

Akulah yang menyebabkan engkau menderita batin....

Akan tetapi

Giok Cu sudah terhibur dan dapat mengerti kebenaran ucapan suaminya

Memang berbahaya sekali kalau sekarang ia melakukan pengejaran.Wanita yang sudah putus asa itu tentu tidak akan ragu-ragu untu k membunuh Hong Lan lalu membunuh diri sendiri sebelum sempat merebut kembali anak itu! Kalau sekarang ia dibiarkan pergi, setelah beberapa lama tentu wanita itu akan mengira bahwa mereka tidak lagi melakukan pengejaran dan akan menjadi lengah

Nah, itulah saatnya mereka berusaha merebut kembali anak mereka

Melihat kedukaan gurunya, Siong Ki lalu menjatuhkan diri berlutut di depan Han Beng

Suhu, teecu yang bersalah tak mampu menjaga sumoi dengan baik

Kalau suhu mengijinkan, teecu akan pergi mencari sumoi sampai dapat dan membawanya kembali kepada suhu.

Bangkitlah dan bekerjalah sepert biasa

Juga yang rajin berlatih silat

Jangan bicarakan dengan siapapun urusan hilangnya sumoimu

Engkau tidak bersalah, Siong Ki,

kata Han Beng dan diapun menggandeng is terinya, diajak masuk ke dalam rumah

Sejak hari itu, suami isteri pendekar ini merasa hidup mereka tidak le ngkap lagi

Mereka telah berusaha setelah lewat beberapa bulan untuk mencari anak mereka yang dilarikan Bi Lan, namun tidak berhasil

Bi Lan menghilang tanpa meninggalkan jejak

Tentu saja Bu Giok Cu menderita batin yang cukup hebat, merasa gelisah selalu

Lebih-lebih Han Beng karena pendekar ini merasa bahwa ialah yang bersalah, dan dia menganggap hal ini sebagai hukuman dari mendiang gurunya

Seringkali dia duduk melamun dan mengeluh

Kenapa selama hidupnya gurunya itu, Sin-tiauw Liu Bhok Ki Si Rajawali Sakti, mengisi hidupnya dengan dendam dan pembalasan

Mula-mula selama puluhan tahun, gurunya itu membalas dendamnya secara keji sekali terhadap is terinya dan kekasih isterinya karena penyelewengan isterinya

Biarpun dirinya sudah membunuh mereka, dendamnya belum juga hilang dan dia masih

menyiksa

isteri dan kekasih isterinya itu dengan membiarkan kepala mereka selalu bersamanya! Kini, gurunya yang sudah mati itupun melampiaskan dendamnya kepadanya karena kesalahannya tidak mentaati perintahnya menikah dengan Kwa Bi Lan

Dan pembalasan dendam ini dilakukan mendiang suhunya melalui Bi Lan! Mungkinkah Kwa Bi Lan setelah menjadi murid dan is teri Liu Bhok Ki, mewarisi pula watak pendendam yang hebat itu

Karena tidak adanya Hong Lan, Han Beng menggemble ng The Siong Ki dengan sungguhsungguh

Dan anak ini memang berbakat baik sekali sehingga memperoleh kemajuan pesat

-ooo0dw0ooo- Ke manakah perginya Kwa Bi Lan yang membawa lari Si Hong Lan sehingga setelah lewat beberapa bulan, suami isteri perkasa dari Hongcun itu tidak berhasil menemukan jejaknya

Mari kita ikut jejak Bi Lan setelah ia meninggalkan dusun Hong-cun sambil memondong Hong Lan

Biarpun Kwa Bi Lan bersikap manis kepada Hong Lan, menghiburnya sepanjang jalan, bahkan membelikan pakaian dan mainan di toko, te tap saja Hong Lan mulai rewel ketika ia te ringat akan ayah bundanya dan merindukan mereka, juga merindukan Siong Ki

Berulang kali ia rewel, menangis dan minta pulang

Bi Lan yang tidak mempunyai pengalaman dengan anak-anak, berusaha semampunya untuk menghibur, namun Hong Lan tetap menangis

Saking jengkel dan sedihnya, ketika pada suatu malam Hong Lan menangis terus di dalam kamar sebuah rumah penginapan, Bi Lan juga ikut menangis! Dan sungguh aneh, begitu Bi Lan menangis, Hong Lan berhenti menangis! Anak itu memandang Bi Lan yang menangis dengan kedua mata merah

Sinar matanya penuh kehe ranan, bahkan mengandung iba

Bibi ...

kenapa menangis ?

Sungguh aneh, begitu mendengar anak itu berhenti menangis dan bertanya kepadanya mengapa ia menangis, Bi Lan makin mengguguk menangis, merangkul anak itu dan tangisnya menjadi tersedu-sedu! Sudah terlalu lama ia tidak menangis, te rlalu lama memendam duka yang disembunyikan saja di dalam hatinya, tidak pernah mendapat kesempatan mengeluarkan duka nestapa yang menekan hatinya

Kini ditanya mengapa ia menangis ole h suara kanak-kanak itu, ia menjadi demikian sedih, demikian te rharu sehingga ia terguguk se perti anak kecil! Hong Lan semakin kasihan kepada wanita yang selama ini amat manis dan baik kepadanya, yang agaknya bahkan le bih baik dan le bih sayang padanya daripada ibunya sendiri

Maka, melihat wanita ini mengguguk, iapun merangkul dan mencium pipi yang basah itu

Bibi, jangan menangis ...

bibi, jangan menangis.....

Ia merengek, agak ketakutan melihat wanita itu menangis begitu sedihnya

Mendengar ini, Bi Lan mengerahkan te naganya untuk menahan dan menghentikan tangisnya

Ia mengangkat mukanya yang masih basah, dan ia memaksa tersenyum sambil memandang wajah anak itu yang juga masih basah

Tidak, aku tidak menangis, Hong Lan sayang, aku tidak menangis......lihat, aku sudah tertawa.

Hong Lan menatap wajah itu

Wajah yang memelas sekali, nampaknya saja mulut itu te rsenyum ramah, akan tetapi dua matanya merah dan pipinya basah mata

Tangis campur tawa yang mengharukan

Namun, anak itu agaknya le ga begitu Bi Lan tidak mengguguk lagi

De ngan jari tangannya yang kecil-kecil, Hong Lan mengusap bawah kedua mata Bi Lan

Bibi, kenapa tadi menangis?

Hong Lan menciumnya penuh kasih sayang

Ia dapat merasakan kehangatan kasih sayang anak itu kepadanya dan le bih dari pada itu, kehangatan rasa cinta kasihnya kepada anak itu! Alangkah melegakan dan membahagiakan, dapat mencurahkan kasih sayang kepada seseorang, apa lagi kalau dibalasnya! Dibalas atau tidak, mencurahkan kasih sayang ke seseorang merupakan kebahagiaan yang sejak kematian suaminya tak pernah ia rasakan lagi! Dan kini, seluruh kerinduannya akan kasih sayang, baik memberi atau menerima, ia curahkan kepada Hong Lan!

Anakku yang baik

aku menangis karena melihat engkau menangis, aku bersedih kalau engkau menangis, Hong Lan.

Aku tidak akan menangis lagi, bibi....

Bi Lan menciumnya dan mendekap muka anak itu ke dadanya

Anakku ...

kau anakku yang manis, kenapa kau tidak menyebut ibu kepadaku

Sebut aku ibu, Hong Lan ...

Tapi..

engkau bukan ibuku ......

Hong Lan memandang ragu

Bi Lan kembali menciumnya penuh kasih sayang

Anakku, mulai sekarang, aku jadi pengganti ibumu, juga pengganti ayahmu, pengganti suhengmu, pengganti segalanyanya

Sebut aku ibu dan engkau membuat aku senang sekali, Lan Lan!

Hong Lan te rbelalak girang mendengar sebutan itu

Ibu juga memanggilku Lan Lan!

Bi Lan te rse nyum

Tentu saja, dan akupun sekarang menjadi ibumu dan memanggilmu Lan Lan

Nah, kau mau bukan menjadi anakku dan menyebutku ibu?

Lan Lan te rsenyum dan mencium pipi wanita itu,

Aku senang sekali, ibu.

Bi Lan mendekap ana k itu dan merasa berbahagia bukan main

Dan sejak malam itu, benar saja Lan Lan tidak pernah rewel lagi

Bahkan karena pandainya Bi Lan menghiburnya, dan mengajaknya melihat-lihat kota-kota yang ramai, pemandangan yang indah-indah, lambat laun Lan Lan mulai melupakan ayah, ibu dan suhengnya

Mereka itu makin kabur seperti merupakan bayang-bayang dalam mimpi saja

Sebulan setelah Bi Lan melarikan Lan Lan dari rumahnya, pada suatu siang jalanannya melalui sebuah hutan di tepi sungai

Ia memang menuju ke barat untuk pulang ke Kim-hong-san, tempat tinggal mendiang suaminya, untuk hidup di sana berdua dengan Lan Lan

Karena berjalan ke barat melawan arus air Sungai Huang ho, maka ia melakukan perjalanan lewat darat, menyusuri sepanjang pantai sungai yang amat le bar itu

Dan siang itu, sambil memondong Lan Lan yang kini tidak rewel lagi, Bi Lan berjalan memasuki hutan di pantai sungai

Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya karena pendengarannya menangkap gerakan orang di belakangnya

Ia menengok dengan cepat dan melihat bayangan orang berkelebat cepat sekali, menyelinap lenyap di antara pohon-pohon

Ia tidak dapat melihat jelas karena gerakan orang itu cepat sekali, hanya tahu bahwa orang itu tentu seorang pria yang berpakaian serba biru

Karena sampai beberapa lamanya ia menanti, tidak ada gerakan yang mencurigakan, iapun melanjutkan perjalanan

Baru puluhan langkah ia berjalan, ia berhenti lagi karena te rdengar tiupan suling yang amat merdu

Suara suling itu meliuk-liuk, turun naik dengan getaran halus

Bi Lan memejamkan kedua matanya

Suara suling itu demikian indah, melengking halus dan seperti menarik-narik jantungnya, dan tak terasa lagi dua titik air mata te rgenang di pelupuk matanya

Tiupan suling itu demikian merdu, demikian indah, akan tetapi juga mengharukan seperti tangis sebuah hati yang merana

Sepantasnya orang yang meniup suling seperti itu adalah seorang yang sedang dilanda duka, pikirnya

Akan te tapi, sungguh mengherankan

Siapa pula yang pandai meniup suling seperti itu di tengah hutan lebat yang sunyi ini

Bi Lan melihat pula betapa Lan Lan juga memperhatikan suara itu

Ibu, suara apakah itu?

Itu suara suling, Lan Lan

Suara suling yang ditiup oleh seorang ahli, amat indahnya.

Seperti ada yang menangis, ibu,

kata anak itu

Betapa tajam dan peka perasaan anakku ini, pikir Bi Lan dengan bangga

Memang tak salah lagi, peniup suling itu dilanda kesedihan dan tangis dari hatinya keluar melalui tiupan sulingnya

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar