Naga Beracun Bab 027

Di sana aku dipelihara dan dididik selama tiga tahun dan hari ini aku oleh Cia Ma dijual kepada seorang pembesar Coa di kota raja

Sepuluh orang ini mengawalku ke rumah pembes ar itu dan di te mpat ini, aku melihat kesempatan untuk melarikan diri.

Mo-li mendengarkan dengan kagum dan ia melihat sabuk sutera yang masih mengikat kedua tangan gadis kecil itu

Kenapa baru sekarang engkau melarikan diri dan sampai tiga tahun tinggal rumah kotor itu?

tanyanya ragu

Begini, bibi, eh

subo

Ketika aku oleh paman jahanam itu dijual kepada Cia Ma, aku sudah memberontak dan melawan, bahkan aku sempat melarikan diri

Akan tetapi aku tertangkap kembali dan aku lalu menggunakan sias at untuk menurut dan tidak memberontak

De ngan demikian

selain mendapatkan perlakukan wajar, aku diajar pula membaca, menulis dan lain kesenian, dan aku memperoleh kebebasan

Aku selalu mencari kesempatan baik

Siapa kira, nenek gendut itu menjualku kepada pembesar itu

Maka, dalam perjalanan aku nekat mencoba untuk melarikan diri.

Mo-li mengangguk-angguk

Ia suka kepada anak ini, tertarik melihat sikapnya, akan tetapi ia tidak te rtarik mendengar riwayatnya, tidak ingin tahu siapa keluarga anak ini yang katanya dibasmi orang jahat

Baiklah, kalau engkau mau belajar dengan rajin, aku mau mengajarkan ilmuku kepadamu

Akan te tapi sekali saja engkau mengecewakan hatiku atau bermalas-malasan, engkau akan kubunuh!

Diam-diam bergidik juga hati Cin Cin mendengar ancaman ini, dan ia yang menjadi pute ri ketua perkumpulan orang gagah He k-houw-pang dan banyak mendengar te ntang orang-orang kangouw yang aneh, dapat menduga bahwa wanita cantik ini te ntu seorang tokoh sesat

Baik, subo

Aku akan selalu mentaati perintah subo.

Nah

majulah ke sini!

kata Mo-li dan begitu Cin Cin melangkah maju, tangannya bergerak

Cin Cin hanya merasa ada renggutan pada tali yang mengikat kedua tnngannya dan tali sabuk sutera itupun putus! Ia semakin kagum

Gurunya itu tidak kelihatan menyentuh sabuk sutera itu, akan tetapi sabuk itu putus

Mari kita pergi!

kata pula Mo-li dengan singkat

Nanti dulu, subo.

Ehh?

Mo-li memandang dengan alis berkerut, matanya mencorong

Kembali Cin Cin merasa ngeri

Ia harus berhati-hati menghadapi gurunya ini

Salah-salah sekali tangan gurunya bergerak, belum ia tahu apa yang te rjadi, ia sudah menggeletak dan tewas seperti sepuluh orang itu!

Subo, di sana masih ada kusir kereta

Apakah dia dibiarkan saja menjadi saksi semua ini?

Ia menuding ke arah jalan di mana nampak sebuah kereta

Pada saat itu, terdengar suara dari kereta itu

Heiii! Kenapa lama amat menangkap anak itu

Kalian cepat kembali ke sini agar dapat melanjutkan perjalanan!

Itulah suara kusir kereta

Mari kita ke s ana!

kata Mo-li sambil berlari ke arah jalan itu, diikuti ole h Cin Cin

Kusir kereta memandang heran ketika melihat anak perempuan itu datang bersama seorang wanita cantik dan tidak nampak seorangpun di antara pengawal yang melakukan pengejaran tadi

Ketika Mo-li tiba di depannya, kusir itu memandang heran dan kagum

Siapa engkau

Mana mereka dan apa yang terjadi ?

Baru saja dia menutup mulutnya, dia te rpelanting roboh dari atas kereta, terjungkal dan te was seketika

De ngan tenang Mo-li berpaling kepada Cin Cin

Apakah masih ada lagi di antara mereka?

Cin Cin menelan ludah

Kalau sepuluh orang tadi roboh dibunuh, ia tidak merasa ngeri bahkan bersyukur karena mereka merupakan ancaman baginya

Akan te tapi selama dalam perjalanan kusir kereta itu tidak pernah bersikap galak dan tingkah lakunya tidak seperti sepuluh orang tukang pukul itu

Melihat dia dibunuh seperti itu oleh gurunya, mau tidak mau ia merasa ngeri juga

Gurunya ini mengingatkan ia akan para penjahat yang mengamuk di He k-houw-pang

Sekejam mereka, kalau tidak lebih kejam lagi malah

Akan tetapi ia perlu mempelajari ilmu silat tinggi

Kelak ia harus mencari para pembunuh ayahnya, dan mencari penjahat yang menculik ibunya

Tanpa ilmu yang tinggi, ia hanya akan menjadi beban penghinaan orang lain

Ia kelak juga harus mencari Lai Kun, untuk menghukumnya

Mo-li memilih dua ekor kuda te rbaik di antara kuda-kuda yang berada di situ, kemudian mengajak muridnya naik kuda dan pergi dari situ

Ia sama sekali tidak bicara, dan Cin Cin juga tidak bertanya apa-apa, hanya mengikuti gurunya

-ooo0dw0ooo- The Siong Ki baru berusia enam tahun, akan tetapi dia seorang anak yang cerdik dan pemberani

Dalam usia sekecil itu, dia telah kehilangan ayah ibunya

Bahkan dalam keadaan putus asa ditinggalkan orang tuanya, harapannya timbul ketika dia berte mu Poa Liu Hwa, is tri pangcu (ketua) He k-houw pang dan dia diangkat murid oleh Poa Liu Hwa

Akan tetapi, harapan itu hancur kembali ketika dia melihat betapa subo (ibu guru) itu bukan seorang wanita yang memiliki kepandaian tinggi

Bahkan menghadapi musuhnya menjadi tidak berdaya, dan hal ini mengecewakan hatinya

Apa lagi ketika muncul laki-laki tinggi besar bernama Lie Koan Tek itu, yang menurut keterangan dari pria muda tampan yang menyerang subonya, adalah pembunuh ayahnya, dia diam-diam segera meninggalkan te mpat subonya berkelahi

Dia harus pergi, mencari guru yang le bih tangguh dan dia tahu ke mana harus mencari guru yang sakti

Dia te ringat akan pendekar sakti Si Han Beng yang berjuluk Huangho Sin-liong (N aga Sakti Sungai Kuning), yang berte mpat tinggal di dusun Hong-cun di le mbah Huang-ho

Dia tahu bahwa Kam Cin atau Cin Cin, pute ri subonya itu sendiri diantar oleh paman gurunya, Lai Kun untuk mengungsi ke Hong-cun dan menjadi murid pendekar sakti itu

Dia akan menyusul ke sana dan dia akan mohon agar dite rima menjadi murid, bersama Cin Cin! Untuk menjamin keselamatannya dalam perjalanan, Siong Ki sengaja membiarkan pakaiannya compang-camping seperti seorang anak je mbel

Dengan demikian tidak ada orang yang suka mendekatinya apa lagi mengganggunya

Gangguan orang lain selalu hanya karena yang diganggu memiliki kelebihan, yaitu keindahan pakaian dan uang, ketampanan atau kecantikan wajah, kepandaian dan sebagainya yang menimbulkan iri hati dalam hati orang lain

Siapa yang akan mengganggu seorang anak jembel yang kotor, miskin, bodoh dan papa

Padahal, Siong Ki menyimpan perak cukup banyak, bahkan sedikit emas, untuk bekal

De ngan cara menghemat, juga tidak sampai ketahuan orang lain kalau dia membelanjakannya, dia dapat melakukan perjalan yang amat jauh itu dengan selamat

Beberapa bulan kemudian, tibalah ia di lembah Huang-ho dan dengan bertanya-tanya, akhirnya dapat juga ia memperoleh keterangan di mana adanya dusun Hong-cun, te mpat tinggal pendekar sakti Si Han Beng itu

Tentu saja ia cukup cerdik untuk tidak menyebut-nyebut nama pendekar itu, karena hal ini akan menimbulkan kecurigaan dan menarik perhatian orang

Tentu mengherankan kalau seorang anak pengemis bertanya-tanya tentang seorang pendekar sakti seperti Huang-ho Sin-liong Si Han Beng itu! Akhirnya, setelah melakukan perjalanan yang amat jauh dan lama karena dia mencari-cari dan bertanya-tanya sepanjang jalan, pada siang hari itu Siong Ki berhasil tiba di pekarangan depan rumah pendekar sakti Si Han Beng

Tentu saja setelah tiba di dusun Hong-cun, amat mudah bagi Siong Ki mencari rumah besar itu

Semua orang mengenal keluarga Si ini

Si Han Beng adalah seorang pendekar sakti, walaupun dia dan keluarganya hidup se derhana sebagai petani di dusun itu

Melihat keadaan keluarganya yang hidup sederhana, tentu tidak ada orang yang menyangka bahwa dia adalah Naga Sakti Sungai Huang-ho yang namanya pernah menggemparkan dunia kangouw, te rutama di sepanjang sungai besar itu

Si Han Beng masih muda, baru dua puluh tujuh tahun usianya, namun dia sudah membuat nama besar dengan sepak te rjangnya yang gagah perkasa

Tubuhnya tinggi besar dan gagah, wajahnya tampan dan sikapnya pendiam

Pakaiannya sederhana seperti petani biasa

Satu-satunya yang menunjukkan bahwa dia seorang pendekar sakti barangkali adalah matanya

Mata itu mencorong seperti mata seekor seekor naga! Dia telah mewarisi ilmu-ilmu dari Si Rajawali Sakti Liu Bhok Ki, dari Raja Pengemis Sinciang Kai-ong, dan terakhir sekali dari pertapa sakti Pek I Tojin

Tidak mengherankan kalau Si Han Beng memiliki ilmu kepandaian yang bebat

Isterinya juga seorang pendekar wanita yang tingkat kepandaiannya hampir menandingi suaminya

Isterinya bernama Bu Giok Cu, baru berusia duapuluh lima tahun

Wanita ini cantik jelita, lincah jenaka dan cerdik

I a pernah mewaris i ilmu-ilmu yang dahsyat dan ganas dari Ban-tok Mo-li (Iblis Betina Selaksa Racun), kemudian digemble ng oleh Hek Bin Hwesio, seorang pendeta Siauw-Lim-pai yang suka mengembara dan yang memiliki ilmu kepandaian hebat

Tiga tahun mereka menikah dan mereka mempunyai seorang anak perempuan yang mereka beri nama Si Hong Lan dengan panggilan seharihari Lan Lan

Anak itu kini sudah dua tahun usianya

Seorang anak yang sehat dan mungil

De ngan jantung berdebar karena te gang, harapharap cemas, Siong Ki berdiri di pekarangan rumah keluarga Si

Dia mengharapkan akan melihat Kam Cin di situ

Kalau saja Cin Cin yang lebih dahulu keluar dan melihatnya, tentu anak perempuan itu akan mengenalnya

Karena mereka adalah kawan bermain sejak kecil

Dan perjumpaan itu tentu akan memudahkan dia untuk menghadap pendekar sakti Si Han Beng, untuk mohon agar dite rima sebagai murid, seperti halnya Cin Cin

Akan te tapi yang keluar adalah seorang laki-laki setengah tua yang berpakaian seperti pelayan

Melihat seorang anak laki-laki berpakaian je mbel berdiri di pekarangan, laki-laki itu menghampiri dan mene gurnya

Mau apa engkau berdiri di s ini

Ayo cepat pergi, anak malas!

Siong Ki mengamati orang itu

Pasti bukan pendekar sakti Si Han Beng pikirnya

Menurut cerita yang didenngarnya, pendekar besar itu belum ada tiga puluh tahun usianya, sedangkan pria ini sedikitnya tentu empatpuluh tahun.Dan te guran itu demikian kakunya, begitu berte mu, tanpa alasan dia dimaki sebagai anak malas

Paman, aku bukan anak pemalas,

ia membantah

Orang itu mendekat dan matanya memancarkan kemarahan

Apa

Engkau bukan anak pemalas

Lihat pakaianmu

Engkau seorang pengemis, bukan

Semua pengemis yang bertubuh sehat dan tidak cacat adalah pemalas! Tidak mau bekerja

Engkau te ntu bukan anak dusun ini, karena di sini tidak ada pengemis

Hayo cepat pergi, jangan berdiri saja di pekarangan ini

Lebih baik engkau segera keluar dari dusun ini karena takkan ada seorangpun suka memberi derma kepada seorang pemalas!

Wajah Siong Ki berubah kemerahan

Dia marah sekali, akan tetapi dia masih dapat menahan kesabarannya, karena tengingat bahwa dia telah berada di pekarangan rumah pendekar yang dia harapkan suka menerimanya sebagai murid

Paman, kuharap paman jangan menilai seseorang dari pakaiannya

Aku melakukan perjalanan jauh dan demi keamanan di dalam perjalanan, aku sengaja mengenakan pakaian yang butut agar disangka pengemis dan tidak diganggu orang

Aku bukan pemalas, dan tidak pernah minta-minta, paman

Kalau paman tidak percaya, ini masih ada sisa bekalku untuk biaya perjalananku.

Dia mengeluarkan kantung kecil di mana masih ada dua potong emas dan beberapa potong perak

Ketika dia membuka kantong kecil itu dan memperlihatkan isinya orang itu te rcengang, akan tetapi pandang matanya terhadap Siong Ki berubah

Kini penuh perhatian dan te rtarik

Hemm, anak yang aneh, siapakah kau dan mengapa pula engkau datang ke sini?

Panjang ceritanya, paman

Aku datang ke sini untuk menghadap tai-hiap (Pendekar bes ar) Si Han Beng

Kalau paman seorang di antara para penghuni rumah ini, kuharap paman suka memberitahukan kepada Si-taihiap bahwa aku mohon menghadap.



Nanti dulu, tidak begitu mudah untuk berte mu dengan Si-taihiap, apalagi seorang anak kecil seperti engkau

Katakan dulu siapa namamu, dan dari mana engkau datang sehingga aku akan mempertimbangkan apakah sudah pantas kulaporkan kepadanya tentang kunjunganmu.

Kini tahulah Siong Ki bahwa orang ini adalah seorang pelayan, atau setidaknya seorang pembantu dari keluarga Si, maka giranglah hatinya dan diapun bersikap lebih ramah dan sopan

Paman yang baik, te rima kasih sebelumnya atas kebaikanmu

Namaku adalah The Siong Ki

Harap paman laporkan kepada Si Tai-hiap bahwa ayahku adalah murid He k-houw-pang, suheng dari ketua He k-houw-pang dan bahwa kedatanganku membawa berita yang amat penting te ntang He khouw-pang

Kukira Si tai-hiap nanti sudi untuk menerimaku menghadap, paman.

Pembantu itu mengangguk-angguk,

Aku pernah mendengar tentang Hek-houw-pang

Baik, akan kulaporkan kepada Taihiap

Kau tunggulah di sini, Siong Ki.

Terima kasih, paman.

Pembantu itu masuk ke dalam melalui pintu samping dari mana tadi dia keluar dan Siong Ki menanti dengan jantung berdebar te gang

Kalau Cin Cin sudah berada di situ, te ntu keluarga Si sudah mendengar te ntang malapetaka yang menimpa He k-houw-pang, dan namanya te ntu akan dikenal Cin Cin dan mereka te ntu akan menerimanya dengan baik

Andaikata Cin Cin belum tiba di situ, hal yang tidak mungkin karena te ntu anak perempuan yang diantar oleh s usioknya Lai Kun, te ntu dapat melakukan perjalanan lebih cepat darinya, maka dengan mendengar nama Hek houw-pang, pendekar itu tentu akan tertarik pula dan suka menerimanya

Dugaan Siong Ki memang benar

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar