Cin Cin masih dibelenggu dan belenggu kedua tangannya baru dilepas kalau ia dipersilakan untuk makan dan minum
Akan te tapi, anak itu selalu menolak, tidak mau makan atau minum walaupun kini ia diam saja, tidak memberontak lagi
Anak ini maklum bahwa memberontak tidak ada artinya
Ia harus mencari jalan untuk melarikan diri, mencari lowongan kesempatan setiap saat
Di seberang utara, orang-orang yang disuruh oleh Cia Ma telah siap dengan sebuah kereta lain yang akan membawa Cin Cin dan pengawalnya ke kota raja
Ketika malam tiba, rombongan itu bermalam di sebuah rumah penginapan di kota kecil seperti direncanakan
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka berangkat lagi
Perjalanan itu cukup jauh, memakan waktu tiga hari tiga malam
Pada hari ke tiga, kereta berjalan cepat memasuki sebuah hutan di le reng bukit
Cin Cin nampak te rtidur di sudut bangku kereta
Kaki tangannya te tap terbelenggu
He k-gu kini diganti oleh Pek-gu yang duduk di kereta, sedangkan Hekgu menunggang kuda seperti pengawal lainnya
Pek-gu yang merasa amat lelah, setelah kini mendapat kesempatan duduk di dalam kereta, apalagi melihat Cin Cin yang dijaganya nampak pulas , diapun merasa mengantuk sekali dan melenggut di sudut bangku yang lain
Dia sama sekali tidak tahu betapa bulu mata anak perempuan itu mulai bergerak-gerak dan sepasang mata yang bening itu mengintai dari balik pelupuk mata yang direnggangkan! Karena Cin Cin tidak lagi memperlihatkan sikap memberontak, dan nampak le lah sekali karena selama tiga hari ia hanya makan dua tiga kali saja, maka baik Hek-gu maupun Pek-gu menjadi le ngah
Mereka menganggap bahwa kini gadis cilik itu telah menyerah dan menerima nasib
Pula apa yang dapat dilakukan anak itu
Melarikan diri jelas tidak mungkin! Karena kelengahan ini, maka ikatan kedua kaki dan tangannya tidak sekuat dulu
De ngan te kun dan sabar, Cin Cin berusaha membuka ikatan kedua kakinya dengan cara membungkuk dan menggunakan kedua tangannya
Ia berhasil
Ikatannya terlepas
Untuk melepaskan ikatan kedua pergelangan tangan, tidak mungkin karena jari-jarinya tidak dapat mencapai simpul di pergelangan tangannya
Yang penting kedua kakiku bebas, pikir anak itu
Ia harus melarikan diri sebelum kereta tiba di te mpat ramai
Apa lagi setelah memasuki kotaraja, tidak mungkin sama sekali melarikan diri
Sekaranglah saatnya, pikirnya
Kereta berada di jalan sunyi di tengah hutan dan kedua kakinya sudah bebas
Ia melihat betapa Pekgu tidur nyenyak, terbukti dari dengkurnya
Cin Cin mengintai dari balik tirai kereta
Hek-gu bersama empat orang pengawal menunggang kuda berada di depan kereta, sedangkan empat orang penjaga lain menunggang kuda di belakang kereta
Kereta itu sendiri ditarik oleh dua ekor kuda, dikendalikan oleh seorang kusir
Sekaranglah saatnya, pikir anak itu
Sekarang atau te rlambat! Ia menanti sampai kereta itu melambat karena harus mendaki sebuah jalan tanjakan di antara semak belukar dan pohon-pohon cemara
De ngan cekatan Cin Cin lalu meloncat keluar dari kereta, dan karena kereta itu sedang berjalan lambat, ia dapat meloncat dengan mudah di sebelah kiri kereta
Sebagai seorang anak yang dahulu pernah mempelajari dasar ilmu silat, loncatan itu tidak membuat Cin Cin terjatuh
Ia dapat mengatur keseimbangan tubuhnya, dan begitu kedua kakinya menyentuh tanah, ia lalu lari menyusup ke balik semak belukar!
Heii! Anak itu lari.! Kejar.....!
te riak para pengawal yang berada di bekang kereta
Teriakan itu mengejutkan Hek-gu yang berada di depan kereta
Pek-gu yang tadinya tertidur, kini te rbangun dan kagetlah dia ketika tidak melihat anak perempuan itu di depannya
Diapun meloncat keluar dan bersama para pengawal, diapun melakukan pengejaran
Karena anak itu mengambil jalan di antara semak dan pohon, sepuluh orang pengawal itupun berloncatan turun dari atas kuda mereka dan melakukan pengejaran sambil berte riak-te riak
Mereka tentu saja memandang rendah kepada anak perempuan itu, dan menganggap hal itu seperti main-main saja
Mereka mengejar sambil berte riak dan te rtawa-tawa, seperti sekawanan anjing serigala mengejar seekor domba! Memang amat sukar bagi Cin Cia untuk dapat meloloskan diri dari kejaran sepuluh orang tukang pukul itu
Dalam keadaan bias a sekalipun, ia pasti akan dapat tersusul dan ditangkap kembali
Apa lagi kini ia lari dengan kedua tangan masih te rikat di depan tubuh sehingga hal ini tentu saja mengurangi kecepatan larinya, karena gerakannya menjadi canggung
Beberapa kali ia te rjerembab, akan te tapi dengan nekat anak perempuan ini bangkit lagi dan lari sekuat tenaga
Belum ada setengah mil Cin Cin melarikan diri, Pek-gu yang marah sekali karena anak perempuan itu melarikan diri ketika dia menjaganya di dalam kereta, telah dapat menangkap pundaknya dari belakang
Cin Cin membalik dan memukulkan tangannya ke arah orang yang menangkapnya
Akan tetapi, sekali menggerakkan tangan, Pek-gu telah menangkap pergelangan kedua tangan itu
Anak setan, kalau tidak ingat pesan Cia Ma, engkau sudah kupukul!
bentak Pek-gu marah dan diapun memanggul tubuh Cin Cin di atas pundaknya, pengawal lain mentertawakan Pek-gu, akan tetapi Hek-gu menegur kawannya
Apa kau ingin kehilangan kepalamu
Menjaga sampai tidak tahu anak itu lari.
Kujamin sekarang ia tidak akan dapat lari lagi dariku, sampai kita tiba di kota raja.
kata Pek-gu mendongkol bukan main kepada Cin Cin
Lepaskan aku! Kalian anjing-anjing busuk
Lepaskan aku atau bunuh saja aku.!
Cin Cin berte riak-te riak, akan tetapi ia tidak dapat meronta lagi, kecuali menggeliat-geliat di atas pondongan pundak Pek-gu
Sepuluh orang itu sambil tertawa-tawa berjalan kembali ke arah jalan di mana kereta itu masih menunggu
Tiba-tiba te rdengar suara merdu tanpa kelihatan orangnya, suara seorang wanita
Anjing-anjing busuk, apakah kalian tuli
Ia minta dile paskan, apakah kalian tidak mendengarnya?
Sepuluh orang itu te ntu saja te rkejut dan juga heran
Mereka memandang ke kanan kiri dan tidak melihat seorangpun
Di antara mereka sudah menjadi takut dan merasa seram karena menyangka bahwa yang bicara itu te ntu setan penunggu hutan! Akan te tapi, Hek-gu dan Pek-gu adalah dua orang jagoan yang tidak mengenal takut
Mereka sudah mencabut golok masing-masing dan Hek-gu membentak,
Siapakah yang bicara tadi
Keluar perlihatkan dirimu kalau e ngkau memang manusia dan bukan setan!
Tiba-tiba te rdengar suara ketawa lirih yang merdu dan nampak berkelebat bayangan putih dan tahu-tahu di situ telah berdiri seorang wanita yang cantik dan bertubuh ramping
Sukar menaksir usia wanita ini, nampaknya tidak le bih dari tigapuluh tahun
Rambutnya digelung seperti rambut pute ri bangsawan
Pakaiannya dari sutera putih yang halus dan bersih
Sebatang pedang te rgantung di punggung, dan pinggang yang ramping itu dililit sehelai cambuk hitam yang seperti ular
Ia te rsenyum le bar, nampak deretan giginya berkilat putih, namun sepasang matanya mencorong dan mengandung keganasan yang mengerikan!
Anak perempuan yang berani, mengapa engkau menjadi tawanan anjing-anjing busuk ini?
te rdengar ia bertanya kepada Cin Cin dan semua pengawal itu mengenal suaranya yang tadi te rdengar sebelum orangnya nampak
Biarpun ia dipon dong dengan muka di punggung Pek-gu, Cin Cin dapat memutar le her dan melihat wanita cantik itu
Sekali pandang saja ia dapat menduga bahwa wanita cantik itu tentulah seorang yang lihai, seperti ibu Thian Ki, Sim Lan Ci
Maka, timbullah harapan baginya untuk dapat te rtolong dari tangan para tukang pukul ini
Bibi yang baik, kau tolonglah aku
Aku akan dijual kepada seorang pembesar di kota raja oleh anjing-anjing buduk ini!
Wanita cantik itu bukanlah sembarang wanita
Kalau saja He k-gu dan Pek-gu tahu dengan siapa mereka berhadapan tentu mereka akan lari tunggang-langgang
Nama wanita itu, yaitu nama julukannya, sudah te rsohor di seluruh daerah timur, bahkan sampai ke kota raja
Akan tetapi, wanita ini memang jarang muncul di dunia ramai, tidak mau sembarangan memperkenalkan diri
Padahal ia merupakan seorang datuk sesat yang memiliki kepandaian yang tinggi
Biarpun nampaknya baru berusia tigapuluhan tahun, namun sesungguhnya usianya sudah limapuluh tahun
Ia terkenal dengan julukan Tung-hai Mo-li (I blis betina Laut Timur), dan namanya adalah Bhok Sui Lan
Namanya demikian tersohor di bagian timur, sehingga semua orang kangouw mengenal nama itu dan takut kepadanya
Oleh karena itu, ia hidup bagaikan seorang ratu di antara para tokoh kangouw, dan dari dunia sesat ia menerima sumbangan dan hadiah yang membuat hidupnya kecukupan sebagai orang wanita yang kaya raya
Mendengar ucapan Cin Cin, Tung-hai Mo-li mengerutkan alisnya,
Hei, anjing muka putih, engkau sudah mendengar ucapan anak itu
Lepaskan ia sekarang juga!
Bibi yang gagah, orang ini bukan anjing muka putih, melainkan Pek-gu (Kerbau Putih).
kata Cin Cin yang timbul keberaniannya
Hemm, dia le bih pantas menjadi anjing daripada kerbau,
kata pula wanita cantik itu
Tentu saja Pek-gu marah sekali mendengar ejekan-ejekan itu
Akan te tapi karena yang mengejek dan memakinya adalah seorang wanita cantik, sejak tadi ia bengong dan te rkagum kagum
Kini ia melangkah maju dan berkata,
Ha ha,manis
Lebih baik engkau menjadi isteriku, daripada engkau mencampuri urusan kami
Sayang kalau kulitmu yang putih mulus itu sampai te rluka ole h golokku.
Sepasang mata itu mencorong
Engkau.
bangkai anjing!
bentaknya dan tiba-tiba tubuhnya berkelebat ke depan
Melihat wanita itu menyerang dengan tangan kosong, Pek-gu memandang rendah
Akan tetapi karena dia tidak ingin Cin Cin dirampas orang, hal yang akan membuat dia dua kali kehilangan anak yang dijaganya, dia mengelebatkan goloknya untuk membabat tangan wanita berpakaian putih itu, te ntu saja hanya dengan gerakan ancaman
Akan te tapi, tiba-tiba saja tangan yang menggerakkan golok itu te rasa lumpuh, disambar jari tangan wanita itu dan di lain saat, entah secara bagaimana dia tidak tahu, karena gerakan wanita itu terlalu cepat baginya, tubuh Cin Cin sudah te rlepas dari atas pundaknya dan anak perempuan itu tahu-tahu telah berdiri di samping wanita baju putih itu! Kini Pek-gu marah sekali
Dia tidak perdull akan kecantikan wanita baju putih itu
Diputarnya goloknya di kepala dan diapun berteriak,
Kernbalikan anak itu kepadaku!
Bangkai anjing!
Mo-1i (I blis betina) berseru le mbut dan ia bergerak maju memapak Pek-gu yang menyerang dengan bacokan golok
Tangan yang kecil halus itu diangkat menyambut golok dengan begitu saja ia menangkap golok yang nyambar kepalanya
Golok itu berhenti seperti te rsedot dan sebelum Pek-gu tahu apa yang terjadi, tangan kiri Mo-li sudah menampar dadanya
Plakk!
Tamparan itu kelihatannya tidak keras, akan tetapi akibatnya hebat karena tubuh Pek-gu te rjengkang dan ia berkelojotan sebentar lalu te rdiam
Tewas dan baju di dadanya seperti te rbakar dan nampak bekas te lapak tangan di sana! Tentu saja Hek-gu te rkejut dan marah sekali, demikian pula kawan-kawannya
Sembilan orang itu, dengan senjata masing-masing, sudah maju mengeroyok Mo-li
Bagaikan seekor kupu-kupu menari-nari di antara bunga-bunga di taman, tubuh yang berpakaian putih itu berloncatan atau seperti beterbangan dan berturut-turut sembilan orang tukang pukul itu roboh tanpa mengeluarkan suara dan mereka tidak dapat bangun kembali karena setiap kali terkena pukulan, mereka roboh dan tewas! Semua itu terjadi dalam waktu yang amat singkat sehingga Cin Cin memandang dengan bengong
Kemudian, anak yang cerdik itu merasa yakin bahwa wanita berpakaian putih itu adalah seorang yang sakti, jauh le bih lihai dibandingkan bibi Sim Lan Ci yang pernah ia kagumi
Ia cepat menghampiri wanita itu dan menjatuhkan diri berlutut di depan dua kaki wanita itu
Bibi, selain menghaturkan te rima kasih atas pertolonganmu, aku juga mohon sudilah bibi menerimaku sebagai murid bibi.
Tanpa menanti jawaban, langsung saja Cin Cin memberi hormat sambil berlutut sebagaimana layaknya seorang murid memberi hormat kepada gurunya
Hemm
kenapa sebelum kuterima kau sebagai murid, engkau sudah menghormatiku sebagai gurumu?
Karena aku yakin subo ( ibu guru pasti akan menerimaku sebagai murid ).!
Mo-li mengerutkan alisnya
Eh, bagaimana e ngkau bisa yakin?
Subo telah bersusah payah menyelamatkan aku dari tangan anjing-anjing ini
Apa artinya pertolongan itu kalau subo tidak menerimaku sebagai murid
Semua jerih payah subo tadi akan sia-sia belaka
Karena itu, aku yakin bahwa subo te ntu menolongku untuk menerimaku sebagai murid.
Sepasang mata yang jeli itu te rbelalak, kemudian wajah cantik itu membayangkan senyum gembira
Tung-hai Mo-li adalah seorang wanita aneh, seorang datuk sesat
Maka, melihat watak anak perempuan yang tabah, lincah, pandai bicara dan ugal-ugalan ini, timbul rasa suka di hatinya
Ia memang tidak pernah mau menerima murid, dan begitu bertemu dengan Cin Cin, melihat betapa anak perempuan yang tidak berdaya itu berani memaki-maki segerombolan pengawal yang kasar dan jahat, hatinya te rtarik dan ia merasa suka sekali
Dan ucapan anak itu memang benar
Kalau tidak te rtarik dan tidak suka kepada ana k itu, untuk apa ia turun tangan menbunuh sepuluh orang pengawal tadi
Bias anya, ia tidak suka mencampuri urusan orang dan tidak perduli apakah ada kejahatan terjadi di depan hidungnya atau tidak, selama peristiwa itu tidak menyangkut dirinya!
Siapakah engkau
Dan kenapa engkau menjadi tawanan mereka ini
Ceritakan semua, singkat saja
Aku ingin mengetahui riwayatmu.
Namaku Kam Cin, biasa disebut Cin Cin, usiaku sekarang delapan tahun
Tiga tahun yang lalu ayahku dibunuh penjahat, ibuku diculik penjahat, seluruh keluargaku dibasmi gerombolan penjahat
Seorang sute dari ayahku mendapat tugas untuk membawa aku pergi mengungsi, akan tetapi di kota Ji-goan, paman yang culas itu menjual aku kepada Cia Ma, pemilik rumah pelesir Ang-hwa