Naga Beracun Bab 026


Cin Cin masih dibelenggu dan belenggu kedua tangannya baru dilepas kalau ia dipersilakan untuk makan dan minum

Akan te tapi, anak itu selalu menolak, tidak mau makan atau minum walaupun kini ia diam saja, tidak memberontak lagi

Anak ini maklum bahwa memberontak tidak ada artinya

Ia harus mencari jalan untuk melarikan diri, mencari lowongan kesempatan setiap saat

Di seberang utara, orang-orang yang disuruh oleh Cia Ma telah siap dengan sebuah kereta lain yang akan membawa Cin Cin dan pengawalnya ke kota raja

Ketika malam tiba, rombongan itu bermalam di sebuah rumah penginapan di kota kecil seperti direncanakan

Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka berangkat lagi

Perjalanan itu cukup jauh, memakan waktu tiga hari tiga malam

Pada hari ke tiga, kereta berjalan cepat memasuki sebuah hutan di le reng bukit

Cin Cin nampak te rtidur di sudut bangku kereta

Kaki tangannya te tap terbelenggu

He k-gu kini diganti oleh Pek-gu yang duduk di kereta, sedangkan Hekgu menunggang kuda seperti pengawal lainnya

Pek-gu yang merasa amat lelah, setelah kini mendapat kesempatan duduk di dalam kereta, apalagi melihat Cin Cin yang dijaganya nampak pulas , diapun merasa mengantuk sekali dan melenggut di sudut bangku yang lain

Dia sama sekali tidak tahu betapa bulu mata anak perempuan itu mulai bergerak-gerak dan sepasang mata yang bening itu mengintai dari balik pelupuk mata yang direnggangkan! Karena Cin Cin tidak lagi memperlihatkan sikap memberontak, dan nampak le lah sekali karena selama tiga hari ia hanya makan dua tiga kali saja, maka baik Hek-gu maupun Pek-gu menjadi le ngah

Mereka menganggap bahwa kini gadis cilik itu telah menyerah dan menerima nasib

Pula apa yang dapat dilakukan anak itu

Melarikan diri jelas tidak mungkin! Karena kelengahan ini, maka ikatan kedua kaki dan tangannya tidak sekuat dulu

De ngan te kun dan sabar, Cin Cin berusaha membuka ikatan kedua kakinya dengan cara membungkuk dan menggunakan kedua tangannya

Ia berhasil

Ikatannya terlepas

Untuk melepaskan ikatan kedua pergelangan tangan, tidak mungkin karena jari-jarinya tidak dapat mencapai simpul di pergelangan tangannya

Yang penting kedua kakiku bebas, pikir anak itu

Ia harus melarikan diri sebelum kereta tiba di te mpat ramai

Apa lagi setelah memasuki kotaraja, tidak mungkin sama sekali melarikan diri

Sekaranglah saatnya, pikirnya

Kereta berada di jalan sunyi di tengah hutan dan kedua kakinya sudah bebas

Ia melihat betapa Pekgu tidur nyenyak, terbukti dari dengkurnya

Cin Cin mengintai dari balik tirai kereta

Hek-gu bersama empat orang pengawal menunggang kuda berada di depan kereta, sedangkan empat orang penjaga lain menunggang kuda di belakang kereta

Kereta itu sendiri ditarik oleh dua ekor kuda, dikendalikan oleh seorang kusir

Sekaranglah saatnya, pikir anak itu

Sekarang atau te rlambat! Ia menanti sampai kereta itu melambat karena harus mendaki sebuah jalan tanjakan di antara semak belukar dan pohon-pohon cemara

De ngan cekatan Cin Cin lalu meloncat keluar dari kereta, dan karena kereta itu sedang berjalan lambat, ia dapat meloncat dengan mudah di sebelah kiri kereta

Sebagai seorang anak yang dahulu pernah mempelajari dasar ilmu silat, loncatan itu tidak membuat Cin Cin terjatuh

Ia dapat mengatur keseimbangan tubuhnya, dan begitu kedua kakinya menyentuh tanah, ia lalu lari menyusup ke balik semak belukar!

Heii! Anak itu lari.! Kejar.....!

te riak para pengawal yang berada di bekang kereta

Teriakan itu mengejutkan Hek-gu yang berada di depan kereta

Pek-gu yang tadinya tertidur, kini te rbangun dan kagetlah dia ketika tidak melihat anak perempuan itu di depannya

Diapun meloncat keluar dan bersama para pengawal, diapun melakukan pengejaran

Karena anak itu mengambil jalan di antara semak dan pohon, sepuluh orang pengawal itupun berloncatan turun dari atas kuda mereka dan melakukan pengejaran sambil berte riak-te riak

Mereka tentu saja memandang rendah kepada anak perempuan itu, dan menganggap hal itu seperti main-main saja

Mereka mengejar sambil berte riak dan te rtawa-tawa, seperti sekawanan anjing serigala mengejar seekor domba! Memang amat sukar bagi Cin Cia untuk dapat meloloskan diri dari kejaran sepuluh orang tukang pukul itu

Dalam keadaan bias a sekalipun, ia pasti akan dapat tersusul dan ditangkap kembali

Apa lagi kini ia lari dengan kedua tangan masih te rikat di depan tubuh sehingga hal ini tentu saja mengurangi kecepatan larinya, karena gerakannya menjadi canggung

Beberapa kali ia te rjerembab, akan te tapi dengan nekat anak perempuan ini bangkit lagi dan lari sekuat tenaga

Belum ada setengah mil Cin Cin melarikan diri, Pek-gu yang marah sekali karena anak perempuan itu melarikan diri ketika dia menjaganya di dalam kereta, telah dapat menangkap pundaknya dari belakang

Cin Cin membalik dan memukulkan tangannya ke arah orang yang menangkapnya

Akan tetapi, sekali menggerakkan tangan, Pek-gu telah menangkap pergelangan kedua tangan itu

Anak setan, kalau tidak ingat pesan Cia Ma, engkau sudah kupukul!

bentak Pek-gu marah dan diapun memanggul tubuh Cin Cin di atas pundaknya, pengawal lain mentertawakan Pek-gu, akan tetapi Hek-gu menegur kawannya

Apa kau ingin kehilangan kepalamu

Menjaga sampai tidak tahu anak itu lari.

Kujamin sekarang ia tidak akan dapat lari lagi dariku, sampai kita tiba di kota raja.

kata Pek-gu mendongkol bukan main kepada Cin Cin

Lepaskan aku! Kalian anjing-anjing busuk

Lepaskan aku atau bunuh saja aku.!

Cin Cin berte riak-te riak, akan tetapi ia tidak dapat meronta lagi, kecuali menggeliat-geliat di atas pondongan pundak Pek-gu

Sepuluh orang itu sambil tertawa-tawa berjalan kembali ke arah jalan di mana kereta itu masih menunggu

Tiba-tiba te rdengar suara merdu tanpa kelihatan orangnya, suara seorang wanita

Anjing-anjing busuk, apakah kalian tuli

Ia minta dile paskan, apakah kalian tidak mendengarnya?

Sepuluh orang itu te ntu saja te rkejut dan juga heran

Mereka memandang ke kanan kiri dan tidak melihat seorangpun

Di antara mereka sudah menjadi takut dan merasa seram karena menyangka bahwa yang bicara itu te ntu setan penunggu hutan! Akan te tapi, Hek-gu dan Pek-gu adalah dua orang jagoan yang tidak mengenal takut

Mereka sudah mencabut golok masing-masing dan Hek-gu membentak,

Siapakah yang bicara tadi

Keluar perlihatkan dirimu kalau e ngkau memang manusia dan bukan setan!

Tiba-tiba te rdengar suara ketawa lirih yang merdu dan nampak berkelebat bayangan putih dan tahu-tahu di situ telah berdiri seorang wanita yang cantik dan bertubuh ramping

Sukar menaksir usia wanita ini, nampaknya tidak le bih dari tigapuluh tahun

Rambutnya digelung seperti rambut pute ri bangsawan

Pakaiannya dari sutera putih yang halus dan bersih

Sebatang pedang te rgantung di punggung, dan pinggang yang ramping itu dililit sehelai cambuk hitam yang seperti ular

Ia te rsenyum le bar, nampak deretan giginya berkilat putih, namun sepasang matanya mencorong dan mengandung keganasan yang mengerikan!

Anak perempuan yang berani, mengapa engkau menjadi tawanan anjing-anjing busuk ini?

te rdengar ia bertanya kepada Cin Cin dan semua pengawal itu mengenal suaranya yang tadi te rdengar sebelum orangnya nampak

Biarpun ia dipon dong dengan muka di punggung Pek-gu, Cin Cin dapat memutar le her dan melihat wanita cantik itu

Sekali pandang saja ia dapat menduga bahwa wanita cantik itu tentulah seorang yang lihai, seperti ibu Thian Ki, Sim Lan Ci

Maka, timbullah harapan baginya untuk dapat te rtolong dari tangan para tukang pukul ini

Bibi yang baik, kau tolonglah aku

Aku akan dijual kepada seorang pembesar di kota raja oleh anjing-anjing buduk ini!

Wanita cantik itu bukanlah sembarang wanita

Kalau saja He k-gu dan Pek-gu tahu dengan siapa mereka berhadapan tentu mereka akan lari tunggang-langgang

Nama wanita itu, yaitu nama julukannya, sudah te rsohor di seluruh daerah timur, bahkan sampai ke kota raja

Akan tetapi, wanita ini memang jarang muncul di dunia ramai, tidak mau sembarangan memperkenalkan diri

Padahal ia merupakan seorang datuk sesat yang memiliki kepandaian yang tinggi

Biarpun nampaknya baru berusia tigapuluhan tahun, namun sesungguhnya usianya sudah limapuluh tahun

Ia terkenal dengan julukan Tung-hai Mo-li (I blis betina Laut Timur), dan namanya adalah Bhok Sui Lan

Namanya demikian tersohor di bagian timur, sehingga semua orang kangouw mengenal nama itu dan takut kepadanya

Oleh karena itu, ia hidup bagaikan seorang ratu di antara para tokoh kangouw, dan dari dunia sesat ia menerima sumbangan dan hadiah yang membuat hidupnya kecukupan sebagai orang wanita yang kaya raya

Mendengar ucapan Cin Cin, Tung-hai Mo-li mengerutkan alisnya,

Hei, anjing muka putih, engkau sudah mendengar ucapan anak itu

Lepaskan ia sekarang juga!

Bibi yang gagah, orang ini bukan anjing muka putih, melainkan Pek-gu (Kerbau Putih).

kata Cin Cin yang timbul keberaniannya

Hemm, dia le bih pantas menjadi anjing daripada kerbau,

kata pula wanita cantik itu

Tentu saja Pek-gu marah sekali mendengar ejekan-ejekan itu

Akan te tapi karena yang mengejek dan memakinya adalah seorang wanita cantik, sejak tadi ia bengong dan te rkagum kagum

Kini ia melangkah maju dan berkata,

Ha ha,manis

Lebih baik engkau menjadi isteriku, daripada engkau mencampuri urusan kami

Sayang kalau kulitmu yang putih mulus itu sampai te rluka ole h golokku.

Sepasang mata itu mencorong

Engkau.

bangkai anjing!

bentaknya dan tiba-tiba tubuhnya berkelebat ke depan

Melihat wanita itu menyerang dengan tangan kosong, Pek-gu memandang rendah

Akan tetapi karena dia tidak ingin Cin Cin dirampas orang, hal yang akan membuat dia dua kali kehilangan anak yang dijaganya, dia mengelebatkan goloknya untuk membabat tangan wanita berpakaian putih itu, te ntu saja hanya dengan gerakan ancaman

Akan te tapi, tiba-tiba saja tangan yang menggerakkan golok itu te rasa lumpuh, disambar jari tangan wanita itu dan di lain saat, entah secara bagaimana dia tidak tahu, karena gerakan wanita itu terlalu cepat baginya, tubuh Cin Cin sudah te rlepas dari atas pundaknya dan anak perempuan itu tahu-tahu telah berdiri di samping wanita baju putih itu! Kini Pek-gu marah sekali

Dia tidak perdull akan kecantikan wanita baju putih itu

Diputarnya goloknya di kepala dan diapun berteriak,

Kernbalikan anak itu kepadaku!

Bangkai anjing!

Mo-1i (I blis betina) berseru le mbut dan ia bergerak maju memapak Pek-gu yang menyerang dengan bacokan golok

Tangan yang kecil halus itu diangkat menyambut golok dengan begitu saja ia menangkap golok yang nyambar kepalanya

Golok itu berhenti seperti te rsedot dan sebelum Pek-gu tahu apa yang terjadi, tangan kiri Mo-li sudah menampar dadanya

Plakk!

Tamparan itu kelihatannya tidak keras, akan tetapi akibatnya hebat karena tubuh Pek-gu te rjengkang dan ia berkelojotan sebentar lalu te rdiam

Tewas dan baju di dadanya seperti te rbakar dan nampak bekas te lapak tangan di sana! Tentu saja Hek-gu te rkejut dan marah sekali, demikian pula kawan-kawannya

Sembilan orang itu, dengan senjata masing-masing, sudah maju mengeroyok Mo-li

Bagaikan seekor kupu-kupu menari-nari di antara bunga-bunga di taman, tubuh yang berpakaian putih itu berloncatan atau seperti beterbangan dan berturut-turut sembilan orang tukang pukul itu roboh tanpa mengeluarkan suara dan mereka tidak dapat bangun kembali karena setiap kali terkena pukulan, mereka roboh dan tewas! Semua itu terjadi dalam waktu yang amat singkat sehingga Cin Cin memandang dengan bengong

Kemudian, anak yang cerdik itu merasa yakin bahwa wanita berpakaian putih itu adalah seorang yang sakti, jauh le bih lihai dibandingkan bibi Sim Lan Ci yang pernah ia kagumi

Ia cepat menghampiri wanita itu dan menjatuhkan diri berlutut di depan dua kaki wanita itu

Bibi, selain menghaturkan te rima kasih atas pertolonganmu, aku juga mohon sudilah bibi menerimaku sebagai murid bibi.

Tanpa menanti jawaban, langsung saja Cin Cin memberi hormat sambil berlutut sebagaimana layaknya seorang murid memberi hormat kepada gurunya

Hemm

kenapa sebelum kuterima kau sebagai murid, engkau sudah menghormatiku sebagai gurumu?

Karena aku yakin subo ( ibu guru pasti akan menerimaku sebagai murid ).!

Mo-li mengerutkan alisnya

Eh, bagaimana e ngkau bisa yakin?

Subo telah bersusah payah menyelamatkan aku dari tangan anjing-anjing ini

Apa artinya pertolongan itu kalau subo tidak menerimaku sebagai murid

Semua jerih payah subo tadi akan sia-sia belaka

Karena itu, aku yakin bahwa subo te ntu menolongku untuk menerimaku sebagai murid.

Sepasang mata yang jeli itu te rbelalak, kemudian wajah cantik itu membayangkan senyum gembira

Tung-hai Mo-li adalah seorang wanita aneh, seorang datuk sesat

Maka, melihat watak anak perempuan yang tabah, lincah, pandai bicara dan ugal-ugalan ini, timbul rasa suka di hatinya

Ia memang tidak pernah mau menerima murid, dan begitu bertemu dengan Cin Cin, melihat betapa anak perempuan yang tidak berdaya itu berani memaki-maki segerombolan pengawal yang kasar dan jahat, hatinya te rtarik dan ia merasa suka sekali

Dan ucapan anak itu memang benar

Kalau tidak te rtarik dan tidak suka kepada ana k itu, untuk apa ia turun tangan menbunuh sepuluh orang pengawal tadi

Bias anya, ia tidak suka mencampuri urusan orang dan tidak perduli apakah ada kejahatan terjadi di depan hidungnya atau tidak, selama peristiwa itu tidak menyangkut dirinya!

Siapakah engkau

Dan kenapa engkau menjadi tawanan mereka ini

Ceritakan semua, singkat saja

Aku ingin mengetahui riwayatmu.

Namaku Kam Cin, biasa disebut Cin Cin, usiaku sekarang delapan tahun

Tiga tahun yang lalu ayahku dibunuh penjahat, ibuku diculik penjahat, seluruh keluargaku dibasmi gerombolan penjahat

Seorang sute dari ayahku mendapat tugas untuk membawa aku pergi mengungsi, akan tetapi di kota Ji-goan, paman yang culas itu menjual aku kepada Cia Ma, pemilik rumah pelesir Ang-hwa

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar