ayah dibunuh orang, ibu diculik orang, dan disini aku dicambuki.......hu-huuu......
Cia Ma merangkulnya semakin kuat dan mengelus rambutnya
Anak baik, kau kucambuki karena engkau melarikan diri
Kalau tidak begitu, aku sayang padamu
Bukankah selama ini aku tdak pernah memukul atau memakimu, akan tetapi amat sayang padamu?
Cin Cin mengusap air matanya, dan mengangguk
Bukan main senangnya hati Cia Ma
Engkau berjanji tidak akan lari lagi?
Tidak, Cia Ma, aku menyesal
Tadi nya, karena rindu kepada ibuku, aku ingln mencari ibuku.......maafkan aku ..aku tidak akan lari lagi.
Bagus! Engkau memang anak baik, anak cantik manis
Aku akan menyuruh orang-orangku untuk mencari kete rangan tentang ibumu
Dan engkau yang aman saja di sini, ya?
De mikianlah, mulai hari ini, Cin Cin nampak taat dan penurut
Ia bahkan tekun mempelajari ilmu baca-tulis, menyulam, menari, bernyanyi dan menabuh Suling dan yang-kim, bahkan bersajak
Tentu saja Cia Ma menjadi girang bukan main karena makin te kun anak itu, makin pandai anak itu, ia melihat betapa tabungannya semakin gemuk dan kelak kaau sudah tiba saatnya, la tinggal memetik buahnya! Tentu Cin Cin akan menjadi seorang gadis yang cantik je lita dan pandai sehingga harganyapun tentu akan amat mahal! Keadaan itu berjalan dengan baiknya sampai dua tahun lagi sehingga sudah tiga tahun Cin Cin tinggal di rumah Cia Ma
Ia semakin besar, menjadi seorang gadis cilik yang amat manis dan amat pandai
Ia memang berbakat dalam kesenian sehingga selain pandai meniup suling menabuh yang-kim, Juga suaranya merdu kalau bernyanyi, dan tubuhnya le mah gemulai kalau menari
Ia pandai pula bersajak, lancar membaca dan menulis
Pendeknya, Jelas bahwa Kam Cin atau Cin Cin merupakan sekuntum bunga yang masih berkuncup namun sudah menjanjikan setangkai bunga yang akan mekar semerbak harum dan indah, lagi mahal harganya! Pada suatu hari, rumah pelesir Cia menerima kunjungan seorang tamu agung
Rumah pelesir Ang-hwa (Bunga Merah) itu dinyatakan tertutup untuk umum karena pada hari itu, seorang pembear yang menjabat kedudukan penting di kota raja Lok-yang datang berkunjung! Sebelum pembesar itu datang, sudah le bih dulu utusannya datang memberiahu bahwa Coa Tai-Jin(Pembesar Coa) itu hendak berkunjung karena te rtarik oleh nama Ang-hwa sebagai rumah pelesir kota Ji-goan yang kabarnya memiliki bunga-bunga yang cantik menarik
Cia Ma segera mengumpulkan gadis-gadis penghibur dari seluruh kota, rumahnya juga segera dibersihkan dihias seperti hendak menyambut seorang mempelai pria! Bahkan Cin Cin suruh berpakaian yang paling indah dan di antara hiburan yang akan disajikan kepada Coa Tai-jin, diselipkan Cin Cin yang akan melakukan tarian dan nyanyiannya
Sejak pagi, lima orang jagoan yang menjadi pengawal-pengawal Coa Tai-Jin Juga menjadi tukang pukulnya, sudah datang berkunjun g dan melakukan persiapan agar perjalanan majikan mereka ke tempat itu aman
Dan setelah matahari naik tinggi, datanglah kereta yang membawa Coa TaJ-Jin, diiringi sepasukan pengawal terdiri dari selosin peraj rit, dipimpin ole h lima orang Jago itu
Setelah turun dari kereta, te rnyata Coa Tai-jin yang disegani, di takuti dan dihormati itu hanyalah seorang laki laki berusia limapuluh tahun lebih yang kecil kurus seperti cecak kering karena te rlalu banyak menghisap madat dan berpelesir
Menuruni tangga kereta saja dia harus dibantu tukang pukulnya agar tidak te rpeleset jatuh dan sambil te rsenyum
agung
, senyum khas para pembesar yang merasa dirinya tinggi dan berkuasa, dia melangkah tertatih-tatih disambut oleh Cia Ma dan anak buahnya sambil berlutut! ' Ini tidak aneh karena Coa Tai-jin berpangkat jaksa tinggi dan masih kerabat keluarga kaisar! De ngan lagak
murah hati
Coa Tai-jin menggerakkan keduaa tangan menyuruh mereka semua bangkit, kemudian diapun memasuki rumah pelesir Ang-hwa, disambut asap dupa harum dan bunyi musik lirih yang menyemarakkan suasana
Karena Cia Ma maklum benar bahwa, kunjungan seorang pejabat tinggi selalu mendatangkan kehormatan juga mendatangkan banyak uang baginya, maka ia berusaha sekuat te naga untuk menyenangkan tamunya
Arak te rbaik, hidangan termahal, disuguhkan oleh gadis -gadis pilihan yang manis-manis
Coa Tai-jin gembira sekali dikelilingi nona-nona cantik itu, apa lagi dia makan minum sambil menonton pertunjukan tarian dan nyanyian yang dilakukan oleh penar penari cantik
Kesempatan ini dipergunakan untuk bermain mata dan melakukan pilihan-pilihan, siapa kiranya gadis gadis itu yang akan diminta untuk melayaninya sehari semalam di te mpat pelesir itu
Setiap ada gadis yang dianggapnya menggetarkan perasaan hatinnya dia berbisik kepada seorang pengawal pribadinya sambil menunjuk gadis itu dengan pandang matanya
Setelah selesal makan minum, sudah ada tujuh oranh gadis yang dipilihnya! Tujuh orang gadis yang akan menghiburnya se hari semalam itu! Cia Ma menggosok-gosok telapak kedua tangannya, menghitung hitung berapa kiranya akan dite rimanya dari pembesar itu untuk tujuh orang gadis nya! Sedikitnya akan lima kali lipat harga biasa, belum termasuk hadiah pribadi
Pertunjukan terakhir adalah tarian dan nyanyian yang harus dilakukan Cin Cin
Dengan dandanan sebagai seorang dewi, gadis cilik ini benar-benar mempesona semua penontonnya, te rmasuk Coa Tai-jin! Ia benar-benar seperti seorang dewi yang baru melayang turun dari kahyangan, tariannya demikian le mah mulai dan lembut, suara nyanyiannya dengan suara kanak-kanak itu masih bening dan merdu
Jantung Coa Tai-jin bergetar dibuatnya! Kini dia memberi isyarat kepada kepala pengawalnya untuk mendekat, lalu la berbisikbisik sampai lama di telinga pengawalnya Itu
Cia Ma te rsenyum makin le bar, mengira bahwa te ntu pembesar yang rakus akan wanita itu menambah lagi pilihannya, mungkin sampai sembilan atau sepuluh orang gadis yang diharuskan menghiburnya! Akan tetapi, ketika kepala pengawal itu menghampirinya dan membisikkan pesan Taijin, wajah Cia Ma
berubah
Apa ?
Teriaknya dalam bisikan
Akan tetapi Cin Cin baru berusia delapan tahun! I a masih kanak-kanak! Bagaimana mungkin la dapat melayani yang mulia............?
Hushh, kenapa engkau sekarang begini tolol, Cia Ma?
Kepala pengawal yang sudah mengenalnya itu mencela
Taijln ingin memindahkan tanaman, bunga yang manis Itu ke dalam taman bunganya sendiri, bukan untuk dipetik sekarang
Kuncup itu belu mekar
Taijin Juga tidak ingin memetiknya sekarang
Kalau sudah ditanam di taman bunganya kelak kalau sudah mekar, setiap saat taijin dapat memetiknya
Mengerti engkau?
Tentu saja Cia Ma mengerti
Kalau tadi ia berpura-pura, sikap ini hanya merupakan gaya untuk menaikkan harga
Tapi......Cin Cin adalah keponakanku sendiri! Kubesarkan ia sejak kecil dan aku........aku amat sayang padanya
Bagaimana yang mulia begitu te ga untuk memisahkannya darlku.....
Dan dari kedua mata Cia Ma benar-benar keluar air.mata
Air mata buaya! Memang Cia Ma pandai sekali bersandiwara
Kepala pengawal itu adalah seorang kangouw yang berpengalaman
Tentu saja tak mudah mengelabuhl orang seperti dia dan dia tahu bahwa bagi seorang manusia seperti Cia Ma, tidak ada lagi perasaan sayang kepada sesamanya, yang disayangnya hanyalah uang!
Sudahlah, tak ptrlu banyak cakap, katakan saja, berapa harganya?
potongnya singkat
Cia Ma tidak berpura-pura lagi
Ia tahu sudah membawa dagangannya kepada harga puncak, tinggal menentukan saja berapa
Ahhh, kalau memang yang mulia sungguhsungguh menginginkan keponakanku, biarlah akan kuhitung dulu malam Ini, berapa biaya yang sudah kukeluarkan selama bertahun-tahun ini untuk mendidiknya menjadi seorang calon gadis yang paling hebat di seluruh Ji-goan, bahkan mungkin tidak ada banding nya di seluruh negeri
Besok pagi-pagi akan kute ntukan berapa biaya yang sudah kukeluarkan itu.
Permintaan ini pantas dan kepala pengawal Itu menyampaikan dengan bisikan kepada Coa Tai-jin
Pembesar Itu mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tesenyum sabar, dan leher kecil panjang Itu seperti akan patah ketika dia angguk-angguk seperti itu
Yang penting baginya, Cia Ma menyetujui untuk
menjual
gadis cilik yang manis itu
Soal berapa harganya, itu bukan soal baginya
Setiap saat dia dapat mengambil uang yang dibutuhkannya, dari gudang hartanya yang berada di mana-mana
Setiap orang hartawan di kota raja sekali saja melihat dia menggerakkan te lunjuknya, akan bergesa-gesa dan berlumba memenuhi kebutuhannya itu! De mikianlah, sehari semalam itu Tai-jin berenang dalam lautan kesenangan, tenggelam dalam pemuasan nafsu
Nafsu menyeret kita ke dalam kesenangan, membuat kita mabok dan lupa diri! Kita lupa sama sekali karena telah mabok kesenangan, bahwa semua kesenangan bagaikan gelembung-gelembung yang beterbangan di udara
Nampak indah menarik, seperti gelembung- gelembung air sabun
Namun, hanya selewat saja, untuk disusul oleh pecahnya gelembung- gelembung itu yang mendatangkan percikanpercikan air sabun yang pahit dan getir! Bagaikan langit dengan bumi perbedaan antara menikmati keadaan seadanya dan mengejar kenikmatan yang belum ada
Yang pertama, yaitu menikmati kehidupan berarti mensyukuri apa saja yang kita dapatkan dalam kehidupan ini! Selama hal yang kita alami dalam hidup ini merupakan rangkaian romantika kehidupann dan kalau kita menghadapinya dengan perasaan syukur, dengan perasaan seyakinnya bahwa kesemuanya itu adalah kehe ndak dan karenanya berkah dari Tuhan , maka apapun yang ada akan mendatangkan perasaan nikmat dan bahagia dalam hati sanubari kita! Sebaliknya, pengejaran kesenangan timbul karena kita tidak puas dengan keadaan yang nyata, seadanya, dan pikiran kita membayangkan hal-hal yang belum ada
Hal-hal yang belum ada
Inilah yang kita namakan kesenangan! Tidak puas dengan apa adanya dan membayangkan hal-hal yang belum ada ini menciptakan gelembung-gelembung itu
Kalau sudah begini maka terjadilah kebalikan yang menyedihkan
Semestinya, menurut kodrat, manusia menjadi majikan, menunggang kuda nafsu agar dapat melakukan perjalanan hidup, Sesuai kodrat
Namun, kalau Sudah terjadi sebaliknya, kuda menunggangi majikan nafsu menunggangi manusia, akan celakalah! Fungsi atau tugas hati akal pikir adalah untuk membantu manusia menanggulangl segala bentuk kesukaran dalam kehidupan, mendatangkan kecerdikan akal sehingga manusia dapat melindungi dirinya dari bahaya dan dapat bekerja untuk kelangsungan hidupnya
Namun, hati akal pikiran yang sudah di cengkeram nafsu, sudah bergelimang nafsu, menjadi alat daya-daya rendah sehingga menyimpang dari pada tugasnya
Bukan jadi alat yang baik dan bermanfaat, melainkan sebaliknya menjadi penggoda dengan bayanganbayangan yang memikat hingga menyeret kita untuk mengejar Bayangan-bayangan itu
Dan kalau kita sudah te rseret mengejar bayangan kesenangan, kita lupa diri, hati nurani kita tertutup dan segala hal mungkin kita lakukan untuk memperole h apa yang kita kejar-kejar itu
Pengejaran kesenangan harta kekayaan memungkinkan kita lakukan korupsi, penipuan, pencurian, perampokan dan sebegainya untuk memperoleh harta yang kita kejar-kejar
Pengejaran kesenangan sex memungkinkan kita melakukan perjinaan, pelacuran, perkosaan dan sebagainya untuk memperoleh kesenangan yang kita kejar-kejar, kesenangan yang kita bayangkan dapat datangkan oleh kekuasaan, kedudukan, memungkinkan kita untuk berebutan sehingga te rjadi pertentangan, persaingan bahkan perang! Lalu, apakah kita harus menjauhkan dari dari kesenangan
Menjauhkan diri PENGEJARAN KESENANGAN, memang benar
Akan te tapi bukan berarti menjauhkan diri dari kenikmatan kehidupan dengan segala romantikanya Ini
Kita dilahirkan dengan segala perle ngkapan yang memungkinkan kita menikmati kehidupan, bukan menjauhi kenikmatan kehidupan
Buktinya, telinga kita dapat nikmati bunyi-bunyian merdu, mata kita dapat menikmati penglihatan-penglihatan yang Indah, hidung kita dapat menikmati keharumankeharuman yang sedap, mulut kita dapat menikmati rasa asin manis, masam dan sebagalinya dalam makanan
Kita hendak menikmati semua itu, karena itulah berkah Tuhan! Kita berhak menikmati apa yang ada setiap saat, setiap detik
Bahkan setiap tarikan napas akan te rasa nikmat s ekali kalau kita ingat bahwa setiap tarikan napas merupakan berkah Tuhan! Apa saja yang ada merupakan sumber kenikmatan bagi orang mensyukuri kehe ndak Tuhan karena dalam segala hal, kalau Tuhan menghendaki, te rdapat berkah dan kenikmatan! Ketika pada keesokan harinya Cia menyebutkan jumlah uang yang katanya te lah ia keluarkan sebagal biaya mendidik Cin Cin, dengan royal Coa Tai-jin membayarnya dengan tunai, bahkan menambahkan sejumlah hadiah yang melampaui bayangan Cia Ma sendiri
Tentu saja wanita gendut Itu girang bukan main
Kalau dihitung, selama tiga tahun mendidik Cin Cin, la menerima, keuntungan puluhan kali lipat! Akan tetapi, segera kegirangan ini disusul kekecewaan dan kemarahan karena ketika ia membujuk anak perempuan itu, Cin Cin berkeras tidak mau dis erahkan kepada Coa Tai-jin
Anak tolol! Setiap anak perempuan di manapun akan berlumba untuk menjadi gadis pingitan di rumah seorang pembesar tinggi seperti Coa Tai-jin, dan egkau yang dipilih ole h beliau, berani menolak
Bodoh kau, Cin Cin
Engkau akan hidup mewah, mulia dan terhormat di sana
Apa lagi kalau kelak diangkat menjadi selir Coa Tai-jin, ada kemungkinan untuk menjadi nyonya besar!
Cia Ma mencoba membujuk, akan tetapi bujukan ini salah alamat
Bukannya te rtarik oleh bujukan itu, Cin Cin menjadi makin marah
Tidak, Cia Ma! Aku tidak sudi menjadi budak belian, biar di rumah istana kaisar sekalipun
Biar aku pergi saja dari sini kalau engkau tidak mau menerlmaku lagi!
Diam-diam Cin Cin nyesal mengapa tidak dari kemarin melarikan diri
Disangkanya, belum waktunya untuk melarikan diri, karena bukankah Sui Su pernah memesan kepadanya agar ia berhati-hati dan jangan tlnggal di situ setelah berusia tlgabelas tahun
Kini usianya baru delapan tahun dan ia sudah akan dijual! Ia tahu bahwa dirinya akan dijual kepada pembesar kurus kering yang semalam menonton
Ia menari dengan mata melotot dan mulut menyeringai
-ooo0dw0ooo-
Jilid 07
Cin Cin
jangan membikin aku marah
Engkau memang anak yang tidak mengenal budi
Selama tiga tahun aku memperlakukan engkau seperti anak sendiri
Entah berapa banyaknya biaya yang kukeluarkan untuk keperluanmu
Dan sekarang, sebagai ibu yang baik, aku te lah mencarikan te mpat yang terhormat dan baik untukmu
Bahkan ibu kandungmu sendiri belum tentu akan mampu mencarikan tempat yang demikian mulia untukmu
Dan engkau berani menolak?
Terserah pendapatmu, Cia Ma
Pendeknya, aku tidak mau diserahkan kepada pembesar itu atau kepada siapapun
Kalau engkau sudah tidak mau aku tinggal di sini, biarlah aku pergi mencari ibuku.
Cin Cin bersikeras
Cia Ma kini tidak berpura-pura lagi, tidak bersikap manis dan lembut seperti biasa
Ia marahmarah dan percecokan itu segera te rdengar oleh Coa Tai-Jin yang segera memerintahkan pengawalnya untuk bersiap-siap meninggalkan te mpat pelesir itu
Dia merasa malu kalau selagi dia berada di situ te rjadi percekcokan
Pengawalnya segera mendatangi Cia Ma, menegurnya karena keributan itu
Tidak perlu ribut-ribut
Besok harus kauantarkan anak perempuan itu ke Lok-yang, ke gedung Coa Tai-Jin
Beliau tidak ingin mendengar ribut-ribut
Awas, kalau sampai gagal, engkau akan dihukum berat!
Menggigil tubuh Cia Ma mendengar ancaman itu dan iapun mengangguk-angguk seperti ayam makan jagung
Rombongan pembesar itu segera meninggalkan rumah pelesir Ang-hwa dan setelah rombongan pergi, Cia Ma mengeluarkan semua rasa hatinya yang panas dan penuh kemarahan te rhadap Cin Cin
Ia mengurung gadis cilik itu di dalam kamarnya dan menyuruh tukang-tukang pukulnya untuk menjaga agar anak itu jangan sampai melarikan diri
Kemudian, ia membuat persiapan, menyewa sebuah kereta dan mempersiapkan pasukan pengawal yang te rdiri dari sepuluh orang, dengan Hek-gu (Kerbau Hitam) dan Pe k-gu (Kerbau Putih) sebagai pemimpin
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Hek-gu dan Pek-gu memaksa Cin Cin yang sudah didandani sebagai seorang puteri naik ke dalam kereta
Anak itu meronta dan melawan, akan tetapi dua orang tukang pukul itu meringkusnya dan memondongnya ke dalam kereta
Karena khawatir anak itu memberontak terus, He k-gu lalu tinggal di dalam kereta, sedangkan Pek-gu yang memimpin pasukan te rdiri dari sepuluh orang tukang pukul itu
Kereta lalu dijalankan, meninggalkan Cia Ma yang sambil senyum-senyum menghitung lagi uang yang ia te rima dari Coa Tai-Jin
-ooo0dw0ooo-
Lepaskan aku! Aku tidak sudi diberikan pembesar itu!
Cin Cin mencoba untuk meloncat keluar dari dalam kereta, akan tetapi Hek-gu menangkap kedua le ngannya
Anak itu merontaronta, akan te tapi apa dayanya seorang anak perempuan berusia delapan tahun menghadapi seorang tukang pukul yang kuat seperti Hek-gu
Kedua lengan itu dipegang oleh tangan kiri dan tidak mampu meronta lagi, apa lagi melepaskan diri
Heran, setelah te rdidik selama tiga tahun engkau kelihatan seperti seorang gadis cilik yang le mah lembut dan pandai menari, te rnyata pada dasarnya masih liar,
kata Hek-gu dan karena tidak ingin selama dalam perjalanan harus menjaga anak itu dan meringkusnya te rus menerus, dia lalu mengeluarkan sabuk sutera dan mengikat kedua lengan anak itu dengan sabuk sutera
Nah, engkau tidak akan dapat meronta lagi sekarang,
katanya setelah mengikat pula kedua kaki Cin Cin dan mendorong anak itu terduduk di sudut bangku kereta
Dia sendiri lalu mele ndut di sudut lain, merasa aman karena gadis cilik itu kini tidak dapat membuat ulah lagi
N anti kalau sudah dekat kota raja, dia harus mele paskan ikatan kakai-tangan Cin Cin
Tentu saja tidak berani dia menghadapkan gadis cilik itu dengan kaki tangan te rbelenggu kepada Coa Tai-Jin
Setelah tiba di tepi selatan Sungai Huang-ho, perjalanan dilanjutkan dengan penyeberangan sungai itu, menggunakan perahu besar