Akan te tapi, anak ini mulai mengigau dan mengeluh karena dia merasa tubuhnya panas
Pada keesokan harinya, ketika pagi-pagi anak itu te rbangun, kemudian disuruh mandi oleh Lo Nikouw, dan rambutnya disis iri oleh neneknya, banyak rambut kepalanya yang rontok te rlepas
Lo Nikouw tidak merasa heran, bahkan gembira karena maklum bahwa hal itu menandakan bahwa hawa beracun sudah mengalir sampai ke kepala
Iapun menyembunyikan rontokan rambut itu sehingga Thian Ki tidak mengetahuinya
Anak ini tidak menderita lagi, tubuhnya bias a saja tidak lagi te rasa panas
Wajahnya nampak kemerahan dan segar, matanya bersinar tajam
Sepintas lalu anak ini nampak sehat dan takkan ada orang menyangka bahwa sejak malam tadi, dia sudah menjadi Tok-tong yang memiliki kelainan pada tubuhnya!
Cucuku, engkau akan menjadi orang yang kokoh kuat, seorang yang gagah perkasa kelak,
katanya setelah selesai menyisiri rambut Thian Ki
Anak itu memandang neneknya dengan sinar mata yang je rnih akan te tapi juga mengandung kehe ranan
Untuk apa Nek
Bukankah dalam kitab, agama disebutkan bahwa jalan utama adalah tanpa kekerasan dan tidak melakukan perlawanan?
Omitohud......engkau benar sekali, cucuku
Akan te tapi lihatlah contoh di luar kamar
Mari, mari kita melihat keluar.
Nenek itu membimbing cucunya dan mereka keluar dari kamar, melihat ke kebun di mana te rdapat sis a akibat hujan semalam
Air hujan membuat selokan kecil di situ penuh air yang menghanyutkan daun-daun kering dan lumpur
Lihat itu, cucuku
Batu-batu itu, sepertl juga daun-daun itu, tidak melakukan kekerasan, tidak melawan
Akan tetapi, alangkah gagahnya batubatu itu, diterjang air masih tetap te guh dan kokoh kuat, sebaliknya lumpur dan daun-daun itu hanyut dan dipermainkan air
N ah, bukankah jauh le bih baik menjadi seperti batu itu daripada seperti tanah lumpur dan segala kotoran yang dihanyutkan air
Engkau tidak perlu melakukan perlawanan, tidak perlu menggunakan kekerasan, namun apabila dirimu kokoh kuat, engkau tidak akan mudah dipermainkan orang lain.
Thian Ki mendengarkan dengan alis berkerut, tidak mengerti mengapa neneknya bicara seperti itu
Sejak kecil, ayah ibunya selalu menekankan bahwa hidup haruslah lemah lembut dan menjauhi kekerasan dan baginya, orang gagah perkasa yang mempergunakan kekerasan adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dan karenanya jahat
Kenapa kini neneknya mengatakan bahwa dia akan menjadi seorang yang kokoh kuat dan gagah perkasa
Lihat pula pohon-pohon itu, cucuku.
Lo Nikouw menuding ke arah pohon-pohon yang tumbuh di kebun
Angin pagi itu masih bertiup kuat membuat pohon-pohon itu bergoyang-goyang dnn banyak daun rontok
Nah, biarpun sama-sama tidak melakukan perlawanan, namun daun-daun yang kokoh kuat tidak gugur, sebaliknya daun yang ringkih akan rontok te rtiup angin
Apakah engkau tidak le bih suka menjadi batu karang yang kokoh daripada menjadi lumpur, tidak lebih senang menjadi daun yang kokoh daripada daun yang lemah
Hujan dan angin badai itu tidak ada artinya kalau dibandingkan dengan angin dan badai kehidupan yang akan menerjangmu, cucuku.
Tentu saja anak berusia lima tahun itu belum dapat membayangkan makna dari ucapan nenek itu
Aku akan mentaati nasehat ayah dan ibu, nek, yaitu aku akan menentang setiap terjangan angin dan badai, namun bukan dengan kekerasan.
Percakapan terhenti karena terdengar suara Lan Ci memanggil-manggil putranya
Thian Ki......! Sudah bangunkah engkau......?
I buuuu......!
Thian Ki berseru dan berlari keluar
Kiranya ayah dan ibunya sudah datang menjemputnya seperti biasa kalau dia bermalam di kuil
Lo Nikouw juga menanggalkan sikap yang tadi bersungguh-sungguh dan ia melangkah keluar perlahan-lahan dengan wajah tersenyum lembut
Siang Lee dan Lan Ci memberi hormat kepada Lo Nikouw yang mempersilakan mereka duduk di dalam
I bu.
kata Lan Ci
kami ingin pamit dari ibu karena kami akan berkunjung ke Ta-bun-cung.
Lo Nikouw memandang kepada puterinya, lalu kepada mantunya, dengan sinar mata tak mengerti
Sudah bertahun-tahun saya tidak berkunjung ke Hek-houw-pang di Ta-bun cung, ibu
Saya ingin menengok keadaan kakek saya dan para paman.
Lo Nikouw mengangguk-angguk
Teringatlah ia bahwa mantunya adalah cucu ketua He k-houwpang
Hemmm, bukankah kalian pernah bercerita bahwa ketua He k-houw-pang yang menjadi kakek Siang Lee tidak merestui perjodohan kalian?
Benar, ibu itu dahulu
Sekarang setelah kami mempunyai seorang pute ra saya yakin bahwa kong-kong (kakek) akan menerima kami dengan baik
Saya te lah rindu sekali kepada kampung halaman, dan saya juga ingin bersembahyang di makam ayah.
kata Siang Lee
Kembali nikouw itu termenung
Ia tahu benar siapa mendiang ayah mantunya ini
Nama ayah Coa Siang Lee adalah Coa Kun Tian, putera ketua He k-hou-pang, seorang pria yang tampan dan ganteng dan berwatak mata keranjang
Adik kandungnya yang bernama Phang Hui Cu telah menikah dengan Sin-tiauw (Rajawali Sakti) Liu Bhok Ki, akan te tapi adiknya itu te rgoda oleh Coa Kun Tian sehingga terjadi hubungan gelap di antara mereka
Ketika penyelewengan Phang Hui Cu itu diketahui ole h Sin-tiauw Liu Bhok Ki, maka pendekar itu menjadi marah dan membunuh isterinya sendiri dan Coa Kun Tian, kekasih isterinya
Ia boleh merasa tidak suka kepada Coa Kun Tian
Akan tetapi orang itu sudah meninggal dunia, dan bagaimanapun juga, mantunya adalah pute ra kandung Coa Kun Tian
Sudah sewajarnya kalau sekarang mantunya ingin bersembahyang di makam ayahnya
Apakah kalian hendak mengajak Thian Ki
Lebih baik tinggalkan saja dia di sini bersamaku, perjalanan itu jauh dan te ntu akan melelahkan dia.
Akan te tapi, ibu
Justru kami pergi ke sana untuk memperkenalkan Thian Ki kepada keluarga nenek-moyangnya, keluarga Coa dan ju ga kepada He k-houw-pang,
kata Siang Lee
lsterinya mengangguk membenarkan
Melihat sikap pute ri dan mantunya itu, Lo Nikouw hanya menghela napas panjang
Omitohud..........kalau begitu terserah kepada kalian
Akan tetapi berhat-hatilah menjaga Thian Ki
Cucuku itu kelak akan menjadi orang yang hebat I
Suami isteri itu tidak dapat menangkap makna yang te rsembunyi di balik kata-kata itu, akan tetapi mereka girang mendengar pujian Lo N ikouw
Mereka berpamit lalu mengajak Thian Ki pulang ke dusun
Dan pada keesokan harinya, mereka bertiga meninggalkan dusun Mo-kim-cung melakukan perjalanan jauh menuju ke Ta bun-cung, yang menjadi kampung halaman Siang Lee
oo0dw0oo Tiga tahun yang lalu terjadi peristiwa hebat dalam Kerajaan Sui
Kaisar dinasti Sui, yaitu Kaisar Yang Ti, terlalu suka berperang dan mendirikan is tana yang indah-indah
Semua ini makan biaya yang amat besar dan tentu saja sumber biaya itu didapat dari penghis apan te rhadap rakyat jelata
Ditambah lagi dengan pembangunan Terusan Besar yang menghubungkan Sungai Huang-ho dan Yang-ce, maka kehidupan rakyat je lata semakin tertindas
Hal ini menimbulkan ketidaksenangan, dan te rjadilah pemberontakan-pemberontakan di mana-mana
Pemberontakan yang paling hebat dan yang akhirnya menghancurkan dinasti Kerajaan Sui adalah pemberontakan yang dilakukan ole h Li Si Bin, pute ra Li Goan, kepala daerah Shan-s i
Sebagal seorang perwira tinggi, Li Si Bin pernah berjas a besar terhadap Kais ar Yang Ti
Yaitu ketika dalam petualangannya memimpin pasukan untuk memerangi semua negara te tangga dan menundukkan suku-suku bangsa, pernah Kaisar Yang Ti te rjebak dalam perangkap musuh di daerah Shan-si utara
Dalam keadaan te rancam bahaya inilah muncul Li Si Bin bersama pasukannya yang menyelamatkan Kaisar Yang Ti
Akan tetapi, di samping kegagahannya
L i Si Bin juga te rkenal sebagai seorang yang keras dan dia berani menentang kebijaksanaan kaisar dengan menegur peraturan yang mencekik le her rakyat
Sikap ini membuat Kaisar Yang Ti tidak suka kepadanya, bahkan mencurigainya
Apa lagi kalau diingat bahwa biarpun ayahnya seorang Han, namun ibu dari Li Si Bin adalah keturunan Bangsa Turki di utara
Pada tahun 617, Li Si Bin mengadakan persekutuan dengan Bangsa Turki dan dia melakukan penyerbuan ke Tiang-an (Tiongkok)
Pemberontakan ini berhasil
Kaisar Yang Ti melarikan diri ke selatan, ke Yang-couw akan tetapi di te mpat ini, Kaisar Yang Ti disambut oleh para pemberontak sehingga dia te rbunuh dalam perte mpuran
Adapun kotaraja diduduki oleh Si Bin
Untuk menarik dukungan para pembesar yang masih setia kepada dinasti Sui, Li Si Bin mengangkat seorang cucu dari Yang Ti untuk dijadikan kaisar
Akan tetapi sesungguhnya, dialah yang berkuasa dan kaisar itupun hanya menjadi kaisar boneka
Dan kedudukan inipun hanya beberapa bulan saja
Setelah suasana mereda dan semua kekuasaan mutlak berada di tangannya, semua pejabat tinggi diganti dengan orang yang mendukungnya, Li Si Bin membujuk ayahnya sendiri untuk menjadi kaisar dan menurunkan kaisar boneka cucu Yang Ti itu
Ayah Li Si Bin itu menjadi kaisar dan berjuluk Tang Kao Cu sebagai kaisar pertama dari dinasti Tang (Kais ar Tang Kao Cu 618-627)
Akan te tapi karena dia menjadi kaisar karena pengaruh pute ranya, maka biarpun dia menjadi kaisar selama sembilan tahun, tetap saja yang berdiri di belakang layar sebagai pengaturnya dan pemegang kekuasaan adalah pute ranya sendiri yang menjadi pute ra mahkota! Cerita ini dimulai dalam tahun 620 dan sudah dua tahun Kaisar Tang Kao Cu menduduki tahta Kerajaan Tang
Adapun Li Si Bin sendiri selain menjadi pangeran atau putera mahkota, juga masih melanjutkan kedudukannya yang semula, yaitu mengepalai seluruh angkatan perang dinasti Tang
Di bagian manapun di dunia ini, peperangan menimbulkan kekacauan
Bukan saja kekacauan karena pertempuran antara kedua pihak, dan dilandanya kota-kota dan dusun-dusun oleh perte mpuran, akan tetapi terutama sekali munculnya para penjahat dari dunia sesat yang melihat kesempatan baik sekali untuk merajalela
Dalam perang, pemerintah tidak dapat lagi mengendalikan keamanan
Apalagi tempat-tempat yang jauh dari pasukan pemerintah, menjadi medan pesta pora bagi para penjahat, seolah-olah semua tikus keluar karena tidak ada kucing
Celakanya, dalam waktu perang, agaknya setan dan iblis merajalela menguasai benak kebanyakan manusia sehingga pasukan kedua pihak yang berperangpun tiba-tiba saja berubah ganas dan kejam, membunuhi penduduk tanpa alas an yang kuat
Sedikit saja sebuah pasukan mencurigai sebuah desa yang dianggap berpihak kepada lawan, te ntu disikat habis
Banyak pula yang mempergunakan kesempatan selagi keadaan kacau seperti itu untuk bertindak sendiri-sendiri membalas dendam
Hanya mereka yang te guh imannya kepada Tuhan sajalah yang masih selalu s adar untuk tetap berdiri di jalan yang benar
Bahkan para pendekar bermunculan seolah menjadi imbangan dari munculnya para tokoh sesat
Para pendekar ini yang menentang kejahatan yang terjadi di manamana
Ada pula para pendekar yang membentuk perkumpulan di te mpat masing-masing untuk menjaga keamanan penduduk, menggantikan tugas pasukan keamanan pemerintah yang tidak ada pada waktu perang itu
Perkumpulan orang gagah He k-houw-pang (Perkumpulan Harimau Hitam) merupakan satu di antara perkumpulan-perkumpulan orang gagah yang mengerahkan anggotanya untuk menjaga keamanan penduduk di dusun mereka, bahkan siap pula membantu penduduk dusun-dusun di sekitarnya
Kakek Coa Song yang selama puluhan tahun menjadi ketua Hek-houw-pang, kini berusia tujuhpuluh sembilan tahun, sudah te rlalu tua untuk aktif dalam perkumpulan
Karena kakek ini hanya mempunyai seorang pute ra yang sudah lama tewas, yaitu Coa Kun Tian, dan tidak mempunyai anak laki-laki lainnya kecuali tiga orang anak perempuan, maka dia lalu menunjuk Kam Seng Hin untuk menggantikannya, semenjak kerajaan Sui jatuh dan diganti Kerajaan Tang tiga tahun yang lalu
Kam Seng Hin berusia empatpuluh tahun, tinggi besar dan gagah
Dia juga murid He k-houw pang yang menikah dengan seorang cucu perempuan dari Coa Song, maka biarpun dia bukan keturunan Coa, diapun bukan orang luar
Pertama masih murid He k-houw-pang
Kedua masih cucu mantu dari kakek Coa Song
Karena hanya pendekar inilah yang dianggap mampu, diapun diangkat oleh Coa Song untuk memimpin Hek-houw-pang
Dan memang pilihan kakek Coa Song ini tidak keliru
Kam Seng Hin yang dibantu isterinya, Poa Liu Hwa, cucu-luar kakek Coa Song, te rnyata mampu mengangkat nama He k-houw pang sebagai sebuah perkumpulan orang gagah
Ketika terjadi kekacauan akibat perang, Kam Seng Hin dan Poa Liu Hwa memimpin semua anggota Hek houw pang yang jumlahnya kurang le bih limapuluh orung itu untuk menjadi pasukan keamanan yang mempertahankan keamanan penduduk dusun Tabun-cung dan dusun-dusun di sekitarnya
Mereka menentang dan mengusir setiap penjahat atau gerombolan perampok yang hendak mengacau di daerah itu
Karena sepak terjang orang-orang Hek-houwpang ini, maka nama perkumpulan itu menjadi harum, dipuji semua penghuni dusun-dusun di sekitarnya, dan mengalirlah sumbangan- sumbangan dari para penduduk yang berte rima kasih
Kam Seng Hin dan Poa Liu Hwa hanya mempunyai seorang anak yang pada waktu itu usianya sudah lima tahun
Seorang anak yang mungil, berwajah tampan dan berotak cerdas sekali
Dan sejak kecil oleh orang tuanya, juga oleh kakek Coa Song sendiri, anak yang diberi nama Kam Cin ini digemble ng ilmu silat keluarga Coa yang menjadi ilmu dari He k houw-pang
Baik kakek Coa Song maupun ketua He k-houw-pang dan isterinya, menanamkan jiwa kependekaran ke dalam hati dan pikiran Kam Cin, sehingga sejak kecil anak ini memiliki watak yang gagah, pemberani, dan lincah
Semua anak buah atau murid He k-houw-pang menyayangi Kam Cin yang amat tampan dan gagah ini
Ketampanan dan kemungilannya membuat dia disebut dengan nama kesayangan Cin Cin
Biarpun dia disayang dan dimanja oleh semua orang, namun Cin Cin atau Kam Cin tidak menjadi manja, tidak pernah merengek dan kemanjaannya hanya nampak pada wataknya yang lincah gembira saja
Segala kekacauan yang te rjadi dunia ini sesungguhnya hanya merupakan akibat belaka dari ulah manusia sendiri
Yang merasakan kekacauan adalah manusia sendiri pula
Perang te rjadi karena ulah manusia
Setiap perbuatan manusia hampir selalu didorong ole h nafsu daya rendah sehingga dengan sendirinya mendatangkan akibat yang menyengsarakan manusia sendiri
Perang merupakan konflik antara manusia karena didorong nafsu daya rendah masingmasing, hingga timbul bentrokan kepentingan diri sendiri dan te ntu saja terjadi perang untuk mempertahankan kebenaran masing-masing
Kebenaran masing-masing adalah kebenaran yang dilandasi kepentingan diri sendiri
Kesadaran akan kelemahan dan kesalahan diri sendiri hanya te rdapat kalau kita mau mawas diri tanpa penilaian, melihat keadaan diri sendiri, mengamati pikiran sendiri, karena pikiran yang menimbulkan perbuatan dan ucapan
Kalau kita mau melakukan pengamatan diri sendiri setiap saat, akan nampaklah betapa suara setan menguasai pikiran dan hati kita, membujuk merayu dan menipu, menyeret kita ke dalam kesesatan melalui kesenangan-kesenangan panca-indra kita yang le mah karena bergelimang nafsu
Demikian lemah dan kotornya hati dan akal pikiran kita sehingga biarpun kita sudah sadar akan kesalahan dan kesesatan diri sendiri, namun kita tetap tidak kuasa, tidak mampu untuk menghentikan penyelewengan kita yang sudah kita sadari itu! Satu-satunya jalan hanyalah menyerah kepada Tuhan Yang Maha Kasih, menyerah dengnn penuh keikhlasan dan ketawakalan, memohon kemuruhan Tuhan karena hanya kekuasaan Tuhan sajalah yang akan mampu membersihkan kita dan mampu membebaskan jiwa kita dari cengkeraman nafsu daya rendah
Setelah dinasti Sui jatuh dua tahun yang lalu, dan atas desakan Li Si Bin yang usianya baru tujuhbelas tahun itu, ayahnya mengangkat diri menjadi kaisar baru, yaitu Kaisar Tang Kao Cu sebagai kaisar pertama dari dinasti Tang, perang tidak juga berhenti
Kerajaan Sui memang sudah roboh, diganti Kerajaan Tang
Akan tetapi banyak gubernur dan raja muda yang bangkit dan tidak mau mengakui dinasti Tang yang baru itu
Maka selama beberapa tahun, Si Bin memimpin pasukan mengadakan pembersihan di mana-mana, te rutama memadamkan pemberontakan para pembesar daerah Lok-yang
De mikianlah, He k-houw-pang juga harus melakukan keamanan selama pemerintah yang baru masih sibuk mengadakan operasi pembersihan di mana-mana sehingga roda pemerintahan belum dapat berjaIan lancar
Banyak dusun, te rmasuk Ta bun cung yang tidak mempunyai kepala dusun angkatan pemerintah
Maka penduduk Ta bun-cung dan juga penduduk dusun-dusun sekitarnya, sepakat untuk mengangkat pangcu dari He k-houw-pang untuk sementara menjadi kepala dari semua dusun itu
De mi menjaga ketertiban dusun-dusun itu, Kam Song Hin, ketua He k-houw-pang, terpaksa menerima pengangkatan yang amat penting dan juga berat itu sebagai kepala dari semua dusun, te ntu saja kini tanggung-jawabnya menjadi mutlak! Biarpun pada waktu itu Li Si Bin haru berusia sekitar duapuluh tahun, namun ternyata dia sudah menunjukkan bakat besar untuk menjadi seorang pemimpin besar pula
Memang, baru dua tahun dinasti Tang didirikan, dan pemerintah belum dapat mengatur seluruh daerah kerajaan yang amat luas itu, keamanan dan ketertiban belum terlaksana dengan baik, apalagi karena dia sendiri masih sibuk melakukan pembersihan menumpas mereka yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Tang yang baru
Namun dia mendengar laporan para penyelidik yang disebarnya, dan memperhatikan keadaan yang sekecil-kecilnya