Naga Beracun Bab 014


Pangeran Cian Bun Ong menghela napas panjang

Mereka masih duduk di depan makam, di atas batu-batu yang banyak terdapat di tempat itu

Keadaan di keliling itu s unyi

Me mang sudah sepantasnya kalau kita saling mengenal lebih dekat lagi, karena puteramu telah menjadi muridku, akupun hanya tahu bahwa engkau bernama Sim Lan Ci, keluarga dari pimpinan He k-houw-pang

Akan te tapi melihat gerakan ilmu silatmu, jelas engkau bukan murid He k-houw-pang.

Yang keluarga Hek-houw-pang adalah mendiang suami saya

Dia adalah keturunan para pemimpin atau ketua He k-houw-pang, yaitu keluarga Coa.

Oh, begitukah

Pantas ilmu silatmu berbeda.

Pangeran itu lalu memandang kepada Thian Ki dan Kui Eng

Thian Ki, kauajak sumoimu pergi bermain-main ke ujung tanah kuburan di sana

Jangan te rlalu jauh

Aku ingin bicara dengan ibumu dan ana k-anak tidak boleh ikut mendengarkan.

Baik, suhu

Mari, sumoi!

kata Thian Ki sambil menggandeng tangan Kui Eng

Mereka pergi meninggalkan dua orang tua itu dan memetik bunga liar yang bertumbuhan di sudut tanah kuburan

Nah, sekarang le bih leluasa kita bicara

Tidak semua hal boleh didengar oleh anak-anak kita.

Lan Ci mengangguk, membenarkan

Ilmu silatmu selain berbeda, juga mengandung hawa pukulan beracun

Siapakah gurumu?

pangeran itu kembali bertanya

Demikian pandainya dia mengatur percakapan sehingga Lan Ci tidak sadar bahwa pertanyaan tentang nama pangeran itu sama sekali belum te rjawab, bahkan kini orang itu yang menguras keterangan darinya

Guru saya adalah ibu kandung saya sendiri.

Ia te rpaksa mengaku

Ah, kiranya begitu

Siapakah nama ibumu

Tentu ia seorang tokoh dunia persilatan yang amat te rkenal.

Sungguh tidak enak rasanya memperkenalkan ibunya, seorang datuk sesat yang namanya te rsohor

Akan tetapi ia tidak dapat mengelak lagi

Biarlah penolongnya ini tahu segala tentang dirinya, te ntang Thian Ki yang sudah menjadi muridnya

Dahulu ibu bernama Phang Bi Cu, berjuluk Ban-tok Mo-li akan tetapi sekarang telah menjadi seorang Ni-kouw.

Benar seperti dugaannya, penolongnya itu nampak te rkejut sekali

Nama ibunya te rlalu te rsohor untuk tidak dikenal orang

Ban-tok Moli

Ibumu Ban tok Mo-li

Aahh, sekarang aku mengerti mengapa anakmu menjadi Tok-tong Ibumu seorang wanita yang amat lihai dan nama besarnya sudah lama sekali kudengar!

Pangeran itu memandang kagum, lalu cepat menyambung dengan pertanyaan,

Dan ayahmu?

Ayah telah tiada sejak saya kecil sekali

Saya tidak ingat lagi

Paduka belum menceritakan siapa sebenarnya paduka.

Me mang aku seorang bekas pangeran

N amaku Cian Bu Ong Lan Ci melompat berdiri dan wajahnya berubah pucat, matanya te rbelalak memandang kepada laki-laki itu dan kedua tangannya dikepal

Paduka Pangeran Cian Bu Ong

Jadi.........paduka ini yang mengirim lima orang penjahat yang telah membasmi Hek-houw-pang dan membunuh suami saya?

Duduklah, nyonya, duduk dan te nanglah agar anak-anak kita tidak menjadi kaget

katanya dan sungguh aneh, suara le mbut dan berwibawa itu membuat Lan Ci menjadi tenang kembali dan iapun kini sudah duduk lagi, walaupun pandang matanya penuh selidik dan mengandung kemarahan

Siapakah yang melempar fitnah itu dan mengatakan bahwa aku yang membasmi He khouw-pang?



Bukan fitnah! Lima orang penjahat itu sendiri yang mengaku

Ketika mereka muncul di dusun Ta-bun-cung, mereka mencari ketua atau pimpinan He k-houw-pang untuk dipanggil menghadap Pangeran Cian Bu Ong

Padahal Pangeran Cian Bu Ong adalah seorang pemberontak yang menjadi buruan pemerintah, maka te ntu saja Hek-houw-pang tidak mau, bahkan hendak menangkap lima orang itu sehingga te rjadi pertempuran

Jadi paduka ini seorang pemberontak yang telah mengutus pembunuh-pembunuh itu untuk membasmi Hekhouw-pang?

Pangeran itu menghela napas panjang

Nanti dulu, nyonya

Beginilah nasib orang yang kalah

De ngarkan dulu keteranganku, baru nanti engkau boleh menilai

Tidak kusangkal bahwa aku te lah melakukan perlawanan terhadap pemerintah baru

Akan te tapi coba pertimbangkan, siapakah sesungguhnya yang memberontak

Aku adalah seorang pangeran dari Kerajaan Sui, saudara dari mendiang Kaisar Yang Ti

Pemberontakan yang dipimpin Li Si Bin dan ayahnya berhasil menjatuhkan Kerajaan Sui

Sebagai seorang pangeran, aku berjuang melawan pemberontak yang mendirikan krrajaan baru

Nah, siapakah yang pemberontak

Justeru aku menentang pemberontak! Dan kami kalah

Aku menjadi pelarian bersama keluargaku

Kalau orang sudah kalah, selalu menjadi bulan-bulanan fitnah, dijadikan keranjang sampah untuk menampung semua kekotoran dan kesalahan pihak lain

Tidaklah mengherankan kalau lima orang penjahat itu mempergunakan namaku, agar pasukan keamanan mencariku, bukan mereka

Engkau melihat sendiri bagaimana sikapku ketika menolongmu

Aku membunuh anak buah penjahat

Bahkan keluargaku juga te rbasmi oleh pasukan keamanan

Nyonya muda Lan Ci, apakah engkau sekarang masih tega untuk menuduh aku menjadi pembasmi keluarga Hek-houw-pang

Aku sudah cukup menderita, maka kalau engkau sekarang menuduhku jahat, maka penderitaanku le ngkaplah, bahkan berlebihan, kalau engkau menganggap a ku yang menyuruh bunuh suamimu, nah, di depan makam suamimu ini, engkau boleh membalas dendam, boleh membunuhku dan aku tidak akan melawan

Aku hanya titip puteriku, Kui Eng......

Luluh semua kekerasan di hati Lan Ci mendengar keterangan itu

Semua keterangan itu masuk akal

Pangeran ini bahkan seorang pahlawan yang gigih menentang pemberontak yang menjatuhkan Kerajaan Sui

Kalau kini dia dicap pemberontak, hal itu hanya karena Kerajaan Sui telah jatuh

Dengan demikian memang sukar mengatakan siapa yang memberontak kepada siapa! Apa lagi melihat wajah yang gagah itu menjadi muram oleh kedukaan, Lan Ci teringat akan nasibnya sendiri dan ia menunduk lalu berkata lirih,

Maafkan saya, pangeran

Saya percaya kepada paduka.

Wajah yang muram itu menjadi cerah kembali, dan senyum kegembiraan te rsembul di wajah Pangeran Cian Bu Ong

Syukurlah, Lan Ci

Syukurlah masih ada orang yang percaya kepadaku

Mari kita cepat pergi dari sini

Kalau sampai ketahuan pasukan keamanan, te ntu kita akan te rancam bahaya

Kita harus menyelamatkan Kui Eng dan Thian Ki.

Ke mana kita akan pergi, pangeran?

Di perbatasan utara, di sebuah lereng bukit ada sebuah dusun besar orang-orong suku bangsa Hui

Di sana aku mempunyai sebuah rumah

Dan di sana kita akan aman dari jangkauan pengejaran pasukan pemerintah Tang.

Mereka memanggil dua orang yang sedang bermain-main itu dan berangkatlah mereka meninggalkan tanah kuburan, menuju ke utara

Pangeran Cian Bu Ong menjadi penunjuk jalan dan dia mengambil jalan melalui bukit dan le mbah, melalui hutan-hutan yang sunyi

Dan di sepanjang perjalanan Sim Lan Ci menjadi semakin kagum dan te rtarik karena sikap pangeran itu sungguh le mbut, halus dan sopan

Iapun diam-diam menyerahkan nasibnya dan pute ranya ke tangan pria yang berwibawa itu

o-ooo0dw0ooo-o

Lepaskan aku......atau bunuh saja aku

Biarkan aku mati menyusul suamiku......!

Wanita itu meronta-ronta dalam pondongan Lie Koan Tek ketika pengaruh totokan membuatnya mampu bergerak kembali

Mereka tiba di dalam sebuah hutan

Lie Koan Tek melepaskan pondongannya dan wanita itu menjatuhkan diri berlutut sambil menangis

Wanita itu adalah Poa Liu Hwa, isteri Kam Seng Hin ketua He k-houw-pang

Ketika lima orang penjahat lihai menyerbu Hek-houw-pang, ia membantu suaminya

Melihat suaminya roboh dan te was, nyonya muda ini mengamuk dengan pedangnya, nekat menyerang penjahat lihai

Akan tetapi tiba-tiba ia te rkulai lemas, te rtotok dan dibawa lari oleh seorang di antara lima penjahat itu

Kini ia berada di tangan seorang penjahat lihai dan melawanpun tidak ada gunanya

Teringat akan kematian suaminya, te ringat pula akan nasib pute ranya yang entah bagaimana, Poa Liu Hwa hanya dapat menangis sedih

Tenanglah, nyonya, dan harap jangan salah sangka

Aku sengaja melarikanmu dengan dua maksud........

Huh, penjahat keji macam engkau, maksudmu te ntu keji dan jahat! Lebih baik bunuh saja aku!

Liu Hwa berseru marah

Diam dulu dan dengarkan keteranganku

Lie Koan Tek membentak marah

Agaknya

Liu Hwa dapat menangkap kekerasan dan ketegasan dalam suara itu dan iapun menurunkan kedua tangan yang tadi menutupi mukanya, memandang dengan mata basah, akan tetapi dengan sinar kebencian seolah hendak membakar

Melihat wanita itu sudah agak te nang dan mau menghentikan tangisnya, Lie Koan Tek menghela napas panjang

Tidak ada yang le bih menyakitkan hati dari pada tuduhan orang bahwa aku keji, jahat dan sudah menjadi seorang penjahat

Ketahuilah bahwa aku bernama Lie Koan Tek, aku seorang murid Siauw-lim-pai yang belum pernah melakukan kejahatan.

Liu Hwa te rkejut, juga heran

Tentu saja ia pernah mendengar nama Lie Koan Tek, murid Siauw-lim-pai yang gagah-perkasa, yang merupakan sis a para tokoh Siauw-lim-pai yang berhasil lolos ketika kuil Siauw-lim-si dibakar oleh pasukan pemerintah Kerajaan Sui, beberapa tahun yang lalu

Semua orang gagah di dunia persilatan memuji dan kagum kepada Lie Koan Tek dan lima orang saudaranya

Tapi........tapi kenapa engkau ikut menyerbu He k-houw-pang dan menawanku?

Dengar saja dulu baik-baik

Engkau mungkin tidak tahu

Aku adalah seorang yang dimusuhi Kerajaan Sui, dan karena aku selalu menentang kesewenang-wenangan para pembesar Sui, akhirnya aku te rkepung dan te rtawan, lalu dihukum penjara

Ketika kerajaan itu jatuh oleh pasukan Li Si Bin yang memberontak, aku masih di dalam penjara

Lalu aku dibebaskan oleh Pangeran Cian Bu Ong yang sebaliknya sebagai balasannya minta kepadaku untuk membantunya melawan pemberontak Li Si Bin yang sudah berhasil mendirikan Kerajaan Tang

Mula-mula aku menyetujuinya karena aku sendiri biarpun dimusuhi Kerajaan Sui juga menentang pemberontakan

Akan tetapi, ketika kami diperintah oleh Pangeran Cian Bu Ong menyerbu He k-houw pang yang membantu pemerintah pemberontak, aku melihat kegagahan orang-orang He k-houw-pang dan melihat kekejian para rekanku

Timbullah kesadaranku bahwa orangorang yang membantu Pangeran Cian Bu Ong adalah orang-orang jahat

Apalagi melihat suamimu ketua He k-houw-pang te rbunuh, dan engkau te rancam, aku lalu turun tangan melarikanmu, dengan hanya satu niat saja, yaitu menyelamatkanmu.

Aku tidak butuh kauselamatkan! Aku tidak takut mati, bahkan aku ingin mati bersama suamiku!

Liu Hwa berseru lalu iapun bangkit dan lari meninggalkan Koan Tek

Haiii, nyonya, engkau hendak pergi ke mana?

Koan Tek meloncat dan mengejar

Perduli apa denganmu?

Wanita itu membalik dan menegur, penuh kemarahan

Walaupun ia percaya akan keterangan Lie Koan Tek tadi, tetap saja kebenciannya tidak hilang karena ia menganggap bahwa pria ini menjadi satu di antara sebab tewasnya suaminya

Aku......aku memang tidak ada sangkutan denganmu, tapi.........amat berbahaya untuk melakukan perjalanan sendiri kembali ke dusunmu

Bagaimana kalau sampai engkau berte mu dengan anak buah Pangeran Cian Bu Ong?

Aku tidak takut

Aku akan melawan sampai napas terakhir!

nyonya muda itu menjawab tegas

Koan Tek kagum

Wanita ini memang gagah, pikirnya, walaupun ilmu silatnya tidak begitu tangguh

Engkau sudah nekat, nyonya

Engkau bukan lawan mereka

Sebaiknya engkau menanti satu dua hari sebelum kembali ke dusunmu.

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar