Anak ini.......dia.....dia Tok-tong (Anak Beracun)!
serunya
Tok-tong
Apa artinya itu, pangeran?
Biarpun dia sendiri berpengalaman luas, namun selama hidupnya belum pernah Hong San mendengar te ntang Anak Beracun
Akan tetapi pangeran itu tidak menjawab karena dia sedang memeriksa keadaan Sim Lan Ci yang masih rebah pingsan
Wanita berusia tigapuluh dua tahun ini memang memiliki kecantikan yang khas, manis dan je lita
Pangeran Cian Bu Ong bukan seorang mata keranjang yang mudah te rtarik kecantikan wanita
Di waktu mudanya, sebagai seorang pangeran, adik tiri mendiang Kaisar Yang Ti, wanita manapun yang dikehendakinya tentu dapat diperoleh
Maka kini, dalam usia limapuluh satu tahun dia tidak lagi haus akan wanita cantik
Akan te tapi, sekali ini dia mengerutkan alis nya yang te bal, memutar otaknya dan diapun mengangguk-angguk sambil menatap wajah Sim Lan Ci
Hong San, bagaimanapun ju ga, aku merasa girang bahwa engkau memutuskan membawa wanita dan anak ini kepadaku
Engkau benar dan jas amu ini cukup besar
Akan tetapi, hubungan antara kita sampai di sini dan kau terimalah ini sebagai imbalan jasamu!
Pangeran itu mengeluarkan sebuah kantung kecil dan melemparkan benda itu ke arah Hong San
Pemuda ini memandang heran, menyambar bungkusan atau kantung kain itu dengan tangan kiri dan membukanya
Isinya potongan-potongan emas murni!
Pangeran, apakah artinya ini
Mengapa paduka memutuskan hubungan?
tanyanya, akan tetapi di dalam hatinya ia merasa gembira karena keputusan ini berarti kebebasannya dan dia masih menerima hadiah yang demikian berharga pula
Pangeran itu menarik napas panjang
Perjuanganku tidak akan berhasil selama aku tidak dapat mengumpulkan orang yang cukup banyak untuk membentuk pasukan
Tidak enak kalau hidup sebagai pelarian yang te rus diburu, dikejar-kejar
Maka kubebaskan engkau, boleh engkau pergi ke manapun engkau suka.
Can Hong San adalah seorang yang amat cerdik
Dia hanya mempunyai satu saja pertimbangan, yaitu asal baik dan menguntungkan untuk dirinya sendiri yang lain dia tidak perduli lagi
Maka dia lalu memberi hormat kepada pangeran itu
Terima kasih, Pangeran
Kalau begitu, sekarang juga aku hendak pergi.
Pergilah, Can Hong San
Engkau seorang pembantu yang baik
Mudah-mudahan kelak, kalau keadaanku mengijinkan, engkau dapat pula membantuku
Kalau aku sudah kuat, engkau carilah aku, engkau akan kuberi tugas dan kedudukan yang baik.
Hong San mengangguk dan diapun pergi meninggalkan pondok darurat di dalam hutan itu
Gan Lui kini mengangkat muka memandang kepada Pengeran Cian Bu Ong
Dia pun mengharapkan untuk dibebaskan seperti Hong San dan diberi hadiah
Diapun selalu merasa khawatir kalau harus mengikuti pangeran yang menjadi pelarian dan dikejar-kejar pasukan pemerintah itu
Apalagi kini dari lima orang pembantu utama, hanya tinggal dia seorang
Hal ini amat mengecilkan hati
Apakah hamba juga harus pergi, pangeran?
Dia memberanikan diri bertanya
Gan Lui ini sejak mudanya memang selalu menjadi penjahat dan pemberontak
Dia tidak suka kepada Kerajaan Sui yang kini te lah jatuh itu karena dahulu ayahnya yang bernama Gan Lok dan berjuluk Kiu-bwe-houw, tewas ole h pasukan pemerintah Kerajaan Sui
Dia sendiri juga mempergunakan julukan ayahnya dan ketika dia bersama kawan-kawannya melakukan pemberontakan, dia akhirnya te rtangkap dan dihukum sampai akhirnya dia dibebaskan oleh Pangeran Cian Bu Ong
Nanti dulu, Gan Lui
Sebelum engkau kubebaskan, aku mempunyai tugas untukmu
Kaulihat ibu dan anak ini
Mereka adalah orangorang Hek-houw-pang yang kubenci karena mereka membantu pemerintah Tang
Juga anak ini telah membunuh Thio Ki Lok dan Gulana
Karena itu, ibu dan anak ini harus dihukum dan engkau yang harus melakukannya.
kata sang pangeran sambil te rsenyum kejam
Sepasang mata Gan Lui mengeluarkan sinar bengis
Ah, serahkan saja kepada hamba, pangeran! Akan hamba cincang tubuh ibu dan anak ini
Hamba juga dendam kepada mereka atas kematian dua orang rekan hamba!
Akan tetapi pangeran itu menggelengkan kepala
Tidak begitu caranya Gan Lui
Terlampau enak untuk mereka kalau dibunuh begitu saja
Mereka harus disiksa dulu lahir batin sebelum dibunuh
Engkau tahu caranya menghukum dan menyiksa seorang wanita, bukan
Dia cantik, tidak sukar bagimu untuk mempermainkan sesuka hatimu dan semua harus kaulakukan di depan anaknya.
Anak setan itu harus melihat ibunya dipermainkan orang! Engkau tidak boleh membunuh anak itu, juga tidak boleh membunuh ibunya sebelum kuber ijin
Mengerti apa yang kumaksudkan?
Gan Lui adalah seorang penjahat besar
Sampai usia tigapuluh lima tahun itu, entah kejahatan macam apa yang belum pernah dia lakukan
Dia sudah biasa merampok, membunuh, memperkosa, menyiksa dan dia te rkenal sebagai seorang datuk atau tokoh besar dunia kang ouw
Mendengar ucapan pangeran itu, ia menyeringai dan otomatis tangannya meraba kumisnya yang jarang seperti kumis tikus, dan matanya yang sipit menjadi semakin sipit seperti terpejam
Hamba mengerti, Pangeran
Harap jangan khawatir, ia akan mengalami penghinaan yang takkan dapat ia lupakan selama hidupnya! Dan terima kasih, paduka te lah menyerahkan si cantik manis ini kepada hamba.
Nah, aku hendak pergi, kaulakukanlah perintahku baik-baik
Akan tetapi ingat, jangan sentuh wanita ini sebelum ia sadar, agar ia merasakan siksa batin yang paling hebat
Dan jangan lupa, engkau tidak boleh membunuhnya, juga tidak boleh membunuh anak ini
Aku sendiri yang a kan membunuh mereka
Awas kalau engkau melanggar perintahku, engkau akan kuhukum berat!
Gan Lui menyeringai
Apa sukarnya tugas memperkosa wanita cantik
Jangan khawatir, pangeran
Hamba akan melaksanakan perintah sebaiknya, ha-ha-ha!
Pangeran Cian Bu Ong meninggalkan pondok itu dan dengan kecepatan luar biasa dia mengunjungi orang-orang yang berkumpul tak jauh dari pondok bersembunyi di te ngah hutan
Setelah memberi perintah kepada belasan orang pembantunya, dia lalu kembali ke pondok
Ge rakannya demikian ringan sehingga tidak terdengar oleh Gan Lui yang mulai beraksi di dalam pondok itu untuk melaksanakan perintah yang baginya amat menyenangkan itu
Gan Lui mengamati wajah wanita yang rebah miring di atas lantai itu sambil te rsenyum-senyum, kemudian dia membungkuk dan memondong tubuh itu
Manisku, mari kita pindah ke pembaringan, heh-heh-heh!
Ingin dia mencium mulut itu, akan tetapi dia ingat akan ancaman Pangeran Cian Bu Ong dan ia bergidik
Tidak, dia tidak akan berani melanggar
Dia harus menanti sampai wanita ini siuman, baru dia akan memperlakukannya sesuka hatinya
Dia harus bersabar
Direbahkannya wanita itu di atas pembaringan tunggal yang te rdapat di sudut ruangan
Anak itu ia biarkan rebah di lantai
Kemudian ia duduk di atas kursi dan melihat ada seguci arak di atas meja, dia menyambarnya dan mulai dia minum arak sambil menoleh ke arah pembaringan, menanti sampai Sim Lan Ci siuman dari pingsannya
Sudah agak lama sejak Hong San menotoknya pingsan dan Gan Lui tidak lama menunggu
Kini terdengar wanita itu mengeluh lirih
..
Siang Lee..
Thian Ki......ah, Siang Lee.......
wanita itu mengeluh dan menggerakkan tubuhnya
Gan Lui sudah meloncat dan duduk di te pi pembaringan
Heh heh heh, manis, engkau sudah bangun
Engkau cantik sekali!
katanya dan diapun merangkul
Lan Ci membuka matanya dan dapat dibayangkan betapa kagetnya ketika melihat dirinya didekap seorang laki-laki yang tinggi kurus bermuka kuning dan berkumis tikus dan bermata sipit
Orang itu mendekap dengan kurang ajar, tangannya meraba dadanya dan mukanya begitu dekat, siap untuk menciumnya!
Lepaskan aku, keparat!
bentaknya dan ia menggerakkan kedua tangan untuk memukul
Namun sambil te rkekeh Gan Lui yang sudah siap itu menangkap kedua le ngan Lan Ci dengan cengkeraman cakar harimau, satu di antara kepandaiannya yang dia andalkan
Namun, Lan Ci meronta dengan mengerahkan seluruh tenaganya bahkan mengerahkan te naga Ban-tok Sin kang
Ilmu dari ibunya yang membuat hawa yang mendorong te naganya itu mengandung racun
Walaupun tidak te rlalu kuat karena Lan Ci tidak melatihnya selama bertahun-tahun, namun cukup membuat Gan Lui terkejut ketika merasa betapa telapak tangannya seperti memegang le ngan yang te rbuat dari baja panas
Kesempatan selagi cengkeraman Gan Lui mengendur dipergunakan oleh Lan Ci untuk meronta lepas dan ia meloncat turun dari atas pembaringan
Melihat Thian Ki roboh pingsan di atas lantai, hatinya khawatir bukan main
Ia dan pute ranya telah terjatuh ke tangan seorang penjahat keji yang hendak memperkosanya! Demi keselamatan pute ranya, demi kehormatannya, ia harus membela dirinya mati-matian
Thian Ki..
.!
Ia berseru akan tetapi tidak dapat mendekati anaknya karena ia maklum bahwa lawannya amat berbahaya
Ha-ha-ha, sungguh seperti seekor kuda betina liar! Ha, makin liar makin menyenangkan
Engkau memang harus merasakan kelihaianku, harus menderita siksaan lahir batin.
Tar-tar-tar......
! Cambuk yang ujungnya berekor sembilan itu meledak-ledak di udara
Cambuk itu memang sengaja diberi ekor sembilan yang dahulu merupakan senjata andalan ayah Gan Lui, sesuai pula dengan julukan mereka Kiu-bwe-houw (Harimau Ekor Sembilan)
Kini, cambuk itu meledak-ledak, kemudian meluncur turun menyerang ke arah tubuh Lan Ci
Tar-tarrr......!
Lan Ci bertangan kosong dan biarpun ia memiliki gerakan lincah, namun tingkat kepandaian penyerangnya berimbang dengan tingkatnya, bahkan le bih tinggi sedikit dan kini lawan itu menggunakan cambuk yang panjang, sedangkan ia bertangan kosong
Lan Ci berloncatan mengelak, akan tetapi sembilan ekor cambuk itu seperti ular-ular hidup te rus mengejarnya dan melecut-lecut
Tar-tar-tarr.....I
De ngan kelincahannya, Lan Ci berhasil meloncat ke sana sini, menyusup di antara sinar ujung cambuk dan bahkan ia meloncat mendekat dan kakinya melakukan te ndangan kilat ke arah pusar lawan!
Ehh.......?
Gan Lui te rkejut juga
Tak disangkanya bahwa calon korbannya itu sedemikian lincahnya
Terpaksa ia mengelak ke kiri, akan tetapi, kembali tangan kiri wanita itu menyambar dengan pukulan yang mendatangkan hawa panas
Hawa beracun! Demikian berbahayanya pukulan yang mengandung hawa beracun itu sehingga te rpaksa Gan Lui melempar tubuh ke atas lantai, bergulingan dan cambuknya menyambar-nyambar ke atas
Tanpa setahu dua orang yang sedang berkelahi mati-matian itu, sepasang mata sejak tadi mengikuti semua gerakan mereka dan ketika Lan Ci menyerang dengan te ndangan dan disusul pukulan yang mengandung hawa beracun, pemilik sepasang mata itu memandang kagum
Pengintai itu bukan lain adalah Pangeran Cian Bu Ong! Pangeran itu sejak mendengar cerita Hong San, merasa tertarik sekali kepada Thian Ki
Apa lagi setelah dia memeriksa sendiri keadaan tubuh anak itu
Seorang Tok-tong (Anak Beracun)! Dia sendiri hanya mempunyai seorang anak perempuan yang usianya juga masih kecil, kurang dari lima tahun
Kalau saja dia dapat mengambil Tok-tong ini sebagai anak, atau setidaknya sebagai murid
Akan digemble ngnya anak itu dan kelak pasti akan menjadi jagoan nomor satu di dunia
Jagoan yang akan le bih hebat dari pada dia sendiri, dan dalam waktu belasan tahun saja, mungkin anak ini yang akan dapat membuat cita-citanya te rwujud! Dan diapun sudah melihat ibu anak itu
Seorang wanita yang masih muda, berwajah cantik manis, bertubuh berisi dan indah
Kini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa wanita itu memiliki tingkat kepandaian silat yang hebat, sebanding dengan para pembantu utamanya kecuali Can Hong San
Ah, dia melihat keuntungan besar baginya
Dia sejak tadi mengikuti gerak-gerik kedua orang itu dan setiap saat siap untuk melindungi Lan Ci.! Kini Lan Ci kembali terdesak oleh serangan bertubi-tubi dari cambuk itu
Gan Lui yang maklum bahwa wanita ini sungguh tidak boleh dipandang ringan hanya ingat bahwa Pangeran Cian Bu Ong tak menghendaki dia membunuh wanita Itu
Dia mempercepat gerakan cambuknya dan kini ujung sembilan ekor cambuknya itu mematuk-matuk ke arah pakaian Lan Ci.!
Bret-bret-bret...
tar-tarr...
!
Mulailah pakaian wanita itu cabik-cabik tergigit ujung cambuk
Lan Ci berte riak marah, akan te tapi ia tidak berdaya menghadapi hujan le cutan sembilan ekor ujung cambuk itu
Ia seolah-olah ditelanjangi sedikit demi sedikit oleh cambuk itu dan mulai nampak pakaian dalamnya yang tipis berwarna merah muda
Bahkan bagian atas dadanya sudah nampak, dan ada bagian kulit tubuhnya yang babak belur! Tiba-tiba ada sebuah batu kerikil melayang dan mengenai tengkuk Thian Ki yang sedang rebah pingsan