Jilid 26
Engkau te ntu tahu bahwa aku tidak sengaja membuntungi tanganmu, melainkan untuk mencegah engkau mati keracunan, dan sekarangpun aku bukan datang sengaja membantumu
Akan te tapi, kalau engkau merasa sakit hati, kalau engkau tetap menganggap aku bersalah, akupun rela menerima pembalasanmu, Cin Cin
Aku.
..demi Tuhan, aku merasa menyesal sekali mengenai peristiwa itu, aku menyebabkan engkau kehilangan tangan kiri
Aku menyesal sekali dan engkau boleh menghukumku untuk itu....
Coa Thian Ki, engkau tentu tahu, hutang darah bayar darah, hutang nyawa bayar nyawa
Engkau berhutang tangan kepadaku, harus membayar dengan tangan kirimu pula!
Gadis itu mengamangkan pedangnya, akan te tapi tangan yang memegang pedang itu te rgetar dan wajahnya nampak pucat
Thian Ki tersenyum sedih
Setelah kini dia berhadapan dengan Cin Cin, dia semakin yakin bahwa dia mencinta gadis ini! Dia rela mengorbankan apa saja demi kebahagiaan gadis ini
Entah mengapa, ada sesuatu pada diri Cin Cin yang amat menarik hatinya, mempesonakan, menimbulkan rasa sayang, iba dan haru
Diapun menjulurkan lengan kirinya ke depan, berkata le mbut
Silakan, Cin Cin
Kalau itu yang kau kehe ndaki, ini tangan kiriku!
katanya dengan sikap tenang dan suaranya yang le mbut itu mengandung kes ungguhan dan kete gasan
Sejenak Cin Cin memandang nanar ke arah tangan yang dijulurkan itu, tidak percaya bahwa pemuda itu begitu saja menyerahkan tangannya untuk dibuntungi! Ia mengeluarkan suara aneh, seperti isak te rtahan di kerongkongannya, lalu diangkatnya pedangnya ke atas, dan kini ia menatap wajah Thian Ki, seolah hendak bertanya apakah pemuda itu benar-benar rela tangannya ia buntungi dan ia melihat Thian Ki tersenyum rela
Ia mencoba untuk mengerahkan tenaga dan membacokkan pedangnya ke arah pergelangan tangan kiri Thian Ki yang sudah dijulurkan
Akan tetapi sebelum pedang itu menyambar turun, ia mengeluh, gemetar pedangnya te rlepas dan tangan kanannya memegang pundak kiri, dan Cin Cin te rhuyung dan terkulai, tentu akan roboh kalau saja Thian Ki tidak cepat menahan dan merangkul punggungnya
Cin Cin, kau kenapakah......?
Dengan khawatir Thian Ki lalu membantu gadis itu rebah di atas rumput
Cin Cin menyeringai menahan rasa nyeri dan ia merintih dalam keadaan setengah sadar
Melihat gadis itu menggeliat dan merintih, dan tangan kanannya memegangi pundak kiri, Thian Ki khawatir sekali
Apakah racun dari tubuhnya dahulu masih juga menjalar naik dari le ngan
Tanpa banyak membuang waktu lagi, dia lalu merobek sedikit baju di bagian pundak kanan gadis itu untuk memeriksanya
Dan di sana, di depan tulang pundak, nampak ada titik hitam kebiruan sebesar ibu jari! Bukan, bukan karena racun tu buhnya, dia berpikir
Pula, kalau yang bekerja itu racun dari tubuhnya, te ntu tidak sampai selama ini gadis itu bertahan hidup
Dia memeriksa lebih teliti dan mengerti bahwa gadis itu telah terkena totokan jari beracun yang cukup ganas
Cin Cin, engkau te rluka!
katanya, akan tetapi Cin Cin tidak menjawab
Gadis itu telah pingsan
Kebetulan malah, pikir Thian Ki
Kalau Cin Cin dalam keadaan sadar, gadis yang masih marah dan sakit hati kepadanya itu, tentu tidak mau dia obati! Kini, dalam keadaan pingsan, gadis itu tentu tidak tahu apa yang terjadi dan dia dapat cepat mencoba untuk menghilangkan pengaruh totokan beracun itu..
Tentu ketika tadi berkelahi melawan Can Hong San, gadis itu te lah terkena totokan Hong San yang lihai dan menderita luka dalam keracunan
Thian Ki membuka kancing baju Cin Cin, dengan hati-hati menyingkap bagian pundak, menjaga jangan sampai dia menyingkap bagian dada sehingga titik hitam di depan tulang pundak itu nampak nyata sekali pada kulit yang putih kuning mulus itu
Lalu sambil duduk bersila di dekat tubuh Cin Cin, dia mengerahkan sin-kang, menempelkan telapak tangan kirinya di bawah titik hitam, lalu jari tangan kanannya mengurut di seputar titik yang semakin lama semakin membesar, namun warnan hitamnya menjadi pucat
Kemudian dia menempelkan telapak tangan kanan te pat di atas titik yang membesar itu, dan mengerahkan te naga sin-kang utnuk menyedot hawa beracun
Karena tubuhnya sendiri merupakan sumber racun, maka dengan mudah racun dari Cin Cin dapat te rsedot keluar, seperti air yang te rjun ke dalam te laga
Penambahan sedikit hawa beracun dari pundak Cin Cin itu tidak ada artinya bagi Thian Ki
Cin Cin mengeluh dan membuka mata
Ia berseru kaget dan bangkit sambil menggerakkan tangan menampar ke arah muka Thian Ki yang tidak mengelak
Plakkk!!
Pipi kiri Thian Ki terkena tamparan tangan Cin Cin, demikian kerasnya tamparan itu sampai membuat Thian Ki te rpelanting dan ketika dia bangkit berdiri, pipi kirinya membengkak merah kebiruan! Dia melihat betapa Cin Cin sudah mengancingkan lagi bajunya dan wajah gadis itu merah sekali, matanya berapi-api
Jahanam busuk kau, Thian Ki! Tak kusangka bahwa pute ra mendiang Paman Coa Siang Lee dan Bibi Sim Lan Ci menjadi seorang berhati keji, kotor dan hina seperti engkau! Aku dalam keadaan pingsan dan engkau berani berbuat hina dan kurang ajar kepadaku
Alangkah rendahnya.....
Tenanglah, Cin Cin
Tenanglah karena kemarahan membuat engkau tidak mampu mempertimbangkan dengan baik
Aku sama sekali tidak melakukan kesesatan, sama sekali tidak bermaksud rendah dan keji, melainkan terpaksa melakukan hal itu...........
Thian Ki! Dahulu ketika membuntungi tanganku, engkau memakai alasan bahwa aku keracunan dan engkau te rpaksa membuntungi tangan kiriku
Sekarang, alas an apalagi yang akan kau kemukakan sehingga engkau te rpaksa membuka kancing bajuku dan meraba.....melakukan kekurangajaran seperti tadi?
Dengarlah baik-baik
Engkau tadi hendak membuntungi tangan kiriku sebagai hukuman, lalu tiba-tiba engkau roboh dan memegangi pundak kirimu, lalu pingsan, bukan
Nah, ketika aku memeriksamu, te rnyata memang engkau keracunan, di pundak kirimu
Aku te rpaksa membuka kancing bajumu bagian atas untuk dapat mengobatimu
Sekarang, racun itu telah le nyap, dan sebagai upah pengobatanku, engkau malah menamparku dan memaki, menuduh yang bukan-bukan
Rabalah pundakmu, te ntu sudah tidak terasa lagi kenyerian tadi.
Cin CIn menggunakan jari tangan kanannya untuk meraba pundak kirinya
Tadi memang amat nyeri di sana, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi
Ia meragu
Agaknya pemuda itu tidak berbohong dan sekarang ia te ringat bahwa tadi ketika ia berkelahi melawan Can Hong San, ia memang te rkena totokan jari tangan kiri musuh itu, yang mula-mula tidak te rasa terlalu nyeri, akan te tapi tadi ketika ia hendak membuntungi tangan kiri Thian Ki, tiba-tiba pundak itu te rasa nyeri bukan main sampai menusuk ke jantung dan kepala
Nah, sekarang engkau baru percaya, bukan
Atau engkau masih tidak percaya
Kalau begitu boleh kau lakukan apa saja untuk melampiaskan dendammu kepadaku, Cin Cin
Kalau tamparan ini masih belum cukup, boleh kau lakukan apa saja
Nah, ini kedua tanganku yang tadi menyedot hawa beracun dari pundakmu,
Thian Ki menjulurkan kedua tangannya ke arah Cin Cin
Cin Cin memandang ke arah kedua tangan itu, lalu mengangkat pandang matanya, menatap wajah Thian Ki
Dua pasang mata bertemu dan bertautan dan perlahan-lahan, kedua mata Cin Cin menjadi basah
Lalu Cin Cin menundukkan mukanya dan suaranya terdengar lirih berbisik ketika ia berkata,
Maafkan aku......
Wajah Thian Ki berseri
Mendengar gadis itu minta maaf, berarti menyadari kesalahannya, mendatangkan perasaan yang amat berbahagia di dalam hatinya
Sikap gadi itu membuktikan bahwa perkiraannya benar
Cin Cin, biar telah mempelajari ilmu dari guru yang sesat, terbukti bahwa ilmu pedangnya, bahkan pedangnya juga sama dengan ilmu pedang dan pedang Can Hong San, namun te rnyata gadis itu hanya mewarisi kegalakan dan kekerasan saja, namun pada dasarnya masih memiliki kegagahan dan pribadi luhur sehingga berani mengakui kesalahan
Tidak Cin Cin, e ngkau tidak bersalah dan tidak ada yang dapat dimaafkan
Akulah yang bersalah, dan aku minta maaf padamu
Karena kecerobohanku, engkau menderita, dan aku hanya menimbulkan prasangka dan kesan buruk saja kepadamu.
Thian Ki, aku memusuhi ayah tirimu, dan sekarang, baru saja aku membalas pertolonganmu dengan tamparan dan kata-kata keji
Kenapa engkau masih bersikap baik kepadaku
Kenapa engkau begitu baik kepadaku?
sepasang mata itu kini mengamati wajah Thian Ki penuh selidik
Thian Ki te rsenyum
Aih, Cin Cin
Andaikata engkau bukan Cin Cin pute ri mendiang paman Kam Seng Hin, andaikata di antara kita tidak ada hubungan apapun sejak kecil, aku tetap akan menolongmu
Bukankah menolong siapa saja yang te rancam bahaya merupakan kewajiban kita sebagai seorang yang pernah mempelajari ilmu silat?
I buku pernah mengatakan bahwa mungkin engkau menjadi anak beracun karena nenekmu, yaitu mendiang Ban-tok Mo-li Phang Bi Cu
Benarkah engkau menjadi tok-tong (anak beracun)?
I bumu memang bijaksana dan pandai, dugaannya te pat
Memang aku te lah dibuat menjadi tok-tong oleh mendiang nenekku, diluar pengetahuanku ketika aku masih kecil
Karena itulah, ketika engkau mencengkeram pundakku, tanpa dapat kucegah lagi, engkau keracunan pada tangan kirimu
Ketika hal itu terjadi, aku sama sekali tidak berdaya mencegahnya, Cin Cin.
Hemm, sudahlah, jangan bicara lagi tentang hal itu
Tadi kau mengatakan bahwa engkau membantuku melawan Can Hong San juga bukan sengaja membantu, apa maksudmu?
Aku memang sedang mengejarnya
Dia merupakan seorang pelarian, karena tadi pasukan keamanan Sin-yang sedang menyerbu perkumpulan Koai-liong-pang yang didirikan oleh Can Hong San ini
Dia berhasil melarikan diri, maka aku mengejarnya dan melihat dia berkelahi denganmu di sini.
De ngan singkat Thian Ki bercerita tentang pengalamannya berte mu dengan Li Ai Yin dan te ntang Hong San, didengarkan penuh perhatian oleh Cin CIn
Gadis itu lalu memandang ke arah mayat Can Hong San, dalam hati merasa puas karena tugas yang diperintahkan subonya telah berhasil ia laksanakan, yaitu membunuh Can Hong San seperti yang dikehendaki ibunya
Hemm, hatiku puas sudah, tugas pertamaku sudah dapat te rlaksana..
ia menole h ke arah Thian Ki
......hei, apa yang sedang kaulakukan itu?
tanyanya melihat Thian Ki mempergunakan pedangnya untuk menggali tanah
Aku menggali tanah untuk mengubur je nazah Can Hong San.
Hemm, orang sejahat itu!
cela Cin Cin
Dia ikut menjadi sebab kematian ayahku dan hancurnya He k-houw-pang, dia bahkan membunuh ayahnya sendiri!
Thian Ki menghela napas panjang
Me mang, ketika hidupnya dia telah tersesat, menjadi hamba dari nafsu-nafsu rendah
Ayah kandungku juga te was di tangannya dan aku melihat dia melakukan banyak kejahatan
Akan tetapi itu te rjadi ketika dia masih hidup
Se karang dia sudah mati, mengubur mayat sendiripun tidak mampu
Tidak sampai hatiku membiarkan mayatnya te rlantar.
Dia melanjutkan pekerjaaannya
Sejenak Cin Cin hanya menonton saja, akan tetapi mendadak ia mengambil pedang yang tadi te rlepas dari tangan Can Hong San, lalu membantu Thian Ki menggali tanah dengan pedang itu! Thian Ki diam saja, kalau bicara khawatir menyinggung, akan te tapi diam-diam dia merasa gembira sekali
Ini masih Cin Cin yang dahulu, seorang anak yang pada dasarnya memiliki watak yang baik
Dia masih ingat ketika berkunjung ke He k-houw-pang dulu, Cin Cin adalah seorang anak yang lincah je naka, periang, tabah dan pandai bicara
Kalau sekarang ia nampak begitu dingin, keras dan pendiam, tentu karena gemble ngan gurunya, seorang datuk sesat, dan mungkin ditambah lagi karena terbuntungnya tangan kirinya
Kasihan sekali! Aku akan mencoba untuk membahagiakanmu, Cin Cin, bisik hatinya, mengembalikan seperti dahulu! Setelah selesai menguburkan je nazah itu secara sederhana, Cin Cin menyimpan pedang Koai-liongkiam milik Can Hong San
Akan ia kembalikan kepada gurunya, katanya kepada Thian Ki
Mereka lalu mengaso, duduk di bawah sebatang pohon dimana te rdapat sumber air yang menjadikan sungai kecil yang airnya je rnih, dimana tadi mereka mencuci tangan dan muka setelah tangan mereka berle potan tanah
Thian Ki semakin te rharu melihat cara Cin Cin mencuci tangan kanannya, menggosok-gosokkan jari tangan itu kepada rumput dan ilalang di dekat sumber air
Ingin sekali dia menolong membersihkan tangan itu, akan te tapi dia tidak berani, takut kalau-kalau hal itu akan membuat Cin Cin te rsinggung dan te ringat akan kebuntungan tangan kirinya
Mereka duduk berhadapan, duduk di atas akar pohon yang menonjol dari permukaan tanah, saling berhadapan
Thian Ki, sekarang aku ingin mendengarkan pengalamanmu sejak kita dipisahkan oleh penyerbuan ke Ta-bun-cung itu,
kata Cin Cin yang agaknya sudah dapat menghapus rasa benci dan dendam kepada Thian Ki
Thian Ki menceritakan semua pengalamannya, mulai dari malam penyerbuan itu, dimana tanpa sengaja dia telah menewaskan dua oran g penyerbu dengan keadaan tubuhnya yang beracun, betapa kemudian dia dan ibunya ditawan dan dilarikan oleh Can Hong San dan Gan Lui, yang menjadi pembantu Cian Bu Ong dan diserahkan kepada bekas pangeran itu
Kemudian diceritakannya pula dengan jelas untuk menghapus salah sangka gadis itu terhadap ibunya, kenapa ibunya akhirnya menjadi isteri Cian Bu Ong dan dia menjadi anak tiri dan juga murid
Tentu saja dia tidak menceritakan bahwa dia telah dite ntukan menjadi calon suami Cian Kui Eng, saudara tiri dan juga adik se perguruannya
Cin Cin mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menyela, akan tetapi setelah Thian Ki selesai bercerita, ia berkata penasaran,
Aku merasa heran sekali kenapa bibi Sim Lan Ci yang dahulu kuanggap sebagai seorang wanita bijaksana dan gagah perkasa, mau menjadi isteri Cian Bu Ong, padahal bukankah Cian Bu Ong yang menjadi biang keladi kehancuran Hek-houw-pang dan menewskan ayah kita?
Akupun tadinya merasa penasaran, akan tetapi setelah mengetahui segalanya dengan jelas, aku tidak dapat menyalahkan ibu
Ayah te lah meninggal dunia, dan ibu menjadi janda
Cian Bu Ong adalah seorang yang gagah perkasa, berilmu tinggi dan bijaksana
Memang tidak dapat disangkal bahwa dia yang menyuruh para pembantunya untuk menyerbu Hek-houw-pang, akan tetapi hal itu ada alasannya yang amat kuat
Dia adalah seorang pangeran Kerajaan Sui yang digulingkan oleh Li Si Bin yang kemudian mendirikan kerajaan Tang
Tentu saja dalam pandangan Cian Bu Ong, kerajaan Tang adalah kerajaan yang dibangun oleh pemberontak kerajaan Sui
Karena itu, sudah jamak kalau ia berusaha untuk mendirikan kembali kerajaan Sui dan memusuhi kerajaan Tang
Kemudian dia mendengar bahwa He k-houw-pang adalah sebuah perkumpulan yang mendukung kerajaan Tang, maka te ntu saja dia menganggap He k-houw-pang sebagai musuhnya dan menyuruh para pembantunya melakukan penyerbuan
Dia bukan orang jahat, Cin Cin
Dia hanya menjadi korban dari perang, korban keadaan yang menjadikan dia seperti itu
Nah, sekarnag kuharap engkau suka menceritakan pengalamanmu sejak malam itu.
Cin Cin menghela napas
Wajahnya yang cantik itu menjadi muram dan sampai beberapa saat lamanya ia tidak bicara
Akan tetapi Thian Ki tidak mendesak, hanya menanti dan akhirnya Cin Cin menceritakan semua yang dialaminya
Ia menceritakan betapa ayahnya te was dan ibunya le nyap dilarikan penyerbu
Kemudian betapa ia, oleh kakeknya dikirim ke dusun Hong-cun untuk menjadi murid Pendekar N aga Sakti Sungai Kuning Si Han Beng, dan kepergiannya diantar oleh paman gurunya, yaitu Lai Kun
Betapa di dalam perjalanan ia dijual oleh Lai Kun kepada seorang mucikari dan betapa ia disiksa dan dipaksa untuk belajar segala macam kesenian, dipersiapkan untuk kelak menjadi seorang pelacur kalau sudah dewasa
Betapa kemudian ia berhasil melarikan diri dan dikejar tukang-tukang pukul, akan tetapi ia ditolong ole h Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan dan menjadi muridnya
Begitulah, aku mempelajari segala macam ilmu dari su-bo, kemudian su-bo memberi tugas kepadaku, yaitu untuk mencari Can Hong San dan membunuhnya, karena Can Hong San telah membunuh ayahnya sendiri, Cui-beng Sai-kong Can Slok, yang menjadi suheng dari su-bo
Dan juga agar aku membunuh Cian Bu Ong, karena bekas pangeran itu telah menghancurkan kehidupan subo dengan menyia-nyiakan dan mengkhianati cinta mereka
Akan tetapi, usahaku membunuh Cian Bu Ong gagal karena engkau Thian Ki, dan usahaku membunuh Can Hong San berhasil karena engkau pula
Inilah nasib....
gadis itu termenung
Thian Ki menghela napas
Dia takkan pernah bebas dari penyesalan kalau mengingat akan buntungnya tangan Cin Cin karena dia itu
Dan engkau belum bertemu ibumu?
Cin Cin mengerutkan alisnya dan cemberut
Sudah, dan itulah yang membuat hatiku je ngkel, biarpun sekarang aku sudah mengerti mengapa ibuku menikah lagi dengan dia!
I bumu menikah
De ngan siapakah?
Tanya Thian Ki heran
Betapa sama nasib gadis ini dengan nasibnya
Ibu mereka kehilangan suami ketika Hek-houw-pang diserbu, dan kini ibu mereka yang sudah menjadi janda te lah menikah lagi!
Itulah yang tadinya membuat aku je ngkel
Kalau ibumu menikah dengan Pangeran Cian Bu Ong, maka ibuku menikah dengan pembantunya, seorang di antara mereka yang dahulu menyerbu He k-houw-pang!
Ahh......!! Thian Ki benar-benar te rkejut mendengar ini
Ibu Cin Cin
Bibi Coa Liu Hwa yang cantik dan le mah le mbut itu
Akan te tapi dia tidask berani bertanya lagi, khawatir menyinggung
Setelah aku mendengar penuturan ibuku dan ayah tiriku, aku tidak menyalahkan mereka, bahkan aku bangga karena suami ibu sekarang adalah seorang pendekar Siauw-lim-pai yang te rkenal, yaitu Lie Koan Tek.
Lalu Cin Cin menceritakan tentang pengalaman ibunya sehingga menjadi isteri pendekar itu
Thian Ki menganggukangguk, merasa le ga karena ibu Cin Cin tidak melakukan hal yang memalukan
Aku sudah mendengar akan nama besar ayah tirimu itu, Cin Cin.
Keduanya diam agak lama, kemudian Cin Cin menghela napas panjang dan berkata,
Aku heran sekali, kenapa ibu kita menikah lagi
Aku sekarang hanya mempunyai ibu seorang, akan tetapi ia telah menikah dengan pria lain, dan aku merasa seperti kehilangan ibuku
Ia mengecewakan hatiku, padahal aku amat mencintanya
Apakah engkau juga tidak berpikir begitu, Thian Ki?
Thian Ki diam sejenak
Kalau dia mau jujur, memang ada perasaan tidak enak itu
Tentu dia akan merasa jauh le bih berbahagia kalau ibunya masih bersanding dengan ayahnya, walau itu tidak mungkin
Dia menarik napas panjang
Cin Cin, kalau kita selalu mementingkan perasaan sendiri, kurasa dalam hidup ini kita akan selalu menghadapi hal-hal yang mengecewakan dan tidak menyenangkan, karena apa yang kita senangi belum tentu disenangi orang lain, walau oleh ibu kita sendiri sekalipun
Sebaliknya, apa yang disenangi orang lain, termasuk ibu kita, belum tentu kita senangi
Karena itu, kita harus memiliki cinta kasih, Cin Cin
Dan cinta kasih bukan berarti menuntut kesenangan hati kita sendiri dari orang yang kita cinta
Bukankah begitu?
Cin Cin diam saja
Ini merupakan hal baru baginya
Semenjak ia dewasa, ia hanya mendengar dan melihat segala tentang hidup ini dari gurunya, dan pandangan gurunya lain sama sekali dari apa yang diucapkan Thian Ki
Bagi gurunya, yang te rpenting adalah perasaan sendiri, diri sendiri, sehingga segala sepak terjang dalam hidup hanya didasari kepentingan diri sendiri! Apa yang diucapkan oleh Thian Ki, kalimat te rakhir, yaitu bahwa cinta kasih bukan berarti menuntut kesenangan hati kita sendiri dari orang yang kita cinta, merupakan ucapan yang te ramat penting untuk ditelaah oleh kita semua
Bukan hanya menyangkut cinta kasih pada umumnya yang dianggap hanya merupakan perasaan timbal balik antar ins an berlawanan jenis, antara pria dan wanita, melainkan juga mencakup cinta kasih antara orang tua dan anak, timbal balik
Betapa sering te rjadi konflik atau perte ntangan batin antara orang tua dan anak, padahal kedua pihak berani bersumpah saling mencinta.! Kalau benar ada cinta kasih di antara orang tua dan anak secara timbal balik bagaimana mungkin sampai terjadi konflik batin antara mereka
Konflik batin antara yang tua dan yang muda menimbulkan suatu celah atau jurang pemisah antara orang tua dengan anaknya sendiri
Yang tua menganggap anak mereka bandel dan murtad, mengecewakan dan tidak mentaati orang tua, sedangkan yang muda menganggap orang tua mereka itu kuno, kolot, terlalu mengekang, te rlalu menggurui, menjadi penghalang kesenangan, dan sebagainya
Maka te rjadilah konflik yang menghancurkan sendi-sendi cinta kasih di antara mereka
Mengapa begitu
Kalau, kita singkirkan dulu perasaan keakuan, mementingan diri sendiri, dan menarik diri sebagai orang luar, bukan anak bukan orang tua, lalu menje nguk is i hati kedua pihak, mungkin akan nampak je las bagi kita mengapa te rjadi konflik seperti itu
Konflik te rjadi karena bentrokan kepentingan, bentrokan selera, bentrokan pandangan hidup
Kedua pihak, baik orang tua maupun anak, lupa bahwa alam pikiran yang tua dan yang muda berbeda jauh
Yang tua lupa bahwa kebiasaan hidup ini mengalami perubahan dan kukuh berpegang kepada nilai-nilai yang sudah dianggap mapan, nilai-nilai lama, tanpa memperdulikan adanya perubahan nilai
Penilaian selalu berubah mengikuti perkembangan jaman
Orang tua selalu mengandalkan pengalaman sebagai senjata untuk memamerkan kelebihannya kepada si anak, lupa bahwa pengalaman itu adalah pengalaman dahulu dan kalau dia tidak mau mengikuti perkembangan jaman, dia bahkan akan ketinggalan dan sama sekali tidak berpengalaman dalam hal-hal baru yang te rjadi dalam kehidupan masyarakat
Sebaliknya, si anak juga lupa bahwa orang tuanya adalah orang-orang yang pandangan hidupnya te rikat masa lalu
Dari bentrokan ini timbullah konflik
Jarang te rdapat orang tua yang tidak mengikatkan diri kepada masa lalu, melainkan arif mengikuti perkembangan jaman sehingga waspada te rhadap perubahan nilai-nilai, seperti jarangnya anak yang mau memaklumi keadaan orang tuanya, lupa bahwa dengan cara mereka sendiri, orang tuanya sebetulnya bermaksud baik bagi dirinya, hanya caranya saja yang menimbulkan konflik
Semua pertentangan itu akan le nyap kalau orang tua mencinta dengan tulus, dalam arti kata bukan mencinta dengan pamrih kepentingan dan kesenangan hati sendiri
Mencinta berarti membahagiakan yang dicinta, bukan menuntut sesuatu dari yang dicinta.! Cinta yang menuntut balas, yang berpamrih, adalah cinta nafsu, yang mempergunakan cinta demi mencapai kesenangan hati sendiri, dan cinta macam ini pasti menimbulkan konflik batin
Cinta kepada anak berarti memberi kebebasan kepada anak, seperti membiarkan tunas tumbuh menjadi pohon, bebas te rkena sinar matahari dan te rsiram hujan, dan orang tua hanya mengamati, menjaga-tanpa mengatur, tanpa memaksakan kehendak
Orang tua turun tangan .hanya kalau melihat perkembangan pertumbuhan itu tidak benar atau te rancam, seperti orang menjaga tanaman dan membersihkannya dari ulat, memberi pupuk, mencabut rumput liar, akan te tapi tidak mencampuri pertumbuhan itu sendiri
Cinta kasih bukan berarti mengikat! Dilain pihak, anak-anak harus selalu menyadari sepenuhnya bahwa dengan cara apapun, orang tua tetap menyayang anak-anak, baik cara itu dianggap benar atau keliru, dan dasar kesadaran ini harus menjadi pengingat bahwa mereka sepatutnya berte rima kasih dan tidak menyakiti hati orang tuanya
Kalau kepada orang tua sendiri tidak menyayang, bagaimana mungkin dapat menyayang orang lain
Ibu adalah manusia yang paling besar kasihnya te rhadap dirinya, sesudah itu baru ayah
Kalau kepada ayah ibu tidak dapat menaruh hati kasih sayang, maka cinta kasih kepada orang lain tentu saja patut di ragukan.! Memang tidak mudah bagi orang tua maupun anaknya untuk mengatasi nafsu sendiri yang menimbulkan kekecewaan, kemarahan sehingga si orang tua tidak menyumpahi anaknya dan si anak tidak menyumpahi orang tua
Dalam keadaan dicengkeram nafsu amarah, manusia dapat melakukan apa saja
Namun, kesukaran itu pasti akan mudah diatas i kalau kita menyerahkan diri kepada Tuhan, kalau kita pasrah dan mohon bimbingan kekuasaan Tuhan
Karena hanya kekuasaan Tuhan jualah yang akan mampu menundukkan nafsu-nafsu daya rendah yang menyesatkan kita
Sampai lama Cin Cin menunduk saja, kemudian mengangkat muka menatap wajah Thian Ki yang kebetulan juga memandangnya
Dua pasang mata berte mu lagi untuk kesekian kalinya dan bertaut
Thian Ki, sekarang aku tidak lagi dendam padamu, dan aku menyadari sepenuhnya bahwa perbuatanmu membuntungi tanganku dahulu te rpaksa kau lakukan dan aku sendiri yang bersalah telah mencengkeram pundakmu, karena aku tidak tahu bahwa tu buhmu beracun
Ini yang namanya nasib, dan aku tidak menyalahkanmu lagi.
Terima kasih, Cin Cin
Seolah-olah batu besar yang sejak peristiwa itu menindih hatiku, kini te rangkat, membuat dadaku lapang
Terima kasih!
Akan tetapi ada sebuah permintaanku dan kuharap engkau tidak menolak, karena penolakanmu te ntu akan membuat aku tidak dapat menerimamu sebagai sahabatku lagi, seperti ketika dahulu di Hek-houw-pang.
Permintaan apakah itu, Cin Cin
Aku pasti akan memenuhinya!
kata Thian Ki gembira
Aku pasti akan mencari dan menantang Cian Bu Ong, dan kuharap engkau tidak akan mencampurinya lagi.
Setelah berkata demikian, Cin Cin menatap wajah pemuda itu dengan pandang tajam menyelidik
Cin Cin, setelah mengetahui bahwa perbuatan Cian Bu Ong itu hanya merupakan akibat perang, engkau masih mendendam kepadanya karena penyerbuan terhadap Hek-houw-pang itu?
Cin Cin menggeleng kepala dengan tegas
Tidak, Thian Ki
Aku menyadari bahwa tidak ada permusuhan pribadi antara dia dan He k-houwpang
Akan te tapi aku harus melaksanakan tugas yang diberikan su-bo kepadaku
Sejak kecil aku ditolong, dipelihara dan dididik su-bo, sudah selayaknya kalau sekarang aku membalas budinya dengan melaksanakan perintahnya
Aku akan membunuh Cian Bu Ong untuk mentaati perintah subo.
Melihat kerut alis pemuda itu, Cin Cin menambahkan, suaranya mengandung tantangan,
Engkau tidak setuju dan hendak membela ayah tiri dan gurumu?
Tidak, Cin Cin
Aku hanya akan membela orang yang le mah dan tidak bersalah
Akan tetapi dua hal yang patut kaurenungkan dan kaupertimbangkan dengan baik sebelum bertindak sejauh itu
Pertama, tingkat kepandaian Cian Bu Ong amat tinggi dan engkau tidak akan dapat menang, Cin Cin.
Aku tidak takut! Kalau aku tidak berhasil melaksanakan tugas itu, biar aku mati di tangannyapun aku tidak merasa penasaran!
kata Cin Cin dengan nekat
Aku percaya akan kegagahan dan keberanianmu, Cin Cin
Akan tetapi, kalau kita sudah tahu bahwa kita tidak akan menang melawan seorang musuh,, akan tetapi kita nekat dan te was di tangannya, bukankah itu mati konyol namanya
Sama dengan bunuh diri.
Aku tidak peduli, Thian Ki
Aku rela dalam menjalankan tugas mentaati perintah subo.
Baiklah, sekarang hal yang ke dua
Urusan antara su-bomu dan Cian Bu Ong adalah urusan yang amat pribadi, urusan cinta kasih di antara mereka
Dalam urusan cinta kasih antara seorang pria dan seorang wanita, sebetulnya tidak boleh dicampuri siapapun juga, karena itu adalah urusan hati yang hanya dapat diselami oleh kedua pihak yang bersangkutan
Rasanya janggal dan tidak pantas kalau ada yang mencampuri, apalagi yang mencampuri urusan cinta antara kedua orang itu adalah murid sendiri
Coba renungkan baikbaik, Cin Cin, dan sadarilah bahwa aku mengemukakan kedua hal ini demi kebaikanmu, bukan untuk membela Cian Bu Ong.
Cin Cin menunduk dan alis nya berkerut
Ia tahu bahwa pencegahan yang dilakukan Thian Ki itu adalah untuk menjaga agar ia tidak sampai te was atau terluka oleh Cian Bu Ong yang memang harus ia akui jauh le bih lihai darinya
Akan te tapi, masalah ke dua yang diajukan Thian Ki itu yang menarik hatinya
Menurut subo-nya, ia sakit hati te rhadap Cian Bu Ong yang dahulu menjadi kekasihnya, karena Cian Bu Ong menyia-nyiakan, meninggalkannya
Dan perbuatan pangeran itu adalah karena dia mengetahui akan keadaan subonya sebagai seorang tokoh sesat, dan terpaksa dilakukan karena pangeran itu memiliki cita-cita besar menjadi kaisar dan te ntu saja akan mencemarkan nama baiknya kalau dia berhubungan dengan seorang wanita sesat
Subonya mendendam dan menghendaki kematian Cian Bu Ong, akan te tapi kenapa subonya menyuruhnya
Padahal, subonya te ntu tahu betapa lihainya Cian Bu Ong! Kalau subonya merasa sakit hati, kenapa tidak turun tangan sendiri sejak dulu
Thian Ki, kalau menurut pendapatmu, bagaimana?
I a bertanya lirih, hatinya mulai terasa bimbang
Tentu tidak mungkin kalau aku kembali kepada subo menyatakan ketidak-sanggupanku!
Cin Cin, engkau te lah dapat menunaikan tugas yang diperintahkan subomu dengan baik, sudah berhasil membunuh Can Hong San, bahkan engkau sudah pula menemukan Cian Bu Ong dan menyerangnya, walaupun engkau tidak berhasil
Nah, engkau dapat melaporkan semua itu kepada subomu
Aku akan menemanimu menghadap subomu, dan aku yang mencoba membujuknya agar ia menghadapi sendiri Cian Bu Ong.
Ahh! Ia tentu akan marah sekali kepadaku, juga kepadamu dan mungkin ia akan menyerangmu, Thian Ki!
Belum tentu, Cin Cin
Andaikata demikian, aku dapat melindungi diriku
Aku dapat menduga bahwa te ntu subomu itu masih mencinta Cian Bu Ong
I nilah sebabnya mengapa ia tidak dapat turun tangan sendiri untuk membunuh bekas kekasihnya itu, melainkan menanti sampai engkau dewasa dan memiliki kepandaian
Mungkin dengan penjelasanku, ia akan sadar dan tidak lagi menyuruhmu membunuh Cian Bu Ong.
Kembali Cin Cin terdiam sampai agak lama, hatinya bimbang, akan te tapi usul itupun amat menarik hatinya
Pertama, iapun ingin sekali melihat bagaimana nanti tanggapan subonya te rhadap pemuda ini
Dan ke dua, ini yang membuat jantungnya berdebar, pemuda ini hendak menemaninya pulang, berarti, mereka akan melakukan perjalanan berdua! Entah bagaimana, sejak tangannya buntung oleh Thian Ki, ia tidak pernah mampu melupakan pemuda itu
Kadang ia te ringat dengan hati penuh kebencian, penuh dendam karena pemuda itu te lah membuntungi tangannya
Akan te tapi ada kalanya, ia teringat dengan perasaan kagum kepada pemuda itu, juga perasaan setia-kawan dan senasib
Sekarang, setelah pemuda itu membantunya sehingga ia berhasil membunuh Can Hong San, Thian Ki hendak menemaninya menemui subonya
Baiklah, Thian Ki
Akan tetapi kalau engkau tidak berhasil membujuknya, kalau subo tetap dengan perintahnya, terpaksa aku akan mencari Cian Bu Ong dan mencoba untuk membunuhnya, dan engkau jangan mencampurinya lagi
Juga kuperingatkan bahwa subo amat benci kepada pria sebagai akibat perbuatan Cian Bu Ong, maka kalau ia bersikap tidak manis kepadamu, jangan menyalahkan aku.
Thian Ki memandang dengan wajah berseri
Hatinya merasa gembira bukan main, bukan hanya karena dia diperbolehkan melakukan perjalanan bersama gadis itu, melainkan terutama sekali karena dia diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu demi kebaikan gadis itu dan hal ini tentu saja dapat mengobati penyesalannya te rhadap diri sendiri yang mengakibatkan Cin Cin kehilangan tangan kirinya
Aku tidak biasa menyalahkan orang lain Cin Cin
Aku lebih suka menyalahkan diriku sendiri daripada menimpakan kesalahan kepada orang lain.
Baiklah, kalau begitu mari kita berangkat
Perjalananan kita cukup jauh.
Thian Ki bertanya di mana Tung-hai Mo-li tinggal dan ketika mendengar bahwa guru Cin Cin tinggal di pantai timur, dia berkata,
Ah, kalau begitu, perjalanan kita akan melewati dusun Hong cun di te pi Huang-ho
Kita dapat singgah di rumah Paman Si Han Beng, karena aku harus menemui paman Si Han Beng berdua!
Maksudmu Paman Si Han Beng Si Naga Sakti Sungai Kuning?
tanya Cin Cin heran dan te ringatlah ia betapa tadinya, kakeknya menyuruh Lai Kun mengantarnya kepada pendekar itu untuk menjadi muridnya
Benar, siapa lagi kalau bukan dia?
Hem, kalau saja Paman Lai Kun tidak berkhianat dan tidak menjualku di te ngah perjalanan, agaknya sekarang aku telah menjadi murid pendekar besar itu
Tapi, mau apakah kita singgah ke sana, Thian Ki?
Perasaan hati Cin Cin tidak nyaman juga mendengar mereka akan singgah di rumah suami is teri pendekar yang namanya terkenal di dunia persilatan itu
Cin Cin, Paman Si Han Beng adalah adik angkat mendiang ayahku, maka dapat dianggap dia keluarga kami sendiri, akan tetapi bukan itu yang penting
Aku harus menghadap suami isteri pendekar itu, karena hanya mereka berdua saja yang akan mampu memberi petunjuk kepadaku agar aku te rbebas dari cengkeraman racun di tubuhku.
Cln Cin membelalakkan matanya yang indah
Semua perasaan penasaran dan tak senang kepada Thian Ki agaknya sudah te rhapus dan ia sudah pulih kembali seperti sebelum tangannya buntung
Aihh, engkau ini sungguh aneh, Thian Ki! Aku dan semua orang te ntu akan senang sekali jika dapat menjadi anak beracun sepertimu
Tidak akan te rkalahkan oleh siapapun juga! Akan tetapi engkau malah ingin membuang racun itu dari tubuhmu
Bagaimana ini?
Thian Ki te rsenyum dan apa yang dia pikirkan saat itu keluar dari mulutnya,
Ah, engkau mengingatkan aku kepada Kui Eng
Iapun ingin menjadi beracun seperti aku!
Kui Eng
Siapa itu
Seorang gadis.....?
Engkau sudah pernah berte mu dengannya, bahkan bertanding dengannya
Ia adalah adik tiriku dan sumoi-ku.
Ahh, pute ri Cian Bu Ong itu
Akan te tapi, kukira bukan hanya aku dan ia yang ingin menjadi beracun sepertimu
Setiap orang ahli silat akan merasa bangga sekali kalau......
Ah, engkau hanya memperhitungkan enaknya saja, tidak mau tahu tentang tidak enaknya
Cin Cin
Bayangkan saja, dengan racun te rkutuk ini, tanpa disengaja aku te lah membuat engkau kehilangan tangan kirimu
Enakkah itu
Kalau yang te rkena begitu orang jahat atau musuh, masih mending, akan tetapi kalau orang sendiri
Selain itu, dengan keadaan seperti aku ini, aku tidak.
.tidak.........boleh menikah.
Kembali mata yang indah itu terbelalak, kini te rkejut
Ehh! Kenapa begitu?
Karena, kalau aku menikah......
Thian Ki agak te rgagap karena bicara tentang pernikahan membuat dia enggan dan malu
.....wanita yang menikah dengan aku akan mati keracunan.
Ahhh........!
Kini Cin Cin memandang kepada Thian Ki dengan mata terbelalak, dan sinar matanya yang tadinya te rkejut, perlahan-lahan mengandung sinar iba
Kalau begitu.......engkau seperti kena kutuk.....
Begitulah, maka aku harus berusaha menghilangkan pengaruh racun ini dari tubuhku
Mendiang nenek yang menjadikan aku anak beracun juga tidak mampu melenyapkan racun ini, dan menurut keterangannya, yang mampu hanya orang-orang yang memiliki kesaktian tinggi, seperti Pek I Tojin guru Paman Si Han Beng dan He k Bin Hwesio guru Bibi Bu Giok Cu
Bahkan menurut mendiang nek, mungkin saja suami isteri pendekar itu sendiripun sudah cukup untuk dapat melenyapkan racun dari tubuhku.
Ah, kalau begitu, memang perlu sekali singgah ke sana, Thian Ki! Engkau harus disembuhkan
Mari kita berangkat, akupun ingin berte mu suami isteri pendekar yang dipilih kakek untuk menjadi guruku itu, dan aku ingin bicara dengan mereka te ntang murid mereka.
Melihat gadis itu bangkit lalu melangkah pergi, Thian Ki juga mengikutinya
Mereka berjalan keluar dari jalan simpangan itu, menuju ke jalan besar yang masih sunyi
Cin Cin, kau tadi menyinggung te ntang murid Huang-ho Sin-liong
Siapakah dia?
Thian Ki, ingatkah engkau kepada The Siong Ki?
The Siong Ki, siapakah itu
Aku tidak ingat nama itu.
Dia te man kita bermain-main ketika engkau dan orang tuamu datang berkunjun g ke Hek-houwpang dulu itu
Dia putera supek The Ci Kok....
Ahhh, anak yang jangkung dan yang........eh telinganya kecil itu?
Cin Cin tersenyum dan Thian Ki terpesona
Baru sekarang dia melihat gadis ini tersenyum dan seolah-olah matahari baru muncul dari balik awan mendung yang te bal, mengusir semua kegelapan dan kemuraman!
Benar dia, Thian Ki
Aih, betapa aku selalu menggodanya dan mengatakan dia bertelinga tikus, dan dia marah-marah.
Gadis itu kini te rsenyum le bar sehingga nampak sedikit deretan giginya yang putih dan rapi, juga lekuk-lekuk di kedua pipinya nampak, membuat wajah itu menjadi manis sekali
Jadi dia yang menjadi murid Paman Si Han Beng
Ah, te ntu dia lihai sekali dan di mana engkau bertemu dengan dia, Cin Cin?
Dia memang lihai, akan tetapi kiraku aku masih mampu menandinginya
Kau tahu, dua kali aku berte mu dengan dia, dan dua kali pula aku sempat bertanding dengannya, walau hanya beberapa jurus saja.
Cin Cin lalu menceritakan tentang perte muannya dengan Siong Ki di Hek-houw-pang
Kemudian yang ke dua kalinya ketika ia membela ibu kandung dan ayah tirinya yang hampir celaka di tangan Siong Ki
'Penyerangannya te rhadap ibuku itulah yang membuat hatiku merasa penas aran dan aku akan sampaikan kepada Huang-ho Sin-liong dan isterinya! Kalau dia berada di sana, aku akan menegur langsung dan menantangnya!
Aih, Cin Cin
Bagaimanapun juga, antara engkau dan dia masih ada hubungan persaudaraan lewat He k-houw-pang, kenapa urusan kecil dibesar-besarkan?
Urusan kecil
Kalau dia menyerang ayah tiriku karena dia menganggap ayah tiriku dahulu membantu Cian Bu Ong menyerbu Hek-houw-pang yang mengakibatkan supek The Ci Kok tewas, hal itu masih biasa dan aku tidak akan mencampurinya
Akan te tapi melihat ayah tiriku dalam bahaya, te ntu ibuku membela dan Siong Ki telah berani melukai pangkal le ngan kanan ibuku! Kalau aku tidak muncul di saat itu, siapa tahu dia akan membunuh i buku pula
He mm, kalau dia berada di rumah Huang-ho Sin-liong, aku akan beberkan semua ini dan kalau dia tidak mau mengakui kesalahannya dan minta maaf, aku akan menantangnya, membalaskan ibuku!
Thian Ki menghela napas panjang
Dia tahu Cin Cin menjadi seorang gadis yang keras karena gemblengan hidup sejak kecil, yang te ramat pahit
Akan te tapi pada dasarnya, ia seorang gadis yang baik hati
Dan memang Siong Ki kete rlaluan kalau berani melukai ibu gadis ini
Aku yakin bahwa Paman Si Han Beng dan isterinya, suami isteri pendekar yang bijaksana itu akan dapat mengambil tindakan kalau memang murid mereka bersalah
Huang-ho Sin-liong te rkenal bukan saja karena kelihaiannya, akan tetapi juga kegagahan dan kebijaksanannya.
Dia menghibur dan sebentar saja, wajah Cin Cin yang tadinya keruh kini menjadi je rnih dan cerah kembali
Mereka melanjutkan perjalanan dan benar saja seperti dugaan dan harapan Thian Ki, setelah melakukan perjalanan dua tiga hari saja, gadis itu menjadi seorang kawan yang akrab, lincah dan selalu bergembira
-ooo0dw0ooo- Bukan han ya Pangeran Tua Li Siu Ti, yaitu paman dari Pangeran Li Si Bin yang kini menjadi Kaisar Tung Tai Cung menggantikan ayahnya saja yang pernah memberontak sehingga dihukum mati seluruh keluarganya, juga pada awal Kerajaan Tang itu, te lah berulang kali te rjadi perebutan kekuasaan di antara para pangeran dan keluarga Kaisar
Pendiri Kerajaan Tang, sesungguhnya adalah Pangeran Li Si Bin, walaupun sebagai kaisar pertama, yang diangkat adalah ayahnya, yaitu Li Goan, yang tadinya kepala daerah Shansi dan yang berjuluk Kaisar Tang Kao Cu (618 - 627)
Semenjak Kerajaan Tang berdiri, sudah berulang kali terjadi perebutan kekuasaan, namun semua kerusuhan itu dapat dipadamkan ole h Pangeran Li Si Bin yang sejak mudanya memang merupakan seorang yang gagah perkasa, pandai ilmu silat dan ilmu perang juga amat bijaksana
Ketika Pangeran Li Si Bin menjadi Kaisar Tang Tai Cung menggantikan ayahnya, Kaisar Tang Tai Cung (627 - 649) dengan penuh semangat membangun Kerajaan Tang sehingga menjadi semakin kuat dan makmur
Dia menjadi kaisar dalam usia duapuluh enam tahun dan sepuluh tahun kemudian, kerajaan Tang berkembang menjadi Kerajaan yang kuat dan diakui oleh para negara tetangga
Akan tetapi, setelah para pangeran pute ra Kaisar Tang Tai Cun g mulai dewasa, kembali terjadi gejala persaingan dan perebutan kekuasaan di antara para pangeran itu! Hal ini membuat Kaisar Tang Tai Cung menjadi pusing dan marah
Sudah ada beberapa orang pangeran, pute ra-pute ranya sendiri, terpaksa diasingkan ke perbatasan barat dan utara, karena mereka saling bermusuhan memperebutkan kedudukan sebagai pangeran mahkota
Akhirnya, Kaisar memilih Pangeran Li Hong yang berwatak pendiam, tidak pernah ikut bersaing memperebutkan kedudukan, seorang pangeran yang tampan, namun tidak cerdik dan bahkan wataknya le mah
Selain itu, kelemahan menyolok dari Pangeran Li Hong adalah wataknya yang mata keranjang
Kaisar Tang Tai Cung tahu akan hal ini, dan dia merasa prihatin sekali
Akan tetapi tidak ada pilihan lain! Kalau dia mengangkat seorang di antara pute ra-puteranya yang saling bermusuhan karena memperebutkan kedudukan menjadi pangeran mahkota, pasti akan timbul perte ntangan dan bentrokan hebat, terjadi perpecahan di antara keluarganya sendiri
Dia berusaha untuk menggemble ng pangeran mahkota itu dengan mengundang guru-guru silat maupun sastra
Akan tetapi, memang Pangeran Mahkota Li Hong tidak berbakat, juga kurang semangat, maka dalam kedua macam ilmu itupun dia sama sekali tidak mendapatkan kemajuan
Kwa Bi Lan, yang menjadi selir Kaisar Tang Tai Cung semenjak kaisar masih Pangeran Li Si Bin, melihat semua perkembangan ini
Ia sendiri sama sekali tidak te rtarik akan urusan pemerintahan
Kalau ia sampai mau menjadi selir pangeran yang kini menjadi kaisar, hal itu sama sekali bukan karena ia berambisi untuk memperoleh kedudukan dan kemuliaan
Sama sekali tidak! Ia seorang wanita yang berjiwa pendekar dan ketika ia sebagai seorang janda muda tanpa anak menerima pinangan Pangeran Li Si Bin adalah karena memang te rtarik dan kagum kepada pangeran yang perkasa itu
Akan tetapi, setelah pangeran itu menjadi kaisar, sebagian besar waktu dan perhatian Kaisar Tang Tai Cung dikerahkan untuk urusan pemerintahan, untuk mengemudikan pemerintahan dan memakmurkan negara
Mulailah Kwa Bi Lan mulai kesepian dan kehidupan di dalam is tana itu dirasakannya menyiksa jiwanya yang biasanya bertualang dan bebas
Apalagi ketika Kaisar Tang Tai Cung te rgila-gila kepada seorang dayang baru yang bernama Bu Couw Hwa, kaisar itu tidak lagi pernah datang berkunjung kepadanya, baik untuk bermalam di kamarnya atau untuk berbincang-bincang
Hong Lan atau Lan Lan, yang kini menjadi puteri Istana dengan nama Li Hong Lan, dapat merasakan kedukaan ibunya
Ia telah menjadi seorang gadis berusia delapanbelas tahun yang lincah jenaka, cantik jelita dan juga pandai ilmu silat, sastra dan seni! Ia menjadi seorang pute ri yang dicinta oleh semua penghuni istana, dari kaisar sampai kepada dayang dan thai-kam (orang kebiri)
Bahkan para guru silat yang atas perintah kaisar mengajarkan silat kepadanya juga amat sayang kepada murid yang berbakat ini
Para pangeranpun, yang te ntu saja tahu bahwa Hong Lan adalah seorang anak bawaan Kwa Bi Lan dan bukan pute ri kandung kaisar, juga menganggap Lan Lan sebagai adik mereka sendiri dan bersikap menyayang kepadanya
Namun, semua ini tidak membuat Lan Lan menjadi manja atau besar kepala
Ibunya selalu menekankan watak yang sederhana dan rendah hati, dan ibunya selalu mengingatkan agar ia tidak menjadi seorang gadis sombong, dengan menceritakan bahwa ibunya dahulu seorang gadis dari rakyat biasa
Akan tetapi, Kwa Bi Lan tidak pernah menceritakan bahwa Lan Lan bukan pute ri kandung kaisar, walaupun ia tahu bahwa hal ini kelak tidak akan dapat ditutupi lagi dan pasti suatu hari Lan Lan akan mendengar sendiri bahwa ia bukan anak kandung kaisar, melainkan ikut ibunya yang menjadi selir kaisar setelah menjadi janda
Biarlah ia kelak mengetahui bahwa ia bukan anak kandung kaisar, akan te tapi ia tidak akan pernah tahu bahwa ia bukan anak kandungku, pikir Kwa Bi Lan dan kalau sudah memikirkan hal ini, hatinya meraasa cemas dan khawatir
Bagaimanapun juga, Pendekar Naga Sakti Sungai Kuning dan is rerinya adalah suami isteri pendekar yang sakti, dan bukan tidak mungkin suatu waktu mereka muncul menuntut kembalinya anak mereka itu
Pada suatu pagi, Hong Lan telah berada di taman samping istana yang biasanya sunyi dan berlatih silat pedang seorang diri di tempat latihan yang dibangun di te ngah taman itu
Tempat itu merupakan tempat te rbuka, beratap tanpa dinding, dengan lantai dari batu putih mengkilap, sebuah ruangan kosong yang hanya berisi beberapa buah bangku
Tempat ini amat menyenangkan untuk duduk berangin-angin sambil menikmati keindahan taman, juga amat tepat untuk berlatih silat, tempat berteduh dari panas atau hujan
Sungguh mengagumkan sekali melihat Hong Lan berlatih silat pedang di tempat itu
Dara berusia delapanbelas tahun ini memang cantik manis dan karena suka berolah raga, maka tubuhnya padat dan indah
Ketika ia bermain silat pedang, gerakan-gerakannya selain lentur dan cepat, juga indah seperti seorang penari yang ahli
Namun di balik keindahan ini terkandung bahaya bagi lawannya
Pedang itu kadang berdesing-desing suaranya, kadang tidak bersuara seperti angin lalu, adakalanya tidak nampak pedangnya, hanya nampak bayangan putih bergulung-gulung, adakalanya pula nampak pedang seperti berubah menjadi puluhan batang banyaknya
Puteri ini memang hebat, sejak kecil sudah suka sekali mempelajari ilmu silat, tekun dan berbakat sehingga seluruh kepandaian silat yang dikuasai ibunya, telah dikuasainya semua, bahkan ia masih menerima pelajaran dari guru-guru silat istana sehingga dalam usia delapan belas, ia bahkan lebih lihai dibandingkan ibunya
Bias anya, kalau berlatih silat di tempat itu, Hong Lan dite mani ibunya, atau gurunya yang lain
Ia tidak begitu suka bergaul rapat dengan saudarasaudara tirinya, yaitu para pangeran, melihat betapa di antara para pangeran itu te rdapat persaingan dan permusuhan karena memperebutkan kekuasaan
Ia tahu pula bahwa hampir semua pangeran mempunyai jagoan masing-masing, mempunyai pengikut masing- masing yang hendak membonceng pengaruh dan kedudukan pangeran, masing-masing mengharapkan majikan mereka kelak menggantikan kedudukan kaisar sehingga mereka akan memperole h bagian pula
Karena itu, Hong Lan muak dengan keadaan itu dan iapun le bih suka menyendiri
Hanya pangeran mahkota saja yang dianggapnya benar-benar seperti kakaknya sendiri, walau sikap kakak tirinya yang kadang te rlalu mes ra dan te rlalu dekat itu membuatnya risi dan rikuh juga
Namun, hanya Pangeran Li Hong, atau ketika kecilnya disebut Li Ci, yang nampaknya te nangte nang saja dan tidak mau bermusuhan dengan saudara-saudara tirinya untuk memperebutkan kekuasaan
Diapun agaknya maklum bahwa sebagai pangeran lebih muda, dia tidak akan dipilih Akan tetapi kenyataannya, karena para pangeran lain berlomba memperebutkan kedudukan, Kaisar Tang Tai Cung bahkan memilih dia menjadi Pangeran Mahkota, calon penggantinya kelak kalau dia sudah tiada! Akan te tapi, pengangkatan inipun agaknya disambut dengan acuh saja oleh Pangeran Li Ci atau Li Hong
Dia le bih suka bermain-main dengan para dayang dan pute ri, karena hanya kalau berdekatan dan bergaul ramah, dengan wanita cantik sajalah hatinya dapat merasa bahagia! Akan te tapi pagi hari itu, Hong Lan berlatih seorang diri
Ibunya masih tidur
Ia tahu bahwa te rjadi perubahan besar dalam sikap ibunya
Dahulu, ibunya cekatan dan selalu bergembira, akan te tapi akhir-akhir ini, ibunya le bih banyak merenung dengan wajah murung
Bahkan di waktu malam sering bergadang di dalam kamar, membaca dan te rmenung saja, sehingga paginya agak te rlambat bangun
Juga ibunya malas berlatih silat
Ia tahu penyebabnya
Ayahnya, Kaisar Tang Tai Cung, selama beberapa bulan ini seperti melupakan ibunya, tidak pernah datang berkunjung untuk bermalam atau bercakap-cakap
Itulah yang membuat, ibunya menjadi murung
Dan Hong Lan juga tahu mengapa ayahnya tidak pernah muncul
Ayahnya sedang te rgila-gila kepada seorang dayang muda cantik, dan selain itu, juga ayahnya sedang te rtarik akan ilmu gaib, te rutama yang ada hubungannya dengan ilmu membuat umur panjang! Ia mendengar bahwa ayahnya mengadakan hubungan dengan seorang tosu ahli ilmu gaib atau ilmu sihir, untuk mempelajari ilmu membuat usia menjadi panjang, bahkan kalau mungkin, dapat hidup selamanya tidak dapat mati! Tiba-tiba Hong Lan melompat dan menyelinap ke balik rumpun bunga yang berdaun le bat
Ia mendekam di balik semak-semak ini untuk bersembunyi, karena lapat-lapat ia mendengar suara orang menuju ke situ
Pada saat itu ia tidak ingin diganggu orang lain, maka iapun bersembunyi agar tidak ada yang melihatnya
Ketika suara orang-orang itu semakin dekat, te rnyata yang melangkah perlahan-lahan adalah ayahnya, Kaisar Tang Tai Cung dan seorang tosu yang bertubuh tinggi bermuka merah
Hong Lan te rtarik dan hampir tidak bernapas, ia tahu bahwa ayahnya adalah seorang yang lihai, dan ia mendengar pula bahwa tosu inipun seorang sakti, maka ia khawatir kalau sampai ia ketahuan
Dari balik semak-semak, ia menghampiri mereka berdua
Ayahnya, Sribaginda Kaisar, sudah nampak tua, padahal usianya belum ada limapuluh tahun
Semua pertengkaran antara para pangeran membuat kaisar ini banyak menderita sedih dan je ngkel, membuat kesehatannya mundur dan garis -garis kepahitan menggores di wajahnya yang tampan dan gagah
Tubuhnya masih nampak kokoh dan gesit, akan tetapi ayahnya itu agaknya sudah kehilangan gairah penuh semangat pada pandang matanya yang kini nampak sayu
Hong Lan sudah mendengar akan pengaruh seorang tosu ahli sihir atas diri ayahnya, akan tetapi belum pernah ia melihat orangnya
Kini, melihat seorang tosu dengan jubah longgar dan ada gambar patkwa (s egi delapan) simbol Im-yang (Positip Negatip) di dada, segera ia dapat menduga bahwa te ntu ini tosu yang kabarnya berjuluk Im Yang Seng cu itu! Seorang pria yang bertubuh tinggi te gap, le bih tinggi sedikit daripada ayahnya, mukanya merah dan kumis jenggotnya yang memutih itu jarang dan pelipis wajahnya aneh, mulutnya terhias senyum akan te tapi pandang matanya demikian dingin tanpa perasaan! Mereka berdua melangkah perlahan berdampingan dan tidak nampak ada pengawal seorangpun
Memang ayahnya tidak pernah mengajak pengawal kalau berjalan-jalan di dalam lingkungan is tana
Ayahnya adalah seorang ahli silat yang tangguh, maka tidak membutuhkan perlindungan pengawal
Ketika mereka tiba di depan ruangan te rbuka itu, mereka berhenti dan Kaisar memberi isyarat agar mereka mengaso dan duduk di bangku yang paling depan
Hong Lan berada di belakang mereka, di balik semak-semak, tidak dapat melihat wajah mereka, namun dapat mendengarkan percakapan mereka dengan jelas
To-tiang, berapa lama lagikah obat panjang usia yang sedang kau buat itu
Kami sudah tidak sabar menanti
Sudah dua bulan engkau membuatnya, sampai sekarang belum juga selesai.
Harap paduka bersabar, Sribaginda
Pembuatan obat itu tidak mudah, harus makan waktu seratus hari
Bersabarlah kurang le bih sebulan lagi dan pinto pasti akan menyerahkan obat itu kepada paduka
Tentu saja keberhasilan usaha manusia te rgantung dari kehe ndak Langit dan Bumi, karena hanya keselarasan Langit dan Bumi saja yang dapat menghidupkan segala sesuatu
Yang wajib kita lakukan, disamping usaha semampunya, adalah menyerah kepada kekuasaan Sang Maha Pencipta
Akan tetapi, yang merisaukan hati hamba adalah hasil penelitian hamba te rhadap bintang-bintang di langit malam tadi
Cuaca cerah, langit bersih dan tidak te rganggu sinar bulan sehingga bintang-bintang nampak jelas dan mereka bicara banyak mengenai kerajaan paduka.
Ahhh! Apa yang dikatakan bintang-bintang te rhadap kerajaan kami, to-tiang
Hatiku selalu risau kalau memikirkan keadaan kerajaan, melihat betapa tidak ada pangeran yang kuanggap cukup bijaksana dan memenuhi syarat untuk menjadi penggantiku
Beberapa orang pute raku yang kuanggap cukup kuat dan pandai, ternyata berhati bengkok dan saling bermusuhan, sehingga te rpaksa kami membuangnya keluar kota raja
Hanya Pangeran Li Ci saja yang memiliki watak baik, akan tetapi dia seorang laki-laki yang lemah dan kurang semangat
Terpaksa, karena hanya itulah satu-satunya jalan, kami mengangkatnya menjadi Pangeran Mahkota
Bagaimana menurut perhitungan semalam to-tiang
Kami ingin sekali mengetahui nasib kerajaan kami.
Sian-cai........! Nasib memang telah digariskan, namun segalanya tergantung dari usaha kita, karena yang kita ketahui hanyalah hasil atau gagalnya usaha kita
Jalannya nasib merupakan rahasia bagi kita, dapat dijenguk, namun tetap tidak dapat dimengerti
Menurut perhitungan hasil semalam melalui bintang-bintang, Kerajaan Tang masih dapat berjaya dan bertahan sampai ratusan tahun, sedikitnya tigaratus tahun lagi.
Kaisar memandang tosu itu dengan wajah berseri
Bagus! Terima kasih kepada Bumi dan Langit yang akan mempertahankan keturunan kami sampai tigaratus tahun!
Siancai..........! Bagaimanapun juga, tidak ada hari cerah tanpa mendung, tidak ada siang tanpa malam, tidak ada kemujuran tanpa diselingi kemalangan
Hidup memang harus diisi gelap dan te rang, senang dan susah, dan demikian pula dengan kerajaan paduka
Bahkan dalam waktu satu keturunan saja, kekuasaan kerajaan akan dipegang oleh orang lain marga, bukan marga Li yang akan mengendalikan pemerintahan, melainkan marga Bu.
Apa........
!?
Ini tidak mungkin! Aku akan bertindak!
te riak kaisar dengan marah
Siancai, siancai........! Harap paduka suka menenangkan hati
Kemarahan dan kekhawatiran hanya akan menimbulkan penyakit dan mengganggu kesehatan paduka yang sudah mundur, karena paduka banyak memusingkan soal para pangeran
Tentu saja paduka berhak untuk bertindak, justeru manusia dituntut untuk bertindak dan berikhtiar, akan te tapi hendaknya paduka tidak lupa akan hokum alam dan tidak bertindak menuruti nafsu saja.
Kaisar menahan kemarahan hatinya
Biar kepada tosu ini sekalipun, dia harus merahasiakan, tindakan apa yang akan diambilnya, maka diapun membelokkan percakapan
Bagaimana dengan pute ra mahkota
Akan baikkah nasibnya dan mampukah dia mengatur pemerintahan menggantikan kami?
Tosu itu tersenyum
Harap paduka jangan khawatir
Menurut perhitungan bintang semalam, bintang pute ra paduka itu cemerlang
Pangeran Li Hong atau Li Ci kelak akan memerintah sampai puluhan tahun dengan baik!
Aihh.......
! Luar biasa! Bagaimana mungkin te rjadi hal yang sebaik itu, padahal kami selalu meragukan kemampuannya
Dia le mah dan tidak cerdas, juga kurang semangat!
Sribaginda, kecakapan seseorang masih tidak begitu besar pengaruhnya te rhadap dirinya melebihi pengaruh nasib
Sang Pangeran bernasib baik sehingga beliau akan selalu memperoleh pendukung dan pembantu yang setia dan baik, dan karena bantuan inilah yang membuat dia dapat berkuasa sampai puluhan tahun lamanya, dan negara akan menjadi makmur dan te nteram, juga agama berkembang pesat
Agama Buddha akan memegang peranan penting dalam pemerintahan pute ra paduka.
Dan tadi kau katakan bahwa ada marga yang Bu yang menguasai......
Harap paduka te nang saja
Kalaupun ada marga yang memegang kendali pemerintahan, bukan berarti bahwa marga Li te rsingkir
Siapa tahu marga Bu malah yang menjadi pendamping dan pembantu
Ini hanya Bumi dan Langit yang tahu, dan Yang Maha Pengatur yang akan mengatur semua itu
Usaha apapun yang kita lakukan, tidak akan mampu mengubah ketentuan yang telah digariskan, Yang Mulia.
Hemm, aku khawatir sekali melihat kelemahan Li Ci! Kalau saja aku diberi umur panjang, aku akan dapat mencegah marga apapun juga menguasai keturunanku! To-tiang, cepat selesaikan obat panjang umur itu
Aku ingin hidup seribu tahun lagi agar dapat menjaga kekuasaan keturunanku!
Mereka bangkit dan berjalan pergi perlahan-lahan
Hong Lan tertegun di tempat persembunyiannya
Diam-diam ia merasa ngeri, merasakan pergolakan yang mempengaruhi suasana di istana
Perebutan kekuasaan! Agaknya setiap orang di is tana telah kejangkitan penyakit itu
Berlomba untuk meraih kekuasaan, persaingan, permusuhan dan kebencian! Manusia saling bermusuhan dan hal ini berlangsung terus, agaknya sejak manusia- manusia pertama diciptakan sampai sekarang! Manusia saling bermusuhan, saling berlomba dan berebut kekuasaan, berebutan harta
Mengapa demikian
Semua ini adalah pengaruh iblis, pengaruh setan yang hendak menguasai manusia
Iblis mempergunakan daya-daya rendah yang ada pada diri manusia untuk menyeret manusia agar menyeleweng dari jalan hidup seperti yang dikehendaki Tuhan Maha Pencipta
Mungkin timbul pertanyaan: Apa dan bagaimana yang dikehendaki Tuhan itu dan bagaimana kita dapat menentukan bahwa itu adalah kehendak Tuhan
Menjawab pertanyaan seperti ini hanya mengandalkan pikiran adalah tidak mungkin, atau jawaban itu hanya akan menimbulkan perdebatan dan perte ntangan belaka
Untuk menjawab pertanyaan di atas, menimbulkan pertanyaan lain te ntang ada dan tidaknya Tuhan! Inipun bukan suatu pertanyaan untuk dijawab oleh otak kita
Ada atau tidaknya Tuhan merupakan kepercayaan atau ketidak percayaan saja, karena tidak mungkin membuktikan keberadaan Tuhan melalui pancaindera
Namun kekuasaan Tuhan dapat dibuktikan
Seluruh jagad mayapada beserta semua isinya ini, jelas ada, dapat dilihat, didengar dan dicium
Kalau ada, tentu ada yang mengadakannya! Nah, Yang Mengadakan inilah yang kita sebut Tuhan! Kekuasaan Tuhan nampak jelas di mana-mana, bahkan dalam diri kita sendiri
Dari setiap helai bulu di tubuh kita, rambut dan kuku, semua itu tumbuh tanpa kita tumbuhkan
Jadi, ADA yang menumbuhkan, dan inilah kekuasaan Tuhan! Kemampuan lalat dan burung te rbang di udara, kemampuan ikan hidup di air, cacing di dalam tanah, semua itu karena kekuasaan Tuhan yang mengaturnya
Dan kekuasaan itu kita namakan HIDUP atau kehidupan
Lalu, bagaimana kita dapat menentukan bahwa semua itu merupakan kekuasaan Tuhan
Siapakah Tuhan
Pria atau wanita
Satu ataukah banyak
Dimana te mpat tinggalnya
Semua pertanyaan otak atau pikiran ini sama sekali tidak te pat untuk dijawab
Nama bagi Yang Maha Kuasa atau Maha Pencipta itu hanyalah sebutan yang kita pakai saja menurut bahasa masing-masing
Kekuasaan Tuhan berada di manapun juga, dan kekuasaanNya bekerja melalui sinar matahari, udara, air, api, tanah sehingga memberi kehidupan
Pikiran tidak mungkin mengukur kebesaran Tuhan! Tidak mungkin dapat membayangkan
Kita ini merupakan satu di antara mahluk ciptaan Tuhan
Walaupun merupakan mahluk yang paling le ngkap dan sempurna, berikut hati dan pikiran, dilengkapi akal budi, namun te tap saja serba terbatas
Mata kitapun te rbatas, tidak dapat melihat benda yang le bih le mbut daripada ukuran mata
Pendengaran, penciuman, juga hati akal pikiran, semua terbatas
Bagaimana mungkin yang serba te rbatas ini mengukur YAN G TIDAK TERBATAS
Pikiran ini hanyalah gudang yang is inya hanya tumpukan pengalaman
Kita hanya dapat mengenal hal-hal atau sesuatu yang pernah kita kenal, kita ketahui
Kalau kita disuruh mencari seseorang, tentu pikiran mencari-cari dalam gudang itu dan mencari-cari bayangan orang itu
Kalau kita pernah bertemu dengannya, pernah mengenalnya atau mengetahui bagaimana rupanya, siapa namanya, te ntu kita dapat mencarinya
Akan te tapi bagaimana kita dapat mencari seseorang yang sama sekali tidak kita ketahui, tak pernah kita kenal, baik rupanya, namanya atau te mpat tinggalnya
Tidak mungkin, bukan
Baru mencari orang yang tidak kita kenal saja, tidak mungkin
Bagaimana pikiran ini, yang hanya merupakan gudang benda-benda lapuk, dapat menemukan atau mencari Tuhan
Yang akan kita te mukan tentulah Tuhan yang sudah terbentuk dalam pikiran kita, gambaran yang kita dapat te ntang Tuhan, dan jelas bahwa yang kita temukan itu hanyalah sebuah bayangan belaka dari anganangan kita sendiri
Baru membayangkan bentuk udara, bentuk api, atau bentuk air saja sudah tidak mungkin bagi kita
Yang dapat kita bayangkan adalah bentuk air dalam wadahnya, bentuk api dalam nyalanya, bentuk udara dalam te kanannya
Apalagi membayangkan bentuk Yang Maha Pencipta, yang menciptakan semua itu! Tidak mungkin! Disini letaknya peran dari iman
Tuhan hanya dapat disentuh dengan iman! Dengan kesadaran bahwa Tuhan itu Ada karena kekuasaannya ada dan te rbukti
Dan kalau sudah begitu, keimanan membawa kita kepada kepercayaan akan wahyu Tuhan yang dilimpahkan kepada manusia melalui manusia pula, manusia yang sudah dipilihnya, untuk memimpin manusia agar menjauhi kejahatan dan melakukan kebajikan
Melakukan kebaikan dalam kerukunan bersama antar manusia untuk mempertahankan keberadaan manusia
Dan kebaikan inilah yang kita te rima sebagai kehe ndak Tuhan! -ooo0dw0ooo-