Jilid 25
Thian Ki memasuki sebuah hutan kecil di tepi sungai dan kota Sin-yang sudah dekat
Tembok kota sudah nampak dari hutan itu
Tiba-tiba dia dikejutkan oleh isak tangis wanita
Bulu te ngkuk meremang
Bagaimana mungkin ada seorang wanita menangis dalam hutan yang biarpun kecil akan te tapi liar dan agaknya jarang didatangi manusia
Jangan-jangan suara siluman yang didengarnya, karena menurut dongeng, di hutanhutan yang le bat seringkali te rdapat banyak siluman yang suka menyamar menjadi wanita! Biarpun demikian, dia tetap saja membelokkan langkahnya menghampir arah suara tangis itu
Dari balik semak-semak, Thian Ki mengintai dengan heran
Yang menangis itu adalah seorang wanita muda
Usianya sekitar tigapuluh tiga tahun, akan te tapi ia masih nampak cantik jelita walaupun agak kurus dan mukanya pucat
Diantara isak tangisnya, wanita itu mengeluh,
Ayah......ibu.....anakmu sudah tidak tahan lagi hidup le bih lama di dunia.......tolonglah, ibu dan ayah, aku hendak menyusul kalian......
Setelah menangis te rsedu-sedu, wanita itu mencabut sebatang pisau yang mengkilap karena tajam dan runcing, dan sekuat tenaga menggerakkan pisau itu untuk ditusukkan ke dadanya sendiri
Akan tetapi ia menjerit karena tiba-tiba tangan yang memegang pisau itu seperti lumpuh dan pisau itu te rlepas dari pegangan tangannya! Ia mendengar langkah kaki dan menoleh dengan wajah pucat dan matanya te rbelalak ketika melihat Thian Ki melangkah menghampirinya
Ahhhh..........!
Wanita itu nampak te rkejut dan takut sekali, sehingga Thian Ki cepat menghiburnya
Nyonya, harap jangan takut
Aku datang untuk menolongmu, bukan mengganggumu,
katanya dan diapun duduk di atas akar pohon yang menonjol keluar dari dalam tanah, berhadapan dengan wanita itu yang masih duduk bersimpuh
Kau......kau bukan suruhan.......suamiku......?
tanya wanita itu dengan lirih
Thian Ki menggeleng kepalanya dan memandangnya
Dari pertanyaan itu s aja dia dapat mengambil kesimpulan, bahwa wanita ini takut kepada suaminya dan mungkin sekali ia hendak membunuh diri karena ulah suaminya, dan bahwa wanita ini sudah ditinggal mati ayah dan ibunya
Nyonya, aku tidak mengenalmu dan tidak mengenal siapa suamimu
Aku hanya kebetulan saja lewat dan melihat engkau melakukan perbuatan nekat, terpaksa aku mencegahnya
Maafkan kelancanganku.
Kalau begitu, aku mohon kepadamu, tinggalkan aku sendiri, biarkan aku mati menyusul orang tuaku, aku tidak ingin hidup lagi, tidak ingin perpanjang penderitaan yang sudah tak dapat kutahankan lagi.....
wanita itu menangis dan hendak meraih pisaunya yang tadi te rlepas dan kini berada di dekatnya
Akan tetapi, tiba-tiba saja pisau itu lenyap dan te lah berada di tangan Thian Ki
Orang muda, bunuhlah aku dengan pisau itu.........aku ingin mati......!
Tidak, nyonya, engkau tidak bole h mati...
Orang muda, apa kaukira akan dapat mencegah aku mengakhiri hidupku
Sekarang engkau dapat saja memaksaku untuk tidak membunuh diri, akan tetapi setelah kita berpisah, mudah saja bagiku untuk membunuh diri
Menggantung diri, te rjun ke jurang, minum racun, membenturkan kepalaku ke batu, banyak jalan untuk membunuh diri!
Wanita itu kini merasa marah dan penasaran melihat pemuda yang tidak dikenalnya berkeras hendak menghalanginya mengakhiri penderitaan hidupnya
Maafkan aku, nyonya
Akan te tapi, niatmu itu sungguh salah sekali
Selain engkau akan berdosa kepada Pemberi Hidup, juga usahamu mengakhiri penderitaan itu akan sia-sia belaka
Apakah kaukira bahwa kematian itu mengakhiri penderitaan
Kematian merupakan kelanjutan daripada kehidupan ini, nyonya, dan penderitaan tidak akan hapus begitu saja setelah kita mati
Bahkan mungkin di sana menanti penderitaan yang jauh le bih hebat daripada penderitaan sewaktu hidup?
Wanita itu menyusut air matanya dan kini ia mengangkat muka, menatap wajah Thian Ki
Ketika pandang matanya bertemu dengan sepasang mata yang mencorong penuh wibawa, ia te rkejut dan maklum bahwa ia berhadapan dengan seorang pemuda yang bukan orang biasa
Orang muda, kau kira aku tidak tahu akan semua itu
Aku juga pernah membaca kitab
Akan tetapi, aku yakin tidak ada penderitaan yang le bih berat daripada yang kualami selagi hidup ini
Aku ingin mengakhiri semua ini.
Nyonya yang baik, hidup memang merupakan medan perjuangan yang beris i suka dan duka, kemudahan atau kesukaran
Kalau sewaktu kita menghadapi kesukaran, tidak semestinya kalau kita pergi menghindarinya, melarikan diri dari kesulitan
Kita harus berdaya upaya untuk menghadapinya, menanggulanginya dan mengatasinya
Karena itu, kesukaran apapun yang kauhadapi, sepatutnya kalau engkau melawannya, nyonya, bukan melarikan diri dengan jalan membunuh diri
Dan aku berjanji, aku akan membantumu menanggulangi kesukaranmu
Katakanlah, mengapa engkau menjadi berduka dan putus harapan?
Wanita itu menggeleng kepala dan menghela napas panjang
Tidak ada gunanya, orang muda
Aku tidak ingin engkau, seorang yang tidak kukenal sama sekali, terseret dan celaka pula karena hendak menolongku
Tidak a da seorangpun di dunia ini yang akan dapat menolongku, orang muda.
Thian Ki tersenyum
Dia tidak menyalahkan wanita ini kalau tidak percaya padanya
Dan ketidak-percayaan ini pasti ada hubungannya dengan keadaan wanita itu
Wanita itu tentu mengira bahwa tidak ada orang yang akan mampu menolongnya dan ini berarti bahwa yang membuat dia berduka itu tentulah keadaan yang amat gawat, orang-orang yang agaknya sukar dikalahkan atau ditundukkan
Nyonya, harap jangan memandang rendah kepadaku
Kalau aku menawarkan bantuan, te ntu sudah kuperhitungkan dan aku yakin akan kesanggupanku
Aku mampu melawan orang yang bagaimana jahat dan lihaipun!
Dia sengaja bicara sombong untuk menggugah kepercayaan wanita itu kepadanya, atau setidaknya untuk menarik perhatiannya
Usahanya berhasil
Wanita itu kini mengamatinya penuh perhatian, matanya yang merah dan masih basah itu, bagaikan matahari yang baru mulai te rlepas dari selimut awan tebal, kini nampak agak bercahaya dengan harapan
Kau.......
kau.....
seorang pendekar?
tanyanya, penuh harapan
Kalau dalam keadaan biasa, tidak mungkin dia mau mengaku bahwa dia seorang pendekar yang berkepandaian tinggi
Akan te tapi dalam keadaan seperti itu, dia harus mengaku untuk membesarkan hati wanita yang putus asa itu
Nyonya, aku Coa Thian Ki selalu menjunjung tinggi kegagahan, membela kebenaran dan keadilan dan menentang kejahatan, mengandalkan ilmu kepandaian yang kupelajari sejak kecil
Nah, percayalah kepadaku bahwa aku akan sanggup menolongmu dari tangan orang jahat, dan ceritakan apa yang menjadi penderitaanmu sampai membuatmu putus asa nyonya.
Agaknya kini timbul kepercayaan di hati wanita itu
Setelah beberapa kali menghela napas panjang, iapun memperkenalkan dirinya
Namaku Li Ai Yin, mendiang ayahku adalah Pangeran Li Siu Ti..........
Ahhh....!
Thian Ki berseru, terkejut
Kalau begitu........nyonya adalah seorang putri bangsawan is tana dan......apakah mendiang ayah nyonya adalah Pangeran Tua yang kabarnya...
Thian Ki meragu untuk melanjutkan
Li Ai Yin mengangguk
Benar, ayahku sekeluarga telah dijatuhi hukuman mati karena memberontak terhadap Kaisar, enambelas tahun yang lalu
Hanya aku seorang yang berhasil lolos dari hukuman mati karena aku dilarikan oleh........suamiku......dan tinggal di Sin-yang sampai sekarang.
Kalau begitu, nyonya te rmasuk beruntung, dapat meloloskan diri bersama suami nyonya
Lalu kenapa sekarang.......
Mula-mula memang aku berbahagia dengan suamiku yang tadinya bekerja sebagai pengawal ayah
Kami saling mencinta dan aku menganggap dia orang yang paling gagah perkasa dan paling baik di dunia ini
Walaupun kami belum mempunyai anak, namun aku te tap berbahagia dan setia kepadanya, membantu semua usahanya yang dimulai dari bawah kembali
Kemudian, dia berhasil mendirikan perkumpulan Koai-liong-pang (Perkumpulan Naga Setan) di Sin-yang
Perkumpulan itu menjadi besar dan berpengaruh, dan membuat kami hidup serba cukup, bahkan kaya
Akan te tapi, barulah nampak belangnya dan baru kuketahui siapa sebenarnya suamiku yang tadinya kuanggap sebagai seorang pendekar yang gagah perkasa itu
Ternyata dia seorang yang berhati palsu, kejam dan juga mata keranjang
Betapa sakitnya hatiku melihat dia bertindak keji, merampas anak gadis atau is teri orang, memperkosanya di depan mataku, dan dia memperlakukan aku sebagai bujang saja, bahkan seringkali aku dia pukuli dan siksa, demi menyenangkan selir-selirnya
Ahh, untuk apa aku hidup te rus seperti itu
Hari ini aku mendapat kesempatan lolos keluar dan menuju ke hutan ini untuk membunuh diri, karena kalau di rumah, aku tidak akan mendapat kesempatan
Engkau.........., bagaimana mungkin dapat menolongku orang muda
Engkau hanya seorang diri, selain suamiku itu amat sakti, juga dia mempunyai anak buah yang banyak, tidak kurang dari limapuluh orang dan kesemuanya jahat dan kejam
Aku tidak ingin engkau celaka kalau menolongku dan mene ntang mereka.
Thian Ki merasa iba sekali
Seorang pute ri pangeran, bahkan masih adik sepupu kaisar yang sekarang, yang ketika kecil tentu hidup serba mewah dan dimuliakan orang, sekarang merasa sengsara karena keliru memilih suami dan ingin membunuh diri
Mendengar bahwa suami wanita itu sakti, pendiri Koai-liong-pang, hati Thian Ki te rtarik sekali
Nyonya, siapakah suami nyonya itu?
Pertanyaanmu membuktikan bahwa engkau bukan orang dari daerah Sin-yang
Karena kalau demikian halnya, pasti engkau tahu siapa ketua Koai-liong-pang
Namanya Can Hong San.
Thian Ki merasa terkejut bukan main, akan tetapi wajahnya tidak membayangkan sesuatu
Tentu saja dia tahu siapa Can Hong San itu! Ibunya telah menceritakan nama tokoh besar dan datuk persilatan, dan menurut ibunya, Can Hong San adalah pute ra mendiang Cui-beng Sai-kong pendiri perkumpulan penyembah Thian-te Kwi-ong (Raja Setan Langit Bumi)
Can Hong San, menurut ibunya, amat lihai akan tetapi juga amat jahat
Bahkan orang itu merupakan seorang di antara para penyerbu He k-houw-pang dan dia pula yang membunuh ayah kandungnya, Coa Siang Lee, dalam penyerbuan itu
Can Hong San adalah pembunuh ayahnya dan dia suami nyonya ini!
Jangan khawatir, nyonya
Aku siap untuk menolongmu
Nah, katakan saja, apa yang harus kulakukan untuk menolong nyonya?
Wanita itu termenung, dan sebelum ia menjawab, tiba-tiba te rdengar suara gaduh dan Thian Ki berkata,
Duduk sajalah, nyonya
Ada beberapa orang datang ke sini, biarkan aku yang menghadapi mereka.
Aih, celaka........mereka pastilah orang-orang yang disuruh suamiku untuk mencariku
Mereka itu lihai dan kejam sekali
Larilah, orang muda, tinggalkan aku sendiri!
Ai Yin yang sudah putus asa itu tidak ingin melihat orang lain dibunuh karena membelanya
Tenanglah, nyonya
Aku akan menghajar mereka kalau mereka berani mengganggumu.
Muncullah empat orang laki-laki yang bertubuh kokoh kuat dan bersikap bengis
Mereka berteriakte riak ketika melihat Li Ai Yin
Itu ia di sana!
Bersama seorang pemuda lagi! Tentu pemuda itu biangkeladinya sehingga ia melarikan diri!
De ngan tenang sekali Thian Ki berdiri menghadang ke depan Ai Yin, akan tetapi sebelum dia bicara, dia didahului Ai Yin yang berkata dengan lantang
Mau apa kalian mencariku
Pergi dan jangan ganggu aku!
Suaranya te rdengar memerintah dan hal ini wajar karena empat orang itu adalah para pembantu suaminya
Akan tetapi, Ai Yin melihat perubahan besar dari sikap mereka
Bias anya, mereka menghormatinya sebagai isteri ketua mereka, akan tetapi sekarang mereka tertawa ha-ha-hi-hi mendengar bentakan wanita itu
Kami diutus pang-cu (ketua) untuk mencari, nyonya,
kata seorang di antara mereka yang berkumis tebal
Pergilah kalian, aku tidak mau pulang
Katakan kepada ketua kalian bahwa aku tidak sudi pulang, dan lebih baik aku mati daripada harus kembali ke sana!
Suaranya penuh kemarahan dan kebencian
Akan te tapi, empat orang itu tetap tertawa-tawa, menyeringai dengan sikap kurang ajar, sama sekali tidak menghormati nyonya ketua mereka
Si kumis te bal yang agaknya menjadi pembicara dan pemimpin mereka, melangkah maju dan matanya melotot seperti hendak menelan nyonya itu bulat bulat
Heh-heh, nyonya manis, kami tidak dis uruh menjemputmu, melainkan disuruh membunuhmu, ha-ha-ha!
Akan te tapi ancaman yang disusul tawa empat orang itu, sama sekali tidak membuat s ang nyonya menjadi ketakutan seperti yang mereka duga
Ai Yin bahkan bangkit berdiri dan menegakkan le her menatap mereka dengan pandang mata menantang
Bunuhlah, lebih baik aku mati daripada harus kembali ke sana!
Empat orang itu te rtegun, dan untuk melenyapkan rasa kecelik itu, si kumis tebal te rtawa lagi
Ha-ha-ha, kami tidak akan membunuh begitu saja, manis
Kami akan bersenang senang dulu denganmu, nyonya manis!
Jahanam busuk, berani kau........!!
Ai Yin membentak dan mukanya berubah merah saking marahnya
Empat orang itu te rtawa
Sayang kalau dibunuh begitu saja
Sudah lama engkau membuat kami seringkali mengilar
Marilah, manis, mari bersenang-senang dengan kami!
Ketika empat orang itu melangkah maju untuk menangkap Ai Yin, Thian Ki sudah maju menghadang
Empat orang laki-laki pengecut dan rendahbudi, beraninya hanya mengganggu wanita le mah!
kata Thian Ki, suaranya dingin akan tetapi pandang matanya bernyala
Eh, eh.........! Siapa kau, anak kecil berani mencampuri urusan orang
Apa engkau sudah bosan hidup?
Kalian ini manusia-manusia yang sudah dikuasai iblis yang sudah bosan hidup kalau kalian tidak cepat pergi dan jangan mengganggu nyonya ini,
kata Thian Ki
Mata si kumis tebal melotot dan hampir dia tidak percaya ada seorang pemuda berani bersikap dan berkata seperti itu kepadanya! Seluruh penduduk kota Sin-yang dan sekitarnya, tak seorangpun berani bersikap kasar kepadanya!
Bocah gila, apa engkau tidak tahu bahwa engkau berhadapan dengan aku, Harimau Kumis Tebal?
bentaknya dan mengamangkan tinju kanannya yang sebesar kepala anak-anak itu ke arah Thian Ki
Hemm, manusia sombong
Aku akan membuat engkau menjadi anjing tanpa kumis!
Kemarahan si kumis te bal tak dapat ditahan lagi
Jahanam!
bentaknya dan dengan gerengan seperti beruang marah, diapun menyerang Thian Ki sedangkan tiga orang lainnya hanya menonton sambil menyeringai, karena mereka semua yakin bahwa dalam segebrakan saja rekan mereka akan dapat melumatkan tubuh pemuda itu dan mereka ingin menikmati tontonan itu
Wuuuut.......!
Kepalan tinju besar itu menyambar ke arah muka Thian Ki
Akan tetapi dengan gerakan otomatis dan mudah sekali Thian Ki menarik mukanya ke belakang pada saat tinju itu hampir menyentuh pipinya, dan pada saat tinju itu lewat di depan mukanya, tangannya yang kiri menyambar ke arah pipi lawan
Plakk.....!! Aduhh.........!
Si kumis tebal hampir te rsungkur, dan dia meludahkan beberapa buah gigi bercampur darah keluar dari mulutnya, meringis dan kemarahannya meluap
Jahanam...........!
bentaknya pelo karena mulutnya membengkak, dan begitu tangan kanannya bergerak, dia sudah mencabut sebatang golok dan mengamuk seperti orang gila, menghujankan bacokan golok ke arah Thian Ki
Akan tetapi, yang nampak ole hnya hanya bayangan berkelebatan ke kanan kiri
Dia menyerang dengan ngawur saja, mengejar bayangan itu dengan sabetan goloknya
Tiba-tiba, le ngan kanannya te rpukul dari samping membuat lengan itu terasa lumpuh dan nyeri, dan goloknya te rlepas
Tangan kanan Thian Ki sudah menyambar ke arah muka lawan dan sekali renggut terdengar suara
brett......
disusul jerit kesakitan dan kini si kumis te bal sudah kehilangan kumisnya dan di te mpat itu kini nampak kulit di bawah hidung itu te robek dan berdarah! Si pemilik kumis mendesis-desis saking nyerinya, juga nyeri hatinya karena dia kehilangan kumis yang dia banggakan
Tiga orang kawannya te rkejut bukan main, juga marah melihat betapa kawan mereka dihina, dan mereka bertiga sudah mencabut golok dan mengepung Thian Ki
Sebaliknya, Ai Yin berdiri te rbelalak kagum
Tak disangkanya bahwa pemuda itu dapat membuat Harimau Kumis Tebal yang merupakan pembantu suaminya yang paling lihai, paling galak dan paling kejam, sama sekali tidak berdaya dan dikalahkan dalam beberapa gebrakan saja
Timbul harapan dan kepercayaan dalam hatinya bahwa pemuda ini akan dapat menolongnya
Akan tetapi tetap saja dia merasa khawatir karena kini tiga orang itu sudah berteriak-teriak sambil menyerang Thian Ki yang bertangan kosong dengan golok mereka
Kalau saja Thian Ki belum digembleng mendiang neneknya selama dua tahun dan belum menguasai te naga saktinya yang beracun, tentu sekali tampar saja dia dapat membuat lawan tewas dengai tubuh keracunan
Akan te tapi kini dia telah dapat menguasai tenaga itu sehingga dia mampu
menyimpan
hawa beracun itu dan hawa itu tidak akan bergerak keluar kalau tidak dikehendakinya
Hanya te ntu saja, darahnya masih mengandung racun mengerikan sehingga siapa yang menyerangnya dengan pukulan berte naga sinkang, atau mencengkeramnya, orang itu akan keracunan, seperti halnya Cin Cin
Untuk melenyapkan ini, tidak ada jalan lain kecuali membersihkan darahnya dan yang dapat melakukan hal ini hanyalah orang yang benarbenar sakti
Kini, menghadapi pengeroyokan tiga orang itu, te ntu saja tidak membuat Thian Ki repot
Tingkat ilmu silatnya yang dia dapatkan dari ajaran ayah tirinya, jauh le bih tinggi daripada tingkat kepandaian tiga orang itu, maka begitu dia menggerakkan tubuhnya, maka bayangannya berkelebatan di antara gulungan sinar tiga batang golok para pengeroyok
Ge rakan kedua tangannya jauh le bih cepat ketimbang gerakan tiga batang golok lawan
Thian Ki tidak ingin berkelahi te rlalu lama menghadapi orang-orang kasar itu, maka begitu Harimau Kumis Tebal yang kini tidak berkumis itu terjun pula ke dalam medan perkelahian, menahan nyeri pada mukanya dan membacokkan goloknya dengan nekat, Thian Ki sudah mengeluarkan bentakan melengking empat kali dan akibatnya, empat orang itu te rpelanting ke kanan kiri, golok mereka te rpental entah ke mana dan tulang le ngan kanan mereka semua patahpatah! Barulah empat orang itu te rkejut dan je rih, dan tanpa diperintah lagi mereka lari tunggang langgang meninggalkan te mpat itu, tidak berani menoleh lagi.! Ketika Thian Ki menoleh ke arah wanita itu, dengan kaget dia melihat wanita sudah berlutut di depannya
Taihiap.........terima kasih, taihiap
Sekarang aku percaya......taihiap kiranya yang akan dapat menolongku......
katanya terharu
Aih, nyonya
Jangan begitu, bangkitlah dan jangan menghormatiku secara berlebihan
Engkau seorang pute ri bangsawan, bangkitlah....
Terpaksa Thian Ki menyentuh kedua pundak wanita itu dan Ai Yin merasakan getaran hebat yang membuat ia te rpaksa bangkit duduk
Kemudian iapun kembali duduk berhadapan dengan Thian Ki di bawah pohon besar itu
Nah, sekarang katakanlah, pertolongan apa yang harus kuberikan kepadamu, nyonya
Apakah engkau menghendaki aku menemui suamimu dan memaksanya agar dia bersikap baik kepadamu?
Tidak, tidak! Dan jangan sebut aku nyonya, taihiap
Namaku Li Ai Yin, dan aku bukan lagi pute ri bangsawan, juga bukan lagi is teri ketua Koai-liong-pang
Aku tidak sudi lagi kembali kepadanya, le bih baik aku mati daripada harus kembali kepadanya........
Akan te tapi, kalau dia berjanji akan bersikap baik kepadamu?
Tidak, tidak mungkin! Dia seorang perayu yang palsu, andaikata engkau dapat memaksanya untuk bersikap baik kepadaku, te ntu itu hanya tipuan belaka, dan kalau engkau sudah tidak ada, dia pasti akan melampiaskan dendamnya kepadaku
Dia perayu dan kejam seperti iblis, taihiap.
Nyonya, kalau engkau tidak ingin kusebut nyonya, jangan sebut aku tai-hiap
Namaku Coa Thian Ki, rasanya kikuk kalau engkau menyebut aku taihiap.
Baiklah, siauw-te (adik)...
padahal engkau memang pantas disebut pendekar besar
Aku berte rima kasih sekali, dan agaknya engkaulah harapanku satu-satunya
Hanya engkau yang kiranya akan dapat membebaskan aku dari derita ini.
Akan te tapi, bagaimana caranya, enci Ai Yin?
tanya Thian Ki yang kini tanpa ragu menyebut enci kepada wanita itu
Kalau engkau tidak ingin kembali kepada suamimu, lalu apa yang dapat kulakukan untuk membantumu?
Terserah kepadamu, Coa-siauwte
Terserah apa yang akan kaulakukan
Aku hanya ingin hidup te rbebas dari Can Hong San
Aku ingin hidup sendiri tanpa terancam oleh dia dan anak buahnya
Mereka itu kejam sekali, bukan hanya kepadaku, akan te tapi kepada rakyat daerah Sinyang
Ah, engkau tidak tahu apa saja yang mereka lakukan siauwte.
Ai Yin lalu menceritakan tentang semua sepak te rjang suaminya
Setelah terjadi penyerbuan pasukan istana kepada Pangeran Tua Li Siu Ti yang diketahui hendak memberontak, Ai Yin diajak pergi melarikan diri oleh Can Hong San
Wanita ini menurut saja, karena ia telah dikuasai oleh bekas pembantu ayahnya itu, telah menyerahkan diri di luar kesadarannya
Dalam pelarian ini, Can Hong San bersikap baik dan mencinta padanya, maka agak terhiburlah hatinya
Setelah merantau berpindah-pindah tempat karena takut akan pengejaran dan pencarian dari kota raja, akhirnya beberapa tahun kemudian mereka menetap di Sin-yang
Keadaan sudah aman dan tidak ada pencarian, maka Can Hong San mulai menata hidupnya
Mengandalkan kepandaiannya yang tinggi, dia menaklukkan para tokoh kangouw dan para jagoan di daerah Sinyang, dan ketika dia mendirikan perkumpulan yang diberi nama Koai-liong-pang, banyak jagoan yang suka menjadi anak buahnya
Dan perkumpulan ini dalam waktu singkat menundukkan para jagoan, menguasai semua te mpat pelesir dan kemaksiatan dengan memungut semacam
pajak
yang besar
Sebentar saja, nama Koai-liong-pang ditakuti orang dan pemilik segala macam perusahaan, terutama sekali yang bersangkutan dengan hiburan tidak berani membantah dan membayar uang pajak atau sumbangan yang dikatakan sebagai biaya penjagaan keamanan
Siapa yang tidak mau membayar, te ntu akan menjadi tidak aman lagi
Sebentar saja Can Hong San menjadi kaya raya dan setelah memperoleh kekayaan dan kedudukan atau kuasa, mulailah nampak belangnya terhadap Li Ai Yin yang menjadi isterinya
Dia mengambil banyak gadis , bahkan is teri orang, sebagai selir paksaan, bahkan sering dia memaksa seorang wanita di dalam kamar kami, di depan mataku sendiri
Kalau aku mencela, dia memukul dan menyiksaku
Pernah dia dengan te rus te rang mengatakan bahwa dahulu dia mempersuntingku bukan karena cinta, melainkan karena ingin menjadi mantu pangeran
Sekarang, setelah keluarga ayah hancur, dan aku bukan lagi pute ri pangeran, diapun tidak membutuhkan aku lagi
Ahh, siaute, bertahun-tahun aku harus menahan diri te rhadap siksaan lahir bathin itu
Penderitaan itu sampai dipuncaknya ketika malam tadi dia memberikan aku kepada para pembantunya! Aku tidak sudi dan karena para anak buahn ya masih segan kepadaku, maka aku masih mampu mempertahankan kehormatanku dan pagi ini aku melarikan diri ke sini.
Betapa kejam dan jahatnya!
Thian Ki berseru sambil mengepal tinju
Untung bahwa dalam pernikahanku dengannya, kami belum mempunyai keturunan, Coa-siauwte
Nah, sekarang engkau te ntu mengerti bahwa satu satunya keinginanku hanya agar aku dapat te rbebas darinya
Aku han ya mau melanjutkan hidup ini kalau te rbebas dari cengkeraman manusia iblis itu.
Thian Ki mengangguk-angguk
Dia mengerti
Li Ai Yin ini bukan seorang isteri yang tidak setia kepada suami
Baiklah, enci Ai Yin
Gerombolan Koai-liong-pang itu tidak boleh dibiarkan saja merajalela dan mencelakai penduduk
Hal ini harus dilaporkan kepada yang berwajib
Mari kau ikut denganku, enci.
Thian Ki lalu mengajak Ai Yin memasuki kota Sin-yang
Wanita itu tentu saja ketakutan, khawatir kalau sampai diganggu ana k buah suaminya, akan tetapi agaknya pihak Koai-liongpang te rlalu kaget mendengar akan nasib tiga orang pembantu utama ketua mereka yang berte mu seorang pemuda yang amat lihai, sehingga Thian Ki dan Ai Yin tidak sempat diganggu sampai mereka tiba di gedung pembesar setempat, yaitu rumah dan kantor kepala daerah Sin-yang yang bernama Gan Hok
Gan-taijin adalah seorang yang berusia limapuluh tahun, dan dialah pejabat pemerintah yang paling tinggi kedudukannya di Sin-yang
Seperti kebanyakan pejabat pemerintah di masa itu, Gan-taijin juga seorang pejabat yang kurang memperhatikan keadaan atau kehidupan rakyatnya, hanya memikirkan kesejahteraan keluarganya sendiri saja
Maka, dia tidak begitu tahu akan sepak te rjang Koai-liong-pang, bahkan andaikata tahupun, asalkan para anggota Koailiong-pang tidak mengganggu pemerintah, dan le bih-lebih kalau perkumpulan itu membayar pajak dan sumbangan yang besar, diapun akan purapura tidak tahu saja
Karena dia tidak mengenal Thian Ki dan Ai Yin, maka diapun menyambut kedatangan mereka dengan sikap dingin dan acuh saja
Hemm, siapakah kalian dan ada urusan apakah sepagi ini sudah mengganggu kesibukanku?
te gurnya dengan sikap ketus
Thian Ki mengerutkan alis nya
Sudah terlampau sering dia melihat pembesar yang seperti ini sikapnya, memandang rendah orang lain, akan tetapi bersikap manis kepada orang yang datang membawa hadiah yang bes ar
Maafkan kalau kami mengganggu, Taijin,
kata Thian Ki dengan sikap te nang
Saya bernama Coa Thian Ki dan ini adalah kakak perempuan saya yang bernama........Coa Ai Yin
Kami sedang melakukan perjalanan dan kebetulan lewat di Sinyang
Dan di kota Taijin ini, kami melihat seorang buronan kota raja, bahkan dia te lah menyusun kekuatan di kota ini
Kalau hal ini sampai diketahui Sri baginda, tentu nama baik Taijin akan te rcemar.
Seketika wajah pembesar itu menjadi pucat
Kalau ada yang ditakuti, maka satu satunya adalah kota raja, di mana terdapat kaisar dan para atasannya! Sekali gerakan telunjuk para atasan, akan hancurlah kedudukann ya dan kehidupannya
Apa kau bilang
Seorang buronan di kota inil
Siapa dia
Hayo ceritakan dengan jelas dan jangan melempar fitnah kepada orang!
bentak pembesar itu dan para pembantunya yang hadir juga te rbelalak heran dan terkejut
Thian Ki tetap tenang
Ingatkah Taijin akan peristiwa yang terjadi di kota raja enambelas tahun yang lalu ketika Pangeran Tua Li Siu Ti sekeluarga dihukum karena dia melakukan pemberontakan?
Tentu saja! Akan tetapi apa hubungannya dengan kota ini?
Begini, Taijin
Diantara para pembantu utama mendiang Pangeran Tua yang memberontak, pembantu yang paling lihai, telah berhasil meloloskan diri dan sampai sekarang belum te rtangkap
Dan kami melihat buronan itu sekarang menjadi penduduk Sin-yang, bahkan memiliki pengaruh dan kekuasaan besar
Kalau hal ini diketahui kota raja, bukankah Taijin akan dituduh bersekongkol dengan buronan itu dan melindunginya?
Thian Ki lalu memberi isyarat kepada Ai Yin dan mereka bangkit
Akan te tapi kalau Taijin tidak percaya kepada kami, sudahlah, kami akan melanjutkan perjalanan dan semua akibat silakan Taijin tanggung sendiri!.
Hei...., eh, nanti dulu.......orang muda, jangan te rgesa-gesa dan silakan duduk.
Pembesar itu te rgopoh-gopoh mencegah Thian Ki dan Ai Yin pergi
Kedua
Kakak beradik
itupun duduk kembali dan kini sikap pembesar itu menjadi lain
Dia memerintahkan pembantunya untuk memanggil komandan pasukan keamanan yang segera muncul, seorang laki-laki tinggi besar dan gagah berusia empatpuluh tahun lebih
Mereka semua duduk mendengarkan laporan Thian Ki
Taijin, orang itu bernama Can Hong San, ketika menjadi pembantu mendiang Pangeran Tua dia memakai nama Siauw Can
Dan dia sekarang berhasil menghimpun para tokoh kangouw, para penjahat keji mendirikan perkumpulan Koai-liongpang di kota ini!
Gan-taijin terbelalak
Koai-liong-pang
Akan tetapi......sikap mereka selama ini baik-baik saja, tidak pernah mengganggu petugas pemerintah, bahkan amat baik......
tiba-tiba pejabat itu diam karena ingat bahwa tidak semestinya dia menceritakan kebaikan Koai-1iong-pang yang suka memberi sumbangan dan hadiah yang cukup banyak!
Maksudku........koai-liong-pang tidak pernah memusuhi kami.
Mungkin saja begitu, Taijin, karena Can Hong San itu memang licik sekali
Akan tetapi tidak tahukah Taijin akan sepak terjang para anggota Koai-liong-pang te rmasuk pimpinannya
Mereka seringkali mengganggu penduduk, melakukan pemerasan, bahkan tidak segan merampas barang orang, juga sudah sering mereka memaksa gadis bahkan is te ri orang, menjadi selir mereka
Mereka melakukan perkosaan dan penindasan.
Wajah pembesar itu berubah
Berita ini sungguh amat mengejutkan hatinya
Dia menoleh kepada komandan pasukan keamanan
Benarkan itu, Lui ciangkun?
tanyanya
Komandan itu menghela napas panjang
Me mang Koai-1iong-pang tidak pernah memusuhi kita, Taijin, akan tetapi mereka memang menguasai semua tempat hiburan, dan memungut pajak dari toko-toko besar
Semua ini pernah s aya laporkan kepada Taijin, akan tetapi karena mereka tidak memusuhi kita, Taijin tidak memerintahkan menindak mereka.
Brakk!
Pembesar itu memukul meja dengan telapak tangannya
Lui-ciangkun, kalau kami tahu dia itu buronan kota raja, te ntu kami sudah sejak dulu menyuruh engkau menangkapnya
Kenapa kau tidak tahu bahwa dia itu bekas pemberontak
Hayo kerahkan pasukanmu dan tangkapi mereka semua, kalau melawan, gempur dan bunuh mereka agar kita tidak dianggap bersekongkol dengan pemberontak
Kau tahu hukumannya kalau kita dianggap membantu pemberontak
Tolol kau!
Komandan itu memberi hormat
Siap melaksanakan perintah, Taijin!
Taijin, Can Hong San itu lihai bukan main
Saya khawatir kalau-kalau dia akan dapat lolos lagi seperti ketika terjadi pembasmian pemberontak di kota raja
Karena itu biar saya yang menghadapinya dan menangkapnya, akan te tapi saya menitipkan kakak perempuan saya ini agar ia aman dari balas dendam Can Hong San yang kami laporkan kepada Tai-jin.
Baik, baik, silakan masuk, nona.
Pembesar itu memberi isyarat kepada seorang pembantu yang segera mengantar Ai Yin masuk ke dalam gedung itu
Pembesar itu tentu saja senang dititipi Ai Yin karena wanita itu bahkan seolah menjadi jaminan akan kebenaran laporan yang disampaikan adiknya! Thian Ki mendampingi Lui-ciangkun yang memimpin hampir tiga ratus orang perajuritnya dan gegerlah kota Sin-yang ketika melihat pasukan keamanan mengepung rumah besar yang menjadi pusat Koai-liong-pang
Yang lebih kaget lagi adalah Can Hong San dan para pembantunya
De ngan membawa pedang pusakanya, dan diiringkan para pembantunya, dan para anggota Koai-liong-pang yang ketika itu berada di situ kurang le bih tiga puluh orang, sedangkan yang lainnya berada di luar melaksanakan tugas mengumpulkan sumbangan, dia keluar dengan tabah
Can Hong San menganggap bahwa selama ini sudah banyak dia memberi sogokan hadiah kepada semua petugas pemerintah di Sin-yang, maka tidak mungkin dia akan diganggu
Setelah tiba di luar pintu depan, Can Hong San diam-diam terkejut melihat banyaknya perajurit yang mengepung rumahnya
Dan seorang pembantunya, yaitu seorang di antara mereka yang pagi tadi hendak menangkap Ai Yin di dalam hutan menyentuh le ngannya
Pangcu, itu dia pemuda yang tadi menolong nyonya.
Can Hong San mengerutkan alisnya, memandang kepada Thian Ki yang berdiri di antara para perwira yang berada di depan pasukan
Dia tidak mengenal pemuda itu dan tiba-tiba saja jantungnya berdebar te gang
Isterinya, Li Ai Yin telah diselamatkan pemuda itu dan diajak pergi, dan sekarang pasukan keamanan Sin-yang mengepung rumahnya
Apakah Ai Yin telah mengkhianatinya
Akan tetapi, melihat bahwa komandan itu adalah Lui-ciangkun yang tentu saja sudah dikenalnya, diapun menenangkan hatinya dan segera melangkah maju menghadapi komandan itu dan tersenyum ramah
Aih, kiranya Lui-ciangkun yang datang
Apakah yang te rjadi, ciangkun
Kenapa ciangkun memimpin pasukan keamanan
Apakah te rjadi kerusuhan
Kalau begitu, biar kami akan membantumu!
Thian Ki memperhatikan orang itu
Seorang lakilaki yang gagah perkasa dan tampan menarik pikirnya
Usianya te ntu sudah empatpuluh tahun le bih, namun masih nampak perkasa dan tampan
Hidungnya mancung dan besar, dan bibirnya merah bergairah seperti bibir wanita
Akan te tapi matanya mengandung kecerdikan yang luar biasa
Biji mata itu bergerak-gerak ke kanan kiri, dan sinarnya tajam, bahkan mencorong ketika mengerling kepadanya
Seorang yang amat berbahaya, pikirnya
Sikapnya ketika menyambut Lui-ciangkun itu saja sudah menunjukkan kelicikannya
Sikap itu membuat Lui-ciangkun nampak agak te rsipu
Bagaimanapun juga, dia sendiri adalah seorang di antara sekian banyaknya petugas penting memiliki kedudukan yang pernah menikmati hadiah dari ketua Koai-liong-pang ini! Biarpun dia sendiri tidak pernah membantu perkumpulan itu berbuat kejahatan, namun selama ini dia memang, seperti para pembesar lain, agak memejamkan mata pura-pura tidak tahu apa yang telah mereka perbuat
Akan tetapi, mengingat akan kemarahan dan perintah atasannya, apalagi di situ terdapat Thian-Ki sebagai saksi, dan mengingat pula bahwa orang yang nampak ramah dan baik ini adalah seorang kaki tangan pemberontak dan menjadi buronan kota raja, diapun memandang dengan bengis dan suaranyapun lantang dan tegas
Can Hong San, kami datang sebagai utusan pemerintah untuk menangkap engkau dan anak buahmu
Koai-liong-pang harus dibubarkan dan ditutup!
Tentu saja Can Hong San menjadi te rkejut bukan main mendengar ucapan lantang itu
Seketika dia dapat menduga apa yang mungkin te rjadi dan jantungnya berdebar keras
Tak salah lagi, pikirnya, setelah ditolong pemuda itu, tentu isterinya telah menceritakan segalanya tentang dirinya kepada pemuda itu, dan pemuda itu yang melapor kepada kepala daerah, maka kini pemerintah daerah mengirim pasukan untuk menangkapnya dan membubarkan perkumpulannya
Dia marah sekali, akan tetapi masih berusaha untuk membela diri dan berpurapura kaget
Ahh, Lui-ciangkun
Apa alasannya
Bukankah selama ini perkumpulan kami bersahabat dengan pemerintah
Bukankah kami juga membantu mengamankan daerah ini dari gangguan penjahat
Kenapa tiba-tiba ciangkun hendak membubarkan Koai-liong-pang dan menangkap kami?
Mendengar pertanyaan itu, Lui-ciangkun menjadi semakin tidak enak hati
Maka, dia menoleh kepada Thian Ki yang berdiri di sampingnya, lalu berkata lirih,
Coa-sicu, engkau saja yang menjelaskan kepadanya.
Thian Ki merasa khawatir kalau-kalau perwira atau komandan pasukan keamanan ini akan te rdesak oleh ucapan ketua Koai-liong-pang itu, karena jelas kalah wibawa, maka dia melangkah maju dan berkata dengan suara lantang
Can Hong San, pasukan pemerintah ini ditugaskan untuk menangkap kalian semua dan membubarkan Koai-1iong-pang karena engkau adalah bekas pemberontak yang menjadi orang buronan pemerintah
Lebih baik kalian menyerah dari pada harus dipergunakan kekerasan
Can Hong San melotot,
Orang muda, siapa engkau yang begini lancang
Dan berani engkau melempar fitnah kepada kami
Lui-ciangkun, pemuda ini melontarkan fitnah keji! Kami berbaik dengan pemerintah dan membantu pemerintah, bagaimana dikatakan memberontak
Jahanam ini memfitnah! Jangan percaya kepadanya, Luiciangkun
Dialah pengacau yang seharusnya ditangkap, karena dia te lah melarikan isteri saya! Nah, dengarlah baik-baik, Lui-ciangkun
Pemuda ini telah berjinah dengan isteri saya dan ketika kami hendak menangkapnya, dia melawan, melukai beberapa orang anggota kami, kemudian melarikan isteri saya!
Tentu saja Lui-ciangkun terbelalak kaget dan kini memandang kepada Thian Ki penuh keraguan
Kalau benar apa yang dikatakan ketua Koai-liongpang itu, berarti mereka semua telah dipermainkan pemuda asing ini! Dan pemuda ini memang datang menghadap kepala daerah bersama seorang wanita cantik, dan baru sekarang dia te ringat bahwa wanita itu adalah isteri sang ketua ini
Pernah satu kali dia melihat wanita itu, ketika dia dan para pejabat lain di Sin-yang menghadiri sebuah pesta yang diselenggarakan ole h Koai-liong-pang
Ciangkun, saya akan menjawab semua itu
Penjahat yang satu ini memang licik sekali,
kata Thian Ki melihat keraguan di mata komandan itu, lalu diapun berkata dengan lantang sehingga te rdengar oleh semua anak buah Koai-liong-pang dan para perajurit yang mengepung tempat itu
Can Hong San, tidak perlu engkau bersilat lidah dan memutar-balikkan kenyataan.! Ingatlah kami telah mengetahui semua rahasiamu
Belasan tahun yang lalu engkau sudah ditangkap dan dihukum oleh Kerajaan Sui sebagai seorang penjahat dan pemberontak
Setelah Kerajaan Tang berdiri engkau lolos dari penjara dan membantu Pangeran Cian Bu Ong melakukan pemberontakan, bahkan engkau dan kawan-kawanmu yang menyerbu dan membunuh para pendekar He khouw-pang yang membantu pemerintah
Setelah pemberontakan Pangeran Cian Bu Ong gagal, engkau berhasil menjadi pengawal pribadi Pangeran Tua Li Siu Ti yang memberontak pula dan yang dihancurkan oleh pemerintah
Akan tetapi engkau dapat lolos dan membentuk Koailiong-pang di te mpat ini
Dan engkau semakin jahat! Engkau dan ana k buahmu menguasai semua te mpat hiburan, memeras para pedagang, bahkan tidak segan menculik dan meraperkosa wanita, baik isteri orang maupun gadis
Dan isterimu sendiri bukan saja kau sia-siakan, kau siksa dan hina, bahkan engkau memberikannya kepada anak buahmu untuk dipermainkan
Ia melarikan diri dan di dalam hutan, ia mencoba untuk menggantung diri! Aku datang menyelamatkannya, lalu datang empat orang pembantumu yang kausuruh untuk mengejar dan menangkapnya, dan kauberikan is terimu itu kepada mereka
Aku melindungi nyonya itu dan mengalahkan orang-orangmu
Nah, masihkah engkau hendak menyangkal
Kalau engkau benar merasa difitnah dan tidak berdosa, menyerah sajalah agar Gan-taijin dapat mengirimmu ke kota raja dan di sana engkau akan diadili.
Mendengar tuduhan panjang dari pemuda itu wajah Can Hong San sebentar pucat sebentar merah
Bagaimana pemuda ini dapat mengetahui semua itu
Bahkan is terinya sendiri tidak tahu bahwa dia pernah membantu Pangeran Cian Bu Ong yang memberontak! Kalau tentang sepak te rjang Koai-liong-pang, te ntu isterinya yang telah membocorkannya
Bagaimana engkau dapat mengetahui semua itu
Siapa engkau?
bentaknya marah
Namaku Coa Thian Ki dan ayahku menjadi seorang di antara korban di tanganmu ketika engkau dan kawan-kawanmu membantu Pangeran Cian Bu Ong dan menyerbu He k-houw-pang di dusun Ta-bun-cung!
Kau.......tentu isteriku yang te lah mengkhianatiku
Aku harus membunuhnya, dan sebelum itu, aku akan membunuhmu le bih dulu!
Karena sudah tidak melihat kemungkinan untuk menyangkal lagi
Can Hong San menjadi nekat dan diapun menerjang ke depan, mengirim serangan kilat
Karena sudah mendengar dari para pembantunya bahwa pemuda ini lihai sekali, maka begitu menyerang dia sudah menggunakan ilmu andalannya yang dipakai untuk nama perkumpulannya, yaitu Koai-liong-kun (Silat Naga Setan)
Tangan kirinya yang membentuk cakar naga itu menyambar dari atas ke arah ubun-ubun kepala lawan, sedangkan tangan kanannya menyusul cepat mencengkeram ke arah dada dengan tenaga yang dikerahkan sepenuhnya
Thian Ki mengenal jurus ampuh dan berbahaya, maka diapun cepat menarik kepala ke belakang dan menggeser kaki ke kiri, lalu tangan kanannya sendiri dengan jari terbuka dihantamkan menyambut cengkeraman tangan kanan lawan ke arah dadanya itu
Melihat pemuda itu berani menyambut tangan kanannya, Can Hong San khawatir kalau jari-jari tangannya tidak kuat menahan telapak tangan lawan, maka dia sudah mengepal jari-jarinya sehingga kini yang berte mu dengan telapak tangan Thian Ki adalah kepalan tangan kanannya
Wuuuuuuuutttt......desss.......!!
Kepalan tangan kanan Can Hong San yang didorong te naga sinkang amat kuat itu, yang dapat menjebolkan te mbok, merobohkan pohon bahkan menghancurkan batu, kini bertumbuk pada telapak tangan Thian Ki yang tetap tidak mau mempergunakan kelebihannya, yaitu hawa beracun di tubuhnya
Akibat benturan dua te naga dahsyat itu, tubuh Can Hong San te rdorong ke belakang sampai tiga langkah, sedangkan tubuh Thian Ki hanya bergoyang-goyang saja
Tentu saja hal ini membuat Can Hong San te rkejut setengah mati
Bagaimana mungkin ada seorang pemuda mampu menahan cengkeramannya, bahkan tangkis an itu dapat membuat dia sampai melangkah mundur sedangkan pemuda itu kuat te gak berdiri dan hanya bergoyang-goyang
Ini tidak mungkin! Selama hidupnya, hanya beberapa orang saja yang mampu menandingi kekuatannya, yaitu para pendekar yang te rkenal di dunia persilatan seperti Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti Sungai Kuning) Si Han Beng atau isterinya yang bernama Giok Cu, dan Pangeran Cian Bu Ong
De ngan perasaan penasaran dan marah, juga nekat karena dia telah tersudut dan akan ditangkap pasukan, dia mencabut pedangnya, pedang Koai-liong-kiam, dan tangan kiri mencabut sebatang suling dari ikat pinggangnya
Itulah senjatanya yang ampuh, pedang dan suling
Jahanam busuk, kau harus mampus di tanganku!
bentaknya sambil memasang kudakuda, kedua kakinya te rpentang lebar dengan kedua lutut dite kuk, dan sepasang senjata itu bersilang di atas kepalanya, matanya mencorong menatap lawan
Karena tahu bahwa lawannya lihai dan berbahaya
Thian Ki juga mengeluarkan pedangnya dan begitu pedang dicabut, nampak sinar hitam yang menyeramkan seolah pedang itu mengandung hawa dingin yang dahsyat
Itulah pedang Cui-mo He k-kiam (Pedang Hitam Pengejar Iblis), pedang berwarna Hitam milik ibunya yang diberikan kepadanya sebagai bekal ketika dia berangkat melaksanakan dua tugasnya
Pertama, dia harus mencari orang-orang pandai untuk membersihkan darahnya agar dia dapat menikah tanpa membahayakan nyawa is te rinya, dan kedua, dia harus mencari dan mendapatkan pedang pusaka Liong-cu-kiam seperti yang dikehendaki ayah tirinya atau gurunya
Kini Thian Ki juga memasang kuda-kuda berhadapan dengan Can Hong San, dan ingatannya mulai bekerja, perlahan-lahan terbayanglah semua peristiwa yang lalu, ketika dia masih kecil
Lamatlamat saja ia teringat betapa ketika dia masih kecil sekali, mungkin baru berusia empat tahun, dalam kamar mereka, yaitu kamar dia, ibu dan ayahnya, masuk seorang Jai-hwa-cat (penjahat pemetik bunga) yang amat lihai
Penjahat cabul itu menyanderanya, dan dengan mengancam akan membunuhnya, memaksa ibunya menotok ayahnya sehingga tidak mampu bergerak, kemudian memaksa ibunya untuk melayaninya dan mau digaulinya! Dalam keadaan yang amat gawat itu muncul Si Naga Sakti Sungai Kuning Si Han Beng menyelamatkan ibunya dari aib dan ayahnya dari maut
Dan orang jahat cabul itu bukan lain adalah Can Hong San ini! Kemudian, ketika dia berusia lima enam tahun, dua tahun sesudah itu, ketika dia diajak ayah ibunya berkunjung ke He k-houw-pang di Ta-bun-cung, dan perkumpulan itu diserbu oleh para pembantu Pangeran Cian Bu Ong, ayahnya tewas dan ibunya ditangkap pula oleh Can Hong San ini! Semua itu kini membayang di benaknya, membuat sepasang mata Thian Ki mencorong
Biarpun kini ibunya menjadi isteri Cian Bu Ong yang te rnyata merupakan seorang gagah perkasa dan yang selain menjadi ayah tirinya juga menjadi gurunya, namun te ntu dia akan memilih kehidupan dahulu, bersama ayah kandungnya
Melihat pedang hitam di tangan pemuda itu, Hong San mengerutkan alisnya
Heii, bukankah itu pedang Ban-tok He k-kiam
Pedang itu milik seorang wanita, pute ri mendiang Ban-tok Mo-li (Iblis Betina Selaksa Racun)
Apa hubunganmu dengan Sim Lan Ci?
Can Hong San, kejahatanmu bertumpuk sehingga engkau lupakan semua perbuatanmu yang te rkutuk
Engkau membunuh ayahku ketika menyerbu He k-houw-pang dan engkau menawan ibu kandungku dan aku
Sekarang, engkau harus menebus semua dosamu itu!
Hong San terbelalak dan suaranya agak gemetar ketika dia bertanya,
Kau........kau..
tok-tong (anak beracun) itu?
Thian Ki te rsenyum
Biarpun dengan mudah aku dapat menggunakan hawa beracun untuk membunuhmu, akan te tapi aku tidak akan mempergunakannya
Aku akan menaklukkanmu dengan ilmu silat, bukan dengan racun
Majulah, manusia berhati iblis!
Diam-diam Can Hong San gentar bukan main
Anak ini, dalam usia lima atau enam tahun, pernah membuat dia bergidik ngeri karena bocah yang belum mengenal ilmu silat itu telah menewaskan beberapa orang rekannya yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, bahkan menjadi tokoh-tokoh kang-ouw te rkenal seperti Thio Ki Lok dan Gulana, dua orang di antara para pembantu Cian Bu Ong yang te was oleh anak beracun ini, hanya karena Gulana digigit tengkuknya, dan Thio Ki Lok mencengkeram punggung anak itu
Anak Beracun! Dalam usia lima enam tahun saja sudah mampu membunuh orang-orang yang tangguh, apalagi sekarang.! Dan diapun teringat ketika mereka mengadu tangan tadi, betapa dia terdorong ke belakang oleh kekuatan yang amat dahsyat
Can Hong San gentar dan diapun memberi perintah kepada anak buahnya
Serbu.........!
Anak buah Koai-liong-pang mencabut senjata dan dengan nekat mereka menerjang maju, disambut oleh Lui-ciangkun yang menggerakkan pasukannya
Terjadilah perte mpuran berat sebelah karena pihak pasukan sepuluh kali lebih banyak dibandingkan ana k buah Koai-liong-pang
Biarpun para anggota itu merupakan jagoan-jagoan pilihan, namun tiap orang dikeroyok sepuluh, bagaimana mungkin mereka akan mampu bertahan
Sementara itu, Can Hong San sudah bertanding melawan Thian Ki
Pedang dan suling di tangan Hong San mengamuk, suara pedangnya bercuitan, suara sulingnya berdengung-dengung
Memang hebat sekali ilmu pedang Koai-liongkiam dan Hong San telah memiliki ilmu yang matang
Namun, sekali ini dia terkejut bukan main
Tubuh lawannya tidak nampak, yang nampak hanya gulungan sinar hitam yang berdesing-desing, seolah-olah ribuan lebah yang menyerangnya
Ketika Hong San melihat betapa para anak buahnya mulai berjatuhan, dia merasa gentar sekali
Baru belasan jurus saja dia bertanding melawan Thian Ki, dia maklum bahwa pemuda ini memiliki ilmu kepandaian yang hebat
Tanpa mempergunakan hawa beracun di tubuhnya sekalipun, pemuda itu merupakan lawan yang amat berbahaya dan amat s ukarlah baginya untuk mendapatkan kemenangan
Kalau sampai para perajurit mengepung ketat dan dia harus menandingi pemuda ini, dia akan celaka dan tidak mempunyai kesempatan lagi untuk meloloskan diri
Hyaattttt.........!!
Dia menyerang dengan pedangnya , membabat ke arah kedua kaki Thian Ki sambil menggulingkan diri di atas tanah
Thian Ki meloncat ke belakang, dan sebatang suling dengan kecepatan seperti anak panah, meluncur ke arah dadanya dari jarak dekat
Itulah suling di tangan kiri Hong San yang dilontarkan dengan pengerahan tenaga
Trakkkk !!
Suling itu patah-patah bertemu dengan pedang hitam di tangan Thian Ki
Kesempatan itu dipergunakan ole h Hong San untuk melompat dari medan pertempuran yang sedang berlangsung
Thian Ki mengejar, akan tetapi lawannya itu menyelinap dan hilang di dalam keadaan yang sedang kacau itu
Hong San te rus berlari sambil membabat siapa saja yang menghalanginya
Banyak perajurit berjatuhan ketika Can Hong San membuka jalan darah mencari kebebasan, dan akhirnya dia dapat melarikan diri dari tempat itu, terus berlari ke luar kota Sin-yang
Hal ini mudah dia lakukan karena penduduk kota sedang ketakutan dan kacau karena adanya penyerbuan pasukan ke pusat Koailiong-pang
Melihat Can Hong San melarikan diri, Thian Ki tidak mau membiarkan begitu saja, diapun melakukan pengejaran
Biarpun agak te rlambat, namun dapat memperoleh kete rangan dan mene mukan jejak lawan yang melarikan diri ke luar kota melalui pintu gerbang selatan
Thian Ki segera melakukan pengejaran
Sebelah selatan Sinyang merupakan daerah tandus yang jarang dite mpati orang, maka jalan menuju ke selatan selain buruk dan tidak te rpelihara, juga sunyi dan berbukit-bukit, namun tanahnya agak tandus mengandung kapur
Akan te tapi, setelah keluar kota, tidak nampak seorangpun dan sudah setengah jam dia mengejar, tidak nampak ada orang le wat
Akan tetapi tibatiba dia melihat tiga orang laki-laki yang berpakaian seperti petani, berlari-lari dari depan
Mereka kelihatan ketakutan
Paman, ada apakah
Kalian kelihatan ketakutan!
kata Thian Ki
Di sana ada orang berkelahi
Seorang laki-laki melawan seorang wanita
Kami takut terbawabawa, maka kami melarikan diri.
Mendengar keterangan itu, Thian Ki meloncat dan le nyap dari depan mereka
Tentu saja tiga orang petani sederhana itu menjadi semakin ketakutan dan mereka berlari tunggang langgang menuju kota Sin-yang
Belum jauh Thian Ki berlari cepat, di sebuah tikungan dia melihat dua orang yang sedang berkelahi dengan serunya
Yang seorang jelas adalah Can Hong San, yang kini hanya menggunakan pedangnya, karena sulingnya tadi telah dia pergunakan untuk menyerang Thian Ki dengan sambitan
Akan tetapi ketika Thian Ki melihat siapa yang menjadi lawan Hong San, dia te rbelalak dan jantungnya berdebar te gang
Lawan itu seorang wanita, seorang gadis yang mempergunakan sebatang pedang bersinar hijau dan yang gerakannya tangkas dan dahsyat, akan tetapi lengan kirinya buntung sebatas pergelangan
Cin Cin........!
Thian Ki menahan teriakan hatinya ketika mengenal gadis itu
Dia termangu, tidak tahu apa yang harus dilakukannya
Pertandingan antara kedua orang itu seru dan yang membuat dia te rtegun dan heran adalah ketika melihat betapa gerakan kedua orang itu sama! Mereka jelas memainkan satu macam ilmu pedang yang sama, bahkan gulungan sinar pedang sama, yaitu sama-sama hijau
Bagaimana Cin Cin dapat berkelahi dengan Hong San di tempat itu
Ketika tadi Can Hong San berhasil keluar dari pintu gerbang kota Sin-yang, dia merasa le ga karena tidak te rkejar Thian Ki
Akan te tapi di samping kelegaan hati bahwa dia dapat meloloskan diri, tentu saja te rdapat kemarahan, penasaran dan kesedihan
Dia telah mendapatkan kedudukan yang lumayan, hidupnya sudah enak dan mewah, biarpun tidak se perti dulu ketika menjadi pembantu Pangeran Tua, akan tetapi sekarang dia kehilangan segala-galanya, isterinya yang sudah membosankannya, selir-selir yang banyak, harta bendanya, perkumpulannya, kehilangan teman dan penghibur hidupnya, kehilangan harta bendanya, kehilangan kedudukann ya
Semua itu gara-gara si anak beracun! Dan teringat betapa munculnya pemuda itu karena ulah Li Ai Yin, dia merasa menyesal mengapa tidak dulu-dulu dia melenyapkan wanita yang sudah tidak ada gunanya baginya itu
Hatinya lega ketika tiba di luar kota, di tempat sunyi, dan tiba-tiba saja wajahnya berseri-seri ketika dia melihat seorang wanita berjalan dari depan
Makin dekat, semakin berseri wajahnya dan lupalah dia akan semua kehilangannya, karena gadis itu ternyata cantik jelita, manis bukan kepalang! Ah, agaknya para dewa te lah menolongnya, mengantarkan seorang penghibur kepadanya
Wanita itu akan menjadi penghiburnya, menggantikan semua kehilangannya
Wanita itu seorang gadis muda, usianya kurang le bih duapuluh satu tahun, berjalan seperti melamun dan tangan kirinya dimasukkan ke dalam baju, tangan kanan melenggang perlahan dan seolah ia tidak melihat Can Hong San
Aih, nona manis, kenapa berjalan seorang diri di te mpat yang sunyi ini, dan kenapa pula melamun
Engkau masih muda dan cantik je lita, masa depanmu cerah, kenapa membiarkan diri te nggelam ke dalam lamunan duka?
Hong San berkata dengan gayanya yang memang menarik
Gadis itu adalah Cin Cin! Mendengar ucapan yang merayu itu akan te tapi tidak kasar, dengan kata-kata lembut, ia mengangkat muka memandang dan hatinya semakin tertarik melihat bahwa yang bicara adalah seorang laki-laki yang jantan gagah dan tampan, dan usianya empatpuluh tahun lebih, akan tetapi masih nampak muda dan menarik
Hanya saja, pandang matanya itu mengandung cahaya yang aneh dan sekali pandang saja Cin Cin tahu bahwa ia berhadapan dengan orang yang mempunyai wibawa dan kekuatan
Paman, kenapa engkau usil menegur seorang gadis yang berjalan seorang diri di te ngah jalan
Apakah engkau hendak kurang ajar?
Can Hong San tertawa
Ha-ha, jangan khawatir, nona
Aku Can Hong San bukan laki-laki yang kurang ajar kepada wanita! Aku bahkan selalu ingin menyenangkan seorang wanita cantik sepertimu ini dan.......
Hong San tidak melanjutkan rayuannya karena melihat betapa gadis itu tiba-tiba saja memandang dengan sinar mata mencorong, bahkan begitu tangan kanannya bergerak, gadis itu telah mencabut sebatang pedang dan nampak sinar hijau berkelebat
Melihat pedang itu, mata Can Hong San semakin terbelalak le bar
Engkau bernama Can Hong San
pute ra mendiang Cui-beng Sai-kong?
tanya Cin Cin dengan suara lantang
Hong San te rtegun
Jarang ada orang yang mengetahui bahwa mendiang ayahnya bernama atau berjuluk Cui Beng Sai-kong, a kan tetapi gadis ini anehnya mengetahui hal itu! Dan ketika gadis itu bergerak tadi, tangan kirinya juga keluar dari dalam baju dan te rnyata bahwa tangan itu buntung sebatas pergelangan! Melihat tangan kiri buntung itu, makin yakin hati Hong San bahwa dia belum pernah berte mu dengan gadis ini dan sama sekali tak mengenalnya
Akan te tapi, menghadapi seorang gadis yang buntung tangan kirinya, tentu saja dia tidak takut sama sekali
Bahkan hatinya makin te rtarik, karena biarpun tangan kiri gadis itu buntung, hal itu tidak te rlalu mengurangi daya tariknya, bahkan menambah titik menyentuh perasaan mendatangkan iba dan memperdalam kasih sayang
Apalagi gadis itu memegang pedang yang membuat dia te rkejut dan terheran-heran
Benar sekali, nona
Siapakah nona dan bagaimana dapat mengetahui julukan ayahku?
Bagus! Can Hong San, bersiaplah e ngkau untuk mampus di tanganku
Aku Kam Cin, sengaja mencarimu untuk membunuhmu!
Eh, nanti dulu, nona manis
Boleh saja engkau membunuhku, akan te tapi katakan dulu apakah alas annya, agar kalau aku mati di tanganmu, aku tidak akan menjadi setan penasaran.
Ada dua hal yang membuat a ku bertekad untuk membunuhmu
Pertama, karena engkau merupakan seorang penjahat keji yang pernah membantu Cian Bu Ong menyerbu Hek-houw-pang di Ta-bun-cung
Aku adalah pute ri ketua Hekhouw-pang yang te rbunuh dalam penyerbuan kejam itu
Dan ke dua, aku mentaati perintah guruku untuk membunuhmu karena engkau telah membunuh suhengnya, yaitu ayahmu sendiri.
Gurumu adik seperguruan mendiang ayahku
Ahhh......., jadi engkau ini agaknya murid Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan
Pantas engkau memegang sebatang Koai-1iong-kiam! Ha-ha-ha, mari kita bertaruh
Kalau aku kalah olehmu, tentu saja engkau akan membunuhku
Akan te tapi kalau engkau yang kalah, engkau harus menemani aku sebagai kekasihku, sampai aku merasa bosan kepadamu!
Kedua pipi Cin Cin menjadi merah sekali dan matanya mencorong
Jahanam busuk, engkau layak mati seribu kali!
dan iapun sudah menyerang dengan pedangnya sehingga nampak sinar hijau meluncur cepat
Hong San meloncat ke belakang dan di lain saat, dia sudah mencabut pedangnya yang berbentuk persis sama dengan pedang di tangan Cin Cin, juga ketika dia gerakkan, mengeluarkan sinar kehijauan
Memang pedang itu sama
Mendiang Cui-beng Sai-kong Can Siok, selain lihai ilmu silatnya dan pendiri Thian-te Kwi-ong yang disembah-sembah, juga seorang ahli pembuat pedang
Dialah yang membuat pedang Koai-liong-kiam untuk sumoinya dan sebatang lagi untuk pute ranya
Maka, setelah Cin Cin dan Hong San bertemu dan bertanding, keduanya menggunakan pedang yang sama segala-galanya, karena memang merupakan pedang kembar buatan mendiang Cui-beng Sai-kong
Ketika Hong San menggerakkan pedangnya, maka ilmu pedang merekapun sama
Tentu saja perkelahian mati-matian itu nampak seperti latihan saja, karena keduanya mempergunakan ilmu pedang yang sama
Hanya, Hong San le bih matang karena le bih berpengalaman, juga dia memiliki tenaga sin-kang yang agak le bih unggul, sehingga setelah mereka bertanding mati-matian selama limapuluh jurus, Cin Cin mulai terdesak
Pada saat itulah Thian Ki tiba dan pemuda ini menyelinap dan mendekati kedua orang yang bertanding itu, mengintai dari belakang semaksemak yang te rdekat
Dia melihat betapa Cin Cin te rdesak, akan te tapi dia masih ragu-ragu
Kalau dia keluar membantu, apakah gadis itu tidak akan bertambah marah dan benci kepadanya
Akan tetapi, tiba-tiba Hong San memperkuat serangannya dan hampir saja le her gadis itu te rtusuk pedang
Cin Cin masih dapat mengelak ke samping, akan tetapi karena sanggul rambutnya te rle pas, sebagian ujung rambutnya te rbabat pedang dan berhamburan! Hong San te rtawa dan mendesak, bermaksud menawan gadis itu hidup-hidup
Akan te tapi pada saat itu, nampak bayangan berkelebat dan Thian Ki telah menyerangnya dari samping sambil berseru,
Can Hong San iblis jahat!
Hong San kaget setengah mati
Tak disangkanya pemuda beracun yang ditakutinya itu dapat muncul begitu tiba-tiba
Sinar hitam Cui-mo Hekkiam menyambar dahsyat dan Hong San terpaksa menjatuhkan diri ke samping untuk menghindarkan diri
Akan te tapi pedang di tangan Cin Cin sudah menyambutnya dengan cepat sekali
Wuuuttt......crakkk!
Hong San berte riak kesakitan dan tangan kirinya buntung sebatas siku! Karena rasa nyeri yang luar biasa, Hong San menjadi marah
Terdengar suara tangis dari kerongkongannya dan diapun menubruk dengan pedangnya, menyerang Cin Cin seperti orang gila
Trangg........!!
Cin Cin menangkis dan gadis ini te rhuyung ke belakang
Dalam keadaan marah dan nekat itu, agaknya te naga Hong San bertambah kuat
Kini Hong San te rtawa bergelak
Dia sudah menjadi gila, hal yang memang agaknya sejak dahulu telah mencengkeram batinnya
Sejak muda, Hong San memang memiliki kelainan, wataknya berubah-ubah, kadang seperti pendekar, kadang te ramat kejam, kadang mudah menangis dan te rtawa
Kalau dia seorang yang berbatin normal, kiranya tidak mungkin dia membunuh ayah kandungnya se ndiri! Kini, setelah te rtawa bergelak
Hong San kembali menyerang Cin Cin
Dia tidak memperdulikan le ngan kiri yang buntung sebatas siku dan yang masih bercucuran darah
Ge rakan tubuhnya membuat darah itu berceceran dan menyambar ke mana-mana, membuat Cin Cin merasa ngeri dan meloncat terus ke belakang, te rdesak
Kembali Thian Ki maju membantu
Sebuah dorongan tangan kirinya membuat Hong San te rhuyung ke samping dan kesempatan ini dipergunakan Cin Cin untuk menggerakkan lagi pedangnya
Singggg.......cappp!
Pedangnya sekali ini te rbenam ke dalam lambung Hong San, akan tetapi cepat gadis itu mencabut pedangnya kembali dan meloncat ke belakang karena Hong San dengan nekat, seolah tidak merasakan bahwa lambungnya sudah ditembus pedang gadis itu, dia menubruk dan mengayunkan pedangnya ke arah Cin Cin
Melihat Cin Cin mundur, Hong San hendak mengejar, akan tetapi mendadak dia te rkulai
Darah bercucuran dari lambung dan siku kiri yang buntung
Dia menggelepar seperti ayam disembelih dan tak lama kemudian diapun tewas dengan mata te rbelalak
Thian Ki menghampiri mayat itu, menggunakan jari tangan untuk menutupkan kedua mata yang te rbelalak dan diapun bangkit berdiri lagi, memandang kepada Cin Cin, lalu memandang kepada mayat itu dan menghela napas panjang
Cin Cin......
katanya lirih karena dia masih gelisah sekali kalau-kalau gadis itu masih marah dan semakin marah kepadanya
Cin Cin menatap wajah Thian Ki, sinar mata itu mencorong dan mengandung kemarahan
Kau....
Kenapa engkau membantuku
Aku tidak butuh bantuanmu dan tidak minta kaubantu!
suaranya te rdengar ketus
Maaf, Cin Cin, aku tidak membantumu, hanya........
Cukup! Sudah je las bahwa engkau tadi menyerangnya dan karena seranganmu maka aku berhasil membunuhnya
Kalau engkau tidak membantu, mungkin aku yang menggeletak mati
bukan dia
Akan te tapi, aku le bih senang mati di tangannya daripada menang karena bantuanmu
Engkau membuntungi tanganku, sekarang bahkan datang untuk menghinaku dengan bantuanmu!
Gadis itu marah sekali dan suaranya menggetar, mengandungi tangis
Thian Ki memandang dengan penuh iba, diapun menundukkan muka dengan sedih
-ooo0dw0ooo-