Naga Beracun Jilid 21

Jilid 21 

Pangcu, aku datang bukan untuk memamerkan kepandaianku, melainkan untuk membuktikan apakah benar He k-houw-pang dipimpin oleh orang yang berilmu tinggi, sehingga menjadi sebuah perkumpulan yang kuat dan terkenal

Kalau s udah membuktikan sendiri, barulah aku percaya dan aku mau menyerahkan bingkis an kepada Hekhouw-pang untuk menghormatinya.

Ia berhenti sebentar, lalu memandang ke sekeliling, ke arah semua tamu yang kini mulai memperhatikan kemunculan gadis yang bicara keras te rhadap ketua Hek-houw-pang itu

Tentu saja ada kecualinya, yaitu kalau pangcu takut melawanku, te rpaksa aku pergi dan akan mengabarkan bahwa He k-houw-pang dipimpin oleh seorang pengecut.

Pangcu, biarkan aku yang menghadapinya!

te riak beberapa orang tokoh He k-houw-pang merasa penasaran dan marah mendengar ketua mereka ditantang dan dianggap pengecut oleh seorang gadis yang buntung tangan kirinya

Akan tetapi Lai Kun mengangkat tangan memberi isyarat kepada mereka untuk duduk kembali

Pada waktu itu, Thio Pa bangkit dan menghampiri Cin Cin, sambil mengangkat kedua tangan memberi hormat dan berkata dengan suara lantang

Nona, kalau nona mendendam terhadap empat orang anggota He k-houw-pang kemarin itu, maka akulah yang bertanggung jawab karena mereka itu adalah murid-muridku

Pangcu tidak tahu menahu te ntang itu

Oleh karena itu, harap nona jangan mengganggu pangcu yang se dang merayakan ulang tahun perkumpulan kami

Kalau nona hendak menguji biarlah aku Thio Pa yang maju melayani nona! Pangcu kami adalah suhengku, maka kalau nona dapat mengalahkan aku, sama saja dengan dapat mengalahkan suheng 

Cin Cin memandang kepada laki-laki setengah tua itu dan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya

Paman Thio Pa, aku sudah tahu bahwa engkau seorang laki-laki sejati yang gagah perkasa dan patut menjadi pimpinan Hek-houw-pang

Akan tetapi aku belum tahu sampai di mana kehe batan pangcu dari He k-houw-pang

Ketahuilah semua yang mendengarkan ucapanku ini, aku sama sekali bukan menantang pangcu He k-houw-pang karena urusan empat orang yang kurang ajar itu

Tidak, aku menantang pangcu untuk melihat sampai di mana kepandaiannya, setelah itu baru aku akan memperkenalkan diri.

Karena berkali-kali ditantang oleh gadis itu, di depan banyak orang pula, apalagi gadis itu mengatakan banwa kalau dia tidak berani berarti dia seorang pengecut, bangkit juga kemarahan di hati Lai Kun

Nona, sungguh engkau te rlalu mendesak

Karena engkau datang sebagai tamu, maka tidak baik kalau tuan rumah menolak permintaan tamu

Baiklah, mari kita bermain-main sebentar untuk memeriahkan pesta perkumpulan kami.

Cin Cin sudah melompat ke atas panggung yang sengaja didirikan di ruangan te mpat pesta itu

Panggung ini sedianya untuk pertunjukan tarian dan nyanyian, dan para pemusik sudah bersiapsiap dengan alat musik mereka, bahkan tadi sudah sempat memperdengarkan lagu-lagu merdu namun belum ada yang menari atau menyanyi karena saatnya belum tiba

Melihat betapa panggung itu akan dijadikan tempat pi-bu (pertandingan silat) maka para pemusik cepat-cepat turun melalui tangga

Cin Cin berdiri di tengah panggung yang kosong itu dan dengan suara lantang, te rdengar oleh semua tamu yang kini memandang dengan hati te gang, ia berkata, 

Pangcu dari He k-houw-pang, ingin sekali aku membuktikan sendiri kehebatan pemimpin Hek-houw-pang yang terkenal!

Lai Kun sudah menjadi marah

Anak perempuan itu te rlalu sombong, sama sekali tidak memandang kepada He k-houw-pang, bahkan lagaknya meremehkan dia

Kalau dia tidak melayani, tentu namanya sebagai ketua Hek-houw-pang akan menjadi buah tertawaan orang-orang dunia persilatan

Nona, kami datang memenuhi tantanganmu!

serunya lantang dan tubuhnya melayang ke atas panggung pula

Kini mereka sudah saling berhadapan dan melihat senyum dan pandang mata gadis cantik itu, kembali Lai Kun mendapat perasaan seolah dia tidak asing dengan gadis ini

Akan te tapi begitu melihat tangan kiri yang buntung itu, diapun membantah lagi perasaannya sendiri dan yakin bahwa dia tidak pernah mengenal seorang gadis yang buntung tangan kirinya

Diapun sudah siap siaga, berdiri di depan gadis itu dengan sikap berwibawa seorang ketua perkumpulan besar

Melihat gadis itu kini menaruh buntalan kain hijau di sudut panggung, dan melihat betapa buntalan itu menonjol panjang, Lai Kun dapat menduga bahwa gadis itu menyimpan sebatang pedang dalam buntalannya

Maka, sebagai sikap seorang yang tingkatnya jauh le bih tinggi, diapun bertanya

Nona, dalam pi-bu ini, apakah nona hendak menggunakan senjata

Silakan keluarkan pedangmu kalau nona menghendaki demikian, akan kuhadapi dengan tangan kosong saja.

Ucapannya le mbut namun lantang dan te rdengar oleh semua orang

Tentu saja ucapan ini dimaksudkan untuk membalik pandangan rendah dari gadis itu te rhadap dirinya

Pangcu, sudah kukatakan tadi bahwa aku hanya ingin melihat sampai di mana kelihaianmu

Aku tidak ingin membunuhmu, kenapa harus menggunakan senjata

Sebaliknya, kalau pangcu ingin membalaskan empat orang murid He k-houwpang yang kuhajar kemarin, silakan kalau hendak menggunakan pedang

Aku tidak takut menghadapi senjatamu dengan tangan kosong!

Betapa sombongnya! Bahkan tangannyapun hanya tinggal sebuah, akan te tapi gadis itu menantang untuk menghadapi senjata ketua Hek-houw-pang dengan sebelah tangan saja! Wajah Lai Kun berubah kemerahan

Gadis ini te rnyata memiliki mulut yang tajam pula, pandai   bicara sehingga dia merasa tersudut

Maklum bahwa kalau saling serang dengan kata-kata dia akan te rdesak dan kalah, Lai Kun lalu berseru dengan nyaring dan berwibawa, 

N ona, kita sudah saling berhadapan di sini

Nah, kalau engkau hendak menantang bertanding, maju dan mulailah!

 Cin Cin tersenyum gembira

Inilah saatnya yang ia tunggu-tunggu, inilah saat pelaksanaan, inilah dendam yang te lah menekan batinnya selama bertahun-tahun

Tak disangkanya sama sekali bahwa Lai Kun kini telah menjadi ketua Hek-houwpang, menggantikan ayahnya yang te lah tewas, sungguh tidak berhak orang itu menjadi ketua He k-houw-pang

Pertama, karena dia bukan keturun keluarga Coa yang menjadi pendiri dan pimpinan He k-houw-pang

Ayahnya adalah mantu dari keluarga Coa

Dan kedua, orang seperti Lai Kun ini tidak pantas memimpin Hek-houw-pang

Dia seorang pengecut dan berwatak rendah, tega menjual keponakan yang dipercayakan ke rumah pelacuran! 

Bagus, bersiaplah engkau, Lai Kun!

te riak gadis ini mengejutkan semua orang karena tibatiba saja gadis itu tidak menyebut pangcu lagi, melainkan nama ketua itu begitu saja

Tentu saja Lai Kun marah bukan main, maka melihat gadis itu menampar dengan tangan kanan, diapun mengerahkan semua te naga sin-kangnya untuk menangkis 

Maksudnya sekali tangkis dia akan membuat gadis terpelanting karena kalah tenaga

Dukkkl!

Dua buah lengan itu bertemu de ngan kerasnya dan akibatnya bukan Cin Cin yang te rpelanting, melainkan Lai Kun yang terpental dan te rhuyung karena kuda-kudanya tidak kuat menahan gempuran tenaga dahsyat dari lengan kecil gadis itu! 

Ahh............!

Tentu saja Lai Kun te rkejut bukan main dan para pimpinan Hek-houw-pang juga para tamu mengira bahwa ketua itu mengalah dan tidak mengerahkan seluruh tenaganya

Lai Kun benarbenar te rkejut karena maklum bahwa dia kalah jauh dalam hal te naga sin-kang

Karena tahu bahwa lawannya ternyata amat kuat, Lai Kun cepat menggerakkan tubuhnya dan melakukan penyerangan dengan sungguh-sungguh

Tentu s aja dia segera memainkan silat andalan perkumpulannya, yaitu He k-houw-kun (Silat Macan Hitam) yang menjadi ciri khas dan nama dari perkumpulan itu

Gerakannya kuat dan ganas, seperti seekor harimau hitam yang buas

Namun, dibandingkan Cin Cin, tingkat kepandaian ketua ini masih terlalu jauh di bawahnya

De ngan mudah saja Cin Cin menghindarkan diri dari serangkaian serangan bertubi itu, bahkan setiap kali ia menangkis , tubuh Lai Kun terpental dan te rgetar

Baru delapan jurus saja, tiba-tiba tubuh Lai Kun te rjengkang oleh sebuah tendangan kaki kiri Cin Cin yang secara aneh melayang dari samping mengenai dadanya

Dessss..........bukkk!

Pinggul ketua He k-ouwpang itu te rbanting keras ke atas panggung dan te rdengar seruan-seruan kaget

Karena malu, Lai Kun menahan rasa nyeri dan cepat meloncat bangun dan menyerang lagi dengan nekat

Dia telah dihina di depan orang banyak

Sebagai ketua He k-houw-pang, dia roboh dalam waktu kurang dari sepuluh jurus! Maka, dia menyerang matimatian

Baru tiga jurus dia menyerang, sebuah tamparan tangan kanan Cin Cin kembali membuat dia te rpelanting keras dan sejenak tidak mampu bangkit karena kepalanya te rasa pening oleh tamparan yang mengenai le hernya tadi

Dia menjadi semakin marah dan penasaran

Lebih baik mati daripada dihina seperti ini, tekadnya dan setelah nanarnya hilang, dia meloncat dan menyerang lagi dengan nekat, hanya untuk roboh te rjengkang kembali karena disambut te ndangan Cin Cin

Tiga kali ketua itu roboh dan Cin Cin berdiri tegak dengan tenang dan senyum simpul

Begini sajakah kepandaian ketua He k-houwpang

Kalau begini, engkau tidak pantas menjadi ketua He k-houw-pang, Lai Kun!

terdengar gadis itu berseru yang membuat marah para pimpinan He k-houw-pang, juga membuat heran para tamu yang hadir

Para sute dari ketua itu menjadi bingung

Mereka maklum bahwa kalau ketua itu sendiri dibuat permainan ole h gadis itu, apalagi mereka, pasti bukan tandingan gadis buntung itu

Dan untuk melakukan pengeroyokan, tentu s aja hal itu akan membuat hancur nama besar Hek-houwpang, maka mereka hanya dapat memandang dengan muka pucat

Lai Kun yang merasa terhina sekali, menjadi nekat dan dia ingin melawan sampai mati! Maka dia merangkak bangun dan biarpun tubuhnya masih te rhuyung, dia berusaha keras untuk menyerang lagi, walau pandang matanya berkunang

Dia menerjang membabi buta dan sambil tersenyum mengejek Cin Cin sudah siap menyambutnya dengan te ndangan

Akan te tapi tiba-tiba berkelebat bayangan orang dan tubuh Lai Kun yang tadinya te rhuyung dan siap menerima te ndangan itu te rtarik ke belakang sehingga te ndangan Cin Cin luput

Ehh........?

Lai Kun memandang dan te rnyata yang menarik le ngannya ke belakang sehingga luput dari te ndangan lawan adalah pemuda yang baru tiba, yaitu Siong Ki.! Merasa dirinya dikeroyok, marahlah Cin Cin

Bagus, ketua Hek-houw pang curang dan hanya berani mengeroyok, terpaksa kuberi hajaran!

Ia menampar dengan gerakan kilat ke arah muka Lai Kun, akan tetapi Siong Ki tidak membiarkan saja gadis yang dianggapnya liar itu memukul paman gurunya

Diapun menangkis dan karena tadi dia melihat betapa lihainya gadis itu, ketika menangkis diapun mengerahkan te naga sin-kangnya

Dukk! 

Keduanya terkejut karena merasa betapa kuatnya tenaga masing-masing dan mereka merasa tangan mereka tergetar hebat

Mereka saling pandang dengan mata mencorong

Hemm, orang orang He k-houw-pang hanya pandai menggunakan pengeroyokan

Akan te tapi aku tidak takut! Siapakah engkau dan mengapa engkau mencampuri urusanku dengan ketua He khouw-pang yang hendak mengadu ilmu?

bentak Cin Cin marah

Siong Ki mengerutkan alisnya

Nona, semua orang juga tahu bahwa ketua He k-houw-pang telah mengalah kepadamu

Kenapa engkau sebagai tamu begitu tidak tahu diri dan mendesaknya terus

Begitukah kelakuan seorang gagah?

dia menghardik marah

Lai Kun telah dapat menguasai dirinya

Siong Ki, mundurlah dan biarlah aku yang menghadapi nona ini.

Bagaimanapun juga, sebagai ketua Hekhouw-pang dia harus bertanggung jawab dan kalau dia mengandalkan murid keponakannya ini, berarti dia takut

Sementara itu ketika Cin Cin mendengar Lai Kun menyebut nama pemuda tinggi tegap dan tampan yang memiliki tenaga sin-kang yang jauh le bih kuat daripada te naga Lai Kun, ia terbelalak

Siong Ki! Sahabatnya bermain-main sejak mereka berdua masih sama-sama kecil

Ia ingat betul

The Siong Ki ini adalah pute ra supenya

The Ci Kok, seorang di antara tokoh He k?houw-pang yang juga gugur dalam penyerbuan musuh

The Ci Kok adalah saudara seperguruan dan sahabat baik ayahnya, dan ia sendiri adalah sahabat baik Siong Ki ketika masih kecil

Hem, kiranya engkau The Siong Ki

Bagus sekali! Siong Ki, tidak malukah engkau te rhadap arwah ayahmu, mendiang supek The Ci Kok

Engkau kini membantu seorang pengecut besar yang jahat, yang entah dengan cara bagaimana telah dapat menjadi ketua Hek-houw-pang! Lai Kun adalah seorang yang curang, kejam dan jahat! Karena ucapan ini dikeluarkan dengan suara lantang sekali, maka semua orang mendengarnya, dan kini Siong Ki te rbelalak memandang wajah yang cantik itu

Mata itu! Mulut itu! 

Kau.......kau......Cin Cin.......!

katanya gagap saking terkejut dan herannya

Kam Cin.............!

Cin Cin...........!

te rdengar seruan-seruan dari mulut para tokoh lama He k-houw-pang yang kini mengenal pute ri mendiang Kam Seng Hin yang dahulu menjadi ketua Hek-houw-pang

Sementara itu, wajah Lai Kun berubah pucat bagaikan mayat ketika diapun kini mengenal Cin Cin.! Cin Cin pantas saja kalau gadis itu amat membencinya! Kedua kakinya menggigil dan jantungnya berdebar penuh rasa malu dan takut

Cin Cin, kenapa engkau menuduh sekeji itu?

Siong Ki berteriak membantah

Akupun baru tiba, baru sekarang sempat pulang ke sini dan aku melihat betapa Hek-houw-pang memperoleh kemajuan pesat di bawah pimpinan paman guru Lai Kun! Kenapa engkau datang-datang menghina dan mencaci-maki susiok Lai Kun

Kenapa

Engkau dahulu tidak seperti ini

Cin Cin!

Gadis itu memandang wajah Siong Ki dan te rsenyum mengejek

Kenapa

He mm, kenapa engkau tidak tanya saja kepada yang bersangkutan

Lai Kun memang nampak berhasil, akan te tapi sebetulnya dia hanya menari-nari di atas mayat para tokoh He k-houw-pang, te rmasuk mayat ayahmu sendiri! Dia seorang pengecut, keji dan jahat dan bahkan bukan saja tidak pantas menjadi ketua Hek-houw-pang, bahkan menjadi anggota Hek-houw-pang pun dia tidak pantas!

Cin Cin, apa alasanmu menuduh sekeji itu?

Siong Ki berseru penasaran

Siong Ki, akupun sudah mendengar akan kemajuan Hek-houw-pang

Akan te tapi, kenapa pemerintah membantunya, dan banyak pihak mendukung dan mengagumi He k-houw-pang

Karena perjuangan para pimpinan He k-houw-pang yang dahulu

Lai Kun sendiri, apa sih jasanya

Dia hanya menemukan hadiah jas a mereka yang gugur! Dia telah menipu kalian, dia orang jahat!

Nanti dulu, Cin Cin

Engkau masih  mengenalku, bukan.

Ketika engkau masih kecil, aku sering menggodamu.

Thio Pa juga berseru sambil menghampiri gadis itu

Tentu saja aku mengenalmu, paman Thio Pa!

kata Cln Cin

Sejak malam tadi aku sudah mengenalmu

Engkau seorang di antara sute mendiang ayahku yang baik dan jujur, dan engkaulah yang jauh lebih pantas menjadi ketua He k-houw-pang daripada si jahat ini!

Cin Cin menudingkan te lunjuknya kepada Lai Kun yang sejak tadi menundukkan muka saja

Cin Cin, keponakanku yang baik

Engkau kini telah menjadi seorang gadis dewasa yang memiliki ilmu kepandaian tinggi

Kami seluruh warga He khouw-pang merasa gembira dan bangga, anakku

Akan te tapi, kenapa engkau bersikap begini te rhadap suheng Lai Kun

Apa alas annya maka engkau memaki dan mengatakan dia jahat?

Kini Cin Cin memandang ke sekeliling, lalu berkata dengan suara meninggi, 

Semua orang yang memiliki telinga, dengarkanlah keteranganku ini

Lihat ini dia yang mengaku diri sebagai ketua He k-houw-pang, yang te rpandang oleh seluruh manusia sebagai orang yang berjas a dan gagah berani dan budiman, lihat baik-baik

Dimana kegagahannya

Lihat, dia hanya menunduk

He ii, Lai Kun, coba kau mengangkat mukamu dan pandanglah dunia, lalu katakan te rus te rang apa yang telah kau lakukan dahulu!

Semua orang kini memandang kepada Lai Kun, te rmasuk isteri dan kedua orang pute ranya yang wajahnya sebentar pucat sebentar merah dan semua orang te rheren-heran

Lai Kun tetap menunduk, mukanya pucat sekali, nampak lunglai

Cin Cin, demi Tuhan, apa yang telah dia lakukan maka engkau menghinanya seperti ini?

Siong Ki hampir tidak sabar lagi melihat betapa gadis itu menyiksa Lai Kun dengan sikap dan katakatanya

Cin Cin tidak memperdulikan Siong Ki, lalu berseru lagi

Dia terlalu pengecut untuk mengakui perbuatannya

Paman Thio Pa, coba katakan, apa yang diceritakan oleh Lai Kun kepada kalian semua te ntang diriku, ketika enambelas tahun yang lalu dia mengantarku untuk menjadi murid Hung-ho Sin-liong Si Han Beng?

Biarpun bingung dan ragu, te rpaksa Thio Pa menjawab, 

Lai-suheng mengatakan bahwa ketika dia mengantarmu ke sana, di Lok-yang kalian diserbu perampok

Lai-suheng melawan para perampok dan engkau melarikan diri

Setelah berhari-hari dicari tidak dia temukan, maka dia kembali ke sini dan engkau menghilang.

Hemm, sudah kuduga

Sekarang dengarlah kalian semua baik-baik

Lai Kun memang mengantarku menuju ke Hong-cun, akan tetapi ketika tiba kota Ji-goan, dia bersekongkol dengan seorang pelacur dan dia telah menjual aku pada seorang mucikari, menjual aku ke rumah pelacuran di Ji-goan!

Terdengar seruan-seruan kaget, heran dan tidak percaya

Siong Ki sendiri terbelalak memandang kepada Lai Kun

demikian pula para tokoh Hekhouw-pang yang lain

Akan te tapi Lai Kun tetap menunduk

Dia telah menjual aku dan kalau saja aku tidak menggunakan akalku sendiri, kemudian ditolong oleh guruku yang sakti, tentu kini aku telah menjadi seorang pelacur hina atau sudah membunuh diri! Nah, sekarang aku tidak membunuhnya, hanya menelanjangi perbuatan kotor dan rendah itu dalam kesempatan ini, apakah orang masih mengatakan bahwa aku kejam?

Terdengar tangis isteri Lai Kun, dan semua orang memandang kepada Lai Kun dengan alis berkerut

Kam Cin atau Cin Cin adalah puteri mendiang Coa Seng Hin, ketua Hek-houw-pang, dan ia merupakan keturunan dari keluarga Coa, walaupun sebagai cucu luar

Dan ia telah dijual kepada rumah pelacuran oleh Lai Kun, orang yang mereka anggap te rhormat dan pantas menjadi pimpinan mereka itu

Pandang mata begitu banyak orang kepadanya, dirasakan seperti ujung ratusan pedang yang menodongnya dan membuatnya tersudut

Lai Kun sudah lama menyesali perbuatannya itu, namun dia tidak berani menceritakannya kepada siapapun, tidak berani mengakui perbuatannya

Kini, semua itu terbongkar dan dia tidak mungkin dapat mengelak, tak mungkin dapat menyangkal karena Cin Cin sendiri telah berdiri di situ sebagai seorang gadis yang memiliki ilmu kepandaian amat tinggi

Hukuman ini terlampau berat baginya, lebih berat daripada hukuman mati sekalipun

N amanya telah hancur

Kehormatannya telah lenyap dan dari seorang ketua yang disegani, dihormati semua orang, kini dia menjadi seorang pengkhianat dan pengecut yang akan dipandang rendah selamanya

Aku telah berdosa...........!!

Tiba-tiba ia berte riak, tangannya bergerak dan diapun roboh dengan jari-jari tangan kanan menancap di kepalanya sendiri

Isterinya dan dua orang anaknya menje rit dan menubruk tubuh yang sudah menjadi mayat itu karena Lai Kun te was seketika

Tentu saja pesta itu menjadi bubar

Para tamu merasa sungkan dan ikut prihatin, lalu mereka membubarkan diri, bahkan tidak sempat berpamit karena bingung siapa yang harus dipamiti dalam keadaan seperti itu

Seluruh Hek-houw-pang berkabung, bukan hanya karena kematian Lai Kun, akan te tapi te rutama sekali karena te rbongkarnya perbuatan ketua He k-houw-pang itu sungguh merupakan tamparan bagi He k-houwpang, mencemarkan nama baik perkumpulan itu

Karena menjadi murid Tung-hai Mo-li yang berwatak dingin dan keras, maka pada lahirnya Cin Cin kadang bersikap dingin dan juga te gas, bahkan dapat menjadi ganas

Namun di dasar batinnya sebetulnya ia memiliki perasaan yang halus dan mudah merasa iba kepada orang lain

Ketika ia disambut oleh para tokoh Hek-houw-pang dengan baik dan hormat sebagai seorang anak hilang yang kini pulang, apalagi mengingat ia adalah keturunan te rakhir dari keluarga Coa dan telah memiliki ilmu kepandaian tinggi, Cin Cin menanggapi dengan tenang dan dingin saja

Akan tetapi ia merasa iba kepada isteri Lai Kun dan kedua orang puteranya yang belum dewasa

Melihat wanita itu bersama kedua orang pute ranya menangisi jenazah Lai Kun, ia menghampiri mereka

Semua orang memandang cemas, khawatir kalau-kalau gadis itu akan melampias kan dendamnya pada keluarga Lai Kun

Juga is teri Lai Kun memandang dengan ketakutan ketika melihat Cin Cin mendekatinya

Akan tetapi Cin Cin menyentuh pundaknya dan berkata

Bibi, maafkanlah aku

Bukan maksudku menyusahkan hati bibi yang tidak kukenal, juga kedua orang adik ini

Bukan pula maksudku membuat paman Lai Kun membunuh diri, aku hanya ingin membalas perlakuannya yang amat keji terhadap diriku dahulu.

Wanita itu memandang dengan mata basah sinar matanya memandang heran akan te tapi disusul keharuan

Aku.........aku.......tahu memang suamiku yang bersalah

Tak kusangka dia sekeji itu......aih, tak kusangka sama sekali.

Mudahmudahan kelak aku dapat mendidik kedua orang pute raku agar tidak memiliki watak seperti ayah mereka.......

 Perkabungan atas kematian Lai Kun itu merupakan pula penyambutan atas pulangnya Cin Cin dan Siong Ki

Terutama Cin Cin yang boleh dibilang menjadi nona rumah di Hek-houw-pang mengingat ia adalah keturunan keluarga pimpinan He k-houw-pang

Akan tetapi, karena ia sendiri merasa rikuh telah menjadi sebab sehingga He khouw-pang berkabung, Cin Cin tidak mau lama tinggal di situ

Para paman, bibi dan saudara-saudara di He khouw-pang

Aku tidak dapat tinggal lama di sini.

Akan tetapi, engkau belum lama tiba, belum sempat kita bicara

Kami ingin sekali mendengar pengalamanmu sejak pergi dari sini!

kata seorang wanita tua yang dahulu sering mengasuh Cin Cin

Cin Cin, kami semua sudah sepakat untuk mengangkat engkau menjadi ketua baru He khouw-pang,

kata pula Thio Pa

Benar sekali kata-kata susiok Thio Pa

Cin Cin,

kata pula Siong Ki

Engkau yang paling te pat menjadi ketua He k-houw-pang

Selain engkau memang keturunan dari para pimpinan Hek-houwpang, juga engkau memiliki ilmu kepandaian tinggi

Di bawah pimpinanmu, te ntu He k-houwpang akan menjadi semakin kuat.

Semua orang menyatakan setuju, akan tetapi Cin Cin menggeleng kepala dan memandang kepada Siong Ki

Siong Ki , tidak perlu engkau memujiku seolah engkau sendiri tidak memiliki kemampuan

Padahal, melihat dari tangkis anmu tadi saja, aku tahu bahwa engkau kini te lah menjadi seorang yang amat lihai

Belum tentu aku akan mampu mengalahkanmu

Siapakah gurumu, Siong Ki.

Guruku adalah beliau yang tadinya akan menjadi gurumu, Cin Cin, yaitu Huang-ho Sinliong.

Aihhh .!

Mata yang indah itu te rbelalak

Sungguh beruntung engkau, dan betapa malangnya aku

Aku yang dikirim ke sana hampir celaka dan gagal menjadi muridnya, sedangkan   engkau malah menjadi muridnya

Pantas engkau hebat

Paman Thio Pa, ada calon ketua Hek-houwpang yang hebat di sini

The Siong Ki inilah yang paling te pat menjadi ketua

Aku sendiri akan pergi sekarang juga.

Cin Cin, kenapa te rgesa-gesa

Engkau hendak pergi ke manakah?

Aku hendak mencari ibuku

Apakah ada yang tahu di mana sekarang ibu berada?

Ah, Ibumu

Beliau telah menjadi guruku yang pertama sekali.

.

kata Siong Ki

Mendengar ini Cin Cin memandang heran

Gurumu?

Benar Cin Cin

Bahkan aku te lah mengikuti ibumu yang hendak mencarimu

Akan tetapi dalam perjalanan, kami diserang penjahat dan berpisah

Aku te rlunta-lunta dan teringat akan Huang-ho Sin liong, maka aku melakukan perjalanan yang jauh itu dan akhirnya berhasil sampai ke Hong-cun dan dite rima sebagai murid.

Tahukah engkau di mana ibu sekarang?

Siong Ki menggeleng kepala

Cin Cin, ibumu telah menikah lagi kata Thio Pa dengan suara lirih dan berhati-hati

Namun, tetap saja Cin Cin terkejut bukan main, wajahnya berubah kemerahan dan ia membalikkan tubuh menghadapi Thio Pa dan memandang dengan sinar mata penuh selidik

Me nikah......

Di ..

dimana ibu sekarang?

tanyanya dengan suaranya terdengar lirih

Thio Pa menggeleng kepalanya

Ibumu dan suaminya pernah datang ke sini dan mencarimu, akan tetapi mereka tidak mengatakan dimana mereka tinggal

Juga hanya sebentar saja mereka datang menemui mendiang suheng Lai Kun,

kata Thio Pa singkat dan agaknya dia juga merasa tidak enak hati untuk membicarakan ibu gadis itu yang telah menikah lagi

Suasana menjadi hening, semua orang te rdiam karena mereka semua maklum betapa berita itu te ntu mendatangkan perasaan yang amat tidak enak dalam hati gadis yang perkasa itu

Juga tidak seorangpun berani bertanya mengapa tangan kiri Cin Cin buntung

Mereka semua merasa jerih dan takut te rhadap gadis yang ganas dan amat lihai itu

Sejenak Cin Cin termenung, te nggelam dalam lamunan

Ia membayangkan betapa ibunya yang selama ini dirindukannya, kini telah bersanding dengan seorang pria lain, bukan ayahnya yang telah tewas

Pria lain! Dan mungkin telah mempunyai anak-anak lain pula! Sukar baginya untuk dapat menerima kenyataan pahit ini

Hatinya terasa panas, iapun memandang kepada Thio Pa, sinar matanya mencorong tajam penuh selidik sehingga menggetarkan hati orang yang dipandangnya

Paman Thio Pa, katakan, siapakah suami ibu itu?

Biarpun hatinya merasa tidak enak, te rpaksa Thio Pa mengaku

Suaminya yang baru adalah seorang pendekar Siauw-lim-pai bernama Lie Koan Tek!

Ahhh.......!

Seruan ini hampir berbareng keluar dari mulut Siong Ki dan Cin Cin

Biarpun hampir sama bunyinya, namun seruan itu dikeluarkan oleh dua hati yang berlainan perasaannya

Siong Ki te rkejut bukan main mendengar nama Lie Koan Tek yang dianggap sebagai seorang pendekar yang menyeleweng, karena telah membantu pemberontak menyerbu Hek-houw-pang, orang yang te lah membunuh ayahnya, dan sekarang malah menjadi suami Coa Liu Hwa, bekas isteri ketua Hek-houw-pang yang te was! Adapun Cin Cin te rkejut karena iapun sudah mendengar nama pendekar ini

Bagaimana ibunya tiba-tiba dapat menjadi isteri pendekar Siauw-lim pai itu

Kalau sudah diketahui bahwa ibunya menjadi isteri pendekar itu, agaknya tidak te rlalu sukar untuk mencarinya karena nama besar pendekar itu membuat dia mudah dicari dan ditemukan

Karena iapun merasa tidak enak dan bahkan canggung dan malu mendengar ibunya menikah lagi, Cin Cin tidak mau banyak bicara lagi

Cin Cin lalu berkata singkat, 

Selamat tinggal, aku mau pergi sekarang!

Dan iapun melompat keluar dan tubuhnya berkelebat lenyap dari situ, diiringi pandang mata kagum dari semua orang

Paman dan bibi, akupun harus pergi sekarang,

kata Siong Ki dan ucapan ini mengejutkan semua orang

Eh, nanti dulu, Siong Ki

Kenapa engkaupun ikut-ikutan hendak pergi

Kami belum mendengar semua pengalamanmu......

kata Thio Pa

Sebaiknya engkau tinggal di sini dan menjadi ketua He k-houw-pang,

kata pula seorang paman lain

Terima kasih, akan tetapi aku masih mempunyai tugas penting dari suhu

Kelak, kalau semua urusanku telah beres, aku akan datang lagi

Selamat tinggal!

Pemuda itupun berkelebat dan le nyap dari situ

Orang-orang He k-houw-pang menghela napas panjang

Dua orang muda yang belasan tahun meninggalkan Hek-houw-pang, telah kembali sebagai orang-orang yang amat lihai, yang sedianya akan dapat memperkuat Hek-houw-pang dengan menjadi ketua

Akan te tapi, mereka pergi lagi dan tak dapat dicegah

Akhirnya, setelah semua urusan perkabungan penguburan je nazah Lai Kun selesai, mereka mengadakan perundingan di antara mereka sendiri dan karena Thio Pa merupakan saudara tertua, maka Thio Pa dipilih menjadi ketua Hek-houwpang menggantikan Lai Kun yang telah tewas

-ooo0dw0ooo-  

Bibi, harap jangan khawatir

Cin-taijin (pembesar Cin) yang kumaksudkan ini adalah seorang pejabat tinggi dan penting di Lok-yang

berkuasa dan kaya raya

Yang mengutusku adalah Cin hu-jin (nyonya Cin), isterinya yang tertua

Keluarga itu membutuhkan pembantu wanita yang bersih dan rajin, dan aku melihat pute rimu Alian dan Akim itu te pat untuk menjadi pembantu di sana

Pembantu wanita di keluarga itu hampir sama dengan dayang di is tana kaisar, akan hidup mewah dan te rhormat,

demikian antara lain bujukan seorang wanita berusia tigapuluhan tahun kepada seorang ibu di dusun itu

Ibu itu berusia limapuluhan tahun, seorang janda yang mempunyai dua orang puteri yang sudah menjelang dewasa

Alian berusia tujuhbelas tahun, sedangkan adi knya, A kim berusia limabelas tahun

Sebagai gadis -gadis dusun, kakak beradik ini sederhana dan polos

Namun, mereka memiliki kulit yang bersih dan putih, dengan wajah yang segar bagaikan bunga mawar te rsiram embun pagi dan tubuh yang padat dan kuat karena te rbiasa bekerja berat sejak kecil

Biarpun sederhana, namun bentuk wajah mereka manis dan kalau saja mereka mengenakan pakaian yang bersih dan indah, wajah mereka dirias, tentu mereka akan menjadi gadis-gadis yang menarik hati

Akan tetapi, toanio

Aku hidup menjanda, miskin dan hanya mempunyai dua orang anak itu

Kalau mereka semua pergi, lalu dengan siapa aku hidup

Memang aku ingin melihat mereka senang dan berkecukupan, akan te tapi seorang saja dari mereka, toanio

Yang seorang boleh kauajak bekerja pada pembesar itu, dan yang kecil biar tinggal di rumah menemaniku.

Aku membutuhkan dua orang bibi

Bukankah kalau mereka pergi berdua, berarti mereka tidak akan kesepian dan ada temannya

Bibi jangan khawatir, kalau mereka pergi, bibi dapat membayar seorang pembantu.........

Aihhh, toanio sungguh bicara yang bukanbukan

Untuk makan sendiri saja sulit, bagaimana dapat membayar pembantu?

Kalau dua orang anak bibi bekerja di Lok-yang, bibi tidak akan menjadi miskin lagi

Lihat, Cin hujin telah menyuruh aku meninggalkan uang untuk dua orang puterimu, dan dengan uang ini, engkau dapat hidup dan membayar pembantu selama satu tahun

Dan sebelum uang ini habis, kedua orang anakmu te ntu sudah pulang, karena setiap tahun baru mereka diperbolehkan pulang, membawa pakaian dan uang untu k bibi

Dan tahun baru tinggal tujuh bulan lagi.

Wanita yang berpakaian mewah itu mengeluarkan sebuah kantung dan membuka kantung itu sehingga nampak beberapa potong uang perak yang berkilauan

Wanita berpakaian mewah dan pesolek itu mengaku sebagai Lu-toanio (nyonya Lu) utusan keluarga pembesar dari kota Lok-yang yang datang ke dusun itu untuk mencari pembantu wanita

Ia membutuhkan banyak gadis pembantu dan dengan dua orang pute ri wanita tua itu, ia telah berhasil mengumpulkan delapan orang gadis dusun yang berusia antara empatbelas sampai tujuhbelas tahun

Akhirnya, setelah dibujuk dan diberi uang yang cukup banyak bagi orang miskin seperti janda itu, ibu Alian dan Akim menyetujui

Pada hari itu juga, Alian dan Akim bersama enam orang gadis lain dari dusun yang berdekatan di daerah itu, dibawa ke Lok-yang dengan sebuah kereta besar yang ditarik empat ekor kuda

Akan te tapi, di luar pengetahuan delapan orang gadis dusun yang tidak pernah pergi jauh, bahkan tidak pernah meninggalkan dusun mereka, kereta itu tidak menuju ke Lok-yang, melainkan membelok ke kota Ji-goan, tak jauh dari Lok-yang

Ketika kereta memasuki pintu gerbang kota Jigoan, kebetulan seorang gadis cantik berdiri di situ

Ia memandang ke arah kereta yang memasuki pintu gerbang dengan perlahan itu dengan sikap acuh

Gadis ini adalah Kam Cin atau Cin Cin

Setelah meninggalkan Hek-houw-pang, ia pergi untuk mencari ibunya yang kabarnya kini telah menjadi isteri dari Lie Koan Tek, seorang tokoh besar dari Siauw-lim-pai

Ia masih bingung menerima berita itu

Ia merasa sukar untuk dapat menerima atau mengerti mengapa ibunya menikah lagi, walaupun berita bahwa ibunya menikah dengan pendekar Siauw-lim-pai membuat ia merasa bangga juga

Ia harus dapat mencari ibunya dan berte mu dengan ibunya agar ibunya dapat memberi penjelasan akan pernikahannya lagi yang membuat ia bingung itu

Cin Cin tadinya hanya merasa heran melihat kereta itu te rsingkap tirainya dan ternyata penumpangnya adalah banyak gadis dusun yang manis-manis dan masih remaja

Akan tetapi ketika ia mendengar percakapan yang didengarnya ketika   kereta lewat perlahan, ia tertarik

Lu-toanio, apakah kita sudah tiba di kota Lokyang?

Ia mendengar seorang di antara gadis-gadis itu bertanya

Benar, manis

Ini kota Lok-yang, kalian semua akan senang tinggal di kota ini.

jawab seorang wanita yang pesole k dan berpakaian mewah itu

Delapan orang gadis itu nampak bergembira dan mereka memuji-muji apa saja yang kelihatan di te pi jalan kota Ji-goan itu, rumah-rumah yang megah dan besar, toko-toko dan pakaian orangorang yang berlalu lalang

Mendengar percakapan itu, te ntu saja hati Cin Cin segera merasa tertarik sekali dan ia memandang ke arah kereta penuh perhatian, bahkan ia lalu berjalan mengikuti kereta itu yang bergerak perlahan memasuki kota

Jelas bahwa delapan orang gadis itu adalah gadis -gadis dusun yang sederhana dan bodoh, akan tetapi mereka itu manis-manis dan amatlah aneh melihat gadis-gadis dusun sederhana dan manis itu naik sebuah kereta mewah, ditemani seorang wanita pesolek dan cantik genit yang usianya sekitar tigapuluh tahun

Jelas bahwa gadis -gadis itu belum pernah melihat kota Ji-goan, akan tetapi kenapa mereka mengira Ji-goan adalah Lok-yang dan yang agaknya wanita pesolek itu menipu mereka

Teringatlah Cin Cin akan sepak-terjang para penjahat yang memancing gadis -gadis dusun ke kota untuk kemudian dipaksa menjadi pelacur

Mengingat ini, Cin Cin te rkenang kembali kepada pengalamannya ketika kecil, dan hatinya terasa panas

Memang ia pergi ke Ji-goan untuk mencari Cia Ma, mucikari gembrot yang dulu pernah menahannya setelah membelinya dari mendiang Lai Kun

Karena menduga bahwa para gadis dusun itu te ntu te rtipu dan te rancam bahaya, maka Cin Cin te rus membayangi kereta itu dan jantungnya berdebar te gang, juga wajahnya menjadi merah karena marah ketika ia melihat kereta itu berhenti di pekarangan sebuah rumah bercat merah

Itulah rumah pelesir Ang-hwa (Bunga Merah) di mana ia dahulu disekap ketika ia dijual oleh paman guru Lai Kun, kepada nenek gembrot Cia Ma

De ngan hati-hati agar jangan ketahuan, Cin Cin menyelinap masuk ke pekarangan itu dan bersembunyi di belakang pohon, mengintai

Ia melihat betapa wanita pesolek itu turun dan menyuruh delapan orang gadis itu turun pula

Apakah ini rumah Cin-taijin (Pembesar Cin)?

te rdengar seorang gadis bertanya

Atau barangkali ini rumah, Kiu-wan-gwe (Hartawan Kiu di mana aku akan bekerja?

Para gadis itu bertanya-tanya apakah mereka tiba di rumah di mana mereka dijanjikan untuk bekerja

Wanita pesolek itu tertawa

Aih, kenapa te rgesa-gesa

Ini adalah rumah penampungan

Apakah pantas kalau aku menghadapkan kalian ke majikan-majikan kalian dalam keadaan begini

Kalian harus belajar dulu bagaimana harus bersikap dan bekerja di rumah majikan kalian masing-masing, dan juga kalian harus mengenakan pakaian yang baru dan baik, harus merias diri agar jangan kelihatan kotor dan dusun.

Para gadis itu kelihatan girang, lalu mereka digiring masuk ke dalam rumah besar yang amat dikenal oleh Cin Cin itu

Sambil menahan kemarahannya, Cin Cin lalu muncul dari balik batang pohon itu dan berjalan menuju ke ruangan depan

Segera muncul empat orang laki-laki tinggi besar yang bersikap galak, akan te tapi tersenyumsenyum ketika melihat bahwa yang datang adalah seorang gadis cantik se kali, yang menyembunyikan tangan kirinya ke dalam saku jubahnya yang lebar

Heii, nona manis, berhenti! Siapakah engkau dan mau apa datang ke tempat ini?

Apakah engkau dipesan ole h Cia Ma untuk melayani seorang hartawan?

Cin Cin dapat menduga bahwa empat orang ini te ntulah tukang-tukang pukul yang bekerja pada Cia-ma

Dahulu ketika gurunya menolongnya, gurunya telah membunuh dua orang tu kang pukul berjuluk He k-gu (Kerbau Hitam) dan Pek-gu (Kerbau Putih) juga kusir kereta

Empat orang yang usianya sekitar tigapuluh tahun ini tentu tukangtukang pukul baru yang tidak pernah dikenalnya

Cin Cin sudah dapat menekan kedukaannya karena kehilangan tangan kiri, dan kini ia sudah dapat lagi menguasai dirinya dan mendapatkan kembali sifatnya yang periang, je naka, pemberani dan pandai bicara

Melihat sikap empat orang jagoan tukang pukul itu, iapun tersenyum manis

Namaku Kam Cin dan aku ingin berte mu dengan Cia Ma karena ada urusan penting sekali hendak kubicarakan,

kata Cin Cin

Empat orang itu saling pandang

Nona ini tentu seorang pelacur kelas tinggi, pikir mereka

Tidak ada seorangpun di antara anak buah Cia Ma dapat menandingi kecantikan gadis ini

Wajahnya yang manis demikian segar, bagaikan setangkai bunga yang baru mekar dan segar oleh air embun

Tidak seperti para anak buah Cia Ma yang bagaikan bunga-bunga sudah layu walaupun usia mereka masih muda-muda, wajah mereka yang cantik itu rata-rata agak pucat, pandang mata mereka kosong sayu tanpa semangat, senyum mereka palsu dibuat-buat

Mereka tidak berani te rlalu kurang ajar karena seorang pelacur yang laris dan mempunyai hubungan dengan para hartawan dan bangsawan dapat menjadi musuh yang amat berbahaya

Seorang di antara mereka lalu masuk ke dalam untuk melapor kepada Cia Ma

Mendapat laporan bahwa ada seorang gadis cantik jelita mencarinya dengan keperluan penting, Cia Ma tentu saja tertarik sekali

Sejak muda, dagangannya adalah wanita cantik, maka mendengar ada seorang gadis cantik jelita datang berkunjung, ia melihat seolah keuntungan besar yang datang mengunjunginya

Cin Cin hampir tidak mengenal nenek yang keluar terbongkok-bongkok, didampingi wanita cantik pesolek yang tadi mengantar delapan orang gadis dusun

Nenek itu memang wajahnya seperti Cia Ma yang dahulu, akan tetapi kalau dulu Cia Ma bertubuh gendut dan sehat, kini tubuhnya nampak kurus dan kelihatan tua sekali

Memang usianya kini sekitar enampuluh tiga tahun, akan tetapi ia kelihatan jauh le bih tua, tubuhnya bongkok dan wajahnya yang keriputan itu nampak menyedihkan

Cin Cin mengerutkan alis nya dan merasa kecewa

Orang yang pernah menyiksanya dan yang dibencinya itu kini menjadi seorang nenek.yang tak berdaya, le mah dan agaknya menderita! 

Engkaukah Cia Ma yang dahulu gendut itu! Pemilik rumah pelesir Ang-hwa ini?

Cin Cin bertanya dengan ragu

Cia Ma agaknya tidak kuat berdiri teralu lama

Ia lalu duduk di atas kursi diikuti oleh wanita cantik yang duduk di sebelahnya, dan wanita cantik itu yang berkata kepada Cin Cin, 

Nona, silakan duduk.

Cin Cin duduk dan masih menyembunyikan tangan kiri ke dalam lipatan jubahnya, di mana pedangnya juga tersembunyi

Aku datang mencari Cia Ma

Katakanlah, nek, apakah benar engkau ini Cia Ma pemilik rumah pelesir Ang-hwa?

Cin Cin mengulang kembali, 

Cia Ma yang kukenal dahulu bertubuh gendut.

Kini Cia Ma bicara dan begitu ia mengeluarkan kata-kata

Cin Cin tidak ragu lagi bahwa ia memang berhadapan dengan wanita yang dicarinya

Nona, siapakah engkau

Ras anya aku belum pernah mengenalmu, dan aku memang benar Cia Ma pemilik rumah pelesir ini

Memang dahulu aku gemuk sekali, akan tetapi sekarang aku sudah tua, lemah dan berpenyakitan

Tentang rumah pelesir ini, sesungguhnya, sejak setahun yang lalu aku hanya..

Jangan bicara te ntang itu!

tiba-tiba wanita cantik yang duduk di sebelahnya berkata

Diamdiam Cin Cin merasa heran sekali karena wanita cantik itu bicara dengan menghardik

Kalau ia merupakan pembantu Cia Ma, tidak mungkin berani menghardik seperti itu

Dan Cia Ma kelihatan takut te rhadapnya, setelah dihardik, menghentikan kata-katanya dan menundukkan mukanya yang kelihatan takut dan sedih

Cia Ma, lupakah engkau kepadaku

Tigabelas tahun yang lalu aku pernah tinggal di sini, ketika itu aku suka ikut dalam pertunjukan menari dan bernyanyi

Lupakah engkau kepada Cin Cin!

Sepasang mata yang sayup itu terbelalak dan mulutnya te rnganga, lalu nenek itu berkata sambil mengamati wajah Cin Cin penuh perhatian

Cin Cin.......

Ah

benar, engkau Cin Cin, yang.......melarikan diri dulu itu.......

Benar, Cia Ma, aku Cin Cin yang dulu itu!

kata Cin Cin, tersenyum mengejek melihat nenek itu kini memandang kepadanya dengan mata te rbelalak ketakutan

Mau.......mau apa engkau datang ke sini.......?

Nenek itu bertanya, suaranya gemetar karena ia te ringat betapa anak ini tiga belas tahun yang lalu melarikan diri dan membunuh dua orang kepercayaannya, yaitu Pek-gu dan Hek-gu, bahkan membunuh kusir kereta dan melarikan keretanya

Dan karena gadis ini pula, ia harus berurusan dengan pejabat tinggi yang telah membeli Cin Cin dan hampir saja ia dijebloskan ke penjara kalau saja ia tidak menguras hartanya untuk melakukan penyogokan sehingga bebas dari hukuman

Engkau tahu bahwa aku mempunyai banyak perhitungan denganmu, Cia Ma

Akan te tapi sebelum kita bicara tentang itu, aku ingin bertanya le bih dulu tentang delapan gadis dusun yang baru saja dibawa masuk ke sini

Siapa mereka dan mau diapakan mereka itu

Dipaksa menjadi pelacur seperti yang biasa kau lakukan dahulu?

Cia Ma mengerutkan alisnya

Cin Cin, perlu apa engkau bertanya tentang itu

Apakah engkau ingin melanjutkan pekerjaanmu dahulu dan tinggal disini?

Wajah Cin Cin berubah merah

Cia Ma, engkau kerbau betina tua busuk! Kalau tidak melihat engkau kini telah menjadi lemah dan hampir mati, te ntu sudah kutampar sampai hancur mulutmu yang busuk itu!

Heii, bocah sombong! Kau kira dirimu ini siapa, berani bersikap seperti ini disini

Kalau kau ingin menjadi pelacur di sini, bersikaplah yang baik

Kalau tidak, lalu perduli apa engkau dengan   rumah pelesir Bunga Merah ini?

bentak wanita pesolek yang duduk di dekat Cia Ma dan kini iapun bangkit berdiri dan sikapnya angkuh bukan main

Cin Cin te rsenyum

Siapa pula engkau

Aku bicara dengan Cia Ma, bukan dengan pelacur tua macam engkau!

Keparat, akulah pengurus te mpat ini!

wanita itu membentak marah karena dimaki pelacur tua

Aha, begitukah kiranya

Cia Ma, engkau sudah te rlalu tua dan menyerahkan kekuasaan ke orang yang le bih muda

Apakah ini anakmu, muridmu, adikmu

He ii, pelacur tua, apakah engkau yang sudah tidak laku kemudian menggantikan Cia Ma sebagai mucikari

Engkau tadi mencari dan menipu gadis -gadis dusun untuk kaupaksa menjadi pelacur?

Bukan urusanmu!

bentak wanita itu

Tentu saja urusanku

Aku akan mengobrakabrik te mpat maksiat, neraka bagi para gadis ini!

Cin Cin membentak

Berani kau!

Wanita pesolek itu membentak dan iapun sudah bergerak ke depan dan melompati meja menyerang Cin Cin dengan gerakan yang cukup tangkas

Diam-diam Cin Cin merasa heran

Kiranya perempuan pesolek yang kini menggantikan Cia Ma adalah seorang yang tidak le mah, melainkan seorang yang memiliki silat cukup baik

Akan te tapi tentu saja tidak ada artinya bagi Cin Cin

Melihat perempuan itu menerjang sambil meloncat, kedua tangan membentuk cakar untuk mencakar muka, ia memutar tubuh dan begitu tubuh penyerangnya meluncur le wat, tangan kanannya bergerak menjambak rambut wanita itu, lalu tubuh itu ia putar-putar sampai si pemilik rambut menje rit-jerit kesakitan dan ketakutan

Lepaskan aku.......aihh, lepaskan aku.....!

Perempuan itu menjerit-jerit karena tidak berdaya dan merasa ngeri tubuhnya diputar-putar seperti gasing itu

Baik, kule paskan kau!

kata Cin-cin dan ia melepaskan jambakan tangannya pada rambut itu dan tubuh perempuan itupun melayang dan membentur dinding ruangan depan itu

Brakkkk......!

Iapun te rkulai dan pingsan Melihat ini, empat orang tukang pukul tadi menjadi marah sekali dan tanpa diperintah lagi sudah mencabut golok masing-masing dan mengepung Cin Cin

Sementara itu, Cia Ma hanya memandang dengan wajah pucat, akan tetapi tidak seperti dulu, kini ia tidak nampak galak, bahkan ia bangkit dan mundur ketakutan sampai tubuhnya merapat di sudut ruangan itu

Sikap nenek ini membuat Cin Cin berkurang kemarahannya te rhadap Cia Ma

Sebetulnya ia datang untuk menghajar Cia Ma dan anak buahn ya, untuk membasmi rumah pelesir yang merupakan neraka bagi banyak gadis muda itu

Akan tetapi, kini sikap Cia Ma seperti orang yang te rtekan, bahkan ia takut menghadapi wanita cantik yang pingsan itu

Kini banyak wanita cantik keluar dan terbelalak melihat Cin Cin berdiri dikepung empat orang tukang pukul yang nampak bengis

Ada pula beberapa orang laki-laki yang menjadi tamu rumah pelesir itu

Juga bermunculan empat orang tukang pukul lagi yang merasa heran, mengapa empat orang rekan mereka, dengan golok di tangan mengepung seorang wanita cantik..

Apa yang te rjadi?

tanya seorang tukang pukul bermuka hitam yang menjadi kepala dari semua tukang pukul di situ

I a telah memukul Kui-toanio (Nyonya Besar Kui),

kata seorang di antara empat pengepung itu

Hehhh, kalian memalukan saja

Masa menghadapi seorang gadis saja kalian harus menggunakan golok

Aku tidak ingin melihat pembunuhan dan te rlibat perkara

Hayo simpan golok kalian dan kujadikan perlombaan

Gadis ini memang perlu di hajar

Siapa di antara kalian semua yang dapat menangkapnya akan kumintakan hadiah kepada Siocia.

Mendengar ucapan ini, tujuh orang tukang pukul anak buah si muka hitam tertawa-tawa dan maju mengepung, bahkan tiga orang tamu yang melihat betapa cantik jelitanya gadis yang hendak ditangkap, ikut-ikutan pula maju untuk sekedar mencoba untuk dapat menangkap dan merangkul gadis cantik itu

Cin Cin berdiri dengan sikap tenang saja

Begitu dua orang menerjang maju untuk menangkapnya, kakinya bergerak dua kali menyambut dan tubuh dua orang itu te rje ngkang! Yang lain-lain menjadi te rkejut dan penasaran

Serentak mereka maju berlomba untuk menangkap gadis yang masih nampak te nang itu

Melihat pandang mata dan sikap mereka yang kurang ajar, Cin Cin menjadi marah

I a terpaksa mengeluarkan tangan kirinya dari balik lipatan jubahnya dan kini ia menghadapi pengeroyokan banyak oran g dengan gerakan kaki tangannya

Ia membagi-bagi pukulan dan te ndangan, akan tetapi membatasi tenaganya karena ia tidak ingin membunuh orang, apalagi mengingat bahwa orang-orang ini hanyalah antekantek pemilik rumah pelesir itu

Begitu cepat gerakan tubuh Cin Cin sehingga para pengeroyoknya tidak melihat tubuhnya, hanya melihat bayangan menyambar-nyambar dan merekapun roboh te rpelanting dan dalam waktu beberapa detik saja, mereka semua sudah roboh malang melintang dalam ruangan itu, membuat meja kursi berserakan

Para pelacur menjerit-jerit, para tamu juga te rbelalak heran melihat betapa seorang gadis cantik dapat merobohkan demikian banyaknya pengeroyok

Si muka hitam, kepala tukang pukul itu, menjadi penasaran dan marah sekali

Kalau tadi dia melarang anak buahnya mengeroyok Cin Cin dengan golok, kini dia sendiri mencabut goloknya dan matanya te rbelalak melihat bahwa gadis itu te rnyata tidak mempunyai tangan kiri

Tangan kirinya buntung sebatas pergelangan tangan dan ujung le ngan yang buntung itu dibalut kain putih bersih

Gadis buntung, apa maksudmu membuat kekacauan di sini!

bentaknya sambil mengamangkan goloknya

Me mbasmi manusia-manusia iblis macam engkau!

Jawab Cin Cin

Mendengar ini, si muka hitam marah dan diapun sudah menyerang dengan bacokan goloknya

Namun, dengan mudah Cin Cin miringkan tubuh mengelak dan pada saat golok menyambar le wat

Jari-jari tangan kanannya menusuk ke arah iga lawan

Krekk!

Dua batang tulang iga patah-patah'dan si muka hitam terpelanting roboh, mengaduh-aduh mendekap iganya dan tak dapat bangkit kembali, sedangkan goloknya yang te rpental sudah disambar oleh tangan kanan Cin Cin! Tujuh orang tukang pukul yang tadi berpelantingan, kini sudah mengeroyok Cin Cin dengan golok mereka

Cin Cin memutar goloknya, nampak gulungan sinar dan para pengeroyoknya mengaduh-aduh, golok mereka terpental dan mereka terpaksa mundur karena le ngan kanan mereka luka berdarah oleh sambaran sinar golok di tangan Cin Cin

Mundur semua!

tiba-tiba terdengar bentakan nyaring dan Cin Cin mengangkat muka memandang

Ia terheran melihat seorang wanita yang sukar ditaksir berapa usianya

Penampilannya amat berwibawa dan matang, akan tetapi wajahnya yang cantik pesolek itu masih nampak muda, seperti tak jauh bedanya dengan usianya sendiri

Wanita itu kelihatannya baru berusia paling banyak dua puluh lima tahun, wajahnya lonjong dan manis sekali, dengan kulit putih mulus dan sepasang mata jeli dan senyum yang genit

Tubuhnya ramping padat yang sengaja ditonjolkan di balik pakaian yang te rbuat dari sutera tipis dan ketat

Ketika jubahnya yang longgar dan le bar itu te rsingkap, bukan hanya nampak pinggangnya yang ramping dan tubuhnya yang padat, juga nampak sebatang golok kecil te rselip di pinggangnya, menunjukkan bahwa wanita cantik ini jelas bukan seorang wanita le mah

Wanita itupun kini berdiri berhadapan dengan Cin Cin dan mengamati Cin Cin penuh perhatian dari rambut sampai ke kaki dan agak lama pandang matanya te rhenti di ujung le ngan kiri Cin Cin yang buntung

Kedua orang wanita itu s aling pandang bagaikan dua ekor singa betina yang siap bertarung dan kini saling mempelajari dan saling menilai dengan pandang mata berkilat

Para tukang pukul, para pelacur dan para tamu menjauhkan diri dan menonton dengan hati te gang

Kemudian, wanita cantik itu bertanya, suaranya te rdengar nyaring dan merdu, namun mengandung penuh ejekan dan memandang rendah

Bocah buntung, siapakah engkau

Wajahmu cukup cantik, tubumu cukup indah, juga usiamu masih muda

Kalau saja tangan kirimu tidak buntung, te ntu kami menerima engkau bekerja di sini!

Mendengar ini, Cin Cin yang merasa heran bagaimana muncul seorang wanita seperti ini di   rumah pelesir itu, teringat akan sikap Cia Ma yang ketakutan, lalu ia menjawab, suaranya ringan dan je naka seperti biasa yang memang menjadi wataknya, disertai senyum manis 

Namaku Kam Cin dan aku datang untuk membebaskan para gadis dusun yang dijebak di sini, juga untuk membasmi tempat maksiat yang merupakan neraka bagi para gadis muda ini

Dan siapakah engkau

Apakah engkau seorang di antara para pelacur di sini?

Terdengar seruan-seruan kaget dari mereka yang menonton dari te mpat aman, bahkan ada seorang tukang pukul berkata, 

Perempuan buntung itu mencari mati!

Akan tetapi, Cin Cin bersikap te nang dan memandang kepada wanita itu dengan senyum dan pandang mata mengejek untuk membalas sikap congkaknya tadi

Dan ia kagum melihat betapa wanita itu sama sekali tidak memperlihatkan perasaan apapun, hanya matanya berkilat dan senyumnya semakin genit

Bocah buntung, sungguh engkau sombong, seperti seekor burung yang baru belajar te rbang! Ketahuilah bahwa aku yang dis ebut di dunia kangouw sebagai Bi Tok Siocia (Nona Racun Cantik)!

ia berhenti sebentar untuk melihat tanggapan gadis buntung itu dan ia memandang heran melihat betapa gadis buntung itu sama sekali tidak kaget mendengar nama julukannya yang dianggapnya telah amat terkenal dan menggetarkan dunia persilatan itu

Dengan penasaran ia cepat menambahkan, 

Ayahku adalah majikan Liong-san (Bukit Naga), datuk besar Ouw kok Sian!

Kini ia bukan saja merasa heran, juga penasaran karena gadis buntung inipun sama sekali tidak terkesan oleh nama ayahnya

Sebetulnya Cin Cin pernah mendengar nama datuk itu dari gurunya

Biarpun ia belum pernah mendengar nama Bi Tok Siocia, namun dari gurunya ia pernah mendengar tentang nama para datuk perslatan, juga te ntang Ouw Kok Sian, datuk yang menguasai daerah pegunungan Liong-san

Akan te tapi ia sengaja tidak memperlihatkan sikap mengenalnya, sehingga membuat wanita cantik itu semakin penasaran

Andaikata gadis buntung itu tidak mengenalnya, hal itu masih pantas karena ia belum lama merajalela di dunia persilatan

Akan tetapi nama besar ayahnya! Kalau gadis buntung ini tidak mengenal nama ayahnya, hal ini hanya membuktikan bahwa si buntung ini bukan orang kang-ouw dan tidak mempunyai pengalaman sama sekali dalam dunia persilatan

Tentu saja disamping penas aran, iapun semakin memandang rendah

Kam Cin, engkau bocah lancang dan tak tahu diri!

bentak Bi Tok Siocia

Cepat engkau berlutut minta ampun, dan aku hanya akan menghukum dengan bekerja di sini selama satu bulan

Kalau tidak, te rpaksa aku akan membuntungi tanganmu yang satu lagi!

Bi Tok Siocia, terus terang saja, aku datang untuk berurusan dengan Cia Ma

Kenapa engkau mencampuri, bahkan seolah-olah engkau yang berkuasa di sini

Apakah sekarang Cia Ma sudah pensiun dan yang menjadi mucikari baru adalah engkau!

Aku penguasa di sini dan engkau tidak perlu tahu! Hayo cepat berlutut atau aku akan menyuruh orang-orangku untuk menangkapmu dan membuntungi tangan kananmu!

Cin Cin melirik

Kini delapan orang tukang pukul yang tadi sudah siap dengan golok mereka, bahkan ditambah dua orang lagi yang nampak bengis

Ia te rsenyum

Mereka itukah orangorangmu

Kalau mereka berani maju hendak membuntungi tangan kananku, jangan salahkan aku kalau tangan mereka sendiri yang akan buntung!

Bi Tok Siocia memberi isyarat kepada anak buahnya

Siapa yang dapat membuntungi tangan kanannya, akan kuberi hadlah besar!

Mendengar ini, serentak sepuluh orang laki-laki yang sudah te rbiasa mempergunakan kekuatan dan kekerasan untuk memaksakan kehendak mereka itu, menyerang dengan golok mereka te rhadap Cin Cin

De ngan sikap te nang, mulut masih tersenyum Cin Cin memungut kembali golok rampasannya yang tadi ia lepaskan ke atas lantai dan begitu ia menggerakkan golok itu, nampak sekali lagi gulungan sinar berkilauan yang membuat para pengeroyoknya te rkejut dan bingung, karena bayangan gadis itu lenyap terbungkus gulungan sinar golok

Kemudian, te rdengar je rit mengaduh, disusul golok-golok beterbangan, darah muncrat dan potongan tangan-tangan jatuh ke lantai

Dalam waktu berapa menit saja, sepuluh orang pengeroyok itu telah mengaduh-aduh, tangan kiri memegangi tangan kanan yang telah buntung sebatas pergelangan, persis seperti tangan Cin Cin, hanya mereka itu kehilangan tangan kanan.! Cin Cin menghadap ke arah Bi Tok Siocia, melempar golok rampasannya ke atas lantai dan berkata dengan nada mengejek, 

Sudah  kukatakan, siapa hendak membuntungi tanganku, berarti akan kehilangan tangannya sendiri!

Bukan main marahn ya hati Bi Tok Siocia, akan tetapi diam-diam iapun terkejut

Dari gerakan golok gadis buntung itu, ia dapat melihat bahwa gadis itu memang lihai sekali dan memiliki gerakan yang amat ganas dan dahsyat

Bocah sombong! Engkau dari partai mana dan siapa gurumu

'' Cin Cin tersenyum mengejek

Aku tidak berpartai, dan siapa guruku tidak perlu kau kenal

Guruku te rlalu mulia untuk dikenal oleh seorang seperti engkau!

Keparat busuk, engkau sombong dan sudah bosan hidup!

Iapun mencabut sepasang goloknya yang tipis dan kecil, namun berkilauan saking tajamnya

Hayo keluarkan senjatamu!

ia membentak sambil memutar sepasang goloknya sehingga nampak dua gulungan sinar yang berbelit-belit dan menyambar-nyambar

Cin Cin maklum bahwa lawannya tidak boleh disamakan dengan para pengeroyok tadi, maka iapun menggerakkan tangan kanannya ke balik jubahnya dan nampaklah sebatang pedang yang berkilauan dan bentuknya seperti naga

Melihat Cin Cin sudah mencabut sebatang pedang, wanita cantik itu mengeluarkan seruan nyaring dan iapun sudah menyerang dengan ganasnya

Cin Cin menggerakkan pedangnya menyambut dan segera di ruangan depan itu terjadi  pertandingan yang membuat semua orang tertegun dengan hati penuh ketegangan

Bayangan dua orang wanita itu tidak dapat te rlihat ole h mereka karena saking cepatnya gerakan mereka

Bayangan merah terbungkus gulungan sinar pedang dan golok sehingga sukar dibedakan di antara mereka

Para pengeroyok yang kehilangan tangan kanan itu saling membalut di antara mereka dan masih te rdengar mereka merintih dan mengeluh

Tentu saja tak seorangpun di antara mereka berani maju lagi

Kini, Bi Tok Siocia benar-benar te rkejut! Tak disangkanya sama sekali bahwa gadis buntung yang tidak mengenal namanya, dan agaknya tidak pula mengenal nama ayahnya, yang nampaknya belum berpengalaman di dunia kangouw, ternyata memiliki ilmu kepandaian yang demikian hebatnya! Bukan hanya ilmu pedangnya ganas dan dahsyat, dan te naga sin-kang gadis buntung itu bahkan te rlalu kuat baginya, juga pedang di tangan gadis itu mengingatkan ia akan seorang tokoh yang pernah ia dengar dari ayahnya

Tranggg.......! Cringgg......!

Sepasang golok itu berte mu pedang dan tubuh Bi Tok Siocia meloncat ke belakang

Tahan!

serunya nyaring

Apa hubunganmu dengan Tung-hai Mo-li?

Hem, sudah kukatakan, engkau tidak berhak untuk mengenal nama suboku!

Wajah Bi Tok Siocia berubah

Aih, kalau engkau murid Tung-hai Mo-li, berarti kita segolongan

Kita tidak semestinya bermusuhan!

Cin Cin tersenyum mengeje k

Siapapun yang menipu dan menje bak gadis -gadis dusun untuk dijadikan pelacur, tentu akan kumusuhi!

Bi Tok Siocia menggerakkan kedua pundaknya dan menyimpan sepasang goloknya

Terserah, aku tidak ingin mencampuri lagi

Subomu kenal baik ayah, kalau aku memusuhimu, tentu ayah akan marah kepadaku,

katanya dan sekali ia meloncat

Bi Tok Siocia lenyap dari situ, entah ke mana

Melihat betapa pemimpin mereka melarikan diri, para tukang pukul yang kehilangan tangan kanan itu serentak menjatuhkan diri berlutut dengan muka pucat, takut kalau mereka akan dibunuh gadis buntung yang amat lihai itu

Lihiap, ampunkan kami......

kata si muka hitam mewakili teman-te mannya

Pergilah kalian, dan ingat

Kalau lain kali aku melihat seorang yang buntung tangan kanannya melakukan kejahatan, akan kubuntungi pula le hernya!

Mendengar ucapan ini, sepuluh orang tukang pukul itu lalu lari meninggalkan tempat itu, meninggalkan golok dan tangan mereka yang berserakan di lantai

Cia Ma yang tadi juga menyaksikan semua itu, kini te rgopoh-gopoh menghampiri Cin Cin dan menjatuhkan diri berlutut di depan Cin Cin sambil menangis

Aih, tidak kusangka........engkau, Cin Cin......engkau telah menolongku.

Cin Cin mengerutkan alisnya

Cia Ma, aku kesini bukan untuk menolongmu, melainkan untuk menghajarmu! Engkau manusia jahat, siapa yang ingin menolongmu?

Nenek itu menangis, 

Tapi..........tapi...engkau telah mengusir iblis-iblis itu dari sini

Cin Cin maklum bahwa te ntu telah terjadi sesuatu di sini

Suruh bersihkan ruangan ini, baru kita bicara.

Cia Ma cepat memanggil para pelayan dan memerintahkan mereka membersihkan te mpat itu dan ia sendiri mengajak Cin Cin untuk duduk dan bicara di dalam

Setelah mereka duduk di dalam, Cin Cin berkata, suaranya ketus karena ia masih tak senang mengingat akan semua pengalamannya dahulu dengan nenek ini

Nah, sekarang ceritakan apa yang te rjadi dan mengapa perempuan tadi berada di sini menguasai te mpat ini.

Terjadinya sudah setahun yang lalu

Pada suatu hari, perempuan yang minta disebut Siocia itu datang ke sini dan memaksa aku menyerahkan   rumah ini dan semua isinya kepadanya

Ia bahkan membunuh para pembantuku, dan menyiksaku, memperlakukan aku sebagai seorang tahanan, bahkan kadang memukuliku......

dan nenek itu menangis lagi

Cin Cin tersenyum di dalam hatinya

Kini ia mengerti

Kiranya Bi Tok Siocia, iblis betina itu, telah mengambil alih kekuasaan di tempat ini demi keuntungannya sendiri

Hal itu berarti bahwa Cia Ma te rhukum dan te rsiksa

Sebelum ia turun tangan, nenek ini sudah menderita siksaan dari orang lain yang lebih jahat lagi

-ooo0dw0ooo- 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar