Naga Beracun Jilid 13

Jilid 13

Pangeran Li Si Bin tertawa lalu berkata kepada para dayang

Kalian melihat sendiri

Contohlah wanita ini! Nah

kalian singkirkan guci arak ini, tutup dan simpan untuk penyelidikan nanti

Ambil arak lain yang tidak te rlalu keras, dan anggur untuk Kwa lihiap (Pendekar Wanita Kwa)

Bi Lan, mari kita makan siang, jangan sampai peristiwa tadi mengganggu makan siang kita.

Bi Lan mengangkat mukanya, memandang wajah pangeran itu, lalu matanya mengamati hidangan yang berada di atas meja, matanya membayangkan keraguan

Jangan khawatir, aku mempunyai batu kemala yang dapat kita pergunakan untuk menguji apakah ada masakan yang mengandung racun,

kata pangeran itu dan iapun mempergunakan batu kemala tadi, setelah membersihkannya, untuk menguji semua masakan

Ternyata hanya arak dalam guci sajalah yang mengandung racun, maka mereka lalu makan minum dengan hati tenang

Sambil makan dan minum, yang di layani ole h para dayang yang kini menjadi gembira sekali, dan dite mani Bi Lan yang sudah tidak sungkan atau canggung lagi, Pangeran Li Si Bin mengajak wanita itu bercakap-cakap

Akan te tapi, tiba-tiba kepala pengawal, yaitu Siok-ciangkun mohon menghadap

Maklum bahwa hal itu tentu ada hubungannya dengan yang diceritakan Bi Lan tadi, Pangeran Li Si Bin menyuruh panglima itu masuk

Siok-ciangkun memberi hormat dengan berlutut sebelah kaki, melaporkan bahwa seorang thai-kam te rbunuh di dapur is tana, dan seorang laki-laki gendut yang te rnyata seorang bekas thai-kam istana yang dikeluarkan, kedapatan mati terbunuh pula di taman

Hemm, kami sudah tahu, ciangkun

Thai-kam itu dibunuh oleh laki-laki gendut, dan laki-laki itu membunuh diri menelan racun ketika ditangkap oleh Kwa-lihiap ini

Jangan perkenankan orang keluar masuk is tana hari ini

Aku sendiri yang akan memeriksa seluruh pelayan, thai-kam dan pengawal dalam istana

Kumpulkan mereka dan tak seorangpun boleh meninggalkan istana hari ini.

Setelah berkata demikian

Pangeran Li Si Bin memberi isyarat kepada Siok-ciangkun untuk meninggalkan ruangan makan

De ngan sikap te nang, dia lalu melanjutkan makan minum dan bercakap-cakap

Sikap pangeran ini menambah kekaguman dalam hati Bi Lan

Sungguh bukan sikap seorang pembesar yang sewenang-wenang ataupun cengeng, melainkan sikap seorang pendekar! 

Bi Lan, dahulu pernah aku mendengar nama besar Pendekar Rajawali Sakti yang kukagumi

Dia seorang pendekar yang te rkenal dan sungguh merupakan suatu keberuntungan bahwa kini isteri pendekar itu mau membantu kami

Kalau boleh kami ketahui, bagaimana semuda ini engkau sudah menjadi janda

Apa yang menyebabkan kematian suamimu?

Bi Lan tahu bahwa berhadapan dengan pangeran ini, tidak perlu menyembunyikan keadaan nya

Juga beberapa orang dayang itu merupakan orang-orang kepercayaan, maka tidak ada salahnya kalau mereka hadir pula dalam percakapan ini, walaupun kini mereka nampak tidak mendengarkan percakapan itu

Suami hamba meninggal dunia karena sakit tua

pangeran,

jawabnya singkat

Karena tidak betah lagi tinggal di rumah, hamba lalu mengajak Lan Lan untuk pergi mengembara.

Dan bagaimana dengan Siauw Can yang datang bersamamu di kota raja?

pangeran itu bertanya seperti sambil lalu, namun pandang matanya menyelidik

Diam-diam Bi Lan te rkejut dan semakin kagum

Pangeran ini tentu mempunyai banyak mata-mata yang te rsebar di seluruh kota raja, sehingga tidak aneh kalau dia sudah tahu pula tentang Siauw Can! Jantungnya berdebar

Tahu pulakah pangeran ini bahwa Siauw Can sesungguhnya adalah Can Hong San dan dahulu pernah membela Kerajaan Sui ketika digulingkan oleh pangeran ini dan pasukannya

Bagaimanapun juga, ia dan Siauw Can telah memperkenalkan diri sebagai saudara misan kepada Pangeran Tua Li Siu Ti, maka iapun harus tetap berpegang kepada pengakuan itu

Dia adalah kakak misan hamba pangeran

Diapun ingin mencari pekerjaan, dan kami mengadakan perjalanan bersama ke kota raja.

jawabnya singkat

Kini pandang mata pangeran itu semakin tajam penuh selidik sehingga kembali Bi Lan harus menundukkan mukanya

Bi Lan, apakah hanya itu hubunganmu dengan Siauw Can

Hanya saudara misan dan tidak ada hubungan lainnya?

Bi Lan tidak berani mengangkat mukanya, dan kedua pipinya te rasa panas

Terbayanglah peristiwa malam itu, di mana ulah Siauw Can menghapus semua perasaan suka dan kagumnya te rhadap pemuda itu

Ia tidak berbohong kalau sekarang, ia menggelengkan kepala dengan te gas dan mengangkat muka menentang tatapan mata pangeran itu dengan berani dan berkata, 

Kami hanya datang bersama ke kota raja

Selain hubungan misan, tidak ada hubungan apapun di antara kami

Kenapa paduka bertanya demikian, pangeran?

Aku ingin memperoleh kepastian tentang dirimu, Bi Lan

Aku merasa kagum dan juga kasihan kepadamu, Bi Lan

Engkau hidup sebagai seorang janda, dan harus menjaga seorang anak, dan engkau masih begini muda,.......

Bi Lan te rsenyum

Hampir lupa ia bahwa berhadapan dengan seorang pangeran, bahkan putra mahkota, calon kaisar, dan bahkan orang yang paling besar kekuasaannya di seluruh negeri, le bih besar dari pada kaisar sendiri

Ucapan pangeran itu demikian wajar dan biasa, seperti ucapan seorang laki-laki biasa saja

Ia menjadi semakin kagum

Maaf, pangeran, hamba yakin bahwa hamba le bih tua dari paduka

Usia hamba sudah duapuluh e mpat tahun........

Pangeran Li Si Bin te rtawa, bebas dan bergelak sehingga wajahnya yang tampan dan gagah itu nampak kekanak-kana kan

Ha-ha-ha, bagaimanapun juga, aku merasa jauh lebih tua darimu, Bi Lan..!

Mereka tidak bercakap-cakap lagi atau lebih te pat, pangeran itu tidak bicara lagi, maka Bi Lan juga tidak berani berkata apapun

Mereka melanjutkan makan minum sampai selesai dan wajah pangeran itu cerah berseri

Dia lalu bangkit berdiri

Aku harus mengadakan pemeriksaan sendiri dan melakukan pembersihan

Siapa tahu, di antara para pelayan dan pengawal di istana telah dikuasai pihak yang memusuhi kami.

Bi Lan bangkit dan memberi hormat sambil menghaturkan te rima kasih, berdiri menanti sampai sang pangeran meninggalkan ruangan makan itu sambil melemparkan senyum ramah kepadanya

Seorang pangeran yang gagah perkasa, tampan, agung dan sopan, pikir wanita itu, te rbuai lamunan muluk ketika ia meninggalkan is tana, kembali ke istana Pangeran Tua Li Siu Ti dengan sebuah kereta yang te lah dipersiapkan untuk keperluannya setiap hari

Begitu tiba di Istana Pangeran Tua, baru ia turun dari kereta, bukan hanya Lan Lan dalam pondongan pengasuh Cu-ma, akan te tapi juga nampak Siauw Can menyambutnya

Wajah pemuda itu nampak te gang dan ketika Bi Lan memondong pute rinya yang dengan  girang merangkulnya, Siauw Can bertanya, tidak memperdulikan ada Cu-ma di situ dan ada beberapa orang pengawal yang berjaga di depan Istana itu

Lan-moi, apakah yang te rjadi di istana! Engkau baru saja pulang dari sana, tentu mengetahui apa yang telah te rjadi!

Pemuda itu nampak tegang

Bi Lan mengerutkan alisnya dan memandang kepada pemuda yang pernah menggerakkan hatinya akan tetapi yang kini amat dicurigainya itu

Bagaimana engkau tahu bahwa ada terjadi sesuatu di istana?

Ia balas bertanya dan sinar matanya memandang penuh selidik

Melihat sinar mata Bi Lan, Siauw Can bersikap te nang

Aih, tentu saja aku tahu, Lan-moi

Baru saja Pangeran Tua dipanggil ke istana dengan pesan agar segera datang menghadap karena ada urusan yang teramat penting

Pangeran Tua sendiri yang berkata kepadaku bahwa panggilan itu tidak seperti biasanya, dan hal itu hanya berarti bahwa di istana telah terjadi sesuatu yang luar bias a

Nah, engkau baru saja datang dari istana, tentu mengetahui apa yang telah terjadi.

Kecurigaan hati Bi Lan menghilang

Kiranya Pangeran Li Siu Ti telah dipanggil ke istana, tentu ada hubungannya dengan keinginan Pangeran Mahkota untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan terhadap para pelayan dan pengawal, semua petugas di istana

Dan tidak aneh kalau Siauw Can menanyakan apa yang te lah terjadi di istana

Ia tidak ingin urusan itu didengar orang lain, maka sambil memondong Lan Lan, iapun berkata singkat, 

Kita bicara di dalam saja.

Setelah mereka berada di ruangan dalam, mereka disambut oleh Li Ai Yin yang juga segera mengajukan pertanyaan kepada Bi Lan, 

Enci Bi Lan, apakah yang telah terjadi di Istana?

Bi Lan menjatuhkan diri duduk di atas kursi dan merangkul pute rinya, lalu menarik napas panjang, 

Ada orang mencoba untuk meracuni Pangeran Mahkota.......

I hhh.......!.

Ai Yin menjerit, matanya terbelalak dan mukanya pucat

Betapa mengerikan

Dan bagaimana keadaan kakanda pangeran?

Dari sikap dan ucapan gadis bangsawan itu, Bi Lan tahu bahwa bagaimanapun juga, ada perasaan sayang di hati gadis itu terhadap kakak sepupunya

Jangan khawatir, nona

Beliau sehat-sehat saja karena arak beracun itu tidak sampai diminumnya.

Lan-moi, bagaimana terjadinya

Siapa yang hendak meracuni Pangeran Mahkota dan bagaimana pula caranya, bagaimana pula usaha pembunuhan keji itu dapat digagalkan?

tanya Siauw Can ingin tahu sekali

Benar, enci Bi Lan

Ceritakanlah, apa yang sesungguhnya te rjadi

Akupun ingin tahu sekali.

kata Ai Yin

Nanti kalau Pangeran Tua pulang, te ntu beliau dapat bercerita le bih jelas,

kata Bi Lan mengelak

Tidak, aku ingin mendengar dari sekarang, enci Bi Lan! Aku sudah tidak sabar menanti pulangnya ayah!

kata gadis bangsawan itu

Bi Lan te rpaksa

Bagaimanapun juga, Pangeran Tua te ntu akan mendengar segalanya dan kedua orang ini akan mendengarnya juga

Kalau ia bertahan dan tidak mau menceritakan, tentu menimbulkan dugaan yang bukan-bukan

Iapun menghela napas panjang

Siang tadi, ketika aku beristirahat dan berjalanjalan seorang diri di taman bunga is tana, aku melihat bayangan orang ke dapur is tana

Aku menjadi curiga dan membayangi

Dia seorang gendut yang berte mu dengan seorang thai-kam di dapur

Aku mendengar thai-kam itu menegur si gendut mengapa ia harus memberikan guci arak itu kepada Pangeran Mahkota

Si gendut lalu membunuh thai-kam itu

Tentu saja aku mengejarnya, dia lari ke dalam taman dan aku berhasil merobohkannya

Ketika aku hendak menangkapnya, dia menelan racun dan mati seketika

Aku mengkhawatirkan kesehatan Pangeran Mahkota, maka cepat aku memasuki ruangan makan

Ketika melihat pangeran hendak minum arak dari sebuah guci, aku te ringat akan ucapan thai-kam yang te rbunuh dan kusambit cawan di tangan pangeran itu dengan sumpit

Ketika diperiksa, arak itu memang beracun!

Ai Yin merangkul Bi Lan

Aih, engkau hebat, enci Bi Lan

Engkau pantas menjadi guruku

Wah, namamu te ntu akan tersohor di istana, aku ikut bangga karena engkau guruku

Dan telah menyelamatkan nyawa kakanda pangeran! Bukan main!

Gadis itu girang sekali

Karena ia dirangkul

Bi Lan te rhalang dan tidak melihat perubahan pada wajah Siauw Can

-ooo0dw0ooo- 

Hemm, bagaimanapun baiknya siasat itu, te rnyata telah gagal dan bagaimana kalau thai-kam dan bekas thai-kam itu dapat te rtangkap hiduphiup

Tak dapat aku membayangkan akibatnya

Kalian berdua harus bekerja lebih baik dan hatihati!

Pangeran Tua Li Siu Ti mengomel panjangpendek di dalam kamar perte muan yang te rtutup rapat itu

Mereka bertiga, Pangeran Tua Li Siu Ti, Poa Kiu, dan Siauw Can, membicarakan te ntang usaha pembunuhan terhadap Pangeran Li Si Bin yang gagal

Usaha pembunuhan itu memang hasil siasat Poa Kiu dan Siauw Can

Siauw Can mengepal tinju

Pangeran, kalau tidak karena ulah Bi Lan, kalau tidak kebetulan Bi Lan berada di sana, tentu sekarang ini Pangeran Mahkota telah tewas.!

Bagaimana juga, harap paduka tidak menjadi khawatir

Hamba telah berlaku amat hati-hati

Andaikata bekas thai-kam itu tertangkap hiduphiduppun, dia tidak akan tahu siapa yang memberi banyak uang emas kepadanya dan yang menyurur dia menyelundupkan arak beracun ke is tana

Juga, dia telah kami ancam tanpa dia mengenal kami, bahwa kalau dia tertawan, dia harus membunuh diri dengan racun

Kalau tidak, maka seluruh keluarganya di dusun akan kami bunuh

Dan te rnyata ancaman itu cukup ampuh

Buktinya, dia memilih membunuh diri dari pada tertawan, sedangkan keluarganya di dusun dapat menikmati hidup berkecupan dengan upah yang te lah kami berikan kepadanya.

Sang pangeran mengangguk-angguk dan wajahnya yang tadinya diliputi kegelisanan kini menjadi terang kembali, sikapnya menjadi te nang, lalu dia duduk berhadapan dengan dua orang kepercayaannya

Lalu, apa yang dapat kita lakukan selanjutnya?

Harap paduka jangan tergesa-gesa

Kegagalan itu membuat Pangeran Mahkota menjadi waspada

Bahkan kabarnya para petugas di is tana akan dipilih dengan seksama dan penjagaan diperketat

Tidak mungkinlah dalam waktu dekat ini menyelundupkan orang ke dalam is tana

Kita harus nanti saat yang te pat dan kesempatan yang baik, pangeran.

Hemm, engkau memang benar, Poa Kiu

Aku sebagai penasihat kaisar, tadi juga menasehati agar para petugas diganti dan dilakukan pemilihan yang cermat

Hal itu untuk menjauhkan diriku dari persangkaan

Akupun menasehatkan kepada kaisar agar mayat kedua orang itu digantung di pintu gerbang agar semua rakyat melihatnya dan agar tidak ada yang berani lagi melakukan percobaan pembunuhan di is tana

Akan tetapi, sampai kapan kita harus menanti kesempatan?

Pangeran, usaha membunuh Pangeran Mahkota, untuk sementara ini harus ditangguhkan

Hal ini selain amat sukar, juga amat berbahaya bagi selamatan paduka sendiri

Kita harus mencari cara lain yang lebih halus.

Cara lain yang bagaimana?

tanya Pangeran Tua tak sabar

Misalnya, dengan usaha agar Pangeran Mahkota mendapat nama buruk dan dikecam rakyat sebagai seorang pemuda yang tidak pantas kelak menggantikan ayahnya menjadi kaisar

Menonjolkan bahwa dia hanyalah keturunan darah Turki, dan kalau mungkin, kita usahakan agar Permaisuri bentrok dengan Pangeran Mahkota, atau setidaknya ada te rjadi pertentangan di antara mereka......

Pangeran Tua mengangguk-angguk

Sias at ini baik sekali dan perlahan-lahan boleh kau cari jalannya untuk melaksanakannya

Akan te tapi aku sendiri sama sekali tidak boleh tersangkut, karena aku adalah penasihat kaisar, bahkan kalau perlu, andaikata sampai terjadi kebocoran, aku tidak segan-segan untuk menasehatkan menghukum mereka yang mengacau di istana! Nah, engkau harus berhati-hati sekali, Poa Kiu

Jangan sampai rahasiamu terbongkar dan te rpaksa aku harus menasehatkan kaisar agar menjatuhkan hukuman seberatnya kepadamu dan keluargamu!

Poa Kiu bergidik

Hamba mengerti, Pangeran

Yang pertama adalah keselamatan paduka tidak te rsangkut, dan ke dua barulah berhasilnya siasat itu.

Bagus kalau engkau sudah mengerti

Engkau boleh bekerja sama dengan Siauw Can

Dan   bagaimana dengan engkau sendiri, Siauw Can

Apakah kau memiliki siasat lain, kecuali yang sudah dikemukakan Poa Kiu?

Hamba masih mempunyai satu harapan untuk melenyapkan Pangeran Mahkota, pangeran...

Hushhhhh! Engkau akan memancing bahaya bagi kita

Tadi sudah dibicarakan bahwa untuk sementara waktu ini, tidak mungkin sias at itu dilaksanakan

Siapa yang akan mampu menembus benteng pertahanan para pengawal di istana?

Hamba sendiri tidak dapat, akan te tapi ada orang yang dapat, pangeran.

Siapakah dia?

I a adalah adik misan hamba sendiri, Bi Lan.

Sepasang mata yang cerdik dan licik dari Pangeran Tua Li Siu Ti nampak berseri

Seketika iapun dapat melihat kemungkinan itu

Ah, engkau benar.! Setiap hari Bi Lan memasuki is tana, tentu saja ia tidak dicurigai, apa lagi baru saja ia yang menyelamatkan nyawa Pangeran Mahkota

Akan tetapi apakah ia mau membantu?

Pangeran Tua mengerutkan alisnya, ragu-ragu karena dia sudah melihat sikap Bi Lan

Wanita itu keras hati dan agaknya sukar ditundukkan

Kita harus bekerja dengan tenang dan hati-hati, pangeran

Memang adik misan hamba itu keras kepala dan keras hati

Akan tetapi hamba akan membujuknya perlahan-lahan agar ia mau membantu.

Biarpun mulutnya berkata demikian, di dalam, hatinya Siauw Can yakin benar bahwa Bi Lan tidak mungkin mau kalau disuruh mencelakai Putera Mahkota, apa lagi membunuhnya

Kalau dia berani berjanji Kepada Pangeran Tua Li Siu Ti, itu adalah karena dia hendak mempergunakan cara lain untuk memaksa Bi Lan suka bekerja sama.! Ada Poa Kiu yang dapat membantunya

Dengan kerja sama yang baik, te ntu mereka berdua akan mampu menundukkan Bi Lan dan kalau wanita itu sudah mau bekerja sama, membinasakan pangeran Li Si Bin bukan merupakan hal yang mustahil lagi

o-ooo0dw0ooo-o 'Terlalu! Sungguh keterlaluan sekali! Orangorang Turki mencoreng muka kita dengan kotoran, mencemarkan kehormatan keluarga dan menghina kita dan paduka membiarkan begitu saja

Apakah Baducin dan anak buahnya yang biadab itu tidak akan mente rtawakan paduka

Selir paduka di culik, diperkosa dan dibunuh, dan paduka hanya diam mengelus dada saja! Apakah karena permaisuri muda orang Turki, lalu paduka membiarkan saja keluarga kita diinjak-injak kehormatannya?

Permaisuri itu berkata dengan nada suara yang penas aran dan kesedihan, sambil menggunakan sapu tangan menghapus air mata yang jatuh berderai.! Kaisar Tang Kao Cu duduk dengan wajah muram, alisnya berkerut dan berulang kali dia menghela napas panjang

Tenanglah dan jangan menuruti perasaan saja

Bukankah Gala Sing, pute ra Raja Muda Baducin yang berdosa itu telah menerima hukumannya dan te was?

Apakah cukup dengan itu

Tentu orang-orang Turki itu akan berpendapat bahwa semua wanita dalam istana ini boleh saja diganggu dan dihina, kalau te rtangkap mungkin dibunuh, akan te tapi kalau tidak

Mereka semua akan menertawakan keluarga istana!

kata pula sang permaisuri dengan marah

Kaisar Tang Kao Cu kehilangan kesabarannya dan memandang kepada permaisurinya dan bertanya kaku, 

Habis, kalau menurut pendapatmu, kita harus berbuat apa te rhadap mereka?

Me reka adalah orang-orang biadab, orang-orang asing yang sepantasnya diusir semua dari negara kita

Perintahkan mereka pulang ke negara mereka sendiri dan jangan lagi memperbolehkan mereka berada di kota raja!

Akan te tapi, hal itu tidak mungkin!

Engkau tahu bahwa Pangeran Mahkota Li Si Bin amat membutuhkan bantuan mereka untuk menundukkan para pemberontak yang masih mengacau di sana sini

Dan engkau te ntu tahu pula bahwa merekalah yang membantu kita menggulingkan Kerajaan Sui

Li Si Bin sendiri yang minta kepada kami untuk le bih mementingkan urusan negara daripada urusan pribadi.Dan di antara kami dan Raja Muda Baducin te lah berdamai, saling memaafkan.

Paduka telah dipengaruhi orang-orang Turki.! Aihh, nasib kami sungguh celaka, dapat dihina oleh orang-orang biadab tanpa kami dapat berdaya sama sekali.

Permais uri menangis

Kaisar Tang Kao Cu menjadi je ngkel dan dia meninggalkan permaisurinya

Dia tahu bahwa permaisurinya itu bagaimanapun juga adalah seorang wanita yang tidak lepas dari pengaruh cemburu

Karena permaisuri tidak mempunyai pute ra, dan dia mengangkat ibu Li Si Bin, seorang wanita Turki, sebagai permaisuri muda, bahkan sebagai ibu kandung pute ra mahkota, maka te ntu saja permais uri merasa tersisihkan dan merasa diancam kedudukann ya

Dia sendiri tadinya memang marah bukan main kepada Raja Muda Baducin, pemimpin orang-orang Turki karena selirnya diculik, diperkosa dan sampai membunuh diri, oleh putera Baducin

Akan te tapi, pute ranya, Pangeran Li Si Bin membujuknya dan menyadarkannya

Dan biarpun dia seorang ayah, biar dia yang menjadi kaisar, namun dia tahu bahwa dia tidak mungkin dapat membantah pute ranya itu

Puteranya yang menjadi panglima besar, pute ranya yang berhasil memimpin pasukan menggulingkan kerajaan Sui, bahkan pute ranya yang mengangkat dia menjadi kaisar.! Sejak percakapan itu terjadi, permaisuri mulai diracuni dendam kebencian te rhadap Pangeran Mahkota Li Si Bin, anak tirinya yang dianggapnya keturunan bangsa biadab! Dan dengan sendirinya iapun menerima dengan hati terhibur ketika adik suaminya

Pangeran Li Siu Ti, mendekatinya

Pangeran Li Siu Ti adalah adik kaisar, dan karena keduanya sama-sama tidak suka kepada Pangeran Mahkota yang berdarah Turki itu tentu saja mereka merasa saling cocok dan hal ini memudahkan Pangeran Li Siu Ti untuk menyelundupkan seorang thai-kam baru sebagai pelayan di istana bagian pute ri, tentu saja mereka dengan bantuan Permaisuri yang tidak tahu bahwa thai-kam baru yang diusulkan Pangeran Li Siu Ti itu bertugas sebagai mata-mata di dalam istana.! Bukan itu saja usaha yang dilakukan oleh Pangeran Li Siu Ti yang menugaskan Poa Kiu dan Siauw Can untuk mengatur segala macam siasat demi tercapainya tujuannya, yaitu merusak nama baik Pangeran Mahkota atau kalau mungkin membunuhnya,agar kelak mahkota dapat te rjatuh ke tangan Pangeran Li Siu Ti.! Seperti juga keadaan hati akal pikiran setiap orang di dunia ini, juga Pangeran Li Siu Ti, Poa Kiu maupun Siauw Can, sama sekali tidak merasa bahwa mereka telah melakukan perbuatan yang tidak baik

Setiap manusia akan selalu membenarkan tindakan mereka, selama tindakan itu bertujuan baik bagi diri sendiri

Hati dan akal pikiran yang sudah bergelimang nafsu selalu mementingkan pamrih dalam setiap perbuatan, pamrih untuk keuntungan dan kesenangan diri sendiri, dan setiap kali hati nurani mencela dan menegur perbuatan itu, maka hati dan akal pikiran akan menjadi pembela yang gigih dan cerdik, selalu akan mencari alasan-alasan kuat untuk membenarkan tindakan mereka

Pangeran Li Siu Ti tidak pernah merasa bahwa perbuatannya itu didorong oleh iri dan keinginan untuk berkuasa, melainkan menganggap sebagai perbuatan yang baik karena dia menganggap bahwa Li Si Bin tidak pantas menjadi calon kaisar

Seorang berdarah Turki tidak patut menjadi kaisar dan dialah yang lebih berhak dan le bih pantas

Poa Kiu juga menganggap semua tindakannya benar karena hal itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang pembantu yang setia

Juga Siauw Can menganggap dirinya benar karena dia ingin memperoleh kedudukan yang baik dan wajarlah kalau dia membantu Pangeran Li Siu Ti yang dianggapnya akan dapat menariknya ke tingkat yang tinggi

Hanya ada sebuah hal yang selalu meresahkan hati Siauw Can, yaitu mengenal Kwa Bi Lan

Diamdiam dia harus mengakui bahwa dia te lah jatuh cinta kepada Bi Lan

Kalau malam itu dia berusaha menggauli Bi Lan, bukan semata-mata karena ia tidak mampu mengendalikan nafsu berahinya

Sama sekali bukan

Dia mencinta Bi Lan dan ingin memperisteri wanita itu

Akan tetapi, kemudian setelah dia melihat Ai Yin, akal pikirannya bekerja dan dia melihat betapa cita-citanya akan dapat te rcapai kalau dia dapat memperisteri Ai Yin! Dia akan menjadi mantu Pangeran Tua yang kelak mungkin akan menjadi kaisar! Dia ingin memperisteri Ai Yin karena ingin memperoleh kedudukan tinggi, berbeda dengan keinginannya memperisteri Bi Lan karena memang mencinta janda itu

Maka, diapun ingin menjadi suami Ai Yin akan te tapi tidak ingin kehilangan Bi Lan, dan dia berusaha menggauli janda itu karena sekali janda   itu telah menyerahkan diri kepadanya, te ntu takkan dapat terlepas lagi dan dia akan mengambil Bi Lan sebagai is teri ke dua! Akan tetapi, Bi Lan menolak, bahkan marah-marah dan sejak itu, sikap Bi Lan dingin te rhadapnya

Ini yang amat meresahkan hati Siauw Can

Sekarang, sesuai dengan rencana yang diatur bersama Poa Kiu, bukan hanya cinta yang mendorong Siauw Can untuk memiliki Bi Lan, melainkan juga untuk dapat memperalat janda itu yang kini mendapatkan kepercayaan dari Pangeran Li Si Bin dan setiap hari memasuki istana kaisar

Siauw Can mulai mendekati Bi Lan dan dengan wajah penuh penyesalan, dengan suara menggetar sedih dia membujuk Bi Lan pada suatu sore, ketika mendapatkan kesempatan bicara empat mata dengan janda muda itu

Lan-moi, kenapa engkau masih nampak marah kepadaku

Sudah berkali-kali aku minta maaf kepadamu

Lan-moi, aku memang bersalah malam itu

Akan te tapi ketahuilah bahwa aku cinta padamu, aku rindu padamu dan malam itu aku tidak dapat menahan diri sehingga melakukan hal yang tidak se patutnya kulakukan

Aku minta maaf, Lan-moi.

Bi Lan menarik napas panjang

Sebetulnya, ia pernah tertarik kepada pemuda ini dan betapa akan mudahn ya membalas cintanya

Akan te tapi, peristiwa malam itu sungguh telah menyapu bersih semua perasaannya terhadap Siauw Can! Biarpun demikian, ia tidak dapat merasa benci kepada pemuda ini, karena iapun dapat memakluminya sekarang

Ia te ringat akan semua kebaikan Siauw Can, teringat betapa pemuda itulah yang mengajaknya ke kota raja sehingga kini ia mendapatkan pekerjaan yang baik dan terhormat

Semua penghuni istana kaisar bahkan menghormatinya karena ia telah menjadi orang kepercayaan Pangeran Mahkota

Semua itu dapat te rjadi karena Siauw Can yang mengajaknya ke kota raja

Kalau ia tidak bertemu dengan pemuda itu, entah bagaimana keadaannya sekarang

Can-toako, aku sudah melupakan peristiwa itu

Aku memaafkanmu, akan te tapi kuminta mulai saat ini, engkau jangan lagi bicara tentang cinta padaku

Aku hanya akan menjadi muak dan te ringat akan peristiwa itu lagi saja

Kita hanya sahabat, toako, dan untuk membalas semua kebaikanmu, aku berjanji tidak akan membuka rahasia dirimu kepada siapapun juga.

Hanya itulah yang dapat dihasilkan Siauw Can biarpun dia sudah mencoba untuk bersikap manis, le mbut, merendah bahkan merengek terhadap Bi Lan

Agaknya janda itu sudah menutup pintu hatinya terhadap cintanya! Sikap Bi Lan ini, selain mengecewakan hati Siauw Can karena cintanya ditolak, juga membuat dia bingung

Dia harus dapat memperalat Bi Lan demi membuat jasa besar kepada Pangeran Tua

Diapun merundingkan hal ini dengan Poa Kiu, mengatur siasat

Siauw Can juga tak pernah lalai memperhatikan Ai Yin

Sejak semula dia sudah berusaha mendekati gadis bangsawan itu dan dia mengerahkan segala daya untuk menaklukkan hati gadis itu

Dia memang tampan, lincah dan pandai bicara

Apalagi karena dia mendapatkan kesempatan

Ai Yin bukan hanya belajar ilmu silat dari Bi Lan, akan tetapi juga seringkali meminta petunjuk darinya dan setiap kali Bi Lan pergi ke istana untuk melatih para dayang is tana, Siauw Can selalu mempergunakan kesempatan ini untuk memberi petunjuk kepada Ai Yin

Dengan sendirinya, pergaulan mereka menjadi akrab dan gadis bangsawan yang kurang pengalaman itu, yang memiliki pembawaan manja dan genit, tentu saja mudah runtuh ole h seorang pria yang berpengalaman seperti Siauw Can

Pemuda ini bukan saja mempergunakan ketampanan dan kegagahannya untuk menarik perhatian, bahkan dia mempergunakan kekuatan sihirnya yang pernah dia pelajari dari mendiang ayahnya

Terhadap seorang yang memiliki tenaga sakti sekuat Bi Lan, kekuatan sihirnya itu tidak akan bermanfaat

Akan te tapi terhadap Ai Yin, gunaguna sihir yang dipergunakan Siauw Can te ntu saja amat ampuh! Siauw Can bersikap hati-hati dan le mbut, tidak mau mempergunakan kekerasan, tidak mau te rse ret oleh nafsunya sendiri yang bahkan mungkin dapat menggagalkan usahanya

Dia harus dapat memikat Ai Yin dan mendapatkan gadis itu sebagai isterinya secara te rhormat, dapat diterima dengan baik oleh gadis itu dan keluarganya

Maka diapun berperan sebagai seorang pemuda yang sungguh jatuh cinta, yang sopan dan menghormati gadis yang dicintanya! Ketika dia pada suatu pagi, setelah memberi petunjuk ilmu silat kepada Ai Yin, melihat kesempatan baik, diapun mendekati Ai Yin yang duduk di atas bangku dalam ruangan berlatih silat itu

Gadis itu tampak segar, kedua pipinya kemerahan, napasnya agak terengah, dahi dan le hernya basah oleh keringat setelah tadi berlatih silat dan menggunakan te naga

Ia tersenyum, cerah dan menyusut keringat dengan saputangan sambil memandang kepada Siauw Can dengan wajah berseri

Bagaimana pendapatmu, toako

Sudah majukah gerakanku?

Ai Yin memanggil pemuda itu toako (kakak) menirukan Bi Lan

Dia tidak senang kalau disebut taihiap (pendekar besar), maka Ai Yin menyebutnya toako yang menyenangkan kedua pihak

Baik sekali, nona

Engkau memang berbakat, gerakanmu cukup cekatan, cukup kuat, cepat dan indah

Bahkan gerakanmu le bih indah dibandingkan gerakan Lan-moi.

Ai Yin tertawa dan ketika mulutnya terbuka, nampak rongga mulut yang merah dan deretan gigi yang putih dan rapi

Hi-hik

engkau memuji te rlalu tinggi, toako

Mana mungkin gerakanku le bih indah dibandingkan gerakan enci Lan

Engkau merayu, ya?

Siauw Can te rsenyum, akan te tapi lalu berkata dengan serius

Sungguh mati, aku berani bersumpah, nona

Aku tidak merayu, dan bukan memuji kosong, hanya berkata sesungguhnya

Tentu saja engkau tidak dapat menyamai kelihaian Lan-moi, akan te tapi dalam keindahan gerakan, nona jauh lebih hebat

Kalau nona bermain silat, gerakanmu seperti seorang bidadari sedang menari, gerakan kaki tangan dan badanmu..........

Wanita mana di dunia ini yang hatinya tidak runtuh menghadapi pujian, apa lagi kalau pujian itu keluar dari mulut seorang pria muda tampan

Bahkan andaikata ia tahu bahwa pujian itu hanya rayuan gombal sekalipun, hati wanita itu akan berkembang dan penuh rasa senang dan bangga.! Agaknya memang sudah pembawaan alam, berlaku untuk mahluk apapun juga, betina selalu suka sekali dipuji dan pria selalu suka sekali memuji.! Percaya atau tidak bahwa pujian Siauw Can itu benar, tetap saja hati Ai Yin menjadi senang bukan main dan tawanya lepas dan gembira

Jangan bohong kau, Can-toako! Enci Lan seringkali menegurku, mengatakan bahwa yang membuat gerakanku kaku adalah badanku, ehh......pinggulku, katanya te rlalu menonjol ke belakang!

Siauw Can membelalakkan matanya dan berkata dengan nada penuh penasaran, 

Ah, Lan-moi te rlalu kejam untuk mencelamu

Hem, menurut penglihatankku, justeru pinggulmu amat indah bentuknya dan membuat gerakanmu nampak serasi dan menawan!

Kembali Ai Yin te rsenyum, akan te tapi sekali ini ia mengerling genit dan kedua pipinya agak kemerahan

Siauw Can yang sudah berpengalaman dapat melihat bahwa gadis itu sudah mulai te rpikat

Dia mengenal batas dan tidak melanjutkan rayuannya karena hal itu akan menimbulkan kecurigaan

Dia bersikap biasa kembali dan dengan sopan dia mulai pula memberi petunjuk-petunjuk sehingga gadis itu kehilangan rasa canggungnya

Akan te tapi diam-diam benih yang ditanam Siauw Can mulai tumbuh, dan sepasang mata yang manja itu mulai memandang Siauw Can bukan hanya karena kagum akan kepandaiannya, akan tetapi juga dengan perhatian yang lain, perhatian seorang gadis remaja yang mulai tertarik kepada seorang pria yang menyenangkan hatinya, yang pandai mengelus perasaannya

Jerat mulai dipasang untuk menangkap kelinci muda yang belum berpengalaman itu, perangkap mulai dipasang   te rhadap burung yang baru belajar terbang

Sikap Siauw Can yang mulai berubah, rayuanrayuan maut berupa pujian-pujian dengan suara le mbut, pandang mata yang je las membayangkan berahi, senyum-senyum penuh pikatan, membuat Ai Yin maklum bahwa pemuda yang selama ini dianggapnya sebagai seorang pendekar yang membantu ayahnya itu cinta kepadanya! Hal ini merupakan pengalaman baru bagi gadis bangsawan ini, membuat ia kadang suka melamun dalam kamarnya

Ia mulai gelisah dan akhirnya, pada suatu kesempatan ia berdua saja dengan Bi Lan, ia mengaku te rus terang kepada pendekar wanita yang menjadi sahabat dan gurunya itu.! 

Enci Bi Lan, aku ingin membicarakan sesuatu, akan te tapi engkau harus berjanji dulu padaku bahwa engkau akan merahasiakan semuanya ini dan juga bahwa engkau tidak akan merasa te rsinggung.!

Bi Lan memandang gadis itu dengan sinar mata penuh selidik

Ia mengenal Ai Yin sebagai seorang dara remaja yang cantik, genit dan manja

Akan tetapi yang memiliki dasar watak yang baik, yang akrab pula dengan saudara sepupunya, yaitu Pangeran Mahkota Li Si Bin

Iapun merasa sayang kepada Ai Yin, sungguhpun ia tahu bahwa gadis itu sebagai murid tidaklah memuaskan karena tidak memiliki bakat ilmu silat

Baik, nona, aku berjanji tidak akan merasa te rsinggung dan akan merahasiakan apa yang akan kaubicarakan,

jawabnya sambil tersenyum, merasa seperti menghadapi seorang anak-anak yang manja

Setelah bersangsi sebentar, dengan kedua pipi berubah merah, Ai Yin lalu bertata

Enci Lan, kakak mis anmu itu.....

Diam-diam Bi Lan te rkejut

Ada apa dengan Siauw Can

Jantungnya berdebar

Jangan-jangan pemuda itu mengulang lagi perbuatannya seperti yang pernah dilakukan kepadanya pada malam itu, dan kini yang didekatinya adalah gadis bangsawan ini

Can-toako

Kenapa dengan dia?

tanyanya cepat

Melihat Bi Lan terkejut

Ai Yin tersenyum dan menggeleng kepala

Tidak apa-apa

enci

Hanya dia.......dia agaknya jatuh cinta padaku..

Dara itu menundukkan mukanya dengan malumalu dan Bi Lan te rbelalak

Hemm, kiranya Siauw Can kini mengalihkan perhatian dan perasaannya kepada gadis bangsawan yang usianya baru tujuhbelas tahun ini.! Akan te tapi, agaknya Ai Yin juga dapat menerima perasaan pemuda itu

Kalau tidak demikian, tentu akan berbeda sikapnya

Tentu dara itu akan marah-marah, tidak bersikap malumalu seperti ini

Sikap malu-malu menghadapi pernyataan cinta seorang pria sama artinya dengan menyambut pernyataan itu dengan senang hati

Dara ini telah terpikat dan jatuh hati pula kepada Siauw Can! Akan tetapi, apa salahnya

Siauw Can adalah seorang pemuda yang baik

Tampan dan gagah, dan menjadi orang kepercayaan Pangeran Tua, ayah gadis ini

Ia tidak melihat suatu cacat pada diri Siauw Can, kecuali peristiwa malam itu yang telah dapat ia maklumi

Siocia (nona), dia tidak melakukan sesuatu yang tidak semestinya kepadamu, bukan?

Bi Lan memancing dan gadis itu cepat menggeleng kepala dan mengangkat muka memandangnya

Tidak, dia amat baik kepadaku, enci.

Hemm, kalau begitu.......kenapa kauceritakan hal ini kepadaku?

Wajah Ai Yin menjadi semakin merah

Aku..

.aku bingung, enci, aku........aku takut karena belum pernah aku merasakan seperti ini

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana pendapatmu te ntang pemuda yang menjadi kakak misanmu itu?

Bi Lan te rharu

Sukar baginya membayangkan bagaimana akan rasanya andaikata pernyataan dan pertanyaan Ai Yin itu diajukan kepadanya sebelum terjadi peristiwa malam itu.! Ia sendiri tadinya menyukai Siauw Can

Akan te tapi sekarang, yang ada dalam hatinya hanya perasaan haru

Dara bangsawan itu demikian percaya kepadanya sehingga menanyakan urusan yang demikian pribadi kepadanya

Bi Lan menegang tangan Ai Yin dan dengan suara gemetar karena haru iapun berkata, 

Nona, sepanjang yang kuketahui, Can-toako adalah seorang laki-laki yang gagah perkasa dan berjiwa pendekar

Bagiku dia cukup gagah dan baik

Tentu saja aku tidak mengenalnya lebih dalam karena kamipun baru berte mu beberapa bulan yang lalu

Nona, apakah.........engkau juga cinta padanya?

Kembali Ai Yin menanduk, ia memang genit dan manja, juga lincah, akan te tapi sekali ini dalam urusan cinta, ia berubah menjadi pemalu! Ia menggeleng kepala

Aku tidak tahu, enci

Aku memang kagum padanya, dan suka padanya, dan segala hal pada dirinya menarik hatiku, membuat aku selalu ingat dan kadang tak dapat tidur.......

Bi Lan te rsenyum

Itu tandanya cinta, walaupun mungkin cinta remaja! 

Nona, apakah engkau mengharapkan nas ihat dariku?

Ai Yin mengangkat muka dan memandang Bi Lan dengan mata penuh harap

Benar sekali, enci Lan

Aku sedang bingung dan ragu, bagaimana baiknya menghadapi urusan ini?

Pernahkah dia secara terang-terangan menyatakan bahwa dia cinta padamu, nona?

Terang-terangan memang belum, akan te tapi gerak-geriknya, sinar matanya, suaranya, pujianpujiannya, semua itu sudah jelas

Agaknya diapun merasa ragu dan bimbang, takut untuk mengatakannya.

Hem, kalau begitu, kautunggu saja sampai ia berkata terus terang, nona

Dia seorang gagah, kurasa dia akan berani berte rus terang kalau memang dia cinta padamu

Dan kalau dia sudah menyatakan cintanya, jawablah saja bahwa kalau benar dia mencintamu, dia harus berani melamarmu kepada orang tuamu.

Aih, mana dia berani, enci?

Biar itu menjadi ujian baginya, nona

Kalau memang dia mencintamu, kenapa tidak berani! Jangankan hanya melamar kepada orang tuamu, kalau dia benar mencinta, biar menyeberangi lautan api umpamanya, te ntu akan dia lakukan

Bukankah begitu?

Wajah gadis itu berseri-seri

Betapa senangnya kalau mempunyai seorang calon suami yang demikian besar cintanya sampai mau menyeberangi lautan api! Setelah bicara dengan Bi Lan, makin besar rasa hati Ai Yin dan diapun kini tidak ragu-ragu lagi, sudah bertekad untuk menerima cinta kasih pemuda itu

Kalau saja Bi Lan tahu! Kalau saja ia mengenal siapa sebenarnya Siauw Can atau Can Hong San

Tentu ia akan dengan te gas mencegah puteri bangsawan itu te rgelincir dan te rjebak ke dalam perangkap! -ooo0dw0ooo- Beberapa bulan kemudian

Seperti yang dinasehatkan Bi Lan, ketika pada suatu hari Siauw Can memberanikan diri mengaku cintanya kepada Ai Yin, gadis bangsawan itu menjawab bahwa untuk membuktikan cintanya, Siauw Can harus melamarnya pada ayahnya! Siauw Can terbelalak mendengar ini dan dia nampak gelis ah

Akan tetapi, bagaimana mungkin itu, nona

Bagaimana aku akan berani melamarmu

Ayahmu adalah Pangeran Tua, majikanku, dan aku sendiri sebatangkara, tiada orang tua lagi

Aku tidak mempunyai wakil dan.........

 

Cukup alas an itu, toako!

Li Ai Yin memotong marah

Kau bilang bahwa engkau mencintaku

Akan te tapi baru kusuruh mengajukan pinangan saja engkau tidak berani! Bagaimana aku dapat mempercayaimu?

kata Ai Yin yang segera pergi meninggalkan pemuda itu

Siauw Can te rmenung dan menjadi serba salah

Tadinya dia ingin memikat dulu gadis bangsawan itu sampai menjadi kekasihnya, baru perlahahanlahan mengatur perjodohan

Siapa kira, gadis ini langsung saja minta dibuktikan cintanya dengan mengajukan lamaran! Sekarang menjadi serba salah

Tidak memenuhi permintaan Ai Yin tentu gadis itu akan marah dan menganggap cintanya hanya pura-pura

Memenuhi permintaan, dia merasa takut! Karena bingung, diapun lari menjumpai Poa Kiu dan minta nasihat rekan yang le bih tua itu

Mendengar kete rangan Siauw Can, Poa Kiu yang kurus bongkok mengelus je nggotnya dan mengangguk-angguk

Hemm, jadi nona Ai Yin jatuh cinta padamu dan minta agar ia dilamar

Betapa baik nasibmu, Siauw Can

Baiklah, aku akan menjadi walimu dan akan kuajukan lamaran kepada Pangeran

Mudah-mudahan saja beliau dapat menerima pinanganmu.

Akan tetapi kuharap paman berhati-hati, jangan sampai beliau marah kepada kita......

kata Siauw Can dengan lega walaupun kekhawatirannya masih membuatnya gelisah

De mikianlah, dengan hati-hati Poa Kiu menghadap Pangeran Li Siu Ti dan melaporkan te ntang hubungan asmara antara Siauw Can dan Ai Yin, dan tentang keinginan hati Siauw Can untuk mengajukan pinangan, akan tetapi pemuda itu takut-takut

Pangeran Tua Li Siu Ti tidak marah

Dia memang suka kepada pemuda itu, akan te tapi menerima seorang pemuda biasa sebagai mantu merupakan hal yang harus diimbali dengan jas a yang besar di pihak Siauw Can

Maka, diapun mengajukan syarat, bahwa apabila Siauw Can   berhasil membunuh atau setidaknya melukai Pangeran Mahkota Li Si Bin, barulah dia akan menerima pinangan pemuda itu

Mendengar ini, Siauw Can segera mencari akal dan mengatur siasat, dibantu oleh Poa Kiu yang mengharapkan bahwa apabila kelak Siauw Can menjadi mantu Pangeran Li Siu Ti, tentu pemuda itu tidak akan melupakan jas anya dan diapun akan ikut te rangkat naik derajat dan kedudukann ya

Bi Lan sama sekali tidak tahu akan persekutuan yang dikepalai Pangeran Tua Li Siu Ti

Baginya, pangeran itu adalah adik kaisar yang berkedudukan tinggi karena menjadi penas ihat kaisar

Sama sekali ia tidak pernah bermimpi bahwa pangeran itu mempunyai cita-cita untuk kelak menjadi kaisar dan untuk cita-cita ini, dia sanggup melakukan apa saja

Apa lagi karena hubungannya dengan Ai Yin amat akrabnya, sedangkan gadis bangsawan itu biarpun genit dan manja, dinilainya seorang yang berbudi baik, bahkan amat sayang dan hormat kepada Pangeran Mahkota

Ia tidak tahu betapa cita-cita Pangeran Tua Li Siu Ti itu bahkan mengancam dirinya, karena ia dekat dengan Pangeran Li Si Bin dan dapat keluar masuk is tana setiap hari tanpa dicurigai dan dengan bebas pula

Pada suatu hari, ketika seperti biasa ia berada di istana untuk melaksanakan tugasnya melatih silat kepada para dayang, seorang pengawal memberi tahu kepadanya bahwa ada dua orang perajurit pengawal dari istana Pangeran Tua datang minta berte mu dengannya untuk menyampaikan berita yang amat penting

Tentu saja Bi Lan menjadi heran mendengar ini

akan tetapi ia cepat keluar untuk menemui dua orang perajurit itu

Mereka nampak gugup dan ketakutan, dan begitu bertemu dengan Bi Lan, seorang di antara mereka berkata dengan cemas

Celaka, Kwa-lihiap! Nona kecil Lan Lan telah hilang.........!

Sepasang mata itu terbelalak

Apa

Bukankah ia diasuh oleh Cu-ma?

Kami dapatkan Cu-ma duduk di bangku taman dalam keadaan tak sadar, dan nona kecil tidak ada

Sudah kami cari kemana-mana tidak berhasil.

Mendengar ini, tanpa banyak cakap lagi Bi Lan segera berlari meninggalkan pintu gerbang is tana, membuat para penjaga di pintu gerbang te rheranheran dan te ntu saja mereka segera bertanya kepada dua orang perajurit yang datang dari istana Pangeran Tua itu

Dua orang perajurit inipun menceritakan tentang hilangnya Lan Lan, pute ri Kwa Bi Lan

Segera tersebarlah berita itu dari mulut ke mulut dan sebentar saja berita itu sampai ke telinga Pangeran Mahkota Li Si Bin

Pangeran yang menaruh perhatian kepada Bi Lan ini merasa khawatir dan diapun segera bergegas pergi berkunjung ke istana Pangeran Tua

Sementara itu, bagaikan terbang cepatnya, tanpa memperdulikan orang-orang yang dijumpai dalam perjalanan, yang memandang dengan heran dan kaget ketika mereka melihat bayangan berkelebat saking cepatnya dan tak lama kemudian ia sudah tiba di istana Pangeran Tua

Ia disambut oleh para penjaga dan pelayan, dan segera ia diantar ke kamar Cu-ma, wanita pengasuh yang biasanya mengasuh Lan Lan setiap kali ia pergi ke istana kaisar

Mereka telah mengangkat tubuh Cu dan membaringkannya ke dalam kamar pelayan itu sendiri

Bi lan segera memeriksa dan melihat Cuma berada dalam keadaan tidak dapat bergerak dan tak dapat berbicara

Ia telah ditotok secara lihai! Bi Lan cepat menotok beberapa jalan darah di tubuh Cu-ma dan akhirnya wanita setengah tua itu dapat bergerak dan menangis

Cu-ma, apa yang te lah te rjadi

Di mana Lan Lan?

Bi Lan bertanya, suaranya tegas dan keras

Hentikan tangismu dan ceritakan yang jelas!

Sambil menahan tangis dan masih nampak gugup, Cu-ma bercerita bahwa tadi seperti biasa, setelah Bi Lan berangkat ke istana, ia mengajak Lan Lan bermain di dalam taman bunga

Kebetulan musim bunga te lah tiba dan taman istana itu indah sekali

Bunga beraneka warna dan bentuk sedang mekar dan keharuman semerbak di taman itu

Cu-ma membiarkan Lan Lan bermain-main di atas rumput dan dia mengawasi sambil duduk di atas bangku

Saya tidak tahu apa yang te rjadi, lihiap

Tibatiba saja ada bayangan berkelebat dan sebelum saya dapat berbuat sesuatu, tubuh saya tak dapat digerakkan lagi dan saya tidak dapat mengeluarkan suara

Akan tetapi saya masih dapat melihat betapa bayangan itu menyambar tubuh nona kecil Lan Lan dan membawanya pergi seperti te rbang cepatnya.

Pada saat itu, Ai Yin datang berlari memasuki kamar itu dan ia duduk di te pi pembaringan Cuma, memegang tangan Bi Lan dan wajah gadis ini pun tegang

Aku juga ikut mencari kemana-mana, akan te tapi tidak berhasil, enci Bi Lan.

katanya dengan wajah cemas

Tenanglah, nona, dan biar aku mencari keterangan dulu dari Cu-ma,

kata Bi Lan

Iapun merasa gelisah, akan te tapi sikapnya te nang

Cuma, bagaimana bentuk wajah dan tubuh bayangan itu?

Saya tidak sempat melihat wajahnya, lihiap

Pakaiannya serba hitam, dan saya yang tidak mampu bergerak, hanya sempat melihat tubuh belakangnya saja

Rambutnya dibungkus kain kepala warna hitam pula, dan bentuk tubuhnya sedang.

Laki-laki atau wanita melihat bentuk tubuhnya itu?

 

Bentuk tubuh itu sedang saja, bisa laki laki dan bisa juga wanita.

Dia tidak mengeluarkan kata-kata?

Tidak, Lihiap.

Apakah Lan Lan tidak menangis ketika dilarikan orang itu?

Saya tidak mendengar nona kecil menangis

Semua berlangsung demikian cepatnya.....

Cuma menangis lagi

Enci Lan, siapa kira-kira yang berani menculik Lan Lan

Apakah engkau mempunyai musuh?

Bi Lan hanya menggeleng kepalanya dan tibatiba ia bertanya kepada gadis bangsawan itu

Nona, di mana kakak misanku Siauw Can?

Dalam keadaaan seperti itu, semua orang patut dicurigai, pikir Bi Lan

Ia tidak mempunyai alas an untuk mencurigai Siauw Can, akan tetapi kenapa pemuda itu tidak nampak, padahal seluruh isi rumah nampak bingung karena lenyapnya Lan Lan diculik orang

Dia

Sejak pagi tadi dia pergi mengawal ayah keluar rumah

Dia tidak tahu bahwa Lan Lan diculik orang

Juga ayah belum tahu karena mereka belum pulang

Enci Lan, kau harus dapat menemukan kembali Lan Lan dan menangkap penjahat yang menculiknya!

Sebelum Bi lan menjawab, te rdengar suara gaduh para pelayan yang berlutut memberi hormat dan muncullah Pangeran Li Si Bin

Bi Lan, kami mendengar putrimu diculik orang! Apa yang sesungguhnya terjadi?

tanya pangeran itu

Bi Lan tidak kehilangan ketenangannya dan bersama Ai Yin ia memberi hormat kepada pangeran itu

Kakanda Pangeran, paduka harus menolong Lan Lan.......

Ai Yin segera berkata

Tenanglah, Ai Yin dan biarkan Bi Lan menceritakan apa yang te rjadi,

kata pangeran itu dengan sikap te nang dan dia sudah duduk di sebuah kursi dalam kamar pelayan itu

Bi Lan menceritakan semua yang te rjadi dengan sejelasnya kepada Pangeran Li Si Bin

Setelah mendengar apa yang te rjadi, pangeran itu menjadi marah sekali

Jangan khawatir, Bi Lan

Sekarang juga aku akan mengerahkan seluruh pasukan keamanan untuk mencari anakmu itu dan engkau boleh menghentikan dulu tugasmu mengajar di istana dan mencari anakmu sampai dapat.

Pangeran itu lalu meninggalkan istana Pangeran Tua memanggil panglimanya dan memerintahkan agar panglima itu mengerahkan pasukan mencari anak yang hilang itu

Segera para perajurit berjaga di semua pintu gerbang, melakukan pencarian dan penggele dahan, bahkan menangkapi orang-orang yang dicurigai

Belum pernah terjadi keributan seperti itu hanya karena hilangnya seorang anak kecil, yang melibatkan seluruh perajurit pasukan keamanan! Bi Lan sendiri tidak tinggal diam

Ia mencari ke mana-mana, namun tidak menemukan je jak Lan Lan

Akhirnya ia te rmenung di dalam kamarnya seorang diri saja

Mulailah ia menduga bahwa besar sekali kemungkinan kini Lan Lan berada bersama ayah ibunya! Ayah dan ibu Lan Lan, Si Han Beng dan Bu Giok Cu, a dalah sepasang suami isteri pendekar yang amat lihai, memiliki ilmu kepandaian silat yang tinggi sekali

Siapa lagi yang akan menculik Lan Lan kalau bukan mereka

Mungkin ibu anak itu yang datang untuk mengambil kembali pute rinya

Kalau benar mereka yang datang mengambil kembali pute ri mereka, iapun tidak dapat berbuat sesuatu

Kalau dulu ia mampu melarikan Lan Lan hal itu hanya karena suami isteri itu tidak tahu dan suami isteri itu te ntu saja tidak berani sembarangan mengejarnya karena takut kalau ia melaksanakannya ancamannya, yaitu akan membunuh Lan Lan kalau mereka mengejar

Bi Lan menarik napas panjang

Ia telah terlanjur cinta kepada anak itu dan dianggapnya sebagai anak sendiri

Bahkan kepada Pangeran Mahkota saja ia mengakui Lan Lan sebagai pute rinya

Biarpun kini Pangeran Li Si Bin yang mempunyai kekuasaan besar itu membantunya, tidak mungkin kalau ia minta bantuan pangeran itu untuk merampas Lan Lan dari ayah ibunya sendiri! Hal itu berarti ia harus membuka rahasianya bahwa selama ini ia membohongi semua orang, membohongi sang pangeran bahwa Lan Lan bukan anaknya sendiri melainkan anak curian! Lewat tengah hari, Pangeran Tua Li Siu Ti dan para pengawal yang dipimpin Siauw Can pulang

Begitu mendengar tentang terculiknya Lan Lan, Siauw Can segera mencari Bi Lan di kamarnya

Lan-moi, apa yang te lah terjadi

Aku mendengar Lan Lan diculik orang! Benarkah ini?

Bi Lan mengamati wajah pemuda itu dan ia mengangguk 

Pagi tadi, ketika aku sedang berada di istana, dan Lan Lan diasuh Cu-ma di taman, ada bayangan orang menotok roboh Cu-ma dan membawa lari Lan Lan.

Ah, keparat! Kalau aku berada di rumah, tak mungkin hal ini terjadi! Akan kubekuk le her penculik jahanam itu, Lan-moi

Percayalah, aku akan mencari dan menemukan kembali anakmu!

Bi Lan menggele ng kepala dan menghela napas

Sudah kucari ke mana-mana akan te tapi tidak ada je jaknya, Can-toako

Bahkan Pangeran Mahkota juga sudah mengerahkan pasukan untuk mencarinya

Penculik itu agaknya lihai sekali

Dia dan Lan Lan seperti menghilang saja.....

Wajah Bi Lan nampak berduka sekali karena ia hampir yakin bahwa Lan Lan te ntu diambil kembali oleh orang tuanya dan kalau hal itu terjadi, berarti kehilangan Lan Lan untuk selamanya

Dan tibatiba saja ia merasa amat kesepian

Melihat wanita itu hampir menangis, Siauw Can menghiburnya

Aku akan membantumu, Lan-moi

Betapapun lihainya, kalau engkau dan aku maju bersama, mustahil kita tidak akan mampu mengalahkannya merebut kembali anakmu.

Pada saat itu Pangeran Tua Li Siu Ti datang dan berada di luar kamar Bi Lan

Wanita itu cepat keluar dan memberi hormat

Aku ikut merasa menyesal sekali mendengar anakmu diculik orang, Bi Lan

Ah, kalau tahu akan muncul bencana, te ntu aku tidak mengajak Siauw Can pergi hingga dia berada di rumah dan akan mampu mencegah te rjadinya penculikan itu

Para penjaga yang tidak becus itu! Akan kuhukum mereka yang bertugas pagi tadi

Mereka lalai sehingga tidak tahu ada penjahat masuk dan menculik anakmu!

Harap paduka tidak menyalahkan para penjaga, Pangeran

Penculik itu memiliki kepandaian tinggi sehingga tidak akan sukar baginya untuk menyelinap masuk dan melarikan Lan Lan keluar tanpa diketahui para penjaga

Dari cara dia menotok Cu-ma, dan betapa dia mampu bersembunyi dan meloloskan diri dari pengejaran dan pencarian pasukan keamanan yang dikerahkan Pangeran Mahkota, saya tahu bahwa dia lihai bukan main,

kata Bi Lan yang tidak ingin para penjaga disalahkan

Karena andaikata ia sendiri menjadi penculiknya, iapun akan mampu melakukan hal itu tanpa diketahui para penjaga

Sekarang ia sama sekali tidak dapat mencurigai Siauw Can

Sudah jelas dari penjelasan Pangeran Li Siu Ti bahwa ketika peristiwa terjadi, Siauw Can sedang mengawal dan menemani pangeran itu

Akan te tapi agaknya memang tidak perlu mencurigai orang lain

Ia hampir yakin bahwa pelaku penculikan itu pasti orang tua Lan Lan sendiri.Hanya mereka yang berkepentingan untuk merampas kembali Lan Lan

Kalau orang lain, untuk apa menculik Lan Lan, menempuh bahaya besar menculik anak kecil dari Istana Pangeran Tua.

 Kini hati Bi Lan sudah mulai tenang

Kalau yang menculik Lan Lan itu orang tua anak itu sendrri, ia tidak perlu lagi mengkhawatirkan keadaan Lan Lan

Akan te tapi, makin dikenang, semakin sedih hatinya dan ia merasa kehilangan

Malam ini ia tidak mampu tidur, gelis ah di atas pembaringan, apa lagi kalau ia melihat pembaringan yang ditidurinya itu kosong, tidak nampak lagi Lan Lan yang lucu di sebelahnya

Bunyi lirih di atas kamarnya membuat ia waspada

Ketika ada benda putih meluncur dari atas langit-langit kamar, ia cepat bangkit, mengenakan sepatu dan membuka je ndela, lalu melihat keluar, langsung saja ia melayang ke arah atas genteng untuk mencari orang yang meluncurkan benda ke dalam kamarnya

Akan tetapi setelah berada di atas genting, ia tidak melihat bayangan seorangpun

Betapa cepat gerakan orang itu

Ia mandang ke s ekeliling, sunyi dan tidak ada sesuatu yang mencurigakan

Atap istana itu sunyi lengang, dan bintang-bintang berkeredepan di angkasa

Sayang tidak dapat ditanya, karena pasti bintang-bintang itu tadi tahu siapa yang berada di atas kamarnya

Ia membetulkan letak genteng yang dibuka orang, lalu te ringat akan benda putih yang dilemparkan ke dalam kamarnya dan ia meloncat turun, kembali ke dalam kamarnya tanpa menimbulkan kegaduhan

Setelah memasuki kamarnya, Bi Lan menyalakan lampu penerangan sehingga kamarnya menjadi terang

Ia melihat sebuah bungkusan di atas lantai

Kertas putih yang ada tulis annya membungkus suatu, kecil saja, setengah kepalan tangannya, dengan hati-hati ia mengambil bungkusan itu

Bungkusan diatur se demikian rupa sehingga tanpa membukanya, ia dapat membaca tulisan di kertas pembungkusnya

Kalau dalam waktu tiga hari Putera Mahkota belum juga te was dengan racun ini, Lan Lan akan dikembalikan sebagai mayat!

Bi Lan terbelalak, kedua tangannya menggi gil

Ia meletakkan bungkusan itu ke atas meja

Memandanginya dengan jijik seperti memandang seekor ular berbis a yang amat berbahaya

Lan Lan te rnyata diculik orang yang hendak memaksanya membunuh Pangeran Li Si Bin dengan racun dalam bungkusan itu! Jelas bahwa ini tentu ada hubungannya dengan bekas thai-kam gendut yang pernah mencoba untuk meracuni pute ra mahkota

Dan thai-kam itu membunuh diri, maka yang berdiri di belakangnya, yang menyuruhnya meracuni pute ra mahkota, tentulah orang yang amat ditakutinya

Dan kini agaknya orang yang menginginkan kematian pangeran Li Si Bin itu hendak mempergunakan ia untuk membunuhnya

De ngan cara yang teramat keji dan licik, yaitu menculik Lan Lan dan mengancam nyawa ana k itu yang harus ditukar dengan nyawa Pangeran Li Si Bini.! Ini merupakan pemerasan yang teramat hina dan kotor

De ngan jari-jari tangan gemetar Bi Lan membuka bungkusan dan benar saja, di dalamnya te rdapat bubuk putih yang sama sekali tidak berbau akan te tapi ia dapat menduga bahwa te ntu benda itu merupakan racun yang amat berbahaya

Ia membungkusnya kembali, lalu duduk te rmenung memandangi bungkusan racun itu

Ia menjadi bingung dan panik

Ia dihadapkan pada ancaman yang amat merisaukan hatinya

Ia harus memilih

Berat mana

Li Si Bin atau Lan Lan

Tentu saja ia tidak ingin melihat keduanya te rbunuh, ia mencinta Lan Lan, menganggap anak itu seperti anaknya sendiri

Akan tetapi ia juga............mencinta Pangeran Li Si Bin! Ia bersedia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk kedua orang ini

Dan sekarang, ia diharuskan memilih antara keduanya

Membunuh Pangeran Li Si Bin atau melihat Lan Lan dibunuh! 

Jahanam keparat busuk!

Bi Lan menepuk ujung meja di depannya sehingga remuk dan ia bangkit, mengepal tinju

Kalau saja penculik Lan Lan itu berada di situ, te ntu akan diserangnya, diremukkan kepalanya, dipatahkan tulang le hernya! Karena tidak ada orang yang dapat ia jadikan sasaran kemarahannya, Bi Lan lalu melempar diri ke atas pembaringan dan menangis.! Sejak kematian suaminya, baru sekarang ia menangis dalam arti kata yang sesungguhnya

Menangis karena ia merasa betapa nelangsa hatinya, betapa sunyi hidupnya, betapa ia membutuhkan seorang yang dekat dengannya, yang mencintanya dan dicintanya

Ia tadinya sudah mendapatkan cinta itu dalam diri Lan Lan, akan tetapi kini pada saat ia menemukan lagi cinta yang le bih sempurna, dalam diri pute ra mahkota, kedua orang yang amat dicintanya itu te rancam bahaya maut

Seorang di antara mereka harus mati

Dan lebih hebat lagi, mati di tangannya! Apa yang harus ia lakukan

Tiga hari tidaklah lama dan bagaimana ia dapat mengatasi keadaan ini! Hampir saja ia menengok kepada Siauw Can, akan tetapi mengingat perbuatan Siauw Can kepadanya di malam itu, ia bergidik

Jangan-jangan kalau dimintai tolong, Siauw Can bahkan akan mengajukan syarat yang membuat ia akan menjadi semakin bingung, dan belum te ntu Siauw Can akan mampu menolongnya

Apakah demi keselamatan Lan Lan ia harus membunuh pute ra mahkota dengan racun itu

Ah, tidak, tidak!! 

Aduh, pangeran, apa yang harus hamba lakukan..........!?

Bi Lan menangis di depan Pangeran Li Si Bin yang memandang dengan mata te rbelalak kepada wanita yang berlutut di depan kakinya itu

Sikap seperti itu sungguh tak pernah dapat dibayangkannya

Bi Lan yang biasanya demikian gagah perkasa, kini menangis dan berlutut di depan kakinya seperti seorang wanita le mah yang cengeng.! Akan te tapi timbul kekhawatiran juga di hati pangeran ini

Kalau sampai seorang wanita gagah perkasa seperti Bi Lan bersikap selemah itu tentu ada sebab yang amat hebat

Bi Lan, tenanglah dan ceritakan, apa yang te lah terjadi sehingga engkau yang biasanya gagah perkasa bersikap selemah ini?

Silakan paduka membacanya sendiri, pangeran.

Bi Lan menyerahkan bungkusan itu dengan tangan gemetar kepada Putera Mahkota

Pangeran Li Si Bin yang masih merasa heran itu menerima bungkusan dan membaca tulisannya

Wajahnya berubah agak pucat dan dia menaruh bungkusan itu ke atas meja, lalu memandang kepada wanita yang masih berlutut dengan muka ditundukkan, masih terisak menangis itu

Bi Lan, engkau te ntu amat mencinta Lan Lan, pute rimu itu, bukan?

Bi Lan mengangkat mukanya yang pucat dan air mata masih mengalir membasahi kedua pipinya

Pangeran, sungguhpun Lan Lan hanya anak angkat hamba, namun hamba mencintanya seperti anak kandung hamba sendiri.

Pangeran itu membelalakkan mata

Ini kenyataan baru yang mencengangkan hatinya te ntang wanita ini

Anak angkat

Jadi ia bukan anak kandung Rajawali Sakti, mendiang suamimu?

Bi Lan menggele ng kepala, 

Ia adalah anak angkat hamba, pangeran

Akan tetapi hamba mencintainya dan hamba siap mempertaruhkan nyawa hamba untuk menyelamatkannya.

Hemm, kalau begitu, Bi Lan, kenapa engkau membawa surat dan racun ini kepadaku

Untuk menyelamatkan anak angkatmu itu, kenapa tidak kau lakukan saja perintah dalam surat itu.?

-ooo0dw0ooo- 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar