Ilmu Pedang Pengejar Roh Jilid 08

Jilid 08

Chun Tao berteriak memangil, dua orang yang berada disana sangat kaget... Meng Shao-hui dengan cepat turun dari tempat tidur, Qing Li Hua segera duduk, dengan cepat mereka membereskan baju....

Tiba-tiba terdengar pintu yang ditendang, seseorang menerjang masuk, dia adalah Chi Ling Yun!

Meng Shao-hui merasa terkejut segera dia membuka tirai, tangan kiri melindungi kepalanya, tadinya dia ingin melarikan diri melewati jendela, tapi karena bajunya belum terikat dengan benar, maka tali itu tersangkut tirai dan terbawa olehnya, membuat kakinya tersandung, terdengar ada yang terjatuh...

Meng Shao-hui terjatuh di bawah jendela. “Penjahat kecil, kau mau lari kemana?”

Che Ling Yun berteriak dan mendekati Meng Shao-hui, tangan kirinya mengeluarkan jurus Menangkap Naga dan Harimau, dia menarik leher baju Meng Shao-hui, tangan kanannya siap memukul ke arah Meng Shao-hui.

Tapi dia segera menghentikan gerakannya. Dia mengenali pemuda itu, tak lain adalah Meng Shao-hui, dengan ekspresi terkejut dia berkata, “Ternyata kau ”

“Benar, ini aku, Tuan Muda Meng.”

Tadinya Meng Shao-hui ingin berbalik menyerang, tapi setelah melihat Chi Ling Yun hanya bediri dengan ekspresi kaget, dia malah merasa tenang, dia berusaha melepaskan diri dari cengkraman Chi Ling Yun.

Sambil mengikat bajunya dia berkata, “Nyonya Qing, putrimu memang milikmu, tapi dia pun tetap harus menikah, aku kira aku pantas untuk menjadi menantumu.”

Kemarahan membuat wajah Chi Ling Yun menjadi pucat, suaranya terdengar bergetar. Karena merasa malu Qing Li Hua keluar dari kamar itu.

Biksuni dua itu pun dengan diam-diam meninggalkan tempat itu.

Meng Shao-hui tersenyum, dengan bercanda dia berkata, “Ada apa? Apakah calon mertua

mempunyai pesan untukku?"

“Aku, aku ingin membunuhmu!” Chi Ling Yun sudah siap untuk menyerang Meng Shao- hui. Dengan tertawa Meng Shao-hui berkata, “Aku kira kau tidak akan berani membunuhku, walaupun kau punya keberanian tapi kau tidak akan membunuhku.”

Chi Ling Yun menjadi lesu.

Walaupun Meng Shao-hui masih muda, tapi ilmu silatnya hampir sama kuat dengan ayahnya, Jin Chi Da Peng Meng Ju-zhong.

Di Lan Zhou Meng Shao-hui sangat terkenal, Chi Ling Yun tahu bagaimana kemampuan silatnya, seperti telur yang beradu dengan batu... sama dengan menghina dirinya sendiri.

“Baiklah,” kata Chi Ling Yun dengan marah, “Tuan Muda Meng yang terkenal, kau berani menggoda perempuan baik-baik.”

Selesai berkata seperti itu dia membalikkan badan dan pergi dari sana. Dibelakang terdengar suara dingin.

“Apakah aku yang menggodanya terlebih dulu? Kelak mungkin kau sendiri yang akan mengantarkan dia ke rumahku, saat itu aku pun tidak sudi menerimanya.” Setelah berkata seperti itu, Meng Shao-hui merasa dirinya menjadi aneh.

Apakah ini kemarahan? Ataukah dia sudah sadar?

= ooOOoo =

Di perpustakaan mewah Meng Ju-zhong, ada dua orang yang sedang berbicara. Tapi karena sekarang hari masih siang, suasanya sangat tidak tepat.

Seorang perempuan dengan suara keras berbicara hampir berteriak, “Ketua Meng, Tuan adalah orang ternama di Lan Zhou, kau membiarkan putramu menggoda perempuan baik-baik, kau harus tahu ada pepatah yang mengatakan: bila melahirkan seorang anak, bila tidak diajar ini adalah kesalahan ayahnya.”

Yang berkata seperti itu tidak lain adalah Yi Zhang Qing Chi Ling Yun, dia sedang duduk disebuh kursi, kemarahan membuat wajah dan telinganya menjadi merah, tubuhnya gemetar menahan kemarahan.

Tapi Meng Ju-zhong tampak tenang saja, dengan pelan dia berkata, “Kakak Ipar, jangan marah-marah dulu, pelan-pelan saja bicara, ada apa dengan anakku Shao-hui?” “Dia menggoda putriku....” Baru saja berkata seperti itu dia sudah merasa malu, kemudian dia melanjutkan lagi, “Apakah kau tidak tahu putramu dijuluki dengan playboy terbang kesana sini?”

Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, “Ada pepatah yang mengatakan: 'yang paling tahu sifat putranya tak lain adalah ayahnya sendiri'. Dia berterbangan memang masuk akal, ilmu silatnya tinggi, ilmu meringankan tubuhnya pun tinggi, bila dikatakan terbang kesana kesini, itu memang pantas, bila dijuluki playboy sepertinya terlalu. ”

Chi Ling Yun merasa sangat marah dia berkata, “Yang tahu anaknya adalah ayahnya, dia tidak bekerja, setiap hari kerjanya hanya bermain, apakah kau juga tidak tahu tentang ini?”

“Oh!” seru Meng Ju-zhong dengan tertawa, “Apakah maksudmu dia mendirikan kelompok opera Cui Feng-ban? Aku tahu tentang itu, sebenarnya ini bukan hal yang aneh, sudah setengah abad aku hidup di dunia persilatan, setiap hari hanya melihat darah dan senjata, aku sudah bosan, untung aku berhasil mengumpulkan sedikit uang, aku tidak tega bila anakku mengikuti jejak ayahnya, dia membentuk kelompok opera, sebenarnya bukan hal yang jelek.”

Chi Ling Yun menahan diri untuk mendengarkan penjelasan Meng Ju-zhong yang aneh ini, dia marah dan berkata, “Tidak perlu berbelit-belit, yang aku maksud anakmu adalah menggoda perempuan baik-baik!”

“Apakah dia pernah melakukannya?” Meng Ju-zhong menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kakak Ipar, semua kejahatan berawal dari hal mesum, jangan sembarangan bicara, gossip itu sangat menakutkan, Kakak jangan dengarkan gossip ini.”

“Kau masih ingin melindungi anakmu?!”

Kata Meng Ju-zhong lagi, “Kakak berani berkata seperti itu, apakah sudah mempunyai bukti?”

“Ini....” Chi Ling Yun dengan marah melanjutkan lagi, “Apakah kau kira aku sembarangan bicara? Dia menggoda putriku, aku sendiri yang melihatnya! Kau jangan melindungi dia lagi!”

“Oh, ternyata seperti itu.” Meng Ju-zhong tampak berpikir sebentar dan berkata lagi, “Mungkin karena mereka tumbuh bersama dan sekarang ini mereka sudah dewasa dan ada sedikit....Jujur bicara, hal ini tidak perlu kita ” Chi Ling Yun benar-benar marah, “Putramu itu.... aku benar-benar malu mengatakannya!”

“Melihat reaksimu seperti itu, apakah mereka....” Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, “Itu biasa dilakukan oleh anak muda, menurutku almarhum Kakak Qing pun akan setuju denganku, bila mereka ”

“Sudahlah, keluarga Meng pemilik kantor Biao Zhen Yuan tidak setara dengan kami ibu dan anak ini.”

“Apakah Kakak Ipar berselisih dengan putraku?”

Jawab Chi Ling Yun dengan marah, “Bukan hanya berselisih, bila ilmu silatku tidak berada di bawahnya, aku sudah membunuhnya sejak awal!”

Kata Meng Ju-zhong sambil tersenyum, “Kakak Ipar terlalu berat melakukan hal itu.”

“Aku kalah bicara denganmu, tapi kuberitahu kepadamu, kami tidak berani berbesan dengan keluarga Meng pemilik kantor Biao Zhen Yuan, aku harap kau mau mengajarkan putramu agar jangan mengganggu putriku lagi, aku katakan sekali lagi: 'hanya bisa melahirkan tapi tidak bisa mengajar, ini adalah kesalahan ayahnya'. Bila putramu masih berani melakukan hal mesum, jangan salahkan bila aku bertindak. Hati- hati dengan nama baikmu!”

Chi Ling Yun berdiri dan berkata, “Aku permisi!” dia membalikkan badan dan langsung pergi.

“Kakak Ipar, tunggu sebentar. ”

Tapi Chi Ling Yun tidak membalikkan kepalanya, dia pergi begitu saja. Meng Ju-zhong tertawa dengan sinis.

= ooOOOoo =

Tuan Lu sangat menyayangi istri muda ketiganya, sudah satu bulan ini dia tidak mengunjungi Xiao Lan-ying.

Tapi Xiao Lan-ying tidak pernah merasa kesepian karena Zhou Shi-lan selalu mengisi kekosongan hatinya. Dengan penuh semangat Zhou Shi-lan selalu melayaninya dengan baik, membuat perasaan Xiao Lan-ying menjadi gila dan bodoh, setiap hari tenggelam didalam mimpi yang lembut dan menggoda.

Awalnya dia masih terus mengingat Meng Shao-hui, tapi sekarang pikiran itu dihilangkannya jauh-jauh. Semalam dia telah menikmati kebersamaan mereka hingga pukul lima subuh.

Baru saja Zhou Shi-lan pergi dari kediaman Lu, setiba di rumah dia tidak tidur lagi, sekarang dengan senang berjalan ke tempat kelompok opera Cui Feng-ban.

Musik yang terdengar begitu ramai, suara seseorang yang bernyanyi terdengar dengan nada semakin tinggi.

Dulu semua ini membuat hati Zhou Shi-lan menjadi senang, sekarang dia tidak tertarik lagi, bila ada anggota kelompok Cui Feng-ban yang menyapanya, dia malas untuk menjawab.

Begitu dia masuk ke ruang tamu, dia melihat Meng Shao-hui ada disana dengan wajah cemberut. Zhou Shi-hui yang berada disisinya sedang mencoba untuk menasihatinya.

Zhou Shi-lan menjadi terpaku. “Apa yang terjadi. ”

Zhou Shi-hui melihat kakaknya yang baru masuk, dia marah dan berkata, “Kakak, semua ini adalah salahmu!”

Zhou Shi-lan terkejut dan bertanya, “Apa yang sudah terjadi?” “Masalah Shu Yi Xian Gu!”

Zhou Shi-lan mencoba untuk tenang dan tertawa, “Aku kira ada masalah besar, jangka waktu satu bulan adalah.... kalau tidak salah waktunya sudah tiba. Adik Hui. ”

“Kau masih bisa bercanda, lihatlah Kakak Shao-hui yang sedang kebingungan.”

“Paling-paling dia hanya akan mentraktir kita makan selama satu bulan, untuk seorang Tuan Muda Meng itu bukan hal yang sulit.”

Meng Shao-hui hanya tertawa kecut dan berkata, “Uang tidak menjadi masalah bagiku, hanya ” Zhou Shi-lan tertawa dan bertanya, “Apakah kau merasa uangmu tidak pantas untuk digunakan mentraktir kami?”

“Tidak, hanya saja. ” Meng Shao-hui tidak bisa menceritakan kegundahan hatinya.

Kata Zhou Shi-hui, “Sebenarnya Kakak Hui juga tidak kalah begitu saja, sebenarnya Shu Yi Xian Gu menyukai Kakak Hui, hanya saja ibunya merusak semua rencananya, kemarin dia hampir saja mendapatkan Qing Li Hua, tapi tiba-tiba Chi Ling Yun datang dan semuanya menjadi rusak! Sialnya, nenek tua itu mengadu kepada Paman Meng dan Kakak Hui pun dimarahi Paman Meng.”

Kata Zhou Shi-lan, “Ternyata seperti itu, tidak apa-apa, bila kau ingin menikmati harus mendapatkan pengorbanan seperti itu, apalagi selama ini Paman Meng tidak pernah melarang semua perbuatan Adik Hui diluaran, mengapa kali ini berbeda?”

Meng Shao-hui berkata, “Sudahlah, semua ini memang salahku, aku mengaku kalah.”

Zhou Shi-lan terkejut dan berpikir, “Bila dia mengaku kalah, dia pasti akan mencari Xiao Lan-ying lagi, waktu itu dia. ”

Dia berpikir dengan cepat, kemudian berkata, “Masa seorang playboy sepertimu mengaku kalah? Apalagi taruhan ini tidak adil, semua orang pun tahu bahwa Yi Zhang Qing adalah seorang perempuan galak, sudahlah, mumpung kita bertiga berada disini, kita tarik kembali taruhan itu, jangka waktunya kita perpanjang lagi selama sebulan, bagaimana?”

Meng Shao-hui tampak ragu kemudian dia berkata, “Kakak Lan, taruhan ini adalah masalah kecil, kita kesampingkan dulu hal ini, ternyata selama sebulan ini aku benar- benar menyukai Nona Qing ”

Zhou Shi-lan tertawa dan berkata, “Bukankah hal itu lebih baik? Aku mengenal seorang mak comblang yang sangat lihai, bahkan ada istilah orang mati pun ikut bicara bila dia sudah turun tangan, suruhlah dia pergi ke kediaman keluarga Qing, aku jamin tidak akan terjadi masalah lain.”

Meng Shao-hui menghela nafas dan berkata, “Sepertinya ini bukan hal mudah.”

“Mengapa?” tanya Zhou Shi-lan, “Keluarga mana yang bisa menolak keinginan keluarga Meng? Apakah Yi Zhang Qing ingin putrinya menjadi permaisuri kerajaan?”

Meng Shao-hui menggelengkan kepalanya dan berkata, “Di depan ayah Yi Zhang Qing mengatakan bahwa dia tidak akan berbesan dengan ayahku.” Zhou Shi-lan tertawa dan berkata lagi, “Adik Hui, mungkin itu hanya dimulutnya saja.”

“Tapi Yi Zhang Qing adalah orang dunia persilatan, dia tidak akan mengatakan hal yang tidak dipastikannya.”

“Tidak,” kata Zhou Shi-lan, “Bila sudah menikah dan menjadi menantunya, dia pasti akan menyayangimu. Tenanglah, Dik, semua ini menjadi tanggung jawab kakakmu ini, aku tidak akan mengecewakanmu.”

Meng Shao-hui ingin mengatakan sesuatu, tapi dia sudah melihat ada seorang pelayan yang masuk.

Pelayan itu memberi hormat lalu berkata, “Tuan Muda, di kantor ada seorang anak buah Biao sedang mencarimu, sekarang dia sedang menunggu di luar.”

Meng Shao-hui sangat senang, dalam hati dia berpikir, “Pasti Kakak Qi yang datang?” Ada pepatah yang mengatakan: 'tidak saling memukul tidak akan saling mengenal'.

Pin Ming Er Lang Qi Hua ternyata mendengar bahwa kantor Biao Zhen Yuan sedang mencari anggota Biao, sengaja dia datang kesana untuk melamar menjadi anggota Biao.

Pada malam itu dia bertarung dengan Meng bersaudara, sesudah itu mereka malah menjadi cocok. Sekarang mereka menjadi teman, karena rekomendasi Meng Shao-hui maka Qi Hua Yang diterima bekerja di kantor Biao Zhen Yuan dengan mudah.

“Suruh dia masuk!” pesan Meng Shao-hui.

Di luar dugaan Meng Shao-hui, orang yang datang ternyata bukan Qi Hua Yang, orang itu adalah Rong Yu Liang yang tidak dikenal.

Rong Yu Liang berjalan melewati ruang tengah, dia melihat orang-orang sedang menyanyi dan juga sedang latihan musik. Walaupun belum waktunya mereka tampil tapi mereka sedang berlatih mengenakan gaun.

Dalam hati Rong Yu Liang berpikir, “Katanya Tuan Muda Meng adalah seorang playboy dan juga senang bermain, kelihatannya memang benar seperti itu. Semua penyanyi dan pemain adalah laki-laki tapi mereka berkelakuan seperti perempuan, benar-benar tidak pantas.... tapi, aku sendiri. ” Dia sedang berpikir, tiba-tiba di depan matanya terlihat tempat terang. Dari ruangan itu keluar tiga orang pemuda, mereka tampak bersemangat.

Salah satu dari mereka bertubuh gagah dan tampan, tubuhnya tinggi dan tegap, benar- benar bisa bersaing dengan Pan An.

Sambil berjalan dia menyembunyikan senyumnya, tapi tiba-tiba senyumnya menghilang dari wajahnya....

Rong Yu Liang sudah lama mendengar bahwa Meng Shao-hui sangat tampan dan luwes, tapi dia tidak pernah bertemu dengannya. Sekarang setelah melihat, benar- benar apa yang dikatakan oleh orang-orang.

Dia terpaku, tapi dengan cepat dia berusaha menenangkan hatinya dan bertanya, “Permisi, yang manakah Tuan Muda Meng?”

Meng Shao-hui melihat yang datang bukanlah Qi Hua Yang, dia tampak kecewa, tapi melihat Rong Yu Liang yang berwajah tampan dan luwes, hatinya pun merasa senang, segera dia menyahut dan berkata, “Aku adalah Meng Shao-hui. Pelayanku mengatakan ada seseorang yang mencariku, apakah yang dimaksud adalah Tuan?”

“Benar, aku memang ingin bertemu dengan Tuan Muda Meng.”

“Kapan Tuan bekerja di kantor kami? Kenapa aku belum pernah melihat Tuan?” “Tuan terlalu sibuk, mana bisa melihat aku?”

“Kakak datang kesini, ada keperluan apa?”

“Tadinya, Ketua Biao menyuruhku pergi ke kediaman keluarga Qing untuk mengantar uang, tapi tiba-tiba beliau menyuruh Tuan Muda pulang karena ada hal penting yang harus dirundingkan. Kebetulan saat itu tidak ada orang di kantor Biao, karena itu beliau menyuruhku kesini untuk memanggilmu pulang. Tuan Muda, cepatlah pulang, aku permisi dulu!”

Tapi Meng Shao-hui memanggilnya kembali dan berkata, “Tunggu, aku akan segera pulang, kita bisa pergi bersama-sama ”

Di jalanan tampak banyak orang, toko-toko di kedua sisi jalan sangat ramai. Rong Yu Liang dan Meng Shao-hui berjalan bersama-sama. Rong Yu Liang merasa hatinya terus bergetar, mereka berdua hanya diam. Begitu mereka berjalan melewati rumah sewaan Rong Yu Liang.

Rong Yu Liang segera berhenti dan berkata, “Tuan Muda, rumahku berada di daerah sini. Aku harus pulang untuk mengambil sesuatu, lebih baik Tuan pulang dulu. ”

Tadinya dia ingin Meng Shao-hui pergi dulu, tapi setelah dipikir-pikir sepertinya itu tidak sopan, kemudian dia berkata lagi, “Kalau Tuan ada waktu, mampirlah dulu ke rumahku.”

Meng Shao-hui hanya diam sebentar lantas dia berkata, “Baru kemarin malam aku bertemu dengan ayahku, sekarang dia memanggil aku kembali, pasti bukan suatu hal yang penting. Sekarang aku akan berkunjung ke rumahmu, kita bisa mengobrol.”

Hal berubah di luar dugaan Rong Yu Liang. Wajahnya menjadi memerah dan berkata, “Ini. ”

Meng Shao-hui adalah Tuan Muda keluarga Meng, banyak orang yang berusaha menjilatnya, sekarang dia melihat Rong Yu Liang tampak ragu, dia merasa aneh dan berkata, “Kenapa, apakah aku tidak boleh berkunjung ke rumahmu?”

Bila ditolak terus menerus, ini menjadi tidak masuk akal, terpaksa Rong Yu Liang tertawa dan berkata, “Aku sangat senang bila Tuan mau datang berkunjung, tapi rumahku kecil dan ”

Rumahnya adalah rumah yang kecil, tapi sangat bersih membuat orang merasa betah.

Meng Shao-hui melihat ke sekeliling dan memuji, “Ternyata Kakak adalah orang yang sangat bersih, rumah ini sangat rapi dan bersih.”

Rong Yu Liang tertawa kecil dan berkata, “Terima kasih untuk pujian Tuan, silakan duduk!”

Rong Yu Liang membuatkan teh dan mengantarkannya ke depan Meng Shao-hui, tapi Rong Yu Liang tidak berani menatap lawan bicaranya.

Meng Shao-hui minum seteguk dan berkata, “Rumahku banyak kamar, pelayanku juga banyak, mereka juga bisa melayanimu, mengapa kau harus mengeluarkan uang untuk menyewa rumah ini, apakah rumahku tidak cocok dengan Kakak?” Rong Yu Liang berkata, “Tidak.... sejak kecil aku senang menyepi juga tidak mau diganggu oleh orang lain. Untung harga sewa rumah ini tidak terlalu mahal dan cocok dengan seleraku.”

Meng Shao-hui tertawa dan berkata, “Apakah Kakak ingin menjemput istri kemudian tinggal bersama?”

“Oh, tidak! Sejak kecil aku sudah kehilangan orang tua, sekarang aku belum menikah.”

Meng Shao-hui melihat Rong Yu Liang terlihat seperti sangat sedih, segera dia meminta maaf dan berkata, “Aku minta maaf, harap Kakak jangan marah!”

Karena pembicaraannya tidak menyambung, Meng Shao-hui permisi pulang. Dia berkata, “Bila Kakak pergi ke keluarga Qing, ada satu hal yang ingin kutitipkan, tidak tahu ”

“Bila Tuan mempunyai pesan, aku pasti akan menyampaikannya.”

Kata Meng Shao-hui, “Aku dan putri keluarga Qing yaitu Qing Li Hua saling mencintai, tapi ibunya tidak setuju ”

Rong Yu Liang merasa aneh dan berkata, “Apakah Nyonya Qing merasa tidak cocok mempunyai menantu Tuan Muda Meng?”

“Tidak, Nyonya Qing berselisih beberapa waktu yang lalu dengan ayah. Kantor Biao Wei Yuan dan kantor Biao Zhen Yuan berpatungan berbisnis, mungkin kau juga sudah tahu, karena itu pula kantor Biao Wei Yuan hancur dan musnah ”

Rong Yu Liang berkata, “Hal ini sudah diketahui oleh semua orang dunia persilatan, aku juga pernah mendengarnya tapi katanya setelah terjadi musibah ini, ketua Meng dengan senang hati membuka kantongnya dan memberi uang yang banyak kepada keluarga Nyonya dan putri keluarga Qing. Sebenarnya itu pun tidak merugikan mereka.”

Meng Shao-hui menarik nafas dan berkata, “Mungkin orang selalu bersifat serakah. Yang aku tahu Nyonya Qing itu sangat membenci ayahku, dia berusaha melarang aku bertemu dengan Nona Qing, karena itu aku menjadi susah tidur dan makan ”

“Ini sangat aneh.” Rong Yu Liang memotong kata-katanya dan berkata lagi, “Sudah lama aku mendengar bahwa Tuan Muda adalah seorang playboy, nama ini sudah terkenal hingga ke pelosok Lan Zhou, sekarang aku baru tahu ternyata Tuan bukan orang yang seperti mereka katakan, benar-benar gossip itu sangat menakutkan.” Karena malu wajah Meng Shao-hui memerah, dia berkata, “Kakak jangan menertawakanku. Manusia mempunyai perasaan, tidak seperti rumput dan pohon. Seumur hidupku ini, kadang-kadang ada sedikit pikiran mesum tapi perasaanku kepada Nona Qing, aku benar-benar sangat menginginkannya, tanpa dia aku bisa mati. Tapi kalau keluarga Qing tidak mengijinkanku melarangku harus Nona Qing sendiri yang menjawabnya. Karena itu, aku ingin menitipkan sepucuk surat untuk Nona Qing, lebih enak berjanji untuk bertemu sekedar mengobati kerinduanku.”

Kata Rong Yu Liang, “Tentu aku harus membantu Tuan, apalagi ini menyangkut perasaan, lebih-lebih harus kubantu.”

“Terima kasih,” ucap Meng Shao-hui.

“Tapi dengan cara apa aku bisa menyampaikan surat ini kepada Nona Qing?”

Meng Shao-hui tersenyum dan menjawab, “Ada pepatah yang mengatakan: 'ada uang setan pun bisa dibeli untuk mendorong gilingan'.” Dari kantongnya, dia mengeluarkan dua tail perak dan diletakkan di atas meja dan berkata, “Uang ini cukup untuk menyuruh pelayannya memberikan surat ini kepada Nona Qing. Satu tail lainnya kuberikan untuk Kakak, untuk

membeli arak.”

Tadinya Rong Yu Liang ingin menolak permintaan Meng Shao-hui, tapi dia berpikir sebentar kemudian uang itu diterimanya dan berkata, “Aku tidak terpikirkan caranya tapi aku terima uang ini terlebih dulu.”

Rong Yu Liang tidak langsung pergi ke keluarga Qing, dia berputar-putar di kota dan berjalan-jalan.

Tidak lama kemudian, dia sudah mendapatkan kabar mengenai taruhan antara dua saudara Zhou dan Meng Shao-hui.

Apalagi pelayan Qing itu setelah melihat uang itu, mereka terlihat sangat senang. Dengan cepat surat itu disampaikan kepada Qing Li Hua dan langsung mendapatkan surat balasan dari Qing Li Hua.

Kemudian Rong Yu Liang baru memberitahu kepada Nyonya Qing bahwa pemilik kantor Biao Zhen Yuan Meng Ju-zhong mengantarkan uang pensiun yang diberikan setiap bulan.

Setelah membuat keributan di rumah Meng Ju-zhong, hati Chi Ling Yun masih merasa kesal, dan perasaannya masih tidak enak. Selama sehari penuh, pelayan-pelayan di kediaman Qing pun menjadi sangat berhati- hati dalam bertindak, bila tidak ada hal penting, mereka tidak mau menemui nyonya mereka, karena mereka hanya akan mendapatkan kemarahan dari majikan perempuannya.

Walaupun Chi Ling Yun sangat marah, tapi dia tidak tega melampiaskan kemarahannya kepada putrinya.

Suaminya sudah meninggal, semenjak itu keadaan rumah menjadi agak kacau, ini merupakan pukulan yang sangat berat untuknya, mungkin putrinya juga mengalami hal yang sama.

Sekarang putrinya sudah berusia enam belas tahun, pada akhirnya dia pun akan menjadi milik orang lain, bila terlalu dikekang, dia pun akan....

Hari sudah malam.

Chi Ling Yun tidak berniat untuk menyalakan lampu, dia hanya duduk termenung di kursinya, pikirannya seperti gelombang....

Tiba-tiba dia mendengar suara kecil dari jarak jauh yang mendekati rumahnya, ini adalah tanda dari orang dunia persialatan yang berjalan melalui atap-atap rumah.

“Aneh, siapa yang sengaja malam hari datang membuat masalah terhadap anak yatim dan anda pasti dia lagi.”

Chi Ling Yun merasakan kemarahannya timbul kembali, dia membawa pecutnya dengan cepat dia membuka jendela, ujung kakinya menginjak tanah kemudian dia pun melayang ke atap rumah.

Dia meloncat dan tampak seperti terbang, tubuhnya seperti seekor kuda hitam, tidak malu dia mendapat julukan Yi Zhang Qing.

Dia melihat ada bayangan seseorang yang berada di atap rumah diseberangnya. Dia terdiam sejenak kemudian dia berlari menghampiri bayangan itu dan orang itu sepertinya melihat kedatangan Yi Zhang Qing. Kemudian tangannya diayunkan sebutir benda kecil berkilat terbang dengan cepat menghampiri Yi Zhang Qing.

Chi Ling Yun tidak menyangka bahwa lawan akan menyerangnya, dia merasa sangat terkejut, tapi dia tidak bisa menghindar karena saat ini tubuhnya sedang melayang dan tidak mungkin untuk kembali ataupun untuk menghindar. Dalam keadaan yang terdesak ini, dia mengangkat pecutnya dan menangkis senjata rahasia itu, dia memaksakan tubuhnya turun dari atap.

Dia sangat marah, setelah dia menginjak tanah, dia meloncat lagi ke atap dan berniat untuk mengejar orang itu, tapi orang itu sudah menghilang dan tidak meninggalkan jejak.

“Penjahat kurang ajar!”

Dia turun dari atap, terlihat ada panah tangan yang menancap ke pintu, rupanya ada sebuah surat yang diselipkan di panah itu.

Apakah isi surat itu?

Dia mengambil panah itu kemudian kembali kekamarnya dan menghampiri lampu untuk membaca isi surat itu.

Isinya adalah: 'Tetua Chi, Meng Shao-hui berjanji dengan putrimu bertemu di luar kota di kuil Bai Yun, dia berniat jahat kepada putrimu'.

Di bawahnya tertulis identitas si penulis surat, tuan tidak bernama, hurufnya ditulis dengan tidak rapi, tapi sangat indah.

“Ternyata orang itu datang untuk membantuku, aku sudah salah sangka kepadanya.”

Chi Liang Yun menjadi marah, segera dia menukar bajunya, membawa senjatanya, kemudian keluar dengan tergesa-gesa, sebelumnya dia mampir ke kamar putrinya. Benar saja kamar itu tidak dipasang lampu dan sangat sepi.

Chi Ling Yun merasa sangat marah, hatinya sangat panas. Kemudian dia melayang seperti seekor burung dan pergi ke arah kuil Bai Yun.

Begitu mendapatkan surat dari Meng Shao-hui, hati Qing Li hua langsung tidak tenang, “Dia mengajakku pergi atau jangan-jangan.... walaupun aku setuju untuk menemuinya, tapi ini terlalu berbahaya....Kemarahan ibu belum sirna, aku seharusnya tidak boleh menyiram minyak ke dalam kobaran api. Tapi dia sangat baik terhadapku, aku tidak tega membiarkan dia menungguku ”

Qing Li Hua seperti seekor semut yang berada didalam kuali panas. Di dalam kamar dia hanya berjalan mondar mandir. Akhirnya dia mengambil keputusan, dengan cepat dia meninggalkan kamarnya dan berjalan melewati kamar ibunya. Dia melihat kamar ibunya tidak terpasang lampu dan dia mendengar suara ibunya yang berkali-kali menarik nafas.

Hatinya merasa sedih, “Ibu, putrimu ini benar-benar bersalah kepadamu, tapi aku terpaksa melakukannya, walaupun Kakak Hui sedikit bersifat playboy, tapi dia sangat baik kepadaku. Aku pikir suatu hari nanti ibu pasti akan menyukainya juga, dia bukan orang jahat. Ibu, aku pergi dulu, aku harap ”

Kuil Bai Yun letaknya tidak terlalu jauh dari Lan Zhou, disana banyak pepohonan dan pemandangan yang indah.

Kuil Bai Yun adalah sebuah kuil tua, banyak dinding yang sudah roboh dimakan usia, debu pun menumpuk, cat mulai mengelupas. Sinar bulan masuk dari luar, malam begitu sepi.

Hanya terdengar suara angin menghembus dedaunan, kadang-kadang terlihat ada kunang-kunang yang terbang melewati tempat itu.

Qing Li Hua tidak pernah datang ke tempat itu, dia merasa sedikit takut, dia masuk ke dalam kuil dan terbatuk, tampak bayangan seseorang yang mendekat, ternyata dia adalah Meng Shao-hui.

“Adik yang baik, aku sangat rindu kepadamu ”

Dia segera mendekat dan memeluk Qing Li Hua, awalnya Qing Li Hua ingin menyampaikan sesuatu kepada Meng Shao-hui, tapi pikiran itu sudah dilemparnya jauh-jauh, dengan lemas dia jatuh kedalam pelukan Meng Shao-hui, dia menikmati rabaan Meng Shao-hui.

Dia mengira dia sudah mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, karena saat ini dia berada dalam pelukan kekasih yang dia cintai. Dia pun bisa merasakan jantung Meng Shao-hui yang berdetak dengan cepat.

Dengan lembut Meng Shao-hui bertanya, “Adik, apakah semenjak hari itu ibumu sering marah-marah kepadamu?”

“Jangan bicara soal itu lagi, Kak Hui.” Suaranya terdengar lembut seperti angin yang berhembus sepoi-sepoi, suaranya sedikit gemetar, disudut mata tampak ada air mata yang siap mengalir... ini adalah air mata bahagia, di bawah sinar bulan tampak seperti butiran nutiara. Melihat wajah Qing Li Hua, Meng Shao-hui terpesona dan mabuk kepayang, bibirnya menciumi rambut, kemudian ke sudut mata dan berakhir di bibir Qing Li Hua, dia mencium dengan lama.

Berciuman dan bercumbu.

Qing Li Hua tidak tahu bahwa sebelumnya di dunia ini ada sesuatu yang begitu nikmat. Ciuman awalnya hanya ringan, semakin lama semakin memanas, ciuman ini pernah dilakukan oleh Meng Shao-hui sewaktu mereka berada di kuil Bai Yun, Qing Li Hua merasa takut tapi dia tetap ingin meneruskannya.

Tapi akhirnya Qing Li Hua tetap mendorong dada Meng Shao-hui dan berkata, “Kakak Hui, sebenarnya aku tidak boleh datang kesini."

Suara Qing Li Hua masih terdengar bergetar dan nafasnya masih terengah-engah, tapi Meng Shao-hui memeluknya dengan erat dan dengan lembut dia bertanya, “Kalau begitu, mengapa kau tetap datang kesini?”

“.... Aku pikir. ”

Belum selesai dia bicara, mulutnya sudah ditutup oleh bibir yang panas milik Meng Shao-hui.

Nafas Qing Li Hua semakin memburu, dia merasakan ada dua tangan yang mulai membuka bajunya, dia merasa terkejut dan berseru, “Kakak, jangan seperti ini. ”

“Adik Hua, aku sangat menginginkanmu,” kemudian dengan tegas Meng Shao-hui berkata lagi, “walau bagaimanapun hari ini aku harus mendapatkanmu.”

“Tidak, jangan!” Qing Li Hua berusaha menolak, tapi suaranya malah terdengar menggoda Meng Shao-hui, seperti memberi semangat kepada Meng Shao-hui dan dengan lembut Qing Li Hua seperti menerima....

Awalnya terasa tangan Meng Shao-hui meraba dadanya yang telanjang, kemudian Meng Shao-hui meletakkan Qing Li Hua di sebuah tikar yang sudah disiapkan....

Waktu itu terdengar suara orang yang berteriak mencari, “Anak Hua, kau berada dimana?” Suara itu semakin mendekat dan berada di luar kuil.

Meng Shao-hui sangat terkejut, segera dia merangkak untuk bangun, dia tidak melihat Qing Li Hua yang tergeletak pingsan karena ketakutan, mendengar suara ini semakin mendekat, Meng Shao-hui memutuskan untuk segera melarikan diri dari sana. = ooOOOoo =

Bulan sabit menggantung di atas langit.

Di langit malam terlihat awan hitam, malam ini begitu sepi. Hanya terdengar jangkrik yang bernyanyi, suaranya semakin tinggi, tempat itu adalah halaman belakang dari kantor Biao Zhen Yuan.

Seseorang muncul dari rimbunan pepohonan, dia berjalan menyusuri jalan kecil, hanya dalam waktu sekejap dia sudah tiba di sebuah kamar yang terbuat dari batu, dia mendekat dan mendengar apakah ada suara yang keluar dari ruang itu.

Dari jendela tidak terlihat ada lampu yang menyala dan juga tidak terdengar suara, dia berhenti sebentar, tampak dia sangat kecewa, kemudian dia memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Dia tampaknya merasa tidak puas, dia berjalan meninggalkan tempat itu melewati arah lain.

Dia berjalan memutari sebuah gunung buatan, tiba-tiba dia berhenti.

Gunung buatan itu sangat besar dan terlihat alami. Jurang yang curam seperti diukir, tapi dibawah sinar bulan terlihat ada bekas pahatan dan bekas dipukul oleh seseorang.

Dia melihat dengan teliti, dia berjongkok untuk melihat lebih jelas, terlihat ada rumput dan bunga yang patah dan terjatuh, posisinya berbeda dengan rumput-rumput lain disana.

Dia tampak ragu kemudian dia mendorong dinding batu itu. Seperti semut yang berjalan di pohon yang bergoyang, dia tidak bisa bergerak dengan hati-hati, dia oleng ke kiri dan ke kanan, akhirnya dia tersangkut disebuat batu yang menjorok.

Pada saat dia memegang batu itu, terdengar suara CHA....CHA....Di ujung lorong terlihat ada seberkas cahaya lampu.

Awalnya dia hanya bengong dan juga ragu, kemudian dia mulai menuruni tangga dan berjalan menghampiri cahaya itu dengan perlahan.

Dia menempelkan telinganya ke pintu, tidak terdengar ada suara, dia merasa aneh, dia mendorong pintu itu dan pintu pun terbuka.

Hanya melihat sekilas dia benar-benar merasa terkejut, matanya melotot dan mulutnya terbuka. Di dalam ruangan itu terlihat ada perabotan yang sangat kasar, di tumpukan rumput kering tampak seorang perempuan tua yang sedang duduk, rambutnya berwarna putih, tapi wajahnya tidak tampak pucat terlihat sedikit semu merah, dia tidak bergerak.

Bisa ditebak, perempuan tua itu pasti seorang jagoan di dunia persilatan, dia hanya bengong sebentar, dia membalikkan badan dan bersiap untuk pergi, terdengar ada yang membentak, “Diam di tempat!” kemudian terdengar ada sesuatu yang berbunyi.

Dia terpaksa menurut dan berhenti melangkah. Tubuhnya tampak kaku dan tidak bisa digerakkan karena sudah totokan perempuan itu.

Dengan pelan perempuan tua itu berdiri, dia keluar dari pintu, menyuruh orang itu masuk.

Di bawah sinar bulan baru terlihat jelas bahwa yang datang adalah seorang pemuda yang belum pernah dia lihat dan dikenalnya.

Dia terdiam sebentar kemudian bertanya, “Siapa kau? Mengapa selama ini aku belum pernah melihatmu?”

Perempuan itu menekan-nekan tubuh pemuda itu, pemuda itu akhirnya bisa bergerak tapi tetap tidak bisa berbicara. Pemuda itu adalah Rong Yu Liang.

Dia tahu masih ada dua totokan lagi yang belum dibuka maka dia masih diam, mungkin ini adalah penolakan yang bisa dia lakukan.

Nyonya tua itu tersenyum dan berkata, “Bocah, jawablah kata-kataku!” Logatnya keras, dingin tapi mantap. Rong Yu Liang tetap terdiam.

Tiba-tiba Rong Yu Liang merasa ada jari yang menunjuk kepadanya. Pada saat hampir mengenai kulitnya, tiba-tiba gerakannya berhenti, tidak maju juga tidak mundur, tapi tenaganya tidak menghilang.

Ilmu silat Rong Yu Liang tidak begitu tinggi tapi dia lahir di dalam keluarga pesilat dan sering diberitahu oleh ayahnya. Dia tahu bila jari yang sudah melancarkan serangan dan dapat segera ditarik kembali, itu bukanlah hal mudah, orang yang melakukannya harus mempunyai tenaga dalam yang kuat.

Dia juga tahu bila terkena totokan di pinggang perasaan apa yang ditimbulkan, apalagi dia tidak melihat nyonya tua itu bergerak juga tidak melihat dia menggunakan senjata rahasia, tanpa terasa dia sudah tertotok. Sangat jelas bahwa nyonya tua ini adalah orang yang berilmu tinggi di dunia persilatan.

Di depan orang seperti itu, dia tidak boleh berlagak hebat, karena itu dia menjawab pertanyaan nyonya tua itu dengan jujur. “Aku adalah Rong Yu Liang.”

“Apakah kau orang kantor Biao Zhen Yuan?”

Rong Yu Liang tidak tahu harus bagaimana menjawab, lalu dia pun diam sebentar dan berkata, “Aku pegawai baru di kantor Biao Zhen Yuan.”

“Siapa yang mengenalkanmu masuk ke kantor Biao Zhen Yuan?”

“Tidak ada. Secara kebetulan kantor Biao Zhen Yuan sedang mencari tambahan anggota, dengan kemampuan ilmu silatku ini, aku beruntung bisa masuk. ”

“Apakah kata-katamu jujur?”

“Aku tidak mempunyai alasan lain untuk membohongi Tetua.”

“Baiklah, sementara ini aku percaya pada kata-katamu.” Jari pembawa angin tiba-tiba menghilang, kemudian dia bertanya lagi, “Siapa gurumu?”

“Maaf, aku tidak bisa memberitahu Tetua.”

“Kau berani tidak menjawab pertanyaanku!” Angin jari itu datang lagi, tenaganya lebih besar dibandingkan dengan tadi.

Rong Yu Liang terpaksa menjawab, “Walaupun Tetua akan membunuhku, aku tidak akan menjawab, apalagi aku tidak bersalah kepada Tetua. Tetua begitu memaksaku, ini benar-benar sedikit. ”

Nyonya tua itu tertawa, dia menarik kembali tenaga jarinya dan membuka totokan Rong Yu Liang dan berkata, “Sudahlah, aku tidak akan banyak bertanya lagi. Jujur bicara, aku menyukai orang sepertimu, tidak menjilat dan memegang teguh pada prinsip. Tapi orang sepertimu mengapa bisa bekerja di kantor Biao Zhen Yuan, benar-benar sangat disayangkan.”

Rong Yu Liang terpaku dan bertanya, “Apa maksud Tetua?”

“Aku tidak bisa menjawabnya harap kau tidak bertanya lagi alasannya.” Sambil berkata dia berusaha menahan tawanya. Rong Yu Liang merasa aneh tapi dia pun ikut tertawa.

Sekarang dia bisa melihat dengan jelas wajah nyonya tua itu berhidung mancung dan bermulut indah, pada saat nyonya itu tertawa tampak lesung pipit di kedua pipinya. Pada waktu dia masih muda, pasti nyonya tua itu adalah perempuan yang cantik.

Tiba-tiba dia melihat alis nyonya tua itu berkerut, dengan suara kecil dia berkata, “Ada orang yang datang.”

Pada saat itu Rong Yu Liang pun mendengar ada seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka, dia mendengar orang itu sudah berada di depan pintu.

Hati Rong Yu Liang bergetar, ternyata yang datang adalah Ye Cheng, dengan tertawa dingin Ye Cheng berkata, “Hei marga Rong, kau tidak disiplin, berkeliaran malam- malam, ayo temui Ketua Biao dan jelaskan alasanmu.”

Rong Yu Liang ingin bertindak, tapi dia mendengar ada suara bentakan, “Siapa yang berani berteriak-teriak disini?”

Awalnya Ye Cheng hanya menatap Rong Yu Liang yang masih berdiri di depan pintu, begitu mendengar suara bentakan itu, dia baru sadar bahwa disana masih ada seorang nyonya tua, dia sangat terkejut.

Dia tahu bahwa dia bukan lawan Rong Yu Liang, dia terkejut dan berkata, “Ternyata kau membawa orang dari luar ke tempat ini, aku akan memberi ”

Dia segera membalikkan tubuh ingin melarikan diri dari tempat itu, tapi kata-katanya belum selesai, dia sudah berhenti—dia berdiri seperti patung tidak bisa bergerak.

Rong Yu Liang hanya mendengar suara 'CHES', dia sama sekali tidak melihat Ye Cheng terkena senjata rahasia.

“Anak muda, sepertinya tadi saat kau masuk kesini, kau lupa menutup pintu, ada seekor anjing yang masuk tanpa permisi kesini,” kata nyonya tua itu.

“Tetua, aku ” Rong Yu Liang tidak bisa menjawab.

Kata nyonya tua itu, “Mungkin kau belum tahu cara menutup pintu batu itu, di balik pintu itu ada sebuah batu yang menonjol, hanya dengan pelan kau memegang batu itu, maka pintu itu akan menutup.” Rong Yu Liang menutup pintu itu, kemudian dia menarik Ye Cheng masuk ke dalam ruangan itu.

Dia hanya melihat nyonya tua itu menggerakkan tangannya dan nadi Ye Cheng pun terbuka, dia langsung berlutut dan berkata, “Nenek tua, aku minta ampun!”

Sekarang Rong Yu Liang baru bisa melihat dengan jelas senjata yang ditembakkan oleh nyonya tua itu ternyata hanya segenggam tanah, hal ini membuat Rong Yu Liang terbelalak takjub.

Terdengar nyonya tua itu berkata, “Aku tidak mengatakan akan membunuhmu! Kau kesini ada keperluan apa? Siapa yang menyuruhmu datang kesini?”

“Aku ”

“Katakan!”

Ye Cheng masih terdiam, jari nyonya tua itu seperti Mei Hua, dia menyentil kemudian Ye Cheng merasa dia sudah terkena pukulan dan dia merasa kesakitan hingga berteriak.

“Katakan!”

Terpaksa Ye Cheng menjawab, “Aku diperintahkan oleh Tuan Peng ”

Tanya nyonya tua itu, “Siapa Tuan Peng?”

“Namanya adalah Peng Zhi-xiao, dijuluki dengan sebutan Gui Jian-chou, dia adalah guruku.” Ye Cheng terdiam sebentar melihat wajah nyonya tua itu keras seperti besi, dia sadar bila dia tidak berkata dengan jujur dia bisa mati. “Aku ke Tian Shui mencari.... 

mencari putri Liang Zi-qi dan sama sekali tidak mendapatkan hasil, setelah aku kembali kesini aku merasa orang ini sangat mencurigakan dan identitasnya pun tidak jelas, karena itu aku terus membuntutinya selama beberapa hari ini, ternyata ”

Nyonya tua itu memotong kata-katanya dan dengan dingin dia berkata, “Apakah ini pun diperintahkan oleh Peng Zhi-xiao?”

“Tidak, semua ini adalah ideku.”

“Kau curiga kepada dia karena alasan apa?” “Aku curiga dia adalah putri Liang ” Kata-kata Ye Cheng belum selesai, ada bayangan seseorang— bayangan Rong Yu Liang yang bergerak, dia roboh dan tidak bergerak lagi.

Nyonya tua itu terpaku dan marah, “Mengapa kau membunuh dia?” “Dia. ” Rong Yu Liang tidak bisa menjawab pertanyaan nyonya tua itu.

“Sudahlah, dia sudah mati ya sudah, dia pun bukan orang baik-baik,” nyonya tua itu menghela nafas dan berkata lagi, “Hanya saja mayat ini tidak boleh diletakkan disini, kuburkan saja di tempat yang jauh!”

“Baiklah.”

Rong Yu Liang tidak menyangka dengan mudahnya hal ini bisa dibereskan, dia merasa sangat senang dan berkata, “Terima kasih, Tetua. Maafkan aku.”

Tapi kata-kata yang diucapkan oleh nyonya tua itu lebih membuatnya merasa terkejut, “Aku tidak tahu kau ini siapa, juga tidak mau tahu kau ini laki-laki atau perempuan, semua ini tidak ada hubungannya denganku, tapi aku sudah terbiasa dengan keadaan sepi, aku tidak mengijinkan orang lain masuk kesini. Aku hanya akan memaafkanmu kali                           ini saja. Tapi ingat lain kali tidak boleh seperti itu lagi, kau tidak boleh mengatakan peristiwa hari ini kepada siapa pun ”

Ilmu silat Rong Yu Liang memang lumayan, tapi tenaga dalamnya dangkal, dengan susah payah dia menyeret mayat Ye Cheng ke pinggiran kota, kemudian dia mulai menggali tanah dengan pedangnya, sekarang dia bisa menarik nafas panjang.

“Ini sangat berbahaya, untung ” Begitu dia mengangkat kepalanya, dia merasa sangat

terkejut dan tidak bisa mengatakan apa pun.

Karena tidak jauh dari sana di bawah pohon beringin, Rong Yu Liang melihat bayangan seseorang yang sedang melihat tingkah lakunya.

“Siapa?” dia membentak.

“Kau masih bertanya siapa aku? Apa yang kau lakukan?” Dia sangat mengenal suara ini... orang itu adalah Meng Shao-hui, tak lama Meng Shao-hui sudah menghampiri Rong Yu Liang. Rong Yu Liang sangat terkejut, dalam hati dia memikirkan jalan keluarnya, “Dia sudah melihat semua ini, sekarang aku harus bagaimana?” Dia tampak ragu sebentar, kemudian dia berkata, “Orang ini adalah musuhku, aku, aku harus membunuhnya ”

Kata Meng Shao-hui, “Aku tidak mau mengurusi urusan tetek bengekmu, aku hanya bertanya mengapa kemarin malam bisa terjadi hal itu?”

“Kemarin malam terjadi apa?”

Dengan nada marah Meng Shao-hui berkata, “Aku menyuruhmu memberikan surat kepada Nona Qing, orang lain tidak akan mengetahuinya kecuali dirimu, siapa lagi yang bisa membawa perempuan tua itu kesana?”

“Ini. ”

Meng Shao-hui melihat Rong Yu Liang tidak bisa menjawab, dia bertambah yakin dengan kecurigaannya, dengan dingin dia berkata lagi, “Aku tidak pernah merugikanmu, tapi kau malah mencelakakanku, aku rasa sepertinya kau tidak ingin hidup lebih lama lagi, apakah kau ingin terbaring disini bersama-sama dengan musuhmu?”

“Aku ”

Kata Meng Shao-hui, “Kau tidak perlu menjelaskan alasanmu, bila kau masih ingin hidup, ikut denganku, suruh Nona Qing keluar dan halangi si wanita tua itu, bila kerjamu bagus, aku akan membiarkanmu hidup ”

“Aku tidak bisa melakukannya.” “Kalau begitu, kau harus mati!”

Rong Yu Liang tahu dia bukan lawan seimbang untuk Meng Shao-hui, untuk melarikan diri itu lebih tidak mungkin lagi, maju salah mundur pun salah, tiba-tiba dia berteriak, mengayunkan pedangnya, disekelilingnya muncul cahaya yang berkilauan.

“Terang pedangmu hanya seperti beras, kau berani mengayunkan pedang di depanku, berarti kau berani mengaku sebagai jagoan di depanku!” Sambil berkata Meng Shao- hui sudah bergerak, tangannya mulai bergerak melancarkan serangan.

Tadinya dia mendengar bahwa Rong Yu Liang bisa mengalahkan Ye Cheng dalam sepuluh jurus, dia tahu bahwa ilmu silat Rong Yu Liang tidak rendah, tapi Meng Shao- hui tidak menaruh ganjalan itu di dalam hatinya. Sekarang dia memainkan pedang dengan lancar, Rong Yu Liang tahu bila dia bertarung dengan waktu lama, dia bisa kalah, oleh karena itu dia berusaha mengeluarkan seluruh kemampuan silatnya, jurus pedang yang dikeluarkan keras dan ganas.

Meng Shao-hui terpaksa mundur beberapa puluh langkah, tapi begitu Meng Shao-hui mulai mengeluarkan jurus andalannya, keadaannya menjadi berbalik.

Meng Shao-hui memang mundur beberapa langkah, tangan kanannya membentuk seperti sebuah kaitan, dia mencakar pedang lawan.

Rong Yu Liang segera menarik tangannya dan memotong tangan musuh, tidak disangka jurus yang digunakan oleh Meng Shao-hui adalah jurus tipuan, Meng Shao- hui melihat Rong Yu Liang terkena jebakannya, segera dia menendang dan menyerang bagian atas dan bawah musuh.

Jurus Rong Yu Liang meleset, dia terkejut hingga mundur dua langkah.

Meng Shao-hui dengan cepat sudah memainkan jurus Zhui Hun Duo Ming-jian dengan kepalan tangannya. Walaupun dia masih memegang pedang, tapi dia merasa matanya tidak bisa melihat dengan jelas, dia terpaksa mundur terus.

Hanya dalam waktu singkat mereka bertarung sudah melampui puluhan jurus, tiba-tiba Meng Shao-hui membentak, kedua tangannya mengayun, kedua jurus ini dimainkan dengan sempurna, segera terdengar deru angin dari telapaknya, bayangan kepalan tangan seperti hujan.

Rong Yu Liang terbungkus oleh bayangan pedangnya, tapi dia merasa tangannya sakit dan kesemutan, kemudian pedangnya terpukul hingga terjatuh. Tiba-tiba angin dari telapak tangan menyerang ke wajahnya.

Dengan cepat Rong Yu Liang menunduk, tapi kain yang membungkus kepalanya terlepas dan terbawa hingga puluhan meter dari tempatnya.

Kemudian Meng Shao-hui mengeluarkan jurus cengkraman, cakar elangnya membentuk sebuah kaitan, mencengkram pundak lawan, Rong Yu Liang memberontak, bajunya pun menjadi sobek.

Rong Yu Liang terkejut dan berteriak, dia terus mundur untuk menghindar, sepasang tangannya menutupi bagian dadanya yang sobek.

Meng Shao-hui terkejut hingga matanya melotot, rambut Rong Yu Liang panjang terurai seperti air terjun berwarna hitam, terurai menutupi wajah hingga ke pinggangnya, dibagian yang sobek dia melihat kulit Rong Yu Liang licin seperti sutra, tampak payudaranya yang kencang.

walaupun sinar bulan tidak begitu terang dan tempat yang ditutupi oleh sepasang tangan masih bisa terlihat, bisa terlihat puncak payudara Rong Yu Liang....

Sudah jelas bahwa Rong Yu Liang adalah seorang gadis!

Meng Shao-hui tidak percaya dengan semua ini, rasa malu membuat Rong Yu Liang menjadi menangis, dia berteriak, “Kau kau kejam, lebih baik bunuh saja aku!”

Meng Shao-hui terpana dan berkata, “Aku.... adalah laki-laki yang baik, aku tidak akan mau bertarung dengan seorang perempuan, aku tidak tahu bahwa kau adalah perempuan, aku malah bertarung denganmu, mana bisa aku membunuhmu, mengapa aku harus membunuhmu ”

“Kau tidak mau membunuhku?” Rong Yu Liang tampak aneh dan berkata lagi, “Begitu lebih baik, sekarang aku permisi!”

Dia mengambil ikat kepalanya dan membalikkan badan ingin berlalu dari sana, tapi dia mendengar suara bentakan.

“Jangan bergerak!”

Rong Yu Liang berdiri tapi dia tidak membalikkan badannya.

Terdengar Meng Shao-hui berkata, “Kau menyamar menjadi laki-laki kemudian masuk ke kantor Biao Zhen Yuan, kau pasti mempunyai maksud terselubung, kau harus menjelaskan semuanya kepadaku, bila tidak menjelaskannya, walaupun aku tidak takut repot, aku akan tetap menyerahkanmu kepada ayahku, biar ayahku yang membereskan semua masalah ini.”

Rong Yu Liang benar-benar merasa terkejut, dibawah sinar bulan, terlihat tubuhnya gemetar, tapi dia tidak mau berbicara apa pun.

“Katakan!”

“Tidak, aku tidak—lebih baik kau bunuh saja aku!”

“Aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin kau menjawab dengan jujur.” Rong Yu Liang tampak berpikir sebentar, kemudian dia berkata, “Apakah kau akan percaya kepadaku?”

“Aku akan percaya!”

“Benar-benar kau percayai?” Rong Yu Liang membalikkan badannya, terlihat bibirnya yang merah, giginya yang putih, alis dan mata yang indah.

Dulu dia tampak seperti laki-laki yang tampan. Sekarang dia kembali lagi menjadi seorang perempuan, kecantikannya bertambah lagi, benar-benar seperti Mei Hua yang berada di atas tumpukan salju, seperti salju di akhir musim gugur, kedua pipinya seperti buah pir.

Dia kelihatan sedih, matanya terlihat seperti bunga pohon pir yang terbawa oleh air hujan....

Meng Shao-hui melihat semuanya...dia hanya terpana, hingga dia lupa menjawab pertanyaan Rong Yu Liang.

“Mengapa? Apakah kau sungguh-sungguh ingin aku mengatakannya?” Rong Yu Liang bertanya lagi.

“Oh!” Meng Shao-hui menarik pandangannya dan berkata, “Kau bisa mempercayai kata-kataku.”

“Baiklah, aku akan mengatakannya ” Rong Yu Liang mengulangi apa yang sudah dia

katakan kepada Meng Qi-fang, kemudian dia menambahkan lagi, “Tuan pasti tahu keadaan jaman sekarang, seorang perempuan apalagi seperti aku yang hidup sebatang kara, ingin mencari sesuap nasi bukan hal yang mudah. Walaupun aku menjadi menjadi seorang laki-laki dan bekerja di kantor Biao Zhen Yuan milikmu tapi. ”

Meng Shao-hui memotong kata-katanya, dengan dingin dia berkata, “Sudahlah, ceritamu sangat bagus tapi semua itu hanyalah kebohonganmu. Kau kira aku akan mempercayainya begitu saja?”

Rong Yu Liang berkata manja, “Tadi kau mengatakan bahwa kau akan percaya pada semua kata-kataku.”

“Aku percaya kepadamu, tapi jangan bercerita kebohongan untuk menarik simpatikku.” “Kapan aku berbohong kepadamu?” Kata Meng Shao-hui, “Tadi kau mengatakan bahwa kau berkelana di dunia persilatan untuk menjual ilmu silat dan mencari makan tapi dengan lancar kau mengeluarkan ilmu pedang tujuh bintang, kau kira aku ini bodoh?”

“Ini. ”

“Aku tidak mau berbicara denganmu lagi, ikut aku dan kembali ke kantor Biao!”

“Tidak, aku lebih memilih kau membunuhku, bila kau memaksaku kembali ke kantor Biao Zhen Yuan sekarang lebih baik aku bunuh diri.” Air mata Rong Yu Liang mulai menetes, dia patut untuk dikasihani.

Perasaan Meng Shao-hui bergetar, hati pun tidak berdaya. Dia menarik nafas dan berkata, “Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi? Karena kau adalah seorang perempuan yang begitu cantik, kau harus menjelaskan masalah ini.”

Rong Yu Liang berpikir sebentar, lalu berkata, “Tuan jangan lupa bahwa laki-laki sejati tidak boleh mengumumkan masalah pribadi orang lain. ”

Kata Meng Shao-hui, “Kau tidak perlu mengingatkanku, aku termasuk laki-laki sejati tapi juga tidak mau dibohongi.”

Rong Yu Liang ragu kemudian dia berkata, “Baiklah, kalau begitu, dalam waktu tiga hari ini aku akan memberi jawaban yang bisa membuatmu puas.”

“Kau hanya mengulur waktu.” Meng Shao-hui tertawa, “Apakah kau ingin mencari kesempatan untuk melarikan diri?”

Rong Yu Liang tertawa dan menjawab, “Tuan terlalu banyak berpikir negatif, kalau menurutmu aku hanya mencari kesempatan untuk melarikan diri, bagaimana dengan pekerjaanku yang belum selesai, kenapa aku harus pergi? Apalagi dengan susah payah aku masuk menjadi anggota kantor Biao Zhen Yuan, tidak perlu kabur dari sini. Kau tenang saja, kau mengusirku pun, aku juga tidak akan lari.”

Meng Shao-hui menarik nafas dan berkata, “Baiklah, tiga hari lagi aku akan ke rumahmu.”

Langkah kaki sudah menjauh, bayangan sudah tenggelam di dalam kegelapan. Meng Shao-hui tetap terpaku di tempatnya dan tidak bergerak. Hatinya berpikir, “Siapakah dia? Seorang perempuan yang menyamar menjadi laki-laki kemudian dia bekerja di kantor Biao, apakah hanya sekedar mencari sesuap nasi? Apa yang sulit dia ungkapkan? Celaka,                               aku lupa menanyakan siapa yang telah dibunuh olehnya ”

Tapi yang muncul di depan matanya di adalah tubuh Rong Yu Liang yang lembut dan wajahnya yang penuh air mata.

Hatinya tergerak, “Dia cantik dan masih muda. Dengan segala upaya dia mencegahku agar tidak bertemu dengan Nona Qing, apakah dia ”

Dia berpikir terus, segera dia mengangkat kaki ingin mengejar Rong Yu Liang. Tapi dia mendengar di belakang ada suara langkah orang.

“Siapa!”

Meng Shao-hui membalikkan badan, kedua tangan mengayun, segera angin dari telapak sudah dikeluarkan.

Bayangan seseorang mundur dan juga tertawa, “Kakak Meng benar-benar berpengalaman, bila musuh yang menyerang, dia pasti akan terluka dan roboh saat itu juga.”

Yang datang adalah Pin Ming Er Lang, Qi Hua Yang.

Meng Shao-hui tersenyum dan berkata, “Jangan menertawakanku, ternyata adalah Kakak Qi. Hari sudah malam, Kakak masih menikmati malam yang indah ini?”

“Aku tidak seperti Kakak Meng bisa menikmati suasana malam. Melihat malam seperti ini apa pikiranmu?”

Meng Shao-hui terpaku, kemudian berkata, “Aku pun sama sepertimu tidak bisa menikmati suasana malam.”

= ooOOOoo =

Sore, pada hari ketiga, Meng Shao-hui pergi kerumah Rong Yu Liang.

Rong Yu Liang membuatkan teh dan menaruh disisi Meng Shao-hui. Cangkir teh berada di tangan Meng Shao-hui tapi dia tidak meminumnya.

Dia tersenyum, “Tuan, oh salah Nona, Nona benar-benar menepati janji tidak melarikan diri dari sini.” Rong Yu Liang tertawa dan berkata, “Apakah aku bisa pergi begitu saja? Ilmu silat Tuan begitu tinggi dan tidak lelahnya mengawasiku selama beberapa hari ini. Walaupun aku ingin melarikan diri pun tidak akan bisa. Tapi aku juga sangat berterima kasih kepadamu, Tuan tidak merepotkanku, masih membantuku menutupi identitas asliku di depan umum.”

Rong Yu Liang memberi hormat dengan cara laki-laki, tapi dia merasa salah tingkah, kemudian dia memperbaikinya dan melakukannya dengan cara perempuan. Wajahnya memerah.

Karena saat itu dia memakai baju laki-laki tetapi memberi hormat dengan cara perempuan, benar-benar tidak pantas.

Tapi Meng Shao-hui tidak memperhatikan hal ini, karena dia sedang melihat wajah cantik ini.

Tiba-tiba dia baru ingat bahwa dia harus membalas memberi hormat dan dia berkata, “Nona jangan merasa sungkan, ini memang harus kulakukan.”

Lengan bajunya mengenai cangkir, membuat cangkir itu bergoyang dan air teh pun tumpah mengenai baju Meng Shao-hui.

Rong Yu Liang terus menerus dilihat oleh Meng Shao-hui, dia merasa malu dan dia duduk jauh, dia duduk dipinggir ranjang.

Meng Shao-hui tiba-tiba ingat maksud kedatangannya kesana dan berkata, “Nona Rong, aku datang untuk mendengarkan jawabanmu.”

“Aku sudah mengatakannya tapi kau sama sekali tidak percaya, sekarang aku hanya akan menambah-nambah sedikit.” Rong Yu Liang tertawa dan berkata lagi, “Banyak hal yang tidak bisa dijelaskan olehku, apakah Tuan bisa memberi tanggapan?”

“Aku adalah seorang laki-laki bila aku mengetahuinya aku pasti akan mengatakannya, tidak sepertimu  ”

Rong Yu Liang berkata, “Terima kasih.”

Wajah Rong Yu Liang tampak serius, suaranya pun menjadi keras dan kokoh, dia hanya terdiam sebentar kemudian berkata, “Tuan Meng, kantor Biao Zhen Yuan terkenal dimana-mana, bendera phoenix ungu terkenal di dunia persilatan, teman dunia persilatan walaupun itu adalah teman dari golongan hitam atau putih selalu menghormati kalian tapi terakhir kali ini tiba-tiba perjalanannya gagal? Ada orang merampok barang Biao lalu membunuh orangnya, tidak ada seorang pun yang tersisa, benar-benar membuat orang dunia persilatan tidak bisa menjawab alasannya tapi siapakah pembunuhnya? Didunia persilatan banyak pendekar, mengapa mereka tidak tahu sama sekali mengenai hal ini? Kantor Biao Zhen Yuan memiliki banyak orang berbakat, kenapa mereka tidak tahu sedikit pun tentang hal ini? Mengapa hingga sekarang mereka belum mendapatkan bukti sedikit pun? Liang Zi-qi terkenal dengan gelar Golok Bintang Tujuh di dunia persilatan, mengapa tiba-tiba sekeluarganya bersama dengan puluhan orangnya mati terbunuh? Siapakah pembunuhnya?”

Rong Yu Liang mengatakan semuanya dario awal sampai akhir, air mata sudah menetes, suaranya pun berubah.

Meng Shao-hui seperti berada di tempat berkabut, rasa terkejut membuatnya hanya melotot.

“Katakanlah, diam bukan untuk cara menyelesaikan masalah.”

Yang mengatakan kata-kata ini adalah suara seorang nyonya. Wajah penuh dengan rasa kasih sayang, dia juga terlihat rapi. Dia mengenakan baju berwarna ungu, walaupun dia setengah baya tapi masih terlihat cantik seperti dulu.

Dia adalah Du Xiang-jun dijuluki Hua Shan Zi Feng. Di dunia persilatan, dia yang mendirikan bendera Zi Feng (Phoenix Ungu).

Sekarang dia tampak sedang mengerutkan dahi, wajahnya dingin seperti es, dia berdiri di depan meja.

Jin Chi Da Peng Meng Ju-zhong wajahnya seperti sedang mengalami kesulitan, dia duduk di sebuah kursi dan berkata, “Aku harus bagaimana lagi? Masalah anak-anak kita, aku tidak bisa melarangnya.”

Dengan dingin Du Xiang-jun berkata, “Aku yang mengurus masalah putri kita, sedangkan masalah Peng Zhi-xiao harus kau sendiri yang hadapi.”

“Istriku, ada apa denganmu? Peng Zhi-xiao berilmu silat tinggi, dia dijuluki Gui Jian Zhou, wajahnya pun lumayan ”

Du Xiang-jun memotong kata-katanya, “Kau masih berani memuji dia! Seorang laki-laki berbadan sehat dan tegap tapi dia selalu seperti seekor anjing yang menjilat, aku benci kepadanya, apalagi bila dia sedang bicara.” Kata Meng Ju-zhong, “Tapi dia orang yang rajin dan juga setia, aku tidak bisa membuat dia menjadi bisu.”

Du Xiang-jun marah dan berkata lagi, “Aku tidak menyuruhmu membuat dia menjadi bisu, aku hanya tidak ingin melihat dia!”

“Lalu aku harus bagaimana?”

“Pecat dia, beri dia uang yang banyak! Suruh dia pergi dari sini! Semakin jauh semakin baik!”

Meng Ju-zhong menggelengkan kepala dan berkata, “Istriku, apa pun bisa kulakukan untuk memenuhi permintaanmu, hanya untuk hal ini aku benar-benar sulit untuk. ”

“Mengapa?”

“Karena bisnis kantor Biao Zhen Yuan semakin besar dan semakin sukses. Beberapa waktu yang lalu kita masih mencari orang untuk membantu, Gui Jian Zhou muda dan rajin, aku tidak boleh memecatnya begitu saja.”

Du Xiang-jun berpikir sebentar lalu berkata, “Dia merayu putriku, ini adalah kesalahannya yang paling besar!”

Meng Ju-zhong tertawa kecut lalu menggeleng-gelengkan kepala, dia berkata, “Istriku, jangan terlalu keras mengatakannya!”

Du Xiang-jun malah bertambah marah dan berkata, “Siapa dia? Berani memancing putri seorang Hua Shan Zi Feng? Dia harus dibunuh, kau masih mengatakan bahwa aku ini kasar!”

“Istriku, kau keluar dari dunia persilatan sudah 7-8 tahun lalu. jangan terus mengatakan bunuh, bunuh, apakah kau masih merindukan kehidupan menggunakan pedang dengan baju ketat dan berjalan diantara gunung serta siap membunuh atau dibunuh?”

Kata Du Xiang-jun, “Aku sudah bosan dengan kehidupan seperti itu, tapi sejak dulu orang yang berada di bawah naungan bendera Hua Shan Zi Feng tidak ada yang mati dengan sia-sia, kenapa, apakah kau tidak setuju?”

“Aku setuju, setuju. Di dunia persilatan teman dari golongan hitam atau putih, siapa yang tidak kagum kepada istriku? Apalagi aku sebagai suamimu, lebih dari itu!” Meng Ju-zhong berkata dengan tertawa dan juga bercanda. Wajah Du Xiang-jun berubah menjadi semakin ramah. Dia duduk di sebuah kursi.

Tapi Du Xiang-jun masih terlihat agak marah dan berkata, “Aku tidak mau tahu hal lain, pecat Peng Zhi-xiao.”

Kata Meng Ju-zhong, “Memecat orang kantor Biao adalah hal kecil, tapi bila orang lain bertanya kenapa kita memecat dia, apa yang harus kukatakan?”

“Kalau begitu apakah kau akan membiarkan dia. ”

Meng Ju-zhong tersenyum dan berkata, “Sebenarnya kau tidak perlu mengkhawatirkan hubungan Peng Zhi-xiao dengan putri kita. Apakah kau tidak tahu bahwa yang disukai oleh Peng Zhi-xiao adalah pelayanmu, Chun Hong?”

Du Xiang-jun terpaku dan berkata, “Apa, apakah itu benar?” “Sama sekali tidak salah.”

“Mengapa aku tidak tahu sama sekali?”

Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, “Mengenai jurus-jurus pedang Hua Shan, besar atau kecil, atau asal mula sebuah jurus, istriku paling tahu. Tapi untuk urusan kecil rumah tangga, Hua Shan Zi Feng belum pernah memperhatikan.”

Du Xiang-jun merasa malu, wajahnya memerah dan berkata, “Apakah ”

Du Xiang-jun baru keluar dari ruangan itu dan Peng Zhi-xiao segera dipanggil oleh Meng Ju-zhong.

Peng Zhi-xiao melihat wajah Meng Ju-zhong seperti tenggelam didalam air. Hatinya bergetar, walaupun wajahnya tertawa tapi kakinya gemetar.

Dia bertanya, “Ketua Biao menyuruhku datang, ada pesan apa?” “Kau masih bertanya, kau telah melakukan apa?”

Peng Zhi-xiao kaget, segera dia berlutut dan berkata, “Lapor ketua, bukan aku tidak bertanggung jawab. Kemarin ini Ye Cheng pulang dari tugas, dia mengatakan bahwa Liang Yu-rong hingga saat ini belum ada kabar keberadaannya. Sudah dua hari ini Ye Cheng pun entah bersembunyi dimana? Aku ” Meng Ju-zhong memotong kata-katanya dan berkata, “Yang aku maksud bukan ini! Aku ingin bertanya, bagaimana perlakuan keluarga marga Meng terhadapmu?”

“Seperti ayah dan ibu kandungku.”

“Untung kau masih tahu dan mengingat budi.”

Peng Zhi-xiao melihat kemarahan Meng Ju-zhong mulai berkurang. Dia segera berkata, “Peng Zhi-xiao sampai mati pun tidak akan melupakan budi. Walaupun aku menjadi kuda dan sapi setelah reinkarnasi, aku tidak akan bisa membalas kebaikan ketua.”

“Baik, tapi....” Meng Ju-zhong tertawa dingin, “Menurut laporan yang kudengar, kau tidak tahu diri, berani mengganggu putriku!”

Peng Zhi-xiao berlutut dan berkata, “Harap Ketua bisa mengerti, hal ini bukan salahku ”

Kata Meng Ju-zhong, “Apakah ini adalah salah anakku?”

Peng Zhi-xiao hampir menangis dan berkata, “Nona muda jujur dan baik, aku tidak berani. ”

“Sebenarnya ada apa? Jujurlah katakan kepadaku, yang bengkok atau yang lurus tidak perlu kau tutupi, aku tidak akan menyalahkanmu.”

Peng Zhi-xiao menenangkan diri. Dia menceritakan semuanya bahwa semenjak dia masuk ke kantor Biao Zhen Yuan dia berhubungan dengan Meng Qi-fang. Semua diceritakan dengan sejelas-jelasnya....

Meng Ju-zhong tahu bagaimana sifat Peng Zhi-xiao, dia tidak akan berani berbohong. Kadang-kadang dia menarik nafas, kadang-kadang menggelengkan kepala.

Begitu Peng Zhi-xiao selesai bercerita, dia menarik nafas yang panjang dan berkata, “Kau harus ingat, Tuhan tahu semua hal, bumi tahu, kau tahu, aku pun tahu, kau tidak boleh menyebarkan hal ini keluar sedikitpun!”

“Hamba tidak berani mengatakannya.”

Meng Ju-zhong berpikir sebentar lalu berkata, “Baiklah, kau berdiri dan duduk disana.”

Peng Zhi-xiao terkejut dan berkata, “Di perpustakaan sini tidak ada tempat untuk duduk!” “Duduklah disini!” “Terima kasih, Ketua!”

Kedua mata Meng Ju-zhong terus menatapnya, dia berkata, “Katanya kau menyukai Chun Hong yang melayani nyonya?”

“Aku tidak berani. ”

“Aku hanya bertanya, ya atau tidak?”

Karena suara Meng Ju-zhong sangat galak, pantat Peng Zhi-xiao yang baru menempel di kursi langsung terlonjak, segera dia berlutut lagi dan berkata, “Ketua ”

“Katakan!” “.... Baik. ”

“Ini bagus,” kata Meng Ju-zhong, “Dia hanya seorang pelayan, walaupun dia agak cantik tapi tetap saja orang rendah. Kau bekerja di kantor Biao ini, kau juga orang kepercayaanku di kantor Biao Zhen Yuan ini, semua hal bisa kuselesaikan dengan tenang.”

Meng Ju-zhong melihat Peng Zhi-xiao masih bengong sambil berdiri, dia berkata, “Duduklah, dengarkan semua kata-kataku!”

“Baik, terima kasih Ketua Biao!” Dengan hati-hati Peng Zhi-xiao duduk di kursi.

Meng Ju-zhong berkata lagi, “Jujur saja, atau kau sudah tahu bahwa istriku sangat tidak setuju bila kau dan anak Feng mempunyai hubungan. Dia adalah putri kami satu- satunya, dia manja jadi kau jangan mempunyai pikiran apa-apa terhadapnya. Mengenai masalahmu dengan Chun Hong, aku dan nyonya sudah sepakat. Bila kau benar-benar menyukainya, aku akan menjodohkanmu dengannya.”

“Ketua, aku ”

“Ada apa, apakah kau tidak setuju dengan keputusanku?”

“Bukan itu aku berterima kasih karena Ketua sudah menjodohkanku.”

Meng Ju-zhong berkata lagi, “Lalu apa ” = ooOOOoo = Malam sudah larut.

Perpustakaan Meng Ju-zhong sangat gelap, penjaga kantor Biao Zhen Yuan atau orang yang meronda selalu menghindari daerah perpustakaan ini.

Saat itu adalah waktu Meng Ju-zhong untuk beristirahat, siapa pun tidak boleh mengganggunya.

Tapi, seseorang dengan diam-diam masuk kedalamnya. Dia sangat mengtahui jalan disana, sesampainya di perpustakaan dia pun tidak mengetuk pintu. Hanya berhenti sebentar, kemudian mendorong pintu lalu masuk.

Di bawah sinar lampu, dia tampak cantik dan juga genit.

“Ketua, aku....” Suaranya manis, gerakannya genit, dia adalah pelayan yang bernama Chun Hong.

Meng Ju-zhong berdiri, dia sangat gembira tapi berusaha menutupi gejolak hatinya. Katanya dengan suara ringan, “Kau datang terlalu awal, duduklah!”

Chun Hong menyahut dengan manja, kemudian berjalan ke depan Meng Ju-zhong. Tangan kirinya memeluk pundak Meng Ju-zhong dan berkata, “Tuan memanggilku, hamba pasti akan datang.”

Badan dibungkukkan, dia sudah berada dalam pelukan Meng Ju-zhong.

Dengan manja dia berkata, “Akhirnya Tuan masih ingat kepadaku, aku....” Chun Hong mencium pipi Meng Ju-zhong.

Meng Ju-zhong membalikkan kepalanya dan berkata, “Nanti dulu, ada yang ingin kusampaikan.”

“Aku sangat rindu kepadamu, tapi kau ”

Chun Hong pura-pura marah, tapi itu hanya sebentar, kemudian dia duduk lagi di pangkuan Meng Ju-zhong.

Meng Ju-zhong tampak ragu, kemudian menarik nafas. Dia membuka tangannya lebar- lebar dan memeluk Chun Hong dengan erat lalu berkata, “Kau benar-benar membuatku ” Tanya Chun Hong, “Ada apa denganku? Banyak yang harus kuceritakan kepadamu tapi kau malah berpura-pura serius.”

Meng Ju-zhong terpaksa berkata, “Baik, baik sayangku, ada apa katakanlah!”

“Ini menyangkut dirimu, tentang kelakuanmu.” Chun Hong menunjuk perutnya dan berkata, “Sudah tiga bulan ini aku tidak mendapatkan menstruasi, kau masih tidak merasa khawatir.”

Meng Ju-zhong terkejut dan berkata, “Apa? Kau bilang apa?” “Apa? Anakmu, dia disini sudah berumur tiga bulan.”

Meng Ju-zhong terkejut dan juga senang dia berkata, “Benarkah?”

“Siapa yang mau membohongimu. Katakanlah, kali ini aku harus bagaimana?”

Meng Ju-zhong seperti balon kempis, dia menghela nafas panjang, “Mengapa, kau ”

“Kau yang melakukannya, apakah kau masih tidak mau mengakuinya?” “Tidak, aku mengatakan ”

“Mengatakan apa....” Chun Hong seperti marah dan berkata, “Kau lihat, aku seperti ini bukankah kau yang....” Kata-katanya belum selesai, mulutnya sudah dibungkam. Kata- kata terakhir ditelannya kembali.

Kumis Meng Ju-zhong yang menusuk wajah Chun Hong, membuatnya merasa gatal. Tadi dia marah hanya untuk berpura-pura, sekarang kedua tangannya sudah memeluk leher Meng Ju-zhong dan mulutnya pun terbuka....

Tapi Meng Ju-zhong malah mendorongnya, nafas mereka terengah-engah tapi Meng Ju-zhong sudah menyelesaikan cumbuannya.

Chun Hong dengan ekspresi aneh melihat Meng Ju-zhong dan bertanya, “Kau, kau ini kenapa?”

Meng Ju-zhong dengan suara kecil berkata, “Sayang, aku mencarimu karena ada hal yang perlu kurundingkan denganmu, jangan dulu. ”

“Yang ingin kau rundingkan paling-paling benda yang berada di dalam perut.” Chun Hong menepak-nepuk perutnya dan berkata, “Anak ini adalah milikmu, kalau kau tidak menginginkannya, tidak menjadi masalah bagiku. Seperti yang sudah-sudah, paling anak ini akan digugurkan, aku tidak peduli!”

“Tidak, bukan begitu ”

“Lalu apa lagi?”

“Dengarkan dulu!” seru Meng Ju-zhong, “Sayang, kelihatannya nyonya lebih tahu dibanding diriku, dia tidak akan mengijinkanmu menjadi istri mudaku ”
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar