Jilid 3
lu-eng melanjutkan kegiatan nafsu iblisnya membuka semua baju bi-hwa hingga tekanjang , tubuh bi-hwa yang indah dengan lekukan yang menggemaskan dibalut kulit yang putih mebuat lu-eng makin bernafsu dengan segera lu-eng membuka pakaiannya dan menggagahi bi-hwa , bi-hwa tidak berdaya , suaranya tidak bisa keluar tubuhnya kaku dipermainkan tangan kasar milik lu-eng , hanya air mata ketidak berdayaan dan hantaman rasa sakit ketika lu-eng dengan kasar merejang tubuhnya , sampai tiga kali lu-eng mencapai klimaks birahinya dan setelah itu dia berpakaian kembali dan dengan senyum puas dia berkata , “jika kamu macam-macam dan seluruh desa ini akan aku hancurkan dan penduduknya aku bunuh “ ancamnya sambil melompat ketas dan keluar dari kamar
satu jam kemudian bi-hwa lepas dari totokan , dia mengerung sedih dibawah bantal memikirkan keadaanya yang telah ternoda dan dihina , dia merasa malu dengan keadaannya , ayahnya tentu merasa sedih jika mengetahui apa yang dia alami dan coa-koko pacarnya akan jijik padanya jika mengetahui dia telah ternoda , bi-hwa berdiri dan memakai kembali bajunya dengan berurai air mata , kemudian dia keluar saat fajar dan berlari keluar kampung hingga saat matahari terbit bi-hwa sampai dihutan diluar desa , perutnya yang lapar dia tidak pedulikan , dia hanya punya pikiran untuk mati saja daripada menanggung aib
siang hari sampailah ia kesebuah tebing yang curam dan dalam yang dibawahnya mengalir sungai dengan batu-baru yang besar , dia duduk sambil menagis , “ayah… maafkan anakmu ini , ibu…aku telah ternoda aku akan bunuh diri ibu ! maafkan aku , coa-koko aku malu akan aib yang menjijikkan ini “ keluhnya dengan sesugukan , bi-hwa meracau memanggil- manggil semua teman-temannya , perutnya yang tidak diisi dari sejak tadi pagi tidak dipedulikannya , setelah lama dia duduk meracau dan menangisi keadaan saat matahari sudah condong kebarat dan senja merah mulai terlukis diangkasa bi-hwa berdiri lalu melangkah ketepi jurang sambil memejamkan mata dia melompat tubuhnya melayang namun sebuah sabuk melilit tubuhnya dan menghentakkan tubuhnya sehingga melambung keatas dan seorang pemuda tampan meraih tubuhnya dan mendudukkan kembali diatas tebing
“kenapa..!? kenapa aku engkau halangi , aku mau mati saja hu..hu…hu… “ keluhnya dengan hati hancur , pemuda yang adalah kwa-han-bu menatap lembut , kwa-han-bu melihat kenekatan itu saat bi-hwa melompat dan dengan gerakan luar biasa laksana kilat kwa-han-bu melenting dan menggerakkan sabuknya menggapai tubuh bi-hwa yang meluncur dan menariknya kembali keatas
“cici..! perbuatanmu ini sungguh tidak terpuji , kenekatan yang tidak layak untuk dilakukan “ , bi-hwa melihat pemuda tampan berumur sembilan belas tahun yang mencela perbuatannya lalu dia menangis lagi dengan sedih , kwa-han-bu segera membujuknya , “cici ! tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya dan tidak ada musibah yang menimpa yang tidak ada jalan penyelesaiannya “ , bi-hwa disela sedu sedannya berkata
, “aku sudah tidak berharga lagi , kehormatanku direnggut paksa seorang bajingan , noda ini hanya bisa dicuci dengan kematianku , aku harus bagaimana !? , hanya itu yang dapat aku lakukan “ kwa-han-bu duduk dan berkata , “cici ! hal memalukan telah menimpamu dan itu memang mengenaskan , namun ketahuilah cici kenekatan yang baru kamu lakukan itu bukan penyelesaian bahkan akan menambah beban bagi orang disekitarmu , bayangkan bagaimana hancurnya hati kedua orang tuamu akan apa yang kamu lakukan “
“anak muda akan lebih baik bagi orang tuaku aku hilang daripada merasa malu “ , “hmh…benarkah demikian cici , bagaimana mereka bisa merasa malu dengan bencana yang kamu hadapi ? , bahkan menurut saya mereka akan prihatin dan berusaha untuk memberimu ketabahan dan kekuatan “ , “tapi .. apa yang bisa orang tuaku lakukan dengan bajingan itu
!? “ , “cici..! kalau anda mau dan sudi berceritalah padaku apa yang cici alami !? , bi-hwa memandang han-bu , “inkong ! kamu ini tentu seorang pendekar dan mungkin kamu akan bisa mengelahkan bajingan itu tapi aku tetap akan kotor selamanya ! “ , “cici…! hal yang sangat aneh dan terlalu picik jika menghukum diri karena musibah yang dialami dan itu tidak tepat “ sela han-bu tegas dan suara lantang membuat bi-hwa terhenyak meremang , bi-hwa menatap han-bu
“in-kong dengarlah ! aku semalam diperkosa oleh seorang bajingan didalam kamarku dan aku diancam harus diam dan tidak memberitahukan kepada orang lain , sebab jika hal ini diketahui oleh orang lain maka kampung kami akan binasa dibuat bajingan itu , oleh karena itu aku ambil kenekatan ini karena ancaman itu tentunya dia akan datang lagi untuk melakukan kebejatannya padaku dan aku tidak mau “ kwa-han- bu melihat kebenaran analisa itu , “benar cici namun menghindar diri yang dilakukan ! bukan bunuh diri , “lalu inkong apa yang harus kulakukan !?” keluh bi-hwa dengan lirih sementara matahari sudah tenggelam dan malampun tiba
“cici..! aku akan mengantarmu kembali kerumahmu dan orang yang menzalimimu akan mendapat hukuman dan sampaikanlah kepada orang yang layak tahu akan apa yang cici alami karena dengan demikian cici akan punya teman untuk memberikan kekuatan pada cici “ bi-hwa terdiam dan hening , “marilah cici ! “ ajak kwa-han-bu , lalu merekapun meninggalkan tebing dan kembali ke desa , saat hendak memasuki desa beberapa lelaki termasuk coa-keng pacar bi-hwa sedang terburu-buru keluar desa , kwa-han-bu menghilang dari samping bi-hwa dan tujuh orang lelaki itu melihat bi-hwa , “hwa-moi ! , syukurlah , ternyata kamu ada disini , darimana saka kamu hwa-moi , ayah dan ibumu gelisah seharian “ bi-hwa melihat kesamping namun kwa-han-bu tidak ada sehingga membuat dia terperangah pucat
“hwa-moi ! kamu kenapa !? ayok kita pulang ! “ coa-keng meraih tangan bi-hwa yang masih terkejut dan tidak bisa mengeluarkan suara sampai didepan rumahnya , kedua orang tuanya merasa gembira dan lega ketika melihat bi-hwa selamat dan tidak kurang satu apapun , setelah teman-teman coa-keng pergi seiring ucapan terimaksih dari sim-hungcu mereka masuk kedalam
“hwa-ji ..! apa yang salah nak !? kemana engkau pergi sejak semalam !? , bi-hwa menangis sesugukan dan memluk ibunya , sim-hujin ikut menangis memeluk anaknya , setelah agak tenang bi-hwa berkata , “ayah , ibu maafkan aku , tidak ada yang salah namun apa yang kualami membuat aku sedih dan sengsara “ , “hwa-ji ! ceritakanlah ! apa yang kamu alami “ sela ibunya , bi-hwa meluhat coa-keng lalu menunduk , sim-jungcu yang melihat hal itu berkata , “keng-ji ! tolong temui tugas jaga malam ini dan katakana untuk menemuiku “ , coa-keng juga merasa sedikit janggal dengan tatapan pacarnya ini namun mendengar perkataan sim-jungcu dia mengangguk dan pergi
“hwa-ji ! sekarang ceritakanlah apa yang terjadi nak !?” , “ayah
..ibu , aku mengalami hal yang memalukan , semalam aku di perkosa lu-kongcu saudara baru dari song-tichu “ wajah kedua orang tua itu menjadi merah dan marah namun kemudian cemas lemas mendengar perkataan bi-hwa , “lalu kenapa engakau menghilang seharian nak” ! tanya sim-hujin , “bu ..! aku tidak berdaya dan sedih , aku diancam si bejat itu kalau memberitahu ia akan menghancurkan desa ini , jadi saya pergi keluar desa , „heh.. kenapa kamu pergi keluar desa , apa yang mau kau lakukan hwa-ji !?” tanya ayahnya , “ayah ..ibu maafkan aku , aku hendak mengakhiri hidupku namun digagalkan oleh seseorang dan dia mau menghantaku kesini namun ketika keng-ko muncul , pemuda itu hilang“
“aduh… hwa-ji janganlah engkau nekad anakku ! aduh syukurlah ada inkong yang menolongmu hingga kami tidak sengsara kehilanganmu nak “ jerit ibunya sambil memeluk putri satu-satunya itu , “ibu … aku malu dengan keadaanku ini , bagaimana pandangan keng-ko padaku jika hal ini ia ketahui “ , “ apa yang bisa kita lakukan koko !? tanya sim-hujin pada suaminya , “ hmh…berhadapan dengan keluarga song kita hanya akan jadi bulan-bulanan terlebih orang she-lu yang jelas sakti sehingga dapat memasuki rumah kita dan membuat celaka anak kita “ sahut sim-jungcu sedih dan iba dengan
ketidak berdayaan mereka , “lalu apakah kita akan sampaikan kepada keng-ji tentang anak kita !?” , “ya .. kita akan sampaikan
! dan bagaimana nanti terserah reaksinya “
“urusan orang she-lu , biarlah aku yang tangani paman , dan terbuka kepada orang yang harus tahu kebenaran suatu hal yang bijaksana “ suara terdengar jelas namun tidak ada orangnya , “ah.. itu suara inkong ayah ! “ sela bi-hwa dan sampai lama hening tidak ada orang yang datang , “hmh… luar biasa orang itu “ kata sim-jungcu takjub “tapi kenapa dia tidak muncul !?” sela sim-hujin , “dia telah menyelamatkan nyawa anak kita sekaligus harga diri anak kita didepan keng-ji “ , “maksud koko !? “ tanya sim-hujin tidak mengerti , “dia menyelamatkan anak kita dari kenakatan untuk bunuh diri dan juga menyelamatkan harga diri anak kita yang mungkin jatuh dimata keng-ji dan teman-temannya yang jika melihat anak kita berduaan memasuki desa akan menimbulkan sangkaan yang bukan-bukan “ sim-hujin manggut-manggut mengerti
kwa-han-bu mengikuti coa-keng yang menemui petugas malam
, “paman ! , kalian dipangil paman sim untuk bertemu “ katanya ketika sudah sapai dipos yang dijaga tiga orang , “ada apa yah
!? “ sela seorang dari mereka , “aku juga tidak tahu paman !? “sahut coa-keng , “baiklah ! kami akan kesana ! “ sahut mereka serempak ., ketika mereka sedang berjalan mengarah kerumah jungcu kwa-han-bu muncul , “sam-siok ! aku hendak kerumah keluarga song , tolong tunjukkan dimanakah rumahnya “ , “kamu siapa anakmuda !? “ tanya mereka curiga , “siapa aku nanti tanyakan paman saja kepada jung-cu “ mendengar perkataan itu seorang dari mereka menjawab , “kongcu berjalan lurus kesana dan disimpang yang kelihatan itu kearah kiri dan terus saja jalan itu diikuti dan nanti ketemu jembatan nah diseberang jembatan itu ada rumah yang besar pagarnya warna merah , itu rumah song-tichu “ , “terimaksih paman “ sahut han-bu dan segera melangkah dan mengikuti jalan yang digambarkan petugas jaga malam itu kwa-han-bu mengendap diatas atap rumah song-tichu dan disebuah kamar , dua orang sedang bercakap-cakap mesra , “eng-ko ! sudah satu minggu disini apakah kamu betah tinggal dengan kami !?” , “tentu sayang , aku betah sekali disini terlebih keberadaan kamu membuat hatiku sangat betah “ , “kalau begitu tinggallah disini dan eng-ko akan menjadi orang yang kaya sebagai suamiku “ , “urusan itu nanti saja jika pekerjaanku sudah selesai “ , apa sih pekerjaan itu eng-ko , sudah seminggu engko disini namun tidak adapun yang dikerjakan kecuali makan , minum dan mengikuti ayah menagih utang “ , sela song-bili manja dan merajuk , “hehehe… kok malah merajuk “ bujuk lu-eng , “habis.. ! eng-ko penuh rahasia “ sahut bi-li manja
, “li-moi tugasku itu menyelidiki kedatangan seseorang , yang jika sudah sampai disini aku akan kembali ke hanzhong “ “lah kenapa orang itu harus ditunggu kedatangannya apakah dia orang besar sehingga perlu diketahui kedatangannya !?” , “dia itu musuh li-moi , karena kami harus mempersiapkan pasukan untuk menghadapinya “ , “wah… satu orang dihadapi pasukan
!?” , “ya ..iya , jangan dikira walaupun seorang tapi dia itu sakti “ lalu kemudian suasana hening dan tidak lagi terdengar percakapan selein dari desahan-desahan nafas yang memburu
kwa-han-bu melayang masuk kedalam kamar sambil melempar lampu penerang hingga padam , dan dengan gerakan cepat tangannya menghantam muka lu-eng yang terkejut dan tidak siap dan sesaat tubuhnya sudah kaku dan dibawa terbang
keatas dan meninggalkan desa , “siapa kamu ! “ bentak lu-eng yang masih telanjang , , “pakai dulu baju kamu !? sahut kwa- han-bu , lu-eng melihat baju yang diraihnya ternyata adalah celana dan baju dalam bili yang dia raih , tak dapat tidak lu-eng terpaksa memakai celana dalam yang kecil dan sebatas paha lalu memakai baju dalam berwarna merah jambu , sambil melipat lutut karena jengah dengan pakaiannya
ketika memperhatikan dengan baik tersirap darahnya dan meremaang bulu tengkuknya bahwa yang menangkapnya adalah im-yang-sin-taihap , “a..apa maksudmu membawa aku kemari !? , “kamu telah berbuat zalim pada putri jungcu .
“plak..plak” dua tamparan tidak bisa dihindarkan lu-eng karena cepatnya gerakan kwa-han-bu , kedua sudut bibir lu-eng mengeluarkan darah dan dia marah bukan main , lalu ia nekat menyerang han-bu , namun serangan nekat itu membuat dia jadi bulan-bulanan pukulan han-bu dan pada akhirnya kedua kakinya patah membuat ia menjerit setinggi langit saking sakitnya
“dua tanganmu akan selamat jika kamu menceritakan apa yang kalian lakukan di hanzhong dengan kedatanganku , lu-eng terkejut rahasianya telah diketahui , hatinya makin ciut , “cepat jawab rencana apa yang ingin kalian lakukan untuk menyambutku di hanzhong !” bentak kwa-han-bu , lu-eng terdiam lama , kwa-han-bu meraih pundak lu-eng dan sedikit meremas , lu-eng merasa sendi lengannya mau copot dan rasa ngilu yang terperikan mendera urat syarafnya , “apakah kamu tidak bersedia menceritakannya !? kata han-bu sambil menambah kekutan remasannya , kiut miut muka lu-eng menahan sakit namun ia tetap tidak menyerah dan “plok….trak” terdengar sendi dan lengan itu terpisah , keluar air mata lu-eng menahan sakitnya ,
kwa-han-bu tanpa bicara meraih bahu satunya lagi dan hendak meremas namun lu-eng berkata , “ampun..apun akan aku
katakan “ kwa-han-bu mengehentikan remasannya , “kami di hanzhong mempersiapakan lima ratus pasukan untuk menyambut kedatanganmu dan kekuatan itu akan dikerahkan kepintu darimana anda datang “ , “lalu kenapa kamu menunggu saya didesa cubun !? “ saya ditugasi memata-matai anda “ , “hmh jadi dipintu gerbang yang lain tentu ada juga mata-mata “
, lu-eng mengangguk
kwa-han-bu meninggalkan lu-eng yang sudah tidak berdaya , hanya tangan kanannya saja yang tidak patah , dia mencoba menggeser tubuhnya untuk bersandar disebuah pohon untuk melewatkan malam namun ia menderita sekali karena bajunya tidak dapat menghalang dinginnya angina malam apalagi ditengah hutan itu dan juga nyamuknya sangat banyak , karena saking putus asanya lu-eng menghantam kepalanya sendiri hingga pecah dan ia pun tewas , dan tujuannya menyelamatkan sebelah tangannya adalah untuk mengakhiri hidupnya , karena kalau sempat tangannya itu patah maka dia tidak akan melakukannya , karena lebih mati daripada tersiksa tapadaksa
keesokan harinya kwa-han-bu berganti pakaian dan sabuk dan kipasnya dia simpan dibuntalan , dia membuat penyamaran , dari ilmu pengobatan yang dia warisi dia mencari getah yang kayu dan membuat penyamaran dengan getah itu dan hasilnya sungguh luar biasa , matanya yang tajam pelupuknya tertarik sehingga matanya jadi cipit , pipinya yang tadinya berlukuk kokoh sekarang kempot sebelah , kemudian kwa-han-bu membasuh wajahnya dengan air yang sudah dicampur dengan getah daun sehingga mukanya nyaris kehijauan , muka itu jelek dan tidak sedap dipandang , kwa-han-bu tersenyum sendiri ketika melihat wajahnya di dalam air
kwa-han-bu berangkat memasuki kota hanzhong dan saat memasuki kota keadaan yang terkesan genting dan penuh siaga membuat suasana dalam kota tegang , akitvitas rumah bordir dan pokoan terlihat sepi , kwa-han-bu mendatangi sebuah pokoan yang dijaga dua orang tukang pukul , “sicu ! kenapa kota sepi !? apakah ada orang didalam , aku jauh-jauh kesini ingin mengadu untung “ kwa-han-bu berlagak urakan laksana raja judi cari penantang , “pokoan buka hanya
setengah hari dan anda datang terlambat “ , “wah… kenapa bisa begutu , bukankah lam-kek-hek-te adalah kota yang semarak dan gemerlap dunia yang aktivitasnya hidup dua puluh empat jam !?” , “benar ! tapi karena saat ini tidak normal maka pulanglah atau menginap di likoan atau bersenang-senang di rumah bordir dan besok pagi anda akan bisa main judi “ sahut seorang tukang pukul
”hah… tidak normal !? , kenapa kota hitam ini tidak normal !? “ kwa-han-bu pasang muka kecewa , “ itu adalah urusan kami ! , jadi sebaiknya anda istirahat dan besok datang lagi untu berjudi setengah hari “ , “hmh.. baiklah ! besok jam berapa buka ! , “setelah matahari naik pokoan akan buka “ , kwa-han-bu manggut-manggut dan meninggalkan dua tukang pukul itu , kwa-han-bu memasuki sebuah likoan untuk makan dan pengunjungnya juga tidak seberapa hanya ada empat tamu , “pelayan..!” seru kwa-han-bu seorang prlayan mendekatinya , “sediakan arak dan makanan dengan lauk terenak dari likoan ini “ , “baik kongcu !” sahut pelayan itu dan berbalik
tidak berapa lama pelayan itu datang menghidangkan makanan
, “heh.. pelayan ! kota kenapa begini sepia pa yang terjadi , dan juga pokoan tutup setengah hari ?” , “situasi lagi tidak normal
tuan !” sahut pelayan sambil menhgidangkan makanan , “apa sebab tidak normal ? “ , “katanya ngo-ok-hengcia mempersiapkan seluruh kekuatan untuk menghadapi seorang pemdekar yang dijuluki im-yang-sin-taihap “ , “lah apa susahnya kalau menghadapi seorang saja !?” , “hal itu aku tidak tahu tuan hanya saja katanya pendekar itu sakti dan empat ratus pasukan yang dikirim ke kong-ciak-san beberapa bulan yang lalu tewas seluruhnya ditangan pendekar itu “ , “wah..luar biasa itu pendekar “ seru kwa-han-bu dengan lagak kaget , “dan kali ini jika pendekar itu berani datang kesini maka dia akn digilas lima ratus pasukan “ sela seorang tamu menimbrungi pembicaraan kwa-han-bu yang duduk dua meja didepan kwa-han-bu, kwa- han-bu melihat seorang lelaki tampan berumur dua puluh delapan tahun memandang kepadanya dengan sinis , “lima ratus orang , itu artinya nyaris semua penduduk disini ! “ sahut kwa-han-bu , “benar , memangnya kamu darimana !? , “aku ini dari punam hendak bermain judi mengadu untung disini namun kata penjaga pintu aku terlambat karena pokoan hanya buka sampai setengah hari “ sahut kwa-han-bu
“hal itu benar ! karena ngo-ok-hengcia merencanakan pengerahan pasukan besar untuk menghadapi im-yang-sin- taihap dan empat tiga murid ngo-ok sudah berjaga-jaga di luar gerbang kota untuk mengintai kedatangan pendekar itu “ , “bukankah menurut anda hal itu berlebihan bahkan samapi di intai segala !?” pancing kwa-han-bu , “memang benar berlebihan kalau yang dihadapi bukan im-yang-sin-taihap “ , “bagaimana pula rencana ngo-ok-hengcia untuk membinasakan im-yang-sin-taihap jika sudah sampai kesini , tentunya bisa lumat pendekar itu “ sela kwa-han-bu , “benar… makanya saya bilang jika pendekar itu sampai disini maka dia akan binasa , karena ngo-ok-hengcia telah membuat rencana jitu “ , “rencana
!? , bagaimana rencana menghadapi pendekar itu “ , “jika seandainya pendekar itu datang dari pintu selatan , maka seluruh pasukan akan dikerahkan kepintu itu dengan tiga gelombang serangan , pokoknya pendekar itu akan digulung sampai tewas “ sahut lelaki itu sinis , “lalu malam hari apakah tidak ada hiburan yang buka !? “ tanya han-bu , “ada … anda kerumah bordir saja untuk menghibur diri “ sahut lelaki itu dan kwa-han-bu manggut-mangut
setelah makan , kwa-han-bu menyewa kamar untuk istirahat sambil memikirkan langkah selanjutnya , dan keesokan harinya kwa-han-bu memasuki pokoan yang ia datangi kemarin siang dan bertemu dua tukang pukul yang sama , “sicu ! apakah sudah buka !? , sudah silahkan masuk dan bersenang-senang “ sahut tukang pukul , kwa-han-bu memasuki ruangan pokoan dan ternyata orang sudah ramai , suara hiruk pikuk dan omongan-omongan kasar dan suara tertawa kemenangan , kwa-han-bu sengaja datang agak siangan sehingga dapat membaca keadaan pengunjung satu buah pokoan , “apakah anda mau main !? “ tanya seorang bandar , “ya benar , pasang berapa yang paling kecil” tanya kwa-han-bu berlagak , “terkecil sepuluh tahil “ sahut sibandar , :”hmh… baiklah aku pasang sepuluh tahil dulu dan pasang nomor kecil “ sahut kwa-han-bu , maka permainanpun dimulai orang yang main dimeja itu ada tujuh orang termasuk kwa-han-bu
setelah dua jam , orang-orang semua berhenti dan bersiap-siap untuk meninggalkan ruangan , “kenapa semua orang hendak meninggalkan tempat !?” tanya han-bu pada orang didekatnya , “karena semua akan disiagakan untuk menghadapi musuh “ , “bukankah pasukan sudah disiagakan ? “ tanya kwa-han-bu berlagak kecewa , “yang disiagakan dua puluh empat jam adalah pasukan terdepan sejumlah seratus orang dan yang pasukan kedua dan ketiga masih boleh bermain tapi hanya
setengah hari “ kwa-han-bu manggut-manggut dan dia pun ikut keluar dan kembali kepenginapannya
keesokan harinya kwa-han-bu keluar saat matahari naik , kwa- han-bu mendatangi kediaman ngo-ok-hengcia dan sesampai dipintu gerbang dia dicegat empat orang penjaga , “daerah ini terlarang untuk orang luar , kamu siapa !? “ bentak salah seorang , “aku ini datang dari luar kota dan hendak menantang ngo-ok-hengcia “ sahut kwa-han-bu , empat orang itu terkejut namun selanjutnya mereka sudah ambruk dengan kondisi kaku dan bisu , kwa-han-bu dengan kecepatan kilat sudah merubuhkan mereka , lalu kwa-han-bu menerobos kedalam dan dua puluh orang sudah menyerangnya dengan serangan berbahaya , kwa-han-bu tanpa membuang waktu bergerak cepat dan membagi-bagi pukulan dan totokan yang membuat mereka tidak berdaya
pekik kesakitan dan teriakan-teriakan marah terdengar dan membuat ngo-ok-hengcia yang tinggal empat orang keluar dari dalam dan terkejut melihat hampir setengah pasukan siaga sudah ambruk tidak berdaya , “bangsat ..! pagi-pagi begini ada pengacau yang hendak mati ! “ teriak toan-sin lalu menyerang dengan ganas , kwa-han-bu mengelak dan membalas dan dua pukulan sakti bertemu “blamm” tempat itu laksana disambar petir memkakkak telinga , toan-sin undur tujuh tindak sementara kwa-han-bu hanya bergeming , melihat itu tiga rekanya langsung curiga dan menyerbu
pertempuran dahsyat dan luar biasa cepat berlangsung , empat tokoh tua yang kosen mengeroyok kwa-han-bu , “jurus “im- yang-bun-sin-im-hoat” bergerak indah dan kokoh memapaki semua serangan empat tokoh lihai yang matang , dua pedang satu rosario dan hauwce mengintai dan mencecar tubuh kwa- han-bu yang bergerak luar biasa cepat , pertempuran tingkat tinggi terjadi dengan hawa yang berkesiuran , gerakan-gerakan kwa-han-bu yang mengeluarkan gemerisik dedaunan membuat empat lawannya harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk bertahan
pertempuran itu sudah berlangsung sampai empat ratus jurus , dan nafas keempat jago tua tua itu sudah senin kamis terlebih sinar matahari yang hampir kepuncak demikian menyengat , namun pertempuran itu masih berlangsung seru dan segit , kwa-han-bu dengan trik memamfaatkan daya tahan memaksa keempatnya untuk terus bergerak hal ini membuat empat kakek tua itu makin ngos-ngosan sementara kwa-han-bu masih dengan nafas yang tenang , dan pada satu kesempatan toan- sin tidak dapat mempertahankan hauwcenya hingga lepas dan kwa-han-bu menangkap ujung hauwce dan menyusulkan
gerakan luar biasa indah dalam gerak tulisannya diangkasa dan “crokk..tuk” toan-sin menerima hantaman ujung hauwcenya yang runcing meusuk tenggorokannya dan kepala
hauwce mengetuk kepalanya hingga tengkoraknya retak didalam , toan-sin ambruk tewas seketika
tiga rekannya terus merangsak maju , kwa-han-bu masih bergerak dengan jurus melukisnya yang indah penuh kekuatan itu mengancam kedudukan tiga tokoh tua , kwa-han-bu yang memegang hauwce menjadi lebih berbahaya dengan jurusnya sehingga pada satu kesempatan ujung hauwce menembus kening in-kokcu dan tidak bersambat tewas dengan muka bersimbah darah , ouw-gin dan phang-keng segera melarikan diri kearah timur , semua anggota yang tinggal empat puluh orang terkesima melihat dua pimpinannya tergeletak tidak benyawa dan dua orang lagi lari terbiurit-birit
kwa-han-bu menatap mereka dengan tajam hingga membuat mereka tertunduk pucat ketakutan , „bagaimana dengan kalian ! apakah seharusnya kubantai kalian disini !? “ bentak kwa-han- bu , serta merta semuanya berlutut meminta ampun , “hmh sebentar lagi teman-teman kalian akan datang , jadi sekarang cepat kumpulkan harta yang ada didalam rumah ini setelah itu
tempat ini harus dibakar “ kata kwa-han-bu dengan tegas , empat puluh orang itu measuk kedalam rumah dan mengeluarkan harta yang ada didalamnya yang terdiri dari lima puluh peti berisi uang perak dan emas serta perhiasan yang semuanya terbuat dari emas
setelah lima puluh peti itu dikeluarkan maka tempat itupun dibakar , dan ketika api melalap bangunan dua ratus orang lari mneyerbu ketempat itu namun mereka terkejut ketika empat puluh orang teman mereka berdiri di depan pintu gerbang dan melihat seorang lelaki jelek berdiri gagah disamping tumpukan peti , “ada apa ini !?” tanya mereka sambil memnadang heran pada teman-teman mereka yang berbaris di pintu gerbang ,
“kita tidak bisa berbuat apa-apa , dua pimpinan kita telah tewas dan dua lagi melarikan diri , “bukankah dia itu yang semalam berjudi dengan kita “ sela yang lain , “benar ..! dan aku adalah im-yang-sin-taihap “ kwa-hanbu menjawab dan mebuat mereka terkesima tidak tahu harus berbuat apa “kalian yang merasa perlu mempertahankan martabat kejahatan kalian majulah , biar keberikan pelajaran setimpal “ kwa-han-bu melangkah mendekati kerumunan orang diluar
gerbang , orang-orang itu undur dengan wajah pucat , tidak ada yang berani menyerang , lalu muncul dua ratus orang lagi dan makin penuh tempat itu , seorang dari mereka berteriak , “seraangg ….!!.” dan teriakan itu serta merta membuat orang- orang itu maju menerjang , “berhenti…..!” teriak kwa-han-bu dan luarbiasa ratusan orang yang menerjang itu tiba-tiba terjungkal bahkan tiga puluh orang yang paling depan memuntahkan darah dan tewas karena jantung mereka pecah akibat bentakan suara itu
orang yang dibelakang tapi sudah sempoyongan undur kebelakang , seratus orang tergeletak pingsan dan seratus orang tergeletak dengan nafas sesak dan sisanya sempoyongan mundur menjauh , setelah satu jam berselang seratus orang yang pingsan yang bankit hanya enam puluh orang dan empat puluh lainnya tidak bangkit lagi karena sudah melayang nyawanya , “siapa lagi yang hendak nekad , silahkan maju “ tantang kwa-han-bu , tiga ratus orang lebih itu sudah ciut nyalinya , pimpinan mereka tidak ada lagi sementara kediaman pimpinan itu sudah hampir habis dilalap sijago merah , mental mereka terhempas jatuh , sikap keras mereka mencair , yang tersisa hanyalah ketakutan
lalu orang-orang yang dibelakang bergerak melarikan diri sekencang-kencangnya , kwa-han-bu melompat dan berteriak “ dan beberapa orang yang hendak melarikan diri itu terjungkal namun ada seratus orang juga yang masih dapat selamat walaupun jantung mereka hampir copot oleh suara bentakan itu
, yang tersisa berdiri melonggo tinggal dua ratus orang , mereka makin pucat dan serta merta berlutut , “kalian ! angkat semua peti itu dan ikuti saya “ bentak kwa-han-bu , maka lima puluh peti itu diangkat masing-masing empat orang dan mengikuti kwa-han-bu yang menuju ke tempat diua menginap
pemilik likoan tercengang dengan iring-iringan itu dan wajahnya pucat , sebagai anggota lam-kek-hek-te dia juga dapat celaka , “letakkan semua peti didalam rumah makan dan kalian boleh istirahat dan kalian semua tetap disini dan jangan coba-coba melarikan diri “ ancam kwa-han-bu , kemudian kwa-han-bu naik keatas dan memasuki kamarnya , ada tiga jam juga kwa-han-bu berada didalam kamarnya dan ketika hari sudah sore kwa-han- bu turun tapi bukan lagi dengan wajah jelek melainkan dengan wajah aslinya yang tampan rupawan dan bajunya yang panjang berwarna biru dengan pinggir warna hitam yang membelah dari bawah sampai kepinggang dikedua sisinya dan kontras dengan celananya yang berwarna hitam , sabuk kuning tersampir dikedua bahunya dan kipas terselip diikat pinggangnya , rambutnya yang tergerai panjang diikat kuncir kuda diikat pita warna putih dengan ikat kepala berwarna biru membuat wajah yang tampan itu semekin rupawan dan tubuh kekar itu semakin menunjukkan wibawa dan kharisma yang cemerlang semua yang ada disitu melonggo takjub , mereka hanya tahu bahwa im-yang-sin-taihap adalah pemuda tampan rupawan yang masih muda dan baru sekarang mereka bertemu orangnya langsung , kwa-han-bu yang memasuki ruang makan melangkah mendekati senuah meja dan setelah duduk , “apakah kalian sudah makan !? “ , orang-orang lam-kek-hek-te ada yang menjawab sudah ada juga yang tidak , “baik , bagi yang sudah makan pergi keseluruh rumah bordir dan bawa kesini semua pekerja yang ada disana” , lalu mereka bergerak dan yang tersisa hanya lima puluh orang , “apa kalian belum makan !?” , “belum taihap , “kalau begitu makanlah dulu “ sahut kwa-han-bu , lalu mereka pun ambil tempat duduk dan pemilik likoan dengan hati bangkrut melayani dan mengeluarkan makanan
pada malam harinya semua pekerja di rumah bordir berkumpul yang semuanya adalah lima ratus wanita yang cantik-cantik
,”kalian semua mungkin telah bekerja dibawah tekanan atau mungkin juga tidak , namun kalian ketahuilah bahwa lam-kek- hek-te sudah tidak ada lagi , dan pekerjaan yang kalian lakukan itu sungguh tidak patut dan menjijikkan “ kwa-han-bu melihat semua wanita-wanita yang tertunduk diam , “dan saya menyuruh kalian dikumpulkan kesini untuk mengehentikan kegiatan mesum itu dan kalian semua kembalilah ketempat kalian masing-masing dan kalian semua akan diberi tanggungan hidup selama setahun , maka hiduplah normal kembali dan bekerjalah hal-hal yang baik atau menikahlah kalau memang ada harapan kesana “ anggota lam-kek-hek-te tercenung , “setelah nanti kalian mendapat bagian kembalilah kekampung halaman kalian masing-masing atau menetaplah disini dengan pekerjaan yang baik
kemudian kwa-han-bu menyuruh membuka peti dan menyuruh kepada sepuluh orang anggota lam-kek-hek-te untuk membagikan kepada wanita-wanita itu lima puluh tahil uang perak , lima puluh tahil uang tembaga dan lima puluh tahil uang emas serta seperangkat perhiasan berupa sebuah cincin , gelang dan kalung emas , wanita-wanita dengan suka cita menerima uang dan perhiasan yang tidak pernah mereka bayangkan akan mereka terima , mereka mengucapkan terimakasih dihadapan kwa-han-bu dan pergi dari tempat itu
Ssetelah semua mendapat bagian masih ada tersisa tiga puluh peti lagi , “sisanya ini masing-masing kalian ambillah masing- masing dua lima tahil emas “ kata kwa-han-bu , sehingga setelah diambil bagian dua ratus orang lam-kek-hek-te , masih tersisa dua puluh lima peti , “kalian bekerjalah dengan baik dan mamfaatkan bagian itu untuk memulai kehidupan kalian dan saya tahu bahwa di rumah kalian , kalaian juga sudah mempunyai harta yang melimpah , namun ini adalah tanda bahwa kalian akan memulai hal yang baik “ semuanya menunduk tercenung akan hal yang mereka alami yang laksana mimpi
“ini ada dua puluh lima peti dan kalian masih ada pekerjaan untuk menghabiskan ini yaitu mulai besok kalian dibagi pada tiga kelompok masing-masing lima puluh orang untuk membawa delapan peti keluar pintu gerbang barat , utara dan selatan kota , kalian telusuri setiap kota dan berikan setiap kungcu satu peti untuk pembangunan fasilitas umum kota
tersebut dan sepucuk surat dariku “ , “baik taihap akan kami laksanakan , “bagus ! dan semua peti harus sudah sampai ditangan kungcu baru kalian kembali kesini ,aku tidak bisa menjamin apakah kalian akan dapat dipercaya atau tidak , tapi jika dalam empat bulan kalian tidak seorangpun yang melapor padaku tentang tugas ini maka itu artinya rombongan itu menghianati kepercayaan “ sahut han-bu tegas , lalu kwa-han- bu memanggil tiga orang yang bernama kao-gan , kui-kok dan lou-liong , “kalian bertiga adalah ketua rombongan , dan jika terjadi penghianatan maka kalian bertiga sebagai pimpinan rombongan akan saya cari “ ancam kwa-han-bu , ketiganya mengangguk dan menjura
kemudian kwa-han-bu menulis dua puluh empat surat dan diberikan kepada ketiga pimpinan rombongan , “dan ada satu peti lagi itu coba buka dan bagi tiga “ perintah kwa-han-bu , kemudian merekapun membuka satu peti dan dibagi tiga , “nah…! masing-masing kalian bawa sebagian dan dimana desa kalian jumpai berikan bagian kepada setiap jungcu untuk disumbangkan kepada orang yang tidak mampu didesa itu dan sampaikan pesan bahwa ini datang dari hanzhong untuk orang tidak mampu “ semuanya mengangguk , “baik ! jadi berangkatlah besok dan saya menunggu sampai empat bulan disini dan sebelum empat bulan saya harap kalian sudah melapor kesini “ , “baik taihap akan kami usahakan “ , “hmh.. dan kalian yang lima puluh orang tugas kalian adalah membakar seluruh pokoan dan rumah bordil yang ada disini “ semuanya menunduk , :”dan pekerjaan ini harus selesai dalam jangka seminggu “ lima puluh orang itu meenjura menyanggupi
keesokan harinya berangkatlah tiga rombongan dan keluar dari pintu gerbang yang telah ditunjuk , sementara pembakaran pokoan dan rumah bordir terjadi dalam kota , selama dua bulan berjalan wilayah selatan makin gempar delapan kungcu menerima masing-masing satu peti dan sepucuk surat dari kwa- han-bu yang berbunyi
“kungcu yang baik hati ! harta dari hanzhong satu peti , untuk pembangunan kota yang anda pimpin ini , jadi bersyukurlah pada thian yang memberi dan jangan coba anda hianati , sebab kalau dihianati maka anda akan celaka sendiri berhadapan dengan im-yang-sin-taihap yang sudah membagi “
Tio-can atau “ui-hai-sian” memasuki kota hehat , perjalanannya yang cukup panjang dari wilayah utara hingga samapi ke wilayah timur ,dan disepanjang perjalanan banyak kesengsaraan yang dia saksikan namun dia tidak perduli bahkan terkesan menyalahkan keadaan orang yang tertindas itu kenapa tidak punya nyali dan kekuatan untuk melawan
Hari yang cerah dengan cuaca yang sangat terik , ui-hai-sian memasuki sebuah likoan dan memsan makanan kepada pelayan , ketika sedang bersantap empat orang lelaki muda dan memasuki likoan , “can-twako ! hari ini kami berempat mau mengadakan pesta di tempatmu ini , jadi sebaiknya twako kosongkan rumah makan ini untuk pesta kita “ , “pesta apa itu sute !? , “cu-twako kan mau ke kibun untuk memenuhi undangan “tok-bi-hoa “ (bunga cantik beracun) salah satu murid terkasih dari sam subo , twako sendiri tahulah bahwa jika dipanggil ke kibun itu artinya akan dikelilingi perempuan- perempuan cantik dan pilihan “ , “benarkah itu cu-twako !?” tanya she-can pemilik likoan , “benar can-sute , makanya sebelum aku berangkat kita akan mengadakan pesta dan kui- sute sudah memasan lima gadis cantik untuk kita “ sahut seorang pemuda yang sangat tampan yang bernama cu-jin-an
“baiklah kalau begitu ! sahut can-beng pemilik likoan , kemudian dia menyuruh pelayannya untuk mengusir semua tamu , pelayanpun melakukannya , “lopek..! segera kamu
hentikan makanmu karena tempat ini mau diadakan pesta dan anda harus pergi” sela pelayan itu dengan lantang , ui-hai-sian melotot dengan muka merah dan marah , “bangsat tidak tahu orang sedang makan main usir saja “ bentak tio-can sambil mengibaskan tangannya dan tubuh pelayan itu terbanting kebelakang dan melabrak meja , suara gaduh itu mengundang perhatian lima anak buah tung-kek-hek-te yang hendak berpesta , dua dua orang dari mereka segera datang mendekati tio-can dengan mengkerenyit keras karena marah , namun sebelum suara bentakan keluar tio-can sudah mengirim pukulan yang membuat keduanya terlempar jauh hingga melabrak dinding , “tidak tahu ui-hai-sian lagi makan dan tidak suka diganggu “ mendengar julukan yang baru disebutkan dan ditimur julukan ini belum dikenal membuat can-beng dan dua rekannya menerjang , “brak…” meja dimana tio-can hancur berkeping-keping dihantam tiga pukulan kuat , kemudian mereka terus mengejar bayangan tio-can yang mengelak
pertempuran seru terjadi di likoan sehingga mmebuat tempat itu porak-poranda , “mau mampus tiga cecunguk taidak tahu diri “ sungut tio-can marah lalu dia bergerak lebih cepat dan membuat ketiga lawannya pening dan akhirnya “prak… plak… duk “ kepala kui-lam pecah hingga tewas seketika , muka cu-ji- an gempor hingga mulutnya bersimbah berdarah dan can-beng terlempar melabrak tiang dengan dada remuk kena tendangan tio-can ,sesaat ia menggigil menahan sakit lalu mati , dua temannya yang meringis kesakitan terkejut pucat diaman dua rekannya sudah tewas sementara yang satu melenguh pingsan bersimbah darah , wajah yang tadinya tampan berunah sudah karena dagunya sudah bergeser dari rahangnya
“kalian , enyah dari hadapanku !” bentak tio-can , dua orang itu menyeret tiga temanya dari dalam rumah makan dan segera meninggalkan tempat itu , “pelayan sediakan lagi makanan
untukku “ bentak tio-can dua pelayan dengan buru-buru mempersiapkan hidangan dan mengentarnya kemeja dimana tio-can duduk , tio-can bersantap lagi seakan tidalk pernah ada kejadian yang berlaku
ketika hendak keluar dari rumah makan , tio-can dihadang oleh tiga puluh orang tung-kek-hek-te , tanpa basa-basi tio-can diserang dengan membabi buta , tio-can dengan dua kali pukulan sakti memporak-porandakan pengeroyok , lalu disusul dengan gerakan cepat membagi-bagi pukulan sehingga para pengeroyok ambruk susul menyusul , dalam waktu sat jam tiga puluh orang tidak ada lagi yang mampu berdiri sebagian besar dari mereka tewas akibat pukulan ui-hai-sian
Tio-can meninggalkan rumah makan dengan anteng , ketika dia sampai dipintu gerbang sebelah timur dua orang wanita cantik menyusulnya , keduanya adalah kao-hong-bi dan khu-in-hong murid im-kan-kok-sianli-sam , mereka kebetulan berada di hehat untuk mengadakan perjalanan rutin memeriksa keadaan anak buah tung-kek-hek-te di berbagai kota , dan kao-hong-bi yang berjulukan tok-bi-hoa senang dengan cu-jian-an hingga malam mereka bermesraan , kao-hong-bi mengajak cu-jin-an untuk ikut ke kibun dan hal ini menggembirakan cu-jin-an dan mengajak tiga adik seperguruannya untuk mengadakan pesta , namun sayang ! pesta itu berubah jadi bencana , tulang mukanya ambrol dan dua temannya tewas
Ketika hal itu diketahui kedua gadis itu segera menyuruh anggota lain segera mendatangi likoan dimana ui-hain-sian berada , namun untuk kedua kalinya mereka terkejut ketika seorang dari mereka dengan luka parah menyampaikan bahwa sebagaian besar mereka tewas oleh ui-hai-sian, dan hal ini membuat kao-hong-bi dan khu-in-hong marah dan segera mengejar ui-hai-sian dan menyusulnya di pintu gerbang sebelah timur , “berehenti dulu ui-hai-sian !“ bentak kao-hong-bi , “hehehe ada apa lagi ! apa kalian juga minta dihajar !? balas ui-hai-sian membentak
“kakek bau yang sombong !” cela kao-hong-bi marah , dia menyerang dengan pukulan tenaga sakti dan disambut tio-can dan “blamm..” dua pukulan sakti beradu tio-can mundur dua tindak dan kao-hong-bi undur tiga tindak , kemudian pertempuran dilanjutkan dengan ilmu tangan kosong , pengerahan gin-kang di maksimalkan , gerak tipu dan pancingan dikeluarkan , luar biasa seru dan menegangkan , hingga dua ratus jurus keadaan masih imbang dan belum ada yang mampu mendesak , lalu tio-can mengubah gerakannya dengan mengeluarkan ilmu barunya “jit-goat-sin-ciang” dan dua puluh jurus kemudian kao-hong-bi terdesak hebat , kepepet dan kalang kabut namun sebelum ia ambruk khu-in-hong maju menerjang sehingga kao-hong-bi dapat menguasai kedudukannya
tio-can mengerahkan kekuatan ilmu barunya untuk menghadapi kedua gadis muda yang berilmu tinggi itu , pertahanan ilmunya laksana benteng dan hawa panas dan dingin merupakan keuntungan dalam mempengaruhi serangan lawan namun kedua gadis gemblengan ini juga tidak kalah kuatnya menekan dan mencoba mendesaknya dan ketika seratus jurus berlangsung tio-can mulai terdesak namun masih sulit kalau untuk ditumbangkan dan kedua gadis itu makin meningkatkan daya serangan dengan mengeluarkan segala kemampuan yang dimilki , tio-can mengeluarkan senjatanya yang sudah ditempa dalam perjalanan sepanjang utara ke timur yakni dua buah roda yang bergigi , dengan dua lingkaran roda ditanganya ti-can mengeluarkan ilmu barunya “jit-goat-sin-lun” (roda sakti bulan matahari) , kedua gadis itu juga sudah mencabut pedang untuk menghadapi tio-can
pertempuran dengan senjata berlangsung , senjata roda tio-can berputar demikian unik dan luar biasa , kadang senjata itu di lempar namun berputar dan kembali kepergelangan tio-can dan keunikan ini membuat hong-bi dan in-hong sibuk dan kalang kabut sementara dari putaran kedua roda itu juga mengeluarkan hawa yang berbeda , pada satu kesempatan gigi roda tio-can menyambar paha kao-hong-li dan untungnya dapat disambar dengan pedang “trang….” putaran roda itu melemah namun tetap juga melukai betisnya sehingga tergores mengeluarkan darah
kao-hong-bi mengerenyit perih namun tidak mengkendorkan perlawanannya , desakan dan tekanan senjata roda itu masih dapat diimbangi walaupun mereka tidak lagi mampu menyerang tio-can , dan tio can disamping mendesak dengan senjatanya yang unik juga mengirimkan pukulan-pukulan sakti dari ji-goat- sin-ciang sehingga kedudukan dua gadis itu sangat berbahaya dan tidak berapa lama lagi akan amburuk , namun sebelum hal itu terjadi sebuah bayangan datang menerjang dari arah belakang tio-can dan kontan serangan tio-can terhenti karena menghindar dari cecaran pedang penyerangan yang tiba-tiba penyerang yang datang adalah seorang gadis cantik juga yang bernama lauw-bi-hong saudara seperguruan kao-hong-bi dan khu-in-hong , dengan masuknya saudara mereka ini membuat semangat pertempuran kao-hong-li dan khu-in-hong yang sempat terpapar kini bangkit lagi , ketiganya menyerang tio-can dengan gulungan tiga pedang yang luar biasa cepat dan berbahaya , namun tio-can masih dapat mengimbangi walaupun sangat berat dirasakan , tio-can mengerahkan daya pertahanannya hingga ketiga gadis itu harus juga berusaha mati-matian untuk melumpuhkannya , malam sudah tiba namun pertempuran itu masih berlangsung seru dan menegangkan
akhirnya pada satu ketika pedang lauw-bi-hong menyambar pundak tio-can sehinga tersayat dan mengeluarkan darah , kemudian pedang khu-in-hong menyambar dadanya sehingga merobek baju dan menggores tipis kulitnya , lalu tio-can membuat serangan nekat dengan menlempar dua senjatanya dan memukul kearah lauw-bi-hong dengan tenaga sakti , hong- ni dan in-hong mencelat menghindar dan kuda-kuda lauw-bi- hong tergempur ketika beradu pukulan dan saat senjata roda memasuki pergelangannya , tio-can sudah melarikan diri dari tempat itu
pertempuran yang melelahkan itu sangat menguras tenaga dan mebuat ketiga gadis cantik itu duduk diam lama untuk memulihkan kembali tarikan nafas dan kekuatan mereka ,
setelah dua jam barulah keadaan mereka pulih kembali , “bi- hong ! untunglah kamu datang hingga kita dapat mengusir kakek jelek itu “ sela kao-hong-bi , “benar ! tapi bagaimana kamu sampai kesini bi-hong , bukankah kamu di-kibun bersama subo !? , “sahut in-hong menimpali , “aku kesini karena disuruh subo untuk memanggil kalian berdua kemabli ke-kibun “ , “hmh… tidak biasanya begitu , ada apa bi-hong sehingga kami harus dipanggil “ sela in-hong , “benar ! tentunya ada hal yang penting “ sela hong-bi , “ya… memang ada hal yang penting dan sesuatu yang luarbiasa telah terjadi “ hong-bi dan in-hong
terheran , “hal apakah yang penting dan luar biasa itu bihong !?‟ tanya kao-hong-li , “keadaan kita di wilayah selatan mengalami bencana besar , lam-kek-hek-te sudah lenyap dan ngo-ok- hengcia hanya tinggal dua lagi dan sudah sampai dikibun sebulan yang lalu bersama tiga muridnya” sahut lauw-bi-hong
“siapakah orangnya yang telah menaklukkan ngo-ok-hengcia dan bahkan mengambil alih wilayah selatan !?” tanya hong-bi heran , “menurut kakek she-phang bahwa yang mengacaukan lam-kek-hek-te adalah seorang pemuda sembilan belas tahunan yang dijuluki im-yang-sin-taihap dan dia adalah she- taihap dari pulau kura-kura “ , :”kalau han-zhong sudah dikauasai tentunya pendekaar itu akan memasuki wilayah timur “ sela khu-in-hong , “benar sekali , maka subo menyuruh saya menyusul kalian supaya kembali kekibun “ sahut lauw-bi-hong . “kalau begitu marilah kita berangkat !” kao-hong-bi berdiri dan merekapun berkelabat dan meninggalkan pintu gerbang kota
tio-can yang sedang terluka luar berlari menuju sebuah sumber air dan istirahat sambil membersihkan lukanya , selama dua hari tio-can berada ditempat itu menunggu lukanya sampai kering , kemudian dia melanjutkan perjalanan kemana kaki membawanya , dua minggu kemudian tio-can sampai dikota sin-tung dan dia menginap disebuah likoan dan ketika malam hari , tio-can hendak keluar dari likoan untuk mencari angin sambil menikmati keadaan kota waktu malam , suasana kota ramai oleh tempat pokoan dan rumah bordir , ketika tio-can melewati sebuah pokoan dia melihat tiga gadis yang mengeroyoknya berbicara dengan penjaga pintu , tio-can bersembunyi dan memperhatikan ketiga gadis itu , “suruh mereka bertiga ke tempat kami menginap !” seru kao-hong-bi dan merekapun meninggalkan tempat itu , tio-can dengan diam-diam mengikuti dan setengah jam kemudian kao-hong-bi dan dua rekannya memasuki sebuah likoan yang sangat besar dan mewah
tio-can mengendap-endap diatas atap dan bergerak laksana kelelawar malam dan mencoba mengerahkan ketajaman pendengarannya untuk mencari kamar ketiga gadis sakti itu dan usahanya berhasil , hong-bi , in-hong dan bi-hong berada pada senuah kamar yang luas dan besar dengan ranjang yang sangat besar dan dan bahkan kamar itu ada meja dan kursi , “aku mau mandi dulu “ sela hong-bi dan memasuki sebuah ruangan tempat mandi dalam kamar itu , in-hong dan bi-hong membaringkan diri diranjang yang besar dan lembut , “bi-hong ! kesaktian im-yang-sin-taihap itu tentu luar biasa sehingga mampu mengalahkan ngo-ok-hengcia “ sela in-hong , “tentulah demikian in-hong “ sahut bi-hong sambil membuka baju luarnya , “kata kamu dia itu masih muda umurnya sembilan belas tahun
, lebih muda dari kita lima tahun , saya yakin dia itu tampan “ , “bagaimana kamu bisa katakan demikian ini-hong !?” , tanya bi- hong , “bukankah dia adalah she-taihap dari pulau kura-kura !? sahut in-hong sambil bangkit duduk dan membuka baju luarnya
“benar ! tapi apa hubungan dengan perkiraan kamu !?” she- taihap dipulau kura-kura tidak ada yang jelek menurut bayangan saya karena penghuni disana adalah legenda di wilayah selatan , mereka adalah keturunan kim-khong-taihap yang katanya memiliki enam istri yang cantik-cantik “ , “darimana kamu tahu demikian !?‟ , “kamu juga pasti tahu bahwa ketika kita berumur empat lima tahun bahwa she-taihap seluruhnya orang yang dielukan dan sangat dibanggakan oleh orang-orang tua “ , “iya ..sih , dan ketika thian-te-ong memaksa kita memasuki tung-kek-hek-te tidak ada lagi cerita she-taihap “ sela bi-hong
“tapi untuk apa kamu pikirkan itu , yang jelas dia adalah musuh kita yang tentunya akan berusaha membunuh kita “ bi-hong menambahkan , “memang dia adalah musuh kita , dan sayang sekali ketampanannya kalau sempat dia mati muda “ sahut in- hong membayangkan wajah tampan entah milik siapa , “hik..hik… in-hong ngelamunkan im-yang-sin-taihap atau pemuda yang akan datang sebentar lagi “ in-hong tersenyum , lalu tidak berapa lama hong-ni keluar , “bicarain apa !? kok senyam senyum !? “ tanyanya hong-bi sambil mengeringkan rambutnya yang indah , “hik..hik… in-hong membayangkan ketampanan wajah im-yang-sin-taihap “ sahut bi-hong sambil turun dari ranjang menuju kamar mandi , “apa benar im-yang-
sin-taihap berwajah tampan !? “ , “mana saya tahu ! melihatnya saja saya belum pernah , itu tuh in-hong seperti monyet kesambet tearasi , hik..hik… “ sahut bi-hong sambil memnutup kamar mandi
“in-hong ! jika tampan kamu mau apa dengan im-yang-sin-
taihap “ tanya hong-bi , “suka-suka akulah , pikiran pikiranku sendiri “ sahut in-hong senyum nakal , “cih… kalau aku jika ketemu walaupun tampan selangit akan ku habisi dia karena dia musuh kita “ , “iya deh aku ingin lihat bagaimana nanti jika ketemu she-taihap keturunan dari kim-khong-taihap yang beristri enam “ sahut in-hong sambil memluk guling kembali dengan hayalannya , “iih… kamu kegatelan ya , nanti aja kamu tuntaskan dengan lelaki yang kita suruh kesini “ cela hong-bi dan in-hong diam tidak menjawab tetap asyik dengan pikirannya
tio-can meninggalkan kamar itu dengan pikiran dipenuhi orang muda yang diceritakan sebagai she-taihap keturunan dari bengcu legendaris kim-khong-taihap , tio-can kembali kepenginapannya dan berencana akan mengikuti ketiga gadis itu , keesokan harinya tio-can mengintai likoan dimana kao- hong-bi dan dua rekannya menginap , dan berketepatan ketiganya keluar dan melanjutkan perjalanan , tio-can dengan mengatur jarak mengikuti ketiga gadis itu sehingga dua minggu kemudian mereka memasuki kota kibun , selama tiga hari tio- can didalam kota , cerita yang dia dengar adalah kemunculan im-yang-sin-taihap yang telah menguasai wilayah selatan dan sekarang berada di thianjin
sementara di tempat im-kan-kok-sianli-sam ouw-gin dan phang- keng beserta tiga murid sim-khong , the-khang sudah berada lebih tiga bulan yang lalu di kibun setelah mengadakan perjalanan selama lima bulan , ouw-gin dan phang-keng yang merasa tidak berdaya melawan im-yang-sin-taihap melarikan diri kegerbang timur selama tiga hari tiga malam mereka menancap gas memasuki wilayah timur dan ketika sampai disebuah hutan keduanya istirahat dan mengisi perut dengan panggang daging ular , “tidak kusangka bahwa pemuda itu demikian sakti “ ouw-gin berkata memecahkan suasana hening
, “benar sekali she-ouw dan apa yang kita alami tentunya membuat marah thian-te-ong “ , “menurutmu she-phang apakah thian-te-ong dapat mengatasi im-yang-sin-taihap ?” ,”entahlah she-ouw , thian-te-ong juga bukan orang sembarangan bahkan telah menewaskan seluruh she-taihap tapi thian-te-ong jika kita keroyok berlima keadaan seimbang “ sahut phang-keng , “benar dan kita berempat mengeroyok im-yang-sin-taihap , dan bisa jadi kalau kita berlima sebenarnya kedudukan seimbang dan artinya im-yang-sin-taihap dan thian-te-ong juga adalah seimbang “ phang-keng mengangguk ,
“lalu apa yang kita lakukan setelah sampai dikibun dan bertemu dengan im-kan-kok-sianli-sam?“ tanya ouw-gin , “tentunya kita akan bicarakan hal selanjutnya bersama im-kan-kok-sianli-sam “ sahut phang-keng , “hmh… baiklah kalau begitu mari kita berangkat “ sahut ouw-gin dan segera berlari dan disusul phang-keng , empat bulan kemudian mereka dikota hungcih dan selama tiga hari mereka berdiam di kota itu dan ternyata tiga murid mereka sudah menyusul sampai dikota itu dan bertemu mereka
“ouw-ceng ! bagaimana keadaan kota hanzhong kamu
tinggalkan , “saat saya dan dua ratus pasukan kembali ke tempat kita , tempat kita dalam keadaan terbakar , dan juga saya melihat dua suhu telah tergeletak dan puluhan peti ada diluar “ , “sialan , harta itu hasil pungutan selama sepuluh tahun dan tidak satu senpun kita dapat bawa “ sungut phang-keng , “lalu bagaimana ouw-ceng !?” tanya ouw-gin , “ketika pasukan saya perintahkan menyerang , saya diam-diam melarikan diri dan berlari kepintu utara untuk menemui the-khang dan menceritakan keadaan kota , lalu kami ketimur untuk menemui sim-khong , kemudian kami keselatan untuk memberitahu lu- eng , namun kami dapatkan lu-eng sudah jadi mayat dengan kepala pecah di sebuah hutan “ , “artinya im-yang-sin-taihap masuk dari pintu selatan dan lu-eng telah berbuat teledor hingga kita kecolongan “ sahut phang-keng kesal , “teruskan ceritamu ouw-ceng !” perintah ouw-gin
“setelah itu kami bertiga segera lari mengarah ketimur karena kami yakin bahwa dua suhu jika selamat akan mengarah ke wilayah timur ketempat tung-kek-hek-te “ “hmh… baiklah kalian istirahat malam ini dan besok kita lanjutkan perjalanan ke kibun “ sela ouw-gin , lalu ketiganya meninggalkan ouw-gin dan phang-keng , keesokan harinya mereka berlima melanjutkan perjalanan sehingga sebulan kemudian mereka sampai dikota ki-bun
mereka disambut im-kan-kok-sianli-sam dengan perasaan heran , “hmh… hal yang mengejutkan kedatangan kalian ini ngo-ok-hengcia walhal setahun lagi pertemuan akan dilakukan dengan thian-te-ong “ sela lou-si-san , “kedatangan kami bukan untuk hal pertemuan yang akan dilakukan tahun depan “ sahut ouw-gin , “hmh.. lalu kenapa kalian meninggalkan selatan !? “ tanya li-ceng-si , “kekuatan kita diwilayah selatan telah hancur dan lenyap “ , “heh… she-ouw apa yang terjadi ! pa kalian tidak becus memimpin lam-kek-hek-te !” cela lou-si-san , “jaga mulutmu she-lou kalau bicara !” geram phang-keng menahan amarah , “sudah ! ceritakanlah she-phang ! apa yang terjadi “ sela lu-eng-hwa menengahi suasana yang panas itu , “lanjutkan ceritamu she-ouw , aku malas cerita didepan perempuan bau kencur sok belagu dan merasa paling hebat “ sahut phang-kek yang masih jengkel melihat lu-si-san
“keadaan seperti ini kita tidak seharusnya saling bentrok sementara kebersamaan kita dibutuhkan dalam menghadapi masalah ini “ kata ouw-gin mendinginkan suasana tegang , “ceritakanlah she-ouw apa yang terjadi ?“ tanya lu-eng-hwa untuk kedua kalinya , “kekuatan lam-kek-hekte telah terbentur dengan munculnya she-taihap dari pulau kura-kura , orangnya
masih muda seumur sembilan belas tahun dan dijuluki im-yang- sin-taihap “ , “tentunya kalian sudah berusaha maksimal she- ouw !?” sela lu-eng-hwa , “benar lu-siocia , kekuatan kita di berbagai kota di sapu bersih oleh pendekar ini sejak dari kaifeng hingga ke hanzhong , dan kami telah berusaha mencegat pemuda itu sehingga lu-tiok dan muridnya tapa daksa dan hanya sebulan mereka dimarkas lalu kemudian meninggal “ mendengar hal itu semuanya hening , kemudian ouw-gin melanjtkan
“kami juga telah membentuk pasukan sebesar empat ratus orang untuk mencegat pendekar itu di kong-ciak-san diluar kota punam namun pasukan itu berhasil diperdayakan oleh im-yang- sin-taihap , lalu lima bulan yang lalu im-yang-sin-taihap memasuki kota han-zhong dan berhadapan dengan kami berempat namun pemuda itu harus diakui luarbiasa sakti hingga kami tidak dapat menghadapinya dan kami harus menyingkir setelah in-kokcu dan toan-sin tewas ditangan pemuda itu “ im-kan-kok-sianli-sam terperangah , “wah… jika ngo-ok-hengcia tidak kuasa membendung kekuatan pemuda itu tentunya kita harus lebih hati-hati “ sela lu-eng-hwa
“benar lu-siocia ! bahkan saya yakin im-yang-sin-taihap itu sudah memsuki wilayah barat dan tidak lama lagi anggota tung- kek-hek-te akan membanjir kekota ini “ sela phang-keng dengan nada tajam sambil melirik lou-si-san , “hmh…. menurut she-ouw apa yang harus kita lakukan ?” tanya li-ceng-si , “menurut saya segeralah kumpulkan kekuatan di kibun ini dan kerahkan menghadapi im-yang-sin-taihap yang tidak akan lama lagi akan kedengaran beritanya di wilayah timur ini “ sahut ouw- gin , “hmh … baiklah kalau begitu , mari kita kumpulkan dan
setelah itu kita bicarakan langkah selanjutnya “ sahut lu-eng- hwa
keesokan harinya lauw-bi-hong disuruh menyusul kedua saudaranya kao-hong-bi dan khu-in-hong yang mengadakan kunjungan rutin kekota-kota bagian utara wilayah timur dan sebulan kemudian terdengar berita bahwa im-yang-sin-taihap sudah berada di kota thianjin dan itu artinya dua belas kota kota wilayah timur dari arah selatan sudah di kuasai im-yang-sin- taihap , dan sebulan berikutnya seratus anggota tung-kek-hek- te sudah memasuki ki-bun dan melaporkan keadaan kota mereka yang di datangi oleh im-yang-sin taihap , oleh karena ketiga murid im-kan-kok-sianli-sam sudah kembali ke kibun maka im-kan-kok-sianli-sam mengadakan pertemuan kembali dengan kelima rekan mereka dari wilayah selatan
“bagaimana hal selanjutnya she-ouw , apa langkah kita berikutnya ?” tanya lu-eng-hwa membuka pembicaraan ,
“anggota tung-kek-hek-te di kibun ini kebanyakan adalah wanita dari jumlah anggota yang berada disini sebanyak delapan ratus dan terdiri dari enam ratus wanita dan dua ratus laki-laki “li- ceng-si menyambung mengutarakan jumlah kekuatan mereka , semuanya hening dan terdiam lalu ouw-gin berkata , “menurut saya jika kita menunggu maka kemungkinan apa yang kami alami akan terjadi pula disini , maka sebaiknya kita ubah taktik , yakni kita yang bergerak “ , “maksudnya bagaimana she-ouw ?” sela lou-si-san
“maksudnya begini lou-siocia , kita semua akan keluar dari ki- bun dan akan bergerak menuju arah kedatangan im-yang-sin- taihap , dan pasukan ini dibagi tiga , pasukan pertama sebanyak tiga ratus orang yang dipimpin tiga murid kalian , kemudian pasukan kedua sejumlah dua ratus orang yang terdiri dari laki-laki dipimpin oleh tiga murid kami dan pasukan ketiga sebanyak tiga ratus orang yang kita pimpin berlima “ semuanya manggut-manggut , “lalu gambaran bagaimana she-ouw !?” tanya lu-eng-hwa , “gambarannya adalah jika umpama pasukan pertama bertemu dengan im-yang-sin-taihap maka akan terjadi pertempuran dan setidaknya setengah hari pasukan kedua sudah sampai ketempat itu dan jika perlu dibantu maka pasukan ini akan maju dan setengah hari dibelakang pasukan kedua kita sudah sampai pada tempat itu dan dapat melihat situasi “
“kakek-ouw ! apakah banjir pasukan itu memungkinkan kita akan tetap kalah di tangan yang hanya seorang pemuda !? tanya kao-hong-bi , hatinya heran dan tidak habis pikir membayangkan bagaimana mungkin betapa hanya seorang akan mampu menghadapi lautan pasukan , betapapun tingginya ilmu orang itu tapi menghadapi pasukan adalah hal yang mustahil pikirnya
“kao-socia ! menurut biasa tentunya im-yang-sin-taihap akan kalah dan dikerubuti oleh pasukan yang banyak , namun kenyataan yang kita alami lain , dimana empat ratus pasukan kami dapat dikalahkan oleh im-yang-sin-taihap , jadi kita tidak bisa menggolongkan sosok im-yang-sin-taihap kepada biasa karena disamping ilmunya yang tinggi dia juga mempunyai kecerdasan dan perhitungan yang luarbiasa tingi” sahut ouw- gin
semua terdiam merenungkan perkataan ouw-gin , “hmh… jika demikian strategi yang disampaikan she-ouw akan kita lakukan
, dan bisa jadi apa yang dialami pasukan diselatan karena polanya yang menunggu dan im-yang-sin-taihap dapat memperhitungkan langkah dan strateginya , dan kali ini kita tidak menunggu tapi malah bergerak maju menjumpainya dan ini ide yang sangat bagus “ sahut li-ceng-si , semuanya mengangguk membenarkan
Disebuah hutan sebelah barat kota lamhong ui-hai-liong-siang sedang beristirahat , mereka sedang memanggang daging kelinci yang sebentar lagi akan matang , minyak gajihnya sudah menetes-netes dengan aroma yang sedap membetik selera , apakah dagingnya belum matang kim-moi !?” , “sebentar lagi hun-ko!” sahut lui-kim sambil membalik-balik panggang kelinci diatas bara api , tiba-tiba enam orang muncul dari rerimbunan hutan , mereka mengurung tempat itu bahkan jumlah mereka makin bertambah hingga jumlah orang yang mengurung sejumlah dua puluh orang lebih , “hmh… kalian telah mengacau di lamhong dan mencelakakan empat orang teman kami” kata seorang mereka dengan muka merah karena marah , lui-kim meloncat keatas dan menancapkan kayu panggangan kesebuah pohon dan kemudian turun dan berdiri didekat yo- hun , “kalian juga kalau mau merasakan hajaran majulah !” tantang yo-hun , mereka yang melihat demonstrasi kekuatan lui-kim yang menancapkan kayu panggangan kesebuah pohon dan tertancap dalam menggetarkan sebagian hati dari mereka namun enam orang bergerak menyerang , yo-hun dan lui-kim maju menerjang dan adu jotos pun berlangsung seru
Yo-hun dan lui-kim dengan gerakan indah dan cepat memukul dan menampar sehingga dalam sepuluh gebrakan enam orang itu terjungkal ambruk ketanah dengan luka pukulan yang tidak ringan , sepuluh orang merangsak maju dan disusul yang lainnya , namun ui-hai-liong-sian dengan tenang bergerak melumpuhkan seorang demi seorang dan hanya sepeminum teh pertempran itu berlangsung dua puluh tiga orang sudah ambruk dengan wajah meredam kesakitan karena luka pukulan dan tamparan , diantara mereka ada tujuh orang yang tewas karena lukanya yang parah , lui-kim segera melompat ketempat pohon dimana panggang kelincinya ditancapkan , “mari kita cari tempat lain hun-ko !” sela lui-kim sambil berkelabat kearah barat , yo-hun menyusul dan disebuah aliran sungai keduanya duduk dan menyantap panggang kelinci
Setelah keduanya menghabiskan panggang kelinci tiba-tiba hari cerah itu berubah mendung dan laksana dicurahkan dari langit hujan turun mengguyur lebat , keduanya segera mencari tempat berlindung namun yang ada hanya pepohonan kayu dan semak belukar “hun-ko ! sebaiknya kita lanjutkan saja perjalanan “ , “benar kim-moi , kita sudah kepalang basah dan menunggu disinipun tidak ada gunanya malah membuang waktu” sahut yo-hun , kemudian yo-hun meraih tangan mungil lui-kim dan menariknya berlari , dengan senyum hangat lui-kim berlari disamping yo-hun , sepasang kekasih itu berelari cepat menembus hujan yang lebat menuju perbatasan
Sampai malam hujan terus turus seakan enggan untuk reda , bayangan ui-hai-liong-sian yang berlari cepat terus menembus lebtanya hujan hingga menjelang pagi keduanya sampai di sebuah pondok ditengah persawahan milik penduduk , keduanya istirahat didalam pondok dan dengan setumpuk api mereka menghangat tubuh , “bagaimana kim-moi , apakah kita teruskan atau menunggu pagi baru berangkat “ , “kita menunggu pagi saja hun-ko “ sahut lui-kim , kemudian yo-hun mendekati lui-kim dan memeluknya dari belakang , lui-kim yang sedang mengerahkan hawa sakti untuk menghangatkan tubuhnya bertambah hangat ketika dipeluk oleh yo-hun , lui-kim menyandarkan kepalanya dileher yo-hun dan kedua tubuh yang basah itu saling menghangatkan dengan hawa sakti sementara nyala api pada tumpukan kecil itu menambah ronatisnya suasana ditengah gemerisik curahan hujan yang menimpa atap pondok
Keesokan harinya hujan sudah reda , lui-kim bangun dari tidurnya ternyata keduanya tidur dengan posisi duduk tangan yo-hun yang melingkar diperutnya demikian lembut, yo-hun bangun saat merasakan hembusan nafas lui-kim membelai lehernya , “kamu sudah bangun sayang !? , sela yohun mempererat pelukannya sembari mencium kening lui-kim , baju dibadan mereka hampir kering , “marilah kita lanjutkan perjalanan dan setidaknya siang hari nanti kita sudah sampai ke kota lijiang “ lui-kim bergerak untuk berdiri dan yo-hun pun melepas pelukannya dan berdiri , keduanya keluar dari pondok dan segera berlari cepat , keduanya dipagi yang basah itu saling berlomba diselingi celoteh-celoteh mesra dan suara tawa renyah
Siang hari sampailah keduanya di kota lijiang dan segera mencari liokoan untuk istirahat dan membersihkan diri , pada hari kedua mereka berada di lijiang saat keduanya sedang makan pemilik likoan dan sepuluh orang mendatangi meja mereka , yo-hun dan lui-kim heran , “ada apa sicu ! tanya yo- hun pada pemilik likoan , “karena kalian pendatang dikota ini maka kami akan mengajukan beberapa pertanyaan , “kalian ini siapa !? , darimana dan hendak kemana ? , “kenapa harus demikian !?” yo-hun balik bertanya , “ini sudah peraturan , jadi jawab saja !” , “siapa kalian yang ingin tahu urusan orang , apakah kalian ini pemerintah kota ini !?” , “benar ! kami adalah penguasa kota ini dan seluruh kota di wilayah barat ini ada dibawah kuasa see-kek-hek-te “ jawab pemilik likoan
“kemana kami itu adalah urusan kami dan kami tidak harus mengatakan pada orang lain “ sela lui-kim , “bangsat ! artinya kalian menentang see-kek-hek-te !” bentak pemilik likoan dan hendak menampar muka lui-kim namun sebelum tangan itu sampai “krekk… adouuuh…” terdengar pikikan pemilik likoan karena tangannya ditangkap dan dipatahkan lui-kim , yang lain segera maju , lui-kim dan yo-hun berdiri dan melemparkan meja kearah anak buah see-kek-hek-te , “brakk..” meja itu hancur di bacok oleh seorang terdepan namun dia kecele karena sebuh pukulan telah mengenai mukanya dan membuat dia terjungkal dengan hidung patah dan berdarah
anak buah see-kek-hek-te merangsak maju dan suasana jadi kacau balau , meja dan kursi patah dan terbalik , yo-hun dan lui-kim membagi-bagi pukulan yang membuat mereka tidak berdaya untuk menyerang lagi , dalam jangka lima belas menit sepuluh orang itu sudah lemas meringis kesakitan , dan tidak berapa lama dua puluh orang see-kek-hek-te datang dan segera menyerang ui-hai-liong-siang , tapi mereka juga bukan tandingan sepasang pendekar gemblengan dari pulau nelayan itu , dalan waktu yang tidak lama kedua puluh orang itu sudah babak belur dan dua belas dari mereka tewas
“kalian merasa memiliki kekuasaan pada orang lain hingga berbuat semena-mena tapi kalian jangan coba-coba menyombongkan diri dihadapan ui-hai-liong-siang “ sela lui-kim ketus , lalu yo-hun dan lui-kim kembali keatas dan mengambil buntalan mereka lalu meninggalkan kota lijiang , sejak itu nama ui-hai-liong-siang menjadi berita hangat dan itu terbukti julukan mereka sudah duluan di kota dali , ketika berada dikota dali tiga puluh orang hek-te telah mencegat mereka ditengah kota , “ui- hai-liong-siang ..hari ini kalian haraus menerima kematian !” bentak pimpinan hek-te di kota dali , ui-hai-liong-siang segera di kerubuti dan diserang , namun dua kali gebrakan keroyokan itu porak-poranda dua pukulan sakti pek-lek-jiu menghantam barisan pengeroyok dan akibatnya delapan orang terlempar dan tewas seketika , ui-hai-liong-siang terus bergerak dengan gesit mengejar para pengeroyok yang sudah ciut nyalinya
dan dalam waktu dua jam tiga puluh anggota hek-te sudah tergeletak tidak berdaya , dan dua puluh orang dari mereka
tewas , “ini baru pelajaran ringan bagi kalian dan satu saat kota yinchang dimana see-kwi-liong akan berhadapan dengan ui- hai-liong-siang” sela lui-kim dengan tegas dan lantang , orang- orang yang menonton dari kejauahan merasa hangat dan gembira ketika melihat tiga puluh orang samseng kota mereka tidak berdaya dan perkataan lui-kim itu terdengar jelas dan mebuat hati mereka berpihak pada sepasang pendekar yang berjulukan ui-hai-liong-siang
kemudian ui-hai-liong-siang melanjutkan perjalanan dan sebulan kemudian mereka sampai di kota kunming dan sehari mereka dalam kota empat puluh orang hek-te mendatangi keduanya yang sedang berjalan-jalan di taman kota , rombongan hek-te yang mengelilingi mereka membuat orang berkerumun dan heran dan menonton dari kejauahan , dan ketika memperhatikan dua orang yang di kelilingi , hati mereka tergetar sepasang pendekar yang lagi hangat dibicarakan dan jadi buah bibir di wilayah barat membuat hati mereka antusias untuk menonton kelanjutan peristiwa yang sedang berlangsung
“bunuh dan cincang ui-hai-liong-siang ! teriak pimpinan rombongan , ui-hai-liong-siang tidak menunggu malah teriakan itu merupakan aba-aba bagi mereka untuk menerjang dua pukulan sakti dikeluarkan dan hawa kilat halilintar berkeredapan menyambar , teriakan histeris terdengar ketika dua pukulan itu menghantam barisan , lalu ui-hai-liong-siang yang laksana bayangan saking cepatnya berkelabat diantara para pengeroyok yang pusing dan bingung , tatapan mereka kabur sehingga mereka tidak berdaya saat pukulan dan tamparan menghantam tubuh mereka
hampir setengah hari pertempuran itu berlansung dengan seru dan empat puluh orang hek-te tidak ada lagi yang mampu berdiri dan sebagian dari mereka tewas dan yang lain terluka parah , orang-orang yang menonton bergerak mendekat , ui- hai-liong-siang menatap orang-orang yang mendekat itu , seorang tua berumur lima puluh tahun lebih menjura dengan sinar wajah gembira , “terimakasih ui-hai-liong-siang , peristiwa ini sungguh membuat hati kami merasa lega , seakan kemelut dikota ini akan hilang walaupun sehari dua hari “ lui-kim mengerti dengan maksud penjangkaan waktu yang singkat itu lalu berkata , “paman ! dan sicu semua , sebelum see-kwi-liong tewas see-kek-hek-te akan tetap merajalela di wilayah barat , namun kita akan berusaha untuk meredam tirani see-kwi-liong , jika saatnya tiba , doakanlah kami paman dan sicu semua dapat menundukkan see-kwi-liong “ jawaban lui-kim yang langsung menggugah harapan mereka langsung berteriak “hidup..! ui-hai-liong-siang “
selama dua hari ui-hai-liong-siang berada di kunming dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan kekota nanning dimana kee-san-taihap ayah dari lui-kim , dan sebulan kemudian ui-liong-siang sampai dikota nanning dan hal ini membuat lui-kim bergetar lebih enam tahun ia meninggalkan kota nanning dan meninggalkan ayah ibunya , saat dia berumur dua puluh tahun , sekarang umurnya sudah hampir dua puluh tujuh , kedatangan ui-hai-liong-siang disambut oleh penduduk karena julukan yang baru muncul , orang tidak menyangka bahwa perempuan dari sepasang pendekar itu adalah putri pendekar dari bukit ayam , ketika ui-hai-liong-siang melewati kita banyak mata memandang , hati mereka harpa-harap cemas dengan kedatangan sepasang pendekar yang sudah menoreh nama selama setengah tahun diwilayah barat ini
Ui-hai-liong-siang mendatangi “tok-hek-liong bukoan” (perguruan naga hitam beracun) dimana lauw-heng sebagai kauwsu adalah pimpinan see-kek-hek-te di kota nanning , lauw- heng berketepatan berkumpul dengan rekan-rekannya sesama hek-te membicarakan kemunculan ui-hai-liong-siang , murid kepala yang sedang melatih murid di lianbhutia segera menghadang kedatangan ui-hai-liong-siang dan beberapa murid juga menyusul , “apakaha kalian ui-hai-liong-siang !? “ tanya murid kepala , “benar ! dan segera panggil kauwsu kalian untuk berhadapan dengan kami !” sahut yo-hun dengan lantang
Murid kepala dan bebrapa murid segera menyerang setelah mendengar jawaban maka terjadilah pertempuran yang ramai , murid kepala dan dua kali gebrakan sudah terlempar dan ambruk ketanah dengan kondisi yang mengenaskan , mukanya merah terpanggang dan nyawanya melayang , murid-murid yang hendak menyerang langsung ciut nyalinya melihat ganasnya pukulan yang mengeluarkan kilat dari sepasang pendekar itu , lauw-kauwsu beserta empat puluh rekannya keluar
“ternyata kalian sudah sampai kesini !” bentak lauw-kauwsu , “benar dan apakah kamu kauwsu dari bukoan ini !? tanya yo- hun , “benar ! dan kalian telah keterlaluan membuat onar ditempatku “ bentak lauw-kauwsu , “heh..! kauwsu ini situasi onar yang terakhir kamnu rasakan sebab nyawamu akan segera minggat dari tubuhmu yang penuh dengan kekjian itu “ bentak lui-kim yang tahu bagaimana kejamnya kauwsu yang memimpin hekte di kotanya ini , “bangsat tidak tahu diri , ciaat “ bentak lauw-kauwsu menyerang dengan ganas , lauw-kauwsu yang sebenarnya tidak tahu diri menganggap enteng lui-kim , dan betapa terkejutnya dia ketika dalam tiga gebrakan lui-kim telah menghantam dadanya hingga nafasnya sesak dan jantungnya rasa tersetrum bergetar , matanya melotot , mulutnya menganga pucat dan akhirnya “hoakk..” mulutnya memuntahkan darah hitam dan nyawanya putus anggota hek-te yang lain segera menyeranng , murid-murid melihat guru besar mereka tewas mengerikan langsung ambil langkah seribu meninggalkan bukoan dan tinggallah anggota hek-te mengeroyok ui-hai-liong-siang , namun empat puluh orang itu laksana laron menyerang api dan terpental sendiri titerpa badai panas yang keluar dari gerakan sepasang pendekar kosen jebolan pulau nelayan , dan dalam waktu tiga jam empat puluh hek-te tewas tergeletak , kemudian yo-hun membekar bukoan itu dan keduanya meninggalkan tempat itu , beberapa penduduk yang menyaksikan peristiwa itu berhamburan menuju kota dan menyebar berita tentang tewasnya seluruh hek-te di nanning dan dibakarnya bukoan pimpinan hek-te
“berita itu membuat penduduk merasa gembira dan lega , ketika ui-hai-liong-siang melewati pasar dan hendak menuju pintu barat sebelah kota bebrapa orang mendekati , mereka menjura dengan sinar muka puas , “terimakasih ui-hai-liong-siang “ sela salah seorang dari mereka , yo-hun tersenyum , “paman ..! kejahatan sudah merupakan kewajiban untuk ditentang , jadi sudah kepatutan apa yang kami lakukan “ sahut yo-hun , “benar taihap dan rasanya bagai mimpi hari ini kami melihat kekajamna runtuh berkeping-keping dikota ini , semoga saja ini pertanda bahwa wilayah barat akan menyambut cahaya terang yang akan menghilangkan kabut yang selama ini menyelimuti “ sela orang itu , “benar sekali paman ! dan itu harapan kita semua “ sahut yo-hun , “lalu siang-taihap hendak kemana lagikah !? , “paman ! saya adalah siaongkoan lui-kim putri dari kee-san-taihap dibukit ayam dan kami hendak ke bukit ayam “ sahut lui-kim , mendengar jawaban itu semakin berbinar wajah mereka dan semakin dalam mereka menjura
kemudian ui-hai-liong-siang melanjutkan langkah menuju pintu barat di lepas pandangan senang bertabur takjub pada sepasang pendekar yang ternyata si gadis adalah bagian dari mereka penduduk nanning yang berdiam di bukit ayam , setelah keluar dari pintu barat kelihatanlah bukit ayam , hati yo- hun bergetar dan berkeringat dingin , dia terdiam sepanjang perjalanan , sementara lui-kim penuh rasa rindu yang tidak terlukiskan akan pertemuan yang nanti terjadi di bukit ayam dan dia bertemua dengan kedua orang tuanya
lui-kim melihat kekasihnya yang berjalan disampingnya dengan muka agak pucat , “hun-ko ! kamu kenapakah !? “ , yo-hun menatap wajah lui-kim yang cantik mempesona , hatinya kian gemetar , “ah.. tidak apa-apa kim-moi “ jawanbnya sambil menatap bukit ayam , lui-kim meraih tangan yo-hun dan dia merasakan tangan itu dingin dan hal ini membuat dia heran , “koko ! apakah kamu sakit !? kenapa tanganmu dingin dan lenganmu basah berkeringat !?” , “kim-moi ! aku…aku ah… entahlah aku.. aku merasa detakan jantungku terlalu cepat dan ada sedikit takut seiring menyelinap rasa gembira “ lui-kim
tersenyum , “apa yang kamu takutkan hun-ko !? tanya lui-kim mesra sambil memeluk lengan yo-hun , “aku takut bagaimana cara menyampaikan niat kita pada ayahmu dan aku takut jika aku dotolak “ , “lalu apa yang membuatmu gembira hun-ko !?” , “aku merasa gembira engakau adalah kekasihku , rasa dan luapan cinta dan sayangmu sudah aku rasakan aku bahagai didekatmu kim-moi , “aku juga hun-ko , cintaku padamu tidak bertepi , rasa kagumku akan dirimu juga tidak berbatas , aku adalah milikmu koko jadi kuatkanlah hatimu , tidak ada halangan bagi kita untuk mengecap cinta ini “ sahut lui-kim penuh kemesraan dan binary cinta , yo-hun berhenti dan meraih tubuh semampai dan lunak kekasihnya , “sengguh engkai moi-moi memberikan ketenangan dan membuat hati ini nyaman dan teduh “ yo-hun mengecup pipi dan bibir lui-kim sesaat lumatan itu membuat hentakan birahi yang hangat dan kedua tubuh yang berdiri dan berpelukan dipinggir hutan yang sunyi itu menegang
dengan nafas memburu kedua bibir itu lepas dan lui-kim merasa wajahnya panas dan segera menyembinyikannya didada bidang yo-hun , “marilah bawa aku ke lereng bukit dan segeralah lamar aku pada ayahku koko “ ucap lui-kim lirih dalam dekapan kekasihnya , yo-hun menggendong lui-kim dan segera melompat dan berlari cepat menuju lereng bukit ayam , lui-kim menikmati hangatnya gendongan yo-hun dan mengeratkan pelukannya pada leher dan merapatkan kepalanya pada dada itu
menjelang sore hari tibalah keduanya di sebuah lembah yang indah dengan taburan bunga ci-lan yang semerbak , lui-kim turun dari gendongan yo-hun karena di lembah itu pondok kedua oran tuanya sudah terlihat , lalu keduanya menuruni lembah dan memasuki halaman rumah kayu yang besar dengan halaman yang luas dan tiba-tiba sebuah bayangan cepat menyerang mereka , tapi dengan mudah ui-hai-liong- siang mengelak , “ayah ..ini aku liu-kim !” teriak lui-kim , lelaki berumur lima puluh tahun lebih itu berdiri tegap dan memandang tajam pada lui-kim dan hatinya bergetar , “lui-kim ! anakku !” kee-san-taihap memanggil nama putrinya dengan bergetar , lui-kim berlari memeluk ayahnya dan tangis rindu bahagia pun pecah
seorang wanita berumur lima puluh tahun namun masih terlihat garis kecantikannya menuruni tangga , “ibu..! seru lui-kim dan berlari mengejar ibunya dan lui-kim membuncahkan tangis dipelukan ibunya , “ah… anakku kui-kim kamu sudah datang nak “ kata ibu lui-kim disela tangis penuh bahagia , setelah pertemuan mengharukan itu , siangkoan-hui ayah lui-kim mengajak masuk kedalam rumah
“ayah..ibu ini adalah yo-hun , temanku dalam perjalanan “ , kedua orang tua itu tersenyum dan mengangguk ketika yo-hun menjura , “aku yo-hun paman ! dari lembah huai “ , “‟kim-ji tujuh tahun sudah engkau meninggalkan kami untuk mewujudkan cita-citamu ke pulau es , lalu kini engaku sudah menjadi wanita yang sangat dewasa , ceritakanlah pengalamanmu anakku “ sela ibunya , “banar kim-ji kami sangat ingin mendengarnya
terlebih gerakan mengelak darimu membuat ayat terkejut “ sambung ayahnya , lui-kim tersenyum dan memandang yo-hun yang juga tersenyum , kemudian lui-kim menceritakan , “ayah sebenarnya kami tidak sampai kepulau es , “kami ! aiapakah kami itu kim-ji , apakah hun-ji ini !? “ , “ya … boleh dikatakan begitu ayah karena orang berburu pusaka pulau es ratusan orang jumlahnya , namun ditengah laut badai datang dan meneggelamkan semua orang , saya dan hun-ko terdampar disebuah pulau yang sangat banyak ular belangnya dan kemnudian kami berusaha meninggalkan pulau tersebut dan sampai di pulau dekat pulau nelayan , dan disitulah saya dan hun-ko belajar dengan seorang penghuni pulau nelayan selama lima tahun “ cerita itu hanya ringkasan dari cerita lui-kim dan tentunya ia menceritakan lebih dari itu hingga kedua orang tuanya berdecak kagum
pertemua bahagia itu amat demikian terasa dan dua hari kemudian di ruang tengan empat orang yang menghuni rumah itu duduk berhadapan , dengan hati dikuatkan yo-hun berkata , “paman siangkoan ! selama tujuh tahun saya dan kim-moi hidup bersama dan kim-moi dan saya memiliki perasaan yang sama , tiada cita-cita kami setelah keluar dari pulau nelayan keculai hanya untuk menemui paman ! siangkoan hui menatap lembut pemuda yang sudah tergolong tua itu sudah tiga puluh satu tahun dan pantas dengan anaknya yang sudah berumur dua puluh tujuh tahun , “lanjutkanlah hun-ji apa yang hendak kamu sampaikan pada kami “ sela siangkoan-hui , “paman ! besar harapan saya sekiranya saya dan kim-moi disandingkan dan diresmikan sebagai suami istri dan niat ini dapat paman perkenankan “ setelah menyampaikan inti maksudnya lepas rasanya beban yang menghimpit selama dua hari ini , lui-kim yang mendengar itu mukanya panas merasa jengah dan malu , lalu ia berdiri dan meninggalkan pertemuan kecil itu
siangkoan-hui tersenyum melihat tingkah anaknya , “hun-ji , anak kami lui-kim juga sudah menceritakan jelas pada kami dan saya sebagai orang tua sungguh merasa bangga dengan keuletan kamu hun-ji dan kami sangat berterimakasih betapa selama tujuh tahun kamu dapat menjaga kehormatan anak kami , dan dari itu saja hun-ji kami sudah merasa takjub dan tertarik akan dirimu dan harapanmu yang besar itu melebihi besarnya harapan kami bahwa anak akami ada dalam pimpinanmu “ jawaban yang luar biasa bernada limpahan setuju itu membuat yo-hun tertunduk bahagia dan air matanya terbersit mendengar peletakan kepercayaan yang penuh dan mutlak itu
“awas kalian semua ! akan kumakan hati dan jantung kalian “ pah-sim-sai-jin geram menyumpahi pendekar-pendekar yang baru muncul dari laut kuning , “baik kalaian tinggal disini dan urus semuanya , saya akan keluar untuk membereskan para pengacau itu “ pah-sim-sai-jin dengan nada marah berdiri , “lalu
, suhu ! jika para pimpinan datang untuk pertemuan yang enam bulan lagi akan diadakan , apa yang kami lakukan !” sela ciu- tong , pah-sim-sai-jin terdiam , dan saat itu seorang perempuan cantik memasuki ruangan , dia adalah can-hang-bi muridnya yang kelima , “ada apa hang-bi !? tanya pah-sim-sai-jin masih kesal , “suhu telah terjadi hal yang mengejutkan diselatan bahkan sekarang kondisi timur juga bergolak “ , “apa maksudmu hang-bi !? ,
“begini suhu , utusan dari timur datang barusan dan hendak melapor kepada suhu , namun karena suhu ada pertemuan , maka mereka menemuiku “ , “hmh.. hal apa yang mereka sampaikan !?” , “ kata mereka bahwa lam-kek-hek-te telah hancur dan kita sudah tidak punya apa-apa lagi disana “ muka pah-sim-sai-jin yang tadi merah kini semakin merah padam , “sial… bagimana bisa lam-kek-hek-te hancur!“ tanyanya dengan hati panas , “diselatan muncul she-taihap dari pulau kura-kura yang berjulukan im-yang-sin-taihap , ngo-ok-hengcia hanya tinggal kakek she-ouw dan she-phang yang kini berada dikibun bersama im-kan-kok-sianli-sam” , pah-sim-sai-jin meremas pegangan kursi saking marahnya hingga menjadi
tepung , “lalu apa yang dilakukan im-kan-kok-sian-li-sam “ , “kata utusan itu mereka akan mencegat im-yang-sin-taihap dengan delapan ratus pasukan, “hah… goblok dan berlebihan!“ cela pah-sim-sai-jin , “suhu mereka berbuat demikian tentu beralasan dan alasannya mungkin saya tahu.“ sela can-hang-bi
“apa alasannya!“ pah-sim-sai-jin menatap tajam muridnya, “karena pasukan diselatan pernah mengadakan tindakan seperti yang kata pelapor mencegat im-yang-sin-taihap dengan empat ratus pasukan namun nyatanya empat ratus pasukan ditewaskan oleh im-yang-sin-taihap , “huh..! ini tidak bisa dibiarkan.” gumam pah-sim-sai-jin dan tiba-tiba seorang datang melapor , “thian-te-ong yang mulia! ada orang aneh di luar dan hendak menemui thian-te-ong , katanya dia adalah ouw-ciong yang dulu diutus mencari pulau es.“ mendengar itu pah-sim-sai- jin dan murid-muridnya keluar
diluar tiga orang dengan tubuh berwarna-warni berdiri tegap seorang laki-laki dan dua perempuan ,lelaki itu menjura ketika melihat pah-sim-sai-jin , “selamat bertemu kembali thian-te- ong!” , “hmh….. selamat bertemu!” sahut pah-sim-sai-jin datar , “thian-te-ong yang mulia! saya adalah ouw-ciong yang enam tahun yang lalu diutus oleh thian-te-ong untuk mencari pusaka di pulau es.” , “hmh….apa yang terjadi padamu dan kedua
temanmu ini siapa!?” , “saya adalah pouw-eng dan ini adalah toan-lin , kami berdua adalah utusan subo im-kan-kok-sianli- sam di tung-kek-hek-te.” sahut pouw-eng
“hmh…,mari masuk!” ajak pah-simn-sai-jin , lalu semuanya masuk kedalam, “nah..!sekarang apa yang kalian alami dan kenapa tubuh kalian seperti itu!” , “thian-te-ong yang mulia! kami tidak menemukan pulau es karena ditengah laut kami di hantam badai dan terdampar ke pulau neraka dan disanalah kami menetap selama ini dan mengikuti kebiasaan mereka.” , “apa dan bagaiamana penduduk pulau neraka itu!?” , “mereka adalah penduduk buangan dari pulau es jadi artinya mereka itu masih sangat dekat dengan pulau es.” , “lalu..! apa yang kalian lakukan selama ini disana!?” , “kami selama enam tahun telah belajar ilmu-ilmu pulau neraka dan menurut saya tidak kalah hebatnya dari ilmu-ilmu pulau es.” , “hmh….benarkah demikian!?” sela pah-sim-sai-jin tidak percaya “baik…coba kita kelianbhutia aku ingin melihat sampai dimana ilmu yang kalian dapatkan.” mereka pun memasuki lianbhutia , “ciu-tong! kamu hadapi ouw-ciong dan kamu hang-bi hadapi pouw-eng!” lalu empat orang memasuki lapangan lianbhutia dan tidak berapa lama pertempuran pun dimulai , pertempuran yang penuh dengan gerakan-gerakan mematikan , pah-sim-sai- jin memperhatikan kedua pertempuran itu , dan ketika menginjak jurus ke dua ratus hang-bi dan ciu-tong mulai terdesak , pukulan-pukulan pulau neraka yang berhawa “yang” membuat panas tempat pertempuran dan lima puluh jurus kemudian hang-bi terjengkang ketika menerima subuah dorongan kuat dari pouw-eng dan ciu-tong terhempas ketika kuda-kudanya dipatahkan dan hantaman dorongan yang kuat menerpa tubuhnya
kemudian pah-sim-sai-jin menerjang memasuki pertempuran, pah-sim-sai-jin mengeluarkan ilmu yang juga dikeluarkan dua muridnya “thian-te-cio-kang” , ouw-ciong dan pouw-eng mengelak dan membalas dengan tidak kalah gencarnya , pertempuran itu demikian seru dan cepat , sampai dua jam pertempuran itu imbang namun ketika pah-sim-sai-jin kerahkan seluruh kandungan ilmu “thian-te-tin-hoat-chit” ouw-ciong dan pouw-eng kelabakan dan terdesak hebat , “toan-lin! sekarang kamu ikut maju!” perintah pah-sim-sai-jin , toan-lin segera memasuki pertempuran dan pah-sim-sai-jin merasakan tiga kekuatan besar membendung serangannya , pertempuran imbang kembali hingga seratus jurus setelah puas menjajaki ilmu ketiga penghuni pulau neraka itu , pah-sim-sai-jin melompat mundur , “cukup..!” , ketiganya langsung berhenti , “ilmu yang kalian dapatkan tidak mengecewakan.” , setelah itu mereka kembali kedalam dan mengadakan pesta , “tepat sekali kedatangan kalian karena keadaan kita terancam oleh beberapa pendekar yang mencoba menggerogoti kekuatan kita.” sela pah-sim-sai-jin , “thian-te-ong tidak usah cemas , kami akan membantu untuk melenyapkan orang-orang itu.” sahut ouw-ciong , “bagus..! dan saya harap kalian dapat mengatasinya karena kalian yang akan kuutus
untuk menyelesaikannya!” , “baik thian-te-ong , apa yang harus kami lakukan!?” , “musuh yang kita hadapi itu adalah enam orang , dan lima diantaranya saya yakin adalah orang yang juga berburu pulau es dengan kalian.” , “hmh… siapakah mereka itu thian-te-ong yang mulia!” , “pertama seorang yang berjulukan “ui-hai-sian” yang kedua “san-ji-liong” yang ketiga adalah “ui-hai-liong-san” dan yang terakhir adalah “im-yang-sin- taihap”
“lalu ! bagaimana thian-te-ong!? , apa rencana yang mau dijalankan!?” sela toan-lin , “kalian bertiga bersama ciu-tong , liu-sam dan hang-bi segera kalian cari ui-hai-sian , san-ji-liong dan ui-hai-liong-san.” sahut pah-sim-sai-jin , “baik ! akan kami laksanakan thian-te-ong!” jawab ouw-ciong kemudian pesta pun dilanjutkan dan tiga hari kemudian berangkatlah enam orang utusan untuk memburu musuh yang disebut pah-sim-sai-jin
sementara pah-sim-sai-jin menyuruh ma-tin-bouw yang buntung untuk berangkat ke tung-kek-hek-te untuk melihat keadaan disana
san-ji-liong hampir sampai kota xining dan ternyata di kota itu juga mereka sudah diincar oleh hek-te yang beroperasi dikota itu , keberadaan para pendekar yang muncul dari laut kuning membuat para hek-te di utara berusaha untuk melenyapkan mereka , hal ini sangat dirasakan oleh kedua pendekar tua itu , dan sudah beberapa kota meraka masuki selalu mereka berurusan dengan hek-te dan berkat kesaktian mereka , sejauh ini masih mereka dapat atasi dan hal ini membuat nama mereka semakin terkenal di utara
ketika hendak memasuki gerbang kota xining dua puluh orang sudah mengelilingi mereka dengan pedang telanjang , kedua pendekar tua itu dengan tenang dan siap menghadapi keroyokan , “suheng! ternyata dimana kota kita lalui kita selalu disambut baik para algojo kota.” sela bun-sin sambil tersenyum
, “benar sute! dan karena itu akan semakin banyak pelaku kejahatan yang dapat kita lenyapkan!” sahut keng-in , “diam dan jangan banyak bacot kalian san-ji-liong!” bentak pimpinan rombongan , “seraaang..!” teriaknya dan anak buahnya pun segera bergerak menerjang dengan ganas , san-ji-liong berkelabat bagai burung walet terbang kesana kemari sambil membagi pukulan dan tendangan sehingga dalam waktu yang tidak lama sepuluh orang sudah ambruk tidak berdaya
sepuluh orang yang lain terus merangsak maju tanpa sedikitpun jerih dan tiba-tiba dua puluh orang hek-te muncul dan memasuki kencah pertempuran , hingga pertempuran itu kian ramai dan seru , namun pengeroyok itu laksana menerjang badai karena ketika mereka mendekat kontan tubuh mereka melayang dan ambruk tidak bergerak , dan pada saat pengeroyok tinggal tujuh orang enam orang muncul dan tiga orang langsung dan dua orang langsung bergerak , dua orang itu adalah pouw-eng dan toan-lin , muka mereka yang berwana- warni menjadi pusat perhatian para penduduk yang menonton di tempat persembunyian
keng-in dan bun-sin yang melihat serangan segera mengelak dan kemudian membalas serangan dengan tidak kalah lihainya
, pertempuran tingkat tinggi pun berlangsung , gerakan cepat dan gesit membuat empat tubuh itu berubah menjadi bayangan
, dan keng-in heran bahwa ilmu kedua penyerangnya yang berwajah lucu ini sama aliran dengan ilmu mereka , hal ini juga dirasakan oleh bun-sin demikian pula dengan pouw-eng dan toan-lin , “hmh… tidak disangka ternyata kalaian dua tua bangka masih hidup dari terpaan badai.” sela pouw-eng sinis , “hehehe..hahha…., ternyata dua gadis bau kencur sudah berubah jadi dua badut setelah digulung samudra.” sahut bun- sin , “bangsat..!” teriak pouw-eng merasa terhina disebut badut dan menyerang dengan ganas
pertempuran pun berlanjut semakin cepat dan seru , pertempuran itu layaknya seperti latihan dan hal ini memang benar karena jurus-jurus yang dikeluarkan sama namun ketika menginjak jurus ke dua ratus pouw-eng dan toan-lin harus mengakui ilmu kedua kakek itu lebih matang dan asli , mereka pun mulai terdesak dan semakin lama makin tidak kuat menahan tekanan hawa panas yang keluar dan hingga pada satu kesempatan “buk..” pukulan bun-sin menghantam perut toan-lin sehingga toan-lin terlempar dan untungnya dia masih dapat menjejak tanah walaupun sempoyongan , nafasnya sesak namun tidak terluka , kemudian pouw-eng terpaksa mundur dengan nafas sesak ketika cakar keng-ing mengenai perutnya dan untungnya hanya merobek bajunya karena ia sudah melompat menjauh
ouw-ciong memasuki pertempuran hingga keng-in dan bun-sin dikeroyok tiga penghuni pulau neraka , dan pertempuran berlanjut semakin seru dengan masuknya ouw-ciong maka keng-in dan bun-sin mencabut pedang dan mengeluarkan “jit- yang-kiam” dan ketiga penghuni pulau neraka pun melakukan hal yang sama , pertempuran senjata berlangsung sangat seru lima senjata bergerak dengan hentak yang sama , suara gaung pedang makin santer dan hawanya makin membuat tempat itu panas menyengat kulit , san-ji-liong mengerahkan seluruh kemampuan untuk membendung tiga serangan yang amat berat dan untungya serangan itu adalah sama dengan ilmu mereka sehingga kembang dan geraknya dapat mereka raba dan ketahui
pertempuran berlangsung seimbang , ketiga penghuni pulau neraka tidak dapat menembus pertahanan dua pendekar kosen itu dan gerakan mereka sudah dapat dibaca sehingga susah bagi mereka menundukkan kedua jago tua itu , ciu-tong maju menerjang membantu tiga rekannya dan hal ini membuat daya serangan makin kuat menakan pertahanan san-ji-liong , namun keduanya dengan tabah mengerahkan seluruh kemampuan dan sampai seratus jurus mereka tetap mampu untuk bertahan walaupun sekarang mereka tidak lagi mampu membalas serangan , namun tentu kalau hal itu akan berlangsung lama maka lambat laun mereka akan tumbang dan ambruk
patut dipuji ketabahan dua pendekar tua yang mengalami keroyokan tingkat tinggi , bebrapa luka sabetan telah melukai tubuh mereka namun semangat tempur mereka masih laksana benteng ketaton dan sudah menginjak jurus kedua ratus tetap san-ji-liong dapat bertahan keduanya sudah bertekat akan terus melawan sampai titik darah terakhir dan tekat ini menimbulkan kekuatan yang tidak lumrah , gerakan mereka makin gencar dan gesit sehing dengan tidak terduga “crakk..aghhh” sebuah bacokan pedang yang kuat yang dilancarkan bun-sin menghantam paha ciu-tong hingga kaki itu putus sebatas paha membuat ciu-tong ambruk , hal yang tidak terduga itu membuat tiga penghuni pulau neraka melonggo dan lengah , dan sangat terkejut ketika serangan susulan dari dua jago tua itu membuat mereka kelabakan bahkan pundak pouw-sin kena sabetan pedang keng-in sehingga mengeluarkan banyak darah
pouw-eng merasa perih dan membuat dia marah hingga menyerang membabi buta disusul kedua rekannya , hal ini tidak menyurutkan ketegaran san-ji-liong dan liu-sam serta hang-bi yang juga terkesima segera menerjang , pertempuran semakin ramai , san-ji-liong dengan sekuat tenaga terus bertahan membendung tekanan dari serangan yang berdaya tinggi dan kuat dari kelima pengeroyoknya dan hal yang sangat luar biasa yang telah ditunjukkan dua jago tua itu yang walaupun dikeroyok oleh lima musuh berkepandaian tinggi dan sakti namun mereka masih mampu bertahan hingga seratus jurus lebih.