Keturunan Pendekar (She Taihiap) Jilid 5 TAMAT

Jilid 5 (Tamat)

kemudian seng tiauw bertanya “lalu lam-siok ! berapa banyakkah anggota bu-beng-eng dan tai-tin !? “ , “ bu-beng-eng terdiri dari lima puluh orang dibarat dan lima puluh orang di utara sementara tai-tin terdiri dari dua ribu orang yang berpusat di kwi-ban-san” , “hmh…. jumlah yang sangat besar sekali lam- siok “ , “benar taihap !? , “ kira-kira lam-siok ! kenapa anggota tai-tin dapat sebesar itu jumlahnya !?” , “hal itu dikarenakan tugas bu-beng-eng adalah memaksa seluruh bukoan dan piuawkiok di barat dan utara untuk tunduk pada hek-to-ki , jadi barang siapa yang menyerah maka digiring ke kwi-ban-san dan yang menantang di habisi “

Seng-tiauw diam sejenak berpikir dan kemudian dia berbicara , “dari cerita lam-siok , maka dapat disimpulkan bahwa anggota bu-beng-eng adalah ujung tombak dan tai-tin adalah benteng pertahanan “ , “lalu bagaimana she-taihap , apa yang harus kita lakukan !? , “hmh.. baiklah sicu sekalian , hal kita lakukan adalah mempereteli kekuatan bu-beng-eng diutara dengan harapan bahwa anggota bu-beng-eng dapat seperti sicu sekarang ini “ setelah itu apa selanjutnya she-taihap , “setelah bu-beng-eng diutara kita taklukkan maka kita pusatkan kekuatan di lam-hong kota perbatasan wilayah utara , itulah yang menurut saya yang harus kita lakukan , bagaimana menurut peng-ko !? , seng tiauw menatap kakaknya , “hal yang baik dan ide yang tepat tiuw-te “ sahur sin-peng , keputusan seng-tiauw itu disetujui dan disepakati maka keesokan harinya mereka dua puluh tujuh orang itu bergerak menuju lam-hong diuatara

Disebuah likoan di kota yinchuan , kim-hoan dan khong-huan sedang istirahat , setelah berpisah dengan sin-peng , keduanya melakukan perjalanan lambat karena tugas penyisiran akan reaksi dari pak-giamlo-ong , selama lima bulan mereka tidak pernah mendengar sepak terjang pak-giamlo-ong , sehingga ketika sampai di yinchuan mereka dikejutkan gerakan dari bu- beng-eng yang merajalela di utara dan dibarat dari dua orang yang sedang membicarakan keadaan di meja sebelah mereka , ketika pikiran mereka berkecamuk mendengar cerita dua orang disebelah mereka , enam orang memasuki likoan dengan sikap brangasan

“kalian semua yang ada di liokoan dengarlah ! , kejayaan bengcu sudah pudar dan digantikan dengan hek-to-ki yang berpusat di kwi ban-san , dan oleh karena itu kalian semua harus taat dan patuh pada hong-houw “ , tiga orang pendekar berdiri dan dengan lantang berkata , “bu-beng-eng ! kami “huai- kok-tiauw-sam” (tiga rajawali lembah huai) tidak akan tunduk dan akan menentang persekongkolan sesat “ kemudian mereka bergerak keluar likoan dan menanti dihalaman , keenam bu- beng-eng dengan muka merah dan kesal keluar dan langsung menerjang ketiga pendekar itu , pertempuran segit pun terjadi

kim-hoan dan khong huan saling pandang karena mereka terkejut dengan panggilan hong-houw , “hoan-ko , ternyata ibu yang menggerakkan semua ini “ muka khong-huan pucat dan tegetar rasa malu , “sepertinya benar huan-te dan nampaknya ibu sekarang berada di kwi-ban-san “ , “lalu apakah yang akan kita lakukan hoan-ko !? “, “ tentunya kita akan menentangnya huan-te ! terlebih hong-houw adalah ibu kita dan perbuatan ini

tentu akan memalukan keluarga kita yang demikian baik dijaga ayah di pulau kura-kura” lalu kemudian mereka memperhatikan pertempuran seru yang terjadi dihalaman likoan , huai-kok- tiauw-sam sudah terdesak hebar , ketika khong-huan hendak bergerak untuk membantu dua orang lelaki muda memasuki pertempuran dengan gerakan cepat , sehingga keenam bu- beng-eng kacau-balau

kedua lelaki muda itu demikian mantap gerakannya , sehingga bu-beng-eng yang tadinya mendesak sekarang terdesak hebat dan pada gebrakan berikutnya dua pedang pemuda itu telah melumpuhkan dua orang secara bersamaan hingga tewas , empat rekannya terus menyerang namun jumlah meraka hanya empat dan yang menekan mereka lima orang yang kosen terlebih dua pemuda yang baru datang , dan pada satu gebrakan luar biasa gerakan tangan dua pemuda yang bergerak tidak terduga menjotos dua orang dari bu-beng-eng hingga terjengkang memuntahkan darah dan nafas sesak , dan dua orang yang lainnya meregang nyawa dibabat dua pedang dari “huai-kok-tiauw-sam”

“kami huai-kok-tiauw-sam mengucapkan terimakasih jiwi-taihap

, “ kembali kasih sam-taihap , sebagai sesama tentunya saling membantu apalagi menentang kejahatan yang laksana badai ini

, kenalkan saya adal lou-kun-tek dan ini sute saya song-ang- bun , kami adalah pat-hong-heng-te dan kami harap sam-taihap dapat bergabung dengan kami di yuguan untuk menyatukan kekuatan meredam kekuatan hong-houw “ , “wah.. berita hal yang menggembirakan kami bertemu dengan she-taihap dari pulau kura-kura , tentu kami menyambut ajakan ini , marilah kita berangkat she-taihap , “ tentu sam-taihap , namun adakah lagi yang bisa kita ajak di dalam likoan , kami ini baru dua bulan sampai disini setelah tujuh tahun berada di pulau kura-kura dan tentunya sam-taihap lebih banyak kenal”

“marilah kita masuk kembali dan sekiranyapun tidak ada yang kami kenal , mungkin kita dapat sampaikan dan mana tahu ada yang mau bergabung “ , “hmh.. demikian juga baik sam-taihap “ kemudian mereka masuk , dan semua orang yang masih tercenung dengan pertempuran luar biasa itu duduk kembali , lalu lou-kun-tek berkata , “sicu dan hohan semua , kita tahu bu- beng-eng yang dikomandoi oleh hong-houw di kwi-ban-san telah melulah lantakkan wilayah barat dan utara ini , jadi untuk meredam kekuatan tirani ini kita selayaknya bersatu padu , dan kami pat-hong-heng-te dan beberapa teman dari kalangan pangcu dan kauwsu telah membentuk kekuatan di yuguan “ kun-tek melihat semua tamu dan ketika bertemu pandang dengan kim-hoan dan khong-huan dia terkesiap , “ah… sungguh menggembirakan ternyata she-taihap berada disini , kun-tek dan ang-bun segera menjura , kim-hoan-tersenyum , “maaf jiwi suheng ! , jika kami tidak menegur duluan , karena kami tidak mengenali wajah jiwi suheng ! , “tidak mengapa jiwi sute , kami maklum jiwi sute hanya sebulan di rumah taisu dan ketika dikenalkan kepada kami , tentu tidaklah bisa kenal wajah “ kuntek menyela

“jiwi suheng , membina kekuatan untuk menghadapi tirani sesautu yang baik dan tepat , dan tentunya kami akan ikut dalam barisan tersebut “ , “marilah kita berangkat jiwi sute , tentu jiwi sute akan disambut gembira oleh suheng dan sute yang berkumpul disana “ kim-hoan dan khong-huan berdiri dan merekapun berangkat ke yuguan .

Dua minggu berikutnya mereka sampai di yuguan , semua murid taisu yang berjumlah tiga puluh orang menjura kepada kim-hoan dan khong-huan dengan muka cerah dan gembira , jumlah anggota dalam kesatuan itu sebanyak lima puluh orang yang , “sebaiknya dengan kehadiran jiwi sute sebaiknya kita mengadakan pertemuan “ kam-hun-kong yang sudah berumur dua puluh lima tahun dan yang tertua diantara merka dari pat- hong-heng-te , “benar sekali kong-suheng “ sambut yang lain , lalu mereka pun mengadakan pertemuan

“sicu dan hohan sekalian ! pertemuan kita kali ini adalah membahas hasil penyelidikan kita selama ini dan juga sekaligus penyambutan kita kepada jiwi sute kwee kim-hoan dan kwee- khong-huan , bagi kami dari pat-hong-heng-te , setidaknya sudah kenal dengan jiwi sute walaupun tidak sedalam putra dan putri taisu , terlebih kepada dua puluh satu hohan dan

taihap yang hadir “ kam-hun-kong membuka pertemuan “nah….! pertemuan ini kita mulai dari mendengar laporan penyelidikan yang telah kita lakukan selama dua bulan terakhir ini , dan silhakan kepada song-siok menyampaikan laporan tentang gerakan hong-houw di kwi-ban-san “ , hun-kong kembali duduk , seorang lelaki paruh baya berumur empat puluh lima tahun berdiri , “she-taihap ! dari hasil penyelidikan kami di seputar perbatasan keadaan hek-to-ki semakin kuat , terakhir kami dengar kekuatan mereka sudah mencapai seribu orang , dan hal yang tidak kalah penting ingin kami sampaikan bahwa kami mendengar butek-giamlo dan pak-giamlo-ong sudah menggabungkan diri ke kwi-ban-san “ kemudian song- kauwsu duduk , “wah … kalau demikian kekuatan hek-to-ki makin kuat dengan keberadaan dua penjahat itu “ gena beberapa suara setelah mendengar laporan song-kauwsu

“terimakasih song-siok akan laporannya , kemudian kepada gun-sute kami harap melaporkan penyelidikannya perihal gerakan bu-beng-eng ! , seorang pemuda umur dua puluh tiga tahun bernama tang-gun berdiri , “kong-suheng ! , dari hasil penyelidikan kami bahwa bu-beng-eng yang berkedudukan kota kiang-tse sudah berhasil menaklukkan beberapa kota disekitar Tibet dan beberapa kota lain sebelah barat kota xining

, dan ketika mereka hendak memasuki kun-leng kita dapat menewaskan enam anggota mereka” tang-gun menutup laporannya , “baik..! yang terakhir laporan dari tek-sute perihal penggalangan sukarelawan “ , lou-kuntek berdiri , “kong-suheng selama dua bulan ini kami sudah melawat hampir keperbatasan timur , kalangan pendekar , kauwsu dan pangcu nyaris tidak ada , hal ini akibat dari kemunculan pak-giamlo-ong dan butek- giamlo dua tahun yang lalu terlebih pembantaian di yinchuan ini saat kemunculan hong-houw “ kun-tek duduk kembali , “baik..! sebelum kita membicarakan langkah selanjutnya , sekarang kita dengar dulu tanggapan dari jiwi sute yang baru bertemu dengan kita “ , kim-hoan berdiri

“terimaksih khong-suheng ! “ kim-hoan menjura kepada hun- kong dan kepada hadirin , “sicu taihap dan hohan sekalian , keadaan wilayah utara dan barat yang kami dengar baru-baru ini sungguh membuat hati kami terkejut , walhal kami ! yang oleh sin-peng-koko telah berbagi tugas untuk menyisir keadaan

, yang mana setelah dari utara sin-peng-koko sampai di timur dan bertemu dengan kami , sin-peng-koko dan goat-lian-moi menyisir timur ke selatan dan kami utara ke barat , sementara seng-tiauw koko dan sim-lan-cici berada dibarat untuk mencegah gerakan hong-houw “ semuanya terkesan dengan cerita itu , lalu kim-hoan melanjutkan , “namun apa yang kami dengar ini membuat kami tercengang karena merasa kebobolan , namun walaupun demikian kami bersyukur bahwa tiga puluh saudara kami dari pat-hong-heng-te bersama sicu hohan semua telah bergerak cepat membendung gerakan bu- beng-eng sehingga tidak mampu menguasai kota-kota bagian timur utara ini “ kim-hoan manarik nafas dan kemudian melanjutkan

“sicu dan hohan semua ! saya yakin bahwa seng-tiauw koko dan sim-lan-cici berbuat hal yang sama dibarat , itu artinya kita punya kekuatan disana terlebih jika sin-peng-koko sudah sampai dibarat tentu kekuatan kita akan semakin besar “ sin- peng kembali duduk , mendengar cerita itu semuanya merasa gembira , terlebih ke dua puluh satu pendekar merasa bahwa dengan keberadaan pat-hong-heng-te sudah merasa gembira terlebih setelah mengetahui bahwa enam anak bengcu akan ada diantara mereka

“nah-sekarang kita melangkah pada bagian akhir pertemuan ini yakni membahas rencana selanjutnya “ hun-kong mengambil alih pembicaraan , “silahkan kepada sicu , hohan dan sute menyampaikan pendapat “ khong berdiri , “kong-suheng ! saya ingin menyampaikan pendapat ! , “silahkan huan-sute ! , “setelah mendengar bahwa kekuatan di kwi-ban-san sudah mencapai seribu orang dan bergabungnya pak-giamlo-ong , serta terbendungnya gerakan bu-beng-eng dan juga melihat kondisi kekuatan kita sekarang maka saya menyimpulkan bahwa bu-beng-eng merupakan pioner dari kwi-ban-san “ , “lalu bagaimana rencanamu huan-sute !? , “rencana saya begini kong-suheng ! , karena bu-beng-eng merupakan ujung tombak , maka menaklukkan bu-beng-eng hal yang pertama kita lakukan

, setelah itu baru rencana meredam kekuatan di kwi-ban-san “ semua menggut-manggut , lalu sebagian besar berseru , “benar yang kwee-taihap sampaikan , menaklukan bu-beng-eng akan memudahkan kita mempreteli kekuatan kwi-ban-san “ , “sungguh aku sangat setuju pendapat huan-sute ! , kalau begitu tiga hari dari sekarang kita akan bergerak ke arah barat untuk menyisir pasukan bu-beng-eng “ , “setujuuu..! “ terdengar seruan serempak dari para hadirin

Tiga hari kemudian berangkatlah rombongan dari yinchuan menuju xining dan lanzhou , sepanjang perjalanan disetiap desa yang terpuruk terkulai rombongan ini berhenti dan memberi semangat kepada rakyat yang sudah terlanjur kena getah perbuatan bu-beng-eng , para pedagang dan hartawan menyambut rombongan itu dengan suka cita karena harapan mereka akan terlepas dari tirani kian besar , oleh karena itu perjalanan bergerak lambat sehingga dua rombongan sampai di xining dan lanzhou setelah lima bulan , kim-hoan dan khong- huan merasa iba dan sedih melihat keadaan rakyat yang demikian sengsara akibat keganasan bu-beng-eng yang dokomandoi oleh ibu mereka di kwi-ban-san

Mari kita tengok keadaan khu-gin-bi yang berada di kaki kwi- ban-san , dua tahun yang lalu desa bu-ti yang nyaman didiami oleh para pemburu terisik dengan lima ratus orang ketempat itu

, desa itu di gilas habis oleh kekajaman hong-houw , dan setelah penduduk bu-ti ditinggalkan oleh penduduknya yang sebagian besar tewas , desa itu di bangun oleh hong-houw , bangunan megah didirikan di tengah desa dan daerah itu tepat sekali sebagai pusat kekuatan besar karena lokasinya yang luas dan landai , pondok-pondok didirikan dengan teratur sehingga membentuk sebuah perkampungan besar , disamping bangunan istana hong-houw ada bangunan luas tempat pertemuan dan dibagian belakang bangunan pertamuan itu ada lapangan yang datar dan luas seluas dua hektar dipagar dengan tanaman bonsai dan lapangan ini dugunakan sebagai tempat latihan seluruh anggota , seluruh bangunan selesai dalam jangka enam bulan dibawah dimandori oleh liem-sun selama hong-houw mendatangi ciang-bujin delapan partai besar

Hong-houw sendiri dalam usahanya menundukkan delapan partai besar menadapatkan hasil mutlaq , lima ciangbujin tewas ditangan khu-gin-bi sementara ciangbujin dari hoa-san-pai , thai-san-pai dan khotong-pai di digelandang ke kaki bukit kwi- ban-san namun ditengah jalan ketiganya nekat melawan khu-

gin-bi pada satu kesempatan , namun khu-gin-bi pewaris intisari ilmu delapan jahat mampu mengimbangi keroyokan ketiga tokoh kosen itu

Pertempuran itu seru dan lama , namun dengan gerakan pasti jurus-demi jurus “pek-ban-in-kiam” yang digabung dengan “ho- jiauw-swat-ciang” mulai menekan pertahanan ketiga ciang-bujin sehingga menjelang sore hari dimana pertempuran yang dilakukan sejak siang dengan satu gerakan jitu dan luar biasa gulungan pedang khu-gin-bi menebas leher pouw-teng ciangbujin hoasanpai hingga putus , kemudian dua puluh gebrakan berikutnya song-huang ciang-bujin dari thaisan-pai perutnya robek oleh pedang sehingga keluar isi perutnya dan tewas seketika dan sepuluh gebrakan susulan sebuah pukulan sakti dan tusukan pedang menghantam leher dan menusuk dada sie-tan-ki ciang-bujin dari khotong-pai Khu-gin-bi dengan senyum jumawa meninggalkan tempat itu dan kembali ke kwi-ban-san , dimana pembanagunan tempat itu sudah delapan puluh persen , sehingga sebulan kemudian khu-gin-bi mengedakan pesta meriah dengan para anak buahnya , gerakan yang di bina khu-gin-bi demikian cepat dan teratur , pasukan bu-beng-eng yang diketuai sam-tianglo menunjukkan hasil besar , beberapa bukoan dan piauwkiok di wilayah barat dan utara terpaksa menyerah dan bergabung dalam hek-to-ki sehingga dalam satu tahun pasukannya kian bertambah

Satu ketika enam orang memasuki wilayah kediaman khu-gin-bi

, mereka adalah pak-giamlo-ong dan mo-bin-kwibo beserta murid , berita hek-to-ki santer ketimur dan diketahui mereka setelah tersebarnya berita tewasnya para ciang-bujin dan gerakan bu-beng-eng yang terkordinasi rapi membuahkan hasil kejahatan yang menggiriskan

„lun-ko sepertinya penantian kita sudah berakhir , karena suma- tan yang baru datang dari kota mendapat berita bahwa bu- beng-eng adalah pasukan dari hong-houw yang berpusat di

kwi-ban-san ! , lalu bagaimana lun-ko !? “ , “berita ini sungguh menggembirakan lan-moi , dan seharusnya kita juga bergerak cepat untuk menggabung diri dengan hong-houw” , “benar subo

… sebaiknya kita berangkat dan tidak menunda lagi “ sela cai-li menimpali , “kalau begitu besok kita berangkat dengan sembunyi-sembunyi “ kata pak-giamlo-ong Keesokan harinya mereka berangkat dengan melewati gunung dan lembah masuk hutan dan ngarai menuju kewilayah barat dan enam bulan berikutnya mereka sampai dikaki kwi-ban-san , segera mereka memasuki gerbang kediaman yang mentereng itu dan beberapa pengawal mencegat mereka , namun melihat muka mo-bin-kwi-bo mereka yakin bahwa rombongan ini bukan orang sembarangan , pak-giamlo-ong berkata , “sampaikan kepada hong-houw bahwa pak-giamlo-ong ingin bertemu “ namun sebelum dijawab suara terdengar dari dalam istana , “masuk saja giam-lo untuk apa memakai peradatan yang tiada guna “ pak-giamlo dan rombongan bergerak bagai setan cepatnya masuk kedalam istana , sehingga membuat enam orang penjaga itu melonggo

Pertemuan itu sangat meriah , “baguslah pak-giamlo kamu dan muridmu telah datang demikian juga kepada mo-bin-kwi-bo dan kedua muridnya , lalu bagaimana dengan im-kan-si-ci , “ah.. suhengku kemungkinan telah tewas hong-houw hanya muridnya suma-tan ini yang mewarisinya “ jawab mo-bin-kwi-bo

, “hmh… baiklah kedatangan kalian ini membuat aku merasa senang , jadi minggu depan kita akan mengadakan pertemuan besar „ hong-houw lalu mengajak mereka makan , suma-tan dan kao-lu-tong mearsa terkesima dengan keadaan hong-houw yang demikian anggun walaupun usinya sudah empat puluh lima tahun lebih namun wajahnya masih kelihatan kencang dan cantik bahkan aroma tubuhnya mengundang segala fantasi birahi Selama seminggu pak-giamlo-ong dan mo-bin-kwi-bo merasa takjub akan kekuatan pasukan hong-houw , dan dalam pertamuan yang diadakan malam itu seribu anggota lebih telah berkumpul sampai keselaras bagunan dan halaman yang luas yang juga telah didrikan tenda besar , dibagian depan barisan pentolan duduk dengan gagah , hong-houw yang anggun dan memikat itu berdiri dan berbicara dengan lantang dan bergema kuat

“para anggota hek-to-ki yang saya banggakan selama kepada kita yang telah hampir dipuncak kejayaan , hari ini aku ratu kalian merasa senang dan gembira , dan pada pertemuan ini aku ingin membuat susunan keaggotaan hek-to-ki “ hidup hekto-ki…. , hiduo hekto-ki… “ suara sambutan bergema membuat ruangan itu laksana dihantam petir , “baiklah , kalian dengarkan baik-baik , susunan keanggotaan hek-to-ki terdiri dari tiga tingkat pimpinan dan dua tingkat keanggotaan

“saya ratu kalian sebagai pimpinan dan wakil saya dalam hek- to-ki dipegang dua cianpwe pak-giamlo-ong dan mo-bin-kwi-bo dan keduanya saya gelar “ji-kek” kemudian dibawah pimpinan kami ada pimpinan kedua yang dipegang oleh empat orang yakni butek-giamlo , “toat-beng-jai-hwa-cat” dan eng-hong-bi- kwi-ji , keempaatnya saya gelar “si-bo” dan dibawah mereka ada pimpinan ketiga yakni tujuh orang yakni liem-sun , cu-ban- hong , coa-lam-sin , cia-keng , phang-kun , yo-teng dan bu-ji- han mereka bertujuh saya gelar sebutan “Cit-tianglo” “ hong- houw menarik nafas sejenak “itulah tiga tingkat pimpinan dan pada dua tingkat angota , adalah “bubeng-eng” anggota tingkat pertama yang terdiri dari seratus orang dan “tai-tin” yang terdiri dari semua anggota “ kembali hong-houw diam sejenak dan melanjutkan , “bu-beng- eng dibagi dua sebagaimana yang berjalan selama ini dipimpin enam orang dari cit-tianglo diwilayah barat dan demikian juga di utara sementara pimpinan dari tai-tin dipegang oleh satu orang dari cit-tianglo yakni liem-sun “

setelah penyampaian susunan hek-to-ki , hong-houw melanjutkan bahasab rencananya , “selanjutnya saya harap gerak cepat dari bu-beng-eng untuk lebih dimaksimalkan seluruh bukoan dan piuawkiok agar dipaksa ikut barisan kita dan kalian ketahuilah bahwa kekuatan orang mengatakan dirinya pendekar sekarang hanya tinggal satu yakni pulau kura- kura sementara para ciang-bujin delapan partai besar sudah bertekuk lutut kepada kita dengan tewasnya delapan pimpinan mereka “ semuanya menyambut gemuruh keberhasilan itu

Setelah itu pertemuan dilanjutkan dengan makan dan minum , arak dibagikan para penari yang disiapkan dari kota dali keluar menghibur pesta dengan tari dan nyanyian , hampir pagi pesta itu digelar dan nyaris semuanya mabuk dan tidak sadarkan diri , sementara didalam kamar hong-houw suma-tan dan kao-lutong menghibur dan menuntaskan birahi hong-houw yang mesum , selama ini hong-houw bersama liem-sun yang lebih tua darinya dan kali ini setelah pesta hong-houw mengajak dua orang muda matang itu keperaduan sementara liem-sun tidak mau kalah mengajak caili dan phang-kun mengajak bu-eng , lengkaplah malam itu pesta nista dari mabuk-mabukan dan kemesuman

Setelah pertemuan itu si-bo dan cit-tianglo bergerak diutara dan barat sehingga dalam jangka enam bulan berikutnya jumlah anggota mereka mencapai dua ribu orang , prestasi hong-houw melebihi dari prestasi suhengnya siang-kiam-kwi dalam gabungan thian-te-sam-kwi dan selama enam bulan itu pasukan dilatih dengan giat oleh liem-sun dan ji-kek sehingga terbentuk lima ratus pasukan inti dari tai-tin

Dan pada malam itu sam-tiang-lo dari utara datang melapor demikian juga eng-hong-bi-kwiji yang melawat diwilayah barat , para tingkat pimpinan berkumpul , “hal apakah yang ingi kalian sampaikan sam-tiang-lo !? , “begini hong-houw ! kekuatan bu- beng-eng diutara mendapat perlawanan dari sekumpulan pendekar sehingga tiga puluh anggota kita telas tewas dan mereka telah menyisir daerah yang mengarah keperbatasan

utara dan barat , “hmh… lalu kalian si-bo bagaimana hasil penyusuran kalian tentang bu-beng-eng di wilayah ini ! , “sepertinya lebih parah dari utara hong-houw , bu-beng-eng lenyaap dari barat sebagaimana yang kita rasakan lebih enam bulan ini dan setelah kami selidiki bahwa she-taihap berada dibalik lenyapnya bu-beng-eng di wilayah barat “

“baik kalau begitu , musuh kita adalah she-taihap baik yang dibarat maupun yang diutara , cit-tianglo bawa dua ratus tai-tin inti menuju utara dan menghadapi she-taihap di utara dua ratus dibawa si-bo menghadapi she-taihap di wilayah barat dan kepada ji-kek supaya menyiapkan seratus pasukan inti memperkuat penjagaan “ setelah mendengar perintah itu lalu semuanya bubar untuk mempersiapkan pasukan

rombongan sin-peng hari itu istirahat didalam hutan setelah dua hari meninggalkan kota chongqing dan saat mereka sedang menyantap panggang kijang rombongan si-kek mengurung mereka , “ternyata kalian penghianat ada disini ! “ bentak bu- tek-giam-lo yang melihat dua puluh anggota bu-beng-eng , “si- bo …! menghianati persekongkolan kejahatan untuk menyadari kesalahan merupakan pilihan tepat , jika hal itu anda sesalakan maka ini kami siap menghadapi kalian ! “ sie-lam menjawab lantang , kemudian sin-peng maju setindak menatap si-bo , “hmh.. butek-giamlo , “toat-beng-jai-hwa-cat” dan eng-hong-bi- kwi-ji , kalian telah berjumpa dengan saya dan tidak dinyana kalian adalah pimpinan kedua dari hek-to-ki “ , “sin-gi-hiap “ boleh jadi kamu sakti , namun kali ini darah she-taihap akan muncrat di bumi barat ini , seraaang..! “ butek-giamlo memberi aba-aba , sim-lan dan goat-lian menyambut eng-hong-bi-kwi-ji dan beberapa orang pasukan , pertempuran dengan jumlah yang jauh tidak seimbang bagaikan air bah melanda ke dua puluh tujuh lawannya dalam waktu setengah jam enam bu- beng-eng yang sudah berubah haluan sudaha terkapar namun puluhan pasukan juga sudah bergelimpangan , si-bo bertempur dengan licik mereka sangat jelas tidak mampu dan kalah jauh dari seorang she-taihap , sedang mereka keroyok saja seoarng dari she-taihap mereka akan kalang kabut , namun dengan keberadaan pasukan disamping mereka , malah digunakan jadi perisai , saat terdesak sedikit tubuh pasukan disamping mereka digunakan untuk menghindar

namun ironisnya pasukan yang bagaikana laron menentang api

, pasukan itu susul menyusul menggantikan yang lain , dan itu membuat empat she-taihap mengendurkan serangan tidak tega mengikuti keculasan lawannya , namun dalam waktu dua jam pasukan itu kian menipis , siuw-bwee , kim-eng , hong-in dan bihong yang mendapat keroyokan lunak itu telah merobohkan puluhan sebagian kecil ada yang tewas namuin kebanyakan luka patah tulang , dalam dua jam itu lebih dari seratus pasukan sudah bergelimpangan dan lima belas orang dari pihak sin- peng sudah tewas , ketika pasukan tinggal lima puluh lagi , si- bo melenting jauh dan hendak melarikan diri namun dua pukulan dari sim-lan dan goat-lian menghantam eng-hong-bi- kwi-ji sehingga tidak bersambat muntah darah dengan sisi dada hancur kemudian keduanya tewas , sementara butek-giamlo , toat-beng-jai-hwa-cat yang sempat berkelit karena saat pukulan sin-peng dan seng-tiauw datang melanda keduanya mendapat umpan perisai dan luar biasanya pukulan im-yang-giok-hoat walaupun sudah menghantam telak tubuh kedua prisai itu baik butek-giam-lo maupun toat-beng merasakan isi dada mereka sesak , namun mereka tidak perdulikan langsung lari sekuat tenaga , akhirnya tinggalah pasukan tai-tin sepuluh orang yang masih berdiri dan dua orang bu-beng-eng yang hidup setelah semua diperiksa , delapan belas bu-beng-eng tewas termasuk sie-lam sementara pasukan tai-tin lima puluh orang tewas dan lainnya yang tergeletak luka parah , sepuluh orang yang berlutut meminta ampun , lalu tujuh puluh mayat termasuk mayat eng-hong-bi-kwi-ji dikuburkan dalam tiga lobang besar setelah selesai penguburan , sin-peng membariskan semua yang terluka dan tiba-tiba dua belas rombongan datang berkelabat , “peng-ko …. “ tiga orang dari yang datang itu menjura didepan sin-peng , sin-peng yang melihat ketiganya tersenyum , han-te , ma-te dan hai-te , sunguh kedatangan kalian ini membuat kami senang dan gembira , bagaimana keadaan ayah dan ibu kita di pulau kura-kura !? “ kedaan ayah sehat dan demikian juga ibu peng-ko ! “pek-ma menjawab kemudian ketiganya memeluk kedua kakaknya dan mencium tangan kedua cici mereka sim-lan dan goat-lian , ketiganya adalah kwee-pek-ma putra dari ibu mereka phang-hwa ,kwee- cin-han adik sin-peng dan kwee-cun-hai adik seng-tiauw dan yang sembilan orang terdiri dari enam laki-laki dan tiga orang perempuan adalah murid ayah mereka

kemudian pek-ma menceritakan sebeb kedatangan mereka kewilayah barat dan didengarkan penuh perhatian oleh sin- peng dan rombongan

pulau kura-kura yang indah dan ramai oleh simpang siurnya perahu di pelantaran itu bahkan pasar apung yang ada di sekitar pelnataran membuat suasana sangat hiruk , sementara di dalam pulau diistana yang megah kwee-han-tiong yang sehat

, tampan dan berkharisma sedang didampingi keenam istrinya sedang membicarakan ketiga putranya yang meninggalkan pulau sudah hampir tiga tahun , “meraka bertiga sudah terlalu lama tiong-ko , janjinya setidaknya dua tahun namun sekarang sudah hampir tiga tahun mereka belum kembali “ kata lin-swat yang merindukan seng-tiauw , kwee-han-tiong menatap lin-swat lembut dan kemudian kepada semua istrinya , “anak sedang melakukan tugas istriku ! dan pastinya mereka sedang berusaha meredam sepak terjang ibu mereka kwi-ban-san- hong-houw terlebih bahwa hoan-ji , huan-ji dan lian-ji merencanakan untuk itu dan tentunya ketiga kakak mereka akan membantunya “ jawab han-tiong lembut

ketika itu seorang pelayan masuk , “taisu..! ada tamu dari hoasan-pai dan tiga partai lainnya” , “hmh baik segeralah bawa mereka masuk” sahut han-tiong , phang-hwa dan bonita segera kedapur menyiapkan jamuan untuk tamu mereka , empat tamu itupun memasuki ruang tamu yang indah dan luas itu mereka adalah murid –murid dari delapan partai besar , yaitu hoa-san- pai , thai-san-pai , khotong-pai dan heng-san pai , “selamat

datang sicu totiang “ sambut han-tiong sembari berdiri dan diikuti keempat istrinya , “ selamat bertemu bengcu kami yang budiman “ jawab mereka sambil menjura , “silahkan dudk sicu yang baik “ han-tiong mempersilahkan keempat tamunya duduk

, “ada apakah gerangan sicu , adakah yang ingin disampaikan kepada kami !? , “benar bengcu ! hal yang kami sampaikan adalah hal yang memprihatinkan bengcu ! , “hmh… sampaikanlah sicu yang baik , “ kami ini adalah utusan dari hoasan-pai , thaisan-pai , khotong-pai dan hengsan-pai “ ,”ada apakah yang memprihatinkan sicu totiang

!? , “bengcu..! keganasan dari kwi-ban-san-hong-houw sudah sangat meresahkan , empat bulan yang lalu ciang-bu-jin dari kedelapan partai telah tewas ditangannya dan beberapa murid utama , “aih… tak dinyana kwi-ban-san-hong-houw bertindak sejauh itu “ , “benar bengcu bahkan berita yang kami dengar terakhir bahwa kondisi dibarat dan utara amat membuat hati galau “ , “kalau begitu harus secepatnya diatasi “ , “benar bengcu , oleh karena itu kami menghadap bengcu , hal apa yang harus kita lakukan “ , “baiklah sicu yang baik , kita akan berusaha mengatasinya dengan bijak , dan sicu marilah kita ke lianbuthia “ han-tiong berdiri dan membawa tamunya ke lianbhutia , semua murid kepala dan murid yang berlatih menjura ketika han-tiong dan keempat tamunya memasuki lianbhutia , “anak-anakku kalian berhentilah sejenak , ada yang ingin saya sampaikan , semuanya lalu duduk penuh hikmat memperhatikan taisu mereka , “anak-anaku , keadaan barat dan utara sedang dalam kondisi memperihatinkan , jadi untuk itu beberapa dari kalian segera menyusul kebarat dan menjumpai suheng kalian yang mungkin ada disana “ , “baik suhu , siapakah diantara kami yang akan berangkat ? , “kalian enam orang diantara murid kepala berangkatlah terlebih yang kampong halamannya di barat dan utara dan tiga murid kepala wanita yang akan disampaikan subo kalian juga saat ini “ , “baik taisu sebentar lagi enam dari kami akan menghadap taisu dirumah , “baiklah kalian lanjutkan latihannya “ han-ttiong dan keempat tamunya kembali kedalam istana , sambil makan dan minum mereka bercerita hal-hal mengenai dunia kangowu setelah menjelang sore keempat tamunya pulang kembali kedaratan besar , tidak lama kemudian enam orang murid kepala dan tiga orang murid kepala wanita datang menghadap , “kami sudah siap , taisu ! , “bagus anak-anakku , besok kalian berangkatlah kewilayah barat dan bersama kalian akan ikut sute kalian pek-ma , cin-han dan cun-hai “ lalu ketiganya pun datang menghadap setelah minta izin kepada ibu mereka , “ma- ji ! sampaikan pada kakak kalian disana bahwa sesegera mungkin ibu kalian ditundukkan , dan jangan kalian sungkan , dan katakan ayah disini tidak tenang dengan sepak terjang ibu kalian ini “ ,”baik ayah akan kami sampaikan pada peng-ko atau tiauw-ko “ jawab pek-ma , lalu kemudian merekapun berkemas untuk perjalan besok

keesokan harinya kwee-han-tiong dan keenam istrinya melepas ketiga anak mereka dan sembilan murid dari pantai , “khu-gin-bi sengguh sudah melewati takaran tiong-ko “ sela bonita sedih , “benar bonita moi , mari kita doakan anak-anak kita semoga berhasil dengan tugas mereka dan bi-moi dapat menghentikan ke brutalan dirinya “ jawab han-tiong lembut dan kemudian mereka meninggalkan pantai kembali kedalam istana

pek-ma dan rombongan mengadakan perjalanan cepat sehingga enam bulan kemudian mereka sampai ke hutan sebelah utara kota chong-king dimana pertempuran baru saja selesai , “demikianlah pesan ayah kepada koko dan cici “ pek- ma menutup ceritanya , „baiklah adikku mari kita selesaikan dulu dengan urusan pasukan tai-tin ini , sinpeng menghadap kembali kepada barisan rausan orang yang terluka itu , “kami tahu kalian pada dasarnya tindakan kalian ini karena terpaksa , maka kami harap setelah kalian sembuh kembalilah ketempat kalian masing-masing dan janganlah lagi berurusan dengan

kwi-ban-san , bisakah harapan kami itu terpenuhi !? , “ sin-peng menatap orang-orang yang menunduk meringis , pucat dan cemas itu

“kami dapat memenuhinya she-taihap , dan kami mengucapkan terimaksih atas kebijakan she-taihap ,sorang yang masih keadaan sehat dan bugar menjawab “hmh.. baiklah , jiwi siok , dan kalian sicu yang masih sehat , tolong kalian rawat luka-luka mereka dan carilah akar dan daun yang akan saya catat didalam hutan ini atau jika kalian tidak mendapatkannya maka dalam catatan ini saya sertakan obat-obat yang kemungkinan besar kalian dapatkan di kota chongqing “ sin-peng lau menuliskan nama-nama tumbuhan dan nama obat-obat yang diperlukan kemudian menyerahkan kepada dua anggota bu- beng-eng yang masih hidup

“baiklah , kami akan melanjutkan perjalanan , “apakah kita akan tetap ke-lam-hong peng-ko !? “ Tanya seng-tiauw , “benar tiauwte , di-lam-hong kita susun rencana selanjutnya “ jawab peng-ko lembut , lalu merekapun segera berlari cepat laksana terbang menuju kota lijiang dan dari sana she taihap akan memasuki perbatasan utara dan masuk kekota lam-hong

keadaan kim-hoan dan rombongan juga tidak jauh berbeda dengan keadaan rombongan sin-peng , ketika kim-hoan dan rombongan keluar dari kota tangyun rombongan itu di cegat si tianglo dan dua ratus pasukannya , gerbang kota yang sunyi itu sangat mencekam dengan barisan tai-tin yang siap tempur , dengan perintah aba-aba dari liem-sun pasukan itu menyerang dengan ganas di tempat luas dan terbuka itu , tiga puluh murid taisu beregerak cepat mengelak dan membalas keroyokan itu , pertempuran itu hanya berlansung satu jam karena saat si- tianglo meregang nyawa diujung pedang kedua she-taihap pasukan secara mental terpukul dan juga lawan mereka bukan orang sembarangan namun wakaupun demikian tujuh orang dari pihak pat-hong-heng-te tewas , sementara dari tai-tin seratus lebih tewas dan yan lainnya luka-luka

“kita apakan mereka yang luka-luka ini kam-taihap !? “ tanya para pendekar , “ tentunya yang mati kita kubur dulu baru kita membicarakan hal mereka yang luka , lalu dengan cepat dua puluh lobang besar telah digali dan mayat-mayat itu dikubur , setelah penguburan selesai , “kalian lima puluh orang telah terluka , kalian ceritakan bagaimana keadaan kwi-ban-san sekarang !?” khong-huan bertanya dengan tegas , “kwi-ban-san sekarang tinggal hong-houw dan ji-kek serta seribu enam ratus orang pasukan tai-tin , “ jawab salah seorang dari mereka , “kenapa demikian !? “ , “karena empat ratus dari kami keluar bersama si-tianglo dan si-bo , si-bo memimpin pasukan untuk menghadang pasukan she-taihap dan si-tianglo memimpin kami untuk menghadang para taihap “ mendengar jawaban itu

khong-huan segera berdiri , “kam suheng..! , mendengar keadaan dibarat yang sama dihadang oleh tai-tin itu artinya tiauw-ko dan lan-cici sudah mengarah ke kwi-ban-san sebaiknya kita bersegera menggabungkan diri “ , “benar sekali huan-sute , nah… ! kalian semua bebas dan kembalilah ke tempat kalian masing-masing dan jangan lagi berurusan dengan kwi-ban-san “ hung-kong membebaskan kelima puluh orang terluka itu dan mereka segera berangkat dengan cepat dan tidak lagi berlama-lama di kota yang disinggahi sebagaimana pada perjalanan pertama

Kota lam-hong adalah kota yang padat dan termasuk paling ramai , seperti kota lijiang di barat , karena kedua kota ini mereupakan kota perbatasan antar dua wilayah , karena kota itu tempat hilir mudiknya pedagang dan paiuwkiok dua wilayah membuat tempat itu menjadi tempat persinggahan dan pertukaran barang dagangan , namun sejak hek-to-ki menancapkan tirani di dua wilayah , kedua kota itu terkesan sepi dan sunyi , karena kegiatannya tidak lagi seperti biasa .

Siang itu rombongan sin-peng memasuki kota dan beristirahat di sebuah likoan , pemilik likoan yang sudah lama tak mandapat pengunjung yang berjumlah besar menyambut dengan gembira

, sembilan belas she taihap menyatukan sepuluh meja sehingga menjadi meja yang panjang dan para juru masak yang selama ini agak santai karena dalam sehari kadang ada tiga tamu atau paling banyak lima orang , namun sekarang sembilan orang yang datang sekaligus bahkan terkesan satu keluarga membuat mereka sibuk menyiapkan makanan , kamar-kamar juga dipersiapkan karena tamu yang mencengangkan ini juga akan menginap berhari-hari

Keesokan harinya ketika makan pagi , tamu liokoan itu hanya she-taihap , bahkan sampai siang tidak ada tamu lain datang , oarng yang hilir mudik juga tidak seberapa , namun ketika hari sudah sore rombongan besar memasuki likoan , pemilik likoan menyambut gembira , lalu rombongan sebanyak empat puluh enam itu mengambil tempat duduk , dan memasan makanan , ketika mereka makan , sim-lan dan goat lian turun dari ruang atas , pertemuan hangat berlansung dan yang lain-lainnya turun sehingga banyak yang berdiri karena tidak ada tempat duduk , likoan itu seperti tempat reuni , sin-peng dan seng- tiauw sedang keluar

Keduanya sejak siang mengelilingi kota lam-hong untuk melihat keadaan , dan setelah malam hari mereka kembali ke likoan , dan alangkah gembira hati mereka setelah bertemu dengan kim-hoan dan khong huan , empat puluh dua murid bengcu dan sembilan orang anak bengcu mereka semua adakah she taihap berkumpul di rumah makan itu , ditampah empat belas pendekar dalam rombongan itu , suasana kekeluargaan begitu jelas dan nyata pada kumpulan itu , pemilik likoan menjadi bingung , likoannya tidak akan mampu menampung enam puluh lima orang itu , , dia merasa serba salah ketika sin-peng memanggilnya , paman ..! sepertinya likoan paman tidak bisa menampung kami semua “ sin-peng tersenyum lembut , “benar sekali taihap “ jawabnya dengan nada riskan , “tidak apa-apa paman , kami ini keluarga jadi janganlah riasau , kamar bisa kami berbagi , kursi yang mungkin tidak mencukupi , sebagaian kami makan disini dan sebagian kami akan makan dikamar masing-masing “ sin-peng menangkan pemilik likoan

setelah pemilik likoan meninggalkan mereka , sin-peng berkata

, “keluargaku yang kucintai dan para sicu dan hohan yang terhormat , karena kita semua sudah berkumpul disini maka sebaiknya kita membicarakan hal yang akan kita lakukan untuk dapat menghentikan sepak terjang ibu yang membuata ayah resah di pulau kura-kura “ , “lebih cepat kita bicarakan peng-ko makan akan lebih cepat kita bertindak dan itu lebih baik “ sahut kim-hoan , “ baiklah kalau begitu , kita semua ketaman belakang karena sepertinya tempat itu cukup luas untuk kita semua “ sin-peng berdiri dan yang lain pun berdiri dan menuju kebagian belakang li-koan yang memang ada sebuah taman yang indah dengan lapangan rumpuit beludru yang lembut

pemilik likoan setelah mengetahui bahwa tamunya itu adalah she-taihap dari pulau kura-kura dengan bangga dan senang dia kerahkan para pelayannya untuk melayani keperluan keluarga yang menjadi tumpuan harapan orang banyak itu , beberapa bola lampu di dibawa para pelayan besama pemilik likoan sehingga tempat itu terang benderang , sin-peng merasa

terharu akan kebaikan pemilik likoan , “pama.. , kami keluarga pulau kura-kura sangat berterimakasih dengan perhatian pamam “ , “aih… tidak mengapa she-taihap , untuk keperluan kebaikan kedepan dan pulihnya keadaan , maka segala fasilitas likoan ini akan saya peruntukkan untu she-taihap , dan she- taihap tidak usah sungkan karena kwaa-wangwe dan lou- kungcu mendatangi saya dan mereka siap menalang keperluan she taihap selama berada di lam-hong ini “ “aih demikiankah paman !? “ lalu dimanakah kedua orang tua yang baik budi itu

!? , “mereka ada di rumah saya taihap “ , “kalau begitu saya harus bertemu kedua orang tua itu , sin-peng dan seng-tiauw berdiri lalu mengikuti pemilik likoan

“kami keluarga pulau kura-kura mengucapkan banyak terimaksih atas dukungan dari kwaa-loya dan lou-taijin “ sin- peng dan seng tiauw menjura dalam setelah bertemu dengan kedua orang yang bersedia membantu keberadaan mereka di lam-hong , “she-taihap kami juga berterimaksih bahwa dari sejak mudanya bengcu sampai kepada anak-anak beliau yang telah demikian telaten menjaga kenyamanan dan keamanan kami selama ini “ lou kungcu menjawab , “dan juga she-taihap! jika masih ada yang dibutuhkan jangan sungkan menyampaikan kepada kami “ sela kwaa-wangwe , “baiklah taijin dan loya , kami permisi dulu untuk membicarakan hal-hal selanjutnya dan sekali lagi terimaksih “ sin-peng berdiri dan menjura

Setelah sin-peng dan seng-tiauw kembali , maka pertemuan dimulai oleh sin-peng, “pertama saya ingin menyampaikan bahwa keberadaan kita disini didukung oleh lou-kungcu dan kwaa-wangwe sehingga liokoan ini akan menjadi tempat bagi kita selama berada disini “ , setelah berhenti sejenak sin-peng melanjutkan , “sekarang ! marilah kita diskusikan apa langkah kita selanjutnya !, “peng-ko..! menurut saya secepatnya kita menyerang ke kwi-ban-san “ , “bagaimana menurut yang lain , apakah usulan dari huan-te kita sepakati !? , “menurut saya she-taihap , sebelum kita menyerang sebaiknya kita terlebih dahulu membaca lokasi di kwi-ban-san serta kekuatan yang dimiliki oleh hong-houw “ sela seorang kauwsu berumur empat puluh tahun bernama song-can-kung , “saya setuju pendapat song-kuawsu bahwa sebelum menyerang , kita baca lokasi markas ibu dulu sebab dengan demikian kita akan mudah menyusun startegi penyerangan yang akan kita lakukan “ , seng-tiauw menimpali , “benar peng-ko ! , membaca lokasi kwi- ban-san lebih dahulu kita lakukan “ sela kim-hoan

“baiklah …! Sepertinya kita sepakat melakukan pembacaan lokasi dan kekuatan ibu di kwi-ban-san , bagaimana huan-te !? , sin-peng menatap khong-huan , “jika kita sudah sepakat peng- ko , maka itulah yang kita jalankan “ , “sekarang ..! untuk melaksanakan pembacaan lokasi kwi-ban-san tentu kita punya strategi , adakah diantara kita yang punya. ide !? , “untu strategi pembacaan lokasi dan kekuatan kwi-ban-san , kita bagi pada lima kelompok , empat kelompok untuk bagian lokasi kwi-ban- san , kemudian satu kelompok pada bagian dalam kwi-ban-san “ song-kauwsu kembali mengajukan idenya , “ hmh strategi yang bagus song-kauwsu !” seru sin-peng , “bagaimana , apakah kita semua setuju dengan strategi yang diajukan song- kauwsu !?, kembali sin-peng bertanya kepada semua yang hadir , “benar … kita sepakat “ peserta serempak menjawab , “selanjutnya siapa-siapa yang akan menyusup kesana menurut pendapat saya , sebaiknya hal itu biar saya dan adik-adik saya yang melakukan , apakah sicu , hohan , suheng , sute dan sumoi dapat menyetujuinya ? , sin-peng menatap semua peserta pertemuan , “hal itu memang tepat she-taihap , dan saya setuju dengan pemikiran she-taihap “ song-kauwsu menyela dan yang lain pun meneytujuinya , “baiklah … jika sepakat , maka kami akan berangkat besok dan sementara kami berangkat kepada sicu dan suheng dan sumoi agar menyisir daerah gerbang barat kota ini mana tahu ada pergerakan dari ibu yang mendahului penyerangan setelah mengetahui bahwa dua pasukannya tidak ada yang kembali terlebih setelah menerima laporan yang tentunya disampaikan butek-giam-lo “ , :benar sekali peng-sute , hal itu biar kami yang akan menjalankannya “ kam-hun-kong menyela , “baiklah kong- suheng , sekarang kita bubar untuk istirahat “ sin-peng mengakhiri pertemuan dan merekapun bubar

Keesokan harinya sembilan she-taihap meninggalkan kota lam- hong menuju kwi-ban-san gerakan she taihap yang laksana kilat melintasi hutan ngarai dan bukit dan seminggu kemudian mereka sampai disebuah hutan dan beristirahat , setelah mengisi perut dengan daging panggang kijang sin-peng mengumpulkan adik-adiknya

“adik-adikku ! kita akan membagi lima kelompok , yang pertama hoan-te dan lan-moi sebelah utara , tiauw-te dan lian-moi sebelah barat , huan-te dan han-te sebelah timur sementara ma-te dan hai-te sebelah selatan , dan saya sendiri akan menyusup kedalam kediaman ibu , bagaimana adik-adikku !? “ , “baik peng-ko , kami siap melakukannya “ sahut seng-tiauw , “besok pagi kita sudah kumpul semua disini paling lambat siang “ , lalu merekapun berpencar sesuai pembagian sin-peng

Didalam istana hong-houw penjagaan semakin diperketat , malam itu hong-houw , ji-kek dan butek-giam-lo dan toat-beng – jai-hwa-cat berkumpul , kedaan butek-giam-lo dan toat-beng-jai- hwa-cat sudah pulih setelah diobati oleh hong-houw dan istirahat beberapa hari , “ empat ratus tai-tain tidak berdaya menghadapi she-taihap , apa yang harus kita lakukan hong- houw !?” tanya , butek-giamlo , “sepertinya kalau kita keluar menyerang maka kita tidak akan berdaya berhadapan dengan she-taihap , jadi kita akan tetap bertahan disini menunggu mereka menyerang “ , “benar hong-hoouw ! mereka akan berpikir berulang kali untuk menyerang karena jumlah mereka

tidaklah banyak “ sela toat-beng , “benar ! , jadi hal yang kita lakukan adalah membentuk pertahanan yang kuat” sambung hong-houw

“Hong-houw , apakah ketiga muridmu benar anak-anak kim- khong-taihap !? mo-bin-kwi-bo tiba-tiba bertanya , “memang sial betul ketiga anak durhaka itu , sudah diasuh dan diajari malah sekarang menghadapiku sebagai musuh “ dengus hong-houw , “kalau boleh tahu hong-houw bagaimana bisa anak-anak kim- khong taihap ada bersamamu !?” ,” hal itu hanya sekedar iseng ingin bermain dengan kim-khong-taihap , dan sialnya permainan itu membuahkan anak “ , “jadi artinya salah satu dari anak-anak-itu adalah anakmu hong-houw !? , “benar pak- giamlo-ong dan dua yang lainnya anak-anak rekanku yang mempermainkan kim-khong-taihap “ , “memang disayangkan sekali bahwa mereka berputar haluan , seandai ketigannya tetap pada barisan hong-houw , kekuatan kita akan sangat kuat “ keluh mo-bin-kwi-bo , “sudah ! , untuk apa kita membicarakan kesialan , lebih baik kita fokus pada keadaan kita sekarang “ hong-houw menutup pembicaraan yang membuatnya kecewa itu , “baiklah hong-houw bagaimana strategi pertahanan yang akan kita lakukan !? , “mulai besok seratus tai-tin inti akan kita bagi empat untuk menjaga supaya jangan ada penyusup yang masuk dan melemahkan pertahanan kita , dan hal itu kalian lakukan butek-giamlo ! “ , “baik-hong-houw “ jawab butek- giamlo dan toat-beng

“lalu kalau seandainya mereka menyerang ! apa strategi kita !?”

, “she-taihap hanya puluhan orang , tentu mereka akan berusaha memecah kita dan itu tidak perlu kita gubris , kita tetap dengan rencana bertahan “ , “artinya kita tidak akan membagi seribu enam ratus pasukan !? , “sela toat-beng , “benar ! , pasukan kita tetap berada di lapangan lian-buhtia

menghadapi penyerangan mereka “ , “apakah strategi itu efektif hong-hoiuw !? , “ ya ! itu sangat efektif sebagai strategi bertahan terlebih musuh kita sedikit tapi dengan kwalitas ilmu setarap dengan kita dan trik memecah pasukan itu yang akan mereka lakukan kepada kita “ mendengar dasar strategi itu , empat orang itu manggut-manggut melihat kebenarannya “dan besok setelah seratus tai-tin inti kalian bagi , maka kita akan menambah jumlah pasukan pelontar untuk menambah dua ratus pemanah kita “ , “ide yang bagus hong-houw , pemanah kita sudah dua ratus , dan pelontar ada seratus , namun disamping itu kita juga harus mempersiapkan kedudukan mereka dan mengumpulkan sebanyak mugkin senjata yang dilontar “ sela pak-giamlo-ong , “ya… saya setuju dengan suhu , seandainya senjata kurang dengan batu-batu pun kiranya itu baik “ timpal butek-giamlo , “hmh… benar juga ! kalau demikian hal itulah yang kita kerjakan selama menunggu serangan “ sahut hong-houw

selama mereka bicara sin-peng berada didalam disebuah pondok pengawal sedang bersemedi mengerahkan kesaktiannya mendengar pembicaraan itu , hal itu dilakukan

sin-peng ketika memasuki bagian dalam markas hong-houw dia melihat dua bagunan besar yang saling terhubung , kemudian disekitar dua bangunan itu banyak berdiri pondok-pondok yang besar dan kuat , setelah malam tiba , sin-peng menyelusup diantara pondok dengan gerakan ringan dan mencoba memsuki sebuah pondok yang paling dekat dengan bagunan rumah induk , dan berketepatan lima orang pengawal keluar dari pondok untuk menjalankan tugas jaga , namun didalam pondok itu masih ada lima orang lagi dan sepertinya kelima orang didalam baru selesai dengan tugasnya jaga siang karena kelimanya hanya memaki celana dan tidak memakai baju dan bahkan sedang makan “hari ini terasa panas sekali ya !? “ “iya.. mungkin akan hujan

twako ! , sahut yang lain , “bagaimana hari ini tugasmu a-lung , kamu berkeliling sampai dimana !?”, “setelah latihan tadi pagi , kami menyusur bagian utara , dekat kwi-ban-san , gunung itu memang angker ya twako ! “ , “benar … a-lung ! dan kita juga dilarang oleh hong-houw memasukinya ! “ , “mungkin didalam hutan gunung itu hong-houw mendapatkan ilmunya yang hebat dan sakti ya !? , “tentulah a-lung makanya julukannnya saja kwi- ban-san-hong-houw “ sejenak keduanya diam , tiga temannya yang lain yang ikut mendengar pembicaraan itu menyela , “sudah ah… aku kecapean dan ingin istirahat “ , “aku juga ! kalian jangan begadang terlalu larut “ tiga orang itu berdiri dan menuju ranjang yang berjejer didalam pondok besar itu , “twako… , sayang sekali ya eng-hong-bi-kwi-ji tewas , hingga tidak bisa kita lihat lagi , kalau mereka masih ada setidaknya mata kita merasa puas melihat wajah dan bentuk tubuh mereka “ , “hush,… ! orang mati kok dibicarakan nanti dia datang bagaimana !? “ ah.. twako mana mungkin ! “ , “eh… hantunya msih berkeliaran disini loh “ , “eh … kok twako tahu !? , “ ya

tahulah karena pacar keduanya, berada disini ! “ , “maksud twako butek-giamlo dan toat-beng-jai-hwa-cat !?” , “ya , iyalah masa pacarnya kamu dan saya “ , “yah , kalau begitu yang didatangi hantunya adalah butek-giamlo dan bukan saya “ , “ hantukan merasakan siapa yang meridukannya dan membicarakannya ! , “ah… begitukah twako , “ya… begitulah ! “

tiba-tiba a-lung kaku dan bisu dengan mulut terbuka , karena pada waktu dia hendak bicara matanya sebelah berkedip sebuah kerikil menghantam lehernya , “a-lung kamu kenapa !? si twako itu merasa ngeri melihat a-lung yang mulut terbuka dengan mata tertutup sebelah sehingga bibir yang terbuka itu mewek , “kan aku kata juga apa ! ,kamu bicarakan eng-hong , sekarang kamu kesambet arwahnya , iiih…” si twako tiba-tiba kaku dan bisu dengan mata terbelalak dan bibir terbuka sedikit memperlihatkan giginya yang kuning menatap muka a-lung , tanpa keduanya ketahui sin-peng masuk dan duduk di samping ranjang yang berdempetan dengan dinding sebelah bagunan rumah induk , lalu bersemedi

setelah pembicaraan itu selesai dan sepertinya reaksi di ruang tengah rumah induk itu tidak ada lagi , sin-peng berdiri dan bergerak kilat sehingga kedua orang yang sadar itu merasakan hawa dingin yang menusuk tulang dan tiba-tiba mereka pingsan

, sin-peng keluar pondok dan bergerak ringan dan cepat keluar dari dalam lokasi kediaman hong-houw , sin-peng terus bergerak kehutan dimana mereka akan berkumpul lagi , dan keesokan harinya a-lung dan twako siuman , “a-lung , ini semua gara-gara kamu membicarakan eng-hong , untung bukan nyawa kita masih selamat , “iih… benar twako .. aku masih merasakan dinginnya sampai pagi ini twako ! , “makanya kalau dibilangin jangan ngeyel “ si tawako berdiri meninggalkan a- lung

sin-peng pagi itu sudah memanggang tiga daging kelinci gemuk

, dan tidak berapa lama pek-ma dan cun-hai datang , kemudian disusul khong-huan dan cin-han , setelah panggang ketiga kelinci matang , kim-hoan dan sim-lan muncul ketiga panggang kelinci itu sudah habis maka pek-ma dan cun-hai memburu seekor kelinci lagi untuk dipanggang sebagai bagian dari kedua kakak mereka yang belum datang dan tiga jam berikutnya

seng-tiauw dan goat-lian tiba maka , “sudahkah kita semua mendapat hasil dari penyusupan kita !? , “sudah peng-ko “ jawab seng-tiuaw yang sedang makan panggang kelinci bersama goat-lian , “kalau begitu , setelah tiuaw-te dan lian-moi cukup istirahat kita akan kemabli ke lam-hong “ semuanya mengangguk

setelah kembali ke lamhong pertemuan kembali digelar , song- kuawsu memimpin pertemuan itu , “karena she-taihap sudah kembali maka pertemuan kita ini akan membahas rencana selanjutnya setelah kita mendapat laporan gambaran lokasi kwi-ban-san , silahkan she-taihap menyampaikan hasil

penyelidikan ! , kemudian pek-ma melambaikan tangan , “song- siok ! , untuk sebelah selatan lokasi kediaman ibu , daerahnya berupa daerah hutan bambu dan tempat itu juga berupa jalan luas menuju lijiang namun disebelah badan jalan kira-kira lima tombak dari hutan bambu ada jurang curam yang dibawahnya sebuah telaga , itu saja yang dapat kami sampaikan “ , “baik selanjutnya bagian lain !? , kemudian khong-huan mengangkat tangan , “untuk bagian timur merupakan jalan buntu karena satu jam perjalanan dari pagar kediaman ibu akan bertemu jurang yang sangat dalam dan dibawahnya ada sungai melintasi batu-batu gunung “ , “dan dibagian barat merupakan rawa belukar dan kedalaman rawa itu sebatas perut namun agak ketengah sebatas leher “ seng-tiauw menyambung , kemudian disusul oleh kim-hoan , untuk sebelah utara , hutan kwi-ban-san , dan perlu diketahui bahwa hutan kwi-ban-san pada malam hari ada jeng-hong-cu yang memiliki bisa mematikan dan pada siang hari banyak binatang buas , kami bertiga yang pernah tinggal di puncak kwi-ban-san mengenal betul bukit itu dan lan-cici sudah saya ajak memasuki hutan itu hingga kelereng sebelah barat yang ada tebing landai namun dibawah ada beberapa bagian pasir yang dapat menghisap dan lereng sebelah timur jurang yang dalam dan dibawahnya sungai besar dan dalam , dan sungai itu bagian hulu dari sungai dibawah jurang jalan buntu bagian timur tempat huan-te dan han-te temui “ kemudian mereka diam sejenak setelah mendengar lokasi empat bagian kediaman hong-houw , lalu song-kauwsu berkata , “sudah kah selesai gambar yang kamu buat coa-pangcu !? “ sebentar lagi song-kauwsu “ jawab coa- pangcu yang sedang asik mencoret-cerat sehealia kain putih dengan moupitnya , “baik kita lanjutkan pada bagian dalam kediaman hong-houw “ song kauwsu otomatis melihat sin-peng

, sin-peng pun menarik nafas sejenak dan berkata

“ untuk bagian dalam hanya ada dua bagunan besar yang berupa rumah induk dan sebuah bangunan besar berupa aula pertemuan , kemudian disekitar dua bangunan itu ada pondok- pondok besar yang kemunginan lebih dari dua ratus pondok , kemdian sebuah lapangan yang luas sebagai tempat latihan “ sejenak sin-peng menarik nafas “selanjutnya didalam kediaman itu ada seribu enam ratus pasukan dan disamping ibu ada pak- giamlo-ong dan mo-bin-kwi-bo dan juga butek-giamlo dan toat- beng-jai-hwa-cat “ lalu semuanya diam , “hal yang perlu kita ketahui bahwa ibu akan melakukan strategi bertahan dan tidak akan membagi pasukannya walaupun apa yang terjadi dan mereka akan tetap bertahan di lapangan latihan dan disamping itu juga bahwa ibu memiliki dua ratus pasukan panah serta seratus lebih pasukan pelontar senjata tajam maupun batu “ semua melonggo mendengar taktik hong-houw yang disampaikan sin-peng , “dan yang terakhir yang dapat saya sampaikan adalah bahwa seratus tai-tin sekarang sudah dibadi pada empat bagian sebagai pagar betis mewaspadai kedatangan kita “

“sungguh hasil yang didapat she-taihap luar biasa sehingga kita dalam beberapa hari mengenal benar lokasi hong-houw “ song- kauwsu menjura puas dan takjub , kemudian coa-pangcu menyerahkan gambar yang dibuatnya , memang bakat melukis coa-pangcu luar biasa , seluruh gambaran dari she-taihap nampak jelas pada gambar itu , “baiklah ! she-taihap telah menyampaikan hasil penyusupan mereka dan sekarang tertuang pada gambar ini , dan juga yang tidak kalah penting adalah taktik dari hong-houw sendiri dan jumlah kekuatannya juga kita sudah tahu , maka apakah strategi kita ! , jika ada yang memiliki ide , silahkan disampaikan “ song-kauwsu melanjutkan tahap pembahasan

“song-kauwsu ! jika hong-houw melakukan taktik bertahan maka kita lakukan taktik grilya untuk melemahkan pasukan “ , “detailnya bagaimana ma-kauwsu !?” , “detailnya begini song- kauwsu , kita terbagi pada tiga kelompok , dua kelompok menjaga bagian berpeluangnya musuh melarikan diri yakni bagian selatan dan barat sementara kelompok ketiga adalah mengacaukan pertahanan kwi-ban-san “ , “pada kelompok ketiga ini kekacauan bagaimana yang ma-kauwsu maksud “ , “untuk mengacaukan pertahanan musuh adalah memberi rasa takut pada mereka dan juga memberikan kepanikan , hal ini efektif jika dilakukan pada malam hari “ baik… cendrung kita sepakat dengan membagi tiga kelompok , dua kelompok jelas akan menangkap mush yang lari , dan trik mengacau pada kelompok ketiga memberi rasa takut dan panic pada musuh , adakah yang punya ide selain menundukkan mereka dengan ilmu silat !? “ song-kauwsu kembaali bertanya kepada hadirin

“menurut saya ada satu trik untuk memberikan kepanikan dan ketakutan kepada mereka “ tiba-tiba khong-huan menyela , “apakah itu she-taihap !? , “kita menagkap terlebih dahulu jeng- hong-cu di hutan kwi-ban-san setelah itu kita sebar dibeberapa pondok “ , “benar ! setidaknya lima puluh ekor saja kita sebar , pasukan itu akan kalang kabut “ timpal goat-lian , “ya… jika lima puluh ekor saja mengetahui tempat berburu , jeng-hong-cu akan terus melintas tiap malam di lokasi markas itu “

“kalau begitu jeng-hong-cu itu efektif membuat rasa takut dan panik “ sahut song-kauwsu , “baiklah song-kauwsu ! , kita akan sepakat taktik coa-kauwsu , dengan membagi tiga kelompok , dan kelompok ketiga yang merupakan pengacau pasukan yang ribuan itu , akan kita gunakan jeng-hong-cu “ sin-peng menyatakan persetujuannya , “jadi kalau begitu kita akan bagi kelompok , dan untuk ini saya serahkan kepada she-taihap untuk membaginya “ song-kauwsu menatap sin-peng dengan harap , “baiklah song-kauwsu , adapaun kelompok pertama yang akan menjadi kelompok pengacau pasukan , enam dari kami , kemudian sisanya dibagi dua kelompok untuk bagian

selatan akan dipimpin oleh kong-suheng dan kelompok bagian barat oleh ma-kauwsu “ kemudian sin-peng terdiam dan melanjutkan , “bagaimana ! apakah sicu dan hohan dapat meneyetujui !? , “ya.. saya setju pembagian itu she-taihap “ sahut song-kauwsu dan yang lain-lain juga menagnnguuk , “ lalu kapan kita akan berangkat “ sela coa-pangcu , “kita berangkat besok lusa karena besok kita akan memui kwaa- wangwe dan lou-kuncu untuk pamit demikian juga dengan tan- wangwe pemilik likoan “ sahut sin-peng , lalu merekapun makan dan minum dan setelah itu istirahat

setelah mereka berpamit kepada tiga orang tua yang memfasilitasi mereka di lam-hong , rombongan itu bergerak menuju kwi-ban-san , setelah sampai dihutan dimana sembilan she-taihap pernah menjadikan pusat berkumpul saat penyusupan , maka dibagi tigalah rombongan itu , dan berangkat memisahkan diri , sehingga yang tinggal hanya enam-she-taihap , sin-peng , seng-tiauw-sim-lan ,kim-hoan , goat-lian dan khong-huan “sekarang hoan-te pimpinlah kami ke kwi-ban-san dan bagaimana cara kita menangkap jeng-hong-cu “ , “baik peng-ko

, marulah kita berangkat “ keenam she-taihap dalam sekejap meninggalkan hutan itu dan dua jam kemudian sampailah mereka kehutan kwi-ban-san saat menjelang sore , “malam ini kita harus mengetahui dimana sarang jeng-hong-cu melewatkan siang , ketika istirahat dalam hutan empat macan hitam menggereng mengelilingi mereka , tapi keempat macan- hitam itu salah mangsa , karena mangsa mereka ini she-taihap

, goat-lian dan khong-huan , seng-tiauw dan kim-hoan menyambut serangan keempat macan itu hanya dalam empat gebrakan , dan tiga macan rubuh tak bernyawa sementara seekor lari mengaum kesakitan terpincang-pincang

saat malam tiba keenam she-taihap menajamkan pendengaran mereka dan sembunyi dibalik pohong dengan mematikan gerak dan tarikan nafas yang akan mengundang perhatian binatang malam yang berbahaya , suara ngawung dikejauahan sebelah barat , tmur dan selatan terdengar keenam she-taihap itu melakukan hal yang sama yakni menggunakan ilmu warisan ayah mereka “siulian-tin-liong”, sehingga malam itu berlalu dengan nyaman dan pendengaran mereka terus meyusuri saat jeng-hong-cu melewati mereka menjelang pagi dan kembali ketempat arah darimana mereka datang , masing-masing mereka terbagi tiga kelompok mengikuti jeng-hong-cu , sin- peng bersama sim-lan keselatan , seng-tiauw dan goat-lian ketimur kim-hoan dan khong-huan kebarat sin-peng dan sim-lan berhenti disebuah tanah berlubang , “sarang mereka ada dalam lobang ini lan-moi “ sin-peng dan sim-lan memperhatikan lobang yang dalam dan gelap itu , “marilah peng-ko kita kembali ketempat kita berkumpul” sim-lan berdiri dari duduknya , satu jam mereka baru berkumpul semua

, :”bagaimana hoan-te , apa yang kalian temui , “disebelah barat sarang jeng-hong-cu itu gua gelap dan lorongnya panjang

“ lalu ditimur bagaimana tiauw-te “ , “ditimur sarang jeng-hongcu berupa gua juga “ , bagaimana diselatan peng-ko !? “ Tanya goat-lian , “diselatan sarang jeng-hongcu itu dalam tanah berlobang “ , “seberapa besar mulut lobang itu peng-ko !? , tanya khong-huan “sebesar lingkar roda kereta kuda “ , kalau begitu kita bisa mendapatkan jeng-hongcu yang sebelah selatan , jaring kelambu yang kita bawa dari lam-hong akan cukup menjerat jeng-hong-cu “ , “benar hoan-ko “ timpal goat- lian

lalu rencana menjerat jeng-hungcu pun dilaksanakan pada malam berikutnya , mulut lobang tanah itu ditutup dengan kelambu dan bagian yang diikat ditarik keatas sehingga membentuk kerucut , sim-lan melolos sabuknya dan menggerakkan dengan cepat sehingga meraup dan membelit bagian bawah kelambu yang melakat ketanah , kemudian menjelang pagi jeng-hong-cu dimasukkan kedalam enam guci arak yang dibawa dari lam-hong , keenam she-taihap keluar dari hutan dan menuju markas hong-houw malamnya keenam she-taihap beraksi , dienam bagian kumpulan rumah-rumah pondok pasukan yang terpadat , guci itu dilemparkan sehinga guci pecah dan jeng-hong-cu mengawung-ngawung , suara pecahan guci itu disengaja kuat supaya orang mendengarnya , bebrapa jendela terbuka namun ketika suara gaungan terdengar orang didalam rumah terkejut dan panic , sebenatar saja orang pada terika minta tolong , seluruh orang dari rumah berhamburan bahkan yang sudah dihalama juga berlari-lari menyelamatkan diri bebrapa orang sudah tergelatak dengan nyawa putus , dan hal itu membeuat keadaan semakin gempar bahkan sanking paniknya seseorang membakar rumah , kebakaranpun terjadi , hong-houw dan keempat rekannya keluar , suara ngawungan jeng-hong-cu mmebuar hong-houw terkejut , dia juga tida bisa berbuat banyak hanya dapat melindungi dirinya dari serangan jeng- hong-cu demikian juga empat rekannya , keadaan makin pani karena tidak ada yang berusaha memadamkan api karena sibuk berlarian menyelamatkan diri , markas itu seperti kiamat hangar-bingarnya sehingga banyak orang melarikan diri keluar markas , bagian selatan dan barat dibanjiri , namun mereka dihantam badai pukulan jarak jauh dari dua puluh lima pendekar kosen , pasukan itu bertabrakan sakin paniknya dan tak ayal banyak yang remek terinjak-injak oleh kawannya , yang panic , sementara didalam istana hong-houw dan empat rekannya jengekel , gemas dan marah , “khong-huan !

nakku yang durhaka “ khu-gin-bi menjeritkan anaknya yang ia tahu pasti ini kelakuan tiga murudnya yang berbalik memihak ayah mereka , “enam bayangan muncul tiba-tiba di tengah kehiruk pikukan itu serta kobar api yang menyebar tidak

terkendali , “saya disini ibu … ! “ khong-huan menatap ibunya dengan iba dan kasihan , “aoakah kalian anak-anak kim-khong- taihap akan menghabisi nyawaku !? , apakah kaumu huan anakku akan membunuhku , apakah kamu goat-lian akan menusukkan pedang mu ketubuhku , kim-hoan , teganya kalian padaku ! terdengar keluh dari hong-houw yang dia tahu dua dari keroyokan anak-anaknya ini akan membuat dia sibuk bahkan kalau tiga dia akan kalah telak , “ibu … jika ibu sadar dan tidak berbuat yang memalukan keluarga tentu anak- anakmu ini akan meyambut ibu dengan pelukan bukan dengan pedang “ , hong-houw memandang sin-peng yang berbicara ,

“bangsat.. kalian semua , lalu hong-houw menyerang sin-peng , dan empar rekannya juga bergerak , pertempuran dalam istana hong-houw luar biasa cepat , butek-giam-lo menyerang sim-lan

, toat-beng-jai-hwa-cat behadapan sengan seng kim-hoan , sementara pak-giam-lo ong bertempur melawan seng-tiauw dan mo-bin-kwi-bo melawan goat-lian , khong-huan sendiri berdiri bergetar tercenung saat ibu yang melahirkan dia meneriakan namanya , satu pengakuan di puncak kejengkelan dan gemas tiada tara saat cita-citanya akan jatuh berkeping-keping

sementara di bagian barat dan utara , para pasukan yang membanjir menyelamatkan diri , yang berhadaapan dengan rombongan pat-hong-heng-te dan para pendekar , mereka ditengah kepanikan itu melawan sekenanya , namun yang mereka hadapi adalah rombongan kosen yang jauh lebih dari mereka , mereka bergelimpangan tidak berdaya , sebagian dari mereka masih ada yang lolos dari cegatan pat-hong-heng-te , namun setelah hutan bambu karena panic dan ketakutan , beberapa orang terguling kejurang

api yang berkobar melalap pondok-pondok kayu dan tempat itu luar biasa panas membara , nyaris tidak ada orang diareal markas karena bertumpuk di bagian barat dan selatan , sementara didalam istana hong-houw pertempuran kian menggila , perabot-perabot rumah sudah berantakan dan hancur , dinding kamar juga ada bebrapa bagian yang jebol , butek giam-lo sudah merasa kepayahan , desakan “in-hong-sin- kin” dari sim-lan membuat dia kalang kabut kebutan ujung sabuk sudah beberapa kali mencecar tubuhnya hingga membuat perih tubuhnya bagai dihantam cemeti besi , akhirnya pada satu kesempatan pukulan im-yang-giok-hoat menghantam dadanya dan kebutan ujung sabuk menghentak kepalanya hingga hancur , butek giam-lo tewas seketika

dan dengan waktu yang tidak berapa lama toat-beng-jai-hwa- cat juga ambruk meregang nyawa saat pedang kim-hoan dalam gerak jitu ilmu “pek-ban-in-kiam” merobek perutnya dan disusul tusukan menembus tenggorokannya , kim-hoan segera melompat dekat sim-lan dan khong-huan yang menonton pertempuran sin-peng dan ibu mereka , khong huan dari tadi meneriakkan supaya ibunya menyerah , “ibu !... sudahlah kebutaan ini , kesempatan untuk menyadari kesalahan masih

terbuka !” , khu-gin-bi yang mendengar seruan khong-huan semakin mempertajam serangannya dan mendengus , “huh… kalian anak-anak durhaka dan mengecewakanku , awas.. kamu khong-huan anak tak tahu budi akan kumakan jantungmu yang mengecewakan harapanmu „ , mendengar itu khong-huan semakin pucat dan bersedih , sementara tubuh pak-giam-lo-ong terlempar membentur menghantam dinding sehingga jebol , muka pak-giam-lo ong berubah-ubah kadang merah kadan kadang pucat dengan nafas sesak , dadanya telak menerima dua pukulan im-yang-sian-hoat sehingga jantung sepert direbus matang , kemudia ia tewas dengan tubuh hitam menghijau

mo-bin-kwi-bo terhenyak melihat kekasihnya terkapar mengerikan membuat ia lengah dan tidak kuasa ketika serangan handal pedangnya “pek-ban-in-kiam” menebas batang lehernya hingga putus , pertempuran sin-peng dan hong-houw dikatakan berimbang hanya dikarenakan upaya menyadarkan ibu ini masih besar pada jiwa anak-anaknya , sin- peng walaupun selisih sedikit dalam ilmu dengan ibunya , namun kekuatan daya tempur yang hanya dimilki keluarganya membuat ia berada diatas angin , nafas hong-houw sudah senin kamis dan peluang itu tidak dimamfaatkan sin-peng untuk menekan ibunya sehingga pertempuran itu seimbang

hong-houw merasa pertempurannya dengan sin-peng tidak obahnya melawan kim-khong-taihap , , pukulan-pukulan yang mengenai tubuh sin-peng seperti ditelan lautan dalam dan tidak punya akibat sama sekali sehingga hal ini membuat hong-houw putus asa , ilmu yang digunakan sin-peng dalam menerima daya pukul itu juga adalah ilmu yang hanya dimiliki keluarganya

, yang oleh bukek-siansu suhu ayahnya dinamakan “Siu-to-Po- in” (sambut mustika menyapu awan)

“bagaimana ibu , sadarlah ! ayah demikian kecewa dan malu dengan sepak terjang ibu “ sin-peng mulai membujuk ibunya setelah merasakan serangan ibunya semakin lemah karena kecapean , sementara pagi sudah menjelang , pertempuran semalam suntuk itu membuat hong-houw semakin lemah , nafasnya juga sudah teratur , namun dia terus bergerak memainkan pedangnya menyerang sin-peng , “kadang dia berhenti untuk menarik nafasnya kemudian menyerang lagi dan terus menyerang lagi hingga ia terduduk saat hari sudah siang

“ibu ! “ seru khong-huan menatap ibunya yang duduk lemah , hong-houw menatap khong-huan , mukanya mengkerut tajam dan mata nanar , kecewanya membuncah dan dia berpaling sambil mendengus , “ibu marah padaku karena aku mengecewakan ibu, itu benar , tapi ibu kejahatan tetaplah kejahatan siapapun yang memerintahkan “ , “diam kau anak

tidak tahu budi ! “ hong-houw membentak khong-huan , khong- huan hatinya perih , mendengar bentakaan itu , goat-lian mendekati khong-huan yang berlutut didepan hong houw , “ibu….! Kesempatan ibu untuk berubah masih ada , lihatlah aku ibu ! , ibuku swi-hoa tapa daksa dan akhirnya meninggal sebelum bertaubat akan kesalahannya , benar ayah malu dan kecewa dengan hal yang ibu lakukan , namun ayah juga penuh maaf , mari kita kepulau kura-kura untuk menemui ayah dan ibu dapat menghabis sisa umur bersama ayah di sana beserta ibu yang lain “ ciih… tidak sudi ! “ hong-houw meludah , “kenapa ibu , kenapa ibu membenci ayah , yang jelas menyayangi ibu “ khong-huan menyela heran tidak habis pikir akan cara berpikir ibunya ini , “khong-huan dan kalian semua tidak usah membujukku , aku tidak sudi dan aku tidak mau , kalian mau berbuat apa padaku ! “bentaknya kepada semua she-taihap

“ibu ! jika ibu tidak juga mau sadar tentu kami akan membuat ibu seperti apa yang dilakukan ayah pada ibu swi-hoa dan ibu lumina “ jawab seng-tiauw , “kau berani melakukan itu padaku

!? “ hong-houw menatap seng-tiauw tajam , “ anak-anak kita mungkin tidak bi-moi tapi aku suamimu akan melakukannya “ suara itu terdengar dari kejauhan , “ayah… “ enam she-taihap berseru bersamaan , namun bayangan ayah mereka belum muncul , agak lama mereka saling pandang dan kemudian muncullah kim-khong-taihap bersama tiga istrinya swat-hong , lin-swat dan bonita

keenam she-taihap berlutut didepan orang tua mereka , kwee- han-tiong melangkah mendekati hong-houw dan dan meraih tubuhnya lalu menghilang dari tempat itu entah kemana namun han-tiong berseru “istriku ! bawa anak-anak keluar , aku tunggu di bagian selatan “ , “mari ! kita keluar “ seru swat-hong , keluarga pendekar itupun segera keluar dan menuju bagian selatan dimana rombongan mereka sudah menunggu beserta ayah mereka dengan hong-houw yang tergeletak tidak berdaya rebah disamping kwee-han-tiong dan kepalanya berbantal paha han-tiong

kedatangan kwee-han-tiong dan ketiga istrinya memnag mengejutkan , hal karena setelah tiga bulan kwee-pek-ma dan rombongan berangkat , han-tiong bersama swat-hong malam itu diatas ranjang bercakap-cakap setelah melakukan hubungan , “tiong-ko bukankah sebaiknya kita kedaratan besar untuk mengehentikan khu-gin-bi !? , “kenapa hong-moi berpikir demikian !? , “aku rasa anak-anak kita tidak akan tega kepada ibu mereka , mereka itu bijak sepertimu tiong-ko ! benar mereka akan mengelahkan ibu mereka , namun untuk menghukum ibu mereka darah mereka tidak akan tega , bukankah koko mengatakan bahwa hukuman itu dari atas kebawah , sementara bawah keatas adalah harap dan pengharapan !? , posisi mereka dibawah berhadapan dengan ibu mereka dan pastinya mereka akan terus mengharap kepada ibu mereka

khu-gin-bi “ , “hmh… kamu benar hong-moi “ sahut kwee-han- tiong

“baiklah… ! kita besok akan berangkat ke kwi-ban-san dan marilah kita tidur ! “ han-tiong memeluk tubuh hangat istrinya yang harum dan merekapun tidur , keesokan harinya , han- tiong menyampaikan rencana keberangkatan itu kepada istri- istrinya , sehingga mereka berkemas dan siangnya mereka sudah berlayar menuju daratan besar , bersamanya swat-hong

, lin-swat dan bonita yang sudah rindu pada tiga anak mereka yang lebih tiga tahun meninggalkan pulau kura-kura perjalanan keluarga pendekar ini sangat cepat , mereka menuju ke wilayah barat , han-tiong merasakan wilayah barat yang lesu akibat tirani istrinya , namun kemunculannya diwilayah barat menggetarkan penduduk , tangis bahagia para kungcu yang berkesempatan menemuinya membuat keluarga itu terenyuh , entah aura apa yang dirasakan penduduk ketika bengcu mereka itu tampil kedunia ramai , seakan daerah yang dilaluinya seperti bunga layu menjadi segar kembali , detak kehidupan penduduk yang mengambang ketika bengcu ini lewat seakan mendapat pegangan , kekeringan jiwa penduduk yang hampir mati ,ketika bengcu ini lewat seakan mendapat simbahan air yang dingin melenyapkan kehausan

Bengcu yang sudah lima puluh tahun lebih itu telah menjadi akar harapan tionggoan , dia pendekar kenamaan tanpa tandingan , taisu yang ramah penuh kebjakan , pandanganya sarat makna pemahaman , senyumnya menyibak segala kegalauan , tutur katanya sarat pengajaran , tindak tanduknya nyaman mengharukan , wajahnya rupawan menyinarkan keindahan dan kebaikan , tegap tubuhnya menebarkan rasa aman bertatah pengayoman

Saat mereka sampai dihutan bambu setelah keluar dari lijiang , perkataan khu-gin-bi yang menantang seng-tiauw beliau dengar lalu menjawab namun beberapa mayat yang bergelimpangan di tebing jurang dia angkat terlebih dahulu baru kemudian berkelabat cepat bersama ketiga istrinya kearah markas dan ketiganya melihat para murid-muridnya membariskan ratusan orang di bagian pintu masuk , lalu mereka terus masuk kedalam istana dan menemui khu-gin-bi , setelah menerima penghormatan dari anak-anaknya dia meraih tubuh khu-gin-bi dan membawanya keluar dan dalam waktu itulah kwee-han- tiong memtahkan tulang-tulang istrinya khu-gin-bi , tanpa berkutik khu-gin-bi merasakan tulang-tulangnya yang patah dengan hati takluk dan hancur sehingga dia meringis kesakitan

, namun setelah tubuhnya yang melayang bagaikan bola dipermainkan tangan kwee-han-tiong , tubuhnya diterima tangan kekar dan lembut itu kemudian dia merasa bibirnya dilumat oleh bibir kwee-han-tiong , dia menggelinjang terpana , pikirannya kosong hingga sakit perih tulang patah itu tidak dia rasakan , nafasnya sesak hangat merasakan desiran darahnya setelah bibirnya dilepas kuluman bibir han-tiong , han-tiong berkata “duhai ibu anakku ! perbuatanmu harus diganjar hukuman , betapapun hatiku sayang penuh kecintaan , suamimu ini tetap harus jalankan”

mendengar perkataan lembut dan sayang itu membuat hati khu-gin-bi bergolak tiada menentu setitik sesal muncul namun sebongkah kebencian menyusup , sebongkah penyesalan muncul setitik kebencian menyusup namun cair berpendar berubah sebongkah kristal cinta merasakan pondongan suaminya , namun… nasi sudah jadi bubur , pecahlah tangis sesal , cinta , sakit perih menjadi satu saat melihat dagu suaminya yang tepat diatas mukanya , kepalanya yang disandarkan didada bidang itu semakin membentuk gunung penyesalan yang menghimpit hatinya ketika semua sudah berkumpul , dan para pasukan tai-tin yang melihat hong-houw rebah di samping bengcu berlutut , “kalian semua yang telah mengikuti arahan istriku , kembalilah ketempat masing-masing , dan saya bengcu kalian meminta maaf kepada seluruh penduduk wilayah barat dan utara akan hal ini “ semuanya tunduk dan hening , “silahkan sicu semua berangkatlah teriring permintaan maaf dari saya “ , “bengcu yang mulia kami berangkat ! “ sahut beberapa orang , lalu yang lain pun mengikuti dan bergerak sehingga sampai satu jam baru iring-iringan yang menyusuri jalan menuju lijiang itu sunyi kembali , tinggallah para keluarga bengcu dan para pendekar

song-kauwsu , ma-kauwsu dan yang lain-lain mendekat , lalu song-kuawsu berkata “bengcu … ! permintaan maaf yang kami dengar bagi kami tidak ada yang salah pada diri bengcu , tiada terbetik sedikitpun bahwa bengcu bersalah pada kami penduduk utara “ song-kauwsu dan sicu semua yang baik , kami tidak salah karena sicu tidak tahu , namun setelah tahu , maka bagi yang bersalah patut untuk minta maaf , dan maaf itu sangat kami harapkan dari sicu yang baik “ semua pendekar itu tercenung dan terdiam , “tapi bengcu ! kami sudah melihat dan merasakan betapa anak-anak bengcu saling bahu membahu dengan kami menentang hong-houw “ jadi bagaimana kami merasa bengcu dan keluarga bersalah ? “ , “song-kauwsu yang baik , “anak-anakku menjalankan tugas sebagai tanggung jawab keluarga , namun tetaplah ada akibat dari kesalahan , dan akibat itu yang mewajibkan kami untuk minta maaf “ suara han-tiong yang lembut dengan nada memelas membuat seluruh pendekar berlutut bergetar , “bengcu kami yang baik dan budiman , permintaan maaf kami terima , hati kami menyediakan berjuta-juta pintu maaf kepada bengcu “ , “terimakasih sicu semua , lega dan terasa ringan hatiku dengan jawaban itu sicu “ sahut han-tiong dengan mata yang berkaca- kaca

para pendekar yang menyaksikan itu meleletkan lidah takjub , “baiklah bengcu kami yang budiman , kami akan pamit untuk kembali keutara “ , “ya.. ! silahkan sicu yang baik , semoga sampai di tujuan dengan selamat , sehat dan tidak kurang satu apapun “ sahut han-tiong , kemudian empat belas pendekar itu meninggalkan tempat , “peng-ji ajak saudaramu menguburkan semua jasad ini ! , sin-peng dan semua murid laki-laki dari pat- hong-heng-te bekerja keras hingga sore hari membuat ratusan lobang untuk mengubur hampir tiga ratus termasuk jasad pak- giamlo-ong dan ketiga rekannya

Kemudian keluarga bengcu bergerak meninggalkan tempat itu dan menuju lijiang dan sesampai dilijiang dan sesampai dilijiang kam-hun-kong dan sute-sutenya yang yang membentuk kerjasama diutara pamit untuk kembali keutara dan diantaranya tiga murid kepala yang datang bersama pek-ma dari pulau

kura-kura ingin melihat keadaan kelaurga mereka diutara , kemudian tiga murid kepala yang lain dan tiga murid kepala wanita pamit juga untuk segera melihat keadaan keluarga mereka yang ada di shan-tung , huangsan dan dali Setelah semua pamit yang tinggal hanyalah siauw-bwee , kim- eng , hong-li dan bi-hong dan pada kesempatan itu sin-peng mengutarakan hubungannya denga tan-kim-eng begitu juga dengan seng-tiauw dengan gu-siauw-bwee , dan yang tidak kalah mengejutkan bahwa kim-hoan juga mengutarakan maksudnya supaya gak-bi-hong disandingkan dengannya dan khong-huan minta supaya ayahnya menjadikan kao-hong-li menjadi mantu

Hal itu membuat kwee-han-tiong dan dan ketiga istrinya gembira , “baiklah anak-anaku , ayah sangat setuju dengan pilihan kalian “ , “begitu juga kami “ sela lin-swat , keempat wanita itu merona merah , dan keluar kehalaman belakang likoan dan makin bersemu merah ketika goat-lian dan sim-lan menggoda mereka

Dua hari dilijiang , keluarga bengcu melanjutkan perjalanan , dan sesampai diselatan mereka semua menuju paoteng kerumah tan-kong-bu ayah tan-kim-eng , pertemuan semarak pun terasa , tan-kong-bu yang merasa bahagia dikunjungi bengcu dan juga berupa adik baginya saat bengcu masih muda belia merasa gembira , terlebih lamaran yang disampaikan bahwa putrinya kim-eng disandingkan dengan sin-peng , tidak terlukiskan rasa senang dan gembira tan-kong-bu , setelah dua minggu berada di paoteng dan kedua keluarga sepakat bahwa pernikahan akan dilaksanakan di pulau kura-kura , keluarga bengcu berangkat dan pulang kepulau kura-kura enam bulan kemudian pesta pernikahan di pulau kura-kura diadakah , kembaali pulau kura-kura dibanjiri undangan , para sejawat dan kalangan pendekar dari empat wilayah berdatangan , para undangan kebanyakan dari wilayah selatan dan timur tapi dari barat dan utara pun ada walau jumlahnya sedikit , pernikahan empat she-taihap dilangsungkan dengan meriah , keluarga gak yang tersisa yakni dua pamannya datang dan begitu juga keluarga kao yaitu kakeknya sementara gu- siauw-bwee di hadiri empat orang murid ayahnya 

setelah enam bulan pernikahan seng-tiauw minta izin kepeda ayahnya untuk membina keluarga di barat bersama istrinya siuw-bwee , kwee-han-tiong menyetujui , dan tiga bulan kemudian kim-hoan dan khong-huan meminta hal yang sama kepada ayahnya , khong-huan akan membina keluarganya di timur , sementara kim-hoan di utara , saat khong-huan mengajak istrinya kao-hong-li menemui ibunya yang berada dikamar , khu-gin-bi yang melihat kedatangan anaknya berurai air mata , “ibu… saya dan mantu ibu akan ketimur dan ayah sudah mengizinkan , beri restulah kami ibu ! “ khu-gin-bi tidak kuasa menahan tangisnya dan membelai kepala anaknya

“anakku ! khong-huan , maafkan ibu nak , sesal ini begitu menghimpit , baik-baiklah engakau disana , ayahmu teladan yang baik , ceritakan ia pada anak cucumu , pergilah …! Khu- gin-bi sesugukan dan menagis mengerung-ngerung , “ibu… lupakanlah masa lalu , yang penting masa sekarang dan usaha-usaha memperbaiki diri , “ah.. apalaha kebaikan yang akan bisa kuperbuat denga keadaanku ini , aku direjang penyesalan dengan ketidak bergunaan ini anakku ! , “bi-moi kebaikan tindakan memang tidak dapat tapi kebaikan hati bisa diperbuat “ tiba-tiba kwee-han-tiong memasuki kamarnya , “apa maksudmu tiong-ko ! , “bi-moi sayang ! , menetapkan hati bertahan pada serangan penyakit hati adalah kebaikan , menetapkan hati untuk tidak sombong , menetapkan hati untuk tidak dengki dan iri , menjaga lidah untuk tidak bersumpah serapah , menjaga hati untuk tidak berprasangka buruk pd manusia dan thian , semua itu adalah kebaikan , jadi jagalah hati itu bi-moi maka kebaikan-kebaikan itu telah engkau lakukan “ , “hmh… tiong-ko ..! huu..hu….” semakin sedu sedan khu-gin-bi dengan tangisnya , “huan-ji sekarang berkemaslah dan berangkatlah biarkan ibumnu bersama ayah “ , khong-huan dan istrinya berdiri “ ibu , ayah .. kami pamit berangkat “ khong- huan menyalami ayah dan ibunya begitu pula dengan kao- hong-li kemudian keduanya keluar

“tiong-ko ! aku teringat lumina ! “ , “kenapa kau teringat lumina” dia tidak mendapatkan seperti yang aku dapatkan sekarang ini

,walhal dia lebih dahulu menyadari kesalahan dari padaku dan seharusnya dialah yang berhak merasakan apa yang aku rasakan ini “ , “kenapa bi-moi berkata demikian !? , “tiong-ko .. ketahuilah bahwa lumina menyadari segalanya dan cintanya bersemi seiring janin yang ada pada tubuhnya “ khu-gin-bi berkata terbata-bata karena sedu sedannya , “bi-moi kehendak thian merupakan rahasia yang tidak dapat diselami manusia , menurutmu ya , namun menurut thian belum tentu , jadi bi-moi merasakan hal seperti itu bagus , itu artinya bi-moi merasa orang lain lebih layak karena pandangan itu melembutkan keras padasnya koukati yang ada pada diri mansia , namun jangan juga lupa bahwa hidup ini seiring kehendak thian “

“koko setelah kami turun bersama ketiga anak-anak kita dari kwi-ban-san aku ini sangat mesum koko , aku sangat kotor dan tidak layak menerima curahan cinta yang tidak menegnal batas darimu koko , aku ini perempuan lacur , tubuhku ini bangkai busuk yang hina oleh permainan birahi menjijikkan , hu..hu… aku tidak pantas … aku tidak pantas untuk menerima ini “ khu- gin-bi melempar-lempar kepalanya dengan tangis menyedihkan

, tiba-tiba kwee-han-tiong baring disamping khu-gin-bi dan membuat khu-gin-bi pucat pias , “bi-moi ! ingat … manusia itu alamiahnya khilaf dan salah , benar engkau khilafnya sangat lama dan bahkan cendrung berusaha untuk terus menyalahi , tapi tahukah engkau sayang bahwa thian terus memberikan peluang untuk perjuangan manusia kearah kebaikan , dan ketika thian memberikan peluang itu raih dan syukurilah , menurutmu tidak pantas karena engaku merasa jijik dengaan dirimu , tapi menurut thian pantas karena thian ingin menguji perjuanganmu kearah kebaikan , mampu tidak kamu bi-moi menjalani hidup dengan tetap menjaga hati yang baik “ , “tapi koko , kamu ini kenapa tidak merasa jijik padaku , aku ini budak nafsu yang menggulung tubuhku penuh comberan busuk , manusia paling hina , ah.. cintamu ini entah bagaimana bisa seperti ini ah.. thian…. ! … thian… kenapa aku buta … kenapa engkuu biarkan aku selambat ini menyadari ! hu..hu…huuuu “ khu-gin-bi menangis tersedu-sedu , “bi-moi jika engkau cinta padaku tolong jangan buat aku merana dengan penyesalanmu ini , satu hal harapanku padamu berlapang dadalah dengan kehendak thian “

khu-gin-bi yang mendengar ucapan itu terdiam dan memnadang mata han-tiong yang berkaca-kaca , ah… tiong-ko suamiku , aku.. aku.. jangan engakau merana kasihku , aku

,,aku akan menerima semua , ah jangan kamu menagis tiong- ko , aku .. aku .. ah… thian yang agung , limpahan kasih sayang yang bagaimana yang Engkau berikan ini, ah.. suamiku

, cintaku , kasihku jangan kau merana .. aku..aku hmhpp … “ khu-gin-bi yang menatap mata lembut yang berurai air mata itu semakin sesak dan seperti halilintar menghantam kepalanya ketika bibirnya di kulum han-tiong , dia memejamkan matanya, pikiranyya terbang melayang dan terhempas pada hamparan kenyamanan dimana hatinya bergaung “khu-gin-bi ……. inilah hidupmu dan syukurilah serta berbuat baiklah dan matilah disamping suamimu “ kemudian ia tersadar saat kecupaan suaminya selesai dan dia tersenyum , dan berkata “sumiku aku kecapaean , dan ingin tidur “ , “tidurlah bi-moi “ han-tiong memeluk tubuh itu sehingga sebentar saja tertidurlah khu-gin-bi dengan raut muka tenang , nyaman dan berseri

dua tahun kemudian sim-lan dan goat-lian menikah , sim-lan menikah dengan sie-kang-bun murid kepala yang ikut bersama rombongan pek-ma menyusul sin-peng yang meredam kejahatan hong-houw sementara goat lian menikah dengan kam-hun-kong , keduanya diboyong suaminya keutara dan hidup bahagia disana

empat tahun kemudian pek-ma , cin-han dan cin-hai menikah dengan tiga murid ayahnya dan mereka membina rumah tangga di barat , dan ketika umur tujuh puluh lima tahun putrinya yang bungsu kwee-hong-in menikah dengan murid pat- hong-heng-te yang bernama kwaa-kun-liong dan mereka membina keluarga di kun-leng tempat kelahiran kim-khong- taihap kwee-han-tiong

dengan penyebaran she-taihap diseluruh wilayah tionggoan membuat kehidupan dunia kangowu semakin cerah , tida kejahatan dan tiada penindasan , semua orang hidup harmonis

, kehidupan yang saling menghormati , akrab dan penuh keramahan , rasa aman dan nyaman menyelumuti seluruh pelosok negeri , bukoan dan piauwkiok berkembang dengan dinamika yang cepat , petani dan nelayan hidup lega dengan usahanya , pedagang tenang dengan jualannya pembeli tidak merasa resah dengan kebutuhannya , pejabat pemerintah tetap bertahan pada tugas dan tanggung jawabnya

Demikian dan berakhirlah kisah SHE-TAIHAP semoga menjadi bacaan yang menghibur dan kiranya ada mamfaat

Rajakelana , 23 April 2012

Ikuti kisah selanjutnya seri keempat kim-khong-taihap dengan judul : HEK-HOAT-BO ( BIANG ILMU HITAM )

Tamat
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar