Pendekar seribu diri Jilid 07

Jilid 07

Iblis Pembunuh Raga juga menangis, ia ingat orang tua yang memberinya kesaktian didalam penjara, ia ingart sewaktu dirinya dipecuti dalam penjara.

Setelah tawa berhenti ia tersadar, ia malu bukan main, tapi ketika melihat rekannya Iblis Pemakan jantung juga tidak jauh dengannya ia sedikit lega. ia tak habis pikir bagaimana seorang pemuda belia macam itu memiliki tenaga dalam yang begitu luar biasa.

Hampir tak masuk akal ada seorang pemuda yang memiliki tenaga dalam setinggi itu.

Sipemabuk dari selatan menatap wajah anak muda di depannya Ia melihat sinar mata yang tenang, berwarna merah menyala- nyala namun sangat dalam seakan mata itu mengandung suatu kepedihan yang dalam..

Tiba-tiba ia sadar, anak muda ini memiliki kepandaian yang sulit diukur tingginya. sekarang ia paham, bahwa gerombolan pemuda pendatang baru dalam dunia persilatan itu bukanlah isapan jempol belaka.

Jika anak buahnya saja dapat mengaduk-aduk dunia persilatan, berani menentang kekuatan Panji Telapak Perak bagaimana dengan kemampuan ketuanya?.

Ada rasa segan menyeruak dalam sanubarinya, ia merasa gentar. tapi, Sipemabuk dari selatan bukanlah jago kacangan cepat ia mengusir dan mengubur perasaan segan itu. "Sepertinya aku harus langsung menggunakan jurus pamungkasku, kecuali aku ingin mampus !"

Berpikir demikian, ia segera memasang kuda-kuda, tangan kirinya ditelikung kebelakang sementara tangan kanannya diangkat keatas kepala dengan guci menghadap mulutnya. itulah pembukaan dari jurus MABUK TIADA AKHIR jurus khas dari Sipemabuk dari selatan

"Hayo keluarkan senjatamu, bocah Tampan, agar aku tak lagi sungkan bertarung denganmu.!"

Aram tersenyum, ―Haruskah aku menggunakan pedang?‘‘ pikirnya dalam hati.

―Jika aku tak mengeluarkan senjata, jelas ia akan merasa tersinggung dan terhina, aku tahu lelaki macam seperti ini, jika dia bilang hitam tak peduli sejuta orang mengatakn merah juga tak bakalan ambil pusing..‖ ditengah ia menimbang-nimbang tiba-tiba Sipemabuk dari Selatan berkata lagi,

"bocah, apa kau menunggu belut berbulu hah?‖ ucapan itu cukup keras sehingga didengar semua orang. Tentu saja orang- orang yang hadir di situ tertawa, ucapan Sipemabuk dari Selatan itu agak janggal, dimanapun adanya belut itu tak ada yang berbulu, meski sudah berumur ribuan tahun jua. Aram tersenyum geli. Ia tahu Sipemabuk dari Selatan sedang berusaha memancing dia agar segera mengeluarkan senjata.

Dengan mengangkat tangannya kelangit seakan menggengam suatu gagang pedang aram menurunkan tangannya, benar saja perlahan-lahan dari udara yang digenggambya muncul suatu gagang pedang dan terus ke batang pedang sampai kemata pedang.

Pedang itu adalah pedang yang paling jarang dilihat oleh semua orang persilatan, pedang bermata sembilan hanya sebagian

saja orang yang mengenal pedang itu, ialah pedang ekor Rubah adanya.

Melihat lawan sudah mengeluarkan senjata, tanpa banyak kata lagi segera Sipemabuk dari Selatan menggeloyorseperti orang mabuk lalu Langsung menyerang Aram ke bagian tubuh yang mematikan. Dalam beberapa gebrakan awal, Aram dapat mengukur kehebatan lawan. kemampuan Sipemabuk dari Selatan benar-benar hebat bukan alang kepalang, mungkin seimbang dengan dirinya.

Dua puluh jurus berlalu, Guci tanah liat Sipemabuk dari Selatan tak bisa mendesak Aram. Bahkan dilihat lebih teliti, sedikit demi sedikit Aram mulai menguasai pertarungan.

Tapi, Sipemabuk dari Selatan tidak mengalami kesulitan, dengan sebat ia menggeloyor kekiri, dengan menjadikan kaki kiri sebagai poros untuk memutar tubuh, Sipemabuk dari Selatan segera berada dibelakang tubuh lawan dan memukulnya dengan telapak kiri,

―Plaaakk. ‖ Aram terhuyung kedepan, Sipemabuk dari Selatan

tak memberikan kesempatan kepada lawan untuk mengukuhkan kuda-kuda.

kini Aram dalam kesulitan. Ini pertarungan paling berbahaya dan menyenangkan seumur hidupnya sesudah ia keluar dari jurang.

Ketika bertarung dengan murid Iblis Langit selatan atau dikenal dengan Sitangan Telengas Gandapura maupun ketika bertarung dengan yang lainnnya pertarungan tidaklah sehebat ini..

Tetapi sekarang ini ia harus bertarung dengan mengerahkan segenap kemampuannya. Dan lawan yang dihadapi meski sudah tua usia namun ilmu silat dan daya tahan tubuhnya sangat kuat.

Tiba-tiba Sipemabuk dari Selatan menarik diri, melompat mundur agak jauh ke belakang. semua yang hadir merasa heran. Tidak biasanya seorang yang sudah unggul melepaskan lawan begitu saja mengapa?

―Ilmu pedang apa itu?‖ Sipemabuk dari Selatan bertanya sambil melihat bajunya yang sobek dari perut sampai kedada.

Kini pahamlah para hadirin, mengapa Sipemabuk dari Selatan melompat mundur.

―Jurus Pedang Satu Garis‖ Aram menjawab.

Sipemabuk dari Selatan manggut-mangut kembali ia menerjang Aram. kali ini ia menyerbu dengan jurus Guci Arak tumpah ruah jurus keenam dari jurus Mabuk Tiada Akhir..

Hawa panas keluar dari Guci Sipemabuk dari Selatan. Aram kembali menurunkan pedangnya menuding bumi, Sipemabuk dari Selatan kebingungan namun dengan Nekad ia meneruskan serangan, tampaknya pelipis Aram sebentar lagi akan Jebol terkena hajaran Guci, dalam detik terakhir itu Aram kembali menyabetkan Pedangnya Kelangit

Sipemabuk dari Selatan terkejut, ia tak menyangka jurus sesederhana itu tak dapat ia jebol, ia mundur dengan menggelinding ke belakang. Orang-orang terkejut melihat Sipemabuk dari Selatan begitu terdesak. hanya dengan tebasan lurus keatas, bukankah itu hanya menggelikan penonton saja?

―ikhh,.....Jurus Pedang Satu Garis. ‖ pekik seorang tua dengan

jenggot sedagu, Kakek itu berjubah putih dengan pedang panjang di punggungnya, bajunya cukup aneh, kaum persilatan mengenalnya dengan sebutan Ksatria Matahari Terbit.

sesuai dengan sebutannya kakek itu memang berasal dari negri Jepun. dinegrinya ia terkenal sebagai orang yang paling piawai dalam jurus pedang Samurai.

Dengan Penasaran Sipemabuk dari Selatan menggunakan jurus Pamungkas dari rangkaian mabuk tiada akhir.

―Wurrsshhh ‖ semburan tuak menerjang Aram, dengan sigap

Aram memutarkan pedangnya satu putaran, ―Wung...trang...trang..tring.. Crasshh currrss‖ meski hanya

satu putaran ternyata jurus itu mampu menahan semua semburan Tuak, benr-benar luar biasa,

ketika Tuak mendekatinya Aram segera mengerahkan tenaga dalam penyedot kedalam pedangnya, sehingga tuak yang berhamburan tersedot layaknya logam dengan besi sembrani. dengan sekali sentakan tuak itu dibuang menuju Tiang panggung, meski dari besi ternyata Tiang itu terdapat bolong- bolongan membuktikan bahwa semburan itu menggunakan tenaga dalam tingkat tinggi.

Sipemabuk dari Selatan mengeluh penasaran, sedang Aram hanya tersenyum tipis saja.

―Baik Aku mengaku kalah bocah‖ Akhirnya Sipemabuk dari Selatan mengaku kalah.

Semua orang terpana, benar-benar dibuat kejutan yang luar biasa. seorang datuk yang telah malang-melintang didunia persilatan kalah dengan menggenaskan di tangan seorang pemuda apalagi hanya dengan beberapa gebrakan saja.

Namun, sepertinya kejutan itu belum selesai karena tiba tiba penonton kmbali disuguhi kejadian yang janggal.

Tampaklah Aram menekuk lutut dan bersujud layaknya seorang murid kepada Gurunya.

―Kek, mohon terimalah aku menjadi muridmu ! ucapnya tegas

dan jelas. jika bukan Aram siapa lagi orang yang akan bertingkah seperti itu.

Semua Anak buah Aram terjengkang kaget dari bangkunya, hanya empat orang yang tersisa, ialah Sipengabar Langit, Amuk Samudra, Jempana dan Ayah Angkat Aram Ki Asmaradanu.

―Wah, penyakit ketua bertambah parah Kek,‖

―Kek, Ketua kumat...‖ secara berbareng Jempana dan Amuk samudra berkata kepada Ki Asmaradanu.

―Hahaha Bapaknya Sinting, Anaknya Gila.. Tidak aneh, tidak

Aneh ‖ jawab Ki Asmaradanu seenaknya.

Mendadak.....

―Aku yang menyuruhnya melalui Ilmu penyampai suara..‖

Jempana dan Amuk Samudra berpaling, dengan santainya Sipengabar langit tersenyum..

―Gubraakkkk. ‖ keduanya menyusul yang lain

Sipengabar langit dan Ki Asmaradanu bertatapan....

‗Hahaha ‖ keduanya terbahak-bahak.

Lalu bagaimana dengan para hadirin? semuanya melongo...

mulut mereka terbuka lebar, jika seandainya hari itu ada kelelawar barangkali akan tertelan masuk tanpa rintangan.

―Itukah yang kau maksudkan dengan kecerdasan diatas normal itu nyai?‖ Kijalak tergugu....

Nyi Permata Dewi Mengangguk, sedih ―Benar ‖

―Apakah memang tidak dapat disembuhkan lagi Eyang?‖ melati bertanya sedih. ―Bisa, tapi. ‖

―Tapi Apa?‖ Sela Nyi Dewi Renjani.

―. , kau ingat tindakanku sebelum aku masuk kedalam

golongan putih? sehingga aku

mendapat gelar Dewi Pemanah Asmara ‖

Kijalak dan Nyi Dewi Renjani merenung, mengingat masa-masa muda mereka. akhirnya mereka mengangguk....

―Waktu itu, aku mempelajarinya hanya sampai tingkat lima, tindakanku begitu abnormal. hingga aku bertemu dengan tabib

sakti, dan menyarankan ku untuk menghapus ilmu itu ‖

―memang waktu itu kau mempermainkan seluruh dunia persilatan sampai dunia persilatan tak jelas harus dibawa kemana....lalu kau berubah seratus delapan puluh derajat. ‖

jawab Ki Jalak.

―Benar, aku berubah menjadi wanita haus birahi. karena

memang.. ilmu itu hanya dapat dihilangkan dengan air mani perjaka ‖ dengan sedih Nyi Permata Dewi berkata.

―lalu mengapa harus begitu banyak? ‖ sela Nyi Dewi Renjani.

―Aku sembuh setelah aku menyetubuhi seratus lelaki perjaka....

sementara aku memiliki banya korban tak lain karena mereka menipuku dengan mengatakan bahwa sebenarnya mereka masih perjaka tapi, aku tak yakin jika seratus gadis perawan dapat menyembuhkannya karena memang anak itu telah mencapai tingkat pamungkasnya, setitik lagi menuju Puncaknya.‖ ralat Nyi Permata Dewi...

Melati terpekik kaget... harapan yang ada sejak tadi kini kandas lagi. Melati tak menyangka bahwa riwayat Nyi Permata Dewi

begitu suram...

―Apa Maksudmu ?‖ tenang ucapan Sipemabuk dari Selatan.

―Jadikan Aku Muridmu...‖ Aram menegaskan...

―Wah,... wah selamat...selamat. kau telah memiliki murid yang

hebat Setan Tuak ‖ Suara berat parau menghentikan obrolan

kedua orang itu,....

Keduanya berpaling, ternyata yang berbicara adalah Kaisar Iblis sendiri, ketika Aram mengatakan hendak menjadi murid Sipemabuk dari Selatan kaisar iblis menyangka pemuda itu hanya hendak menolong muka Sipemabuk dari Selatan makanya ia hendak menjadikan itu sebuah kenyataan.

Setelah mendengar ucapan Kaisar Iblis, Sipemabuk dari Selatan menggerutu dalam hati.

―Bocah ini, berniat menolong mukaku malah menjadikannya sebuah kesulitan yang lain. ‖

Segera Sipemabuk dari Selatan membangunkan Aram dari sujudnya, bagaimanapun tak mungkin ia mengelak lagi jika dalam keadaan seperti ini. Mimpipun tidak jika Kaisar Iblis dan Sipemabuk dari Selatan bahwa Aram berkata dengan sungguh-sungguh dari hati terdalamnya. benarlah memang Sipengabar Langit menyuruhnya, tapi Sipengabar langit hanya berkata.

―Mungkin Ia tepat Untukmu.‖

Sebagai orang yang diberi kecerdikan luar biasa, Aram juga mengerti jalan pikiran Kaisar iblis, diam diam ia berterimakasih kepadanya yang telah membantu dia untuk diterima menjadi murid Sipemabuk dari Selatan.

Dengan cepat Aram memegang tangan Sipemabuk dari Selatan, dan melesat menuju baraknya. dan berpapasan dengan dua sosok bayangan lain dari barak Golongn putih,

Aram kaget begitu pula dengan Sipemabuk dari Selatan, melihat mereka dicegat dua sosok berwujud perempuan. yang pertama Perempuan cantik setengah baya dan yang satunya perempuan cantik sebaya dengan Aram.

―Dewi Pemanah Asmara‖

―Melati..‖

Pekikan kaget bersamaan terlontar dari kedua mulut Sosok bayangan Lelaki.

―mereka berpandangan.....

―Cucuku......‖ Perempuan Paruh baya itu parau menahan haru... Aram dan Sipemabuk dari Selatan tertegun, seketika Aram memandang Wajah perempuan paruh baya itu,

―Nenekk. ‖ Aram memekik seperti anak kecil dan memeluk

Perempuan itu yang ternyata adalah Nyi Permata Dewi.

Dua orang itu berpelukan erat sampai keduanya dikejutkan oleh suara teriakan menggema...

―Anjing Kurap.... Naiklah keatas Panggung ini..‖

Mereka berpaling tampaklah Iblis Langit Selatan berdiri Angker diatas Panggung.

―Nek, itulah pembunuh Ayah dan Ibu Aram menggeram,― tanpa

menunggu reaksi dari neneknya Aram menjambret Tiga manusia itu dan membawanya kebarak dimana Ki Asmaradanu duduk santai.

―Ayah, Tolong Urus yang disini‖, Aram meletakan Nyi Permata Dewi, Melati, dan Sipemabuk dari Selatan didepan ayahnya, mereka berdiri mematung tertotok.

Sekali kibaskan tangannya Tiga Orang itu segera terlepas dari totokan.. Aram menjejakan kakinya dan melambung keatas,

―Anak gila, cucumu memang gila Setan betina‖ Maki Sipemabuk dari Selatan.

―Hihihi‖ Melati dan Nyi Permata Dewi tertawa cekikikian.

―Seharusnya kau memanggilnya Murid Setan Tuak..‖ Ki Asmaradanu membenarkan ucapan Sipemabuk dari Selatan. ―Bukankah tadi itu hanya untuk menyelamatkan mukaku yang ganteng ini saja sinting?‖

―Salah...‖ Ki Asmaradanu dan Nyi Permata Dewi membentak.

―ekh, apa maksudmu‖:

―Memangnya jika dalam keadaan biasa kau akan menerima murid yang edan-edanan seperti

itu setan Tuak?‖

―Kau salah jika menganggap itu hanya menyelamatkan mukamu‖

―Kaisar iblis juga tertipu‖

―Dia malah membantu apa yang diinginkan anak itu‖

Nyi Permata dewi Duet dengan Ki Asmaradanu memberondong Sipemabuk dari Selatan.

Diberondong seperti itu bukan membuat Sipemabuk dari Selatan mengerti, tapi malah membuatnya pusing, saking pusingnya ia memilih menangis menggerung-gerung.

Setelah menjejakan kakinya, aram melambung kelangit, jika hanya empat atau lima tombak itulah biasa, tapi jika puluhan tombak sampai ratusan tombak keudara itulah luar biasa, Aram melambung tinggi, semakin tinggi dan semakin tinggi lalu menghilang dibalik Awan.. Para Hadirin kali ini menyaksikan Pameran Ilmu Peringan tubuh yang benar-benar mendirikan bulu roma, semuanya berdiri menatap langit.....

Langit kali ini benar-benar marah, ―Jelegaaaarrrr‖

―Khiaaaaaaaaaaaaaaaaaa ‖ Pekikan laksana naga melengking

mengalahkan suara guntur yang menyalak, tiba-tiba awan mendung, rintik hujan membasahi bumi, benar-benar kejadian yang langka....

―Wungngg‖ Gaungan bak suara jutaan tawon bergema, laksana batu meteor jatuh kebumi, Aram meluncur dengan kecepatan yang begitu tinggi, Cahaya merah menyelimuti tubuhnya, . . . .

―Duaaaaarrrrsssshhhhh‖ tiba-tiba Tepi panggung meledak dahsyat, debu mengepul tinggi, Para hadirin terbius terpesona, Setelah debu menghilang seorang Pemuda berjubah Coklat berdiri Angker, matanya merah membara memancarkan dendam, hawa pembunuhan menebar kemana-mana.

Bajunya berkibar-kibar angker, rambut panjangnya berdiri, menandakan bahwa pemuda itu sedang mengerahkan tenaga dalam sampai puncaknya,...

―Terimalah Kematianmu Ibliss. ‖ Teriakan melengking

terdengar, Duaaaarrrrrssshhhh dua buah tenaga sakti kembali menggoncang bumi, Aram Mundur setindak, Iblis Langit Selatan mundur lima langkah kebelakang. Pada saat berbarengan, Iblis Langit Selatan merasa ada orang menyerang dirinya. Ternyata tanpa membiarkan lawan mengokohkan kuda-kuda, Aram kembali memukul, Iblis Langit Selatan Diam saja, Saat berikutnya dia merasa hawa pukulan itu ganas dan bisa menewaskannya. Dia tak bisa diam begitu saja menanti maut.

Cepat dia melapisi seluruh tubuhnya dengan tenaga sakti Selaksa Racun Langit dan dua tangannya menangkis sekaligus menolak pukulan yang mengarah dada dan lehernya.

"Dessss! Dessss!" Tangan dua orang itu beradu di udara.

Iblis Langit Selatan tidak menduga, ternyata pukulan lawan hanyalah pancingan belaka, saat berikut jari lawan menerobos masuk dan akan mencolok kedua matanya, cepat ia mengegos. Tapi, tetap saja Iblis Langit Selatan terdorong tiga tindak ke belakang, karena kaki lawan menendang ulu hatinya.

―Ilmu orang ini, benar gila-gilaan pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya, memukul berubah menjadi sodokan, sodokan berubah menjadi tenadangan‖ pikir Iblis Langit Selatan.

―cissshh, terhnyata kemampuanmu lebih tinggi dari silaknat Gunawan dan Sicabul Widia Seta bocah‖ Iblis Langit Selatan mencoba memanas-manasi Aram.

benar saja, mendengar ucapan menghina dan kasar itu Aram telah terbakar amarahnya hingga melewati puncak kesabarannya. bagaikan api disiram minyak saja segera ia menggeram. Dalam marahnya secara spontan Aram memasang kuda-kuda dan menaikan kaki kanan sambil melakukan gerak putaran dengan tangan kanan yang berjurusan dari bawah keatas dari arah luar dengan tangan kirinya ditarik didepan dada sambil menghimpun tenaga dalamnya. srettt,... sinar biru keluar dari telapak tangannya.

Aram memukul, menggunakan segenap tenaga Sakti Mata darah yang ia miliki, bak angin Prahara saja sinar itu menerpa apa saja yang menghadang di depannya.

Iblis Langit Selatan pun memukul dengan seluruh tenaga sakti yang ia miliki., dia yakin pukulannya akan menghadang tenaga sakti dari Pemuda itu. Terdengar suara ledakan keras keras.

Duarrr... kembali terdengar ledakan dahsyat, debu mulai kembali mengepul tinggi. bisa dibilang ini adalah prtarungan terdahsyat yang terjadi pada hari itu.

Aram terhuyung-huyung mundur begitupula dengan Iblis langit Selatan, Tanpa menanti lebih lama lagi, Aram kembali menggerakkan tangan ke bawah berputar-putar, debu yang tadi mengepul di sekitar tubuhnya kini bergolak, dan berterbangan mengelilingi tubuhnya.

Lalu tangan itu ditarik ke atas sejajar dengan pinggang. telapak dtangannya diputar kemuka dengan dikelilingi pendar cahaya merah membara, debu-debu yang bertebaran tertarik kedalam sinar Merah membara itu lalu membentuk bola besar di tangannya, kemudian ia mendorong,

"Jaga nyawamu    !" Gumpalan debu berpendar cahaya merah itu, meluncur deras ke arah Iblis langit Selatan. ilmu itu merupakan salah satu ilmu dari pegunungan Himalaya yang sebagian daerahnya selalu tertutup salju.

Terpisah lima tombak Iblis Langit selatan berdiri menatap lawannya. Ia melihat semua gerakan tadi.

dengan sebat dia memutar tubuh, putaran perlahan. Dua tangan mengembang ke samping memutar dalam bentuk lingkaran besar dari arah bawah ke atas. bagaikan Angin Prahara nsaja, debu itu berubah menjadi gumpalan baju pelindung disekitar tubuh Iblis Langit selatan jangankan tangan, besi saja bubuk bila terkena pusaran pelindung tubuh itu.

Gumpalan Debu berselimut Cahaya merah itu meluncur dan menabrak tubuh Iblis Langit Selatan.

―currrr.ss..‖ bagaikan batu dilemparkan kedalam samudra saja, gumpalan itu menghilang dari pandangan semua orang.

Pertarungan berlangsung semaki seru, makin lama makin berbahaya.jurus yang digunakan menyerang lawan semakin beragam.

Hingga pada suatu kesempatan... Aram menggerakkan kedua tangannya, dan mengangkat sebelah kakinya bergantian,

―Saatnya menerima kematianmu Iblis. ‖ Teriak Aram Keras.

Iblis Langit Selatan terkesima melihat jurus aneh itu, terpaksa ia menghadapinya dengan menyalurkan segenap tenaga sakti Racun Langit pada kedua tangannya.

Tetapi ternyata serangan Aram itu hanya pancingan saja, ―Wirrr...Crakkkk...Blaaarrrr‖

Sebersit sinar merah membara melesat dari mata Aram, Kejut Iblis Langit Selatan bukan alang kepalang, menghindar takan sempat, menahan dengan kekerasan dari tubuhnya juga tidaklah mungkin. sebab Semua tenaganya terkumpul ditangan.

Dengan pasrah ia menerima sinar itu dengan kepalanya, kepala berikut tubuhnya tiba-tiba meledak dahsyat.

jika yang hancur kepalanya mungkin tak terlalu menggenaskan tapi, jikalau seluruh tubuhnya berserakan tak karuan adalah SADIS.

Aram termenung, ―Hoeekk...hoeekkk‖ Aram muntah darah, segera ia kembali kebaraknya, tanpa menghiraukan yang lain segera ia bersila, menenangkan darahnya yang bergejolak.

Pertarungan terus berlanjut, para pendekar terus bergantian melangsungkan pertarungan ada yang dikarenakan dendam, ingin terkenal maupun permusuhan. mereka bertarung ditengah lapangan karena memang panggung itu telah hancur berantakan.

Lembayung kini mulai memayungi Lembah kematian. waktu terus bergulir tak bisa dihentikan. malam telah menjemput. Bau anyir darah tercium kemana-mana, entah telah berapa jiwa yang melayang gara gara pertarungan diatas panggung.

Jerit kematian dan beradunya tenaga sakti semakin santer terdengar.

Seorang Pemuda tampan tengah bersemadi uap merah mengepul tinggi dari tubuhnya, disekelilingnya Tiga Orang datuk Persilatan menatapnya, ―Sudah lebih dari dua belas kentungan ia bersemadi, apa mungkin lukanya tak bisa disembuhkan hingga ia bersemadi selama ini?glek..glekk‖ Seorang kakek tua berkata sambil meminum Tuak dari Gucinya.

―Entahlah , mungkin pukulan Si Iblis mengandung

racun...mengapa kau diam saja Setan Betina !‖ temannya yang

lain menjawab yang tak lain adalah Ki asmaradanu atau Sisinting dari Timur.

―Setan Gila, kau diamlah aku sedang berpikir‖ dengan Sewot

Nyi Permata Dewi menjawab.

―ciss. Apasih yang kau pikirkan?‖

―Aku sedang menimbang apa ia sedang menghimpun Tenaga bayangan apakah bukan ‖

―Apa itu tenaga bayangan?‖

―Tenaga yang diciptakan oleh pikiran, yang dibuat dari Tanah, Air, Api, dan Angin.‖

―untuk apa?‖

―....................‖

―Ger. mengapa kau diam‖ Ki Asmaradanu jengkel.

―Apa Hakmu Menanyaiku hah?‖

―Dia Anak Angkatku..‖

―Aku Neneknya ‖ ―Ibu ‖ Seperti anak kecil saja Ki Asmaradanu Memeluk Nyi

Permata Dewi, karena jarak mereka berdekatan maka Nyi Permata Dewi tidak bisa menghindar dari pelukan itu.

―Apa-apaan ini‖ Nyi Permata Dewi membentak

―Kalau kau Neneknya, dan aku ayahnya maka kau adalah ibuku‖ Ki Asmaradanu ngotot,

―Hahaha anak bangkotan dan Ibu Anak kecil berpelukan‖

dengan geli Sisinting dari selatan tertrawa terbahak bahak.

―Lepaskan aku malu.‖

―Mengapa harus malu ibu?‖

―berapa sih usiamu hah?‖

―Dua Ratus Lima puluh kalau gak salah‖

―Dan kau tahu berapa usiaku?‖

―Seratus Tahun tapi kau terlihat seperti anak usia Tigapuluh

tahun‖

―Jadi Lepaskan Aku‖

―Mengapa‖

―Karena usiamu lebih tinggi dariku..‖ ―Tidak mau, sebelum ibu memanggilku anak‖

―Ogah‖

―Ya sudah kalau begitu aku tidak bakalan melepaskan pelukanku...‖

Begitulah mereka bercekcok seperti anak kecil, yang satu meminta jadi anaknya yang satu menolak...

Para hadirin keheranan, melihat Dewi Pemanah Asmara berpelukan dengan Sisinting dari timur. meski malam pada kentungan ke delapan sdikit gelap namun berkat penerangan obor-obor dan mata yang terlatih tidaklah sulit melihat kejadian itu.

Untuk sejenak perhatian para hadirin teraihkan, bisik-bisik terdengar bersahut-sahutan.

Melati yang mendengarkan kini paham, mengapa Nyi Dewi Renjani yang terlihat lebih tua dari Nyi Permata Dewi menaruh hormat kepada Nyi Permata Dewi.

Melati juga kaget mendengar bahwa Ki Asmaradanu telah mencapai Usia Dua ratus setengah, jelas itu merupakan pencapaian yang luar biasa, padahal dari luar Ki Asmaradanu terlihat hanya berusia Tujuh puluh tahunan.

―Ya, baiklah aku mengakuimu sebagai anak angkat..‖ dengan Pasrah Nyi Permata Dewi atau biasa dipanggil Dewi Pemanah asmara itu mengalah. ―hehe...‖ dengan berseri-seri Ki asmaradanu melepaskan pelukannya.

―Apa akibat dari menghimpun Tenaga Bayangan?‖ disampingnya seseorang berkata.

Semua Sahabat-sahabat Aram maupun Anak Buah Aram terperanjat melihat seorang Pemuda berjubah Coklat dengan peralatan rubah disana sementara seorangnya lagi sedang bersemadi. apakah mungkin Pemuda itu memiliki seorang kembaran?

Nyi Permata Dewi tertegun, dengan tenang ia menjawab.

―Tenaga dalam orang itu bisa mencapai tingkatan melepas tanpa lepas, tenaga dalamnya bahkan akan melebihi orang yang berusia seribu tahun.‖

Semua mata terbelalak kaget. itu kenyataan ataukah hanya bualan semuanya tak tahu, tapi jika Dewi Pemanah Asmara yang mengatakannya mau tak mau semuanya berpikir dua kali.

―Bukankah itu bagus?‖ Ki Asmaradanu berkata.

―Tidak, karena ilmu itu seperti pedang bermata dua. kemungkinan terbaik ia akan pingsan slama tiga purnama lebih‖

―Kemungkinan terburuk?‖ seorang gadis cantik dengan mata berkaca-kaca bertanya,

Semua orang ditempat itu berpaling, gadis itu berwajah cantik dengan rambut dikuncir kuda, matanya sipit menandakan ia bukanlah orang pribumi.

―Ia akan mati. karena setelah ilmu itu dilepaskan jika tubuh sipelaku tidak kuat menahan bisa-bisa hancur berantakan.‖

―Oh, engkoh Aram ‖ Gadis itu menangis sedih..

―Sret..‖ tiba-tiba gadis itu merasakan kepalanya ada yang mengelus...

―Jangan Menangis Thian Hong Li. , bersikaplah tegar― Thian

Hong Li berpaling, senyuman lembut milik kekasihnya sedang menatap. tapi, entah mengapa Thian Hong li merasakan bahwa orang itu bukanlah Aram seperti yang diduga yang lainnya.

―Terimakasih, jawabnya lirih.....

―Sudah malam rupanya,. ‖ seseorang berkata, serempak

Gadis itu berpaling dan terpekik, iikkhhh,,....

Ternyata yang berbicara itu adalah Aram yang tersadar dari semadinya, wajahnya mengepul merah seperti kepiting rebus yang baru diangkat.

―Duduklah, ‖ entah kepada siapa ia berkata, serempak semua

orang yang mengelilinginya bertatapan. ―hepz,...fyuhhh.....ternyata benar apa yang kau pikirkan ketua,...‖ Ternyata Aram menyuruh sosok yang mirip bagai dibelah pinang dengan dirinya itu untuk duduk dihadapannya.

―Hemzzhhh,...bagaimana dengan ‗Kejutan‘ itu?― Aram berkata.

―Sudah saya urus ketua‖ Duplikat dari Aram berkata.

―Bagaimana dengan Upacara Langit?‖

―Akan diadakan tepat tengah malam nanti...‖

―Ada masalah lain?‖

―Saya mendapat tahu, siapakah sebenarnya mempelai lelaki yang mempunyai hajat saat ini‖

―Oh, benarkah...siapakah dia‖ Mata Aram berbinar

― ‘Orang mati lama‘ yang menjadi ‗rebutan karena memiliki harga‘‖ Duplikat itu berkata misterius.

― ‗Warna‘ Apa ‗bayangan‘ itu?‖

―Kuning mengkilap ‖

―Kerja bagus Rehan, bukalah topeng lapis pertamamu ‖ aram

berbisik lirih.

Duplikat dari Aram yang ternyata bernama Rehan itu memegang bagian bawah lehernya, ia menarik keatas, munculah seraut wajah baru yang tampan dan berwibawa.... Para Anggota lain tidaklah mengenal seraut wajah itu,. begitu asing... pada awalnya mendengar kata Rehan, anggota lain segera melayang pada wajah pendamping kiri Ketua yang tampan, hidung bangir dengan mata lentik dan tutur bahasa yang sopan layaknya seorang bangsawan......

Tapi, begitu melihat wajahnya sekarang mau tak mau semua orang meralat kembali pikirannya. tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kelakuan aneh dari pemuda itu.

Pemuda itu meneteskan cairan dari sebuah ranting pohon yang ia selipkan dipinggang ke matanya, mata merahnya kini perlahan memudar dan menghilang....

―Akh,. ‖semuanya terpekik kaget, pohon apa yang rantingnya

bisa mewarnai mata, pikir mereka dalam hati.

―Kita tunggu sampai pelaksanaan Upacara Langit dimulai, kordinasikan para lebah untuk bersiaga, setelah Upacara dimulai suruh membuka lorong melarikan diri.‖

―Bagaimana dengan para seranggga?‘

―Serangga mana yang kau maksudkan..‖

Rehan tertegun, akhirnya ia teringat bahwa para serangga juga memiliki jenis-jenis berbeda.

―Serangga Pembunuh ‖

―Siapkan senjata, bila tanda biru telah berpijar kepung Mangsa, jangan satupun yang terlepas.‖

―Bagaimana dengan madu yang telah terkumpul?‖ ―Angkut, ketika tanda kuning berpijar‖

―Yang lainnya,‖

―Itu urusanmu...‖

―Baik, kalu begitu saya pamit, permisi...‖ Wuss. bayangan itu

menghilang,...

―Apa yang kau barusan rundingkan engkoh,. ‖ Thian Hong Li

bertanya mewakili yang lainnya.

Aram tersenyum mesra, ―nanti juga kau akan tahu dinda ‖

Aram yang baru tersadar dari semadinya masih belum sadar sepenuhnya bahwa disana ada seorang gadis yang mendambakan cintanya.

Gadis itu diam-diam cemburu mendengar orang yang dikasihinya memanggil dinda kepada seorang gadis yang bukan dirinya, kini ia mengerti mengapa sewaktu Para datuk membicarakan bahaya terhadap nyawa Aram, begitu terpukul bahkan menangis.

Wajahnya tersenyum, tapi hati menangis, cinta memang kejam mengapa harus ada persaingan yang sekiranya dapat

menghancurkan yang lainnya. mengapa harus ada kebahagiaan diantara tangis. cinta memang pantas mendapat makna satu

kata seribu makna....

Nyi Permata dewi tertegun, diliriknya gadis disampingnya, meski wajahnya tersenyum namun Nyi Permata Dewi telah menangkap ada Hati yang retak dan patah. ia merangkul bahu gadis itu dan mencium keningnya.

―Hei bocah, apa kau tak memandang sebelah matapun kepada kami hah?‖ Ki Asmaradanu jengkel. Aram berpaling ... ia tertegun setelah merenung sebentar ia paham maksud ucapan dari Ayah Angkatnya itu. ia sadar bahwa ada seorang gadis yang merasa sakit denga ulahnya barusan.

―Ayah, Guru Nenek maafkan Ananda....‖ Aram menjura...

―haha... Apa saat inipun kau akan memanggilku guru heh?‖ Sipemabuk dari selatan berkata.

―Tentu saja Guru,. memangnya saat di panggung aku seperti

kelihatan bercanda?‖

―bukan itu maksudku bocah, apa kau tak malu mengangkat seorang guru yang dapat kau kalahkan?‖

―Hahaha Guru tidak selalu harus Ilmu Silat Guru, Kakak

Angkat juga sudah merestui‖

―Siapakah kakak Angkatmu itu Aram?‖ Nyi Permata Dewi menyela.

―Saya, yang rendah Sobar Amerta Sipengabar Langit memberi hormat kepada Ayah, Nenek dan Orang Tua gagah sekalian‖ Dibelakang Thian Hong Li menjawab seorang lelaki tampan dengan luka diantara kedua alisnya. Nyi Permata Dewi menatap Sipengabar Langit dan tersenyum.

―Kau memiliki seorang kakak yang luar biasa cerdas cucuku...‖

―Haha... Nenek terlalu menyanjungku..., padahal aku tak ada sekuku hitamnya pun dihadapan adikku ini., apalagi dengan ilmu rubah bersiasatnya, aku semakin tak berdaya.‖ Nyi Permata Dewi, dan Sipemabuk dari selatan terperanjat kecuali Ki Asmaradanu yang sudah mengetahuinya.

Pikiran mereka melayang pada Sirubah seribu Wajah yang menjadi korban bulan-bulanan kaum rimba hijau, yang membuat Ki Asmaradanu menjadi Seperti orang sinting sehuingga dimasukan kedalam golongan merdeka.

Wajah Nyi Permata Dewi Pucat, sepucat mayat, tubuhnya gemetar,....

―Cucukku ‖ Nyi Permata Dewi Tersendat.

―Ya ada apa nek. ‖ Aram keheranan.

―Dalam satu tahun ini kuharap kau sudah menyempurnakan Tenaga sakti mata darah hingga mencapai tahap ada dan

tiada...sebelum kau ...sebelum kau ‖

―Sebelum apa Nek?,‖ aram kebingungan.

―Sebelum engkau berubah menjadi gila dan membahayakan semua orang persilatan,.... ketahuilah ketahuilah, hanya

dengan mempelajari Tenaga Sakti mata darah saja engkau dapat membolak-balikan dunia persilatan dengan kecerdasanmu,...karena,...karena Ilmu itu dapat membangkitkan sel-sel dalam otakmu sehingga bekerja sepuluh kali lipat dari manusia biasa. kini...kini kau malah mempelajari Ilmu Rubah bersiasat... Maka..maka Kau kau‖ Nyi Permata Dewi tak sanggup lagi berkata-kata ia menangis menggerung-gerung...

Aram tertegun, tak disangkanya ilmu yang ia pelajari begitu berbahaya, kini ia mengerti sebab mengapa dengan mudah ia dapat mempelajari Ilmu-ilmu dalam Jurang, padahal menurut Ki Asmaradanu ilmu-ilmu itu takan bisa dikuasai selama sepuluh tahun. tapi. ia dapat melalapnya hanya dengan rentan waktu dua tahun.

―Apakah ilmu itu tak dapat dibuang nek?‘‘ yang bertanya adalh Thian Hong li.

―Bisa...bisa dulu aku mempelajarinya baru sampai tingkat

lima, dan aku memerlukan seratus perjaka untuk membuang ilmu itu jika sudah dipelajari sampai tingkat pamungkas aku

tak tahu berapa gadis yang harus dikorbankan ‖ dengan isak

tangis Nyi Permata Dewi menjawab.

Betapa perihnya hati Thian Hong Li. ia berkata dengan

bercucuran air mata..

―Engkoh....aku..aku akan rela bahkan akan membantumu mencari gadis-gadis lain untuk membuang ilmu itu, aku tak ingin terjadi suatu apa pun terhadapmu, kini setidaknya enggkau sudah mendapatkan dua gadis. ‖ Thian Liong terkejut tak disangkanya adiknya akan berkata seperti itu... sementara Aram hanya mengerutkan kening saja.

―Anak manis,...betapa mulianya hatimu, apakah Cucuku ini

sudah memiliki dua kekasih hati?‖ Nyi permata Dewi lembut.

―Itu....‖ thian Hong Li menunjuk Melati yang sedang melamun....

Semua Orang berpaling, menuju satu arah yang ditunjuk. Melati tertegun melihat semua orang memandangnya.

―Ekh...Akh Ada Apa?‖dengan kikuk ia pandang sana pandang

sini,...

Entah siapa yang mengomando semuanya kini tertawa, melupakan ketegangan dan kesedihan tadi.

mendadak.....

―Ekh Lihat.. Ketua Sepuluh Pergurun Merdeka Hilang ‖ Seruan

yang lumayan keras dari barak golongan Merdeka, kegaduhan kini merebak, bisik-bisik bagai tawon terdengar dimana-mana. Barak Golongan Hitam dan Golongan Putih juga dibuat Heboh, mereka kagum, gemas, heran dan sebagainya dengan tingkah laku ketua sepuluh perguruan yang semaunya sendiri. mereka datang secara mendadak pergi juga tak ketahuan rimbanya.

Pertarungan terus berlanjut hingga malam telah semakin tinggi hingga sampailah pada puncaknya, sorak sorai belumlah surut, semua yang belum kebagian harap-harap cemas menunggu kesempatan selanjutnya. Tetapi ternyata harapan mereka tak terlaksana karena saat itu Pembawa acara pun berseru :

‖Berhubung waktunya sudah hampir mendekat waktu

upacara sembahyangan maka pertandingan adu kepandaian dihentikan dahulu. Harap para

hadirin suka memaafkan. Dan sekarang akan dimulai upacara sembahyang suci untuk meresmikan berdirinya perkumpulan Panji Telapak Perak .‖

Pembawa cara itu bersuit rendah tiga kali memberikan isyarat kepada anak buahnya.

Tak berapa lama Iringan gadis telanjang dan Pemuda telanjang maju kebeberapa barak ditangan kanan mereka membawa sebuah Batok yang terbuat dari buah maja, sedangkan tangan kirinya mereka membawa sebilah pisau yang tajam.

―Upacara sembahyang suci akan segera dimulai. Sebelumnya akan kami minta setiap tamu untuk menusuk tangannya dan mengkucurkan darahnya kedalam mangkuk yang akan diantarkan para anggota kami sebagai lambang dari kehadiran para saudara sekalian dilembah ini.‖

Segera saja, Para Gadis dan Pemuda telanjang itu mengelilingi barak

Dibarak Golongan Putih, Orang-orangnya memberikan darahnya dengan menutup mata, meski ada yang sedikit mengintip.

Dibarak Golongan Hitam laki-lakinya terlihat bahagia, mereka meremas, mencolek para gadisnya seraya memberikan darahnya dengan sedikit rayuan cabul. sementara golongan Perempuannya dengan genitnya mereka memegang dan menarik-narik tombak pemuda –prmuda itu.

Dibarak golongan Merdeka tak begitu jauh dengan Barak hitam, juga ada yang mengikut golongan putih, Hanya dibagian Barak merdeka bagian depan saja yang sedikit berbeda.

―Tuan ‖ Seorang Gadis menyodorkan mangkok dari Buah

maja kepada Aram.

―Nona yang seksi, dengarlah ini adalah darah dari teman-teman dan aku, kami mengerti maksud dari Kaisar Iblis, maka kami takan merepotkan, ini darah kami, Aram menyododorkan mangkuk dari Batok dan di pindahkan Ke Mangkuk gadis itu.

Gadis itu mendelong, menatap wajah Aram yang tampan dadanya berdebar indah,. mulutnya sunggingkan senyuman

indah dan segera berpindah ketempat lain menyisakan bau harum khas seorang gadis...

Malam Purnaama bersinar seperti seorang putri yang sedang menanti kekasihnya, malm yang seharusnya gelap kini malah terang benderang, bintang-bintang bertebaran menghiasi malam,

Disebuah Lembah yang bernama Lembah Kematian tampak manusia seperti anai-anai bertebaran, sisebuah panggung yang sudah hancur sesosok manusia berdiri gagah,... "Saya sebagai Pembawa Acara malam ini mengucapkan selamat datang kepada hadirin sekalian didalam panji Telapak Perak, siapa saja yang telah mengucurkan darahnya Itu berarti saudara-saudari sekalian telah resmi menjadi anggauta dari perkumpulan !"

Gemparlah sekalian hadirin. Pengumuman pembawa acara tentang brang siapa yang telah mengucurkan darah selaku tanda masuk menjadi anggauta perkumpulan , telah menimbulkan kegemparan besar kepada berjuta-juta jago-jago silat yang berkumpul dari pelosok-pelosok penjuru dunia itu.

"Para hadirin sekalian" kembali pengacara itu berseru untuk menindas kehingaran suasana,

"Seperti yang telah kami ucapkan diawal kami bertujuan luhur hendak mempersatukan seluruh dunia persilatan menjadi satu wadah, bukankah para Golongan Putih selalu memburu Golongan Hitam, Golongan Hitam memburu Golongn Putih sementara Golongan Merdeka diburu kedua golongan, bukankah itu menunjukan bahwa kita tidak pernah merasakan kedamaian?"

Belum selesai Pembawa Acara Itu berkata seseorang telah melesat kedepannya dan membentak.

"Selama berabad-abad didunia ini belum pernah sekalipun yang baik dan buruk itu bisa dicampur adukan, kaian bermimpi terlalu muluk. diantara semuanya aku Harimau Gembala yang akan

berdiri menantang kalian" Lelaki itu berusia kira-kira empat puluh tahunan, bajunya hijau dengan belang kuning, ikat pinggangnya terbuat daripada kulit harimau.

"haha... sabarlah sebentar sodara. biarkan kami mengeluarkan beberapa patah kata dulu. baiklah hadirin sekalian kami takan memaksa kalian, siapa saja yang ingin bergabung dengan kami silahkan menuju kesisi panggung." Sipembawa acara kembali berseru.

Lelaki itu tidak bergerak selangkahpun dari tempatnya. sedangkan beberapa ratus golongan hitam bergerak menuju samping panggung menyisakan golongannya yang memiliki ego tinggi.

yang mengherankan ternyata beberapa kaum Golongan putih ternyata ada juga yang melesat menuju samping panggung. hanya golongan merdeka saja yang memiliki ego tak ingin dikekeng kebebasannya, tak ada satupun dari mereka yang maju kesamping barak,

Manusia-manusia itu kini bagaikan semut saja jalan beriringan. seratus duaratus hingga ribuan orang menuju samping panggung, jelaslah kini kedua kubu berjumlah imbang.

Satu kentungan telah berlalu. orang yang tadinya dalam barak terpisah kini mulai bersatu hingga dari atas terlihatlah dua buah pasukan perang siap bertempur.

Tak ada lagi ganjalan antara hitam merdeka atau putih, kini mereka bergabung untuk menuju sebuah tujuan "Kebebasan". Mereka tidaklah bergabung untuk berdamai melainkan memiliki keinginan yang sama

"Hancurkan Panji Telapak Perak atau Mati..! jika mereka sudah kembali kedalam kehidupan semula maka mereka akan kembali kepadankehidupan awal, diburu atau memburu. itulah njalan hidup mereka.

Tiba-tiba terdengar Harimau gembala berseru kepada sekalian hadirin yang bersatu ditengah barak, yaitu Barak Goilongan merdeka..

"Saudara-saudara sekalian, marilah kita bersatu padu untuk menghadapi Panji telapak Perak, atau kita akan diperbudak mereka. masih ingatkah saudara-saudara sekalian dengan teman kita yang merenggang nyawa ditangan mereka, kehancuran perguruan kita? apakah saudara-saudari sekalian akan berpangku tangan saja !"

"Saudara-saudari Anggota baru Panji Telapak Perak, bunuhlah lelaki itu maka kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal dari kaisar Iblis"

"Hiaaatttt" Wrull.. trak-trak... ratusan orang terdekat mengeroyok Harimau gembala yang berdiri didekat mereka, Harimau Gembala terkejut, ia sama sekali tak menyagka Panji Telapak Perak akan bertindak Sepengecut itu.

Segera ia membuat kuda-kuda tangannya terpentang membentuk cakar harimau. "Hiaaatt" dari belakangnya seseorang membokong, dengan sigap Harimau Gembala merunduk dan menyabetkan cakarnya.

"Akhh < Brettss" pembokong itu menjerit keras, tubuhnya

kelonjotan dengan usus berhamburan, tak berhenti disitu saja, tubuhnya itu tiba-tiba terinjak-injak oleh beberapa orang didekatnya maka lengkaplah kematiannya itu,

"Wirr sebatang toya baja menyambar kepala Harimau gembala, namun bukanlah harimau Gembala bila menghadapi serangan seperti itu, dengan cekatan ia menghindar lalu menjambret lawan lainnya dan menghadangkannya dihadapan amukan toya itu,

"Bukk.... Prak. Darah berhamburan, jerit kematian semakin

santer, entah berapa jiwa yang telah melayang ditangan Harimau Gembala. namun, manusia bukanlah terdiri dari baja dan kawat.

Setangguh apapun Harimau gembala, tak mungkin ia menghadapi serangan Anggota baru Panji Telapak Perak yang mengamuk itu.

"Desshhh...Akhhh " Harimau gembala terhuyung dua tombak

kebelakang, "Hoeekk. ia muntah darah.

"Mengasolah dialam baka manusia tak tahu diri" Seorang lelaki berjubah merah berteriak seraya menusukan pedangnya,

"Akkhhhhhh".... "Beg....Akhh kembali Harimau gembala terhuyung kedepan

terkena sapuan tendangan Lelaki berkumis lebat dari arah belakangnya.

Dengan menahan rasa sakit Harimau Gembala bangkit dengan susah payah sambil mendekap dadanya, namun usahanya itu tinggal kenangan karena seseorang telah memukulkan tenaga dalam berbentuk sinar jingga.

Sinar itu membersit dan dengan telak menghantam keningnya, tanpa kata-kata lagi Harimau Gembala menggelosor jatuh dengan tubuh hangus, ia tewas dengan segala kegagahannya. Kematian Harimau Gembala ternyata tak sia-sia. Melihat kegagahan orangnya, sekalian tokoh pun segera teringat akan ajakannya tadi. Mereka merasa malu hati jikalau tak mati menerima tawaran itu.

Meski Harimau Gembala hanyalah seorang Pendekar Golongan Hitam namun tindaknnya itu npatutlah ditiru oleh sekalian tokoh persilatan. Serentak bangkitlah semangat mereka yang telah meredup.

"Sreng...Sreng " bunyi suara pedang dan senjata lain dicabut

dari sarungnya bersahut-sahutan.

"Saudara-saudari sekalian, mari kita ikuti jejak mendiang Pendekar Harimau Gembala tadi. Lebih baik binasa daripada menjadi budak anjing Pesuruh Panji Telapak Perak! mari kita hancurkan perkumpulan sesat itu sebelum memiliki akar yang lebih kuat" yang berseru adalah Kijaolak seorang datuk dari goklongan putih. Memang sebagian besar dari hadirin golongan Putih masih ragu- ragu. Mereka tahu jika dibiarkan saja kekuatan Panji Telapak Perak akan semakin kuat, tapi bertindak sekarang mereka malu hati bila menuruti Harimau Gembala yang hanya pendekar kelas dua dari golongan hitam.

"Ketua, apakah kita ikut bergerak sekarang? " kata Huru-hara, "emch,. kau sudah tak sabar huru hara?" Aram menjawab

santai.

Huru hara tersenyum penuh kegembiraan, " yah, aku tak sabar ingin membuat keributan dengan memberedeli nyawa Anggota Panji Telapak Perak, terutama lelaki berbaju Perak didekat Kaisar Iblis itu..

"Sabarlah, jangan terburu nafsu, kita buat mencak-mencak Kaisar Iblis dulu dengan menggagalkan sedikit rencananya, lagipula yang lainnya belum sadar dari semadi" Aram tersenyum sambil memperhatikan teman-teman lainnya yang sedang bersemadi..

Bulan masih setia dengan cahayanya yang terang benderang, sudah sehari setengah malam kaum persilatan mengadakan Pertemuan dilembah kematian itu, lembah yang luas, seluas samudra yang tak bertepi.

Dua buah kubu, pasukan saling berhadapan siap bertempur, dikubu dekat reruntuhan panggung seorang lelaki tengah baya berwajah cakap tanpa guratan guratan tua, hanya jenggotnya saja beberapa ada yang sudah memutih. Rambutnya berwarna Putih Keperakan diikat dengan kain putih yang menjuntai sampai punggungnya. Pakaiannya serba perak dengan jubah perak sedang berjaln menuju arah reruntuhan panggung.

Setelah sampai, ia berdiri angker denagn jubah peraknya yang berkibar-kibar tertiup angin,

"Hahaha Kunang-kunang hendak melawan Rembulan,

benar-benar pemandangan yang menggelikan. memang pada awalnya Aku memutuskan takan memaksa kalian, tapi, jahahaha "

Kaisar iblis tertawa terbahak-bahak memotong ucapannya sendiri, setelah puas tertawa ia kembali melanjutkan.

"Tetapi, aku tak suka bila ada yang menentangku..maka aku menitahkan kepada seluruh anggota untuk memusnahkan kalian "

Teriakan marah dari Para hadirin yang menyatakan tidak mau bergabung bersahut-sahutan, namun semuanya tenang ketika seorang pemuda berjubah coklat dengan kulit rubah dilehernya mengangkat tangan kanannya.

Pemuda itu maju kedepan, dan berkata.

"Jika kami menyatakan tak ingin bergabung dengan kalian apakah yang akan kalian lakukan kepada kami, kemampuan apakah yang kalian miliki sehingga meremehkan umat persilatan?" Pertanyaan yang tenang itu ditanggapi dengan tertawa terbahak- bahak dari Kaisar Iblis.

"Kalian masih ingat dengan darah yang kalian kucurkan? tahukah kalian apa yang akan kalian lakukan denga darah itu?"

Kaum persilatan tegang, dari awal saja mereka sudah kalah setingkat dengan Panji Telapak Perak. mereka kini sadar telah kecolongan. tapi meski tahu kecolongan namun mereka tak mengerti apoa yang akan terjadi. namun mereka juga dikejutkan dengan jawaban Pemuda berjubah coklat yangb tak lain Aram itu

"Tentu saja aku tahu"

Tak urung jawaban itu membuat paras Kaisar Iblis berubah juga,.

"Apa yang kau ketahui heh bocah? menyusu juga kau belum tahu... "

"Segalanya aku tahu, menyusu yang mana yang kau maksud? pada ibuku aku sudah kelar, kepada teman sebayaku aku juga doyan" jawabnya sombong, jawabannya itu mau tak mau juga mengobati rasa tegang dari para hadirin, berbeda dengan seorang perempuan yang merah seperti kepiting rebus karena jadi perhatian orang.

"Grrrr "Kaisar Iblis menggeram.

Melihat itu Aram memanfaatkannya dengan menambah kayu bakar dalam pembakaran hati Kaisar Iblis yang menyala-nyala. "Kau sengaja mengumpulkan darah hadirin dengan maksud jaminan nyawa mereka, kau hanya tinggal mengumpulkan darah itu dalam satu wadah, terbukti dengan guci di depanmu itu. kemudian kau akan mengeluarkan ajian sukma darah iblis, dengan ilmu itu maka kau bisa menciptakan wujud yang persis dengan yang aslinya, kau tinggal menyuruh duplikat itu untuk membunuh yang aslinya, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui..haha apa aku salah?"

"tidak-kau tidak salah bocah, kau memang terlalu pintar, maka kau lah orang pertama yang akan merasakan dahsyatnya ilmu itu. bersiaplah menuju kematianmu," kaisar iblis jengkel , segera ia merapatkan kedua telapak tangannya dan berkomat kamit membaca ajian (mantra),

"Bangkitlah wahai sukma iblis terpanggil" teriaknya lantang, semua orang menghela nafas menunggu saat-saat yang mengerikan,. hening...sepi,... tak ada sesuatu apapun yang terjadi, Kaisar Iblis tertegun, segera ia mengulang membaca ajian.

"Bangkitlah wahai sukma iblis terpanggil"

"Bangkitlah wahai sukma iblis terpanggil" sudah tiga kali ia mengulang namun apa yang diharapkan tidak terjadi juga.

"haha Aku bangkiiitt" Disebrangnya seorang pemuda

bertingkah jenaka menirukan hantu. Kaisar Iblis benar-benar marah,.... 'Kau,. apa yang kau lakuukan bocah?"

"Kau mau tahu?:

"yah"

"Mau tahu, Apa mau tahu banget?" "Gerr "

"haha, baiklah...baiklah..jangan merengut seperti itu, wajahmu terlalu tampan, untuk merengut" Aram Mengejek dan

melanjutkan ucapannya.

"Kau tahu kelemahan dari Sukma Darah Iblis?'' "Darah Anjing"

"Benar-benar, kau memang pintar, hahahah aku

mencampurkan DARAH ANJING dalam darah itu , kalian tak

sadar, bahwa aku siang-siang sudah menyiapkan itu,. siasat

kalian terlalu kuno untuk orang sepertiku, " Aram berkakakan

tertawa puas mempermainkan Kaisar Iblis....

"Ger. Fyuuiiittttt" Kaisar iblis bersuit nyaring, tiba-tiba tanah

yang diinjak para hadirin bergetar, seruan kaget, ketakutan dan lainnya bergemuruh terdengar. apalagi ketika tanah yang diinjak

ambrol sebatas lutut. Kaisar Iblis puas tertawa puas, ia yakin kali ini siasatnya akan berhasil, namun naas, tanah yang diinjuak Para Hadirin hanya ambrol sebatas lutut saja, tak ada reaksi lain.

"Wung.......Brusshhh " bagaikan gasing seorang manusia

keluar dari dalam tanah. ia memakai baju seragam hitam dengan topeng Perak, semua hadirin terkejut, bahkan Kaisar Iblis juga terlihat mengerutkan kening.

"Ketua, hamba sudah melaksanakan tugas yang dibebankan ketua, sekarang saya hendak melepaskan tanda kuning, apakah ketua keberatan?"

"silahkan, tapi lepaskan topeng itu dan bantu Ki Makmur dan Ki Brahma. juga kabarkan ucapan terimakasihku kepada duta langit."

"baik ketua."

setelah topeng dibuka ternyata ia adalah seorang lelaki setengah baya yang tak lain Ki Guntur adanya, Pipa cangklongnya yang berwarna merah menyala segera ia hisap, dengan mengerahkjan tenaga dalamnya ia meniup sekeras tenaga,.

Wirrrrr Blaaarrrrr. cahaya kuning berpijar diudara

menyemarakan malam purnama dimalam ini.

"Aaauuuuuuuummmm" lolonngan serigala seakan membalas dari tanda kuning yang berpijar itu. "Panggilan sudah terjawab, hamba mohon pamit.." Suaranya masih menggaung namun Orangnya sudah menghilang entah kemana, benar-benar pameran tenaga dalam yang sangat tinggi.

"Ternyata kau memasukan mata-matamu kedalam organisasi kami bocah..." desis Kaisar Iblis....

Aram hanya tersenyum, gemuruh tawa bergirang hati keluar dari mulut para hadirin. yang berada dibelakangnya. entah

darimana tiba-tiba tyerdengar seruan,

"Pendekar seribu diri, Pendekar seribu diri," elukan elukan bersahut-sahutan bagaikan genderang perang yang bertalu-talu,

Kaisar Iblis benar-bennar malu hati karena dipermalukan, didepan orang sebanyak itu....

"baiklah kalau begitu keinginan kalian segera kita akan

layani,. "

"Siapkan senjata....." Kaisar Iblis berteriak. dua kubu itu saling

bertatapan lama sekali, ......

Suara senjata yang dicabut bersahut-sahutan pertarungan

berdarah segera akan dimulai. , jika perang prajurit kerajaan

juga sangat menakutkan apalagi jika Kaum Rimba Hijau yang memiliki olah kanuragan lebih , ini adalah peperangan Kaum

Persilatan yang pertama dallam sejarah....

Sejarah akan terukir abadi

goresan pena darah yang menjadi saksi prasasti-prasasti yang menjadi bukti (Perang Dunia Rimba Hijau I)

Ketika sinar fajar pertama memancar di ufuk timur maka pada saat itu pulalah mulainya berkecamuk pertempuran antara golongan persilatan pertama yang dahsyat di Lembah kematian.

Tak ada kuda, tak ada bendera, yang ada hanya senjata-senjata yang teracung, tak ada genderang perang, yang ada hanya suara teriakan, pekikan dahsyat bersahut-sahutan menggelegar......

Pihak Kaisar Iblis menyerang habis-habisan untuk dapat membunuh pihak Kaum rimba hijau yang tak mau tunduk kepadanya. Yang diserang tidak mau kalah, teriakan menggelora bergemuruh..., mereka tidak bertahan.. karena mereka tahu bertahan hanya akan membuat kedudukan mereka semakin buruk.

Suara beradunya senjata, pekik kematian, lolong manusia- manusia yang terbabat senjata, bau anyirnya darah, semuanya menjadi satu menimbulkan suasana yang mengerikan.

Pertarungan semakin sengit, kedua kubu imbang.. itu membuat pertarungan semakin lama, sudah satu jam pertarungan berlangsung namun tak ada satupun yang tampaknya akan kalah....

Kaisar Iblis dengan teriakan-teriakan menggelegar berkelebat kian ke mari memberi komando anak buahnya. Kaisar Iblis berdiri angker dengan telapak tangan yang berwarna perak berlumuran darah, disekelilingnya mayat-mayat berserakan dengan dada bolong, jantung manusia bertumpuk dibelakangnya.

Kaisar Iblis berdiri terlonggong ketika melihat seorang pemuda berjubah coklat dapat

membunuh anggotanya hanya dengan sentilan beberapa jari saja, ketika ia melihat paras wajahnya ia tertegun... ya, ia pernah melihat wajah itu.

―Sepertinya aku pernah melihat wajahmu itu anak muda,?‖ ujar Kaisar Iblis.

Pemuda yang tak lain adalah Aram itu tertawa ringan.

―Tentu saja, Iblis tengkorak Mas, aku adalah pemuda yang berada dikedai itu, ketika kau bertarung dengan kedua pemuda dari daratan Tionghoa!‖

―Kau kau!‖ Kaisar Iblis tertegun, ia tak bisa berkata aa-apa

ketika Aram memanggilnya Iblis tengkorak Mas, ia terkejut dengan sangat....

―Haha kau heran darimana aku tahu?!‖ Aram tersenyum

misterius.

Kaisar Iblis tertawa dingin. ―Kau mengigau di siang bolong anak muda, siapakah Iblis Tengkorak Mas itu., apakah yang kau katakan itu sidatuk silat itu? sayang sekali dia bukan aku‖ ―oh benarkah? hanya anak kecil saja yang tak tahu bahwa kau itu Iblis Tengkorak mas, jika memang kau bukan Iblis tengkorak mas.. sudikah kau meneriakan kata kata ini. ‖

―heh, jangan kan beberapa patah kata sejuta, katapun aku berani. ‖

―Baik, katakan kepada seluruh rimba hijau bahwa Candrasengkala adalah manusia gila yang hanya mampu menurunkan keturunan yang sama gilanya.‖

―bagaimana kau setuju,? baik aku akan suruh seluruh kaum rimba hijau untuk mendengarkan.‖ tanpa menunggu Kaisar Iblis menjawab Aram segera Berteriak keras.

Pada saat pertempuran berkecamuk dengan serunya, maka pada saat itulah terdengar suara yang keras laksana guntur mengatasi segala kecamukan dan kegaduhan Perang Kaum Rimba Hijau itu.

―Hentikan pertempuran ini, Kaisar Iblis ingin mengatakan sesuatu terlebih dahulu!‖

Hampir semua orang merasa hendak copot jantungnya mendengar suara yang menggelegar itu dan hampir semua mata pula memandang ke tengah-tengah lapangan pertarungan di mana kelihatan dua orang manusia sedang berdiri berhadapan dengan dikelilingi mayat yang berserakan.

Kaisar Iblis kertakkan rahang. Hatinya gusar terhadap si pemuda yang berjubah coklat itu. Diam-diam dia paham bahwa dalam memanfaatkan kesempatan dan kecerdikan otak dia kalah beberapa tingkat.

―Nah, semuanya sudah tenang sekarang, silahkan Tuan yang mulia mengatakan Kata-kata yang aku ucapkan tadi‖

―Germmmm, tahukah siapakah Ki Candrasengkala itu bocah, ketahuilah dia adalah Ayahku, aku Renjana bersumpah akan mencincang tubuhmu ‖ Kaisar Iblis yang ternyata bernama

asli Ki Renjana itu benar-benar marah dan gusar bukan alang kepalang sampai-sampai ia membuka identitasnya.

Kaum Rimba Hijau gempar, suara teriakan marah benar-benar bergemuruh kini mereka tahu siapakah sebenarnya Kaisar

Iblis itu dan mereka juga sekarang paham mengapa Ki Renjana atau Si Iblis tengkorak mas selalu memakai topeng,

Para Anggotanya yang lama sudah tahu keadaan itu sehingga mereka masih tenang.. berbeda dengan Para Anggota barunya. kini mereka bimbang, mereka seperti orang yang menunggang harimau.. maju salah mundur juga salah..

Cacian dan sumpah serapah bergemuruh memekikan telinga...

Aram tersenyum penuh kemenangan, ditengah senyum kemenangannya itu Kaisar Iblis atau Iblis Tengkorak Mas melihat Pemuda itu berada dalam keadaan lengah.

Maka kesempatan ini dipergunakan olehnya dengan sebaik- baiknya. Telapak tangannya berkelebat cepat dan ganas. Telapak tangan kanannya berkelebat menyambar ke leher sedang tangan yang lain menyapu ke dada Aram.

Melihat datangnya serangan itu Aram sadar akan keteledorannya. Ia benar-benar jengkel dengan kelicikan Kaisar Iblis.

Ia yakin salah satu Telapak lawan pastilah akan mengenai badannya, namun jika harus terpojok begitu saja bukan Aram namanya. Aram segera lemparkan diri ke belakang dengan tak kalah sebat kakinya juga menendang keatas.

―Duuukkkk. ‖

Suara beradunya dua buah muatan yang beradu terdengar.

―Akhhhhh‖

Kaisar Iblis menjerit kesakitan dan lompat mundur namun diburu dengan sebat oleh Aram. Dalam keadaan marah ternyata kekuatan telapak Perak Kaisar Iblis tidaklah keluar dengan penuh sehingga ia mendapat kerugian.

Saking marahnya Kaisar Iblis mengamuk dahsyat. siapapun yang berada area sekitar duapuluh tombak dekat dengannya mati hangus akibat terkena sambaran tenaga dalam yang berseliweran.

―Mati Kau Tutyul edan !‖ teriak Kaisar Melengking keras.

Tapi Aranm tak menggubris ia malah tertawa geli. ―Orang gila Lihatlah, apakah aku ini mirip tuyul? adakah tuyul yang berambut gondrong haha !‖

Kaisar Iblis menggerutu penasaran. ia jengkel bagaimana seorang pemimpin besar sepertinya menjadi bulan-bulanan seorang bocah.

Ditempat Lain terlihat Nyi Dewi Renjani atau bidadari Penakluk Naga dan Kijalak atau Pendekar Burung Jalak sedang bertarung sengit dengan Ki sapta atau si Iblis pembunuh raga dan Ki seta atau Iblis pemakan jantung.

Serangan mereka benar-benar ganas, hingga menyisakan lowongan selebar duapuluhan tombak, siapapun yang mendekati itu akan mati dengan minimal tubuh terkoyak robek. Suara beradunya tenaga dalam benar-benar bagaikan suara dentuman musik saat konser malah mungkin lebih, begitu memekikan telinga, belum lagi suara teriakan melengking, dan senjata beradu, kali ini bumi seperti kiamat saja.

Nyi Permata dewi atau sidewi Pemanah Asmara dibantu dengan dua datuk lainnya Sisinting dari utara dan Sipemabuk dari selatan kini berpestapora darah. mereka seperti elang yanng menyambar mangsanya, serang sana, bunuh sini...

Angkara, Ryusuke, Jelita Indria, Amuk Samudra, Luyu Manggala, Murka Semesta, Sipengabar Langit dan yang lainnya dengan tertawa-tawa memenggal kepala Anggota Panji Telapak Perak. ―Heh, Kalian ayo kita bertaruh sipapa yang paling banyak memenggal kepala dekat jakun paling banyak akan diberi hadiah oleh yang kalah setuju...!‖ yang berteriak adalah Murka Semesta si Ksatria Ular.

―Setuju‖ Jawab yang lain serempak,

begitulah mereka berlomba-lomba memenggal kepala Anggota Panji Telapak Perak sambil berhitung.

Pasukan kubu lawannya kini tampak kacau, malah sebagian besar mundur terdesak hebat!

Jeritan kematian kali ini benar-benar suatu musik yang indah, semakin keras jerit kematiannya lawan yang membunuhnya tampak semakin senang.

Orang yang menjadi kepercayaan kaisar iblis kini asyik membantai golongan yang menentangnya. namun ketika ia menyaksikan beberapa ratus anak buahnya bergelimpangan akibat ulah pemuda-pemudi berjubah coklat ia benar-benar telah mencapai puncak kemarahannya.

Kemarahan Orang kepercayaan Kaisar Iblis tiada terperikan. Dengan sebat ia menyerang seorang gadis cantik bercelana payung yang tak lain adalah Jelita Indria yang sedang memenggal kepala seorang pendekar yang mengaku takluk terhadap kaisar Iblis..

Orang itu menyerang dengan pukulan kosong, angin menyambar tubuh Jelita Indria,. Namun Cahaya biru memotong serangannya itu dari samping. Dan ketika dia berpaling ternyata orang itu adalah seorang pemuda berjubah coklat dengan peralatan serigala, ialah Huru- hara adanya.

―Aku lawanmu, Penjahat wanita!,‖ teriak Huru-hara.

―Budak hina! Siapa yang kau maksud Penjahat wanita hah? Aku Adiraja adalah seorang Lelaki sejati!,‖ bentak Adiraja.

―hehe Lelaki sejati takan melawan apalagi membokong

wanita‖ Huru-hara terkekeh.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar