Tengkorak Maut Jilid 48

 
Jilid 48

"EEEH kau telah berbuat salah kepada siapa?" Cui hoa

siancu Ting Hong bertanya dengan wajah tertegun. "Aku rasa aku tidak mempunyai keharusan untuk menjawab pertanyaanmu itu" tukas pemuda itu ketus.

Sehabis berkata, dia lantas menggerakkan tubuhnya siap berlalu dari sana....

"Eeeh tunggu sebentar manusia muka dingin" teriak Ting

Hong lagi sambil mengayunkan telapak tangannya, "nonamu masih bertugas disini, maka sebagai musuh kita harus beradu kepandaian lebih dulu sebelum berlalu dari sini"

"Bagus, kalau begitu sambutlah seranganku ini" Diiringi bentakan keras yang memekikkan telinga, secara beruntun Han siong Ki melancarkan tiga buah serangan berantai.

Tenaga pukulan yang maha dahsyat bagaikan gulungan ombak ditengah samudra seperti gelombang dahsyat yang menghanyut-kan melanda keluar susul menyusul, oleh tekanan yang maha dahsyat itu, Ting Hong terdesak sampai mundur delapan langkah ke belakang.

Begitu gadis itu terdesak mundur, maka terbukalah sebuah jalan lewat bagi pemuda itu, Han siong Ki tidak menyia nyiakan kesempatan baik itu, dengan gerakan tubuh seperti sukma gentayangan tahu tahu dia sudah menyelinap masuk kedalam lembah.

Menyaksikan anak muka itu menyusup ke dalam lembah, sekulum senyuman aneh yang sukar dilukiskan apa artinya tersungging diujung bibir nona itu, kemudian sambil membentak keras dia segera melakukan pengejaran dari belakang.

Sementara itu, empat orang kakek telah munculkan diri dari balik lembah dan menghadang jalan pergi anak muda itu.

Sejak kehadirannya di lembah Lian huan tau, napsu membunuh yang berkobar didada Han siong Ki sudah tak terkendalikan lagi, apalagi mengingat dendam kesumatnya yang luar biasa, maka begitu jalan perginya dihadang oleh empat orang kakek kekar tanpa mengucapkan sepatah katapun dia lantas menerjang kedepan dan langsung menumbuk musuh musuhnya.

Ditengah desingan suara suitan yang memekikkan telinga, ilmu jari Tong Kim ci telah dilancarkan secara beruntun

Bentakan demi bentakan nyaring menggelegar memenuhi angkasa, ke empat orang kakek itu masing masing melepaskan sebuah pukulan dahsyat ke depan, kekuatannya ibarat gulungan ombak dahsyat yang menghantam tepian pantai, hebat sekali kekuatannya.

Jerit kesakitan tiba tiba berkumandang memecahkan kesunyian, percikan darah berhamburan kemana mana. salah seorang diantara empat penyerang itu tahu-tahu sudah termakan tusukan jari tangan yang maha dahsyat itu hingga dadanya berlubang hingga tembus kepunggung, dengan cucuran darah yang amat deras badannya tersungkur ketanah untuk tidak bangun selama lamanya.

Han siong Ki sendiri, walaupun serangannya berhasil mematikan salah seorang musuhnya, tapi oleh desakan tenaga pukulan yang maha dahsyat dari lawan-lawannya itu, dia kena dipaksa untuk melayang turun kembali keatas permukaan tanah.

Hanya selisih waktu beberapa detik saja, deruan ujung baju tersampok angin kembali berkumandang memecahkan kesunyian, beberapa sosok bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa melayang masuk kedalam lembah dan serentak mengurung Han siong Ki ditengah gelanggang.

Tiba tiba dari luar lembah secara lapat-lapat terdengar pula jerit kesakitan yang mengerikan.

Han siong Ki tahu, itulah jeritan dari Hun si mo ong atau dengan perkataan lain Hok pek siang yau telah berhasil mewujudkan cita citanya untuk membuat perhitungan atas kematian saudara dalam perguruannya . Waktu itu Cui hoa sian cu Ting Hong telah mengejar tiba pula ditepi arena, dia berdiri bersama-sama dengan kawanan jago dari perkumpulan Thian che kau lainnya.

Apa yang diduga Han siong Ki ternyata memang benar, Hun si mo ong telah tewas ditangan Hek pek siang yau berdua.

Begitu musuh besar perguruannya berhasil dibunuh dan dendam kesumat yang tertanam dihati mereka selama banyak tahun berhasil dituntut balas, sepasang siluman hitam putih itu berlutut ditanah menghadap ke selatan, lalu dengan suaranya yang lirih mereka berdoa:

"oooh suhu, arwahmu dialam baka tentunya dapat

menyaksikan apa yang baru terjadi disini, tecu telah berhasil membunuh musuh besar kita yang terakhir "

Selesai berdoa mereka lantas bangkit berdiri, sekarang sinar mata mereka yang bengis dialihkan keatas wajah Im yang siang sat (sepasang malaikat hawa panas dan dingin) yang sedang memeluk jenasah gurunya sambil menangis tersedu sedu.

Tapi sebelum kedua orang siluman itu melancarkan serangannya yang mematikan, sinona baju hitam Ko Goan cun sudah maju kemuka sambil katanya kepada kedua orang itu:

"Lepaskanlah muridnya, kasihan ke dua orang itu"

Ko Goan cun sebagaimana diketahui adalah kakak seperguruan dari Han siong Ki, maka bagaimanapun juga sepasang siluman hitam putih menaruh tiga bagian rasa hormat dan segan kepadanya.

Karenanya, ketika mendengar perkataan itu siluman putih Hong Ing ing lantas bertanya dengan suara keheranan: " Kenapa?"

"seandainya sepasang siluman itu pantas diberi kematian, semenjak tadi ciangbunjin kalian sudah turun tangan terhadap mereka, tapi buktinya ia tidak berniat untuk melakukannya, bukankah itu berarti bahwa ciangbunjin kalian tidak berniat dengan jiwa mereka berdua?"

Padahal seperti telah diketahui Han siong Ki melepaskan malaikat hawa dingin, hal itu disebabkan karena ada hubungannya dengan sarung tangan Hud jiu popit.

Walau demikian, siluman putih Hong ing ing mengangguk juga selesai mendengar perkataan itu, diapun mundur dua langkah kebelakang.

Im yang siang sat yang terluka parah pelan pelan bangkit berdiri, dengan bersusah payah dan menggunakan segenap kemampuan yang dimilikinya mereka berusaha untuk bangkit dan menggotong jenasah guru mereka Hun si mo ong....

"Tunggu sebentar" tiba tiba serentetan suara bentakan menggelegar diangkasa, menyusul bentakan nyaring itu, sesosok bayangan putih dengan kecepatan luar biasa melayang masuk kedalam arena. orang itu tak lain adalah Buyung Thay.

Dengan tatapan mata yang sangat tajam Buyung Thay memandang sekejap wajah Malaikat hawa dingin dan panas, kemudian ucapnya dengan suara yang lirih: "Serahkan jenasah itu kepadaku"

Tindakan dari Buyung Thay ini sangat mengejutkan dan mencengangkan hati semua orang yang hadir disekitar arena, betapa tidak?

Setelah berlalu dari tempat itu ternyata ia muncul secara tiba-tiba dan tujuannya tak lain adalah untuk mengambil jenasah dari Hun si mo-ong, siapa yang tak heran dengan kejadian ini?

"Mengapa jenasah guruku harus kuserahkan kepadamu?" kata malaikat hawa panas Ko su khi sambil menggigit bibir. "sebab itulah keinginan gurumu selama masih hidupnya, dan aku hanya ingin mewujudkan apa yang dikehendaki gurumu"

-ooo0dw0ooo-

BAB 98

"KEINGINAN guru kami semasa hidupnya?" sepasang malaikan hawa dingin dan panas bertanya keheranan.

"Yaa benar, semasa dia masih hidup pernah berpesan kepadaku, agar jenasahnya bila ia telah mati nanti bisa dikubur menjadi satu dengan kerangka mendiang guruku"

"oooh jadi kalau begitu mendiang gurumu adalah Toh

hun sian ci si dewi cantik pencabut nyawa?" . "Yaa betul"

"Apakah jenasah guru kami akan kau bawa pergi sekarang juga." kedua orang malaikat itu bertanya lagi agak ragu.

"sekarang aku masih ada urusan yang harus diselesaikan lebih dahulu, lebih baik kalian berdua saja yang memboyong jenasah guru kalian itu menuju bukit Pek in hong dibukit Ciong san, tunggu aku disana. selesai urusan pribadiku, aku akan segera menyusul kesana"

Malaikat hawa panas Ko su-khi dan malaikat hawa dingin Mo siu ing mengangguk lirih, tanpa berbicara lagi berangkatlah mereka meninggalkan tempat itu.

Belum jauh dua orang itu berlalu, dari balik lembah kembali bermunculan puluhan sosok bayangan manusia, dengan kecepatan yang luar biasa mereka menerjang kedepan dan menyebarkan diri membentuk posisi mengepung.

Sepasang siluman hitam dan putih saling berpandangan sekejap. cepat mereka menyongsong kedatangan orang orang itu, sebagaimana telah diketahui, kedua orang itu mendapat perintah dari Han siong Ki untuk mempertahankan mulut lembah dan tidak membiarkan seorang manusiapun orang hendak kabur, lolos dalam arena..

Jerit-jeritan kesakitan berkumandang silih berganti, terjangan terjangan yang dilakukan kedua orang siluman itu sebera mendatangkan hasil yang mengenaskan.

Sementara pertarungan berkobar dengan dahsyatnya tiba tiba Ko Goan cun menghampiri Buyung Thay yang masih berdiri disana, lalu katanya dengan lirih:

"Enci Buyung, siau moay atas nama suteku mohon maaf yang sebesar besarnya kepadamu"

"Minta maaf? Dalam soal apa dia minta maaf kepadaku?" tanya perempuan cantik itu.

"Go siau bi sudah ada kabar beritanya, ternyata nona itu belum mati, ia masih hidup didunia ini"

"ooooh jadi Go siau bi sudah ada kabar beritanya dan ia

masih hidup?"

"Yaa benar, dan cui hoa siansu Ting Honglah yang mengungkapkan kejadian ini kepada adik seperguruanku, katanya Go siau bi berada dalam cengkeraman orang orang Thian che kau"

Sehabis mendengar perkataan itu, Buyung Thay tertawa penuh kepedihan.

"Ia tak akan menyalahkan dia sebab tertawannya Go siau bi oleh musuh masih berada dalam tanggung jawabku"

"Aku tak menyangka kalau perbuatan dari orang orang Thian che kau begitu rendah, hina dan tak tahu malunya "

kata Ko Goan cun sambil menahan geramnya.

Buyung Thay tidak berucap sesuatu, mendadak seperti lagi diburu urusan penting, serunya agak terburu buru: "Maaf, aku harus pergi sekarang, selamat tinggal"

Sekali menjejakan kakinya ke tanah, ia lantas kabur dari tempat itu dengan gerakan cepat.

Dalam pada itu, sepasang siluman hitam putih sudah melancarkan pukulan pukulan yang mematikan untuk menumpas musuh musuhnya, dalam waktu singkat kawanan jago lihay dari Thian che-kau itu sudah diobrak abrik sampai tercerai berai, jerit kesakitan yang memilukan hati berkumandang saling menyusul membuat siapapUn yang mendengar merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.

Bagaimana dengan Han siong Ki? Kiranya ia sudah dihadang oleh belasan orang jago lihay dilorong lembah tersebut.

Masih mendingan kalau kawanan jago yang melakukan pengepungan cuma kawanan jago biasa, kali ini Han siong Ki dikurung oleh jago jago lihay yang sebagian besar adalah para bekas tawanan yang berhasil melepaskan diri dari sekapan benteng maut, rasanya bisa kita bayangkan sendiri betapa hebatnya ilmu silat yang mereka miliki.

Tujuan Han siong Ki menyatroni lembah Lian huan tau memang untuk mencuci lembah tersebut dengan darah, iapun segan untuk banyak bicara, begitu saling bertemu, serangan serangan mautpun lantas dilancarkan.

Tampak pemuda itu sedang mendengus dingin, hawa murninya dihimpun menjadi satu dalam tubuhnya, kemudian "Weeeesss" dia bacok tiga orang kakek yang muncul dari hadapannya.

Bersamaan waktunya ketika Han siong Ki melancarkan bacokan kedepan diantara kawanan jago lihay yang mengepung dari belakang, tiba tiba menyambar datang dua bilah pedang tajam yang menusuk kepunggungnya dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat. Padahal waktu itu Han siong Ki sedang melancarkan serangan dengan tenaga penuh, merasakan tibanya hawa pedang yang mengurung sekujur tubuhnya, sadarlah pemuda kita bahwa sipenyerang itu berilmu tinggi, sebab ia dapat merasakannya dari hawa pedang yang se akan akan menyayat tubuhnya.

Dalam keadaan demikian, untuk berpaling sambil menangkis jelas sudah tak sempat lagi, dalam kaget dan marahnya, serangannya diperketat berbareng itu juga badannya menerkam maju kedepan.

Si mi sinkang memang betul betul merupakan suatu ilmu pukulan yang maha dahsyat, ternyata tak seorangpun yang sanggup untuk menghadapi serangan tersebut.

Tiga jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian, tiga orang kakek itu terhajar telak sehingga tubuhnya mencelat sejauh dua kaki lebih dari posisinya semula.

Han siong Ki sendiri langsung melayang turun di posisi dimana ketiga orang kakek itu semula berdiri, ia putar badan secepat kilat, sementara dua bilah pedang yang menyergap tiba itu seperti bayangan yang menempel dibadan mengejar terus dengan ketatnya, dalam keadaan begini cepat cepat sebuah pukulan dilancarkan..

Hawa serangan yang kuat seperti gulungan ombak disamudra menyapu kedepan, ketika membentur dua bilah pedang tersebut seketika menimbulkan suara dentingan nyaring...

Dua orang laki laki setengah baya yang melancarkan sergapan itu merasakan tangannya bergetar keras, hampir saja cekalan pada gagang pedang itu terlepas, secara beruntun dia mundur beberapa langkah dengan sempoyongan, wajahnya menunjukkan rasa kaget dan ketakutan. Sementara dua orang laki laki bersenjatakan pedang itu masih berdiri tertegun dengan hati yang berdebar keras, Han siong Ki telah manfaatkan kesempatan itu dengan sebaik baiknya, ia menerkam ke muka seperti harimau terluka.

Hebat sekali tubrukannya itu, kecepatan gerak tubuhnya boleh diibaratkan sukma gentayangan yang melintas lewat.

Jerit kaget menggema memecahkan kesunyian, sebelum mengetahui apa yang terjadi, dua orang laki-laki setengah baya itu sudah kena tertotok jalan darah matinya, tanpa mendengus lagi mereka terkapar ditanah dan tewas seketika itu juga, sedang kedua belah pedang mereka tahu-tahu sudah berpindah tangan.

Belum pernah terjadi dalam dunia persilatan dewasa ini bahwa ada orang bisa melancarkan serangan dengan cara sehebat itu, kontan saja semua jago silat yang hadir disana pada tertegun dengan perasaan takut bercampur ngeri.

Han siong Ki menatap ke tujuh pria dan satu wanita yang berada dihadapannya dengan pandangan yang tajam dan menggidikkan, lalu sepasang pedang yang berhasil dirampas dari musuhnya itu tiba-tiba dilontarkan kemuka hampir bersamaan waktunya.

Dahsyat sekali tenaga sambitan itu, bukan saja kekuatannya luar biasa, kecepatannya juga mengerikan.

Dua jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera berkumandang memecahkan kesunyian, dua orang diantaranya tujuh laki-laki seorang perempuan itu kena ditembusi ulu hatinya oleh sambitan pedang itu, tubuh mereka segara terjungkal ke tanah dengan darah bercucuran, saking kerasnya tenaga sambitan itu, bukan saja pedang pedang itu sudah tembus keluar dari punggung mereka, bahkan pedang tersebut masih mempunyai kekuatan untuk meluncur kedepan menancap diatas dinding karang dan tembus hingga tinggal gaggng pedangnya belaka. Lima orang jago lainnya jadi keder dan melarikan diri terbirit-birit keluar lembah, mereka ngeri sekali menghadapi musuhnya yang teramat lihay itu.

Selama yang lain ribut-ribut, cuma Ting Hong seorang yang tetap berdiam diri, ia tidak mencoba untuk kabur juga tidak melakukan perlawanan seakan akan kejadian yang baru berlangsung dihadapan matanya sama sekali tidak berhubungan dengan dirinya.

Han siong Ki melirik sekejap kearahnya, pemuda itupun tidak berbicara apa apa, dia putar badan dan melanjutkan perjalanannya menuju kelembah Lian huantau.

Tiba-tiba dari arah belakang berkumandang suara jeritan ngeri yang susul menyusul, jelas lima orang jago lihay yang kabur keluar lembah itu sudah kena dibunuh orang.

Tanpa berpalingpun Han siong Ki tahu siapa yang melakukan perbuatan itu, ia perkencang larinya menuju kedepan.

Hanya ada satu tujuan baginya pada saat ini, yakni menemukan Thian che kaucu Yu Pia lam, serta melakukan pembalasan dendam atas sakit hatinya selama ini.

Sepanjang perjalanan menembusi lembah itu, ia tidak temukan hadangan, malah sesosok bayangan manusiapun tidak nampak lagi.

Selang sesaat kemudian, sampailah pemuda itu didepan serentetan bangunan megah yang berpotongan seperti istana.

Kalau ditinjau dari betapa megah dan kokohnya bangunan istana tersebut, dapat diduga bahwa tempat itu kemungkinan besar adalah letak markas besar dari perkumpulan Thian che kau.

Tapi ada satu hal yang kelihatan janggal dan aneh sekali, ternyata suasana disekeliling bangunan istana itu sunyi senyap tak nampak sesosok bayangan manusiapun- Ditengah kesunyian yang mencekam seluruh angkasa, terasalah betapa seram dan ngerinya keadaan disitu..

Markas besar perkumpulan Thian che kau yang tersohor ternyata berada dalam keadaan kosong tanpa penghuni, peristiwa ini benar benar merupakan suatu kejadian yang aneh dan tak masuk diakal.

Dengan perasaan sangsi Han siong Ki memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian sekali menjejak kakinya diatas permukaan tanah, dia melayang masuk keatas pelataran diujung undak undakkan batu didepan pintu gerbang itu

Sementara sianak muda itu masih celingukan kesana kemari mendadak terdengar seseorang berseru dengan

suara lantang: "Manusia bermuka dingin telah tiba"

Menyusul seruan itu, pintu gerbang berwarna merah yang penuh dengan ukiran indah itu pelan-pelan bergeser kesamping dan terpentang lebar-lebar...

Dengan terbukanya pintu gerbang tersebut Han siong Ki dapat menyaksikan pula semua pemandangan yang terbentang didepan matanya, apa yang kemudian terlihat membuat darah panas ditubuh anak muda itu mendidih, matanya jadi melotot besar dan kegusarannya memuncak.

Yu Pia lam ketua dari perkumpulan Thian che kau itu duduk dengan agungnya dikursi kebesaran, dibelakang tubuhnya berdirilah empat orang laki-laki dan empat orang perempuan, kedua belah sisi kursi kebesaran itu berderet pula kursi kursi yang ditempati kurang lebih tiga puluh orang jagoan lihay.

Yu Pia lam masih duduk dikursi utamanya dengan kain kerudung hijau menutupi wajahnya, hanya sepasang matanya yang tajam nampak dari luar, itupun memancarkan cahaya hijau yang menggidikan hati.

"Yu Pia lam Bajingan keparat, bangsat terkutuk. menggelinding keluar kau dari situ" teriak Han siong Ki dengan wajah merah padam dan mata melotot besar. suasana dalam ruangan itu tetap bening dan sepi, tiada jawaban yang kedengaran.

Suasana dalam ruangan itu tetap hening dan sepi, tiada jawaban yang kedengaran.

Habislah kesabaran Han siong Ki, dia melayang masuk kedalam ruangan, lalu sambil menuding kearah Thian che kaucu itu teriaknya dengan penuh rasa geram: "Yu Pia lam tahukah engkau siapakah aku ini?"

"Heeehhh..... heeebhh.... heeehhh... putra-nya Han Si wi, bukankah begitu " sahut Thian che kaucu dengan seram.

Menyinggung nama ayahnya, kemarahan dan rasa dendam yang berkecamuk didalam dada Han siong Ki makin menjadi, kembali dia berteriak dengan penuh kebencian:

"Yu Pia lam, ini hari aku akan membuat darahmu setetes demi setetes mengalir keluar sampai habis, kemudian tubuhmu akan kucincang menjadi berkeping keping dan menghancurkannya hingga musnah"

"Woouw, besar amat bacotmu itu Bocah keparat, jangan sok bicara besar, pikir dulu dengan otakmu, sanggupkah engkau melakukan kesemuanya itu."

"Hmmm... jika tak percaya, kenapa tidak mencobanya sendiri?"

"Manusia bermuka dingin Simpan dulu semua sikap tekeburmu itu, sebelum kematianmu menjelang tiba, teriebih dahulu akan kupersilahkan engkau untuk berjumpa dengan seseorang"

Dia lantas bertepuk tangan, dari sudut ruangan sebelah kanan segera terbuka sebuah pintu rahasia, dari balik pintu rahasia itu tampaklah seorang perempuan duduk terikat diatas sebuah kursi, gadis itu sedang menatap kearah depan dengan padangan kaku. "Adik Bi" Han siong Ki segera berteriak dengan penuh perasaan emosi.

Yaa, gadis yang terikat diatas kursi itu tak lain adalah Go siau bi yang telah lenyap selama banyak waktu belakangan ini.

Tanpa banyak berbicara lagi, dengan suatu gerakan secepat kilat Han siong Ki menerjang maju kedepan, jari tangannya segera bergerak cepat mematahkan semua tali yang membelenggu tubuh gadis itu serunya lagi dengan penuh rasa emosi: "Adik Bi, kau tentunya sangat menderita bukan?"

Tapi sebelum kata kata itu selesai diucapkan, tiba tiba dengan suatu gerakan yang cepat dan tepat Go siau bi melancarkan sebuah serangan kilat ke atas jalan darahnya.

Mimpipun Han siong Ki tak menyangka kalau Go siau bi secara tiba tiba melancarkan sebuah totokan kilat keatas tubuhnya, ingatan kedua belum sempat melintas lewat, beberapa buah jalan darahnya sudah tertotok, dan tak ampun tubuhnya segera roboh terjengkang ke atas tanah.

Dua orang laki laki bertubuh kekar segera munculkan diri, satu dari kiri yang lain dari kanan segera meringkus tubuhnya menelikung badannya sehingga ia betul betul tak dapat berkutik lagi.

Setelah anak muda itu dapat diringkus, Go siau bi menyeka raut wajahnya, samaran orang itu segera terhapus sehingga tampaklah wajah aslinya, ternyata dia tak lain adalah seorang perempuan muda yang genit dan berparas jalang.

Pihak lawan ternyata menggunakan seorang perempuan muda yang menyamar sebagai Go siau bi untuk memancing Han siong Ki masuk perangkap. peristiwa ini boleh dibilang merupakan suatu kejadian yang sama sekali tak terduga sebelumnya. Kini si anak mula itu sudah tak dapat berkutik lagi, nasibnya telah jatuh ditangan lawan, sekalipun Han siong Ki merasa teramat gusar sehingga matanya melotot besar dan mukanya berubah jadi merah membara, tapi apa gunanya? sekalipun dia marah marah juga tak mungkin bisa merubah kenyataan yang telah terbentang didepan mata.

Dua orang laki laki kekar itu dengan mencengkeram tubuh Han siong Ki segera menggusurnya ke ruang tengah.

Thian che kaucu Yu Pia lam segera bangkit berdiri, kepada anak buahnya yang duduk disekelilingnya ia berkata:

"Pun kaucu hendak membicarakan soal persengketaan pribadi dengan sahabat she Han ini, harap kalian semua suka mengundurkan diri untuk sementara waktu"

Para jago yang duduk dikedua belah sisinya itu sama sama bangkit berdiri dan siap mengundurkan diri dari situ.

"Lapor kaucu" tiba tita seseorarg berkata "hamba ada beberapa patah kata ingin diucapkan keluar lebih dahulu"

Orang yang barusan berbicara itu adalah salah seorang dari ketiga orang Tongcu yang hadir di sana,Tok kun si Dewa racun Yu hua.

"Yu tongcu, apa yang hendak kau sampaikan? Katakan saja berterus terang " Yu Pia lam menanggapi.

"Tentunya kaucu tidak akan menghancurkan dirinya bukan?"

"Maksudmu?"

"Menurut pendapat hamba yang bodoh, sepantasnya kalau kaucu pertimbangkan pula kedudukannya dewasa ini Kemungkinan besar hal ini akan mendatangkan keuntungan besar bagi rencana kaucu sendiri"

"Ehmm.. akan kupertimbangkan baik baik usulmu itu, asal memang demikian, tentu saja bisa kuputuskan nanti" "selain daripada itu" ujar Yu Hua lagi dengan perlahan, "lebih baik kaucu pertahankan pula seluruh kepandaian silat yang dimilikinya itu, tentunya kaucu tak keberatan bukan?"

"Mempertahankan kepandaian silatnya..." tiba-tiba sekujur badan Thian che kaucu bergetar keras.

"Yaa benar, pertahankan segenap kepandaian silatnya yang dimilikinya Atau mungkin kaucu keberatan?"

"Yu Tongcu" ujar Thian che kaucu Yu Pia lam dengan wajah bersungguh sungguh, "sudah kau bayangkan bagaimana akibatnya andaikata dia sampai terlepas dari tangan kita?"

"sudah hamba pikirkan persoalan ini matang matang, dani hamba cukup mengetahui akibatnya"

"Mungkinkah itu?"

"sudah hamba pikirkan, Asal orang ini bisa kita gunakan tenaganya untuk berpihak kepada kita, maka kedudukan tertinggi bagi umat persilatan yang kita idam idamkan selama ini dengan gampangnya bisa kita raih dan kita miliki untuk selamanya"

"Haaahhh... haaahhh... haaahhh apakah Yu Tongcu tidak merasa bahwa jalan pikiranmu itu terlampau kekanak kanakan?" tiba tiba Yu Pia- lam tertawa tergelak dengan kerasnya, "bagaimanapunjuga dia toh masih merupakan seorang ciangbunjin dari perguruan Thian lam, lagipula antara dia dengan aku "

Berbicara sampai disini, tiba tiba ia tutup mulutnya dan membungkam, tentu saja ia tak dapat mengumumkan soal sengketa berdarahnya dengan Han siong Ki sehingga semua orang persilatan mengetahui rahasia ini dan sama sama mengutuknya. sementara itu, si dewa racun Yu Hua kembali telah berkata dengan suara perlahan: "Kaucu, hamba berharap bila kau sudah selesai memeriksanya, maka kaucu bersedia untuk serahkan orang itu kepada hamba, biar hambalah yang menaklukan dirinya"

"Apakah Yu Tongcu mempunyai kemampuan untuk menaklukkan dirinya?" Yu Pia lam masih agak ragu.

"Kaucu Tampaknya engkau telah melupakan kemahiran yang paling hamba andalkan"

Seakan akan baru saja menyadari akan sesuatu, tiba tiba Thian che kaucu menengadah dan tertawa terbahak bahak.

"Haaaahhh.... haaahh... haaahhh... bagus, bagus kecuali Yu tongcu yang boleh tetap tinggal disini, harap saudara saudara yang lain mengundurkan diri untuk sementara waktu"

Baru saja ucapan tersebut selesai diucapkan tiba tiba dari depan pintu muncul seorang laki laki berbaju ringkas yang masuk dengan langkah tergesa gesa, sesampainya dihadapan Yu Pia lam, orang itu berlutut dan berkata nyaring: "Tecu ada berita yang hendak dilaporkan"

"Cepat katakan."

"Diluar lembah Lian huan tau telah kedatangan musuh sebanyak lima ratus orang lebih, kekuatan itu terdiri dari jago jago pelbagai partai dan perkumpulan, mereka dipimpin oleh pengemis dari selatan, tiang lo perkumpulan pengemis"

Walaupun jalan darah Han siong Ki masih tertotok pada waktu itu, namun kesadarannva tidak hilang, setiap patah kata tersebut dapat ia dengar dengan amat nyata.

Ketika Dewa racun Yu Hua mengucapkan kata-katanya tadi, ia merasa hatinya ngeri bercampur seram, ia cukup mengetahui keahlian si makhluk racun tua itu dalam menggunakan bahan bahan beracunnya, sebagai seorang yang cerdik diapun dapat menarik kesimpulan dari makna ucapan yang diutarakannya tadi, rupanya ia hendak menggunakan pengaruh obat racun tertentu untuk menghilangkan daya akal dan kesadarannya, lalu setelah ia kehilangan kesadaran dan pikirannya, maka tenaganya akan dipergunakan pihak Thian che kau untuk mewujudkan cita- citanya.

Seandainya hal itu sampai terjadi, keadaan tersebut boleh dibilang betul-betul mengerikan-

Dan sekarang pengemis dari selatan telah menghimpun semua kekuatan dari perkumpulan dan partai partai persilatan yang pernah merasakan kekejaman Thian che-kau untuk melakukan pertarungan berdarah dengan Thian che kau, padahal ia sendiri sedang berada ditangan musuh, diam diam iapun merasa seram atas akibat yang mungkin akan dialami engkoh tuanya...

Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya, terdengar Thian che kaucu menengadah dan tertawa latah.

"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... lengan belalang ingin menahan putaran roda pedati. Huuh betul betul sekawanan

manusia yang tak tahu diri, saudara saudara sekalian Ayohlah masing masing menempatkan diri pada posisinya masing masing, tumpas semua bangsat yang berani bikin gara gara di lembah Lian huan tau itu dan menguburnya semua disini"

"Terima perintah" suara sahutan yang keras dan gemuruh bagaikan guntur yang menggelegar diangkasa berkumandang dalam ruangan itu, serentak kawanan jago itu bangkit dan mengundurkan diri dari ruangan tersebut untuk melakukan penghadangan-

Sekarang, didalam ruangan tinggal Thian che kaucu beserta ke delapan orang pelayan laki perempuannya, si Dewa racun Yu Hua, perempuan jalang yang menyaru sebagai Go siau bi, Han siong Ki serta dua orang laki-laki kekar yang meng cengkeram tubuhnya.

Gagal melakukan pembalasan dendam, sekarang malahan terjatuh ketangan musuh, saking gelisah dan tidak tenangnya Han siong Ki muntah muntah darah segar dengan mata melotot dan wajah merah padam karena menahan garamnya ia berteriak:

"Yu Pia lam, sekalipun semasa hidup aku tak dapat melahap dagingmu, setelah mati aku pasti akan merengut nyawa anjingmu"

"Haaaahhh... haaahhhh... haaahh... Han-siong Ki, segala sesuatunya telah terlambat, apa gunanya kau berteriak teriak macam anjing budukan yang lagi menyalak?" Berbicara sampai disitu dia lantas berpaling, kemudian serunya dengan lantang: "Bawa orang itu kemari"

Nyonya muda yang berwajah jalang itu mengiakan dan masuk kedalam pintu rahasia tersebut, tak selang beberapa saat kemudian dia telah muncul dengan membawa seorang gadis yang berpakaian tak karuan, berambut kacau dan bermata pudar.

Gadis itu tak lain adalah Go siau bi yang dicemaskan dan dikuatirkan keselamatan jiwanya selama ini.

Seketika itujuga Han siong Ki merasakan hatinya bagaikan disayat sayat dengan golok. hampir saja dia jatuh tak sadarkan diri

Sementara itu, ketua perkumpulan Thian che- kau Yu Pia lam kembali memperdengarkan suara gelak tertawa seramnya yang memekikkan telinga, suara itu nyaring seperti auman serigala kelaparan, sungguh bikin hati orang jadi mengkirik.

Setelah puas tertawa seram, dia baru berkata dengan nada yang menggidikkan hati:

"Han siong Ki... Mumpung pikiran dan kesadaranmu masih utuh dan segar bugar, maka kaucumu ingin berterus terang kepadamu, ketahuilah tidak lama kemudian Yu Tongcu akan memberi sebutir obat yang dibuat secara khusus untukmu, dan sejak itulah engkau dan gadis she Go itu anak buah perkumpulan kami yang paling setia dan paling bisa diandalkan, kalian berdua masih tetap dapat bersatu sebagai suami istri, tapi kekuatan tenaga dalam yang kalian miliki akan membuat perkumpulan kami ibaratnya harimau tumbuh  sayap. sejak kini dunia persilatan akan berada ditanganku, dan kekuatan kami tak akan terkalahkan untuk selamanya..."

Setelah jalan darahnya kena ditotok, Han siong Ki sama sekali tak mampu untuk menghimpun kembali segenap tenaga dalamnya, meski begitu telinganya dapat mendengar dan mulutnya dapat berbicara.

Betapa geram dan marahnya dia sehabis mendengar perkataan itu, giginya sampai bergemrerutukan menahan rasa bencinya yang meluap luap.

"Yu Pia lam" dia berteriak dengan suara yang keras dan nyaring, "tutup mulut anjingmu Kalau aku tak sampai mati..."

"Haaahhh.... haaahhh.... haaaahhh... jangan khawatir, kau tak bakat mati Kaucumutak nanti sampai merenggut nyawamu... dengarkan baik-baik oleh karena hubunganmu yang sangat erat dengan perkumpulan Thian lam, tak lama lagi perguruan tersebut akan masuk kedalam organisasi perkumpulan kami, dan engkau akan menjadi pembantu yang paling setia untuk menumpas setiap orang yang berani memusuhi diriku, selain daripada itu, kau pun akan membantu untuk meratakan benteng maut dengan tanah, membunuh sucoumu, susiokmu dan haaahhhh... haaahhh..."

Semakin berbicara ia merasa semakin bangga sehingga akhirnya gelak tertawa yang dia perdengarkan itu penuh dengan perasaan latah, bangga gembira dan kejam.

Yaa, pada hakekatnya peristiwa semacam itu memang terlampau menakutkan, setelah kehilangan pikiran dan kesadarannya maka pemuda itu akan berubah menjadi sebuah boneka tak bernyawa belaka, setiap perintah dan kata kata orang akan dituruti dengan begitu saja, bukan saja dapat melakukan semua perbuatan yang tak diinginkannya, bahkan diapun tak akan mengenali kembali mana sanak mana keluarga...

"Yu Pia lam kau lebih busuk dari seekor binatang, kau tidak berperikemanusiaan, kau bajingan terkutuk..."

Saking dipengaruhi oleh golakan emosi yang meluap luap. si anak muda itu tak sanggup mempertahankan diri lagi, sekali lagi muntah darah kental.

Sepanjang kejadian itu berlangsung, Go siau bi hanya berdiri kaku seperti orang bodoh, terhadap semua peristiwa yang berlangsung dihadapannya, bukan saja ia tidak memberikan reaksi apa apa, malahan seakan akan ia tidak merasa bahwa ada sesuatu kejadian tak beres yang sedang berlangsung dihadapannya.

Betapa gembiranya Thian che kaucu menghadapi kejadian itu, ia menengadah lalu tertawa terbahak bahak.

Seorang musuh bebuyutan yang selalu mengancam keselamatan jiwanya, seorang jago lihay yang berilmu tinggi sebentar lagi akan menjadi seorang boneka yang akan setia sampai mati kepadanya, betapapun juga, kejadian ini pasti akan menggembirakan hatinya.

Ia tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki Han siong Ki amat dahsyat, sekali akal pikirannya terpengaruh oleh obat bius sehingga melupakan segala galanya, maka pemuda itu akan merupakan salah sebuah senjatanya yang paling ampuh untuk membantai musuh musuhnya. 

Ditambah pula Yu Pia lam memang berambisi untuk menguasahi seluruh jagad dan mengangkat dia sendiri menjadi kaisarnya, dengan dimilikinya senjata-senjata ampuh tersebut, maka tak usah di ragukan lagi tak lama kemudian cita citanya akan dapat terwujud. Sementara itu, laki laki yang memberi laporan tadi menyerbu masuk kedalam ruangan lagi dengan terbirit birit, dengan napas yang tersengka1 sengkal terdengar ia berseru: "Laa.....laapor....kaucu "

"Ada urusan apa?" Thian che kaucu Yu Pia- lam bertanya dengan nada rada segan.

"Didalam lembah telah bermunculan dua orang perempuan berkerudung yang amat misterius, tampaknya kedua orang itu hapal sekali dengan semua perlengkapan serta alat alat jebakan yang berada didalam lembah ini mereka sudah menghancurkan tiga buah alat jebakan dan menerjang lewat dua buah pos penjagaan.

"Aaah ada kejadian seperti itu?" Thian che kaucu

berteriak sambil menggebrak meja "kurang ajar, biarpun kaucu pergi lakukan pemeriksaan sendiri. " Dia lantas

berpaling dan teriaknya: "Yu Tongcu"

"Hamba berada disini"

"Pemuda ini kuserahkan kepadamu dan harap engkau segera turun tangan, berapa lama yang dibutuhkan sampai obat tersebut mulai bereaksi dan menunjukkan hasilnya?"

si Dewa racun Yu Hua membungkuk diri memberi hormat, sahutnya dengan lirih: "Kurang lebih setengah jam"

"Bagus Menggunakan kesempatan yang ada sekarang, kuperintahkan kepadamu untuk segera turun tangan dan robahlah pemuda tersebut menjadi seseorang yang berguna bagiku"

"Hamba terima perintah Akan hamba laksanakan semuanya itu dengan sebaik-baiknya " Thian che kaucu pun tidak

banyak berbicara lagi, buru buru ia bangkit berdiri dan menuju ke ruangan luar, delapan orang laki-laki dan perempuan serta laki-laki yang pemberi laporan tadi ikut beranjak dan berlalu mengikuti di belakang ketuanya.

Sepeninggal orang-orang itu, si dewa racun Yu Hua segera ulapkan tangannya seraya berkata:

"Gusur orang itu menuju ruang rahasia nomor dua"

Han siong Ki benar-benar merasa gusar sekali, matanya melotot besar sekali, mukanya merah padam hingga otot otot hijaunya pada menongol keluar, sayang jalan darahnya sudah tertotok sehingga walaupun dia tahu bahwa jiwaya terancam bahaya maut, toh tiada suatu perlawananpun yang bisa dilakukan, kendatipun demikian ia merasa tak rela membiarkan dirinya dipergunakan orang, ia merasa daripada tenaga dan kepandaian silatnya dipergunakan musuhnya untuk berbuat jahat, lebih baik kalau ia mati saja.

Ya a, pada hakekatnya memang kematianlah yang dapat menghentikan semua siksaan, semua penderitaan yang dirasakan oleh manusia yang hidup didunia ini.

Ia tak mau menjadi seorang penjagal, seorang penjagal yang membunuh rekan-rekan persilatan Ia tak mau nama baik perguruan Thian lam pay hancur dan musnah ditangannya

Iapun tak mau membiarkan tenaganya dipergunakan untuk menghancurkan benteng maut, membantai sanak keluarga sendiri...

Tapi, apa yang bisa dia harapkan kecuali berdoa kepada Yang Kuasa, agar dia yang maha besar dapat membantunya dan membebaskannya dari segala pederitaan serta semua percobaan hidup, sungguh sungguh suatu peritiwa yang menakutkan sekali.

Tapi, kematian baginya dewasa ini merupakan suatu perbuatan yang teramat sukar untuk dilaksanakan-

Sebab masih begitu banyak urusan, masih begitu banyak tugas yang belum diselesaikan, ia merasa jika harus mati sebelum tugas tugas pentingnya diselesaikan, maka dia akan mati dengan hati yang tak rela, dia akan mati dengan mata tak meram.

Selang sesaat kemudian, ia dan Go siau bi telah dibawa masuk ke dalam sebuah ruang kecil yang begitu rapat sehingga hampir tak ada angin yang berhembus masuk ke sana.

"Harap kalian bertiga suka mengundurkan diri dari sini" kata si Dewa Racun Yu Hua kemudian setelah kedua orang tawanan tersebut dibaringkan dalam ruangan itu.

Dua orang laki laki kekar dan perempuan berwajah jalang itu segera bungkukkan badannya memberi hormat, lalu mengundurkan diri dari ruang rahasia tersebut.

Han siong Ki dan Go siau bi diletakkan diatas sebuah pembaringan kayu dalam ruangan itu.

Setelah menutup pintu rahasia itu, pelan pelangi Dewa racun Yu i-Hua berjalan menghampiri pembaringan kayu dimana Han siong Ki dan Go siau bi berbaring.

"Yu Hua" Han siong Ki segera membentak penuh kegusaran, "engkau berani melakukan perbuatan yang keji, buas dan tidak berperi kemanusiaan ini?"

Si Dewa racun Yu Hua tertawa misterius, tiba-tiba ia lancarkan sebuah serangan yang menotok jalan darah ditubuh kedua orang itu

Sesudah kena totokan tersebut, Han siong Ki seketika itu juga merasakan peredaran darah dalam tubuhnya berjalan lancar, hawa murni yang semula terasa tersumbatpun kini telah berjalan lancar kembali, kontan dia melompat turun dari atas pembaringan dan sekali hantam dia bacok dada si Dewa racun Yu Hua...

"Engkoh Ki ... kau.... jangan dihantam " jeritan kaget

bergema diudara. Sayang terlambat. "Blaaang" sebuah pukulan yang keras telah bersarang didada Yu Hua, diiringi jerit kesakitan yang keras, darah kental muntah keluar dari mulutnya, tubuh si Dewa racun Yu Hua mencelat kebelakang dan tersungkur ditanah.

Setelah melepaskan serangannya, Han siong Ki baru menyadari bahwa kejadian yang baru dihadapinya sedikit aneh, tapi untuk membatalkan kembali serangannya jelas tak mungkin maka.. akibatnya bersaranglah pukulan itu didada lawan dengan telak. "Engkoh Ki...dia... dia bermaksud baik kepadamu"

Han siong Ki berpaling, ia lihat Go siau bi sudah menggelinding ke lantai dari atas pembaringan, ketika itu dia sedang berusaha untuk bang berdiri, tapi baru setengah jalan tubuhnya kembali roboh terjungkal ke atas tanah.

"Adik Bi, kau " dengan penuh kegelisahan Han siong Ki

memburu kedepan dan membopong gadis itu dari tanah dengan sikap yang sangat hati hati. "Lepaskan aku Tolonglah dia lebih dahulu "

Untuk sesaat Han siong Ki merasakan pikirannya kalut dan tak karuan, dengan kebingungan ia baringkan kembali Go siau bi keatas pembaringan, kemudian menghampiri si dewa racun Yu Hua yang masih terkapar diatas tanah itu....

Tapi sebelum ditolong, si Dewa racun Yu Hua sudah bangkit berdiri dengan sempoyongan, dia mengeluarkan beberapa biji obat dan segera ditelannya, kemudian katanya dengan lirih:

"Mari kita tinggalkan tempat ini"

"Tinggalkan tempat ini. ?" dengan hati kaget, heran

hampir tak percaya han siong Ki berseru tertahan, sebab bagaimanapun juga peristiwa ini betul-betul diluar dugaannya. "Yaa, mari kita segera tinggalkan tempat ini" Dewa racun Yu Hua menegaskan kembali kata katanya.

"Sebenarnya apa maksudmu?"

"Meskipun aku Yu Hua disebut orang sebagai dewa racun, tapi aku masih dapat membedakan mana budi dan mana dendam. Tatkala berada ditelaga racun lembah hitam tempo hari, kau telah selamatkan selembar jiwaku, maka hari ini aku pun menolong engkau lolos dari cengkeraman musuh, dengan perbuatanku ini berarti aku telah membayar hutang budi tersebut, sejak kini kita berdua sama sama tidak berhutang budi, semuanya telah impas"

Terharu sekali hati Han siong Ki setelah mendengar perkataan Utu, dia merasa bahwa si dewa racun Yu Hua meski berasal dari golongan kaum sesat, namun ia tidak melupakan jiwa dan semangat seorang umat persilatan yang sejati.

Sekarang ia baru mengetahui maksud hati yang sebenarnya dari orang ini, diapun baru paham apa sebabnya si dewa racun Yu Hua mengajukan usul tadi kepada ketuanya, ternyata dibalik batu ada udangnya, ia memang mempunyai maksud maksud tertentu dibalik rencananya itu.

Dengan perasaan terharu bercampur terima kasih dia lantas maju kedepan dan memberi hormat katanya penuh nada penyesalan-

"Maafkanlah kekasaran dan kegegabahanku tadi sehingga tindakanku itu sudah melukai diri anda, harap kau suka memaklumi keadaan tersebut dan bersedia memaafkannya"

"Engkau terlalu merendah, apa gunanya kaupikirkan urusan sekecil itu? Luka sekecil ini tak nanti sampai mengakibatkan kematianku"

"Meski demikian, aku merasa tidak tenteram dan berdosa oleh perbuatanku ini" Si Dewa racun Yu Hua tak ingin membicarakan persoalan itu sampai berlarut-larut, tiba tiba diaalihkan pokok pembicaraan ke soal lain, katanya:

"Jalan darah nona Go yang tertotok berlangsung terlampau lama aku rasa untuk sesaat peredaran darahnya belum bisa pulih kembali seperti sedia kala, ada baiknya kalau kalian berdua cepat-cepat tinggalkan tempat ini..."

"Bila engkau lepaskan kami pergi, Yu Pia lam tentu tak akan melepaskan dirimu dengan begitu saja, bagaimana tanggung jawabmu nanti dihadapannya?" Han siong Ki bertanya agak khawatir. si Dewa racun Yu Hua tertawa getir.

"Sudah lama aku berniat untuk meninggalkan tempat ini, dan aku rasa inilah kesempatan yang paling baik bagiku untuk mewujutkan keinginanku itu"

Sehabis berkata dia lantas membuka pintu rahasia tersebut dan menyelinap keluar, sesaat kemudian bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.

Menyaksikan semua yang terjadi Han siong Ki berdiri termangu mangu, lama sekali ia baru berpaling kearah Go siau bi seraya ujarnya: "Adik Bi, kau sudah tidak apa bukan ?"

"Engkoh Ki, aku tak apa apa" jawab Go siau bi lirih, "membalas dendam adalah urusan yang sangat penting, jangan kau perdulikan aku lebih dulu, laksanakan tugas beratmu itu"

"Apa maksudmu..? Kenapa aku tak boleh mengurusi engkau ? Adik bi, sebenarnya apa yang telah terjadi?"

"Aku ....mungkin mungkin aku tak sanggup untuk hidup

lebih lanjut"

"Apa ..... Kau....kau " "sejak di tawan dan dibawa kemari, setiap hari aku harus minum sebutir Thian tay wan untuk menyambung hidupku, dan sekarang "

Han siong Ki segera tertawa ringan, walaupun gadis itu tidak melanjutkan kata katanya namun ia cukup memahami apa yang dimaksudkan, dari sakunya dia mengambil keluar obat si mia kim-wan pemberian dari sin ciu it cho tersebut, lalu katanya dengan lembut: "Adik Bi, telanlah obat ini"

"Apaan itu? obat apa?"

"si mia kim wan.. obat paling mujarab didunia ini"

"ooooh " Go siau bi berseru tertahan, ditatapnya wajah

Han siong Ki dengan sinar mata yang lembut, dia bangkit dari pembaringannya dan menerima obat itu lalu dimasukkan kedalam mulutnya, tak terkirakan rasa hangat dan mesra yang timbul dari dasar hatinya.

Sekali lagi Han siong Ki menutup kembali pintu ruang rahasia itu, kata katanya dengan perlahan.

"Adik Bi, biar kubantu menyalurkan hawa murni kedalam tubuhmu, daya kerja obat itu tentunya akan lebih cepat menyebar keseluruh bagian tubuhmu."

Tiba tiba Go siau bi menjerit keras, tubuhnya

menggelinding diatas pembaringan seperti orang sekarat.

Menyaksikan kejadian itu, Han siong Ki merasa amat kaget, cepat dia memburu kemuka dan membopong tubuhnya, tapi paras muka gadis itu sudah berubah jadi hijau membesi, bibirnya terkatup rapat, matapun terpejam rapat rapat.

Kejadian tersebut segera menggetarkan hati pemuda kita, pikirnya:

"Jangan jangan obat si mia kim wan yang kudapatkan adalah obat yang palsu? Tapi. hal ini mana mungkin bisa

terjadi? Rasanya tidak ada kepentingan bagi siJelek dari sin ciu untuk memberikan sebutir obat palsu kepadaku tapi, kalau bukan palsu kenapa setelah minum obat itu Go siau bi menunjukkan perubahan yang mengerikan??" setelah termenung sebentar, dia berpikir lebih jauh:

"Hmmm Andai kata terbukti nanti bahwa obat si mia

kim wan yang kudapatkan adalah obat yang paisu.. pertama Ting Hong yang akan kubunuh, kemudian akan kuobrak abrik gua saiju di bukit Ciong san untuk membalas sakit hati ini "

Berpikir sampai disini dengan hati yang kebat kebit dia lantas memeriksa denyutan jantung dari gadis itu ....

Tapi apa yang ditemuinya? Napas Go siau bi telah berhenti, denyutan nadinya telah berhenti juga.

Gadis itu telah menghembuskan napasnya yang terakhir. Yaa, selembar nyawa gadis itu ternyata telah direnggut oleh sebutir pil si mia kim wan yang dianggap sementara orang sebagai obat yang paling mujarab didunia itu....

Bagaikan disambar geledek ditengah hari bolong, Han siong Ki merasakan sekujur badannya mengejang keras, mukanya pucat pias, dengan sedih serunya:

"Adik Bi.... oooh, adik Bi. akulah yang telah mencelakai

jiwamu "

-ooo0dw0ooo-

BAB 99

DIPELUKNYA jenasah Go siau bi erat-erat, lama sekali pemuda itu berdiri kaku dalam ruangan tersebut, untuk sesaat dia seperti kehilangan semua kesadarannya, ia merasa pikirannya kosong melompong, tiada sesuatu apapun yang tertinggal dalam benaknya.

Go siau bi ternyata meninggal dunia ditangannya, mimpipun ia tak pernah menyangka sampai ke situ. Setelah berapa lama sudah lewat,.. tiba tiba dari luar ruangan rahasia terdengar suara beberapa kali ketukan lirih.

Bagaikan dipagut ular berbisa, Han siong Ki segera sadar kembali dari lamunannya, ia baru teringat bahwa dirinya masih berada dalam sarang naga gua harimau, diapun teringat kembali akan Thian che kaucu musuh besarnya, yang mati tak mungkin hidup kembali, kenapa dia tidak berusaha untuk membalas dendam lebih dahulu?

Akhirnya diapun membaringkan tubuh Go siau bi diatas pembaringan kayu itu, gumamnya lirih:

"Adik Bi, maafkanlah daku, setelah membalas dendam, aku pasti akan membawa engkau tinggalkan lembah ini, akan kucari-kan tempat yang indah sebagai tempat peristirahatanmu yang terakhir"

Selesai berdoa, ia baru putar badan dan membuka pintu rahasia tersebut...

"Kraaak." tiba tiba dari luar pintu terdengar seseorang menjerit lengking, sesosok bayangan manusia mundur kebelakang dengan langkah sempoyongan,

Dengan tatapan yang tajam Han siong Ki menengadah, ia segera temukan bahwa orang yang mengetuk pintu itu tak lain adalah perempuan muda bermuka jalang yang pernah menyaru sebagai Go siau bi dan melancarkan sergapan kilat yang mengakibatkan dirinya tertotok itu, kontan saja hawa amarahnya menerjang sampai dibenak, napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, karena ulah perempuan jalang itu hampir saja selembar jiwanya melayang.

Rupanya perempuan muda itupun menyadari bahwa orang yang berada di hadapannya sekarang bukan Dewa racun Yu - Hua seperti yang diduganya semula, melainkan musuhnya yang disegani, dengan penuh ketakutan perempuan itu mundur beberapa langkah kebelakang, serunya dengan nada tergagap: "Kau.... kau... kau tidak mampus.? Di... dimana Yu Yu

Tongcu "

"Aaah kamu perempuan sialan, tak usah banyak ngebacot" teriak Han siong Ki sambil melompat kehadapan perempuan itu, "rasain dulu sebuah bacokanku ini sebelum menanyakan soal lain. ."

Segulung angin pukulan sangat keras meluncur ke depan, perempuan jalang itu tak sangguc menghindarkan diri lagi, dadanya sebera kena diterjang dengan telak diiringi jerit

kesakitan yang memilukan hati, perempuan itu mencelat kebelakang dan tewas dalam keadaan yang mengerikan.

Han siong Ki tidak memeriksa keadaan musuhnya lagi, begitu perempuan tersebut kena dihajar diapun meloncat keluar dari ruangan rahasia itu untuk mencari mangsa baru.

Ketika ia keluar dari ruang utama, dari arah depan muncul belasan sosok bayangan manusia yang memapaki jalan perginya, mereka datang rupanya karena mendengar suara gaduh disana.

Rasa benci Han siong Ki terhadap musuh musuhnya betul betul sudah merasuk sampai ketulang sumsum, dalam keadaan demikian ia sama sekali tak sudi untuk buang waktu hanya untuk meneliti siapa yang datang, begitu menyaksikan munculnya belasan sosok bayangan manusia, tenaga murni si mi sinkang yang dimilikinya segera dihimpun sampai dua belas bagian besarnya, kemudian dilontarkan kearah mana datangnya bayangan bayangan manusia itu.

Gulungan gelombang hawa udara berwarna putih melanda kearah depan dengan dahsyatnya, ketika saling membentur dengan tubuh manusia manusia itu, sebera terdengarlah suatu benturan kekerasan yang memekikkan telinga, menyusul kemudian jeritan jeritan ngeri yang cukup mendirikan bulu roma berkumandang saling bersahutan, dalam sekejap mata diatas tanah telah membujur dua belas sosok mayat. Hanya dalam satu gebrakan saja, anak muda itu sanggup membinasakan dua belas orang jago lihay dari perkumpulan Thian che kau, kekuatan tenaga dalam sedahsyat itu boleh dibilang belum pernah dijumpai dalam kolong langit dewasa ini.

Pembantaian tersebut baru saja berlangsung, dari kejauhan kembali terdengar suara ujung baju tersampek angin berkumandang tiba.

Kembali ada belasan sosok bayangan manusia melayang datang dengan kecepatan tinggi. Kali ini yang datang adalah Thian che kaucu Yu Pia lam, dia datang bersama-sama ke delapan orang kacung laki laki dan dayang dayang kecilnya...

Baru saja melayang turun kedalam ruangan itu, Thian che kaucu telah menjerit kaget, dia mengira Han siong Ki sudah menjadi kalap setelah dicekoki obat racun dari si Dewa racun Yu Hua, dan saking kalapnya maka ia telah melakukan pembunuhan secara besar besaran tanpa pilih bulu lagi...

"Yu Tongcu, dimana kau?" segera teriaknya dengan suara lantang.

Namun suasana disekitar tempat itu tetap sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, tiada jawaban yang kedengaran.

Merah membara sepasang mata Han siong Ki berhadapan dengan musub besar yang dibencinya, hawa napsu membunuh yang menyelimuti wajahnya benar benar sangat tebal, ia melototi terus wajah Thian che kaucu tanpa berkedip. dari sorot matanya yang buas, rasanya kalau bisa

pemuda itu hendak menelan musuhnya bulat bulat.

Lama kelamaan Thian che kaucu merasakan juga keadaan yang tidak beres, dengan nada menyelidik teriaknya:

"Manusia bermuka dingin, apa yang hendak kau lakukan terhadap kami semua?" "Heeehhh... heeehhh... heeehhhh... Yu Pia lam"" jawab Han siong Ki sambil tertawa dingin "akan kuhancur lumatkan tubuhmu jadi berkeping-keping."

Menggidikkan hati suaranya, membuat ketua dari perkumpulan Thian che kau itu tanpa sadar berdiri dengan hati bergidik, bulu romannya pada bangun berdiri

Tapi dengan cepat pula Thian che kaucu menyadari bahwa suatu perubahan yang tak terduga telah berlangsung disitu, cepat dia ulapkan tangannya sambil berseru:

"Geledah sekeliling tempat ini"

Delapan orang bocah laki laki dan perempuan itu segera mencabut keluar pedang masing masing dan serentak menerjang kedalam ruangan untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah kedelapan orang anak buahnya menyebarkan diri, Thian che kaucu Yu Pia lam baru menyeringai dan tertawa seram, ia maju menyongsong kedatangan Han siong Ki, dalam waktu singkat sepasang telapak tangannya telah berubah jadi putih bening seperti susu, rupanya jagoan lihay dari perkumpulan Thian che kau ini telah mengerahkan ilmu Hua goan sin khi yang paling diandalkan itu untuk melakukan perlawanan-

Waktu itu, Han siongKi memang sudah diliputi oleh rasa benci dan gusar yang luar biasa, akan tetapi ia tak berani bertindak gegabah, ilmu Si mi sinkang yang dimilikipun menjadi satu siap siap melakukan perlawanan-

Makin lama selisih jarak atara kedua belah pihak telah semakin dekat dari tiga kaki sekarang sudah diperpendek sehingga akhirnya tinggal delapan depa belaka.

"Lihat serangan" tiba tiba Yu Pia lam membentak keras. Mengikuti dengusan seram yang memekikkan telinga itu,

serentetan cahaya merah keemas emasan yang bercampur baur diantara gulungan angin puyuh yang maha dahsyat segera menyapu ke tubuh Han siong Ki.

Si anak muda itu semakin tak berani gegabah, cepat cepat sepasang telapak tangannya diayun ke depan, kabut putih yang tebal dan tajam dengan cepat menyambar pula ke depan menyongsong tibanya ancaman musuh yang maha dahsyat itu.

"Blaaang" suatu ledakan keras yang memekikkan telinga menggelegar diangkasa, dalam benturan itu kedua belah pihak sama sama tergetar mundur beberapa langkah, hanya untuk Thian che kaucu dia mundur tiga langkah lebih banyak ketimbang si anak muda itu.

Begitu terdorong mundur, dengan cepat Han siong Ki menerjang maju lagi dengan kecepatan luar biasa, dalam waktu singkat dia sudah lancarkan sembilan buah pukulan berantai yang kesemuanya disertai tenaga pukulan yang lebih hebat dari amukan angin topan.

Thian che kaucu harus berkelit kesana kemari untuk melepaskan diri dari serangkaian pukulan musuh yang datang secara bertubi tubi itu, setiap kali ada kesempatan, diapun melepaskan pukulan pukulan balasan.

Pertarungan yang amat sengit dan maha seru pun segera berlangsung, belum pernah dalam dunia persilatan terjadi pertarungan seramai ini.

Dalam waktu singkat, kedua belah pihak sudah saling menyerang sebanyak tiga puluh gebrakan lebih, dalam pertarungan adu jiwa dan adu tenaga, ini, untuk sementara waktu siapa menang siapa kalah masih sukar untuk ditentukan. Tiba tiba...

Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang susul menyusul, jeritan tersebut semuanya berlangsung dari dalam ruangan. Tercekatlah hati Thian che kaucu mendengar jeritan tersebut, segera pikirnya.

"Apa yang telah terjadi? Jangan jangan didalam ruanganpun terdapat musuh yang tersembunyi? Kalau tidak, mengapa anak buahku pada menjerit kesakitan?"

Thian che kaucu keheranan, maka Han siong Ki lebih lebih tercengang lagi, ketika meninggalkan tempat itu, kecuali mayat Go siau bi yang masih ada didalam ruang rahasia, sepanjang jalan menuju ke ruangan tersebut boleh dibilang ia tidak melihat ada seorang manusiapun, lalu dari mana munculnya manusia d idalam ruangan belakang? sesuatu kejadian yang sangat aneh

"Blaaaaang Blaaaaaang" bersosok-sosok bayangan manusia terlempar keluar dari ruangan itu dan tergelepar diatas tanah tanpa berkutik lagi.

Jumlah tubuh tubuh yang kaku menjadi mayat itu tidak banyak pun tidak sedikit, jumlahnya persis delapan sosok.

Dalam sekejap mata delapan orang bocah laki laki dan bocah perempuan itu sudah tewas ditangan orang tanpa berhasil melakukan suatu perlawanan yang berarti, kejadian ini bukan saja sangat aneh, andaikata tiada kenyataan mungkin orang tak akan mempercayainya dengan begitu saja.

Thian che kaucu berteriak kalap. secara beruntun dia lancarkan tiga buah pukulan paling dahsyat untuk memaksa Han siong Ki terdesak mundur beberapa langkah kebelakang, begitu musuhnya mundur dia lantas manfaatkan kesempatan yang sangat baik itu untuk melejit ke udara dan menerobos masuk kedalam ruangan-..

"Yu Pia lam sekalipun engkau punya sayappun jangan harap bisa lolos dari tanganku"

Sambil berteriak, Han siong Ki segera melakukan pengejaran dengan ilmu gerakan tubuh cahaya kilat lintasan bayangan, secepat sambaran kilat ia hadang jalan pergi gembong iblis itu.

"Blaaaaang" ditengah benturan keras, dengusan tertahan berkumandang memecah-kan kesunyian, Thian che kaucu kena dihajar kembali sehingga terpental dan melayang balik ke posisinya semula.

Suatu pertarungan sengitpun tak bisa dihindari lagi, kedua belah pihak sama sama menggunakan segenap kekuatan dan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk saling merobohkan dan saling membunuh.

Pertarungan sengit semacam ini jauh lebih dahsyat dan ramai dari pertarungan apapun yang pernah terjadi selama ini dalam dunia persilatan, andaikata ada orang yang mengikuti jalanya pertarungan ini, niscaya mereka akan bergidik dan berdiri dengan mata terbelalak.

Akhirnya dengusan kesakitan berkumandang juga memecahkan kesunyian, dengan sempoyongan Thian che kaucu mundur kebelakang, sebagian besar kain kerudung penutup mukanya sudah berubah jadi merah karena pancaran darah kental.

Puluhan sosok bayangan manusia tiba tiba muncul dari empat penjuru, sebelum tiba ditempat sasaran, serangkaian senjata rahasia yang amat ketat berhamburan diangkasa dan mengurung sekujur badan Han siong Ki.

Han siong Ki memutar sepasang telapak tangannya satu lingkaran didepan dada lalu didorong kemuka dengan sepenuh tenaga.

Termakan oleh tenaga pukulan yang sangat kuat itu, seluruh senjata rahasia yang menyergap datang itu terpencar dan bercerai berai kesana ke mari ada yang meluncur balik kepada pemiliknya ada pula yang malah menyerang rekan rekannya sendiri.. Ditengah kekalutan yang makin menjadi, Thian che kaucu Yu Pia lam tak mau menyia-nyiakan kesempatan baik itu, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun dia menghimpun tenaga Hua goan sin-khi yang maha dahsyat itu, kemudian melancarkan sergapan kilat dari samping.

Ketika itu Han siong Ki sedang menghadapi serangan senjata rahasia yang amat gencar, merasakan datangnya ancaman tersebut, dalam gugupnya cepat dia menangkis sebisanya...

Tapi akibatnya dari tangkisan yang tanpa disertai dengan persiapan matang itu mengakibatkan kerugian dipihak pemuda itu, ditengah dengusan tertahan, Han siong Ki mundur  delapan langkah kebelakang dengan langkah sempoyongan.

Bayangan manusia melintas datang dari empat penjuru, dalam waktu singkat Han siong Ki sudah terkurung lagi ditengah kurungan lawan.

Mengira musuhnya sudah, terhadang jalan perginya, Thian che kaucu sekali lagi melompat ke udara dan menerjang masuk ke dalam ruang belakang.

Han siong Ki meraung keras bagaikan harimau terluka, dengan menghimpun tenaga dalamnya hingga mencapai dua belas bagian, tiba tiba dia melancarkan serangan dengan jurus Mo gwe lian goan (api setan membakar tanah rerumputan).

Selapis bayangan telapak tangan yang amat rapat, seperti awan yang melayang diangkasa segera menyelimuti sekeliling tempat itu, diantara amukan angin puyuh yang menyapu kian kemari, bayangan manusia yang mengurung disekitar tempat itu segera tercerai berai tak karuan-

Begitu berhasil memukul mundur musuhnya, Han siong Ki segera menjejakkan sepasang kakinya keatas tanah lalu melompat keluar dari kepungan musuh, dengan kecepatan paling tinggi dia mengejar pula dibelakang Thian che kaucu masuk keruang belakang. Tapi ketika ia tiba diruangan itu, apa yang terbentang didepan matanya membuat sianak muda itu tertegun, ternyata pada saat itu Thian che kaucu sedang terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru melawan perempuan berkerudung.

Sekilas pandang, pemuda itu merasa bahwa perempuan berkerudung itu mempunyai potongan badan yang sangat dikenal olehnya, hanya untuk sesaat ia tak dapat menduga potongan badan siapakah itu, tapi yang pasti dia adalah salah seorang diantara dua orang perempuan berkerudung yang dilaporkan mata mata Thian che kau tadi.

Dan tak bisa diragukan lagi, perempuan berkerudung ini juga yang telah membinasakan delapan orang bocah laki dan perempuan itu...

-ooo0dw0ooo-

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar