Tangan Berbisa Jilid 21

 
Jilid 21

"Dari mana kau datang?" bentak lagi ketua golongan Kalong.

Dengan tertawa Oey Ceng menjawab pertanyaan itu. "Bukan dari daerah See-hek dan juga bukan dari Taiwan-"

Wajah ketua perkumpulan golongan Kalong berubah dalam sekejap. namun hanya sebentar. Sambil membelalakkan mata dan suara yang gemetar dia membentak: "Mengapa kau sebut-sebut daerah Taiwan?"

Dengan dingin Oey Ceng berkata:

"Kenapa? Aku tidak boleh? Dan kenapa kau gemetar begitu mendengar disebutnya nama daerah Taiwan?"

sepasang mata ketua perkumpulan golongan Kalong tampak semakin beringas, wajahnya menjadi begitu buas, tiba-tiba kedua tangannya disodorkan kedepan dengan Satu kekuatan yang tak terduga, langSung dia turun tangan Sendiri menggempur dan menerjang lakl-laki yang mengaku bernama Oey Ceng itu.

Oey Ceng sudah menduga kalau dia bakalan mendapat serangan mendadak yang seperti ini, dengan lincah dan gesit ia meloncat kesamping, melejit lagi, dan Ciuuuut......

tubuhnya lenyap. dia melarikan diri meninggalkan ketua golongan Kalong, nyonya ketua golongan Kalong beserta ketiga orang selirnya.

Oey Ceng melarikan diri, meninggalkan Kim Hong ditempat itu juga . Kim Hong berteriak:

"cianpwe, mengapa kau lari? Mari kita terjang bersama- sama" Dari jauh terdengar suara laki-laki yang mengaku bernama Oey Ceng itu:

"Kim Hong, lekas lari.. Bantuan mereka tambah lagi, kau tidak mungkin dapat menghadapi keroyokan mereka. Lihat pelindung hukumnya juga datang "

Kim Hong memperhatikan, betul- betul dari jauh terlihat satu gulunganputih meluncur datang, itulah pelindung hukum dari golongan Kalong yang menamakan dirinya Tamu Tidak Di-undang Dari Luar Daerah.

Kekuatan golongan Kalong segera bertambah satu mungkin disusul oleh kekuatan- kekuatan lainnya. UntuK menghadapi golongan Kalong berserta nyonya dan selir- selirnya saja belum tentu Kim Hong dapat menang. Apalagi ditambah seorang Tamu Tidak Diundang Dari Luar Daerah, mungkinkah ia dapat menyelamatkan diri ?

Untuk menghindari kerewelan-kerewelan itu Kim Hong mengikuti jejak Oey Ceng, tubuhnya melejit, sebelum mereka sempat menghadang dirinya, dia sudah pergi jauh sekali.

Kim Hong mengikuti jejak yang diambil oleh Oey Ceng. Betul saja, tidak lama kemudian dia berhasil menyusul orang tua itu. Darijauh dia memanggil: "cianpwe. . . . .

Cianpwe. "

Oey Ceng menganggap dirinya sudah aman mendengar panggilan Kim Hong di belakang, diapun menghentikan gerakannya.

Kedua orang itu bergabung kembali. Memandang kearahnya Kim Hong bertanya: "cianpwe. apa kau takut kepada ketua perkumpulan golongan Kalong?"

Dengan tertawa Oey Ceng berkata: "Terus terang saja kukatakan bahwa aku masih bukan tandingannya." Kim Hong berkata: "Tapi apa gunanya harus melarikan seCara terbirit-birit begitu rupa?"

"Ha ha ha.,.." Oey Ceng tertawa. "Kau kenal siapa salah satu dari selir ketua perkumpulan golongan itu?"

Kim Hong menundukkan kepalanya. Oey Ceng berkata lagi:

"Mengapa kau tidak menggunakan tenaga penuh sewaktu menggempur selir ketiga dari golongan Kalong yang bernama Lim Keng Hee itu?"

Bagaimana Kim Hong harus menjawab pertanyaan yang seperti ini. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya, maka lalu mengalihkan pembicaraan kesoal lain,

"cianpwe, mengapa kau sebut-sebut nama daerah See- hek dan Taiwan?"

"Aku hendak meyakinkan dugaanku, hendak mengetahui bagaimana perobahan wajah ketua perkumpulan golongan Kalong tersebut jika kusebut nama dua daerah itu?"

"Memangnya ada apa disana?"

"Belum Waktunya kau tahu," berkata Oey Ceng tenang.

Kim Hong memandang laki-laki itu.

"Suatu hari, pasti akan kuberi tahu juga kepadamu, tapi bukan sekarang," sambung Oey Ceng Cepat melihat Kim Hong Cemas. Kim Hong berkata:

"Bila perlu bantuan tenaga boanpwe, boanpwe bersedia membantu, kapan saja cianpwe merasa perlu "

Oey Ceng menggoyangkan kepalanya.

"Lain kali sajalah. Aku harus mengurus sesuatu lebih dulu selamat tinggal." setelah itu tubuhnya melejit dan pergi meninggalkan Kim Hong, Kim Hong berteriak-teriak: "cianpwe hendak pergi ketelaga Tay-pek-tie?"

Dari jauh Oey Ceng menjawab pertanyaan itu:

"Bukan Empat tokoh kuat dari golongan Kalong sudah terluka, dalam sepuluh hari ini mungKin mereka tidak akan berani melakukan gerakan lagi. Untuk sementara boleh dikata sudah aman, legakanlah hatimu. Sampai ketemu nanti"

Kim Hong memperhatikan lenyapnya bayangan laki-laki yang bernama Oey Ceng itu, itulah seorang laki-laki yang penuh dengan teka-teki, banyak kemisteriusan, ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

Apakah yang disembunyikan oleh Oey Ceng? Kim Hong tidak tahu.

Dengan ilmu kepandaian yang dimiliki oleh Oey Ceng tadi, namanya pernah menggemparkan Rimba persilatan. Dan Oey Ceng itu terang adalah satu nama samaran- Nama sebenarnya...Siapakah nama sebenarnya dari orang yang mengaku bernama Oey Ceng itu?... Tiba-tiba?... Satu pikiran terlintas dalam benak Kim Hong:

"Mungkinkah siorang berkerudung didalam gunung Bu San? orang yang menyebut dirinya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru itu? Tidak mungkin" Pikiran ini segera ditolak keras.

Terjadinya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar, bukanlah suatu kebetulan. Kim Hong sudah berhasil menemukan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang lama berada digunung Tay-pa-san, orang itu belum dapat dikatakan sebagai pendekar dari golongan kesatria, tapi dia jelas bukan berasal dari golongan sesat. Lain lagi halnya dengan PenguaSa Rumah Penjara yang baru, yang menempatkan dirinya digunung Bu-san- Kalau orang ini jelas lebih jahat dan lebih kejam, ada kemungkinan berasal dari golongan sesat.

Tidak satupun dari kedua orang itu yang mempunyai ciri-ciri bersamaan dengan laki-laki yang menyebut dirinya bernama Oey Ceng itu.

Tidak mungkin Oey Ceng salah seorang dari penguasa Rimba Persilatan yang manapun. Kalau begitu, siapakah orang yang bernama Oey Ceng tadi ?

Benar-benar Kim Hong buntu sendiri dengan pikirannya. Perjalanan pemuda kita dilanjutkan kearah gunung Bu-san-

Dua hari kemudian-....

Kim Hong tiba disuatu dusun kecil yang bernama Ciok- yan-peng. Disana dia mencari sebuah penginapan, memesan beberapa macam makanan dan duduk disalah satu meja yang menghadap kejalan raya.

Dari jauh berlari datang seorang penunggang kuda berbaju putih, dengan suaranya yang lantang sekali orang ini menuju kearah Kim Hong dan berteriak

"Saudara Cin, Tidak kusangka kita bisa berjumpa kembali ditempat ini. Bagaimana keadaanmu? Baik-baik sajakah selama ini?"

Kim Hong adalah nama baru dari pemuda kita, sebelum dia mengetahui usal-usul dirinya dia bernama Cin Hong.

orang yang disebut dengan panggilan saudara Cin itu adalah Kim Hong.

Kim Hong memandang kearah orang yang baru datang itu. dia segera mengenali kepada murid si Tamu Tidak diundang dari luar daerah yang asli, namanya Phiauw- peng-kiam-khek Bok Siu.

"Haaa...," Kim Hong berteriak girang. Itulah kenalan lama, sedang perpisahannya dengan Bok Siu digunung Tay- pa-san, dia baru berjumpa sekarang.

"Saudara Bok Siu." berkata lagi Kim IHong- "Kau semakin segar saja."

Bok siu agak tertarik dengan kecantikannya Leng Bie Sian, digunung Tay-pa-san dia tidak berhasil menyaksikan wajah jeiita gadis itu, demikianlah sehingga saat ini baru berhasil menemukan Kim Hong kembali.

"Saudara Cin hendak kemana?" demikian Bok siu bertanya.

Nama yang dikenal oleh Bok siu adalah Cin Hong, bukan Kim Hong. Karena itu panggilan "saudara Cin" saja yang selalu keluar dari mulutnya.

Kim Hong bangkit dari temoat duduknya dan menghampiri Bok Siu, lalu katanya:

"Aku sedang menuju kegunung Bu-san, hendak menantang si Penguasa Rumah penjara Rimba persilatan yang baru itu."

"ooo.." Bok siu mengeluarkan keluhan.

"Saudara Bok Siu, kau hendak kemana?" balik bertanya kim Hong.

"Aku hendak pergi mencari beberapa orang, dan membikin perhitungan dengan mereka." jawab Bok Siu.

Kim Hong menatap wajah kawan itu dalam sekali, kemudian bertanya lagi: "Siapa-siapakah mereka?" Bok siu menyeret sebuah bangku, ia duduk ditempat itu, dan berkata:

"Mari kita makan dahulu, biarlah sambil dahar kita perlahan-lahan bercerita lagi."

Waktu itu pelayan rumah makanpun tiba, mereka lantas saja menyebut barang makanan yang sudah tersedia dimeja.

Setelah Kim Hong memasuki Rumah Penjara Rimba Persilatan, setelah dia berhasil mendapatkan ilmu tiga Pukulan Maut Hoan-thian-sam-ciang, ilmu kepandaian Bok siu ia tahu benar tidak lagi dapat menandinginya, Walaupun demikian, Kim Hong tidak memandang rendah kawan lamanya itu, demikianlah mereka makan bersama.

"Hei . ." tiba-tiba Bok Siu berkata. "Dimanakah sumoaymu iiu ?"

"In-jie maksudmu ?"

"Siapa lagi kalau bukan dia yang cantik jelita ?" "Dia sedang mengurus sesuatu."

"Dia baik sekali kepadamu," berkata Bok Siu, agaknya pemuda ini mengiri.

"ouw"

"Kau hendak menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru digunung Bu San?" Bok siu bertanya.

"Betul," Kim Hong mengangguk. "Mengapa ?" bertanya Bok Siu.

"Aku hendak menolong nona Leng." menjawab Kim Hong. "Dia sudah menjadi orang tawanan Penguasa Rumah Penjara yang baru di gunung Bu-san." "Aaah," Bok siu terkejut, inilah kejadian yang benar- benat diluar dugaannya.

"Penguasa Rumah Penjara Rimba persilatan digunung Bu-san itu sengaja menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang lama di gunutg Tay-pa-san-"

"Inilah akibatnya dari Sepasang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar itu," berkata Bok siu.

"Kau belum tahu sebabnya." berkata Kim Hong. "Apa yang belum tahu?" bertanya Bok Siu.

"Nona Leng tentu hidup sengsara didalam rumah penjara."

"Mengapa bukan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang lama digunung Tay-pa-san yang menantang Perguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru digunung Bu-san?"

"Hubunganku dengan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan bukan hubungan biasa, hubungan kami agak istimewa."

"Kau mempunyai hubungan yang istimewa juga dengan nona Leng itu kalau begitu." kata Bok Siu agak cemburu.

"Kau salah paham. Yang kumaksudkan dengan hubungan istimewa adalah dengan Penguasa Rumah Penjara llama digunung Tay-pa-san-" jawab kim Hong.

"Kau telah mempunyai nona in-jie, mengapa masih mengejar-ngejar nona Leng?"

"Jangan berkata seperti itu," berkata Kim Hong tidak puas.

"Mengapa kau harus menantang bertanding pada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru? Tahukah kau betapa hebatnya ilmu kepandaian penguasa rumah penjara rimba persilatan baru digunung Bu-san ini? Guruku pun belum tentu dapat menandinginya, kau. kau

hendak menantang dia?"

"Betul." jawab Kim Hong gagah.

"Jangan memikir yang bukan- bukan," berkata Bok Siu. "Ada sesuatu yang hendak kuutarakan kepadamu, maukah kau mendengarkannya?"

"Katakanlah saja."

"Kukira kau sudah cukup mempunyai satu In-jie, dan kau juga tidak menyangkal bukan. bahwa hubunganmu dengan nona Leng itu tak mengandung sesuatu yang luar biasa? Maka tak keberatankah kau bilamana aku mendapatkan Leng Bie Sian?"

"oooh... tentu saja sama sekali aku tidak keberatan," jawab Kim Hong.

"Bagus," berseru Bok siu girang. "Maka. takperlu lagi kau menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu-san, tak perlu lagi kau menolong Leng Bie Sian serahkanlah semua tugas ini kepadaku, biar aku yang menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru itu, biar aku yang menolong keluar dia dari sana."

"Tidak mungkin," berkata Kim Hong keras. "Tidak mungkin kau dapat menolongnya. Tidak mungkin kau dapat menandingi penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru di gunung Bu-san itu."

"Tidak mungkinpun tokh boleh saja aku coba, bukan?" berkata Bok siu. "Biar bagaimana aku harus menggunakan kesempatan ini, aku harus menolong Leng Bie Sian," "Bukan maksudku menghilangkan kesempatanmu." berkata Kim Hong, "tapi ketahuilah olehmu. bila sampai terjadi kau mengalami kegagalan bagaimana aku harus memberi pertanggungan jawabku kepada gurumu?"

"Memang guruku pernah memesan supaya aku tidak menerima tantangan dari penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu-san," kata Bok Siu terus terang. "Walau demikian, demi keselamatannya nona Leng, demi kebanggaan nona Leng akan ku-usahakan juga ,"

"Apalagi, gurumu pernah memberi pesan begitu," kata Kim IHong. "Lebih-lebih tidak mungkin lagi, dan lebih- lebih tidak boleh kau pergi menerjang bahaya."

"Jangan kau mengganggu usahaku," berkata Bok siu. "Guruku pasti tidak akan menyalahkanku. bila dia tahu bahwa aku menerjang bahaya ini demi untuk membela kehormatan dan melepaskbn nona Leng."

"Tapi, kurira kau masih tidak mempunyai itu kesanggupan untuk menandingi penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru digunung Bu San."

"Belum tentu," berkata Bok Siu. "Dan hendak menjajal juga , Sampai dimana ilmu kepandaian jago silat baju biru itu."

"Kau mengimpi barang kali" kata Kim Hong.

"Hm..." Bok Siu mengeluarkan suara dari hidung. "Kau terlalu meaghina diriku, heh?"

"Ini adalah suatu kenyataan, bukan semacam penghinaan."

"Betapa bahaya pun yang berada didepan mata, toh akan kuterjang," kata Bok siu gagah, "Aku tidak berdaya terhadapmu," berkata Kim Hong sambil menghela napas.

"Kau bsrsedia memberi kesempatan kepadaku?" tanya lagi Bok Siu,

"Terserah kepadamulah kalau begitu," berkata  Kim Hong lemah.

Demikian mereka mengakhiri perdebatan yang seperti itu, dan meneruskan pesta makan dimeja itu.

"Saudara Bok Siu," Kim Hong bertanya lagi. "Maksudmu berada ditempat ini adalah hendak mencari beberapa orang. siapakah orang-orang yang hendak kau cari itu?"

"Sebentar urusan ini akan kuberitahukan padamu sesudah kau berhasil menolong nona Leng," kata Bok siu.

"Dimanakah gurumu berada? Aku hendak mengajukan pertanyaan kepadanya," berkata Kim Hong.

"Tentang hal apa?" tanya Bok Siu.

"Aku hendak menanyakan seseorang kepadanya" "Nama orang itu?"

"Kim Hong."

"Kim Hong?" bertanya Bok siu.

"Betul Kim Hong itu adalah ayahku," berkata Kim Hong. Bok Siu berkata:

"GutUku mana tahu dimana adanya ayahmu sekarang?" Kim Hong berkata: "Kukira dia tahu."

Bok siu berkata lagi: "Dimisalkan guruku tahu dimana adanya ayahmu itu, bagaimana aku harus memberitahukan kepadamu?"

Sebelum Kim IHong menjawab pertanyaan tadi, Seorang tua yang mengenakan pakaian warna kuning menghampiri mereka, memberi hormat kepada Kim IHong dan Bok Siu, setelah itu ia berkata:

"Numpang tanya, Siapa diantara kalian yang bernama Kim Hong?"

Hati Kim Hong mengalami getaran keras, segera ia bangkit dari tempat duduknya dan menjawab pertanyaan itu: "Akulah yang locianpwe maksudkan."

orang tua berbaju kuning ini mengeluarkan sepucuk surat, diserahkannya kepada Kim Hong dan berkata

"Surat ini kudapat dari salah seorang tawanan yang ditawan oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan baru digunung Bu-san, aku baru saja mendapat kebebasan dari tempat itu, dan surat ini dititipkan kepadaku untuk diserahkan kepada seseorang yang bernama Cin Hong. Ternyata tuanlah adanya, kalau begitu harap suka diterima surat ini."

Kim Hong menerima surat pemberian itu sambil memperhatikan orang tua berbaju kuning sekian saat, lalu tiba-tiba bertanya:

"Boleh kah boanpwe mengetahui nama dan sebutan cianpwe yang mulia?"

"Hm.." orang tua berbaju kuning itu mengeluarkan dengusan dari hidung. "Namaku "Lam-Kiong Sian Liong."

"Boleh aku mengetahui," berkata lagi Kim Hong. "Bagaimana lotiang dapat keluar dari penjara si penguasa rumah penjara rimba persilatan itu?" orang tua berbaju kuning Lam-Kiong siang-liong berkata: "Mengapa tidak kau baca dulu suratnya?"

Kim Hong memeriksa surat, seketika Wajahnya berubah memandang kearah orang tua berbaju kuning Lam-Kiong Siang-liong dan bertanya. "Surat dari nona Leng?"

"Betul." Lam-Kiong Siang -long menganggukkan kepala.

Kim Hong menyobek sampul surat, mengeluarkan isinya dan mulai membaca. Demikianlah bunyi surat tersebut.

"Cin Kongcu yang terhormat, malam itu dikota Tiang-an aku pernah omong besar dihadapanmu, hendak menangkap satu maling kecil. Siapa tahu maling tidak berhasil kutangkap. malah aku sendiri yang kena tangkap. Sungguh memalukan- Kukira guruku sangat khawatir sekali, karena hasil tindakkanku adalah suatu perbuatan yang terlalu memalukan buat guruku. Muridnya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang ternama kena juga ditawan orang. api aku tak berdaya, inilah suatu kenyataan-

Kini, aku sudah berada didalam kamar tahanan Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru digunung Bu San- Aku pikir-pikir lama sekali, disini aku mendapat kesempatan banyak untuk berpikir, dan keputusanku adalah seperti ini: Guruku telah menawan banyak orang, dan aku juga menjadi tawanan orang. Guruku menyiksa banyak orang, Gutuku tentu memikirkan juga bagaimana susahnya sanak famili mereka yang tertawan olehnya. Karena beliau juga memikirkan nasib diriku yang sudah menjadi tawanan orang. Inilah yang dinamakan pembalasan-

- Bukan maksud menantang guru sendiri atau mencela perbuatannya, tapi inilah sesuatu kenyataan- Guruku sudah berhasil menawan banyak orang dan dikurungnya didalam penjaranya, dan kini muridnya sudah menjadi tawanan orang dan juga dikurung didalam Penjara. Kudengar kau

sedang melakukan perjalanan kemari tentu maksudmu hendak menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru, dengan maksud menolong diriku. Terima kasih. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih. Tapi aku tak suka menerima pembelaanmu seperti itu, karena guruku masih ada. Seharusnya gurukulah yang datang menolong ku mengapa harus orang lain ?

- Tolong beritahu kepada guruku maksud hatiku ini, dan cobalah beri anjuran padanya, supaya beliau suka membebaskan orang-orang yang berada didalam kamar tahanannya itu. Aku ditahan dan dibawa orang. Beliau sangat menderita. Dengan demikian juga dengan keadaannya orang-orang yang ditawan dan ditangkap olehnya itu, sanak famili merekapun akan menderita juga . Tolong beritahu kepadanya, berilah kebebasan kepada orang-orang tersebut. Dan terakhir, aku tak dapat menerima kebaikan hatimu, kau kularang menantang Penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru dia gagah, kau bukan tandingannya.

- Sekali lagi kuharap kau membatalkan niat ini. Surat ini kutulis bukan atas desakan atau tekanan orang, Surat ini kutulis dengan hati yang sejujurnya, dengan ketulusan hati yang tidak terhingga, sekian, dan sekali lagi terima kasih.

Dari Leng Bie Sian kamar tahanan nomor empat puluh dari Penguasa rimba persilatan yang baru digunung Bu San- "

Demikian bunyi surat tersebut.

selesai membaca surat Leng Bie Sian, hati Kim Hong mengalami getaran hebat, tidak disangka sama sekali, bahwa gadis itu menolak pertolongannya, Bok siu menyaksikan perubahan wajah kawannya, dengan tertawa, dia bertanya "Apa kata nona Leng dalam suratnya?"

Kim Hong tidak menjawab pertanyaan Sang kawan, dia sedang berpikir, dengan alasan apa Leng Bie Sian menolak pertolongannya.

Mengapa dia meminta penguasa rumah penjara rimba persilatan lama saja yang dianggapnya wajib menolongnya.

Terjadinya bantrokan diantara kedua penguasa rumah penjara rimba persilatan baru dan lama akan menimbulkan lain kegaduhan sudahkah terpikir oleh Leng Bie Sian sampai kesitu?

Terdengar lagi suara Bok Siu "Hei, bolehkah aku membaca surat itu?"

"Bukan urusanmu," bentak Kim Hong yang masih berada didalam keadaan uring-uringan-

"Kukira kau diberi lemparan batu olehnya." berkata Bok siu pula.

"Ng." jawaD Kim Hong singkat. "Tapi tak ada urusan denganmu "

"Mana boleh?" berkata Bok Siu sambil tertawa. "Urasan Leng Bie Sian adalah urusanku, bukan urusanmu. Apalagi adanya surat penolakan ini, berarti aku menang darimu. Selamat tinggal, Sampai kita berjumpa lagi lain waktu."

Meninggalkan jago kita, Bok siu tertawa dengan hati senang, dia mendapat sedikit kemenangan-

Disana tinggal dua orang, itulah Kim Hong dan sikakek berbaju kuning Lam-Kiong Siang-liong.

Terdengar suara Lam-Kiong Siang-liong berkata: "Tuan Cin, adakah surat balasan yang harus kusampaikan kembali? Kalau ada, aku bersedia membawakannya kesana."

"IHm..." Kim IHong mengeluarkan suara dengusan. "Tidak perlu aku menolongnya. Tapi bukan berarti aku takut kepada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru itu. Tekadku tidak bisa dirubah. Tetapi hendak kutantang penguasa rumah penjara baru itu. Aku akan kesana sekarang juga ,"

"Kalau begitu," kata orang tua berbaju kuning Lam- Kiong Siang-liong. "Sampai kita berjumpa lagi."

tubuhnya melesat, dan orang tua inipun meninggalkan tempat itu.

Dua hari kemudian-...

Dibawah gunung Bu-san mendatangi seorang anak muda, inilah jago kita Kim Hong.

Gunung Bu-san mencakup dua belas puncak. puncak gunung lainnya dengan puncaknya yang tertinggi terletak diatas puncak Sin- lie- hong.

Kim Hong sedang melakukan perjalanan menuju kearah tempat itu.

Satu bayangan abu-abu meluncur datang, menyongsong kedatangan Kim Hong. Dikala mereka sudah berhadap- hadapan, Kim Hong segera mengenali kepada sikakek bopengan, tokoh silat yang bernama Bwee Hauw An, itu orang pertama yang berhasil memenangkan Penguasa Rumah Penjara Rimba persilatan lama digunung Tay-pa- san-

Si muka bopengan Bwee Hauw An perlihatkan senyum riangnya, menghadapi Kim IHong dan berkata: "Kedatangan Saudara Cin kemari adakah dengan maksud untuk menantang bertanding Penguasa Rumah Penjara disini ?"

"Ya" jawab Kim Hong cepat.

Hampir setiap orang masih memanggil Cin Hong kepadanya, ini disebabkan mereka belum tahu penggantian nama keluarganya.

"Kau datang sendirian?" Bertanya lagiBwee Hauw An- "Ng" pendek jawaban Kim Hong.

"Hendak menantang bertanding pada Penguasa Rumah Penjara disini ?"

"Ng?" sekali ini jawaban Kim Hong disertai dengan anggukan kepalanya.

"Sudahkah terpikir olehmu, segala akibat dari perbuatan yang akan kau laksanakan itu?"

"Sudah. Mengapa Cianpwe berada ditempat ini ?"

"Aku adalah salah seorang dari pegawai Rumah Penjara Rimba bersilatan baru digunung inl."Jawab sibopengan Bwee Hauw An-

" ooo. Menjadi pengurus bagian penerimaan tamu ? "

"Kira-kira demikianlah."

"Ha, ha ... Seperti Thiat-oe Siangsu digunung Tay-pa- san-"

Seperti apa yang kita masih ingat, siBurung Besi Thiat-oe Siangsu adalah pengurus Rumah Penjara Rimba Persilatan untuk urusan penerimaan tamu digunung Tay-pa-san-

Rumah Penjara Rimba Persilatan begitu menghebohkan dunia sehingga sampai terjadi usaha kembar dunia tempat yang tidak sama, yang lama berkedudukan digunung Tay- pa-san dan yang baru mengambil tempat digunung Bu-san-

Si kakek Bopengan Bwee IHauw An menyengir, dia memberi keterangan lebih jauh seperti ini, katanya:

"Kedudukanku sama dengan apa yang dijabat oleh siBurung Besi Thiat-oe Siansu. Tapi aku tidak serakus dia itu, aku tidak meminta uang perkenalan, aku juga tidak pernah memeras orang." ,

"Aku wajib memberi salut penghargaan," berkata Kim Hong. "Cianpwe patut menerima pujian."

"Terima kasih." Berkata Bwee Hauw An- "Demi kelancaran usaha Rumah Penjara Rimba Persilatan Baru kami dengan ini aku hendak mengetahui, barang apakah yang hendak dijadikan barang pertaruhan ?"

"Aku ada membawa uang seribu tahil perak." Berkata Kim Hong. "Dan uang ini bersedia kuserahkan bila aku kalah bertanding."

"Baik. Silahkan kau mendaftar dulu, catatlah dalam buku pendaftaran. Mungkin sebelum makan sore, kau dapat mencicipi kesenangan didalam Rumah Penjara Rimba persilatan kami. Selamat datang dan selamat menempati kamar didalam sel-sel tahanan Rumah Penjara Rimba Periilatan kami yang baru."

Bwee Hauw An membuat suatu gerakan tanda ia telah menyilahkan orang masuk. "IHm..." Kim IHong mengayun langkah kakinya lebin cepat, dia tidak gentar sama sekali.

Bwee Hauw An mengajak pemuda kesuatu tempat, disana terdapat meja dan kursi tinggi, diatas meja terdapat sejilid buku pendaftaran dari para tamu. Diserahkannya kepada Kim Hong dan berkata: "Bacalah buku keterangan tamu kami."

Kim Hong menerima bundel surat-surat keterangan itu, diSana telah terdaftar lima puluh dua orang tamu yang pernah menantang PenguaSa Rumah Penjara Rimba Persilatan baru, diantaranya ada beberapa nama yang tidak asing lagi baginya seperti siorang tua senjata Pit perak Cu Giok Tian dari oey-san-pay, Ma liong Po dari partay Bu- tong. Liu in Coang dari Sun- hong Piauw-kiok dikota Tiang-an,

Pengemis Sakti Lu Bong Kong, Tamu tidak Diundang dari luar daerah, Kakek ie-oe Pek Hong Peng dan banyak nama lain-lainnya,

Adanya nama Lu Bong Kong didalam daftar buku tamu ini sangat mengejutkan Kim IHong. Seperti apa yang kita ketahui, Lu Bong Kong sedang mengadakan persiapan hendak menantang pertandingan pada Penguasa Rumah penjara Rimba Persilatan yang lama digunung Tay-pa-san, tapi hal itu belum terjadi mengapa hari ini Sudah kejeblos dalam Rumah Penjara yang baru?

Kim Hong masih membalik-balik lembaran bundel surat keterangan pendaftaran itu.

Tiba-tiba Matanya terbelalak.

"Eh, mengapa pula dia sampai bisa berada ditempat ini?" Kim Hong keheranan, Disitu, didalam surat keterangan yang baru dibaliknya ada dilihatnya nama Oey Ceng-. Keterangan sebagai berikut: Nama : Oey Ceng. Umur : 46 tahun.

Waktu menantang : Tanggal 6 bulan ? Kim Hong membaca lagi

Barang persiapan yang rela untuk diserahkan: Kipas Wasiat Han-sian-Giok-tlok. Tanggal enam bulan tujuh ? Hari ini adalah tanggal enam bulan tujuh. Ternyata lelaki misterius yang mengaku bernama Oey Ceng itu hendak menempur Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan barupada hari ini.

Kim Hong berpikir lagi:

"Baru saja ia memisahkan diri, arah tujuannya lurus ke Utara, bertentangan dengan arah yang kutempuh. Mengapa mendadak sontak. dapat berada ditempat ini? Mengapa menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru ? Lelaki yang bernama Oey Ceng itu pernah menganjurkan dirinya untuk memberi bantuan kepada dua partay besar. Maka dia mengutus In-jie pergi ketelaga Tay- pek-tie."

Kim Hong hendak menolong Leng Bie Sian, karena inilah, dia tidak bisa memberi tenaga bantuannya kepada tokoh-tokoh silat dari dua golongan itu.

Seharusnya, Oey Ceng pergi ketempat itu. Kenyataan tidaklah demikian- Hari ini tanggal enam bulan tujuh. Oey Ceng hendak bertanding dengan si Penguasa Rumah Penjara rimba persilatan yang baru.

Inilah soal yang mengejutksn dirinya. Menutup buku pendaftaran itu Kim Hong memandang kearah sikakek bopengan Bwee Hauw An. segera dia meminta keterangan tentang apa yang belum diketahui itu, katanya:

"Dari aliran manakah orang yang bernama Oey Ceng, orang yang hendak bertanding memasuki Rumah Penjara Rimba Persilatan baru dihari ini?"

Kakek bopengan Bwee Hauw An menggoyangkan kepala, dia menjawabnya: "Tidak tahu Kami tidak diharuskan untuk membuat dan memeriksa secara meneliti dari setiap orang yang hendak menerima tawaran bertanding perang."

"Bilakah orang yang bernama Oey Ceng ini tiba?" Bertanya lagi Kim Hong.

"Baru saja, kukira dia belum sampai diatas puncak Sin- lie- hong."

Pertandingan sayembara rumah penjara baru ditetapkan diatas puncak Sin- lie- hong. Hati Kim Hong bergerak cepat, pikirnya lagi:

"Ilmu kepandaian orang itu setarap dengan apa yang kumiliki, Mengapa tidak segera membuat pengejaran? Dan menyaksikan ilmu kepandaian dari ilmu simpanannya?"

Kim Hong segera mengambil putusan. Segera menyusul laki-laki yang bernama Oey Ceng diatas puncak Sin- lie- hong Tergesa-gesa, dia mencatatkan namanya:

Nama: Kim Hong.

Umur: delapan belas tahun.

Tanggal pendaftaran: Tanggal enam bulan Tujuh.

Persiapan barang pertaruhan yang hendak dipersembahkan: Emas murni sebanyak seribu tail.

Menyaksikan tulisan yang terakhir ini, si kakek bopengan Bwee Hauw An tersenyum dengan serius, dia berkata

"Emas murni sebanyak seribu tail? Tentunya emas murni dari rumah penjara rimba persilatan lama digunung Tay-pa- san bukan? Tentunya kau sudah berhasil memenangkan pertandingan itu." "Betul. Boanpwe adalah orang ketiga dari sekian banyak penantang-penantang yang berhasil memenangkan uang emas murni sebanyak seribu tail itu"

Kakek bopengan Bwee Hauw An berkata lagi:

"orang kedua yang berhasil lepaS dari kamar tahanan si penguasa rumah penjara rimba persilatan lama, tentunya sumoaymu Yo in in itu, bukan?"

Kim Hong terkejut.

"Eh" Kim Hong mendongakkan kepala, denganpenuh keheranan ia bertanya. "Bagaimana kau tahu?"

"Mudah untuk diduga" Berkata Bwee Hauw An- "Setiap orang yang pernah mendapat petunjuk dari murid Si Dewa Persilatan, tentu saja mendapat kemajuan hebat, dapat atau tidaknya menandingi si penguasa rumah penjara lama, adalah ditetapkan oleh waktu. Yang pasti dia akan berhasil, sumoaymu telah menerima beberapa jurus, tentu saja keluar sebagai pemenang kedua dari Sayembara Rumah Penjara Rimba Persilatan digunung Tay-pa San-"

"Betul. "jawab Kim Hong. "Aku adalah orang ketiga yang keluar sebagai pemenang rumah penjara."

Bwee Hauw An memberi keterangan perlahan-lahan, ia berkata:

"Mudah diterka, setiap orang yang mendapat petunjuk ilmu dari sikakek gelandangan Kiat Hian, pasti akan bisa keluar sebagai pemenang. Hanya soal waktu cepat atau lambatnya saja "

Teringat keterangan Yo in in yang memberi tahu bawa sikakek bopengan ini juga pernah mendapat petunjuk Kiat Hian, dengan, dingin ia berkata: "Menurut cerita orang cianpwe juga sudah mendapat petunjuk ?" "Ya." Bwee Hauw An tidak menyangkaL "Itu waktu, aku ditahan didalam kamar tahanan nomar 10."

"Kukira Kiat Hian cianpwe akan menyangkal, kalau dia tahu bahwa orang yang pernah ditolongnya itu adalah sebangsamu." Berkata Kim Hong.

"oh. Tapi dia tidak tahu."

Kim Hong merasa muak, karena keluarnya Bwee Haaw An dari Rumah Penjara Tay-pa-san, maka timbul pula rumah penjara tandingan rimba persilatan-Maka terjadilah Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar Bwee Hauw An berkata:

"Pertandingan dirumah penjara kami diadakanpada tempat yang bernama Sin-lie-hong. Aku tidak bisa mengantarmu kesana. Yang beruntung disepanjang jalan ada petunjuk menurut tanda-tanda itu, pergilah sendiri."

Sin-lie-hong adalah nama salah satu puncak dari pegunungan Busan-

Kim Hong memandang kearah puncak Sin-lie-hong, jalan yang menuju kepuncak itu terdapat tanda-tanda,  setiap beberapa jarak terdapat papan bertanda panah dan didepan dengan tulisan. "Para penantang diharap mengambil jalan ini."

Kim Hong meninggalkan Bwee Haow An meluncurkan dan menuju kepuncak Sin-lie-hong.

Betul saja. Disetiap jarak jarak tertentu terdapat tanda- tanda berbentuk panah, memberi tahukan kemana jalannya menuju kepuncak Sin-lie-hong. Tidak lama kemudian, puncak Sin-lie-hong sudah ada diambang mata.

Kim Hong masih berpikir-pikir, menarut apa yang diketahui, puncak Sin-lie-hong tidak memiliki lembah curam. Entah dengan cara bagaimana sipenguasa rumah penjara Bu-san menerima tantangan-tantangan?

Disaat itu, jauh didepan Kim Hong tampak satu bayangan orang pelahan-lahan merambat naik.

Kim Hong mempercepat langkahnya, sebentar kemudian ia bisa memperkecil jarak mereka. Bayangan yang didepan adalah Silaki-laki misterius yang bernama Oey Ceng? Kim Hong berhasil mengejar Oey Ceng, dengan girang ia berteriak "Oey Ceng cianpwe Oey Ceng cianpwe"

Oey Ceng mendengar panggilan itu, ia menghentikan langkahnya. Sebentar kemudian Kim IHong menyusul tiba, mengenali sipemuda memperlihatkan sikapnya yang terkejut, Oey Ceng mengajukan pertanyaan:

"Aaaa.....Kau masih berada ditempat ini kukira kau sudah bertanding dengan penguasa rumah penjara rimba persilatan disini."

Kim Hong tertawa. Itulah obrolan kosong. Mana mungkin Oey Ceng tidak tahu kalau ia belum tiba?

Untuk menceploskan kebohongan orang, ia berKata: "Mungkinkah Oey Ceng cianpwe tidak melihat, bahwa

dibuku lapor diri belum terdapat namaku?"

"oh......" berkata Oey Ceng. "Tidak terpikir sampai kesitu."

Kim Hong tidak perCaya kalau Oey Ceng tidak terpiKir sampai ketempat itu, Oey Ceng tidak ada niatan untuk menempur penguasa rumah penjara yang bara, tapi dia mengikuti sayembara karena mengikuti jejak Kim Hong. Atau lebih tepat lagi kalau dikatakan mendahului Kim Hong, mana mungkin tidak memeriksa isi buku laporan? Dari daftar buku para penantang rumah penjara baru, semua nama sudah tertera. Oey Ceng sengaja, tapi ia tidak mau meneruskan perdebatan itu, dengan penuh misteri ia berkata:

"Cianpwe mendadak menerima tantangan rumah penjara ini, tentunya langkah yang mendadak."

"Betul," berkata Oey Ceng. "Sifat-sifatku tidak mempunyai rencana panjang. Apa yang terpikir, segera kukerjakan. "

Betulkah Oey Ceng tidak mempunyai rencana panjang?

Bohong

Siapakah Oey Ceng? Mengapa dia melarang Kim IHong menempur penguasa rumah penjara baru? Semua rahasia akan dipaparkan secara terperinci pada bagian akhir cerita. Untuk sementara para pembaca dipersilahkan menduga.

Kim Hong tertawa, tidak tahu bagaimana harus meneruskan percakapan itu. Oey Ceng melirik kearah sipemuda dan bertanya:

"Hai Bagaimana pendapatmu, bisakah memenangkan pertandingan?"

Kim Hong tertawa dan berkata: "ilmu kepandaian cianpwe hebat dan menakjubkan tentunya tidak Sulit untuk memenangkan sayembara."

"Haa-haa " Oey Ceng tertawa. "Artimu, kau juga tidak

sulit untuk memenangkan sayembara."

"Boanpwe mempunyai penuh pegangan-" Oey Ceng bergoyang kepala dan berkata

"Tapi aku tidak yakin. Pikirlah, kalau si penguasa rumah penjara baru tidak mempunyai kepandaian hebat, bagaimana berani terkebur dan menjanjikan orang, memberi hadiah sesudah menerima satu jurus pukulannya?" Kim Hong berpikir sebentar, dan ia berkata, "Mungkin ia mempunyai tipu muslihat, untuk sekarang ini, kita harus lebih berhati-hati."

Dan mereka melanjutkan perjalanan itu, tak lama mereka tiba dibawah puncak Sin-lie-hong disana, disuatu tempat yang agak rata terdapat batu-batu serong yang miring. Nah Nah Disanalah tampak sebuabh pintu besi berbentuk bulat. Pegangan pintu adalah macan-macanan yang dengan mulut terbuka lebar. Dibawah itu terdapat tulisan yang berbunyi:

"Rumah Penjara Rimba Persilatan Baru."

Disinilah letak keanehan, adanya rumah penjara digunung Tay-pa-san sudah menghebohkan rimba persilatan- Tidak seorang yang berani mengganggu gugatnya, mendadak sontak saja timbul lain rumah penjara baru, rumah yang berada didalam gunung Bu-san-

Terjadinya rumah penjara kembar ini, lebih menghebohkan. Dikedua pintu besi itu, terdapat lain semboyan, damikian bUnyinya:

"Sekali pUkul menjatuhkan rumah penjara rimba persilatan digunug Tay-pa-san. Dua kaki menginjak semua jago-jago silat dirimba persilatan " Inilah kata- kata terkebur

Kecuali itu, dua orang berbaju hitam dengan memegang tombak panjang berdiri seperti patung. Tidak bergerak. Cara-caranya agak mirip dengan rumah penjara digunung Tay-pa-san.

Tidak menunggu sampai Kim Hong mendekati pintu itu, Secara tiba-tiba saja terdengar suara yang gemuruh, pintu perlahan-lahan berdesing naik, dimana terdapat goa gelap. Tiba-tiba Oey Ceng menarik tangan Kim Hong, dengan sungguh-sungguh dia berkata: "Hei, ilmu kepandaian kita berselisih tidak jauh, begini saja kuatur, kalau aku tidak berhasil mengalahkan penguasa penjara ini, tentu saja kau juga tidak mungkin memenangkan pertandingan, tidak perlu menantang lagi, lekas memilih jalan lari pergi. Mintalah bantuan rumah penjara digunung Tay-pa San untuk menantang rumah penjara ditempat ini."

Kim Hong tertegun, ia berkata:

"Aku sudah mendaftarkan nama. Bagaimana harus ngiprit pergi?" Oey Ceng membentak:

"Disini bukan sudah daftar atau belum daftar. Bukan waktunya kita menungkuli nama kehormatan rumah penjara baru disini lebih bertingkah dari golongan Kalong. Kalau aku kalah kau meneruskan tantangan, tidak mungkin kau menang. Apa guna? Lekaslah lari, panggil saja penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San, mungkin ia bisa mengalahkannya."

Kim Hong bisa menerima kenyataan itu, ia menganggukkan kepala dan berkala: "Baiklah, aku bersedia menerima syarat cianpwee."

Baru sekarang Wajah Oey Ceng menjadi cerah, lalu mengandeng tangan Kim Hong, mendadak lubang didalam gua batu itu tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan, menghadang kepergian Kim Hong dan Oey Ceng. Itulah orang tua kurus mengenakan pakaian berwarna merah, sepasang matanya berkilat-kilat? ia membentak

"Ji-wie berdua sudah mendaftar?"

"Sudah," berkata Oey Ceng. "Aku yang mendaftar lebih dahulu."

orang tua berbaju merah itu segera berkata: "Ikut dibelakangku" Oey Ceng mengajak Kim IHong mengikuti orang tua berbaju merah ini, memasuki ngluba yang gelap. dengan undakan-undakan batu, kini mereka mulai menuju keperut gunung.

Semakin lama semakin dalam, disana terpancang obor.

Setiap jarak tertentu, terdapat penerangan.

Adanya obor tersebut didalam goa yang menuju keperut gunung, tentu saja semakin menambah keseraman-

Keadaan rumah penjara digunung ini tidak kalah seramnya dari rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa San-

Berjalan kurang lebih lima ratus tombak, di muka  mereka terdapat pintu berjari besi menghadang perjalanan. jari-jari besi itu sangat besar dan kokoh juga terpasang rapat. Tidak bisa diterobos.

Sesudah mereka bertiga berada didepan pintu berjari besi, tanpa ada gerakkan dari siorang tua berbaju merah, jari-jari besi itu naik keatas membuka jalan. orang tua berbaju merah mengajak kedua penantang rumah penjaranya masuk kedalam.

Sesudah mereka berjalan melewati pintu berjari besi itu, jari-jari tadi turun kembali. Menutup jalan mundur.

Jalan kedepan masih berupa jalan bertangga batu. disetiap jarak-jarak tertentu masih terpasang obor-obor.

Berjalan lagi lima ratus anak tangga, didepan ada lain penghadang, itulah penghadang pintu-pintu yang terbuat dari besi tebaL Ditengah-tengah besi tebal terdapat lobang kecil, disana tampak menyorot sinar.

Menunjuk kepintu besi itu. siorang tua baju merah memberi keterangan, "Besi ini terbuat dari baja murni, beratnya hampir seribu kati. Untuk rimba persilatan masa kini, tidak ada seorangpun yang bisa mengankat."

Kim Hong mengeluarkan dengusan suara dari hidung, digunung Tay-pa San, dia pernah mengangkat bongkah emas sebanyak seribu enam ratus kati. Besi baja murni yang hanya seribu kati itu adalah soal ringan, mana mungkin tidak bisa diangkat? Karena itu ia segera menantang. "Biar kucoba "

Kim Hong sudah bersiap-siap menggulung lengan baju untuk mengangkat besi yang mempunyai berat bobot seribu kati itu. Oey Ceng menyenggolnya dan berkata perlahan:

"Jangan coba... Bagaimana akibatnya kalau dipermukaan besi itu dilumuri oleh bisa racun?"

Kim Hong terkejut, ia membatalkan niatnya dan berkata:

"Kukira ada sesuatu yang hebat, ternyata ada udang di balik batu. Seperti keadaan pintu jari-jari besi, pintu besi inipun tidak perlu diangkat, bisa bergeser secara otomatis?"

orang tua berbaju merah hanya berdiri menonton, tidak lama kemudian, pintu besi yang mempunyai bobot berat seribu kati itu meluncur naik, perlahan-lahan, ternyata digerakkan oleh pesawat.

orang tua berbaju merah mengajak Oey Ceng dan Kim Hong memasuki goa yang lebih dalam. Kini mereka sudah terhadang oleh ketiga pintu besi pertahanan.

Berjalan lagi lima ratusan langkah, sesudah melewati rumah penjara yang seperti dibangun dari besi, mata orang terbelalak disana tampak Sebuah lapangan luas. Inilah

arena pertandingan Lapangan itu mempunyai lebar seratus tombak tingginya tiga puluh tombak, diataS ruangan tampak sembilan mutiara, mutiara itu memancarkan cahaya yang terang.

Tanpa sinar matahari ruangan tersebus masih bercahaya. Dikeliling lapangan terdapat delapan goa, gelap. entah kemana tembusannya goa- goa itu.

Ditengah lapangan terdapat dua lilin besar panjangnya tiga tombak. Tebalnya sebesar lengan manusia ini waktu terpasang dan menyala, asapnya mengepul memenuhi isi ruangan kosong.

Kim Hong memperhatikan dua lilin besar tersebut, hatinya sedang menimbang-nimbang, rahasia apa yang berada dibalik lilin itu? Kim Hong dan Oey Ceng berdiri menunggu panggilan.

orang tua berbaju merah segera membuka suara, ia berkata kesalah satu goa yang terdapat disitu:

"Laporan kepada laucu, dua penantang masing laki-laki yang bernama Oey Ceng dan Kim Hong sudah datang"

Suara siorang tua berbaju merah berkumandang dan mendengus disekitar ruangan didalam perut gunung itu.

Hal ini sangat mengejutkan Kim Hong bulu tengkuknya bangun berdiri. Memandang kearah Oey Ceng, ia berkata:

"Oey Ceng cianpwe, keadaan ditempat ini sangat misterius."

"Diam" bentak Oey Ceng, "Lihat dan perhatikan baik- baik goa yang didepan."

Disana terdapat delapan goa, dan Kim Hong memperhatikannya pusat perhatiannya ke-arah salah satu yang ditunjuk.Dari goa tampak api penerangan, semakin lama semakin besar, seolah-olah ada yang berjalan dari jauh, menuju datang.

Betul saja, tidak lama kemudian, disana tampak dua bocah keCil yang menenteng lampu Teng, mereka berdiri dikanan dan kiri goa itu.

Tampaknya kedua bocah pelayan disusul oleh seseorang, disana berdiri seorang berkerudung, orang berkerudung kuning berpakaian panjang yang berwarna kuning, dan bersepatu kuning, Tabuh orang ini diselubungi oleh kemisteriusan kuning. Inilah ciri2 dari penguasa rumah penjara rimba persilatan-

Kalau Penguasa Rumah Penjara di gunung Tay-pa-san mengenakan selubung yang berwarna hitam, Penguasa Rumah Penjara ditempat ini mengenakan pakaian warna kuning. Kecuali perbedaan warna itu, tinggi dan potongan tubuh kedua orang tidak jauh berbeda. Mirip dengan Penguasa Rumah Penjara digunung Tay-pa-san.

Penguasa Rumah Penjara itu memandang Oey Ceng dan Kim Hong, ia bertanya: "Siapa yang menantang lebih dahulu?"

Suara ini berdengung lama, menandakan suara dalamnya yang hebat.

Kim Hong mermperhatikan baik-baik, dalam keadaan yang seperti itu, ia tidak bisa membedakan suara ini suara lelaki ataukah wanita?

Karena memakai kerudung tutup muka dan karena suaranya ditekan kuat, orang sulit untuk membedakan, bagaimana jenis kelaminnya Penguasa Rumah Penjara yang baru. Seperti juga Rumah Penjara digunung Tay-pa-san, Sulit untuk membedakan siapakah adanya orang tokoh misterius itu Lelaki atau wanita? Disaat Kim Hong masih menduga-duga Oey Ceng sudah tampil kedepan dan berkata: "Aku"

"sebutkan namamu." berkata Penguasa Rumah Penjara itu.

"Oey Ceng?" jawabnya singkat.

Suara Oey Ceng juga dikerahkan dengan tenaga dalam, berkumandang dan berdengung lama.

Diam-diam hati Kim Hong juga menjadi girang, dengan adanya tekanan suara tenaga dalam itu, kekuatan Oey Ceng masih berada diatas kekuatan Penguasa rumah Penjara yang baru. Tentu saja ia menjadi girang, kalau tidak disertai dengan tipu muslihat licik, pasti Oey Ceng bisa mengalahkan Penguasa Rumah Penjara ini.

Kim Hong sedang berpikir-pikir, kalau saja ia berhasil memenangkan Sayembara, siapa yang hendak ditolong keluar? Tentu saja Leng Bie Sian.

Tapi Leng Bie Sian pernah mengirim surat menolak adanya datang pertolongan- Keadaan yang menyulitkan Kim Hong, keCuali Leng Bie Sian, siapa lagi yang haruS ditolong keluar dari rumah penjara baru?

ouw Menolong empek Ie-oe atau menolong tamu tak diundang dari luar daerah.

Menurut apa yang sudah didesas desuskan, empek Ie-oe dan Tamu tak diundang dari luar daerah sudah menjadi tawanan-tawanannya rumah penjara ditempat ini. Disaat Kim Hong melamun jauh, terdengar suara penguasa rumah penjara yang baru:

"cara-cara sayembara ditempat ini sangat mudah, kita bersama-sama lompat naik keatas dupa yang dinyalakannya, dihitung dari satu sampai sepuluh, masing- masing memukul sekali, siapa yang terjatuh, siapa yang merontokan abu dupa. itulah yang bagus."

Dia memberi perintah agar kedua bocah pengiringnya menyalahkan dupa sembahyang.

Hati Kim Hong tercekat, dan betul-betul ia meragukan keadaan ditempat ini. Ternyata acara sayembara lain dari pada yang lain bukan menggunakan kekuatan yang berarti, bukan menggunakan kekuatan tenaga dalam, tetapi mengutamakan ilmu keringanan tubuh.

Karena acara sayembara ditentukan oleh sipenguasa rumah penjara, tentu saja keadaan tidak menyulitkannya. pasti Sipenguasa rumah penjara memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa, dan bisa berdiri diatas abu dupa.

Kini Kim Hong harus meragukan ilmu meringankan tubuh Oey Ceng, mampukah Oey Ceng menginjak abu dupa?

Seseorang yang mempunyai kekuatan tenaga dalam, belum tentu memiliki ilmu meringankan tubuh, inilah yang mendebarkan hati Kim Hong.

Terdengar suara batuk-batuk sitokoh misterius Oey Ceng, dia mengangkat pundak dan berkata

"Acara sayembara ini memang luar biasa, tapi terlalu tidak adil."

"Dimana yang tak adil?" kata penguasa rumah penjara yang baru dengan suara dingin.

Oey Ceng berkata:

"Jago-jago silat yang mempunyai ilmu meringankan tubuh hebat sangat terbatas, berapa banyak orang yang bisa memasang kaki diatas dupa terbakar? Kukira hanya beberapa gelintir saja, tidak lebih sudah dari lima belas orang. Dengan acara sayembaramu, tentu saja sudah dipastikan, bahwa orang-orang yang menerima datang tantangan sayembara itu, pasti masuk kurungan."

"Tentu saja." kata sipenguasa rumah penjara baru. "Siapa yang takut masuk kurungan. Tidak dilarang datang."

Oey Ceng membentak dengan suara marah.

"Tentu saja orang tak datang, kalau kau tak menculik dan membawa lari anak isteri orang, siapa yang kesudian gawe jauh-jauh datang ketempat ini."

"Hei..." kata penguasa rumah penjara baru. "Apa  maksud kedatanganmu kesini. Berdebat adu mulut? Atau mengikuti upaCara sayembara?"

"Betul....Betul. " Suara Oey Ceng agak lunak. "baiklah.

Aku siap sedia menerima sayembara."

Hampir berbarengan, mereka melejitkan diri, lompat diatas sebatang hio yang terbakar.

Dupa itu terbakar lama, maka abunya beberapa dim. Disaat Oey Ceng dan penguasa rumah perjara baru meletakkan kaki diatas abu dupa, mereka harus menggunakan ilmu meringankan tubuh yang seringan mungkin.

Betul-betul hebat dan menakjubkan Kedua jago itu bisa menguasainya dengan indah. Tidak sebutir abu dupapun yang tergusur jatuh. . . .

Jarak kedua orang hampir dua puluh tombak. Masing- masing diam tak bergerak. Masing-masing mengatupkan mata, meringankan bobot berat badan mereka.

Maka Setelah itu, salah satu dari kedua bocah yang membawa lampu gantung tampil kedepan, dengan suaranya yang garing, ia mulai menghitung. "Satu...Dua. ..Tiga... Empat ... Lima. "

Mengikuti suara-suara angka itu, hati Kim Hong berdebar semakin keras, silih berganti memperhatikan Oey Ceng dan penguasa rumah penjara yang baru. "Delapan. "

"Sembilan. "

"Sepuluh"

Mulutpenguasa rumah penjara baru mengeluarkan suara geraman, tangan kanannya dibalikkan, diratakan dengan dada dan didorong ke depan.

Disaat yang sama Oey Ceng juga sudah menyiapkan kekuatannya, telapak tangannya didorong kedepan, menerima pukulan itu.

Seperti datangnya dua bintik arus listrik, dua tubuh kedua jago silat itu tergetar, dan begitu menempel masing- masing bersitegang.

Kim Hong memperhatikannya dengan seksama, ia bisa melihat adanya kekuatan Oey Ceng yang sudah sempurna. itulah kekuatan penuh.

Kalau dibandingkan dengan bagaimana Oey Ceng, menghadapi ouw yang Po kui kemarin tentu saja tidak bisa disamakan.

Diam- diam Kim Hong memuji kekuatan Oey Ceng. Sangkanya tokoh misterius itu hanya setanding dengan apa yang ia miliki, kenyataan lebih hebat dari apa yang ada.

Wah, kalau saja Oey Ceng tidak bisa memenangkan penguasa rumah penjara yang baru pertempuran selanjutnyapun perCuma. Apa boleh buat, ia harus mengikuti perintah Oey Ceng, kalau saja Oey Ceng kalah, dia harus lari meninggalkan tempat itu.

Disaat Kim Hong sedang memikir-mikir, tampak, keadaan mulai berubah. Jidat Oey Ceng tumbuh keringat, keadaannya tidak segagah tadi.

Menengok kearah penguasa rumah penjara baru. Wajah itu tertutup oleh kerudung kuning tidak terlihat perobaban- perobaban, tapi dari desiran-desiran angin, tidak adanya gelembung di kain itu suatu tanda bahwa ia masih kokoh dan kekar, Seperti gunung kuatnya, keadaan penguasa rumah penjara baru berada diatas angin-

Keadaan tegang yang seperti itu masih berlangsung terus Waktu berdetik-detik, dihembus angin lalu.......

Tiba-tiba terdengar suara gerungan perlahan dari sipenguasa rumah penjara baru, tangannya ditarik kebelakang sedikit dan ini waktu tubuh Oey Ceng bergoyang, abu dupa yang dipijak rontok sebagian, dan Oey Ceng pun loncat turun kebawah. Terhuyung kebawah jatuh.

"Aaaa.      betul-betul Oey Ceng kalah Seorang tokoh silat

misteriusan yang memiliki kekuatan lebih hebat dari tamu Tidak diundang dari luar daerah, dibawah tekanan kekerasan sipenguasa rumah penjara baru, akhirnya kalah dan jatuh dari pertandingan. Wajah Oey Ceng pucat pasi.

Wajah Kim Hong juga pucat pasi.

Kedua orang itu saling pandang masing-masing menyengir Sedih, menundukan kepala.

Penguasa rumah penjara yang baru lompat turun dari ujung dupa yang terpasang menyala, dengan suaranya yang ringan dan penuh kecongkakkan, ia berkata: "TUan, adalah penantang Sayembara yang terkuat" Kata- kata ini diarahkan kepada Oey Ceng.

Oey Ceng bungkam didalam seribu bahasa melirik kearah Kim Hong seolah ia berkata:

"Nah Aku sudah kalah Apa lagi yang kau tunggu? Hayo Lari, Lekas panggil penguasa rumah penjara digunung Tay- pa-san. "

Kim Hong masih mematung dan tertegun ditempatnya, belum lama ia sudah mempunyai niatan untuk melarikan diri meninggalkan tempat itu, Tapi perubahan situasi telah membuat pikirannya goyah, lari atau tidak lari?

Disaat ini, penguasa rumah penjara yang baru berkata kepada sikakek berbaju merah "co Tiok Hu, bawa orang pesakitan ini kedalam penjara."

Sikakek berbaju merah co Tiok Hu membungkukkan badan, menjinjing Oey Ceng memas kesalah satu delapan goa yang berada d tempat itu.

Dada Kim Hoag dirasakan bergejolak. itulah kepanasan dan rasa penasaran, segera ia bentangkan bacot,

"Giliran aku Kim Hong yang menerima sayembara."

SeCepat itu pula, Kim Hong melejitkan kaki meletakkan ujung jempol kakinya diataS dupa yang mengepul.

Disini Kim Hong bisa menarik satu keuntungan, dia menjatuhkan kaki pada ujung dupa yang bekas diinjak oleh Oey Ceng, ujung dupa itu sudah jatuh sebagian, maka pendek

Sedangkan dupa satunya, yaitu dupa yang harus diinjakan oleh Penguasa Rumah Penjara masih berabu panjang. Loncatnya Kim Hong keujung dupa tidak diikuti oleh sipenguasa Rumah Penjara. Dia berkata dengan suara tenang

"Jangan terburu-buru. Aku membutuhkan waktu untuk istirahat."

Sesudah itu, ia mengibaskan lengan baju juga mengebut abu dupa yang berada ditempat yang akan dipijak olehnya.

Dengan cara-cara yang seperti ini, kini Kim Hong yang menduduki kedudukan lemah.

Abu dupa yang harus dipijak oleh sipenguasa rumah penjara rimba persilatan lebih sedikit dari abu dupa yang dipijak oleh Kim Hong.

Mendengar permintaan sipenguasa rumah penjara yang hendak mengambil waktu istirahat, Kim Hong lompat turun, dengan tertawa ia berkata:

" Ha-ha. kau juga hendak istirahat? Kukira kau seorang

jago tanpa tandingan. Bisa digilir bertanding terus menerus.

Sepasang sinar mata penguasa rumah penjara baru memancar keganasan, dengan marah ia membentak:

"Kau bocah ini sangat kurang ajar, sebutkan nama gurumu?"

Dengan membusungkan dada Kim Hong berkata: "suhu bernama It-hu Sianseng."

"oo. .."jawaban ini seperti berada diluar dugaan sipenguasa rumah penjara. "Kau adalah kongcu bernama diri Kang-lam yang bernama Kim Hong? Kudengar kau mempunyai hubungan yang baik dengan murid penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san, bukan ?"

"Kalau betul, bagaimana?" Kim Hong menantang. Penguasa rumah penjara yang baru berpikir sebentar, entah apa yang dikenang olehnya, tiba-tiba ia bertepuk tangan, tertawa dan bertanya: “Hei, kau hendak bertemu dengannya?"

Hati Kim Hong hampir loncat keluar, dari tempatnya ia berkata:

"Kau bersedia mengajak aku bertemu dengan Leng Bie Sian ?"

"Kalau kau kepingin ketemu, aku bersedia mengajakmu sebentar."

"Tentu saja mau bertemu." berkata Kim Hong. "Tapi ingat, Ini bukan permintaanku."

"Inilah kerelaan hatiku." kata penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru.

Ini waktu orang tua berbaju merah yang bernama co Tiok Hu sudah memperintahkan dan mempenjarakan Oey Ceng, dia balik kembali keruangan itu. Memandang kearah co Tiok Hu, penguasa rumah penjara berkata: "Ajak kongcu ini untuk bertemu pada nona Leng Bie Sian."

co Tiok Hu berkata:

"Nona Leng Be Sian tak mau bertemu dengan seorang yang bernama Kim Hong"

Penguasa rumah penjara rimba persilatan berkata:

"Aku tahu nona Leng Bie Sian tidak mau bertemu muka. Tapi kau ajak keruangan disebelahnya, agar mereka bisa bercakap-cakap."

Kemudian, penguasa rumah penjara yang baru memandang Kim Hong dan bertanya: "Bagaimana pendapatmu?" "Tidak bertemu muka dengan Leng Bie Sian juga tidak mengapa, asal aku bisa mengucapkan beberapa patah kata,"

karena itu, ia menganggukan kepala dan menerima tawaran tersebut.

Maka, dengan ditunjuk oleh sikakek baju merah co Tiok Hu, Kim Hong diajak kelain goa.

Goa diperut gunung itu sangat dalam, banyak tikungan, berjalan beberapa waktu, Kim Hong berhasil berada disebuah ruangan batu.

Ruangan batu itu sangat ringkas, keCuali sebuah pelita keCil, tak ada isi lainnya. co Tiok Hu menyuruh Kim Hong duduk disana, mengunci pintu dan pergi. Kim Hong baru duduk. tak lama terdengarlah suara Leng Bie Sian dari kamar sebelah: "Kim kongCukah yang datang?"

Dengan kedua tangan Kim Hong meremas batu disebelah, ia hendak mengorek batu itu, tapi tentu saja tidak berhasil.

"Betul" teriaknya girang. "Bie Sian, bagaimana keadaanmu?"

Terdengar elahan napas Leng Bie Sian dari kamar sebelah, katanya: "Keadaan baik-baik, untuk sementara mereka tidak berani menggangguku."

"Hei" berteriak Kim Hong dengan suara  keras. "Mengapa kau tidak mau bertemu denganku?"

Suasana hening untuk beberapa waktu, kemudian terdengar suara Leng Bie Sian- "Kau belum menerima suratku?"

Seperti disiram oleh air dingin, kerelaan hati Kim Hong yang hendak menolong Leng Bie Sian diguyur habis, ia menghela napas dengan sedih lalu berkata: "Sudah terima. Tapi. "

"Nah" berkata Leng Bie Sian- "Sudah kujelaskan, mengapa kau datang?"

"Apa boleh buat." kata Kim Hong, "Aku harus menolong mu keluar dari tempat ini."

"Aku tak mau ditolong." kata Leng Bie Sian- "Alasannya?"

"sudahlah" kata Leng Bie Sian-

"Bagaimana kau bisa jatuh kedalam tangan mereka?" tanya Kim Hong. suara Leng Bie Sian berkata lagi

"Ada seorang kakek yang mengenakan pakaian berwarna merah namanya co Tiok Hu, ia memiliki ilmu kepandaian yang tinggi dengan tiba-tiba Saja, seCara menggelap. ia menotok jalan darahku. Dan demikianlah aku tertawan."

“Huh. Dia tak mengganggu dirimu?"

"Tidak. Aku dijadikan seorang nenek nenek dan begitu dibawa ketempat ini."

"Bagaimana wajah penguasa rumah penjara ditempat ini," berkata Kim Hong

"Dia selalu menggunakan tutup kerudung muka aku tidak bisa melihat."

"Sampai dimana ilmu kepandaiannya?" "Sangat hebat"

"Ya. Belum lama seorang kawanku yang bernama Oey Ceng jatuh dibawah tangannya."

"Dan bagaimana keadaanmu? Kau juga menantang?" "Ya."

"Sudah bertanding?" "Belum."

"Sudah kusurati agar kau tidak menantang. rumah penjara ditempat ini, mengapa kau begitu bandel?" Suara Leng Bie Sian agak marah.

"Bie Sian, jangan kau marah. "

"Aku tidak marah. Tapi aku menolak kau datang menolong"

"Karena aku bukan orang dari rumah penjara digunung Tay-pa San?"

"Ng. "

"Itulah kejadian dahulu. Tapi lain dahulu lain sekarang, sekarang aku sudah menjadi orang sendiri dari rumah penjara digunung Tay-pa San-."

"Eh? Aku tidak mengerti."

"Karena aku sudah berhasil menemukan ibuku. ia tinggal ditempat rumah penjaramu digunung Tay-pa-san,"

"Aaa. . ." terdengar Leng Bie sian agak terkejut. "Kau sudah bertemu? Kalau begitu betul-betul kau adalah sukoku

?" suko berarti saudara tua seperguruan.

"Suko?" Kim Hong membelalakan mata. ia tidak mengerti.

"Ya." berkata Leng Bie Sian- "Aku harus memanggil Suko. Guruku adalah ibumu, kita Saudara seperguruan, bukan ?" "Aaaa.." giliran Kim Hong yang terkejut, "Gurumu penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa- san itu, itukah yang menjadi ibuku?"

Tentu saja Kim Hong terkejut, mana mungkin hal itu bisa terjadi. Masakan penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san dikatakan sebagai ibunya? Inilah betul-betul kejadian yang sulit diterka.

"Eh" berkata Leng Bie Sian. "Kau yang mengatakan- Bukan aku "

"Aaaa... " Kim Hong menepuk jidat. "Betul....betul..."
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar