Tangan Berbisa Jilid 13

 
Jilid 13

Tetamu tak dikenal dari luar daerah itu menghela napaS panjang, lalu berpaling dan berkata pada empek Ie-oe^ "Saudara Pek. setiap orang, banyak atau sedikit selalu ada menyimpan rahasia yang tak boleh diberitahukan kepada orang lain- Sekali pun kau sendiri barangkali juga tidak luput dari itu. Betul tidak ?"

Empek Ie-oe kalau teringat ia sendiri pernah mengalami kejadian romantis, dan pernah hampir menjadi suami istri dengan orang wadam tadi, sehingga ia mendapat penyakit gagap bicara. urusan ini jikalau ditanyakan kepadanya, ia sendiri mungkin susah untuk menjawab. Maka akhirnya ia hanya berkata.

"Baik, sekarang.... sekarang.^. siapapun tak perlu bertanya lagi, hanya ada satu hal, tentang ....orang tadi itu,... kalau benar adalah.... anggota golongan Kalong, mengapa... malah tidak tahu.. . bahwa orang wadam tadi sedang turun tangan untuk menguji, sebaliknya malah kabur?"

"Hmm Dia itu banyak sekali akal bangsatnya. Dengan berbuat demikian, sudah tentu dia ada menyimpan sesuatu maksud tertentu...." berkata Tamu tak dikenal dari luar daerah Sambil tertawa dingin.

Cin Hong ingin bertanya padanya sesuatu hal lagi bibirnya tergerak. tetapi akhirnya takjadi bicara.

Tamu tak dikenal itu memandang padanya sejenak. lalu bertanya^ "Ada Urusan apa yang kau rasa perlu kau tanyakan lagi?"

Dengan sikap sangat menghormat Cin Hong menjura dan berkata:

"Ada sesuatu hal yang ingin boanpwe tanyakan pada cianpwe, tapi hendaknya cianpwe jangan marah.,. "

"Hmm Apakah itu mengenai urusan yang tak suka pergi menantang kepada penguasa rumah penjara rimba persilatan?" bertanya tamu tak di kenal dari luar daerah itu dengan sikap tenang.

Cin Hong mengawasi Leng Bie Sian sejenak katanya sambil menganggukkan kepalanya:

"Ya Ada banyak sekali tawanan dalam rumah penjara rimba persilatan yang sangat mengharap kedatangan cianpwe, Sangat mengharap supaya cianpwe dapat mengalahkan rumah penjara itu, agar dapat menolong kelUar mereka dari rumah penjara" Tetamu tidak dikenal dari luar daerah itu tampak berdiam sejenak, kemudian berkata:

"Aku tidak memiliki kepandaian setinggi itu, Sejak munculnya penguasa rumah penjara rimba persilatan, julukanku, orang kuat nomor satu dalam dunia rimba persilatan sudah harus dirubah jadi nomor dua, dan kini sesudah Ho ong muncul lagi, kembali aku harus jatuh kedudukan nomor tiga selanjutnya mungkin masih bisa turun lagi. "

Cin Hong membuka mulut, baru berkata "Tetapi" Tamu tidak dikenal itu sudah memotong dan melanjutkan ucapannya:

"Tetapi, aku kira rumah penjara rimba persilatan itu bukanlah suatu tempat atau manusia yang hendak mencelakakan rimba persilatan, asal kau tidak pergi menantang bertanding, dia juga tidak akan mencarimu. Hingga saat ini, orang-orang yang pergi menantang bertanding itu, sebagian besar disebabkan karena ambisinya atau keinginannya menjadi orang kuat yang mempengaruhi dirinya, sekalipun sedikit orang yang datang menantang karena perasaan setia kawan, tetapi hal ini juga tidak ada apa- apanya yang khusus menarik perhatian orang. " Kembali Cin Hong mengucapkan perkataan, "Tetapi" tetapi kembali sudah dipotong dan didahului oleh Tetamu tidak dikenal itu:

"Memang benar aku bukan tandingan penguasa rumah penjara rimba persilatan itu, tetapi setidak-tidaknya aku masih sanggup menyambut serangannya hingga beberapa puluh jurus, setidak-tidaknya aku masih dapat menolong keluar beberapa orang dari rumah penjara. Tapi, kau harus tahu aku bukanlah Bengcu rimba peerilatan, aku hanya seorang tamu yang tidak dikenal, aku tidak mempunyai kewajiban harus menjual jiwa bagi orang-orang yang berambisi demikian besar, apalagi Ho-ong sudah muncul kembali didaerah Tiong-goan, dan saat ini sudah membentuk persatuan yang dinamakan golongan kalong." berkata sampai disitu, tiba-tiba ia bangkit, sepasang matanya mengawasi Cin Hong tanpa berkedip. lalu katanya pula:

"Jikalau kau ingin membela kebenaran, Sebaiknya kau tujukan perhatianmu kepada golongan Kalong, sekarang mereka ada mempunyai dua maksud dan tujuan, Satu ialah orang-orang kuat rimba persilatan semuanya hendak ditipu olehnya supaya pergi menantang bertanding kerumah penjara, setelah itu ia akan menguasai rimba persilatan, dan yang lain ialah dengan akal muslihat mencari dua belas anak kunci emas yang dipegang oleh ketua dua belas partay rimba persilatan, supaya dapat mengambil kotak wasiat batu giok dan isinya yang berupa kitab ilmu kepandaian Silat dan obat-obat mujijat dalam usaha mereka untuk mewujudkan maksud tujuan dan keinginan itu, sudah tentu akan menimbulkan bercana hebat dalam rimba persilatan, maka itu sekarang yang harus kita perhatikan ialah tindakan dan gerakkan golongan Kalong, bukanlah golongan rumah penjara rimba persilatan itu" setelah itu ia menjura kepada empek Ie-oe, dan lompat melesat keatas pohon dan berlalu menuju ke utara.

Empek Ie-oe, Cin Hong, Leng Bie Sian semua tidak menduga orang itu akan berlalu seCara demikian mendadak. hingga satu sama lain saling berpandangan dengan perasaan terheran-heran-

Lama empek Ie-oe baru berkata sambil menghela napas panjang: "cin.....cin caicu, kau.....anggap orang itu bagai mana?"

"cianpwe rimba persilatan ini merupakan seorang yang penuh rahasia tetapi perbuatannya dan tindakannya tidak menyimpang dari kebenaran. sesungguhnya sangat mengagumkan" jawab Cin Hong dengan menghormat. Empek Ie-oe tersenyum sambil mengurut-urut jenggot, kemudian berkata:

"Akan tetapi penilaianku terhadap.....dia. ialah seorang.

...golongan kebenaran-....yang tidak sempurna. "

Waktu itu sudah mendekati tengah hari, dua ekor kuda yang ditambat ditepi rimba mungkin karena terlalu lama diam sudah mulai tak sabar, mereka pada mengeluarkan suara ringkikan.

Empek Ie-oe setelah menanyakan pula perjalanan Cin Hong dan maksud serta tujuannya, lalu bangkit dan berkata:

"Kalian sudah akan- , .pergi ke gunung oey-san sekarang......boleh berangkat, aku si orang tua. . juga pikir hendak pergi kepekampungan Setan- . .untuk mengadakan penyelidikan, "

= ooo OOOOO ooo = PADA SUATU LOHOR di bawah kaki gunung oey-san yang sangat terkenal itu, dimana di atas jalan pegunungan yang menuju kegunung oey-san, tampak dua ekor kuda berbulu merah dan berbulu putih, dengan penunggang seorang jejaka tampan dan seorang puteri Cantik, sedang dilarikan menuju ke bagian dalam.

Yang lelaki berusia kira-kira delapan belas tahun, wajahnya tampan dan tubuhnya tegap dan berpotongan gagah.

Yang perempuan kira-kira berusia tujuh belas tahun, Wajahnya cantik manis, kepalanya memakai topi berwarna kuning tubuhnya ditutup oleh pakaian berwarna ungu, gadis itu cantik bagaikan bidadari turun dari kayangan.

Mereka berdua melarikan kudanya menuju kebagian dalam, mungkin sedang mengadu lari siapa yang larinya lebih cepat, mereka melarikan kudanya tanpa berhenti, tapi masih tetap berendeng, tiada ada satu yang tampak kalah.

Saat itu sudah mulai masuk kedaerah pedalaman, gadis berbaju ungu tiba-tiba menghentikan kudanya dan berseru kepada kawannya:

"Hei, dalam perjalanan ini sudahlah aku mengaku kalah, kita jangan bertanding lagi"

Pemuda yang mengenakan pakaian warna biru itu juga menghentikan kuda putihnya, lalu berkata sambii mengawasi sigadis sambil tertawa:

"Mengapa harus mengaku kalah. Dengan kalah secara demikian, aku juga tidak suka disebut menang"

Gadis berbaju ungu itu membuka topi rambutnya, topi itu digunakan sebagai kipas untuk mengipasi tubuhnya, katanya sambil tersenyum: "Masuk kegunung oey San dengan mengadu lari kuda? benar-benar membuat tertawaan bagi orang yang menonton"

Pemuda berbaju biru itu agaknya baru sadar, ia memandang keadaan sekitarnya lalu berkata Sambil menganggukkan kepala dan menghela napas^

"Ada orang kata bahwa gunung oey San ada mempunyai tiga tempat yang sangat indah, sebetulnya menurut pandanganku gunung ini tak ada satu tempat yang tidak indah terutama di waktu kabut tebal, boleh dikata merupakan satu pemandangan indah nomor satu didunia"

"Ng.. Kabut digunung oey-san seolah-olah tirai dari sutera tipis, samar-samar seperti ada dan tiada, hingga membuat lapisan puncak gunung itu samar tampak semakin jauh, dapat dipandang tidak dapat dicapai, boleh dikata bisa dilihat tidak bisa dipegang. " berkata gadis berbaju ungu

sambil menganggukkan kepala dan tertawa,

"Gunung oey-San seolah-olah bidadari yang agung tapi lemah gemulai, tampaknya menarik tapi tidak kehilangan keagungannya."

"Bagus Sekarang kau boleh as ah otakmu untuk membuat sebuah syair yang indah, cin caycu" berkata sang gadis sambil tertawa.

Pemuda berbaju biru itu tampak berpikir kemudian dari mulutnya mengeluarkan syairan-nya yang memuji keindahan pemandangan gunung oey San-

Tapi karena bagian terakhir itu, disamping memuji ada mengandung maksud untuk berdiam disitu untuk menyucikan diri juga , maka Sigadis lalu berkata sambil menggelengkan kepala: "Syairanmu kurang bagus, sebab dibagian belakang ada kata-kata yang mengandung maksud untuk mengasingkan diri"

Pemuda baju biru teringat akan dirinya yang tidak mempunyai ayah dan ibu, dan disekitar dirinya masih diliputi teka-teki, maka dalam hatinya merasa sedih, katanya^ "Mengasingkan diri apakah salahnya? Mungkin ada satu hari aku bahkan akan jadi padri" Gadis berbaju ungu itu nampak kaget katanya sambil kedip-kedipkan matanya: "Jadi padri harus Cukur rambut, apa kau tidak takut?"

"Rambut yang membuat repot orang kalau dicukur, berarti mengembalikan wajah asli se-orang apa yang periu ditakuti?"

"Aku tidak mau berbicara hal ini padamu, sekarang kita bicarakan hal yang perlu sajalah?"

"Habis, harus bicara dalam hal apa yang kau anggap perlu?"

"Kedatanganmu kegunung oey San hari ini kecuali untuk memberitahukan kepada mereka supaya waspada terhadap gerakan golongan Kalong, kau maSih mempunyai tugas dan apa lagi?"

Pemuda berbaju biru wajahnya tampak sedikit berubah, ia buru-buru berkata sambil menggelengkan kepala. "Tidak ada, hanya itu saja "

"Jangan kau membohongi aku It yang-cie Siauw can Jin sebetulnya suruh kau membawa pesan apa kepada ketua partay oey-san yang sekarang?"

"Bagaimna kau tahu?" tanya sipemuda heran- Gadis berbaju ungu itu tertawa sambil menutupi mulutnya lalu bicara:

"Ini bukankah Ssangat sederhana sekali Anak kunci emas berukiran huruf Liong yang dipegang oleh ketua partay oey- san sudah lama hilang. Jika kau hendak memberitahukan mereka harus waspada terhadap usaha dan akal muslihat golongan kalong yang hendak merampas anak kunci berukiran huruf Liong itu, bukankah itu suatu merupakan lelucon yang sangat besar?"

Hati pemuda itu tampak tergerak balas bertanya.

"o, ya. kudengar suhumu juga memiliki sebuah anak kunci emas yang berukiran huruf Liong benarkah itu?"

Gadis berbaju ungu itu menggelengkan kepala dan berkata sambil tertawa: "Itu palsu. . .bagaimana kau tak menjawab pertanyaanku ?"

Pemuda berbaju biru itu berkata sambil angkat pundak ^ "Karena kau sudah menebak dengan jitu aku juga tidak

perlu sembunyikan apa- apa lagi."

"It-yang-ci Siauw can Jin memang benar minta aku menyampaikan beberapa kata pesanan kepada ciangbunjin yang sekarang. cuma, dalam hal ini maaf, aku tidak dapat memberi tahukan padamu. Soalnya, aku sudah berjanji kepada seseorarg untuk pegang rahasia"

"Aku hanya takut kau akan mendapat kesulitan, It-yang- cie Siauw can Jin sebetulnya bukan orang baik "

"Aku dengannya tak sakit hati atau permusuhan, apa lagi aku justru membantu dia, bagaimana pun jahat dan banyak akalnya orang itu juga tak ada suatu alasanpun yang bisa dibuat mencelakakan diriku" berkata pemuda berbaju biru sambil tertawa nyaring. Selama bicara, mereka Sudah tiba dijalan penghabisan, nampak tak jauh didepan mereka ada sebuah bangunan yang sangat luas.

Bangunan itu, adalah bangunan yang dijadikan pusat partay oey-san, yang dibangun pada tiga ratus tahun berselang oleh ketua partay oey-san yang pertama, ialah Hong-in-siu Phoan Kow Tin, riwayat bangunan itu sekalipun tak dapat dibandingkan dengan partay Siao-lim dan Bu-tong. tetapi kalau ditinjau dari hal kepandaian ilmu silatnya, rasanya tak dibawah partay yang manapun juga . Terutama ilmu pedang partay oey San yang terdiri dari tiga puluh enam jurus dengan tipunya yang sangat aneh, merupakan Suatu ilmu pedang paling hebat diantara dua belas partay besar yang lainnya. dahulu Hong-in-siu Phoan Kouw Tin pernah dengan ilmu pedangnya, dengan beruntun mengalahkan enam ketua partay besar lainnya, dan kemudian berhasil membentuk partay oey-san-pay.

Dua anak muda tadi larikan kudanya kedepan perkampungan dengan bangunannya yang luas itu, dari belakang pintu gerbang nampak muncul seorang tua kurus berpakaian abu-abu,

dengan sepasang sinar matanya yang tajam mengawasi dua orang muda itu sejenak lalu bertanya sambil membeii hormat:

"Kalian berdua memasuki daerah perkampungan gunung oey San, Sebetulnya ada keperluan apa?"

Pemuda berbaju biru lantaS turun dari atas kudanya, ia menjawab sambil memberi hormat,

"Aku yang rendah bernama Cin Hong, bolehkah aku numpang bertanya, bagaimana sebutan cianpwe yang mulia?" orang tua berjubah abu-abu tersenyum, kemudian menjawab:

"Aku siorang tua bernama Kiong Kun Lun, yang bertUgas menyambut setiap tamu yang datang berkunjung kedalam perkampungan perkumpulan kami. Entah cin Siaohiap dari golongan mana dan ada keperluan apa hari ini berkunjung kemari?"

"Aku yang rendah tak termasuk salah satu dari golongan atau partay mana saja dalam rimba persilatan, Suhuku adalah It-hu Sianseng." menjawab Cin Hong sambil tersenyum,

Kiong Kun Lun yang mendengar keterangan cia Hong bahwa It-hu Sianseng To Lok Thian adalah Suhunya, maka saat itu tampaknya terkejUt, hingga dari mulutnya mengeluarkan suara "Aaaa" sikapnya juga berubah lebih ramah, ia mundur kesamping pintu dan berkata sambil senyum^

"Kiranya tuan muda adalah muridnya To-Tayhiap. Silahkan masuk, di dalam kita boleh omong2 sambil minum teh"

Cin Hong merendahkan diri, lalu berpaling hendak mengajak Leng Bie Sian, tetapi gadis itu masih duduk di atas kudanya, Sedang menikmati pemandangan alam di sekitarnya, Saat itu seolah-olah sedang terpesona dalam lamunannya, maka Kiong Kun Lun lalu bertanya: "Dan nona ini...?"

Cin Hong meraSa sulit sekali bagaimana Caranya hendak memperkenalkan gadis itu, sementara Leng Bie Sian Sudah melompat turun dari atas kudanya lalu menghampiri Kiong Kun Lun dengan wajah berseri memberi hormat dan ucapnya: "Aku bernama Yo In In, nama julukanku adalah Soat-lie- ang. Suhuku adalah Thian San Swat Po-po"

Kiong Kun Lun yang menyaksikan demikian gesit gerakan nona itu, bila dibandingkan dengan gadis seusianya sesungguhnya merupakan seorang tingkatan muda yang jarang dilihatnya, maka diam-diam juga terkejut mendengar lagi keterangannya bahwa dia adalah murid Thian-san Swat Po-po, maka lalu sadard an didalam hatinya berpikir:

"Pantas memiliki kepandaian tinggi. Kabarnya kepandaian ilmu peringan tubuh Thian-san Swat Po-po itu merupakan suatu kepandaian yang paling hebat dalam rimba persilatan, bila ditilik dari gerakan muridnya, benar- benar bukan nama kosong"

"Hanya satu nona keCil ini saja, kepandaian ilmu meringankan tubuhnya dalam partai kita barang kali tidak ada satu orang pun yang sanggup menandingi." Demikian ia pikir lagi pada akhirnya.

Saat itu ia tidak berani berlaku ayal, buru-buru mempersilahkan mereka berdua maSuk kedalam. Di didalam markas partay oey San, Cin Hong menjelaskan maksud kedatangannya yang hendak menjumpai ketua yang sekarang, karena ada urusan yang hendak disampaikan-

Ia menurut pesan-pesan It-yang-cie siauw can Jin, tidak menerangkan kedatangannya itu atas permintaan siapa, ia hanya kata ingin minta bertemu dengan ciangbunjin partay oey-san, segalanya hendak di Ceritakan sendiri didepan orangnya.

Kiong Kun Lun lama berpikir, tak berani mengambil keputusan sendiri, maka segera masuk kedalam untuk  minta pertimbangan kepada empat sesepuh partay oey-san- pay, yang kedudukaanya hanya di bawah ciangbunjin saja. Ketika mereka mendapat keterangan soal aneh itu, semua lalu berjalan keluar.

Empat sesepuh partay oey-san-pay itu adalah, jago pedang tua Chie Kay yan, orang tua bersenjatakan alat tulis perak Cu Giok Tian, Seruling besi Ciok Tit Hong, dan keCeran tembaga Ciang Thay Peng. Usia mereka semua tujuh puluh tahun keatas, semuanya merupakan orang- orang tingkatan tua, dengan ketua partay oey-san-pay yang dulu It- yang Cie Siauw can Jin, masih terhitung Saudara seperguruan-

Empat sesepuh tersebut semuanya tokoh-tokoh Kenamaan pada dewasa itu, di antara mereka, adalah  Ciang Thay Peng yang berwajah paling buruk seram, di wajahnya yang bulat hampir persegi dipenuhi rambut dengan lebat seperti pahlawan terkenal Thio Hwe pada tahun jaman Sam Kok dahulu.

orang tua itu begitu masuk kedalam ruangan tamu lalu berkata:

"Kalau Cin Siaohiap sungguh-sungguh hendak menjumpai ketua partay kami, apa salahnya kalau kau menerangkan orangnya yang minta kau menyampaikan pesan itu? Sebab, kalau tak ada maksud lain, ketua kami sudah tentu tidak bersedia menemui Siaohiap "

Cin Hong bangkit memberi hormat dan berkata,

"Harap Cianpwe maafkan, aku yang rendah ini hanya melakukan tugas, sedikitnya harus setia dalam memegang kewajiban, lagipula orang itu adalah sahabat dari partay Cianpwe, bukanlah lawan- Ia berulang-ulang pesan kepadaku haruS menjumpai sendiri ketua partay kalian barulah boleh mengucapkan pesan yang disampaikan kepadaku itu sebab. . .pesan kata- kata itu sangat penting sekali.,..." "Kalau benar adalah kawan partay kami, mengapa ia harus berlaku demikian misterie?" tanya orang tua keceran tembaga dengan terus terang.

Cin Hong yang menampak pertanyaan terus terang dari sesepuh itu, dalam hati lalu berpikir "It-yang-cie Siauw can Jin adalah orang yang dihormati olehnya, jikalau bukan lantaran partay oey-San-pay ini ada hubungan erat dengan dirinya sendiri, sebetulnya ia tidak sabar terus menerus menerima perlakuan demikian melilit dari para sesepuh."

Sementara Cin Hong masih belum menjawab, Jago pedang tua Chie Kay Yan sudah bangkit dan memberi isyarat dengan pandangan mata kepada tiga sesepuh lainnya kemudian berkata:

"Karena mengingat Cin siaohiap adalah murid It-hu Sianseng, kita tidak perlu terlalu curiga, biarlah minta saudara Kiong mengantar mereka pergi menjumpai ketua kita"

Kiong Kun Lun nampak bersangsi sejenak. tapi kemudian berkata sambil memberi hormat. "Susiok. Ciangbunjin Saat ini sedang tidur..,.."

"Aku tahu, kau bawalah mereka pergi" kata jago pedang tua Chie Kay Yan-

Kiong Kun-lun terpaksa menerima baik, maka lalu mengajak Cin Hong dan Leng Bie Sian berjalan keluar dari markas partay oey-san-pay, menuju ke dalam.

Cin Hong yang mengikuti dibelakang orang itu, dalam hatinya berpikir:

"Entah kepandaian ilmu silat aneh bagaimana macamnya yang dinamakan dibelakang puncak gunung oleh Hong in-siu Phoan Sow Tin? Bila Ciangbunjin sekarang Kwa Lam Kie bisa mengalahkan Penguasa rumah penjara rimba persilatan, sudah tentu merupakan suatu kejadian penting dalam rimba persilatan dan tugasku yang memberi kabar ini juga boleh dikata merupakan suatu tugas penting dan sangat berharga. "

Leng Bie sian yang sepanjang jalan menikmati pemandangana lam digunung oey-San, nampaknya sangat kesemsem, maka lalu berkata Sambil menghela napas perlahan.

"Cin Kongcu, pemandangan alam dignnung oey San sesungguhnya terlalu indah sekali, nanti aku minta kepada suhu, dikemudian hari. "

Ia sebetulnya ingin berkata dikemudian hari supaya rumah penjara itu dipindahkan kegunung oey-san, tetapi ia lalu merasa bahwa ucapan itu tidak benar, maka buru-buru menutup mulut seperti juga dahulu, memandang kepada Cin Hong dengan perasaan agak bingung, sikapnya itu penuh dengan sikap kekanak-kanakan-

Sementara itu, Kiong Kun Lun yang berjalan dimuka sebagai petunjuk jalan, ketika mendengar ucapan itu, dibibirnya tersungging satu senyuman dingin, Lalu berpaling dan berkata kepadanya:

"Nona Yo, kau dengan dia seharusnya adalah satu saudara seperguruan, tapi apa sebabnya kau memanggil ia Kongcu?"

Leng Bie Sian tersenyum dan berkata: "Betul dia adalah saudara sepergaruan denganku, tapi kami baru bertemu muka belum berapa lama, maka aku tidak memanggil dia suheng"

"Panggilan Suheng dan Sumoay adalah Suatu panggilan yang wajar aku kira tidak perlu ditentukan oleh waktu" berkata Kiong Kun Lun sambil terus melanjutkan perjalanan

Cin Hong takut apa bila pembicaraan dilanjutkan terus, nanti akan terbuka rahasianya, maka buru-buru berkata kepada Leng Bie Sian^

"Yo Sumoay, nanti kalau aku berbicara dengan Kwa Ciangbunjin, kau tak boleh mencuri dengar"

"Jangan takut, aku akan berdiri jauh-jauh" berkata Leng Bie Sian sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, Kiong Kun Lun sudah ajak mereka mendaki puncak gunung itu, Puncak ini merupakan Salah satu dari tiga puluh enam puncak gunung oey San, dibagian puncak ini datar, bentuknya seperti tempat tidur, disekitarnya penuh pohon-pohon cemara, suasananya Sangat tenang. Tiga orang itu baru saja mendaki keatas puncak. dari jauh sudah nampak seorang tua berjubah hijau yang rebah celentang dibawah sebuah pohon cemara, orang tua itu menggunakan kedua tangannya sebagai bantal, tampaknya seperti sedang tidur dengan tenang sekali.

Kiong Kun Lun berjalan terpisah tiga Tombak dari pobon itu lantas berhenti, dengan sikap sangat menghormat sekali memberi laporan :

"Unjuk beritahu kepada Ciangbun-jin, murid It-hu Sianseng Cin Siaohiap bersama Sumoaynya Yo Liehiap minta ketemu dengan Ciangbun-jin"

orang tua berjubah hijau yang rebah dibawah pobon cemara itu, ialah ketua partay oey San-pay generasi kedelapan belas Kwa Lam Kie, setelah mendengar laporan itu, pelahan-lahan bangun, membuka sepasang matanya, dan dengan tenang mengawasi Cin Hong dan Leng Bie Sian- Dia adalah seorang tua berparas ramah dan berperawakan agak gemuk. jikalau bukan karena memakai pakaian orang biasa dan memelihara jenggot panjang yang sudah berwarna tua, orang yang melihatnya benar-benar bisa salah anggap bahwa dia itu adalah orang dari golongan Buddha

Cin Hong maju beberapa langkah menjura memberi hormat seraya katanya^ "Aku yang rendah Cin Hong disini unjuk hormat pada Kwa Ciangbunjin."

Leng Bie Sian juga memberi hormat padanya, sementara itu dalam hatinya kalau mengingat bahwa ia memegang peranan sebagai Yo in in, sedikit banyak merasa kurang puas, apa bila saat itu ia bertemu muka dengan ketua partay oey-san ini sebagai muridnya rumah penjara mungkin akan mengejutkan ketua partay ini.

Kwa Lim Kie menganggukkan kepala balas menghormat, kemudian bertanya sambil tersenyum^

"Jie wie Siaohiap. ada urusan apa hendak minta ketemu denganku? Kabarnya suhu kalian berdua sudah terjatuh dan tertawan dirumah penjara rimba persilatan, apakah itu benar?"

"Ya Tapi kedatangan wanpwee ini adalah atas pesan seorang Cianpwe, ada suatu hal yang sangat rahasia hendak diberitahukan pada Ciangbun-jin.. .oleh karena ucapan boanpwe ini tak boleh didengar orang lain, apakah Kwa- Ciangbunjin sudi untuk berbicara empat mata dengan boanwpe?" jawab Cin Hong.

Ketua partay itu pejamkan mata seperti berpikir, kemudian ia perintahkan Kiong Kun Lun supaya undurkan diri. Kiong Kun Lun menurut, ia mengawasi Cin Hong sejenak. Segera mengundurkan diri dan berdiri ditempat sejauh bebetupa tombak. agaknya hendak mengawasi gerak- geriknya Cin Hong.

Leng Bie Sian juga segera mengundurkan diri disatu tempat sambil pura-pura menikmati pemandangan alam diatas gunung itu. Tapi sebenarnya sudah sejak tadi pasang telinga. Meskipun kekuatan tenaga dalamnya masih belum cukup tinggi kalau diukur dengan tokoh-tokoh kenamaan rimba persilatan, tapi dibanding dengan tokoh-tokoh biasa saja, masih lebih tinggi setingkat, juga untuk menangkap pembicaraan dari tempat sejauh lima tombak saja bukanlah merupakan Soal susah baginya.

Cin Hong berjalan kehadapan ketua partai oey San, berkata dengan suara perlahan sekali:

"Aku yang rendah pada beberapa hari berselang masuk kerumah penjara rimba persilatan untuk menengok suhu, dalam rumah penjara itu pernah bertemu muka dengan ciangbunjin partai oey-san-pay yang dahulu. "

Ketua partay oey san kaget mendengar keterangan itu, tanyanya dengan perasaan girang:

"Aaa, kalau begitu jadi Siaohiap sudah pernah berjumpa dengan Ciangbunjin? Apakah ia baik-baik Saja ?"

"Siauw Ciangbunjin baik-baik saja, tapi ia kata bahwa dalam hidupnya ini tidak ada harapan untuk keluar dari rumah penjara, maka itu ia minta pada aKu yang rendah untuk datang dan memberitahukan pada Kwat Ciangbunjin tentang suara rahasia penting, rahasia ini mengenai rahasia tentang pendiri oey-san dulu Hong-in-siu. " Sepasang mata ketua oey San mendadak memancarkan sinar bercahaya, tanyanya dengan perasaan terkejut dan keheranan :

"Apa? Pendiri ketua partay kami menyimpan rahasia apa

?"

Cin Hong lalu menceritakan pesan It- yang Cie Siauw

can Jin tentang kitab pelajaran ilmu silat Hong-in-siu dahulu, yang ditanam disebelah selatan puncak gunung Bong Sian- hong pada tiga ratus tahun berselang, dan dalam pesannya pendiri partay oey San itu ditekankan wanti-wanti setiap ganti ketua dari generasi kegenerasi jikalau partay  oey San tak mengalami bencana hebat sekali, tidak boleh digali, kini oleh karena terjadi peristiwa ini, dimana seorang ketua partay itu telah tertawan dalam rumah penjara rimba persilatan, sebetulnya merupakan suatu hinaan besar bagi partay itu, maka itulah saatnya untuk menggali pusaka yang berupa kitab pelajaran ilmu silat partay oey-san.....

Ketua partay oey-san itu setelah mendengar penuturan Cin Hong, dengan sikap terkejut dan terheran-heran mulai mengguman sendiri: "Hei, benarkah ada urusan itu ?"

"Siauw Ciangbunjin pernah katapula Kwa Ciangbunjin tidak percaya, boleh segera pergi kepuncak gunung Bong- sian-hong untuk menggali, kukira usulan ini tidak mungkin bohong" berkata Cin Hong.

Ketua partay oey San itu kembali matanya dipejamkan untuk berpikir. Lama sekali, lalu dengan tiba-tiba ia buka lagi matanya, dan dengan semangat menyala-nyala berkata: "Benar Urusan ini pasti tak salah lagi"

Cin Hong agak tercengang, karena ia tak tahu apa yang dapat digunakan sebagai bukti untuk membuat percaya ketua itu. Sementara itu ketua partay tersebut sudah berkata lagi dengan wajah berseri-seri:

"Tahukah Cin Siaohiap. ilmu silat apa yang terkenal dalam rimba persilatan bagi partai kami?"

"Bukankah tiga puluh enam ilmu pedang gaib yang terkenal dari golongan oey-san?" berkata Cin Hong.

Ketua partay oey-san menganggukkan kepala dan tertawa, lalu berkata:

"Benar, inilah ilmu pedang terampuh yang diciptakan oleh pendiri partai kami, yang diambil menurat nama- nama tiga puluh enam puncak di gunung oey-san. Akan tetapi digunung ini bukan hanya tiga puluh enam puncak itu saja, disamping itu masih ada tiga puncak. ."

Cin Hong yang sejak masih kecil sudah mendapat pelajaran ilmu surat, pengetahuannya tentang ilmu bumi sangat luas sekali, maka ia lalu berkata: "Tiga puncak itu adalah Hui-lai-hong, Sie-sin-hong dan Ciok-ku-hong"

Ketua partai oey-San lompat bangun dari batu pembaringannya, katanya sambil tertawa^

"Itu benar, pendiri partai kami itu kalau sudah dapat menciptakan tiga puluh enam ilmu pedang gaib, tiga puluh enam puncak gunung, dengan sendirinya juga bisa menciptakan pelajaran ilmu silat gaib lagi di tiga puncak gunung yang lain itu.Jalan Mari kita sekarang pergi kepuncak Bong-sian-hong buat menggali pusaka itu"

la sebetulnya adalah seorang tua yang sifatnya tawar terhadap urusan keduniawian, tapi karena mengingat bahwa di dalam rumah penjara rimba persilatan telah muncul seorang kuat luar biasa yang membuat tiga belas partay mengalami kekalahan yang tidak ada  taranya, hingga nama baik partai-partai itu telah jatuh, kali ini bila ia dapat menggunakan kitab pelajaran ilmu silat yang di simpan oleh pendiri partai itu yang pertama dan dapat mengalahKan penguaSa rumah penjara rimba persilatan atau setidak-tidaknya dapat menyambut serangannya beberapa puluh jurus dan bisa menolong keluar ketua partaynya, maka partay oey San, namanya pasti akan menanjak lagi.

la menggapai kepada Cin Hong dan lebih dulu ia berjalan turun dari puncak gunung. Cin Hong juga menggapai Leng Bie Sian untuk pergi bersama-sama.

Kiong Kun Lun yang berdiri jauh ketika menampak ketuanya pergi bersama-sama Cin Hong lalu bertanya dengan suara nyaring^

"Ciangbunjin masih ada urusan apa lagi yang perlu Kun Lun kerjakan?"

"Kau boleh kembali dan siapkan perjamuan" jawab ketua partai oey-san sambil mengulapkan tangannya.

Letak puncak gunung itu dengan puncak gunung Bong Sian- hong tidak jauh, tiga orang itu tidak memerlukan waktu lama sudah mendaki di puncak gunung Bong-sian- hong.

Dari situ berjalan menuju ke selatan kira-kira sepuluh tombak jauhnya, benar saja disana tampak sebuah batu besar yang bentuknya bagaikan kepala singa.

Ketua partai oey San secepat kilat lompat kesamping batu besar itu, segera membukanya batu itu, dengan kedua tangannya ia mulai menggali tanah di bawah batu, sebentar kemudian sudah berhasil menggali sedalam tiga kaki lebih, benar saja ia berhasil menemukan sebuah kotak bundar yang terbuat dari tembaga. Ia lalu berlutut dan menjura kepada kotak itu, kemudian dengan kedua tangannya mengangkat tinggi kotak tersebut, sikapnya tampak girang sekali. Cin Hong juga turut merasa girang, katanya tertawa^

"Kuhaturkan selamat kepada Kwa Ciangbunjin, karena partaimu telah mendapat kitab pelajaran ilmu silat gaib, untuk selanjutnya partai ini pasti akan berhasil naikkan derajatnya"

Ketua partai oey San itu tertawa, kemudian berkata^ "Terima kasih kuhaturkan padamu, aku Si orang tua ini

jika dengan ini dapat menolong keluar Ciangbunjin kami yang lama sudah tentu kami nanti masih perlu harus mengucapkan terima kasih banyak-banyak padamu"

Sehabis berkata demikian, ia mengamati dengan seksama kotak tembaga itu, di bagian bawah kotak itu tampak tanda gambar, tetapi diatasnya tak terdapat kunci, maka ia segera tahu bahwa kotak itu bukanlah di kunci dengan anak kunci melainkan ada putarannya, asalkan diputar dengan tenaga kuat pasti dapat dibuka, maka saat itu dengan duduk di tanah, dengan menggunakan dua kakinya untuk menjepit kotak tersebut, kedua tangannya memutar kotak itu.

Tidak lama kemudian kotak itu telah terbuka, di dalamnya terdapat sejilid kitab yang dibungkus oleh Kain sutera warna kuning, mungkin karena lamanya disimpan dalam tanah, Warna itu sudah tampak basah, luntur sama sekali, dan bahkan ada mengandung hawa basah.

Ketua partai itu dengan cepat membuka kitab yang dibungkus oleh kain sutera warna Kuning itu, selembar demi selembar diperiksanya, pada akhirnya telah terdapat sejilid kitab yang di tulis di kulit binatang warna kuning. ... Menampak kitab kulit binatang itu diikat dengan seutas tali sutera warna hitam, hati Leng Bie Sian tergerak, ia buru-baru berseru: "Kwa Cangbunjin, hati- hati"

Ketua partay oey San pay itu baru saja hendak membuka ikatan benang sutera warna hitam itu, tiba-tiba mendengar peringatan Leng Bie Sian, dengan perasaan terkejut ia berpaling hendak bertanya, tetapi pada saat itu, jari tangannya yang menyentuh kitab itu, segera merasa kesemutan, maka ia lantas mengetahui bahwa tali berwarna hitam itu ada racunnya, dalam terkejutnya, buru-buru melemparkan kitab yang dipegangnya.

Akan tetapi tindakannya itu sudah terlambat, dalam waktu sangat singkat sekali rasa kesemutan itu sudah menjalar keatas kedua lengan tangannya.

Leng Bie Sian yang mengetahui kejadian itu, dugaannya tadi ternyata tidak salah, benar saja apa yang dinamakan kitab rahasia itu, sebetulnya adalah permainan jahat dari It- yang-cie Siauw can Jin, maka ia buru-buru  menghampirinya dan bertanya dengan perasaan tegang:

"Kwa Ciangbunjin, apakah kitab itu ada racunnya?"

Ketua partay oey San itu tidak menjawab, ia segera duduk ditanah, untuk bersila sambil memejamkan matanya, supaya ia dapat berusaha untuk menahan agar racun itu jangan terus mengalir masuk kedalam tubuhnya, apa mau racun itu bekerjanya cepat sekali, usahanya sedikitpUn tidak berhasil, hanya dalam dua kali pernapasan saja, dalam dadanya sudah merasa kesemutan, hingga ia tahu racun yang disentuhnya tadi ganas sekali, jiwanya sendiri kini terancam bahaya maut, maka Sesaat itu perasaan malah dari duka telah timbul didalam hatinya tanpa  disadari sudah menghela napas panjang, dan berkata kepada Cin Hong sambil tertawa kecil. "Cin Siaohiap. aku si orang tua ini selama hidupku tak pernah ada mengandung permusuhan dengan orang lain, aku percaya orang yang hendak mencelakakan diriku itu pasti bukanlah kau bahkan kau sendiri juga tak tabu akan terjadinya demikian rupa, tetapi kuharap kau beritahukan dengan terus terang kepadaku dalam urusan ini benarkah ia yang minta kepadamu untuk menyampaikan kepadaku?"

Cin Hong benar- benar mimpipun tidak menyangka bahwa It-yang-cie Siauw can Jin itu menyampaikan pesan kepadanya ternyata ada mengandung maksud jahat, ia telah menggunakan akal keji demikian rupa hendak membinasakan ketua partaynya sendiri. Sebagai seorang yang baru muncul didunia Kang ouw, hatinya yang masih putih bersih, waktu itu dengan tiba-tiba menjumpai kejadian aneh yang tidak habis dipikir itu, benar- benar ia menjadi bingung sendiri, ketika ia melihat lagi kepada ketua partay oey san yang terkena racun. keadaannya sangat gawat, sehingga semakin ketakutan dan tak bisa berbuat apa-apa, dalam keadaan demikian, bagaimana ia dapat mengeluarkan perkataan-

Tabuh ketua partay oey-san kini sudah gemetaran, ia membuka matanya lebar-lebar mengawasi Cin Hong, kemudian berkata dengan suara gemetaran pula. "Cin Siaohiap lekas beritahukan kepadaku."

Leng Bie Sian yang menampak Cin Hong berdiam seperti patung dalam keadaan bingung buru-buru menjawab:

"Kwa ciangbunjin, hal ini memang benar- benar adalah ketua partaymu yang dahulu yang minta ia menyampaikan kepadamu, hanya ia sendiri sedikitpun tidak tahu bahwa Siauw can Jin itu ada maksud hendak mencelakakan dirimu" Tabuh ketua partay oey-san gemetaran semakin kuat, daging dimukanya juga perlahan-lahan sudah mulai kaku, membuka mulut sangat susah sekali, dengan suara terputus- putus ia berkata:

"Baik, baik dahulu. .. dahulu aku masih... tidak berani memastikan . bahwa kematian Suma ciangbunjin adalah....

dan sekarang segalanya aku mengerti. "

Cin Hong yang dengan susah payah baru berbasil menenangkan pikirannya, buru-buru menunjang tubuh ketua itu dan bertanya dengan perasaan Cemas, "Kwa ciangbunjin, apa sebab ia hendak mencelakakan dirimu? Ya, apa sebab?..,.,"

Dengan napas memburu, ketua partay oey San itu mengeluarkan tarikan napas panjang, kemudian dengan suara terputus-putus menjawab:

"Sebab ...,dia mencurigai aku. . .mengetahui satu rahasianya. . . ." Sehabis berkata demikian, lantas rubuh dan putuslah nyawanya.

Hal itu telah berlangsung dalam waktu yang sangat singkat sekali, danpada saat ketua Partay oey San itu melayang jiWanya, dari sebelah timur tiba-tiba terdengar suara bentakan nyaring, didalam rimba cemara tampak empat Sosok bayangan orang secepat kilat lari kearah Cin Hong.

Setelah dekat, ia baru tahu bahwa empat orang bayangan itu adalah empat sesepuh dari partai oey san ialah chie Kay Yan cu Giok Tian, ciang Thay Peng dan Ciok Tie Hong.

Cie Kay Yan yang paling dulu tiba ditempat itu, segera menyambar tubuh Cin Hong dan dilemparkan sejauh dua tombak lebih, setelah itu ia mendukung ketuanya dan berseru dengan perasaan Cemas: "ciangbunjin ciangbunjin Kau kenapa?"

Ciang Thay Peng dengan sepasang mata membara, berjalan menghampiri Cin Hong, tanyanya dengan perasaan cemas:

"Bocah Siapa yang memerintah kau melakukan perbuatan ini ?"

Cin Hong perlalan-lahan bangkit perasaan gemas dan benci terhadap Siauw can Jin yang menjerumuskan dirinya telah membuat dia berada Seperti orang linglung, ia tidak tahu bagaimana harus memberi penjelasan dalam hal itu, hanya karena dalam waktu yang singkat sekali, seorang ketua partay besar yang masih segar bugar telah mati mendadak karena raCun berbisa, kejadian hebat ini sesungguhnya berat baginya, maka ia ingin sekali segera bisa terbang kembali kerumah penjara untuk menghajar habis-habisan kepada orang tua yang berhati binatang itu kemudian menanyakan padanya apa sebab ia menggunakan dirinya untuk mencelakakan diri kawannya sendiri,...

Sedang ia dalam keadaan bingung demikian rupa, kini dilain fihak sesepuh partay oey-san itu sudah menaruh jenazah ketua dengan air mata berlinang-linang, orang yang mendapat gelar alat tulis perak itu berjalan menghampiri Leng Bie Sian, sedang orang tua seruling besi dengan menggunakan sebatang ranting kayu untuk menyontek kitab binatang dan diperiksanya sebentar, tiba-tiba berseru^

"Racun tanpa wujud yang sangat berbisa, diatas benang sutera hitam ini ada racunnya yang tidak nampak"

ciang Thay Peng mendengar ucapan itu sepasang matanya memancarkan sinar bengisan berkata kepada Cin Hong sambil menuding padanya^ "Bagus Kalau bocah ini kiranya adalah orangnya iblis perempuan Tio Bu Yan, Kami partay oey San dengan Tio Bu Yan sedikitpun tidak ada ganjalan sakit hati apa-apa, apa sebab kalian hendak menggunakan Cara keji ini mencelakakan kami?"

CIN HONG semakin bingung, ia hanya dengar kata bahwa perempuan iblis Tio Bu Yan itu adalah Seorang perempuan jahat didalam barisan orang-orang yang dinamakan ahli racun, tak tahu yang disebut sebagai racun tak berwujud itu adalah racun macam apa, tetapi hal ini tak usah perdulikan, kotak tembaga yang baru digali dari dalam tanah itu jelas adalah kotak yang ditanam oleh siauw can Jin sebelum ia masuk kerumah penjara rimba persilatan, mengapa malah sesepuh itu menuduh dirinya sebagai orangnya Tio Bu Yan?

Apakah racun tanpa wujud itu adalah racun tunggal yang diciptakan oleh Tio Bu Yan, dan Siau can Jin dapatkan racun itu dari tangannya?

chiang Thay Peng yang menyaksikan Cin Hong berdiri bagaikan patung kembali menggenggam serta menegurnya dengan sUara keras:

"Bocah Kalau kau tak mau menjelaskan lagi duduk perkaranya, aku nanti kirim kau ke akherat "

Leng Bie sian lalu berkata: "cin Suheng, kau Ceritakanlah duduk perkaranya"

Cin Hong masih berdiri diam tidak berkata apa- apa, karena dalam hatinya sedang memaki-maki Siauw can Jin-

ciang Thay Peng adalah orang yang beradat keras, diantara empat sesepuh itu, jikalau ia tak memikirkan bahwa apa sebab Cin Hong mendadak mencelakakan diri ciangbunjinnya, mungkin sejak tadi ia sudah membinasakan, dan kali ini ketika menampak pemuda itu terus berdiri tegak tak berkata apa-apa, hatinya semakin marah, dengan tiba-tiba maju selangkah dan menyerang dada Cin Hong.

Ia sebetulnya terkenal namanya dengan senjatanya yang berupa keCeran itu, tetapi serangan tangan itu adalah merupakan pelajaran pokok bagi orang yang belajar ilmu silat, apalagi kekuatan tenaga dalamnya sudah sangat sempurna, dalam keadaan marah itu serangannya pasti di lakukan hebat sekali.

Baru hingga tangan ciang Thay Peng sudah hampir mengenakan dadanya tinggal dua dim saja ia baru sadar. Saat itu hendak mengelakpun sudah tidak keburu dalam keadaan demikian seCepat kilat ia sudah memikirkan apa bila ia hendak menghindarkan bahaya maut itu, suatu Cara yang paling baik menggunakan kakinya untuk balas menendang lawannya, ini suatu cara untuk mati bersama- sama, dengan demikian mungkin ia dapat memaksa orang tua itu menarik sendiri serangannya tetapi bersamaan dengan itu ia juga memikirkan satu soal. Ia sendiri tanpa diketahui olehnya sudah mencelakakan ketua mereka, maka sekarang bolehkah ia turun tangan lagi terhadap yang lainnya?

Pada saat timbul perasaan ragu-ragu itu, dadanya sudah terkena serangan chiang Thay Peng, hingga sesaat itu dirasakan dadanya bergolak. mulutnya menyemburkan darah segar, kemudian matanya menjadi gelap dan jatuh pingsan seketika

Ketika ia siuman kembali dan membuka mata, tampak disekitarnya gelap gulita, waktu itu ternyata sudah larut malam, sedang dirinya rebah telentang disebuah kelenteng yang keadaannya sudah rusak, sinar rembulan mencorong masuk melalui lubang-lubang genteng yang pecah segala- galanya tampak sunyi senyap.

Ia mulai memikirkan apa yang terjadi atas dirinya, baru ingat bahwa dirinya telah dipukul oleh chiang Thay Peng,  ia buru-buru bangkit, saat itu ia baru merasakan bau obat yang keluar dari mulutnya, sedang rasa sakit didadanya juga sudah sembuh seperti biasa, dalam hatinya tahu bahwa Leng Bie Sian sudah menolong dirinya keluar dari gunung oey San dan diberikan obat luka.

Ia memasang mata buat mencari tahu keadaan disekitarnya, tetapi tidak tampak gadis itu berada didalam kelenteng tersebut, selagi berada dalam keadaan terheran tampak dipintu kelenteng ada sesosok bayangan orang.

Bayangan orang itu adalah Leng Bie Sian, dengan kedua tangannya ia membawa peCahan mangkok yang berisi air jernih, ia berjalan terus masuk kedalam kelenteng, tampak Cin Hong Sudah siuman, segera berkata padanya dengan perasaan girang : "cin Kongcu, kau sudah siuman "

Cin Hong tertawa dan berkata sambil menjambret-jamret rambutnya: "Terima kasih atas pertolonganmu, ini tempat apa ?"

Leng Bie Sian meletakkan mangkok pecah itu dihadapannya, lalu berkata: "Ini adalah kaki gunung Kiu- hoa San, terpisah dengan gunung oey San kira-kira seratus pal jauhnya"

"Dengan cara bagaimana kau bisa membawa aku sampai kemari?"

Wajah Leng Bie Sian tampak kemerahan, katanya malu- malu,

"Aku tak keburu kembali ke gunung oey-san untuk mengambil kuda kita terpaksa menggendong kau lari sampai disini, hanya waktu itu cuaca gelap. barangkali tidak ada yang menyaksikan..."

Wajah Cin Hong juga menjadi merah, dan katanya mesra, "Apakah mereka tidak mengejar?"

"Sudah tentu mengejarnya, tetapi bagaimana mereka dapat mengejar aku? Jika kesalahan itu berada dipihak mereka, aku benar-benar ingin menghajar mereka, terutama orang tua yang terkenal dengan senjata keCerannya itu, ia sangat ganas, memukulmu sehingga tumpah darah."

"Ia memukul aku memang patut disesalkan tetapi itu adalah karena salahku sendiri, sebab seorang ketua yang segar bugar telah terbinasa dengan tiba-tiba"

"Aku sejak semula sudah peringatkan kepadamu bahwa It-yang-cie Siauw can Jin itu bukanlah orang baik-baik, tetapi kau Selalu tak dengar. "

"Aku mana tahu kalau ia ada maksud membunuh ketua partainya sendiri? Hem, ia benar-benar seorang berhati binatang"

"Kalau kukatakan kau barangkali juga tak mau perCaya, pejabat ketua generasi ke-enam belas partai oey San, Thian- tu Lo-jin Suma cin juga dialah yang membinasakan"

Cin Hong terkejut, tanyanya: "Bagaimana kau tahu?" "Pada saat hendak menutup mata, Kwa ciangbunjin

bukankah sudah mengatakan? ia kata:

"Aku dahulu masih belum berani percaya bahWa kematian Suma ciangbunjin. . . .tetapi sekarang segalanya aku mengerti^ Inilah sebabnya mengapa Siauw can Jin hendak binasakan Kwa ciangbunjin, sebab ia mencurigai Kwa ciangbunjin itu mati di tangannya" "Tetapi sewaktu dirumah penjara rimba persilatan ia pernah memberitahukan kepadaku Thiantu Lojin Suma cin waktu mati di badannya tidak terdapat luka sedikitpun, tidak ada tanda-tandanya terkena racun. kalau ucapannya itu membobong, bagaimana ia dapat mengelabui mata para sesepuh dan tokoh-tokoh kuat lainnya dalam partai mereka?"

"Inilah hebatnya racun yang dinamakan racun tanpa wujud itu Racun seperti ini dapat membinasakan orang tanpa ada buktinya, asal kulitnya terkena sedikit saja, racunnya dengan cepat menyusup kedalam tubuh, sehingga jantung orang menjadi beku dan matilah orangnya dan setelah orangnya mati, racunnya juga akan lenyap dengan sendirinya. Tadi sore ketika Kwa ciangbunjin hendak menarik napas penghabisan- sikap diwajahnya sangat tak sedap dipandangnya, tetapi setelah binasa, telah berubah menjadi tenang, seolah-olah kematiannya adalah suatu kematian yang wajar"

"orang tua bersenjata keCeran itu berkata bahwa racun yang tidak berwujud itu adalah racun tunggal dari iblis perempuan Tio Bu Yan, entah dengan cara apa Siauw can Jin bisa mendapatkan racun itu?"

"Siapa yang tahu? Hal ini hanya bisa kita tanyakan langsung pada iblis perempuan itu"

"Kalau begitu apa maksud tujuannya siauw can Jin membinasakan Thian-tu Lojin Suma cin?"

Leng Bie Sian diam, agaknya sedang memikirkan satu soal, pada akhirnya dengan tiba-tiba ia tertawa geli dan berucap^

"Kalau kuberitahukan terus terang kepadamu, kau tidak boleh menanyaku bagaimana aku mengetahui demikian jelas, apa kau suka berjanji begiku?" Dalam hati Cin Hong merasa sangat heran terpaksa menganggukkan kepala dan berkata Sambil tertawa, "Baik, lekas kau beritahu aku"

"Sebetulnya ini juga tidak ada apa- apa nyayang susah dijelaskan, ia membinasakan suma ciangbunjin, maksudnya tidak lebih dari dua maCam, satu ialah ingin merebut anak kunci berukiran huruf liong yang dipegang oleh Suma ciangbunjin, dan keduanya ialah ingin merebut kedudukannya sebagai ciangbunjin"

Mendengar ucapan itu, hati Cin Hong tergerak. pikirnya: "Kalau kau mengetahui bahwa anak kunci huruf liong itu berada dibadanku. kau barangkali akan terkejut setengah mati."

Tapi ia masih tenang-tenang saja tidak menunjukkan perobahan sikap apa- apa, tanya pula.

"Tapi kenapa sampai tidak berhasil mendapatkan anak kunci emas berukiran huruf liong itu?"

Wajah Leng Bie Sian berubah serius, katanya sambil menggelengkan kepala:

"Mengapa, apa sebabnya ia tak mendapatkan apa-apa aku tidak tahu, benar-benar sedikitpun aku tidak tahu"

"Aku toh tidak bertanya lebih jauh padamu, kenapa kau anggap begitu serius?"

"Aku benar benar sedikitpun tidak tahu" Cin Hong menghela napas, katanya:

"Aku benar benar tidak habis pikir. Siauw can Jin itu adalah orang pertama yang memegang tampuk pimpinan untuk menggantikan ketuanya yang dahulu, sesungguhnya tak perlu harus membinasakan Suma cin-Jikalau Suma cin menutup mata, ia toh dengan sendirinya akan menduduki kursi ketua dan dengan sendirinya pula anak kunci emas berukiran huruf liong itu akan terjaruh ketangannya. yang tidak habis kupikir ialah, perlu apa ia begitu tergesa-gesa membinasakannya?"

"Pada waktu itu, dua tahun lagi adalah dua belas ketua partay akan kumpul untuk mempersatukan dua belas anak kunci emas itu pergi ketelaga Thay-pek-tie, untuk mengangat kotak wasiat dari dasar danau, dan mengambil pel obat awet muda dibagi-bagikan kepada mereka, dan selain itu, juga masih ada kitab pelajaran ilmu silat yang tidak ada taranya. Didalam Waktu dua tahun itu, sudah tentu Suma ciangbunjin tidak akan meninggalkan dunia. oleh karenanya, maka ia perlu turun tangan untuk membinasakannya."

"Aku pikir Suma ciangbunjin mungkin sudah tahu bahwa ada perasaan lemah pada diri siauw can Jin, maka lebih dahulu Sudah menjerahkan anak kunci emas huruf liong itu pada seorang yang paling dekat dengannya kau pikir betul tidak?"

"Barangkali ya "

"Tahukah kau siapa yang ada hubungan paling erat dengan Suma ciangbunjin? Andaikata ia menyerahkan sendiri kepada muridnya atau putra-putrinya?"

"Aku tidak tahu,.. ."

Cin Hong mempunyai seperti perasaan, ia merasa bahwa gadis itu agaknya harus tahu.

lalu mengulurkan tangannya dan memegang tangan gadis yang halus itu, dan dengan suara lemah lembut serta perlahan sekali ia memanggilnya: "Leng Bie Sian?"

Leng Bie Sian tidak menduga bahwa Cin Hong dengan tiba-tiba memanggil dengan begitu mesra, dengan muka kemerah-merahan dan menundukkan kepala ia berkata^ "Ng... Ada apa?"

Wajah Cin Hong sendiri juga merasa panas, katanya sambil tertawa: "Kau pernah kata bahwa kau suruh aku anggap kau sebagai Soat-lie-ang Yo In In betul tidak ?"

Leng Bie Sian terkejut, ia menjawab sambil menganggukkan kepala: "Ng Lalu bagaimana ?"

Cin Hong yang bergaul erat dengannya Selama beberapa hari ini, telah dapat merasakan bahwa gadis dihadapannya ini lebih Cantik dan lebih lemah lembut dari pada In-jie, maka benih-benih Cinta juga telah tumbuh dalam dirinya tanpa disadarinya. saat itu ia mendapat kesempatan untuk melampiaskan perasaannya itu, tak perduli bagaimana rasa panas mukanya, ia memaksakan untuk berkata sambil tertawa: "Jikalau begitu aku hendak mencium kau. Bolehkah...,?"

Leng Bie sian lompat lantaran terkejut, meronta untuk melepaskan tangannya yang dipegang Cin Hong, lalu berkata: "Ini tidak boleh."

Cin Hong tidak mau melepaskan, katanya sembil tertawa ringan:

"oleh karena kau tidak mau memberi keterangan lebih dahulu, maka seharusnya boleh saja toh?"

Leng Bie Sian berhenti meronta, menundukkan kepala dan berpikir, dengan tiba-tiba angkat mukanya sambil menutup matanya dalam sikap pasrah, katanya:

"Baik, akan tetapi kalau nona Yo nanti sudah keluar dari rumah penjara, kau tidak boleh menyentuh aku, jikalau tidak" Cin Hong memeluk dan mencium gadis itu dengan bernafsu, Sedang mulutnya berkata: "Bie Sian, sukakah kau padaku?"

Leng Bie Sian waktu itu sangat jinak sekali, sedikitpun tidak mengadakan sikap perlawanan. membiarkan dirinya dipeluk dan diciumi, sedang dari sela-sela matanya mengUCUrkan air mata bening, katanya, "Tidak Tidak Aku tak suka padamu, aku tidak Suka padamu "

Cin Hong masih menciumnya dan berkata: "Kau jangan coba membantah, aku tahu bahwa kau Suka padaku"

Leng Bie Sian dengan tiba-tiba mendorong padanya dan lompat kesamping, sambil menekap muka dan membanting kaki, katanya sambil menangis: "Tidak Tidak Aku benar- benar tidak suka padamu"

Cin Hong sebetulnya ingin menggunakan sikapnya yang mesra itu untuk mengorek keterangan dari mulutnya, dan minta ia menceritakan apa yang diketahuinya, tetapi setelah diciumnya dengan tiba-tiba ia merasakan bahwa gadis inilah yang merupakan gadis yang paling ideal dalam hatinya, dengan tiba-tiba ia merasa bahwa dirinya sendiri waktu itu sudah jatuh Cinta kepada gadis ini demkian dalam, waktu itu ketika melihat Leng Bie Sian berulang- ulang menyangkal hingga dalam hati merasa perih dan mendongkol tanpa disadari olehnya sendiri ia lantas berkata dengan suara nyaring:

"Kau bohong Aku tahu bahwa kau suka padaku, aku juga suka padamu, antara kita berdua siapapun tak bisa membohongi lagi"

Leng Bie Sian menyender kedinding menangis tak hentinya, katanya dengan suara duka: "Kau orang nakal, kau sudah mencium sumoaymu, seharusnya kau cuma bisa mencintai dia. "

Cin Hong yang mendengar ucapan itu seperti diguyur dengan air dingin ia menarik napas dalam-dalam, dan lama ia berdiam untuk berpikir keras pada akhirnya ia telah berkata dengan tegas:

"Tidak apa, lain kali kalau aku masuk kerumah penjara lagi, boleh suruh ia memukul padaku beb erapa kali untuk mengganti kerugian"

Leng Bie sian lompat dan lari keluar dari kelenteng sambil menundukkan kepala, katanya sambil masih terus menangis: "Aku tak suka ikut kau bersama-sama, aku mau pulang"

la lari kepintu kelenteng, dengan tiba-tiba Seperti mendapat perasaan apa- apa ketika ia angkat muka, benar saja nampak seorang tua berbaju kelabu sedang berjalan masuk kedalam kelenteng.

orang tua itu bukan lain dari pada salah satu dari empat sesepuh partay 0ey-san yang pertama, ialah siorang tua pedang emas chie Kay Yan

la berjalan kedepan pintu kelenteng lantas berhenti, dengan Wajah dingin mengawasi Leng Bie Sian sejenak. kemudian berkata dengan nada suara dingin:

"Nona hari ini telah menunjukkan kemahiranmu dalam ilmu meringankan tubuh, hanya menurut pembicaraan kalian tadi agaknya kau bukanlah murid perempuan dari Thian San Swat po-po bolehkah aku ingin tanya siapakah suhumu yang sebenarnya?"

Leng Bie sian tahu bahwa perbuatannya dengan Cin Hong tadi sudah diketahui oleh chie Kay Yan, maka saat itu ia merasa malu, hingga wajahnya menjadi merah, sedang sejenak melirik pada chie Kay Yan, kemudian berkata sambil menggigit bibir: "suhuku adalah perguasa rumah penjara rimba persilatan- Kenapa?"

orang tua pedang emas mendengar keterangan itu wajahnya berubah seketika dan tanpa disadarinya sudah mundur selangkah tanyanya serius: "Benarkah apa kata nona tadi?"

Leng Bie Sian dengan acuh tak acuh menjawab: "Sudah tentu benar Kau mau memberikan aku jalan atau tidak?"

orang tua pedang emas itu tadi sore telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana Leng Bie Sian memondong Cin Hong, lalu dengan tenang keluar dari kepungan empat sesepuh partay oey San, ilmunya meringankan tubuh dan lari pesat sekalipun Thian San Swat Po-Po juga mungkin tak dapat menandingi dalam hati waktu itu sebetulnya sudah timbul perasaan Curiga, tadi ia sembunyi diluar kelenteng dan sengaja mencuri dengar pembicaraan mereka baru bahwa Kwa ciangbunjin dengan akalnya yang keji, maka dalam hati diam-diam terkejut. Kemudian terdengar pula bagaimana Cin Hong mengatakan gadis itu dianggapnya sebagai swat-lie-ang Yo in in, serta kata- kata Leng Bie Sian yang mengatakan bahwa tunggu setelah nona Yo keluar dari rumah penjara, pembicaraan itu telah menambah Kepastian baginya dan ia mengetahui dengan pasti bahwa gadis itu bukanlah murid Swat Po-po, dan orang yang mampu mendidik Seorang murid yang masih muda belia demikian tinggi ilmu silatnya. dalam rumah ini kecuali penguasa rumah penjara rimba persilatan, memang benar-benar sudah tak ada orang keduanya lagi.

Hanya oleh karena terjadinya perobahan hebat dipuncak gunung Bong-sian- hong hari ini, maka ia sama sekali tak berani percaya keterangannya, waktu itu perlahan-lahan ia menghunus pedang emasnya yang tergantung dipinggangnya, dengan tangan memainkan pedang ia berkata^

"Aku si orang tua masih perlu untuk mencoba, benar atau tidak nona adalah murid penguasa rumah penjara rimba persilatan- Kalau benar segala persoalan maupun urusan ini, mudah saja diuruS?"

Leng Bie sian tidak mengerti maksud kata- katanya, ia berkata sambil mengerutkan alisnya: "Apa katamu?"

orang tua pedang emas itu berkata sambil tertawa dingini

"Aku pernah dengar bahwa orang-orang dalam rumah penjara rimba persilatan itu tidak pernah menerbitkan huru- hara didunia Kang-ouw, kalau nona benar adalah murid penguasa rumah penjara itu, aku boleh percaya ucapan nona tadi.....tentang perbuatan akal busuk dari Siauw- ciangbunjin partay kami"

"Apakah dengan mengadu kepandaian ilmu silat kau dapat menerka asal usul diriku?" tanya Leng Bie Sian sambil tersenyum.

orang tua pedang emas itu menyentil pedangnya, hingga mengeluarkan suara mengaung, katanya:

"Kalan nona adalah murid dari penguasa rumah penjara rimba persilatan, tak mungkin tidak dapat menyambut tiga puluh enam jurus iimu pedang aneh dari partai oey San kami"

"Baik, kau boleh turun tangan saja" kata Leng Bie sian sambii menganggukkan kepala dan tertawa.

orang tua pedang emas itu tidak bicara lagi, pedang emasnya digerakkan, dari situ mengeluarkan sinar emas berkilauan, dengan tiba-tiba ujung pedang sudah mengancam muka Leng Bie Sian, benar saja tidak kecewa, orang tua itu mendapat nama ilmu pedang gaib, gerakan ilmu pedangnya memang sangat luar biasa anehnya, berbeda dengan ilmu pedang biasa.

Dengan tenang Leng Bie Sian mengelakkan serangan aneh itu, berbareng dengan itu tangannya sudah bergerak. balik menyambar pergelangan tangan orang tua itu yang memegang pedang.

Gerakannya itu tampak biasa saja dan tak ada yang aneh, tidak disangka-sangkanya orang tUa pedang emas itu se-olah2 ketemu batu, sama sekali tidak dapat mematahkan gerakan gadis itu, hingga pada saat itu juga ia dipaksa mundur selangkah lebih, maka wajahnya berubah seketika.

Dia adalah calon ketua sesudah Kwa Lam Kie, kepandaian ilmu silatnya sudah tentu diatas kawan- kawannya yang sejajar, waktu itu dalam satu gebrakan saja sudah dipaksa mundur oleh seorang gadis cilik, bagaimana ia tidaK terkejut dan merasa malu? Maka saat itu lalu timbullah amarahnya, setelah mengeluarkan siulan panjang, pedang emas ditangannya bergerak bagaikan naga, tiga puluh enamjurus lmu pedang gaib dari oey-San dikeluarkan semuanya, sejurus demi sejurus bergerak kian cepat, dalam waktu singkat, hanya tampak berkelebatnya sinar emas yang berkilauan, mengurung Leng Bie Sian,..,

Pertempuran berlangSung beberapa puluh jurus, hati orang tua itu semakin terkejut dan terheran- heran sebab kini ia telah merasakan bahWa Leng Bie Sian agaknya kenal baik dengan ilmu pedangnya tiga puluh enam jurus itu, setiap kali bergerak. seolah-olah sudah diperhitungkan baik-baik, dengan itu setiap kali bergerak. seolah-olah sudah di perhitungkan baik-baik, dengan cara bagaimana harus mematahkan serangannya, bahkan ia sendiri kadang- kadang baru saja menggerakkan satu gerak tipu ilmu pedangnya tetapi sudah didahului oleh Leng Bie Sian yang terus dapat mematahkan serangannya, ini benar-benar suatu hal yang aneh.

Jikalau ia tak kenal baik ilmu pedang itu dengan sendirinya tak bisa berbuat demikian- 0leh karenanya maka kini ia merasa tidak leluasa melakukan gerakannya, hingga pada akhirnya gerakkan ilmu pedangnya menjadi kalut sendiri, jikalau bukan karena pengalamannya yang banyak, sudah sejak tadi ia harus tekuk lutut di hadapan Leng Bie Sian-

la kini tahu apabila pertempuran itu berlangsung terus pada akhirnya ia tentu dapat dikalahkan oleh gadis itu, karena ia kini sudah membuktikan sendiri bahwa gadis itu memang benar adalah murid penguasa rumah penjara rimba persilatan, dengan sendirinya tidak perlu menempuh bahaya besardan bertempur terus.

Karena berpikiran demikian, ia segera menarik kembali pedangnya Sambil lompat mundur setelah mana lalu katanya sambil menjura:

"Kepandaian ilmu silat nona benar-benar sangat mengejutkan, aku si orang tua Sungguh kagum sekali"

Leng Bie Sian tampak membereskan rambutnya yang kusut, jawabnya sambil tertawa:

"Aku tidak berani menerima pujianmu, kini apakah kau sudah percaya bahwa aku benar-benar adalah murid penguasa rumah penjara rimba persilatan?"

orang tua itu mengangguk-anggukkan kepala dan berkata sambil mengbela napas:

"Aku minta agar nona suka bicara terus terang, ketua kami dari generasi ke enam belas Suma ciangbunjin, apakah benar kematiannya itu atas perbuatan pejabat ketua Siauw ciangbunjin?"

"Kalau tidak percaya, sekarang aku ajak kau bersama- sama pergi kau tanya sendiri padanya" kata Leng Bie Sian-

"Bagaimana aku dapat memasuki Rumah penjara rimba persilatan?"

"Sudah tentu harus pergi menantang bertanding. Nanti setelah kau dipukul jatuh oleh Suhu dan dimasukan kedalam rumah penjara ular, aku akan berusaha lagi supaya kau bisa ditempatkan satu tempat dengan dia, waktu itulah kau bolah tanyakan sendiri padanya"

"orang tua pedang emas nampak tercengang, dengan tiba-tiba ia mendongakan kepala dan tertawa tergelak. lalu berkata:

"Baik, baik Demi kepentingan partay kami untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam peristiwa yang dua kali menimpa partay kami aku siorang tua bersedia menjadi tawanan seumur hid up dalam rumah penjara rimba persilatan- Mari sekarang kita jalan"

Leng Bie sian berpaling mengawasi Cin Hong sejenak. dengan perasaan berat berjalan menuju keluar.

Cin Hong mengawasi bayangan belakang gadis itu yang sangat indah, hatinya merasa seperti ditembus oleh ratuSan anak panah, dengan tiba-tiba timbul perasaan benci terhadapnya, sebab gadis yang nakal ini, Sejak ia masuk kerumah penjara rimba persilatan hingga sekarang, terus menunjukkan sikapnya penuh Cinta kasih terhadap dirinya, akan tetapi setelah sikap mesra itu menggugah hatinya dan hendak didekati, gadis itu lantas berlalu begitu saja dari dampingnya, maka dalam hati Cin Hong lalu mencaCi maki padanya, dianggapnya gadis itu hendak mempermainkan dirinya, ia telah berjanji pada suatu bari ia pasti akan membalaS dendam....

orang tua pedang emas yang hendak berlalu, tampak Cin Hong tidak ada maksud untuk pergi bersama-sama, maka lalu merandek dan bertanya : "Apakah cin Siaohiap tidak mau pergi bersama-sama dengan kami?"

Cin Hong menganggukkan kepala sambil menggigit bibir, orang tua itu mengerti bahwa diantara dua orang muda itu telah timbul keriCuhan, tetapi ia tiada mempunyai niat untuk mengurusi segala urusan orang lain, maka lantas berpaling dan memutar tubuh berlalu meninggalkan Cin Hong. Cin Hong tiba-tiba buka mulut dan berkata: "LoCianpwe, tunggulah sebentar "

orang tua pedang emas itu kembali merandek dan berkata sambil berpaling: "Ada apa ?"

"Aku pernah mendapat ijin dari penguasa rumah penjara rimba persilatan, boleh masuk kerumah penjara tanpa melalui pertandingan. ciangbunjin partaymu, aku tidak dapat lepas tangan begitu saja maka kini bersedia bantu Locianpwe untuk masuk kerumah penjara, supaya locianpee boleh tanyakan sendiri kepada Siauw  ciangbunjin. Apakah locianpwe bersedia?" berkata Cin Hong sambil memberi hormat.

orang tua itu berdiam dan berpikir sejenak. kemudian berkata sambil menghela napas perlahan.

"Kebaikan cin Siaohiap Cuma bisa kuterima didalam hati saja. oleh karena ini sesungguhnya terlalu hebat,jikalau aku tidak menanyakan padanya dengan jelas, sesungguhnya masih akan mengganggu pikiranku. "

Sejenak ia berdiam, lalu melanjutkan ucapannya sambil menatap Cin Hong "Hanya ada satu hal, seperti apa yang pepatah mengatakan bahwa urusan buruk dalam rumah tangga tidak boleh disiarkan keluar. maka dalam hal ini mohon supaya cin siaohiap jangan sampaikan hal ini pada orang lain, dengan demikian aku sudah merasa sangat berterima kasih padamu"

Cin Hong yang menampak maksud tegas dari orang tua itu terpaksa menganggukkan kepala dan berjanji untuk memenuhi permintaannya, ia sebetulnya menanyakan keadaan sebenarnya tentang kehilangan anak kunci berukiran huruf liong ditangan Suma cin dahulu, dan siapa siapa orang yang ada hubungan paling dekat dengannya, tapi kemudian berpikir pula karena saat itu orang tua tadi sedang dalam keadaan sedih dan mendongkol, kalau ditanya demikian, kuatir akan menimbulkan persoalan lain lagi, maka terpaksa dibatalkannya.

Leng Bie sian berjalan keluar dari dalam kelenteng tiba- tiba berpaling dan kembali kehadapan Cin Hong, katanya dengan suara sedih sambil menundukkan kepala:

"cin kongcu, urusan tadi sedikitpun tidak menyesal, harap kau jangan berkecil hati. "

"Aku tidak dapat memahami dirimu, pergilah" kata Cin Hong dingin,

Leng Bie Sian tampak begitu sedih ketika memutar tubuhnya. sambil menyeka air mata ia sudah berjalan lagi.

Cin Hong dengan berdiri terrmangu-mangu mengawaSi berlalunya sigadis dan orang tua pedang emas menghilang kedalam kegelapan lama ia baru berbicara menggerutu sendiri, lalu balik lagi kebawah dinding untuk tidur.

Lama ia tak bisa tidur pulas, dalam otaknya selalu terpeta bayangan rupa-rupa orang. Bayangan ketua partay oey San Kwa Lam Kie membuat penyesalan pada dirinya, bayangan It- yang cie Siaaw can Jin membuat ia gemas dan marah, bayangan Leng Bie Sian membuat ia masgul, bayangan In-jie menjadikan hatinya bingung.

Bayangan orang-orang itu telah mengganggu pikirannya sehingga hampir pagi baru ia biSa tidur, sebelum tidur ia sudah mengambil keputusan, esok paginya ia akan melakukan perjalanan kegunung Siong-san, untuk beritahukan kepada partay Siao-lim-pay...

Malam itu sunyi senyap. tak ada angin, tak terdengar suara binatang malam hanya kelap kelipnya kunang2 yang berterbangan disekitar kelenteng yang memancarkan sinar sangat terang.

Selagi Cin Hong hendak memejamkan matanya tidak jauh diluar kelenteneg tiba-tiba terdengar suara langkah kaki orang yang mendatangi dari arah jauh, kedengarannya semakin mendekat.

Matanya layap-layap sudah terbuka dan semangatnya terbangun, dalam hatinya berpikir apakah Leng Bie Sian yang balik kembali?

Ia segera lompat bangun dan bersembunyi dibelakang tembok, ia mulai pasang mata, dan suara langkah kaki orang itu sudah masuk kedalam kelenteng ternyata bukan cuma satu orang juga bukanlah Leng Bie Sian. Telinganya waktu itu dapat menangkap suara seorang wanita yang berbicara:

"Baiklah, kuturuti kehendakmu buat menginap satu malam ditempat ini. Benar-benar kurang menggembirakan mengikuti orang seperti ini, tidur juga tak bisa dirumah penginapan"

Kemudian terdengar suara seorang laki-laki: "Maaf aku adik Heng, tunggu setelah rambutku nanti menjadi panjang, aku akan mengajak kau menginap dirumah penginapan yang paling mewah"

Wanita yang disebut adik Heng tadi terdengar pula suaranya sambil dibarengi dengan suara tertawa nyayang merdu:

"Ai, engko Beng ku yang baik sebetulnya kalau kau memakai topi dan mengenakan pakaian seperti orang biasa, siapa yang masih bisa mengenali bahwa kau adalah seorang padri?"

Pemuda yang dipanggil engko Beng tadi terdengar pula suaranya: "Tidak bisa Bila ketahuan orang, sudah pasti akan timbul geger "

"Kau ini memang aneh, kau menghendaki diriku, tapi takut orang lain tahu" kata wanita yang dipanggil adik  Heng tadi.

Cin Hong yang mendengar ucapan itu kaget ia segera mengetahui bahwa pemuda yang disebut sebagai engko Beng tadi adalah seorang murtad yang sedang mengadakan perhubungan dengan perempuan Cabul ini benar-benar merupakan satu nodabagi orang yang menganut agama Buddha, tapi ia tak tahu padri muda itu dari kelenteng mana maka ia pikir hendak mencuri lihat bagaimana rupa orangnya.

Baru ia mengintip dan menongolkan kepalanya sedikit, apa yang dilihatnya membuat hatinya berdebaran, hampir saja ia mengeluarkan seruan kaget.

Kiranya wanita yang dipanggil adik Heng tadi adalah salah satu dari sekian putri golongan kalong yangpernah dilihatnya dibawah kaki gunung Tong-san, sedangkan pemuda itu wajahnya putih bersih tampan sekali mengenakan topi sebagai pelajar, pakaian yang dikenakannya adalah jubah berwarna biru, dandanan itu mirip dengan seorang pelajar, jikalau tadi tidak disebut dia sebagai padri, siapapun tidak mengenalinya bahwa pemuda itu adalah seorang yang menganut agama buddha, malah sudah menjadi paderi pula.

Dua muda mudi itu duduk berdampingan sambil menyender kemeja sembahyang, pemuda yang dipanggil engko Beng tadi mengulurkan lengan kirinya, dan dikalungkan dipinggang wanita yang dipanggil adik Heng, sedang tangan kanannya mulai menggerayangi bukit dada wanita itu.

Wanita yang disebut adik Heng tadi menapis tangan nakal yang memegang, berkata sambil pendelikan matanya:

"Lihat Kau ini beberapa hari yang lalu masih memaki- maki orang sebagai wanita siluman, tapi sudah diberi rasa manis, lantas jadi begini binal tidak tahu malu, setiap hari ia mengganggu aku, sehingga selama lima hari kelakangan ini aku jadi tidak bisa tidur pulas"

Pemuda yang dipanggil engko Beng tadi dengan wajah cemas dan tertawa cengar cengir, menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya. kemudian diciuminya pipinya dan berkata sambil tertawa:

"Dahulu suhuku sering bilang bahwa wanita itu galak bagaikan harimau, mana aku tahu kalau harimau itu ternyata jinak seperti merpati. Adikku yang manis, terimalah permintaanku sekali ini. Biar kau suruh aku mati aku juga mau"

Dengan sikap manis wanita itu mendorong kepala sang pemuda, mulutnya menggumam. "Tidak mau, ah Tapi kalau kau bisa ambilkan anak kunci emas. " Pemuda itu meremas-remas buah dada siwanita, napas memburu ketika ia berkata: "Jangan khawatir, aku pasti bisa dapatkan barang ituAyolah, satu kali saja"

Sang wanita menggeleng kepala dan berkata:

"Tunggu sampai anak kunci itu sudah ada padamu bisa kuberikan apa saja yang kau mau" Si pemuda rupanya sudah mulai marah, katanya:

"Jauh sekali jaraknya dari sini ke Siong San untuk bisa sampai kesana masih memerlukan berjalan beberapa hari lamanya. Kau toh tak bisa membiarkan aku sampai tak sabar bukan?"

Sang wanita menampak pemuda itu sudah marah, tak berani berlaku terlalu dingin lagi, sambil mengerlingkan matanya ia berkata:

"Kalau begitu kau ceritakanlah dahulu dengan cara bagaimana akan kau ambil anak kunci emas berukiran gambar harimau dari tangan ciang bunjinmu ?"

Sang pemuda nampak mengerutkan alisnya, setelah dipikirnya sejenak. baru berkata:

"Dia setiap sore sebelum melakuKan Semedhi, pasti minum dulu seCawan teh, aku bisa masukkan obat Bong- ban-yok kedalam tehnya"

"Kong-ti Taysu memiliki kekuatan tenaga dalam hebat sekali, baru obat tidur bangsa Bong-ban-yok saja mana dapat menjatuhkan dirinya?jangan kau berbuat setolol itu "

"Kalau begitu, setelah pulang nanti aku akan bertindak dengan melihat gelagat, biar bagaimana aku pasti akan mengambil anak kunci itu buat kau "

Si wanita mengelus-elus wajah pemuda itu katanya dengan suara lemah- lembut: "Aku mempunyai suatu rencana cukup baik, tapi aku takut kau tidak mempunyai keberanian begitu besar untuk melakukannya. "

"coba kau Ceritakan dahulu padaku. Kalau kurasa bisa, sudah tentu aku akan menuruti kehendakmu "

Wanita itu menempelkan bibirnya ketelinga sipemuda, dengan bisik-bisik mengatakan sesuatu lalu wajah pemuda itu tampak berubah pucat, dengan perasaan ragu-ragu ia berkata: "Mana boleh berbuat begitu? Rasanya terlalu kejam"

si wanita memperlihatkan wajah tidak senang, hendak mendorong lagi sipemuda. sambil berkata dengan suara dingin:

"Aku memang sudah dugakau pasti tidak akan berani melakukannya. Sudahlah kau pergi saja"

Sipemuda rupanya kebingungan, katanya sambil menarik tangan wanita muda itu: "Baiklah Aku menurut saja kehendakmu Ayo dong "

Dilihat dari sikapnya yang begitu cemas jelas ia sudah mengambil keputusan untuk menuruti rencana wanita tadi, bahkan tampaknya, kalau diminta hatinya sekalipun mau ia mengeluarkan hatinya, buat kekasihnya ini.

Lalu dengan bernapsu, dua tangannya menggerayangi sekujar tubuhnya wanita itu dan wanita agaknya juga sudah mulai tergerak hatinya, dengan wajah kemerah-merahan dan tubuh bergerak-gerak serta mulut memperdengarkan suara rintihan, balas merangkul sipemuda. . .

Cin Hong yang menyaksikan adengan itu merasa marah dan terkejut, ia sudah akan lompat keluar untuk memberi hajaran kepada mereka tetapi akhirnya ditahan-tahannya. Sebab ia teringat bahwa ia sendiri justru hendak melakukan perjalanan kegunung Siong-san untuk memberitahukan kepada ketua Siao-lim Sie, supaya waspada terhadap akal muslihat golongan kalong yang hendak merampas anak KUnci emasnya. olen karena kebanyakan orang Siao-lim- pay terdiri dari orang-orang yang menyucikan diri, ucapan apa saja bisa diperCaya, tetapi kalau mau menceritakan bahwa paderi dalam golongan Siao-lim sudah kepincuk  oleh Siluman wanita dari golongan Kalong, benar-benar sudah membuat ketua Siao-lim-pay percaya. Malah barangkali bisa2 dia yang disangka hendak menghina nama baik Siao-lim-pay. Karena mengingat paderi itu juga hendak pulang kegereja Siao-lim-sie untuk mencuri anak kunci emas berukiran gambar harimau yang berada ditangan Keng-tie Taysu, maka ia pikir untuk sementara biarlah mereka berdua berbuat sesuka hatinya, setelah tiba didalam gereja Siao-lim Sie, barulah ditangkap dan dibuka rahasianya.

Akan tetapi, sekarang ini mereka hendak melakukan perbuatan mesum ditempat suci, apakah perlu ia harus turun tangan memperingatkan mereka?

Tetapi kalau diingat bahwa paderi itu tampaknya sudah beberapa hari terjatuh didalam jaring wanita siluman itu, maka perlu apa harus bertindak mengurusi orang yang tak ada sangkut-pautnya dengan urusan sendiri?

Maka itu, dengan berjalan berindap-indap ia keluar dari kelenteng rusak itu, kemudian lari menuju keutara...,.

Hari kedua, ia mengambil jalan melalui kota Lam-leng, mencari Su Jiok. salah Satu dari empat caycu daerah Kang- lam yang namanya berendeng dengannya sendiri untuk pinjam uang sebanyak dua ratus tail perak, barulah ia melanjutkan lagi perjalanannya kegunung Siong San- Hari ketujuh, ia tiba dikota See-peng yang merupakan kota perbatasan dikota propinsi Ho-lam, ia menghitung perjalanannya, dari situ Siong-san hanya memerlukan perjalanan satu hari saja sudah dapat dicapai.

Waktu itu sudah senja hari, ia berjalan memasuki kota See-peng, selagi hendak mencari sebuah rumah makan dan penginapan, tiba-tiba di belakang dirinya lewat dua orang bertubuh tegap berpakaian ringkas masing-masing membekal senjata golok, mereka dengan bahu membahu jalan menuju kejalan raya, gerak gerik mereka itu sangat gesit dan langkah tindakannya mantap. jelas masing-masing memiliki kepandaian ilmu silat yang cukup tinggi

maka Cin Hong mulai memasang telinga dan mata, waktu itu terdengar dua orang itu sedang berbicara sambil berjalan-Yang satu berkata:

"Lotoa, kerumah makan mana kita harus pergi ?"

"Sudah tentu kerumah makan Eng-hong-kok Pemilik rumah makan itu melakukan usahanya yang khusus untuk melayani orang-orang rimba persilatan, hidangan yang dibuatnya enak sekali "

"Boleh juga , kita justru harus mencari tempat seperti itu

"

"Dan  disitu,  Cukup  kita  membuka  suara  sekali  saja,

tanggung suara kita dengan Cepat dapat tersiar kedaerah Selatan dan utara sungai Tiang-kang"

"Haha, kita sebetulnya hendak menyiarkan hal-hal ang sebenarnya, bukanlah siaran bohong "

"Benar, hahaha . . ."

Cin Hong tidak tahu mereka hendak menyiarkan issue- issue, hanya tahu bahwa mereka hendak pergi kerumah makan yang bernama Eng-hng-kok itu. Dan karena waktu itu ia juga sama ingin tangsel perut, kalau memang benar ada rumah makan seperti yang disebut oleh dua orang. sungguh kebetulan- Maka ia lalu mengambil keputusan untuk mengikud jejak mereka.

Ia diam-diam mengikuti dua laki-laki tegap tadi ketengah-tengah kota, lalu memasuki rumah makan yang dimaksudkan itu.

Rumah makan itu memang sangat megah, benar saja disitu terdapat banyak orang-orang rimba persilatan- Hampir disetiap baris meja terdapat penuh hidangan, dan orang-orang itu pada makan minum sambil mengobrol kebarat ketimur.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar