Setan Harpa Jilid 29

 
Jilid 29

KEDUA sosok bayangan hitam itu bukan lain adalah utusan kiri dan utusan kanan dari Yu leng Iojin.

Kepandaian silat yang dimiliki utusan kiri kanan boleh dibilang lihay sekali, kecuali Yu leng lojin seorang, boleh dibilang tiada orang kedua yang mampu menandingi kemampuannya itu, tubrukan yang dilakukan kedua orang ini, sudah barang tentu dilakukan juga dengan kecepatabn yang mengerikdan.

"Bagus ! Ruapanya kalian bebrdua sudah bosan hidup?" bentak Thia Eng dengan keras.

Sepasang lengannya direntangkan melancarkan dua buah pukulan dahsyat yang ditujukan ke tubuh utusan kiri dan utusan kanan, di dalam serangannya ini Thia Eng telah sertakan juga segenap tenaga pukulan yang dimilikinya, kehebatannya tak terlukiskan dengan kata-kata.

Ilmu silat yang dimiliki utusan kiri kanan juga bukan sembarangan, satu maju yang lain menghindar, dua sosok bayangan tubuh dengan gerakan yang saling membantu telah menerjang ke tubuh Thia Eng dengan serangan- serangan mengerikan.

Mendadak...

Yu leng lojin membentak dengan suara yang amat keras: "Tahan !"

Mendengar bentakan dari Yu Ieng lojin yang diucapkan secara tiba-tiba itu, serentak utusan kiri dan utusan kanan menarik kembali serangannya sambil melompat mundur ke belakang.

Dengan suatu gerakan sangat cepat Yu leng lojin, segera meluncur ke depan menerjang ke arah Thia Eng. Menghadapi terjangan itu, tanpa sadar Thia Eng mundur dua langkah ke belakang dan melototi wajah Yu leng lojin- dengan wajah penuh kegusaran.

Yu leng lojin segera tertawa seram.

"Heeehhh... heehh...heeehh bukankah kau datang untuk mencari diriku? Tentu saja aku tak dapat membiarkan kau bertarung melawan anak buah ku, cuma seandainya kau memang berhasrat untuk menyelamatkan Ong Bun kim, sebenarnya itu pun tidak susah, asal kau bersedia  memenuhi sebuah permintaanku."

"Apa syaratku itu?*

"Mencoba untuk menerima ilmu hipnotis Gi- sin tay- hoat, jikalau kau sanggup mempertahankan diri dari pengarah ilmu hipnotis Gi sin-tay-hoat tersebut, maka aku akan menyerahkan Ong Bun kim kepadamu..."

"Sungguhkah ucapan dari Buncu itu?" seru Thia Eng sambil tertawa dingin...

"Betul !"

"Bagus sekali, aku ingin sekali menjajal sampai dimanakah kehebatan dari ilmu hipnotis Gi sin tay hoat yang sangat kau unggul-unggulkan itu."

"Kalau begitu, ikutilah aku !"

Sambil berkataq, Yu leng lojin segera berjalan masuk lebih dahulu menuju ke pintu rahasia ketujuh.

Thia Eng tertawa dingin, dia pun turut masuk dibelakangnya.

Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah berada didalam, Yu leng bun, ketika Ong Bun-kim menyaksikan kemunculan Thia Eng di tempat itu, paras mukanya segera berubah hebat, akan tetapi tak sepatah katapun yang sanggup dia ucapkan.

Thia Eng sendiri ketika menjumpai Ong Bun-kim berada disana, segera berteriak pula:

"Buncu !"

Dia melompat ke depan dan menghampiri Ong-Bun kim, akan tetapi gerakan tubuh dari Yu leng lojin jauh lebih cepat lagi, dengan suatu gerakan saja tahu-tahu ia sudah menghadang jalan perginya.

"Saudara, apakah kau tidak merasa bahwa tindakanmu itu terlalu terburu napsu?" tegurnya sambil tertawa dingin.

Paras muka Thia Eng berubah hebat, baru saja akan membentak, utusan kiri dan utusan kanan telah mengempit tubuh Ong Bun kim sambil mundur kebelakang.

Paras muka Thia Eng semakin berubah hebat.

Yu-leng lojin segera tertawa seram katanya. "Asalkan kau tidak sampai terpengaruh oleh ilmu hipnotis Gi sin tay- hoat, bukankah aku sudah bilang akan menyerahkan Ong Bun-kim kepadamu?"

"Cepat gunakan ilmu Gi sin tay-hoat tersebut!" bentak Thia Eng dengan suara keras.

Pelan-pelan Yu-leng lojin duduk kembali di atas kursinya, dia lantas berseru:

"Saudara, sekarang tataplah sepasang mataku !" "Baik !"

Setelah mengiakan, Thia Eng segera mengalihkan sinar matanya keatas mata Yu leng lojin yang tajam bagaikan sembilu itu untuk menyambut pengaruh dari ilmu Gi sin tay-hoat Ong Bun-kim yang menyaksikan itu segera merasakan hatinya bergetar keras. Bila dibilang dengan andalkan kepandaian silat yang dimiliki Thia Eng sekarang untuk melawan Gi-sin-tay-hoat dari Yu-leng lojin, sesungguhnya kejadian ini bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan.

Akan tetapi, kepandaian yang dimiliki Yu leng lojin kini sudah jauh berbeda bila dibandingkan dengan keadaan dulu, sebab sejak mendapatkan kitab pusaka Hek-mo keng, kemajuan pesat yang diperolehnya dalam tenaga dalam, boleh dibilang telah mencapai ke tingkatan yang mengerikan sekali.

Sayangnya dia tak sanggup berbicara apa-apa, yang bisa dilakukan-sekarang hanya mengawasi Yu-leng lojin dengan sepasang matanya yang berapi-api.

Sementara itu pengaruh ilmu hipnotis Gi sin tayhoat sudah dimulai

Mendadak...

Disaat yang amat kritis itulah terdengar suara langkah kaki manusia berkumandang dari luar pintu, menyusul kemudian sesosok bayangan manusia berbaju merah berkelebat lewat, tahu-tahu si Dewi mawar merah sudah menyelinap masuk ke dalam.. Dia memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian bisiknya dengan suara lirih: "Lapor buncu!"

Sementara itu Yu leng lojin sedang mengerahkan ilmu Gi sin tay hoat untuk menyerang lawannya, dalam keadaan demikian, tak sepatah katapun dari Dewi mawar merah yang terdengar olehnya. Utusan kanan segera bertanya: "Ada urusan apa?"

"Ada orang mencari Buncu!" ”Siapa ?" "Seorang yang bernama Pak khek tong!"

Ong Bun kim yang mendengar nama itu kembali merasakan hatinya bergitar keras, sebab wakil ketua dari perguruan Sin kiam-bun juga telah datang disitu.

Terdengar utusan kanan berseru dengan suara dalam: "Beritahu kepadanya kalau Buncu belum ada waktu

sekarang, suruh dia menunggu dulu !"

Belum habis utusan kanan menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara bentakan keras menggelegar memecahkan keheningan disusul kemudian suara pertarungan yang amat sengit berkobar di ruangan tersebut.

Kalau didengar dari suara bentakan dan pertarungan yang sedang berlangsung dapat diketahui kalau suasana dalam ruang tengah Yu leng bun telah diliputi ketegangan, dan suasana mengerikan yang luar biasa sekali.

Mendadak...

Sesosok bayangan manusia berkelebat masuk ke dalam pintu gerbang dengan kecepatan luar biasa, utusan kanan yang menyaksikan kejadian itu segera menyadari bahwa gelagat tidak menguntungkan, tarpa berpikir panjang lagi dia segera menerjang ke depan dan menghadang jalan pergi orang itu...

Sesosok bayangan manusia segera menerjang masuk ke dalam, tak salah lagi, orang itu bukan lain adalah Tan Liok.

Sementara Tan Liok masuk kedalam ruangan, puluhan sosok bayangan manusia segera menyusul tiba dan menerjang ke arahnya secara kalap dan ganas....

"Mundur. " Tan Liok segera membentak keras. Tangan kanannya melancarkan sebuah pukulan untuk membendung datangnya terjangan tersebut, kemudian sebuah pukulan dahsyat dilontarkan ke depan.

Dengan cepat tubrukan dari puluhan orang Yu leng jin tersebut sama sekali terbendung.

Utusan kanan kembali membentak dengan suara dingin: "Tahan!"

Tan Liok menarik kembali serangannya dan mundur beberapa langkah kebelakang, kemudian sambil mengalihkan sinar matanya ke wajah utusan kanan, katanya dengan dingin:

"Mana Yu leng lojin?" "Mau apa kau?"

Tan Liok segera tertawa dingin. "Tentu saja untuk berbincang-bincang," sahutnya.

"Sekarang Buncu kami belun ada waktu!" "Tidak ada waktupun harus menjumpai juga"

"Tampaknya kedatanganmu kemari adalah untuk membuat perhitungan lama..."

"Benar!"

"Bagus, rupanya kau ingin mampus?" "Belum tentu !"

"Jika kau berani bergerak lagi, jangan salah kan kalau segera kujagal dirimu!"

"Kalau memang begitu silahkan saja untuk mencoba" tantang Tan Liok sambil tertawa dingin. Ditengah bentakan keras, tubuh Tan Liok segera meluncur kearah utusan kanan seraya melancarkan sebuah pukulan yang sangat dahsyat.

Serangan yang dilancarkan oleh Tan Liok ini  dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat. Utusan kanan mana menyangka kalau ilmu silat yang dimiliki Tan Liok sudah mencapai ke tingkatan yang tiada tandingannya didunia ini? Ternyata serta merta dia lepaskan juga sebuah pukulan untuk menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras melawan keras.

Menanti sepasang tenaga sudah saling berjumpa, dia baru terkesiap dan merasa gelagat tidak menguntungkan, buru-buru tubuhnya menyelinap ke samping dan mengundurkan diri, untung saja dia mengetahui keadaan  ini terlalu awal, coba kalau tidak sudah pasti dia akan terluka oleh serangan lawan.

000OdwO000

BAB 92 MENDADAK...

Suatu bentakan keras menggelegar memecahkan keheningan, Yu-leng lojin yang sudah menyalurkan tenaga dalamnya itu dalam keadaan tiba-tiba dan sama sekali tak terduga langsung menerjang kearah Thia Eng dengan kecepatan bagaikan sambaran petir

Tenaga serangan yang dilancarkan kali ini telah disertakan dengan segenap tenaga dalam yaag dimiliki Yu leng lojin. kekuatannya benar-benar mengerikan sekali.

Thia Eng mana mengira kalau pihak lawan yang sedang mengerahkan tenaga dalamnya itu bisa melakukan serangan secara mengerikan? menanti ia merasakan keadaan tersebut, untuk menghindarkan diri waktu sudah terlambat sekali.

Akan-tetapi dia memang tidak malu disebut orang yang berilmu tinggi, dikala Yu leng lojin melakukan tubrukan tersebut, dia pun melancarkan sebuah pukulan dahsyat.

"Blaaamm..."

Suatu ledakan keras yang memekikkan telinga segera berkumandang memecahkan keheningan.

Thia Eng merasakan kepalanya menjadi pusing dan muntah darah segar, tubuhnya segera roboh terjengkang keatas tanah.

Sebaliknya Yu leng lojin sendiripun mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan sempoyongan, mukanya menjadi pucat pasi dan darah dalam tubuhnya segera bergolak keras.

Pada saat itulah, si Dewi mawar merah sudah meluncur kedepan sambil melancarkan sebuah cengkeraman maut ke tubuh Thia Eng.

Baru saja Yu leng Iojin bisa berdiri tegak, sesosok bayangan manusia dengan kecepatan yang luar biasa telah meluncur kehadapannya dan orang itu ternyata bukan lain adalah Tan Liok.

Dengan suatu lejitan keras Tan Liok menerjang kehadapan Yu leng lojin, mendadak ia menjumpai Ong Bun kim berada disana, dengan wajah berubah hebat dia lantas mengalihkan sasarannya dan menerjang ke arah utusan kiri.

Tubrukan yang dilakukan oleh Tan Liok ini boleh dibilang dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran petir, tampaknya Utusan kiri itu tidak menyangka kalau Tan Liok bakal melancarkan serangan kearahnya, dengan perasaan terkesiap buru-buru dia menghindarkan diri ke samping.

Sungguh luar biasa cepatnya serangan dari Tan Liok itu, gagal dengan serangan yang pertama, serangan kedua telah dilancarkan lagi ke muka.

Mendadak...

"Tahan !" suatu bentakan keras menggema dari mulut Yu Leng lojin.

Bayangan manusia melintas, tahu-tahu ia sudah menghadang dihadapan Tan Liok.

Pelan-pelan sinar mata Tan Liok dialihkan ke atas wajah Yu Leng lojin dan menatapnya lekat-lekat.

Situasi yang dihadapinya sekarang sangat tidak menguntungkan bagi pihaknya, sebab Ong Bun-kim maupun Thia Eng telah terjatuh ditangan orang, salah-salah bisa jadi dia sendiripun tak bisa keluar lagi dari Yu leng-bun ini dalam keadaan selamat.

Maka dengan sekuat tenaga dia berusaha menekan hawa napsu membunuh yang berkobar dalam hatinya, kemudian sambil tertawa dingin katanya:

"So buncu, kau masih-kenal dengan aku orang she Tan?" Paras muka Yu-leng lojin segera berubah hebat.

"Kau adalah Tan Liok?" serunya. "Benar!"

"Kau..."

"Kau tidak menyangka bukan kalau aku belum mati?" "Benar!" "Dua puluh tahun berselang, kau telah menodai istriku, dan hari ini aku datang untuk menuntut perhitungan ini denganmu!"

Yu-leng lojin segera tertawa dingin.

"Heehhh...heeehhh heeehhh... Tan Liok, sungguh tidak ku sangka kau masih teringat dengan peristiwa tersebut..."

"Betul!" kata Tan Liok sambil tertawa seram, "selama hidup aku orang she Tan tak akan melupakan peristiwa tersebut, karena kau sangat baik sekali kepadaku, bukaokab kau amat mencintai istriku?"

"Benar."

"Sekarang dia sudah pulang ke akhirat, maka Iebih baik kaupun pergi menemaninya!"

Tampaknya Yu leng lojin masih belum tahu kalau Tan Liok adalah wakil ketua dari perguruan Sin kiam bun, sambil tertawa dingin dia lantas berkata.

"Tan Liok, urusan yang sudah lewat biarkan saja lewat, mengapa kau tidak menggabungkan diri denganku dan bersama-sama menguasahi seluruh dunia persilatan?"

Tan Liok tertawa dingin.

"Sayang aku orang she Tan tidak mempunyai ambisi sebesar itu, apalagi bekerja sama denganmu!"

"Jadi maksudmu..."

"Aku hendak membunuhmu!"

Mendengar perkataan tersebut Yu leng lojin segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.

"Haaahh haaahh.... haaahh Tan Liok, mampukah kau untuk mewujudkan keinginanmu itu?" "Soal ini akan segera kau ketahui setelah dicobanya nanti!"

Ditengah bentakan yang amat keras, Tan Liok segera bergerak mendekati Yu leng lojin, suasana dalam arenapun kembali diliputi oleh hawa pembunuhan yang sangat mengerikan.

Tampaknya sebelum salah seorang diantara Tan Liok dan Yu leng lojin mati, pertarungan diantara mereka berdua tak akan berakhir.

Tan Liok bisa menyusul Thia Eng ketempat itu, sudah barang tentu dia pun cukup mengetahui akan kelihayan ilmu Gi sin tay hoat yang dimiliki Yu leng lojin, maka dia lantas meninggalkan tugas perguruannya dan menyusul kesitu.

Kini Tan Liok sudah sampai disitu, tentu saja diapun dapat membayangkan bahwa Yu leng lojin akan mempergunakan racun, maka Tiang seng lojin menghadiahkan sebutir pil pemunah racun kepadanya dengan harapan dia bisa bertarung melawan Yu leng lojin tanpa kuatir akan terserang oleh racun keji.

Begitulah, ketika Tan Liok melakukan  serangan kedepan, paras muka Yu leng lojin segera berubah hebat, tampak sorot mata kedua belah pihak sama-sama saling bertatapan tanpa berkedip barang sedikitpun juga.

Mendadak...

Suatu bentakan keras yang memekikkan telinga berkumandang daari mulut Tan Liok, dia menerjang kehadapan Yu leng lojin dan melepaskan sebuah pukulan dahsyat.

Didalam serangannya ini, Tan Liok hanya menggunakan enam bagian saja dari tenaga dalam yang dimilikinya, dia harus menyembunyikan kekuatan yang sebenarnya sehingga bila ada kesempatan baik dan diluar dugaan Yu leng lojin, dia akan melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga.

Walaupun serangan ini hanya mempergunakan tenaga sebesar enam bagian, tapi kedahsyatannya mengerikan sekali, Yu lenglo jin segera tertawa dingin diapun melancarkan sebuah pukulan untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.

Kedua belah pihak sama-sama melakukan serangan dengan kecepatan luar biasa, betul juga, serangan yang dilancarkan oleh Yu leng lojin itu segera berhasil membendung ancaman yang dilakukan oleh Tan Liok,  akan tetapi dalam detik berikutnya Tan Liok telah melancarkan kembali serangannya yang kedua.

Kedua orang itu sama-sama berilmu tinggi dan menyerang dengan kecepatan yang mengerikan, di antara berkelebatnya bayangan manusia, masing-masing pihak telan melepaskan tiga buah serangan berantai, tampaknya Tan Liok kena didesak sehingga berada dipihak kalah.

Padahal didalam kenyataannya, ilmu silat yang dimiliki Tan Liok masih jauh diatas kepandaian yang dimiliki Yu leng lojin, cuma saja dia memang sengaja berlagak seperti terdesak hebat dengan berharap pada suatu kesempatan dia akan menyerang dengan segenap kekuatan yang dimilikinya...

Yu    leng    lojin    segera    tertawa    seram.    "Haahh....

haaahh....haahh.  Tan Liok, dengan tenaga dalam yang kau

miliki sekarang, mana mungkin bisa membalas dendam? Aku lihat lebih baik kau bekerja sama dengan diriku saja. "

"Kentut busuk. " "Makilah haaahh.. hahhh.. haaaahh.. jika aku berhasil menawanmu maka aku akan menyuruhmu setia seratus persen kepadaku..."

Dengan tertawanya yang mengerikan secara beruntun dia lancarkan tiga buah serangan berantai, untuk sesaat Tan Liok menjadi terkurung dibalik pukulan-pukulan musuh yang sangat hebat itu sehingga posisinya makin lama semakin bertambah gawat.

Sementara itu Ong Bun kim yang tertotok jalan darahnya merasa terkejut sekali setelah menyaksikan kejadian itu.

Pada saat itulah mendadak... sesosok bayangan manusia secepat sambaran petir menerjang masuk kedalam ruangan itu!

Utusan kanan segera mengalihkan sinar matanya kearah orang itu, kemudian dengan terkejut bentaknya.

"Mau apa kau datang kemari?"

Yang datang ternyata bukan lain adalah iblis cantik pembawa maut.

Dengan sorot mata yang tajam, iblis cantik pembawa maut memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian dengan paras muka berubah hebat, ia tertawa dingin tiada hentinya.

"Iblis cantik pembawa maut!" bentak Utusan kanan dengan suara dingin seperti es, "jika kau tidak kembali lagi kedalam penjara. segera kucabut selembar jiwamu!"

"Aku datang untuk mencari Yu leng lojin."

Sembari menjawab, iblis cantik pembawa maut segera menerjang kearah Utusan kanan.

Dengan situasi yang dihadapinya sekarang, dia harus berusaha keras untuk menguasahi Utusan kiri dengan suatu serangan tak terduga sehingga dapat menyelamatkan Ong Bun-kim.

Sedangkan Utusan kiri dan kanan sama sekali tidak tahu kalau Iblis cantik pembawa maut telah terbebas dari pengaruh racun Si-sim ci tok setelah makan buah Hiat-li.

"Ada urusan apa kau pergi mencarinya?" kembali utusan kanan membentak dengan suara keras.

"Ada persoalan yang hendak kutanyakan kepadanya!" "Persoalan apa?"

Belum habis si Utusan kanan berkata, Iblis cantik pembawa maut sudah melompat kedepan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, dia langsung menerjang ke arah tubuh utusan kanan tersebut.

Serangan yang dilancarkan dengan gerakan beradu jiwa ini sungguh cepat luar biasa, tampak bayangan manusia berkelebat lewat, kemudian terdengar dengusan tertahan bergema memecahkan keheningan, tahu-tahu utusan kanan sudah roboh terkapar diatas tanah

Menyaksikan peristiwa ini, Utusan kiri menjadi tertegun.

Dalam waktu singkat tubuh Iblis Cantik pembawa maut sudah meluncur kembali ke depan, sementara perempuan itu menyerang utusan kiri dengan serangan yang bertubi- tubi, sesosok bayangan manusia telah menyelinap masuk ke dalam ruang itu.

Bayangan tersebut bukan lain adalah Bu kek lojin adanya.

Begitu Bu kek lojin masuk ke dalam ruangan ketika itu Thia Eng juga sedang mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk melancarkan sebuah pukulan dahsyat ketubuh si Dewi mawar merah dikala perempuan itu teledor.

Sekali pun Thia Eng sudah menderita luka, akan tetapi dalam waktu yang amat singkat tadi dia telah menyelesaikan pengobatannya, maka serangan yang dilancarkan dengan segenap kekuatan yang dimilikinya ini boleh dibilang benar-benar mengerikan sekali.

Menanti si Dewi mawar merah menyadari kalau keadaan tidak beres, keadaan sudah terlambat.....

Serangan dahsyat yang dilancarkan Thia Eng tersebut tahu-tahu sudah meluncur datang

"Blaam." ditengah benturan keras, Dewi mawar merah mendengus tertahan lalu tubuhnya terlempar ke belakang.

Pada saat yang bersamaan, dengusan tertahan berkumandang pula dari mulut si utusan kiri, ternyata serangan maut yang dilancarkan Iblis cantik pembawa maut itu tak sanggup ditahan olehnya.

Dengusan tertahan bergema memecahkan keheningan, tubuh Ong Bun-kim segera terlepas dari cekalan dan terlempar ke belakang.

Dengan suatu gerakan yang cepat Iblis cantik pembawa maut menyambar tubuh Ong Bun-kim dan dilempar kearah Thia Eng, kemudian bentaknya keras-keras:

"Cepat pergi!"

Tapi Thia Eng malah menjadi tertegun dan berdiri melongo.

Mendadak terdengar Tan Liok membentak keras, tiba- tiba melompat ke tengah udara, akhirnya dengan mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya dia melancarkan sebuah pukulan dahsyat. Termakan oleh serangan tersebut, Yu leng lojin dipaksa mundur sejauh sepuluh langkah sebelum bisa berdiri tegak kembali.

"Tahan!" suatu bentakan yang amat keras mendadak berkumandang memecahkan keheningan.

Bentakan itu berasal dari mulut Bu-khek lojin.

Dengan cepat Tan Liok maupun Yu leng lojin menarik kembali serangannya dan mundur ke beIakang.

Ketika Yu leng lojin mendapat tahu siapakah yang berada disitu, paras mukanya segera berubat hebat bentaknya.

"Kalian..."

Bu khek lojin tertawa sahutnya.

"Kenapa kami masih dapat mencarimu? Yu leng lojin, tindakan keji yang kau lakukan terhadap kami sudah cukup keji, sekarang akhirnya datang juga saat buat kami untuk mencarimu"

"Kalian bukankah sudah terkena..."

"Haaah haaahh haaahh, kau anggap racunmu itu tak mampu dipunahkan orang lain? Jangan kuatir, racun yang mengeram dalam tubuhku pun sudah punah sama sekali"

Rasa terkejut yang menyelimuti diri Yu leng lojin ketika itu sungguh tak terlukiskan dengan kata-kata, tanpa disadari dia mundur dua tiga Iangkah dengan tubuh menggigil.

Akan tetapi dia memang tidak malu disebut seorang manusia licik yang berpengalaman, sambit tertawa paksa katanya kemudian.

"Sebenarnya apa yang kalian inginkan?" "Apakah utang piutang diantara kita tidak pantas untuk diperhitungkan kembali?"

"Yaaa memang pantas diperhitungkan, pantas untuk diperhitungkan, tapi harus diperhitungkan dengan cara apa?"

Sembari berkata, pelan-pelan dia mundur ke belakang.

Mendadak... Iblis cantik pembawa maut melompat kedepan dan menerjang kearah Yu leng lojin, kemudian bentaknya keras-keras:

"Yu leng lojin, serahkan selembar nyawamu!"

Sebuah pukulan dasyat dengan cepat dilontarkan kedepan. "Bangsat, kau pingin mampus. " teriak Yu leng

lojin sangat marah.

Tangannya diayunkan kedepan untuk menangkis serangan itu, kemudian secara tiba-tiba badannya meluncur kebalik kegelapan sana.

Menyaksikan kejadian itu, Iblis cantik pembawa maut menjadi tertegun, pada saat itulah berbintik-bintik senjata rahasia berhamburan sederasnya ke sekeliling tubuhnya.

Menghadapi ancaman senjata rahasia itu, Iblis cantik pembawa maut menjadi terkejut sekali, buru-buru tangan kanannya diayun ke depan memukul rontok seluruh senjata rahasia yang tertuju ke arahnya.

Pada saat itulah terdengar bunyi gemerincing yang sangat nyaring menggema memecahkan keheningan.

Secara tiba-tiba pintud gerbang Yu leng bun menutup dengan sendirinya rapat-rapat.

"Cepat kabur!" seru Bu khek lojin dengan cepat. Dengan suatu lompatan kilat dia menerjang ke pintu gerbang dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat.

"Blaaammm....!" benturan keras menggelegar memecahkan keheningan, akan tetapi pintu itu masih tetap utuh dan sama sekali tidak bergoncang barang sedikitpun juga.

Menyaksikan kejadian ini, paras muka semua orang segera berubah menjadi hebat.

Mendadak terdengar Yu leng lojin tertawa seram, kemudian terdengar suara berseru.

"Jangan harap kalian bisa lolos dari sini, akan kugunakan kabut beracun pelebur hati untuk meracuni kalian sampai mati, satu jam kemudian kalian semua sudah akan berpulang keakhirat,. "

oooOdwOooo

BAB 93

BERSAMAAN dengan selesainya ucapan itu, mendadak dari sudut kedelapan gua itu melayang keluar gumpalan kabut putih yang amat tebal...

Semua orang yang berada disana tak ada yang tahu sampai dimanakah kelihayan dari kabut beracun pelebur hati itu, cuma kalau didengar dari ucapan Yu leng lojin itu, tam paknya kabut beracun itu sangat lihay sekali. Saking gemasnya Tan Liok sampai menggertak giginya kencang- kencang, serunya:

"Yu -Leng-Lojin. meskipun hari ini kau dapat melarikan diri, jangan harap lain kali bisa lolos"

Yu Leng Lojin segera tertawa dingin. "Heeehh heeehhh heenhbh tak usah omong besar lagi" ejeknya, "satu jam kemudian, kalian semua akan berubah menjadi gumpalan darah dan mati!"

Mendengar perkataan itu semua orang menjadi bergidik dan bulu romanya tanpa terasa pada bangun berdiri.

Tampak kabut putih itu mengepul keluar dan pelan-pelan menyebar ke empat penjuru, makin lama kabut itu semakin menebal dan pelan-pelan meluncur ke arah pintu gerbang tersebut.

Seandainya apa yang dikatakan Yu leng-lojin bukan gertak sambal belaka, maka peristiwa ini benar-benar merupakan suatu peristiwa yang mengerikan sekali.

Untuk masuk tiada jalan, untukb mundur tiada pdintu, dengan tearkesiap dan terbmangu-mangu kawanan jago itu berdiri tertegun ditempat, seakan-akan sedang menantikan datangnya saat kematian.

Yaa! Mereka memang sedang menunggu datangnya saat kematian.

Sementara itu, si Iblis cantik pembawa maut telah menerjang kesisi Dewi mawar merah dan memeluk tubuhnya kencang kencang, seperti seorang ibu yang menemukan kembali putrinya yang telah banyak tahun hilang lenyap.

"Bagaimana sekarang?" tanya Thia Eng kemudian.

Tak seorangpun yang tahu apa yang mesti di lakukan, mereka hanya bisa saling berpandangan dengan wajah terkesiap dan perasaan bimbang.

Akhirnya Thia Eng menghela napas panjang, laIu bertanya.

"Hu kaucu, kenapa kau bisa turut pula kesini?" Tan Liok segera menghela napas panjang katanya:

"Sepeninggalmu tadi, aku merasa amat tidak tenteram, seandainya salah seorang diantara kalian berdua ada yang terkena ilmu hipnotis Gi sin-tay hoat dari Yu leng lojin, maka bagaimana jadinya? Maka aku dan Tiang seng lojin segera berunding sebentar, kemudian kuputuskan untuk menyusul kemari"

"Sekarang bagaimana baiknya? Kau tidak kemari, urusan rada mendingin, tapi sekarang. "

Sekali lagi dia menghela napas panjang.

Andaikata Tan Liok tidak datang maka tentu saja akan mengurangi selembar jiwa yang bakal mati konyol, persoalan partai juga ada yang mengurusinya.

Kabut putih dengan cepatnya telah menyelimuti seluruh ruangan tersebut:

Suasana menjadi sangat tenang, tapi mereka tak berdaya menghadapi kabut putih yang demikian tebalnya itu, sebab benda tersebut sudah jelas tak mungkin bisa dibendung dengan ilmu silat

Mendadak...

Utusan kanan yang ditotok roboh oleh iblis cantik pembawa maut itu mulai menggerakkan badannya dan tersadar kembali kemudian pelan-pelan bangkit berdiri.

Akan tetapi satelah menyaksikan keadaan yang terbentang didepan matanya itu, kontan saja ia menjerit ketakutan.

"Haahh ? Kabut itu adalah kabut beracun pelebur hati."

Mendengar suara bentakan itu, berubah semua orang merasakan hatinya bergetar keras sehingga tanpa rterasa banyak dtiantaranya yangq menggigil kerars. Seperti orang gila utusan kanan menerjang ke arah pintu gerbang kemudian menggebrak, pintu keras-keras seraya berteriak:

"Buncu masih ada kami di sini."

Hanya suara dengungan keras yang kedengaran, tidak terdengar suara jawaban dari Yu leng lojin.

Sekali lagi utusan kanan menjerit-jerit seperti orang kalap:

"Buncu, lepaskan kami keluar..."

Teriakan dan jeritan itu amat memilukan hati membuat seluruh gua Yu leng bun tersebut menjadi penuh dengan suara melengking yang menambah seramnya suasana. Thia Eng segera tertawa dingin, serunya:

"Kau tak perlu berteriak-teriak lagi, tak nanti dia akan menolongmu!"

Sorot mata utusan kanan yang dingin dan menyeramkan itu dengancepat dialihkan ke wajah Thia Eng.

Melihat itu Thia Eng tertawa hambar, kembali katanya: "Lebih baik kau menemani kami untuk mati ditempat ini

saja!"

Utusan kanan mengawasi wajah Thia Eng beberapa saat lamanya, kemudian secara tiba-tiba mendongakkan kepalanya lagi sambil tertawa seram, lalu dia membalikkan badannya dan langsung menerjang ketengah gumpalan kabut patih yang sangat tebal itu.

Menyaksikan tindakan yang diambil itu semua orang menjadi kaget dan segera berseru tertahan. "Kraaak !" mendadak terdengar bunyi gemertak yang keras menyusul kemudian suasana menjadi sunyi senyap kembali.

Setelah berkumandang suara "Kraak " yang sangat keras tadi, kabut putih yang mengepul ke dalam ruangan itupun terputus sampai ditengah jalan, menyusul kemudian tampak utusan kanan berlarian keluar dari balik kabut putih itu.

Dengan cepat semua orang lantas menyadari apa gerangan yang sebenarnya telah terjadi, sudah pasti si "utusan kanan" telah menyerempet bahaya untuk menutup pintu masuknya kabut beracun itu.

Tapi setelah sampai ditempat semula si "utusan kanan" itu menjadi sempoyongan lalu roboh terjengkang keatas tanah.

Melihat itu, semua orang menjadi, terke jut dan berseru tertahan, kelihatan badannya mengejang keras sekali.

Thia Eng melompat ke depan dan segera menghampiri ke hadapannya, kemudian serunya:

"Sobat, kau kau tidak apa-apa bukan?"

Si "Utusan kanan" mendongakkan kepalanya dan membuka kain cadar hitam yang menutupi wajahnya, maka dengan cepat tampaklah seorang kakek kurus berusia enam puluh tahunan yang sedang mengucurkan darah kental dari mulutnya.

Dia memandang sekejap kearah Thia Eng, lalu tertawa terbahak-bahak dengan seramnya:

"Haaahh... haaahh... haaahh... aku tak akan hidup lebih lama...tubuhku sudah terkena kabut beracun.   sebentar lagi

badanku akan berubah menjadi darah kental dan mati, engkoh cilik, sungguh tak kusangka kalau aku bakal mati ditangan Yu leng lojin. haaahh...haaahh...haaahh...inilah... inilah yang dinamakan takdir..."

Berbicara sampai disitu, kembali dia mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.

Setelah berhenti beberapa saat lamanya, si "Utusan kanan" kembali berkata.

"Pintu kabut telah kututup.   kabut beracun juga tak akan

bisa muncul kembali, cuma yang telah masuk itu, kabut racun tersebut masih bisa menyebar dan... dan berbahaya...

kalian. kaliai harus cepat-cepat pergi."

Darah mengucur keluar tiada hentinya dari ujung bibir, dia sudah tak berdaya untuk berbicara lebih jauh.

Dia suruh Thia Eng sekalian pergi, tapi pergi lewat mana? Dimanakah letak pintu keluarnya ?

Belum sempat Thia Eng bertanya, kepala "Utusan kanan" sudah terkulai dan mati!

Kematiannya betul-betul mengerikan sekali, badannya makin lama berkerut makin kencang, mula-mula tangannya lebih dulu yang mencair jadi gumpalan darah, menyusul kemudian sekujur badannya.

Sungguh mengerikan sekali keadaan waktu itu, semua orang menjadi bergidik hatinya segera menyaksikan peristiwa tersebut.

Kekejaman dan kebuasan yang diperlihatkan sekarang sungguh membuat orang merasa tak berani untuk mempercayainya, kini seluruh badan utusan kanan telah berubah menjadi gumpalan darah, yang tbak melihat, menddengar cerita saemacam inipun bboleh dibilang belum pernah.

Mendadak,.., Saat itulah si utusan kiri telah sadar pula dari pingsannya dengan sempoyongan dia bangun berdiri, lalu memandang sekejap sekeliling tempat itu, ketika menyaksikan kabut putih yang melayang dalam ruangan, kontan saja ia menjerit keras.

"Haah. ..?! Itulah kabut beracun pencair hati..."

"Betul" sahut Thia Eng dingin, "temanmu itu sudah tewas terkena kabut beracun itu"

Si utusan kiri itu seakan-akan tidak mendengar sama sekali ucapan dari Thia Eng, seperti orang kalap dia lari menuju ke arah pintu gerbang, lalu menggebrak pintu keras- keras, serunya menjerit lengking.

"Buncu, lepaskan aku keluar..."

"Blaam....blamm... suara benturan keras bergema memecahkan keheningan.

Tapi keadaan yang dialaminya waktu itu tidak jauh berbeda dengan keadaan dari si Utusan kanan tadi, sayang sekali Yu leng lojin tidak menjawab juga tidak melepaskannya masuk kedalam.

"Sobat!" kembali Thia Eng berkata dengan suara dingin, "jangan mimpi Yu leng lojin bersedia melepaskan dirimu!"

Utusan kiri segera mengalihkan sorot matanya ke atas wajah Thia Eng, kemudian menatapnya lekat-lekat.

Dengan suara dalam kembali Thia Eng berkata. "Andaikata Yu leng lojin bersedia menolongmu,

temanmu itu tak akan mati dan tubuhnya tak akan berubah menjadi gumpalan darah akibat keracunan kabut pelebur hati itu"

Utusan kiri melirik sekejap jenasah utusan kanan yang sudah berubah menjadi gumpalan darah itu, tiba-tiba ia tertawa kalap, suaranya keras dan menyeramkan, penuh mengandung napsu amarah yang luar biasa.

Kemudian sambil berhenti tertawa dia berteriak:

"So Hui pi! Kau yang lebih dulu turun tangan keji, jangan salahkan kalau akupun tak akan bertindak sungkan- sungkan kepadamu."

Mendengar perkataan itu para jago segera merasakan semangatnya berkobar kembali, besar kemungkinan si Utusan kiri ini mengetahui jalan keluarnya, siapa tahu kalau ia bersedia membawa mereka keluar dari tempat itu?

"Sobat, sekarang tentunya kau sudah tahu jelas bukan manusia macam apakah Yu leng lojin itu?" kata Thia Eng dengan suara dingin,

"Benar, anggap saja aku sudah kenal dengannya, engkohku sudah mati oleh kabut beracun itu. tapi aku toh masih hidup...haahh... haaahh...haaahh..."

"Sobat, kau bisa keluar dari tempat ini." "Tentu saja bisa !" jawab utusan kiri cepat.

Sorot matanya dialihkan sekejap memperhatikan sekeliling tempat itu, kemudian secara tiba-tiba dia berjalan menuju ke sebelah kanan gua.

Tak lama kemudian terdengarlah bunyi gemerincing yang amat nyaring menggema memecahkan keheningan, sementara utusan kiri sudah mengundurkan diri kembali ke tempat semula..

Ketika semua orang mencoba untuk memperhatikan pintu gerbang, ternyata pintu itu masih tetap tertutup rapat seperti sedia kala.

Melihat itu, Thia Eng menjadi tertegun, kemudian katanya. "Apa yang telah terjadi?"

"Aku telah membuka pintu rahasia." jawab utusan kiri dengan suara dingin.

"Sungguh? Di mana?*"

"Pintu rahasia tersebut letaknya berada dibagian ruangan yang diselimuti kabut beracun itu. "

"Bukankah itu berarti untuk keluar dari tempat ini, kita harus menembusi kabut beracun Iebih dulu?" .

"Benar !"

"Bukankah hal ini sama artinya dengan menghantar kematiannya diri sendiri?"

"Asal kita tidak menghirup kabut beracun sehingga tidak melumerkan hati, tidak mencairkan tulang, otomatis jiwa kitapun tidak terancam oleh bahaya"

"Maksudmu asal kita tidak menghirup kabut beracun itu, maka jiwa kita akan selamat?"

"Betul!"

Seusai berkata dia lantas melompat kedepan dan menerjang masuk ke dalam kabut beracun itu, dalam waktu singkat bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.

Menyaksikan kesemuanya itu, paras muka semua orang segera berubah menjadi hebat.

"Hayo berangkat!" seru Bu khek lojin kemudian.

Diapun menggerakkan badannya menerjang masuk ke balik kabut putih beracun itu, sekejap mata kemudian bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata. Sambil mengempit tubuh Ong Bun kim, Thia -Eng juga bersiap siap melompat maju kedepan, tapi sebelum ia sempat menggerakan tubuhnya. mendadak Tan Liok membentak keras:

"Tunggu sebentar."

Thia Eng tertegun dan tanpa terasa menghentikan gerakan tubuhnya.

"Hu kaucu, kau ada pesan apa lagi?"

"Bebaskan dulu jalan darah Buncu yang tertotok!" Hingga kini semua orang baru teringat kalau jalan darah

Ong Bun kim belum dibebaskan.

Sesungguhnya, Ong Bun kim dapat menyaksikan semua peristiwa yang berlangsung disitu dengan jelas, tapi sayang ia tak mampu berkutik maupun berbicara apa-apa.

Tan Liok mendekati Oag Bun kim dan mencoba untuk meraba jalan darahnya, tapi dengan cepat paras mukanya berubah hebat.

"Aduh celaka " serunya, "rupanya totokan yang dipakai adalah suatu ilmu totokan menunggal.

Begitu mendengar perkataan dari Tan Liok tersebut, paras muka semua orang turut berubah hebat.

Thia Eng segera bertanya: "Apa susah untuk dibebaskan?"

"Yaa. memang susah untuk dibebaskan!" "Lantas bagaimana baiknya sekarang?"

Tak seorangpun yang tahu apa yang musti dilakukan sekarang untuk mengatasi masalah tersebut. "Aku pikir lebih baik kita tinggalkan tempat ini lebih dulu!" usul Thia Eng kemudian.

"Tidak mungkin, bagaimana seandainya ia sampai menghirup kabut beracun itu?"

"Yaa, apa jadinya andaikata Ong Bun kim sampai menghirup kabut beracun itu? Sebab keadaannya sekarang tak jauh berbeda dengan seseorang yang tidak memiliki tenaga dalam, andaikata kabut beracun itu sampai terhirup, bukankah dia tak akan bisa hidup lebih jauh didunia ini?"

Ong Bun kim menjadi amat gelisah sekali, dia ingin memberi tahu kepada mereka kalau dirinya masih memiliki tenaga murni meski jalan darahnya sudah tertotok. ia masih sanggup untuk menutup napasnya bilamana diperlukan, cuma sayang ia tak mampu untuk mengungkapkan isi hatinya itu.

Tan Liok lantas berkata kepada Ong Bun kim. "Buncu, bagaimana baiknya sekarang?"

Dengan biji matanya Ong Bun kim menatap ke arah Tan Liok dan mengartikan untuk keluar dari situ.

"Kau maksudkan keluar dari sini?" tanya Tan Liok dengan wajah agak tertegun.

Ong Bun kim manggut-manggut, Tan Liok segera bertanya lagi.

"Kau sanggup untuk menutup pernapasanmu?"

Sekali lagi Ong Bun kim mengangguk menandakan kalau ia mampu untuk melakukan hal itu.

Dengan perasaan berat Tan Liok segera mengangguk, ujarnya kepada Thia Eng.

"Thia congkoan..." "Tecu berada disini"

"Bawa Buncu keluar dari sini, tapi gerakan tubuhmu harus cepat."

"Aku mengerti."

Maka dengan langkah yang sangat berhati-hati Thia Eng berjalan kedepan dan akhirnya berhenti pada satu jengkal dari kabut beracun itu, ujar nya kepada Ong Bun kim.

"Buncu, harap kau menutup pernapasanmu." Ong Bun kim manggut-manggut.

Dengan suatu gerakan tubuh yang amat cepat, Thia Eng segera melompat ketengah udara dan secepat kilat meluncur ke balik kabut beracun itu...

Tan Liok segera mengalihkan sorot matanya ke arah iblis cantik pembawa maut yang sedang memeluk dewi mawar merah sambil berdiri termangu-mangu disitu, kemudian tegurnya:

"Hujin, harap segera tinggalkan tempat ini."

Seperti baru sadar dari impiannya, Iblis cantik pembawa maut bergumam lirih: "Luka yang dideritanya cukup parah!"

"Siapakah dia?" "Putriku!" "Putrimu?" .

"Benar, putriku! Toh aku tak bisa membiarkan dia mati ditempat ini..."

"Kalau begitu, mari kita gunakan tenaga yang kita miliki untuk menyembuhkan dulu luka yang dideritanya." Iblis cantik pembawa maut manggut-manggut, maka dengan tenaga gabungan kedua orang itu mereka mengobati luka yang diderita si Dewi mawar merah...

Sebagamana diketahui, kedua orang ini semuanya  adalah jago lihay dalam dunia persilatan dewasa ini, dalam beberapa saat saja mereka telah berhasil menyembuhkan luka yang dideritanya Dewi mawar merah.

Setelah sembuh dari lukanya. Dewi mawar merah memandang kedua orang itu sekejap, lalu tanyanya.

"Hei, apa yang telah terjadi?"

Iblis cantik pembawa maut tak kuasa menahan rasa sedihnya lagi, dengan air mata bercucuran mendadak katanya.

"Putriku, kau..."

Tak tahan lagi ia memeluk gadis itu kencang-kencang dan menangis tersedu sedu.

Buru-buru Tan Liok berseru:

"lebih baik kalian segera tinggalkan tempat ini, kalau tidak, kuatirnya kalian tak bisa pergi dari tempat ini""

Tiba-tiba Dewi mawar merah mendorong tubuh Iblis cantik pembawa maut seraya membentak: "Kau bukan ibuku..."

"Oooh, putriku..."

"Aku bukan putrimu, jangan panggil aku lagi, kau bukan ibuku, kau bukan ibuku."

Iblis cantik pembawa maut cukup menyadari bahwa Dewi mawar merah sudah sangat terpengaruh oleh ilmu hipnotis Gi sin tay hoat, sudah barang tentu ia tak akan percaya kalau Iblis cantik pembawa maut adalah ibu kandungnya.

Maka iapun lantas berkata lembut:

"Entah kau bersedia mengaku atau tidak diriku sebagai ibumu, yang pasti kita harus segera tinggalkan tempat ini, kalau tidak andaikata kabut beracun itu menyerang  kedalam tubuh, niscaya sekujur badanmu akan berubah menjadi gumpalan darah dan mati secara mengenaskan!"

Mendengar ucapan tersebut, paras muka Dewi mawar merah kontan saja berubah sangat hebat.

Sambil membopong gadis itu, kembali iblis cantik pembawa maut membentak:

"Hentikan napasmu, kalau tidak kau tak akan bisa hidup lagi!"

Terlepas apakah Dewi mawar merah sudah menjadi seorang manusia buas atau tidak, yang pasti dia toh tetap manusia hidup dan setiap manusia hidup tentu memiliki harapan untuk bisa hidup lebih jauh didunia ini."

Maka ia segera manggut-manggut.

Dengan cepat iblis cantik pembawa maut menggerakkan tubuhnya menerjang masuk ke balik kabut putih itu diikuti oleh Tan Liok dibelakangnya...

Tiba di belakang ruangan, tampak sebuah pintu terbentang lebar diatas dinding batu, tanpa berpikir panjang lagi Iblis cantik pembawa maut meIuncur masuk kedalam pintu, menembusi pintu rahasia dan menerobos masuk kedalam.

Ternyata dalam ruangan dibalik pintu rahasia-itu masih terdapat kabut putih yang beracun.

oooOdwOooo BAB 94

DIBALIK pintu rahasia tampak sebuah lorong yang sempit dan panjang sekali, setelah melakukan perjalanan sejauh enam tujuh kaki, mereka baru lolos dari lingkungan kabut beracun, tanpa terasa ketiga orang itu menghembuskan napas lega.

"Thia congkoan!" dengan suara lantang Tan Liok segera berseru:

"Hu buncu. kami berada disini!" suara sahutan Tbia Eng berasal dari depan sana.

Tan Liok dan Iblis cantik pembawa maut segera berlarian kembali menuju kedepan sana.

Betul juga, ditempat itu mereka jumpai Thia Eng sekalian telah menunggu disitu, bagaikan baru lolos dari suatu ancaman maut beberapa orang itu cuma berdiri tertegun disitu.

Tan Liok segera menghampiri utusan kiri seraya berkata. "Sobat, terima kasih banyak atas pertolonganmu."

"Tak usah berterima kasih, toh aku bertindak demikian demi menyelamatkan diriku sendiri" sahut Utusan kiri dingin.

"Sobat, dimanakah kita berada sekarang?" "Di lorong rahasia!"

"Jalan keluarnya?" "Sudah tersumbat..."

"Aaah, bukankah berarti kita tak mungkin bisa meloloskan diri dari sini?" "Didalam Yu leng bun terdapat banyak sekali lorong rahasia yang jumlahnya mencapai ratusan buah, setiap lorong tersebut memiliki banyak sekali pintu rahasia, tapi sampai sekarang aku masih belum teringat jalan rahasia manakah yang sekarang kita tempuh sekarang ini."

"Asal kau terinrgat kembali arath dari lorong rahasia ini, apakah kau akan menemukan pula jalan keluarnya?"

"Benar ! Biar kucoba untuk membayangkan dulu"

Selesai berkata dia lantas duduk di atas tanah dan mulai memejamkan matanya untuk berpikir.

Sekali ancaman bahaya maut sudah lewat, tapi ancaman bahaya untuk kedua kalinya telah berada didepan mata, apakah bisa lolos dari dalam lorong rahasia itu masih merupakan suatu persoalan.

Kepada Ong Bun kim Tan Liok lantas berkata "Buncu, kau tidak apa apa bukan?"

Ong Bun kim menggelengkan kepalanya berulang kali. Iblis cantik pembawa maut segera-berjalan kehadapan

Ong Bun kim lalu katanya.

"Mari kuperiksa keadaanmu, coba kulihat apakah aku bisa membebaskan totokan jalan darahmu atau tidak, siapa tahu kalau ilmu silat yang digunakan olehnya itu berasal dari kitab pusaka Hek mo keng?"

Selesai berkata, dia lantas meraba sebentar jalan darah diatas tubuh Ong Bun kim itu, kemudian katanya.

"Aaah, benar juga, ternyata yang dipergunakan adalah ilmu menotok jalan darah yang tercantum dalam kitab pusaka Hek mo-keng.”

"Kau sanggup untuk membebaskannya?" "Sanggup!"

Seusai berkata, tangan kanan Iblis cantik pembawa maut segera diayunkan ke bawah dengan kecepatan luar biasa, dalam waktu singkat dia sudah melancarkan lima buah totokan di atas lima buah jalan darah penting di sekujur badan Ong Bun kim, setelah itu dia mengurut sejenak jalan darah Mia Bun hiat ditubuh pemuda itu.

Tak lama kemudian, Ong Bun kim merasakan tenaga dalamnya telah pulih kembali seperti sedia kala.

Iblis cantik pembawa maut segera mengundurkan diri kembali, lalu katanya:

"Ong Bun kim, bagaimana rasamu sekarang?"

Untuk sesaat lamanya Ong Bun kim masih belum dapat berbicara, sampai lama sekali, dia baru menghela napas panjang.

"Terima kasih banyak atas pertolongan A-ih yang telah membebaskan diriku dari pengaruh totokan, aaai Sungguh keadaan yang mengerikan sekali, suatu siksaan yang lama dan panjang, masih untung jiwaku dapat lolos dari ancaman kematian."

Mendadak terdengar si utusan kiri berseru: "Aah! Aku sudah teringat sekarang?"

Ucapan tersebut segera disambut oleh semua orang dengan kobaran semangat menyala-nyala, yaa, siapa yang tidak gembira dikala mengetahui kalau mereka masih mempunyai harapan untuk melanjutkan kehidupan...?

Ong Bun kim segera maju kedepan seraya berkata: "Sobat,  terimalah  sebuah  hormat  dari  Ong  Bun  kim

sebagai ucapan terima kasih kami atas pertolonganmu kali

ini!" Selesai berkata, dia lantas membungkukkan badannya dan memberi hormat....

Sambil tertawa dingin si utusan kiri menukas:

"Mengapa harus berterima kasih kepadaku? Aku sendiri toh ingin juga meloloskan diri dari ancaman bahaya maut, sudahlah, tak usah dipikirkan lagi !"

Selesai berkata, tiba-tiba badannya berjalan balik kebelakang, sementara sorot matanya dengan tajam mengawasi sekeliling tempat itu seakan-akan mencari sesuatu, tiba-tiba ia berhenti.

Setelah itu sambil membungkukkan badannya dia meraba-raba diatas tanah, akhirnya orang itu berseru tertahan:

"Aaah, benar! Ini dia, disini!"

Dari atas tanah dia menyingkap sebuah lapisan batu persegi empat, kemudian tangannya meraba-raba kebalik gua dibalik lapisan batu tersebut.

"Kraaak.... kraak... kraaak...!" diiringi bunyi yang cukup keras, dinding batu itu merekah dan segera muncul sebuah pintu rahasia...

Semua orang menjadi sangat girang setelah menyaksikan kejadian itu, sebab dengan terbukanya pintu rahasia tersebut, berarti jiwa mereka bisa terbebas dari ancaman.

"Mari, marilah !" seru utusan kiri kemudian.

Seusai berkata dia berjalan lebih dulu, memasuki pintu batu rahasia tersebut.

Bu khek lojin segera menyusul dibelakangnya dan orang- orang yang lainpun mengikuti secara teratur. Lorong rahasia itu penuh dengan tikungan dan berliku- liku jalannya, entah berapa lama sudah lewat, mendadak mereka dengar suara tertawa dingin dari Yu leng lojin berkumandang dari dalam lorong rahasia tersebut.

Selapis hawa membunuh yang cukup tebal dengan cepat menyelimuti seluruh wajah Ong Bun-kim bentaknya  dengan lantang.

"Yu leng lojin, kalau punya kepandaian ayoh muncul dirimu, buat apa menyingkir melulu?"

Yu leng lojin masih saja tertawa dingin dengan seramnya, lalu kemudian dia baru berkata.

"Utusan kiri, besar amat nyalimu."

Utusan kiri segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram pula.

"Haahh... haah... haahh... Yu leng lojin, kau yang menghianati kami lebih dulu sehingga nyawa kami hilang, jangan salahkan kalau sekarang akupun akan mengkhianati dirimu."

"Heeehhhh....,heeehh....heeeehh.... utusan kiri barang siapa berani mengkhianati aku dia harus mati!"

Ong Bun-kim balas tertawa dingin serunya kembali: "Hmmm, belum tentu demikian!"

Suara dari Yu leng lojin tidak kedengaran berkumandang lagi, suasana dalam lorong rahasia itu segera dicekam dalam keheningan yang luar biasa seramnya, seolah-olah lorong rahasia itu sudah diliputi oleh bayangan kematian yang mengerikan sekali, dan tanpa terasa perasaan tersebut menekan perasaaan semua orang.

Dengan sekali lompatan Ong Bun-kim melompat kesamping utusan kiri, lalu katanya sambil tertawa dingin. "Ingin kulihat dengan cara apakah dia hendak menghadapi dirimu!"

Dia lantas melakukan perjalanan bersama dengan utusan kiri sambil berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan yang tidak diinginkan.

Baru berjalan sejauh tiga kaki, tiba-tiba terdengar suara bentakan keras bergema memecahkan keheningan, menyusul kemudian tampak sesosok bayangan hitam menerjang kearah utusan kiri tersebut.

Serangan yang dilakukan oleh bayangan hitam itu sungguh teramat cepat sekali, dengan cekatan urusan kiri berkelit ke samping untuk menghindarkan diri.

Pada saat utusan kiri menyelinap ke samping itulah, tubuh Ong Bun kim telah menerjang maju kemuka sambil melancarkan sebuah pukulan dahsyat.

Didalam serangan yang dilancarkan ini telah disertakan segenap tenaga dalam yang dimiliki Ong Bun kim, kekuatannya maha dahsyat ibaratnya gulungan ombak ditengah samudra.

Pada saat yang bersamaan Tan Liok juga meluncur kedepan dengan kecepatan tinggi.

Gerakan tubuh dari kedua orang ini dilakukan sama- sama dengan kecepatan tinggi, ibaratnya sambaran kilat yang menyambar tiba. dalam waktu singkat mereka telah berada di hadapan orang itu.

Mendadak bayangan hitam tersebut membentak keras, lalu melancarkan serangan senjata rahasia yang secara terpisah mengancam tubuh Ong Bun kim serta Tan Liok. Melihat datangnya serangan itu, Tan Liok maupun Ong Bun kim segera membentak keras, sepasang telapak tangan mereka serentak diayunkan kedepan.

"Jangan disambut dengan serangan pukulan." Tiba-tiba Utusan kiri berteriak.

Sekalipun peringatan datangnya cepot, toh keadaan tetap terlambat setindak, tahu-tahu angin pukulan yang dilancarkan Ong Bun kim serta Tan Liok sudah menghajar senjata rahasia tersebut secara telak.

"Blaam! Blaaam! Blaaam !"

Terjadi tiga kait ledakan dahsyat yang memekikkan telinga dan menggoncangkan seluruh permukaan gua.

Ong Bun kim serta Tan Liok menjadi terperanjat sekali, serentak mereka menarik kembali serangannya dan mengundurkan dirinya kebelakang dengan kecepatan luar biasa.

Begitu ledakan terjadi tadi, kabut putih dengan cepat menyelimuti seluruh lorong sempit tersebut.

Dengan cepatnya pula kabut putih itu menyambar ke empat penjuru...

Dalam waktu singkat semua orang yang berada ditempat itu tak mampu untuk memperhatikan pemandangan disekitar sana lagi.

Utusan kiri segera membentak dengan suara nyaring. "Kita terjang kedepan"

Begitu selesai berkata, tubuhnya segera menerjang kemuka dengan kecepatan tinggi disusul Bu-khek lojin dibelakangnya. Mendadak terdengar jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema dari depan sana.

Lalu terdengar pula Bu khek lojin membentak. "Yu leng lojin, aku akan beradu jiwa denganmu!"

Ong Bun kim serta Tan Liok sama-sama tertegun, sambil membentak keras Ong Bun kim segera menerjang kedepan dengan kecepatan yang luar biasa hebatnya.

Dikala Ong Bun kim sedang bergerak maju ke-depan itulah, jeritan ngeri untuk kedua kalinya berkumandang memecahkan keheningan, kemudian tampak sesosok bayangan manusia meluncur kehadapan Ong Bun kim.

Dengan kedua belah tangannya Ong Bun kim menyambut datangnya bayangan hitam itu, ketika diamati orang itu dengan seksama, dia segera menjerit tertahan dan mundur tiga empat langkah dengan sempoyongan, orang yang berada ditangannya pun turut terjatuh keatas tanah.

Tampak Bu khek lojin telah muntahkan darah segar dan tewas dalam keadaan mengerikan.

Ong Bun kim segera saja meraung keras, teriaknya lantang: "Yu leng lojin, kau sungguh amat kejam!"

Setelah membentak penuh kegusaran tadi, pemuda itu segera menerjang masuk kebalik kabut putih yang menyelimuti tempat itu.

Mendadak.... dikala Ong Bun kim sedang meluncur kedepan dengan kecepatan luar biasa inilah, dia merasakan datangnya segulung tenaga pukulan yang langsung menghantam keatas badannya.

Dibalik kabut putih yang sangat tebal, pada hakekatnya sulit buat Ong Bun kim untuk memperhatikan keadaan disekeliIing tempat itu. tanpa terasa ia menjadi terkejut sekali, seraya membendung datangnya ancaman dari  tangan kanannya, dia buru-buru mengundurkan diri kebelakang....

Baru saja Ong Bun kim mundur, Thia Eng telah menerjang maju kedepan, tiba-tiba terasa ada sambaran angin tajam yang menyergap tiba dengan kecepatan luar biasa, ketika Ong Bun kim mengetahui kalau serangan itu berupa senjata rahasia, buru-buru dia lancarkan serangan untuk menghalanginya.

Baru saja serangan dilepaskan, perutnya segera menjadi kesemutan, tapi dengan cepat pula keadaan pulih kembali seperti sedia kala, Ong Bun kim segera mengerti bahwa ia sudah terkena serangan senjata rahasia lawan.

"Hati-hati dia menggunakan senjata rahasia..." segera bentaknya dengan lantang.

Baru selesai ia berkata, Tan Liok sudah menerjang kedepan sambil membentak keras.

"Yu leng lojin, sambut dulu sebuah pukulanku ini"

Begitu selesai berkata, sebuah pukulan yang disertai dengan deraian angin tajam segera meluncur kedepan, secara beruntun dia lancarkan tiga buah serangan berantai.

"Hayo berangkat!" teriak iblis cantik pembawa maut dengan suara amat nyaring.

Dia maju kedepan dan berkelebat lebih dulu meninggalkan tempat tersebut.

Ditengah kabut putih yang menyelimuti seluruh lorong tersebut, terdengar suara bentakan dari Tan Liok dan Yu leng lojin sedang menggema memecahkan keheningan.

"Thia congkoan!" kedengaran Ong Bun kim berseru dengan suara keras dan nyaring. "Tecu ada di sini?" "Mari kita berangkat!"

"Buncu, aku sudah terkena senjata rahasia bagaimana dengan dirimu sendiri?"

"Apa? Kau sudah terkena sambitan senjata rahasia? ”Betul, cuma ku pikir luka tersebut tidak terlalu

mengganggu gerak-gerikku!"

"Akupun terkena pula sambitan senjata rahasia." Mendadak...

Suara dari Tan Liok kembali berkumandang datang: "Buncu, mari kita pergi dari sini."

"Bagaimana dengan kau?"

"Harap buncu tak usah kuatir, setelah menghabisi jiwanya nanti, aku bisa keluar sendiri dari tempat ini!"

Ong Bun kim cukup merasa yakin dengan kemampuan serta kepandaian silat yang dimiliki Tan Liok, boleh dibilang kepandaian yang dimiliki orang itu jauh diatas kepandaiannya, dia pun merasa lega dan tidak menguatirkan keselamatannya lagi.

Kepada Thia Eng segera serunya. "Thia congkoan, hayo berangkat." "Baik!"

Ditengah sahutan dari Thia Eng tersebut, Ong Bun kim melompat kedepan dan meluncur keluar dari lingkaran kabut putih yang amat tebal, didepan sana ia menyaksikan ada cahaya terang yang menyorot masuk dari depan gua.

Mendadak...

-oo0dw0oo--
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar