PPKE Bab 09 : Giok-siau-long-kun

 
Bab 09 : Giok-siau-long-kun

Sin-hiong melihat ke langit, ternyata kata-kata. ini telah memancing keluar banyak pikiran ruwetnya, di saat tidak tahu harus berkata apa, mendadak dari kejauhan ada orang dengan dingin berkata:

"Keadaan sulit masih belum tiba, sekarang berbagai perguruan besar telah bergabung menjadi satu bila saat nya tiba, mau membalas dendam pun akan semakin sulit!"

Selesai berkata dalam jarak sepuluh tombak lebih terlihat daun- daun pohon bergerak, satu bayangan orarg laksana burung terbang berlari di kegelapan malam.

Sin-hiong terkejut, dia meloncat mengejarnya.

Sekarang, ilmu meringankan tubuhnya sudah sangat hebat, dalam satu loncatan dia sudah mengejar dua tiga puluh tombak jauhnya!

Tapi, walaupun gerakan dia cepat sekali, orang di depan ternyata lebih cepat dari pada dia, dalam beberapa kelebatan, orangnya sudah menghilang!

Sin-hiong tertegun, di dalam hari berkata:

'Di dunia persilatan ternyata ada orang sehebat ini, entah siapa orang ini?'

Dia berpikir sejenak, dia merasa orang ini tidak berniat jahat padanya, jika tidak, dia tidak akan meninggalkan pesan sebelum pergi.

Sin-hiong melihat-lihat sejenak, di belakang tubuh terasa ada angin, dan satu orang berteriak:

"Adik Sen, apa kau melihat siapa orang itu?" Sin-hiong menggelengkan kepala:

"Ilmu meringankan tubuh orang ini hebat sekali, apakah mungkin dia adalah ketua pulau Teratai Lim Ki-kun?"

Wajah Yu Hoa kembali berubah, dengan suara gemetar berkata: "Apa? orang tua aneh inipun sudah keluar juga?"

Kata-kata yang diucapkan tadi, Sin-hiong hanya menebaknya saja, usia Yu Hoa sudah mencapai tujuh puluh tahun lebih, saat ini malah menyebut ketua pulau Teratai ini sebagai mahluk tua aneh, kalau begitu berapa usia ketua pulau Teratai sudah bisa dibayangkan.

Sin-hiong mengeluh panjang katanya:

"Bukan saja ketua pulau Teratai, Thian-ho-tiauw-souw sudah muncul di dunia persilatan, beberapa hari yang lalu aku pun pernah bertarung dengan Ngo-ki-thian-cun!"

Wajah Yu Hoa tambah tergerak, katanya:

"Ilmu silat Ngo-ki-thian-cun amat tinggi, apa lagi racun dia sangat ternama di seluruh dunia!"

Tiba-tiba Sin-hiong mendapat satu pikiran dan bertanya:

"Apakah Toako tahu, di antara seluruh senjata beracun Ngo-ki- thian-cun, senjata apa yang paling lihay?"

Yu Hoa berpikir-pikir sejenak lalu berkata:

"Sulit dikatakan, harus dilihat dulu bagaimana dia menggunakannya baru bisa dipastikan."

Sin-hiong memang ada tujuan bertanya ini, mendengar kata-kata Yu Hoa, dia langsung bertanya lagi:

"Misalkan terhadap orang, jika dimakan, orang itu bisa berubah jadi apa?" Yu Hoa melihat Sin-hiong sekali dan berkata:

"Merubah lawan menjadi kawan, merubah kawan menjadi lawan!"

Begitu mendengar kata-kata ini, Sin-hiong jadi tergetar dan berteriak:

"Betul, Toako cepat ikut aku!"

Tanpa mempedulikan bagaimana wajah Yu Hoa, Sin-hiong kembali berlari naik ke atas gunung!

Yu Hoa tertegun, di dalam hatinya berpikir: 'Ada apa dengan adikku ini, apakah dia menemukan sesuatu?'

Sin-hiong berlari cepat sepanjang jalan, walau pun puncaknya tinggi, tapi tidak sampai menghabis-kan seperminuman segelas teh panas, Sin-hiong sudah kembali lagi ke tempat bertarung dengan Ngo-ki-thian-cun tadi!

Sekarang, dia sudah memastikan seratus persen wanita itu adalah Sun Cui-giok, dia juga sadar, jika mau mengembalikan Cui- giok seperti semula, dia harus memaksa Ngo-ki-thian-cun mengeluarkan obat penawarnya!

Sin-hiong berlari mengikut jalan, sampai di sisi tebing jurang tadi, terlihat di bawah jurang mengepul ke atas awan putih, diam-diam dia menarik nafas dingin, di dalam hati berkata:

'Apakah mereka ada dibawah? Bagaimana kehidupan di bawah?'

Setelah berpikir, dia berteriak beberapa kali memanggil, tapi di sekeliling hening, angin malam bertiup, selain gema dari seberang gunung, di seluruh pegunungan hening seperti mati.

Bulan sudah amat tinggi, menyinari bayangan dia yang panjang langsing, dia merasakan hatinya kecewa yang amatsangat.

Dia tidak tahan melangkah dua langkah dan kembali berteriak: "Cui-giok, Cui-giok. " Suaranya sampai jauh sekali, membuat orang yang mendengarnya, seperti mendengar teriakan seseorang yang terjerumus ke dalam jurang mematikan.

Sin-hiong berdiri lama, juga mengharapkan lama sekali, terdengar seseorang sambil mengeluh berkata:

"Ngo-ki-thian-cun banyak siasat busuknya, mungkin dia sudah pergi!"

Dengan kecewa Sin-hiong berkata:

"Yu-toako, mereka tadi masih ada disini, walaupun pergi juga tidak jauh!"

Yu Hoa tertawa lalu berkata:

"Mungkin masalahnya tidak seperti yang kau pikirkan, kau salah memperkirakannya!"

Sin-hiong merasa seperti kehilangan sesuatu, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, di dalam hati malah menyesal sekali.

Yu Hoa sepertinya sudah tahu perasaan hati-nya, lalu menghiburnya dan berkata:

"Adik, tidak perlu kesal, di kemudian hari masih ada kesempatan bertemu dengan dia."

Dalam keadaan putus asa, terpaksa Sin-hiong berharap dengan cara ini, pelan-pelan membalikan tubuh dan berkata:

"Toako, aku harus pergi ke Go-bi!" Yu Hoa tertegun dan berkata:

"He he he! Orang tadi bukankah sudah mengatakan? Sekarang berbagai perguruan besar sudah bersatu, apa gunanya kau pergi ke Go-bi?

Sin-hiong menganggukan kepala: "Itu aku tahu!" Yu Hoa menjadi keheranan dan berkata: "Lalu kenapa kau masih mau pergi ke Go-bi?" Sin-hiong melihat dia sekali, di dalam hati berpikir:

'Siapa yang tadi memberi peringatan, kita  masih belum tahu siapa dia, kau adalah seorang tua di dunia persilatan, kenapa bisa gampang mempercayai kata-kata orang?'

Walau di dalam hatinya berpikir demikian, tapi dia tidak mengatakan, begitu melihat ke arah jauh, mendadak terlihat dilekukan gunung meloncat satu bayangan orang!

Yu Hoa melihatnya, lalu berkata:

"Adik, di punggung orang itu sepertinya menggendong orang!"

Baru saja dia selesai berkata, di lereng gunung kembali satu bayangan orang meloncat keluar.

Sin-hiong merasa hafal terhadap perawakan orang ini dan berteriak:

"Hemm... Ngo-ki-thian-cun sudah datang!"

Yu Hoa tergetar, saat ini bayangan orang itu sudah mendekat. Begitu Sin-hiong melihat, dia jadi tergetar dia berkata:

"Iiih! Ternyata kau!"

Orang itu dengan bangga tertawa dan berkata: "Kenapa kalau aku? Kau tidak menduganya bukan!"

Sin-hiong tertegun sejenak, di dalam hati berpikir:

'Ilmu silat dia sekarang seimbang dengan Ho Koan-beng’ saat itu dia berkata:

"Hayo turunkan nona Sun!" Orang itu dengan dingin berkata:

"Enak saja kau bicara, apakah kau tahu bagaimana susah payah aku merebut Cui-giok, hemm... hemm... tidak semudah itu?" Ketika sedang berbicara, Ngo-ki-thian-cun yang ada di belakang sudah datang mengejar, melihat Sin-hiong juga ada disini, tidak tahan dengan marah berkata:

"He he he, ternyata kalian satu kelompok?"

Orang yang menggendong Cui-giok dengan tertawa dingin berkata:

"Sembarangan omong, kenapa aku harus satu kelompok dengan dia?"

Ngo-ki-thian-cun melotot marah dan berkata:

"Kalian sudah menyiapkan jebakan, bisa menipu orang lain, tapi aku Tonghong Ki tidak akan tertipu!"

Setelah berkata, dengan cepat menjulurkan tangan ingin merebut orang yang ada di punggung orang itu!

Orang itu tertawa dingin, seruling giok di tangannya balas menotok sambil berteriak:

"Dengan alasan apa kau mau merebut orang?"

Kata-kata orang ini masuk akal, sebab di dalam pikiran dia, selain Sin-hiong dan Ho Koan-beng, orang lain, siapa pun dia jangan ada pikiran menyimpang terhadap Cui-giok!

Ngo-ki-thian-cun membalikan tangan, secepat kilat menyerang lagi satu jurus!

Sambil menggendong Cui-giok, di satu pihak dia harus menghadapi Ngo-ki-thian-cun, di pihak lain juga harus mengawasi Sin-hiong, tampak sekali dia tidak bisa memusatkan pikirannya, Yu Hoa yang melihat lalu berteriak:

"Sobat, kau tenang saja, adikku pasti tidak akan mengganggu mu!"

Orang itu mengangkat alisnya dan berkata: "Apa benar kata- katamu itu?" Sin-hiong tertawa dingin lalu berkata:

"Sang-toh kau tenang saja, Sen Sin-hiong bukan orang hina yang suka menyerang orang secara membokong!"

Ternyata orang ini adalah muridnya Ang-hoa-kui-bo, Giok-siau- long-kun Sang-toh, sekarang ilmu silat dia sudah maju pesat, bukan saja di luar dugaan Sin-hiong, Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng di kemudian hati kalau bertemu, mungkin juga akan sangat terkejut.

Mendengar Sin-hiong telah berkata begitu, wajah Sang-toh menjadi lega sambil tertawa dia berkata:

"Bagus sekali kalau begitu, biar aku bereskan dulu orang ini, baru kita selesaikan masalah kita!"

Setelah berkata, dia menyabet miring seruling gioknya, tampak menotok ke arah pergelangan tangan Ngo-ki-thian-cun, Ngo-ki- thian-cun hanya mendengus dingin, dia menarik pergelangan tangannya, baru saja akan merubah serangannya, mendadak dia melihat di tangan Giok-siau-long-kun ada satu bayangan hijau berkelebat, sambil tertawa keras berkata:

"Jurus ini mungkin kau tidak menduganya!"

Saat berkata Giok-siau-long-kun mendadak bergeser ke kanan, menotok Kian-keng-hiat Ngo-ki-thian-cun!

Melihat ini, hati Sin-hiong tidak tahan tergetar, di dalam hatinya berpikir, jurus aneh apa ini?

Ternyata dalam jurus tadi, jelas-jelas Giok-siau-long-kun menotok ke arah pergelangan tangan Ngo-ki-thian-cun, siapa sangka di tengah jalan, malah bergeser menotok jalan darah Kian-keng Ngo- ki-thian-cun, perubahan jurusnya belum pernah terlihat di dunia persilatan!

Ngo-ki-thian-cun terkejut sampai bersuara "Hemm.." katanya: "Jurus macam apa ini?"

Walaupun berkata demikian, tapi mau tidak mau dia harus mundur menghindar, jika tidak, maka dia akan terkena totokannya!

Saat ini Giok-siau-long-kun masih meng-gendong Cui-giok, jika dia seorang diri, keadaan Ngo-ki-thian-cun mungkin tidak semudah ini.

Dalam waktu sekejap ini, Sin-hiong sangat tergetar, Ngo-ki-thian- cun pun ikut terkejut, Yu Hoa yang ada di pinggir juga merasa amat diluar dugaan.

Setelah Ngo-ki-thian-cun mundur, dia segera mencabut tameng tembaganya "Huut!" disabetkan laksana sebilah pedang ke arah bahu kanan Sang-toh!

Sang-toh tertawa, seruling giok berubah menghantam melintang dan berteriak:

"Kau terima jurus ku ini!"

Satu jurusnya ini kelihatan merebut menyerang lebih dulu, jurus Ngo-ki-thian-cun sudah di lancarkan lebih dulu, walaupun dia lebih cepat lagi, rasanya tidak mungkin tiba bersamaan waktunya dengan Ngo-ki-thian-cun!

Tapi kenyataan yang terjadi kembali di luar dugaan, Ngo-ki-thian- cun mengira kali ini bisa berhasil, siapa sangka setelah Giok-siau- long-kun menotokan seruling gioknya, sedikit menggerakan lengannya, ujung seruling secepat kilat sudah menotok Meh-ken- hiat, Ngo-ki-thian-cun!

Ngo-ki-thian-cun terkejut, terpaksa menarik kembali lengan kanannya, lima jari tangan kirinya disentilkan, segumpal serbuk racun berwarna merah sudah menyembur keluar!

Sin-hiong yang melihat cepat-cepat berkata: "Yu-toako hati-hati, serbuk racun di kukunya amat lihay!"

Sin-hiong dan Yu Hoa secepat kilat mundur ke belakang, terdengar Giok-siau-long-kun tertawa keras dan berkata:

"Ilmu ini tidak ada apa-apanya?" Giok-siau-long-kun sambil tertawa terbahak-bahak, dia sedikit pun tidak menghindar, seruling giok dengan cepat dijulurkan.

Setelah Ngo-ki-thian-cun menyentilkan jarinya, dia merasa yakin bisa membuat Sang-toh jatuh pingsan, siapa sangka Giok-siau-long- kun malah dengan leluasa maju ke depan, sama sekali tidak menganggap serbuk racunnya Ngo-ki-thian-cun!

Harus tahu, serbuk racun yang ada di dalam kuku Ngo-ki-thian- cun, adalah hasil ramuan dari satu macam serangga yang sangat sulit ditemukan, racun-nya amat lihay sekali, Sin-hiong dulu hanya menyen-tuh tulang ayam yang dilempar dia, hampir saja nyawanya melayang, tidak diduga Giok-siau-long-kun malah sedikit pun tidak apa-apa?

Wajah Tonghong Ki jadi berubah besar dan berteriak: "Tidak kuduga kau mempunyai ilmu aneh?"

Tameng tembaganya menyerang melintang, dengan ganas menyerang ke sebelah kiri Giok-siau-long-kun.

Karena tangan kiri Sang-toh sedang membawa orang, gerakannya jadi terhambat, begitu Ngo-kithian-cun menyerang kelemahannya, terpaksa dia menarik kembali seruling giok yang sedang menotok, tubuhnya sedikit menghindar, dalam sekejap meng-ambil kembali posisi menguntungkan, sambil tertawa berkata:

"Coba terima satu jurus lagi!"

Terlihat bayangan hijau berkelebat, seruling gioknya sudah menyerang ke arah kiri Ngo-ki-thian-cun!

Ngo-ki-thian-cun ikut mengimbangi, tameng tembaganya menyerang ke arah kiri Giok-siau-long-kun!

Tapi jurus Giok-siau-long-kun seperti tertuju ke arah kiri, padahal sebenarnya ke arah kanan, di saat Ngo-ki-thian-cun menyerang, seruling giok ditangan-nya sudah hampir menyentuh Kian-keng-hiat kanan Ngo-ki-thian-cun!

Ngo-ki-thian-cun tergetar, otaknya secepat kilat berputar dua kali, mendadak teringat satu hal, lengannya mendadak menahan dan berteriak:

"He he he, rupanya kau telah mendapatkan ilmu silat di dalam Hu-houw-pit-to, aku jadi tambah tidak bisa melepaskanmu!"

Setelah berkata, dia mempertajam serangan-nya, semuanya menyerang ke bagian kiri Giok-siau-long-kun, dalam sekejap, terlihat sinar kuning membesar, mendesak Giok-siau-long-kun sampai mundur dua-tiga langkah ke belakang!

Walaupun jurus Giok-siau-long-kun ganas dan aneh, tapi karena dia menggendong orang, di dalam hatinya juga harus mengawasi Sin-hiong, maka serangannya hanya mencapai tujuh delapan puluh persen, setelah didesak mundur terus, hawa membunuh di wajahnya dalam sekejap terlihat jelas.

Diam-diam Sin-hiong keheranan, di dalam hatinya berpikir: 'Sungguh aneh dunia ini, Ho Koan-beng dan Sang-toh berdua,

yang satu mendapatkan Hiang-liong-pit-to, yang satu lagi juga bisa kebetulan mendapatkan Hu-houw-pit-to, tidak heran kedua orang itu tidak sampai setengah tahun, ilmu silatnya bisa maju sepesat ini?’

Pelan-pelan sorot mata Sang-toh mengarah kepada Sin-hiong, lalu menunjuk ke sisi tubuhnya dan berkata:

"Sen Sin-hiong, persoalan kita pun harus diselesaikan, tapi dengan menempuh bahaya aku telah menolong nona Sun, kau tidak boleh mengambil kesempatan ketika aku sedang sibuk kau merebut dia?"

Sin-hiong yang mendengar sampai terkejut dan bertanya: "Apa dia benar nona Sun?"

Sambil tertawa Giok-siau-long-kun berkata:

"Kenapa bukan? Permainannya Ngo-ki-thian-cun tidak akan bisa mengelabui aku?" Sin-hiong membelalakan matanya besar-besar, saat ini Yu Hoa yang berdiri di sisi mendatanginya dan berkata:

"Adik Sen, masih belum terpikir olehmu?" Sin-hiong terpaku sebentar, berkata: "Nona Sun pasti telah minum sesuatu, sehingga lupa akan jati dirinya, bukan begitu?"

Giok-siau-long-kun menganggukan kepala sambil tertawa berkata:

"Betul, bukan itu saja, setelah dia minum obat itu, bisa merubah menjadikan lawan jadi kawan, kawan jadi lawan!"

Sin-hiong teringat kejadian dulu, tidak tahan bersuara "Ahh!" dan berkata:

"Kalau begitu tidak mengherankan banyak terjadi hal yang aneh- aneh!"

Giok-siau-long-kun berkata dingin:

"Kau sudah mengerti? Kalau begitu syarat yang aku ajukan tadi apa kau setuju tidak, jika tidak siapa pun diantara kita tidak akan mendapatkan dia?"

Sin-hiong melihat dia sekali, di dalam hatinya berpikir:

'Walaupun didikan Sang-toh tidak selurus Ho Koan-beng, tapi sekarang dia jauh lebih baik dari pada Ho Koan-beng, maka dia segera menganggukan kepala dan berkata:

"Kau tenang saja, Sen Sin-hiong bukan orang serendah itu!"

Hati Giok-siau-long-kun merasa lega, berteriak: "Janji seorang pria sejati, tentu saja aku percaya padamu!"

Setelah berkata begitu, dengan tenangnya menaruh Cui-giok di samping Sin-hiong, lalu membalikkan tubuh, kembali mendesak ke Ngo-ki-thian-cun.

Ketika Sin-hiong berbicara dengan Giok-siau-long-kun, Ngo-ki- thian-cun memutar otak terus, dia sudah tahu Giok-siau-long-kun telah mempelajari ilmu silat dari Hu-houw-pit-to, maka mengerti lima racun berwarna dirinya, hingga tidak satu pun racunnya bisa melukainya, setelah berpikir keras, akhirnya terpikir satu cara olehnya.

Keadaan di depan mata sudah terlihat jelas, Sin-hiong dan Sang- toh berdua datang demi Cui-giok, jadi selain mencari cara di atas Sun Cui-giok, tidak ada cara lain lagi yang bisa dia harapkan.

Sang-toh memegang erat seruling gioknya dan berkata pada Ngo-ki-thian-cun:

"Bagaimana? Kita main-main lagi beberapa jurus?"

Ngo-ki-thian-cun tertawa dingin dan berkata: "Apa sulitnya, tapi orang-orang di belakangmu harus mundur lebih jauh lagi!"

Kata-katanya tentu saja ditujukan pada Sin-hiong dan Yu Hoa, Sin-hiong melihat Ngo-ki-thian-cun melibatkan dirinya, saat itu tidak menunggu Sang-toh berkata, dia langsung menarik Yu Hoa mundur ke belakang!

Sang-toh memalingkan kepala, begitu melihat sambil tertawa terbahak-bahak berkata:

"Sen-tayhiap kita bukan orang hina seperti di dalam pandanganmu, he he he, sekarang kau boleh lega bukan?"

Ngo-ki-thian-cun memutar bola matanya dan berteriak: "Boleh, kau majulah!"

Hati Giok-siau-long-kun sebenarnya ingin menghadapi Sin-hiong, maka terhadap Ngo-ki-thian-cun dia ingin cepat-cepat menyelesaikannya, sekarang dia tidak sungkan lagi, sambil mengangkat seruling giok dia berteriak:

"Jagalah!"

Seruling gioknya menotok, terlihat bayangan hijau menggulung- gulung, tidak kurang dari lima jurus serangan sudah di keluarkan!

Ngo-ki-thian-cun mendengus dingin, tubuhnya sedikit bergeser, lalu membalas menyerang dengan tameng tembaganya sebanyak tiga jurus!

Giok-siau-long-kun jadi bersemangat, sejurus demi sejurus dia terus menyerang, jurusnya sangat aneh, sebentar seperti menyerang ke kiri, tahu-tahu menyerang ke kanan, sebentar lagi dilihat, terlihat jurusnya dahsyat dan tidak beraturan, hingga orang tidak bisa menentukan arahnya, asal sedikit saja lengah, maka akan terkena totokannya.

Yu Hoa yang melihat, diam-diam menarik nafas dingin, berkata: "Adik Sen, kalian para pesilat muda, semuanya hebat-hebat, kami

orang tua yang belum mati ini, sungguh sia-sia saja hidup selama ini!"

Walaupun Sin-hiong tidak ada pikiran seperti dia, tapi setelah meneliti gerakannya Giok-siau-long-kun, dia seperti punya perasaan yang sulit dijelaskan, dia hanya menganggukan kepala, tapi didalam hati berkata:

"Sang-toh dan Ho Koan-beng, kedua orang ini, yang satu telah mendapatkan inti ilmu silat aliran lurus, yang satu lagi telah dilatih langsung oleh aliran sesat, melihat keadaan sekarang, ilmu silat Giok-siau-long-kun mungkin di atas Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng?"

Giok-siau-long-kun menyerang sejenak, Ngo-ki-thian-cun pura- pura mundur ke belakang, Yu Hoa berteriak:

"Mundur tanpa bertempur, saudara kecil harus hati-hati!"

Giok-siau-long-kun tertawa keras dan katanya: "Ilmu silat dia bisa menipu orang lain, tapi terhadap aku Sang-toh sedikit pun tidak ada guna-nya?"

Setelah berkata, dalam sekejap dia menyerang lagi sepuluh jurus, malah seperti ingin mengalahkan Ngo-ki-thian-cun dalam waktu singkat!

Dalam pertarungan kedua orang ini, Ngo-ki-thian-cun selalu lebih banyak bertahan dari pada menyerang, tubuhnya pelan-pelan mundur ke belakang, mula-mula masih mundur ke belakang, sampai akhirnya malah mundur ke arah Sin-hiong.

Sin-hiong merasa aneh, di dalam hatinya berpikir: 'Mungkin Ngo- ki-thian-cun sedang bersiasat?" Tadinya dia ingin menarik Sun Cui- giok yang tergeletak di tanah, tapi dia khawatir menimbulkan salah paham Giok-siau-long-kun, di saat ini, Ngo-ki-thian-cun sudah mundur didekat Sun Cui-giok tidak lebih dari dua tiga tombak!

Hati Yu Hoa jadi tegang, dia berteriak: "Adik, cepat bawa wanita di tanah itu kemari!"

Tubuh Sin-hiong bergerak sedikit, tapi mendadak menggelengkan kepala dan berkata: "Aku takut tidak mampu!"

Yu Hoa seperti tersadar dan berteriak: "Kalau kau tidak mampu, biar aku saja!"

Setelah berkata, orangnya sudah menerjang kesana!

Tapi baru saja dia bergerak, terdengar satu orang berteriak:

"He he he, mungkin kau juga sudah terlambat!" Setelah berkata, segumpal asap hitam sudah disemburkan, Sin-hiong terkejut sekali "Huut!" dia menyapu dengan telapak tangannya, walaupun berhasil menyapu sebagian besar asap hitam itu, tapi masih ada sebagian yang menyerang Yu Hoa dan Cui-giok!

Yu Hoa hanya merasa matanya menjadi gelap, belum lagi turun ke bawah, kepalanya terasa pusing bumi seperti berputar-putar lalu, "Buum!" dia jatuh ke tanah.

Giok-siau-long-kun sangat marah, tapi saat matanya menyapu, terlihat wajah Cui-giok dari pucat pelan-pelan menjadi hitam, setelah melihat lagi pada Yu Hoa, wajah dia berubah jadi merah, dia jadi tertegun, secepat kilat menerjang!

Sin-hiong menunggu asap hitam itu meng-hilang, baru meloncat menghampiri, kedua orang itu sama-sama menuju ke samping Sun Cui-giok, dan hampir bersamaan waktu bersuara "Aah!" demi menepati janji, Sin-hiong mundur sedikit ke belakang, Giok-siau- long-kun berteriak: "Racun apa lagi ini?"

Kedua matanya melotot besar-besar, malah jadi bengong oleh pemandangan di depan matanya.

Sin-hiong ingin segera menolong, buru-buru bertanya:

"Kau ini bagaimana, serbuk merah kau tidak takut, kenapa terhadap asap hitam malah tidak bisa berbuat apa-apa?"

Giok-siau-long-kun menghela nafas panjang dan berkata: "Jangan cemas, biar aku pikir-pikir dulu!"

Memang di dalam Hu-houw-pit-to di tulis inti ilmu sesat di seluruh dunia, terhadap berbagai macam serbuk racun dan senjata beracun dari aliran sesat, disana dengan jelas diterangkan cara menawarkannya, selama setengah tahun ini, Giok-siau-long-kun bukan saja sudah mempelajari ilmu silat di dalamnya, terhadap berbagai senjata beracun pun sudah dipelajarinya, sekarang dia justru tidak tahu kenapa Cui-giok dalam sekejap bisa berubah jadi begini?

Mata Sin-hiong tidak sengaja menyapu, mendadak melihat Yu Hoa juga tergeletak tidak bergerak, buru-buru dia berlari mendekat, terlihat di kepala Yu Hoa bercucuran keringat.

Sin-hiong tidak tahan jadi tertegun!

Tadi di sisi Cui-giok, dia melihat kulit Cui-giok berubah warna, tapi tidak kesakitan seperti Yu Hoa, kedua orang ini sama-sama terkena racun yang sama, kenapa reaksinya sangat berbeda?

Berpikir sampai di sini, mendadak dia ingat Ngo-ki-thian-cun masih ada di sana, dia membalikkan kepala melihat, tapi entah kapan Ngo-ki-thian-cun sudah menghilang?

Sin-hiong mengeluh, dia melihat ke arah Giok-siau-long-kun, terlihat Giok-siau-long-kun juga sama dengan dirinya bengong terpaku menatap ke tanah.

Setelah berpikir, dalam keadaan tidak bisa berbuat apa-apa, Sang-toh berjalan menuju Sin-hiong, dia melihat sekali pada Yu Hoa lalu berkata:

"Racun dia tidak parah, hanya Cui-giok yang sulit!" Hati Sin-hiong tergerak, tanyanya:

"Kedua orang ini sama-sama terkena racun yang sama, kenapa yang satu bisa diobati, yang satu lagi sulit?"

Giok-siau-long-kun menggelengkan kepala dan berkata:

"Kau tidak tahu, racun yang di idap Cui-giok sebelumnya masih belum hilang, sekarang ditambah lagi racun lain, jadi dua macam racun itu menjadi satu, maka sulit mengobatinya."

Sin-hiong menghela nafas panjang, Sang-toh melototi dia, dengan dingin berkata:

"Kau sedih apa, aku hanya mengatakan racun Cui-giok sulit diobati, tapi tidak mengatakan tidak ada obat yang bisa menolong dia?"

Di dalam hati kedua orang ini tadinya ada ganjalan, saat ini demi menolong Cui-giok, kedua orang ini melupakan ganjalannya, Giok- siau-long-kun mendadak terpikir, pada saatnya nanti walaupun Cui- giok bisa diselamatkan, apakah Cui-giok mau kembali kesisinya, itu masih tanda tanya besar, makanya niat untuk menolongnya mendadak menjadi besar.

Tapi Sin-hiong tidak terpikir semua itu, berkata: "Entah obat apa yang bisa menyembuhkan mereka?"

Giok-siau-long-kun dengan kesal berkata:

"Mungkin sia-sia saja aku mengatakannya!" Hati Sin-hicng menjadi tegang:

"Kau percayalah padaku, asalkan ada obat penawarnya, walaupun aku harus menempuh bahaya seberat apa pun, aku tidak akan mundur?" Dia mengatakannya dengan tulus, tapi bagi pendengaran Giok- siau-long-kun, malah terasa tidak enak, sehingga rasa permusuhannya jadi bertambah, sambil tertawa dingin berkata:

"Di puncak gunung Lam-thian ada satu pohon Yang, pohon ini satu tahun hanya muncul sekali, satu kali hanya berbuah satu, waktunya hanya di bulan ke enam setiap tahun, ketika akan matahari terbit, sekarang sudah hampir musim gugur, walau kau tumbuh sepasang sayap, dan dalam waktu singkat bisa terbang ke sana, hemm... dalam masalah waktu juga harus menunggu satu tahun lagi!"

Mendengar ini, tidak terasa seluruh tubuh Sin-hiong menjadi dingin, dia mengeluh:

"Kalau begitu, rupanya nona Sun tidak tertolong lagi!"

Giok-siau-long-kun mendengus, dia berjalan ke sisi Yu Hoa, mengeluarkan sebutir obat berwarna kuning, memasukan ke dalam mulut Yu Hoa, lalu memalingkan kepala berkata:

"Itupun belum tentu, masih ada obat lainnya, tapi itupun sebuah pusaka yang sulit ditemukan, taraf kesulitannya juga tidak di bawah buah pohon Yang itu?"

Sin-hiong hatinya tergerak dan tanya.

"Entah apa yang disebut pusaka yang sulit ditemukan itu?"

Dalam kebingungannya, asalkan mendengar ada yang bisa menyelamatkan Cui-giok, apa pun itu dia tidak akan melepaskannya, maka sekali Gick-siau-long-kun mengatakannya, dia langsung buru- buru menanyakan.

Sepasang mata Giok-siau-long-kun melihat Yu Hoa di tanah, tanpa terlalu menghiraukan dia menjawab:

"Setelah dia memakan obat ini, sudah tidak apa-apa lagi, dengan cepat dia akan kembali sadar."

Sin-hiong melihat dia menjawab bukan yang ditanyakan, hatinya jadi semakin gelisah, buru-buru berkata: "Benar, ada obat penawar dari saudara Sang, aku percaya Yu- toako sudah tidak kritis lagi, tapi jika mau menyelamatkan nona Sun harus memakai obat apa?"

Giok-siau-long-kun melihat Sin-hiong begitu gelisahnya, sehingga rasa cemburunya semakin besar, maka sengaja lama-lama menjawabnya:

"Pusaka yang amat sulit ditemukan itu adalah Ho-siu-oh yang berusia ribuan tahun, tapi sekarang entah berada di tangan siapa?"

Sin-hiong tertegun setelah mendengarnya, di dalam hatinya berpikir:

'Ho-siu-oh berusia ribuan tahun itu sekarang ada padaku, karena aku, Cui-giok jadi begini, apa aku boleh tidak berperasaan?' Berpikir sampai disini tiba-tiba dia melihat tubuh Yu Hoa di tanah menggeliat, buru-buru dia mendukungnya dan bertanya:

"Yu-toako, bagaimana rasanya sekarang?"

"Aku tidak apa-apa, bagaimana dengan nona itu?"

Giok-siau-long-kun melihat Sin-hiong tidak bicara, maka dia mengeluh:

"Selain dua macam obat ini, mungkin tidak ada lagi yang bisa menawarkan racunnya."

Setelah mendengarnya, Sin-hiong lalu mengeluarkan kota kecilnya dan bertanya:

"Saudara Sang, jika ada Ho-siu-oh berusia ribuan tahun, apakah benar-benar bisa menyelamatkan nyawanya nona Sun?"

Giok-siau-long-kun menjawab:

"Tentu saja, tidak ada perlunya marga Sang membohongimu!" Sin-hiong segera menjawab:

"Ho-siu-oh berusia ribuan tahun itu, ada di dalam kotak kecilku ini." Setelah melihatnya, Giok-siau-long-kun sangat gembira dia berkata:

"Kalau begitu cepat berikan padaku, supaya aku bisa mengobati nona Sun, apakah obatnya asli!"

Sin-hiong berpikir sebentar dan berkata: "Aku mendapatkan ini dengan susah payah, tentu saja asli!"

Giok-siau-long-kun melihat dia lama tidak mengeluarkannya, matanya berputar-putar dan cepat cepat berkata:

"Di saat genting seperti ini, apakah saudara Sen masih tidak mempercayai aku?"

Sin-hiong tertawa:

"Terhadap siapa pun aku percaya, apa lagi saudara Sang memerlukan untuk menolong orang?"

Setelah berkata, baru saja mau membuka tutup kotak, mendadak terdengar Yu Hoa berteriak: "Tunggu!"

Sin-hiong berhenti, dia memalingkan kepala dan bertanya: "Yu-toako ada pandangan apa?"

Sambil tertawa Yu Hca berkata:

"Adik, kenapa kau begitu ceroboh, jika ditanganmu ada barang pusaka, kenapa tidak kau sendiri saja yang menolongnya?"

Sin-hiong jadi tersadar, tapi terpikir kembali Giok-siau-long-kun dengan berani menempuh bahaya menyelamatkan Cui-giok, hatinya berpikir, Apa dia tidak egois?

Ketika sedang berpikir, kotak di tangannya terlihat seperti mau diberikan tapi lalu ditarik kembali, Giok-siau-long-kun melihat Yu Hoa merusak rencana-nya, hatinya segera menjadi marah dan berteriak:

"Aku baik hati menyelamatkanmu, tidak diduga kau setan tua ternyata sangat licik!" Setelah berteriak, seruling gioknya sudah menotok dari kejauhan!

Yu Hoa menghindar dan memukulkan telapak tangannya sambil berteriak:

"Kau bocah banyak akal bulusnya, kau bisa menipu adikku Sen Sin-hiong, tapi tidak akan bisa menipu aku?"

Ilmu silat Yu Hoa juga tinggi sekali, ketika telapak tangannya menyapu, dia sudah membuat jurus Giok-siau-long-kun bergeser setengah kaki, baru saja akan menghantam kedua kalinya, mendadak dia melihat pergelangan tangan Giok-siau-long-kun menangkis sambil tertawa dingin berkata:

"Sungguh kau tidak tahu diri, tidak mengukur dulu kemampuannya dibandingkan dengan Ngo-ki-thian-cun"

Ujung seruling diputar, secepat kilat menotok Ku-ce-hiat nya Yu Hoa!

Jurus Giok-siau-long-kun penuh dengan tipuan, begitu dia merubah jurusnya, bukan saja gerakannya diluar dugaan Yu Hoa, Sin-hiong pun tidak tahan jadi terkejut!

Seketika Yu Hoa menarik tangannya, tapi jurus Giok-siau-long- kun seperti ada matanya, terlihat dia sedikit membalikkan pergelangan tangannya lagi, kembali menotok ke Ku-ce-hiat nya Yu Hoa!

Kecepatan dua jurusnya, sudah sampai taraf kesempurnaan, Sin- hiong yang melihat, sadar jika dirinya tinggal diam, kemungkinan Yu Hoa akan terluka oleh Giok-siau-long-kun, saat itu dia pun bergerak dan berteriak:

"Tunggu, ini tidak ada hubungannya dengan Yu-toako!"

Giok-siau-long-kun sudah hampir berhasil, mendadak dia merasa di belakang tubuh ada angin keras, dia segera memutar tubuhnya dan berteriak:

"He he he, jurus ini lagi!" Semling giok diputar menyerang ke belakang menotok Meh-ken- hiat nya Sin-hiong!

Jurus yang dilancarkan Sin-hiong tadi adalah jurus Tan-ci-sin- tong. Yang digunakan Sin-hiong di rumah Cui-giok saat pertama kali bertemu dengan Giok-siau-long-kun!

Malam itu Sin-hiong menutup wajahnya, tapi Giok-siau-long-kun belakangan bisa mengenalnya, maka terhadap jurus Tan-ci-sin-tong nya Sin-hiong dia sangat mengenal juga paling membencinya, sekarang dia memutar tangan membalas serangan, dia menge- luarkan jurus lihay Thian-sian-te-coan (Langit mengelilingi bumi berputar) dari Hu-houw-pit-to!

Jurus Sin-hiong bertujuan menolong, tidak bermaksud melukai, saat Giok-siau-long-kun menyerang, Sin-hiong sudah meloncat mundur ke belakang kurang lebih satu tombak!

"Kenapa? takut?" teriak Giok-siau-long-kun. Sin-hiong menggelengkan kepala dan berkata:

"Bukan begitu, kita harus menolong orang terlebih dulu!"

Yu Hoa yang mendapat bantuan dari Sin-hiong, sekarang sudah bisa bernafas lega, tapi sekarang dia merasa dirinya sudah tua, melihat usia dua orang anak muda yang tidak sampai dua puluh tahun, tapi ilmu silatnya sudah demikian tinggi dan mengejutkan orang, dia menjadi putus asa untuk berkelana kembali ke dunia persilatan.

Sekarang dia merasa lebih baik dia pergi saja, tapi melihat Sin- hiong seperti mau memberikan Ho-siu-oh itu pada Giok-siau-long- kun, dia jadi berteriak:

"Adik Sen, kau sudah gila?"

Sin-hiong melihat dia sekali dan berkata: "Yu-toako, kau tenang saja!"

Yu Hoa tidak mengerti, di dalam hatinya berpikir: 'Adik Sen sangat jujur, sampai sekarang dia masih belum sadar orang itu berniat tidak baik, hay! Dia akan tertipu!”

Giok-siau-long-kun tertawa dingin:

"Ini baru pantas, apakah kau mau memberikan Ho-siu-oh itu?" Sin-hiong kembali mengeluarkan kota kecil itu dan berkata: "Tentu saja!"

Setelah berkata, baru saja akan membuka tutup kotak itu, pada saat ini terdengar suara "Huut!", satu bayangan orang melesat datang!

Giok-siau-long-kun sekali lagi berteriak:

"Kau mau mengacau lagi?"

Seruling gioknya dengan cepat sudah menotok.

Sin-hiong tahu orang itu adalah Yu Hoa, tubuhnya sedikit bergerak lalu berteriak:

" Yu-toako, jangan!"

Melihat kedua orang itu akan bertubrukan, Sin-hiong khawatir Yu Hoa akan terluka, dia kembali menerjang ke depan, Kim-kau-po- kiam segera diputar menangkis seruling giok Giok-siau-long-kun.

Kecepatan jurusnya laksana kilat, Giok-siau-long-kun jadi tidak sempat melukai Yu Hoa, dia melintangkan seruling gioknya, balik menotok pergelangan tangan Sin-hiong sambil mendengus dia berkata:

"Kalian mau mengeroyok, kenapa kita tidak bertarung sepuasnya saja?"

Sin-hiong menunggu jurus Giok-siau-long-kun sampai habis, tubuhnya kembali meloncat ke belakang sambil tertawa berkata:

"Ingin bertarung pun bukan saatnya, kita tolong dulu orang baru bertarung!"

Sebenarnya Sin-hiong pun sudah tahu niatnya Giok-siau-long- kun, tapi karena dia melihat seluruh tubuh Cui-giok sudah menjadi hitam, di sudut mulutnya pun mengeluarkan busa putih, hatinya menjadi perih, demi menolong orang dia rela berkorban, apa lagi hanya sebatang Ho-siu-oh!

Pikirannya, bagaimana Yu Hoa bisa mengerti, apa lagi Giok-siau- long-kun, dia pun tidak akan mengerti.

Giok-siau-long-kun berhenti sambil berkata marah: "Kalau begitu, cepat keluarkan Ho-siu-oh itu!"

Sin-hiong takut Yu Hoa kembali akan menghalanginya, saat itu tanpa berpikir lagi dia melemparkan kotak kecil itu pada Giok-siau- long-kun dan berkata:

"Kau ambil saja, asalkan bisa menyelamatkan nona Sun, maka harapanku sudah terkabul, satu batang Ho-siu-oh tidak berarti apa- apa?"

Buat Sin-hiong melemparkan barang pusaka itu tidak masalah, tapi dua orang yang di sampingnya, yang satu hatinya menjadi sangat senang, yang satu lagi hatinya jadi amat kecewa.

Yu Hoa mengeluh dan berkata: "Adik Sen, kau tidak mau mendengar nasihat-ku, di kemudian hati kau pasti akan celaka oleh orang ini?"

Setelah berkata, sambil menggelengkan kepala dia berjalan ke depan!

Tapi baru saja dia berjalan dua langkah, mendadak terdengar dari belakang tubuhnya terdengar sebuah suara yang amat dingin, terpaksa membalikkan kepala melihat ke belakang, terlihat wajah Giok-siau-long-kun merah sekali, mata Sin-hiong malah membelalak besar-besar, wajahnya terkejut!

Yu Hoa tergetar dan bertanya:

"Adik Sen, apa yang terjadi?"

Sesaat Sin-hiong tidak bisa menjawab, Giok-siau-long-kun yang menjawab dengan dingin:

"Hemm... hemm... Ho-siu-oh apa? Ternyata hanya kotak kosong?"

Setelah berkata, dia melemparkan kembali kotak itu!

Yu Hoa mengambilnya, seetelah melihat, di dalam kotak benar saja kosong tidak ada apa-apanya, di dalam hatinya berpikir:

Adik Sen bukan orang seperti itu, mungkin isinya sudah dicuri orang!'

Tapi setelah dipikir lagi, dia merasa pikirannya tidak masuk akal, sebab dengan ilmu silatnya Sin-hiong, jika ada orang bisa mencuri barang dia, orang ini mungkin orang yang tergolong seorang dewa.

Dia meneliti lagi kotak kosong itu, mendadak sepasang matanya seperti dibetot oleh suatu benda, lama tidak bisa bergerak!

Giok-siau-long-kun melihat Yu Hoa bengong menatap kotak kosong itu, dia mengira kotak kosong pun dia tidak rela membuangnya, sambil marah berkata:

"Kau sudah melihat jelas? Bukankah di dalam kotak itu pusaka apa pun tidak ada!"

Yu Hoa menarik nafas panjang dan berkata: "Ternyata dia, kalau begitu tidak mengherankan?"

Kata-kata dia sedikit membingungkan, Sin-hiong dan Giok-siau- long-kun sama-sama terkejut dan bertanya:

"Kau menemukan apa?"

Yu Hoa menggelengkan kepala:

"Pusaka ini sudah diambil oleh ketua pulau Teratai, jadi tidak mengherankan!"

Sin-hiong jadi tergetar, dia langsung merebut-nya, benar saja di dalam kotak hitam itu, samar-samar di tengah kotak tampak sekuntum bunga teratai putih, karena bunga teratai sangat kecil jadi bisa terlihat karena ada sinar bulan menyorotnya, jika tidak teliti tidak akan terlihat.

Terhadap bunga teratai ini Sin-hiong sudah hafal, dia berpikir- pikir, tapi tetap masih tidak tahu kapan Ho-siu-oh ini di ambil oleh ketua pulau Teratai?

Sin-hiong menggelengkan kepala:

"Aku hanya bertemu dengan dia dua kali, satu kata pun tidak bicara, dia datang tergesa-gesa pergi juga tergesa-gesa, bagaimana bisa mengambil Ho-siu-oh di kantongku?"

Setelah Sin-hiong berkata, Yu Hoa menyela: "Kalau begitu, kenapa tanda dari ketua pulau Teratai bisa ada di dalam kotak kosong ini?"

Giok-siau-long-kun tidak berkata sepatah kata pun, ternyata setelah dia mendengar nama besar ketua pulau Teratai, di dalam hatinya juga terkejut sekali.

Setelah berpikir cukup lama dengan nada dalam Sin-hiong berkata:

"Betul, jika tidak, kenapa tanda dia bisa ditaruh di dalam kotak kosong."

Berpikir begitu, dia tetap tidak mengerti, dengan sedih dia melihat sekali pada Sun Cui-giok yang tergeletak di tanah, kembali berkata:

"Ho-siu-oh sudah diambil orang, sekarang selain pergi mencari ketua pulau Teratai, hanya bisa pergi ke gunung Lam-thian, hanya. hay!"

Terpikir gunung Lam-thian yang jauh ada di Sin-kiang, jarak dari sini paling sedikit ada ribuan li, walaupun bisa tiba disana, bukan saja waktunya harus menunggu satu tahun, walaupun bisa dengan mudah mendapatkannya, tapi saat kembali, mungkin nyawa Cui- giok pun sudah tidak ada, maka berkata sampai disini, dia tidak bisa meneruskannya. Giok-siau-long-kun maju dua langkah, mengangkat tubuh Cui- giok, melihat gunung yang jauh di sana dan berkata:

"Bagaimana pun caranya aku tidak akan membiarkan dia mati, di sana ada satu puncak yang paling tinggi, aku akan mencari semua tumbuhan obat untuk menyelamatkan dia, Sen-tayhiap masalah diantara kita, lain hari saja kita selesaikan!"

Setelah berkata, dia melangkah turun ke bawah gunung!

Sin-hiong ingin menghadangnyaa, tapi setelah dipikir lagi, tidak ada gunanya menghadang, apalagi bisa menghambat pertolongan buat Sun Cui-giok?

Mendadak, dia teringat Sai Hoa-to Ong Leng, di dalam hatinya berpikir:

'Walaupun Ong Leng sangat jauh dari sini, tapi bagaimana pun jauh lebih baik dari pada pergi ke gunung Lam-thian!'

Maka diapun melihat ke gunung di seberang, di dalam hatinya berpikir:

'Jika aku bolak balik kesana tidak akan memakan waktu banyak, tidak usah takut Giok-siau-long-kun bisa lari kemana.'

Setelah Sin-hiong mengambil keputusan, dia membalikan tubuh berkata pada Yu Hoa:

"Yu-toako, aku juga harus pergi!"

Tadinya Yu Hoa ingin ikut bersama dengan Sin-hiong, karena dia khawatir Sin-hiong sendirian tidak bisa melawan, tapi setelah melihat kejadian tadi, pikiran dia terasa berlebihan. Tidak tahan dengan suara sedikit kecewa berkata:

"Adik, kau pergi kemana pun di dunia, tidak ada orang yang bisa menghinamu, tapi hati orang sulit ditebak, bagaimana pun kau harus selalu waspada?"

Dengan sangat berterima kasih Sin-hiong menganggukan kepala, karena keadaannya gawat, dia tidak banyak bicara, terdengar Yu Hoa berkata lagi:

"Adik, apakah kau mau pergi ke gunung Lam-thian?"

Sin-hiong terpaksa menceritakan niatnya pergi mencari Ong Leng, Yu Hoa berpikir sejenak, mendadak seperti ingat sesuatu dan berkata:

"Baik, cepatlah kau pergi, waktunya sangat mendesak!"

Walaupun dia berpesan begitu pada Sin-hiong, tapi di dalam hati dia sudah ada satu keputusan, yaitu setelah Sin-hiong pergi, dia sudah bertekad pergi ke gunung Lam-thian!

Tentu saja Sin-hiong tidak tahu pikirannya, setelah pamitan, dia langsung melesat turun ke bawah gunung!

Saat ini sudah lewat jam tiga pagi, pikiran Sin-hiong terasa sangat kacau, dia merasa dimana-mana dia selalu terlibat masalah, dia merasa tidak bisa mengurus semuanya sekaligus, dia memutuskan, begitu menemukan satu masalah dia selesaikan masalah itu.

Mengambil kesempatan masih ada dua jam hari baru terang, setelah turun gunung dia langsung berlari terbang menelusuri jalan raya!

Ilmu meringankan tubuhnya sudah sangat hebat, begitu berlari sudah melewati puluhan li, sekali melihat ke atas, terlihat dari kejauhan langit sudah memutih, dia sadar hari sudah akan terang, saat itu dia baru memperlambat langkahnya, pelan-pelan berjalan ke depan.

Ketika sedang berada di tengah jalan, tiba-tiba di atas bukit terdengar ada beberapa orang sedang berkata-kata.

Tadinya dia tidak memperhatikan, setelah berjalan beberapa saat, terdengar salah seorang berka ta:

"Menurut pendapatku, kita bertiga sudah cukup, tidak perlu mengundang orang lain lagi?" Terdengar lagi satu suara tua melanjutkan: "Bagaimana menurut pendapat Lang-tayhiap?"

Terdengar suara dengusan sekali, berkata: "Saat aku ada di bukit Pek-yang, aku sudah berniat bertarung dengan orang ini, hanya karena saat itu ada urusan penting, hemm... jika tidak dunia persilatan tidak akan sekacau ini."

Nada bicara orang ini sangat percaya diri, Sin-hiong sudah melewati sekitar sepuluh tombak lebih, tapi setelah mendengar orang ini menyebut bukit Pek-yang, dia jadi teringat seseorang, di dalam hatinya berpikir apakah orang ini adalah ketua perguruan Tiang-pek, Lang Tiong-sun?

Dia jadi ingat, belum lama ini ketika dia meninggalkan rumah Cui-giok, dia pernah bertemu dengan orang ini di satu penginapan, saat itu tadinya dia ingin bertarung dengannya, kemudian karena dia harus segera pergi dulu ke Siauw-lim-si, maka tidak menggubris dia, tidak diduga sekarang bisa bertemu dengan dia disini?

Mendengar nada bicara mereka, sepertinya akan mengeroyok seseorang, hatinya diam-diam jadi terkejut, di dalam hatinya berpikir:

'Orang yang bisa bersama dengan Lang Tiong-sun pasti bukan orang biasa, tidak terpikir pesilat setinggi mereka mau mengeroyok orang, kalau begitu orang yang dihadapi mereka pasti orang hebat'

Sin-hiong berpikir, di dunia persilatan orang yang pantas mereka keroyok, selain ketua pulau Teratai, Thian-ho-tiauw-souw, dan Ngo- ki-thian-cun, mungkin diri sendiri juga termasuk.

Begitu terpikir dirinya, tidak tahan dia jadi tergerak, di dalam hatinya berpikir:

'Aku pernah pergi ke Siauw-lim-si dan Bu-tong-pai, orang-orang ini kemungkinan besar mengarah kepadaku.'

Berpikir sampai disini, maka dia menghentikan langkahnya, begitu mengawasi, dari kejauhan berlari mendekat lima bayangan manusia! Buru-buru Sin-hiong menyelinap ke pinggir jalan, terlihat dari lima bayangan orang itu, ada tosu, ada tokouw, ada juga orang biasa, salah satu diantaranya sambil berlari berteriak:

"Kita sudah mencari semalaman, apa pun tidak ada, mungkin kabar kalian dari perguruan Go-bi tidak tepat!"

Salah seorang tosu mendengus dan berkata:

"Perguruan kami sudah mengerahkan puluhan orang, apakah kabar sekecil inipun tidak bisa dikerjakannya? hari ini dia tidak datang, besok pasti datang!"

Seorang laki-laki berpakaian ringkas juga terlihat mendengus dengan marah berkata:

"Mungkin saja salah!"

Diantara lima orang itu, ada dua orang tosu, kedua orang ini begitu mendengar, mendadak menghentikan langkahnya dan berkata marah:

"Kami dari Go-bi-pai tidak perlu bekerja sama dengan kalian Tiang-pek-pai dan Kun-lun-pai pun kami bisa mengalahkan Kim-kau- kiam-khek, kalau tidak percaya, kalian bertiga boleh tunggu kabarnya!"

Tiga orang lainnya juga tidak mau kalah, salah seorang tokouw ikut mendengus lalu berkata:

"Kami orang-orang dari Kun-lun-pai jauh-jauh datang kesini, bukan untuk menuruti kehendak orang, hemm... hemm... jika bukan karena guru kami dengan tegas memerintahkan untuk giat berlatih silat, kami sudah dari dulu pergi, tidak akan seperti sekarang bolak- balik berlari kesana kemari tanpa ada hasilnya!"

Sin-hiong yang bersembunyi di kegelapan, jarak dengan mereka sangat dekat, begitu mendengar mereka memang ingin menghadapi dirinya, dia jadi terkejut, di dalam hati berkata:

'Kata-kata orang itu ternyata tidak salah, berbagai perguruan besar di dunia persilatan sudah bersatu ingin menghadapi dirinya, dia harus meningkatkan kewaspadaan!'

Ketika sedang berpikir, terlihat dua orang lainnya juga menghentikan langkahnya, yang satu berkata:

"Jangan ribut, jangan ribut, kami dari Tiang-pek-pai sudah mengikuti dia selama setengah tahun, tapi bayangan dia pun tidak terlihat, kalian baru saja menjaga beberapa hari, sudah begini tidak sabaran?"

Kelihatannya ketiga orang ini mewakili tiga perguruan yang berbeda, karena mereka mengaku dirinya dari aliran lurus yang ternama, maka masing-masing tidak ada yang mau mengalah?

Sin-hiong tidak bergerak, di dalam hatinya berpikir:

'Diatas bukit itu masih ada tiga orang, kenapa mereka membiarkan murid-muridnya bertengkar, tapi tidak ada satu orang pun keluar mencegahnya?'

Sebenarnya, pikiran dia salah sekali, di dalam berbagai perguruan besar sekarang ini, yang kecil demikian, yang tua pun begitu, tiga orang tadi adalah ketua Kun-lun-pai Siu-goan Suthai, ketua Go-bi- pai Cing-cen Totiang dan ketua dari Tiang-pek-pai Lang Tiong-sun, ketiga orang ini sama dengan murid-murid mereka, di wajahnya tampak damai, di dalam hati mengadu kekuatan!

Saat ini ketiga orang tua itu sudah duduk bersila di puncak bukit, membiarkan murid-muridnya bertengkar, ketiga orang itu saling pandang, semua pura-pura tidak tahu

Alis Siu-goan Suthai mengkerut dan berteriak: "Anak Beng, anak Ciu, kalian kemari!" Dua orang tokouw itu menyahut dan dengan cepat mereka naik ke atas!

Lang Tiong-sun mendengus dengan hidung-nya, juga berteriak: "Anak Jong, kalian naik ke atas!"

Sekarang, tinggal satu orang tosu di sana, tosu itu melihat-lihat ke sekeliling, tampak menunggu gurunya memanggil, siapa sangka setelah beberapa saat, diatas bukit sepi tidak ada suara! Sin-hiong pun merasa keheranan, tepat ketika ini, mendadak satu suara tua berteriak:

"Anak Hui, pergilah ke depan memeriksa, di sana seseorang telah datang!"

Wajah tosu itu jadi cerah, secepatnya berlari ke depan.

Karena Sin-hiong sedang bersembunyi sambil berjongkok, maka dia tidak bisa melihatnya, entah siapa yang datang?

Saat ini matahari baru terbit, bumi sudah terang benderang, sedikit saja Sin-hiong bergerak, orang yang ada diatas bisa menemukannya, dia beberapa kali ingin keluar, tapi setelah dipikir lagi, dia kembali diam tidak bergerak.

Tidak lama, dari kejauhan terdengar seseorang dengan marah berkata:

"Kau tosu bangsat sungguh mengesalkan, kenapa melototi aku terus?" .

Sin-hiong mendengar suara orang ini, tidak tahan dia jadi terkejut, di dalam hati berkata:

'Apakah Ho Koan-beng juga datang kemari?'

Tosu tadi sebenarnya diperintahkan untuk mencari Sin-hiong, tapi dia tidak kenal Sin-hiong, dia hanya tahu harus mencari seorang anak muda yang tampan, yang membawa sebuah gitar kuno, yang tidak lama lagi akan muncul di sekitar ini.

Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng juga seorang anak muda tampan, tapi tidak membawa sebuah gitar kuno, saat ini dia sedang tidak bersemangat dan berjalan sendirian. Tosu itu melihatnya, dia ragu- ragu memastikan dia Sin-hiong atau bukan? maka dia terus melihat- lihat, dan akibatnya di maki-maki, tapi tosu ini juga sedang kesal, dia menjadi marah, berkata:

"Kau sungguh tidak tahu aturan, kau tidak melihat aku, bagaimana bisa tahu aku sedang melihat mu?" Sejak Sim-kiam-jiu Ho-Koan-beng dikalahkan oleh ketua pulau Teratai dalam dua jurus, dia terus mempelajari sisa dua jurus yang berupa syair, setelah memeras otak tiga hari, dia baru berhasil memecahkan dua jurus terakhir Hiang-liong-pit-to, sekarang tangan dia sedang gatal ingin mencoba ilmu silatnya, melihat tosu di depan mata ini mencari gara-gara, dengan sendirinya dia menghentikan langkahnya, menyipit-kan sepasang matanya dan berkata:

"He he he, rupanya kau ingin membuat aku marah ya?"

Setelah berkata, tiba-tiba dia menggetarkan pedangnya dan berteriak:

"Kau berani mencabut gigi macan, tentu sudah bosan hidup."

Tosu itupun tidak mau kalah, dia segera mencabut pedang panjang di punggungnya, berkata:

"Jika kau mau bertarung, aku akan melayani-nya!"

Ho Koan-beng menusukan pedangnya dan berkata marah: "Jangan banyak omong kosong!"

Tosu itu menghindar lalu balas menyerang, Ho Koan-beng sambil tertawa dingin berkata:

"Ternyata kau dari perguruan Go-bi, tapi ilmu silatmu masih belum matang!"

Setelah berkata, dia membalikan pergelangan tangannya, jurus pedangnya mendadak berubah, malah menggunakan jurus hebat dari perguruan Go-bi, Cing-cen Totiang yang ada diatas bukit melihat hal ini, tidak tahan bersuara "Ah!" dengan terkejutberkata:

"Kenapa orang ini bisa memainkan jurus pedang dari perguruan kami?"

Bicaranya belum selesai, Sim-kiam-jiu berturut-turut merubah dua jurusnya, kebetulan sekali, dua jurusnya yang satu adalah jurus In-liong-sam-sian (Naga di awan muncul tiga kali) dari}Kun-lun-pai, dan Ban-li-koan-san (Selaksa pegunungan di perbatasan) dari Tiang-pek-pai!

Ketua Kun-lun-pai dan ketua Tiang-pek-pai pun melihat kedua jurusnya, juga bersama-sama berteriak:

"Itu jurus pedang dari perguruan kami?"

Dalam sekejap, mata ketiga ketua perguruan ini membelalak besar, mimpipun mereka tidak terpikir, jurus hebat perguruan mereka bisa dicuri dan dipelajari orang asing?

Ketiga orang tidak pikir panjang lagi, langsung melesat menerjang Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng!

Saat ini, murid dari Go-bi-pai sudah kewalahan menahan serangan Ho Koan-beng, ketiga orang ini tibanya pada saatnya, ketiga ketua perguruan besar ini sama-sama ingin menanyakan bagaimana Ho Koan-beng bisa menjalankan jurus pedang perguruan mereka, baru saja ketiga orang itu tiba, langsung menyerang tiga jurus!

Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng melotot marah "Hemm...!" berkata: "Kalian mau mengeroyok?"

Baru saja dia berkata, terasa ada satu tekanan seberat ribuan kati menerpa wajahnya, dia membalas menyerang berturut-turut tiga jurus dan terkejut berkata:

"Ah! Kalian baru benar-benar kelinci percobaanku?"

Setelah berkata, dia merubah jurusnya, ketiga ketua perguruan besar itu bersama-sama menarik tangannya, hampir bersamaan waktunya berteriak:

"Tunggu, ada yang mau kami tanyakan padamu!"

Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng dengan sombong melihat mereka bertiga dan berkata:

"Kalian mau apa?"

Ketiga ketua perguruan besar ini, sebenarnya tidak berniat mengeroyok dia, hanya kebetulan saja, lebih-lebih tidak terpikir dalam waktu bersamaan menanyakan satu pertanyaan yang sama, saat ditanya oleh Ho Koan-beng, wajah ketiga orang itu menjadi merah sampai ke telinga, mereka saling pandang sekali, tapi tidak satu orang pun bicara lagi.

Maksud ketiga orang itu, adalah mengalah pada dua orang lainnya, tapi yang terjadi malah, aku mengalah padamu, kau mengalah padaku, jadi siapa pun tidak ada yang bicara!

Sim-kiam-jiu Ho Koan-beng yang melihat, tidak tahan jadi naik pitam dan berkata:

"Diantara kalian bertiga, ada tosu, ada tokouw, dan juga ada orang biasa, kalian bersandiwara untuk siapa? He he, aku sih tidak ada waktu menikmatinya?"

Kata-kata dia sedikit pun tidak ada basa basi-nya, jadi membuat tiga orang ketua pergunian besar itu marah, mereka bersama-sama berteriak, tiga macam senjata bersama-sama menyerang dia lagi.

Tindakan kali ini kembali tanpa sengaja bersama-sama menyerang Ho Koan-beng, tapi jadi membuat dia marah sekali, di dalam hatinya berpikir, ketiga orang ini sungguh menyebalkan sekali, setelah mendengus lalu berteriak:

"Bagaimana kalau kalian mencoba satu jurus aku ini?"

Dia menggerakan pedang menyerang, serangan ini kelihatannya tidak teratur, walaupun ketiga ketua perguruan besar ini merasa sedikit malu, tapi melihat Ho Koan-beng menggunakan jurus  yang

hanya biasa-biasa saja, wajah mereka tampak tertawa sinis.

Ketiga orang itu jadi ingin menarik kembali jurusnya, siapa sangka, pada saat ini mendadak terlihat pedang Ho Koan-beng membelit, "Ssst!" suara yang keras, seperti angin keras yang menggelegar, hampir saja senjata ketiga orang itu terlepas dari tangannya! 

Ke tiga ketua perguruan besar itu jadi terkejut sekali! Hanya dengan saru jurus Ho koan-beng sudah berhasil, tidak tahan dengan senangnya berteriak:

"Bukit berputar jalan melingkar, setelah gelap timbul terang, hemm... hemm... sekarang giliran jurus setelah gelap timbul terang!"

Setelah berkata, pedang pusakanya mendadak diputar kembali dari kanan ke kiri, ketiga ketua perguruan besar itu masih terkejut, semua tidak mengira jurus 'aneh' keduanya datang menyerang lagi, tiga bayangan orang langsung meloncat mundur satu tombak lebih!

Wajah ketiga ketua sama-sama terkejut tidak mengerti, apalagi Siu-goan Suthai yang sifatnya sangat angkuh, seumur hidupnya tidak pernah dia bersama-sama mengeroyok orang, karena mereka bertiga terpengaruh oleh nama besar Kim-kau-kiam-khek, baru sepakat bersatu menghadapinya, tapi itu hanya untuk menghadapi Sin-hiong, tidak diduga anak muda di depan mata ini ternyata begitu lihay, dalam hati dia berpikir, mungkin orang ini adalah Sin- hiong.

Dia menggetarkan kebutan di tangannya dia bertanya: "Apakah kau Sen Sin-hiong?"

Semangatnya Ho Koan-beng sedang tinggi, dengan sombongnya berkata:

"Bukan!"

Sekarang ketiga ketua itu sudah tidak menyerang lagi, Cing-cen Totiang juga berkata:

"Tuan bukan Sen Sin-hiong lalu siapa?"

Ketua dari perguruan Tiang-pek tidak menunggu Ho Koan-beng menjawab, mendadak menyela:

"Menurut yang aku tahu, tindakan marga Sen itu, kebanyakan sembunyi-sembunyi, orang ini sampai julukannya saja tidak berani mengatakan, kalau bukan Sen Sin-hiong siapa lagi?" Ho Koan-beng melihat perbincangan ketiga orang ini selalu menyebut nama Sen Sin-hiong, tidak tahan rasa iri hatinya jadi timbul, dengan marah berkata:

"Siapa itu Sen Sin-hiong, buat apa kalian selalu menyebut dia dihadapan aku?"

Siapa sangka baru saja dia selesai bicara, mendadak terdengar seseorang sambil mengeluh berkata: "Saudara Ho, kenapa kau memaki di belakang orang?"

Begitu kata-kata ini terdengar, empat orang yang berada di lapangan semua jadi terkejut sekali!

Suara ini datangnya terlalu mendadak, sorot mata ke empat orang itu melihat ke arah datangnya suara, terlihat seorang remaja yang sangat tampan, di tangannya memeluk sebuah gitar kuno, sedang tersenyum berdiri di bawah bukit!

Dengan sorot mata dingin Ho Koan-beng menyapu pada ketiga orang itu dan berteriak:

"Bukankah kalian mau mencari Sen Sin-hiong? Dialah orangnya!"

Ketiga ketua perguruan besar itu sedikit tergetar, Siu-goan Suthai bersuara "Aah!" sekali, lalu mundur kebelakang dan berkata:

"Satu gelombang belum reda, gelombang lain sudah timbul, lebih baik kita hadapi dulu saja sasaran kita."

Setelah berkata, dengan pelan dia bersiul sekali, dan di atas bukit langsung berlari turun dua bayangan orang, Siu-goan Suthai dengan luwesnya menyapukan kebutannya dan berkata lagi:

"Kalian berdua awasi orang ini, jangan sampai dia melarikan diri?"

Kata-kata dia tentu saja ditujukan pada Ho Koan-beng, sejak Sin- hiong muncul, otak Ho Koan-beng sudah berputar entah berapa kali, di dalam hatinya berpikir, bukankah ketiga orang ini mau mencari Sin-hiong? He he he, kenapa aku tidak mengambil kesempatan ini membinasakan dia, meng-hilangkan duri dalam daging? Ho Koan-beng sangat licik, melihat Siu-goan Suthai mengarahkan sasarannya pada dia, dia tidak bereaksi sedikitpun, tapi diam-diam dia sudah ada satu keputusan.

Begitu Siu-goan Suthai mengatakan ini, Cing-cen Toliang dan Lang Tiong-sun memanggil murid-nya, menyuruh mereka mengawasi Ho Koan-beng, mereka bertiga pelan-pelan maju mengurung Sin-hiong.

Perlahan Sin-hiong maju dua langkah, berkata sendiri:

"Sayang diantara sembilan perguman besar, Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai sudah tidak bisa datang lagi, sekarang hanya datang tiga orang, di kemudian hari aku masih harus menempuh jarak jauh, untuk mencari empat orang ketua perguman besar lainnya."

Tingkahnya begitu santai, tepat ketika Cing-cen Totiang bertiga datang menguning, Sin-hiong juga sudah mencabut Kim-kau-po- kiam dari dalam gitar kuno!

Ho Koan-beng mendengus dan berteriak:

"Sen Sin-hiong, apa kau sudah ketakutan? Bagaimana kalau kita tukar tempat?"

Sin-hiong tertawa dan berkata:

"Saudara Ho, hal apa saja aku boleh mengalah padamu, hanya satu hal ini aku tidak bisa!"

Wajah Lang Tiong-sun merah padam, Cing-cen Totiang mengencangkan seluruh ototnya sampai tegang sekali, hanya wajah Siu-goan Suthai tampak sedikit tenang, tapi juga memegang erat- erat kebutan-nya, siap menyerang lebih dulu!

Ketiga orang membentuk segi tiga, kelihatan-nya akan mengeroyok, Cing-cen Totiang menghela nafas panjang dan berkata:

"Aku maju dulu!"

Harus tahu, sejak dilahirkan sampai sekarang, ketua Go-bi-pai hanya sekali mengeroyok orang yaitu gurunya Sin-hiong, biasanya dia tidak pernah menampakan wajah serius seperti ini, hari ini adalah kekecualian yang amat besar. ?

Ketua dari perguruan Tiang-pek menggetarkan pedang pusakanya dan berkata:

"Boleh tidak aku duluan yang maju?" Siu-goan Suthay tertawa lalu berkata:

"Siapa yang duluan maju pun boleh, hanya jangan sampai memalukan?"

Lang Tiong-sun melotot dan berkata marah:

"Kalau begitu kau saja yang duluan, bagai-mana?"

Siu-goan Suthai mengangkat alisnya, men-dengus dingin sekali dan berkata:

"Aku dulu, aku dulu saja, apa susahnya?"

Setelah berkata, kebutan di tangannya sudah maju menyerang!

Dengan tenang Sin-hiong melayang meng-hindar, lalu menangkis dengan Kim-kau-po-kiam dan sambil tertawa berkata:

"Siapa yang duluan maju juga sama saja, ini adalah jurus pertama!"

Siu-goan Suthai yang menyerang dengan kebutannya, tidak menduga Sin-hiong begitu mudah menghindar, sebaliknya ujung pedang Sin-hiong sudah ? l,itang menusuk dari samping.

Lang Tiong-sun melihat, tidak tahan terkejut dan berteriak: "Suthay, awas di sebelah kiri!"

Siu-goan Suthai marah berkata:

"Kau tidak usah berteriak, apakah aku tidak lalui?"

Kebutannya diputar ke kiri "Huut!" rambut kebutan digetarkan sampai tegang lurus, menerjang ke depan dada Sin-hiong! Sin-hiong kembali menghindar, Kim-kau-kiam mendadak mendongkel ke atas dan berteriak:

"Ini jurus keduaku!"

Setelah dua jurusnya gagal Siu-goan Suthai melampiaskan kekesalannya, mendadak mengumpul-kan seluruh tenaga dalamnya ke lengan kanan "Ssst!" kebutannya menyerang sambil mendengus berkata:

"Lalu kenapa dengan jurus ketiga?"

Sin-hiong berhenti tidak bergerak, sambil tertawa berkata: "Polos sekali!"

Dia memiringkan ujung pedang, benar-benar dengan sangat polos menusukan pedangnya!

Cing-cen Totiang yang melihat, jadi berteriak:

"Suthay awas, jurus ini adalah Po-kong-kiam-eng (Gelombang sinar pedang bayangan)!"

Ternyata Cing-cen Totiang sangat hafal terhadap jurus ini, sebab dulu saat mereka mengeroyok Khu Ceng-hong, hanya mengandalkan jurus ini, Khu Ceng-hong sekaligus melukai empat orang ketua perguruan besar!

Siu-goan Suthai pun pernah mengalaminya, maka begitu melihatnya, tidak tahan jatinya jadi tergetar, saat yang sempit ini, hati dia masih mau mencoba untung-untungan, usia Sin-hiong masih muda belia, mungkin tenaga dalamnya tidak sehebat Khu Ceng-hong dulu?

Ketika otaknya berputar, kebutannya sudah berubah dua jurus, dan kedua jurusnya adalah jurus hebat, dengan cepat membelit pedangnya Sin-hiong!

Cing-cen Totiang melihat Siu-goan Suthai masih terus menyerang, tidak tahan jadi terkejut, ketika sinar pedang Sin-hiong mengembang, Cing-cen Totiang sudah maju menyerang. Jurus pedang Sin-hiong tidak bembah, hanya sedikit menggeser tubuhnya, jurus pedang yang pelan itu tiba-tiba berkelebat menyilaukan mata, mengurung ke arah dua orang itu.

Lang Tiong-sun melihat Sin-hiong telah mengerahkan jurus hebatnya, dia sadar harus segera turun tangan menyerang, maka dia berteriak, pedang-nya menyerang dari samping!

Ketiga orang ini setelah bersatu mengeroyok, kekuatannya jadi berlipat ganda, Sin-hiong balik menyabetkan pedangnya sambil tertawa dingin:

"Akhirnya kalian bertiga sudah bersatu, coba lihat lagi satu jurus ini!"

Sejak tenaga dalamnya maju pesat, gerakannya jadi semakin cepat dan ringan? Sekali menyabetkan pedangnya, sudah mengeluarkan kehebatan jurus Kim-kau-kiam dengan sempurna sekali!

Jurus ini tadinya sederhana sekali, tapi saat digunakannya, suara anginnya menggelegar, getaran sinar pedangnya masing-masing menusuk satu kali kepada tiga orang ini!

Ketiga orang ketua perguman besar ini sudah mengerahkan seluruh kemampuannya, terlihat kaki mereka berputar-putar laksana angin topan, setiap menyerang sejurus, selalu membuat debu menutup langit, di bawah perlawanan ketiga orang ini, Sin-hiong agak kesulitan dalam waktu singkat bisa mengalahkan mereka.

Ho Koan-beng yang berada disana melihat Sin-hiong melawan tiga orang ini, hatinya tergerak dan dalam hati berkata:

'Jika aku tidak mengambil kesempatan ini, mau tunggu kapan lagi?'

Berpikir sampai disini, tubuhnya mulai bergerak, tapi baru saja akan maju menerjang! lima orang di depannya pun ikut bergerak dan berteriak:

"Kau mau kemana?" Harus tahu ke lima orang ini diperintahkan oleh masing-masing gurunya untuk mengawasi Ho Koan-beng, maka saat Ho Koan-beng bergerak, ke lima orang ini langsung menghadang.

Ho Koan-beng melirik dengan sudut mata pada lima orang itu dengan dingin berkata:

"Jika kalian mau mati, langsung saja katakan!"

Setelah berkata, tubuhnya menerjang ke arah dua tokouw yang ada di depannya!

Dua tokouw itu berteriak, sepasang pedangnya bersamaan ditusukan ke arah Ho Koan-beng!

Ho Koan-beng sambil tertawa keras, dengan ringan membalikkan pergelangan tangannya, saru jurus membunuh sudah dilancarkan dan berteriak:

"Roboh!"

Setelah berkata, benar saja terdengar satu jeritan mengerikan, salah satu tokouw langsung roboh ke bawah!

Tiga orang lainnya yang melihat langsung bergerak maju menyerang.

Mata Ho Koan-beng menyapu, melihat Sin-hiong sedang sengit bertarung, di dalam hatinya berpikir, jika tidak sekarang melakukannya, dalam sekejap akan hilang kesempatannya, saat itu sambil mendengus, dia langsung menyerang berturut-turut dengan jurus hebat, kembali telah merobohkan dua orang lawan, lalu menerjang ke arah Sin-hiong.

Tiga ketua perguruan besar sedang sengit bertarung dengan Sin- hiong, mereka hanya bisa melihat Ho Koan-beng melukai murid- muridnya, tapi tidak bisa melepaskan diri menolong mereka, saat ini melihat Ho Koan-beng datang dengan menghunus pedangnya, ketiga orang itu mengira dia mau membantu Sin-hiong Lang Tiong- sun berteriak:

"Kalian berdua tahan dia, biar aku membereskan bocah itu!" Wajah Ho Koan-beng samar-samar tampak hawa membunuh sambil berteriak:

"Saudara Sen kau tenang saja, biar aku bantu!"

Saat ini kebetulan Lang Tiong-sun sudah melepaskan diri dan datang menghadang, Ho Koan-beng melihatnya juga tidak, secepat kilat berputar ke belakangnya Sin-hiong, pedangnya langsung ditusukan ke punggung Sin-hiong!

Sin-hiong sedang konsentrasi menghadapi musuh di depannya, sama sekali tidak menduga dia bisa menusuk dari belakang, apa lagi, Ho Koan-beng tadi masih berkata datang untuk membantu dia!

Tindakan ini bukan saja di luar dugaan Sin-hiong, ketiga orang yang saat ini sedang menyerang pun jadi tertegun bengong!

Sekejap Sin-hiong tertegun, lalu memutar tubuhnya dan berteriak:

"Ho Koan-beng, apa yang kau lakukan?"

Karena tindakan Ho Koan-beng sangat di luar dugaan, gerakan Sin-hiong jadi sedikit lamban, setelah memutar tubuhnya, walaupun berhasil menghindar dari serangan Ho Koan-beng, tapi serangan Cing-cen Totiang dan Siu-goan Suthay tidak bisa di hindarkan, hanya terdengar suara sobekan kain, baju lengan kiri kanan dia sudah dipotong sebagian besar!

Dalam keadaan marah, Sin-hiong meloncat ke belakang sejauh lima enam tombak!

Sepasang mata dia dengan kesal melototi Ho Koan-beng, saking marahnya seperti ingin menelan dia saja, bentaknya:

"Ho Koan-beng, tidak kuduga kau adalah orang serendah ini?"

Cara menyerangnya tadi, ternyata dipandang rendah oleh ketiga ketua perguruan besar itu, tapi demi menghadapi Sin-hiong, ketiga ketua perguruan besar terpaksa menggunakan juga kesempatan itu.

Ho Koan-beng tertawa dingin dan berkata: "Sen Sin-hiong, kau jangan sombong? Hari ini di tempat inilah kuburanmu!"

Lalu dia pelan-pelan mendesak maju!

Dalam hati Ho Koan-beng berpikir, walaupun tanpa orang lain, dia pun berani menghadapi Sin-hiong, apa lagi, sekarang di belakang dia ada tiga orang yang memiliki musuh yang sama?

Sin-hiong melihat sepasang mata Ho Koan-beng menyorot hawa membunuh, tidak tahan dia menarik nafas panjang, hatinya berkata:

'Hati orang ini seperti ular berbisa. Sen Sin-hiong, Buat apa kau masih mengalah pada dia?'

Dia pikir dia selalu mengalah pada Ho Koan-beng, tapi Ho Koan- beng justru mau membunuhnya, apa lagi serangannya tadi, jika diganti oleh orang lain, bukankah sudah mati dibawah tangan Ho Koan-beng?

Pelan-pelan Ho Koan-beng sudah mendekat, wajahnya penuh dengan hawa membunuh, Sin-hiong tidak berpikir panjang lagi, dia maju dua langkah, kedua orang ini berhadapan dalam jarak satu tombak.

Sin-hiong memegang erat pedang pusakanya dan berkata: "Ho Koan-beng, hari ini aku tidak akan melepaskan kau lagi!" Ho Koan-beng tertawa dingin, katanya:

"Kau bicara besar apa, kau tidak akan melepaskan aku, apakah aku akan melepaskanmu?"

Kelakuan kedua orang ini, malah membiarkan tiga orang ketua perguruan besar, Lang Tiong-sun dengan nada keheranan berkata:

"Heh! Apa yang terjadi?" Siu-goan Suthai berkata:

"Kedua nya bukan orang baik-baik, siapa pun kita tidak boleh melepaskannya?" Cing-cen Totiang memperhatikan sejenak, dia merasa Sin-hiong orangnya lebih jurur, di dalam hatinya berpikir:

‘Anak ini jika tidak belajar silat pada Khu Ceng-hong, dia akan menjadi seorang pendekar pembela kebenaran yang sulit dicari di dunia persilatan.'

Tiga orang ini tertarik perhatiannya oleh kejadian yang ada di depan mata, malah sampai lupa pada murid-muridnya yang terluka, matahari sudah tinggi di tengah langit, orang merasakan panas terik.

Ho Koan-beng menggerak-gerakan pedang panjangnya dan berkata:

"Sen Sin-hiong, aku pernah mengatakan, akan mengalah tiga jurus dulu padamu, kala itu tidak terjadi, kali ini aku akan menepati janji!"

Sin-hiong melihat dia masih bicara mengejek, tidak tahan jadi semakin marah, dengan dingin berkata:

"Seumur hidupku belum pernah mengambil keuntungan dari orang lain, kau maju saja!"

Hati Sin-hiong bagaimana pun lebih jujur, jika diganti orang lain, mungkin sudah dari tadi menyerang Ho Koan-beng.

Ho Koan-beng merasa yakin setelah berhasil memecahkan dua jurus pedang terakhir di dalam Hiang-liong-pit-to, dia sudah tidak perlu takut pada Sen Sin-hiong lagi, saat itu dengan tenang dia meng-getarkan pedang dan berkata:

"Bagus sekali, biar Ho Koan-beng bertarung dengan Kim-kau- kiam-khek yang namanya menggemparkan dunia itu!"

Setelah berkata, dia menyabetkan pedangnya "Ssst!", terlihat kilatan sinar perak menusuk ke arah dua jalan darah Hong-ho, dan Hwan-sui!

Sin-hiong melihat begitu dia menyerang langsung melancarkan jurus membunuh, di dalam hatinya berkata: 'Jika aku tidak memberi pelajaran padamu, mungkin kau masih tidak tahu kelihayanku?'

Saat Ho Koan-beng menusukan pedangnya, dia menggerakan pedang pusakanya menerjang masuk ke dalam sinar pedang lawannya.

Ho Koan-beng tertawa, dia segera mengerah-kan seluruh tenaga dalamnya dan berteriak:

"Ayo kita adu kekuatan dulu!"

Dua pedang bentrok, mendadak Ho Koan-beng merasa tekanan lawannya sangat besar sekali, tidak tahan wajahnya jadi berubah, dia sadar tidak bisa melawan kekuatan lawannya, segera dia merubah jurus pedangnya, dalam sekejap menyerang tiga jurus!

Melihat Ho Koan-beng merubah jurus pedangnya, Sin-hiong pun menarik tangan merubah jurusnya pula, begitu dia memutar pergelangan tangan-nya, dia juga balas menyerang tiga jurus!

Walaupun Sin-hiong menyerang belakangan, tapi tampak lebih dulu dari lawannya, sia-sia Ho Koan-beng memiliki jurus-jurus hebat, dia malah ditekan oleh Sin-hiong, hatinya sangat tidak enak, dia berteriak, dalam sekejap mata menyerang tujuh delapan jurus!

Jurus pedang Ho Koan-beng adalah inti sari jurus-jurus berbagai perguruan besar, tidak saja setiap jurusnya bisa untuk menyerang juga bisa diperguna-kan untuk bertahan, dan setiap jurusnya hebat- hebat, terlihat sinar perak laksana ular menari-nari, telah mengurung Sin-hiong dengan ketatnya!

Wajah beberapa orang di pinggir lapangan jadi tergetar, Cing-cen Totiang mengeluh panjang dan berkata:

"Gelombang belakang Tiang-kang mendorong gelombang di depannya, saudara Lang, tampaknya kita tidak perlu bertarung lagi!"

Kedua mata Lang Tiong-sun melotot besar-besar melihat dua pesilat tinggi yang masih muda itu sedang bertarung dengan serunya, seumur hidup dia tidak mau mengaku kalah pada orang, tapi sekarang setelah menyaksikan pertarungan ini, di lubuk hatinya juga merasa kagum, sambil menggeleng-geleng kepala berkata:

"Tepat sekali pendapat Totiang, ah! marga Ho kembali di atas angin!"

Sebenarnya Sin-hiong tidak suka bertarung, melihat jurus pedang Ho Koan-beng tidak henti-hentinya menyerang, tanpa terasa semangatnya jadi naik, sekali bersiul keras di depan tubuhnya mendadak timbul kelebatan sinar perak yang menyilaukan mata, laksana gelombang laut menerjang ke depan!

Ho Koan-beng sudah menyerang delapan jurus berturut-turut, semua ditahan kembali oleh hawa pedang Sin-hiong yang amat dahsyat, tidak tahan dia jadi tergetar, dia lalu memutar ujung pedangnya dan berteriak:

"Coba rasakan jurus Hong-hwie-lu-coan (Bukit melingkar jalan berputar) aku ini bagaimana?"

Jurus ini terlihat tidak beraturan sekali, hanya terlihat bayangan pedang bergetar-getar, tidak bisa di duga arahnya kemana, ketiga ketua perguruan besar yang melihat di pinggir pun merasa sulit menghadapi jurus ini, tidak tahan diam-diam mereka terkejut. 

Sin-hiong tertawa dan berkata:

"Jurus ini biasa, tidak akan merepotkan aku?"

Setelah berkata, dia memutar pedang pusaka-nya secara miring, mendadak dia menusuk ke dalam gulungan sinar pedang Ho Koan- beng.

Kedua orang ini bergerak, yang satu lambat yang satu cepat, melihat Sin-hiong menusukan pedang nya, segera tampak wajah Ho Koan-beng jadi berseri, dia segera memutar pergelangan tangannya dan berteriak:

"He he he, biar kau lihat apa benar biasa saja?"

Tadi gerakannya   lamban,   setelah   memutar   pergelangan tangannya, gerakannya benibah laksana meteor, dalam sekejap sudah hampir menusuk wajah Sin-hiong!

Sin-hiong tertawa keras katanya:

"Jurus ini, memang biasa saja!"

Mendadak dia memutar ujung pedangnya, terdengar sebuah suara keras "Traang!" Ho Koan-beng sudah digetarkan hingga mundur selangkah ke belakang!

Semua orang terkejut!

Mereka tidak tahu, dengan cara apa Sin-hiong menggetarkan Ho Koan-beng sampai mundur satu langkah, setelah semua orang terkejut, mendadak terlihat Ho Koan-beng maju lagi sambil berteriak:

"Coba hadapi lagi jurusku ini Liu-an-hoa-beng (Pepohonan gelap bunga terang)"

Begitu menggerakan pedang, sinar perak pedangnya bergetar- getar tidak beraturan, tampaknya seperti mengarah pada ke enam belas jalan darah penting di depan tubuh Sin-hiong, samar-samar malah mengurung seluruh tubuhnya di bawah bayangan pedangnya.

Lang Tiong-sun tergetar dan berteriak: "Jika jurus ini juga gagal, apakah kita akan menyerangnya?"

Siu-goan Suthai dengan tegas berkata: "Sudah seharusnya!"

Setelah berkata, sorot matanya menyapu ketua Go-bi-pai dan berkata lagi:

"Bagaimana dengan kau Cing-cen Totiang?"

Cing-cen Totiang menarik nafas dalam-dalam, lalu menganggukan kepala:

"Jika kita tidak mengambil kesempatan ini menyerangnya, maka di dunia persilatan akan terjadi bahaya besar, sekarang kita sudah tidak bisa mem-pedulikan aturan dunia persilatan lagi!" Orang-orang ini sehari-harinya mengaku diri-nya adalah perguruan ternama aliran lurus, tapi saat menghadapi masalah, cara apa pun bisa dilakukannya, saat mereka bertiga bicara, semua sudah meng-genggam senjatanya dengan erat, kelihatan, asal sedikit saja Ho Koan-beng terlihat akan kalah, maka ketiga ketua perguruan besar ini akan langsung menyerang.

Ketika ketiga ketua perguruan besar itu baru selesai bicara, mendadak Sin-hiong dengan sekali berteriak keras, sinar pedang ditangannya jadi mengem bang besar, begitu membalikkan tangan seperti akan membelit, dengan ganas memotong bahu kanan Ho Koan-beng! 

Ho Koan-beng sangat terkejut, dia tidak menduga Sin-hiong dapat menembus lapisan pertahanannya, sinar pedangnya menusuk ke arah bahu kanannya, jurus yang sangat hebat ini, sungguh sangat diluar dugaan dia!

Jurus Liu-an-hoa-beng, adalah jurus membunuh yang paling lihay dari In-liong-kiam-khek Kongsun Seng, yang menciptakan Hiang- liong-pit-to, Ho Koan-beng belum lama mempelajarinya, tadi dia hanya menggunakan Hong-hwie-li-coan, hampir saja berhasil melemparkan senjata ketua perguman dari Go-bi, Kun-lun dan Tiang-pek, bisa dibayangkan keampuhannya, apa lagi jurus terakhir Liu-an-hoa-beng.

Saat Ho Koan-beng tertegun, ujung pedang Sin-hiong sudah hampir menyentuh tubuhnya, jika dia tidak segera melepaskan pedangnya dan mundur ke belakang, maka kemungkinan bahu kanannya akan terpotong.

Dalam keadaan yang berbahaya ini, mendadak tiga orang di pinggir lapangan berteriak, dua bilah pedang pusaka dan sebuah kebutan, secepat kilat menyerang Sin-hiong!

Sin-hiong sudah menetapkan hati, baru saja mau memotong lengan kanannya Ho Koan-beng, tidak menduga di belakang ada orang menyerang, malah orang yang menyerang ini adalah ketiga ketua perguruan besar yang menyebut dirinya perguruan aliran lurus!

Dia menjadi marah hingga kedua alisnya terangkat, aliran darah di seluruh tubuh mengalir dengan deras, malah hampir mengalir keluar dari mulutnya.

Tapi, keadaan di depan mata tidak memberi waktu untuk berpikir, walaupun dia dapat memotong lengan kanannya Ho Koan- beng, tapi dia pun mungkin akan terluka lebih parah sepuluh kali lipat dari pada Ho Koan-beng.

Dalam situasi ini, dia jadi tidak bisa melukai musuhnya, dengan memutar tubuhnya, pedangnya sudah melintang membalas menyerang!

Dalam keadaan marah, gerakan pedangnya jadi menyerang daripada melindungi diri, tidak peduli apa jurus ketiga orang itu, setelah satu jurus, jurus kedua dan jurus ketiga berturut-turut dikeluarkan!

Sejak tenaga dalam Sin-hiong bertambah beberapa kali lipat, tenaga dia seperti tidak ada habis habisnya, semakin bertempur semakin dahsyat, serangan pedangnya seperti angin topan, dalam sekejap sudah menyerang tujuh delapan belas jurus pedang!

Empat orang lawan Sin-hiong, tiga orang diantaranya adalah ketua perguruan besar saat ini, sedangkan Ho Koan-beng, walaupun tingkatnya lebih rendah, ilmu silat dia sekarang sudah lebih tinggi dari pada ketiga ketua itu, tapi mereka semua tidak pernah melihat jurus pedang sedahsyat ini, mereka merasakan hawa pedangnya amat kuat, angin dingin menerpa wajah, jika bukan karena mereka adalah penguasa satu wilayah, mungkin sudah dari tadi mengundurkan diri.

Tapi bagaimana pun ilmu silat ke empat orang ini tidak lemah, ketika jurus Sin-hiong bertubi-tubi menyerang, empat orang ini bersama-sama berteriak, dalam sekejap masing-masing membalas menyerang tujuh delapan jurus.

Sungguh satu pertarungan sengit yang sulit ditemui dalam kurun waktu ratusan tahun, terlihat pelangi perak menutupi langit, sampai sinar matahari pun terasa menjadi redup, bayangan orang berputar- putar di lapangan, setiap serangan adalah jurus membunuh, masing-masing telah menyerang sebanyak dua tiga puluh jurus!

Saat ini kelima orang murid perguruan sudah datang menghampiri, mereka tidak tahu bagaimana Sin-hiong bertarung dengan gurunya, kelima orang ini hanya terbengong-bengong menyaksikannya.

Setelah menyaksikan pertarungan itu, salah seorang lalu bertanya:

"Sebenarnya siapa yang menyerang siapa yang bertahan?"

Di antara dua orang tokouw, salah seorang pernah dikalahkan oleh Ho Koan-beng, dia mengharapkan semua orang menyerang dia seorang, saat itu dia berkata:

"Tidak perduli siapa yang bertarung dengan siapa, kita tidak boleh melepaskan orang itu!"

Tosu setengah baya itupun salah seorang yang telah dilukainya, mendengar ini dia merasa ada perasaan yang sama maka berkata:

"Memang harus begitu, kita juga harus bersiap-siap!"

Setelah berkata, dia berjingkrak-jingkrak berdiri ke depan, tampak dia khawatir jika Ho Koan-beng sampai melarikan diri!

Salah seorang murid dari perguruan Tiang-pek lukanya cukup parah, dia berteriak kepada temannya yang ada di samping:

"Jong-sute, kau berdiri di sebelah barat!"

Diantara lima orang ini, hanya yang dipanggil Jong-sute dan seorang tokouw yang tidak mengalami luka, mereka sangat membenci Ho Koan-beng, saat itu mereka menyahut sekali, sambil menghunus pedang berjalan ke sebelah barat.

Lima orang ini masing-masing bersiap-siap, lima orang di lapangan semakin bertarung semakin seru, semangat bertarung Sin- hiong semakin naik, begitu bersiul nyaring, dia sudah mengerahkan jurus terhebat dari jurus Kim-kau-kiam, jurus pedangnya sangat dahsyat, memaksa empat orang itu tidak bisa mendekatinya.

Setelah dikeroyok empat orang, tidak diduga Sin-hiong masih saja tidak bisa dikalahkan, sepasang mata Ho Koan-beng jadi melotot marah, dia terus menyerang lebih bernafsu, sebelum bisa membunuh Sin-hiong dia belum puas!

Tiga orang lainnya, masing-masing sudah berusia lebih dari enam puluh tahun, sebagai seorang ketua perguruan besar, entah berapa banyak pengalaman bertarung seumur hidupnya, tapi tidak pernah mereka bertarung seperti hari ini, harus mengerahkan seluruh kemampuannya, apa lagi dalam keadaan mengeroyok, mereka masih saja tidak bisa memenangkan pertarungan, jika sampai hal ini tersebar keluar, siapa yang bisa percaya?

Seorang tosu yang berusia setengah baya itu sedang berdiri di atas, saat ini samar-samar dia sudah bisa melihat keadaan di lapangan, melihat gurunya malah bersama dengan Ho Koan-beng mengeroyok Sin-hiong seorang diri, tidak tahan dia jadi membelalakan sepasang matanya, sesaat tidak bisa berkata apa- apa.

Bagaimana pun dia tidak berani percaya terhadap matanya sendiri, setelah mengusap-usap matanya, ketika dia melihatnya lagi dengan jelas, tidak tahan dia menghela nafas panjang dan berteriak:

"Oh langit, sebenarnya apa yang telah terjadi?"

Ternyata empat orang lainnya pun sekarang sudah bisa melihatnya, semua orang melihat keadaan yang ada di depan mata, kebalikan dengan bayangan mereka, sesaat semua jadi terkejut bengong.

Pada saat ini, mendadak dari kejauhan datang lagi lima bayangan manusia!

Lima orang ini adalah tosu-tosu, tosu yang di lapangan melihat langsung berteriak:

"Apakah Goan-beng Suheng? Di mana Goan-ceng Sute dan lain- lainnya?"

Salah satu dari lima tosu yang sedang berlari menjawab: "Semuanya sudah datang, apakah orangnya sudah ditemukan?"

Perkataannya belum selesai, di belakangnya sudah mengikuti delapan orang tosu, jika dijumlahkan jadi empat belas tosu, setelah mereka muncul, semua-nya berdiri di samping tosu itu, tosu yang dipanggil Goan-beng bertanya:

"Goan-hui Sute, guru sedang bertarung dengan siapa?"

"Kim-kau-kiam-khek!" kata Goan-hui Goan-beng melihat kelapangan, tampak pertarungan sedang sengit-sengitnya, lalu melihat lagi Goan-hui, mendadak berteriak:

"Apa? Kau terlukai"

Goan-hui menganggukan kepala dan berkata:

"Kita tiga orang yang terluka, yang satu dari Kun-lun-pai, satu dari Tiang-pek-pai, hanya aku yang lukanya paling ringan!"

Hati Goan-beng jadi tertekan dan bertanya:

"Dilukai Kim-kau-kiam-khek?"

Dalam pikiran Goan-beng, saat ini Kim-kau-kiam-khek Sen Sin- hiong sedang bertarung dengan gurunya berempat, jika dia masih ada tenaga melukai Goan-hui bertiga, ilmu silat orang ini sungguh menakut kan sekali!

Goan-hui menggelengkan kepala dan berkata: "Bukan, kita dilukai oleh lain orang!"

Salah satu tosu yang usianya lebih muda mendadak menyela: "Siapa orangnya?"

Baru saja berkata, di lapangan terdengar satu suara keras "Traang!" kembang api berpijar, ke lima orang itu mendadak terpisah!"

Goan-hui menunjuk pada Ho Koan-beng:

"Dia!"

Saat ini Goan-beng tidak ada waktu mendengarkan kata-kata ini, sebab setelah terdengar suara keras itu, Cing-cen Totiang berempat masih mengawasi dari dari kejauhan, tapi warna wajah ke empat orang itu merah padam dan menakutkap orang, wajah Sin-hiong juga sangat serius, tidak henti-hentinya memetik gitar kunonya, melihat tampangnya, hari ini jika dia tidak bisa mengalahkan ke empat orang ini, dia tidak akan berhenti!

Alis Siu-goan Suthai sedikit bergetar "Hemm!" lalu berteriak: "Serang lagi, serang lagi!"

"Ssst!" kebutannya kembali menyerang! Melihat ini, Cing-cen Totiang berteriak:

"Lang-tayhiap, kau serang dia dari kiri!"

Setelah berkata, dia melirik Ho Koan-beng dan berkata lagi: "Bagaimana, jika kau serang dia dari kanan!"

Sim-kiam-jiu menganggukan kepala, berteriak: "Aku menyerang dari mana pun boleh!"

Dia langsung menyerang jalan darah penting di belakang Sin- hiong!

Lang Tiong-sun pun sudah menyerang, setelah berkata Cing-cen Totiang menggetarkan pedangnya, jurus Go-bi-kiam-hoat sudah berturut-turut dikeluar-kan, empat orang itu dalam sekejap mata kembali mengurung Sin-hiong!

Kejadian ini membuat Goan-beng dan kawan kawan yang datang belakangan menjadi bingung, baru saja mereka mendengar jelas, Goan-hui bertiga dilukai oleh Ho Koan-beng, kenapa gurunya bisa bergabung dengan Ho Koan-beng menyerang Sin-hiong?

Tapi, saat ini mereka tidak bisa berbuat banyak, di dalam kelompok tosu ini Goan-beng yang paling tua, pelan-pelan maju ke depan dua tiga langkah dan berteriak:

"Lapor guru, haruskah murid turun tangan?"

Cing-cen Totiang yang bertarung, tanpa terasa berteriak: "Ya!"

Begitu kata-kata ini terdengar, puluhan tosu ini seperti mendapat titah raja, mereka mengangkat pedang panjang, semua menyerang pada Sin-hiong.

Menghadapi empat pesilat tinggi di depan mata, Sin-hiong masih bisa berada sedikit di atas angin, setelah para tosu itu ikut menyerang, dia jadi kesulitan.

Saat ini matahari sudah naik ke tengah langit, sejak pagi sampai sekarang, Sin-hiong telah bertarung tidak kurang dari ribuan jurus, setiap dia menyerang satu jurus, dari depan, belakang, kiri, kanan ada puluhan pedang menyerangnya!

Sejak puluhan tosu bergabung ke dalam pertempuran, pelan- pelan posisi Sin-hiong berubah dari menyerang menjadi bertahan, dalam waktu singkat, keadaan dia sudah semakin sulit.

Tapi, sejak lahir dia sudah bersifat tidak mau menyerah, semakin bertemu dengan hal yang tidak mungkin, dia semakin ingin mengerjakannya, ada beberapa kali dia hampir saja terluka oleh pedang, tapi dalam saat sekejap itu, dia sudah bisa memaksa mengembalikan keadaan!

Sekarang Sin-hiong benar-benar sudah marah besar, walaupun keadaan dia sangat berbahaya, tapi dia tetap terus memutar otak, hatinya berpikir:

'Biarlah aku terluka sedikit, asal aku bisa melukai Ho Koan-beng!’ Ketika berpikir, Siu-goan Suthai sudah menyerang dengan kebutannya, Sin-hiong memiring-kan tubuh, Kim-kau-po-kiam disabetkan dari kejauh-an, tidak menunggu Siu-goan Suthai membalas, ujung pedangnya sudah menusuk ke arah Ho Koan- beng!

Ho Koan-beng berteriak:

"Sen Sin-hiong, kau masih tidak mau melemparkan pedang mengaku kalah?"

Dia segera menggerakan pedang panjangnya, Sin-hiong tidak membiarkan dia mengeluarkan jurus-nya, serangan kedua dalam sekejap sudah kembali menyerang!

Ho Koan-beng tertawa dingin, dia menangkis dengan pedang pusakanya, Sin-hiong sudah menarik lengannya, membalikkan tangan dengan jurus dahsyat, menangkis serangan Cing-cen Totiang dan puluhan muridnya!

Lang Tiong-sun terkejut dan berteriak: "Cing-cen Totiang, kita harus menambah serangannya!"

Cing-cen Totiang menyahut "Ssst ssst sst!" berturut-turut menyabetkan pedangnya tiga kali, semua ditujukan pada Beng-bun- hiat Sin-hiong!

Melihat ini, Ho Koan-beng berteriak: "Jurus pedang yang hebat!" Dia pun lalu menggerakan pedangnya, jurus membunuh dalam Hiang-liong-pit-to pun berturut-turut dikeluarkan, dalam sekejap sudah mendesak Sin-hiong mundur satu langkah ke belakang!

Melihat mereka bertiga berhasil mendesak Sin-hiong, Siu-goan Suthay pun tidak mau kalah, dia menyerang dengan satu jurus dahsyat, mendesak Sin-hiong mundur lagi ke kanan!

Sekuatnya Sin-hiong bertahan, tapi empat pesilat tinggi ini sudah mengeluarkan jurus membunuh, maka dia jadi kewalahan, setelah beberapa saat, menahan timur, arah barat kewalahan, pelan-pelan, lengan kanannya jadi terasa sedikit sesemutan, dalam hati diam- diam dia mengeluh: "Tidak diduga, hari ini aku mati di tempat ini, tapi perintah guru masih belum selesai, aku mati pun tidak bisa menutup mata?"

Berpikir sampai disini, hatinya jadi merasa dingin, hampir saja tubuhnya tertusuk oleh kebutan-nya Siu-goan Suthai.

Sin-hiong terkejut sekali, dengan sekuat tenaga dia menyerang tujuh delapan jurus, tapi karena pikirannya sedikit tidak tenang, dibawah tekanan berat, dia tidak bisa mengerahkan seluruh tenaganya, baru saja jurus pedangnya dikeluarkan, gerakannya sudah dihadang kembali oleh tenaga gabungan empat orang pesilat tinggi itu.

Keadaan begini, asal lewat beberapa saat lagi, Sin-hiong sudah pasti tergeletak berlumuran darah.

Di wajah Ho Koan-beng tampak senyum kemenangan yang licik, sepertinya dia sudah melihat, musuh besarnya sudah dibinasakan.

Tiga ketua perguruan besar melihat jurus pedang Sin-hiong menjadi kacau, semangatnya jadi naik, sekali berteriak, ketiga orang itu menambah serangannya!

Di saat yang berbahaya ini, mendadak terdengar seseorang berkata mengeluh:

"Hay! Menghadapi musuh kuat tapi tidak bisa tenang, bagaimana bisa mengangkat nama baik Khu Ceng-hong?"

Suaranya kecil, tapi dengan jelas masuk ke dalam telinga Sin- hiong.

Sin-hiong merasa hatinya tergetar, tidak perduli siapa yang bicara? Dia segera berkonsentrasi kembali dan berteriak:

"Terima kasih atas nasihat Cianpwee!"

Ternyata suara ini hanya Sin-hiong seorang diri yang mendengarnya, orang-orang yang mengeroyok melihat dia berteriak, semua jadi sedikit tertegun, Ho Koan-beng membentak:

"Kau bicara dengan setan apa?" Pedangnya ditusukan ke Kian-keng-hiat kiri dan kanan Sin-hiong!

Sekarang pikiran Sin-hiong sudah terfokus kembali, sekali menggerakan pedangnya, terdengar suara "Huut huut!", langsung menangkis jurus pedang Ho Koan-beng ke samping!

Terdengar suara orang tadi berkata lagi:

"Jika ingin supaya Ho-siu-oh berusia ribuan tahun itu bermanfaat sepenuhnya, harus konsentrasi dan mengumpulkan tenaga dalam, dimana tenaga dalam muncul, disitulah tenaga dalam akan keluar, teknik semudah ini apa kau juga tidak tahu?"

Saat ini orang itu bicara menggunakan suara biasa, tapi tidak dengan suara keras, tapi semua orang di lapangan bisa mendengarnya dengan jelas!

Di antara orang-orang di lapangan, hanya Ho Koan-beng seorang karena saat ditolong oleh Sin-hiong pernah di beri makan sedikit Ho- siu-oh berusia ribuan tahun, saat Sin-hiong dikurung oleh Ho Koan- beng di dalam gua, hampir saja mati kelaparan, sehingga ia makan sebagian Ho-siu-oh berusia ribuang tahun, begitu orang berkata ini, Sin-hiong dan Ho Koan-beng jadi tergetar karenanya, kedua orang itu sambil bertarung sengit, sambil menuruti kata-kata orang itu melakukannya, tapi hasilnya ternyata sangat berbeda sekali.

Ho Koan-beng dalam memusatkan tenaga dalamnya, merasa aliran darah di seluruh tubuhnya lancar, dia menggerakan jurus pedangnya, benar-benar ringan dan lancar sekali, tidak tahan dia berteriak: "Terima kasih atas nasihat Lo-cianpwee!" Baru saja selesai bicara, mendadak orang yang di kegelapan itu mendengus dan dingin berkata: "Kau tidak pantas bicara denganku?" Kata-kata ini sekali keluar, tidak hanya Sim-kiam-jiu sangat terkejut, tiga ketua perguruan besar juga tergetar mendengarnya!

Ketika Sin-hiong bertarung, diam-diam diapun mengumpulkan tenaga dalamnya, saat menggerakan-nya, di setiap titik tubuhnya seperti ada hawa panas yang bergolak dengan cepat sekali, seperti mau menyembur keluar, dia jadi terkejut, di dalam hatinya berpikir, bagaimana bagusnya sekarang? Saat ini jurus pedang puluhan murid Go-bi sedang menyerang datang, dalam keadaan gusar, langsung saja Sin-hiong menyabetkan pedangnya dua jurus, siapa sangka dua jurusnya malah berhasil dengan menakjubkan? Hanya terdengar suara "Traang traang!" tidak henti-hentinya, di antara puluhan murid Go- bi itu, setengahnya dari mereka pedangnya ditebas Sin-hiong terbang terlepas dari tangannya!

Sin-hiong tertegun, orang di kegelapan itu sambil tertawa berkata:

"Bagaimana, itulah manfaatnya Ho-siu-oh berusia ribuan tahun!"

Sekarang pikiran Sin-hiong menjadi jernih, dia merasa suara orang ini hafal sekali, setelah dipikir-pikir, hatinya jadi tergetar, di dalam hati berkata:

'Sudah beberapa kali aku mendapat bantuan dari ketua pulau Teratai, kenapa bisa tidak tahu sama sekali?'

Ternyata dia sudah mengenal suara ini ada suaranya ketua pulau Teratai, dia teringat ketika dirinya terkena racun Ngo-ki-thian-cun dan jatuh pingsan, setelah siuman, kudanya adik Hui sudah tidak ada di tempatnya, semua kejadian ini, jika bukan ketua pulau Teratai yang melakukannya, siapa lagi?

Dia berpikir sampai disini, mendadak teringat tenaga dalam sendiri maju pesat, apakah itu juga dilakukan oleh ketua pulau Teratai ketika dia sedang pingsan, yaitu memberi makan Ho-siu-oh berusia ribuan tahun itu ke dalam mulutnya, lalu menggunakan tenaga dalamnya membantu mencernanya, tampaknya walaupun itu adalah keberuntungan nasibnya, tapi budi besar ketua pulau Teratai terhadap dirinya, mana boleh dihapuskan begitu saja?

Semakin dipikir Sin-hiong semakin merasa kebenarannya, saat dia teringat tanda bunga teratai di dalam kotak Ho-siu-oh yang kosong itu, dia lebih yakin itu semua dilakukan oleh ketua pulau Teratai.

Keadaan semua ini, jika diucapkan sangat panjang, tapi hanya sekelebat terjadi dalam otak Sin-hiong.

Pedang ditangan dia tidak berhenti, dia hanya merasa saat ini pikiran dia sangat jernih, setelah menebas lepas senjata lima enam murid Go-bi-pai, pedangnya diputar kembali menyerang empat orang pesilat tinggi di hadapannya!

Orang yang di kegelapan itu melihat jurus pedangnya menjadi gesit sekali, di dalam hati sangat senang dan berteriak:

"Anak yang bisa dididik, aku sekarang harus pergi mencari tua bangka Thian-ho itu!"

Selesai bicara, mendadak terlihat di lereng gunung ada suara, satu bayangan orang di bawah sinar matahari berkelebat dua kali, dalam sekejap sudah menghilang!

Ho Koan-beng terkejut dan berkata:

"Heh! Ketua pulau Teratai!"

Ternyata kejadian beberapa waktu yang lalu masih belum terhapus di kepalanya, dia masih merasa takut kepada ketua pulau Teratai, walaupun jelas-jelas melihat ketua pulau Teratai sudah pergi jauh, dia masih takut dia bisa balik lagi, saat itu dia mengundurkan diri ke belakang, bengong memeriksa ke sekeliling, lapangan selain Sin-hiong yang masih sedang bertarung dengan ketiga ketua perguruan besar itu, yang lainnya tidak terlihat ada apa-apa lagi?

Ho Koan-beng melihat ke tengah lapangan, terlihat Sin-hiong dengan mantap menguasai pertarungan, tidak tahan hatinya jadi tergerak dan di dalam hati berkata:

'Rupanya ilmu silat Sin-hiong sudah maju lebih pesat lagi, walau aku ikut bergabung, tetap tidak akan bisa membunuhnya, lebih baik kutinggalkan saja.'

Setelah berpikir, dia pura-pura berteriak: "Setan tua Teratai, kau mau lari kemana?" Sekali meloncat, dia langsung menyusup ke atas gunung!

Siapa sangka baru saja tubuhnya bergerak, mendadak terasa ada satu angin dingin menyerang dari belakang, Ho Koan-beng terkejut, dia membalik-kan tangan menangkisnya dan berteriak:

"Kau mau apa?"

Ternyata orang yang diam-diam menyerang dia dari belakang adalah murid Tiang-pek-pai, melihat Ho Koan-beng mau melarikan diri, karena hatinya membenci dia, maka dia langsung saja menusukan pedangnya!

Walaupun Lang Tiong-sun sedang bertarung, dia masih sempat berteriak:

"Cepat hadang pencuri jurus pedang ini?" "Apakah dia sanggup?" Ho Koan-beng dingin

Sin-hiong tertawa lebar, sekali menyabetkan Kim-kau-po-kiam, orangnya sudah meloncat ke atas dan pedangnya menyerang ke bawah sambil berteriak:

"Ho Koan-beng, hari ini kau tidak bisa lolos?"

Ternyata semua orang sudah mengetahui dia mau melarikan diri, makanya siapa pun tidak mau membiarkan dia pergi, Sin-hiong bergerak lebih dulu, .erangan pedangnya amat dahsyat, hati Ho Koan-beng j.uli tergetar dan berteriak:

"Kau bisa apakan aku?"

Setelah berkata, pedangnya balas menyerang ke dengan cepat menyabet sepasang kaki Sin-hiong!

Serangan Sin-hiong ini adalah jurus mem-bunuh di dalam jurus Kim-kau-kiam, dia menambah tenaga di pergelangan tangannya, terlihat sinar pedang menjulur ke depan, lalu terdengar suara keras "Traang!", mendesak Ho Koan-beng mundur ke belakang lima enam langkah!

Wajah Ho Koan-beng jadi berubah hebat! Saat ini ketua perguruan besar dari Kun-lun, Go-bi dan Tiang-pek yang ada dibelakang Sin-hiong, mereka takut bibir hilang lidah kedinginan, ketiganya berteriak, bersama-sama datang menyerang!

Baru saja Sin-hiong berdiri mantap, mendadak dia merasa di belakang tubuhnya ada yang menyerang, dia segera menghentakan kaki, terbang melewati Ho Koan-beng menghadang jalan dia!

Ketiga ketua perguruan besar tidak menduga Sin-hiong bisa melakukan ini, jurus ketiga orang ini jadi menebas angin.

Sin-hiong berdiri di depan Ho Koan-beng, dengan dingin berkata: "Ho Koan-beng, aku perlakukan kau baik-baik, kenapa kau selalu

ingin membunuhku?"

Warna wajah Ho Koan-beng berubah-rubah:

"Hal ini kau sendiri yang paling tahu!" Sin-hiong diam-diam menarik nafas:

"Jika karena masalah Cui-giok, bukankah aku sudah memberitahukan keberadaannya?"

Sepasang mata Ho Koan-beng berputar-putar, di dalam hatinya berpikir, nielihat keadaan begini, kebanyakan Sin-hiong tidak tega membunuh aku, kenapa aku tidak berbuat sedikit lembut, biarkan dia menghadapi tiga setan tua itu.

Dia orangnya sangat licik, dia berpikir tadinya ada kesempatan bisa melarikan diri, tapi justru murid Lang Tiong-sun tidak membiarkannya lolos, maka dia melampiaskan amarahnya pada ketiga ketua perguruan besar itu, saat itu pura-pura berkata:

"Hemm hemm aku tanya, apakah kau benar-benar tidak mau dia!"

Kata-kata ini membuat Sin-hiong jadi tertegun.

Sin-hiong kebingungan sebab Cui-giok adalah calon istri Ho Koan- beng, demi menghindar kesalah pahaman, maka dia selalu menjaga jarak, jika dikatakan Sin-hiong sungguh-sungguh tidak mencintai nya, malah hal itu berlawanan dengan isi hatinya.

Sin-hiong adalah seorang yang jujur, tentu saja tidak tahu apa tujuan perkataan Ho Koan-beng ini, tapi dia juga tidak mau mengucapkan kata-kata yang berlawanan dengan isi hatinya, makanya dalam sesaat, dia jadi bengong berdiri disana tidak bisa menjawab.

Melihat ini Ho Koan-beng tertawa dingin:

"Ternyata kata-kataku benar? Kau hanya berpura-pura saja!" Didesak olehnya, Sin-hiong beberapa kali ingin berkata tegas,

tapi ketika kata-katanya sampai di bibirnya, kembali di tahannya, saat itu dengan berat dia mengeluh sekali:

"Kau pergilah, melihat muka Cui-giok, kali ini aku mengampunimu sekali lagi!"

Di dalam hati Ho Koan-beng diam-diam merasa senang, tapi wajahnya tidak menampakan perubahan, dengan pura-pura kesal berkata:

"Hemm hemm kau yang bersalah sehingga tidak berani bertindak, aku tahu itu?"

Sin-hiong tertegun lagi, tapi di saat ini, tubuh Ho koan-beng pelan-pelan sudah mundur ke atas jalan gunung!

Sin-hiong bengong memandang dia, harinya sakit seperti diiris pisau!

Tapi begitu Ho Koan-beng mundur tidak sampai lima enam tombak, mendadak Cing-cen Totiang berteriak:

"Kau melepaskan dia, tapi kami tidak bisa melepaskan bangsat pencuri ini!"

Ternyata tadi Ho Koanbeng sudah menggunakan inti jurus pedang dari berbagai perguruan besar, maka ketiga orang di depan ini menuduh dia adalah pencuri jurus pedang dari berbagai perguruan besar, ketiga orang ini tadinya ingin, setelah mengalahkan Sin-hiong, baru menghadapi dia, saat ini melihat dia mau pergi, dalam sekejap tujuan mereka berubah jadi ditujukan pada Ho Koan-beng, bagaimana pun caranya tidak akan membiarkan dia pergi.

-o00dw00o-
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar