Pedang Keadilan I Bab 12 : Lolos dari Kurungan

 
Bab 12. Lolos dari Kurungan

Dengan alis mata berkerut Lim Han-kim segera menukas: "Locianpwee, kelihatannya bukan pekerjaan gampang bagi kita untuk meloloskan diri dari sini, tapi aku rasa "

"Kau ada akal?" tanya gadis berbaju hijau itu penuh harapan-

"Eeei, bagaimana kalau jangan memotong pembicaraan dulu," tegur Han si- kong dingin.

"Biarkan saja ia bertanya," kata Lim Han-kim. "Bagaimana kalau kita bersama-sama menghimcun tenaga dan merobohkan dinding ruangan bagian samping?"

"Tak usah dijelaskan lagi," kembali Han Si-kong menukas. "Tak usah dibicarakan juga aku sudah tahu cara ini. "Buat apa kau terburu napsu? Tunggu sampai aku selesai menjelaskan rancangan-ku sebelum memberi komentar..."

Melihat gadis itu bicara dengan serius dan bersungguh-sungguh, Han si-kong tidak mengejeknya lagi. Dengan pandangan tajam dia alihkan perhatiannya ke wajah si nona. Tampak nona berbaju hijau itu membetulkan dulu letak bajunya, sesudah duduk bersila dengan sikap tegap. dia merangkap tangannya di depan dada dan bergumam:

"Nona, harap kau ijinkan Han-gwat pergunakan tabung sakti panca warna untuk menghadapi situasi pelik ini."

"Hei anak perempuan, kau sedang berbicara dengan siapa?" tegur Han si-kong keheranan-

"Aku sedang berbicara dengan nona kami"

Perkataan itu diucapkan dengan serius dan sungguh hati, seakan-akan nonanya memang berada di situ Biarpun Han si-kong tahu bahwa di ruangan itu tak ada orang lain, tak urung dia celingukan juga memandang sekeliling ruangan- setelah yakin memang tiada orang lain- ia baru berkata: "Haaai. siapa sih

nonamu itu dan manusia macam apakah dia? Kenapa kau menaruh sikap begitu hormat kepadanya?"

"Beliau adalah seorang gadis cerdik yang amat cantik dan luar biasa, aaaai.,. sayang sekali tubuhnya menderita suatu penyakit yang sukar disembuhkan sehingga tiap hari harus menderita siksaan akibat gerogotan penyakitnya itu."

sambil mengalihkan pandangannya ke wajah Lim Han- kim, dia melanjutkan: " Kalau bukan lantaran ingin menyelamatkan jiwa nona kami, tak nanti akan kucuri pil mustika seribu tahun itu."

Lim Han-kim hanya tertawa hambar tanpa komentar sedang Han si-kong segera bertanya: "Boleh aku tahu, apa sangkut pautnya antara usaha kita melarikan diri dengan nona mu?"

"Nona kami cerdik dan lihai, sejak dulu sampai sekarang belum ada yang mampu menandinginya. ia pandai menciptakan benda-benda aneh yang berkhasiat luar biasa."

"Tiada tandingannya sejak dulu? Hmmm, tidakkah kau merasa bahwa perkataan itu kelewat takabur?" "Hmmm, ungkapan itu pun aku anggap kurang memadahi untuk melukiskan keperkasaan dan kehebatan nona kami."

"Baik, Baiklah, anggap saja memang tiada bandingannya sejak dahulu kala, coba kau terangkan lebih lanjut"

"Nona kami cerdik dan banyak akal, benda aneh yang diciptakan olehnya memiliki daya pengaruh luar biasa, Atas kasih sayang nona yang telah kulayani banyak tahun."

Lim Han-kim merasakan hatinya bergerak, diam-diam pikirnya: "Entah siapakah nona itu? Kenapa ia menaruh sikap begitu hormat kepadanya?"

Terdengar Han-gwat melanjutkan perkataannya: "sebelum pergi meninggalkan beliau, nona telah menghadiahkan semacam benda kepadaku, Benda itu bernama Tabung sakti Panca Warna. Beliau berpesan apabila aku menjumpai mara bahaya yang mengancam jiwa, maka asal kugunakan benda ini maka tiada orang yang berani mengejarku lagi. Benda tersebut selalu berada dalam sakuku dan belum pernah digunakan. Aku lihat situasi saat ini amat gawat dan rasanya mau tak mau harus kugunakan. Berkat bantuan kalian berdua aku berhasil terlepas dari belenggu borgol dan rantai, maka sekarang aku ingin menggunakan tabung sakti panca warna itu untuk membantu kalian meloloskan diri Anggap saja perbuatanku ini sebagai balas budi atas pertolongan kalian." Han si- kong segera tertawa dingin.

"Hmmm, aku tak percaya kalau di dunia ini betul- betui terdapat benda seaneh dan sesakti itu."

"Kalau tak percaya yaa sudahlah," teriak Han-gwat gusar, "Kalau kau tak berani melarikan diri, tinggal saja seorang diri di sini menunggu kematian."

sesungguhnya Lim Han-kim sendiripun kurang percaya, tapi melihat Han-gwat sudah dibuat gusar, ia merasa sungkan untuk menampik tawaran tersebut, maka sambil mengalihkan pokok pembicaraan katanya: "Nona, bagaimana kalau kau keluarkan tabung sakti panca warna itu agar aku turut menambah pengetahuan?"

Han-gwat termenung sambil berpikir sebentar lalu mengangguk: "Baiklah, pejamkan dulu mata kalian, aku segera akan mengambilnya keluar."

"Hmmm, banyak amat permintaan perempuan ini," omel Han si- kong sambil mendengus.

Biarpun ia berkata begitu namun matanya segera dipejamkan Lim Han-kim juga tidak membantah, ia turut pejamkan matanya rapat-rapat, Lebih kurang sepemi- numan teh kemudian, Han-gwat baru berkata dengan suaranya yang merdu: "Nah sudah, kalian boleh membuka matanya lagi."

Han Si-kong coba mengamati benda yang berada di tangan Han-gwat itu. Ternyata benda itu cuma sebesar ibu jari, tingginya hanya tiga inci, Melihat hal ini, dengan kening berkerut ia menegur: "Aku rasa lebih baik tabung sakti panca warna itu untuk bahan permainanmu saja."

"Di tengah kegelapan malam begini bagaimana mungkin kau bisa melihat benda ini secara jelas?"

"Hmmm, jangan menghina aku," seru Han si-kong gusar, "Biarpun di tengah kegelapan malam, aku masih dapat melihat semua benda dengan jelas."

Lim Han-kim ikut mengerahkan kemampuannya untuk mengamati ia saksikan benda tersebut berupa sebuah tabung panjang, hanya tidak diketahui apa manfaat dan di mana letak kehebatannya, sebagai pemuda yang tak suka banyak bicara, ia segera berpaling ke arah lain tanpa komentar

Melihat keraguan orang-orang itu, Han-gwatjadi amat cemas, buru-buru serunya: Jadi kalian tak percaya dengan perkataan-ku?"

"Pertarungan adu nyawa bukan kejadian main- main. Kau jangan anggap pertempuran yang bakal berlangsung sebagai bahan percobaan sudahlah, lebih baik kau diam saja. Tugas menolong kaum wanita sebagai kaum yang lemah terletak pada pundak kaum pria, baik-baiklah mengikuti petunjuk kami, Akan kucoba untuk membantumu lolos dulu dari sini."

Han-gwat semakin gelisah, tiba-tiba ia berteriak: "Baiklah, kalau toh kalian tak percaya, akan kubuktikan segera kepada kamu semua."

ia bangkit berdiri dan langsung menerjang kepintu luar dengan langkah lebar.

Cepat-cepat Han Si-kong mencekal pergelangan tangannya sambil menegur "Eeei,jadi kau pingin mampus? "

"Cepat lepaskan aku" seru Han-gwat gusar. "Kalau tidak kubuktikan kehebatan tabung sakti panca warna ini, kalian tak akan percaya kalau nona kami benar-benar seorang yang maha cerdik."

Biar pun sudah tumbuh sebagai gadis remaja, nona ini belum hilang sifat kekanak-kanakannya. Dalam gelisahnya tadi ia ungkapkan perkataan yang berbau manja. dalam cengkeraman Han si-kong yang begitu kuat, saat itu Han-gwat sudah kehilangan sama sekali kemampuan untuk meronta. Dalam keadaan begini terpaksa ia tak banyak berkutik lagi. sambil menggelengkan kepalanya berulang kali dan menghela napas Han si-kong kemudian berkata: "Bocah perempuan, kau mesti tahu, ilmu silat yang dimiliki si gila dari Lam-gak sangat lihay. pukulannya juga kuat sekali, bahkan aku sendiripun bukan tandinganku.

Aku percaya nona mu cerdik dan tiada duanya di kolong langot saat ini, tapi dia kan berada jauh dari sini, mana mungkin ia bisa datang kemari untuk membantumu?"

sekalipun ia agak angkuh, ketus dan suka bersikap aneh, bagaimanapun juga hatinya amat ramah. sambil mundur selangkah Han-gwat berseru: " Kalian melarang aku mencoba menggunakan tabung sakti panca warna, berarti kalian tak percaya dengan perkataanku"

"Baiklah, kami percaya, kami percaya," kata Han si- kong kemudian, "Apa bolah buat," demikian pikirnya,

" Kalau begitu mari kita robohkan dulu dinding ruangan ini, kemudian melarikan diri bersama-sama "

Mula-mula Han si- kong agak tertegun, menyusul kemudian ia tertawa terbahak-bahak: "Ha ha ha ha... bagaimana p juga aku memang tak rela berdiam diri saja menunggu kematian, Baiklah, kalau harus mati kita bermain dulu sepuas-puasnya hingga kalau mesti mati, aku mati dengan puas." Diiringi bentakan keras, satu pukulan dahsyat segera dilontarkan ke atas dinding ruangan- Tenaga pukulannya betul- betul hebat. sekalipun serangan itu dilancarkan dari kejauhan namun cukup menggetarkan dinding ruangan itu hingga pasir dan debu berguguran ke tanah.

Diam-diam Lim Han-kim berpikir pula: "Bila aku tak rela menyerahkan diri tampaknya pertempuran sengit tak bisa dihindari lagi. Baiklah, lebih baik aku berusaha meloloskan diri lebih dulu dari kurungan ruangan ini."

Berpikir sampai di situ, ia segera bangkit berdiri seraya berkata: "Locianpwee, mari kubantu"

Dengan berjalan mendekati dinding ruangan itu, diam- diam ia himpun tenaga dalamnya dan menempelkan telapak tangannya di atas dinding, lalu sekuat tenaga menolaknya ke depan

Siapa sangka bangunan dinding ruangan itu sangat kokoh dan kuat, ketika tenaga dorongan Lim Han-kim menghajar bagian atas dinding itu, yang terjadi hanya getaran keras yang merontokkan atap rumah, sementara dinding tersebut masih tetap berdiri utuh.

Dengan langkah lebar Han Si-kong maju membantu, sepasang tangannya ditolak ke luar kuat- kuat. Tenaga gabungan kedua orang ini benar-benar luar biasa hebatnya, bagiamana pun kokohnya bangunan dinding itu akhirnya tak tahan juga menerima gemburan tersebut.

Di tengah benturan keras yang memekakkan telinga, pasir dan debu beterbangan dinding itu segera roboh seluas tiga depa lebih, Tapi pada saat bersamaan dengan robohnya dinding ruangan itu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, lalu terdengar suara pekikan aneh si gila dari Lam-gak bergema memecahkan keheningan

Menyusul raungan mengerikan itu, segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat menyambar masuk, begitu hebatnya serangan tersebut bagaikan air terjun yang menumpahkan air ke lembah dalam, pasir dan debu segera beterbangan memenuhi udara. Buru-buru Han Si- kong berseru keras:

"Hei, bocah perempuan, cepat lari Biar kubendung serangan itu."

Dengan jurus "Merobohkan Buklt Menimbun Samudra" sepasang telapak tangannya didorong ke muka sejajar dada. Dua gulung tenaga pukulan yang melesat membelah udara segera saling bertumbukan. Pusingan angin topan kontan melanda seluruh ruangan.

Han-gwat cepat-cepat gerakkan tubuhnya melompat ke luar lebih dulu dari dalam ruangan sementara itu Lim Han-kim telah maju selangkah, menghadang di depan pintu setelah menyaksikan Han si-kong terpukul mundur akibat serangan dari si manusia gila itu. "Locianpwee" serunya, "Lebih baik kau mundur dulu, biar kucoba pukulan orang ini."

Han si-kong sudah tahu kemampuan ilmu silat pemuda ini, ia tidak menampik lagi, bisiknya: "Jangan kau layani terus serangannya"

Dengan sekali lompatan, ia keluar dari ruangan itu.

Lim Han-kim tidak membuang waktu lagi. sebelum manusia gila dari Lam-gak melepaskan serangan berikut, secepat kilat ia lepaskan sebuah gempuran dahsyat lebih dulu.

Karena suasana jadi kacau lantaran debu yang beterbangan serangan dari Lim Han-kim itu melenceng ke samping, Tenaga pukulan yang maha dahsyat itupun menghajar pintu sehingga pintu kayu itu hancur berantakan dan berhamburan ke mana-mana.

Di tengah suara hingar bingar itulah, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang pelahan tapi amat jelas didengar: "saudara Han, baik-baiklah menjaga diri, semua orang dalam Lak-seng-tong merupakan jago-jago tangguh yang tak boleh dipandang sebelah mata. Maaf kalau aku tak dapat menghantar kepergianmu. "

Biarpun suaranya keCil dan jelas namun tidak menutup pekikan anehnya yang menggidikkan hati, sehingga siapa pun yang mendengar segera dapat mengenali sebagai suara si orang gila dari Lam-gak.

Diam-diam Lim Han-kim menghela napas panjang, pikirnya: "Ternyata orang ini masih belum melupakan sahabat lama, kalau begitu tindakannya hari ini tentu dilakukan karena terpaksa."

sementara berpikir, tubuhnya sudah melompat keluar dari ruangan. cahaya bintang bersinar redup di angkasa, awan tebal bergerak lewat menutupi cahaya redup itu membuat gelapnya malam terasa semakin kelam.

Pepohonan berbunga indah tumbuh berjajar sepanjang jalan. Nunjauh di sana kedengaran pula gemercik air yang mengalir, Ternyata mereka berada ditengah sebuah kebun bunga yang amat luas, Waktu itu Han Si-kong dan Han- gwat sedang menanti pada jarak empat-lima dePadari bangunan rumah, Lim Han-kim segera mempercepat langkahnya menghampiri mereka.

"Han locianpwee," bisiknya, "Ternyata siorang gila dari Lam-gak belum melupakan sahabat lama, Kalau begitu tindakannya menyerang locianpwee tadi pasti dilakukannya karena terpaksa."

sementara itu Han- gwat telah berkerut kening sesudah menyaksikan Lim Han-kim lolos dari bahaya, gumamnya: "sungguh aneh, kenapa tak seorang manusia pun yang muncul di sini untuk menghalangi jalan pergi kita?"

"Bocah perempuan, kau jangan keburu senang," tukas Han si-kong serius. "Berbicara dari pengalamanku berkelana selama puluhan tahun dalam dunia persilatan, keadaan semacam ini justru lebih menakutkan. Kalau bukan di antara pepohonan itu sudah disiapkan jebakan maut, pasti mereka sudah persiapkan jebakan lain."

"Hmmm,jika kau takut, biar aku yang berjalan di muka," kata Han-gwat cepat, Dengan mempersiapkan tabung sakti panca warna nya ia melangkah maju lebih dulu dengan tindakan lebar.

Melihat kelakuan perempuan utu, Han Si-kong gelengkan kepalanya berulang kali, gumamnya: " Kalau bukan melihat kau sebagai bocah perempuan, aku pasti akan memberi pelajaran yang setimpal kepadamu"

Biarpun sedang mengumpat Han-gwat, ia pun segera mengikuti di belakang gadis itu. Lim Han-kim berjalan paling belakang, Diam-diam hawa murninya disalurkan ke-seluruh tubuh siap menghadapi segala sesuatu.

Tiga-empat deret pepohonan telah mereka lalui tanpa suatu peristiwa pun. Bukan saja tak ada jagoan yang muncul untuk menghalangi kepergian mereka, juga tidak terlihat alat jebakan apapun yang menyulitkan perjalanan ketiga orang itu. suasana dalam kebun yang luas itu dicekam keheningan yang menggidikkan.

Kesepian yang luar biasa ini justru menimbulkan perasaan bergidik dalam hati kecil Han si-kong yang berpengalaman itu. Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya sambil berbisik: "Aku rasa kejadian rada sedikit janggal, semestinya suara dinding ruangan yang kita robohkan itu sangat keras dan memekikkan telinga, tapi kenapa tidak mengejutkan orang-orang Lak-seng- tong? Apalagi tempat ini digunakan sebagai tahanan, kenapa tidak diberi penjagaan?"

Lim Han-kim pun merasakan juga semacam kengerian yang menegangkan, sambil menghela napas sambungnya: "Yaa benar, akupun punya perasaan yang sama."

Han-gwat segera tertawa dingin, kata-nya: "Kalian tak usah menduga-duga lagi. Menurut pendapatku, paling banter orang itu cuma gertak sambal belaka."

Belum selesai perkataan itu diucapkan tiba-tiba dari balik sederetan pohonan yang berada lima-enam kaki jauhnya dari hadapan mereka berkumandang suara tertawa dingin, lalu seseorang berseru: "Bila kalian tahu keadaan dan situasi, lebih baik mundur sendiri ke tempat semula" Han Si-kong menganggap usianya paling tua dan pengetahuannya paling luas, otomatis dari mereka bertiga, dialah paling pantas jadi pemimpin, Maka sambil melangkah ke depan serunya: "sobat dari manakah itu, harap tampilkan diri untuk berbicara."

sekali lagi orang di balik pepohonan itu tertawa dingin: "He he he he... belum pernah pihak Lak-seng-tong kami membiarkan musuhnya pergi dari sini dalam keadaan hidup, Kalian harus tahu, tempat di mana kamu bertiga berdiri sekarang adalah titik pusat kepungan kami, Asal kuturunkan perintah maka senjata rahasia yang paling beracun akan berhamburan dari delapan penjuru untuk menyerang kalian semua."

Han si-kong mencoba memperhatikan sekeliling arena, Betul juga, ternyata tempat di mana mereka bertiga berada sekarang adalah sebuah lapangan kecil yang dikelilingi pepohonan lebat.

sebagai jago kawakan yang banyak pengalaman Han Si-kong tidak menjadi panik lantaran peristiwa ini, sambil tertawa dingin jengeknya: "Hmmm, hanya mengandalkan beberapa jenis senjata rahasia saja ingin menggertak aku."

Dari belakang pepohonan kembali terdengar orang itu berkata dengan suara dingin: "Di belakang pepohonan yang mengelilingi kalian bertiga sekarang telah tersedia dua belas buah busur otomatis berpegas tinggi serta delapan buah tabung penyembur jarum bunga bwee. Apabila kaitan bertiga yakin di tengah kegelapan malam ini dapat menghindari serangan anak panah serta jarum beracun, tak ada salahnya untuk mencoba-coba."

Suara itu berhenti sejenak, Selanjutnya: "Walaupun Lak-seng-tong merupakan sebuah benteng berdinding baja, tapi tak pernah melukai seorang sahabat persilatan pun. Apabila kalian bertiga mengikuti nasehat kami dan mundur dari sini, kami pun tak akan turun tangan, bila nekad ingin menerjang keluar dari tempat ini, jangan salahkan kalau kami pun akan turun tangan secara keji"

Han Si-kong berpaling kearah Lim Han-kim sekejap, lalu bisiknya: "Menurut pengalamanku berkelana selama puluhan tahun dalam dunia persilatan, tampaknya apa yang dlucapkan orang ini benar, Mungkin saja kedua belas buah busur otomatis itu tidak mampu membuat kita gelagapan, tapi delapan perangkat tabung jarum bwee-hoa-ciam itu benar-benar susah untuk dihadapi Tampaknya sulit bagi kita untuk melarikan diri dari sini hari ini."

"Kuda pilihan tak akan makan rumput di belakangnya," kata Lim Han-kim dengan kening berkerut "Masa kita harus tergertak oleh dua belas busur otomatis dan delapan buah tabung jarum itu sehingga mundur dari arena? Locianpwee, silahkan kau bertahan di belakang, biar aku yang muda menjadi pemimpin di depan-" Kepada nona berbaju hijau itu, ia berkata pula sambil tertawa: "Nona Han-gwat, silahkan- kau berjalan di tengah" Sambil menghimpun tenaga dalamnya, ia maju ke depan dengan langkah lebar

Dari balik pepohonan di depan sana kembali terdengar suara teguran yang dingin: "Jadi kalian benar-benar nekad hendak menerjang keluar dari Lak-seng-tong kami?"

Lim Han-kim balas tertawa dingin: "Hmmm, sekalipun malam ini kalian dapat melukai kami di bawah serangan anak panah berantai serta jarum beracun, aku takut pihak Lak-seng-tong pun harus membayar secara mahal." sementara berbicara, dia meneruskan langkahnya menyerbu ke depan. "Traaang.,. Traaaang..."

Mendadak terdengar suara tambur dan genta dibunyikan bertalu-talu, menyusul kemudian desingan angin tajam bergema membelah angkasa, selapis anak panah dengan kecepatan tinggi menyambar datang.

Waktu itu, Lim Han-kim telah menghimpun segenap tenaga dalamnya untuk bersiap sedia. begitu ancaman panah itu tiba di depan mata, cepat-cepat dia ayunkan telapak tangannya untuk melepaskan sebuah pukulan dahsyat segulungan tenaga pukulan yang sangat kuat meluncur keluar dengan hebatnya dan langsung menumbuk lapisan anak panah yang sedang menyambar tiba. Tak ampun puluhan batang anak panah itu tergempur oleh serangan tersebut dan berhamburan ke sisi arena.

"Tenaga pukulan yang sangat hebat," jengek orang di balik pepohonan itu sambil tertawa dingin "Bagaimana kalau kau coba menerima sebuah gempuranku ini...?"

Deruang in pukulan yang kuat segera menyerang ke muka.Barusaja Lim Han-kim hendak melepaskan sebuah pukulan untuk membendung datangnya ancaman tersebut, Tiba-tiba segulung angin pukulan yang sangat kuat terasa menyambar keluar dari belakang tubuhnya.

Menyusul pukulan tersebut, kedengaran Han Si-kong berseru: "Biar kucoba sampai di mana kehebatan serangannya itu. "

Ketika dua gulung tenaga pukulan saling bertumbukan di tengah udara, timbullah pusaran angin yang sangat kuat sekali di tengah arena, membuat daun dan pepohonan bergoncang hebat dalam bentrokan keras lawan keras ini ternyata hasilnya seri, kedua belah pihak sama kuatnya dan tak dapat menentukan siapa yang menang dan siapa kalah.

Walaupun begitu Han Si-kong sempat dibuat terkesiap. diam-diam pikirnya: "Entah siapakah orang ini dan apa kedudukannya-dalam Lak-seng-tong? Tak nyana tenaga dalamnya begitu hebat dan kuat, ditinjau dari sini dapat disimpulkan bahwa Lak-seng-tong yang tidak dikenal ini benar-benar merupakan sarang naga gua harimau."

sementara dia masih berpikir, di tengah udara kembali terdengar desingan angin tajam menyambar tiba, Ternyata selapis anak panah mengancam lagi dengan kekuatan luar biasa.

Dengan menyilangkan telapak tangannya sejajar dada, Lim Han-kim melepaskan sebuah gempuran dahsyat lagi untuk mementalkan ancaman anak panah itu. Tapi sayang serangan anak panah datang bagaikan gelombak air disamudra luas, segulung demi segulung datang beruntun membuat seluruh angkasa diliputi oleh anak- anak panah itu.

serangan anak panah itu datangnya amat gencar dan kekuatannya luar biasa. setelah beberapa kali melepaskan serangan untuk merontokkan datangnya ancaman itu, Lim Han-kim segera menyadari bahwa gelagat tidak menguntungkan pikirnya: "Bila aku mesti berulang kali mengerahkan tenaga dalam untuk merontokkan ancaman tersebut, sudah pasti daya tahanku akan makin merosot, lama kelamaan aku bakal mati kecapaian, HHmmm... aku mesti mencari akal yang paling baik untuk menghadapi ancaman tersebut."

Tapi sayang anak panah itu datang mengancam dari arah yang berbeda, ditambah pula tangan Lim Han-kim masih diborgol dan tubuhnya masih dirantai, yang membuat gerak-geriknya sangat tidak leluasa, Dengan posisi tetap berdiri di tempat mungkin saja ia dapat bertahan sementara waktu, tapi kalau suruh ia menerjang ke depan, jelas sangat tidak leluasa baginya.

Tampaknya pemilik Lak-seng-tong memang seorang jago yang cerdik dan punya akal banyak, serangan anak panah itu diatur sedemikian rupa hingga boleh dibilang rapat sekali, Tiap baris serangan terdiri dari dua belas batang anak panah dan sudut sasarannya pun bergiliran secara tak beraturan, membuat orang yang diserang benar-benar terkepung di arena dan agaknya dia memang berniat menghabisi nyawa lawan-lawannya di tempat itu juga.

Mendadak Han si-kong melancarkan dua buah pukulan dahsyat untuk mementalkan sebaris anak panah yang mengancam datang, setelah itu bisiknya kepada Lim

Han-kim: "Menurut penilaianku, secara diam-diam tentang serangan anak panah tersebut, tampaknya secara diam-diam mengandung perubahan ngo-heng dan pat-kwa. jelas pemilik Lak-seng-tong ini bukan manusia sembarangan, nyatanya dia sanggup menggunakan pehonan yang diatur membentuk suatu barisan untuk menyembunyikan para pemanahnya. Kecerdikan macam ini betul-betul membuat orang merasa sangat kagum."

"Yaa, akupun merasa gerak serangan anak panah itu sangat aneh," Lim Han-kim membenarkan "Rasanya sebentar dari muka sebentar dari belakang, datang dari arah yang susah diikuti. Kalau mereka terus menyerang secara bergilir, sedang kita mesti menggunakan tenaga dalam untuk melakukan perlawanan, keadaan semacam ini tak mungkin bisa kita pertahankan selama satu jam lagi."

Mendengar perkataan itu, Han Si-kong menghela napas panjang: "Aaai,., sepanjang hidupku, entah sudah berapa banyak ancaman bahaya maut yang pernah kuhadapi tapi belum pernah menjumpai situasi segawat hari ini. Apa yang diucapkan orang itu tampaknya benar juga, Kita telah terjebak ke dalam barisan senjata rahasia yang memiliki perubahan amat banyak, jangan lagi tabung jarum bwee-hoa-ciam itu berisi jarum-jarum beracun sehalus bulu kerbau yang membuat orang susah menduga, cukup busur-busur otomatis yang menyemburkan panah-panah berantai pun sudah cukup membuat kita kelabakan setengah mati. Aaaai... dilihat dari situasi ini, rasanya sulit buat kita untuk lolos dari kepung an hari ini."

Tiba-tiba Lim Han-kim merobek ujung bajunya lalu mengikat robekan kain tersebut pada tangan kanannya, setelah itu sambil melepaskan sebuah sapuan kemuka katanya: "sekalipun situasi yang kita hadapi hari ini sangat berbahaya dan gawat, akan tetapi kita toh tak bisa berpeluk tangan menunggu kematian." sebenarnya kain yang dirobek dari bajunya itu hanya benda lunak, Namun setelah dicekal di tangan Lim Han- kim, kain itu memiliki daya pengaruh yang luar biasa besarnya, sewaktu disapukan ke depan menimbulkan deru angin yang memekikkan telinga. Kontan sebaris anak panah yang sedang meluncur tiba tersapu rontok oleh serangan itu

Melihat keperkasaan Lim Han-kim, tanpa terasa Han Si-kong merasa semangatnya turut berkobar, sambil tertawa tergelak serunya: "Ha ha ha ha... bagus sekali Cara ini memang sangat bagus"

Ia segera meniru dengan merobek bajunya yang diikat pada tangannya, lalu dig unakan untuk merontokkan senjata rahasia. Han-gwat tak mau kalah, dari pinggangnya ia lepaskan pula selembar handuk. kemudian dipakai untuk menyerang.

Dengan menggunakan cara seperti ini maka mereka bertiga tak usah membuang banyak tenaga untuk merontokkan senjata rahasia. Dengan mengandalkan robekan baju serta handuk, mereka bentuk selapis dinding pertahanan yang cukup kuat Tak ampun anak panah yang berhamburan datang itu terhajar rontok semua dari arena.

Melihat cara yang dipergunakan ternyata mendatangkan khasiat dan manfaat yang besar, Lim Han-kim merasa semangatnya makin berkobar, ia segera meneruskan tindakannya dengan menyerbu ke hadapan sebatang pohon.

Dari balik pohon bunga tho segera berkumandang suara tertawa dingin, menyusul kemudian suara tambur dan genta dibunyikan makin keras, anak panah yang berhamburan datang dari delapan penjurupun tiba-tiba ikut meluncur makin gencar, bagaikan hujan badai saja serangan itu berhamburan ke tengah arena.

Lapisan hujan panah yang berhamburan makin lama makin gencar dan rapat, oleh karena arah datangnya serangan pun berbeda-beda, maka dengan cepat menciptakan daya sergapan dari semua arah.

Dalam posisi begini, sekalipun ilmu silat yang dimiliki Lim Han-kim dan Han si-kong sangat lihay pasti akan keteter juga, Apalagi sepasang tangan mereka masih di- borgol sehingga gerak-geriknya kurang leluasa, akibatnya mereka bertiga dipaksa mundur berulang kali.

Mendadak sebatang anak panah yang membawa desingan angin sangat kuat menyerang datang dari balik rapatnya hujan panah itu. Buru-buru Lim Han-kim menggetarkan robekan kainnya untuk menghantam anak panah itu. siapa tahu tenaga serangan itu luar biasa hebatnya, sekalipun sudah digulung oleh Lim Han-kim, anak panah itu masih sempat menerjang maju sejauh dua depa lebih sebelum rontok ke tanah. Gara-gara halangan inilah, empat batang anak panah yang dilepaskan dari busur otomatis menggunakan peluang itu menerobos masuk ke dalam, Cepat-cepat Lim Han-kim miringkan badannya kesamping, Keempat batang anak panah itu pun menyambar lewat hanya beberapa inci dari sisi wajah anak muda tersebut.

Mendadak Han-gwat ayunkan tabung sakti panca warnanya dan melemparkannya ke arah pepohonan itu.

Baru saja Han si-kong hendak mencegah, benda tersebut ternyata sudah keburu dilemparkan, maka sambil menghela nafas katanya: "Apakah kau tahu apa manfaat tabung sakti panca warna itu?"

"sering nona ku bercerita tabung sakti panca warna ini bisa dipakai untuk membendung kejaran musuh, juga dapat dipakai untuk menghindari penglihatan lawan,"jawab Han-gwat

Han si-kong tahu gadis tersebut tak mungkin bisa memberi keterangan lebih jelas,

karenanya dia pun tidak banyak bertanya 1agi. sambil menghimpun tenaga dan bersiap menghadapi segala perubahan, ia awasi tabung sakti panca warna itutanpa berkedip. "Blaaammmm. . . " Diiringi suara dentuman keras, tiba-tiba saja tabung sakti panca warna itu meledak, segulung asap tebalpun menyembur ke luar menyelimuti seluruh arena.

Kabut tebal itu munculnya amat cepat, dalam waktu singkat arena seluas sekian kaki sudah terselubung di dalamnya, bahkan tempat di mana Lim Han-kim dan Han si-kong berdiri pun ikut diliputi asap tebal itu.

sekalipun dalam kegelapan malam yang pekat susah untuk membedakan warna dari asap tebal itu, namun kepekatannya jelas berbeda sekali sehingga dalam sekilas pandangan saja dapat diketahui bahwa asap itu tidak terdiri dari satu warna.

segulung bau bunga anggrek yang sangat keras terselip dalam asap tebal itu menyebar ke mana- mana dan sangat menusuk penciuman. Begitu mengendus bau tersebut, Han Si-kong segera berseru: "Woouw,., harum amat bau bunga anggrek ini."

Mendadak Han-gwat teringat sesuatu, dengan perasaan terkesiap buru-buru se-runya: "Locianpwee, cepat tutup semua pernapasanmu"

"Ada apa? Memangnya bau harum itu beracun?" "soal itu belum pernah dijelaskan nona kami, cuma

aku pernah diingatkan agar tutup semua pernapasan

ketika melepaskan tabung sakti panca warna itu dan hitung sampai seratus di dalam hati sebelum menerjang keluar dari kepungan."

Waktu itu Han Si-kong sudah mulai merasakan kepalanya agak pening, ia tahu apa yang dikatakan gadis tersebut bukan bualan belaka, maka cepat- cepat ia tutup semua pernapasan.

Asap tebal yang menyembur keluar itu menyebar dengan cepatnya ke seluruh angkasa, Dalam waktu singkat arena seluas tujuh kaki persegi telah tertutup oleh kabut tebal itu. Pada saat itu Han-gwat telah menghitung sampai ke angka seratus, tanpa membuang waktu lagi ia menarik Han si-kong dan Lim Han-kim untuk bersama-sama menerjang keluar dari arena.

Di tengah lapisan asap tebal yang menyelimuti arena terdengar suara bentakan dan teriakan yang bercampur aduk. Ternyata orang-orang yang bersembunyi di belakang pepohonan telah kehilangan kesadaran diri, mereka saling baku hantam sendiri dalam keadaan kacau.

dalam keadaan demikian Han si-kong bertiga dengan menutup seluruh pernapasannya mempercepat langkah ka bur dari situ. sekejap kemudian mereka sudah keluar dari kepungan asap tebal.

Han Si-kong segera melompat ke atas melewati pagar pekarangan Ketika berpaling, tampak olehnya samar- samar kawanan jago itu sedang saiing baku hantam sendiri dengan sengitnya, Tak tahan lagi ia mendongakkan kepala tertawa terbahak-bahak.

Melihat itu Han-gwat berkerut kening, tegurnya dingin: "Hei, apa yang kau tertawakan? Kita belum keluar dari tempat bahaya"

sambil bicara dia melompat pula meninggalkan pagar pekarangan, Memandang jauh ke depan tampak sungai berliuk-liuk seperti ular, Ternyata perkampungan itu dikelilingi sebuah sungai dengan air yang jernih.

Mendadak terdengar Han si-kong berteriak keras,

tanpa banyak bicara ia lancarkan sebuah pukulan ke tubuh Lim Han-kim.

Melihat datangnya ancaman itu, Lim Han-kim ayunkan pula tangannya menyongsong, Tak ampun tubuh mereka berdua sama-sama tergetar dan jatuh terpelanting dari atas pagar pekarangan Lim Han-kim segera melompat bangun sambil melepaskan sebuah tendangan kilat ke lambung Han si-kong.

Dengan cekatan Han Si-kong menghindar kesamping kemudian memutar telapak tangannya melepaskan satu pukulan

Kali ini Lim Han-kim tidak menghindar lagi. Dengan jari telunjuk dan jari tengahnya ia sodok urat nadi dipergelangan tangan Han Si-kong memaksa serangan yang dilepaskan monyet tua itu mau tak mau haruS ditarik kembali Meskipun kedua orang ini sama-sama diborgol namun gerak serangan mereka tetap gesit dan lincah, jurus-jurus serangan yang digunakanpun semuanya merupakan jurus sakti yang maha ampuh,

Betapa gelisah dan cemasnya Han-gwat ketika menjumpai dua orang rekannya makin sengit bertarung, ia sadar ilmu silat yang dimilikinya belum cukup untuk memisahkan mereka berdua, sebaliknya dia pun tak punya akal untuk melerai.

dalam keadaan begini ia cuma bisa berjalan mondar- mandir sambil berteriak-teriak. sayang dua orang itu sedang bertempur sengit, tak seorang pun yang mau menggubris teriakannya itu.

dalam sedih dan bingungnya tiba-tiba saja ingatan melintas dalam benaknya, Cepat-cepat dia lari ke tepi sungai, mengambil segenggam air dingin dan langsung disiramkan ke wajah dua orang itu.

Terguyur oleh air dingin itu, Han Si-kong berdua yang sedang asyik bertempur serentak menghentikan serangannya. sambil tersenyum Han-gwat pun berkata:

"Aku lupa memberitahukan kalian, Nona kami pernah berpesan setelah melepaskan tabung sakti panca warna itu bila yang terkena orang sendiri maka mereka akan kehilangan kesadaran dan kontrol sendiri Bila hal ini sampai terjadi, cukup menganjurkan air dingin di kepala mereka maka kesadaran mereka segera akan jernih kembali

"Ada apa?" seru Han si-kong keheranan, ditatapnya wajah Lim Han-kim lekat-lekat. "jadi kita saling bertarung sendiri?"

"Tenaga pukulan locianpwe benar-benar tangguh dan kuat, aku merasa bukan tandingan."

"Yaa, benar," sahut Han si-kong sambil tertawa, "Kita mengendus bau harum bunga anggrek tadi, aku segera merasa kesadaranku agak hilang dan emosiku susah dikontrol, Aku yakin jago-jago Lak-seng-tong pun sedang saling gempur sekarang."

Mendengar monyet tua itu memuji kehebatan tabung sakti panca warna, Han-gwat segera berseru sambil tersenyum: "Bagaimana? Aku tidak membohongimu bukan?" Han si-kong tertawa terbahak-bahak.

"Ha ha ha ha... selama melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, banyak sudah jago tangguh yang kujumpai, obat penghilang pikiran macam apa pun pernah kutemuitapi belum pernah kujumpai obat dengan khasiat seperti itu. Hei, bocah perempuan, apa sih nama obat itu?" "Tabung sakti panca warna, inilah tabung sakti panca warna, Apa lagi namanya?"

Sementara itu Lim Han-kim telah mengalihkan pandangan matanya memperhatikan sekeliling tempat itu. ia jumpai sungai yang berliku-liku itu macam sarang laba-laba yang mengelilingi perkampungan luas itu, Pada jarak lima puluh kaki dari tempat itu terbentang pula sebuah kolam seluas satu hektar.

Melihat semua itu timbul perasaan heran dalam hati kecilnya, diam-diam ia berpikir: "Tempat ini disebut kolam enam bintang, mungkinkah ada enam buah kolam mengelilingi perkampungan ini? Dilihat dari selokan yang saling membujur jelas merupakan hasil karya manusia, tapi apa kegunaannya?"

Berpikir sampai di situ, ia berpaling memandang Han Si-kong sekejap, lalu katanya: "Locianpwee, pengetahuanmu sangat luas, Tahukah kau apa kegunaan air selokan yang begitu banyak silang menyilang mengitari perkampungan ini?"

Han Si-kong sudah lama berkelana dalam dunia persilatan baik daerah Utara maupun Selatan boleh dibilang sudah semuanya dijelajahi sehingga jarang sekali ada orang yang bisa menandingi pengetahuan serta pengalamannya. Walaupun saat ini dia kurang mengerti apa kegunaan air selokan tersebut, tapi ia yakin pasti ada kegunaaannya, maka dipandangnya keadaan sekitar situ dengan lebih seksama.

Benar juga, ia dapat melihat bahwa selokan-selokan itu samar-samar sebenarnya mengandung kedudukan pat-kwa, maka ujarnya kemudian: "Kemungkinan besar selokan-selokan yang mengelilingi perkampungan ini merupakan barisan air yang sengaja diatur majikan perkampungan ini. Dahulu si dewa jinsom Phang Thian- hua pun pernah menggunakan tumbuhan bambu dan pohon liu membentuk sebuah barisan aneh dan banyak disegani umat persilatan jadi aku yakin pemilik perkampungan ini pasti telah mengatur pula sebuah barisan air di luar perkampungannya untuk melindungi diri Bagi orang yang tidak memahami perubahan barisan tersebut, niscaya dia akan tersesat bila memasukinya."

Tak terkirakan rasa kagum Lim Han-kim setelah mendengar penjelasannya yang begitu cermat dan tepat, diam-diam pikirnya: "Bagaimana pun jahe memang makin tua makin pedas, sejak kini aku harus banyak belajar pengalaman darinya."

Tiba-tiba terdengar Han-gwat berkata: "Locianpwee, kalau kau sudah tahu kehebatan barisan air ini, bawalah kami keluar dari sini" Han si-kong tertegun, lama kemudian ia baru berkata: "Walaupun aku mengerti soal ilmu pat-kwa, tapi bukan berarti menguasainya, aku rasa sulit buat kita untuk lolos dari ilmu barisan tersebut."

suara tertawa dingin mendadak berkumandang dari belakang tubuhnya, kemudian disusul Seseorang berkata:

"Tampaknya kau memang cukup tahu diri, jangan lagi kau cuma memahami soal ilmu pat-kwa, sekalipun kau sangat menguasaipun belum tentu dapat lolos dari ilmu barisan air Lam-to-lak-seng-tin kami"

Ketika mereka bertiga berpaling, tampaklah di atas dinding pekarangan berdiri pemuda berwajah serius itu. sewaktu bertarung dalam kamar tahanan tadi Han si- kong sekalian pernah bertarung beberapa gebrakan melawannya, mereka tahu kalau ilmu silatnya sangat aneh dan lihai. Di balik jurus serangannya yang sederhana terselip jurus serangan maut yang mematikan, manusia macam begini tak boleh dipandang enteng.

sementara mereka masih berpikir, pemuda itu sudah berkata lagi dengan wajah serius: "semenjak perkampungan Lak-seng-tong didirikan belum pernah ada orang yang berhasil meloloskan diri dari hadangan barisan pepohonan tersebut, tapi kenyataannya kalian dapat menembusnya dengan selamat, Untuk kemampuan tersebut aku merasa kagum sekali." sambil berkata, dia melayang turun ke atas tanah.

"Terima kasih, terima kasih," sahut Han si-kong sambil menjura, "Perkampungan anda sanggup membangun barisan air Lam-to-lak-seng-tin,jelas ketua kalian pun bukan manusia sembarangan, boleh kutahu namanya?"

"Aku Hongpo Lan-"

kemudian setelah berhenti sejenak. terusnya: "Barusan ayahku telah menerima laporan dari kurir yang mengatakan bahwa peristiwa tersebut sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan kalian, tapi seluk beluk masalah tersebut belum begitu jelas dan membutuhkan waktu dua belas jam lagi untuk menjelaskannya. oleh sebab itu kami mohon kalian bersedia tinggal sehari lagi di perkampungan kami."

"Peristiwa itutoh sudah terbukti tak ada sangkut pautnya dengan kami, buat apa kami mesti tinggal sehari lagi?" protes Han-gwat dingin.

"seandainya aku tidak mengantar, jangan harap kalian bertiga bisa lolos dari barisan Lam-to-lak-seng-tin ini"

"Maksud baik anda biar kami terima dalam hati saja, aku tahu barisan air milik kalian sangat hebat, tapi kami pun bersedia untuk menjajal kehebatannya," tukas Han si-kong sambil menjura. Hongpo Lan mendengus dingin, "Hmmm, aku cuma bermaksud baik, jika kalian bertiga lebih suka minum arak hukuman daripada arak kehormatan, itu berarti kalian tak sudi memberi muka kepadaku."

"Ketua muda," tiba-tiba Lim Han-kim menimbrung, "Apakah kau anggap dengan mengandalkan ilmu barisan air ini, dapat menghalangi kepergian kami?"

"Bila kalian bersikeras ingin pergi pada malam ini juga, baiklah, Kuberi sebuah kesempatan kepada kalian,"

"Mohon penjelasan"

"Asal seorang di antara kalian dapat mengungguli diriku, kami akan segera mengantar kalian keluar dari barisan-"

Tadi Han si-kong maupun Lim Han-kim sudah mencoba bertarung beberapa gebrakan melawan pemuda ini. Mereka sadar ilmu silat yang dimiliki orang itu sangat hebat, Di balik jurus serangan yang biasa terselip daya serangan yang luar biasa. Menghadapi seorang jago tangguh macam ini siapa pun tak berani bersikap gegabah, maka setelah saling berpandangan sekejap. mereka sama-sama membungkam diri.

sebagaimana diketahui, pertarungan ini menyangkut mati hidup mereka bertiga sehingga siapa pun tak berani mengambil keputusan secara gegabah. sambil memandang ketiga orang itu Hongpo Lan kemudian berkata: "Nah, jika kalian bertiga tidak mempunyai keyakinan untuk bisa mengungguli aku, lebih baik tinggallah sehari lagi di sini"

Mendengar perkataan yang mengandung nada ejekan ini, Lim Han-kim segera mengernyitkan alis matanya, pelan-pelan ia berkata: "Walaupun kami bertiga sama- sama senasib sependeritaan namun masing-masing tidak mengenal satu sama lainnya sebelum peristiwa ini sehingga siapa pun tak dapat mewakili orang lain, Aku tahu bahwa ilmu silat yang saudara miliki sangat hebat, apalagi aku telah mencobanya tadi. Kalau disuruh menuruti perintahmu begitu saja rasanya kok tidak rela, maka aku akan mencoba kepandaianmu itu.Jika aku kalah terserah mau diapakan, hanya saja menang kalahku ini tak ada hubungannya dengan mereka berdua.Jadi semisalnya aku kalah nanti, tidak berarti mereka berdua pun kalah."

Hongpo Lan menyapu sekejap wajah Han si-kong dan Lim Han-kim, kemudian katanya: "Tangan kalian masih diborgol, tubuh kalianpun masih dirantai, Aku rasa biarpun kalian maju bersama pun tak akan menurunkan derajat kalian berdua sementara nona itu... aku rasa lebih baik berpangku tangan saja, karena selama hidup aku paling tak suka bertarung dengan kaum wanita." " Kalau wanita lantas kenapa?" teriak Han-gwat gusar. "Hmmm, jika ada kesempatan di kemudian hari, aku pasti akan memberi pelajaran yang setimpal untukmu."

Tampaknya Han si-kong pun ikut dibuat naik darah oleh perkataan Hongpo Lan, bentaknya keras: "Biar aku mencoba dulu kepandaianmu"

Tanpa banyak bicara dia langsung melancarkan sebuah pukulan ke depan, orang ini memang berwatak berangasan, begitu ingin bertarung dia langsung melancarkan serangan dengan hebatnya,

Dengan gesit Hongpo Lan mengegos ke samping menghindarkan diri dari ancaman tersebut, setelah itu ejeknya: " Lebih baik kalian berdua maju bersama- sama."

Tiba-tiba terdengar suara ujung baju terhembus angin, lalu terlihat empat orang lelaki berpakaian ringkas meluncur datang dengan kecepatan luar biasa. Lim Han- kim merasa amat terkesiap setelah menyaksikan gerakan tubuh yang digunakan keempat orang itu untuk melompati pagar sangat ringan dan lincah.

Meskipun gerakannya amat cepat namun langkahnya mantap dan kuat, jelas mereka adalah jago-jago silat yang memiliki tenaga luar maupun dalam yang amat Sempurna. Han si-kong telah melancarkan empat buah pukulan berantai. semua jurus serangan yang dipergunakan menimbulkan deru angin serangan yang sangat kuat dan dahsyat. Tapi dengan gerakan yang enteng dan seenaknya Hongpo Lan selalu berhasil memunahkan ancaman itu, baik menotok. menangkis maupun menyodok. semua gerakan dilakukan tepat pada waktunya dan sedikitpun tak terlihat gugup, Dengan entengnya ia berhasil memunahkan keempat buah serangan Han si-kong sekaligus.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar