Bab 19

DI DALAM LEMBAH, puluhan orang-orang seragam hitam bertopeng, menyiapkan panah-panah berapi. Mereka berbaris teratur, puluhan anak panah yang sudah disundut menyala ujungnya diarahkan ke dalam lubang goa di atas lamping lembah. Tiba-tiba di tengah kesibukan itu terdengar suara seorang topeng hitam dengan gambar Kalong kuning di dada kiri berteriak, ”Tembak!!!” Maka meluncurlah berpuluh-puluh panah berapi memasuki lubang goa. Karena keadaan di depan lubang goa tertutup oleh daun-daun pohon Siong, maka panah-panah berapi tadi ketika melewati rimbunnya daun pohon, telah membuat daun-daun kering pada pohon tadi jadi terbakar, dan sebentar saja pohon siong yang tumbuh di depan lubang goa terjadi kebakaran. Sementata itu dari atas lubang goa suara mencicit makin ramai terdengar, suara mana diselingi dengan irama suara cicitan lagu dari sebatang seruling. Dan tak lama kemudian berbarengan dengan bunyi suara mencicit seruling itu, dari lubang goa yang sudah mulai terbakar berlarian keluar ribuan tikus menuruni tebing, ribuan tikus itu berpencaran ke tengah lembah, menyerbu pada orang-orang seragam hitam yang berdiri berbaris di bawah lembah, dengan panah-panah berapi, mereka mengarahkan panah-panah itu ke lubang goa. Puluhan orang bertopeng hitam, begitu mereka melihat dari lubang goa di atas tebing keluar ribuan tikus menerobos daun-daun pohon yang mulai terbakar, mata mereka terbelalak keluar, mereka menampak tikus yang keluar dari atas lubang goa, bagaikan air terjun mengalir datang, dan sebentar saja ribuan tikus turun bagaikan air terjun telah berpencaran di bawah lembah hingga keadaan medan di dalam lembah seperti sedang diserang oleh air bah yang menggulung datang. Saking kaget dan bingung, puluhan orang seragam hitam lompat mundur ke belakang, beberapa orang diantaranya telah melepaskan panah-panah berapi pada rombongan tikus- tikus yang lari merayap bagaikan air bergulung datang. Tapi panah berapi itu tak berguna, karena begitu menembus tanah apinya segera padam dan digulung oleh ribuan tikus yang mengeluarkan suara mencicit. Sebentar saja rombongan ribuan tikus sudah mendekati mereka, mereka jadi panik dan lari serabutan meninggalkan tempat itu, melempar senjata masing- masing, tapi gerakan lari dari ribuan tikus demikian cepatnya ribuan tikus telah mengepung seluruh medan di bawah lembah, dan kalau tadi keadaan pemandangan di bawah lembah tampak menghijau oleh rumput-rumput yang tumbuh, kini pemandangan itu telah berubah, karena rumput-rumput hijau tadi seluruhnya sudah ditutupi oleh ribuan tikus dan keadaan di bawah lembah itu tidak bedanya seperti sedang dilanda gelombang air yang keruh ditiup angin badai. Suasana di bawah lembah yang diramaikan oleh suara mencicit dari ribuan tikus kini tambah ramai lagi.

Suara jeritan-jeritan manusia yang bergelimpangan di atas tanah dirayapi tikus-tikus kelaparan. Beberapa orang yang masih sanggup lari mereka berusaha menghindari dari serbuan tikus-tikus sambil berlompatan menghindari tubuh kawan yang sudah binasa, karena mereka tidak mau menyentuh tubuh kawan yang sudah binasa, mereka tidak menghendaki terkena cairan biru dari mayat-mayat kawan mereka. Tapi meskipun mereka berusaha lari, gerakan ribuan tikus yang sudah memenuhi bawah lembah sudah mengurung mereka dan tak seorangpun dari orang-orang berjubah hitam itu bisa menyelamatkan diri. Mayat-mayat yang mencair biru dari orang-orang seragam hitam membuat proses kematian bertambah cepat, karena cairan biru begitu terkena badan kawan, maka kawan mereka itu juga turut roboh terguling dan binasa mencair. Tidak terkecuali tikus-tikus yang terkena cairan biru, tikus-tikus itu juga turut binasa. Sebentar saja keadaan di bawah lembah telah menjadi lautan cairan biru dari mayat puluhan manusia dan bangkai tikus. Dan begitu suara jeritan-jeritan sirap tak terdengar, maka di sana sudah tak terdapat lagi satu manusiapun, keadaan lembah menjadi sunyi, sedang tikus-tikus yang masih hidup, mereka lari balik masuk ke dalam goa. Seakan-akan mereka mendapat panggilan dari suara seruling yang berbunyi mencicit dari dalam goa.

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar