Jilid 5 (Tamat)
Xiao Ling melihat kondisi ayahnya. Ayahnya saat ini sedang tertidur nyenyak. Dia mendorong pintu kereta dan keluar. Karena hatinya masih terasa sangat kacau, dia ingin mencari sesuatu untuk mengusir bayangan yang dibenci juga dicintainya. Begitu keluar dari kereta, dia tidak bisa melihat apa di balik keramaian itu, hanya terlihat kerumunan kepala orang. Tiba-tiba dia merasa sangat terkejut karena di tengah-tengah kerumunan kepala itu terlihat sebuah kepala besar muncul. Begitu dilihat dengan teliti, ternyata itu adalah kepala boneka yang terbuat oleh bambu kemudian ditempeli kertas.
Dia menertawakan dirinya sendiri. Beberapa hari ini karena sakit, matanya menjadi buram. Terdengar kusir itu berkata, "Nona harus berdiri di atas kereta baru bisa melihat semuanya dengan jelas.”
Xiao Ling tertawa, segera dia naik ke atas kereta. Ru Yun Long, Ni Fang Bao segera turun dari kudanya berniat ingin membantunya naik tapi Xiao Ling sudah naik sendiri ke atas.
Kusir itu turun dari tempatnya dan tertawa, "Tuanpun harus naik ke atas kereta melihat. Sapi musim semi dan Dewa sangat besar. Yang berbaju mewah dan sedang berdiri itu adalah gubernur.
Sekarang beliau akan berpidato.”
Ru Yun Long, Ni Fang Bao melihat Xiao Ling. Dia ikut naik ke atas kereta. Dia ingin melihat semuanya bersama-sama dengan Xiao Ling. Dari sudut matanya dia melihat wajah Xiao Ling yang cantik. Jantungnya terus berdebar-debar. Dia sedang melihat keramaian itu.
;
Ternyata di sana ada sebuah lapangan kecil dan di tengah lapangan ada beberapa meja. Gubernur dan walikota yang mengenakan baju berwarna hijau duduk sambil mendengarkan orang bernyanyi. Apa yang mereka nyanyikan tidak terdengar sama sekali.
Ditambah lagi saat itu masih turun salju. Dia ingin menasehati Xiao Ling supaya jangan terlalu lama berdiri di luar tapi dia melihat Xiao Ling terus tertawa melihat festiwal itu. Kata-kata yang akan diucapkan ditelannya kembali. Apalagi pada saat angin berhembus, tercium harum tubuh Xiao Ling mengikuti tiupan angin dan menyebar di sekeliling mereka. Membuat Ni Fang Bao tidak ingin meninggalkan tempat itu. Hanya sebentar nyanyian itu sudah selesai kemudian gendangpun mulai dimainkan. Ada seorang badut dengan wajah penuh dengan bedak dan seorang perempuan berbaju merah berjoged keluar menuju lapangan. Mereka berjoged dengan tarian tidak pantas, membuat Ni Fang Bao mulai bosan melihatnya. Tiba-tiba ada seorang pejabat irienggebrak meja. Dengan marah dia berkata, "Para hadirin, apakah kalian tidak sayang pada saat musim semi yaitu saat yang cocok untuk bertani, kalian malah menonton tarian seperti ini yang tidak pantas untuk dilihat. Apakah kalian sadar kalau ini salah?”
Xiao Ling mendengar semuanya, kemudian dia tertawa terbahak- bahak dan berkata, "Mengapa orang itu begitu galak? Orang-orang itu sedang bermain sandiwara, mengapa dia menganggap serius dan marah-marah?”
Ni Fang Bao sudah lama berkelana di dunia persilatan. Dia tahu semua ini hanya tradisi, tapi Yu Jian Xiao Ling jarang keluar rumah. Tradisi rakyat pun dia tidak tahu.
Dia baru saja akan menjelaskan semuanya kepada Xiao Ling. Terdengar badut itu berlutut dan berkata, "Aku tidak bertani juga tidak bersekolah, karena malas nasibku seperti ini.”
Kemudian pejabat itu berteriak kalau orang itu harus dihukum. Polisi-polisi keluar dari sisi lapangan. Dari tubuh boneka dewa itu mereka mengambil pecut dan memukul sapi yang terbuat dari kertas itu. Sambil berteriak mereka memukul 1 kali, itu artinya kita akan hidup dengan lancar. 2 kali pukulan, berarti negara akan aman dan makmur. 3 kali pukulan, pejabat akan naik ke posisi lebih tinggi. Sekarang Xiao Ling baru tahu ini semua hanya upacara tradisional. Sekarang dia merasa terhibur melihat keramaian itui, dia tertawa senang. Tiba-tiba pejabat itu mendorong meja hingga terbalik. Semua piling, mangkuk, berjatuhan dan pecah. Penonton segera berebut menarik-narik sapi yang terbuat dari bambu dan kertas itu. Katanya jika mereka berhasil menarik salah satu kertas dan dibawa pulang, maka perempuan yang tadinya tidak bisa hamil akan segera hamil dan mempunyai anak. Xiao Ling tertawa lagi. Orang-orang di sana semakin ribut, Xiao Ling mulai merasakan tubuhnya menjadi lemas. Seperti dia akan pingsan. Tiba-tiba dia melihat ada hal yang aneh. Orang yang menonton keramaian di sana tiba-tiba terbagi menjadi 2. tampak Ru Yun Long, Ni Fang Bao juga sudah memperhatikan keadaan itu. Dia melihat Xiao Ling kemudian tersenyum dan berkata, "Tidak disangka, di antara orang-orang itu ada pesilat tangguh.”
Dia lebih berpengalaman dibandingkan Xiao Ling, sekali melihat hal seperti itu, dia langsung mengetahui ada pesilat tangguh di sana. Orang-orang yang menonton keramainan pada saat tiba di depan beberapa orang itu, mereka terpaksa terbagi menjadi dua.
Xiao Ling yang baru sembuh sakit, karena telah lama berdiri di luar tubuhnya menjadi lemas. Dengan tersenyum dia turun dari kereta itu, tapi matanya langsung menjadi gelap. Dan dia seperti akan pingsan lagi.
Karena kaget Ni Fang Bao berteriak. Sebenarnya Xiao Ling seorang pesilat tangguh, karena sakit, ilmu silatnya entah menghilang ke mana, dia terjatuh. Ru Yun Long, Ni Fang Bao yang melihat itu, segera ingin menyangga tubuh Xiao Ling, tapi sudah tidak sempat.
Tapi Xiao Ling merasakan pinggangnya menjadi kencang, seperti ada tenaga sangat besar yang mengangkat tubuhnya. Kemudian dengan selamat mendarat di bawah. Begitu kedua kakinya menginjak tanah, dia lebih terkejut lagi. Ternyata yang mengangkatnya adalah seorang pemuda memakai baju dan topi berwarna hijau. Dia tertersenyum melihat Xiao Ling dan berkata, "Gadis cantik seperti nona mengapa harus pergi ke tempat seperti ini. Jika terlempar, keadaan malah sangat tidak balk.”
Wajah Xiao Ling menjadi merah. Dia melihat pemuda ini dari alis hingga matanya seperti Gu Zhuo Piao tapi orang ini lebih tampan dari Gu Zhuo Piao.
Anehnya mendengar kata-kata pemuda berbaju hijau ini, dia tidak marah. Xiao Ling hanya berkata, "Terima kasih!" Segera dia membalikkan badannya dan masuk ke dalam kereta. Tiba-tiba terdengar suara dingin yang berkata, "Kawan, kita memang bertemu di mana saja. Walaupun sudah berputar-putar tapi kita masih bisa bertemu di sini, membuat aku yang bermarga Zhan merasa sangat senang.”
Pemuda berbaju hijau itu tertawa tapi tidak berkata apa-apa.
Tapi Ni Fang Bao membalikkan badannya untuk melihat. Dia melihat di belakangnya berdiri seseorang dengan perawakan sangat tinggi. Melihat Ni Fang Bao membalikkan badan, sorot matanya yang dingin melihatnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Ni Fang Bao marah melihat sorot mata itu. Dia marah karena orang itu tidak sopan tapi orang itu malah maju selangkah, mendorongnya dan berkata, "Minggir!”
Kedua alis Ni Fang Bao berkerut dan diapun marah, "Kau mau apa?" Kakinya bergerak, tangan kanan dijulurkan, jarinya membentuk kaitan. Jurus ini dikuasai dengan baik oleh Ru Yun Long, Ni Fang Bao dari Wu Dang, jurus ini sudah lama dikuasainya karena itu cepat seperti kilat terdengar suara angin besar, benar-benar sangat lihai.
Wajah laki-laki tinggi itu berubah, dengan cepat tangan kanannya ditarik kembali, tapi telapak kirinya sudah terayun dan dia berkata, "Kawan, Anda benar-benar mempunyai ilmu silat bagus!”
Ru Yun Long, Ni Fang Bao menyerang lagi dengan kedua telapak tangannya. Jarinya dengan miring keluar dan telapak tengah diciutkan ke dalam. Sekali melihatpun sudah dapat diketahui kalau itu adalah tenaga telapak Xiao Tian Xing.
Mereka bertarung. Yu Jian Xiao Ling tidak bisa membantu. Dia hanya menyandar lemah di kereta, matanya melotot melihat semua kejadian itu. Ru Yun Long, Ni Fang Bao tanpa alasan bertarung. Dia tidak begitu mengenal Ni Fang Bao karena itu dia hanya diam saja, membentakpun tidak berani dia lakukan. Dia menyalahkan Ni Fang Bao mengapa bertindak begitu ceroboh.
Dia melihat pemuda berbaju hijau itu sedang tersenyum kepadanya dan berkata, "Sebetulnya orang itu ingin berkelahi denganku, tidak disangka dia malah berkelahi dengan temanmu.” Beberapa kali Ni Fang Bao menyerang. Dia baru sadar kalau ilmu silat orang itu berada di luar perkiraannya. Dia mulai menyalahkan dirinya sendiri, kenapa tanpa alasan berkelahi dengan orang itu. Melihat ilmu silat orang itu, sudah pasti dia adalah pesilat tangguh, tapi mengapa wajahnya begitu asing dan usianyapun masih muda. Tapi ilmu silatnya berada berada di atasnya.
Ru Yun Long, Ni Fang Bao mendapat julukan baik di dunia persilatan, tapi sekarang dia merasa aneh juga kaget, dan hanya bisa menyalahkan dirinya yang telah bertindak ceroboh.
Hanya dalam waktu singkat mereka bertarung dan sudah sepuluh jurus lebih berlangsung. Salju yang baru turun berhamburan ke mana-mana karena ahgin dari tenaga telapak mereka. Ru Yun Long, Ni Fang Bao tahu kalau lawannya itu mengira dia adalah teman si baju hijau karena itu orang itu menyerangnya. Tapi sekarang sudah terlanjur seperti ini, dia tidak bisa menjelaskan.
Pemuda berbaju hijau itu melihat semua kejadian sambil tertawa. Sikapnya seperti, hal ini tidak ada hubungan denganku sama sekali. Membuat Xiao Ling marah juga ingin tertawa.
Kemudian ada beberapa orang dengan cepat berlari dan berteriak, "Adik Zhan, kenapa kau berkelahi di sini?”
Suara baru terdengar, sosoknya sudah berada di depan. Begitu melihat Ni Fang Bao, dia terkejut dan berkata, "Adik Zhan, berhenti! Semua orang sendiri." Dia berkata lagi, "Di sini sangat dekat dengan kantor gubernur, jika terlihat oleh polisi-polisi itu, ini malah akan merepotkan kita.”
Pemuda tinggi itu segera berhenti. Ni Fang Bao meloncat ke tempat agak jauh. Xiao Ling melihat orang yang menghentikan mereka berkelahi adalah seorang laki-laki gemuk pendek. Walaupun masih muda tapi perutnya terlihat membuncit, datang bersama dengannya adalah seorang laki-laki dan perempuan. Dari gerakannya, terlihat kalau mereka mempunyai ilmu silat yang tinggi.
Melihat ketiga orang itu, Ni Fang Bao merasa sedikit kaget. Segera dia berlari ke depan dan berkata, "Ternyata Pendekar Tang.” Laki-laki pendek dan gemuk itu tertawa. Dia menepuk-nepuk laki- laki tinggi itu dan tertawa. Menunjuk laki-laki tinggi itu, "Dia adalah Zhan Yi Fan. Pendekar Muda Zhan, dia adalah murid ternama Dian Chang Pai.”
Dia tertawa lagi dan berkata, "Kalian berdua adalah murid temama dari masing-masing perkumpulan, kelak kalian harus saling berhubungan.”
Ni Fang Bao baru berpikir, "Pantas ilmu silatnya begitu tinggi, ternyata dia adalah murid ternama dari Dian Chang Pai.”
Dia tertawa dan mencoba bersikap ramah tapi Zhan Yi Fan masih terlihat marah. Dia melihat Ni Fang Bao dan berkata, "Mengapa tidak memperkenalkan temanmu kepada kami?”
Dia berkata lagi, "Sepanjang perjalanan kami dilayani oleh temanmu ini. Tapi kami belum sempat berterima kasih kepadanya.”
Ni Fang Bao terkejut, tapi dia segera mengerti apa yang Zhan Yi Fan maksudkan. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi pemuda berbaju hijau itu sudah tertawa dan mendekati mereka, "Aku hanya seorang pelajar, aku tidak berani berteman dengan Pendekar Ni yang terkenal.”
Sambil membersihkan salju yang menempel di bajunya. Dia berkata lagi, "Udara begitu dingin, aku benar-benar tidak tahan. Jika para pendekar ini tidak ada pesan lain, aku akan pamit dulu.”
Wajah Zhan Yi Fan sebentar memerah lalu memucat, sepertinya dia sedang menyimpan kemarahan besar. Laki-laki gemuk dan pendek itu tertawa dan berkata, "Sahabat benar-benar tidak ingin menonjolkan diri, tapi mataku belum buta. Aku tahu kau adalah seorang pesilat tangguh. Kita tidak ada dendam ataupun permusuhan, mengapa sahabat selalu bergurau dengan kami? Ini benar-benar keterlaluan.”
Pemuda itu tertawa, "Aku hanya seorang pelajar bukan pesilat tangguh, kalian jangan salah paham.” Wajah Zhan Yi Fan semakin bertambah seram. Dia marah tapi segera dicegah oleh laki-laki gemuk pendek yang bermarga Tang itu. Pemuda berbaju hijau itu tertawa kepadanya sambil melihat ke arah kereta kemudian dia pergi. tanpa pamit.
Melihat sosok itu, pikiran Xiao Ling mulai terasa kacau lagi. Pemuda ini memang sangat mirip dengan Gu Zhuo Piao. Selalu tertawa dan selalu mengatakan kalau dia hanya seorang pelajar. Sikapnya tidak pernah serius, semua persis seperti Gu Zhuo Piao.
Tapi dia tahu kalau orang itu bukan Gu Zhuo Piao karena dia lebih kurus dan selalu dengan bernada lembut pada saat berbicara. kadang-kadang terdengar seperti seorang perempuan yang bicara. Sangat berbeda dengan ketampanan dan kegagahan Gu Zhuo Piao.
Karena dia membela orang yang disayanginya, maka tanpa teras diapun tersenyum. Tapi bagaimana dia bisa tertawa dengan lega karena ada perasaan lain segera menghentikan senyumnya dan sekarang terlintas di benaknya. Membuatnya terjatuh kembali ke dalam kesedihan yang dalam.
Tangan Zhan Yi Fan mengepal. Dengan marah dia melihat pemuda berbaju bijau itu dan berkata, "Kalau bukan karena Kakak Tang yang menghalangiku tadi, aku ingin melihat wujud aslinya seperti apa?”
Diam-diam Ni Fang Bao merasa aneh dan bertanya, "Adik, mengapa kau marah? Orang itu tidak melakukan apa-apa terhadapmu. Lebih baik jangan mencari masalah. Bukankah kalian akan pergi ke Bei Jing unruk menghancurkan Can Jin Du Zhang?”
Begitu kata-kata Can Jin Du Zhang terdengar oleh Xiao Ling, dia ingin tahu siapa yang ingin mengalahkan Can Jin Du Zhang. Ru Yun Long, Ni Fang Bao melihat pesilat muda yang baru saja berkelana di dunia persilatan, diam-diam dia tertawa dan berpikir, "Hanya mengandalkan ilmu silat seperti itu Tuan ingin mengalahkan Can Jin Du Zhang, itu masih terlalu jauh." Tapi mulutnya berkata, "Jika Pendekar Zhan bisa membasmi iblis itu dari dunia persilatan, kami akan merasa sangat beruntung...”
Tang Hua Long tiba-tiba memotong kata-katanya dan bertanya, "Kakak Ni, Kakak jauh-jauh datang ke He Bei mungkin tujuan kita sama. Katanya Xiao Xiang Bao pun sudah datang.
Zhong Nan Yu Da Fu pun sudah muncul. Kali ini kota Bei Jing pasti sangat ramai.”
Dia tertawa dan menunjuk ke belakang. Laki-laki dan perempuan itu berkata, "Adik-adik, mendengar bahwa di kota Bei Jing telah berkumpul banyak pendekar tangguh, aku tertarik ingin pergi ke Bei Jing. Kebetulan Adik Zhan tinggal di rumahku, kita bersama-sama pergi ke Bei Jing.”
Dia memegang perutnya yang buncit, Tidak disangka di sini aku bisa bertemu dengan Kakak Ni, itu akan lebih baik.”
Orang itu dijuluki Zui Hun (Pengejar roh). Dia mempunyai senjata rahasia terkenal. Dia berkata lagi, "Aku sudah lama tinggal di rumah, aku merasa kesal karena tidak ada pekerjaan. Sekarang setelah keluar malah menemukan keramaian.”
Ni Fang Bao melihat ke arah kereta dan tertawa kecut, "Kali ini aku bukan pergi ke Bei Jing melainkan keluar dari kota Bei Jing.”
Dia menarik nafas dan menunjuk kereta itu, "Yang berada di dalam kereta itu adalah Pendekar Xiao dari Xiang Xiao Bao dan putrinya yang bernama Yu Jian Xiao Ling." Setelah selesai berkata seperti itu Zhan Yi Fan dan Tang bersaudara merasa kaget hingga berteriak.
Tang Hua Long segera melihat kereta itu. jendela kereta tertutup dengan rapat. Dengan cepat dia berkata, "Ternyata Tetua Xiao berada di dalam. Apakah Kakak Ni bisa mempertemukan kami dengan Tetua Xiao?”
Zhan Yi Fan ikut berkata, "Walaupun aku datang jauh-jauh dari Jiang Nan, tapi nama besar Ketua Xiao Xiang Bao sudah lama
SeeYanTjinDjin 231 kuketahui, aku ingin bertemu dengan beliau. Tidak disangka hari ini kita bisa bertemu.”
Ru Yun Long, Ni Fang Bao tertawa kecut dan menghembus nafas panjang dan berkata, "Apakah sepanjang perjalanan kalian tidak mendengar kalau Ketua Xiao Xiang Bao dilukai oleh Can Jin Du Zhang? Kali ini aku pergi dari Bei Jing dengan tujuan mengantar Tetua Xiao kembali ke Xiao Xiang Bao untuk beristirahat. Ceritanya sangat panjang, kalau kalian tiba di Bei Jing lebih baik mampir ke tempat Wei Shou Ru karena Tian Ling Xing, Sun Qing Yu dan Long Shi Jian, Lin Pei Qi, serta Cheng Gai pun berada di sana. Bila kalian telah bertemu dengan mereka maka kalian akan segera mengetahui apa yang telah terjadi sebenarnya.”
Dia menarik nafas lagi, "Sekarang dunia persilatan sedang dilanda bahaya, yang paling menakutkan adalah Can Jin Du Zhang ternyata sekarang ini telah mempunyai murid, dan muridnya itu tidak lain adalah putra perdana menteri.”
Yu Jian Xiao Ling yang sedang berbaring di dalam kereta mendengar setiap kata-kata Ni Fang Bao, kata-kata itu begitu menusuk hatinya. Sekarang kecuali hanya bisa diam apa lagi yang bisa dilakukannya? Selama puluhan tahun Xiao Xiang Bao dihormati oleh dunia persilatan, lama tidak pernah mencampuri urusan dunia persilatan, begitu memutuskan untuk terjun langsung, yang didapatkan malah keadaan seperti ini. Apakah gadis Xiao Men ini tidak akan merasa sedih? Selain itu perasaannyapun terganggu.
Dengan sedih Xiao Ling mehghembuskan nafas panjang, dia menyembunyikan dirinya di balik bayangan kereta yang gelap. Di luar terdengar suara orang terkejut dan suara orang yang menaruh perhatian.
Begitu mendengar Ru Yun Long, Ni Fang Biao menyebutkan nama Gu Zhuo Rao, langsung meninggalkan kesan dalam di hati setiap pesilat tangguh yang baru muncul itu. Setelah mendengar cerita Ru Yun Long, Ni Fang Biao, merekapun membenci Gu Zhuo Piao.
Ru Yun Long, Ni Fang Biac tersenyum licik, diam-diam dia merasa senang karena telah berhasil membuat orang-orang tidak menyukai Gu Zhuo Piao. Karena Gu Zhuo Piao adalah musuh cintanya, kemudian dia berkata, "Aku ditugaskan untuk mengantar Pendekar Xiao kembali ke Jiang Nan, dan aku terpaksa meninggalkan Bei Jing. Aku berharap setelah kalian tiba di Bei Jing kalian bisa mendapatkan cara untuk melawan Can Jin Du Zhang.”
Dia sengaja berhenti bicara, kemudian melanjutkan lagi, "Apalagi Tuan Muda Gu, dengan identitasnya sebagai putra perdana menteri, dia malah menjadi kaki tangan siluman itu, kalau dia tidak dibasmi dari dunia persilatan maka akan terjadi pertumpahan darah. Setelah aku selesai menunaikan tugas ini, aku akan segera kembali, dan bisa ikut serta dalam membasmi siluman itu.”
Zhan Yi Fan tertawa, "Marga Gu itu hanya bisa tenang selama beberapa hari, setelah itu hari-hari yang tidak menyenangkan akan menghantuinya.”
Xiao Ling yang sedang berbaring di dalam kereta mendengar kata- kata seperti ini, apa yang dia pikirkan saat itu?
0-0-0
Malam semakin larut.
Kantor Biao Pin An yang ada di kota Bei Jing karena kedatangan empat orang pesilat tangguh maka keadaan di sanapun menjadi ramai.
Malam-malam mereka kedatangan 3 bersaudara Si Zhuan Tang Men dan juga murid dari Ketua Dian Zhang, Zhan Yi Fan.
Malam itu di ruangan tamu kantor Biao Pin An, lampu dipasang dengan terang hingga pagi hari. Orang-orang yang berkumpul di sana adalah orang-orang terkenal dari dunia persilatan. Yang mereka bahas sekarang adalah tentang iblis yang ratusan tahun ini tidak pernah mati.
Can Jin Du Zhang dan Gu Zhuo Piao yang misterius, keadaan Can Jin Du Zhang yang misterius, juga tentang keberadaan Gu Zhuo Piao yang misterius. Dan dia adalah seorang yang kaya. Mereka terus mendiskusikannya, akhirnya mereka mengambil suatu kesimpulan, "Bila ingin membasmi Can Jin Du Zhang yang disebut juga sebagai siluman, harus melalui Gu Zhuo Piao.”
Pada hari kedua di pagi hari, di depan pintu kediaman perdana menteri, kedatangan dua kereta, dari jauh kereta itu sudah berhenti.
Dari dalam kereta muncul seorang laki-laki setengah bay a dari langkah jalannya dapat diketahui kalau dia adalah orang dunia persilatan. Tangannya memegang sebuah kartu undangan berwarna merah, dengan pelan dia berjalan ke depan pintu kediaman perdana menteri dan memberikan undangan itu kepada pelayan. Isi undangan itu tidak lain adalah ingin bertemu dengan putra perdana menteri.
Laki-laki setengah baya itu tidak lain adalah Long Shi Jian, Lin Pei Qi. Terlihat sikapnya sangat cemas, dia berjalan mondar mandir di depan tangga pintu utama. Walaupun dia sering berkelana dan juga sering melakukan hal yang menyangkut keselamatan nyawanya, melihat peristiwa di mana harus mengalirkan darah, dia sudah biasa. Tapi pada saat dia tiba di depan pintu utama kediaman perdana menteri, dia merasa jantungnya berdebum-debum.
Dari depan pintu dia melihat ke dalam, rumah perdana menteri begitu luas dan dalam, walaupun dia pernah masuk tapi dia tetap merasa tempat itu luas dan dalam seperti laut, bukan tempat yang cocok untuknya.
Dari dalam muncul seorang anak yang usianya sekitar 10 tahun lebih, dia menatap Lin Pei Qi, ialu memberi hormat dan berkata, 'Tuan muda ada di dalam, masuklah melalui pintu yang ada di pinggir.''
Walaupun sikap bocah itu tidak terlalu sopan, tapi Lin Pei Qi tidak peduli karena melihat jabatan Gu Zhuo Piao, bocah itu memang harus seperti itu.
Dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku berharap kau bisa membawaku jalan.”
Bocah itu tidak lain adalah Qi Er, kedua matanya yang besar tampak berkedip-kedip melihat Lin Pei Qi, kemudian dia tertawa dan berkata, "Tuan mudaku mengatakan semua yang datang bersama- sama dengan Tuan dipersilakan masuk, karena selama dua hari ini tuan muda sedang tidak enak badan. Dan dia tidak bisa menerima kedatangan tamu, harap Tuan bisa memakluminya.”
Di dalam kereta masih ada Tian Ling Xing, Tang Men bersaudara, Cheng Gai, dan Zhan Yi Fan, mereka mendengar panggiian Lin Pei Qi, segera mereka mendatanginya.
Qi Er melihat Cheng Gai, dia menyapa, "Ternyata Tuanpun berada di sini.”
Cheng Gai tertawa dengan terpaksa walaupun hatinya tidak senang, dia teringat beberapa hari yang lalu yaitu pada saat di rumah tua itu, dia merasa malu, untungnya orang lain tidak terlalu memperhatikan keadaannya.
Mereka berjalan dan masuk melalui pintu yang ada di sisi, mereka merasa sangat tenang, seperti sedang mengunjungi seorang teman, tapi sebenarnya dalam hati mereka merasa sangat tegang. Apalagi bagi mereka yang pernah menyakiskan ilmu silat Gu Zhuo Piao atau bahkan yang pernah bertarung dengannya dengan identitasnya sebagai Can Jin Du Zhang palsu. Jantung mereka lebih berdebar- debar, mereka takut bila harus sampai bertarung lagi.
Sebelum datang ke sana mereka telah berunding terlebih dulu dan mereka memutuskan untuk bertemu dengan Gu Zhuo Piao, mereka ingin secara terus terang menanyakan apa hubungan Gu Zhuo Piao dengan Can Jin Du Zhang. Merekapun ingin menanyakan beberapa peristiwa berdarah.
Bagaimana jawaban oleh putra perdana menteri ini?
Ide ini bukan berasal dari Tian Ling Xing, Sun Qing Yu, karena dia teringat peristiwa 17 tahun lalu, pada saat rapat di Hua Shan, dia melihat sendiri bagaimana ilmu silat Can Jin Du Zhang yang tinggi, caranya yang kejam dan sadis, sampai sekarang masih terus melekat di benaknya. Beberapa hari lalu dia sempat merasakan lagi jurus- jurus Can Jin Du Zhang.
Karena itu dia selalu berjalan di paling belakang, kalau ada yang menyuruhnya tidak perlu ikut, itu akan lebih baik lagi. Orang yang mempunyai ide ini tidak lain adalah pendekar yang baru berkelana, murid Dian Zhang Pai, Zhan Yi Fan.
Sekarang bersama dengan pesilat muda lainnya dari Tang Men, yaitu Tang Hua Long, mereka berjalan di barisan paling depan. Tangan mereka tampak terkepal, dalam keadaan siap siaga, tapi tangan mereka sebenarnya berkeringat.
Pada saat Zhan Yi Fan baru saja berkelana, jurus yang dilatihnya yaitu Dian Zhang Jian Fa (ilmu pedang Dian Zhang) selama 10 tahun lebih, telah membuatnya terkenal di dunia persilatan.
Dia menganggap walaupun ilmu silat Gu Zhuo Piao sangat tinggi tapi dia masih muda. Sekalipun Gu Zhuo Piao bukan murid Can Jin Du Zhang, Zhan Yi Fan yakin Gu Zhuo Piao tidak akan bisa bertahan terhadap serangan pedangnya serta ketiga pendekar Tang Men lainnya. Karena pendekar Tang Men pun sangat terkenal di dunia persilatan.
Walaupun dalam hati Zhan Yi Fan berpikir seperti itu tapi ketika mendengar nama Can Jin Du Zhang, murid Dian Zhang Pai ini tetap merasa takut juga. Sebenarnya sekarang dia hanya ingin bertemu dengan orang yang mungkin saja mempunyai hubungan dengan Can Jin Du Zhang—apakah di antara mereka memang ada hubungan, sampai saat ini masih belum dapat diketahui jawabannya.
Pada saat memasuki lorong itu, keadaan seperti bertambah gelap, Qi Er beijalan di depan untuk membawa jalan. Dia tertawa dan berkata, "Kalian harus berhati-hati!" Kemudian dia tersenyum, "Udara di sini lembab, jalanan licin, awas jangan sampai terpeleset!”
Karena takut para pendekar itu terpeleset dia berkata seperti itu, tapi kalau kata-kata ini diucapkan oleh orang lain, mungkin akan menjadi bahan keributan, tapi yang mengatakan itu hanya seorang anak kecil. Zhan Yi Fan tidak enak saat mendengarkan hal itu, tapi dia hanya menyimpannya di dalam hati.
Tiba-tiba dari depan tampak seseorang. walaupun Zhan Yi Fan tidak mengenal Gu Zhuo Piao tapi pada saat melihat orang itu mengenakan baju panjang yang mewah, kedua alisnya tebal, hidung yang lurus, mata yang bersemangat, dan pembawaannya yang gagah, dalam hati dia berkata, "Mungkin orang ini adalah Gu Zhuo Piao." Dia segera maju dan memberi hormat, "Aku yakin Tuan adalah Tuan Muda Gu.”
Mulut Gu Zhuo Piao hanya bergerak sedikit, mungkin itu adalah senyuman, "Sudah lama aku mendengar nama besar Anda, hari ini bisa bertemu benar-benar suatu hal yang hebat, tidak salah apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.”
Kedua mata Gu Zhuo Piao melihat orang-orang yang datang, kemudian dia melihat orang yang bicara kepadanya, lalu dia melihat dari atas ke bawah.
Dia merasa mengenal orang itu, ini tidak aneh, dia tertawa dan membalas memberi hormat, Tuan pasti Pendekar Zhan Yi Fan, dan pendekar-pendekar ini pasti pendekar dari Si Zhuan Tang Men. Bagaimana aku Gu Zhuo Piao sampai-sampai membuat orang-orang terkenal seperti Anda datang menjenguk, aku benar-benar kaget.”
Di antara orang-orang yang datang Tang Hua Yu lah yang paling muda usianya. Sekarang wajahnya terlihat kaget, dia menghampiri Gu Zhuo Piao dan memberi hormat, "Aku belum pernah bertemu dengan Tuan Muda Gu, mengapa Tuan Muda bisa...?" kata-katanya belum selesai, tapi artinya tidak lebih adalah, "Aku tidak mengenalmu tapi mengapa kau bisa mengenalku?”
Gu Zhuo Piao tertawa tapi dia tidak menjawab pertanyaan dari Tang Hua Yu, karena yang lainnya sudah mendekat. Tang Ling Xing mendengar dari jauh mendengar pembicaraan mereka, diam-diam dia berpikir, "Tuan Muda Gu memang pintar dan lincah, dari tas yang dibawa oleh Tang Hua Yu, dia pasti sudah bisa menebak identitasnya, dia sangat lincah, pintar, dan teliti.”
Dalam situasi seperti itu, siapapun yang tadi datang bersama- sama dengan Qi Er dan ada yang memakai ikat pinggang tapi tidak ada yang membawa tas, dan di belakang punggungnya terselip pedang panjang, dia pasti adalah Zhan Yi Fan. Sorot mata Gu Zhuo Piao begitu tajam melihat orang-orang itu, kemudian tatapannya berhenti melihat Sun Qing Yu.
Sorot matanya mengandung penghinaan dan hawa yang dingin, membuat Tian Ling Xing yang berpengalaman terpaksa mengalihkan pandangannya ke tempat lain, tidak berani beradu pandang dengan sorot mata Gu Zhuo Piao.
Dia sedikit rkgu seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi Gu Zhuo Piao sudah tersenyum kembali dan berkata, "Aku minta maaf karena aku tidak bisa melayani kalian dengan sempurna, juga tidak mengantar kepergian kalian. Aku telah bersalah kepada kalian. Tolong maafkan kesalahanku. Sekarang kalian datang lagi, aku merasa sangat senang dan berterima kasih atas kedatangan kalian, sekali lagi aku minta maaf.”
Perkataannya baru saja selesai, Cheng Gai dan Lin Pei Qi merasa malu, karena Gu Zhuo Piao selalu menganggap mereka adalah tamu terhormatnya, tapi mereka malah pergi tanpa pamit. Bagaimanapun ini sebenarnya adalah kesalahan mereka, sekarang hal itu diungkit lagi oleh tuan rumah, hal ini benar-benar membuat mereka malu sehingga tidak bisa menjawab.
Terpaksa Sun Qing Yu yang berkata, "Kami beberapa kali telah mengganggu Tuan Muda, ditambah lagi ada orang sakit dan terluka, jadi kami tidak berani mengganggu Tuan Muda lagi. Aku yakin Tuan Muda adalah orang yang pengertian, harap Tuan Muda bisa memaklumi kesulitan kami.”
Gu Zhuo Piao tertawa, dia menatap Sun Qing Yu, "Kalau begitu kedatangan Tetua Sun kali ini, ada keperluan apa?”
Dia tidak tertawa lagi, dari sudut mulutnya terlihat ada senyum dingin. Kedua matanya terus menatap Sun Qing Yu, seperti ingin mengorek isi hati orang yang telah berpengalaman di dunia persilatan ini.
Tian Ling Xing merasa grogi ditatap seperti itu, Tang Hua Yu yang berdiri di sisinya segera mendekat dan tertawa, "Kali ini kedatangan kami ke utara karena sepanjang perjalanan kami mendengar bahwa di kota Bei Jing ada seorang tuan muda yang tampan dan luwes. Ilmu silat ataupun bidang sastra kemampuannya lebih tinggi dari orang biasa, karena itu setelah tiba di kota Bei Jing, kami meminta Tetua Sun memperkenalkan tuan muda itu, dan kami ingin mehgunjungi orang berbakat itu.”
Gu Zhuo Piao tersenyum dan berkata, "Pendekar Tang terlalu memuji.”
Gu Zhuo Piao menatap ke arah pinggang Xiao Mian Cui Hun (Wajah tertawa mengejar roh). Melihat tas yang disulam dengan bagus, sambil tersenyum dia berkata, "Tas yang ada di pinggang Pendekar Tang sepertinya tersimpan berbagai macam senjata rahasia yang terkenal di dunia persilatan, sudah lama aku mendengarnya tapi selama ini tidak ada kesempatan untuk melihatnya. Bolehkan nanti aku melihatnya?”
Wajah Tang Hua Yu yang gemuk segera tersenyum walaupun sebenarnya hal itu terpaksa dia lakukan. Sambil memegang perut buncitnya dia berkata, "Kalau Tuan Muda tertarik dengan teknik sederhana ini, aku akan memperlihatkannya kepada Tuan Muda Gu.”
Walaupun mereka bicara sambil tertawa tapi bahasa mereka tajam. Hati Tian Ling Xing Sun Qing Yu seperti berputar-putar. Dia merasa aneh, mengapa sampai saat ini Gu Zhuo Piao tidak mempersilahkan mereka masuk malah mengobrol di sisi lorong kecil ini.
Tiba-tiba dia berpikir, "Apakah Tuan Muda Gu sudah mengetahui maksud kedatangan mereka dan di dalam lorong ini sudah dipasang perangkap?”
Dia berpengalaman di dunia persilatan dan dijuluki Tian Ling (orang pintar) dan diapun orang yang sangat licin. Dia tetap tersenyum pura-pura tidak tahu apa-apa dan berkata, "Tuan Muda seperti naga dan phoenix, pintar dan juga tampan, kami hanya orang bodoh, karena itu kami meminta petunjuk kepada Tuan Muda untuk beberapa masalah.” Gu Zhuo Rao tertawa dan berkata, "Kalian sudah datang kemari, seharusnya aku yang menjadi tuan rumah menemani kalian, tapi kebetulan baru saja ada pelayan yang membawa pesan bahwa ayahku menyuruhku untuk menghadapnya, terpaksa aku harus
meninggalkan kalian. Harap kalian bisa memaafkanku.”
Ternyata Gu Zhuo Piao mulai mengusir mereka. Wajah Tang Hua Long dan Tang Hua Yu terlihat berubah. Zhan Yi Fan tampak mengerutkan dahi, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.
Tapi Gu Zhuo Piao malah tertawa dan berkata, "Jika kalian mencariku untuk menanyakan petunjuk, setengah jam lagi aku akan sudah kembali. Asal kalian memberitahu di mana tempatnya, tidak perlu sengaja datang kemari mencariku.”
Wajahnya tertawa tapi di balik tawanya membuat orang lain merasa takut.
Tian Ling Xing Sun Qing Yu berpikir, "Setengah jam lagi adalah jam satu malam. Malam-malam begitu untuk apa?”
Hatinya mulai merasa tidak tenang. Dengan tertawa dia berkata, Tuan Muda ada keperluan lain, kami tidak akan mengganggu. Kami pamit dulu...”
Tapi Zhan Yi Fan sudah berkata, "Tuan Muda sudah menjanjikan waktu, itu lebih baik. Hanya kami baru tiba di kota Bei Jing, kami tidak tahu jalan juga tidak tahu di mana ada tempat yang layak untuk menginap, aku rasa Tuan Muda bisa memberitahukan tempat yang baik kepada kami. Nanti jam satu malam, kita akan bertemu dan mengobrol.''
Qi Er yang berdiri di sisi tuan mudanya dengan mata besar terus menatap orang-orang yang datang itu. Segera dia berkata sambil tertawa, "Tuan Muda, aku ingat ada satu tempat yang bagus. Pada saat Tuan Muda bermain dan secara kebetulan saat itu Tuan Muda bertemu dengan Pendekar Cheng. Tempatnya sepi, tenang, dan tidak banyak orang. Nanti aku akan menyuruh orang untuk membersihkan tempat itu kemudian memasang meja dan menyuguhkan makanan sambil mengobrol. Bukankah itu lebih baik?” Kedua alis Gu Zhuo Piao tampak berkerut, dia marah, "Qi Er, jangan ikut campur!”
Zhan Yi Fan tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Pelayan ini masih kecil tapi bisa mengatur semuanya dengan baik. Baik, baik! Lebih baik kita pilih tempat itu saja.”
Dia berkata kepada Cheng Gai, "Biar Tetua Cheng yang membawa jalan.”
Gu Zhuo Piao tetap tersenyum dan berkata, "Kalau Pendekar Zhan bermaksud seperti itu, baiklah kita tentukan saja di sana tempatnya. Sekarang aku pergi dulu, harap kalian memaafkan kelakuanku yang tidak sopan." Dia membalikkan badan dan berlalu dari sana.
Kedua alis Tian Ling Xing yang putih berkerut melihat bayangan belakang Gu Zhuo Piao. Hatinya terasa sangat kacau. Dia tahu putra perdana menteri ini tidak memilih tempat lain tapi memilih tempat sepi untuk mengobrol, pasti ada maksud lain di balik semua itu.
"Apakah dia sudah tahu kalau kami sudah mengetahui bahwa dia adalah murid Can Jin Du Zhang, karena itu dia ingin membunuh kami sekaligus?”
Hatinya bergetar dan berpikir, "Dimana Can Jin Du Zhang yang asli sekarang berada? Terakhir dia muncul adalah sewaktu polisi Jin Yan Peng mati—karena di tubuh mayat Jin Yan Peng ada bekas telapak tangan berwarna emas— kemudian beberapa kali Can Jin Du Zhang muncul, mungkin itu adalah Gu Zhuo Piao yang memalsukan Can Jin Du Zhang. Malam ini, apakah dia akan datang?”
Otaknya terus berpikir dengan cepat. Dia melihat Gu Zhuo Piao dan Qi Er yang masuk ke dalam.
Begitu masuk ke balik pintu, Qi Er segera membalikkan badan dan menutup pintu. Dengan cepat dia berjalan ke sisi Gu Zhuo Piao. Lagaknya seperti orang dewasa, dia menarik nafas panjang dan berkata, "Tuan Muda, aku tahu Tuan pasti merasa pusing. Jika terus seperti itu, bagaimana dengan kesehatan Tuan? Aku...” Mata anak lincah itu memerah. Dia berkata, "Aku telah ditolong oleh Tuan, beberapa tahun ini aku selalu mengikuti Tuan. Tuan sangat baik kepadaku, tidak menganggap aku pelayan atau orang lain. Walaupun aku masih kecil dan belum mengerti apa-apa tapi melihat Tuan Muda setiap hari terlibat banyak masalah, aku ikut merasa sedih.”
Gu Zhuo Piao ikuti menarik nafas. Kepala menunduk lama. Tiba- tiba dia mengangkat kepala dan berkata, "Carilah kakekmu, lewat makan malam datanglah ke sini.”
Dia menarik nafas panjang. Bila teringat rumah itu, dia pasti akan teringat pada Xiao Ling, mengingat pada saat bibirnya bertemu dengan bibir Xiao Ling dan sikap Xiao Ling yang malu-malu dan gemetar. Mengingat di sisi perapian melewati hari penuh cinta.
Dia bergetar merindukan perasaan ini, kemudian dia menarik nafas untuk menutupi gejolak hatinya.
Karena itu semua yang pernah malaminya, seperti membeku menjadi berlian, tersimpan di balik wajahnya yang dingin dan keras seperti es.
Tersimpan di dalam otak, kecuali dirinya tidak ada orang yang mengetahui di mana berlian itu tersimpan? Perasaan rindunya kepada Xiao Ling hanya menambah sudut baru pada berlian ini.
Qi Er menarik nafas. Dia ingin menyampaikan sesuatu tapi akhirnya malah diam. Begitu Gu Zhuo Piao yang tampan dan luwes tertutup oleh bayangan gunung buatan itu, dia baru keluar dari pintu yang ada di sisi.
Dia tidak naik kereta juga tidak naik kuda tapi berjalan dengan sangat cepat. Wajahnya yang lincah, nakal, polos, sekarang tertutup dengan kebingungan. Apakah yang sedang dia piMrkan saat ini?
Hanya dalam waktu sekejap dia sudah tiba di depan rumah yang sangat besar. Ini adalah tempat di mana Yu Jian Xiao Ling pernah menginap. Seperti dulu rumah ini masih terkunci rapat dan gembok yang mengunci rumah itu dipenuhi dengan debu tebal. Sepertinya rumah ini sudah lama tidak ditinggali. Dengan cepat Qi Er mengetuk ring pintu. Setelah lama pintu besar itu baru terbuka sedikit. Yang membuka pintu adalah seorang pak tua yang 2 kali telah membuka pintu untuk Xiao Ling masuk. Dengan suara rendah dia bertanya, "Siapa? ada apa?—”
Begitu kepala yang dipenuhi dengan rambut putih muncul dari balik pintu dan melihat siapa yang mengetuk pintu, wajahnya yang kekuningan segera tersenyum senang. Dan berkata, Ternyata kau, cepat masuk di luar sangat dingin." Tidak perlu tenaga besar untuk membuka pintu berat itu.
Mengapa dia bisa membuka pintu hanya dengan menggunakan sebelah tangan? Karena dari pundak kiri hingga ke bawah hanya ada lengan baju yang terlihat kosong. Tangannya tepat putus dari pundaknya. Dengan ramah dan sikap sayang, dia terus mengelus kepala Qi Er dan berkata, "Kau sudah lama tidak menengok kakek ke mana saja? Di sini udara sangat dingin, kau harus berhati-hati! Jangan sampai kedinginan! Heehh—”
Pak tua yang hanya mempunyai sebelah tangan itu terdengar menghembuskan nafas panjang dan berkata, "Kau harus tahu bahwa marga Xie hanya tinggal kau seorang*—* Dia menarik nafas panjang lagi kemudian menepuk-nepuk kepala Qi Er, "Mana tuan muda? Apakah dia baik-baik saja?”
Mata Qi Er menjadi.merah dan mengikuti pak tua itu masuk ke dalam rumah. Di dalam sangat hangat karena dipasang penghangat ruangan. Tapi hati Qi Er merasa sangat sedih karena dia tahu selama ini kakeknya belum pernah memasang penghangat badan, sekalipun sedang musim salju, sekarang kakeknya memasang penghangat tubuh berarti tubuh kakek semakin lemah.
Dia masuk ke dalam pelukan pak tua itu dan berkata, "Kakek, Tuan muda berpesan supaya malam ini Kakek datang ke rumah tuan muda.”
Pak tua itu menyahut, lalu sudah menundukkan kepalanya seperti berpikir. Tiba-tiba matanya bercahaya dan dia bicara pada dirinya sendiri, "Sangat baik, ini sangat baik! Akhirnya aku mempunyai kesempatan untuk membantu Tuan muda. Hanya dengan cara itu, aku bisa tenang menutup mata.”
Matanya penuh dengan kasih sayang melihat cucunya. Pelan-pelan dia berkata, "Nak! Jangan lupa nyawa kita ditolong oleh Tuan muda. Kalau tidak ada Tuan muda, kita berdua sudah mati. Dendam ayah dan ibumu siapa yang akan membalasnya? Teringat hari itu, seperti baru saja terjadi di depan mata.”
Dia berhenti bicara sejenak lalu mengelus kepala Qi Er dan berkata, "Asalkan kau bisa menguasai ilmu silat Tuan muda 10% nya saja, kau bisa memakainya seumur hidup. Walaupun musuhmu telah dibunuh oleh Tuan muda, dendam sudah terbalas, tapi kakek berharap kau bisa mempunyai ilmu silat lebih kuat dibandingkan kakek. Kau harus bisa mewaMli keluarga Xie di dunia persilatan.”
Qi Er masuk ke dalam pelukan kakeknya. Dua tahun lalu telah terjadi tragedi berdarah, di dalam otaknya yang kecil meninggalkan kenangan sangat jelas. Air matanya bercucuran karena hari itu keluarga mereka yang hangat dan tenang hancur begitu saja. Ayah dan ibunya dibunuh oleh musuh mereka.
Malam itu bintang-bintang bertaburan, udara sangat panas, mereka sekeluarga duduk di pekarangan. Kakek menunjuk bintang yang ada di langit, memberitahu kepada Qi Er kalau bintang-bintang itu bisa menunjukkan arah. Menurut kakek, orang yang berkelana di dunia persilatan harus bisa mengenali bintang-bintang itu. Bila berjalan di malam hari, dia tidak akan tersesat. Qi Er dengan cepat mengingatnya. Kakek tertawa dengan senang.
Suara tawa kakek belum selesai, di atas atap dan dari balik dinding tiba-tiba muncul banyak bayangan. Ayah, ibu, dan kakeknya segera meloncat. Ternyata mereka adalah perampok. Sewaktu kakek dan ayah menjadi pengawal, perampok itu pernah bermasalah dengan mereka. Begitu ayah dan kakek pensiun, mereka datang untuk membalas dendam.
Bayangan orang-orang begitu banyak, semua tampak membawa senjata. Mereka bertarung dengan ayah dan kakek. Beberapa dari mereka berhasil dibunuh oleh ayah, kakek, dan ibu. Tapi jumlah mereka sangat banyak, kakek dan ayah tidak membawa senjata.
Qi Er berdiri mematung di beranda. Dia berharap kakek dan ayahnya bisa menang dan mengusir mereka pergi, tapi hanya dalam waktu singkat ayah dan ibunya terbunuh. Tangan kiri kakeknyapun dibacok hingga putus. Tapi dia masih terus bertahan melawan para perampok itu. Qi Er merasa sangat cemas. Dia berteriak dan berlari keluar, dia ditendang oleh salah satu perampok itu dan diapun jatuh berguling-guling di bawah tembok.
Perampok itu membawa senjata, dia datang sambil tertawa sinis. Qi Er sadar bahwa diapun siap-siap akan dibunuh. Dia hanya memejamkan mata dan berpikir, "Bila aku mati aku bisa naik ke langit dan mencari ayah dan ibu, tapi kalau kau mati kau akan masuk neraka.”
Terdengar teriakan, ternyata Qi Er tidak mati, yang mati malah orang yang berniat membunuh Qi Er. Qi Er langsung membuka matanya dan melihat ternyata di pekarangan itu tampak seseorang.
Orang itu mengenakan baju panjang, dan Qi Er melihat para perampok itu dibunuh oleh orang itu.
Qi Er mengenang kembali peristiwa malam itu, air matanya membasahi wajahnya yang lucu, dia memanggil, "Tuan Muda.”
Karena orang yang menolongnya itu tak lain adalah Gu Zhuo Piao. Gu Zhuo Piao telah menolongnya juga kakeknya, serta membalaskan dendam mereka. Semua itu membuat Qi Er merasa berterima kasih seumur hidup. Pak tua yang tangannya telah putus itupun sekarang tampak sedang berpikir, tiba-tiba dia berdiri lalu dengan pelan berjalan ke ruang sebelah dan berkata, "Anak, ikutlah denganku!" Qi Er mengikuti kakeknya masuk ke dalam ruangan itu. Pak tua masuk ke dalam kamarnya dan berdiri di sisi tempat tidur sambil berpikir, setelah itu dia berkata pada Qi Er, "Anak, turunkanlah golok yang tergantung di dinding itu.”
Di dinding tergantung sebuah sarung berwarna kuning, dan di dalam sarung itu terdapat sebuah golok berwarna ungu. Walaupun Qi Er merasa aneh dengan kelakuan kakeknya, tapi dia tetap dengan ringan meloncat ke arah sana. Dan golok yang tersimpan di tempat tinggi itupun diturunkannya.
Wajah pak tua itu tampak serius, dia tersenyum melihat ilmu meringankan tubuh cucunya. Begitu Qi Er membawa golok itu ke hadapan kakeknya, pak tua itu dengan pelan menjulurkan tangannya dan memerintahkan Qi Er, "Cepat potong ibu jari dan jari tengah kakek!”
Wajah Qi Er berubah dia kaget hingga mundur beberapa langkah, pak tua itu membentak, "Apakah kau tidak mendengar perkataanku? Apa kau akan membantah perintah kakek?”
Kemudian dia melihat ekspresi Qi Er, dia menarik nafas pelan- pelan dan berkata, "Anak, aku ingin bertanya kepadamu, apakah tuan muda baik-baik saja?”
Air mata Qi Er belum mengering, sekarang wajahnya bertambah basah lagi.
Dia menundukkan kepala dengan sedih dia berkata. "Tuan muda sekarang-sekarang ini selalu terdengar menarik nafas, sifatnyapun berubah menjadi kasar, sebentar marah sebentar tersenyum, sering menatap langit dan seperti mernikirkan sesuatu.”
Dia berkata pada kakeknya lagi, "Sekarang ini hati tuan muda sedang kacau, aku mengerti dengan keadaan ini tapi kakek... kakek. ”
Dia menangis dan tidak bisa bicara lagi, kedua alis pak tua itu tampak berkerut, dia menarik nafas dan berkata, "Kita sekeluarga telah ditolong oleh Tuan muda, bagaimanapun kita harus membalas budinya.”
Tiba-tiba matanya bercahaya aneh, "Seorang laki-laki di dunia ini harus bisa membedakan mana budi mana dendam.
Ada dendam tapi tidak dibalas itu bukan perbuatan yang baik, bila sudah menerima budi dari orang lain tapi tidak membalasnya itu adalah perbuatan orang kedil. Nak, apakah kau mau kakekmu ini menjadi orang kerdil?”
Qi Er mengangguk mengerti, pak tua itu mengeluarkan telapak tangan kanannya dan dengan tegas berkata, "Kalau begitu, turutilah kata-kata kakek.”
Qi Er melihat wajah kakeknya yang kurus dan berwarna kuning, dia merasa kalau wajah kakeknya adalah wajah yang paling tampan. Itu adalah wajah dari seorang laki-laki sejati. Wajah itu tidak terlihat tua dan kering lalu menjadi jelek. Malah membuat orang yang melihatnya menaruh hormat kepadanya.
Karena itu dengan pelan sambil gemetar dia mengeluarkan golok itu, golok itu diarahkan ke wajah kakeknya.
Karena orang lain membuat tubuh menjadi cacat walaupun ini balas budi, orang seperti ini pantas untuk dihormati.
0-0-0
BAB 9
Perubahan besar di tempat terpencil
Sun Qing Yu, Tang bersaudara, dan Zhan Yi Fan pada saat melihat kepergian Gu Zhuo Piao hati mereka menjadi tidak tenang, akhirnya merekapun keluar dari lorong itu.
Zhan Yi Fan terus memegang pedang yang terselip di belakang tubuhnya, dia melihat ada seseorang yang sedang berdiri menyandar di keretanya, tampaknya dia sudah lama berdiri di sana.
Begitu melihat bayangan orang itu dengan jelas, wajahnya tampak berubah, dia segera maju dan berkata, "Sahabat, kau datang lagi!”
Dia tertawa dingin dan berkata, "Kawan, bila ada perlu mencari marga Zhan, aku harap tidak perlu secara sembunyi-sembunyi lagaknya seperti seekor tikus.”
Begitu Zhan Yi Fan bergerak, pandangannya mengikuti dia, melihat orang yang sedang menyandar di sisi kereta, mereka berteriak seperti tidak menyangka bakal terjadi seperti itu. Orang yang sedang menyandar itu tidak lain adalah orang misterius yang mengenakan baju hijau, sekarang dia sedang berdiri dengan sikap malas-malasan. Masih dengan tertawa dia berkata, "Aneh, ini sarigat aneh. Apakah Tuan boleh datang ke tempat irii sedangkan aku tidak boleh? Tuan benar-benar galak, aku bukan seekor tikus, tapi Tuan malah terlihat seperti seekor anjing liar yang terus menggonggong.”
Pada saat orang itu memarahi Zhan Yi Fan dia masih tampak tertawa dan tidak tampak marah.
Tapi Zhan Yi Fan sudah marah, pada saat keluar dari Si Zhuan dia bertemu dengan orang itu, saat itu Zhan Yi Fan sedang berada di sebuah rumah makan, karena terlalu banyak minum omongannya melantur ke mana-mana.
Semenjak itu sepanjang perjalanan Zhan Yi Fan, orang itu selalu mencari masalah dengannya, kalau bukan karena selalu dihalang- halangi oleh Tang Hua Long yang sudah berpengalaman, Zhan Yi Fan pasti sudah membolongi jantung orang itu, mungkin dengan cara seperti itu perasaan Zhan Yi Fan baru merasa puas. Sekarang Zhan Yi Fan terlihat sangat marah, dia berteriak, "Betid! Aku memang anjing liar, hari ini si anjing liar ingin bermain dengan Tuan, apakah Tuan siap melayani anjing liar ini?”
Karena Zhan Yi Fan marah dia terus mengatakan, "Aku adalah anjing liar, aku adalah anjing liar.”
Pemuda berbaju hijau itu tertawa dan berkata, "Ternyata Tuan memang seekor anjing liar, kalau begitu, maaf, aku pergi dulu! Walaupun aku bukan seorang berbakat tapi aku bukan orang gila yang sampai harus bermain dengan anjing gila dan ikut menggonggong. Aku pamit dulu!" Dia membalikkan badan dan pergi dari sana. Zhan Yi Fan memang tidak pandai bicara, sekarang dia menjadi marah karena pemuda itu, dan melihat pemuda itu pergi begitu saja, dia tidak ingin melepaskan kesempatan yang ada, dengan cepat dia maju menghampiri pemuda itu dan membentak, "Sahabat, kalau kau mau melarikan diri dari sini tidak semudah itu.
Kalau kau mau meninggalkan tempat ini tunjukan dulu beberapa jurusmu padaku dan buatlah aku merasa puas dan kagum kepadamu. Hari ini jangan harap kau bisa pergi begitu saja!”
Pemuda itu berhenti melangkah dia membalikkan badan, masih dengan sikap bercanda dia berkata, Tidak disangka, sungguh tidak disangka Ternyata Tuan adalah orang yang senang mengganggu orang lain, kalau Tuan ingin bercakap-cakap denganku lebih baik gunakan kalimat dengan 5 atau 7 huruf. Atau membaca puisi, dari sana dapat diketahui apakah kau benar-benar memiliki ilmu yang tinggi atau tidak?”
Pemuda itu terus bicara membuat orange orang yang ada di sisi mereka ingin tertawa. Tapi Sun Qing Yu tampak mengerutkan dahinya, Ternyata diapun seperti Tang Hua Long. Dia melihat kalau pemuda berbaju hijau yang selalu berpura-pura gila ini adalah seorang pesilat tangguh dan juga orang ternama.
Karena marah wajah Zhan Yi Fan sangat merah, dia membentak, "Apa kau tidak akan marah bila selalu diganggu dan selalu dicereweti? Kau benar-benar cerewet seperti seekor ayam atau seperti perempuan bawel?”
Karena sangat marah kata-kata yang diucapkan Zhan Yi Fan membuat pemuda berbaju hijau itu tertawa terbahak-bahak, Sun Qing Yu pun sudah tidak kuat menahan tawa.
Ternyata sejak kecil Zhan Yi Fan selalu berlatih ilmu silat dan jarang belajar ilmu surat, karena itu banyak kata-katanya yang tidak pas terdengar di telinga.
Karena ditertawakan oleh banyak orang, Zhan Yi Fan bertambah marah, ditambah dengan kekesalan yang belum terlampiaskan, dia segera membentak, tubuh dan kakanya berubah membentuk kuda- kuda dan siap mengeluarkan jurus untuk menyerang pemuda itu.
Ilmu sastra Zhan Yi Fan memang tidak tinggi tapi kemampuari ilmu silatnya tidak boleh dipandang sebelah mata, pada saat dia menyerang kepalan tangannya membawa angin besar, walaupun marah dia berusaha mengumpulkan tenaga dalamnya dan nafsu membunuh segera muncul dari dalam dirinya. Pemuda itu kaget dan berteriak, sepertinya dia tidak bisa berdiri dengan tegak, karena kaget tubuhnya menjadi miring dan terjengkang ke belakang, tapi dengan cara tadi dia berhasil menghindari jurus-jurus Zhan Yi Fan. Membuat Zhan Yi Fan tidak bisa meneruskan jurus berikutnya.
Tian Ling Xing, Sun Qing Yu dan Xiao Mian Cui hun, Tang Hua Long secara bersamaan mendekati mereka, dan langsung memberi nasihat sambil berusaha melerai, "Adik Zhan, masih ada hal yang lebih penting, untuk apa marah-marah hanya karena hal kecil seperti ini, cepat hentikan!”
Tapi mata Zhan Yi Fan tampak sudah menjadi merah karena kemarahannya sudah memuncak, nasihat orang lain tidak didengamya lagi, dia berteriak, "Kalian jangan ikut campur, walaupun hari ini langit melarangku tapi aku harus tetap berkelahi dengan tikus ini.”
Dia maju lagi, pemuda berbaju hijau itu pura-pura ketakutan, dia berteriak, "Awas! Awas! Dia akan membunuh orang-orang di sini!" Kakinya salah jalan sehingga tubuhnya menjadi limbung ke kiri dan ke kanan, kepalan tangan Zhan Yi Fan diluncurkan dengan cepat tapi karena pemuda berbaju hijau itu selalu oleng ke kiri dan ke kanan, dia bisa menghindari kepalan tangan itu.
Sun Qing Yu dan Tang Hua Long merasa cemas tapi mereka tidak bisa menghentikan tindakan Zhan Yi Fan, tapi mereka bisa melihat dengan jelas gerakan pemuda berbaju hijau yang selalu bertindak seperti orang gila ini, ternyata dia memang berilmu silat tinggi.
Sewaktu mereka berkelahi dengan sengit tiba-tiba dari kejauhan terlihat ada dua orang yang berlari ke arah mereka, dan mereka membentak, "Siapa yang berani membuat keributan di depan kediaman perdana menteri? Mungkin pantat kalian sudah gatal dan ingin dipukul oleh tongkat kayu?”
Sun Qing Yu melihat dua orang yang sedang berlari ke arah mereka itu adalah dua orang pengawal dan mereka tidak lain adalah prajurit penjaga kediaman perdana menteri, biasanya para pendekar tidak peduli dengan orang-orang pemerintahan dan sebisa mungkin jangan sampai terlibat dengan orang-orang seperti itu, mereka tidak ingin membuat orang pemerintahan marah apalagi ini adalah kediaman perdana menteri.
Karena itu dia segera membentak Zhan Yi Fan dan berbicara dengan kedua pengawal itu sambil terus meminta maaf.
Melihat keadaan menjadi seperti itu mau tidak mau Zhan Yi Fan berhenti berkelahi, tapi matanya tidak pernah lepas dari pemuda itu, seperti takut kalau pemuda itu akan kabur.
Pemuda berbaju hijau itu berdiri sambil tertawa tapi dia tidak lari dari sana, kedua pengawal kediaman perdana menteri walaupun harus menjalankan tugas mereka tapi begitu melihat penampilan mereka, para pengawal itu segera sadar kalau orang-orang itu adalah orang-orang persilatan berilmu tinggi.
Mereka sadar lebih baik jangan mengambil resiko dengan orang- orang seperti itu, sekarang orang-orang itu telah berhenti bertarung, karena itu mereka segera berkata, "Kalian adalah orang-orang persilatan, kota Bei Jing begitu luas banyak tempat bisa dijadikan tempat untuk bertarung, mengapa memilih di depan pintu kediaman perdana menteri? Kalau sampai perdana menteri terbangun dari tidurnya, siapa yang akan bertanggung jawab? Kami bisa kehilangan pekerjaan hanya karena tindakan
kalian.”
Mata Sun Qing Yu segera berputar, sambil tertawa dia berkata, "Harap Tuan-Tuan bisa memaafkan kelakuan kami, sebenarnya kamipun tidak ingin membuat keributan di sini, kami baru saja mengunjungi Tuan Muda Gu dan baru keluar dari rumahnya, tapi telah terjadi kesalahpahaman.”
Kedua penjaga itu saat mendengar nama Tuan Muda Gu disebut, dengan cepat mereka bicara lagi, "Kalau begitu kalian lebih baik cepat pulang, jangan membuat kami kena masalah!”
Dengan cepat Sun Qing Yu berkata, "Itu lebih baik, lebih baik, tidak akan terjadi apa-apa, jadi Tuan-Tuan bisa tenang." Segera dia menyuruh mereka naik kereta, sambil berkata pada pemuda berbaju hijau itu, "Silakan pengawal masuk dulu, masalah kecil mudah dibereskan, kita bisa pergi ke tempat lain untuk mengobrol. Aku tidak berniat jahat, jadi pengawal tidak perlu merasa khawatir.”
Pemuda berbaju hijau itu tersenyum, dia masuk ke dalam kereta, Zhan Yi Fan yang masih marahpun ikut masuk ke dalam, begitu naik dia berkata pada kusir, "Kota Bei Jing begitu luas, tolong carikan sebuah tempat kosong dan berhentilah di sana, jangan terlalu banyak orang kalau bisa.”
Kereta mulai berjalan, Sun Qing Yu melihat Zhan Yi Fan, dia tahu kalau Zhan Yi Fan benar-benar marah, walaupun dia dua generasi lebih tua, tapi Zhan Yi Fan adalah murid tertua dari Qi Shou Shen Jian, Sun Qing Yu tidak memiliki cara untuk menasihati Zhan Yi Fan. Pemuda berbaju hijau itu bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu di antara mereka. Wajahnya terlihat berseri-seri, Sun Qing Yu menatap pemuda itu, kedua matanya terlihat bersemangat, wajahnya tampan, pada saat tertawa terlihat giginya yang putih seperti giok, sepasang tangannya sangat putih, jari-jarinyapun lentik.
Kerah bajunya sangat tinggi hingga menutupi leher, seperti takut orang-orang akan melihat apakah dia mempunyai jakun atau tidak, karena itu Sun Qing Yu tersenyum melihatnya, walaupun tidak menampakkan ciri khas lainnya, tapi Sun Qing Yu yakin kalau pemuda itu adalah seorang gadis yang sedang menyamar.
Tapi dia tidak mau mengatakannya, hanya dalam hati dia berpikir, "Orang ini masih muda dan diapun seorang perempuan, tadi dia mengeluarkan ilmu hebat dari sana bisa dilihat kalau orang ini memiliki ilmu silat tinggi. Siapakah dia sebenarnya? Mengapa di dunia persilatan tiba-tiba muncul begitu banyak pesilat muda yang tangguh?”
Kereta kuda sebenarnya berjalan cepat tapi Zhan Yi Fan selalu menyuruh kusir menjalankan kereta lebih cepat maka keretapun melaju dengan kencang.
Di dalam kereta itu berisi 4 orang penumpang kecuali Sun Qing Yu masih ada gadis itu sedangkan yang satu lagi adalah Tang Hua Long, dia sangat memperhatikan hal ini. Tang Hua Long sedang memikirkan pemuda berbaju hijau itu, "Orang itu berilmu sangat tinggi, kalau malam ini dia bisa ikut kami untuk bertemu dengan Gu Zhuo Piao, dia bisa membantu kami, aku yakin pada saat mendengar nama Can Jin Du Zhang, dia pasti akan merasa marah juga. Selama ratusan tahun ini Can Jin Du Zhang selalu mengaduk-aduk kalangan persilatan.”
Pada saat dia sedang memikirkan hal itu, akhirnya keretapun berhenti, segera Zhan Yi Fan membuka pintu kereta dan turun, dia melihat ke sekeliling tempat itu. Ternyata tempat itu sangat sepi, salju menumpuk dengan tinggi sepertinya tempat itu sudah lama tidak didatangi orang.
Zhan Yi Fan tersenyum dengan puas tapi senyumnya segera menghilang, dia membentak ke dalam kereta, "Tuan, tempatnya sudah ada, cepat keluar.”
Sun Qing Yu dan Tang Hua Long saling pandang, mereka sedang berpikir dengan cara apa supaya kedua orang itu tidak perlu bertarung.
Akhirnya pemuda berbaju hijau itu turun, dia melihat salju yang putih dan pepohonan yang dipenuhi dengan salju, benar-benar pemandangan yang indah, tidak jauh dari sana ada beberapa bunga Mei Hua yang sedang mekar-mekarnya dan menyebarkan harum yang sedap.
Pemuda berbaju hijau itu seperti tertarik dengan pemandangan di sana, dia terus memuji dan berkata, Tidak disangka, kusirpun bisa mendapatkan tempat dengan pemandangan seperti ini, aku merasa sangat senang.”
Sambil menggoyangkan kepala, Zhan Yi Fan berkata, "Udara jelek seperti ini, salju begitu tebal, mayat siapapun yang terbaring di sini tidak akan membusuk, aku marga Zhan merasa beruntung bisa mendapatkan tempat seperti ini, nasibku benar-benar mujur!”
Pemuda berbaju hijau itu tertawa terbahak-bahak, suaranya tinggi dan keras, membuat salju yang menumpuk di atas pepohonan tergetar oleh suaranya dan jatuh. Sun Qing Yu dan Tang Hua Long saling berpandangan lagi.
Zhan Yi Fan bukan orang bodoh, dia tahu kalau pemuda itu berilmu silat tinggi, karena itu dia terus menerus menghina pemuda itu, apalagi di sisinya ada dua orang yang siap membantunya, dia tidak merasa takut.
Begitu mendengar tawa pemuda itu, dia merasa sedikit terkejut, dia menurunkan pedang yang terselip di belakang punggungnya, kemudian dia menggetarkan pedang itu seperti air yang turun dari langit. Pedang itu adalah pedang yang bagus, ilmu pedang milik Zhan Yi Fan pun bukan ilmu biasa.
Pada saat pedang berada di dalam geriggaman Zhan Yi Fan, sikapnya berubah menjadi tenang, selama 10 tahun lebih dia berlatih, walaupun sedang marah besar dia tidak akan melupakan dasar-dasar ilmu silatnya.
Pemuda itu berhenti bicara, dengan angkuh dia melihat kelakuan Zhan Yi Fan, kemudian dia tertawa dan berkata, "Kelihatannya Tuan benar-benar ingin menusukku, tidak apa-apa, tidak apa-apa, kelihatannya mayatku harus dikubur di sini, tidak apa bila harus mati di bawah tusukan pedang yang tajam.”
Zhan Yi Fan hanya diam matanya terus melihat ujung pedangnya, kemudian beralih melihat pemuda itu, kakinya mulai bergerak, cahaya pedang memenuhi tempat itu.
Tian Ling Xing, Sun Qing Yu dan Xiao Mian Cui Hun, Tang Hua Long adalah orang-orang yang telah berpengalaman, dari gerakan yang dikeluarkan Zhan Yi Fan, mereka tahu kalau dia akan mengeluarkan semua ilmunya. Mereka memuji kemampuan ilmu silat Zhan Yi Fan. Tubuh Zhan Yi Fan bergerak seiring dengan gerakan pedangnya, cahaya pedang bergerak seperti pohon Yang Liu, dan juga seperti salju, dalam waktu sekejap sudah mengeluarkan beberapa jurus. Jurus yang dikeluarkan bertubi-tubi seperti air Chang Jiang tidak pernah berhenti, membuat lawan tidak sempat untuk bernafas lega. Pemuda itu terlihat tetap tersenyum, gerakan kakinya terlihat sedikit kacau bajunya berkibar tertiup angin, dilihat sekilas sepertinya dia akan kalah dan hanya pasrah menerima nasibnya.
Tapi pedang Zhan Yi Fan ternyata sama sekali tidak bisa mengenai pemuda itu.
Sun Qing Yu dan Tang Hua Long mulai merasa khawatir karena mereka belum pernah melihat dari mana asalhya jurus pemuda itu bahkan mendengarnyapun sepertinya tidak pernah. Yang pasti ilmu silatnya sangat tinggi dan tidak terbayangkan.
Wajah Zhan Yi Fan terlihatrsemakin serius, tapi jurus-jurus yang dikeluarkannya semakin melambat, sepertinya di atas pedangnya ada sebuah benda berat yang tidak terlihat dan menempel dengan erat.
Sun Qing Yu dan Tang Hua Long tahu bahwa calon ketua Dian Chang Pai ini sudah berusaha keras, dengan ilmu-ilmunya yang lihai dia sedang berusaha mempermainkan pemuda itu.
Sun Qing Yu dan Tang Hua Long mulai merasa tegang, mereka terus menatap kedua pemuda itu.
Tiba-tiba pemuda berbaju hijau itu tertawa dan berkata, "Aku rasa permainannya sudah cukup.”
Diiringi tawanya dia menggulung lengan bajunya yang lebar dan dia mulai menangkap pedang yang dipegang erat oleh Zhan Yi Fan.
Zhan Yi Fan berteriak, segera mengganti jurusnya, hanya dalam waktu sekejap cahaya pedang berubah seperti seekor naga lincah dan berputar-putar.
Pemuda berbaju hijau itu tertawa dari lengan bajunya yang lebar itu dia mengeluarkan bayangan putih, ternyata itu adalah tangannya yang berwarna putih, begitu dia menarik pedang Zhan Yi Fan, jari pemuda itu langsung menyentil. Terdengar suara TANG, karena disentil, pedang yang dipegang oleh Zhan Yi Fan terputus menjadi dua bagian. Wajah Zhan Yi Fan segera berubah, Sun Qing Yu dan Tang Hua Long hanya bisa terpaku melihat kehebatan jurus itu, mereka hanya diam tanpa bisa berkata apa-apa.
Pemuda berbaju hijau itu tertawa dan dengan dingin dia berkata, "Orang seperti dirimu yang bodoh dan sombong seharusnya dihajar sepenuh tenaga tapi karena disini ada sahabatmu, maka aku memaaikanmu, cepat pergi sekarang juga!”
Zhan Yi Fan berasal dari perkumpulan terkenal dihina seperti itu apalagi melihat pedangnya terpotong menjadi dua, dia hanya bisa menarik nafas panjang, kemudian dia menatap pemuda itu, sebagian pedang yang masih ada di tangannya dimasukkannya kembali ke dalam sarung pedang, kemudian tanpa berkata apa-apa dia pergi begitu saja.
Tang Hua Long berteriak, "Adik Zhan, jangan pergi!”
Tapi Zhan Yi Fan sudah meloncat jauh dari tempat itu, hanya terlihat tubuhnya yang turun naik beberapa kali, dan dia segera menghilang di balik tanah yang dipenuhi timbunan salju.
Tang Hua Long menghembus nafas panjang, dia tahu kalau Zhan Yi Fan tidak menyukai semua ini, karena sejak tadi dia hanya berpangku tangan tanpa berniat untuk menolongnya. Dia melihat ke arah Sun Qing Yu yang sedang memberi hormat kepada pemuda itu.
Wajah pemuda itu kembali seperti tadi penuh dengan senyuman seperti menertawai sesuatu, dia menatap Sun Qing Yu.
Sun Qing Yu memberi hormat dan berkata, "Ilmu silat Tuan tiada batasnya, aku benar-benar kagum dibuatnya, aku bernama Sun Qing Yu, demi perdamaian dunia persilatan aku berharap agar Tuan mau mengulurkan tangan membantu kami untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di dunia persilatan ini.”
Pemuda itu tampak melambaikan tangannya dan berkata, "Pendekar tua, Anda tidak perlu merasa sungkan, walaupun aku tidak berbakat dan tenagaku kecil, tapi kalau dunia persilatan membutuhkan pertolonganku, aku pasti akan membantu, tenagaku akan kusumbangkan.” Pemuda itu hanya tidak menyukai kesombongan Zhan Yi Fan, maka itu dia berniat menghukum Zhan Yi Fan agar dia segera sadar dengan sikap sombongnya. Tapi sikapnya kepada Sun Qing Yu sama sekali tidak tercermin kalau dia mempunyai niat jahat, dan bahasanyapun sangat sopan.
Sun Qing Yu segera berkata, "Apakah Tuan tahu mengenai siluman Can Jin Du Zhang yang sudah ada ratusan tahun lalu dan sekarang dia muncul lagi di dunia persilatan, ilmu silat orang ini sangat hebat, dia telah menerima seorang murid, sepertinya muridnya ini lebih hebat lagi dari Can Jin Du Zhang yang asli...”
Pemuda berbaju hijau itu sepertinya tertarik pada cerita Sun Qing Yu.
Terdengar ada suara kereta yang berhenti di dekat sana, mungkin itu adalah kereta yang ditumpangi oleh Cheng Gai, Lin Pei Qi dan kawan-kawan. Jadi Sun Qing Yu tidak memeriksa siapa yang datang.
Pak tua yang telah makan asam garam dunia persilatan ini telah melihat kemampuan ilmu silat pemuda berbaju hijau ini, dan ilmu silatnya sangat tinggi. Karena tertarik pada pemuda itu maka diapun memutuskan untuk tidak menanyakan identitas pemuda itu. Lebih- lebih tidak mengatakan kalau dia sudah tahu pemuda itu adalah seorang gadis yang sedang menyamar. Sun Qing Yu berkata lagi, "Murid yang diterima menjadi murid Can Jin Du Zhang adalah seorang putra perdana menteri. Orang itu bermarga Gu, dia seorang pemuda yang tampan dan ramah, tapi sebenarnya dia sangat sadis dan kejam. Dia tidak lebih baik dari gurunya, karena itu kelakuan Can Jin Du Zhang seperti seekor harimau galak dan sekarang seperti ditambah sayap.”
Terlihat hati pemuda itu bergejolak tapi dengan cepat dia menutup gejolak hatinya ini. i
Tian Ling Xing, Sun Qing Yu berhenti bicara sebentar, kemudian melanjutkan lagi, "Can Jin Du Zhang sudah lama berbuat kejahatan di dunia persilatan, walaupun aku sudah tua tapi mataku masih bisa melihat dengan jelas. Aku melihat Tuan mempunyai kemampuan ilmu silat yang tinggi, sepertinya hanya Tuan yang mampu menandinginya.”
Pemuda berbaju hijau itu tampak tertawa lagi, sebenarnya dia tertawa hanya untuk menutupi perasaan hatinya yang tidak tenang.
Long Shi Jian, Lin Pei Qi dan Ba Bu Gan Chan, Cheng Gai sudah tiba di tempat itu, setelah mendengar cerita Tang Hua Long secara singkat, kemudian melihat sepotong pedang yang sudah putus. Mereka hanya bisa terpana dan melihat ke arah pemuda itu.
Sun Qing Yu berkata lagi, "Kalau Tuan berniat mengulurkan tangan untuk membantu kami, aku Sun Qing Yu merasa sangat berterima kasih, kalangan persilatanpun akan merasa berterima kasih kepada Tuan.”
Sambil berkata seperti itu, sepertinya Sun Qing Yu siap meneteskan air mata, dia ingin berlutut kepada pemuda itu tapi pemuda itu segera menjawab, "Oh!" dia tenggelam di dalam pikirannya sendiri.
Karena pemuda itu tidak menolak, Sun Qing Yu merasa sangat senang, dia berkata, "Malam ini tepat pukul satu, marga Gu telah berjanji akan menemui kami dan kami akan bertemu di sebuah rumah terpencil. Dan pastinya Can Jin Du Zhang akan muncul, aku berharap Tuan bisa melakukan sesuatu demi...”
Tibat-tiba pemuda berbaju hijau itu memotong kata-katanya dan bertanya, "Rumah terpencil? Ada di mana? Ada di mana rumah terpencil itu?”
Cheng Gai segera berkata, "Rumah itu ada di sebelah barat kota Bei Jing, berjalan melalui Xi Shan, di sana hanya ada sebuah rumah, begitu tiba di sana Anda akan langsung melihatnya.”
Pemuda berbaju hijau itu tampak menundukkan kepalanya, setiap perkataan Sun Qing Yu tadi dia sudah menemukan jawaban dari pertanyaan yang bergejolak di dalam hatinya. Dan semua ini membuatnya berpikir. Para pendekar yang ada di sanapun hanya diam tidak berani mengeluarkan pendapat. Mereka menatap pemuda misterius tapi berilmu silat tinggi itu, berharap dari mulutnya akan mendapatkan jawaban yang membuat mereka merasa puas.
Terdengar suara angin yang berhembus melewati hutan yang telah dipenuhi dengan salju.
Tapi sepertinya pemuda ini menyimpan rahasia besar, terlihat pelan-pelan dia mengangkat kepalanya, kedua matanya yang bercahaya melihat para pendekar di sana dan dia mulai bicara, "Malam ini tepat pukul satu, di barat kota Bei Jing ada sebuah rumah terpencil. Baik! Baik! Aku pasti akan ke sana.”
Baju panjangnya yang lebar tampak bergerak tertiup angin, tubuhnya seperti terbang kemudian dia meloncat beberapa meter, setelah itu tubuhnya berputar, kedua tangannya terbuka, lalu dia terbang ke tempat jauh lagi. Kakinya menginjak salju sebentar lalu melayang lagi.
Dan pemuda berbaju hijau itu langsung menghilang di dalam kegelapan.
Salju yang berada di ranting pohon karena terkena injakan kakinya tampak bergetar kemudian jatuh dari pohon. Dan selain itu orang- orang yang ada di sanapun tampak bergetar di atas hamparan salju.
Kalau tidak menyaksikan sendiri ilmu meringankan tubuh pemuda itu rasanya tidak akan ada seorangpun yang percaya, apalagi dilakukan oleh seseorang yang masih sangat muda—atau seorang gadis.
Pertanyaan beraneka ragam ini memenuhi setiap benak orang yang ada di sana, siapakah orang itu? Untuk apa dia datang ke Bei Jing? Dari mana dia bisa mendapatkan ilmu silat begitu tinggi?
Tapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak ada jawabannya.
Tapi mereka cukup merasa puas karena orang aneh itu sudah menyetujui permintaan mereka, dia setuju pada malam ini tepat pukul satu dia akan datang ke rumah itu. Dengan senang Sun Qing Yu berkata, "Benar-benar seperti gelombang Chang Jiang, yang berada di belakang mendorong yang ada di depan, tidak disangka dia masih begitu muda, tapi ilmu silatnya begitu...”
Sun Qing Yu melihat pedang yang masih berkilau dan berkata, "Jangan salahkan Zhan Yi Fan bersikap sombong karena ilmu silatnya memang sangat tinggi, sayangnya pada saat dia menerima kegagalan dia langsung pergi. Heehhh! Anak muda memang tidak sabaran.”
Di mulut dia memang berkata seperti itu, tapi dalam hati dia sama sekali tidak menyayangkan sedikitpun, karena setelah Zhan Yi Fan pergi datang lagi pesilat yang kehebatannya 10 kali lipat dari Zhan Yi Fan.
Karena itu pesilat tua ini di mulut mengeluh tapi dalam hati dia tersenyum. Setelah itu dia masuk ke dalam kereta.
Di depan mereka, muncul sebuah lukisan indah yang menggambarkan mayat Can Jin Du Zhang yang terbaring di bawah kaki mereka. Dan pemuda berbaju hijau itu berdiri bersama-sama dengan mereka.
Memang benar lukisan itu sangat indah, malah terlalu indah sampai mereka sendiripun tidak percaya.
Malam hari di musim dingin, malam biasanya datang lebih awal, tapi bagi mereka yang sedang menunggu datangnya malam semua ini terasa sangat lama, lebih lama dari biasanya. Tapi dia tetap datang dengan langkah perlahan.
Seperti malam kemarin dan kemarinnya lagi, seperti layaknya malam-malam di musim dingin—
Malam itu tidak ada bintang juga tidak ada bulan. Rasa dingin membuat orang-orang memendekkan leher dan masuk ke dalam mantel yang tebal. Hari begitu dingin seharusnya diam di dekat tungku dengan api menyala, minum arak panas yang harum. Semua ini adalah hal yang menyenangkan. Tapi Gu Zhuo Piao tidak memiliki perasaan seperti itu. Lampu di kamarnya menyala sangat terang, tapi wajahnya bertambah gelap. Terangnya lampu tidak bisa memancarkan apa yang sedang dipikirkannya saat itu.
Sekarang ada seorang pak tua duduk di hadapannya. Seorang pak tua yang tangannya telah putus, wajah pak tua itupun terlihat gelap ditambah lagi kerut-kerut tuanya, tampak kurus dan berwarna kuning serta kering. Semua itu menambah gelap wajah tuanya.
Mereka tidak bicara, apakah karena mereka telah kehabisan kata- kata? Atau karena mereka tidak ada topik yang bisa dibahas? Api tungku sudah padam sejak lama, tapi mereka sepertinya tidak sadar.
Mereka sedang duduk dengan diam.
Diam membuat mereka tidak berkata-kata, juga tidak memperhatikan api tungku yang sudah padam, juga tidak tahu kalau ada seseorang di luar sedang berdiri dengan diam.
Orang itupun sepertinya sedang tenggelam di dalam pikirannya, dia ingin mengetuk jendela, tapi begitu jarinya hampir mengenai jendela dia berhenti di tengah-tengah.
Gu Zhuo Piao tidak menyadari begitu juga dengan pak tua yang lengannya putus itu. Anak kecil itupun tidak tahu. Di dunia ini sepertinya tidak ada yang tahu bahwa malam ini di luar jendela kamar Tuan Muda Gu berdiri seseorang yang pernah mencuri dengar percakapan mereka. Merekapun tidak tahu siapa orang itu.
Sudah sejak tadi Gu Zhuo Piao menghembus nafas panjang, dia berdiri kemudian berjalan ke dalam, tidak lama kemudian dia membawa satu stel baju berwarna kuning dan memberikannya kepada pak tua yang lengannya sudah putus itu.
Wajah pak tua yang gelap itu terlihat ada tawa, pada saat dia melihat mata anak itu tawanya tidak terlihat terlalu sedih.
Tangan kanannya yang masih memiliki 3 jari menunjuk anak itu dan berkata, "Anak ini— Hehhh!”
Kata-katanya belum selesai tapi digantikan dengan tarikan nafas panjang untuk mengakhiri kata-katanya. Karena dia tahu walaupun kata-katanya belum selesai tapi orang lain tentu akan mengerti kelanjutannya.
Mata Gu Zhuo Rao terlihat sedih, dia melihat pak tua dan anak kecil itu, kemudian dia membalikkan badan, berjalan ke kamar satu lagi.
Suara hembusan angin terdengar semakin keras meniup kertas jendela sehingga terus berbunyi.
Malam semakin larut, tiba-tiba...
Di belakang halaman kediaman perdana menteri muncul bayangan berwarna kuning, bayangan itu naik ke atas dinding. Setelah itu dia melihat arah lalu turun dari dinding. Hanya beberapa kali loncat dia sudah menghilang di dalam kegelapan.
Qi Er dengan sedih berdiri di depari jendela, menatap bayangan berbaju kuning yang menghilang, lalu diapun duduk di sisi tungku dan memainkan tungku yang apinya sudah padam itu.
Waktu itu terlihat kalau anak itu sudah dewasa sampai tarikan nafasnyapun terdengar seperti orang dewasa.
Di; halainan belakang sangat sepi seperti kuburan, tiba-tiba— Muncul lagi sesosok bayangan berbaju kuning, gerakannya seperti burung walet, berputar di langit kemudian melewati taman belakang lalu menghilang di dalam kegelapan.
Taman itu kembali sepi dan gelap lagi. Angin dingin di musim semi seperti pisau yang mengerik daun jendela, kalau kertas jendela tidak dipasang tebal, mungkin akan hancur karena tiupan angin.
Tapi, tiba-tiba...
Ada bayangan kuning yang terbang lagi dari taman belakang kediaman perdana menteri, hanya dalam waktu singkat bayangan itupun keluar dari dinding, dia sempat terlihat ragu tapi dengan kecepatan tinggi keluar dari sana. Suasana kembali sepi. Langit dan bumi tidak berubah walaupun 3 bayangan kuning telah muncul. Bayangan pohon tetap berwarna hitam seperti tinta.
Apakah di balik warna hitam itu tersimpan banyak rahasia?
Tamat