Jilid 3
Pada saat Long Shi Jian, Lin Pei Qi tinggal di kediaman perdana menteri, di atas atap dia tinggal tiba-tiba terdengar suatu suara. Semua orang yang ada di dalam ruangan itu sangat berpengalaman. Mereka segera keluar. Terlihat ada bayangan hitam berlari ke belakang taman. Tian Ling Xing yang pertama bergerak mengejar orang itu, kemudian Ba Bu Can Cheng Gai, Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao, dan Sun Qi mengikutinya dari belakang. Mereka berempat mengejar bayangan itu tapi bayangan itu sudah tidak terlihat.
Mereka berempat berputar-putar di taman. Terlihat di sudut arah timur ada sesosok bayangan lagi. Mereka serentak mengejar lagi.
Mereka lupa kalau sekarang mereka sedang berada di kediaman perdana menteri. Penjagaan di sana sangat ketat. Seorang penjaga melihat di atap ada bayangan manusia, segera prajurit itu memberi isyarat kepada teman-temannya. Di bawah dinding di dalam kegelapan segera muncul puluhan pemanah. Mereka berlutut, siap untuk memanah. Panah dilepas seperti serangga yang sedang terbang ke arah Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu, serta kawan-kawan yang lain.
Kekuatan panah-panah itu sangat kuat dan jauh. Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu sadar kalau mereka telah membuat prajurit penjaga kediaman perdana menteri menjadi siap siaga. Dia menarik nafas. Dengan senjata yang dipegangnya dia menangkis panah-panah itu dan membentak, "Mundur!”
Mereka berempat dengan cepat keluar dari dinding rumah itu. Untungnya walaupun prajurit penjaga sangat banyak tapi tidak ada berilmu silat tinggi.
Sesudah keluar dari kediaman perdana menteri, dari kejauhan terlihat bayangan orang itu lagi. Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu segera berteriak dengan suara rendah, "Ayo kejar dial”
Mereka berempat berlari melewati atap-atap rumah penduduk. Di bawah sinar bulan terlihat seseorang sedang berdiri disana. Dia sama sekali tidak bergerak.
Mereka berhenti berlari, Sun Qi Yu karena memiliki ilmu lebih rendah, dia tidak bisa berhenti tepat di tempat itu dan 2 langkah lebih maju dibandingkan dengan mereka.
Begitu berhenti mereka melihat orang itu memakai baju berwarna kuning emas muda. Walaupun gelap tapi karena ada salju yang berwarna putih, maka warna baju orang itu terlihat terang. Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu berteriak, "Can Jin Du Zhang.”
Begitu mendengar teriakan Sun Qing Yu, ketiga orang lainnya segera bergerak. Dengan genggaman kuat mereka memegang senjata masing-masing, kedua mata mereka melotot melihat orang yang berdiri di depan mereka.
Can Jin Du Zhang tertawa dengan dingin, "Hei marga Sun, kau belum mati juga!" suaranya dingin juga kejam.
Tian Ling Xing, Sun Qing Yu terkenal dengan kelincahannya di dunia persilatan tapi sekarang jantungnya seperti ada yang memukul genderang. Tapi dia berusaha memperlihatkan wajah tawa lalu berkata, "Kita sudah berpisah selama 20 tahun, Tuan masih tetap seperti dulu, tidak terlihat lebih tua. Aku benar-benar merasa senang. Tuan mengundang kami ke sini ada keperluan apa?”
"Aku ingin mencabut nyawamu!" suara Can Jin Du Zhang terdengar lebih dingin lagi.
Mereka berempat mulai berkeringat dingin. Jika ada orang yang bisa melihat wajah Can Jin Du Zhang tapi tidak terkejut, maka itu adalah hal yang aneh. Kau pasti tidak menyangka mengapa ada manusia yang berwajah seperti itu bukan?
Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu tertawa panjang suara tawanyat terdengar bergetar. Dia berkata, "Pendekar Gu Du, kita sudah 20 tahun lebih tidak bertemu. Sifatmu masih tetap seperti dulu. Teman lama bertemu kembali, seharusnya kita bersenang-senang. Walaupun Tuan akan mengambil nyawaku, tidak perlu terburu-buru melakukannya.”
Wajah Can Jin Du Zhang tetap datar. Wajahnya seperti tidak pernah bergerak tapi kedua matanya mengeluarkan sorot tajam dan terus menatap sekeliling sana.
"Kalian bertiga tetap tinggal di sini, yang muda cepat pergi dari sini." Suaranya tidak berubah, tapi Tian Ling Xing, Sun Qing Yu begitu mendengar suara itu merasa aneh. Dia berpikir, "Can Jin Du Zhang selalu tidak memberi kesempatan hidup kepada siapapun, mengapa hari ini dia tampak berubah dan hanya menginginkan nyawa kami bertiga sedangkan dia melepaskan anak Qi.”
Wajah Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao dan Ba Bu Can Cheng Gai sangat pucat.
Walaupun belum sempat bertarung tapi mereka bisa merasakan kekuatan yang sulit dilawan.
Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu memerintahkan Sun Qi pergi dari sana. Sun Can dan Sun Qi sejak kecil sudah mengikuti pamannya. Walaupun hubungan mereka adalah paman dan keponakan tapi pada kenyataannya mereka seperti ayah anak.
Tian Ling Xiang, Sun Qing Yu mendengar Can Jin Du Zhang rela melepaskan Sun Qi, dia mengerti keadaan ini. Walaupun mereka berempat bergabung juga belum tentu bisa mengalahkan Can Jin Du Zhang. Mungkin untuk melarikan diri sekalipun tidak akan ada kesempatan. 20 tahun yang lalu dia sendiri menyaksikan orang itu mati, mengapa sekarang dia masih hidup dan berdiri dengan sehat di depannya? Wajahnya sama sekali tidak berubah. Dia semakin merasakan kekuatah orang ini benar-benar hebat juga tahu bahwa hari ini tidak ada kesempatan baginya untuk melarikan diri. Karena itu dia menyuruh Sun Qi cepat pergi dari sana. Kalau ada kesempatan untuk melarikan diri, maka Sun Qi tidak akan menjadi beban baginya.
Mata Sun Qi merah seperti api. Sifat Sun Qi sangat jujur. Dia sangat dekat dengan pamannya. Sekarang melihat orang yang membunuh kakaknya berada di hadapannya, kemarahan lebih banyak mendominasi pikirannya dibandingkan dengan rasa takut.
Kemarahan membuatnya lupa pada segala hal. Dia berteriak, "Kembalikan nyawa kakakku!" dia terbang ke arah Can Jin Du Zhang. Pisau yang dipegangnya sudah melayang. Dia memakai ilmu Li Di Cui Hun.
Can Jin Du Zhang tertawa dingin. Kakinya tidak bergeser, dia hanya memiringkan badannya sedikit. Pisau itu menepis di depannya. Antara pisau dengan hidung Can Jin Du Zhang hanya berjarak 2.5 centimeter.
Karena meleset, dia hanya mengenai tempat kosong. Dalam hati Tian Ling Xing, Sun Qing Yu merasa khawatir.
Tapi Sun Qi segera melayangkan pisaunya lagi. Dia menusuk ke dada dan perut Can Jin Du Zhang. Can Jin Du Zhang mulai marah dan membentak, "Pergi sana!" tubuhnya berputar di belakang Sun Qi tapi dia tidak berniat melukai Sun Qi. Tian Ling Xing, Sun Qing Yu melihat apa yang terjadi di depannya, dia merasa semakin aneh. "Mengapa sekarang Can Jin Du Zhang tampak lebih baik?" Dia segera maju dan dengan pisau dia menahan jurus Sun Qi.
Tian Ling Xing, Sun Qing Yu terkenal dengan jurus Wu Hu Duan Men Dao, Sun Qi pun mempelajari ilmu ini dari pamannya tapi belum mencapai tahap seperti dia. Sekarang dia mengangkat pisaunya menahan serangan Sun Qi, dan Sun Qi merasa pergelangan tangannya kaku. Dengan cepat dia menarik pisaunya dan mundur. Dia tidak mengerti mengapa pamannya malah menahan serangan pisaunya demi seorang musuh yang sangat dibencinya?
Mana dia bisa mengetahui pikiran Tian Ling Xing, Sun Qing Yu, Tian Ling Xing, Sun Qing Yu tahu dengan kemampuan ilmu silat yang dimiliki Sun Qi dia tidak akan bisa melukai Can Jin Du Zhang, karena itu Tian Ling Xing, Sun Qing Yu mengangkat pisaunya untuk menghentikan serangan Sun Qi.
Dua buah pisau beradu lalu terdengar suara dentingan cukup besar, di malam yang sunyi semua terdengar sangat jelas.
Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao berada di belakang Can Jin Du Zhang, dia orang yang tahu diri, melihat kemampuan ilmu silat Can Jin Du Zhang dia sadar kalau dia bukan lawan Can Jin Du Zhang, karena itu dia mulai berpikir untuk melarikan diri dari sana, dia sudah tidak peduli dengan hidup mati Sun Qi, lalu dia berlari dengan kencang dan kabur dari sana.
Mata Can Jin Du Zhang terasa ada aura membunuh, begitu Tian Ling Xing, Sun Qing Yu membalikkan badannya dia bertemu dengan mata Can Jin Du Zhang, dengan cepat Tian Ling Xing, Sun Qing Yu menghindari sorot itu, dia melihat tangan kanannya, hati Tian Ling Xing, Sun Qing Yu terasa bergetar.
Tapi di luar dugaan, mata Can Jin Du Zhang hanya melihatnya, dia seperti mengerti dan kasihan kepada Tian Ling Xing, Sun Qing Yu, diapun bergerak, tubuhnya dengan ringan eperti walet terbang masuk ke awan, lalu diapun mengejar Ba Bu Gan Can Cheng Gai dan Jin Dao Wu Huang Gong Zhao. Begitu Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao dan Ba Bu Guan Can Cheng Gai secara tidak sengaja masuk ke tempat di mana Yu Jian Xiao Ling sedang terbaring sakit. Mereka mengira kalau keadaan mereka sudah aman, tapi begitu membalikkan badan ternyata Can Jin Du Zhang sudah berada di belakang mereka.
Perubahan terjadi dengan tiba-tiba, membuat mereka berdua benar-benar terkejut.
Rintihan Yu Jian Xiao Ling terdengar lagi dari arah tempat tidur, sorot mata Can Jin Du Zhang melewati Ba Bu Guan Cheng Can Gai dan Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao dan jatuh tepat di ranjang yang berada di kejauhan. Walaupun wajahnya terlihat datar tapi sepasang matanya terlihat tajam, matanya tampak penuh dengan perhatian dan belas kasih.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai dan Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao sudah lama berkelana di dunia persilatan tentunya mereka sangat berpengalaman, itu bukan mata orang biasa yang mengikuti pandangan Can Jin Du Zhang, mereka segera tahu kalau kesempatan baik telah datang.
Pesilat tangguh selalu berpikir pintar, melihat ada kesempatan di depan mata, mereka tidak menyia-nyiakannya begitu saja. Dengan cepat mereka menyerang Can Jin Du Zhang.
Walaupun ilmu silat mereka tidak tinggi tapi mereka sangat terkenal di dunia persilatan, selama puluhan tahun berlatih ilmu silat, maka kemampuan merekapun tidak bisa dipandang sebelah mata.
Apalagi mereka sadar bahwa mereka sudah berada di ambang hidup dan mati, maka pukulan yang diluncurkan haruslah pukulan yang sempurna, tidak boleh memberikan celah, mereka berharap dalam satu kali pukul akan segera mengenai sasarannya dan berhasil merobohkan Can Jin Du Zhang.
Tapi Can Jin Du Zhang memang hebat begitu merasakan ada angin yang dihasilkan oleh telapak tangan, dengan cepat dia menarik sorot matanya yang sedang melihat ke arah Xiao Ling, tapi tubuhnya tetap tidak bergerak. Ba Bu Gan Can Cheng Gai dan Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao sudah mengeluarkan jurus, yang satu menyerang ke dada kanan sedangkan yang lainnya menyerang ke bawah tulang rusuk, di antara dada dan perut terdapat sebuah rongga, mereka sadar kalau mereka tidak akan bisa melawan Can Jin Du Zhang, karena itu mereka memilih tempat yang lowong dan menyerangnya dengan telak di sana, mereka tidak ingin bertindak ceroboh.
Can Jin Du Zhang tertawa dingin, telapak tangan mereka hampir mengenai dadanya, tiba-tiba dia menarik nafas dalam-dalam dan tubuhnya membentuk busur, dada dan perut menciut hampir 20 sentimeter, cara dan ilmunya benar-benar membuar orang menjadi kagum melihatnya.
Begitu serangan Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao dan Ba Bu Gan Can Cheng Gai tidak mengenai sasaran, mereka benar-benar kaget, mereka sadar kalau mereka telah menggunakan jurus pamungkas mereka, sekarang mereka tidak mempunyai jurus andalan lainnya.
Tangan kanan Can Jin Du Zhang membentuk seperti ikan yang sedang berenang dan keluar melewati tangan kanan Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao lalu memukul tulang rusuk Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao sebelah kanan. Walaupun ilmu Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao tinggi tapi sekarang ini ilmunya tidak bisa menyelamatkan nyawanya.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai merasa terkejut, dia berusaha menarik kembali telapak tangan kanannya lalu melayangkan telapak tangan kirinya untuk menepis tangan kanan Can Jin Du Zhang tapi kakinya telah berputar. Dia mundur dan menyerang lagi semua itu dilakukannya supaya dia bisa mundur, dia hanya meminta agar nyawanya bisa diselamatkan.
Walaupun dia memiliki rencana sempurna tapi semua itu sudah terlambat. Tulang bahu kiri dan kanannya ditotok oleh Can Jin Du Zhang. Kedua tangannya terasa kaku dan tidak bertenaga, telapak tangan yang berkilau berhenti di depan wajahnya.
Cheng Gai mendapat julukan Ba Bu Gan Chan (Delapan langkah mengejar tonggeret), pasti ilmu meringankan tubuhnya memiliki keistimewaan tapi dengan cara apapun dia berusaha bergerak tetap saja telapak tangan yang berkilau itu tidak menjauh dari depan hidungnya.
Dia merasa takut menjelang kematiannya, banyak hal yang belum dia lakukan dan pikirkan, sekarang mengalir dengan deras seperti air sungai, masuk ke dalam pikirannya. Dia menamai dirinya pendekar tapi dalam hidupnya diapun telah banyak melakukan hal jahat, kejahatannya muncul di dalam pikirannya.
Sekarang dia merasa kematian memang pantas untuknya, orang yang akan mati perkataannya lebih jujur, sampai dia merasa beban di dalam hatinya menghilang.
Dia memejamkan mata dan menarik nafas panjang, menyesali kehidupannya, dan menunggu maut menjemputnya.
Dia berpikiran lama seperti itu, dari rasa bingung dan akhirnya dia sadar ketika ada angin yang berhembus ke arahnya, tiba-tiba dia tersadar, "Aku belum mati.”
Karena merasa diberi kesempatan hidup maka semangatnya pun timbul kembali, dia membuka mata ternyata di depannya tidak ada seorangpun, dan Can Jin Du Zhang entah menghilang kemana.
Hanya dalam waktu singkat dia merasa mati tapi juga merasa hidup kembali, tapi sekarang pikirannya dengan pikiran sebelumnya sudah tidak sama.
Dia tergesa-gesa berjalan dua langkah ke depan untuk melihat keadaan sekeliling kamar itu. Ternyata di sana tidak ada seorangpun, Yu Jian Xiao Ling yang sedang sakit dan merintih di ranjangpun sekarang raib entah ke mana.
Dia menghela nafas panjang, cita-citanya yang tinggi hilang entah ke mana, sampai saat tadi dia berpikir akan mengganti kerugian kepada orang yang telah dirugikannya, ternyata orang itu sudah menghilang.
Dia berpikir, "Sekarang satu-satunya langkah yang akan kujalani adalah mengubur dalam-dalam namaku kemudian menjadi orang biasa. Heehhh!! Baru mempunyai ilmu silat sedikit saja kau sudah berebut nama di dunia persilatan.”
Dia segera keluar dari kamar itu, begitu mengangkat kepalanya dia melihat ada sarang laba-laba di sudut kamar, sarang laba-laba itu terputus karena tertiup angin.
Dia berpikir, "Nasibku dan nasib laba-laba itu sama, tidak bisa melewati hujan dan angin.”
Dalam hidup Ba Bu Gan Can Cheng Gai dia jarang bertemu dengan musuh yang kemampuannya tidak terduga, begitu bertemu dengan musuh seperti itu dia merasa tidak berguna. Hanya dalam waktu singkat musuh berhasil menundukkannya dan diapun menurut. Dia mengingat kembali kesuksesannya, semua itu bukan karena dia mempunyai ilmu silat yang tinggi melainkan karena orang yang dia temuinya mempunyai ilmu silat lebih rendah darinya. Rasa percaya diri dan kesombongannya, sekarang lenyap entah kemana, sekarang yang ada hanya rasa tidak percaya diri dan penyesalan. Dia tampak terus berpikir dan tidak maju selangkahpun dari sana.
Sarang laba-laba terputus karena tertiup angin, walaupun gagal laba-laba itu tidak terlihat patah semangat, dia berusaha memanjat ke sudut dan membuat sarangnya lagi.
Angin berhembus lagi, sarang yang baru dibuatnya terputus lagi.
Laba-laba itu tetap dengan semangat membuat sarangnya lagi tapi tidak terlihat putus asa. Dia sedang melawan kekejaman alam.
Hati Ba Bu Gan Can Cheng Gai menjadi terbuka, "Laba-laba saja bisa seperti itu, masa aku kalah dari seekor laba-laba?" Dia merasa bersemangat kembali.
"Masih banyak yang bisa kulakukan di dunia ini." Dengan langkah besar dia keluar dari kamar, "Apa yang kuhutang dari orang lain harus kubayar, kalau sekarang aku pergi begitu saja, itu bukan sikap seorang laki-laki sejati.”
Dia merasa kedua tangannya ada tenaga lagi, tangan yang tadinya terasa lemas sekarang mulai bertenaga, dia merasa sangat berterima kasih kepada Can Jin Du Zhang, kalau tidak mungkin kedua tangannya sudah cacat.
Dia berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin di dunia ini kecuali diriku, tidak ada yang merasa benar-benar berterima kasih kepada Can Jin Du Zhang.”
Tadinya dia bermaksud melarikan diri sekarang dia keluar dari rumah itu dengan perasaan tenang, tiba-tiba dia teringat pada Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao yang bersama-sama melarikan diri, dia merasa tidak enak karena itu pikirannyapun bergejolak, dia telah melupakan Huang Gong Zhao.
Dia kembali ke kamar tadi, dia sudah melihat ada mayat. Ternyata mayat itu adalah mayat Huang Gong Zhao yang rambutnya mulai memutih.
Melihat mayat itu, hati Ba Bu Gan Can Cheng Gai merasa sedih.
Sewaktu dia sedang berpikir tiba-tiba dari luar terdengar ada yang berkata, "Sayang sekali! Sayang rumah sebesar ini, tidak ada penghuninya." Suaranya terdengar sangat jernih.
"Siapakah dia?" pikir Ba Bu Gan Can Cheng Gai. Suaranya seperti sangat dikenalnya. Kemudian dia berpikir lagi, "Disini begitu terpencil, mengapa bisa ada orang datang kemari?”
Terdengar ada yang berkata lagi, "Qi Er, kau lihat jejak kaki ini masih baru, apakah ada yang tinggal di sini?”
Suara itu menjawab, "Aku akan masuk dulu untuk melihat-lihat.”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai berpikir, "Celaka! Sekarang ini ada mayat disisiku. Aku akan dicurigai telah membunuh Huang Gong Zhao, dan aku tidak bisa memerikan penjelasan apapun.”
Segera dia menggendong mayat Huang Gong Zhao. Dia ingin pergi dari sana tapi pintu rumah itu akan terbuka dan sudah ada seseorang yang masuk. Melihat Ba Bu Gan Can Cheng Gai, dia sedikit mundur seperti kaget melihatnya. Tapi wajahnya tetap datar. Kemudian menyusul masuk seorang anak yang berumur sekitar 13-14 tahun. Dia sangat tampan. Kedua matanya yang besar melihat Ba Bu Gan Can Cheng Gai. Kemudian dia berteriak, “Tuan, cepat masuk! Di rumah ini ada yang mati!”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai berpikir, "Anak ini sangat aneh, melihat ada mayat, dia tidak ketakutan, malah berteriak.”
Pengalaman hidup Ba Bu Gan Can Cheng Gai sangat banyak. Matanya tampak berputar. Dia merasa hal ini memang pantas dicurigai. Di luar terdengar ada yang berkata lagi, suara jernih itu bertanya, "Apakah benar?”
Sambil bicara orang itu melenggang masuk. Bajunya mewah dan dia tampak sangat bersemangat. Ba Bu Gan Can Cheng Gai berteriak, "Ternyata kau.”
Ternyata orang yang masuk adalah putra perdana menteri. Orang yang terlihat selalu misterius, Gu Zhuo Piao.
Gu Zhuo Piao melihat Ba Bu Gan Can Cheng Gai ada di rumah itu, ekspresi wajahnya seperti kaget. Dia bertanya, "Apakah dia adalah Pendekar Huang?”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai kaget karena Gu Zhuo Piao dengan curiga melihatnya. Sepertinya dia curiga Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao dibunuh olehnya.
Pada saat seperti itu, apa yang harus dia jelaskan? Dia hanya bisa bengong. Berbagai macam masalah yang dialaminya hari ini membuat Ba Bu Gan Can Cheng Gai yang sangat berpengalaman menjadi kebingungan.
Mata Gu Zhuo Piao terus menatapnya. Sorot matanya terlihat seperti ada cahaya yang memaksa juga seperti ingin mengetahui isi hati Ba Bu Gan Can Cheng Gai. Dengan suara rendah dia bertanya, "Pendekar Cheng, apa yang telah terjadi?”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai menarik nafas panjang. Dia menceritakan semua hal yang telah terjadi. Sewaktu menceritakan tentang bagaimana kemampuan ilmu silat Can Jin Du Zhang dan kemunculannya yang selalu tanpa dugaan. Ba Bu Gan Can Cheng Gai memberitahu bahwa dia sangat mengagumi Can Jin Du Zhang dan berkata, "Pantas Can Jin Du Zhang bisa menguasai dunia persilatan selama ratusan tahun dan belum pernah terkalahkan selama ini, semua ini karena dia memang mempunyai ilmu silat hebat. Benar- benar pantas untuk dikagumi.”
Dari mata Gu Zhuo Piao terlihat ada kilau yang membuat orang sulit mengerti apa arti dari kilauan itu. Seperti terlihat senang tapi juga seperti tidak menyukai pujian Ba Bu Gan Can Cheng Gai pada Can Jin Du Zhang.
Tapi hanya dalam waktu singkat sorot matanya sudah kembali normal. Dengan melotot dia bertanya, "Apakah benar kejadiannya memang seperti itu?" Dia melihat mayat Jin Dao Wu Huang. Dia masih curiga kepada Cheng Gai.
Sebenarnya Ba Bu Gan Can Cheng Gai ingin mengatakan sesuatu tapi mengingat kalau Gu Zhuo Piao adalah putra perdana menteri, akhirnya dia memutuskan untuk menyimpan kata-katanya. Tapi sikap tidak sukanya tidak bisa ditutupi. Dia berkata, "Jika Tuan Muda tidak percaya, akupun tidak bisa berkata apa-apa lagi ”
Gu Zhuo Piao melarangnya untuk meneruskan kata-katanya. Dia mempunyai wibawa yang sudah menjadi pembawaannya, membuat siapapun harus mendengar perkataannya. Pembawaan ini memang sudah menjadi bakat alaminya. Tapi pengalaman dan latihanpun tidak boleh berkurang. Ba Bu Gan Can Cheng Gai menundukkan kepalanya. Dia tidak meneruskan perkataannya.
Dia terdiam sebentar. Ba Bu Gan Can Cheng Gai tetap merasa kalau dia dicurigai. Tiba-tiba dia melihat mayat Huang Gong Zhao dan menepuk dahinya, "Jika Tuan Muda tidak percaya, aku akan membutikannya sehingga Tuan Muda percaya.”
Dari sudut matanya dia melihat Gu Zhuo Piao seperti sedang tertawa. Segera Ba Bu Gan Can Cheng Gai jongkok di depan mayat Huang Gong Zhao. Dia membuka baju Huang Gong Zhao sambil berkata, "Pendekar Huang dipukul oleh Can Jin Du Zhang di bagian dadanya. Di dadanya pasti ada bekas telapak berwarna kuning. Itu akan. ” Kata-katanya tiba-tiba berhenti dan dia tidak bisa bicara apa-apa lagi.
Gu Zhuo Piao bertanya, "Ada apa?" Terlihat dada Huang Gong Zhao hanya ada bercak berwarna hitam bekas dipukul. Tidak ada telapak tangan berwarna kuning. Sudut mata Gu Zhuo Piao terlihat ada tawa.
Kali ini Ba Bu Gan Can Cheng Gai benar-benar bengong. Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kalau Huang Gong Zhao dipukul oleh Can Jin Du Zhang di bagian dada. Siapapun selama puluhan tahun ini bila dia dipukul oleh Can Jin Du Zhang pasti akan terlihat telapak tangan berwarna kuning.
Sekarang di dada Huang Gong Zhao hanya terdapat bercak berwarna hitam. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya?
Apakah orang tadi bukan Can Jin Du Zhang? Apakah ada seseorang yang memalsukan identitasnya? Tapi ilmu silat orang itu miliki tidak mungkin bisa ditiru oleh siapapun. Siapakah orang ini?
Apakah di dunia persilatan ini masih ada pesilat tangguh lainnya yang hanya memiliki satu tangan?
Ba Bu Gan Can Cheng Gai tidak bisa menjelaskannya. Dengan suara kecil dia bertanya-tanya, "Apa yang telah terjadi? Apa yang telah terjadi?”
Gu Zhuo Piao tertawa. Seperti tertawa dingin.
Kata Ba Bu Gan Can Cheng Gai, "Aku dan Huang Gong Zhao adalah teman lama, jika Tuan Muda masih menaruh curiga ”
Gu Zhuo Piao tertawa dan menyela perkataannya.
"Apakah Pendekar Cheng mengira aku mencurigai Anda? Walaupun aku tidak bisa ilmu silat tapi aku bisa mengerti sedikit- sedikit.”
Dia menunjuk mayat Huang Gong Zhao dan berkata, "Orang yang membuat Pendekar Huang mati, dilihat dari lukanya dia adalah pesilat tangguh dan ilmunya benar-benar sangat tinggi. Jika ilmu silat milik Pendekar Cheng, aku rasa belum sampai pada tahap ini. ”
Dia berhenti bicara. Wajah Ba Bu Gan Can Cheng Gai merah. Dia tahu apa yang dimaksudkan oleh Gu Zhuo Piao. Berarti dengan kemampuan ilmu silat yang dimiliki Ba Bu Gan Can Cheng Gai belum mencapai pada tahap bisa membunuh Huang Gong Zhao.
Dengan teliti dia melihat luka Huang Gong Zhao. Bercak hitam di tubuh Huang Gong Zhao masih mengumpul dan setelah diraba-raba ternyata bajunya masih sangat rapi. Dia bertambah kaget lagi dan berpikir, "Orang ini benar-benar mengejutkan. Sepertinya kemampuan ilmu silatnya sudah mencapai tahap Ge Shan Da Niu (dari balik gunung memukul sapi)." Kemudian dia berpikir lagi, "Tuan muda ini sangat mengetahui kualitas suatu benda." Tiba-tiba dia teringat pada kelakuan Gu Zhuo Piao dan sorot matanya yang berkilau. Hatinya bergerak.
Yang perlu diketahui; orang yang berilmu silat tinggi, sorot mata mereka pasti tidak akan sama dengan sorot mata orang biasa. Di dunia ini banyak hal yang bisa dibohongi tapi apa yang dipancarkan dari mata tidak akan bisa menutupi hati seseorang sekalipun dia adalah orang jahat atau jujur. Dari pandangan mata saja semua bisa terlihat.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai berpikir, "Aku benar-benar bodoh. Dari gerakan, kata-kata, ataupun sikapnya, terlihat kalau dia mempunyai kemampuan ilmu silat, mungkin ilmunya lebih tinggi dariku!”
Orang yang menyembunyikan ilmunya semakin memberikan kesan misterius.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai bertanya, "Apakah Tuan Muda bisa ilmu silat?”
Anak kecil itu tertawa dan berkata, "Sekarang Anda baru tahu?”
Gu Zhuo Piao memelototi anak itu dan berkata, "Sejak kecil aku selalu bersekolah, tidak lupa juga mempelajari ilmu pedang." Dia tertawa lagi, "Aku hanya mempunyai ilmu silat biasa-biasa saja.” Ba Bu Gan Can Cheng Gai menghembus nafas lega dan berkata, "Ternyata begitu.”
Dia melihat anak itu. Anak itu sedang tertawa melihat Ba Bu Gan Can Cheng Gai. Ba Bu Gan Can Cheng Gai baru tahu kalau ternyata pelajar sopan ini adalah seorang pesilat dan mungkin dia adalah pesilat tangguh.
Karena itu dengan kaget dia berkata, "Ternyata Tuan Muda juga orang persilatan. Aku benar-benar telah salah menilai Anda." Semenjak mendapat keringanan hukuman dari Can Jin Du Zhang, sikap yang biasanya terlihat sombong, sekarang sudah tidak terlihat lagi. Dia mulai menyadari orang yang berilmu lebih tinggi darinya ternyata sangat banyak. Dengan rasa sungkan dia bertanya, "Tuan Muda termasuk ke perguruan mana? Apakah Anda bisa memberitahuku?”
Anak itu adalah anak yang sering membantu Gu Zhuo Piao membawa buku. Mungkin karena terlalu disayang, sekarang dia yang menjawab, "Bagaimana Tuan Muda menjawab pertanyaan ini?" sambil menghitung dia berkata, "Guru Tuan mudaku adalah Song Shan Shao Lin, Guru Yuan Gong. Masih ada dari Wu Dang Pendekar Ling Ji. Tuan Zhong dari perkumpulan Kun Lun. Masih ada Qi Shou Qian Ke dari Dian Chang, dengan begitu tuan muda termasuk dari perkumpulan mana?”
Kata-kata anak itu membuat Ba Bu Gan Ca Cheng Gai menarik nafas kaget.
Karena nama-nama yang disebutkan anak itu sangat terkenal di dunia persilatan dan generasinya berada di atasnya semua. Sekarang mereka jarang mencampuri urusan dunia persilatan. Dengan curiga dia melihat Gu Zhuo Piao dan berpikir, "Apakah dia benar-benar, murid dari orang-orang tadi?”
Gu Zhuo Piao tertawa, dia tidak mengakui juga mengakui. Anak itu berkata lagi, "Apakah Tuan tidak percaya?”
Segera anak itu memperagakan jurus-jurus Shao Lin. Dia benar- benar sangat memahami jurus-jurus itu. Tiba-tiba telapaknya diubah. Dia sudah mengeluarkan jurus Wu Dang.
Tiba-tiba dia menangkap pedang, tubuhnya terbang. Dia sudah mengeluarkan jurus-jurus Kun Lun yang sangat lihai.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai melihat jurus-jurus yang diperagakan anak itu dan tidak curiga lagi.
Anak itu memperagakan ilmu silat Shao Lin, Wu Dang, Kun Lun, dan Tian Chang. Gu Zhuo Piao sambil tertawa melihat kelakuan anak itu tapi dia tidak melarangnya. Wajahnya tertawa membuat orang lain tidak mengerti.
"Apakah Anda sudah percaya sekarang?" tanya anak itu sambil tertawa.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai berdiri dan memberi hormat kepada Gu Zhuo Piao. Dia berkata, "Maafkan, aku tidak tahu kalau Tuan Muda adalah pesilat berilmu tinggi.”
Dia memberi hormat lagi kepada anak itu dan berkata, "Bukan Tuan Muda saja, tapi Tuan kecil inipun seorang pesilat tangguh.”
Anak itu tertawa dan berkata, "Apakah benar? Bagaimana jika kita bertarung sekarang?”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai dengan malu-malu tertawa. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Untung Gu Zhuo Piao membentaknya, "Qi Er, jangan nakal!”
Mereka bertiga tinggal sebentar di rumah usang itu. Gu Zhuo Piao mulai merasa kesal. Dia berkata, "Mayat Pendekar Huang jika diletakkan di sini terlalu lama itupun tidak baik, lebih baik kita bawa dulu ke rumahku dan dikuburkan dengan baik.”
Kata Ba Bu Gan Can Cheng Gai, "Itu yang kuinginkan.”
Qi Er langsung meloncat dan menggendong mayat Huang Gong Zhao. Tapi karena Qi Er terlalu pendek, mayat Huang Gong Zhao terkulai turun. Kepalanya hampir mengenai tanah. Mengingat dulu dia dan Huang Gong Zhao selalu bersama-sama mengalahkan musuh juga bersama-sama berkelana di dunia persilatan, dia merasa sedih. Dia segera mendekat dan pelan-pelan mengangkat mayat Huang Gong Zhao.
Di luar ada sebuah kereta mewah. Di atas kereta terlihat ada kusir berbadan sangat tegap. Pakaian kusir itu lebih bagus daripada pakaian Tuan muda biasa. Diam-diam dia menarik nafas, "Keluarga menteri benar-benar berbeda dengan keluarga kaya lainnya!”
Di dalam kereta terlihat ada rantang dan cangkir. Ba Bu Gan Can Cheng Gai baru terpikir, "Ternyata Tuan muda keluar kota untuk bertamasya.”
Ini adalah salah satu kejelekan sifat manusia. Begitu dia terlepas dari bahaya, dia baru bisa memikirkan masalah lain.
Kereta berjalan sangat kencang. Hanya dalam waktu singkat sudah sampai di kediaman perdana menteri. Gu Zhuo Piao sangat mengetahui jalan. Hanya beberapa kali belokan mereka sudah berada di sebuah taman. Orang-orang yang ditemui di kediaman perdana menteri pada saat melihat Tuan muda mereka membawa pulang mayat, walaupun merasa aneh tapi mereka tidak berani bertanya.
Begitu masuk ke sebuah taman ternyata di sana sudah ada beberapa pelayan datang menghampiri mereka. Mungkin mereka adalah orang-orang terdekat Gu Zhuo Piao. Mereka membawa mayat Huang Gong Zhao. Lalu Gu Zhuo Piao juga dengan suara kecil berpesan dan pelayan itupun segera membawa mayat Huang Gong Zhao pergi.
Gu Zhuo Piao membalikkan badan dan berkata, "Kakak Cheng, kalau tidak ada keperluan lainnya tinggallah sementara di rumahku selama beberapa hari.”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai sedang berpikir, tiba-tiba memdengar Gu Zhuo Piao berkata padanya dengan kaget berkata, "Yi!”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai mengikuti sorot mata Gu Zhuo Piao melihat ke arah yang dilihatnya. Ternyata di sisi gunung buatan itu terlihat ada sesorang sedang terbaring di sana dan dia sedang merintih. Orang itu terbungkus selimut, badannya tidak terlihat. Tapi dari rintihannya siapapun bisa menebak kalau orang itu adalah perempuan.
Dia berpikir, "Apakah dia adalah Yu Jian Xiao Ling?" Karena itu dia segera mengikuti Gu Zhuo Piao berlari ke gunung buatan.
Begitu mendekat orang itu, dia bisa melihat dengan jelas wajah orang itu yang tersembul dari gulungan selimut. Rambutnya berantakan, Karena suhu tubuhnya panas wajahnyapun merah. Matanya terpejam dan nafasnya terengah-engah. Dia adalah Yu Jian Xiao Ling.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai mulai merasa curiga, "Mengapa Yu Jian Xiao Ling bisa ada di sini? Apakah Can Jin Du Zhang yang mengantarkannya ke sini?" Tapi dia segera menepis pikirannya. Can Jin Du Zhang sudah muncul selama ratusan tahun di dunia persilatan. Dia adalah orang terkejam di dunia, sifatnyapun dingin, mana mungkin dia mau mengurus masalah tetek bengek seperti ini dan mengantarkan seorang gadis sakit ke sini?
Pikirannya terus berjalan. Dia tidak bisa menjelaskannya apa yang dia pikirkan. Tiba-tiba dia teringat pada cerita-cerita dunia persilatan, Hubungan antara Can Jin Du Zhang dan Wisma Xiao Xiang. Dia baru mengerti dan berpikir, "Pantas saja!”
Tapi segera dia menaruh curiga lagi. "Jika Can Jin Du Zhang ingin menolong Yu Jian Xiao Ling, mengapa dia mengantarkan Yu Jian Xiao Ling ke sini?" Diam-diam dia melihat Gu Zhuo Piao. Terlihat Gu Zhuo Piao sangat cemas memeriksa penyakit Yu Jian Xiao Ling. Perhatiannya kepada Yu Jian Xiao Ling terlihat jelas dari wajahnya.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai mencari satu alasan tepat untuk menjelaskan kepada dirinya, "Mungkin Can Jin Du Zhang tahu kalau Gu Zhuo Piao dan Yu Jian Xiao Ling adalah teman akrab dan sengaja dia mengantarkannya ke sini supaya mereka bisa berjodoh.”
Sambil tersenyum dia melihat mereka berdua dan berpikir, "Menurut orang-orang dunia persilatan Can Jin Du Zhang sangat kejam. Menurutku tidak seperti itu.” Tiba-tiba dia teringat pada satu hal, "Apa yang kulihat, Can Jin Du Zhang tadi, aku. ”
Kepalanya pusing. Sambil merasa pusing itu tidak melihat ada sedikit informasi yang bisa membuat dia berpikir lebih jauh lagi. Dia menyalahkan dirinya karena bodoh, sebenarnya dia tidak tahu apa yang sudah terjadi, dan semua sudah tidak termasuk pada aturan biasa. Apa yang terjadi di dunia ini hanya dia sendiri yang tahu, tidak ada orang yang bisa mengerti apa alasannya.
Sekarang Jin Dao Wu Huang sudah meninggal, hanya tinggal dia sendiri. Pendekar sekarang atau dulu, pada saat menghadapi kematian, mereka tidak takut. Tapi jika seseorang sudah melewati bahaya ini kemudian nyawanya selamat, dia akan merasakan betapa pentingnya kehidupan ini.
Ba Bu Gan Can Cheng Gai berpikiran demikian. Dia sangat berterima kasih Can Jin Du Zhang kaerna telah melepaskannya. Membuat dia tahu bahwa hidup adalah suatu kenikmatan.
Orang-orang yang mati sangat banyak. Banyak laki-laki sejati sudah mati dan tidak ada kesempatan untuk membalas dendam, karena itu dia menyimpan kesedihan yang dalam dan berpikir, "Dunia persilatan begitu banyak budi dan dendam. Dendam dan budi saling berkaitan. Aku harus bagaimana bertindak? Apakah mulai sekarang aku lebih baik tidak usah muncul lagi di dunia persilatan? Ilmu silat yang kumiliki sekarang, sekalipun aku mengundurkan dari dunia persilatan lalu berlatih selama 10 tahun atau 20 tahun, tidak akan bisa mengalahkan Can Jin Du Zhang." Dia berdiri lalu berjalan ke arah taman dan dari taman kembali lagi ke gunung buatan. Yang dipikirkannya sekarang adalah bagaimana menjalani sisa hidupnya, apa yang harus dilakukannya sekarang?
Dia berkata pada dirinya sendiri, "Sekarang aku harus bagaimana?
Apa lagi yang harus aku lakukan?”
Seseorang jika otaknya dipenuhi banyak masalah, apa apa yang terjadi di sisinya, dia sama sekali tidak merasakannya. Sewaktu dia mondar mandir berjalan, di belakangnya ternyata juga ada seseorang yang mengikuti. Dia berjalan cepat, maka orang itupun berjalan cepat. Dia berjalan pelan, maka orang itupun berjalan pelan. Ilmu meringankan tubuh Ba Bu Gan Can Cheng Gai sangat bagus tapi ternyata ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, dia sama sekali tidak mengetahuinya. Tiba-tiba Ba Bu Gan Can Cheng Gai mendengar tawa di belakangnya. Dengan kaget segera 2 tangannya terpasang untuk menjaga dadanya.
Begitu melihat siapa orang itu, Ba Bu Gan Can Cheng Gai ingin tertawa. Ternyata orang ini adalah Qi Er yang umurnya masih muda tapi ilmu silatnya sangat tinggi.
Begitu melihat kalau orang itu bukan Can Jin Du Zhang, hatinya merasa tenang. Dia berkata, “Tuan kecil, kau sedang menertawakan apa?”
Qi Er tertawa dan menjawab, "Shi Fu Cheng, katanya nama Anda adalah Ba Bu Gan Can Cheng Gai. Aku mengira ilmu meringankan tubuh Tuan pasti bagus, tapi sejak tadi aku mengikuti Anda di belakang, tapi Anda sama sekali tidak mengetahuinya.”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai melihat anak ini sangat lucu dan juga polos. Dngan suara kecil dia berkata, "Tuan kecil, apakah Tuan mudamu sering mengajarimu ilmu silat?”
Qi Er mengangguk dan berkata, "Tuan mudaku tidak pernah benar-benar mengajariku ilmu silat pedang atau kepalan tangan.”
Dengan aneh Ba Bu Gan Can Cheng Gai bertanya lagi, "Lalu mengapa kau bisa ilmu silat?”
"Sewaktu Tuan mudaku sedang berlatih ilmu silat, aku selalu melihat dari pinggir. Bukankah itupun sama dengan belajar? Shi Fu Cheng, Anda belajar ilmu meringankan tubuh belajar kepada siapa? Mengapa tidak begitu bagus? Kelihatannya guru Anda ilmunya juga terbatas.”
Ba Bu Gan Can Cheng Gai tertawa mendengar perkataan anak itu. Dengan wajah pura-pura marah Ba Bu Gan Can Cheng Gai berkata, "Bukan karena ilmu silat guruku tidak bagus, tapi aku yang bodoh, tidak tekun belajar. Nama guruku adalah Chi Zheng Zi. Pasti kau belum pernah mendengarnya bukan?” Berbicara dengan seorang anak kecil yang masih polos, kitapun akan ikut polos. Karena itu mereka cocok mengobrol.
Qi Er berkata, "Chi Zheng Zi, sepertinya aku tahu nama ini.”
Tiba-tiba Qi Er berkata, "Shi Fu Cheng, katanya jurus Luo Ye Cui Feng Zhang sangat terkenal dan lihai, apakah Anda mau mengajarkannya kepadaku beberapa jurus!”
Qi Er hanya berumur 13-14 tahun sedangkan Ba Bu Gan Can Cheng Gai adalah orang terkenal dunia persilatan. Kalau mengatakan julukan Ba Bu Gan Chan, orang itu akan merasa takut. Sekarang Qi Er mengajak bertarung kepada Ba Bu Gan Can Cheng Gai, benar- benar membuat Ba Bu Gan Can Cheng Gai bingung. Karena ini rasanya lucu, seorang yang sudah terkenal di dunia persilatan akan bertarung dengan seorang anak kecil. Walaupun menang tentunya hal ini akan memalukan. Segera dia berkata, "Tuan kecil, bukan aku tidak mau menemanimu bermain, hanya saja yang jika bertarung, dan kau tidak berhati-hati, akibat yang terberat adalah salah satunya akan mati, yang ringan-ringan saja hanya akan terluka. Lebih baik kita mengobrol atau aku akan menceritakan sebuah dongeng untukmu.”
Qi Er menggelengkan kepalanya dan berkata, Tidak, aku tidak ingin mendengarkan cerita. Aku sering mendengar kalau Luo Ye Cui Feng Zhang adalah ilmu silat yang sangat lihai, ilmu itu sangat bagus. Tapi pada saat bertarung dengan musuh, ilmu itu sama sekali tidak berguna. Karena itu aku ingin mencobanya. Apakah memang betul ilmu itu tidak berguna?”
Pada situasi seperti itu, apa yang harus dilakukan oleh Ba Bu Gan Can Cheng Gai? Kalau tidak meladeni Qi Er bermain beberapa jurus, kabar memalukan ini akan segera menyebar. Orang dunia persilatan akan mengatakan kalau Luo Ye Cui Feng Zhang hanya bagus di luar. Maka nama baiknya akan rusak dan sama dengan menghina perguruannya. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa Luo Ye Cui Feng Zhang adalah ilmu warisan dari guru Ba Bu Gan Can Cheng Gai, yang bernama Chi Zheng Zi. Melihat angin musim gugur meniup daun daunan Feng, daun Feng mengikuti tiupan angin dan terjatuh kemudian mengikuti arah angin melayang-layang. Melayang di atas tanah kira-kira 4-5 kaki. Karena itu jurus ini dinamakan Luo Ye Cui Feng Zhang. (Daun jatuh mengejar angin).
Ba Bu Gan Can Cheng Gai telah belajar ilmu silat pada gurunya, dia juga mempelajari Luo Ye Cui Feng Zhang. Awalnya dia mendekati sebuah pohon Feng menunggu angin musim gugur meniup daun Feng hingga jatuh. Karena pohon Feng adalah pohon yang daunnya sering gugur. Begitu tiba musim gugur, daun-daun pohon Feng pasti akan meranggas. Dengan tenaga dalamnya Ba Bu Gan Can Cheng Gai hanya bisa memukul satu daun, satu kali memukul satu daun bukan hal sulit, tapi Chi Zheng Zi bisa satu kali memukul mengenai beberapa daun. Karena itu Ba Bu Gan Can Cheng Gai harus belajar dengan giat.
Setelah berlatih selama 3 tahun lebih, pada saat Ba Bu Gan Can Cheng Gai mengeluarkan tenaga untuk memukul daun, dia sudah bisa memukul jatuh 7 lembar daun. Berarti satu kali pukul Ba Bu Gan Can Cheng Gai bisa memukul orang 7 kali pukul. Kalau ada 7 orang musuh menyerangnya, bila dia mengeluarkan pukulan ini maka dia bisa memukul 7 orang sekaligus. Jika bertarung satu lawan satu, sekali pukul bisa mengenai tubuh lawannya di 7 tempat. Kecepatannya sangat tinggi, dari sini dapat diketahui kalau jurus Luo Ye Cui Feng Zhang sangat lihai.
Seumur hidup Chi Zheng Zi, dia hanya menerima satu murid saja karena itu dia mengajarkan semua ilmu silatnya kepada muridnya dan ilmu meringankan tubuh Chi Zheng Zi sangat lihai. Karena itu dia mengajarkan ilmu meringankan tubuhnya dengan teliti kepada Ba Bu Gan Can Cheng Gai. Dan semenjak Ba Bu Gan Can Cheng Gai berkelana di dunia persilatan, ilmu meringankan tubuhnya menjadi terkenal ditambah dengan jurus Luo Ye Cui Feng Zhang, membuat Ba Bu Guan Can Cheng Gai sangat terkenal di dunia persilatan. Tapi semenjak dia lolos dari tangan Can Jin Du Zhang dia menjadi tidak yakin kepada ilmu silatnya sendiri, apalagi mengingat banyak angkatan muda yang terus bermunculan, dan ilmu pedang mereka ternyata berbeda-beda. Dia merasa kalau dia hanya mengandalkan warisan ilmu dari Chi Zheng Zi dia tidak akan bisa mendapatkan ilmu baru, karena itu dia merasa malu.
Maka dia berusaha untuk tidak sampai bertarung dengan Qi Er, maka diapun berkata, "Tuan kecil, kau mengatakan kalau jurus Luo Ye Cui Feng Zhang hanya bagus di luarnya saja atau malah tidak ada gunanya, tidak apa-apa, lebih baik dengarkan aku bercerita saja.”
Qi Er berkata, "Shi Fu Cheng, kalau Anda tidak mau bertarung denganku, aku akan menganggap jurus Luo Ye Cui Feng Zhang memang tidak berguna.”
Kata-kata ini membuat Cheng Gai menjadi tidak mau kalah dari anak kecil ini, tapi di lain pihak diapun takut kalau nama perguruannya akan tercemar, Maka diapun berkata lagi, "Baiklah, aku akan menemanimu bermain beberapa jurus, silakan kau dulu yang menyerang!”
Cheng Gai melihat Qi Er masih kecil, selain itu Qi Er adalah anak pintar karena itu Cheng Gai tidak sungkan-sungkan lagi, tangan kanannya menjaga di depan dada, tangan kirinya tampak berputar- putar, dia mulai menyerang Qi Er karena Qi Er masih anak-anak Cheng Gai tidak berniat untuk melukainya, maka tenaga yang dipakainyapun hanya 30%.
Tapi Qi Er berhasil menghindar dengan mudah, setelah dia berhasil menghindari serangan Cheng Gai, sekarang giliran dia yang menyerang, sambil tertawa dia berkata, "Ternyata tebakanku tidak salah, jurus Luo Ye Cui Feng Zhang yang terkenal di dunia persilatan hanya begitu saja kemampuannya, mana mungkin bisa bersaing dengan Can Jin Du Zhang.”
Begitu Cheng Gai mendengar nama Can Jin Du Zhang, dia ingin bertanya tapi keadaan tidak memberikannya kesempatan untuk bicara. Kelima jari Qi Er membentuk seperti kaitan dan siap mencakar ke arahnya. Ternyata tenaga Qi Er sangat kuat, dia menggunakan jurus Wu Dang yaitu 72 jurus mencengkram, kalau tercengkram jurus ini maka tubuh akan menjadi cacat. Cheng Gai merasa terkejut, segera dia melompat, dia mengeluarkan salah satu jurus Luo Ye Cui Feng Zhang yang bernama Ye Wu Qiu Feng dan menyatukannya dengan ilmu meringankan tubuhnya yang terkenal. Badannya bergerak dengan cepat, tapi Qi Er seperti seorang anak nakal, sambil tertawa dia berkata, "Jurus ini lebih baik dibandingkan dengan jurus tadi. Sekarang lihat aku!”
Telapak kanannya sudah mencengkram pergelangan tangan Cheng Gai, semua berlangsung dengan sangat cepat. Walaupun Cheng Gai sering berkelana di dunia persilatan tapi dia belum pernah melihat ilmu silat seperti ini.
Walaupun hanya bertarung beberapa jurus dan tidak bermaksud mengadu nyawa, tapi Qi Er terus menyerangnya, membuat Cheng Gai tidak bisa mengalah lagi. Terpaksa dia mengeluarkan jurus Luo Ye Cui Feng Zhang secara keseluruhan, kedua telapak tangan Cheng Gai digerakan bolak balik, tubuhnya dengan ringan melayang dan berputar-putar di sekeliling Qi Er, Ternyata ilmu itu memang terkenal di dunia persilatan.
Tapi jangan menganggap remeh kepada Qi Er yang baru berusia 13-14 tahun, ilmu silatnya sangat tinggi, walaupun Cheng Gai menyerangnya dengan ilmu terkenal yang bernama Luo Ye Cui Feng Zhang tapi Qi Er tidak takut. Dengan ilmu Wu Dang, 72 jurus mencengkrem, dia segera menotok dan mencengkram lalu menyerang Cheng Gai walaupun Cheng Gai adalah orang ternama tapi pada saat melayaninya dia merasa cukup lelah.
Baru saja lewat beberapa menit, pakaian Cheng Gai sudah basah oleh keringat, dia mendapat kesulitan menghadapi Qi Er, tapi wajah Qi Er yang merah seperti apel tetap tertawa dan dia berkata, "Shi Fu Cheng, sejak tadi aku sudah mengatakan kalau ilmu silatmu yang bernama Luo Ye Cui Feng Zhang tidak berguna, sekarang aku sudah membuktikannya sendiri!”
Kata-kata ini membuat Cheng Gai yang sudah lama berkecimpung di dunia persilatan menjadi marah. Dia membentak, "Bocah tengik! Kau berani menghinaku?” Telapak tangan ditambah dengan tenaga dalam dan ilmu meringankan tubuh yang terkenal, menyerang Qi Er. Terdengar angin yang dihasilkan dari telapak yang terus berbunyi. Muncul bayangan di depan dan di belakang Qi Er, dan terus mendesak Qi Er.
Pada saat telapak tangan menyerang seperti gelombang kuat, Qi Er sama sekali tidak merasa takut, dia tetap terlihat tenang bahkan bisa tertawa, lalu diapun berkata, "Baiklahl Baiklah! Inilah yang baru disebut ilmu silat, pakailah sedikit tenaga, kalau tidak Anda tidak seperti orang terkenal!”
Qi Er segera mengeluarkan ilmu kepalan tangan Shao Lin, dia seperti seekor macan yang turun dari gunung. Seperti seekor ular kobra yang sedang menjaga guanya. Walaupun ilmu silat Cheng Gai sangat lihai, tapi dia tidak bisa membuat Qi Er berada di bawah angin. Qi Er bertambah bersemangat, hal ini membuat Cheng Gai menjadi kaget juga marah.
Cheng Gai sadar dia tidak akan bisa memenangkan pertarungan ini. Nama besarnya di dunia persilatan akan tenggelam, seorang pesilat tangguh dan berpengalaman bisa kalah total di tangan seorang anak kecil, hal ini benar-benar memalukan.
Sekarang Qi Er berada di atas angin dan Cheng Gai hanya bisa bertahan tidak bisa menyerang. Keadaan ini membuat Cheng Gai menjadi serba salah. Kecuali dia mengaku kalah maka pertarunganpun akan selesai, tapi Cheng Gai tidak mau melakukannya di depan anak kecil ini. Terpaksa dia mengeluarkan jurus Luo Ye Cui Feng Zhang yang paling dasyat yaitu Feng Guang Ye Jing (Angin habis daun gila). Jurus ini dipersiapkannya untuk mati bersama-sama dengan musuhnya, sebenarnya Cheng Gai dan Qi Er hanya main-main, sebenarnya dia tidak mau mengeluarkan jurus ini tapi dia merasa lawan terlalu kuat terpaksa dia mengeluarkan jurus ini. Segera dia mendekati Qi Er, telapak tangan kiri dan kanan secara bersama-sama menyerang, setiap kali menyerang dengan jurus Luo Ye Cui Feng Zhang dia bisa mengeluarkan 7 macam jurus dan menotok di 7 nadi. Kedua telapak tangannya secara bersama-sama dikeluarkan berarti akan ada 14 nadi yang tertotok, diperkirakan kalau Qi Er tidak mati dia pasti akan terluka.
Tapi dalam situasi berbahaya seperti itu, Qi Er tetap tertawa dan berteriak, "Ilmu telapak yang bagus." Segera kakinya berputar, tubuh kecilnya sudah terbang melewati kepala Cheng Gai dan dengan ringan mendarat di belakang Cheng Gai. Kelima jarinya menotok pundak Cheng Gai, lalu dia berkata, "Ini adalah ilmu Kun Lun Pai yang bernama Qi Jing Heng Lue Shu (burung terkejut pohon pohon). Mungkin Anda belum pernah melihatnya!”
Cheng Gai sama sekali tidak menyangka kalau Qi Er bisa dengan cepat mengubah jurusnya, begitu kedua telapak tangannya memukul Qi Er sudah menghilang. Dan tiba-tiba saja di belakangnya sudah terdengar tawa Qi Er. Begitu Cheng Gai membalikkan badannya punggungnya sudah ditotok dan dia merasa tubuhnya kaku. Nadi bagian punggung adalah nadi mematikan, sekarang dia hanya merasa kaku. Dia tahu Qi Er tidak akan mengambil nyawanya. Tapi dia merasa malu dan berkata, "Qi Er, ilmu silatmu lebih tinggi dariku, aku mengaku kalah!" Setelah itu dia melompat melewati pagar tembok.
Qi Er berteriak, "Hei, mengapa Anda pergi? Pertarungan belum selesai!”
Tapi Cheng Gai sudah berlalu dari sana dalam sekejap dia sudah menghilang, dia telah kalah dari tangan Qi Er, nama besarnya yang selama ini dibangun dengan susah payah akan hancur begitu saja, karena itu dia merasa malu bila tinggal di sana lebih lama.
0-0-0
BAB 6
Orang Misterius
Setelah berlari kurang lebih setengah jam, sampailah dia di sebuah rumah makan, karena perutnya terasa lapar maka diapun memutuskan untuk memasuki rumah makan itu. Rumah makan itu terlihat sepi hanya ada 2-3 orang tamu, di bagian timur terlihat seorang pendeta dan yang di sebelah barat ada seorang pengemis, dia tampak berwibawa, sekali melihat langsung dapat dikatahui bahwa dia bukan pengemis kebanyakan tapi dia adalah seseorang yang berilmu.
Cheng Gai tidak mau mengurusi persoalan seperti itu lagi. Semenjak dia bertarung dengan Qi Er, dia mulai merasa kalau ilmu silatnya rendah, dan julukannya sebagai Ba Bu Gan Chan itu lelucon belaka. Dia selalu menganggap selain gurunya, Ci Zheng Zi yang bisa mengimbangi ilmu silatnya, semua kemampuan ilmu silat orang lain berada di bawahnya. Sekarang dia tahu kalau pikirannya selama ini salah. Setelah pelayan mengantarkan teh, Cheng Gai langung minum tehnya. Dan dia terus berpikir, tidak disangka selama setengah bulan ini, dia telah banyak mengalami peristiwa aneh, semua terjadi di luar dugaannya. Can Jin Du Zhang muncul kembali ke dunia persilatan. Membuat kalangan persilatan terkejut. Jin Gang Shou Si Tu Xiang Cheng karena menghilangkan uang milik pemerintah maka diapun menjadi perampok, dan Gu Zhuo Rao yang misterius membuat Cheng Gai merasa aneh.
Tiba-tiba dari luar muncul sesosok bayangan. Dia langsung duduk di sisi Cheng Gai. Cheng Gai merasa terkejut dan dia melihat kalau orang itu ternyata Qi Er yang telah membuatnya kalah. Dengan rasa terkejut dia bertanya, "Qi Er, ada keperluan apa kau datang kemari? Apakah Tuan muda yang menyuruhmu mencariku?”
Qi Er tampak melotot dan menjawab, "Si pu Cheng, di sini bukan tempat Anda, dan rumah makan ini bukan milik Anda, mengapa aku tidak boleh datang ke sini?”
Cheng Gai berkata, "Kau tentu boleh datang ke sini, aku hanya sekedar bertanya apakah Tuan muda yang menyuruhmu datang ke sini?”
Cheng Gai yang merasa dikalahkan oleh Qi Er, seharusnya dia membenci Qi Er tapi karena Cheng Gai merasa ilmu silatnya memang lebih rendah dari Qi Er maka dia tidak membenci anak itu.
Qi Er tampak menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tuan mudaku tidak menyuruhku datang ke sini." Kemudian dia bertanya lagi, "Apakah Si Fu Cheng takut kepada Tuan mudaku?” Pertanyaan ini membuat Cheng Gai kesulitan menjawab bagaimana perasaannya kepada Gu Zhuo Piao, sampai sekarang saja dia tidak tahu siapa sebenarnya Gu Zhuo Piao.
Gu Zhuo Piao adalah seseorang yang sangat misterius, tapi pada saat Gu Zhuo Piao bicara, banyak yang tertarik dengan kemisteriusannya. Bagaimanapun teka-teki mengenai Gu Zhuo Piao harus dicari jawabannya. Qi Er melihat Cheng Gai tampak terus berpikir, maka diapun bertanya, "Si Fu Cheng, Anda sedang memikirkan apa? Apakah Anda sedang memikirkan kekalahanmu tadi?”
Cheng Gai menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak, kuakui ilmu silatmu memang lebih bagus, aku pantas kalah." Cheng Gai tidak peduli dia kalah atau menang. Tiba-tiba dengan suara kecil Qi Er berkata, "Shi Fu Cheng, Anda jangan merasa sedih, tadi aku hanya bermain-main denganmu, aku bukan secara sengaja ingin membuatmu malu. Aku tidak akan menyebarkan berita ini kepada siapapun bahwa Anda pernah kalah di tanganku.”
Cheng Gai menepuk-nepuk pundak Qi Er dan berkata, "Qi Er, kau sangat pintar, kelak kau akan menjadi orang terkenal di dunia persilatan. Tapi sayang...." Dengan cepat Qi Er bertanya, "Apa yang disayangkan?”
"Usiamu masih kecil, kalau tidak akan bertambah satu kekuatan lagi untuk melawan Can Jin Du Zhang.”
Qi Er baru mengerti dan berkata, "Oh ternyata begitu, tapi aku ingin menasihati Anda, lebih baik Anda hilangkan perasaan ini, tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan kelihaian Can Jin Du Zhang.”
Cheng Gai bertanya, "Mengapa kau bisa tahu?”
Qi Er tertawa dengan misterius. Sekarang terjadi lagi hal aneh, pendeta yang duduk di bagian timur berkata, "Di bumi dan langit, yang benar pasti selalu menang, dan yang salah pasti salah, biasanya bila seseorang sadar adalah sewaktu dia terbangun dari mimpinya.”
Perkataannya terdengar seperti sebuah puisi tapi juga tidak seperti puisi, dikumandangkan dari mulut seorang pendeta, dan sangat enak didengar. Cheng Gai merasa dia agak tuli. Maka diapun berpikir, "Tenaga dalam pendeta itu sangat hebat.
Ternyata bila seseorang yang telah berlatih ilmu silat dan memiliki tenaga dalam yang tinggi maka setiap perkataan yang keluar dan dari suaranya saja bisa menusuk hingga ke syaraf lawan. Terkadang bisa membuat organ dalam tubuh seseorang hancur. Pendeta yang terlihat bersahaja ini ilmunya kelihatan hebat, hal ini membuat Cheng Gai terpaku. Untung dia adalah orang dunia persilatan, walaupun tenaga dalam pendeta itu sangat kuat tapi hanya gendang telinganya saja yang berdenging.
Tapi ada hal aneh terjadi lagi, pengemis yang duduk di bagian barat tiba-tiba berdiri, dia tertawa terbahak-bahak tidak berhenti.
Qi Er menarik tangan Cheng Gai dan berkata, "Anda jangan terlalu banyak bicara, nanti Anda bisa terlibat ke dalam pertengkaran mereka.”
Cheng Gai mengangguk dan menjawab, "Aku sudah tahu.”
Wajah pendeta itu tampak berubah dari merah menjadi hijau, kemudian dia minum seteguk arak dan menyemburkan arak itu ke arah si pengemis, arak bisa dianggap senjata bila disembur ke tubuh lawan, bahkan tubuhpun bisa berlubang.
Cheng Gai berasal dari dunia persilatan, melihat keadaan seperti itu dia berteriak, karena dia mencemaskan keadaan si pengemis.
Terlihat pengemis itu sudah meloncat ke udara untuk menghindari semburan itu. Kemudian dia bersalto dan mendarat. Kemudian sambil tertawa dia berkata, "Jurus Man Tian Feng Yu (Angin dan hujan memenuhi langit) yang sangat lihai!”
Tiba-tiba terdengar suara besar, pengemis dan pendeta itu terlihat mundur beberapa langkah, dan ambruk ke lantai. Cheng Gai tampak menggelengkan kepala, Ternyata kedua orang itu sudah terluka!
Apa yang dipikirkan Cheng Gai tidak salah, walaupun pendeta Yi Zhi Qing memiliki tenaga dalam yang kuat tapi ilmu silat pengemis juga sangat aneh. Sewaktu Yi Zhi Qing menggunakan jurus dari Kong Dong Pai yang bernama San Zhi Qi Gong (Tenaga dalam tiga lurus) membuat sumpit itu menjadi keras dan menahan tongkat besi milik pengemis itu. Tapi pengemis itu segera mengeluarkan jurus Gai Bang yang bernama Ku Shang Bang Fa (Tongkat menangis mencabut nyawa) dan memukul ke dada Yi Zhi Qing.
Walaupun Yi Zhi Qing memiliki tenaga dalam yang kuat tapi pada saat menerima pukulan itu dia roboh juga.
Cheng Gai melihat keadaan yang terjadi, dia ingin melihat sampai separah apa luka yang mereka alami, tapi Qi Er segera menarik tangannya dan berkata, "Shi Fu Cheng, jangan ikut campur masalah budi dan dendam dunia persilatan!”
Kata-kata ‘budi' dan 'dendam' segera membuat Cheng Gai sadar. Benar, di dunia persilatan terjadi begitu banyak budi dan dendam,
apa hanya dengan kekuatannya sendiri maka persoalan bisa diselesaikan? Karena itu dia segera sadar, mengapa Can Jin Du Zhang bisa muncul kembali.
"Shi Fu Cheng, lebih baik kita kembali lagi ke kediaman Tuan muda.”
Cheng Gai seperti menuruti kata-kata Qi Er, maka mereka segera kembali ke kediaman perdana menteri, ke rumah Gu Zhuo Piao.
Gu Zhuo Piao berdiri dengan sikap dingin dan khawatir di halaman rumahnya, Cheng Gai teringat pada Yu Jian Xiao ling dan bertanya, “Tuan Muda Gu, bagaimana keadaan Yu Jian Xiao Ling?”
Gu Zhuo Piao tetap bersikap dingin dan menjawab, "Kakak Cheng, lebih baik kau jangan mengurusi masalah ini!”
Cheng Gai terdiam dia teringat pada saat Yu Jian Xiao Ling diundang oleh kalangan persilatan untuk menghadapi Can Jin Du Zhang, sekarang penyakitnya tidak diketahui, hal ini membuatnya curiga. Dia melihat Gu Zhuo Piao yang wajahnya tampak khawatir dan penuh perhatian kepada nasib Yu Jian Xiao Ling, tapi tidak terlihat sedikitpun rasa curiga atau kaget, dalam hati Cheng Gai berpikiran lain. Menurut aturan yang ada, bila di halaman kediaman perdana menteri tiba-tiba menemukan Yu Jian Xiao Ling yang sedang sakit, putra perdana menteri yang tampan ini pasti akan merasa curiga dan kaget, tapi Kecuali…
Tapi dalam keadaan seperti itu Cheng Gai sudah tidak banyak berpikir lagi. Walaupun hatinya masih teringat pada hal-hal dunia persilatan tapi sekarang dia sudah tidak berniat ingin mencampuri urusan yang terjadi. Dia menatap awan putih dan pepohonan, teringat pada kawan lamanya, Jin Dao Wu Di Huang Gong Zhao yang sudah meninggal, dia merasa sangat sedih.
Cerita ini mengandung berlapis-lapis kejadian, saat ini baru terkuak, bahwa ternyata Gu Zhuo Piao bisa ilmu silat, dan ilmunya sangat tinggi.
Tapi apa hubungan antara Gu Zhuo Piao dan Can Jin Du Zhang? Mengapa ayah Yu Jian Xiao Ling bisa datang ke daerah utara? Dan mengapa kedatangannya begitu misterius? Mengapa sifat Can Jin Du Zhang terkadang baik terkadang jahat? Mengapa di tubuh Huang Gong Zhao tidak ada bekas telapak tangan berwarna kuning? Apakah ada yang memalsukan identitas Can Jin Du Zhang? Dan selama ratusan tahun ini terkadang dia muncul terkadang menghilang selama beberapa kali, ini membuktikan bahwa Can Jin Du Zhang sudah mati, tapi setelah beberapa tahun berlalu dia pasti akan muncul kembali.
Kalau memang benar ada yang memalsukan identitasnya, mengapa gerakan dan ilmu silatnya berubah-ubah, dia tetap tidak memiliki tangan dan jari, bahkan sifatnyapun sekarang tampak berubah?
Pertanyaan ini seperti menarik benang dari kepompong ulat sutra, apa sebenarnya yang ada di balik kempompong ini harus pelan-pelan ditarik baru bisa terbuka semua.
Apakah kau tahu bahwa pendeta yang bernama Yi Zhi Qing dan pengemis itu bertarung bahkan sampai mempertaruhkan nyawa untuk menang atau kalah, semua ini terjadi karena mereka mempunyai dendam, apakah ini termasuk dendam dan budi dunia persilatan?
Benar, antara pendeta dan pengemis itu memang tersimpan dendam, tapi dendam itu bukan dendam pribadi. Ini adalah dendam antara Kong Dong Pai dan Jiang Nan Gai Bang. Pengemis itu bernama Mo Zhou Ren, dia adalah orang terpenting di Jiang Nan Gai Bang, dengan tongkatnya yang bernama Ku Shang Bang dia berjaya di Jiang Nan. Di Jiang Nan Gai Bang ada suatu peraturan, siapa yang mendapatkan warisan tongkat Ku Shang Bang dari ketua Gai Bang sebelumnya maka dia harus menjadi ketua Gai Bang. Mo Zhou Ren adalah orang yang memenuhi syarat untuk menjadi ketua Gai Bang, dan dia sangat menguasai ilmu Ku Shang Bang.
Ketua Jiang Nan Gai Bang saat itu bernama Ma Meng Liang, dia adalah ketua generasi ketiga. Gai Bang didirikan oleh Lao Tian Liang, dia mengumpulkan semua pengemis dan mendirikan Gai Bang. Pengemis tidak hanya membawa Tie Bo untuk meminta uang dan makanan, tapi mereka kebanyakan adalah orang-orang persilatan yang tidak menyukai raja lalim dan jahat.
Tapi mereka tidak ingin menjadi pemberontak karena itu mereka memilih untuk menjadi pengemis, begitu tahu bahwa Lao Tian Liang ingin mendirikan Gai Bang, mereka segera setuju dan berkumpul di suatu tempat, karena itu kekuatan Gai Bang sangat besar.
Sebelum meninggal Lao Tian Liang mengumpulkan 10 orang terkuat dan membuat pertandingan ilmu silat. Dan yang terkuat ternyata ketua Gai Bang.
Yang bisa menjadi ketua Gai Bang selain dia bisa ilmu silat diapun harus berwibawa, karena dia harus memimpin banyak pengemis yang ada di Jiang Nan. Ada seorang anak buahnya yang bernama Xiao Qi dan ilmu silatnya paling kuat, akhirnya diapun mejadi ketua Gai Bang. Sebelum meninggal diapun mengikuti tradisi ketua Gai Bang yang mendirikan Gai Bang, akhirnya dia memilih seorang yang terkuat untuk menjadi ketua Gai Bang selanjutnya dan dia adalah Ma Meng Ling. Ma Meng Ling bisa menjadi ketua Gai Bang bukan hal yang mudah. Kecuali Ma Meng Ling masih ada satu murid yang bernama Liu Wen Hai, sebelum Xiao Qi meninggal Liu Wen Hai dan Ma Meng Ling sama-sama menginginkan jabatan ketua Gai Bang, karena itu mereka dengan giat mempelajari ilmu Ku Shang Bang dan ilmu silat lainnya. Mereka berlatih ilmu silat khusus. Mereka berharap pada saat bertarung nanti, mereka bisa mengalahkan lawannya dengan jurus andalan masing-masing. Liu Wen Hai berlatih ilmu San He Gong (Ilmu menjadi tiga). Ilmu San He Gong sangat lihai. San He Gong dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Tian (langit), Di (bumi), dan Ren (manusia), Liu Wen Hai menggunakan kekuatan ini untuk mencari kemenangan. Dengan menggunakan ilmu San He Gong, Liu Wen Hai mengkombinasikannya dengan ilmu Ku Shang Bang sehingga jurus- jurus Ku Shang Bang bisa dimainkan dengan bagus. Tapi pada hari pertandingan hingga titik terakhir, satu-satunya lawan yang bernama Ma Meng Liang mengeluarkan suatu jurus aneh yang bernama Mi Hun Bang Fa (Tongkat roh mabuk), Dan dia mengkombinasikan Mi Hun Bang Fa dengan jurus-jurus Ku Shang Bang, akhirnya Ma Meng Liang berhasil mengalahkan Liu Wen Hai.
Akhirnya Ma Meng Liang menjadi ketua Gai Bang tapi Liu Wen Hai tidak mau menerima kekalahannya begitu saja. Dia menganggap kalau Ma Meng Liang menggunakan ilmu sihir bukan menggunakan ilmu Ku Shang Bang Fa, akhirnya dia menyebarkan berita bahwa dia akan menggulingkan kepemimpinan Ma Meng Liang. Tapi posisi ketua Gai Bang tidak bisa sembarangan diganti kecuali ketua Gai Bang tersebut telah melakukan kesalahan besar dan tidak didukung oleh anak buah Gai Bang lainnya maka baru bisa digantikan. Setelah itu mereka akan memilih ketua baru.
Ilmu Liu Wen Hai tidak sekuat Ma Meng Liang, tapi dia berniat ingin menggulingkan posisi ketua Gai Bang, dan tidak ada seorangpun yang mendukung perbuatannya. Karena merasa marah akhirnya dia mengeluarkan pernyataan bahwa dia akan keluar dari Gai Bang dan diapun menjadi pengkhianat. Anak buah Gai Bang tidak menyukai perbuatannya dan berniat akan menangkapnya, tapi ilmu Liu Wen Hai sangat tinggi kecuali Ma Meng Liang yang bisa mengalahkannya yang lain tidak ada yang bisa menghadapinnya.
Kemudian Liu Wen Hai masuk perkumpulan Kong Dong Pai, Tetua Yu Shan memuji kalau ilmu yang dimiliki Liu Wen Hai sangat tinggi ditambah dengan ilmu silat yang diwariskan dari Tetua Yu Shan, maka ihnu silat Liu Wen Hai lebih lihai lagi dibandingkan pada saat dia berada di Gai Bang. Ilmu Kong Dong Pai yang bernama Fei Yun Jian Su merupakan ilmu yang sangat terkenal di dunia persilatan.
Dengan menggunakan gabungan jurus San He Gong dan Fei Yun Jian Su, dia membuat Kong Dong Pai menjadi terkenal di dunia persilatan. Murid-murid Kong Dong Pai merasa sangat senang. Setelah Tetua Yu Shan meninggal maka mereka memilih Liu Wen Hai meniadi ketua Kong Dong Pai yang baru.
Liu Wen Hai adalah seorang pengnkhianat, dia dibenci oleh anak buah Gai Bang, walaupun dia sudah menjadi ketua Kong Dong Pai mereka tetap ingin menangkapnya untuk dibawa ke perkumpulan Gai Bang dan dijatuhi hukuman kepadanya.. Liu Wen Hai tidak menyukai tindakan anak buah Gai Bang. Tadinya dia memang sudah tidak suka kepada Gai Bang sekarang keadaan sudah menjadi seperti itu, dia lebih membenci mereka lagi.
Karena itu antara Gai Bang dan Kong Dong Pai tidak pernah akur.
Dendam ini selama puluhan tahun tidak bisa diselesaikan.
Pernah beberapa kah para pesilat tangguh ingin menyelesaikan dendam ini tapi dendam antara kedua ketua perkumpulan ini begitu dalam, cara mereka menghapus dendam itu tidak bisa terlaksana. Malah dendam yang sudah ada semakin dalam.
Dulu Yi Zhi Qing dan Mo Zhou Ren pernah bertarung dan ilmu silat mereka sama-sama kuat. Sekarang mereka bertemu kembali di rumah makan itu, dendam yang dulu muncul kembali, akhirnya mereka bertarung di rumah makari itu, tidak disangka keduanya sama-sama terluka.
Dada Mo Zhou Ren ditusuk Yi Zhi Qing dengan sumpit, lukanya cukup berat, tapi karena tenaga dalamnya kuat maka dia masih bisa bertahan dan menggunakan tongkatnya keluar dari rumah makan itu. Setibanya di ambang pintu dia masih melihat Yi Zhi Qing dan berkata dengan dingin, "Yi Zhi Qing, air gunung pasti akan bertemu, kita masih banyak kesempatan untuk bertemu, kau harus berhati-hati!”
Kemudian dengan cepat dia keluar dari rumah makan itu dan dalam waktu singkat sudah tidak terlihat bayangannya. Dilihat dari luar sepetinya dia masih kuat karena dia mempunyai ilmu silat yang tinggi.
Dada Yi Zhi Qing dipukul dengan tongkat besi milik Mo Zhou Ren, dia masih terbaring di bawah. Setelah cukup lama dia baru bisa berdiri, tapi wajahnya terlihat pucat. Diapun meninggalkan rumah makan, dia tahu bahwa pukulan tongkat Mo Zhou Ren sangat berat, sekarang dia berusaha menahan lukanya. Tenaga dalam Kong Dong Pai sangat kuat, apalagi ketua mereka, Liu Wen Hai sudah mengubah ilmu San He Gong menjadi San Zhi Qi Gong, maka tenaga dalam yang dimiliki Kong Dong Pai lebih kuat lagi. Yi Zhi Qing adalah murid dari generasi kedua, dia sudah ikut dengan Liu Wen Hai bertahun- tahun, teriaga dalamnya sangat kuat, karena itu dia bisa bertahan terhadap pukulan Mo Zhou Ren, kalau tidak mungkin sejak tadi dia sudah mati.
Dia berusaha menahan rasa sakitnya dan berjalan ke arah timur, di depan sebuah rumah besar dia jatuh pingsan.
Rumah besar itu ternyata adalah kediaman Qi Xing Jian, Huo Wu Ya. Qi Xing Jian sangat terkenal di dunia persilatan, dulu Huo Wu Ya pemah membuka kantor Biao di Bei Jing. Tapi 10 tahun yang lalu dia pensiun dan menutup kantor Biao nya, diapun mengundurkan diri dari dunia persilatan. Tiap hari dia hanya ditemani oleh putrinya yang bernama Huo Yue E. Bila ada waktu senggang dia mengajarkan kepada putrinya ilmu silat Qi Xing Jian yang terkenal itu. Terhadap dendam dan budi dunia persilatan, dia sudah tidak peduli. Kali ini Can Jin Du Zhang muncul kembali ke dunia persilatan dan berseberangan dengan kalangan persilatan, diapun mengetahui hal ini tapi dia memutuskan untuk tidak ikut campur. Selama berpuluh tahun dia sudah sering melihat kejadian seperti ini. Waktu itu di ruang tamu sedang dipasang 7 lampu. Huo Yue E sedang belajar ilmu silat diterangi oleh lampu-lampu itu. Dan Huo Wu Ya duduk di sebuah kursi sambil mengajar ilmu pedang kepada putrinya.
Tiba-tiba masuk seorang pelayan dengan terengah-engah dia berkata, "Tuan Besar Huo, di depan rumah ada seorang pendeta yang jatuh pingsan, sepertinya dia terluka parah, mungkin dia mencari tabib untuk berobat tapi karena tidak kuat akhirnya dia jatuh pingsan.”
Walaupun Huo Wu Ya tidak mau ikut campur masalah dunia persilatan tapi karena dia menguasai ilmu pertabiban, siapa yang datang berobat kepadanya dari manapun orang itu dia pasti akan membantu mengobati mereka, dia tidak pernah menolak.
Sekarang begitu mendengar ada seorang pendeta yang terluka, segera dia memerintahkan pelayannya untuk membawa pendeta itu masuk.
Pelayan segera membawa Yi Zhi Qing yang sedang terluka masuk ke rumah Huo Wu Ya. Huo Wu Ya segera melihat siapa pendeta yang tidak sadarkan diri dan dia terkejut, lalu dia berkata, "Ternyata dia adalah Yi Zhi Qing, ilmu silatnya sangat tinggi mengapa dia bisa terluka begitu parah?”
Segera dia menyuruh putrinya mengambil obat Huan Hun Dan (Pil memanggil roh) yang dibuat sendiri olehnya. Dengan bantuan air dia memaksa agar mulut Yi Zhi Qing terbuka, dan obat ini segera dimasukkan ke dalam mulutnya.
Putrinya bertanya, "Ayah, apakah ayah mengenal pendeta ini?
Mengapa dia bisa terluka begitu berat?”
Huo Wu Ya menjawab, "Namanya adalah Yi Zhi Qing, dia adalah murid kesayangan ketua Kong Dong Pai, Liu Wen Hai. Dulu sewaktu aku bertemu dengan Liu Wen Hai, dia berada di sana. Dasar ilmu silat yang dimiliki Yi Zhi Qing sangat kuat, sekarang sudah lewat beberapa tahun, ilmu silatnya pasti sudah maju pesat, yang melukainya hingga seperti ini pasti juga berilmu silat tinggi.” Tiba-tiba Huo Yue E bertanya, "Apakah dia terluka oleh Can Jin Du Zhang? Kalau memang benar, ayah tidak perlu lagi mengurusi hal semacam ini.”
Sejak kecil Huo Yue E selalu ikut dengan ayahnya, diapun terbiasa tidak ikut campur masalah dunia persilatan. Kalau memang benar Yi Zhi Qing terluka oleh Can Jin Du Zhang, dan sekarang diobati ayahnya maka akan terjadi banyak hal yang tidak menguntungkan mereka. Karena itu Huo Yue E bisa berkata seperti itu.
Walaupun Huo Wu Ya tidak mau ikut campur terhadap masalah dunia persilatan tapi mengobati seorang pasien adalah tanggung jawabnya, karena itu dia berkata, "Yue E, kalau kau mempunyai pikiran seperti itu, itu salah besar, kita tidak bisa membiarkan orang yang sekarat begitu saja dan kita harus menolongnya. Yi Zhi Qing terluka parah, kalau dalam waktu setengah jam ini dia tidak ditolong maka dia akan mati. Bila kita menolong satu nyawa maka kita akan mendapatkan pahala 7 kali lipat. Bagaimanapun kita harus menolongnya.”
Tiba-tiba Yi Zhi Qing sadar dan dia berteriak, "Sakit sekali!”
Qi Xing Shen Jian (Pedang tujuh bintang) melihat Yi Zhi Qing sudah sadar, dia merasa sangat senang. Rasa senangnya tidak terlukiskan karena dia berhasil menolong orang yang sedang sekarat.
Huo Yue E berkata, "Ayah, pendeta itu sudah sadar." Dia mendekati Yi Zhi Qing dan bertanya, "Mengapa Anda bisa terluka?”
Huo Wu Ya segera berkata, "Yue E, jangan banyak bicara dulu dengannya, lukanya sangat parah, biarkan dia beristirahat dulu.”
Dia membaringkan Yi Zhi Qing di bawah dan memijat di beberapa tempat bagian tubuhnya. Dalam waktu setengah jam wajah Yi Zhi Qing yang tadinya pucat sekarang terlihat ada rona kemerahan, dan nafasnyapun mulai teratur.
Yi Zhi Qing yang sudah terluka parah tahu bahwa dia sulit ditolong tidak disangka setelah dipijat oleh Huo Wu Ya, badannya mulai terasa hangat, rasa hangat itu disalurkan dari tangan Huo Wu Ya, dan rasa sakitnyapun berkurang. Cara pijat Huo Wu Ya adalah cara pijat dengan ilmu tertinggi. Sekarang di dunia persilatan hanya dia yang menguasai ilmu ini. Walaupun Huo Yue E mempelajari ilmu ini tapi memijat untuk mendorong aliran darah harus menghabiskan tenaga dalam yang besar, kalau tidak semua tidak akan ada gunanya, karena itu Huo Yue E tidak pernah mengobati pasien.
Yi Zhi Qing segera berkata, Tuan Besar Huo, kali ini aku bisa tertolong karena Anda, budi ini seumur hidup tidak akan kulupakan." Dia berniat untuk duduk.
Segera Huo Wu Ya berkata, "Keponakan Yi, walaupun jalan darahmu sudah lancar tapi kau tidak boleh bangun dulu, kalau luka itu tergoncang lagi, walaupun Huo Tuo (tabib tiongkok yang terkenal) hidup kembali, beliaupun tidak akan bisa mengobati lukamu.”
Segera Yi Zhi Qing berbaring kembali tapi dia terus mengucapkan terima kasih kepada Huo Wu Ya.
0-0-0
Ba Bu Gan Chan Cheng Gai merasa curiga, dari sudut mata dia melihat Gu Zhuo Piao yang menggendong Xiao Ling, dia ingin menertawakan dirinya, sebenarnya untuk apa memikirkan hal-hal yang tidak ada hubungannya, seperti masalah ini.
Dia merasa agak lega lalu dia mengikuti Gu Zhuo Piao berjalan melewati pohon bambu, begitu dia melihat ke bawah dia lebih terkejut lagi.
Ternyata Gu Zhuo Piao yang berjalan di depannya, walaupun saat itu dia sedang menggendong Xiao Ling dan berjalan di atas tanah yang penuh dengan salju, tapi pada saat dia melewati tumpukan salju itu tidak terlihat ada jejak kakinya. Ba Bu Gan Chan Cheng Gai menarik nafas panjang, tadinya dia mengira ilmu meringankan tubuhnya sangat terkenal dan bagus. Tapi sekarang setelah dia melihat dan membandingkanya dengan orang lain, kemampuannya masih jauh sekali.
Tiba-tiba dia berpikir, "Ilmu Tuan Muda Gu begitu tinggi, benar- benar sedalam samudra, sulit untuk diukur, sepertinya Can Jin Du Zhang jiga belum tentu bisa mengalahkannya. Siapa yang telah melatih seorang Tuan muda yang kaya dan terlihat lemah ini bisa mempunyai ilmu silat begitu tinggi?”
Dia teringat kepada mayat Huang Gong Zhao yang terkena pukulan Can Jin Du Zhang, tapi di dadanya tidak terlihat bekas telapak tangan Can Jin Du Zhang yang berwarna kuning, apakah selain Can Jin Du Zhang yang asli ada yang memalsukan identitasnya? Dan Can Jin Du Zhang yang palsu mempunyai hubungan apa dengan putra perdana menten? Dia merasa bingung.
Walaupun sudah beberapa kali menasihati dirinya supaya jangan terus memikirkan hal ini, tapi manusia memang seperti itu. Selalu ingin tahu, dan itu sudah berlangsung dari dulu sampai sekarang. Perubahan yang terjadi pada manusia sangat besar, tapi keingintahuan yang ada di hati setiap manusia tidak pernah berubah. Karena itu semua teka teki di dunia ini tidak pernah ada yang tidak diketahui jawabannya.
Menaiki tangga rumah, tiba-tiba di bawah pijakan kaki terdengar ada sesuatu yang berbunyi. Dia melihat ke bawah, ternyata sepatunya penuh dengan tanah kotor. Di bawah tanah kotor itu ada sehelai kertas. Dia menendang kertas itu dan dengan diam mengikuti Gu Zhuo Piao masuk ke dalam rumah. Sekarang dia merasa dirinya begitu kecil. Dia juga merasa tidak percaya diri.
Gu Zhuo Piao dengan pelan-membaringkan Xiao Ling ke tempat tidur. Dia melihat ke sekeliling kemudian bertanya, "Mana Qi Er?”
Cheng Gai menggelengkan kepala. Dia berpikir, dulu Cheng Gai adalah orang terkenal di dunia persilatan, sekarang Gu Zhuo Piao bertanya kepadanya, dia benar-benar merasa tidak enak.
Ini adalah penyakit manusia. Sewaktu dia merasa dirinya rendah diri dan sangat kecil, dia akan sangat sensitif. Jika sedang tidak ada masalah, apa yang dikatakan orang lain, dia tidak akan merasa terhina. Gu Zhuo Piao seperti merasakan perasaan Cheng Gai. Dia tertawa kemudian dengan pelan berkata, "Hatiku kacau maka aku lupa memanggil Pendekar Cheng.”
Tiba-tiba dia sudah melihat Qi Er yang sedang berlari masuk dan melihat ada sehelai kertas. Gu Zhuo Piao bertanya, "Qi Er, tolong ambilkan teh.”
Tapi Qi Er seperti tidak mendengar perkataan Tuan mudanya. Dengan sepenuh hati dia membaca isi surat itu. Gu Zhuo Piao mengerutkan dahinya. Sambil tertawa Qi Er berjalan mendekati Tuan mudanya. Dia memberikan surat itu kepada Gu Zhuo Piao.
"Tuan Muda, dari mana datangnya kertas ini? Mengapa bisa berada di tangga di luar pintu?”
Cheng Gai melihat kertas itu yang sudah dipenuhi dengan tanah kotor. Tanah itu menempel di sepatunya dan dia sudah membersihkannya. Dengan aneh Cheng Gai bertanya, "Apa isi surat itu?”
Gu Zhuo Piao mengambil kertas itu. Setelah membacanya dia segera tersenyum, "Pendekar Cheng, sepertinya Fei Ying Shen Jian pernah ke sini.”
Nadanya bicaranya terdengar sangat biasa, tapi Cheng Gai terkejut bukan kepalang. Segera dia membaca surat itu. Surat itu berbunyi:
"Anak Ling, sesudah membaca surat ini, harus kau ketahui di sini sudah tidak ada hal penting lagi yang harus kau urus karena itu jangan terlalu lama tinggal di sini. Cepat kembali ke Jiang Nan. Di belakang rumah ada seekor kuda. Di bawah bantal ada uang, kau boleh mengambilnya. Sesudah kembali ke rumah, jangan bocorkan tentang rahasia perjalananku. Kau harus ingat.
Tertanda: Ayah.”
Kertas, ini adalah surat yang ditulis ayah Xiao Ling pada saat tinggal di rumah tua itu. Setelah Xiao Ling membacanya dia lalu membuangnya. Secara tidak sengaja kertas itu menempel di sepatu Cheng Gai. Surat ini membuat Cheng Gai yang tadinya memang sudah bingung sekarang semakin bertambah bingung.