Jilid-09

Gao Tian Jue tidak mengeluarkan suara juga tidak bergerak, tetapi mantel yang dikenakannya berkibar seperti ombak di pantai yang ditiup oleh angin.

Yuan Bao berkata lagi, "Ada suatu hari aku merasa sangat bahagia, seperti layaknya ada sebuah bapau berisi daging yang tiba- tiba jatuh dari langit dan langsung masuk ke dalam mulutku, benar- benar bahagia yang tak terlukiskan."

Dia berkata, "Oleh karena itu orang yang bersamaku pada hari itu juga ikut merasa bahagia yang amat sangat."

Dia menghela nafas. "Penderitaan juga demikian, kau membuat orang lain menderita, diri sendiri juga tentu tidak akan merasa nyaman."

Sebelum perkataan ini selesai diucapkan, sudah ada sebuah tangan yang mencekik tenggorokkannya .

Pada saat itu bos besar Tang sudah siuman. Di saat dia siuman, dia sama sekali tidak melihat sinar matahari.

Tetapi dia pun sama dengan Yuan Bao, berharap dirinya tidak pernah siuman, berharap dirinya lebih baik mati saja.

ooo)O(ooo

BAB XVII UCAPAN SELAMAT

Tanggal 19 bulan 4.

Bos besar Tang sudah siuman dan sudah membuka matanya, tetapi yang ada di hadapannya hanyalah kegelapan, tidak terlihat apa pun, tidak ada bedanya dengan sewaktu dia menutup matanya.

Dia sudah tidak sadarkan diri berapa lama? sekarang ini jam berapa? Tempat apa ini? Untuk apa kakek tua yang aneh itu membawanya ke tempat ini? Dia sama sekali tidak tahu.

Dia hanya tahu bahwa jalan darah utamanya sudah ditotok orang dengan menggunakan ilmu yang tidak lazim, walaupun tidak sampai melukai pembuluh darahnya tetapi tetap saja membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.

Jika kakek tua itu lebih muda sedikit, dia pasti langsung bisa menduga apa yang hendak dilakukan kakek tua itu terhadapnya, pasti langsung terpikirkan akan hal itu.

Tetapi kakek tua itu sudah terlalu tua bahkan tuanya sampai bisa membuat dirinya menghibur diri sendiri. Dia tidak mungkin berbuat hal seperti itu, dia tidak akan tertarik dengan wanita seperti diriku ini karena dia pasti tidak akan tahan. Walaupun kakek tua itu benar sedang mencari wanita, pasti akan mencari gadis kecil yang masih polos.

Dia terus menghibur dirinya seperti itu dan ada kalanya pemikiran yang seperti itu membuatnya merasa jijik, Untung sekali dia masih bisa mendengar.

Tidak lama setelah dia siuman, dia mendengar suara dua orang sedang berbicara. orang yang pertama adalah seorang wanita, tenggorokannya pasti panjang dan kecil sehingga suaranya tinggi seperti menganggap orang lain semuanya tuli.

orang yang kedua bicaranya sangat lambat dan anehi benar- benar kakek tua yang menakutkan itu.

"Apakah kau sudah membawa pulang perempuan itu?"

"Tentu saja aku sudah membawanya pulang," kata kakek tua itu. "Tugas yang kau perintahkan untuk kukerjakan tentu saja harus

berhasil dan barang langsung sampai ke tangan."

"Aku tahu kau paling senang mengerjakan tugas seperti ini." suara wanita itu semakin tinggi, "dasar kau pantat tua, setan tua mata keranjang.

siapa yang suka melakukan pekerjaan seperti ini, kau yang menyuruhku pergi untuk melakukannya.Jika orang lain yang meminta, walaupun bersujud memohon padaku pun aku tidak akan mau." "Pantat ibumu sudah mendapat keuntungan besar masih saja pamer."

"siapa yang dapat untung?"

"Kau, aku sudah menduga kau pasti sudah menyentuhnya."

Lalu terdengar 'plak' suara kakek tua itu ditampar dan dia berkata dengan suara keras.

"Aku tidak bersalah... aku tidak bersalah. "

"Kau masih berani bilang begitu? Kau berani bilang bahwa kau tidak pernah menyentuhnya?"

"Hanya bajingan yang berani menyentuhnya."

"Kau memang pada dasarnya seorang bajingan, dasar bajingan tua"

"Kalau aku seorang bajingan," "lalu kau apa?"

"Cepat kau menyingkir jauh dari sini, semakin jauh semakin baik, sebelum aku memanggilmu kembali kau tidak boleh kembali."

"Baiklah."

Kakek tua itu menghela nafasnya dan berkata sendiri dengan menggerutu, "sudah hidup selama 70-80 tahun tapi masih saja cemburuan seperti seorang gadis kecil, coba katakan bingung atau tidak?" suara kakek tua itu tiba-tiba menjauh seperti yang takut ditampar lagi.

sekarang dia bisa merasakan bahwa wanita yang bersuara tinggi itu dan kakek tua itu pasti adalah sepasang suami istri.

saat ini yang laki-laki sudah pergi, yang tinggal hanya yang wanita yang bahkan sudah berusia 70-80 tahun. Apa yang bisa dilakukan seorang nenek yang sudah setua itu terhadapnya?

situasi yang sekarang jauh lebih baik dari situasi yang dibayangankannya semula.

Pada saat dia mulai merasa bahwa dirinya bisa merasa tenang, tiba-tiba lentera menyala dengan terang.

Begitu lentera menyala, ruangan yang tadinya dipenuhi kegelapan tiba-tiba menjadi terang benderang, tentu saja mata siapa pun tidak ada yang tahan.

Bos besar Tang mengejap-ngejapkan matanya, sebentar membuka matanya dan sebentar menutup matanya, tapi tetap saja tidak bisa melihat apa pun dengan jelas, hanya bisa melihat beberapa buah lentera yang jauh lebih terang dari lentera yang ada di rumah judinya.

Semuanya tergantung di atas tiang-tiang penyangga atap di atas kepalanya, semua lenteranya menyoroti dirinya sehingga bagian yang lainnya tetap saja gelap.

Dia melindungi matanya sedikit dari sinar lentera yang terang dengan menggunakan bulu matanya dan melihat dari balik bulu matanya, tetapi hanya bisa melihat sebuah bayangan seseorang. orang ini memang benar seorang perempuan dan sepertinya orangnya sangat kurus dan tinggi.

sebenarnya bos besar Tang bukan benar-benar melihat perempuan ini tetapi hanya melihat pakaian yang dikenakannya saja.

sehelai rok panjang berwama putih yang indah yang sebenarnya tidak pantas dipakai di tubuh seorang nenek tua yang telah berusia 70-80 tahun.

Hanya dengan melihat pakaian ini, bos besar Tang bisa merasakan bahwa orang ini pasti jauh lebih tinggi dari semua yang pernah dilihat oleh bos besar Tang. Karena pakaian yang dikenakannya jauh lebih panjang dari yang pernah dilihatnya dikenakan oleh orang lain, bahkan sangat sempit.

Pakaian yang dikenakan oleh bos besar Tang pada saat berusia 13 tahun saja jauh lebih lebar dari ini.

Wanita yang seperti apa yang bisa mengenakan pakaian seperti itu, dia sendiri benar-benar tidak bisa membayangkannya.

Wanita ini juga sedang memperhatikannya, bahkan memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan seksama. setelah melihatnya lama, barulah bertanya padanya dengan menggunakan suaranya yang tinggi dan melengking itu.

"Apa margamu? Siapa namamu? Berapa usiamu tahun ini?

Apakah kau sendiri yang membuka rumah judi Ru Yi Du fang itu?" Bos besar Tang menolak untuk menjawab. Wanita ini tidak punya hak untuk bertanya padanya dan dirinya pun tidak harus menjawabnya .

Dia malah balas bertanya, "Apa margamu? Siapa namamu?

Berapa usiamu tahun ini? Mengapa bukan kau yang teriebih dulu memberitahukannya padaku?"

"Aku bisa mengatakannya padamu," kata wanita ini, "Margaku Lei, orang-orang memanggilku nona besar Lei."

"Kalau begitu aku juga bisa mengatakannya padamu, margaku Tang, semua orang memanggilku bos besar Tang."

"Berapa usiamu tahun ini?"

"Apakah kau sendiri sudah memberitahuku berapa usiamu tahun ini?"

"Belum."

"Kalau begitu mengapa aku harus mengatakannya padamu?" "Kau boleh tidak memberitahuku, benar-benar boleh," kata nona

besar Lei dengan dingin.

"Aku suka akan sifatmu yang satu ini, sifat yang tidak mau rugi sampai mati, karena sifatku juga sama demikian."

"Baguslah kalau begitu."

"Tapi sayangnya, antara kau dan aku masih ada yang tidak sama."

"Di mananya?" Nona besar Lei tidak berkata lebih lanjut tapi justru mengeluarkan sebelah tangannya danplak memberikan sebuah tamparan kepada bos besar Tang.

Gerakan pada saat dia mengeluarkan tangannya sangatlah lambat, tapi sebelum bos besar Tang dapat melihat dengan jelas tangan itu seperti apa, pada wajahnya telah mendarat sebuah telapak tangan dan tangan pun sudah ditarik kembali. Tamparan ini datangnya sangat cepat.

"Aku bisa memukulmu, tapi kau justru tidak bisa memukulku. inilah perbedaan yang ada di antara kita." Nona besar Lei berkata,

"Apakah sekarang kau sudah mengerti?" Bos besar Tang menutup mulutnya.

"Aku tidak hanya bisa menamparmu, tapi juga bisa melakukan banyak hal yang lain," kata nona besar Lei lagi.

"Hal apa pun yang terpikirkan olehmu, aku juga sama bisa melakukan semuanya."

Dia berkata dengan sombong, "Bahkan hal yang tidak terpikirkan olehmu pun bisa kulakukan."

Hati bos besar Tang semakin tenggelam. Dia sadar bahwa perkataan nona besar Lei ini bukan untuk menakuti orang.

Persoalan yang timbul di antara perempuan biasanya lebih menakutkan daripada laki-laki. Dia sudah terpikirkan hal-hal yang menakutkan. Nona besar Lei menghela nafasnya. "Aku percaya sekarang kau sudah mengerti sepenuhnya apa maksudku." Dia bertanya,

"Apakah sekarang kau bisa memberitahukanku siapa namamu sebenarnya?"

"Tang Lan Fang." "Berapa usiamu?" "34 tahun."

"Hanya 34 tahun? Baguslah, masih terhitung seorang gadis kecil, masih sepadan."

seorang perempuan berusia 34 tahun masih dikatakan seorang gadis kecil, lalu berapa usia nona besar Lei ini?

Bos besar Tang benar-benar ingin melihat wajahnya, ingin tahu seperti apa tampang orang ini.

"Usiamu tidak terlalu tua, tampang juga lumayan, walaupun sifatnya tidak begitu baik, tapi juga tidak bisa dikatakan jelek." Nada bicara nona besar Lei tiba-tiba berubah menjadi hangat.

"sejujurnya, aku sudah sangat puas terhadapmu, hanya saja aku tetap ingin melihatmu secara pribadi."

"Melihatku secara pribadi?" jerit Tang Lan Fang. "Mengapa kau ingin melihatku secara pribadi?"

Dia tiba-tiba berteriak karena dia tiba-tiba teringat akan satu hal yang lebih menakutkan dari hal apa pun. Dia tiba-tiba teringat akan perkataan kakek tua tadi.

"Kau pasti tidak akan percaya pada apapun yang aku katakan, aku datang kemari hanya karena istriku ingin melepaskan pakaianmu, melihat sendiri tubuhmu."

Pada saat itu dia merasa sangat geli, bahkan sampai mengeluarkan tawa, karena dia belum pernah mendengar hal yang gila seperti itu. sekarang tawanya tidak bisa keluar.

Pada saat itu dia memang tidak percaya bahwa kakek tua itu berkata yang sebenarnya. sekarang dia percaya.

Tangan nona besar Lei terjulur lagi, tapi kali ini bukan untuk menamparnya tetapi untuk melucuti pakaiannya.

semua pakaian yang dikenakan oleh bos besar Tang dibuat oleh penjahit ternama, tidak hanya mahal, juga sangat pas di badan, bahkan ada ciri khas tertentu.

Kancing pakaiannya dibuat khusus. Walaupun dia tidak bisa bergerak, orang lain juga sukar untuk melepaskan pakaiannya.

Ini bukan karena banyak laki-laki yang sering melepaskan pakaiannya, bahkan walaupun ada yang dalam hatinya ingin  berbuat demikian juga tidak akan berani benar-benar melakukannya

. Ini hanyalah kebiasaannya saja.

Dia selalu berpendapat bahwa kancing baju pada pakaian seorang perempuan sama seperti pos penjagaan di garis depan, jika bisa menjaga sedikit lebih ketat maka harus menjaga sedikit lebih ketat. Tapi sekarang penjagaan di garis depan ini dengan segera bisa diatasi, dalam sekejap telah diatasi oleh jari-jari nona besar Lei.

Bos besar Tang belum pernah melihat jari tangan orang secekatan jari tangan nona besar Lei.

Tangan Gao Tian Jue dingin seperti es seperti jepit baja yang terpasang pada lengannya yang putus.

Siapa pun yang tenggorokannya dicekik oleh tangan seperti itu, jika tidak mati karena kaget tentunya kaget setengah mati.

Tetapi sama sekali tidak tersirat ketakutan sedikit pun di wajah Yuan Bao, malah sebaliknya memandangi Gao Tian Jue dengan sinar mata yang gembira, bahkan menghela nafas dan menggelengkan kepalanya sambil berkata.

"Kau benar-benar orang yang patut dikasihani, aku benar-benar merasa kasihan padamu."

Dia malah masih bisa mengasihani orang lain, seperti yang tidak tahu bahwa orang yang patut dikasihani ini setiap saat bisa membuat tenggorokannya putus.

"Kau kasihan padaku?" Gao Tian Jue tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya.

"Mengapa merasa kasihan padaku?"

"Karena kemungkinan besar hidupmu sudah tidak lama lagi."

Nyawanya sendiri berada di tangan orang lain, malah mengatakan bahwa hidup orang itu sudah tidak lama lagi, bahkan nada bicaranya sangat serius. Gao Tian Jue yang sudah malang melintang di dunia persilatan selama 20-30 tahun, belum pernah menjumpai orang seperti ini.

"Yang hidupnya tidak lama lagi itu kau atau aku?" tanyanya pada Yuan Bao.

"Tentu saja kau."

"Mengapa hidupku tidak akan lama lagi?"

"Karena kau sakit, kata Yuan Bao. Bahkan sakitnya sangat parah." "oh?"

"Jika aku adalah kau, pasti sudah dari tadi pulang ke rumah dan minum semangkuk besar sup. menggunakan selimut 2-3 lembar, dan tidur nyenyak selama 3 hari," kata Yuan Bao dengan sungguh- sungguh .

"Jika kau mendengarkanku dan melakukan apa yang tadi kukatakan, mungkin masih bisa tertolong."

Gao Tian Jue sepertinya sudah cukup mendengar perkataan Yuan Bao, bola mata Yuan Bao berputar-putar lalu dengan tiba-tiba menangkap tangannya.

"Coba kau raba betapa dinginnya tanganmu, benar-benar lebih dingin daripada tangan orang mati." Dia lagi-lagi menghela nafas.

"Makanya aku sarankan kau dengarkan baik-baik perkataanku dan cepatlah pulang." Tangan Gao Tian Jue dingin seperti es sampai ke tulang. Dia menggunakan kedua belah tangannya untuk menahan tangan Gao Tian Jue dan berkata dengan lembut,

"orang sepertimu harus baik-baik menjaga diri, jika diri sendiri tidak bisa menjaga diri dengan baik, siapa lagi yang akan menjagamu?Jika kau mati, mungkin orang yang bakal meneteskan air mata pun tidak ada." Dia tidak tertawa.

Perkataan ini sepertinya benar-benar keluar dari lubuk hatinya yang terdalam. Dia berharap Gao Tian Jue merasa terharu.

Dia terkadang ingin membuat orang lain merasa terharu karena dia juga sering dibuat terharu oleh orang lain.

sepertinya susah mencari orang yang kedua yang mudah terharu seperti dirinya.

Gao Tian Jue sama sekali tidak ada reaksi sedikit pun, tetapi dia juga tidak melepaskan tangannya dari tangan Yuan Bao. Ini saja sudah reaksi yang sangat aneh.

Jika ada orang lain yang berkata seperti itu dihadapannya, lidah orang itu pasti sudah dipotongnya .Jika ada orang yang berani menyentuh tangannya, seluruh tubuh orang itu pasti sudah tidak ada lagi tulang yang utuh.

Yuan Bao sudah menunggu lama tetapi tetap tidak melihat tampang yang terharu sedikit saja dan dia tidak bisa menahan dirinya untuk mencoba bertanya.

"Apakah kau mendengar perkataanku?"

"Aku mendengarnya," Gao Tian Jue ternyata menjawabnya. "Aku mendengarkan setiap katanya dengan jelas." "Apa kau sudah bersiap-siap untuk pulang?" "Tidak."

"Lalu kau bersiap-siap untuk apa?"

"Bersiap-siap untuk membunuhmu," kata Gao Tian Jue dengan dingin.

"Pertama-tama kupotong dulu lidahmu, lalu kuputuskan tanganmu, kemudian baru membunuhmu untuk dijadikan makanan anjing."

"Mengapa?" Yuan Bao sepertinya sangat heran. "Aku begitu baik padamu, mengapa kau ingin membunuhku?"

"Karena aku tahu tidak ada satu pun perkataanmu yang sungguh- sungguh," kata Gao Tian Jue sambil tertawa dingin.

"Kau hanya memanfaatkan kata-kata seperti itu untuk membuatku terharu sehingga melepaskanmu pergi."

Yuan Bao sama sekali tidak ada niat untuk membantahnya, hanya menghela nafas dan tertawa pahit sambi berkata.

"Kelihatannya tidak mudah untuk membohongimu." "Kau mengakuinya?"

"Jika tidak bisa membohongimu, mau tidak mengaku pun tidak bisa," kata Yuan Bao. "Bunuhlah aku."

"Aku memang pada dasarnya ingin membunuhmu." "Kau sudah menyiapkan cara apa untuk membunuhku?" tanya Yuan Bao.

"Bisakah membunuhku dengan menggunakan tangan ini?"

Tangannya masih menahan tangan Gao Tian Jue, lalu tiba-tiba dia mencium tangan yang dingin seperti es itu dengan lembut dan hangat.

"Kata orang, tahanan hukuman mati di dalam penjara boleh mengajukan permintaan terakhir sebelum dia dipenggal," kata Yuan Bao.

"Ini adalah permintaanku yang terakhir, kau harus mengabulkannya padaku."

setelah berkata begitu, Yuan Bao segera memejamkan matanya menunggu kematiannya.

Bos besar Tang tidak menangis. Tidak ribut, tidak menjerit, tidak melawan, dan juga tidak menangis.

Karena dia tahu semua itu akan sia-sia saja. Dia lebih baik mati saja sekalian, jika tidak mati, bisa pingsan juga bagus. sayangnya, dia tidak hanya tidak mati bahkan sangat sadar.

Jadi dia hanya bisa berbaring di sana membiarkan orang melihatnya, berbaring di bawah sorotan lentera dan membiarkan nona besar Lei yang sama sekali tidak mirip seorang nona itu melihatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki sampai puas.

Payudaranya penuh, kakinya panjang dan langsing, seluruh tubuhnya tidak terdapat bekas luka sedikit pun, juga tidak ada kulit yang kelebihan daging, benar-benar tidak ada bedanya dengan sewaktu dia berusia 17 tahun.

Bagi seorang wanita yang berusia 34 tahun untuk menjaga bentuk tubuh seperti itu sangatlah tidak mudah, ini adalah hasil dari latihannya selama bertahun-tahun, ini adalah hal yang paling diperhatikannya.

Di malam di musim semi, selesai Tang Lan Fang mandi, pada waktu mengenakan pakaian di hadapan cermin di malam tanpa ada satu orang pun, pada saat terbuai mimpi di musim semi, dia pasti secara tidak sadar mengingat sesuatu yang tidak boleh diingat, membayangkan ada seseorang yang menyentuh dan meraba tubuhnya yang indah. sama seperti malam di musim semi 17 tahun yang lalu, seperti pada saat pertama kali dia mempersembahkan dirinya.

Dia benar-benar berpikir demikian, dia percaya ada banyak wanita yang juga akan berpikir demikian.

ooo)o(ooo

BAB XVIII RAMBUT PUTIH YANG DISELIPKAN BUNGA MERAH

Mereka tidak berani makan ini dan tidak berani makan itu, begitu melihat daging berlemak seperti yang melihat hantu yang hidup saja. Mereka mati-matian berjuang menjaga postur tubuh mereka, apakah hanya demi untuk dikagumi orang lain?

Tetapi saat ini dia justru ingin sekali mencungkil mata orang yang sedang mengagumi postur tubuhnya ini. Yang paling membuatnya tidak tahan adalah nona besar Lei ini bukan hanya matanya saja yang tidak berhenti melihat tetapi juga mulutnya tidak berhenti berguman sendiri

"Tidak jelek, perawatannya sungguh tidak jelek, sama sekali tidak ada kelebihan lemak, kelihatannya juga tidak ada kelainan apapun. lagi pula pastinya sanggup melahirkan anaki di kemudian hari pasti akan memiliki banyak keturunan."

Bos besar Tang akhirnya benar-benar sudah tidak tahan lagi, akhirnya tidak dapat menahan untuk berteriak.

"Di antara kita sama sekali tidak ada benci dan dendam, mengapa kau memperlakukanku seperti ini?" Dia berteriak keras, "siapa kau sebenarnya? Mau apa sebenarnya? Bisakah kau memberitahukannya padaku?"

siapa yang bisa menjelaskan kejadian yang tidak masuk akal seperti ini? siapa pula yang bisa mengerti?

Nona besar Lei tidak hanya tidak menjelaskannya, malah mengatakan perkataan yang makin tidak masuk di akal.

Dia tiba-tiba menggunakan nada suara yang gembira berkata kepada Tang Lan Fang.

"Kuucapkan selamat padamu"

Tanggal 19 bulan 4, sebelum tengah hari......

Yuan Bao sedang menunggu kematiannya, tetapi sesudah menunggu lama tetap saja belum kunjung mati. Tangan Gao Tian Jue masih tetap ditahan oleh kedua tangannya tetapi tangan yang sedingin es itu perlahan-lahan mulai mengendur. seperti sebuah gunung es yang berada di tengah laut dingin di kutub utara yang perlahan-lahan mulai mencair.

Jika gunung es saja bisa mencair, apalagi seorang manusia yang memiliki darah dan daging. Yuan Bao tertawa.

"Aku sudah tahu kalau kau tidak akan tega membunuhku," katanya.

"Mana mungkin kau sampai tega melakukannya pada orang yang semanis diriku ini." Gao Tian Jue masih tetap tidak bergeming.

Dia orangnya pada dasarnya sudah tidak ada di sini lagi tetapi sudah jatuh ke dalam lubang perangkap yang dalam, rahasia, dan gelap. seseorang yang mengubah mimpi di masa lalu menjadi sebuah jebakan.

Yuan Bao mengusap-usap tangannya dan menghela nafas. "Tangan yang sebagus ini sebenarnya bisa melakukan banyak

...banyak.. hal yang bisa membuat orang lain dan dirimu sendiri merasa bahagia, tetapi mengapa kau justru menggunakannya sebagai alat untuk membunuh? " Dia tiba-tiba bertanya kepada Gao Tian Jue, "Mengapa kau tidak bisa seperti wanita yang lain, melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh wanita?"

Tangan dan tubuh Gao Tian Jue tiba-tiba berubah menjadi dingin dan kaku. "Kau tahu aku adalah seorang wanita?"

"Tentu saja aku tahu," kata Yuan Bao. "sudah dari semula aku tahu." Gao Tian Jue tiba-tiba mengganti tangannya dan menahan pembuluh nadinya, lalu berkata dengan suara keras,

"Kau sudah tahu kalau aku ini adalah seorang wanita tapi masih berani berbuat seperti itu terhadapku?"

Dia tiba-tiba berubah lagi menjadi orang yang setiap saat bisa membunuh orang, tangannya juga tiba-tiba berubah lagi menjadi alat pembunuh yang setiap saat bisa membunuh orang.

Tapi Yuan Bao tidak takut sedikit pun.

"Justru karena aku tahu bahwa kau sebenarnya adalah seorang wanita maka aku baru memperlakukanmu seperti itu." Yuan Bao berkata,

"selama ini aku selalu menaruh simpati padamu."

"Kau simpati pada ku?" Nada suara Gao Tian Jue sudah berubah menjadi berang danparau. "Kau berani menaruh simpati padaku?"

"Mengapa aku tidak boleh menaruh simpati padamu?" Yuan Bao berkata, "Kau tidak memiliki saudara ataupun teman, kau beberapa tahun belakangan ini jauh menderita dan kesepian dibandingkan dengan orang lain."

Dia menghela nafasnya. "sejujurnya, aku tidak hanya simpati padamu, tetapijuga menyukaimu."

Gao Tian Jue justru seperti orang yang ditusuk oleh pisau, jari tangan yang sedingin es itu sudah menusuk daging Yuan Bao sampai menembus pembuluh darahnya. "Apa katamu?" kata Gao Tian Jue dengan suara keras. "Apa yang sedang kau katakan?" "Aku sedang mengatakan bahwa aku menyukaimu." Yuan Bao sepertinya juga sudah mulai marah. "Kata siapa aku tidak boleh menyukaimu? siapa yang membuatmu merasa bahwa dirimu sudah tidak pantas untuk disukai oleh orang lain?"

Dia semakin lama semakin marah. "Apakah kau mengira bahwa aku sedang menebarkan pesonaku? sedang menggodamu?Jika kau berpikir demikian, lebih baik segera saja membunuhku. Jika hari ini kau tidak membunuhku maka kau adalah seorang brengsek."

siapa yang berani berkata seperti itu dihadapan Gao Tian Jue?

Bahkan Yuan Bao sendiri tahu tidak akan ada yang berani.

oleh karena itu dia menutup lagi matanya bersiap-siap untuk menyambut kematiannya.-

"selamat padaku? Kau sedang menyelamati aku?" Bos besar Tang tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak keras sampai teng gorokan serasa mau copot.

Nona besar Lei tetap berkata dengan nada suara yang gembira, "Aku sedang menyelamatimu." Lalu dia mengulangi lagi perkataannya, "selamat, selamat, selamat berbahagia."

Tang Lan Fang sudah hampir pingsan karena saking marahnya. "Aku baik-baik saja berada di dalam rumah sendiri lalu tiba-tiba dibawa pergi seenaknya ke tempat ini oleh seorang kakek tua yang kurang ajar, lalu dengan seenaknya dilucuti pakaiannya oleh seorang nenek tua yang kurang ajar, membuatku setengah mati setengah hidup, kau sekarang malah memberiku selamat?"

Dia bertanya sambil mengerang, "Apakah kalian ini punya kelainan?" Nona besar Lei ternyata tidak marah.

"Kami tidak mempunyai kelainan, kau juga tidak." Dia berkata, "Aku berani jamin sekujur tubuhmu sama sekali tidak ada

kelainan apa-apa."

"Aku memang pada dasarnya tidak memiliki kelainan apa-apa." "Justru karena kau tidak ada kelainan apa-apa aku baru

memberimu selamat." Nona besar Lei berkata,

"Karena kami ingin melihat apakah kau punya kelainan atau tidak, makanya kau kami bawa ke tempat ini."

"Entah ada berapa banyak orang yang ada di atas bumi ini, lalu mengapa kalian tidak memeriksa apakah mereka memiliki kelainan? Mengapa justru memilihku?"

"Karena kau bukan orang lain."Jawaban nona besar Lei semakin hebat."Justru karena kau bukan orang lain, makanya kami memilihmu."

"Aku punya kelainan atau tidak, apa urusannya dengan kalian?" "Tentu saja ada."

"Di mananya?"

"Karena tuan muda ke-9 kami menyukaimu dan hendak melamarmu menjadi istrinya," kata nona besar Lei. "oleh karena itu tentu saja kami harus melihatmu dengan seksama, orang yang memiliki kelainan mana mungkin bisa masuk ke dalam keluarga Long kami?"

Tang Lan Fang akhirnya mengerti, tapi tetap saja tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya,

"Tuan muda ke-9 kalian itu apakah barang berharga yang hidup (Huo Bao) itu?"

"Bukan Huo Bao, tetapi Yuan Bao," kata nona besar Lei sambil tertawa.

"Yuan Bao yang dikasihi oleh banyak orang." Wajah bos besar Tang menjadi merah dan panas.

"Dari mana kalian tahu kalau dia hendak melamarku? " Dia mengeluarkan keberaniannya untuk bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu?"

"Bagaimana mungkin kami tidak tahu?" Tawa nona besar Lei semakin senang. "Apa yang kalian lakukan di dalam kamar kemarin malam, kami sudah mengetahuinya." Wajah Tang Lan Fang semakin merah dan panas.

Bagaimana mungkin membiarkan orang lain sampai tahu tentang apa yang kemarin malam mereka katakan dan lakukan di dalam kamar itu?

"Kami bukannya suka mencampuri urusan orang lain, kami sudah puluhan tahun tidak turut campur urusan orang lain." Nona besar Lei berkata "tetapi urusan tuan muda ke-9 kami harus turut campur, bahkan tidak bisa tidak turut campur."

"Mengapa?"

"Karena kami berhutang budi pada ayahnya."

Bos besar Tang mulai marah lagi. "Di luaran dia ugal-ugalan dan membuai gara-gara, tapi mengapa kalian membiarkannya?"

"Untuk soal yang seperti itu, kami memang tidak pernah turut campur." Nona besar Lei berkata,

"Untuk yang satu itu bahkan ayahnya sendiri pun tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun kami ingin turut campur pun sama saja tidak bisa berbuat apa-apa."

Nada bicaranya sansat tegas sekali "Asalkan tidak ada yang berbuat sewenang-wenang terhadapnya, apapun yang dilakukannya, kami tidak akan peduli."

"Jika dia berbuat sewenang-wenang kepada orang lain bagaimana?"

"Dia adalah seorang anak yang baik, orangnya baik, hatinyapun baik, bagaimana mungkin dia berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain?"

Dalam nada suara nona besar Lei penuh dengan rasa kasih sayang.

"jika benar dia berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain juga tidak akan jadi masalah." Dia berbicara semakin tegas, "Jika dia bisa berbuat sewenang- wenang kepada orang lain, kami akan pura-pura tidak tahu dan membiarkan dia berbuat semaunya Jika dia tidak bisa berbuat seperti itu, maka kami akan membantunya." Bos besar Tang terkejut mendengarnya.

Dia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa mengeluarkan perkataan yang tidak masuk di akal seperti itu.

"sekarang aku sudah tahu bahwa kau sama sekali tidak ada kelainan apa pun, sudah cukup layak untuk menikah dengannya, tentu saja aku akan menyelamatimu"

Nona besar Tei bertanya, "Apakah sekarang kau sudah mengerti?"

"Tidak mengerti."

"Kau masih tidak mengerti?" Nona besar Lei sangat heran. "Apakah kau itu seorang idiot?"

"Aku bukan idiot," kata Tang Lan Fang.

"Hanya saja aku ini sudah menjadi seorang nenek-nenek." "Kau sedikit pun tidak terlihat tua."

"Aku sedikitnya lebih tua darinya belasan tahun."

"Apa hubungannya?" tanya nona besar Lei dengan polos dan sungguh-sungguh. "suami istri dan teman sama saja, dua orang bersama-sama asalkan keduanya merasa bahagia, perbedaan usia sedikit apalah artinya?" Tang Lan Fang terpaku. Kalimat yang diucapkan tadi, dia juga sama sekali tidak pernah mendengar ada orang yang pernah mengatakannya. Hatinya tiba- tiba mulai berdegup kencang.

Dia juga mendengar suara kakek tua itu bertanya dari luar. "Apakah aku sudah diperbolehkan masuk?"

"Coba kalau berani" kata nona besar Lei dengan keras "Jika kau berani masuk ke dalam, aku akan mencukil keluar biji matamu."

Kakek tua itu sepertinya mengeluh di luar, sedangkan nona besar Lei berguman sambil memaki, "Dasar playboy tua, dasar setan tua." sambil memaki, sambil memakaikan pakaian pada Tang Lan Fang, lalu berseru dengan suara keras. "Kau masuklah."

Baru sekarang Tang Lan Fang bisa melihat dengan jelas kedua orang suami istri itu. sang suami sangat aneh, misterius, kurus dan pendek. sang istri lebih aneh, lebih misterius, kurus seperti batang bambu, tapi lebih tinggi satu kali lipat dibandingkan suaminya.

Usianya pun sudah bukan lagi usia seorang nona besar, usianya sudah bisa membuatnya menjadi ibu bagi nona besar mana pun.

Tapi pakaian yang dipakainya memang pakaian yang biasa dipakai oleh para nona besar, bahkan jauh lebih modern dibandingkan yang biasa dipakai oleh para nona besar.

Mukanya yang keriput masih memakai make up dan rambutnya yang telah memutih diselipkan sebuah bunga merah.

Tang Lan Fang belum pernah bertemu dengan orang yang begitu lucu, tetapi dia tidak sampai mengeluarkan tawanya. Dia tidak bisa tertawa. Kakek iua itu malah tertawa terkikik sambil memandanginya.

"Kau tahu tidak mengapa tadi istriku mengeluarkan perkataan seperti itu padamu?" tanyanya pada Tang Lan Fang. "Mengapa suami istri berbeda usianya sedikit tidak masalah?"

Dia langsung menjawab sendiri pertanyaan tadi, seperti yang takut istrinya tidak memperbolehkannya membicarakan hal ini. "Karena umur istriku juga lebih tua belasan tahun dariku."

Tang Lan Fang terheran- heran. Dia heran bukan karena perkataan tadi, tapi karena dia tidak ditampar karena perkataan tadi.

Nona besar Lei tidak hanya tidak mengeluarkan tangannya, malahan memandang pada suaminya itu dengan pandangan yang hangat.

shio-nya kambing dan selama ini mengira bahwa shio-kujuga kambing, mengira aku hanya lebih tua darinya 12 tahun. Dia berkata, "sebenarnya shio-ku macan, sehingga aku jauh lebih tua darinya 17 tahun."

"Kau kira aku tidak tahu?" Kakek tua itu tertawa. "Kau kira kau bisa menipuku?"

"Kau tahu?"

"Tentu saja aku tahu." Kakek tua itu berbangga hati.

"Aku sudah mengetahuinya sebelum kau menikah denganku." "Lalu mengapa kau masih memohon padaku untuk menikah denganmu?"

"Karena aku suka padamu." Kakek tua itu memandang pada istrinya dengan pandangan matanya yang juga penuh dengan kehangatan.

"Meskipun kau jauh lebih tua dariku 70 tahun sekalipun, aku tetap memintamu menikah denganku."

"Benarkah?"

"Kapan aku pernah membohongimu?" Kakek tua itu mengejap- ngejapkan matanya.

"Ada kalanya jika aku membohongimu, itu hanya karena aku tidak ingin membuatmu marah."

Nona besar Lei tertawa senang, tertawanya benar-benar seperti tawa seorang nona besar.

"Kau tidak boleh membohongiku kali ini." Lalu dia membalikkan kepalanya dan bertanya,

"Apakah kau pernah merasa menyesal setelah menikah denganku?"

"Mengapa aku harus menyesal?"

"Karena tidak hanya umurku jauh lebih tua darimu, tapi juga galak, judes, dan cemburuan."

"Kau galak juga demi kebaikanku, kau cemburu juga karena kau suka padaku, takut aku mencari wanita yang usianya jauh lebih muda darimu," kata kakek tua itu "Jika kau tidak suka padaku, meskipun aku mendapatkan 800 orang wanita dalam sekejap. meskipun aku berlutut di depanmu memohon supaya kau cemburu, kau juga tidak akan cemburu."

Dia tiba-tiba menggenggam tangan istrinya, sama seperti anak muda yang menggenggam tangan orang yang dicintainya. "Aku tanya padamu, bertahun-tahun ini, hari-hari yang kita lalui apakah sangat bahagia?"

Nona besar Lei menganggukkan kepalanya. "sejak menikah denganmu, hari-hari yang kulalui setiap hari benar-benar membahagiakan, jika tuhan mengijinkan aku hidup sekali lagi, aku tetap akan menikah denganmu."

Dia tiba-tiba membalikkan kepalanya bertanya pada Tang Lan Tang, "Apakah kau merasa kami ini sangat menjijikkan?"

Tang Lan Fang tidak menjawab dan tidak perlu menjawab, dia percaya mereka juga tahu perasaannya terhadap mereka.

Jika sekarang ada orang yang mengatakan bahwa mereka berdua menjijikkan, tidak peduli siapa orangnya, dia akan langsung memberikan tamparan pada mereka.

sebenarnya mula-mula dia juga merasa sepasang suami istri ini sangat menggelikan, tapi sekarang dia justru ingin meneteskan air mata. Air matanya benar- benar jatuh.

seperti orang yang sudah lama tinggal di dalam kegelapan, lalu tiba-tiba melihat langit yang cerah, gunung yang biru, pohon yang hijau, bunga yang merah dan sinar mentari yang menyinari bumi, air matanya mulai berjatuhan satu demi satu. "Kau menangis?" "Aku tidak menangis."

"Kau jelas-jelas sedang meneteskan air mata."

"Meneteskan air mata belum tentu menangis," kata Tang Lan Fang.

"Pada saat menangis juga belum tentu harus meneteskan air mata."

"Kalau begitu mengapa kau meneteskan air matamu?" Nona besar Lei berkata,

"Nenek- nenek seperti aku ini, masih berdandan seperti layaknya seorang gadis muda, kau pasti merasa sangat lucu, tapi mengapa kau malah meneteskan air mata?"

"Aku tidak tahu," kata Tang Lan Fang. "Aku benar-benar tidak tahu."

sebenarnya dia mengetahuinya hanya tidak bisa mengemukakannya. Kakek tua itu mewakilkan dirinya untuk mengatakannya.

"Jika kau merasa dirimu masih muda, siapa yang berani mangatakan dirimu sudah tua?" kakek tua itu memberitahu istrinya

"Jika dirimu tidak merasa sudah tua, tidak peduli kau berdandan seperti apa pun, tidak akan ada orang yang merasa kau menggelikan." Dia melanjutkan, "seseorang itu tua atau tidak bukan dilihat dari umurnya, melainkan dari hatinya. oleh karena itu ada sebagian orang pada usia 18 tahun sudah menjadi tua, ada sebagian orang yang hidup sampai usia 80 tahun tapi tetap muda."

Nona besar Lei tertawa, mengusap secara perlahan wajah Tang Lan Fang "jika aku saja tidak bisa dikatakan sudah tua, bagaimana kau berani mengatakan dirimu sudah tua? Mari, cepat ikut aku pulang."

"Pulang?" Tang Lan Fang bertanya, "Pulang ke mana?"

"Tentu saja pulang ke samping barang berharga-mu yang hidup itu."

Dia sudah menarik Tang Lan Fang bersiap untuk pergi dan wajah Tang Lan Fang sudah menjadi merah.

"Tunggu dulu." "Tunggu apa lagi?"

"Masih ada hal yang belum kalian tanyakan padaku." "Hal apa?"

"Meskipun dia benar-benar bersedia menikahiku, tapi apakah aku bersedia atau tidak menikah dengannya?" Tang Lan Fang berkata dengan wajah yang memerah, "Bagaimanapun juga, kalian seharusnya menanyakannya dulu padaku."

Dia mengeluarkan keberaniannya baru bisa mengeluarkan perkataan seperti itu, tapi bagi nona besar Lei hal ini bukanlah masalah. "Tentu saja kau bersedia menikah dengannya," kata nona besar Lei. "orang seperti dia, gadis yang mau menikah dengannya sudah tidak terhitung banyaknya .Jika menyuruh mereka berbaris, dari sini bisa-bisa sampai ke kota Gai Feng."

"Benarkah sebanyak itu gadis yang ingin menikah dengannya?" "Tentu saja benar."

"Kalau begitu kau suruh saja mereka menikah dengannya."

"Mengapa aku harus menyuruh orang lain menikah dengannya?" "Karena aku bukan orang lain," kata Tang Lan Fang sambil

memalingkan wajahnya.

"orang lain bersedia, aku tidak"

Nona besar Lei tertawa lagi. "Aku tahu... aku tahu... semua wanita pasti begitu. Meskipun di mulut berkata tidak mau, tetapi di hati sudah 1000-10000 kali mau"

Dia sepertinya sudah menetapkan hal ini dan tidak bisa diubah, terserah Tang Lan Fang mau berkata apa, dia tidak akan mendengarkannya.

Tang Lan Fang hanya bisa mengikutinya pergi. Bertemu dengan orang seperti ini, apakah kau masih ada cara yang lain?

sinar di musim semi menyinari bumi, bunga-bunga bermekaran. Ada sebagian bunga yang mekar terlebih dahulu, ada sebagian lagi yang terlambat mekar, ada sebagian lagi yang selalu mekar. Bunga yang mekar terlambat ada kalanya lebih indah dari bunga yang mekar terlebih dahulu.

Hidup sebagian orang juga sama, sama seperti bunga yang mekar terlambat, pada saat dirinya merasa seumur hidupnya dia tidak  akan memiliki kesempatan untuk mekar, penguasa di atas justru sengaja memberi kejutan, membuat dirinya menjadi mekar dan mekarnya sangat indah.

Jadi orang asalkan masih hidup pasti masih ada harapan.

Hati Tang Lan Fang sedang berdegup kencang, jarak sampai ke rumahnya semakin dekat, degupnya semakin kencang.

Apa yang akan terjadi setelah bertemu dengan Yuan Bao? Apa yang akan dilakukan Yuan Bao padanya? Dia harus bagaimana menghadapi Yuan Bao? Dia masih tidak berani memikirkannya.

setan kecil itu hanya karena mabuk baru dengan sembarangan mengeluarkan perkataan seperti itu, mungkin dirinya sendiri tidak menyadari sudah berapa kali dia berkata hal yang sama kepada gadis yang lain. Mungkin dirinya sendiri sudah lupa kalau dirinya pernah mengeluarkan perkataan seperti itu.

Tapi sepasang suami istri ini justru menganggapnya serius, seperti yang menganggap Yuan Bao benar-benar akan melamarnya, seperti yang ingin segera mengiring mereka memasuki kamar pengantin.

Begitu memikirkan hal ini, hatinya berdegup semakin kencang. Dia sangat menyukai Yuan Bao, benar-benar menyukainya, tapi rasa sukanya masih belum sampai mencapai tahap bersedia segera menikah dengannya.

ooo)o(ooo

BAB XIX SEPASANG TANGAN DAN SEPASANG KAKI

Dia belum pernah terpikirkan untuk menikah dengan seseorang.

Tetapi jika Yuan Bao memalingkan wajahnya dan tidak mengakui pernah mengatakan kata-kata seperti itu, dia pasti bakal marah setengah mati.

Bagaimana bisa seorang wanita yang berumur 34 tahun secara tiba-tiba berubah menjadi seperti seorang gadis kecil? Dia menampar sendiri kedua belah pipinya.

Di mana Yuan Bao? Apakah saat ini sudah bangun? Begitu terbangun dan tidak melihat dirinya berada di ruangan itu, bagaimanakah reaksinya?

Kakek tua itu memandanginya sambil tertawa perlahan, seperti yang sudah menebak apa yang ada dalam hatinya, lalu tiba-tiba berkata.

"Tenang saja, dia tidak mungkin pergi. Walaupun ada orang yang mengusirnya dengan sapu sekalipun, dia tidak akan pergi, karena aku tahu dia benar-benar menyukaimu, jadi dia pasti menunggumu pulang."

Tang Lan Fang tidak memperdulikannya, tapi kakek tua itu justru sengaja mengganggunya dengan sengaja bertanya,

"Apakah kau tahu siapa dia yang kumaksud itu?" Tang Lan Fang sengaja menjawab, "Aku tidak tahu."

"Benarkah tidak tahu?" "Ng."

"Kalau begitu aku sebaiknya memberitahukannya padamu." Kakek tua itu berkata sambil memutar bola matanya,

"Dia adalah barang berharga hidupmu itu, yang juga calon suamimu."

Wajah Tang Lan Fang memerah lagi. Kakek tua itu tertawa sambil bertepuk tangan, bahkan giginya yang tinggal satu itu sepertinya bisa tanggal akibat tawanya.

Nona besar Lei sangat gembira, bahkan bunga merah yang disematkan di rambut putihnya pun seperti sedang tertawa senang jika Tang Lan Fang hendak marah pun tidak akan bisa marah.

Hidup begitu indahnya, mereka mana ada alasan untuk bersedih? Mana ada alasan untuk marah?

oleh karena itu mereka semua sangat gembira karena mereka tidak tahu apa yang sedang dihadapi Yuan Bao saat ini.

Meskipun mereka tahu, kemungkinan besar juga tidak akan mempercayainya. Masalah yang sedang dihadapi Yuan Bao saat ini, bahkan Yuan Bao sendiri juga tidak percaya.

Tanggal 19 bulan 4, lewat tengah hari....... Lewat tengah hari pada suatu hari di musim semi, sinar matahari sore masuk melalui jendela dan menyoroti pot bunga teh gunung yang berada di sudut kamar. sisa masakan daging dan ikan sisa kemarin masih ada, di atas bantal masih tertinggal helai rambut dan wangi tubuh Tang Lan Fang.

Keadaan di dalam ruangan ini sama seperti sebelum ditinggalkannya, sama sekali tidak ada perubahan, yang tidak sama adalah saat ini sudah tidak ada seorang pun di dalam ruangan ini. Mana Yuan Bao?

Dia pasti sudah menyesali semua perkataan yang dikatakannya kemarin malam, maka dari itu dia pergi secara diam-diam.

Tang Lan Fang sekuat tenaga menahan dirinya agar wajahnya tidak menampakkan sedikit pun rasa sakit hati dan kecewa, hanya berkata dengan dingin, Dia sudah pergi, bagus juga kalau sudah pergi. Dia berkata, orang yang seharusnya pergi, memang pada dasarnya tidak akan ada orang yang bisa menahannya.

Dia sama sekali tidak melihat ekspresi yang tertera pada wajah nona besar Lei dan suaminya. Dia berjalan mendekati ranjang itu dan memungut helai rambut yang ada di atas bantal di ranjang itu.

Ini adalah rambutnya? Ataukah rambut Yuan Bao?

Dia berdiri di samping ranjang dan memperhatikan helai rambut itu seperti orang bodoh, dan tidak tahu sudah lewat berapa lama tiba-tiba serasa sesuatu yang dingin di dekat kakinya dan rasa dingin itu naik ke atas sampai ke tulangnya, lalu mendadak bahkan berdiri pun sepertinya tidak kuat lagi.

Tiba-tiba dia melihat satu buah sepatu, sepatu milik Yuan Bao. sepatu bukanlah sebuah benda yang menakutkan, tapi begitu dia melihat sepatu ini, wajahnya langsung memancarkan kengerian dan ketakutan yang sukar untuk dikatakan. Begitu dia mengangkat tubuhnya berdiri, barulah tersadar bahwa ekspresi pada wajah suami istri itu sama dengan dirinya.

"Dia belum pergi," kata Tang Lan Fang.

"Dia pasti bukan pergi karena kehendak sendiri oh?"

siapa pun tidak akan pergi dengan hanya mengenakan sebuah sepatu. Tang Lan Fang mencengkram bantal itu dengan erat, menahan dirinya supaya tidak pingsan. Lagipula dia sama sekali tidak bertenaga, sama sekali tidak bisa keluar dari taman ini.

"oh?"

"Tidak ada perintah dariku, tidak ada seorang pun yang berani masuk ke dalam taman ini. Tetapi di luar taman ini selalu dijaga oleh pengawal baik siang mau pun malam, tidak akan mungkin membiarkan dia kabur."

"Tapi tadi kaupercaya sepenuhnya kalau dia pergi karena kehendak sendiri" Nona besar Lei berkata,

"Mengapa tadi tidak terpikirkan olehmu akan hal ini?"

"Aku tidak tahu." Tang Lan Fang akhirnya duduk. "Aku benar- benar tidak tahu."

"sebenarnya dia tahu, hanya tidak bisa mengucapkannya saja," kakek tua itu lagi-lagi mewakilkannya untuk menjawab. "Karena kau sudah menyukainya, justru tidak merasa pasti apakah dia benar-benar menyukaimu atau tidak. Kau sudah menyimpulkan sendiri begitu melihat Yuan Bao tidak ada di dalam. hatimu sudah kacau sehingga bagaimana mungkin memikirkan hal yang lain?"

"Lalu kau?" Nona besar Lei bertanya, "Apakah hatimu tidak kacau?"

"sejujurnya, hatiku pun kacau setengah mati." Kakek tua itu berkata sambil tertawa dingin,

"Jika terjadi sesuatu pada dirinya, kau lebih baik bunuh diri dengan terjun ke laut."

"Apa yang akan terjadi pada dirinya?" Nona besar Lei berlagak yakin.

"Aku tidak percaya ada orang yang berani menyentuhnya."

Dia maju mendekat dan mengelus rambut Tang Lan Fang. "Kau tenang saja, aku berani menjamin di bawah langit ini tidak akan ada seorang pun yang berani menyentuhnya seujung rambut pun, bahkan Gao Tian Jue sekali pun tidak akan memiliki keberanian untuk melakukannya ."

Kakek tua itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengeluh, "Tadinya aku juga berpikir demikian Lalu sekarang... sekarang aku baru ingat kalau Gao Tian Jue itu adalah seorang wanita."

"Kalau wanita lalu kenapa?" Bersambung l0.

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar