Jilid-06
"Bagus sekali kalau begitu."
"Masalah apa yang ingin kau mintai pendapatku?" "Lentera lampion yang ada didalam ruangan ini semuanya
sepertinya ada 196 buah."
"Kau sama sekali tidak salah hitung, tidak kurang satu buah pun." "Bagaimana mungkin 196 buah lentera lampion bisa padam
dalam sekejap mata pada waktu yang bersamaan?" Tian Ji Zi memiringkan kepalanya sambil berpikir.
"Ini tentu saja merupakan hal yang aneh, tapi bukan berarti tidak mungkin terjadi." Dia berkata
" jika ada 196 orang yang ahli dalam menggunakan senjata gelap dan setiap orang melemparkan 196 buah senjata gelap dalam waktu yang bersamaan, lentera pasti padam."
Apa yang dikatakannya memang masuk diakal. "Tempat ini memang tempat harimau tidur dan naga
bersembunyi, walaupun ada lebih dari 196 orang ahli senjata gelap di sini, aku juga tidak akan merasa aneh."
Wu Tao juga tidak bisa mengatakan bahwa kata-katanya tidak masuk di akal, tapi dengan tiba-tiba dia terbang ke atas, tangan kiri memegang balok penyangga atap dan tangan kanan mengambil sebuah lentera. orang-orang yang sedang minum teh baru saja mengeluarkan suaranya, dia sudah mendarat di tanah dan memberikan lentera tadi ke hadapan Tian Ji Zi. " jika padamnya lentera disebabkan oleh senjata gelap, kain kasa lentera pasti rusak." Wu Tao bertanya kepada Tian Ji Zi,
"Kau lihatlah apakah kain kasa lentera ini rusak?" "Tidak."
Lentera tetap bersinar terang, kain kasa pada setiap lentera lampion yang berbentuk segi enam itu diikat dengan sangat kencang, jika ada lubang sedikit saja maka ikatannya pasti akan segera regas, semua orang bisa mengetahuinya.
Wu Tao bertanya lagi," jika lentera tidak rusak, apakah mungkin padam oleh senjata rahasia?"
Tian Ji Zi tertawa pahit sambil menggaruk-garuk kepalanya. "sekarang kau tidak perlu lagi meminta pendapatku, karena aku
sendiri tidak tahu bagaimana lentera itu bisa padam." Wu Tao berkata dengan dingin,
"Kalau begitu kau yang harus meminta pendapatku."
Tiba-tiba dia mengeluarkan satu buah jarinya, dia menjentik dengan perlahan dari atas lentera lampion itu, lentera langsung padam.
semua orang yang melihatnya terkejut, bahkan Yuan Bao sendiri tidak mengerti.
"Apa yang sebenarnya telah terjadi?"
"semua lentera lampion ini adalah buatan pengrajin ternama di ibukota Qian Er Dai." Wu Tao berkata, "walaupun namanya adalah Er Dai, tapi dia sama sekali tidak dai (dungu), bahkan dia memiliki sepasang tangan yang terampil. Pada bagian atas semua lampion buatannya dipasang sebuah pegas, sekali pegas itu digerakan, tutup kecil dari besi yang berada di dalam tudung lampu itu akan jatuh menutupi sumbu lilin maka lentera akan padam."
Wu Tao berkata lagi, "Lentera lampion yang digantungkan diatas semuanya dipasang sebuah pegas dan menggunakan sebuah kawat tembaga yang diikat di antara pegas itu secara parallel yang ujungnya digenggam oleh telapak tangan. Ke-196 buah lentera hanya perlu menggunakan 10 tangan sudah cukup, Apabila ada 10 orang yang menggerakkannya secara bersamaan, maka seluruh lentera itu akan padam."
Dia meneruskan perkataannya dengan dingin, "Asalkan orang yang mempunyai tangan pasti bisa
menggerakkannya."
Mencari orang seperti itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan mencari 196 macam orang yang ahli senjata gelap yang berbeda-beda.
Yuan Bao mendengarkannya lalu berkata,
"Lain waktu aku akan menemui Qian Er Dai untuk membuatkan lampion seperti itu untuk kumainkan."
"Tetapi untuk bisa membuat semua lentera yang ada di sini padam pada saat yang bersamaan juga bukan suatu hal yang mudah." Wu Tao berkata, "Aku rasa hanya satu orang yang bisa melakukannya." "siapa?"
"Pemilik tempat ini, bos besar Tang."
"Tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin," kata Tian Ji Zi sambil menggelengkan kepalanya.
"Mengapa dia mau melakukan hal seperti itu?"
"Yang bisa menyuruhnya untuk melakukan hal seperti itu juga cuma ada satu orang."
"siapa?"
"Kau." Wu Tao menatap Tian Ji Zi dengan dingin.
"Di dalam kota Ji Nan ini siapa yang tidak tahu kalau bos besar Tang adalah teman baik tuan muda Tian."
"Aku...," Tian Ji Zi seperti tidak mengerti.
"Mengapa aku harus melakukan hal seperti itu? Aku juga tidak gila, apa untungnya bagiku jika aku menyuruhnya untuk memadamkan
semua lentera yang ada di sini?" "Ada untungnya," kata Wu Tao
"jika aku ini mati, bagi siapa pun sedikit banyak pasti ada untungnya." "Apa hubungannya antara lentera padam atau tidak padam dengan kau mati atau tidak?" tanya Tian Ji Zi.
"Mengapa harus menunggu lentera padam baru kau bisa mati?" "Karena asalkan menunggu sampai lentera padam, tetua Xiao
baru bisa menyerang." Wu Tao berkata,
"Dia sangat hebat dalam pukulan,jurus golok. tenaga dalam, dan senjata gelap. Pada saat lentera padam tadi, jika dia sudah mempersiapkan senjata gelap dan mempunyai niat jahat untuk menyerangku, bukankah aku sudah pasti bakal mati?"
Dia berkata dengan dingin,
"Paling tidak kau sudah menyangka bahwa aku pasti mati."
Pada waktu itu Xiao Jun berdiri di hadapannya dan jalan keluarnya sudah dihadang oleh ke 13 orang yang menggunakan jepit baja itu.
jika pada waktu itu Xiao Jun punya niat jahat untuk menyerang kepala dan dadanya dari depan, dia pasti sukar untuk mengelaknya.
seorang pesilat tangguh seperti Xiao Jun, dengan menutup mata pun dia bisa melukai orang, apalagi tujuannya ada di depan mata, dia pasti sudah sejak awal sudah menentukan bagian tubuhnya dari atas sampai bawah yang hendak diserangnya. padamnya lentera tentu saja merupakan kesempatan bagus baginya.
Wu Tao berkata,
"Karena itu kau memberikan kesempatan yang begitu bagus padanya. Dia tidak mengambil kesempatan itu untuk menyerang?" "Tidak-" kata Wu Tao.
"Mungkin karena umurnya masih terlalu muda, hatinya masih tidak begitu licik, sehingga dia tidak bisa melakukan hal itu."
"Kalau dia tadi melakukannya, bukankah sekarang kau sudah mati?"
Wu Tao tiba-tiba mendongkakkan kepadanya dan tertawa.
"Aku sudah melalang buana di dunia persilatan selama 20 tahun, sudah tidak tahu berapa banyak orang yang ingin mengambil nyawaku, di antaranya paling tidak ada -orang yang merupakan pesilat tangguh seperti tetua Xiao,"
"semuanya pernah mendapatkan kesempatan yang bagus seperti tadi. Mereka semua tidak ada yang menggunakan kesempatan untuk menyerang?" tanya Tian Ji Zi.
"Hati mereka sudah cukup licik, apapun yang mereka lakukan pasti penuh dengan tipu muslihat, tidak perlu lagi menunggu kesempatan datang jika ada kesempatan bagus yang datang, mana mungkin mereka tidak memanfaatkannya."
"sekarang mereka ada di mana?"
"semua sudah mati, kesembilan belas orang itu sudah kubereskan sampai bersih." Wu Tao berkata dengan dingin,
"Tapi sewaktu mereka hendak menemui ajalnya, mereka baru mengerti satu hal."
"Hal apa?" "Kesempatan emasmu untuk membunuh orang umumnya juga merupakan kesempatan emas bagi orang lain untuk membunuhmu." Wu Tao berkata,
"Kau bisa membunuh orang lain, mengapa orang lain tidak bisa membunuhmu?"
"Masuk di akal." Tian Ji Zi mengeluh
"jika semua orang di dunia persilatan mengerti akan prinsip ini, orang yang mati mungkin akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sekarang."
ooo)o(ooo
BAB XI PETUALANGAN YUAN BAO
Tanggal l7 bulan 4, malam semakin larut.......
Hampir sebagian besar penjudi tahu, meja permainan judi yang paling besar di Ru Yi Du Fang adalah Tian Zhi Yi Hao, bukan karena ukuran mejanya yang paling besar tapi taruhannya yang paling besar. orang yang bisa berjudi di meja ini pastilah orang yang besar kepala.
Jadi walaupun meja permainan judi ini jauh lebih kecil daripada meja judi yang lain, tapi dalam pandangan orang, meja ini adalah meja yang paling besar. Ada banyak hal yang seperti itu di dunia ini. Yang diletakan di atas meja ini, umumnya adalah emas, perak- perhiasan, barang berharga, dan cek. Tian Ji Zi malah melepaskan dan melemparkan tas pinggangnya dan sebuah kantong kulit ke atas meja.
Di dalam tas pinggang itu ada sebilah pisau dan di dalam kantong kulit itu ada 13 Fei Hua Qi. Tian Ji Zi berkata,
"siapa saja mau yang mana silakan ambil."
Tidak ada yang mengerti apa yang dimaksudnya. Tian Ji Zi berkata,
"Ini semua adalah senjata untuk membunuh orang, tapi seumur hidupku aku tidak pernah menggunakan mereka untuk membunuh orang, aku sebenarnya tidak menghendaki benda yang menyusahkan ini."
Wu Tao berkata dengan dingin,
"Ada orang yang bisa membunuh orang tanpa harus menggunakan senjata, apakah dengan menggunakan senjata maka jika membunuh orang akan jauh lebih mudah?"
Tian Ji Zi tertawa.
"Aku juga berharap kau bisa mengerti akan satu hal, paling bagus mengerti sebelum kau menemui ajalmu."
"Hal apa?"
"Di sini memang ada orang yang menginginkan nyawamu, bahkan sedikitnya ada 7-8 orang yang menginginkan nyawamu." "Kalau kau?"
"Hanya aku yang tidak mau." Tian Ji Zi berkata
"jika di tempat ini hanya ada satu orang yang tidak menghendaki nyawamu, orang itu adalah aku."
Dia tiba-tiba berkata dengan suara keras, "Benar tidak apa yang kukatakan,jin Lao Zong?"
seseorang yang selalu duduk di kejauhan dan memunggungi semua orang yang ada di tempat itu, tiba-tiba menghela nafasnya dan membalikkan badan sambil tertawa pahit dan berkata,
"Tuan muda Tian, aku sudah tahu cepat atau lambat kau pasti menarik aku keluar."
orang ini bertubuh kecil dan kurus, mengenakan pakaian yang sederhana dan mengenakan topi yang biasa dipakai para pengembala kambing di gunung. Tidak peduli di manapun, pasti tidak akan mudah menarik perhatian orang.
"Apa ada di antara kalian semua yang mengenal dia?"
Tian Ji Zi sendiri yang mengajukan pertanyaan dan dia sendiri yang menjawab,
"Kalian semua mungkin tidak mengenali siapa dirinya, tapi pasti pernah mendengar, di propinsi Bei Liu ada seorang yang ahli menangkap penjahat, dalam 10 tahun ini dia sudah membereskan 835 perkara dan sepanjang sejarah yang sudah dicatat sampai sekarang belum ada orang yang sehebat dia." Dia tertawa terhadap pria bertopi itu.
"Yang aku bicarakan barusan adalah dia." Tian Ji Zi berkata, "Dia adalah ketua di daerah Lu selatan, Lu utara, 9 kantor
pemerintahan, 5 benua, dan 18 aliran, Di shui Bu Lou Jin Lao Zong." Dia bertanya lagi,
"Dengan menggunakan kedudukan Jin Lao Zong, jika dia ingin semua lentera yang ada di dalam rumah judi ini padam, apakah sangat sulit?"
Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan itu Jin Lao Zong malah tersenyum sambil berkata,
"Tidak sulit, tentu saja tidak sulit."
Tian Ji Zi mendadak berkata lagi dengan suara keras, "Pendekar Tu, bukankah sekarang sudah tiba juga waktunya
bagimu untuk menunjukkan diri?"
orang ini masih belum muncul, tapi semua orang sudah tahu siapa orang yang dimaksud oleh Tian Ji Zi.
Istilah pendekar bukanlah istilah yang bisa disebut sembarangan. Pendekar yang ada di dunia persilatan tidaklah banyak. Pendekar Tu di dunia persilatan hanya ada satu orang.
Ji E Ru Chou Tu Qu E.
sesudah lentera kembali menyala, walaupun permainan judi sudah dimulai kembali, tetapi sekali Tian Ji Zi berteriak2 "orang yang berjudi jadi lebih banyak dibandingkan orang yang melihat keramaian di luar, tapi meja judi yang dipenuhi orang hanya satu."
Tapi semua orang sekarang tiba-tiba menyingkir, memperlihatkan seorang pendekar yang sedang duduk. Dia adalah Tu Qu E.
orang-orang ini saling berdesakan di meja judi bukan sedang berjudi, tetapi hanya untuk menutupi dirinya saja.
Tian Ji Zi tertawa begitu melihatnya, sambil tertawa dia berkata, "Pendekar Tu kapan datang?"
"Pada saat lentera padam."
"seorang pendekar tidak boleh berkata bohong." Tanpa menunggu Tian Ji Zi bertanya lebih lanjut, dia sudah berkata sendiri,
"Aku juga bisa membuat semua lentera padam, aku juga bisa mengambil nyawa seseorang." Tu Qu E berkata,
"Aku hanya ingin semua penyamun dan orang jahat di atas dunia ini habis tak tersisa."
"Bagus," kata Tian Ji Zi sambil bertepuk tangan. "Pendekar Tu benar-benar seorang pendekar, aku kagum
padamu."
Lalu dengan tiba-tiba dia menggunakan suara yang keras lagi berkata, "Di mana Dai zong biao tou? (= kepala biaoju)."
Begitu kalimat ini selesai, langsung ada seseorang yang terbang keluar dari belakang tedeng. orangnya tidak pendek.
Tetapi bahunya sangat lebar, orangnya terlalu kekar, jadi terlihat seperti persegi. Walaupun tidak benar-benar seperti kotak persegi empat, tetapi tidak berbeda jauh.
orang-orang di dunia persilatan tidak ada yang tidak mengenal ketua dari Tian chou biaoju, Tie DaJin Gong Dai Tian chou dengan semua miliknya seperti Jin Zhong Zhao (senjata seperti lonceng berantai), Tie Bu shan (baju dalam besi), dan ilmu silat shi san Tai Bao Heng Lian.
"Aku tidak sebanding dengan pendekar Tu, juga tidak mempunyai kekuatan untuk menghabisi semua penyamun di dunia," kata Dai Tian chou.
"Aku hanya menginginkan nyawa satu orang."
suaranya serak, dia melatih tenggorokannya sampai serak, "Karena antara aku dengan orang ini ada dendam kesumat dan
alasan aku hidup justru untuk mencabut nyawanya."
orang yang sudah lama malang melintang di dunia persilatan pasti tahu alasannya mengapa dia berkata seperti itu
20 tahun yang lalu, Dai Yong An yang teliti, pemberani, memiliki kepandaian yang tinggi, dan termasyur itu mendirikan Yong An biaoju. Dalam kurun waktu 3 tahun sudah mencapai reputasi yang dalam waktu 30 tahun pun belum tentu ada orang yang bisa mencapainya, asalkan ada panji biaoju dengan huruf An, maka tidak ada seorang pun yang bisa menyentuh barang yang dijaganya.
Tapi ada satu kali mereka menerima order barang yang besar, hanya saja belum juga keluar dari pintu gerbang, barang itu sudah lenyap.
Itu adalah barang merah dalam jumlah besar yang sangat mahal harganya.
Dalam dunia biaoju, Barang merah artinya adalah barang berharga. Pemilik barang itu adalah orang yang sangat hati-hati juga tidak ingin menarik perhatian orang, maka dari itu pada suatu malam dia mengantarkan dua buah peti besi yang penuh dengan barang berharga ke biaoju.
Dai zong biao tou sendiri yang menerimanya langsung dan di hadapan pemiliknya langsung membawa dua buah peti besi itu ke sebuah ruangan segi empat yang tertutup rapat tanpa celah di halaman belakang. sesudah memerintahkan beberapa pengawal untuk menjaga tempat itu, barulah dia melayani pemilik barang itu dan memberi jaminan padanya, Barang itu pasti aman.
Pada saat dia selesai mengucapkan kalimat itu, terdengar suara tertawa tiga kali yang sangat keras dari halaman belakang.
Di saat Dai Yong An sampai di tempat kejadian, ruangan rahasia di halaman belakang itu sudah dibongkar orang, enam orang penjaga dan dua orang pengawal senior yang berjaga di luar ruangan itu sudah ditotok orang, dua buah peti besi yang ada di dalam sudah hilang.
Akhir dari masalah ini adalah....... Biaoju gulung tikar, Dai Yong An marah sampai mati, istrinya mati bunuh diri dengan menggantung diri dan sebelum meninggal mereka mengganti nama anak tunggal mereka menjadi Tian chou, agar dia selalu ingat dan tidak pernah lupa akan dendam ini. Dai Tian chou tidak pernah melupakannya.
Jin Lao Zong, Tu Qu E, dan Dai Tian chou. Walaupun latar belakang ketiga orang ini berbeda satu sama lainnya, tapi memiliki kekuatan yang sama yang jarang bisa dilihat orang.
Walaupun mereka datang dengan alasan yang berbeda-beda, tapi orang yang mereka cari justru satu orang yang sama.
Tian Ji Zi menatap Wu Tao sambil menghela nafasnya.
"Kau lihat, aku tidak membohong imu kan? Bukankah musuhmu yang sudah datang tidak sedikit?"
"Barusan kau berkata bahwa yang sudah datang paling sedikit ada 7-8 orang," kata Wu Tao.
"Mana yang lainnya?"
"Yang lainnya tidak bisa kukatakan." "Mengapa?"
"Karena identitas mereka tidak sama dengan mereka bertiga," kata Tian ji Zi.
"Mereka bertiga, yang satu pendekar, yang satu adalah ketua Biaoju. Mereka adalah orang baik-baik yang memiliki kedudukan dalam masyarakat. Walaupun aku memaksa mereka keluar dari persembunyian mereka dan walau memakiku dalam hati mereka bajingan tidak tahu diri, mereka juga tidak akan berbuat macam- macam terhadapku."
Tian Ji Zi lagi-lagi menghela nafasnya.
"Tapi yang lain tidak sama, jika aku mengundang mereka keluar di saat mereka belum mau untuk menampakkan diri mereka, ada kemungkinan mereka akan mengambil nyawa kecilku ini. Aku hanya punya satu buah kepala, aku tidak mau kepalaku dijadikan pispot di tengah malam seperti ini."
Mata besar Yuan Bao melihat sekeliling tanpa berhenti, lalu tiba- tiba bertanya pada Tian Ji Zi,
"orang yang mereka cari itu sebenarnya orang yang seperti apa?" "seorang Jiang Jun (jenderal)," kata Tian Ji Zi.
"san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun."
"Untuk apa mereka mencari seorang jenderal?" Yuan Bao mengejap-ngejapkan matanya dan sengaja berkata dengan suara rendah,
"Apakah karena mereka ingin menjadi tentara?"
"sepertinya tidak," kata Tian Ji Zi sambil tertawa dan sengaja berkata dengan suara rendah
"Jenderal yang ini sepertinya bukan benar-benar seorang jenderal."
"Kalau bukan jenderal lalu apa?" "seorang pencuri besar yang sudah 10 tahun belakangan ini menyembunyikan identitas dirinya."
"selama 10 tahun belakangan ini, tidak ada seorang pun yang pernah menemukannya? "
"Tidak ada."
"sudah puluhan tahun tidak ada yang pernah menemukannya, lalu mendadak dalam sekejap semua orang menemukannya, sebenarnya apa yang telah terjadi?" Yuan Bao bertanya kepada Tian JiZi,
"Apa kau tidak salah?"
"Dia tidak salah," Tu Qu E tiba-tiba berkata kepada Yuan Bao. "sobat kecil, kemarilah. Ada sesuatu yang ingin kuperlihatkan
padamu."
Dengan jati diri seperti pendekar Tu, mengapa harus berbasa- basi dengan seorang pengemis kecil? Apakah karena bintang yang dimilikinya itu?
Yuan Bao segera mendekatinya dan masih berani bertanya, "Barang yang ingin kau perlihatkan itu bagus atau tidak?" Tu Qu E sangat tenang bahkan tertawa terhadap Yuan Bao.
"orang tua seperti aku bagaimana mungkin menyimpan barang yang bagus? Ini hanyalah sebuah surat saja." Dia benar-benar mengeluarkan sepucuk surat, mulut amplop yang terbuat dari kulit sapi itu tadinya disegel dengan menggunakan lilin yang meleleh. Di atas amplop itu hanya tertulis: 'surat Rahasia untuk Pendekar Tu Qu'.
Surat ini tadinya pastinya sangat penting dan juga rahasia, sebenarnya tidak seharusnya membiarkan orang lain melihatnya. Tu Qu E bukanlah orang yang gegabah. Tapi dia benar-benar memberikan surat itu kepada seorang pengemis kecil, bahkan berkata,
"sesudah kau melihat surat ini, tolong kau bacakan agar semua orang bisa mendengarnya ."
Yuan Bao mengangkat bahunya.
"Kau seharusnya tidak menyuruhku membacakannya karena aku belum tentu mengenal semua huruf yang ada di atas surat ini."
untungnya di atas surat itu hanya tertera 14 huruf saja, bahkan seorang pengemis kecil pun tidak mungkin tidak mengenalnya.
Yuan Bao tertawa. Dia segera membacakannya dengan suara keras
"jika hendak mencari sanXiao Li Jiang Jun, datanglah ke kota Ji Nan tanggal 15 bulan 4."
selesai membacanya, Yuan Bao mengangkat bahunya lagi sambil menggelengkan kepala.
"Huruf yang ditulis orang ini jelek sekali, bahkan tulisanku saja jauh lebih bagus." "Dia sengaja menulis seperti itu," kata Tu ou E
"Dia tidak menghendaki ada orang yang mengenali tulisan tangannya."
"Kau tahu siapa dia?" "Tidak tahu."
"Apakah ada orang yang tahu?"
"sepertinya tidak akan ada orang yang tahu," kata Tu Qu E. "Tapi aku percaya yang menerima surat seperti ini bukan hanya
aku seorang."
Yuan Bao menggelengkan kepalanya lagi.
"siapa orang ini sebenarnya saja kalian tidak tahu, mengapa mau mempercayai kata-katanya?"
Dai Tian chou tiba-tiba berkata dengan suara keras,
"Karena orang asing bermarga Li yang ingin aku cari itu sudah kucari selama 20 tahun, asalkan ada informasi sedikit apa pun, aku tidak akan membiarkannya begitu saja."
Keluarnya perkataan seperti tadi sama saja dengan mengakui bahwa dia juga menerima surat seperti itu
Dia menatap Wu Tao dengan tajam.
"Aku sama sekali tidak ingin tahu siapa yang telah menulis surat ini, karena sekarang aku sudah menemukanmu." "Kau ingin bertarung di dalam sini atau di luar?" Wu Tao tiba-tiba tertawa.
"Zaman sekarang sudah jarang ada orang yang berlatih ilmu silat seperti shi san Tai Bao Heng Lian, ilmu itu bukanlah ilmu untuk dipelajari manusia."
"Tapi aku ingin mempelajarinya," kata Dai Tian chou dengan suara serak.
"Walaupun aku tidak bisa mengalahkanmu, paling tidak juga tidak akan mudah diserang olehmu. Biarpun terkena 10 pukulanmu juga tidak mengapa."
"Bagaimana dengan dirimu?"
"Apakah kau bisa melancarkan satu pukulan kepadaku?" "Mengapa aku harus melancarkan satu pukulan kepadamu?"
kata Wu Tao sambil menghela nafas.
"Bagaimana pun juga, aku sangat kasihanpada orang yang sudah bersusah payah berlatih silat seperti kau, aku seharusnya paling tidak membiarkanmu untuk mencobanya."
Dai Tian chou tidak mengatakan apa-apa lagi, dia segera melompat. Tapi dia sama sekali tidak melompat.
Karena tubuhnya baru saja hendak melompat, tiba-tiba ada dua buah balok kartu yang terbang melesat ke arahnya. Dia menggunakan tinjunya untuk menepisnya. Tapi tubuhnya jadi tidak melompat. Balok kartu itu ternyata berasal dari bandar meja judi Tian Zhi Yi Hao. Wajah putih pucat Xiao Jun tetap tidak menampakkan ekspresi apa pun, hanya memberitahu Dai Tian chou dengan dingin,
"sebaiknya kau tidak bertarung dengannya." "Mengapa?"
"Karena aku tidak ingin mengambil resiko."
"Kau tidak ingin mengambil resiko?" Dai Tian chou meraung keras.
"Aku yang mempertaruhkan nyawa, bukannya kau Resiko apa yang kau ambil? "
"Justru karena kau ingin menghantar nyawamu, karena itu aku mengambil resiko."
Dai Tian chou sama sekali tidak mengerti maksud dari kata-kata tadi, tidak ada yang mengerti maksud dari kata-kata tadi.
"Aku tidak bisa mengambil resiko membiarkanmu membunuhnya," Xiao Jun berkata dengan dingin.
"Walaupun aku tahu bahwa kau sama sekali bukan tandingannya, tetapi jika kau beruntung bisa melukainya, bagaimana?"
"Tetua Xiao," raut wajah Dai Tian chou berubah menjadi ungu. "Apa sebenarnya maumu? Aku sama sekali tidak mengerti" "Maksudku adalah kau tidak boleh menyentuh orang ini." Xiao Jun berkata,
"selama aku masih hidup, tidak ada orang yang boleh menyentuhnya."
jika perkataan ini dikeluarkan oleh orang lain, Dai Tian chou pasti langsung menerjangnya. Tapi ini dikeluarkan dari mulut seorang tetua dari perkumpulan yang paling besar di dunia persilatan, tidak ada orang yang berani menyentuh, hanya berani bertanya,
"Mengapa?"
"Karena orang ini adalah milikku." Xiao Jun berkata,
"jika aku tidak bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri aku tidak akan bisa mati dengan tenang."
"jika aku tidak bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri, aku juga tidak bakal bisa mati dengan tenang," kata Dai Tian chou dengan suara serak.
"Tetua Xiao, bisakah kau mengalah padaku?" Yuan Bao lagi-lagi menyela.
"Aku rasa kalian sebaiknya diundi saja." Dia berkata sambil tertawa terbahak-bahak,
"Jin Lao Zong, pendekar Tu, Daizong biao tou, tetua Xiao, kalian berempat diundi saja. jika masih ada orang lain yang ingin ikut serta juga boleh, siapa yang terpilih siapa yang maju duluan." "Bagaimana pun juga kalian semua bukan tandingannya, siapa pun yang maju duluan tidak menjadi masalah."
Tian Ji Zi segera bertepuk tangan menyetujuinya. "Usul yang bagus."
"sebenarnya aku masih punya cara yang lebih baik lagi." "oh?"
"Kau panggil bos besar Tang yang punya penyakit takut kaya itu untuk memadamkan lagi semua lentera, biarkan mereka menyerang sekaligus dalam kegelapan, lagi pula orang lain tidak bisa melihatnya jadi muka mereka juga tidak akan menjadi merah."
Tian Ji Zi lagi-lagi bertepuk tangan sambil tertawa. "Cara ini benar-benar cara yang paling baik,"
Lentera ternyata benar-benar padam. sama seperti sebelumnya, 196 buah lentera lampion mendadak padam secara bersamaan dalam sekejap mata.
Terdengar suara angin dari empat penjuru di dalam kegelapan suara angin akibat kibasan dari pakaian yang dipakai, suara angin akibat lemparan senjata gelap, suara angin akibat kibasan golok.
Yuan Bao hanya bisa mendengar perkataan Wu Tao padanya. "Kau cepat pergi."
Yuan Bao tidak pergi karena dia sudah tidak bisa pergi. Pada saat lentera padam secara bersamaan, dia sudah merasakan bahwa ada tiga orang yang serentak bergerak menyerang dirinya.
Dia tidak bisa melihat siapa ketiga orang itu, tapi dia tahu bahwa ketiga orang ini juga sama-sama pesilat tangguh.
Dia berhasil menghindar dari kepungan dua diantaranya, malah masih bisa memberi hormat kepada mereka satu orang satu kali, tapi pergelangan tangannya malah ditahan oleh orang yang satunya lagi. Tangan orang ini dingin seperti es. Tenaga orang ini benar- benar besar.
Yuan Bao hanya merasa setengah tubuhnya tiba-tiba kaku, setengah tubuhnya yang lain juga tidak bisa menggunakan tenaga sedikit pun. lalu tubuhnya dilemparkan terbang keluar seperti bola oleh orang ini dan di luar lagi-lagi ditangkap oleh seseorang.
orang yang menangkapnya ternyata sama dengan orang yang tadi melemparkannya keluar, karena tubuh orang itu ada semacam aroma yang aneh. Aroma orang ini seperti bau busuk, seperti bau orang yang sudah lama mati yang dimasukkan ke dalam peti mati.
Aroma seperti itu bukanlah yang bisa tercium setiap hari. Nasib Yuan Bao benar-benar mujur, dalam waktu singkat sudah dua kali dia mencium aroma itu. setelah itu dia jatuh pingsan.
Pada waktu Yuan Bao siuman, aroma yang tercium olehnya sama sekali aroma yang berbeda, aroma yang bisa membuat jantung orang mati yang menciumnya berdebar.
Dia belum pernah mencium aroma yang begitu misterius.
Kemudian dia tersadar bahwa dia sudah tidak ada di ruangan besar di rumah judi yang penuh dengan desingan suara angin dari empat penjuru. Dia sudah tertidur di atas sebuah tempat tidur, tempat tidur yang besar dan luas, dan aroma itu ternyata berasal dari tempat tidur itu.
Pakaian pengemis yang dipakainya sangat bau, bau sekali, tapi di sini sama sekali tidak tercium bau sedikit pun. Karena pakaiannya sudah hilang, pakaiannya dari atas sampai bawah semuanya hilang.
Dia tiba-tiba menyadari dirinya sudah tidur dengan nyaman di atas sebuah tempat tidur dan sekujur tubuhnya sudah dimandikan orang sampai bersih, seperti layaknya bayi yang baru saja dilahirkan.
Yuan Bao sangat terkejut, benar-benar terkejut. Bagaimana dia bisa berada di tempat seperti ini? siapa yang membawanya kemari? Tempat apa ini?
Siapa sebenarnya orang yang memiliki sepasang tangan yang dingin, sedingin tangan orang mati, yang baunya seperti bau orang mati? Yuan Bao sama sekali tidak tahu. Walaupun dia benar-benar dibuat kaget setengah mati, tapi dia tidak bisa bergerak, tubuhnya masih terasa lemas, bahkan tidak ada tenaga sedikit pun.
Di saat dia ingin menangis tapi tidak bisa menangis itu, tiba-tiba dia mendengar suara seseorang sedang tertawa.
seseorang yang umurnya tidak beda jauh darinya, seorang gadis kecil yang mungkin umurnya lebih muda sedikit darinya, tiba-tiba muncul dari kepada tempat tidurnya dan melihatnya sambil tertawa kecil, ketika tertawa juga memiliki dua lesung pipi yang sama dengannya. selain dirinya sendiri, mungkin orang lain juga akan merasa bahwa senyum gadis kecil ini lebih manis dibandingkan dengan dirinya.
Yuan Bao segera menarik selimut yang menutupi tubuhnya, gadis kecil ini semakin tertawa senang.
"Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu, kau takut apa?" katanya
"jika kau takut aku lihat, tadi aku sudah melihatnya." "Kau sudah melihatnya?" Yuan Bao terkejut lagi. "Melihat apa?"
"Melihat semuanya." Gadis kecil ini berkata, "Tadi aku sudah membantu memandikanmu." Yuan Bao terpaku.
Dalam mimpi pun dia tidak menyangka bakal bertemu dengan gadis kecil seperti dia, bahkan membantu memandikannya.
Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi? ooo)o(ooo
BAB XII TUJUH BUAH BINTANG MILIK YUAN BAO
Tanggal l8 bulan 4, senja........
Yuan Bao sama sekali tidak tahu sekarang sudah jam berapa, juga tidak tahu tempat apa ini, lebih tidak tahu lagi bagaimana situasi di Ru Yi Du Fang setelah lentera padam. Dia ingin menanyakan semuanya tapi dia sama sekali tidak membuka suara, gadis kecil yang sudah membantunya mandi ini sudah bertanya lebih dulu.
"Aku sudah tahu semua orang memanggilmu Yuan Bao, tapi sebenarnya margamu apa? siapa namamu? Di mana rumahmu? siapa lagi yang ada di rumahmu? Apakah sudah mempunyai istri?"
Dia sekali bertanya langsung 4-5 pertanyaan sekaligus, seperti yang hendak menjodohkan Yuan Bao saja.
"Namaku benar-benar Yuan Bao, aku hanyalah seorang pengemis kecil," kata Yuan Bao.
"orang miskin seperti aku mana bisa punya rumah? Bagaimana mungkin bisa punya istri?"
"Kau bohong" kata gadis kecil itu.
"Kau sama sekali bukan pengemis kecil, aku bisa langsung melihatnya sewaktu membantu memandikanmu tadi."
"Bagaimana kau bisa melihatnya?"
"seluruh badanmu diselimuti daging, sepasang kaki panjangmu jauh lebih mulus dibandingkan kaki perempuan, bagaimana mungkin menjadi seorang pengemis demi sesuap nasi?"
gadis kecil itu terkikik geli
"jika kau merasa tidak ada perempuan yang bersedia menjadi istrimu, kau salah besar. Aku setiap saat siap menjadi istrimu. Tadi sewaktu kau mandi sambil tidur, aku sudah tahu kalau aku sudah suka padamu." Perkataan seperti itu bagaimana mungkin bisa keluar dari mulut seorang gadis kecil? Yuan Bao tertawa pahit.
"Apakah aku tidak salah dengar? Kau sama sekali tidak mengucapkan kata-kata tadi, hanya telingaku saja yang punya masalah."
"Telingamu sama sekali tidak ada masalah, aku bisa menjamin sekujur tubuhmu dari atas sampai bawah sama sekali tidak ada masalah, bahkan sangat kuat seperti seekor sapi". gadis kecil ini masih saja tertawa.
"Aku juga bisa melihat bahwa kau sudah bukan anak kecil lagi, sudah bisa meminang istri, bahkan 3-5 istri pun tidak akan jadi masalah. "
Mukanya sama sekali tidak memerah, juga tidak ada tampang malu sama sekali.
Dia bahkan duduk di pinggir tempat tidur, bahkan sepertinya sudah siap untuk berbaring kapan saja.
Yuan Bao juga bukanlah pemuda yang mudah merasa malu, berani, dan bermuka tebal. Tapi sekarang dia justru mundur ke sisi tempat tidur bagian dalam, ingin menghindari pertanyaan dari gadis kecil yang mukanya jauh lebih tebal dibandingkan dirinya.
Apakah sekarang hari akan segera terang? Dari luar jendela memang terlihat ada seberkas cahaya, seperti di waktu subuh saja.
"Hari memang akan sebera terang," kata gadis kecil itu. "Paling banyak 12-14 jam lagi matahari akan terbit." "12-14 jam lagi?" Yuan Bao terkejut.
"Apakah sekarang hari baru mulai gelap? Apakah aku sudah tidur seharian?"
"Apakah sedikit pun kau tidak menyadarinya?" gadis kecil itu mulai tertawa.
"Aku memandikanmu sedikitnya dua jam baru bisa membuatmu bersih."
Dia lagi-lagi menyinggung tentang hal ini, Yuan Bao cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana aku bisa berada di sini?" tanya Yuan Bao. "siapa yang membawaku kemari?"
"seseorang yang sangat...sangat... menakutkan, bahkan aku sendiri juga takut padanya."
Dia benar-benar takut sekali menyinggung tentang orang ini, gadis kecil ini sama sekali tidak bisa tertawa.
"siapa nama orang itu?"
"Aku tidak bisa memberitahumu, biar dipukul sampai mati pun tidak bisa kukatakan."
"Mengapa?"
"Karena dia menyuruhku untuk tidak memberitahukannya, kalau aku membocorkannya, dia bisa setiap saat memotong hidungku untuk dijadikan makanan kucing." Yuan Bao bisa melihat bahwa apa yang dikatakannya sama sekali bukan bohong, karena sekarang seluruh wajahnya berubah menjadi pucat.
Yang menakutkan dalam diri orang itu, Yuan Bao juga pernah mengalaminya.
Bila sekarang dia teringat akan sepasang tangan yang dingin seperti es serta bau badan yang seperti baU orang mati itu, dia masih bisa merasakan tubuhnya gemetaran.
"Dia menangkapku dengan sekali gerakan dan melemparkan tubuhku keluar, tapi dia juga yang menangkap tubuhku yang terlempar, siapa yang tidak takut pada orang seperti itu"
Yuan Bao menghembuskan nafasnya.
"Aku hanya tidak bisa mengerti mengapa dia membawaku ke tempat ini, mengapa tidak melemparkan aku ke dalam selokan saja?"
"Karena dia juga menyukaimu." Gadis kecil itu tertawa lagi. "Di sini paling tidak lebih wangi sedikit dibandingkan di dalam
selokan."
"Ini tempat apa? Jauh tidak jaraknya dari rumah judi Ru Yi Du Fang?" Yuan Bao bertanya lagi.
"Tidak jauh."
"Tidak jauh itu seberapa jauh?" "Mengapa kau ingin tahu sejelas itu?" "sekarang ini menggerakkan kaki untuk berjalan keluar saja tidak bisa," kata Yuan Bao.
"Aku ingin meminta bantuanmu untuk pergi ke tempat itu untuk mencari tahu sesuatu."
"Mencari tahu apa?"
"Apa yang terjadi di tempat itu kemarin malam setelah semua lentera padam?"
"Aku hanya tahu ada orang yang membunuh orang di tempat itu, juga ada orang yang dibunuh orang, hal lain selain itu aku tidak tahu. "
Gadis kecil ini berkata,
"Aku juga tidak ingin mengetahuinya."
Dia lalu dengan tiba-tiba tertawa dengan gembira.
"Tapi jarak dari tempat ini ke rumah judi Ru Yi Du Fang benar- benar tidak bisa diukur, karena tempat ini adalah Ru Yi Du Fang."
Yuan Bao terpaku.
"Tempat ini berada di halaman belakang tepat di belakang ruangan besar yang kau masuki kemarin, merupakan tempat di mana bos besar Tang tinggal. Aku adalah anak angkat bos besar Tang, margaku Cai, orang-orang biasanya memanggilku Xiao Cai (Cai kecil)."
Yuan Bao tertawa lagi. "Xiao Cai itu masakan kecil (Xiao cai) yang seperti apa? masakan daging atau masakan sayuran?"
Dia tertawa.
"Begitu mendengar namamu perutku langsung lapar, masakan seperti apa pun bisa kumakan, bahkan seekor kuda pun bisa kumakan habis."
Kali ini Xiao Cai sama sekali tidak tertawa, lama menatap tajam pada Yuan Bao, tiba-tiba wajah mulus yang putih bagaikan saiju itu mendekat ke hadapan Yuan Bao.
"Baiklah, kau makanlah. Aku memberikannya padamu untuk dimakan."
Yuan Bao tidak bisa mengeluarkan tawanya. Kali ini dia tidak bisa tertawa, bukan dikarenakan dia takut pada gadis kecil ini yang apa pun juga bisa diperbuatnya. Kali ini dia tidak tertawa karena dia
tiba-tiba teringat akan suatu hal, Suatu hal yang sangat penting .
"Tadi kau yang membantuku mandi, bukan?" tanya Yuan Bao pada Xiao Cai.
"Kau juga yang menanggalkan pakaianku?"
"Tentu saja." Xiao Cai sengaja mengeluarkan mimik wajah yang membuat orang lain tidak tahan.
"Bagaimana mungkin aku membiarkan orang lain menanggalkan pakaianmu?"
"Di mana pakaianku?" "Sudah dibakar," kata Xiao Cai.
"Bahkan mainan anak-anak yang ada di dalam baju itu juga ikut dibakar."
"Apa katamu?" teriak Yuan Bao.
"Bagaimana boleh kau membakar barang milikku?"
"Mengapa aku tidak boleh membakarnya? Besi rongsokan saja bisa membunuh orang satu rumah, mengapa aku harus tinggal menjadi orang bodoh?"
Yuan Bao tidak bisa berkata-kata, ekspresi wajahnya seperti orang yang sudah dilempari telur bebek sebanyak 89 buah, mulutnya berkata sambil berguman,
"Kau membuatku celaka, kau benar-benar mencelakai aku." Xiao Cai menghela nafasnya dengan perlahan.
"Tapi aku belum sepenuhnya mencelakaimu." Lalu tiba-tiba dia berubah sikap, mengambil sebuah kantong bersulam bunga dari tubuhnya dan bertanya,
"Lihatlah, ini apa?"
Yuan Bao segera seperti hidup kembali, segera merenggut kantong itu Xiao Cai merapatkan mulutnya tertawa dingini
"Kelihatannya kau itu orang yang pintar, mengapa kau memperlakukan sebuah kantong kecil seperti benda kesayangan saja layaknya? Apakah kau tahu apa yang ada di dalam kantong ini?" "Bagaimana mungkin aku tahu? Aku kan sama sekali tidak melihatnya." Xiao Cai berkata,
"Aku tidak punya kebiasaan untuk mencuri lihat barang milik orang lain."
"Kau adalah gadis yang baik," Yuan Bao kembali bersenang hati. "Kebiasaan jelek seperti itu tentu saja tidak mungkin ada."
"Tapi kalau kau memperbolehkan aku melihatnya, aku juga tidak akan menolaknya. ,"
"Aku belum tentu akan memperlihatkannya padamu." Yuan Bao segera berkata,
"Aku juga tahu kau belum tentu ingin melihatnya. Apa yang enak dilihat dari benda yang dimiliki oleh seorang pengemis kecil?"
"jika aku memaksamu untuk memperbolehkan aku untuk melihatnya?"
"Aku tahu kau tidak akan berbuat demikian," kata Yuan Bao. "Kau bukan orang seperti itu."
"Aku sekarang baru tahu kalau aku adalah orang yang seperti itu," kata Xiao Cai.
"Aku benar-benar seorang yang sangat bodoh." Xiao Cai sengaja menghela nafasnya. "Biarpun aku tidak sampai hati membakar kantong itu, tapi aku kan bisa saja menyembunyikannya, mengapa harus mengembalikannya padamu?"
"Kalau aku bukan orang bodoh lalu apa?"
Yuan Bao berpikir dan berpikir, lalu tiba-tiba berkata,
"Kata-katamu benar, aku akan memperlihatkannya padamu."
"sebenarnya yang ada di dalam kantung itu juga bukan benda berharga, hanya tujuh buah bintang saja. Tidak akan ada orang yang mengganggap ketujuh buah bintang itu sebagai benda berharga, bahkan anak yang berumur tiga tahun pun tidak akan.
Ketujuh buah bintang ini sama sekali tidak menarik, terserah bagaimana caramu melihatnya, pasti tidak akan terlihat apapun pada benda itu yang menjadikannya layak dijadikan benda berharga jika ada orang yang hendak memberikannya padamu, kau pasti tidak akan mau jika tidak sengaja menemukannya, juga pasti akan melemparkannya secara sembarangan ke dalam selokan.
Karena ketujuh buah bintang ini bukan terbuat dari bahan yang bagus, diantaranya biarpun ada yang mirip seperti dari giok tapi yang enam lainnya sama sekali bukan. Mereka hanya terbuat dari kayu, bahkan ada satu yang terbuat dari kertas tebal.
Tapi di permukaan setiap bintang itu terdapat tulisan," sebelum Xiao Cai bisa melihat dengan jelas tulisan apa itu, Yuan
Bao sudah bertanya padanya,
"sekarang kau sudah melihatnya kan?" "Menurutmu bagus atau tidak?" "Tidak bagus."
"Karena tidak bagus," Yuan Bao segera menyimpan kembali benda-benda itu, tertawa sambil mengeluarkan lesung pipinya dan berkata,
"Aku sudah memberitahukanmu sebelumnya, barang milik seorang pengemis kecil tidak mungkin ada yang menarik."
,Xiao Cai juga mengeluarkan lesung pipi yang dalam.
"Kalau begitu kau berikan saja satu buah dari bintang milikmu itu untukku." senyumnya sangat manis sekali.
"Cukup berikan saja bintang yang terbuat dari kayu itu untukku." "Langit menurunkan bintang keberuntungan, mengubah besi
menjadi emas. Dia tahu tentang bintang ini, apakah dia juga tahu apa yang terjadi setelah semua lentera padam kemarin malam?"
Yuan Bao ingin bertanya tetapi tidak bertanya.
Mulutnya tiba-tiba seperti yang telah dijahit rapat oleh seseorang, bahkan satu perkataan pun tidak ada yang keluar, karena dia tiba-tiba menyadari ada orang yang berdiri di kepala tempat tidurnya memperhatikan dirinya.
Kapan orang ini datang? Datang dari mana? Dia sama sekali tidak mengetahuinya. Dia hanya tahu barusan di dalam kamar itu sama sekali tidak ada orang lain, tapi dalam sekejap mata orang ini telah berdiri di kepala tempat tidurnya.
orang ini seorang wanita, tapi tidak ada orang yang bisa menggambarkan dengan jelas dia itu wanita yang seperti apa. Di dunia ini, wanita seperti dia tidaklah banyak.
Dahinya agak terlalu lebar sedikit, tulang pipinya agak ketinggian sedikit, mulutnya juga agak terlalu besar, membuat orang yang melihatnya merasa hormat, tidak bisa mendekatinya. Tapi bibirnya sangat lembut dan indah, sudut bibirnya agak ke atas dan selalu dipenuhi oleh senyuman yang hangat dan manis, ang membuat orang ingin mendekatinya .
Matanya tidak besar tapi amat sangat terang dan penuh dengan kearifan yang membuat orang merasa ada permasalahan apa pun bisa dibicarakan dihadapannya, karena dia pasti bisa mengerti.
Usianya sudah tidak bisa dibilang muda dan tampangnya pun tidak bisa dibilang cantik,
Tapi Yuan Bao langsung terpaku begitu melihatnya, bahkan kapan Xiao Cai bangkit dari tempat tidurnya pun dia tidak tahu. Lagipula dadanya sedang berdebar dengan kencang, berdebar jauh lebih cepat daripada biasanya.
Tidak peduli di masa yang lalu atau di masa yang akan datang, di dunia ini tidak akan ada wanita kedua yang bisa membuat dada Yuan Bao berdebar dengan kencang.
Yuan Bao biasanya tidak pernah peduli dengan urusan orang lain, apa pun yang telah terjadi dia tidak pernah peduli. Dia lebih tidak peduli lagi akan pandangan orang lain terhadap pandangannya, pikirannya, dan perbuatannya .
Tapi terhadap wanita yang baru sekali ditemuinya ini, dia sepertinya peduli. Dia justru tidak bisa membiarkan wanita ini memandangnya sebagai pengemis kecil yang dungu dan bodoh, karena itu dia sengaja menghela nafasnya.
"Mengapa datang lagi satu perempuan? Apakah semua laki-laki yang ada di tempat ini semuanya bersembunyi dan tidak berani menemuiku?"
"siapa yang kau inginkan untuk menemuimu?" suara wanita ini sangat lembut dan merdu, seperti seorang guru musik yang sedang mengingat akan kenangan tentang kekasihnya dan menuangkannya melalui alunan musik pada kecapi.
"Bos besar Tang," kata Yuan Bao sambil terbatuk dua kali. "Aku ingin sekali bertemu dengan majikan di sini, bos besar
Tang."
Wanita ini tertawa dan pada saat tertawa sudut mulutnya tertarik ke atas, di tengah senyumannya yang hangat dan manis tetap saja membawa perasaan yang dingin dan tidak berbelas kasihan.
"Kau sudah bertemu dengan bos besar Tang," kata wanita ini. "Akulah bos besar Tang."
Dia bertanya kepada Yuan Bao sambil tersenyum, "Apakah kau kira kedudukan bos besar di seluruh dunia ini hanya diperuntukan bagi laki-laki?"
Bersambung-07.
baru memberitahu aku siapa orang yang telah membawa aku ke tempat ini.
Xiao Cai tidak bisa menerimanya, berkata dengan memburu, "Mengapa kami harus meniamumu makan dan minum arak?
Atas dasar apa kami harus menemanimu makan?"
"Tidak ada dasar apa-apa." Yuan Bao berkata, "Tetapi jika kau tidak meniamuku makan, kau harus
mengembalikan hutangmu padaku." "Kapan aku pernah berhutang padamu?" "Kau berhutang satu kali mandi padaku."
"Berhutang satu kali mandi?" Xiao Cai tidak mengerti Apa maksudnya itu?
Bersambung-07 .