Jilid-03

Raut wajah orang berbaju hijau itu masih tetap saja tanpa ekspresi, matanya menatap ke kejauhan, bahkan dengan perlahan membalikkan badan, tiba-tiba sebuah tangan melayang keluar dari tempat yang tidak akan ada orang yang menduganya. Baru memukul setengah jalan, gerakan tangannya lagi-lagi berubah.

Dia sama sekali tidak menyentuh Si cakar elang Lao Wang, tapi Lao Wang bagaikan orang yang sudah dipukul oleh pukulan yang sangat hebat, warna muka yang kurus kering itu tiba-tiba berubah menjadi abu-abu. Setelah waktu berlalu cukup lama, Lao Wang bertanya lagi kepada orang berbaju hijau itu,

"Siapa kau?"

"Margaku Xiao." orang berbaju hijau itu berkata,

"Xiao yang artinya suara angin yang menderu- deru seperti sabetan pedang."

Lao Wang secara tidak sadar mundur setengah langkah ke belakang.

"Kamu adalah kepala bagian penerapan hukuman baru di perkumpulan pengemis, Xiao Jun."

"Benar." orang berbaju hijau itu berkata, "Akulah Xiao Jun." Saat itu Wu Tao dan pengemis kecil yang bernama Yuan Bao masih tidur karena mabuk di sebuah kamar kecil di belakang kedai araki Mereka tidur seperti orang mati saja.

Di belakang kedai arak di mana mereka mabuki ada sebuah jalan pendek.Jalan itu pendeki sempit, gelap. dan juga kotor. Begitu musim panas, sebagian dari semua lalat dan nyamuk di kota Ji Nan sepertinya datang ke tempat ini. Selain lalat dan nyamuk, ada juga segelintir orang yang akan datang ke tempat seperti ini. segelintir orang yang dianggap sama seperti lalat dan nyamuk.

Di dalam sepuluh buah kamar gubuk yang reot yang terdapat di kedua belah sisi jalan yang pendek itu, merupakan tempat tersedianya arak dan wanita yang paling murah di dalam kota selama 20 empat jam tanpa henti. Begitu malam tiba, udara di sekitar dipenuhi berbagai macam aroma dan suara yang bising.

Tetapi pada malam ini, pojok yang paling gelap dijalan ini, di sebuah gubuk yang paling reot, yang terdengar justru suara musik lagu lama yang sedih yang dimainkan dari sebuah san Xian. sekali mendengar irama musik itu, semua orang dijalan itu langsung tahu pelanggan tuanya Da AJie (kakak perempuan besar) yang aneh itu sudah datang.

Nama sebenarnya Da AJie adalah Yun Qie, tidak hanya mungil dan cantik seperti YUn Qie (sejenis burung hias), suaranya juga merdu seperti Yun Qle. Tapi itu semua sudah 30 tahun yang lalu.

Masa 30 tahun yang terlewatkan tanpa mengenal ampun sudah membuat wanita yang dulunya sangat cantik berubah menjadi wanita yang patut dikasihani. semakin banyak keriput yang ada di wajahnya, semakin sedikit pelanggannya. Beberapa tahun belakang ini, selain tua bangka yang aneh ini, dia sudah tidak punya pelanggan yang lain.

Tapi dia sudah tidak punya tempat untuk dituju, karena itu dia seperti bunga seruni yang sudah rusak dan kering, tinggal di pojok suram dijalan ini menunggu layu dalam tiupan angin dingin.

Dia masih bisa bertahan hidup mungkin karena dia masih ada pelanggan yang setia seperti dia, seorang tua bangka yang senang memainkan san Xian.

Tidak ada seorang pun yang tahu jati dirinya dan tidak ada yang bertanya, hanya di belakang mereka memberi julukan tua bangkanya Da AJie. Tua bangka ini sedang memainkan sanXian-nya.

Terdengar suara sanXian dengan irama lagu lama yang sedih mengiringi lagu sedih yang dinyanyikan Da AJie.

Dalam kegelapan malam, di dalam gubuk reot itu dipenuhi oleh perasaan sedih yang tak terucapkan. Perasaan sedih yang tidak bisa di apa-apakan ini, ustru membawakan kedamaian yang tak terucapkan.

Di dalam sebuah hutan. Xiao Jun bercerita dengan ringkas apa

yang terjadi kepada tuan besar Tian. Dia tahu tuan besar Tian paling tidak suka pada orang yang berbicara panjang lebar tidak ada habisnya.

Telinga tuan besar Tian mendengarkan apa yang dia bicarakan sambil matanya tetap menatap muka orang yang di dalam peti mati itu. setelah Xiao Jun selesai berbicara, dia baru menarik nafas panjang-panjang, lalu berkata kepada orang yang sudah tidak akan bisa mendengarkan perkataannya lagi.

"Niu Gua Zhu, sahabat tua Niu, 20 tahun tidak bertemu, tidak disangka mutiara yang tergantung di lehermu sudah menjadi mutiara besar."

Tian Ji Zi dan Xiao Jun saling memandang satu sama lainnya, lalu bertanya secara bersamaan dengan bersemangat,

"orang ini benar-benar orang yang dulunya perampok besar kejam yang menguasai Guan Dong , Niu san Gua?"

"Dialah orangnya." Tuan besar berkata,

"Di kepalanya digantung huruf Zhu (mutiara), di perutnya digantung huruf Dao (pisau), dan di goloknya digantung kepala orang. Dialah Niu Gua Zhu, Niu san Gua juga dia."

Tuan besar berkata lagi,

"20 tahun yang lalu, siapapun yang mau menangkap dia, kepalanya harus digantung di atas goloknya."

"Apakah dia teman tuan besar?" "Bukan," tuan besar Tian berkata.

"Tapi aku juga tidak bisa dihitung sebagai lawannya." "Mengapa?"

"Karena kepalaku cuma ada satu dan tidak mau digantungkan di atas goloknya." "Ilmunya sehebat itukah?"

"Ilmunya mungkin lebih tinggi dari yang dibicarakan orang, orangnya pun tidak seburuk yang dibicarakan orang." Tuan besar Tian berkata,

"Biarpun minum sampai 150 Kg araki dia tidak mungkin merampok uang seorang pengemis kecil yang hanya beberapa puluh liang saja, lebih tidak mungkin lagi menyamar menjadi perampok rendahan. Tapi itulah yang dilakukannya. Dia pasti demi alasan yang lain."

"Demi apa?"

"Pengemis kecil itu pasti bukan pengemis biasa." Tuan besar berkata,

"Bahkan mungkin sama sekali bukan pengemis."

"Pedagang yang dompetnya dicuri olehnya, kemungkinan jUga bukan benar-benar pedagang?"

"Kemungkinan ya."

Xiao Jun tiba-tiba bertanya,

"Apakah anda bisa menemukan mereka?"

"Asalkan mereka ada di dalam kota, pasti dapat ditemukan." "Kapan bisa menemukan mereka?"

"Kalau dari sekarang mencarinya, sebelum matahari terbit pasti sudah ditemukan. "Kalau begitu lebih baik anda segera mengutus orang untuk mencarinya."

ooo)o(ooo

BAB V JARUM PETIR PERAK DAN PAKU HALILINTAR

Tanggal 17 bulan 4, menjelang subuh......

32 orang murid yang diutus oleh Tian Ji Zi sudah mengadakan kontak dengan tim penyelidik yang berasal dari kediaman Sun yang tersebar di 12 daerah, bertanya apakah dalam penyelidikan mereka malam ini mereka pernah melihat dua orang seperti Wu Tao dan Yuan Bao.

Murid partai Panji Bunga sudah menyusup ke dalam seluruh lapisan di kota Ji Nan, dalam tim pelacak pun tentu saja ada saudara mereka (anggota partai Panji Bunga).

Sebelum hari terang, mereka sudah berhasil menghubungi pengurus kedua Kai Yuan Jian Hao Yang Ke Dong dan mereka segera mendapatkan informasi mengenai kedua orang ini.

Pada saat itu, Wu Tao dan Yuan Bao masih tidur nyenyak di sebuah kamar kecil di belakang kedai arak itu. Di dalam taman di rumah angker itu, Tian Ji Zi sudah menggunakan jepit perak untuk mengeluarkan senjata gelap yang merenggut nyawa tersebut dari dalam kelima mayat itu dan ditaruh di atas sebuah baki perak.

Jepit perak dan baki perak itu tidak berubah warna, itu membuktikan bahwa senjata gelap itu sama sekali tidak beracun. Yang menyebabkan benda itu menjadi benda mematikan adalah ketepatan, kekuatan dan kecepatan mereka. Ujung kelima buah senjata gelap itu sangat kecil, tapi bisa menembus baju orang mati itu, menembus kulit daging, menembus kerangka. Tian Ji Zi harus bersusah payah baru bisa mengeluarkannya.

senjata gelap yang ada di dalam baki perak itu bersinar, tiga diantaranya adalah paku besi berwarna hitam dan dua lainnya berupa jarum perak. sinarnya bahkan lebih terang dibandingkan baki perak itu sendiri. semua mata memandangi kelima senjata gelap ini, ekspresi wajah mereka sangat serius. setelah beberapa waktu, tuan besar Tian menghembuskan nafas panjang pelan-pelan.

"Tidak disangka, sungguh tidak disangka."

Dia menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak disangka dua orang yang aneh itu ternyata masih belum mati, malah masih bisa beraksi, wajar saja kalau orang sehebat Niu san Gua pun tidak bisa menghindar."

"Ini mungkin disebabkan karena Niu san Gua sendiri tidak menyangka bahwa mereka akan datang, lagi pula dia sedang berkonsentrasi menghadapi si pengemis kecil itu sehingga bisa dikalahkan oleh mereka."

"Mungkin begitu." Tuan besar Tian berkata,

"Mungkin Niu san Gua sama sekali tidak bisa menghindar."

Dia menjepit satu jarum pera k itu, lalu menghela nafas lagi. "Aku paling sedikit sudah 18 tahun tidak melihat senjata gelap

yang seperti ini, tapi aku masih ingat 18 tahun yang lalu, sekali mereka melemparkan senjata gelapnya, tidak ada seorangpun yang bisa menghindar. sampai yang terakhir kali, di sebuah pertarungan di Dong Hai."

"Ada apa dengan pertarungan itu?" Tian Ji Zi bertanya.

"Kali itu mereka pada akhirnya kalah ditangan seseorang." Tuan besar Tian berkata,

"sejak pertarungan itu, orang di dunia persilatan tidak pernah lagi mendengar kabar tentang kedua suami istri itu."

"Apakah yang anda maksud itu si Halilintar Tanpa suara Yun Zhong Lei dan istrinya si Jarum Perak Xian Zi?"

Tuan besar Tian tiba-tiba marah dan melotot kepada putranya sambil berkata dengan suara keras,

"sejak kapan kau berubah menjadi bodoh seperti itu? selain suami istri itu, siapa lagi yang bisa menggunakan paku halilintar dan jarum petir perak?"

Tian Ji Zi malah tertawa. sambil tertawa terbahak-bahaki dia berkata,

"Untung ada kalanya aku bisa berubah menjadi sangat pintar, yang orang lain tidak tahu justru aku bisa mengetahui kunci dari masalah yang rumit."

"Masalah apa? Kunci apa? Bicaralah."

"Pengemis kecil itu pasti bukan orang biasa, oleh karena itu Niu san Gua beserta keempat rekannya yang mati itu sengaja berpura- pura menjadi perampok rendahan dan pada saat pengemis kecil itu lengah barulah mereka dengan mudah meringkusnya." Kemarahan tuan besar Tian masih belum surut, masih memasang muka marahi sedangkan Xiao Jun sudah menganggukkan kepalanya.

Tian Ji Zi tertawa kepadanya sambil melanjutkan perkataannya, "Tetapi Niu San Gua sama sekali tidak menyangka bahwa

ternyata ada dua orang yang diam-diam melindungi pengemis kecil itu, dan lebih tidak menyangka bahwa ternyata kedua orang ini adalah sepasang Dewa Petir dan Halilintar yang menggegerkan dunia persilatan 18 tahun yang lalu."

Xiao Jun segera menyetujuinya. "Ada benarnya juga."

Tuan besar Tian malah berteriak dengan keras, "Apanya yang benarm? omong kosong" Dia berkata,

"Kedua orang itu tidak mempunyai anak laki-laki maupun anak perempuan, juga tidak memiliki murid. Waktu mereka mengundurkan diri, pengemis kecil itu sama sekali belum lahir. Ada hubungan apa dengan mereka? Mengapa mereka secara diam-diam melindungi dia?"

"Mungkin mereka melakukannya atas perintah orang lain" Tian Ji Zi berkata,

"Mungkin ada orang lain yang mengutus mereka untuk datang." "Mengutus mereka untuk datang" Tuan besar Tian malah

semakin marah. "Di dunia ini siapa yang punya hak untuk memerintah mereka suami istri?"

"Paling tidak ada satu orang." "siapa?"

"orang yang mengalahkan mereka pada pertarungan di Dong Hai 18 tahun yang lalu."

Tuan besar Tian tiba-tiba sudah tidak marah lagi, juga tidak berkata-kata. Lama kemudian, tiba-tiba dia menepuk sebelah telinga anaknya dengan perlahan dan menghela nafas sambil berkata,

"Ada kalanya aku berharap kau lebih baik tetap sedikit bodoh." Tian Ji Zi juga menghela nafas dan berkata,

"sayangnya, mau bodoh pun tidak akan bodoh sampai ke sana." "Mengapa?"

"Karena aku adalah putra tuan besar Tian dari partai Panji Bunga."

Tuan besar Tian tertawa keras.

Di saat dia sedang tertawa senang, tiba-tiba ada sebuah serangan pukulan yang datang. Pukulan ini lebih hebat dan lebih cepat dari yang sebelumnya. Tuan besar Tian mengangkat san Xian- nya. Walaupun gerakannya lebih lambat dibandingkan dengan orang tua yang buta di tepi danau Da Ming, tapi masih lebih cepat tiga kali lipat bila dibandingkan dengan orang-orang di dunia persilatan pada umumnya.

orang yang bisa menghindari pukulannya tidaklah banyaki untungnya Tian Ji Zi adalah salah satu diantaranya.

saat tuan besar melancarkan pukulannya, Tian Ji Zi sudah menghindar ke atas pilar di gedung bersegi delapan itu.

Xiao Jun tiba-tiba mengeluarkan satu jari tangannya. Pada pilar yang penuh debu itu terdapat tujuh buah titik, juga goresan garis yang berkelok-kelok. setelah itu baru dengan terpatah-patah bertanya,

"Diakah orangnya?" suara Xiao Jun merendah.

"Diakah orang yang mengalahkan sepasang Dewa Petir dan Halilintar pada pertarungan di Dong Hai?"

Goresannya hanyalah titik dan garis yang sepertinya tidak ada artinya. Tetapi waktu tuan besar Tian melihat ketujuh titik dan sebuah garis itu, wajahnya langsung mengeluarkan ekspresi hormat yang tidak pernah dilihat oleh orang lain, sama seperti orang yang melihat orang yang dihormatinya.

Di bawah langit ini, orang yang dihormati oleh tuan besar Tian tidak banyak. Ketujuh titik dan sebuah garis itu mewakili orang yang seperti apa?

Walaupun dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tetapi ekspresi yang terdapat di wajahnya sudah menjawab pertanyaan tadi. "Benarkan dia orangnya?" Xiao Jun mengerutkan keningnya. "Apa hubungan pengemis kecil itu dengan dia?"

"Pastinya ada sedikit hubungan dengannya," timpal Tian Ji Zi. "Mengapa?"

"Jika diantara mereka sama sekali tidak ada hubungan apa-apa, walaupun pengemis kecil itu digigit anjing liar sampai mati sekalipun, sepasang Dewa Petir dan halilintar itu sedikitpun tidak akan meliriknya."

"Jika benar pengemis kecil itu adalah murid mereka, mengapa sampai mencuri dompet seorang pedagang?"

"sebetulnya jawaban dari pertanyaan ini sudah dipikirkannya.

Karena pedagang itujuga bukan orang sembarangan."

"Tapi dari mana pengemis kecil itu tahu bahwa pedagang itu bukan pedagang biasa?" Xiao Jun bertanya lagi,

"Kalau dia bukan pedagang biasa, lalu siapa dia sebenarnya?" Tian Ji Zi tertawa.

"Pertanyaan ini tidak seharusnya kau tanyakan padaku. Lalu aku harus bertanya pada siapa?"

"Harus bertanya pada mereka sendiri" Tian Ji Zi berkata,

"Aku rasa seharusnya sekarang kita sudah mendapatkan kabar tentang mereka." Dia berkata seperti itu karena dia sudah melihat Lie Dong sudah kembali. Lie Dong adalah salah satu murid partai Panji Bunga yang paling pandai, dialah yang diutus untuk mencari informasi di luar.

"Dua orang yang kakak Ji inginkan supaya kami cari, sekarang sudah ada jejaknya." Lie Dong berkata,

"Yang Ke Dong- lah yang memberikan informasi padaku, aku rasa tidak mungkin salah."

"Mereka ada di mana?"

"Di dalam sebuah kedai arak yang bernama Zhao Da You." "Mereka berdua sedang bersama-sama?"

"semenjak hari gelap. mereka terus bersama-sama." "Apa yang mereka lakukan?"

"Mereka minum arak gila-gilaan selama 4-5 jam sampai mabuk berat, sampai sekarang mereka tidur seperti orang mati di sebuah kamar kecil di belakang kedai itu yang khusus untuk orang yang mabuki"

Tuan besar Tian tiba-tiba tertawa.

"Kelihatannya dua orang tua dan muda ini sama sekali tidak bodohi di malam seperti ini, mabuk lebih haik daripada sadar, makin mabuk makin baik,"

Xiao Jun tertawa dingin "Jika mereka adalah orang seperti dugaan kita, takutnya mereka bukan benar-benar mabuk"

"Tidak peduli betulan atau bohongan, lebih baik kita lihat terlebih dulu baru bicara." Tian Ji Zi berkata,

"Paling bagus kalau aku sendiri yang pergi duluan menemui mereka."

Lie Dong menahan dirinya.

"Aku rasa kakak Ji tidak perlu pergi." "Mengapa?"

"Karena tuan Lao Wang akan membawa mereka ke sini." "Bagaimana dia bisa tahu keberadaan mereka?"

"Tadi di luar dia bertanya padaku."

"Mengapa kau mengatakannya?" teriak Tian Ji Zi. Lie Dong tertawa pahit.

"Kakak Ji pasti sudah tahu sifat tuan Lao Wang, jika dia bertanya padaku, mana berani aku tidak menjawabnya."

"sudah berapa lama dia pergi?" Tian Ji Zi bertanya lagi.

"Cukup lama, mungkin sekarang sudah sampai di Zhao Da You." Tian Ji Zi tiba-tiba melompat sambil berkata dengan keras, "CELAKA" "Celaka apanya?"

"sifat si cakar elang Lao Wang seperti setan tua Jiang, makin tua makin menjadi. Kalau dia bilang akan membawa orang pulang, tidak peduli mereka sadar atau mabuki mati atau hidup, dia harus membawa mereka pulang."

"Kalau orang itu tidak bersedia ikut dengannya, bagaimana?" "Dia pasti menggunakan kekerasan."

"Kalau dia bukan tandingan orang itu?" "Kalau begitu gawat."

selesai berkata, Tian Ji Zi dan Xiao Jun sudah sampai di atas atap kedai Zhao Da You. Kedai Zhao Da You luar dalam depan belakang semuanya gelap. sama sekali tidak ada sinar lentera sedikitpun.

Untungnya Tian Ji Zi pernah datang ke tempat ini, pernah minum arak, pernah mabuk juga pernah tidur di kamar kecil khusus orang mabuk itu oleh karena itu dia bisa segera menemukan kamar itu

Di dalam kamar itu sama sekali tidak ada cahaya maupun suara sedikitpun.

Tian Ji Zi menghembuskan nafasnya dan tertawa pahit. "Kelihatannya benar-benar gawat."

Tian Ji Zi sama sekali tidak salahi situasi benar-benar gawat. Di dalam kamar itu hanya ada satu orang, Wu Tao dan Yuan Bao yang mabuk berat sudah tidak kelihatan bayangannya, malahan Lao Wang yang sangat sadar justru seperti orang mabuk di dalam kamar itu

Tanggal 17 bulan 4, sebelum fajar.....

Dalam sebuah pabrik di perusahaan kayu senJi, sudah ada seberkas sinar yang masuk dari luar sehingga tidak perlu menyalakan lentera pun sudah bisa meniihat wajah orang dengan jelas.

salah satu dari ketiga jagoan dari perguruan cakar elang di Huai Nan yaitu si Cakar Elang Lao Wang, sedang berbaring di atas sebuah papan dari pohon pinus yang biasanya digunakan untuk menggergaji kayu. sekujur tubuhnya sudah kaku, begitu pula dengan kulit dan daging di wajahnya. Walaupun demikian masih terlihat ekspresi ketakutan sebelum dia meninggal di wajahnya.

Dia biasanya adalah orang yang sangat pemberani, Tian Ji Zi belum pernah melihat ada orang yang bisa membuat Lao Wang ketakutan.

Tapi sekarang siapa pun bisa melihat bahwa kali ini dia benar- benar ketakutan. Ketakutan setengah mati.

Tian Ji Zi mendesah.

"Aku berani jamin bahwa dia bukan takut mati, aku tahu bahwa selama ini dia tidak pernah takut mati."

"Kalau begitu apa yang dia takutkan?" "orang itu" Tian Ji Zi berkata, "orang yang bermarga Wu dan bernama Tao itu."

"Tidak ada seorangpun yang pernah mendengar nama Wu Tao.

Wu Tao bukanlah orang yang menakutkan. "

"Tentu saja Wu Tao bukanlah nama yang sebenarnya." Tian Ji Zi tertawa.

"Hanya hantu yang bisa tahu siapa nama dia sebenarnya." ooo)o(ooo

BAB VI TEMPAT PARA DEWA

Tanggal 17 bulan 4, pagi......

sesudah langit terang, dalam kurun waktu dua jam, semua murid partai Panji Bunga baik dari luar maupun dari dalam kota Ji Nan dan semua bajingan dan berandalan yang ada hubungan dengan mereka, mereka semua melihat sebuah lukisan dan perintah.

Lukisan itu dibuat oleh sebelar orang guru yang suka melukis wajah orang yang berdasarkan pada gambaran yang diperoleh dari pengurus dan pelayan di Zhao Da You. Ada dua wajah orang yang digambar pada lukisan itu.

Yang seorang adalah orang dewasa yang bernama Wu Tao, wajah panjang, mata sipit, hidung panjang, mulut lebar, yang berdandan seperti seorang pedagang. Dan yang lainnya adalah seorang pengemis kecil bernama Yuan Bao, muka bundar, mata besar yang kalau tertawa serasa bercahaya, memiliki lesung di pipinya, tampangnya benar-benar sangat manis.

Perintah dikeluarkan oleh Panji Bunga nomor satu, memerintahkan kepada mereka untuk berusaha sekuat tenaga untuk melacak keneradaan kedua orang itu. sejam kemudian, semua bawahan di kediaman pejabat turut serta dalam pencarian ini.

Karena pengawal di kediaman pejabat di kota Ji Nan semuanya menerima kabar rahasia yang mengatakan bahwa pedagang yang bernama Wu Tao kemungkinan besar adalah salah satu dari empat besar pencuri ternama, bahkan mungkin dialah pencuri yang telah tiga kali masuk ke dalam istana untuk mencuri. Dia mirip seperti pencuri tampan chu Liu Xiang dan julukannya adalah Da Xiao Mang Jun.

Di atas sebuah meja kayu terdapat sepiring besar kacang, sepiring besar kue panggang, semangkuk besar daging panggang, dan sepiring besar sayuran.

Itu adalah menu makan pagi yang biasa dimakan tuan besar Tian, dia berpikiran bahwa apabila pagi hari perut kenyang maka bisa mengerjakan pekerjaan dengan penuh semangat sepanjang hari.

Tapi hari ini dia tidak makan sebanyak biasanya. Hari ini di hatinya ada banyak masalah dan juga keluhan.

"Da Xiao Jiang jun, dia bermarga Lie." Dia berkata,

"orang ini benar-benar punya keberanian dan punya bakat." "Siapa namanya yang bermarga Lie itu?" "Tidak tahu." Tuan besar Tian berkata,

"Tidak ada seorang pun yang tahu." Tian Ji Zi bertanya lagi, "Mengapa orang lain memanggilnya Da Xiao Jiang jun?"

"Karena orang-orang merasa keahliannya hanya kalah sedikit bila dibandingkan dengan Chu Liu Xiang,jadi orang-orang menjulukinya Jiang Jun (jendral)."

"Lalu dua huruf Xiao (tertawa) itu bagaimana ceritanya?" "Setelah dia mencuri, dia selalu tertawa tiga kali." Tuan besar

Tian mendesah dan berkata,

"Pada saat orang mendengar suara tawanya, pasti ada orang yang ketakutan sampai terkencing- kencing ."

"Kemudian?" "Kemudian tidak ada."

"Tidak ada?" Tian Ji Zi tidak mengerti. "Apa artinya tidak ada?"

"Tidak ada artinya ya tidak ada." Tuan besar Tian berkata,

"Begitu mendengar suara tawanya dan mendatangi suara itu, ternyata semuanya sudah tidak ada."

"Apanya yang tidak ada?"

"Emas, perhiasan, gioki lukisan. Apapun yang dia suka, semua langsung diambilnya." Tuan besar Tian lagi-lagi menghela nafasnya.

"10 tahun yang lalu, bahkan orang seperti dia sama sekali tidak ada. Seperti semangkuk arak yang masuk ke dalam mulut, dalam sekejap sudah tidak ada."

"Tetap masih ada." Tian Ji Zi berkata,

"Semangkuk arak yang masuk ke dalam mulutku pasti akan masuk ke dalam perutku."

"Tetap tidak ada." Tuan besar Tian berkata,

"semangkuk arak yang masuk ke dalam perutmu akan berubah menjadi air seni dan arak tetap saja tidak ada."

Dia tidak tertawa karena ini sama sekali bukan lelucon. Tian Ji Zi juga tidak tertawa.

Dia mengerti apa yang dimaksud ayahnya.

"Da Xiao Jiang jun yang sudah bertahun-tahun menghilang tiba- tiba berubah menjadi Wu Tao?"

Tuan besar Tian tiba-tiba berbalik dan bertanya kepada Xiao Jun, Kepala bagian penerapan hukuman baru dari perkumpulan pengemis, sedang mengadakan perombakan besar-besaran dan setiap hari sibuk mengurusi beribu masalah.

"Kau tidak seharusnya datang ke sini."

"Betul." Apabila bisa mengungkapkan dengan satu patah kata, Xiao Jun tidak akan mengungkapkannya dengan dua patah kata, " Tapi kau tetap saja datang." "Betul."

"Mengapa kau datang?"

Xiao Jun berpikir cukup lama baru menjawab, "Demi Da Xiao Jiang jun."

Apa yang dikatakannya adalah benar, dia tidak pernah berbohong.Tuan besar Tian cukup puas dengan jawaban ini.

"Kau tentu saja datang demi dia." Tuan besar Tian berkata,

"Niu san Gua dan teman-temannya pastinya juga datang karena dia. Aku percaya pada saat ini orang-orang di dunia persilatan pasti sudah banyak yang tahu bahwa dia berada di kota Ji Nan."

Tian Ji Zi tidak mengerti lagi.

Tetapi Wu Tao dulunya tidak berada di kota Ji Nan.

"Dia ada di kota Ji Nan atau tidak, sama sekali tidak masalah, kata tuan besar Tian."

"Mengapa?"

"Karena yang dicari orang sebenarnya bukan dia." "Bukan dia?" Tian Ji Zi bertanya,

"Lalu siapa?" "sun Ji cheng." "Tentu saja sun Ji cheng."

sejak Da Xiao Jiang jun menghilang, berubah menjadi orang yang paling kaya dan berkuasa di kota Ji Nan yaitu Sun Ji Cheng.

Tian Ji Zi bukannya tidak pernah terpikirkan akan hal ini. Tian Ji Zi sama sekali tidak bodoh.

Dia hanya suka bertanya, apa pun dia tanyakan, padahal sebetulnya dia sudah tahu tapi tetap saja bertanya.

"Jika benar yang dicari orang itu sebenarnya adalah Sun Ji Cheng, jika sudah tahu bahwa Sun Ji Cheng adalah Da Xiao Jiang jun, mengapa sekarang mereka malah mengejar Wu Tao?" Tian Ji Zi bertanya,

"sebenarnya ada hubungan apa antara Sun Ji Cheng dan Wu Tao?"

"Mungkin ada hubungan." "Banyak atau sedikit?"

"Banyaki sangat banyak," Tuan besar Tian berkata, "Kemungkinan hubungannya sangat banyak."

Dia mengeluh lagi.

"sekarang mungkin sudah merenggut banyak nyawa orang."

Pandangan mata Xiao Jun lagi-lagi seperti menerawang ke tempat yang jauh. Dia berbicara dengan terpatah-patah, "Sun Ji Cheng sudah mati, pembunuhnya pun sudah mati, mengapa semua bawahannya ingin memeriksa seluruh kota Ji Nan?"

Ini adalah pertanyaan yang memusingkan kepala, pertanyaan lama yang sudah banyak dipertanyakan oleh orang banyak dan tidak ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan itu. Tapi sekarang tidak sama.

sekarang pertanyaan ini sudah ada orang yang bisa menjawabnya dan orang yang bisa menjawabnya tentu saja hanya tuan besar Tian.

Jawaban dari pertanyaan tadi sebenarnya sangatlah mudah. Dia berkata,

"Hanya dengan delapan kata saja sudah bisa dimengerti. " "Delapan kata?" Tian Ji Zi bertanya,

"Apa delapan kata itu?"

"sun ji cheng sama sekali belum meninggal dunia"

Kalimat ini adalah kalimat yang dapat membuat orang terkejut, kebanyakan orang yang mendengarnya pasti akan kaget. Tapi Tian Ji Zi dan Xiao Jun bukan orang kebanyakan, mereka adalah sedikit orang diantara yang sedikit. Mereka sama sekali tidak terkejut.

Tapi Tian Ji Zi tetap saja bertanya,

"Dia itu sudah mati, semua orang juga sudah melihat mayatnya, bagaimana mungkin belum mati?" "Yang mati itu bukan Sun Ji Cheng." Tuan besar Tian berkata, "Mayat itu pun bukan mayat sun ji cheng."

"Lalu siapa?"

"orang yang tampangnya mirip Sun Ji Cheng, yang kemungkinan besar telah sengaja dipilih dan dipersiapkan oleh Sun Ji Cheng untuk menggantikan dirinya mati apabila waktunya sudah tiba."

"soal dipilih aku mengerti, tapi diciptakan. " Tian Ji Zi bertanya,

"Apa maksudnya diciptakan, diciptakan bagaimana?"

"Mula-mula dia memilih orang yang raut wajahnya memang sudah mirip seperti dia lalu melakukan sedikit perubahan pada wajah itu."

Tuan besar Tian menjelas lagi,

"Rumor di dunia persilatan, hubungan antara Sun Ji Cheng dan Hua shi Niang sangat baik, Dia tentu sedikitnya belajar tentang keterampilan khusus merubah wajah warisan keluarga Hua shi Niang."

"Lalu dia menyembunyikan orang ini di dalam kamar rahasia, menunggu tiba saatnya untuk menggantikan dirinya mati."

"Tentu saja."

"saat membutuhkannya yaitu pada saat rahasianya sudah diketahui oleh orang lain."

"Benar." "Dia terlebih dulu membunuh Liu Jin Niang dengan menggunakan pukulan Xiao Lin milik Qiu Bu Dao, lalu memaksa Qiu Bu Dao mati dengan cara meminumkan racun, membuat orang mengira bahwa mereka mati karena cinta."

"Benar."

"Dulu ada orang yang curiga dia adalah Da Xiao Jiang jun, tetapi sekarang dia sudah mati, harusnya sudah tidak ada lagi yang mempermasalahkan hal ini lagi."

"Benar." Tuan besar Tian berkata lagi, "Salah.

Tian Ji Zi tertawa pahit. "Sebenarnya benar atau salah?"

"Perkataanmu benar, dia berbuat kesalahan." Tuan besar Tian berkata dengan dingin,

"Dia salah memilih orang."

"Aku justru merasa dia tidak melakukan kesalahan." Tian Ji Zi berkata,

"LiuJin Nang membantu membuatkannya pakaian dan setiap helainya sangat pas di badan seperti kulit saja. Dia sangat mengenal seluk beluk tubuhnya, jadi hanya dia yang bisa membedakan bahwa yang mati itu bukan Sun Ji Cheng karena bagaimanapun juga struktur tulang dan badan setiap orang tidak sama. Kalau aku jadi Sun Ji Cheng, aku akan memilih Liu Jin Niang." Tuan besar Tian tiba-tiba marah dan menggebrak meja dengan menggunakan tenaga.

"sayangnya kau bukan dia, dasar idiot Kamu mengerti apa?

Bahkan sedikitpun tidak mengerti" Tian Ji Zi menutup mulutnya.

Dia bisa melihat, kali ini ayahnya benar-benar marah. Tapi dia tidak mengerti mengapa tiba-tiba ayahnya marah besar seperti itu. Jadi dia ndak berani lagi untuk membuka mulut. Xiao Jun yang dari tadi tidak berbicara tiba-tiba membuka mulutnya.

"Pasti ada kelemahannya."

Dia hanya mengucapkan beberapa patah kata.

sebenarnya pernyataan itu harus minimal 30 - 40 kata baru bisa dimengerti.

"Walaupun perhitungan Sun Ji cheng sudah sangat cermat, tapi pasti masih ada kelemahannya. oleh karena itu orang lain bisa mengetahui bahwa yang mati itu bukan dia."

Dia hanya berkata beberapa patah kata tetapi dia tahu bahwa tuan besar Tian pasti mengerti maksudnya.

"Tentu saja ada kelemahannya." Dia berkata,

"Kalau ada orang yang percaya bahwa segala sesuatu tidak ada cacat celanya, dia pasti orang gila." "Sun Ji Cheng sendiri pasti sedikit banyak merasakannya juga, mukanya tidak bisa menahan dirinya untuk kembali melihat keadaan. Makanya dia kembali."

Xiao Jun berkata,

"Makanya Wu Tao muncul lagi di kota Ji Nan." Ini adalah kesimpulan mereka.

Tapi Tian Ji Zi masih punya pertanyaan.

"Jika Wu Tao adalah sun ji cheng, yaitu Da Xiao Jiang Jun, lalu siapa gerangan pengemis kecil itu?"

Tuan besar Tian hanya cemberut tidak menjawab. Xiao Junjuga tidak menjawab.

Tian Ji Zi bertanya lagi padanya

"Jika benar Yuan Bao ada hubungannya dengan orang yang kau sebut tadi, bagaimana dia bisa bersama-sama dengan wu Tao?

Mungkinkah dia tahu bahwa Wu Tao adalah Da Xiao Jiang Jun? Bagaimana dia bisa tahu? "

Tuan besar Tian agak sedikit marah.

"Pertanyaan yang kalian tanyakan begitu banyaki mengapa tidak kalian tanyakan sendiri langsung ke orangnya?"

Tian Ji Zi menghela nafasnya.

"Aku juga ingin bertanya padanya, tapi siapapun yang mau menemukannya seperti bukan hal yang mudah." "Mengapa?"

"Kalau aku adalah Wu Tao, sesudah membunuh Lao Wang, aku pasti akan membunuhnya juga untuk menutup mulut," kata Tian Ji Zi.

Dia dengan perlahan memandang ayahnya, lalu tiba-tiba dia tertawa.

"Untungnya aku bukan Wu Tao, aku hanyalah seorang idiot." Tian Ji Zi bukanlah seorang idiot. otaknya sangat pintar, cekatan,

gesit, juga pikirannya sangat tajam. Tidak ada saudara-saudara di partai Panji Bunga yang tidak mengaguminya, tebakannya selama ini belum pernah salah.

Tebakkannya kali ini pun tidak salahi bahkan tuan besar Tian dan Xiao Junpun tidak membantah.

Tapi ternyata kali ini tebakkannya tidak tepat.

Wu Tao sama sekali tidak membunuh Yuan Bao, bahkan sepertinya sedikit ide hendak membunuhnya pun tidak ada.

Mereka juga tidak melarikan diri. Bahkan sekarang mereka masih berada di dalam kota Ji Nan, hanya saja tidak ada seorangpun yang bisa menemukan mereka.

Walaupun orang yang perhitungannya sangat cermat seperti Tian Ji Zi pun tidak akan menyangka mereka akan pergi ke tempat seperti itu.Tidak ada seorang pun menyangka mereka akan bersembunyi di tempat seperti itu. kota Ji Nan adalah sebuah kota lama, juga kota yang terkenal.

Bangunannya banyak dan hasil buminya melimpah.

Kantor pemerintahan di kota Ji Nan memiliki arsitektur yang megah dan mewahi dan jauh lebih luas dibanding dengan kebanyakkan gedung pemerintahan lainnya.

Bangunan penjara di kota Ji Nan sangat kokohi penjagaan sangat ketat, sangat sulit bagi orang untuk melarikan diri dari tempat itu.

Walaupun sulit bagi orang untuk melarikan diri dari tempat itu, apakah sama sulitnya bagi orang untuk masuk ke tempat itu? Tidak pernah ada seorang pun yang menyelidikinya. siapa yang bersedia tanpa alasan sengaja masuk ke dalam penjara?

Ada juga yang bersedia, paling tidak ada dua orang yang bersedia. setiap bangunan penjara pasti ada ada sisi gelapnya, penjara di kota Ji Nan juga tidak terkecuali.

Para tahanan yang dimasukkan ke dalam penjara ini, asalkan mendengar tempat para dewa tiga kata itu, pasti akan ketakutan sampai berkeringat dingin.

Tentu saja tempat itu bukan benar-benar tempat para dewa, juga bukan tempat di mana para dewa berada.

Tempat para dewa adalah sebuah ruangan penjara yang paling menakutkan yang ada di dalam penjara kota Ji Nan. Hanya penjahat yang paling jahat yang dimasukkan ke dalam ruangan ini.

saat ini penjahat yang dimasukkan ke dalam ruang itu ada dua orang, mereka adalah penjahat yang menunggu putusan hukuman mati. Mereka adalah penjahat yang dihukum setimpal atas perbuatannya karena mereka adalah penjahat yang bengis dan kejam. Pada tanggal 17 bulan 4 itu, di saat dini hari yang paling gelap. tiba-tiba mereka dibangunkan dari mimpi indah mereka. Tiba-tiba di dalam ruangan penjara mereka yang gelap ada tambahan dua orang asing lain.

Mereka tidak dapat melihat dengan jelas wajah kedua orang itu, hanya mengetahui bahwa salah satu di antara mereka ada yang lebih tinggi.

Kedua tahanan hukuman mati itu sangat senang. Mereka menyangka teman mereka yang di luar sana datang untuk menolong mereka.

Di dalam kegelapan, orang yang lebih tinggi itu berkata kepada mereka dengan pelan.

"Aku datang untuk mengantar kalian."

"Mengantar kami ke mana?" tahanan itu balik bertanya. orang itu berbicara dengan lebih sopan.

"orang seperti kalian, selain pergi ke neraka lapisan ke delapan belas masih bisa pergi ke mana lagi?"

Tahanan itu sangat tersinggung dan marah, mereka hendak bangkit tapi sekujur tubuh mereka tidak bisa bergerak.

orang yang tinggi itu hanya menggunakan satu buah jarinya untuk menahan mereka.

Mereka biasanya adalah pembunuh berdarah dingin dan tentu saja ahli, tetapi di hadapan orang yang bertopeng itu mereka hanya seperti seekor ulat saja. Mereka bertanya kepada orang ini sambil mengeluarkan keringat dingin.

"Apakah kita mempunyai dendam?" "Tidak."

"Apakah kami punya dosa terhadapmu?" "Juga tidak."

"Jika tidak punya dosa ataupun dendam, mengapa kau mau membahayakan dirimu sendiri datang ke tempat ini untuk mengambil nyawa kami?"

Jawaban yang diberikan lawan sama sekali tidak disangka oleh mereka bahkan dalam mimpi sekalipun, membuat yang mendengarnya ingin menangis tidak bisa, ingin tertawa juga tidak bisa, mati pun tidak bisa menutup mata.

Adapun alasan mereka untuk masuk ke dalampenjara ini membunuh mereka hanya...

"Aku hanya ingin meminjam tempat ini untuk tidur."

Tentu saja orang yang bertopeng ini adalah Wu Tao. orang yang berdiri di belakangnya melihat dia membunuh orang, selain Yuan Bao, tidak akan mungkin orang lain.

Yang tidak akan disangka orang adalah keberadaan Yuan Bao bukan karena disandera oleh Wu Tao. Yuan Bao sendiri yang ingin mengikuti Wu Tao. Di dalam kamar yang gelap itu, sesudah menewaskan jagoan cakar elang dari Huai Nan dengan menggunakan teknik yang luar biasa dalam sekejap mata, dia menarik Yuan Bao dengan menggunakan sebelah tangannya dan melemparkannya ke luar jendela.

Tetapi sebelum Yuan Bao menyentuh tanah, tiba-tiba sudah ditangkap lagi dengan menggunakan sebelah tangannya.

Kemudian Yuan Bao menyadari bahwa dia sudah berada di luar bumbungan.

"Astaga," seru Yuan Bao.

"Bagaimana cara kau melatih tenaga dalammu sampai seperti itu? Kau ini sebenarnya manusia atau hantu?"

"Kadang manusia, kadang hantu," Wu Tao berkata dengan tanpa ekspresi.

"Kadang setengah manusia, setengah hantu. Kadang bukan manusia juga bukan hantu. Kadang aku sendiri tidak tahu aku ini manusia atau hantu."

Dari nada suaranya tersirat penderitaan serta kesedihan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi untungnya Yuan Bao tidak merasakannya.

sialnya, Yuan Bao lagi-lagi seperti yang merasakannya sedikit.

Yang diketahui pengemis kecil ini sepertinya lebih banyak dari yang seharusnya diketahuinya, karenanya dia berkata, "sekarang apakah kau ingin membunuhku untuk menutup mulutku?"

"Membunuhmu?" Wu Tao tertawa dingin.

"Kamu tahu apa? Mengapa aku harus membunuhmu?"

"Paling tidak aku tahu kau telah membunuh orang." "Memangnya kenapa?" Dari nada suara Wu Tao tersirat

penderitaan dan kesedihan.

"Memangnya di dunia ini yang pernah membunuh orang hanya aku seorang?"

Yuan Bao memandanginya lalu mengeluh.

"sebetulnya aku tahu kalau orang itu bukan dibunuh olehmu." "oh?"

"Dia itu mati ketakutan," kata Yuan Bao.

"sebelah tanganmu menahan kedua belah cakar elangnya, lalu membisikan sesuatu ke telinganya. Aku mendengar suara dia terduduk di atas pantatnya, lalu mencium bau yang tidak sedap."

Yuan Bao berkata lagi,

"Aku dengar kalau orang yang mati ketakutan pasti seperti itu." "Hal yang kauketahui tidak sedikit."

"Aku juga tahu bahwa orang itu memang pantas mati." "Mengapa?" tanya Wu Tao. "Dia sama sekali tidak mengenalmu, hanya ingin membawamu pergi untuk ditanyai, tapi begitu masuk langsung menggunakan tangannya sepertinya hendak menghancurkan persendianmu," kata Yuan Bao.

"orang seperti dia dalam melakukan apapun biasanya pasti kejam, sadis, dan bengis. Mungkin memang sudah seharusnya mati."

Wu Tao menatapnya lama, walaupun di wajahnya tidak ada ekspresi apapun, tetapi di dalam matanya terdapat ekspresi yang jarang dilihat orang dan sukar untuk dijelaskan.

"Pergilah." Dia berkata, "Cepat pergi "

"Aku tidak mau pergi, aku juga tidak boleh pergi." "Mengapa?"

"Jika orang lain bisa menemukanmu, pastinya mereka juga tahu kalau aku ikut bersama denganmu," kata Yuan Bao.

"Jika sekarang kau pergi begitu saja, aku juga tidak tahu kau pergi ke mana. Kalau tertangkap oleh mereka pasti akan dipukul sampai mati oleh mereka."

Dia menarik lengan baju Wu Tao.

"Makanya aku hanya bisa ikut denganmu, bahkan aku sudah memutuskannya ."

Lagi-lagi Wu Tao menatapnya lama lalu berkata, "Kau tahu siapa diriku?" "Tidak tahu."

"Aku bukanlah seorang pedagang biasa." "Aku juga bukan pengemis kecil biasa."

"Kamu tidak ingin tahu siapa aku sebenarnya?"

"Aku ingin tapi aku juga tidak ingin kau tahu siapa sebenarnya diriku," kata Yuan Bao.

"Jadi asalkan kau tidak bertanya, aku juga tidak akan bertanya." "Kau ikut denganku sama sekali tidak ada untungnya bagimu,"

kata Wu Tao.

"Kalau aku adalah orang, pasti bukan orang baik-baik. Walaupun aku adalah hantu, pasti hantu yang jahat."

suaranya berubah menjadi dingin,

"Aku sebenarnya hanya memanfaatkanmu untuk bisa melewati malam ini, aku juga tahu sedikit tentang asal usulmu, jika diperlukan mungkin bisa memanfaatkan keluargamu untuk menekan orang lain. Aku tahu itu."

Yuan Bao malah berkata demikian, "Aku tahu betul akan hal itu."

"Jika kau ikut denganku, tidak hanya ikut menanggung susahi derita, kemarahan, dan kesalahan, pada waktu dibutuhkan aku mungkin akan menjualmu." Wu Tao berkata dengan dingin,

"Pada saat golok lawan datang, kalau aku bisa menghindar, mungkin aku akan menggunakan dirimu sebagai tameng."

"Aku tahu."

"Kau tidak menyesal?"

"Ini adalah keinginanku sendiri, mana mungkin menyesal?" Yuan Bao tiba-tiba tertawa.

"Mungkin siapa tahu justru aku yang memanfaatkan dirimu, pada waktu golok lawan datang, sebenarnya siapa yang bisa memanfaatkan siapa untuk menahannya, saat ini masih sukar untuk dikatakan."

Wu Tao tidak tertawa. Dia sebenarnya ingin tertawa, tetapi dia tidak tertawa.

Yuan Bao bertanya lagi padanya, "sekarang kau hendak pergi ke mana?"

"Ingin tidur nyenyak, memulihkan semangat." Wu Tao berkata,

"Mau mengerjakan apa pun tetap harus ada semangat yang baik"

Dia tertawa dingin dan berkata,

"orang akan mengira aku seperti anjing liar yang dikejar mati- matian, aku justru ingin membuat mereka tercengang-cengang." "Tidur adalah suatu hal yang bagus," kata Yuan Bao.

"Tetapi tempat mana di dalam kota Ji Nan yang masih bisa membuatmu bisa tidur nyenyak?"

"Ada sebuah tempat yang tidak akan ditemukan mereka, karena tidak akan ada seorangpun yang menduga bahwa aku bakal ada di sana," Wu Tao berkata dengan penuh kepastian.

"Yang tidak akan terpikirkan oleh orang lain?" "Tidak akan."

"Ada." Yuan Bao mengejap-ngejapkan matanya. "Paling tidak ada seorang yang bisa menduganya." "siapa?"

"Aku."

Wu Tao menatapnya.

"Kau tahu tempat yang kumaksud itu tempat apa?"

Yuan Bao tertawa lagi, memperlihatkan kedua lesung pipinya. "Aku tidak hanya tahu tempat itu tempat apa, juga tahu bahwa

masuk ke tempat itu lebih mudah dibandingkan keluar dari tempat itu."

Lalu Yuan Bao mengikuti Wu Tao masuk ke tempat para dewa. ooo)o(ooo BAB VII MENGURAIKAN SERAT SUTRA DARI KEPOMPONGNYA

Tanggal 17 bulan 4, tengah hari......

Di dalam kota Ji Nan masih marak dengan pencarian Yuan Bao dan Wu Tao, yang tertarik akan hal ini semakin lama semakin banyak karena partai Panji Bunga dan pejabat pemerintahan sudah mengumumkan hadiah sejumlah uang yang bisa mencukupi hidup seseorang seumur hidupnya.

orang yang mereka cari justru sedang tidur ditempat para dewa, benar-benar tidur nyenyak.

orang yang masih bisa tidur nyenyak dalam situasi seperti ini, selain mereka berdua mungkin sulit untuk mencari yang ketiga.

Ke-79 toko dibawah kekuasaan Sun Ji Cheng sudah menempelkan selembar kertas putih bertuliskan berduka cita, libur lima hari. Kematian bos besar sun sudah diketahui semua orang, tidak perlu dirahasiakan lagi.

Yang masih harus dirahasiakan adalah bahwa bos besar sun belum mati.

Restoran Da san Yuan tentu saja juga belum mulai berbisnis, tetapi Zheng Nan Yuan datang pada tengah hari dengan tergesa- gesa karena dia tahu di lantai atas telah datang tiga orang tamu, tamu yang tidak lusa tidak dilayaninya.

Yang datang adalah ketua dari partai Panji Bunga tuan besar Tian dan anaknya beserta Xiao Jun, penanggung jawab penerapan hukuman di perkumpulan pengemis yang sangat dihormati oleh dunia persilatan. Zheng Nan Yuan naik ke lantai atas. Dia bukan orang cacat, dia duduk di kursi roda hanya karena rematik pada sendinya yang telah dideritanya dan menyiksanya selama bertahun-tahun.

Pada saat dia datang, meja di lantai atas sudah tersedia arak dan masakan yang enak, para tamu juga sudah duduki Arak yang dihidangkan ada tiga macam.

Guci arak yang baru dibuka, yang rasanya sejuki pedas, dan keras yaitu Arak Mao Tai dari Gui Zhou. Yang rasanya lembut, indah yaitu arak Ni Er Hong dari Jiang Zhe. Yang ada di dalam cangkir emas adalah arak yang belum habis diminum oleh bos besar sun dua hari yang lalu yaitu arak Bo si Pu Tao Qiu, yang sudah dipanaskan dengan air dari sumur, bahkan asapnya masih mengepul.

Tuan besar Tian minum secangkir araki sesudah minum baru berkata,

"Kami datang bukan untuk minum arak."

Dia boleh berkata seperti itu. Jika jati diri seseorang sudah sampai di atas, terserah dia mau bicara apa, orang lain hanya bisa mendengarkan.

Apa yang dikatakannya umumnya tidak enak didengar, ada kalanya bisa membuat orang menangis atau tertawa, ada kalanya bisa membuat orang terkejut, ada kalanya bisa merenggut nyawa seseorang.

"Kami datang juga bukan untuk belasungkawa." Dia berkata lagi, "Karena baik kau maupun aku tahu bahwa bos besar sun sama

sekali belum mati." Perkataan ini benar-benar bisa merenggut nyawa. Zheng Nan Yuan ternyata tidak membantah, hanya menambahkan arak Pu Tao Qiu ke dalam cangkir yang ada di depannya sampai penuhi tidak kurang dan tidak lebih sedikitpun, bahkan tidak ada yang tumpah keluar sedikitpun. Tangannya tetap tenang.

Tuan besar Tian menyipitkan mata menatapnya.

"Kemarin malam kalian mengadakan pemeriksaan ke seluruh kota bukan untuk mencari bos kalian yang pura-pura mati tapi sebenarnya belum mati itu, karena dengan cara begitu kalian tidak akan mungkin bisa menemukan dia," kata tuan besar Tian.

"Mencari dengan cara begitu hanya akan menemukan beberapa pemabuk, pencuri kecil, dan orang bodoh " Dia berkata,

"Kalian berbuat begitu hanya untuk membuat Sun Ji Cheng mengerti bahwa kalian sudah mengetahui bahwa yang mati bukan dia."

Zheng Nan Yuan sedang mendengarkan layaknya seperti seorang murid mendengarkan perkataan gurunya yang tidak dimengertinya.

Bersambung-04

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar