Jilid 20
SI GEMUK PUN sudah menerkam kearah Tan Kiam Pek. Lebih gesit dari lebih dari tiga Kawannya.
Perang tangan tidak dapat dielakan.
Peperangan pecah menjadi dua kelompok, Tan Kiam Pek kontra gadis gemuk, dan Tan Ciu dikurung oleh tiga gadis baju merah lainnya.
Mengetahui dihadang oleh empat gadis-gadis berbaju merah itu, mata Tan Ciu diketinggikan, dia memandang rendah, sampai dimanakah ilmu kepandaian gadis-gadis ini?
Mana mungkin dapat memadainya? Hasil dari gebrakan-gebrakan itu sangat mengejutkan si pemuda, bukan saja gesit dan lihay setiap langkah merekapun mengandung unsur barisan pat-kwa-tin.
Tan Ciu mandi keringat.
Gadis-gadis baju merah mengurung lebih rapat. Dilain gelanggang . . .
Ilmu kepandaian Tan Kiam Pek hanya dapat mengimbangi kekuatan gadis gemuk, dia belum dapat menekan kekuatannya. Cepat dilawan cepat, kuat dilawan kuat.
Pertempuran ini berjalan seimbang.
Bila keadaan Tan Kiam Pek tidak begitu membahayakan dirinya, Tan Ciu mengalami hari-hari naas, posisi kedudukannya semakin terjepit, mundur lagi dan mundur lagi.
Tiga gadis baju merah mengurung semakin rapat, mereka mendesak maju.
Tan Ciu menjadi nekad. tiba-tiba ia mengeluarkan pekikan keras, mengincar salah seorang dari musuhnya, menerkam dengan kekuatan penuh.
Tenaga yang disertai dengan ilmu Yu leng-poh sangat maha dahsyat. Gadis baju merah yang diterjang tidak dapat mengelakkan diri, terdengar jeritan yang nyaring melengking, nyawanya terbang melayang. mati menjadi korban penasaran.
Disaat yang sama, dua gadis baju merah merangsek dari kiri dan kanan si pemuda.
Tan Ciu gelagapan. Menyingkir berarti menempatkan dirinya kepada posisi yang lebih buruk lagi. Tidak menyingkir, berarti kematian tidak mungkin ia menerima dua pukulan mereka.
Tiba-tiba teringat kepada ilmu Ie-hun Tay-hoat, maka diapun memekik keras.
Sudah terlambat, bek. .buk...dua pukulan mengenai tubuh-tubuh sipemuda.
Disaat yang sama, kekuatan magnit Ie-hun Tay-hoat bekerja, Dua gadis itupun tertegun, dua pasang mata memperhatikan sikap aneh lawan itu.
Tan Ciu mendelikkan mata, mempelototi mereka. Secepat kilat dua lawan tertegun, secepat itu pun Tan Ciu mengirim pukulan2nya duk. . .duk. . .masing2 memberi hadiah persenan yang berupa jotosan. Kejadian yang seperti diceritakan diatas terlalu panjang. sebenarnya terjadi disaat yang hampir bersamaan. Pukulan2 dua gadis berbaju merah yang mengenai badan Tan Ciu, dan pukulan-pukulan Tan Ciu yang memukul badan mereka hanya terpaut beberapa permil menit saja. Tan Ciu yang di pukul dua orang jatuh pingsan dan dua gadis itupun sudah dijotos oleh pemuda kita, tanpa ampun, badan itu mereka ringsak, mati membayangi kawannya.
Tiga gadis berbaju merah mati ditempat itu.
Tan Ciu juga menyemburkan darah segar dia terlena ditanah, pingsan tanpa ingat orang.
Tidak mudah untuk mengalahkan gadis-gadis berbaju merah itu, mereka adalah anak buah si Ratu Bunga Giok Hong yang luar biasa. Setiap orang mempunyai ilmu kepandaian hebat, kekuatan mereka menyamai jago-jago kelas satu.
Tan Ciu dapat membunuh tiga orang mereka. Berarti mengalahkan tiga orang jago kelas satu. Setelah itu. walaupun dirinya jatuh luka, jatuh pingsan. diapun tidak akan kalah pamor.
Gadis gemuk yang menempur Tan-Kiam pek dapat mengikuti perkembangan situasi tadi, tubuhnya melayang jauh, meninggalkan Tan Kiam Pek, meraihkan tangan menyambar tubuh Tan Ciu yang terlena tanpa ingatan, hanya beberapa kali lompatan, dia melarikan diri. Meninggalkan Tan Kiam Pek yang masih bengong melolong-lolong.
Dikala gadis gemuk itu melarikan diri. Tan Kiam Pek takut ditipu musuh, belum berani ia mengejar bersiap-siap untuk melayani muslihat baru.
Gadis gemuk berbaju merah telah menyeret kemenakannya.
Tan Kiam Pek sadar dari kesalahan. Dia menjadi marah, tubuhnya melesat dan berteriak
"Jangan lari!"
Gadis gemuk tidak menghentikan larinya. semakin lama semakin cepat. Dia memang berangkat, karena itu mempunyai banyak peluang untuk meninggalkan lawannya.
Terjadi perburuan. mereka saling kejar.
Gadis gemuk masuk kedalam suatu rimba, sebelum itu, dia memberi pesan, "Bila hendak mengambil Tan Ciu, kalian djpersilahkan datang dilereng gunung Pek-hoa-san. Minta bertemulah dengan guru kami yang menggunakan gelar Ratu Bunga."
Dikala Tan Kiam Pek memasuki rimba itu ia kehilangan jejak orang yang dikejar,
Tan Ciu jatuh ketangan musuh. Tan Kiam Pek menjadi lesu. Meneruskan pengejaran tiada artinya. Ilmu kepandaian golongan berbaju merah itu sangat kuat. Tenaganya masih belum cukup.
Dia mengambil keputusan untuk meminta bantuan beberapa orang. langkahnya menuju ke arah rimba penggantungan. Dimana terdapat sumur tua, dan kekuatan Melati Putih Giok Hu Yong berada ditempat itu.
Mengikuti perjalanan Tan Kiam Pek.
Setelah tidak berhasil menolong Tan Ciu, apa boleh buat. Tan Kiam Pek menuju kearah sumur Penggantungan. Ia wajib memberi tahu kejadian tadi.
Sumur Penggantungan terletak didekat Rim ba Penggantungan, maka Giok Hu Yong bebas melakukan siasat-siasatnya, pergi datang disekitar Pohon Penggantungan tanpa diketahui orang.
Tan Kiam Pek berhasil menemukan sumur tua itu. Seperti sumur biasa. sumur kering yang sudah lama tidak digunakan.
Bila tidak ada petunjuk Tan Ciu, Tan Kiam Pek tidak mengetahui, bahwa dibawah sumur ini tersembunyi banyak tokoh-tokoh silat kelas utama.
Tan Kiam Pek menerjunkan diri kedalam sumur itu.
Dia sudah menginjak tanah, dikala berjalan beberapa tapak. dua bilah pedang telah nempel dilehernya.
"Jangan bergerak." terdengar suara bentakan mengancam.
Tan Kiam Pek datang bukan dengan maksud tujuan untuk mengacau, dia diam tidak bergerak. "Aku hendak bertemu dengan...." Tan Kiam Pek tidak meneruskan kata-katanya bagaimana dia menyebut nama Giok Hu Yong.
"Siapa?" Bentak gadis yang melintangkan pedang dipunggung orang.
"Aku minta bertemu dengan Tong-kay." berkata Tan Kiam Pek.
Dia teringat kepada keterangan Tan Ciu yang mengatakan bahwa si Pengemis sakti dari Timur Tong Kay dan Permaisuri dari Kutub Utara Pek Pek Hap berada ditempat itu, maka ia menyebut salah satu nama dari kedua orang tadi.
"Tong Kay?" Agaknya murid-murid Giok Hu Yong tidak kenal kepada si pengemis Tukang Ramal Amatir.
"Ooo. . .Pengemis tua itu yang kau maksudkan?" "Ng. . ."
"Dia sudah pergi keluar."
"O. Tan Sang ada?" berkata Tan Kiam Pek. "Sebutkan namamu !"
"Tan Kiam Pek." "Tan Kiam Pek ?"
"Ng . . . Aku adalah pamannya."
Tan Kiam Pek diajak keruang dalam, disana telah berkumpul Permaisuri dari Kutub Utara Pek Pek Hap. Pencipta Drama Pohon Penggantungan Melati putih Giok Hu Yong, si Pendekar Dungu Ong Jie Hauw, dan Tang Sang. Tan Kiam Pek menceritakan pengalamannya, bagaimana Tan Ciu telah jatuh kedalam tangan seorang gadis baju merah yang menyebut dirinya sebagai anak buah si Ratu Bunga dari gunung Pek Hoa san.
Wajah mereka menjadi pucat.
Hanya seorang yang berdiri gagah, ia adalah si Dungu Ong Jie Hauw.
"Aku segera menolong dirinya." Ia berkata.
Tan Kiam Pek memperhatikan wajah pemuda itu. Dia ragu-ragu.
"Kau?". . .Tan Kiam Pek belum melihat kepandaian Ong Jie Hauw. Tentu saja belum yakin kepada kehebatan pemuda itu.
Tan Sang memberi keterangan.
"Kecuali dia. kukira tidak seorang pun yang dapat menolong Tan Ciu."
Tentu saja, dengan kekebalan Ong Jie Hauw siapakah yang dapat menandinginya?
Tan Kiam Pek memberi tahu letak Tan Ciu diringkus orang. Dikatakan juga tempat kediaman si Ratu Bunga yang sedang bermukim di gunung Pek-hoa san.
Dan kita menyusul keadaan Tan Ciu.
Tan Ciu sedang berbaring disuatu tempat yang bersih dan rapi.
Seorang laki-laki baju kuning dan seorang wanita baju merah memperhatikan wajah pemuda itu.
Enam gadis baju merah berdiri dibelakang mereka. Memperhatikan beberapa saat. wanita itu memandang seorang gadis baju merah, gadis inilah yang membawa Tan Ciu.
"Giok Lo Sat. Kau telah berhasil dengan baik. Inikah orangrnya?"
"Betul." berkata Giok Lo Sat gadis gemuk yang dapat mengimbangi kekuatan Tan Kiam pek.
"Putra Tan Kiam Lam? Tidak akan salah?" "Tidak salah lagi." Berkata Giok Lo Sat.
Wanita baju merah adalah si Ratu Bunga Giok Hong
musuh Giok Hu Yong orang yang diduga telah membunuh Tan Kiam Lam.
Laki-laki baju kuning adalah pengawal pribadinya.
Ratu Bunga Giok Hong memperhatikan wajah Tan Ciu yang tampan. Dia mengoceh. "Lebih cakap dari ayahnya. Lebih hebat dari ayahnya."
Dan dia berpaling kearah Giok Lo Sat, bertanya. "Dimana tiga anak buahmu?"
Cepat-cepat Giok Lo Sat berkata. "Mati semua."
"Mana mungkin? bagaimana mereka boleh mati?!" Giok Hong marah.
"Mereka gugur setelah berhasil menjatuhkan Tan Ciu." Berkata Giok Lo Sat. Dan diceritakan jalan cerita.
"Akh!. . ." Sang Ratu Bunga terkejut.
"Maafkan teecu yang tidak dapat menolong jiwa mereka." Berkata Giok Lo Sat meminta pengampunan. "Bukan salahmu." Berkata Giok Hong." Didalam keadaan itu. kau masih berhasil menunaikan tugasmu, inipun cukup untuk mendapat pujian."
"Terima kasih." Giok Lo Sat girang.
Ratu Bunga Giok Hong mengalihkan pandangan matanya, menatap gadis baju merah yang berdiri dipaling ujung, itulah Lie Bwee, gadis yang telah diperkosa oleh Ong Jie Hauw.
"Kau juga kalah dibawah tangannya?" Dia bertanya, "Teecu juga kalah" berkata Lie Bwee.
Ratu Bunga Giok Hong tertawa kejam, dia mengoceh. 'Tidak boleh diremehkan.'
"Giok Lo Sat." tiba2 memanggil murid itu, "Bangunkan pemuda ini!"
Giok Lo Sat maju tiga langkah, menotok beberapa jalan darah Tan Ciu, kemudian mengeluarkan sebutir obat, dimasukkannya kedalam mulut pemuda itu.
Beberapa saat kemudian, Tan Ciu sudah siuman.
Samar-samar terlihat banyak bayangan2, dia mengkerutkan keningnya, memikir kejadian-kejadian yang telah terjadi.
Tan Ciu kagat, bagaimana dia melakukan perjalanan bersama-sama dengan sang paman, kemudian dihadang oleh empat gadis berbaju merah, dia teiah membunuh mati tiga orang, Tan Kiam Pek melawan sigemuk, setelah itu, dia jatuh, tidak ingat orang lagi.
Dimana dia berada? Dia bangkit berdiri.
"Saudara Tan, kau sudah sadar?" Tan Ciu memandang wanita itu, masih cantik agak liar, terbukti dari sepasang matanya yang sangat binal, inilah type wanita jalang.
"Kau? Kau Ratu Bunga?" Dia mengajukan pertanyaan. "Tepat! Tidak mudah untuk mengundang dirimu."
berkata Wanita itu.
Tan Ciu memperhatikan orang-orang disekeliling, hadirnya Giok Lo sat dan Lie Bwee ditempat itu tidak mengejutkannya. seorang gadis yang menundukkan kepalalah orang yang dikenal, itulah murid Permaisuri dari Kutub Utara yang bernama Ong Leng Leng,
"Kau?" Tan Ciu hampir berteriak.
Adanya si Jelita Merah Ong Leng Leng ditempat itu sungguh berada diluar dugaan. Ong Leng Leng menganggukan kepala.
Tan Ciu menegur. "Mengapa kau berada ditempat ini ?" Ong Leng Leng berkata."Aku telah menjadi murid Si
Ratu Bunga yang ternama."
Tan Ciu memancarkan sinar mata kemarahan.
"Telah kau beritahu penggantian guru baru kepada. guru lamamu? Setujukah Pek Pek Hap Cianpwe kepada langkahmu?"
"Mengapa harus memberi tahu kepadanya?" Ong Leng leng tertawa.
"Berani kau berkhianat kepada pintu perguruan?" Tan Ciu memberi teguran.
"Mengapa tidak?" Debat Jelita merah Ong Leng Leng! "Aku telah mendapatkan guru yang lebih pantas, Setiap orang wajib mempersenjatai dirinya dengan ilmu-ilmu yang lebih hebat. bukan?"
Tan Ciu mengeretek gigi. Jelita Merah Ong Leng Leng termasuk gadis-gadis yang mencintai dirinya. Sikapnya ramah tamah, mengapa mengalami perubahan.
Ong Leng Leng berkata. "Jangan kau marah. Guruku hendak mengajak kau bekerja sama."
Yang dimaksud sebagai guru oleh Ong Leng Leng adalah Sri Ratu Bunga Giok Hong, guru barunya. Bukan permaisuri dari Kutup Utara Pek Pek Hap,
Tan Ciu membentak, "Bohong!"
Sri Ratu Bunga Giok Hong mengentengah pertengkaran mulut itu, dia berkata.
"Tan Ciu, jangan marah? Dengarlah nasihatku baik-baik kalian bersahabat. Kami dapat memberi tempat dan kedudukan yang bagus untukmu."
Tan Ciu berhadapan dengan Sri Ratu Bunga Giok Hong. "Huh." Dia berdengus. "Apa maksudmu, menyuruh
orang menculik aku?"
Tan Ciu tidak tahu bahwa dirinya sedang berhadapan dengan musuh yang hendak menghabiskan jiwa ayahnya.
Si Ratu Bunga Giok Hong berkata. "Tan Ciu, Tahukah kau bagaimana gelar dari nama sebutanku?"
Tan Ciu bersungut-sungut, dengan getas dia berkata. "Tidak perlu tahu."
"Namaku Giok Hong dengan gelar baru Sri Ratu Bunga."
"A a a a a!" Ternyata Ratu Bunga bernama Giok Hong? Musuh kedua orang tuanya?
Tan Ciu memperhatikan wanita baju merah itu terlalu muda untuk menjadi musuh kedua orang tuanya. Mungkinkah? Hal itu akan terjadi. Sri Ratu Giok Hong berkata.
"Pernah dengar cerita tentang diriku?"
"Kau adalah musuh ibu, orang yang membunuh ayahku," Berkata Tan Ciu.
"Cerita dari ibumu bukan?" Berkata Giok Hong tertawa. "Kau telah membunuh ayahku?" Tan Ciu meminta
ketegasan.
"Aku tak ada niatan untuk membunuh ayahmu, dia adalah orang yang kucintai."
"Huh, karena cintamu yang tidak terbalas?" "Sudah kukatakan bukan aku yang membunuh." "Si Telapak dingin Han Thiun Chiu?"
"Bukan urusanku." Berkata Sri Ratu.
Han Thian Chiu bukan Ratu Bunga Giok Hong. Giok Hong bukan si Telapak Dingin Han Thian Chiu.
"Atas instruksimu bukan?"
"Mengapa mempunyai dugaan seperti itu?" Berkata Ratu Bunga Giok Hong.
"Mengapa tidak berani menjawab pertanyaanku?" Tan Ciu menyelak.
"Han Thian Chiu bukan aku, kau harus mengerti." "Sama saja. Kalian adalah suatu komplotan." "Terserah bagaimana penilaianmu." Berkata Giok Hong. "Bagus. Aku harus memnuntut balas atas dendam itu." "Kepada siapa? Aku atau Han Thian Chiu?"
"Kedua-duanya."
"Ha. ha ha..." Sri Ratu Bunga Giok Hong tertawa. "Sampai dimanakah ilmu kepandaianmu ingin menantang?"
Kemarahan Tan Ciu sudah tidak dapat dibendong, tangannya didorong kedepan, hut!, memukul wanita itu.
"Nah, terima serangan." Dia memberi peringatan.
Laki-laki baju kuning disebelah sang Ratu Bunga bergerak dia menerima serangan yang Tan Ciu lontarkan.
"Jangan kurang ajar." Dia membentak keras.
Orang baju kuning adalah pengawal Ratu Bunga, ilmu kepandaiannya cukup tinggi. Akibat dari benturan itu, masing-masing terdorong mundur dari kedudukan tempat semula.
Tan Ciu terkejut. Dan untuk melaksanakan maksud tujuannya, dia tidak diam, bergerak capat mengirim empat pukulan lagi.
Pengawal pribadi Ratu Bunga memberikan perlawanan yang seimbang, Giok Hong dan keenam muridnya menonton pertandingan itu.
Sepuluh jurus telah berlalu,
Tan Ciu Semakin lincah, serangan-serangan dilipat gandakan.
Orang berbaju kuning itu terdesak mundur. Dia bukan tandingan jago muda kita. Tan Ciu mengeluarkan suara gerungan, memekik keras, bergema diseluruh ruangan. Itulah ilmu Ie-hun Tay-hoat.
Pengawal Giok Hong itu tertegun, permainan apa yang hendak dipertontonkan oleh lawannya?
Sepasang mata Tan Ciu memantulkan cahaya liar, mengikat pandangan mata musuhnya! Disaat yang sama kedua tangannya didorong kedepan.
Heeek . . .
Orang berbaju kuning itu terpental terbang, dengan dada gepeng kedalam.
Suatu kejadian yang mengejutkan semua orang. Orang berbaju kuning adalah jago mereka, toch masih dikalahkannya.
Giok Lo Sat berteriak.
"Kurang ajar!" Tubuhnya menerkam si pemuda.
Disaat yang sama, terdengar suara bentakan Ratu Bunga. "Jangan!"
Tubuh Giok Lo Sat balik kembali, dengan sikapnya yang hormat berkata. Maafkan teecu yang tidak dapat bersabar."
"Kau mandur." Sang Ratu Bunga memberi perintah.
Giok Lo Sat mengundurkan diri. Ratu bunga Giok Hong menghampiri Tan Ciu.
Tiba tiba . , .
Ong Leng Leng meminta tugas. "Suhu, serahkanlah kepada teecu."
Giok Hong memandang muridnya itu, dia ragu-ragu! "Kau?!" Dia heran. "Suhu tidak perlu mengotori tangan!" Berkata Jelita Merah Ong Leng Leng.
"Kau bukan tandingannya." Berkata Ratu Giok Hong.
Ong Leng Leng berkata, "Suhu akan kubuktikan kepadamu. Bahwa belum tentu kepandaian tinggi yang menetapkan, Unsur keberanian perlu."
"Baik." Giok Hong mengabulkan permintaan murid itu. Ong Leng Leng berhadapan dengan Tan Ciu.
Tan Ciu mundur selangkah. Dia tidak segera menuruni tangannya. Ong Leng Leng pernah menolong dirinya, dan dia pernah menolong jiwa gadis itu. Diantara mereka, masing2 pernah menanam budi kebaikan. Hubungan mereka cukup erat. Tidak ada alasan untuk bentrok dengannya.
"Kau?" Suara Tan Ciu terkandas ditenggorokan. Ong Leng Leng memotong pembicaraan, katanya.
"Hei, Mengingat hubungan baik diantara kita orang, kuanjurkan agar tidak mengadakan perlawanan, baik- baiklah menerima perintah guruku, mungkin kau menerima banyak kebaikan".
"K a u "
"Aku Ong Leng Leng."
"Aku tidak ingin bentrok denganmu, minggirlah."
Ong Leng Leng tidak menyingkirkan diri, dengan satu pukulan. dia mendahului membuka penyerangan.
Tan Ciu menyingkirkan diri dari serangan itu, tidak membalas. Rasa persahabatannya masih sangat berkesan. Ong Leng Leng tidak memberi hati, dia mencecer dengan serangan-serangan yang cukup tajam.
Apa boleh buat. Tan Ciu harus melayani tantangan itu. Pikirannya agak kusut, dia masih menaruh rasa kasinan, suatu kejadian yang sangat sedih, bila sampai terjadi cedera atas diri Ong Leng Leng.
Berbeda dengan apa yang Tan Ciu pikirkan, Ong Leng Leng menyerang dengan gencar. tanpa mengenal kasihan, seolah-olah telah terjadi pergerakan otak, alam pikiran si Jelita Merah bukanlah Jelita Merah yang lama.
Tan Ciu dipaksa melayaninya.
Jelita Merah Ong Leng Leng mengurung si pemuda dibawah bayangan-bayangan pukulan.
Tan Ciu mempunyai ilmu kepandaian yang berada diatas lawan itu, mengetahui dirinya terdesak. dengan bersungguh-sungguh dia mengayun tangan kiri, memukul tiga kali, membuka suatu jalan keluar dari kurungan Ong Leng Leng, tangan kirinya berjulur hendak mencengkeram pundak sigadis. Cepat sekali.
Ong Leng-Leng tidak menghiraukan ancaman cengkeraman itu, dia membalas dengan satu pukulan kuat.
Kejadian yang berada diluar dugaan Tan Ciu.
Cara-cara Ong Leng Leng bertempur adalah suatu cara yang sangat nekat. Cengkeraman tangan Tan Ciu yang dikerahkan dengan tenaga penuh akan memotes lengan tangannya menjadi dua bagian. Dengan alasan apa dia berani meremehkannya?
Terserah bagaimana penilaianmu.
Tentu saja pukulan Ong Leng Leng tidak akan berhasil bila dia tilak bersedia mengorbankan sebelah tangannya untuk mengenai arah sasaran dia harus berkorban. Dan dia sudah melaksanakan niatan nekad.
Tan Ciu sudah mengambil putusan cepat, dia menarik pulang cengkraman tangannya tadi.
Pukulan tangan Ong Leng Leng berhasil sukses pada Tan Ciu dipukul kontan. Tubuh pemuda itu terpental terbang.
Giok Lok Sat membarengi kecepatan orang dan mengirim suatu pukulan, arah tujuannya adalah batok kepala pemuda itu.
Tan Ciu mengalami bahaya otak pecah.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan Ratu Bunga Giok Hong.
"Tarik pulang tangan itu!"
Tangan Giok Lo Sat menempel dikepala Tan Ciu tenaganya telah ditarik pulang, maka tak terluka, hanya terpaut selembar benang, jiwa Tan Ciu hampir melayang.
Giok Hong membentak. "Siapa yang memberi perintah kepadamu!?"
Giok Lo Sat menundukan kepalanya. Tangannya yang hendak memukul remuk batok kepala Tan Ciu diganti menjadi menyanggah tubuh pemuda itu.
Setelah menotok jalan darahnya, Giok Lo Sat meletakkan Tan Ciu.
Tan Ciu tidak berkutik lagi.
Ratu Bunga Giok Hong memandang pemuda itu, dengan suara mengejek, dia berkata. "Tan Ciu, disini tidak ada tempat untuk kau mengagulkan kepandaian, tahu?!"
Tan Ciu tidak dapat bergerak, mulutnya bebas bicara, dengan menggeretek gigi dia teriak. "Berani kau membunuh aku?!"
Giok Hong menggeleng-gelengkan kepala. "Aku tidak mau membunuh" Ia berkata. "Apa yang kau kehendaki?"
Giok Hong mengirim satu kerlingan mata yang menarik.
Dia berkata. "Manusia tolol, pikirlah, bila aku ada maksud untuk membunuh dirimu. mana mungkin kau bertahan sampai hari ini. Aku tidak tega dan sangat membutuhmu."
"Hendak menggunakan tenagaku?" Bertanya Tan Ciu. "Menggunakan tenagamu? Tenaga apakah yang kau
punyai?"
Tan Ciu marah besar "Apa yang kau mau?!" "Aku akan menyenangkanmu, tahu?" "Huh..."
"Tidak percaya? Aku akan menyenangkan dirimu, akan
kuberi kepuasan yang belum pernah kau nikmati."
Tan Ciu masih belum mengerti maksud juntrungan kata- kata sang Ratu Bunga itu! Dia diam.
"Tidak mengerti?" Giok Hong tertawa genit, "Kepuasan diantara lelaki dan wanita."
Selembar wajah Tan Ciu menjadi merah jengah! Dia sedang berhadapan dengan seorang wanita yang tidak mengenal apa itu artinya malu.
Giok Hong berkata lagi. "Aku tidak berhasil mendapatkan ayahmu, maka aku ingin meminta gantinya, kau adalah putra Tan Kiam Lam, kukira kau berhak untuk mewakili ayahmu itu bukan?" Tan Ciu membentak, "Tidak tahu malu!"
"Ha, ha, .. Aku suka kepada sipatmu, seperti juga dengan ayahmu. kau berkepala batu."
Dia memandang kearah Giok Lo Sat dan memberi perintah, "Bawa kedalam kamarku."
Tan Cin sangat marah, sayang dia tidak berdaya. Giok Lo Sat telah mendapat perintah untuk membawa pemuda itu, si gadis gemuk menjalankan perintah gurunya, menggendong Tan Ciu. dibawa kedalam kamar Ratu Bunga Giok Hong.
Diatas gendongan Giok Lo Sat, Tan Ciu memaki maki. "Wanita tidak tahu malu. Ratu cabul. Perempuan jalang!
..."
Semakin lama semakin jauh dan akhirnya tidak terdengar sama sekali. Giok Lo Sat telah membawa pemuda itu kedalam kamar gurunya .
Giok Hong sedang menatap Jelita Merah Ong Leng Leng Sang murid menundukkan kepala, tidak berani menantang guru itu.
"Leng Leng!" Giok Hong memanggil dengan suara adem.
Ong Leng Leng memandang sang guru.
Giok Hong menegur. "Kau kenal dengan Tan Ciu?" "Betul." Ong Leng Leng berterus terang.
"Sangat baik."
"Tan Ciu cukup baik."
"Mengapa belum pernah bercerita?" tegur lagi guru Jelita Merah. Ong Leng Leng membela diri. "Suhu belum pernah bertanya, mengingat banyaknya urusan, mengingat belum ada hubungan erat. teecu belum berani bercerita."
"Bagaimana hubungan kalian?" Bertanya Giok Hong. "Cukup baik," jawab Ong Leng Leng.
"Sampai dimanakah kebaikan itu?" bertanya lagi sang guru.
"Dia pernah menolong teecu dan teecu pun pernah menolong jiwanya."
"Hubungan kelamin yang kumaksudkan." Wajah Ong Leng Leng menjadi merah. "Belum pernah." Dia berkata malu. "Bagaimana hubungannya dengan gadis2 lain?" "Juga belum pernah."
"Ha, ha, ha..." Giok Hong tertawa, dia puas sekali.
- ooOdwOoo -
Bercerita keadaan Tan Ciu.
Setelah dibaringkan ditempat tidur Giok Hong. Tan Ciu diberi obat tidur. Dia jatuh pulas.
Tan Ciu sadar kembali setelah malam harinya. Badannya dirasakan sangat panas, ingin mendapat air segar. Dia mengulet bangun, yang aneh, dia dapat bergerak perlahan, walau pun sangat lemah, totokan yang mengekang dirinya telah dibebaskan.
Tan Ciu turun dari pembaringan. Tiba-tiba dia mengeluarkan suara jeritan. "Aaaaaa !"
Tubuhnya sudah tidak berpakaian, telanjang bulat, orang telah melakukan sesuatu kepada dirinya.
Tan Ciu menarik kain seprai dan menyelubungi dirinya. Semakin lama, semakin terasa akan adanya hawa napas yang merangsang badan. Dia berusaha menekan-nekan kekuatan rangsangan itu, tidak berhasil. Semakin terasa akan kebutuhannya seorang pria.
Ada sesuatu yang mendekati dirinya, itulah si Ratu cabul Giok Hong, juga tanpa selembar benang pun. telanjang bulat. menghampiri si pemuda yang telah diberi obat perangsang.
Cahaya didepan Tan Ciu menjadi merah, kuning. hijau, Membawakan sikapnya yang menantang, penuh gairah,
sang Ratu Cabul memainkan pemuda itu.
Tan Ciu telah memakan obat perangsang, keadaan ditempat inipun agak seram terlalu romantis, mana mungkin dapat menahan gelora mudanya. Dia menabrak dan meremas-remas selurun tubuh Giok Hong.
Itulah yang dikehendaki oleh sang Ratu Cabul membiarkan dirinya didalam keadaan seperti itu adalah suatu penerimaan yang tiada terlukiskan!
Agaknya kejadian itu tak dapat dihindarkan, Tiba-tiba ....
Pintu kamar Giok Hong diketuk orang. Tok, tok tok! Sri Ratu Bunga Giok Hong membentak. "Siapa !?" "Teecu." Itulah suara Giok Lo Sat.
"Ada apa?" Suara Giok Hong sangat tak puas. "Ada orang yang hendak bertemu dengan Suhu, segera." "Siapa ?"
"Han-tayhiap."
"Han Thian Chiu ?" "B e t u l."
"Katakan kepadanya bahwa aku tak sempat." "Sudah teecu katakan."
"Eii, berani dia menantang ?" "Han-tayhiap berkata." "Suruh tunggu diruang tamu?"
Disaat yang sama terdengar suara pintu yang didobrak dari luar, tentu saja pintu itu pecah. seorang laki-laki yang tampan, dengan wajah yang marah-marah sudah berada diambang pintu, itulah telapak Dingin Han Thian Chiu dengan wajkah aslinya.
Giok Hong terkejut. Han Thian Chiu adalah salah satu gendaknya yang luar biasa. Ia masih menghendakinya, sebagai orang baru, belum tentu Tan Ciu dapat memberi kepuasan cukup. Dia harus berhati-hati.
"Kau. . ." Dia lupa berpakaian.
Han Thian Chiu berkata, "Giok Hong, kau sudah melupakan kawan lama ?"
"Keluarlah! Belum waktunya kau mendapat giliran." "Huh! Kau tidak tahu, pemuda ini bernama Tan Ciu,
anak Tan Kiam Lam ?"
"Kau tahu .. ."
"Kau !..." "Inilah urusanku," Berkata Giok Hong memutuskan kata-kata orang.
"Kau gila. Masakan anak dan ayah dimakan semua?" Berkata Han Thian Chiu penuh cemburu.
"Karena ada hubungan dengan Tan Kiam Lam. maka aku ingin memakannya."
"Dia masih terlalu hijau untukmu."
"Aku membutuhkan anak muda yang masih hijau, masih belum berpengalaman. maka dia masih utuh."
"Huh, apa yang bisa dimainkan olehnya?"
"Kau pandai memainkan, tapi aku sudah bosan denganmu."
"Giok Hong ketahuilah bahwa kau adalah orangku." "Aku bukan benda mati. Bukan barang milik seseorang,
termasuk kau."
"Tega kau meninggalkan aku?"
"Keluarlah sebentar, setelah membereskannya, Aku akan melayanimu. Jangan khawatir. seorang bocah yang tidak berpengalaman sangat mudah dibereskan."
Tubuh Giok Hong belum berpakaian, tentu sangat memikat, dia sudah tua, tapi banyak makan obat berkhasiat. sepintas lalu masih cukup padat, cukup bergairah.
Darah Han Thian Chiu telah merangsang keotak, dia menerkam sang kekasih. Mereka ber-guling2an bergumul menjadi satu.
Dilain pihak. . . Tan Ciu yang kehilangan sasarannya sudah mulai mengamuk. Didalam keadaan tidak sadar, dirinya juga menerkam.
Giok Hong membiarkan dirinya digumul oleh dua laki- laki, dia tertawa cekikikan.
"Hayo kalian maju berbareng." Dia merangkul kedua- duanya,
Dasar wanita cabul.
Han Thian Chiu tidak dapat menerima keadaan itu, dia mendorong tubuh Tan Ciu maksudnya mengangkangi sang kekasih, seorang diri tentunya.
Tubuh Tan Ciu terdorong pergi. Tapi dia menubruk Kembali. Mulutnya berteriak.
"Hayo. kemana kau lari!?". Dia sudah lupa daratan.
Tangan Han Thian Chiu melayang. maksudnya ingin
menamatkan jiwa pemuda itu.
Ratu Bunga Giok Hong membentak. "Jangan!"
Untuk membatalkan maksud tujuan Han Thian Chiu yang ingin membunuh Tan Ciu. tangan Giok Hong bergerak, dia menyengkeram tangan Han Thian Chiu.
"Berani kau membangkang perintah?"
Han Thian Chiu mengajukan protes. "Kau harus memberi service kepadaku."
"Dia telah aku beri obat perangsang." Berkata Giok Hong. "Tidak mungkin "
"Biar kutotok dahulu jalan darahnya." Berkata Han Thian Chiu. "Baiklah. Tapi, aku melarang kau melukai dirinya." berkata Giok Hong.
"Tentu."
Dengan mudah Han Thian Chiu menotok jalan darah Tan Ciu. Mengajak Giok Hong, mereka pindah kekamar sebelah,
Kamar itu telah dirusak olehnya, pintu tidak teraling lagi.
Dilain kamar. Han Thian Chiu dan Giok Hong sedang melakukan sesuatu yang tidak patut diceritakan. Mereka adalah dua sekawan manusia2 durjana yang sering melakukan perbuatan-perbuatan terkutuk.
Hasil yang menyolok dari klik Han Thian Chiu dan Giok Hong adalah penganiyaan mereka kepada Tan Kiam Lam.
Tan Kiam Lam telah menjadi korban paras cantik dan Giok Hong masih belum puas, Dia ingin memakan putra orang yang pernah dimainkan olehnya itu.
Dilain kamar, Tan Ciu terbaring dengan keadaan manusia purbakala, tanpa pakaian.
Giok Hong terpaksa harus meninggalkan si daging muda, mengingat belum waktunya untuk bentrok dengan Han Thian Chiu. Tenaga Han Thian Chiu sangat dibutuhkan olehnya.
Han Thian Chiu adalah seorang ahli dibidang begituan, Giok Hong dibuat me-rintih2.
"Bagaimanakah?" Bertanya Han Thian Chiu.
"Lekas . . . Cepat . . ." Berteriak Giok Hong merintih. "Masih menginginkan Tan Ciu?" Bertanya Han Thian
Chiu.
"Unggggg . . ." "Jawab pertanyaanku, masih menginginkan Tan Ciu ?" "Tentu."
"Kau gila."
"Aku hendak mempermainkan dirinya." "Setelah itu?"
"Mengapa bertanya tentang ini? Lekaslah." Giok Hong tidak sabar.
"Aku harus tahu. Apa maksud tujuanmu mendatangkan anak Tan Kiam Lam ?"
"Aku hendak mempermainkannya sehingga mati copot sukma."
"Berapa kalikah dia dapat bertahan?"
"Tergantung dari kekuatan dirinya, mungkin dua tiga hari. Mungkin juga dua tiga bulan."
"Wah, aku keberatan." "Maksudmu?"
"Kau boleh makan keperjakaannya, setelah itu harus dibunuh mati."
"Membunuh Tan Ciu ?" "T e n t u."
"N g g g g. . ." "S e t u j u ?"
"Baiklah. Tapi cepat dong !"
Han Thian Chiu memegang peran penting. Keistimewaan Han Thian Chiu dibidang inilah yang dapat mengikat tali hubungannya dengan sang ratu cabul. Biar bagaimana. Ratu Bunga Giok Hong tak melupakannya. Mereka telah meninggalkan Tan Ciu tentu saja mereka tak perlu khawatir. didalam tempat itu kekuasaan berada ditangan Giok Hong.
Dilain pihak, semua murid-murid dan anggota Ratu Bunga mempunyai ilmu kepandaian tinggi. tidak mungkin musuh dapat menyelundup masuk,
Musuh luar tidak mudah untuk masuk ke dalam sarang mereka, tapi dari dalam tidak mudah diduga.
Sesosok bayangan menyelinap masuk. dia berbaju merah dengan menanggung resiko besar, dia memasuki kamar Giok Hong, menarik tubuh Tan Ciu dan dibawa lari, meninggalkan tempat berbahaya.
Siapakah orang yang berani menentang Ratu Bunga Giok Hong?
Tidak lain, tidak bukan, dia adalah murid ratu Giok Hong yang baru, dia adalah Jelita Merah Ong Leng Leng.
Dengan alasan apa Ong Leng Leng menolong Tan Ciu?
Benih cinta Ong Leng Leng kepada Tan Ciu belum dapat dipadamkan, dimulut si gadis galak, itu harus mengingat dia telah berguru kepada Giok Hong, agar sang guru tidak menaruh curiga dia menawan si pemuda. Tan Ciu adalah pemuda kedua. setelah Chia-it Tong.
Dan kesempatan baik tidak disia-siakan olehnya. Menggunakan datangnya Han Thian Chiu, menggunakan waktu dari kedua makhluk yang sudah lupa daratan itu, dia menolong dan melarikan Tan Ciu.
Didalam keadaan malam gelap Ong Leng Leng meninggalkan gunung Pek-hoa san. Ong Leng-Leng berlari beberapa saat, dia memasaki sebuah guha, maksudnya hendak istirahat, melepas lelahnya.
Keadaan Tan Ciu sangat menakutkan. diam tidak bergerak, matanya melotot, karena mendapat kekangan tekanan peredaran jalan darah. pemuda itu tidak dapat bergerak
Ong Leng leng menotok hidup jalan darah Tan Ciu yang terkekang.
Tan Ciu siuman kembali. Hatinya yang gersang belum mendapat pelampiasan yang selayaknya. dia telah diberi makan obat perangsang dan akibat dari obat perangsang adalah gejolak darah yang memuncak, darah-darah ini mendapat wadah yang layak.
Ong Leng Leng tidak sadar kepada bahaya yang mengancam dirinya, dia memanggil.
"Tan Ciu."
Tan Ciu menerkam gadis iiu, secara kasar tangannya menjambret baju orang. merobeknya segera. Dia hendak melakukan seperti apa yang binatang sering lakukan.
Ong Leng Leng berteriak. "Jangan ...!"
Tan Ciu tidak memperdulikan protes orang, tangannya
semakin kurang ajar.
"Hayo lekas . .!" Dia menghardik
Setelah dipaksa, dan setelah rela. Ong Leng Leng! Terjadi Kejadian yang sama dengan apa yang Han Thian Chiu lakukan kepada Giok Hong. Letupan gunung berapi itu sangat cepat sekali, dikala keadaan sudah menjadi adem kembali, segala sesuatu telah terjadi.
Tan Ciu terlentang didalam guha itu. Ong Leng Leng sedang mengenangkan kepada nasibnya.
Dikala Tan Ciu membuka kedua matanya, dia mendapatkan dirinya berada didalam suatu guha, disebelah terbaring seorang gadis itulah si Jelita Merah Ong Leng Leng, Pakaian Ong Leng Leng telah koyak dan memandang dirinya.
Tan Ciu mendapatkan pakaian alam. Wajahnya menjadi merah jengah.
"Heee, apakah yang telah terjadi?" Tan Ciu segera sadar akan kejadian itu. bila kedua makhluk berlainan jenis berada di dalam keadaan seperti itu, apakah yang akan dilakukan oleh mereka? Jawaban ini tidak sulit untuk dijelaskan.
Tan Ciu berteriak. "Aaaaa ...!"
Ong Leng Leng menangis sesenggukkan.
"Hei," Berkata Tan Ciu lagi. "Ong Leng Leng, apakah yang telah terjadi?"
"Bertanyalah kepada dirimu sendiri." Berkata Ong Leng Leng tidak berani memandang pemuda itu.
"Mungkinkah... mungkinkah telah melakukan sesuatu kepadamu?” Bertanya Tan Ciu.
Tangis isak Ong Leng Leng semakin keras. Tan Ciu mengetahui jawaban itu, bahwa dugaannya tidak salah. Dia telah memperkosa kesucian Ong Leng Leng.
Tapi... mengapa dia dapat melakukan perbuatan itu. Tan Ciu mengenang serentetan kejadian-kejadian yang menimpa dirinya. Dia telah dibawa oleh si gadis gemuk Giok Lo Sat, dibawa kedalam gunung Pek-hoa San, dibawah ancaman Ratu Bunga Giok Hong! Ong Leng Leng telah menotok dirinya, kemudian dibawa kedalam kamar Ratu Cabul itu.
Setelah itu dia telah melupakan dirinya, Tentu telah dikibuli oleh si Ratu bunga. Sangatlah mustahil sekali bila Ong Leng Leng yang kena getahnya.
"Dimanakah kita berada?" Bertanya Tan Ciu.
Ong Leng Leng menceritakan, bagaimana dengan menempuh bahaya, dia menolong pemuda itu. dengan kesudahan dirinyalah yang menjadi korban obat perangsang, akhirnya si Jelita Merah menangis lagi.
Tan Ciu memberi hiburan. "Ong Leng Ling, jangan kau bersedih."
"Bagaimana tidak bersedih, bagaimana aku harus menempatkan diri lagi?"
"Aku .... Aku "
"Pakailah pakaian." Berkata Ong Leng Leng.
Tan Ciu mengenakan apa yang ada. Tentu saja tidak karuan macam, tapi hal itu dapat menutupi sebagian tubuhnya.
"Aku harus menuntut balas." berkata si pemuda "Aku harus membunuhnya." Dia hendak meninggalkan guha itu.
Ong Leng Leng berteriak. "Hei, kembalilah dahulu. Kau masih bukan tandingannya."
Tan Ciu memandang gadis itu. Ong Leng Leng berkata. "Kita barus mencari jalan yang tarbaik untuk menghadapi mereka."
"Maksudmu ?"
"Keadaan kita masih berada didalam bahaya, anak murid Ratu Bunga terlalu banyak, Lengah sedikit berarti kematian. Biar bagaimana, Kita harus berhadapan dengan mereka. tokh dengan suatu cara yang terbaik. agar kita tidak jatuh kembali lagi."
"Kau.,. Kau adalah golongan mereka."
"Jangan salah mengerti." Berkata Ong Leng Leng. "Boleh kau bayangkan, jika aku sedang menderita dia menemukanku dan berkata hendak menjadikan aku muridnya, mungkinkah aku menolak?"
"Mengapa kau menotok jalan darahku?" Bertanya Tan Ciu.
"Dikala kau menjadi orang tawanan mereka aku sangat terkejut. bingung sekali, bagaimana harus menolong dirimu dari kekangan2 anak buah Ratu Bunga. Aku tidak berdaya, kekuasaan mereka cukup besar. kekuatan mereka tidak boleh dipandang ringan. Membiarkan Giok Hong atau Giok Lo Sat yang bergebrak denganmu, mana mungkin mempertahankan jiwamu. Maka aku meminta tugas agar dapat menolong. karena itulah, jiwamu dapat diperpanjang, maksudku baik, sayang kejadian berikutnya membuat aku semakin bingung, bersyukurlah, akhirnya aku berhasil menolong kau dari tangan mereka."
"Katakan kepadaku. dimana mereka berada?" "Mau apa?"
"Aku harus menuntut balas." "Belum waktunya kau menuntut balas, ilmu kepandaian Sri Ratu Bunga Giok Hong sangat luar biasa, bertekun lagilah untuk beberapa waktu. Berpikirlah, mengapa aku menolongmu? Maksudku agar kau bebas dari bahaya, bukan hendak menjerumuskan diri kedalam dirinya." ,
"Maksudmu?"
"Aku harus segera kembali." "Kembali ?"
"Ng . .. !"
Ong Leng Leng, aku dapat menerima bujukanmu. Kau telah berkorban, karena pengorbanan itu, aku harus mengawinimu."
Ong Leng Leng menundukkan kepalanya.
"Aku tahu." Dia berkata. "Orang yang kau cintai bukanlah aku. Jangan kau paksakan. Aku tidak akan meminta ganti rugi. Cinta harus mendapat latihan dari kedua belah pihak. bukan sebelah orang."
"Cinta itu dapat kita bina dikemudian hari," Berkata Tan Ciu.
Mereka dikejutkan oleh satu suara bentakan diluar guha. "Dua manusia bedebah. apa yang kalian lakukan
ditempat ini?"
Disana muncul seorang gadis baju merah, inilah Lie Bwee, gadis yang pernah menipu Ong Jie Hauw, orang yang pernah diperkosa oleh pendekar di dungu itu.
Wajah Ong Leng-Leng menjadi pucat, ternyata, jejaknya telah diketahui orang. Memandang dua orang yang berada didalam guha, Lie Bwee membentak. "He, kemana kalian hendak melarikan diri?"
Ong Leng Leng melirik kearah Tan Ciu.
"Bunuh dia!" Untuk melenyapkan jejak mereka. Ong Leng Leng wajib membekap mulut Lie Bwee.
Takut Tan Ciu bergerak lambat, Ong Leng Leng telah mengirim dua pukulan.
Lie Bwee menyingkir kekanan, menghindari dua pukulan itu.
"Mau apa?" Dia mengajukan pertanyaan.
Ong Leng Leng membentak. "Aku hendak membunuhmu."
"Karena telah memergoki kalian?"
"Karena kau dapat memberi tahu kepada Ratu Bunga, bahwa aku yang menolong Tan Ciu."
"Ha. ha, . ." Lie Bwee tertawa. "Kau kira suhu tidak tahu, bahwa kau yang melarikan barang santapannya? Dia telah memberi perintah kepada semua orang untuk membikin pengejaran."
"Aaaaa...” Putuslah harapan Ong Leng Leng untuk kembali Keatas gunung.
"Hayo, ikutlah pulang." Berkata Lie Bwee.
Pulang keatas gunung berarti kematian, Ong Leng Leng masih sayang kepada jiwanya. Bukan saja tidak mau menerima saran yang diberikan kepadanya, tubuhnya melayang lagi2 mengamcam keselamatan Lie Bwee.
Lie Bwee menutup dengan satu pukulan! Dia membentak. "Sudah bosan hidup ?" Dan mereka bertempur.
Dikala ada janji duel kematian dengan ibu Tan Ciu, si
Ratu Bunga Giok Hong mengutus Lie Bwee mewakili dirinya, suatu bukti bahwa ilmu kepandaian gadis ini cukup untuk diandalkan. Didalam sekejap mata, Ong Leng Leng sudah berada dalam keadaan terdesak.
Tan Ciu paham, betapa pentingnya langkah yang akan diambil, membiarkan Lie Bwee hidup berarti kegagalan. Membunuh Lie Bwee berarti memutuskan harapan Ong jie Hauw mungkin si dungu marah besar dan memutus hubungan diplomatiknya, langkah yang cepat adalah menangkap gadis itu.
Tubuh si pemuda bergerak. membantu Ong Leng Leng. Lie Bwee pernah merasakan tangan lihai pemuda kita,
dikeroyok dua orang mana mungkin dia dapat bergerak
bebas? menyingkir dia dapat bergerak bebas? Menyingkir dari serangan-serangan kedua orang itu dia mengambil langkah seribu melarikan diri.
Ong Lang Leng berteriak. "Jangan biarkan dia lari?" Tan Ciu dan Ong Leng Leng mengejar Lie Bwee.
Lie Bwee melarikan diri kearah puncak gunung Pek hoa- san,
Dan disaat yang sama, Tan Ciu telah mengejar didepan orang, dengan membuat suatu lingkaran dan berhasil menempatkan dirinya didepan gadis itu.
Keadaan Lie Bwee sangat terkejut dibelakang ada Ong Leng Leng, didepan Tan Ciu sudah menantikannya. Kemana dia melarikan diri tidak mungkin memecahkan kurungan ke dua orang itu. Tan Ciu dan Ong Leng Leng sudah berada didepan dan belakang dari gadis itu. Tiba-tiba Lie Bwee membalikan badan, dia menerjang Ong Leng Leng.
Masing-masing mengirim satu pukulan. Tidak berhasil. Mengadu telapak tangan lagi, perkelahian terjadi. Tidak mudah melepaskan diri dari tangan Ong Leng Leng. Lie Bwee menggumul lawannya yang agak lemah.
Tan Ciu siap-siap untuk membantu.
Disaat itu terdengar suara bentakan keras. "Hentikan pertempuran itu."
Disana ini telah bertambah tiga orang ditengah-tengah adalah Sri Ratu Bunga Giok Hong, dikanan dan kirinya diapit oleh Han Thian Chiu dan Giok Lo Sat yang memberi perintah untuk menghentikan pertempuran adalah ratu cabul itu.
Tan Ciu sangat terkejut, dengan sinar mata liar dia menatap Sri Ratu Bunga Giok Hong.
Ong Leng leng menjadi pucat, dia tidak berani menantang sinar mata guru itu.
Giok Hong memperhatikan kedua orang buronannya seolah-olah hendak mengetahui sesuatu dari wajah kedua orang itu.
Han Thian Chiu memancarkan cahaya terang, seolah- olah berkata, 'nah, bagaimana dengan kedua orang ini?'
Pengalaman kesorgaan Han Thian Chiu sangat luas. didalam waktu yang cepat, dia sudah dapat mengetahui, apa yang telah terjadi atas diri kedua muda mudi dihadapan mereka. "Giok Hong." Menoleh kearah sang kekasih, Han Thian Chiu memanggilnya. "Sangat disayangkan, anak ayammu ini telah dimakan murid sendiri."
Wajah Tan Ciu yang penuh birahi telah lenyap itu menandakan bahwa obat perangsang yang dijejal kedalam perut si pemuda telah mendapat Wadah penyaluran. Ratu Bunga Giok Hong marah besar, sepasang sinar matanya dipancangkan kearah Ong Leng Leng rasa kemarahan yang dicampur dengan penyesalan semakin panas hatinya dibakar oleh Han Thian Chiu dengan beberapa ucapan Han thian Chiu.
Dengan menggeretek gigi dia bergeram, ”Ong Leng Leng. aku terlalu meremehkan diri dan kekuatanmu."
Ong Leng Leng harus menghadapi kenyataan. dia berkata. "Aku hendak menolong dirinya."
Giok Hong berkata.
"Anggap saja mataku yang picak sebelah, mau mengangkat dirimu menjadi murid, walau pun demikian, atas keberanian dirimu, aku tetap mengangkat tangan, mengirim satu pujian."
"Demi kebahagiannya, aku bersedia menerima kematian." Berkata Ong Leng Leng.
Han Thian Chiu tertawa,
"Tentu saja," Dia memberikan tangannya. "Setelah memakan anak ayam gurumu. kau dapat mati meram. Kau sudah puas, bukan? Kasihan gurumu yang masih kelaparan."
Giok Hong menoleh dan mendelikan matanya, sikapnya Han Thian Chiu dapat menurunkan martabat dirinya. Tan Ciu telah berdiri didepan Ong Leng Leng, menghadapi ketiga musuh itu, ia membentak.
"Giok Hong, kau adalah manusia binatang wanita jalang
. . .!"
Sri Ratu Bunga membentak. "Tutup mulut!"
"Ha. ha, .." Tan Ciu menantang. "Berani kau bergebrak denganku?!"
"Huh. kau kira, kau berkepandaian tinggi? Ketahuilah bahwa nasibmu masih bagus, bila tidak memandang hubungan dengan ayahmu, sudah lama kau mati gepeng, tahu?"
"Tak tahu malu, berani kau menyebut nama ayah?" "Dasar pemuda yang tidak tahu diuntung."
"Ingin sekali dapat membeset-beset kulitmu." Berkata Tan Ciu gemas.
Han Thian Chin, dan berkatalah jago petualangan ini! . "Ha, ha ....bagian menanya yang ingin dibeset-beset
olehmu."
Tan Ciu mengalihkan pandangan mata, adanya laki-laki itu sangat menyebalkan, dia tidak kenal kepada wajah asli Han Thian Chiu maka membentak.
"Siapa kau ?"
"Ha. ha, ha . . ." Han Thian Chiu tertawa, "Sudah lupa kepadaku? kawan lama bukan?"
"Kawan anjing!" Tan Ciu membentak.
"Ingat lagi baik-baik, bukan satu dua kali kita berhubungan, masakkan sudah lupa? Begitu lemahnja daya ingatmu." "Aku tak kenal. Juga tak akan berkenalan."
"Tak akan berkenalan dengan Han Thian Chiu?" "Kau Han Thian Chiu."
"Betul. Hari ini kau dapat kesempatan untuk berkenalan dengan wajah asliku."
Tan Ciu tertegun, memandang Han Thian Chiu dan Giok Hong, dia bingung, tidak mengerti, bagaimana hubungan dari kedua orang ini. Maka membentak.
"Bagaimana kalian dapat bersekongkol menjadi satu ?" "Bersekongkol?" Han Thian Chin tertawa. "Janganlah
menggunakan kata-kata yang tidak enak didengar, kami adalah dua serangkai yang tidak bisa dipisahkan."
Tan Ciu mengeretek gigi. dia berkata. "Kau juga termasuk salah seorang yang hendak kucari."
"Maksudmu ?"
"Membikin perhitungan lama."
"Bagus. Kau telah masuk kedalam jaringan kami, masih berani omong besar."
Dilain bagian, Ratu Bunga Giok Hong memberi perintah. "Giok Lo Sat tangkap si murid murtad."
Mengingat kedudukan dirinya sebagai seorang pimpinan tertinggi sebagai guru, dia tidak mau turun tangan untuk menangkap Ong Leng leng, maka memberi perintah kepada Giok Lo Sat.
Giok Lo Sat menerima perintah, tubuhnya bergerak dan sudah mendekati Ong Leng Leng.
Tan Ciu berada didepan gadis itu, ia bergeram. "Berani kau menggerakkan tangan?" Han Thian Chiu membayangi si pemuda. dia menantangnya. "Tan Ciu, akulah lawanmu."
Dan tidak menunggu reaksi atau persetujuan lawan itu, dia sudah mencengkram leher bajunya. Membiarkan Giok Lo Sat menghadapi Ong Leng Leng.
Tan cit tidak diberi kesempatan menolong gadis itu. Han Thian Chiu bukanlah lawan yang mudah dihalau. Dia mengirim tiga pukulan beruntun.
Han Thian Chiu juga menyanggah ketiga pukulan itu masih mengalami getaran. Atas Kemajuan yang dicapai oleh si pemuda. Han Thian Chiu sangat terkejut. Menatap pemuda tersebut, dia mengkerutkan keningnya.
"Kemajuanmu berada diluar dugaanku." Secara terus terang, dia berkata.
Sebelum Han Thian Chiu menggerakkan serangan- serangan berikutnya, Giok Hong sudah mengeluarkan suara berkata,
"Han Thian Chiu, kau mundur!" Han Thian Chiu menoleh. "Mengapa?" Dia tidak mengerti.
"Serahkan dia padaku." Berkata Sri Ratu Bunga Giok Hong.
Han Thian Chiu mengeluarkan suara dingin.
"Hei... takut kehilangan sang anak ayam? Khawatir dia mati dibawah tanganku? Jangan takut, aku tahu, kau masih memerlukan dirinya. tidak nanti kumatikan dia."
"Jangan banyak bawel. Lekas mundur." Giok Hong membentak.
"Baiklah." Han Thian CHiu mengundurkan diri. Ratu Bunga Giok Hong sudah berada didepan Tan Ciu.
"Tan Ciu," ia berkata. "Berani kau menantang kemauanku? Belum kenal dengan tangan Ratu Bunga. Kau gagal melarikan diri. untuk hukumanmu, aku tidak akan menyayangkan jiwamu. Setelah puas mempermainkan kebutuhanku, aku akan membunuhmu tahu?"
"Boleh dibuktikan." Berkata Tan Ciu menantang.
OooodwoooO