Website Cerita Silat Indomandarin Ready For Sale

Bab 07 : Pesilat tangguh ada di mana-mana

Guan Ning dan Wu Bu Yun sedikit mabuk, mereka menjalankan kereta lebih kencang lagi. Walaupun Guan Ning merasa banyak persoalan yang harus dia sampaikan kepada Wu Bu Yun, tapi roda kereta mengeluarkan bunyi keras. Bila dia memaksa bicara, tetap tidak akan terdengar oleh Wu Bu Yun, terpaksa dia hanya menyimpannya di dalam hati.

Malam musim dingin di utara datang lebih awal. Guan Ning melihat ke depan, di depan tampak gelap dan banyak lampu yang mulai dinyalakan. Dia tahu kota yang ada di depan sana adalah kota yang lumayan besar, walaupun dia lahir dan besar di ibukota, tapi dia tidak tahu apa nama kota itu. lebih-lebih tidak tahu berapa jauh lagi mereka harus berjalan? Salju masih turun, dari dalam kegelapan tiba-tiba muncul dua kuda yang besar.

Kedua ekor kuda itu datang dengan cepat dan tampak terburu-buru, kecepatannya seperti kilat. Guan Ning kaget. Peristiwa kereta mereka yang bertabrakan seakan terulang lagi. Karena itu dia segera berteriak, "Cepat tarik tali kekang kudanya!" Hanya dalam waktu singkat kedua ekor kuda itu lewat, dalam derap lari kuda, terdengar suara tawa dan marah, "Bocah penakut, kau tidak perlu merasa takut sampai seperti itu, kami tidak akan menabrakmu." Suaranya tinggi dan menggunakan logat Shan Xi. Dari sana dapat diketahui bahwa orang- orang tadi tak lain adalah pendekar-pendekar yang akan berkumpul di sini.

Guan Ning bertanya kepada Wu Bu Yun, "Kakak Wu, apakah kau melihat dengan jelas bagaimana wajah mereka?"

Tapi begitu menoleh ke arah Wu Bu Yun,  topi Wu Bu Yun sudah tertarik ke bawah. Begitu mendengar kata-kata Guan Ning, dia tidak mengangkat kepalanya, hanya terdengar suara dari hidungnya, "Jangan mengurusi masalah orang lain."

Guan Ning terpaku, pemuda gagah ini mengapa sekarang malah tampak menahan diri. Walaupun dalam keadaan terpana Guan Ning tetap menjalankan kereta kudanya.

Tapi—baru saja kereta kuda mereka berjalan sebentar, dua ekor kuda besar yang  hampir menabrak mereka muncul kembali dari dalam kegelapan, kali ini lari kuda itu terlihat lebih terburu-buru lagi. Guan Ning dengan cepat menarik tali kekang kudanya. Orang yang  berada di atas kuda benar-benar sangat lincah, mereka lewat di sisi Guan Ning dengan tergesa-gesa. Yang satu memakai baju ketat, wajahnya penuh dengan cambang. Karena gelap Guan Ning tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka, tapi dari gerakannya terlihat kalau mereka adalah pendekar-pendekar berilmu silat tinggi. Orang dan kuda sudah jauh, hanya terdengar suara mereka dari jauh dan dari nada bicaranya sepertinya mereka marah.

"Apakah kalian mencari mati? Dua kereta seharusnya berjalan dalam satu  baris,  kalau tidak. ”

Suara angin terlalu kencang membuat suara amarah mereka tertutup oleh suara angin. Tapi Guan Ning merasa tersinggung, dia membalikkan badannya ingin memarahi mereka, tapi dia melihat kepala Wu Bu Yun lebih ditundukkan lagi, dia hanya diam sambil memegang tali kekang kudanya dan dengan cepat berjalan melewati kereta Guan Ning, dia menuruti apa yang orang katakan dan tidak berani berjalan dalam satu jejer dengan kereta Guan Ning. Guan Ning marah juga kaget melihat sikap pemuda ini, dia tidak mengerti.

Tiba-tiba.... terasa angin dingin berhembus, dari depan datang lagi 2 ekor kuda. Yang satu berada di kiri dan yang satu berada di kanan, mereka melewati kereta Guan Ning. Penunggang kuda itu mengenakan baju ketat yang mewah dan wajahnya penuh dengan cambang. Mereka terlihat lincah juga sehat, semua seperti keadaan 2 orang tadi, mereka seperti keluar dari satu cetakan.

Walaupun Guan Ning sedikit mabuk, tapi keadaan seperti ini segera membuatnya agak tersadar, dia segera berjalan agak cepat dan sejajar lagi dengan Wu Bu Yun lalu berkata, "Kakak Wu, apakah kau melihat keenam penunggang kuda tadi terlihat sedikit mencurigakan? Mereka datang bersama, mengapa harus terbagi menjadi 3 kelompok. Dari baju mereka terlihat kalau mereka bukan orang baik. ”

Dia terus bicara. Guan Ning mengira pengalamannya di dunia persilatan tidak seperti dulu lagi, sekali melihat dia langsung tahu ada sesuatu yang mencurigakan.

Baru saja dia selesai bicara, terdengar Wu Bu Yun berkata lagi, "Jangan ikut campur urusan orang lain. Apakah Tuan tidak mendengar perkataanku tadi?"

Dia tetap menarik topinya hingga menutupi wajahnya. Enam ekor kuda yang baru melewati mereka, tidak dilihatnya sama sekali, orang lain yang marah-marah kepada mereka, seperti tidak didengar.

Sekarang dia berkata lagi kepada Guan Ning, nadanya seperti tidak tenang. Guan Ning merasa sedih juga marah, dia terpaku, tapi dia tetap mendengarkan Wu Bu Yun berkata pada dirinya sendiri, "Mengapa hanya ada 6 ekor kuda....

seharusnya masih ada dua ekor lagi.... heehhh ”

Suara roda kereta yang berderit membuat kata- katanya tidak terdengar, tapi gerakannya begitu aneh, membuat Guan Ning merasa aneh. Dalam hati dia bertanya-tanya, "Apakah dia tahu mengenai identitas keenam penunggang kuda tadi? Apakah dia tidak ingin bertemu dengan mereka? Apakah keenam penunggang kuda itu adalah musuhnya? Tapi.... apa maksud kata- katanya tadi?"

Dia terus berpikir tapi tidak menemukan jawabannya. Dia berpikir lagi, "Aku baru mengenal orang ini, untuk apa aku harus tahu urusannya? Hal yang kutemui sudah cukup menyita perhatianku, tapi.... identitas orang-orang tadi benar-benar aneh. Aku merasa, di antara kami pasti ada masalah yang sulit untuk diselesaikan."

Hanya dalam waktu sekejap kereta mereka memasuki kota. Di sebuah jalan yang  tersusun dari batu hijau, hari belum begitu gelap, tapi para pedagang di sana sudah menutup tokonya dan pejalan kaki yang lewat juga terlihat sedikit. Hanya terlihat sebuah rumah makan yang masih buka dan bau harum daging serta arak tercium hingga ke luar. Terdengar suara tawa dan gurauan para tamu rumah makan itu sehingga membuat kota itu terlihat sedikit ramai.

Mereka masing-masing menyimpan ganjalan mereka di dalam hati. Kereta hampir tiba di ujung jalan. Wu Bu Yun berkata, "Hari ini tampaknya kita tidak bisa tiba di Gunung Miao Feng. Sekalipun bisa memaksa. ”

Tiba-tiba dia tidak melanjutkan lagi, digantikan dengan desah nafasnya. Dia berkata, "Lebih baik kita beristirahat semalam di sini!" Suaranya sekarang terdengar tenang kambali. Sekarang dia tidak memanggil Guan Ning dengan sebutan 'tuan' atau kakak' tapi keadaan ini malah terasa lebih akrab.

"Aku akan mendengar pendapatmu."kata Guan Ning Wu Bu Yun menghentikan kudanya lalu turun dari kereta. Dia bertanya kepada orang yang lalu lalang di sana kemudian naik lagi ke atas keretanya dan berkata, "Kota ini hanya memiliki sebuah penginapan, penginapan itu tidak jauh dari sini."

Guan Ning baru tahu bahwa kota ini bernama Wang Pin Gou.

"Setelah sampai di Wang Pin Gou, Miao Feng Shan sudah tidak jauh lagi." Dia tampak kembali bersemangat. Di kelokan jalan di sebuah dinding tertulis, "Penginapan Gong Pin."

Terlihat cahaya lampu dari penginapan itu....

tapi pintu utama penginapan itu sudah ditutup, hari masih begitu siang tapi pintu penginapan sudah ditutup, untuk pertama kalinya Guan Ning melihat hal seperti ini. Dia mengerutkan dahinya, lalu turun dari kereta dan berkata, "Kita ketuk saja pintunya."

Wu Bu Yun terlihat masih ragu, tapi Guan Ning sudah mengetuk pintu. Kali ini kembalinya dia ke dunia persilatan, dalam hati dia sudah bertekad jika dia tidak bisa membereskankan semua permasalahan yang sedang terjadi, dia tidak akan pulang dulu. Karena itu perasaannya sangat bergejolak, dia ingin melakukan sesuatu yang berguna di dunia persilatan, hal ini berbeda dengan saat dia pertama kali keluar untuk berjalan-jalan dan berpesiar.

Dia mengetuk pintu dengan keras, tapi tidak ada orang yang menyahut. Guan Ning  berpikir, "Apakah telah terjadi sesuatu di penginapan ini?"

Karena selama beberapa waktu ini hal-hal yang dia temukan selalu tidak masuk akal, maka sekarang diapun mulai berpikir yang tidak-tidak.

Tiba-tiba....

Seorang pelayan keluar sambil mengucek matanya, seperti baru bangun dari tidur dan dengan malas membuka pintu. Dia terus mengomel, "Tuan, hari sudah malam, di  luar sangat dingin! Cepat bawa kereta Tuan ke dalam!"

Pelayan yang baru terbangun itu berkata seperti itu membuat hati Guan Ning yang tadinya tidak tenang menjadi tenang, dia menertawakan kelakuannya yang dibuat-buat, dia membawa keretanya masuk ke dalam penginapan. Tapi Wu Bu Yun masih berdiri di luar pintu, dia seperti sedang memikirkan sesuatu.

Akhirnya Wu Bu Yun ikut memasukkan kereta ke dalam penginapan, pelayan itu cemberut dan berkata, "Di luar begitu dingin, kalau di dalam kereta Tuan-Tuan ada penumpangnya, lebih baik turun saja, kalau ada barang bawaan sebaiknya juga dibawa turun juga, kamar di penginapan kami cukup besar, jika Tuan-Tuan ingin. ” Wu Bu Yun berkata, "Bawa kami terlebih dulu untuk melihat-lihat kamar, di dalam kereta kami tidak ada penumpang juga tidak ada barang."

Pelayan segera menjawab, "Ohl".

"Dia lebih teliti dibandingkan denganku," pikir Guan Ning.

Mereka mengikuti pelayan berputar-putar melihat setiap kamar di penginapan itu, setiap jendela atau pintu tertutup rapat dan tidak ada cahaya lampu, apakah di dalam kamar itu memang tidak ada orang atau para tamu sudah tertidur semua? Tapi Wu Bu Yun siap memasang kuda- kuda dan mengikuti pelayan berputar- putar hingga kamar yang terakhir. Guan Ning ingin tertawa melihat kelakuan Wu Bu Yun.

"Ternyata Wu Bu Yun seperti diriku yang selalu berhati-hati, penginapan seperti itu apakah harus diwaspadai juga?"

Begitu masuk ke halaman, kamar-kamar yang ada di depan halaman penginapan tampak sangat terang, lampu-lampu menyinari pekarangan yang gelap.

Mereka menaiki tangga lalu masuk ke dalam kamar. Guan Ning membersikan salju yang menempel di tubuhnya tapi Wu Bu Yun tidak peduli dengan keadaan bajunya langsung masuk. Guan Ning melihat pelayan yang terkantuk-kantuk tadi sekarang tertawa dengan licik melihatnya, dia merasa pelayan itu sengaja mendorong dari belakang dan berkata, "Kawan, kaupun harus masuk ke dalam."

Guan Ning kaget, dia merasa kalau hari ini dia akan menemukan peristiwa aneh lagi. Dengan miring dia masuk ke dalam kamar itu. Terdengar suara serak yang berkata, "Baik, baik sekali, ternyata datang lagi 2 ekor kambing gemuk."

Guan Ning melihat keadaan kamar, di dalam kamar itu ada sebuah meja, di atas meja terpasang

3 lilin, ada beberapa bilah pedang dan pisau. Senjata ini terkena cahaya lampu dan mengeluarkan cahaya yang berkilau.

Di sisi meja ada 5 laki-laki berbadan tegap, yang tadi bicara berasal dari salah satu kelima laki-laki yang wajahnya ada bekas luka sabetan pisau. Begitu Guan Ning melihatnya, dia sadar bahwa ini adalah suatu perampokan.

Terlihat Wu Bu Yun masih menundukkan kepala, diam berdiri di sisi pintu kamar, berdiri 2 orang laki-laki membawa golok tajam, mereka melihat Guan Ning, di kursi di dalam kamar itu tampak ada 3 orang pedagang yang berperawakan gemuk. Wajah mereka terlihat kaget, tubuh mereka terlihat gemetar. Getaran tubuh mereka membuat kursi yang mereka duduki terus berbunyi.

Di sisi ketiga pedagang gemuk itu ada seorang laki-laki berperawakan kurus berdiri di sisi para pedagang. Orang itu sangat kurus. Guan Ning belum pernah melihat orang yang kurus seperti orang itu, ditambah lagi dia memakai baju sutra berwarna hitam. Sekali melihatpun dapat diketahui bahwa orang itu sangat mesum, dia duduk di sebuah kursi lainnya, begitu melihat Guan Ning masuk, dia segera menundukkan kepala. Seperti seekor kambing hitam yang menunggu seseorang untuk memenggal lehernya.

Pandangan Guan Ning beralih dari orang kurus itu. Matanya tampak bercahaya karena di seberang tempat duduk orang kurus itu duduk seorang perempuan. Model rambutnya adalah model Mo She Man dan ditata sangat rapih. Rambutnya terbagi menjadi 3 susun. Susunan paling bawah tipis seperti sayap tonggeret, menempel dengan rapi di lehernya yang putih, susunan kedua ada anting mutiara, susunan ketiga berada di atas susunan kedua membentuk lingkaran seperti sayap seekor serangga yang memiliki 4 sayap. Guan Ning berdiri di depan gadis itu, Guan Ning merasa gadis itu sangat cantik ditambah lagi batu giok serta mutiara yang menghiasi rambutnya. Matanya terlihat indah, alisnya melengkung, dia benar-benar seorang perempuan cantik.

Guan Ning tidak menyangka dia bisa bertemu dengan seorang gadis seperti itu di tempat ini. Dia terus menatap gadis itu tetapi mata perempuan itu tidak melihat Guan Ning dia hanya menundukkan kepala, hati Guan Ning mulai merasa panas, dia merasa perempuan ini memiliki perasaan sesuatu, karena itu pandangannya segera bergeser lagi. Sanggulnya berada di bagian belakang, Guan Ning tidak berani melihatnya lebih lanjut.

Di sudut dinding duduk 2 orang pak tua berbaju mewah, tangan mereka memegang pipa rokok, alat itu terbuat dari giok karena berwarna hijau, wajah kedua orang tua itu tidak berekspresi sama sekali, mereka duduk dengan diam di kursinya, sehingga orang lain tidak bisa menebak apa yang sedang mereka pikirkan.

Di sisi pak tua itu ada seorang biksu. Dia memakai baju biksu berwarna abu dan tampak sudah usang. Kedua telapak tangannya dikatupkan. Dia duduk dan menundukkan kepalanya. Semua orang yang berada di dalam kamar ini terlihat ketakutan hanya biksu itu tidak tampak takut dan juga paling tenang, karena hanya dialah yang tidak membawa benda berharga apapun.

Guan Ning melihat lagi ke dalam kamar, walaupun dia menggeser sorot mata dengan sangat pelan, tapi juga membutuhkan waktu.

Laki-laki tegap itu dengan sorot mata  tajam terus melihat Guan Ning, kemudian dia berkata, "Kambing adalah kambing, tapi kambing ini tidak gemuk, kalian hanya mengganggu waktu kami." Dia menggebrak meja kemudian berdiri.

Sejak tadi Guan Ning merasa kalau orang itu tinggi. Begitu dia berdiri Guan Ning terkejut karena orang ini benar-benar tinggi dan besar, di antara teman-temannya, Guan Ning selalu dijuluki si tinggi, tapi begitu melihat orang itu, dia terlihat pendek, walaupun pukulan itu keras tapi tidak mengagetkan orang-orang yang ada di sana.

Diam-diam dia melihat ke arah Wu Bu Yun, dia melihat kepala Wu Bu Yun tertunduk lebih dalam, sedikitpun tidak terlihat kalau dia akan melawan mereka, Guan Ning merasa aneh, dia berpikir, "Apakah kami akan dihina begitu saja oleh para perampok ini?"

Dia sudah tidak bisa menahan diri lagi, dia ingin dengan kemampuan ilmu silatnya mengusir dan melawan para perampok itu, dan menolong orang- orang yang disebut kambing gemuk oleh para perampok itu, apalagi setelah dia melihat gadis yang rambutnya dipenuhi dengan perhiasan dan cantik itu, keinginannya untuk menolong lebih kuat lagi. Walaupun kemampuan ilmu silatnya tudak sehebat dan sekuat para perampok itu, setidaknya dia ingin mencobanya terlebih dulu.

Tapi sikap Wu Bu Yun seperti itu membuat Guan Ning menjadi curiga, di tengah- tengah keraguan Guan Ning, terdengar laki-laki tegap itu berkata, "Malam-malam begini, aku menyuruh teman-teman ke sini, untuk apa coba- —Hei, hei setelah dipikir-pikir teman-teman di sini seperti dalam pepatah yang berbunyi : orang buta makan pangsit, tapi pangsit masuk ke dalam perut entah apa rasanya." Dia mengatakan kata-kata yang dianggapnya hebat dan dia merasa sangat senang, lalu diapun tertawa terbahak-bahak, dan laki-laki yang ada di sisinyapun ikut tertawa. Laki-laki tinggi besar itu berkata, "Sekali aku melihat kalian, aku langsung tahu kalau kalian bukan orang miskin—Hei, hei, kalian tidak miskin, malah sangat kaya, karena itu sangat berbahaya bagi kalian masuk ke kota Pin Gou ini. Hei, hei.... Aku tahu orang-orang seperti kalian adalah orang kaya, kalian begitu kaya mengapa malam ini harus menginap di penginapan yang tua seperti kuil ini? Tuhan benar-benar telah membantuku, aku, Tie Jin Gang ingin seperti Tie Jin Gang yang kaya, mana mungkin aku menolak rejeki yang telah diberikan oleh Tuhan?"

Semakin bicara nadanya terdengar semakin senang, tiba-tiba dia menggebrak meja lagi dan tertawa, kali ini laki-laki yang berdiri di dekat pintu dan empat orang yang sedang duduk di kursinya masing-masing ikut tertawa terbahak-bahak.

Semua dilihat oleh Guan Ning, dia menjadi marah tapi juga ingin tertawa, sikunya dengan pelan menyenggol Wu Bu Yun, tapi sepertinya Wu Bu Yun tidak merasakan senggolan Guan Ning, dia tetap menundukkan kepalanya dan berdiri dengan diam.

Laki-laki tegap yang mengaku sebagai Tie Jin Gang benar-benar seperti Tie Jin Gang (Tie=besi, jin=emas, gang=keras), dia tertawa terbahak-bahak lalu berkata, "Jumlah orang yang berkumpul di sini ada 10 orang lebih, saudara-saudara kita yang datangpun jumlahnya ada 10 orang lebih. Tapi di dalam kamar ini hanya ada 6 orang, Tie Jin Gang ternama di daerah Chang Jiang dan Huang He, mungkin kalian tidak tahu, kalau saja kalian tahu, maka kalian akan. ”

Tiba-tiba telinga Guan Ning mendengar suara bisikan Wu Bu Yun, "Jangan sembarangan bertindak, semua di sini. ”

Wu Bu Yun segera terdiam, dia tetap menundukkan kepalanya dan berdiri tidak bergerak.

Guan Ning merasa lebih kaget lagi, dia terpaku. Terdengar Tie Jin Gang berkata lagi, "Karena itu aku akan memperlihatkan sesuatu untuk kalian, walaupun kalian akan kehilangan harta,  tapi kalian tidak akan menjadi penasaran- —Hei, hei!— Pekerjaanku selalu bagus, walaupun  sekarang baru mulai bergerak, tapi.... ha, ha, ha, aku tetap akan membuat kalian merasa nyaman."

Tiba-tiba dia mengambil sebuah golok, pergelangan tangannya digerakkan dan tiga batang lilin yang ada di atas meja ditebas oleh pisau itu, kemudian gerakan golok itupun berhenti di depan tenggorokan salah satu laki- laki, dan jaraknya hanya tinggal beberapa inchi lagi dari lehernya. Golok masih tampak bergetar. Guan Ning dengan diam berpikir, "Laki- laki ini memang kasar tapi ilmu goloknya benar- benar bagus."

Orang-orang yang ada di dalam ruangan itu ada yang tampak gemetar ketakutan ada yang memejamkan mata, ada juga yang mengatupkan telapak tangannya, tapi tidak ada seorangpun yang berani bergerak, Tie Jin Gang tertawa terbahak- bahak dan berkata, "Kalian adalah orang kaya, mungkin tidak tahu apa gunanya golok ini, tapi. ”

Dia berputar untuk melihat para lelaki yang ada di sisinya lalu bertanya, "Saudaraku,  apakah kalian tahu apa gunanya golok ini?"

Para laki-laki itu segera menjawab, "Tentu saja kami tahu."

Seorang laki-laki berdiri, dengan telunjuk dan jari tengah, dia menjepit lilin itu—

Lilin itupun terputus menjadi dua.

Tie Jin Gang tertawa, laki-laki itu  mengambil lilin yang sudah patah menjadi dua lalu dia menyambungkannya kembali dengan api, kemudian dia berkata, "Lilin ini tertebas oleh golok, hal ini tidak begitu sulit, akupun bisa melakukannya, tapi saat sekali ditebas, api lilin tidak padam dan lilin tidak jatuh, ini baru sulit, aku Ma Lao Er berlatih selama 20 tahun ke depanpun belum tentu bisa melakukannya." Sambil menggoyangkan kepalanya dia memuji, benar-benar membuat Guan Ning ingin tertawa. Tapi diam-diam dia berpikir lagi, "Ilmu Tie Jin Gang memang hebat, belum tentu aku bisa mengalahkannya."

Guan Ning tidak tahu bagaimana sebenarnya kemampuan ilmu silatnya dan berapa tinggi ilmunya, karena itu dia berpikir seperti itu, terlihat pergelangan Tie Jin Gang berputar lagi. Golok yang dipegangnya terlepas dan melayang ke atas, lalu dengan tepat menancap di langit-langit.

Tie Jin Gang tertawa lagi, segera Ma Lao Er berkata, "Dengan kemampuan ilmu silat seperti kakakku, bila kalian mengeluarkan sedikit uang saja, sepertinya ini memang sangat pantas."

Sikap orang yang ada di dalam ruangan itu tidak terubah, tapi ketiga pedagapg itu, tampak gemetar lebih hebat lagi.

"Udara begitu dingin, kami berharap kalian bisa memberikan uang kalian dan sesudah itu kalian boleh kembali tidur," Tie Jin Gang tertawa, dia melihat perempuan itu, nadanya berubah. "Nyonya ini begitu cantk dan lembut, jika sampai kedinginan—Ha, ha, ha! Aku, Tie Jin Gang benar- benar tidak bisa menangungnya."

Perempuan itu memejamkan matanya sambil menunduk antingnya juga tidak  bergoyang, pelayan yang berada di belakangnya walaupun alisnya terangkat tapi melihat situasi seperti ini, dia juga menundukkan kepala dan berdiri diam di sisi majikannya.

Perubahan ini terlihat oleh Guan Ning, hatinya tergerak. Terlihat Tie Jin Gang berjalan ke arahnya dan berkata, "Kalian adalah orang kaya dan juga orang baik, malam ini aku tidak ada  pekerjaan lain, kalau tidak segera mengambil  inisiatif, rasanya benar-benar tidak pantas."

Setelah habis bicara dia berjalan ke hadapan 3 orang pedagang gemuk itu.

Ketiga pedagang itu yang tadinya gemetaran, sekarang bertambah gemetar dan sangat dikasihani, dengan takut-takut mereka duduk di kursi masing-masing. Tie Jin Gang yang tinggi besar terlihat seperti sebuah patung galak yang sedang melihat 3 ekor binatang yang dipersembahkan kepadanya.

Tie Jin Gang berkata,"Kalian jauh-jauh  datang ke sini untuk berdagang, kalian begitu gemuk pasti jualan kalian sangat sukses."

Karena ketakutan ketiga pedagang itu tidak bisa menjawab.

Tiba-tiba wajah Tie Jin Gang berubah, tubuhnya dipenuhi dengan hawa membunuh. Dengan pelan dia berkata, "Kalian membawa tiga kopor dan isinya adalah baju, kalian pasti  menyimpan uang di balik tubuh kalian." Ketiga pedagang itu masih menunduk, tiba-tiba Tie Jin Gang menarik salah satu dari mereka, dengan cepat dia memeriksa tubuhnya kemudian dia tertawa senang. Pedagang yang masih tampak gemetaran itu tidak bisa berbuat apa-apa  ketika Tie Jin Gang mengambil ikat pinggangnya yang terbuat dari kulit, "Ternyata memang ada di sini." Begitu ikat pinggang kulit ini dibuka, ternyata di dalam ikat pinggang itu berisi uang cek yang bertumpuk. Pedagang itu terlihat lemas dan duduk kembali di kursinya. Ma Lao Er segera menghampiri Tie Jin Gang dan mengambil ikat pinggang kulit itu lalu diletakkannya di atas meja. Tie Jin Gang dengan dingin berkata, "Sekarang giliran kalian berdua, apakah harus aku sendiri yang mengambil uang kalian?"

Guan Ning diam berdiri di depan pintu, hatinya tidak tenang. Kata-kata Wu Bu Yun tadi membuatnya hanya bisa diam.

Tapi sebenarnya dia merasa sangat cemas sekaligus terkejut. Dia berpikir, "Walaupun Wu Bu Yun masih muda tapi dia bukan seorang penakut, dia diam terus, apa maksudnya? Tie Jin Gang begitu jahat dan sombong. Aku akan bertindak jika dia berbuat tidak sopan kepada perempuan itu, bagaimana aku sekarang? Apalagi aku masih menyimpan catatan rahasia di bajuku, jika mereka mengambilnya bagaimana nasibku?" Semakin dipikir dia merasa semakin tidak tenang, dia melihat Wu Bu Yun yang berada di sudut dekat pintu, kepalanya masih menunduk.

Tie Jin Gang mengambil kantong uang dari kedua pedagang lainnya dan kantong itu diletakkan di atas meja, dia berjalan ke arah laki- laki kurus dan berbaju hitam, meraba bajunya dan berkata, "Bahan bajumu sangat bagus, aku belum pernah memakai baju seperti ini. ”

"Tapi sayang, benar-benar sayang, baju ini terlalu kecil. ”

Dia berkata lagi, "Dari semua barang bawaanmu, aku melihat ada uang dengan jumlah lumayan banyak, di tubuhmu pasti masih banyak benda berharga lainnya?"

Laki-kaki kurus ini berdiri, dia melihat ke sekelilingnya, dari sudut mulut muncul senyum sinis. Dia berjalan ke arah meja itu, dari balik dadanya, dia mengeluarkan beberapa lembar cek, uang emas, dan alat penghisap rokok yang terbuat dari giok, kemudian kembali lagi ke tempatnya dan duduk memejamkan mata seperti ingin beristirahat.

Melihat sikapnya seperti itu, Tie Jin Gang sedikit terkejut dan terpaku, dia mengambil  alat penghisap rokok, kemudian memuji, "Benar- benar barang bagus, harganya pasti ribuan tail perak."

Kemudian dia tertawa, "Saudara-saudara, sejak awal aku sudah tahu bahwa bisnis ini pasti sukses, kalian saksikan sendiri barang-barang berharga ternyata masih ada."

Dia berjalan ke depan perempuan itu—

Perempuan itu sedikit mundur, tusuk kondenya tampak bergetar, perempuan cantik dan anggun itu hanya bergerak sedikit, gerakannya sangat luwes, benar-benar enak dilihat.

Guan Ning sudah bertekad, dia tidak ingin perempuan yang begitu cantik dan anggun itu dihina begitu saja oleh laki-laki kasar itu.

Alis Guan Ning mulai berkerut, dia siap menyerang, tapi tiba-tiba dia merasa baju belakangnya ditarik, terdengar Wu Bu Yun berbisik, "Jangan bergerak!"

Kaki Guan Ning bergeser lagi, akhirnya dia diam, mata perempuan itu seperti melihat ke arah Guan Ning, wajah Guan Ning menjadi merah, dia merasa sikapnya bukan sikap seorang laki-laki, karena itu dia merasa malu, pelan-pelan dia menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba....

Terdengar suara manis dan manja, dengan pelan berkata, "Kau mau apa?"

Guan Ning kaget dan melihat perempuan itu, ternyata perempuan ini telah mengangkat kepalanya, dia melihat perempuan itu sedang berhadapan dengan raksasa Tie Jin Gang dan berkata, "Apa yang akan kau lakukan terhadapku?"

Dia bertanya dua kali berturut-turut, membuat Tie Jin Gang tidak bisa menjawab, hanya sebentar dia tertawa lagi dan berkata, "Nyonya, aku akan melakukan apa terhadapmu, masa kau tidak tahu?"

Ma Lao Er bertepuk tangan, dia berjalan ke arah mereka dan tertawa, "Kakak kami akan melakukan apa? Apakah Nyonya tidak tahu? Tapi—ha, ha, ha! Kalau Nyonya mau.... kalau Nyonya mau. kakak

kami tidak menginginkan hartamu, mungkin malah akan memberikan hartanya kepadamu. Kakak kami sangat royal, jika Nyonya tidak percaya, Nyonya boleh bertanya kepada Xiao Jun Tai yang tinggal di Bei Jing, dia sangat mengenal kakakku."

Kata-kata Ma Lao Er yang kasar membuat Guan Ning benar-benar merasa marah, tapi perempuan itu terlihat mengangkat kepalanya, wajahnya yang cantik dan tawanya tidak berubah, dengan tangannya yang putih dia membereskan rambutnya lalu berkata, "Kata- katamu tadi  apakah benar atau sekedar berbohong?"

Tie Jin Gang terpaku, tapi segera dia tertawa dan menjawab, "Tentu saja benar, siapa yang berniat membohongi Nyonya?" Perempuan itu tertawa sambil menutup mulut, tusuk kondenya yang panjang tampak bergerak- gerak.

Tawanya belum selesai, dia berkata lagi, "Aku mentertawakan dirimu!"

Perempuan itu cantik seperti dewi, ditambah dengan tawanya yang manis, benar- benar membuat orang menjadi terpesona. Tie Jin Gang adalah orang kasar, kapan dia pernah melihat perempuan begitu cantik? Kapan dia bisa mendengar tawanya yang manis? Dia benar- benar terpaku, sikapnya yang galak dan kasar tadi, sekarang sudah tidak terlihat, matanya terus menatap perempuan itu. Pelan-pelan dia berkata lagi, "Kau mentertawakan aku, apa yang bisa ditertawakan?"

Guan Ning melihat sikap Tie Jin Gang, dia benar-benar tidak tahu harus marah atau tertawa. Guan Ning melihat orang-orang yang ada di dalam kamar, kecuali laki-laki tegap yang  terus melihat ke arah perempuan itu, yang  lain tetap tidak bergerak seperti tadi. Guan Ning merasa aneh, dia sadar hari ini dia akan menemukan peristijva aneh lagi.

Tawa perempuan ini berhenti, pelan-pelan dia menurunkan tangannya, dengan suara manja dia berkata, "Aku mentertawakanmu, karena kau benar-benar bodoh, menginginkan uang juga menginginkanku. Apakah kau sadar, paling lama kau hanya bisa hidup satu jam lagi. Dengarkan kata-kataku, kepada semua orang yang ada di ruangan ini kau harus memberi hormat sebanyak 3 kali, kemudian kau harus merangkak keluar dari ruangan ini, mungkin dengan semua itu nyawamu masih bisa diselamatkan. Kalau tidak. ”

Dia tertawa manja dan sudah berhenti berkata, wajah Tie Jin Gang berubah, tanpa terasa dia mundur beberapa langkah kemudian membentak, "Apa maksudmu!"

Hati Guan Ning mulai bergerak tapi perempuan itu terlihat menundukan kepala lagi. Dia tidak melihat ke arah Tie Jin Gang, tapi mata Tie Jin Gang seperti mata harimau terus menatapnya, sepasang tangannya yang besar tampak membuka lalu menutup lagi, sendi-sendi jarinya terus berderak.

Tie Jin Gang yang besar dan tinggi, setelah mendengar kata-kata perempuan itu, hanya berdiri seperti orang bodoh tapi kemudian dia tertawa sekeras-kerasnya dan berkata, "Baiklah, baiklah! Aku ingin melihat kenyataan dari perkataan Nyonya, aku, Tie Jin Gang bila hari ini mati dengan cara apapun aku rela. Tetapi sebelum aku mati, aku tetap ingin menelanmu ke dalam perutku."

Tangannya yang besar mencengkram perempuan itu.

Guan Ning kaget.

Tapi perempuan  itu  tetap tidak mengangkat kepalanya, dia malah tertawa. Pelan-pelan dia berkata, "Kalau kau masih tidak mau membantu kepadaku, menjadi seorang perempuan yang terhina, aku akan marah."

Guan Ning terkejut lagi.

"Apakah orang dimaksudnya adalah aku?"

Hatinya bergejolak, terlihat Tie Jin Gang berteriak seperti harimau mengaum. Matanya berputar, "Siapa yang kau maksud? Siapa? Apakah di sini ada pesilat tangguh?"

Dia berjalan ke arah orang kurus dan berbaju hitam lalu membentak, "Apakah kau yang dimaksud olehnya?" kemudian dia meludahi kaki si baju hitam dan berkata, "Apakah kau pantas sebagai seorang pendekar?"

Laki-laki berbaju hitam itu tetap memejamkan matanya seperti sedang beristirahat, seperti tidak mendengar kata-kata Tie Jin Gang.

Tie Jin Gang meloncat ke hadapan dua  orang pak tua berbaju mewah, dia melihat mereka dari atas ke bawah lalu membentak, "Apakah kau yang dimaksud?"

Kedua orang pak tua itu malah menundukkan kepala, mereka seperti tidak mendengar kata- katanya. Tie Jin Gang meludah lagi dan marah, "Dasar tua bangkai"

Dia berputar berjalan ke hadapan ketiga pedagang itu dan berteriak, "Huh tiga ekor babi!" Dia meludah ke salah satu pedagang itu kemudian meloncat ke depan Guan Ning, sorot matanya seperti gunting dengan tajam melihat Guan Ning. Tiba-tiba dia menarik baju Guan Ning dan marah, "Apakah kau anak kelinci? Orang sepertimu mana mungkin bisa membunuhku, Tie Jin Gang. Ha, ha, ha. ”

Guan Ning sudah tidak tahan lagi, dia ingin membalas penghinaan ini.

Tapi—terdengar perempuan itu tertawa dan berkata, "Aku akan berhitung dari angka satu sampai sepuluh, jika kau tidak mati, apapun yang kau perbuat terhadapku, terserah padamu."

Tie Jin Gang marah dan membentak, dia melepaskan tangan yang mencengkram Guan Ning, seperti orang gila dia berlari ke hadapan perempuan itu dan berkata, "Coba kau mulai berhitung!"

Perempuan itu tertawa dan berkata, "Aku akan mulai berhitung. Satu, dua....” Dia membereskan rambutnya, "Tiga." Dia menurunkan tangannya "untuk membereskan baju.

Suaranya tetap terdengar manis, manja tapi ketika terdengar di telinga Guan Ning, dia merinding.

Wajah Tie Jin Gang pucat, dia terus mundur sampai ke pinggir Guan Ning. Perempuan itu melanjutkan, "Empat." Tie Jin Gang tiba-tiba berteriak. Golok panjang yang ada di atas meja disambarnya. Dia berteriak, "Hitung sampai sepuluhpun aku tidak akan mati, aku akan membunuh semua orang yang ada di sini!"

Perempuan itu tertawa dengan manja, "Kalau kau duduk dengan tenang duduk di kursimu dan pada saat aku berhitung sampai sepuluhpun, mungkin kau masih bisa sedikit bernafas. Tapi kalau kau berkelakuan seperti orang gila, marah- marah dan meloncat-loncat, aku tidak perlu berhitung sampai sepuluh juga, kau sudah roboh."

Suaranya tetap terdengar begitu manja dan manis. Tie Jin Gang marah dan berkata, "Sekali lagi kau bicara, aku akan membunuhmu dulu. jangan salahkan aku karena tidak menaruh kasihan kepada perempuan. ”

Perempuan itu tetap tertawa, "Coba kau buka bajumu dan lihat. ”

Dia tertawa lagi sambil mulai berhitung, "Lima."

Wajah Tie Jin Gang berubah, satu tangannya memegang pedang, tangan yang lainnya membuka baju.

Di bawah sinar lampu, terlihat badan Tie Jin Gang yang berotot dan kuat, terlihat seperti besi dan tembaga, bagian perutnya terlihat ada tanda sangat rapi. Satu besar, satu kecil, satu dalam, satu dangkal, satu hitam, satu ungu. Guan Ning benar-benar terkejut melihat tubuh Tie Jin Gang, tanpa terasa dia berteriak, dia tidak bisa membayangkan entah sejak kapan ada 2 telapak tangan tercetak di sana.

Dia melihat Wu Bu Yun yang masih menundukkan, dia tidak bergerak juga tidak tertarik untuk melihat, sepertinya semua yang sedang terjadi di sini sudah berada dalam perhitungannya.

Pedagang gemuk, laki-laki berbaju hitam, pak tua berbaju mewah, biksu kurus, wajah mereka tetap datar, tapi para lelaki tegap itu tampak pucat. Tie Jin Gang melihat gambar telapak tangan yang ada di badannya, dia merasa terkejut seperti disambar geledek.

Desah nafasnya yang berat terdengar jelas di kamar itu.

Perempuan itu tertawa dan berkata lagi, "Enam!"

Terdengar TANG, pedang yang dipegang oleh Tie Jin Gang terjatuh, tubuhnya yang seperti besi mulai bergoyang-goyang, mulutnya terus bicara, "Hei Sha Shou.... Hei Shao Shou.... Zi Shou Yin. ”

(Pembunuh tangan hitam). (Telapak jari ungu).

Perempuan itu tetap tertawa melihat Tie Jin Gang yang hampir roboh. Dia tetap berkata, "Tujuh!"

Satu tangannya memegang sisi meja, sedang tangan yang lainnya memegang perut, wajah  Tie Jin Gang benar-benar pucat, di bawah siraman cahaya lilin yang terus bergoyang- goyang, dia terlihat sangat jelek. Dia membentak, "Siapa? Siapa yang melakukan ini? Aku, Tie Jin  Gang mempunyai mata tapi tidak bisa mengenali pesilat itu. ”

Dia berjalan ke depan Guan Ning, suaranya terdengar seperti burung yang sering berteriak di malam hati. Dia berteriak, "Apakah kau yang dimaksud? Apakah kau. ”

Tubuhnya yang besar seperti sebuah gunung besar terjatuh di depan Guan Ning.

Walaupun Guan Ning tidak menyukai Tie Jin Gang, tapi sekarang dia tetap merasa kaget melihat Tie Jin Gang yang terjatuh, dia sampai tidak bisa bicara. Terdengar perempuan itu berkata, "Kau tidak perlu bertanya siapa orang itu, yang terpenting orang itu berada di dalam ruangan ini, siapa saja bisa dengan mudah membunuhmu."

Dia melihat pedagang gemuk, laki-laki berbaju hitam, pak tua berbaju mewah, biksu kurus, Guan Ning, dan Wu Bu Yun. Dan tertawa, "Apakah benar perkataanmu itu?"

Guan Ning merasa jantungnya berdetak lebih kencang, terlihat wajah para lelaki tegap itu sekarang menjadi pucat, mereka hanya berdiri terpaku melihat Tie Jin Gang yang sudah terkapar di bawah dan masih mengeluarkan suara rintihan, melihat kekejaman perempuan ini, Guan Ning tidak menyukainya. Dia tidak menyangka kalau perempuan yang begitu cantik dan anggun mempunyai hati seperti besi.

Tiba-tiba ada yang membaca, "A Mi Ta Bal" kemudian terasa ada angin berhembus membuat cahaya lilin bergoyang-goyang. Perempuan itu, tertawa, "Tidak disangka dulu dengan satu jari dia bisa membunuh 8 orang penjahat, dengan satu telapak tangan dia bisa membunuh siluman. Biksu Sakti Shao Lin, Guru Wu Zhu berhati lemah, sampai orang mati juga tidak berani melihatnya!" Tie Jin Gang yang terkapar di bawah masih merintih, tiba-tiba dia berdiri dan pelan-pelan merangkak sambil berkata, "Di mana.... Di mana Guru Wu Zhu?"

Kedua pak tua yang memakai baju mewah itu, sekarang tampak mereka memegang pipa rokok, mereka duduk dengan diam. Biksu kurus yang berada di sisi mengikuti arah angin bertiup  dan lilin yang bergoyang-goyang. Jendela berbunyi karena angin memukul-mukul, dia keluar dari ruangan yang sarat dengan bau darah.

Telapak tangan Guan Ning tanpa terasa sudah mengepal, sekali lagi dia telah mengalami peristiwa aneh, dia mengalami semua ini sekali lagi, dia merasa malu dan kaget. Sekarang dia baru mengerti kenapa Wu Bu Yun melarangnya membantu mereka, karena sekarang dia  tahu kalau orang yang disangkanya lemah dan tidak bisa memberontak, ternyata berilmu silat tinggi. Tapi yang membuat dia merasa aneh adalah mengapa semua pesilat tangguh itu bisa berkumpul disini? Sepertinya mereka mempunyai rencana besar? Wu Bu Yun seperti kenal dengan mereka, tapi mengapa dia terus menundukkan kepala dan tidak banyak bicara?"

Guan Ning terus berpikir, terlihat Tie Jin Gang merangkak lagi dengan pelan, tapi hanya sebentar dia sudah jatuh lagi, mengeluarkan suara rintihan lemah, kemudian kedua kaki sudah menjadi lurus dan diapun tidak bersuara lagi.

Para lelaki tegap itu berteriak, ekspresi mereka seperti setan jelek.

Perempuan itu masih menghitung, "Delapan!"

Angin dan salju masuk melalui jendela di mana tadi Guru Wu Zhu muncul.

Api lilin terus bergoyang-goyang, lilin yang berada di paling kiri akhirnya padam.

Kamar itu dipenuhi dengan hawa yang menyeramkan. Guan Ning merasa gemetar, dia mundur ke sisi. Tiba-tiba perempuan itu berdiri sambil membereskan rambutnya, dia berjalan ke depan meja dan mengambil tali pinggang yang terbuat dari kulit yang diisi dengan tumpukan cek. Dia tertawa, "Tiga pendekar bermarga Chu, apakah kalian tidak membutuhkan uang ini lagi?"

Begitu mendengar marga Chu disebut, Guan Ning kaget, apakah ketiga pedagang gemuk itu adalah para pendekar terkenal di dunia persilatan itu? Mereka benar-benar pandai menyamar, mereka tadi terlihat gemetar ketakutan, semua orang mengira mereka benar- benar ketakutan.

Guan Ning terus berpikir, tapi terdengar Wu Bu Yun berbisik kepadanya, "Besok sebelum jam 12, kita bertemu di Miao Feng Shan di sebuah toko tua milik keluarga Mao."

Guan Ning terkejut, dia melihat Wu Bu Yun yang masih menundukkan kepalanya tidak mau melihat ke arahnya.

Guan Ning tidak mengerti apa maksud  perkataan Wu Bu Yun, tapi Guan Ning sudah bisa menebak di sini pasti ada orang yang Wu Bu Yun tidak ingin temui, maka dia selalu menundukkan kepala.

"Tapi siapakah orang itu? Membuat pemuda  yang begitu kuat merasa ketakutan?" Ruangan di penginapan itu tidak begitu besar tapi setiap saat bisa terjadi perubahan, tampak ketiga pedagang gemuk itu saling memandang. Tiba-tiba mereka bersama-sama berdiri dan memberi hormat kepada perempuan itu.

Salah satu dari ketiga pedagang dengan perawakan tinggi dan juga paling gemuk, memakai baju berwarna ungu, di bajunya masih terlihat sisa ludahan Tie Jin Gang. Dengan takut dia berkata, "Nyonya mungkin salah lihat, kami bukan bermarga Chu juga bukan 3 pendekar. Uang ini kami dapatkan dari hasil berdagang, setelah berdagang selama beberapa tahun baru bisa mendapatkan uang ini. Untung Nyonya sudah membunuh perampok itu, harap Nyonya bisa mengembalikannya kepada kami, kami akan merasa sangat berterima kasih."

Guan Ning melihat tubuh mereka yang gemuk, kata-kata yang mereka ucapkan tidak lancar dan sikap mereka tampak ketakutan. Guan Ning berpikir, "Sepertinya nyonya ini sudah salah melihat."

Perempuan itu hanya menjawab Oh panjang. Dia berkata lagi, "Jadi kalian bukan 3 pendekar bermarga Chu?"

Dia melihat kepada laki-laki berbaju hitam dan tertawa, "Hitung-hitung aku sudah salah melihat."

Ketiga pedagang gemuk itu dengan ketakutan memberi hormat, jika bukan karena perut mereka yang buncit mungkin kepala mereka akan mengenai tanah. Perempuan itu tertawa dan dia melempar ikat pinggang yang terbuat dari kulit itu ke depan mereka bertiga dan berkata, "Tapi aku harus menjelaskan, bahwa Tie Jin Gang bukan aku yang membunuhnya, dia terkena 2 telapak beracun. Yang satu adalah Zhong Nan Pai  Hei Shan Shou. Sedangkan yang satu lagi adalah Tai Hang Shan Zi Bian Bu Chuan Zi Mi. (Rahasia ilmu pecut ungu yang tidak diturunkan dari Tai Hang Shan), Zi Shou Yin (Telapak jari ungu). Jika nanti Tie Jin Gang berubah menjadi setan, dia  tidak akan mencariku." Ketiga pedagang gemuk itu memungut ikat pinggang mereka yang berisi tumpukan cek, sambil terus mengucapkan terima kasih, "Terima kasih atas kebaikan Nyonya, kami pamit."

Ketiga orang itu segera membalikkan  badan ingin berlalu dari sana.

Tapi laki-laki berbaju hitam yang sejak tadi memejamkan mata seperti beristirahat, telah berkata dengan dingin, "Jangan pergi dulu!"

Wajah tiga orang itu tampak berubah dan langkah mereka berhenti. Pelan-pelan mereka membalikkan badan dan dengan ketakutan bertanya, "Apa yang Tuan inginkan?"

Laki-laki berbaju hitam itu menjawab, "Selama

10 tahun kalian sudah menjadi orang gemuk. Kata-kata Tie Jin Gang tadi tidak salah, bisnis kalian pasti sudah sukses. Tapi apakah kalian sudah melupakan musuh kalian 10 tahun yang lalu? Walaupun kalian bertambah gemuk satu kali lipat dan kumis kalian dicukur hingga bersih, tapi aku tetap mengenali kalian."

Suaranya berhenti, perempuan itu sudah berkata, "Ternyata aku tidak salah melihat kalian."

Ketiga pedagang gemuk ini secara bersamaan berkata, "Mungkin Tuan salah melihat dan mengenali kami!"

Laki-laki kurus itu tertawa terbahak- bahak, "Kalau bukan karena kalian bertiga, aku tidak akan datang ke penginapan ini dan juga tidak akan menemukan peristiwa seperti tadi. Apakah kalian kira aku sudah tua dan pikun? Apakah mataku sudah tidak awas dan tidak bisa mengenali kalian bertiga lagi? Hanya Tie Jin Gang yang kasar itu tidak mengenal kalian kalau kalian adalah Huang He Shan Jiao (Tiga naga dari Huang He) dia telah menghina kalian bertiga. Tapi kalian masih bisa menahan penghinaannya."

Kemudian dia tertawa terbahak-bahak, "Tadi, orang yang melihat kalian begitu gemetar, pasti mengira kalau kalian takut kepada orang kasar itu, tapi hanya aku saja yang tahu bahwa kalian bertiga gemetar karena takut kepadaku, apakah betul ucapanku?"

Wajahnya tersenyum dan dia tertawa terbahak- bahak, membuat hati Guan Ning merasa merinding, sekarang dia baru mengerti bahwa  sejak pertama mereka melihat laki-laki berbaju hitam itu duduk di sisi mereka, kepada laki-laki itu maka mereka baru bisa gemetar seperti tadi.

"Jika bukan aku sendiri yang melihatnya, mungkin aku tidak akan percaya kalau 3 orang gemuk itu adalah orang terkenal di dunia persilatan."

Tiba-tiba dia teringat pada kata-kata perempuan tadi, dia ingin tertawa, sepertinya julukan mereka sebagai Huang He San Jiao harus diganti menjadi Huang He San Zhu ( tiga babi dari Huang He ). Itu lebih pantas. Melihat keadaan menjadi seperti itu, teringat pada julukan yang baru itu, terpikir oleh. Guan Ning, dia ingin tertawa dan benar-benar mengeluarkan suara tanpa sadar, segera ada sorot mata seperti kilat menghujam ke tubuhnya. Tiga pendekar bermarga Chu itu menegakkan dadanya dan berkata, "Tidak disangka, hari begitu cepat berlalu, dalam waktu singkat ini tanpa terasa 10 tahun sudah berlalu, tapi mata si kurus masih bisa melihat jelas dan mulutnya masih tajam, di antara kita masih ada hutang yang belum dilunasi. Sekarang apa yang ingin kalian lakukan terhadap kami? Sebutkan saja syaratmu."

DUlu Huang He San Jiao adalah orang terkuat dari Huang He, hanya dalam waktu singkat penampilan mereka yang tadinya seperti pedagang, begitu dada mereka ditegakkan, mereka segera terlihat jahat seperti dulu. Mereka masih terus tertawa, tawa mereka membuat telinga Guan Ning berdenging.

Wajah Shou E Tan Qing berubah, tawa  Huang He San Jiao belum habis, mereka bertiga menyerang kepada satu-satunya adik seperguruan Wu San Du Xing, Shou E Tan Qing di bagian dada.

Guan Ning hanya mendengar deru angin telapak yang terus berbunyi dan bayangan mereka terlihat terbang di ruangan itu. Tiba-tiba dia merasa pintu di belakangnya terbuka, Guan Ning menengok. Pemuda yang sejak tadi berdiri di depan pintu yang bernama Wu Bu Yun sekarang sudah menghilang entah ke mana.

Guan Ning kaget, dia keluar, di luar tampak hujan salju dan hari sudah gelap. Tapi Guan Ning seperti melihat ada bayangan seseorang di atap rumah di kejauhan, hanya dalam sekelebat bayangan itu sudah tidak terlihat, dia bergerak sangat cepat.

Sampai sekarang dia tidak mengerti mengapa Wu Bu Yun yang biasanya selalu melakukan perbuatan aneh malah berkelakuan seperti itu. Melihat malam begitu gelap Guan Ning terpaku. Tiba-tiba di belakangnya terdengar suara keras seperti guntur. Suara ini berkata, "Termanmu yang pergi tanpa pamit itu, sekarang di mana?"

Guan Ning membalikkan badannya untuk melihat siapa yang bicara. Ternyata itu adalah 2 orang pak tua yang memakai baju mewah, yang dari tadi tidak bersuara, sekarang mereka sedang berdiri di belakangnya. Dua pasang mata yang tampak bersinar itu sedang melihat padanya. Guan Ning dengan gugup bertanya, "Apakah kata-kata yang diucapkan tadi adalah suara pak tua?"

Karena suara tadi membuat gendang telinga Guan Ning menjadi sakit. Kedua pak tua yang tubuhnya tampak kurus kering. Guan Ning tidak percaya kalau orang kurus seperti itu bisa mengeluarkan suara begitu keras. Pak tua itu sepertinya kaget mendengar pertanyaan Guan Ning tapi sambil tertawa dia menjawab, "Itu adalah suara kami, apakah di sini masih terlihat ada orang lain?"

Sikapnya dingin, wajahnya tenang, tawanya membuat orang merasakan kalau dia adalah seorang yang ramah dan juga hangat.

Semenjak Guan Ning berkelana, orang yang ditemuinya pasti orang aneh dan misterius, kalau tidak orang itu pasti sombong dan kejam, sekarang dia melihat tawa mereka begitu hangat. Guan Ning segera merasakan kalau kedua pak tua ini adalah orang baik, dia mengangguk dan menjawab, "Dia pergi tanpa pamit. Akupun tidak mengerti, dia pergi ke manapun, aku tidak tahu."

Perawakan kedua pak tua ini, yang satu tinggi, sedangkan yang satu lagi agak pendek. Pak tua yang tinggi itu tawanya terlihat ramah. Pak tua yang lebih pendek terlihat lincah, dahinya tinggi, hidung sedikit berbentuk betet, dan sedikit licik, tapi kelicikan ini tidak terlalu kentara.

Sekarang dahinya tampak mengerut dan bertanya, "Apakah kalian bersama-sama datang ke sini?"

Guan Ning merasa ragu menjawab, tapi dia tetap menjawab, "Ya."

Pak tua ini bertanya lagi, "Apa marganya? siapa namanya?apa tujuan kalian pergi ke utara? Kau pasti tahu alasannya." Dia berturut-turut mengajukan 3 pertanyaan, hati Guan Ning segera bergerak dan berpikir, "Orang ini begitu teliti menanyakan tentang Wu Bu Yun. Apakah di antara mereka pernah ada perselisihan besar?"

Dia teringat kepada sikap Wu Bu Yun tadi. Dia segera menjawab, "Walaupun sepanjang perjalanan kami bersamaan, tapi kami bukan teman yang sudah kenal lama. Aku hanya tahu kalau namanya adalah Wu Bu Yun, yang lainnya aku tidak tahu."

Walaupun dia dan Wu Bu Yun bukan teman lama tapi selama setengah hari bersamanya, mereka menjadi akrab karena itu Guan Ning menutupi keadaan bahwa Wu Bu Yun datang bersama dengan Gong Sun Zuo Zu dengan tujuan berobat.

Tampak kedua pak tua itu komat kamit sambil mengucapkan, "Wu Bu Yun. ”

Pak tua yang pendek tampak bertepuk tangan dan berkata, "Dari tadi aku sudah yakin kalau pemuda itu memang dia, tapi kau tidak percaya, sekarang kata-kataku tidak salah lagi!"

Pak tua yang tinggi itu terdengar menarik nafas, "Anak itu. ”

Tiba-tiba lengan bajunya tampak dilambaikan, angin kuat dikibaskan ke belakang, punggung mereka menghadap pintu. Di antara mereka masih ada jarak sekitar 30-40 centimeter. Sekarang terlihat ada bayangan seseorang yang ingin keluar dari jarak itu. Mereka tidak membalikkan kepala, juga tidak perlu melihat, hanya mengibaskan lengan baju saja mereka bisa menghentikan gerakan bayangan gemuk yang ingin keluar itu.

Hanya dalam waktu sekejap terdengar suara teriakan kemudian terdengar suara tawa manja. Perempuan bersuara manis itu berkata, "Aku menyuruhmu jangan menyenggolku, kau tidak percaya kepadaku."

Kemudian terdengar suara teriakan lagi. Perempuan ini tertawa lagi dan berkata,  "Zhong Nan Hei Sha Shou benar-benar  mengejutkan orang. Tuan Tan, kau yang membunuh keempat orang ini, cepat cari akal dan bawa mereka pergi."

Guan Ning kaget. Dia berpikir, "Apakah hanya dalam waktu singkat tadi Huang He San Jiao sudah mati?"

Karena itu dia menarik lehernya lebih panjang untuk melihat keadaan di dalam, tampak meja yang ada di kamar itu sudah terguling, lilin yang terpasang di meja itu berada di tangan pelayan perempuan itu. Keenam laki- laki tegap itu tampak ketakutan dan mereka berdiri di sudut ruangan. Perempuan itu dan Tan Qing yang berbaju hitam berdiri berhadapan, di bawah kaki mereka terkapar mayat Huang He San Jiao dan Tie Jin Gang.

Angin menghembus punggung Guan Ning, dia merasa udara semakin dingin, dia mundur selangkah, tapi di depannya terlihat telapak tangan kurus menyerang ke arahnya.

Walaupun serangan ini di luar dugaannya, tapi serangan itu datang sangat lamban.

Dia merasa kaget, dia mencoba menahan dengan tangannya, dia melihat serangan ini datang dari pak tua yang berbadan pendek.

Dia membentak, "Tuan, ada apa ini?"

Terlihat pak tua ini tersenyum, begitu telapak yang tadi dikeluarkan ditarik kembali, tapi telapak ini sudah melewati telapak Guan Ning dan menyerang ke tubuh Guan Ning. Guan  Ning merasa kaget, dengan cepat tangannya mencoba menahan.

Tapi pak tua itu tiba-tiba tertawa terbahak- bahak, dengan cepat telapak tangannya mencengkram pergelangan Guan Ning dan bertanya, "Siapa kau sebenarnya? Kau murid siapa? Kelihatannya kau pemuda yang kaya, mengapa menyamar menjadi seorang kusir dan orang rendahan?"

Pak tua itu memang lihai, hanya dalam waktu sebentar dia bisa tahu identitas Guan Ning.

Guan Ning merasa marah dan berkata, "Aku siapa dan berasal dari mana, apakah semua  ini ada hubungannya denganmu?"

Kata-katanya baru selesai, dia merasa pergelangan tangannya panas seperti ada bara api, tangannya yang memegang pak tua itu tiba- tiba seperti penjepit besi yang baru dikeluarkan dari bara api.

Dia berusaha menahan rasa sakit yang sangat tidak mengenakkan ini, diam-diam dia mengatur tenaga dalamnya. Terdengar pak tua itu berkata, "Memang kita tidak ada hubungannya, tapi temanmu dan aku ada hubungan erat. Apa rencana kalian? Dan  dia  sekarang  pergi  ke  mana. ”

Dengan dingin dia berkata, kemudian dia berhenti bicara, sorot matanya berubah. Dia melihat Guan Ning dan berkata, "Kakak, walaupun ilmu silatnya tidak terlalu tinggi, tapi dia mempunyai kekuatan menyedot tenaga. Tenaga telapakku tersedot banyak. Kakak, apakah kau tahu, di dunia persilatan ini perkumpulan mana yang mempunyai ilmu silat semacam itu?"

Ilmu silat Guan Ning memang seperti yang dikatakan pak tua itu. ilmu silatnya tidak tinggi tapi tenaga dalam yang dipelajarinya adalah ilmu tenaga dalam yang sudah lama menghilang. Apalagi dia masih muda. Jika pak tua  itu bertarung dengan Guan Ning, maka Guan Ning sudah pasti bukan lawannya, hanya dalam beberapa jurus dia pasti akan kalah, tapi jika pak tua mengadu tenaga dalam dengan Guan Ning belum tentu pak tua itu bisa menang.

Kedua pak tua itu tidak lain adalah tetua Tai Hang Shan, aliran Ci Xie (sepatu ungu). Mereka sangat terkenal, mereka dijuluki Tai Hang Shuang Lao (sepasang jago tua dari Tai Hang). Yang satu bernama Le Shan (gunung) yang satu bernama Le Shui (air). Di dunia persilatan mereka sangat dihormati, sekarang mereka sedang beradu tenaga dalam dengan seorang pemuda yang terlihat lemah, peristiwa ini benar-benar jarang terjadi. Tentu kelakuannya membuat orang terkenal seperti Le Shui kaget.

Pak tua yang agak tinggi dan bernama Le Shan bertanya ragu, "Apakah benar?"

Pelan-pelan dia mengerakkan telapak tangannya dan memegang pergelangan Guan Ning, tidak disangka Guan Ning membalas kemudian pergelangan tangannya diputar. Dia terlepas dari cengkraman pak tua Le Shui. Tai Hang Shuang Lao benar-benar terkejut dan mereka membentak.

(Oo-dwkz-lav-oO)

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar