Bab 04 : Asli dan palsu
Dia marah tapi masih tertawa dingin. Tongkat besi Gong Sun Zuo Zu terus menyerang ke arah pelajar berbaju putih. Jurusnya berlangsung dengan cepat, kencang, dan tidak tanggung- tanggung. Dia menyerang terus tanpa menghiraukan keselamatan dirinya lagi. Gong Sun Zuo Zu sudah tidak bisa menguasai diri, hidup dan matinya sudah tidak dihiraukannya lagi.
Pohon-pohon, ranting-ranting, dan daun- daunan berjatuhan seperti hujan karena terkena angin telapak tangannya.
Pelajar berbaju putih tampak kebingungan, dia berusaha mengingat-ingat tapi dia tetap tidak ingat siapa dia sebenarnya. Dia juga tidak tahu apakah kata-kata Gong Sun Zuo Zu itu betul atau tidak, "Darah.... darah. ”
Dia terus berpikir, "Apakah aku yang membunuh mayat-mayat yang bergelimpangan itu?"
Badannya dengan ringan membawa Guan Ning, menghindari serangan Gong Sun Zuo Zu, dia tidak membalas. Dengan cepat Gong Sun Zuo Zu sudah melancarkan 3 jurus serangan. Jurus- jurus ini seperti bisa membelah gunung di depan mereka.
Walaupun Jun Shan Shuang Can terkenal dengan ilmu meringankan tubuhnya, tapi jurus- jurus yang dipakainya sekarang ini adalah jurus- jurus ganas dan kejam. Dia melihat pelajar berbaju putih tidak berusaha membalasnya, dia merasa lebih yakin lagi kalau pelajar berbaju putih itu telah berbuat kejahatan, karena dia tidak berani membalas serangannya.
Guan Ning tidak bisa menguasai diri, dia hanya pasrah dibawa pelajar berbaju putih dan berputar- putar, dia merasakan angin kencang melewati tubuhnya, kalau dia menggeser badannya sedikit saja, maka tubuhnya akan hancur lebur.
Walaupun dia bukan seorang penakut, tapi sekarang dia sudah berkeringat dingin karena takut. Dalam hati dia berpikir, "Apakah Gong Sun Zuo Zu menganggap pelajar berbaju putih ini adalah pembunuh di Wisma Si Ming?"
Mata Gong Sun Zuo Zu seperti mau meledak, badannya kuat seperti harimau gila. Hati Guan Ning bergetar. Dia berteriak, "Tetua Gong Sun, aku mohon berhenti dulu. Dengarkan penj elasanku. ”
Gong Sun Zuo Zu tertawa dingin, dia malah menyerang ke arah kepala Guan Ning. Dia membentak, "Aku mengira kau adalah seorang pemuda yang jujur, tidak disangka kau ternyata tukang bohong."
Kata-katanya sangat tajam, sama sekali tidak memberi kesempatan kepada Guan Ning untuk membela diri. Guan Ning hanya mendengar suara angin seperti guntur menyerang mereka. Tongkat besi yang membawa tenaga besar siap mengenai kepalanya, tapi dia merasa kakinya turun dan pundak mengencang, dia berusaha menghindari tongkat yang akan memukulnya.
Sampai sekarang dia masih tidak mengerti mengapa Gong Sun Zuo Zu jadi berniat membunuhnya. Dia membentak, "Tetua Gong Sun, ini pasti terjadi kesalah-pahaman. Tunggu, aku. ”
Karena Gong Sun Zuo Zu merasa sedih, dia sama sekali tidak memberi kesempatan kepada orang untuk bicara, dia juga membentak, "Seumur hidup Gong Sun Zuo Zu, belum pernah ditipu oleh orang lain, tidak disangka hari ini aku bisa tertipu olehmu."
Dia adalah ketua Gai Bang, sebenarnya tidak perlu mengatakan hal-hal semacam itu, tapi dia menganggap kalau pelajar berbaju putih dan kaki tangannya adalah pembunuh di Wisma Si Ming. Kata-kata Guan Ning tadi hanya berniat untuk menipunya supaya dia tidak bisa mencari tahu siapa pembunuh sebenarnya, karena itu sekarang dia sangat membenci Guan Ning.
Hatinya yang sakit membuatnya menjadi marah, amarahnya membeludak seperti menggoreng jagung, dia tetap menyerang dengan cepat. Pelajar berbaju putih dengan lincah terus berusaha menghindar. Tapi dia tetap bingung melihat pengemis pincang yang bertingkah laku seperti orang gila. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kau mau apa sebenarnya?"
Ketua Gai Bang yang terkenal dengan ilmu meringankan tubuhnya, sekarang mengeluarkan semua jurus-jurus andalannya, dengan segenap tenaga dia terus menyerang, lama kelamaan dia mulai merasa lelah.
Guan Ning sedang berpikir dengan cara apa dia bisa menghentikan serangan itu, tapi Gong Sun Zuo Zu malah berteriak dan mundur 5 langkah, kemudian semua serangan segera dihentikan.
Pelajar berbaju putih itupun berhenti bergerak, dia berdiri diam seperti gunung, tampak sejak tadi dia memang tidak pernah bergerak. Semua merupakan ilmu tertinggi. Walaupun Guan Ning tidak begitu mengerti tentang ilmu silat tapi dalam hati dia tetap berseru dengan iri. Guan Ning pun ikut terdiam, hutan kembali sunyi.
Tiba-tiba tongkat besi Gong Sun Zuo Zu memukul tanah lagi, membuat hutan yang tadinya sunyi terdengar suara lagi, dengan bingung pelajar berbaju putih itu bertanya, "Sebenarnya kau ada kepentingan apa denganku?"
Mata Gong Sun Zuo Zu yang tadinya terpejam sekarang tiba-tiba terbuka. Sejak tadi dia sudah melancarkan serangan lebih dari 10 jurus, dia mulai merasa lelah. Tapi dia tetap tidak dapat mengalahkan orang ini, sebenarnya dia ingin mati tapi jika dia mati, rahasia ini tidak akan pernah terbongkar.
Dia menundukkan kepala, pertama-tama tujuannya adalah untuk meredakan kemarahannya. Kedua, untuk mengatur nafas, begitu matanya dibuka, dia malah bertanya, "Sebenarnya kau mau apa?"
Gong Sun Zuo Zu berkata lagi, "Aku sudah mengetahui semua rahasiamu, mengapa kau masih berani berdiri di sini? Kalau aku menjadi dirimu, aku akan langsung membunuh."
Pelajar berbaju putih itu tetap kelihatan bingung tapi Guan Ning mengerti apa yang dimaksud olehnya. Guan Ning berkata, "Tetua Gong Sung, pembunuhan di Wisma Si Ming bukan dia tapi orang lain. Harap Tetua jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, jika tidak malah akan membuat pembunuh aslinya tertawa melihat kelakuan kalian."
Gong Sun Zuo Zu tertawa terbahak-bahak, tawanya mengandung sedih dan marah. Dia menunjuk pelajar berbaju putih itu. Dengan jarinya yang kurus kering, lalu berkata, "Di dunia ini kecuali kau, siapa yang sanggup membunuh Jun Shan Shuang Can, Luo Fu Cai Yi serta yang lainnya, dan membunuh dalam waktu bersamaan? Dan siapa yang bisa membuatmu terluka. ” Dia berkata lagi, "Kali ini Si Ming Hong Pao mengundang aku dan adikku datang bersama dengan Wu San Du Xing, Pak tua yang ada di Luo Fu Cai Yi pun ikut turun gunung, katanya mereka berhasil menemukan Ru Yi Qing Qian dan masih ada persoalan penting yang ingin dibicarakan. Aku merasa aneh mengapa di antara tamu itu tidak ada Nyonya Cui Xiu dan Pak Tua Huang Guan, karena yang kutahu mereka berdua adalah teman baik Si Ming Hong Pao, kalau ada persoalan penting seperti ini mengapa mereka tidak diundang?"
"Sekarang aku baru ingat, 5 tahun yang lalu Si Ming Hong Pao di Tai Shan pernah berselisih dengan kami, tidak disangka dia sudah bersekongkol denganmu, membuat perangkap, lalu memancing kami semua datang ke sini kemudian dengan sekaligus membunuh kami semua—ha,ha, ha, mana ada Ru Yi Qing Qian, mana ada persoalan penting yang harus dirundingkan? Semua bohong! Menurut orang- orang persilatan, Si Ming Hong Pao adalah perkumpulan paling licik, dulu aku melihat suami istri pemimpin Si Ming sangat tampan dan cantik, aku tidak percaya. Sekarang—ha, ha, ha, walaupun mereka berdua sangat licik tapi tidak bisa menandingi kekejamanmu. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau merekapun akan mati karena dibunuh oleh tanganmu."
"Apakah benar demikian?" Terlihat pelajar berbaju putih itu menundukkan kepalanya. Dia berkata lagi, "Apakah aku yang melakukan semuanya? Siapakah aku ini?....
apakah aku yang melakukan semuanya. ”
Gong Sun Zuo Zu berteriak dan menatap langit, "Gong Sun Er, Gong Sun Er, aku sudah mengatakannya kepadamu, jangan terlalu percaya kepada orang lain tapi kau tidak pernah mempercayaiku." Dia menunjuk uang hijau yang tergeletak di bawah, "Kau sengaja membawa uang itu ke sini. Baiklah, sekarang kau harus tahu jika Si Ming Hong Pao sudah tahu tentang keberadaan Ru Yi Qing Qian, mana mungkin dia akan memberitahukannya kepadamu?"
Dia melihat pelajar berbaju putih dan tertawa. "Walaupun ilmu silatmu tinggi dan mempunyai
akal jahat, tapi kau lupa kalau di dunia ini masih ada sesuatu yang lebih hebat dan tidak bosa dipungkiri yaitu hukum karma. Hari ini aku sudah membuka kedokmu, aku tidak peduli lagi dengan hidup atau matiku. Jika kau pintar kau harus cepat membunuhku, jika tidak aku akan menyebarkan semua kejahatanmu pada dunia persilatan. Kau membuat kejahatan dan memperalat pemuda ini lalu mengatas-namakan semuanya pada E Mei Bao Nang."
Dia berkata lagi kepada Guan Ning, "Jangan kira karena kau telah membantunya melakukan kejahatan, maka dia akan berterima kasih kepadamu, kau salah, suatu hari kau pasti akan mati di tangannya juga."
Guan Ning berdiri dengan terpana, kata- kata Gong Sun Zuo Zu benar-benar masuk akal. Tadi dia melihat sendiri bagaimana Wu Dang Si Yan, Luo Fu Cai Yi, dan Shao Lin Mu Zhu, serta Gong Sun Zuo Zu, ilmu silat mereka sangat hebat dan mereka adalah pesilat yang bisa dihitung dengan jari kehebatannya, tapi begitu mereka berada di depan pelajar berbaju putih ini, ilmu silat mereka menjadi seperti sinar kunang- kunang yang bersaing dengan sinar bulan.
Karena itu diapun mulai merasa curiga, banyak pertanyaan yang muncul di dalam hatinya.
"Walaupun pelajar berbaju putih ini seperti kehilangan ingatan tapi ilmu silatnya benar-benar tinggi, tampaknya hanya dia yang mampu membunuh orang-orang di Wisma Si Ming, luka di kepalanya mungkin adalah luka sewaktu dia bertarung. Luka itu telah membuatnya kehilangan ingatan, dia sendiri tidak tahu apakah dialah yang telah membunuh orang-orang itu?"
"Apakah.... dia adalah pembunuhnya? Tapi. ”
Dia berpikir lagi, "Orang aneh yang berada di pondokan itu dan senjata rahasia yang datang secara tiba-tiba bagaimana dengan semua itu? Gong Sun Zuo Zu mengira akulah yang membuat- buat semua kejadian itu, tapi aku tahu, itu memang benar-benar terjadi." Terlihat Gong Sun Zuo Zu dan pelajar berbaju putih saling memandang. Wajah Gong Sun Zuo Zu tetap terlihat bergejolak dan tidak tenang. Matanya seperti mengeluarkan api, wajah pelajar berbaju putih itupun terlihat tidak tenang, dia seperti terus mencari tahu kebenaran dari semua kata-kata Gong Sun Zuo Zu.
"Apakah kata-katanya benar? Apakah aku yang melakukan itu? Menurut pengemis ini, dia akan menyebarkan berita dan mengumpulkan semua orang untuk menghadapiku. Jika begitu, apakah aku harus membunuhnya sekarang? Tapi....
sebenarnya siapakah aku ini?"
Guan Ning terpana. Tiba-tiba dia berlari ke atas gunung, dia ingin memungut senjata rahasia dan memperlihatkannya kepada Gong Sun Zuo Zu, siapa pemilik senjata rahasia ini sebenarnya?
Jika senjata rahasia ini memang benar milik E Mei Bao Nang, maka hal ini akan lebih mudah lagi.
Gong Sun Zuo Zu dan pelajar berbaju putih seperti tidak melihat Guan Ning pergi dari sana.
Dengan cepat Guan Ning berlalu dari sana. Dia berharap sebelum kedua orang itu bertarung, dia sudah kembali, dia tahu bahwa kedua orang itu tidak akan bisa berdamai, maka dia tidak perlu menjelaskan mengapa tiba-tiba saja dia pergi, walaupun ilmu meringankan tubuhnya tidak bagus, tapi karena dia pernah berlatih ilmu silat, meskipun merasa sangat lelah dia masih sanggup berlari dengan cepat.
Jalan gunung tampak berlika liku, dia mulai terengah-engah, jembatan kecil yang berada di depan Wisma Si Ming mulai terlihat, dia menambah kecepatannya lagi.
Setelah sampai di tempat teratas, dia berhenti untuk menenangkan diri sekaligus beristirahat.
Kemudian dengan hati-hati dia mulai menyeberangi jembatan kecil itu. Hutan, rumah batu, keadaan di sana masih tetap seperti tadi. Pasir yang berada di jalan masih terlihat jejak kaki yang tidak teratur.
Tapi....
Kecuali batu dan pasir, di tanah tidak terlihat bekas senjata rahasia yang dilepaskan tadi, dengan kecewa dia menarik nafas panjang, harapan terakhir nya sudah sirna.
Awan hitam menutupi sinar matahari.
Kembali lagi ke jembatan kecil, setetes air menetes ke wajahnya, dia membersihkannya. Hatinya terasa begitu kacau, dia lupa setelah setetes air ini, akan turun lebih banyak lagi tetesan air.
Begitu dia menyebrang jembatan kecil itu, hujan seperti ditumpahkan dari atas. Hujan begitu besar tapi Guan Ning tidak ingin lari untuk berteduh, dia ingin hujan besar ini membuatnya lebih sadar.
Tapi dia kecewa, air hujan itu walaupun terasa dingin tapi tetap tidak bisa menghilangkan kekacauan yang ada di dalam pikirannya. Karena itu dia tetap berlari dengan cepat, dan dia melihat....
Di dalam hutan, pelajar berbaju putih berdiri dengan terpana, air hujan membasahi baju putihnya, tapi dia seperti tidak merasakannya, dengan terpaku dia melihat ke tempat jauh dan berkata pada dirinya sendiri.
"Apakah benar aku yang membunuh orang- orang itu?. ”
Dengan cepat Guan Ning bertanya, "Mana Tetua Gong Sun?"
Hujan turun sangat deras, di jalan gunung itu sudah tidak ada bayangan Gong Sun Zuo Zu. Ke manakah perginya Gong Sun Zuo Zu?
Hujan semakin besar, tapi pelajar berbaju putih dan Guan Ning tetap berdiri terpaku di tempat mereka masing-masing, hujan besar jatuh mengenai tubuh mereka, tapi mereka seperti tidak merasakannya.
Apalagi perasaan Guan Ning kepada pelajar berbaju putih itu, mungkin dia memang sudah banyak membunuh orang, mungkin juga dia tidak bersalah. Guan Ning bertanya pada dirinya sendiri, "Siapakah dia sebenarnya? Bagaimana aku sekarang harus bertindak?"
Tiba-tiba....
Sewaktu Guan Ning kesulitan memutuskan sesuatu, pelajar berbaju putih yang berdiri dengan kokoh seperti sebuah gunung, tiba-tiba bergoyang- goyang kemudian terjatuh.
Guan Ning berteriak dan berlari ke arahnya, tanah yang basah dan kotor membuat bajunya penuh lumpur.
Perubahan yang terjadi begitu tiba-tiba membuat Guan Ning tidak percaya dengan penglihatan matanya. Orang yang ilmu silatnya begitu tinggi mengapa tiba-tiba bisa pingsan?
Wajahnya yang putih sekarang terlihat kuning pucat, sepasang matanya yang bercahaya dan bibirnya yang kuat sekarang tampak terkatup rapat. Nafasnya lemah.
"Apakah sebelum Gong Sun Zuo Zu pergi, pelajar berbaju putih ini terkena senjata rahasia dengan racun yang kuat?"
Tapi di seluruh badannya tidak ada bekas luka, hanya terlihat bibirnya terkatup rapat dengan pelan mengeluarkan air liur. Melihat keadaan seperti itu Guan Ning menjadi kebingungan. Dia putra dari orang kaya, mengenai dendam dan saling membunuh di dunia persilatan, dia benar- benar tidak mengerti, maka dia tidak tahu mengapa pelajar berbaju putih ini tiba-tiba bisa tidak sadarkan diri.
Sambil menarik nafas dia memapah pelajar berbaju putih itu. Begitu dia melihat keadaan pelajar itu, dia menemukan sesuatu aneh lagi, sesuatu yang membuat Guan Ning langsung berteriak, tubuh pelajar berbaju putih itu terjatuh begitu saja tanpa sempat dicegah.
Hujan turun tanpa henti, membuat air liur yang keluar dari sudut mulut pelajar itu dengan cepat terbilas bersih. Air hujan bercampur dengan air liur lalu mengalir ke kaki Guan Ning dan untaian Ru Yi Qing Qian sekarang berada di bawah kaki Guan Ning. Anehnya, air hujan yang telah bercampur dengan air liur dan mengalir melewati untaian uang yang tadinya tampak berkilau segera menghitam, seperti benda perak yang menghitam karena terkena racun.
Walaupun pengalamannya berkelana di dunia persilatan sangat minim, tapi sekarang Guan Ning merasa sangat kaget dan diapun berpikir, "Apakah dia sudah terkena racun? Air liurnya mengandung racun ganas."
Di dunia ini racun bisa membuat benda perak menjadi hitam, memang banyak, tapi yang bisa membuat tembaga hijau berubah warna sangat sedikit. Apalagi air liur yang keluar dari mulut pelajar berbaju putih sudah bercampur dengan air hujan tampak khasiatnya masih begitu ganas, benar-benar membuat orang menjadi takut.
"Sejak kapan dia terkena racun?"
Guan Ning terus berpikir, tiba-tiba dia melihat keadaan pelajar berbaju putih. Keadaan itu membuatnya kaget....
Sapu tangan putih yang terjatuh dari Ru Yi Qing Qian masih menempel di batu besar itu, karena terkena air hujan muncul 4 kata. Dari jauh tidak begitu jelas terlihat tapi Guan Ning sudah memastikan kalau saputangan itu tadinya memang tidak ada tulisan, karena itu segera dia berlari kemudian mengambil dan mulai membacanya. Di atas saputangan itu tertulis :
Ru Yi Qing Qian, Jiu Wei Yi Chen. (uang hijau pembawa rejeki, 9 palsu satu asli).
Wei Zhe Fei Wei, Zhen Che Fei Zhen (yang palsu bukan yang palsu, yang asli juga bukan yang asli).
Zhen Wei Nan Bian, Jiu Yi Dao Zhi (asli dan palsu sulit dibedakan, 9 dan satu dibalikkan).
Shi Ren Duo Yu, Wo Fu Yu Ren (orang di dunia ini sangat bodoh, aku juga kembali bodoh).
16 kata tertulis dengan jelas di atas saputangan putih itu. Seperti puisi juga seperti kalimat biasa yang dibacakan oleh biksu.
Begitu keenam belas kata ini dibaca oleh Guan Ning, hatinya seperti terkena ledakan. Ledakan itu membuat hatinya terus bergetar. Sepasang tangan dengan kuat memegang saputangan itu, seakan- akan saputangan itu bisa menghilang dari tangannya.
Dari sehelai saputangan kotor, dia mendapatkan sebuah rahasia • yang sudah ratusan tahun tersimpan. Walaupun sekarang dia tidak tahu persis apa rahasia itu, tapi paling sedikit dia berhsail memegang kuncinya karena itu dia berubsaha menekan hatinya yang terus bergejolak, dengan teliti dia membacanya lagii. Hujan besar terus mengguyurnya. Dia seperti tidak merasakannya.
"Sembilan palsu.... yang palsu bukan palsu. 9
dari 1 dibalikkan." Dia terus membaca tulisan- tulisan ini sambil berpikir, "Apakah Ru Yi Qing Qian yang selalu divonis palsu oleh pesilat - pesilat tangguh itu sebenarnya adalah yang asli? Apakah saputangan yang tersimpan di dalam uang itu adalah catatan ilmu silat yang ratusan yang lalu sudah terkenal?"
Memikir kemungkinan itu hatinya segera bergejolak, setengah hari yang lalu begitu banyak orang demi sebuah ilmu silat rahasia yang tersimpan di dalam uang itu. bahkan sampai ketua Gai Bang dan tetua Shao Lin pun hanya karena seuntai mata uang ini melakukan perbuatan yang tidak pantas dengan kedudukan mereka. Wu Dang, Shao Lin, kedua perkumpulan itu menjadi bermusuhan. Dari mulut Gong Sun Zuo Zu, dia tahu apa yang dilihat hanya merupakan sebagian dari perjuangan orang- orang itu mendapatkan mata uang hijau yang telah berumur ratusan tahun ini. Masih banyak pesilat tangguh hanya karena mata uang ini mereka harus kehilangan nyawanya, juga banyak saudara atau teman baik hanya karena mata uang ini mereka menjadi musuh dan mati karena harus bertarung. Seuntai mata uang sekecil ini ternyata lebih menarik dari seorang perempuan cantik dan harta yang berlimpah.
Tapi sekarang mata uang yang dicari-cari oleh para pesilat dunia persilatan saat ini dipegang oleh Guan Ning. Dia tahu setelah dia mendapatkan uang ini, dia bisa mempelajari ilmu silat nomor satu di dunia ini.
Jika Anda menjadi dia dan sekarang Anda sedang memegang seuntai Ru Yi Qing Qian, apakah Anda akan sama seperti dia? Atau hati Anda lebih bergejolak lagi?
Lama dan lama, dia baru teringat di sisinya ada seseorang yang sedang terbaring karena keracunan. Walaupun orang ini bukan temannya, tapi dia tidak akan lepas tangan dan tidak mau menolongnya.
Dia menghentikan pikirannya yang kacau, untaian uang itu dipungut lalu dibungkusnya dengan saputangan dan dimasukkan ke baju atas di bagian dadanya. Dia membersihkan air hujan yang menetes ke wajahnya lalu menggendong pelajar berbaju putih, dan turun gunung.
Dia tahu jalan turun gunung sangat jauh, dalam waktu semalam ini dia telah melewati banyak peristiwa yang mengejutkan, sedih, dan kebingungan.... bermacam-macam siksaan perasaan, lemas, dan lapar.... seharusnya dia tidak berani melakukan perjalanan panjang.
Apalagi di belakang punggungnya masih ada seseorang yang terkena racun yang setiap saat bisa meninggal.
Anehnya, dia sekarang tidak merasa lelah atau langkahnya terasa berat, hati yang bergejolak, siksaan perasaan dan batin semua seakan telah hilang. Sambil berjalan dia berpikir mengenai 16 kata yang tertulis di saputangan itu.
"Apa arti dari keempat kalimat itu? Baris pertama semua orang pasti mengerti. Sedangkan kalimat kedua adalah....” Dia membaca lagi, "Yang palsu bukan yang palsu. Yang asli bukan yang asli." Apa arti kalimat ini?
Dia berpikir.
"Apakah orang dunia persilatan mengira yang palsu itu malah yang asli. Palsu dan asli sebenarnya sulit dibedakan. Angka 9 dan satu dibalikkan. Apakah Ru Yi Qing Qian hanya ada 9 untai dan yang palsu hanya ada satu?" Guan Ning menarik nafas lalu berkata pada dirinya sendiri, "Walaupun di dunia ini banyak orang bodoh tapi mengapa kau harus mempermainkan orang-orang di dunia ini?"
Mengingat banyak orang persilatan yang mati hanya karena seuntai mata uang hijau ini, ada juga karena mata uang ini mereka sampai harus mengorbankan nyawanya. Tapi pada terakhir Ru Yi Qing Qian tetap dibuang begitu saja. Dia merasa kasihan kepada orang-orang itu.
Guan Ning kembali membaca kalimat itu. Dia merasa dari balik kalimat itu. Tetua pesilat tangguh ini berhasil mengalahkan semua pesilat tangguh yang ada di dunia persilatan, akhirnya yang dia dapatkan hanya kesepian, maka dia memutuskan untuk bersembunyi di gunung di tempat terpencil. Dia merasa mengapa orang- orang di dunia ini begitu bodoh? Mengapa dia harus menurunkan semua ilmu silatnya yang tertinggi hanya untuk orang-orang yang bodoh itu....
Guan Ning berkata sendiri lagi, "Mungkin ini adalah perasaan yang dialami oleh tetua itu, dengan semacam ramuan obat tetua itu menulis 9 bagian ilmu silat tertinggi yang dia miliki dan memasukkannya ke dalam 9 untai uang hijau. Tapi diapun tidak lupa membuat satu bagian yang palsu.... tampaknya waktu itu dia sudah tahu bahwa apapun yang dia lakukan selalu diamati oleh banyak orang, ternyata hanya orang bodoh yang merebutnya, walaupun dia tidak bisa menyaksikan sendiri semua peritiwa itu tapi pada waktu itu dia masih hidup dia pasti menertawakan orang-orang, hanyalah orang serakah dan bodoh.
Dia menarik nafas lagi lalu berpikir, "Mengapa orang-orang yang berhasil mendapatkan seuntai uang itu tidak mencari tahu rahasia di baliknya. Malah hanya ingin merebutnya.... orang hidup masih bisa tertipu oleh orang yang sudah mati. Pantas tetua itu begitu menyombongkan kepintarannya serta menertawakan kebodohan orang-orang, hanya saja. ”
Dia menghentikan pikirannya sebentar lalu melihat hujan yang sudah mulai reda. Hutan yang berwarna hitam seperti mata raksasa yang dengan diam melihat bumi, seperti seorang raja yang sedang melihat kegiatan rakyatnya sambil menertawakan mereka.
Guan Ning berpikir lagi, "Orang pintar dan orang bodoh. Bumi dan langit apa bedanya? Jika kau adalah orang yang paling pintar, apa yang bisa kau dapatkan? Apakah kau akan membawa kesombonganmu hingga menjelang kematian? Jika kau selalu menyombongkan diri, bukankah seperti seorang jutawan pelit memegang dengan ketat uangnya sendiri?"
Hanya dalam waktu singkat pemuda yang tidak berpengalaman ini seperti mengerti banyak persoalan yang sebelumnya tidak begitu dimengerti. Diapun merasa orang yang ceria dan senang adalah orang yang bodoh, karena dia tidak perlu menahan rasa sepi seperti yang dilakukan orang pintar. Walaupun dia dipermainkan tapi dia tidak akan merasa kehilangan sesuatu.
Dia tertawa sendiri lalu berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin ini adalah alasannya mengapa banyak orang merasa harus menjadi orang bodoh! Jika seseorang dalam hidupnya bisa sedikit berlaku bodoh, bukankah dia akan merasa lebih senang?"
Kadang mengeluh, kadang tersenyum, hatinya sering bergejolak dan tidak tenang, hujan besar ini entah kapan baru akan berhenti. Dia tidak tahu entah kapan jalan gunung mulai rata. Awan hitam tertiup angin. Dia baru sadar ternyata dia sudah berada di kaki gunung.
Di kaki gunung ada seorang penebang kayu tua sedang membuka membuka pintu rumahnya. Dengan terkejut dia melihat dan merasa aneh mengapa di bawah guyuran hujan yang begitu besar masih ada wisatawan turun dari gunung.
Dengan aneh dia melihat orang yang terluka di gendongan Guan Ning. Guan Ning berjalan mendekatinya. Penebang kayu itu sangat berpengalaman, dia sudah mengetahui maksud pemuda berbaju mewah ini.
Karena itu dia segera bertanya, "Apakah temanmu terluka? Cepatlah bawa masuk dan buka pakaianmu yang basah untuk dikeringkan." Dengan aneh Guan Ning melihat penebang kayu tua ini, anehnya adalah kata-kata pak tua ini begitu sederhana dan terbuka. Bagi pemuda yang sejak kecil sudah hidup mewah, seorang penebang kayu memanggilnya dengan panggilan Tsau', ini benar-benar peristiwa yang aneh.
Dia tidak tahu pak tua itu sudah hidup lama di gunung, seakan-akan semua membuat pak tua dan gunung ini seperti sudah menyatu. Dia tidak iri dengan kekayaan milik orang lain, dia hidup dengan tenang di gunung ini, dan sepertinya gunung ini suka rela menerima kedatangan orang- orang ke tempatnya. Karena itu pak tua tidak menanyakan identitas Guan Ning, diapun seakan- akan tidak mau melihat Guan Ning. Apakah Guan Ning orang jahat atau baik dia tidak peduli? Asal dia bisa membantu, dia akan berusaha sekuat tenaga membantunya.
Kebesaran hati penebang kayu tua ini begitu luas membuat Guan Ning merasa malu.
Dia juga berkata dengan terus terang, "Terima kasih Pak." Semua kata-kata sopan dan sungkan serta penjelasan yang tidak perlu ditiadakan.
Rumah ini sangat sederhana, rumah sederhana sering terlihat lebih bersih dan sepi. Dulu ada orang bijak yang berkata 'Ada 4 orang ayah yang jahat melahirkan 4 orang putra yang baik. Empat orang ibu baik melahirkan 4 putri jahat.' Artinya adalah dari kesederhanaan akan muncul ketenangan. Dari rasa sepi akan muncul rasa mendalam dan menguasai semua masalah. Dari berbagai macam siksaan akan menimba banyak pengalaman. Dari kegagalan akan menerima kesuksesan. Ini adalah arti dari empat orang ayah jahat melahirkan 4 orang putra yang terbaik.
Dari kesuksesan lahirlah kesombongan, dari pengalaman menjadi orang yang licik, dari kekayaan akan melahirkan sifat boros. Dari hubungan yang dekat akan menjadi saling mengejek. Ini adalah arti dari 4 orang ibu baik melahirkan 4 orang putri yang jahat.
Sesudah turun hujan lebat, tanah begitu basah dan seperti tercuci bersih. Di sebuah kamar yang bersih, Guan Ning ternyata sudah mengganti bajunya yang basah. Dia duduk sambil melihat pelajar berbaju putih yang masih pingsan, hatinya merasa sangat tidak tenang.
Walaupun pak tua itu sudah lama tinggal di kaki gunung ini, mengobati racun binatang dia sangat berpengalaman, tetapi sekarang ini dia tidak bisa melihat racun apa yang menyerang pelajar berbaju putih? Dan sejak kapan racun itu masuk ke dalam tubuhnya?
Karena itu diapun ikut terdiam sambil melihat pemuda yang masih terus bengong itu.
Tiba-tiba.... Di luar rumah ada seseorang yang berteriak dengan manja, "Apakah di dalam ada orang?"
Guan Ning terkejut karena dia tahu siapa yang datang.
Pak tua itu pelan-pelan menjawab, "Silakan masuk!"
Masuklah seorang gadis berbaju hijau. Dia tertawa dan berkata sambil menunjuk Guan Ning, "Ternyata kaupun ada di sini?"
Ternyata yang datang adalah gadis berbaju hijau yang selalu mengaku dirinya adalah Shen Jian Niang Niang. Guan Ning sudah menduganya.
Karena itu dia hanya menjawab, "Kenapa kau juga datang kemari?"
Terhadap seseorang yang selalu dirindukan, manusia sering kali menekan perasaannya sendiri, bukankah itu adalah hal yang sangat aneh?
Gadis ini tertawa dan menjawab, "Kau bisa datang kemari, apakah aku tidak bisa melakukannya juga?"
Kemudian dia melihat pelajar berbaju putih. Dengan terkejut dia berkata, "Mengapa dia bisa berada di sini?"
Dengan cepat gadis itu berlari ke tempat pelajar berbaju putih itu terbaring dan berkata pada dirinya sendiri, "Ilmu silatnya begitu tinggi, mengapa dia bisa sampai terluka?" Wangi samar-samar bercampur dengan hembusan angin yang masuk dari celah pintu, membuat udara di dalam ruangan itu dipenuhi oleh wewangian dan terasa segar.
Begitu Guan Ning membalikkan kepalanya, dia melihat tubuh langsing gadis itu, ternyata bajunya juga basah, lekukan tubuh jelas terlihat. Guan Ning segera mengalihkan sorot matanya, dia tidak berani melihat tubuh gadis itu karena itu dia mencoba melihat wajah gadis itu. Dia melihat wajah gadis itu berekspresi sangat kaget.
Pak tua itu pelan-pelan berdiri, walaupun dia merasa aneh melihat ketiga tamunya tapi dia tidak berniat untuk mencari tahu rahasia mereka. Karena itu dia memutuskan untuk keluar dan berkata pada Guan Ning, "Istirahatlah dulu! Aku akan membuatkan kalian makanan."
Gadis itu dan Guan Ning secara bersamaan membalikkan kepala dan tersenyum, begitu pandangan mereka beradu, senyum mereka segera membeku, mereka saling memandang seperti belum pernah bertemu sebelumnya.
Tapi di balik pandangan asing itu terlihat mereka seperti mengenal, mereka berusaha mencari perasaan di balik pandangan mata mereka masing-masing.
Akhirnya Guan Ning pelan-pelan mengalihkan pandangannya, tapi gadis ini tetap melihat Guan Ning lekat-lekat, begitu mata Guan Ning beralih, terdengar gadis itu bertanya, "Mengapa temanmu bisa terluka?"
Guan Ning pelan-pelan menggelengkan kepalanya. Guan Ning menatap gadis itu dan jantungnya terus berdebar-denar, dia ingin menutupi perasaannya karena itu dia hanya menggeleng kepala, jantungnya yang berdebar- debar sampai sekarang belum berhenti.
Perasaan yang begitu rumit ini merupakan perasaan yang sulit dimengerti, tapi selain itu juga merupakan hal yang paling mudah dimengerti. Gadis itu mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apakah lukanya sangat berat?"
Guan Ning menundukkan kepala, dia menjawab, "Dia terkena racun!"
Dengan pelan Guan Ning menjelaskan bagaimana orang yang terkena racun itu tiba- tiba pingsan.
Sewaktu Guan Ning sedang bercerita, gadis ini mendengarkan dengan penuh perhatian kemudian diapun memeriksa luka dan wajah pelajar berbaju putih. Kemudian gadis itu berkata, "Jika dia terkena racun, tidak apa ”
Guan Ning terus melihatnya, dengan senang dia berkata, "Apakah kau tidak percaya kepadaku? Apakah kau tahu siapa aku ini?"
Guan Ning menggelengkan kepala, dengan sederhana dia menjawab, "Aku tidak tahu." Gadis ini menarik nafas, menghadapi pemuda yang tidak berpengalaman seperti Guan Ning membuatnya kecewa, dengan tawa manja dia berkata lagi, "Kau masih muda, tampak seperti Tuan Muda yang hanya bisa membaca puisi dan tentu kau tidak akan mengenalku. Tapi. ”
"Tapi kalau kau mencari tahu tentang dunia persilatan dan bertanya-tanya siapakah Huang Shan Cui Xiu, aku yakin semua orang akan tahu."
Guan Ning dengan kaget bertanya, "Apakah kau adalah Huang Shan Cui Xiu?" Dalam waktu setengah hari dia sudah mengenai banyak orang- orang yang terkenal di dunia persilatan. Dia tahu siapa Luo Fu Cai Yi, Zhong Nan Wu San....
Orang-orang terkenal ini semua menjadikan baju mereka menjadi suatu ciri khas. Diapun pernah mendengar nama Huang Shan Cui Xiu dari mulut Gong Sun Zuo Zu. Dia tahu Huang Shan Cui Xiu terkenal di dunia persilatan. Tapi dia tidak menduga kalau ternyata Huang Shan Cui Xiu masih begitu muda, maka diapun merasa terkejut.
Gadis itu tertawa dan berkata, "Huang Shan Cui Xiu adalah guruku."
Guan Ning melihat sikapnya, walaupun belum sempat tertawa, tapi dia sudah 'oh' panjang. Wajah gadis itu menjadi merah. Sikapnya yang dulu galak sekarang tidak terlihat lagi, pada saat Guan Ning bertemu dengannya untuk pertama kali, lalu pada saat dia menyebut dirinya adalah Shen Jian Niang Niang, sikapnya benar-benar sangat berbeda jauh.
Pak tua itu berdiri di tempat agak jauh dan dia melihat gadis itu berteriak-teriak tadi, sekarang dia hanya diam menunduk. Dia tertawa dan berkata, "Kelihatannya gadis itu telah jatuh hati kepada pemuda itu."
Pak tua itu juga sangat berpengalaman, begitu seorang gadis galak tiba-tiba berubah menjadi jinak di depan seorang pemuda, berarti dia telah jatuh cinta.
Rumah ini berada di kaki gunung. Walaupun kecil tapi sangat kokoh. Sinar terang menyinari rambut pak tua ini, dengan senang dia melihat sepasang muda mudi ini.
Terdengar gadis ini dengan manja berkata, "Kau selalu tidak percaya pada kata- kataku, walaupun aku tidak bisa menawarkan racun temanmu tapi dalam waktu setengah bulan ini aku pasti bisa mencari orang untuk menawarkan racunnya."
Guan Ning berpikir, "Kapan aku pernah mengatakan kalau dia tidak bisa menawarkan racun ini? Dia hanya mengaku-aku sendiri."
Terlihat wajah pelajar berbaju putih berubah warna menjadi emas. Dia menarik nafas, "Apakah orang ini bisa bertahan sampai dengan waktu setengah bulan?" "Kau jangan khawatir, aku pasti mempunyai cara."
Dari balik baju bagian dada, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil, dari dalam kotak itu dia mengeluarkan sebutir obat berwarna hijau.
Guan Ning lahir dari keluarga kaya, sejak kecil mainan apapun pernah dilihatnya, tetapi •kotak kecil yang begitu antik, belum pernah dilihatnya, karena itu dia hanya dengan terpana melihat kotak itu. Gadis itu tertawa lagi, "Kau sedang melihat apa?" Kemudian tangannya yang putih itu masuk lagi ke dalam lengan bajunya.
Wajah Guan Ning memerah, "Aku melihat tanganmu."
Gadis yang berada di depan tempat tidur sambil tertawa dia berkata, "Kau pasti bukan orang dunia persilatan, kalau tidak kau tidak akan kaget melihat pil yang ada di tanganku, kau pasti akan kaget karena belum pernah melihatnya. ”
Kemudian tangannya terulur ke depan. Telapak tangannya menepuk dan memencet tubuh pelajar berbaju putih. Pil yang berada di dalam genggaman tangannya dengan cepat dimasukkan ke dalam mulut pelajar berbaju putih itu. Kemudian dia membalikkan badan dan berkata kepada Guan Ning, "Aku akan memberitahumu, pil yang tadi dimakan oleh temanmu adalah obat yang terkenal yang bernama Cui Xiu Hu Xin Dan (Pil pelindung jantung Cui Xiu). Pil ini terbuat dari 72 jenis obat- obatan, dibuat dalam waktu 72 hari. Tadinya guruku mengira obat ini bisa menolong orang yang sudah terkena racun. Tapi begitu obat ini sudah jadi, pil itu ternyata tidak bisa menawarkan racun dan tidak ada manfaatnya, fungsinya hanya bisa menjaga kesehatan jantung, maka guruku hanya membuat satu kali saja."
"Kalau tidak bisa menawarkan racun, mengapa pil itu dikatakan sebagai obat yang paling bagus?"
"Aku rasa kau adalah orang bodoh, benar- benar sangat bodoh, walaupun pil ini tidak bisa menawarkan racun tapi bila orang itu telah meminum pil ini maka racun apapun tidak akan bisa menyerang ke jantungnya. Racun tidak bisa menyerang hingga ke jantung, maka orang itu tidak akan mati."
"Teman baik guruku pernah terkena racun Qi Gui Shen Sha, guruku segera menolongnya. Dengan susah payah beliau mencari 7 jenis obat- obatan supaya bisa menawarkan racunnya, tapi begitu obat itu sudah lengkap, teman guruku sudah mati. Karena merasa sangat marah, guruku akhirnya membunuh murid-murid Qi Gui. Tapi orang yang mati tidak bisa hidup kembali, walaupun sudah membalas dendam dengan membabi buta tapi saja beliau merasa sedih ”
Guan Ning berpikir, "Mungkin orang yang dimaksud adalah suami Huang Shan Cui Xiu." Gadis itu menarik nafas panjang. Dia duduk di sisi ranjang dan berkata, "Semenjak itu guruku terus mencari bahan obat. dia ingin 'membuat obat yang bisa menawar racun, tapi racun di dunia ini jumlahnya ratusan. Setiap racun pasti ada penawarnya. Jika kau bisa menyatukan racun yang jumlahnya ratusan pasti efeknya sangat dahsyat, jika kau membuat obat dengan menggunakan ratusan bahan obat penawarpun tidak akan ada khasiatnya. Karena itu di dunia ini orang biasa memakai racun dengan jenis banyak. Orang yang bisa menawarkan racun sangat sedikit. Pesilat tangguh yang sering menggunakan racun dia sendiripun hanya bisa menawarkan racun yang dipakainya. Misalnya dia terkena racun dari senjata rahasia orang lain, dia tetap susah menawarkannya. Keluarga Tang dari Si Zhuan senjata rahasia beracunnya sudah terkenal hampir
200 tahun. Karena rahasia keluarga mereka tidak diturunkan, maka ilmu racun dan penawar dari keluarga mereka sampai sekarang tidak ada seorangpun yang tahu!"
Gadis itu berhenti bicara, walaupun Guan Ning merasa gadis ini seperti seorang yang polos, tapi mengenai hal-hal yang terjadi di dunia persilatan ternyata dia lebih tahu banyak dibanding dirinya. Hal-hal yang diceritakan oleh gadis itu hanya bisa membuat Guan Ning mendengar dan tidak ada kesempatan untuk bertanya. "Kemudian guruku berhasil membuat Cui Xiu Hu Xin Dan. Obat ini memang tidak bisa menawarkan racun, karena itu guruku merasa kecewa berat. Tapi orang dunia persilatan menganggap obat itu adalah obat yang tidak ternilai harganya. Karena hal ini, Si Zhuan Tang Men (keluarga Tang dari Si Zhuan) sengaja menyuruh orang membawa hadiah yang besar lalu mencari guruku, mereka berharap guruku tidak akan menyebarkan resep obat ini pada seluruh dunia persilatan."
"Apakah gurumu menyetujuinya?"
Gadis itu tertawa dan menjawab, "Guruku tidak setuju tapi juga tidak menolak. Resep untuk membuat Cui Xiu Hu Xin Dan tidak beredar di dunia persilatan karena semenjak teman baiknya meninggal, guruku merasa kecewa berat dan tidak mau lagi mencampuri hal-hal yang terjadi di dunia persilatan. Apalagi menurut guru untuk membuat obat semacam ini harus menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Walaupun ada yang ingin membuat obat itu tapi orang yang sering menggunakan racun itu tidak akan memberikan ketenangan dan kesuksesan kepada pembuatnya, mungkin akan menimbulkan gejolak di dunia persilatan karena itu lebih baik resep obat ini tidak disebar luaskan, kalau tidak akan terjadi banyak kesulitan."
Guan Ning mengangguk, walaupun dalam hati dia merasa semua itu masuk akal tapi dia juga tidak setuju semuanya. Akhirnya dia bertanya, "Sejak tadi kau belum menjelaskan mengapa orang dunia persilatan menganggap obat itu adalah barang yang pantas untuk menjadi rebutan. ”
Sebenarnya mereka belum lama berkenalan, tapi sekarang pembicaraan mereka seperti sudah lama kenal dan tidak ada bahasa sungkan lagi, hal ini dengan pendidikan Guan Ning sejak kecil benar- benar tidak sama, tapi dia merasa kalau semua itu tidak terpaksa dilakukannya.
Gadis itu tertawa lagi dan berkata, "Kau benar- benar bukan orang dunia persilatan. Sampai sekarang kau masih belum menangkap arti Cui Xiu Hu Xin Dan, walaupun tidak bisa menawarkan racun tapi bisa menjaga stabilitas jantung, dari perkumpulan manapun orang yang terkena racun dengan meminum satu pil saja, walaupun racunnya belum bisa ditawarkan tapi dia tidak akan mati."
"Jika dalam satu atau dua tahun tidak mendapatkan Obat penawarnya, apa yang akan terjadi selanjutnya?"
Gadis itu tertawa, "Jika dalam satu tahun dia tidak mendapatkan obat penawarnya, maka Cui Xiu Hu Xin Dan akan menjaganya selama satu tahun dan dia tidak akan mati. Jika dalam waktu
10 tahun tidak mendapatkan atau seumur hidup tidak mendapatkannya, maka Cui Xiu Hu Xin Dan akan menjaganya seumur hidup, meskipun racun tidak bisa ditawarkan, tapi otot di tubuhnya lama- kelamaan akan rusak. Maka itu walaupun Cui Xiu Hu Xin Dan sangat bagus tapi racun di dalam tubuh tetap harus ditawarkan."
Guan Ning berkata dengan pelan, "Tidak disangka di dunia ini ada obat semacam ini, pantas nilainya begitu mahal."
"Aku bicara seperti ini bukan karena ingin kau menerima budiku," dia membalikkan badan dan berkata lagi, "Racun di tubuh temanmu benar- benar sangat lihai. Mengapa sampai sekarang belum ada reaksinya? Ini benar-benar aneh....
sejak kapan dia terkena racun?"
Tiba-tiba pak tua itu masuk dan berkata, "Nasi sudah disiapkan, apakah kalian mau makan sekarang?"
Kata-katanya selalu sederhana, sehingga membuat orang tidak akan merasa sungkan. Apalagi Guan Ning sekarang ini sudah sangat lapar.
Setelah sarapan sudah selesai. Guan Ning bertanya lagi, "Tadi kau bersama dengannya mencari orang yang membokong kita dengan senjata rahasia, kapan dia terkena racun itu, kau pasti lebih tahu!"
Gadis itu meletakkan mangkuk dan sumpit bekas makannya, dia melihat pak tua itu berdiri di tempat agak jauh. Dia seperti sedang menikmati hutan hijau dan langit biru, sama sekali tidak mendengar percakapan anak muda di rumahnya. Gadis itu melihat pak tua dengan lama. Tiba-tiba dia bertanya, "Kalau menyuruhmu menjadi pak tua itu, dan seumur hidup tinggal di dalam hutan, apakah kau mau?"
Guan Ning terpana, dia tidak tahu mengapa gadis itu tiba-tiba bertanya seperti itu, lama Guan Ning baru menjawab, "Dia tidak hidup demi mendapatkan nama dan keuntungan juga tidak ribut dengan orang lain, benar-benar membuat orang menjadi iri. Dia bisa menjadi seperti sekarang mungkin tidak hanya membutuhan 1-2 tahun untuk menyesuaikan diri."
Gadis itu menunduk tampak berpikir, cahaya matahari terbenam menyinari wajahnya yang cantik, menyinari bajunya yang berwarna hijau. Waktu itu Guan Ning baru tahu di balik sikap polos dan galak gadis ini, ternyata dia seperti mempunyai banyak masalah!
Karena itu pikiran diapun terus bergejolak, dia merasa dunia itu sangat aneh, tidak semua orang bisa menebak kehidupan mereka. Kemarin dia hanya seorang wisatawan yang sedang bertamasya dan seorang sastrawan pembuat puisi, dengan penuh semangat dia naik ke gunung Si Ming mencari kata-kata indah untuk puisinya. Tidak disangka dalam sehari telah terjadi perubahan begitu besar. Diapun tidak menyangka bisa bertemu dengan seorang gadis yang sekarang sudah seperti teman lama, duduk di sini dan membicarakan tentang kehidupan. Pelajar yang sedang terbaring di atas tempat tidur tampak nafas yang tadinya lemah sekarang mulai terdengar kasar tapi Guan Ning dan gadis ini sama sekali tidak mengetahuinya.
Langit bertambah gelap, gadis itu dengan tertawa bertanya, "Tadi kau bertanya apa kepadaku?"
Kalimat ini membuat Guan Ning tersadar dari lamunannya, dia ingin menjawab, tapi gadis itu sudah berkata lagi, "Aku ingat, tadi kau bertanya kepadaku tentang dua orang yang membokong kita dengan senjata rahasia.
Hehhh!—aku katakan kepadamu, hal ini benar- benar membuat orang marah, begitu melihat bayangan mereka, aku langsung mengejar mereka, bukan aku ingin memuji diriku sendiri, tapi ilmu meringankan tubuhku di dunia persilatan termasuk yang terbaik—"
Guan Ning tersenyum. Dalam hati berpikir, "Gadis ini benar-benar sombong, di mana pun dan dalam keadaan apapun tidak pernah lupa memuji dirinya sendiri."
Gadis itu melotot dan berkata, "Kau sedang menertawakan apa? Aku sudah pernah melihat orang yeng memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi, ternyata kemampuan mereka rata-rata di bawahku. Jika tidak mengapa orang lain memanggilku Ling Wu Ying, dan tidak menyebut namaku?" Walaupun sejak tadi Guan Ning mengobrol dengan gadis itu tetapi sekarang dia baru mendengar dia menyebut julukannya. Karena itu dia bertanya, "Sebenarnya siapa namamu?"
Wajah gadis itu menjadi merah dan berkata, "Namaku Ling Ying. Mereka hanya menambah Wu di tengah nama asliku (Ling tanpa bayangan)."
Waktu itu jika seorang perempuan menyebut namanya, itu adalah hal yang sangat tidak biasa. Guan Ning tidak sengaja menanyakan namanya. Dia merasa sedikit menyesal, dia takut gadis itu akan marah tapi gadis itu malah berdiri sambil menatap Guan Ning.
Kali ini mereka saling memandang, perasaan di hati mereka masing-masing sudah tidak seperti tadi lagi. Perasaan mereka sekarang benar-benar berbeda, apalagi pada saat mereka beradu pandang, Ling Ying segera mengalihkan pandangannya.
Jika di dalam kehidupanmu pernah merasakan sesuatu yang hangat, tidak perlu kukatakanpun kau pasti sudah mengerti.
Guan Ning dengan terpaku melihatnya. Gadis itu menundukkan kepala lalu berkata, "Ilmu meringankan tubuhku memang tidak. tidak jelek,
tapi sosok orang yang melepaskan senjata rahasia itu ternyata ilmunya lebih tinggi d ariku. Semenjak aku berkelana di dunia persilatan, tidak ada seorangpun yang ilmu meringankan tubuhnya lebih tinggi dariku. Aku sadar aku tidak mungkin bisa mengejar mereka, tapi aku tidak terima begitu saja karena itu dengan cara apapun aku harus bisa mengejar mereka."
"Dengan sekuat tenaga aku terus mengejar mereka, walaupun tidak terkejar, tetapi jarak kami tidak terlalu jauh, di depanku ternyata ada jurang. Oh.... aku benar-benar merasa senang. Aku berpikir kali ini mereka pasti tidak akan bisa melarikan diri lagi."
Guan Ning mengerutkan dahi dan berkata, "Ilmu meringankan tubuh mereka lebih tinggi darimu dan jumlah mereka lebih banyak, walaupun bisa terkejar, apakah kau mampu mengalahkan mereka?"
Ling Ying tertawa, "Waktu itu aku tidak banyak berpikir lagi. Aku hanya berpikir aku harus bisa mengejar mereka dan melihat siapa sebenarnya mereka itu, aku tidak mempunyai dendam dengan mereka, tapi mengapa mereka menyerangku dengan senjata rahasia?"
"Tapi begitu kedua bayangan orang itu sudah sampai di tepi jurang, salah satu dari mereka tiba- tiba melempar seutas tali panjang. Sedang yang lainnya segera menyambut tali yang ada di sisinya kemudian melemparkannya lagi. Tali yang terkulai dilempar sangat jauh. Salah satu dari mereka mengikuti tenaga lemparan itu dan berhasil melewati jurang yang lebarnya kurang lebih 20 meter. Sosok orang itu baru saja berdiri, pergelangannya sudah bergerak. Dia menarik orang yang masih berada di seberang jurang dan membawanya menyebrangi jurang. Tenaga dalam dan ilmu meringankan tubuh mereka ternyata sudah mencapai tingkat teratas. Mereka benar- benar sangat kompak, benar-benar membuatku terpaku, hanya dalam waktu sekejap mereka berdua berhasil menyebrang jurang dan berada di sisi jurang sebelah sana."
Sambil bercerita, dia menggerakan tangan sampai ceritanya selesai, begitu gerakannya berhenti dan dia menghembuskan nafas.
"Aku berdiri dengan terpana melihat ilmu silat mereka begitu tinggi, tidak terasa kakikupun berhenti melangkah. Tetapi. ”
Kata-katanya belum selesai, pundaknya ditepuk oleh seseorang, dia sangat terkejut dan melihat ke belakang, ternyata pak tua penebang kayu itu melihatnya sambil tertawa.
"Kata-kata yang keluar begini panjang lebar, apakah kalian mau minum?"
Ling Ying tertawa lalu menerima cangkir teh dari tangan pak tua itu, dia melihat pak tua aneh itu keluar melalui pintu, lama dia tidak bicara.
Guan Ning diam-diam berpikir, "Sejak tadi dia terlihat begitu percaya diri dan sombong, tapi ternyata dia sangat mengagumi ilmu silat kedua orang itu, tampaknya ilmu silat kedua orang itu memang hebat." Guan Ning berpikir lagi, "Apakah mereka berdua adalah E Mei Bao Nang. Paling sedikit mereka dicurigai sebagai pembunuh di Wisma Si Ming."
Terlihat Ling Ying sedang berpikir kemudian dia meminum teh dari cangkir yang dipegangnya dan berkata, "Sewaktu aku sedang melihat sosok punggung mereka dengan terpana, tiba-tiba di belakangku terasa ada angin berhembus, tampak bayangan seseorang berbaju putih melewatiku dan telah berada di depanku sesaat kemudian dia sudah berada di sisi jurang, dia belum berhenti melangkah. Kedua tangannya sedikit dibuka, lalu dia meloncat ke atas, loncatannya sangat tinggi, mungkin ada kira-kira 9 meter. Aku sampai menjerit ngeri."
"Begitu dia loncat ke atas, tiba-tiba dia melipat tubuhnya. Kepala dan kaki membentuk seperti panah lalu diapun meluncur ke seberang jurang. ”
Gadis itu mengembus nafas dan melanjutkan lagi, "Tadinya aku berpikir ilmu meringankan tubuh kedua orang itu sangat tinggi dan tidak ada tandingannya, tapi temanmu itu ternyata kemampuannya lebih tinggi dari mereka bahkan beberapa kali lipat. Aku melihat bayangan mereka menghilang di balik semak- semak, aku pikir aku tidak akan mampu menyeberangi jurang itu, terpaksa aku kembali lagi ke tempat tadi. Tapi sewaktu aku mengejar orang-orang itu, aku tidak memperhatikan arah, akhirnya akupun tersesat." Dia mengubah posisi duduknya dan berkata lagi, "Aku berputar-putar di gunung besar ini dan akhirnya turun hujan lebat, akupun mencari-cari gua untuk berteduh, setelah hujan berhenti, aku baru menemukan jalan untuk turun lalu melihat ada rumah ini. ”
Dia terus bercerita, Guan Ning dengan penuh semangat mendengarkan semua ceritanya, suaranya kemudian berhenti seperti suara mesin tenun yang sedang menenun kain, tiba-tiba digunting oleh seseorang.
Hati Guan Ning bergetar karena wajah gadis yang sering tertawa ini tiba-tiba mengeluarkan ekspresi ketakutan, dengan tidak tenang dia menarik nafas dalam-dalam dan berbicara pada dirinya sendiri, "Ada apa denganku. ”
Tiba-tiba dia berdiri dan berlari keluar pintu.
Guan Ning kaget dan merasa aneh, dengan pelan dia berjalan ke depan pintu, terlihat gadis itu berlari kembali ke rumah ini, di bawah langit yang mulai gelap, tampak ketakutannya semakin kental, dengan diam dia kembali lagi ke dalam kamar lalu mencabut tusuk konde yang terbuat dari perak dan dicelupkan ke dalam air teh yang tadi diberikan oleh pak tua itu.
Hanya dalam waktu sebentar tusuk konde yang berwarna terang berwarna perak segera berubah menjadi hitam. Wajah Guan Ningpun langsung berubah. Dia cepat lari ke tempat gadis itu, dengan gemetar dia bertanya, "Apakah air teh ini mengandung racun?"
Ling Ying mengangguk dan menghembuskan nafas kemudian duduk kembali ke sisi tempat tidur.
Guan Ning sangat terkejut. Dia berteriak, "Mana pak tua itu?"
Dia berlari keluar, di luar langit sudah mulai gelap, kursi bambu yang diduduki pak tua tadi masih berada di sisi pintu, tapi sosoknya sudah tidak terlihat.
Hari ini Guan Ning telah melewati beberapa kali peristiwa pembunuhan, tapi tidak ada rasa lebih takut dibandingkan kali ini, dengan tergesa-gesa dia berlari ke kursi itu dan menarik pundak gadis itu lalu bertanya, "Apakah kau telah meminum racunnya?"
Ling Ying mengangguk dan menjawab, "Benar."
Guan Ning menghembuskan nafas panjang, dia merasa sangat menyesal.
"Aku pantas mati, aku tidak melihat pak tua itu ternyata orang yang jahat! Hehhh.... sekarang aku harus bagaimana, harus bagaimana. ”
Ling Ying tertawa dengan sedih. "Ini bukan salahmu, aku sendiri tidak menyangka kalau pak tua itu telah membubuhkan racun ke dalam air teh ini. Hehhh—di antara kami tidak ada dendam, akupun tidak mengenalnya."
Tiba-tiba Guan Ning berkata, "Bukankah kau bisa memakan Cui Xiu Hu Xin Dan setelah itu baru kita mencari cara lain?"
Ling Ying menundukkan kepala seperti tidak mendengar perkataan Guan Ning.
Tubuhnya terasa lemah dan hampir jatuh terjerembab ke belakang, sepasang matanya yang bagus dipejamkan, angin mulai terasa dingin.
Kedua tangan Guan Ning terus memegangi pundak Ling Ying. Dengan suara gemetar Guan Ning bertanya, "Apakah Huang Shan Hu Xin Dan hanya ada satu butir?"
Ling Ying dengan lemah bersandar ke tubuh Guan Ning. Dia tertawa dan mengangguk, dia mulai merasakan cinta Guan Ning begitu polos dan jujur. Karena itu sekarang dia tidak merasa malu lagi untuk terbuka kepada Guan Ning dan dia bersandar ke tubuh Guan Ning.
Perasaan spontan yang keluar tanpa harus ditutupi adalah pada saat dia sedang mendapatkan musibah apalagi sekarang Ling Ying mulai merasa tubuhnya kaku. Ling Ying sangat mengerti apa artinya bila tubuh yang terkena racun mulai terasa kaku, dia sudah tahu banyak tentang racun yang ada di dunia. Racun yang tidak berbau, tidak berwarna, tapi setelah diminum dalam waktu seingat singkat dia akan mendapatkan reaksi kaku. Racun ada beberapa macam, bila dia sudah terkena racun yang jarang ada di dunia persilatan berarti umur panjang sudah tidak bisa diharapkan lagi.
Untuk apa orang yang akan meninggal harus menutupi perasaannya lagi?
Setelah bertemu dengan Guan Ning ternyata dia sudah mempunyai perasaan aneh kepada Guan Ning, sekarang perasaan anehnya sudah sangat jelas.
Karena itu dengan bahagia dia tertawa, walaupun pada waktu senja sekarang ini dia akan mati tetapi dia sudah mendapatkan cinta yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya. Tapi tawanya di mata Guan Ning terlihat lebih sedih daripada pada saat dia menangis, demi pelajar berbaju putih itu, gadis ini telah memberikan obat satu-satunya kepada pelajar itu, pada saat dia membutuhkan obat itu supaya bisa meneruskan kehidupannya, ternyata obat itu sudah tidak ada.
"Kalau begitu....” Guan Ning menghembuskan nafas panjang. Ada pepatah yang berkata, 'Aku tidak membunuh Bo Ren (nama orang) tapi Bo Ren mati karena diriku. Guan Ning! Guan Ning, kau selalu menganggap dirimu adalah laki-laki sejati, tetapi sekarang kau hanya bisa menyaksikan seorang gadis karena dirimu harus mati di dalam pelukanmu.' Tangannya mengelus rambut Ling Ying, tubuhnya terus bergetar kecuali perasaan ini, yang paling membuatnya terpengaruh adalah gadis ini mati karena dia, tapi dia tidak merasa menyesal.
Seumur hidup, dia selalu mendapatkan pujian dan lindungan, hal itu sudah tidak terhitung lagi banyaknya, tapi perasaan yang begitu mendalam adalah untuk pertama kali dia merasakan dalam hidupnya.
Ling Ying merasa tangan Guan Ning gemetar, diapun mengerti bagaimana keadaan Guan Ning sekarang.
Karena itu dia memaksa untuk tersenyum, "Kau sama sekali tidak berpengalaman di dunia persilatan, sekarang telah terjadi hal ini dan ini boleh dimaafkan. Tapi aku.... tadinya aku yakin kalau aku sangat pintar, ternyata aku ternyata orang yang paling bodoh di dunia."
Suaranya yang lemah berhenti sebentar lalu dia menyambung lagi, "Seharusnya aku mengetahui kalau pak tua itu bukan orang baik- baik. Sewaktu aku sedang bicara tadi, dia berada di belakangku, aku tidak menyadarinya, jika orang yang tidak mempunyai ilmu silat setinggi itu mana mungkin bisa melakukan hal itu!"
Dia ingin tertawa tapi hanya bisa menghembus nafas, "Kau lihat bukan kalau aku benar-benar bodoh, aku tetap saja meminum teh yang diberikannya, tetapi—" Kata-katanya belum habis—di luar pintu, di bawah langit gelap terdengar ada seseorang yang tertawa kemudian ada yang menyanyi, "Cita-citaku seiring waktu menghilang. Budi dan dendam entah kapan baru bisa diselesaikan, lahir dengan tergesa- gesa, matipun akan seperti itu. Hidup selama puluhan tahun ini hanya dalam sekejap akan lewat begitu saja—pergilah pergi, jangan katakan cita- citamu lagi, jangan katakan tentang budi dan dendam. Di kehidupan ini lebih baik nikmat dengan bermain dan melihat pemandangan!"
Suaranya terdengar gagah dan menyanyikan lagu bagian awal dengan sedih, tapi pada bagiah akhir setiap kata dalam setiap kalimat mengandung banyak hal yang membuat orang berpikir ulang.
Dengan terpana Guan Ning mendengarkan lagu itu, dia lupa orang yang sedang menyanyi dan tertawa, apakah pak tua yang licik itu?
Suara nyanyian berhenti, suara tawa terdengar lagi kemudian ada suara kuat berkata, "Nasi dicampur setengah tetes air Qi Du Shen Shui (Air sakti tujuh racun). Aku memberi sekali pukulan beracun di pundak. Di dalam teh kuberi setengah bungkus Zhui Hun Duo Ming San (Tepung pengejar roh perengut nyawa).
Telapak air dan tepung itu akan mencabut nyawamu. Obat ini akan menutupi tenggorokan, kau adalah murid Huang Shan Cui Xiu, seharusnya kau tahu. Selama 20 tahun aku sudah tidak lagi memandang budi dan dendam ada hal yang seingat penting, karena itu aku hanya memberimu setengah tetes racun, telapak berracun tidak kuberikan, ini hanya untuk memperingatkanmu. Jika tidak walaupun kau adalah seorang dewa, kau tetap akan mati 3 kali."
Suaranya berhenti sebentar lalu dia berkata lagi, "Gadis itu sudah lama terkena racun, tapi racunnya sangat ringan, hanya dengan meminum obat penawar yang kutinggalkan di atas meja, dalam waktu setengah jam, dia akan sembuh, jika pulang nanti tolong beritahukan kepada Huang Shan Cui Xiu, aku adalah musuhnya yang pernah lolos dari tangannya. Walaupun aku tidak mati tapi aku sudah bosan mendengar tentang balas dendam dan balas budi. Semua sudah kulupakan, kalian berdua masih muda, kelak bila kalian berbicara harus hati-hati, jika menuruti sifatku yang dulu, kalian berdua sudah mati sejak tadi."
Kata-katanya terdengar seperti nyanyian. Setiap katai mengandung nasehat, membuat Guan Ning dan Ling Ying hanya bisa saling memandang dan mata merekapun membesar.
Suaranya baru selesai, Ling Ying sudah berteriak dan berlari ke depan pintu, "Siapakah Tetua sebenarnya? Tetua, selamat jalan!"
Di malam yang sepi, nyanyiannya terdengar lagi. "Dulu orang merasa senang, sekarang dia hanya
menjadi penebang kayu. Budi dan dendam semua sudah dilupakan, dengan senang aku berjalan- jalan mengelilingi dunia!"
Suara angin terdengar seperti gelombang. Suara pepohonan seperti suara gelombang, tapi suara nyanyian itu semakin menjauh dan semakin mengecil lalu menghilang. Akhirnya suasana menjadi sepi, walaupun terdengar sedikit gema, tapi akhirnya menghilang tertiup angin.
Dengan terpaku Ling Ying hanya bisa berdiri di sisi pintu, dia seperti masih mendengar lagu itu, dadanya dipenuhi dengan gejolak darahnya, dia ingin mengejar pak tua yang berjiwa besar dan dia adalah seorang yang sangat bijaksana, dia ingin menyampaikan pujiannya kepada pak tua itu.
Dia terdiam lama. Guan Ning menyalakan lampu di dalam ruangan itu dan mengambil bungkusan obat yang ada di atas meja untuk diminum oleh Ling Ying.
Obat itu terasa pahit, setelah obat pahit itu diminum Ling Ying, dia merasa sangat berterima kasih, dia melihat Guan Ning dan berkata, "Aku mengira Gou Lou Qi Gui hanya orang-orang yang sangat jahat, tetapi salah satu dari mereka ternyata ada yang begitu setia. Ada pepatah yang berkata : Fang Xia Tu Dao, Li Di Cheng - Fo (Menyimpan golok pembunuh, berpaling kepada Budha). Pak tua itu tidak membunuh musuhnya. Tapi yang dia dapatkan adalah rasa hormat dari musuhnya, bukankah itu lebih baik?" Betul saja hanya dalam waktu singkat perasaan kaku di tubuh Ling Ying segera menghilang. Tapi pelajar berbaju putih itu tetap masih tidak sadarkan diri. Ling Ying dan Guan Ning duduk bersama-sama. Setelah melewati hal yang membuat mereka kaget, sekarang mereka saling mengetahui perasaan masing-masing, diam lebih baik daripada kata-kata manis.
Malam semakin larut. Asap dari lampu lilin semakin menebal. Ling Ying bertanya, "Kau datang dari mana? Dan kau ingin pergi ke mana?"
Diam-diam Guan Ning bertanya kepada dirinya sendiri, "Aku ingin ke mana sebenarnya?"
Dia melihat Ling Ying, ternyata Ling Ying pun sedang melihatnya diam menunggu jawaban darinya.
Guan Ning melihat lampu yang apinya hanya sebesar kacang dan berkata, "Aku keluar dari rumah sudah cukup lama, seharusnya aku harus pulang sekarang tapi begitu banyak masalah yang telah kutemui, jika aku membiarkan masalah itu terus bertumpuk, hatiku tidak akan tenang. Orang-orang jahat juga tidak akan melepaskanku begitu saja. Tapi kalau aku tidak pulang. ”
Dia teringat kalau di rumahnya banyak orang yang sedang menunggu kepulangannya dan juga teringat pada tawa ayah dan ibunya. Segera dia merasa rindu kepada keluarga. Ling Ying menghembus nafas panjang, "Keluargamu pasti keluarga bahagia. Ada ayah dan ibu.... mengapa Tuhan begitu tidak adil? Dia membiarkan seseorang yang mempunyai keluarga hangat tetapi membiarkan sebagian orang tidak mempunyai keluarga?"
Di bawah sinar lampu yang redup, tawa di wajah Ling Ying sudah menghilang. Bulu matanya yang panjang menutupi kelopak matanya, di sudut mata terlihat ada 2 butir air mata.
Karena itu Guan Ning segera memegang tangannya, dia ingin menghibur Ling Ying, tapi hatinya sendiripun sangat khawatir. Bagaimana bisa dia menghibur orang lain yang sedang bersedih?
Mata Ling Ying berkedip. Tiba-tiba dia tertawa dengan lembut dan bertanya, "Di mana rumahmu?"
(Oo-dwkz-lav-oO)