Bab 25: Demi harta
Li Yuan-wai lari sepanjang jalan, seperti seekor kuda yang sudah gila.
Dia tidak berhenti, juga tidak beristirahat, juga tidak ada tujuan, hanya lari, lari....
Ketika lari otaknya juga tidak berhenti, dia tidak berhenti berpikir.
Jika dulu sungguh ini hal yang tidak mungkin, namun sekarang ada banyak persoalan, telah memaksa dia harus memakai otak memikirkannya.
Dia sedang berpikir, sekarang didunia ini telah terjadi apa, kenapa bisa berubah menjadi demikian kacau, kenapa bisa berubah jadi tidak bisa membedakan kawan atau lawan? Dia terpikir bahaya yang terpendam di dalam Gai-bang, juga terpikir Ouwyang Wu-shuang seperti bayangan terus- menerus mengejar ingin membunuhnya.
Dia sangat benci Tangan Cepat Xiao Dai, juga tidak tidak tahu siapa yang benar-benar adalah temannya.
Karena semua teman yang ditemui sudah menjadi musuh, dan yang dikiranya musuh, Zhan Feng, malah dalam saat berbahaya berubah menjadi teman.
Sekarang, orang yang bisa dia percaya hatinya hanya Yuan Ershao, Yuan Ling, namun dia tidak dapat mencari dia, juga tidak tahu mencarinya kemana, dia punya urusan sendiri, bagaimanapun dia tidak bisa melindunginya seumur hidup.
Berpikir sampai di sini, Li Yuan-wai mendadak menghentikan langkah, karena dia telah terpikir dirinya seharusnya pergi kegunung Jun di danau Tong Ding, mana bisa seperti kuda gila lari kemana-mana?
0ooo(dw)ooo0
Orang seumur hidup banyak sekali mengalami hal yang pertama. Juga ada banyak sekali hal pertama yang sulit dilupakan.
Li Yuan-wai menambah satu kali lagi hal pertama. Pertama kali naik kuda.
Pikirannya sudah terbuka, orang memang ada kalanya harus mempertahankan prinsip, ada kalanya tidak boleh kepala batu, sedikit pun tidak boleh berubah.
Maka dia mengeluarkan lima puluh liang perak membeli seekor kuda, dia ingin menungganginya supaya lebih cepat sehari sampai di gunung Jun. Melihat orang menunggang kuda, kelihatannya sangat mudah sekali.
Tapi, ketika Li Yuan-wai menerima tali kuda dari tangan penjual kuda, dia menyadari jangan kata naik kepunggungnya, mungkin menuntun jalanpun, dia tidak mau mengikutinya.
"Tuan, apa tidak pernah naik kuda?" kata penjual kuda dengan logat asli Chuan, setelah memperhatikan tingkah Li Yuan-wai yang memalukan itu.
"Kata-katamu benar."
Li Yuan-wai tidak mau rugi menjawabnya.
Penjual kuda itu tertawa berkata, "Anak kura-kura, kau tidak perlu takut, ini adalah kuda Chuan kakinya pendek, jenis pendek, orang jatuh juga tidak akan mati, mari, aku bantu kau naik, kau naik dulu, nanti aku bantu menuntun berkeliling satu putaran. ”
Li Yuan-wai mengerti maksud baiknya dia berpikir 'anak kura-kura tinggal anak kura-kura! Siapa suruh dia sendiri tidak bisa naik kuda'?
Li Yuan-wai dengan hati-hati naik keatas kuda, penjual kuda itu menuntun kuda berjalan di depan, sambil jalan sambil berkata lagi.
"Aku katakan, kuda ini sama seperti seorang gadis, Ge Lao Zi De asal sudah jadi jinak, setelah menundukkan dia, maka dia akan sejinak kambing, kalau tidak dia akan berubah jadi seekor harimau yang bisa menelanmu. ”
"Anak.... anak kura-kura, bisa.... bisa begitu menakutkan?" kata Li Yuan-wai dengan kuat memegang pegangan pelana kuda. "Tentu saja, apa lagi kuda liar yang belum dijinakan, lebih sulit dikendalikan, sampai orang seperti kami ini juga tidak sembarangan berani menyentuhnya.... buat apa aku membohongimu?"
Li Yuan-wai tidak bicara lagi, karena dia pikir jika menyahutnya lagi, dirinya sebagai anak kura-kura pastilah jadi kenyataan.
0ooo(dw)ooo0
Langit mendungnya seperti akan turun hujan lebat. Menunggang kuda menelusuri jalan raya, wajahnya Li
Yuan-wai juga mendung seperti awan dilangit.
Karena disepanjang jalan dia telah mendengar satu berita yang bisa mengejutkan orang, sampai bisajatuh dari punggung kuda.
Setelah Tangan Cepat Xiao Dai bertarung digedung Wang Jiang ternyata dia tidak mati, dan dia telah kembali ke dunia persilatan, akan melakukan balas dendam besar- besaran.
Yang lebih mengejutkan Li Yuan-wai adalah Xiao Dai ternyata anggotanya Perkumpulan Bunga Ju, bukan saja telah menghancurkan Perkumpulan Perairan Zhang Jiang, juga telah melukai Tiga Pedang Serangkai Wu Dang, sampai ketua pelatih silat seluruh Jiang Nan, Rase Terbang juga telah mati di tangannya.
Perkumpulan Bunga Ju, Perkumpulan Bunga Ju lagi! Sekali Li Yuan-wai terpikir Perkumpulan Bunga Ju,
sekali terpikir Tangan Cepat Xiao Dai, dia juga tidak terasa
ingin membunuh orang.
Dia tidak tahu mengapa Xiao Dai bisa masuk jadi anggota Perkumpulan Bunga Ju, tapi setelah mengalami banyak hal, yang tidak mungkin tentu bisa menjadi mungkin, dia sudah malas memikirkan apa alasannya.
Seperti dirinya, dia juga sulit berpikir, kenapa ada satu hari dia bisa menunggang kuda.
Jika dia bisa berubah prinsip, Tangan Cepat Xiao Dai tentu ada kemungkinan bisa menjadi anggota Perkumpulan Bunga Ju.
Apa lagi jika Ouwyang Wu-shuang adalah anggotanya Perkumpulan Bunga Ju, jika Tangan Cepat Xiao Dai bukan anggotanya Perkumpulan Bunga Ju, itu baru hal yang aneh.
Hanya ada satu yang tidak bisa dia mengerti, kenapa Xiao Dai bisa menyamar dirinya dan mendapatkan keuntungan dari Ouwyang Wu-shuang, dan Ouwyang Wu- shuang sampai idiotnya bersikukuh menganggap dirinya yang melakukan.
Memegang sekantong besar jarum sulam disakunya, Li Yuan-wai diam-diam berkata, "Xiao Dai, Xiao Dai paling bagus kau jangan sampai bertemu denganku, kalau tidak biar aku mati, aku akan merubah kau jadi tikus berduri.
Hujan mulai menetes.
Li Yuan-wai yang di atas pelana kuda menarik sedikit ke bawah topi bambu yang menutupi sebagian besar wajahnya, hmmm, orang ini akhirnya jadi pintar juga, bisa memakai topi ini, sehingga orang lain tidak mudah menemukan dia adalah Li Yuan-wai yang berharga sepuluh ribu liang perak.
Dengan hati-hati dia melarikan kudanya, Li Yuan-wai hanya berharap sebelum hujan bisa datang, dapat sampai dulu diwarung liar yang ada setengah li di depan.
Dia tidak ingin kehujanan, apa lagi saat dia berpakaian baju baru. Sebuah warung liar.
Dua ruangan pendek yang dibangun dengan jerami, tiga, empat setelan meja, di depan warung ada satu batang bambu yang digantung dengan kain putih panjang yang telah menguning, mungkin jika sudah sampai di depannya juga sulit dapat membaca huruf besar yang tertulis Arak'.
Li Yuan-wai sudah beberapa kali datang ke warung arak ini, dia juga samar-samar ingat orang yang membuka warung ini ada seorang tua, sepasang mata yang selamanya sepertinya mengantuk terus, pakaiannya kumal mungkin di dalam Gai-bang juga tidak bisa menemukan orang yang lebih kumal dari pada dia.
Tapi, di jalan raya ini, dari ujung keujung seratus li, meninggalkan warung ini tidak akan ada kampung lain, bisnis tunggal, hanya tinggal tamu yang harus menyesuaikan diri pada warung arak ini.
Tepat sudah sampai di depan warung arak ini, hujan sudah turun dengan lebatnya, hatinya ingin buru-buru turun dari kuda, Li Yuan-wai justru tidak bisa menghentikan kuda yang berputar putar.
"Si.... sialan, jika kau tidak berhenti lagi, sehingga aku marah aku akan pukul jadi rata....” Li Yuan-wai semakin terburu-buru, kuda itu semakin tidak menurut.
Sibuk setengah harian, Li Yuan-wai akhirnya bisa juga turun dari kuda, tapi tubuhnya sudah basah kuyup. Dengan kesal dia masuk ke dalam toko, memilih satu tempat duduk. Baru saja duduk dia sudah melihat dua wajah yang tidak tahan ingin tertawa.
Satu wajahnya pemilik warung, satu wajah lagi adalah wajah wanita yang tidak terlihat berusia berapa namun bisa disebut cantik. Setelah melepas topi bambunya, Li Yuan-wai dengan kesal berkata, "Tidak pernah melihat orang.... orang naik kuda, benar tidak? Bos, kau cepat kemari?"
Bos warung sudah sampai di depannya, begitu melihat ternyata orang yang sudah dikenal, sehingga dia tertawa, berkata, "Haya! Anaknya kura-kura ternyata kau! Bagus, bagus, terlalu bagus. ”
Anak kura-kura lagi, Li Yuan-wai sekali mendengar tidak tahan mengerutkan alis berkata, "Jika bukan aku, lalu siapa lagi? Toko sekecil burung kau ini tidak mungkin baginda raja akan mampir kesini?"
"Ge Lao Zi De, dandananmu kali ini tidak sama, jika dari tadi aku tahu dirimu, aku sudah lari keluar membantu kau!"
Melihat baju yang basah kuyup, Li Yuan-wai jadi ingin marah tapi juga ingin ketawa berkata, "Apanya yang beda? Sialan, apa kau sangka aku tidak bisa pakai baju baru dan menunggang kuda? Sungguh mata anjingmu hanya melihat orang rendah saja."
Orang tua ini mungkin setahunan tidak pernah bertemu dengan tamu yang kenal, dia sekarang malah duduk sembarangan dengan tampang akan ngobrol dengan teman lama saja.
"Tuan kecil, aku dari dulu sudah melihatmu, suatu hari akan jadi kaya, Ge Lao Zi De, kau ini anak kura-kura sungguh bisa kaya dengan cepat sekali!"
"Tolong, bos, tolong bawa dulu makanan kesini, kau ingin ngobrol, aku akan temani, tapi tidak bisa membiarkan aku dengan perut kosong ngabako dengan kau!"
Orang tua itu dengan sedikit kecewa bangkit berdiri, Li Yuan-wai berpesan lagi satu perkataan, "Ada tempat pembakaran tidak? Baju basah ini sudah dingin, lengket lagi sungguh tidak enak dipakai."
'Hmm' suara situa yang tubuhnya bungkuk menghilang di belakang, sekarang Li Yuan-wai baru menyadari, di sini selain dirinya masih ada seorang wanita lain yang duduk disisi jendela.
Terpikir tadi kelakuan memalukan dirinya yang tidak bisa turun dari kuda, tentu semuanya disaksikan oleh wanita ini, Li Yuan-wai sedikit tidak bisa duduk tenang.
Li Yuan-wai menumpahkan secangkir teh, dia merasakan wanita itu sedang mengawasi dirinya.
Lambat laun, seluruh tubuhnya seperti ditusuk jarum, merasa tidak enak, sekalian saja memiringkan tubuh, Li Yuan-wai berkata, "Kau.... apakah kau tidak pernah melihat lelaki?"
Wanita itu tertawa, tertawanya seperti gadis berusia tujuh, delapan belas tahun, dia berkata, "Ada, hanya saja aku tidak pernah melihat laki-laki naik kuda, apa lagi kuda itu sangat kurus lemah, mana kuat ditunggangi olehmu?"
Ini adalah kata-kata yang jujur, karena wanita ini adalah Qi Hong.
Tahun itu dia tidak pernah melihat orang naik kuda, dan tidak pernah melihat laki-laki adalah hal yang tidak bisa dibayangkan.
Li Yuan-wai sama sekali tidak tahu itu adalah perkataan yang jujur, dia jadi tertawa, tertawanya sungguh memikat. Dia juga tidak terpikir wanita ini sungguh bukan saja jam tiga belas', malah ada sedikit lucu.
"Ooo, kau kan bukan kuda itu, mana bisa tahu kuda itu tidak kuat aku tunggangi?" Penyakit lama Li Yuan-wai mulai kambuh lagi, di dalam katanya sudah ada bau-bau tidak senonoh.
Yang disayangkan adalah mana bisa Qi Hong mengerti arti dibalik perkataan Li Yuan-wai? Dia mana bisa tahu didunia ini ada laki-laki yang sekali membuka mulut sudah ingin 'makan tahu' wanita?
"Hai, kau ini orangnya sangat lucu, walau aku tidak pernah naik kuda, juga tidak pernah melihat orang naik kuda, tapi aku tahu kudamu pasti bukan kuda untuk ditunggangi." Qi Hong ketawanya begitu polos.
Li Yuan-wai sedikit kecewa, karena dia tidak mendapatkan apa yang dia harapkan.
Orang semuanya sama, ketika kau mengira telah mengatakan satu kata yang sangat lucu, tapi melihat ada satu orang pun yang tertawa, selain kecewa sedikit banyak juga ada rasa canggung.
Li Yuan-wai sudah jadi canggung, dia tidak tahu mengapa wanita ini berkata demikian, makanya dia bertanya, "Kenapa kudaku bukan untuk ditunggangi orang?"
"Karena kudamu sudah terlalu tua yang hanya kuat untuk menarik kereta saja, dan kau masih menungganginya, di mata orang lain melihat kau menunggangi kuda itu, maka sama juga dengan kau mempersunting seorang 'nenek berusia sembilan puluh tahun' untuk dijadikan istri, membuat orang terkejut, dan membuat orang sulit bisa menerimanya,” kata Qi Hong sedikit terlihat berkelakar.
Tapi Li Yuan-wai mengira dia sedang berkelakar, bagaimana pun setiap laki-laki juga tidak bisa menerima perumpamaan yang keterlaluan seperti ini, apa lagi perumpamaan ini keluar dari mulut seorang wanita. Dia memperhatikan wanita ini sekali lagi, setiap sekali melihat, Li Yuan-wai merasa dia bertambah cantik, seperti buah Xui Mi Tau yang segar matangnya pas.
"Perumpamaanmu, aku.... aku sangat tidak suka, kau....
bagaimana kau bisa tahu kudaku adalah kuda tua? Apa kau mengerti akan kuda? Atau bisa melamar kuda?"
Qi Hong tertawa, tidak bicara lagi, dia sudah merasakan pemuda ini sudah merasa sedikit tidak senang.
Li Yuan-wai tentu saja tidak senang, membeli kuda seharga lima puluh liang perak, walau mungkin bukan kuda pacu, juga seharusnya seekor kuda yang sehat kuat, sekarang ada orang yang mencela dirinya, mana mungkin dia bisa merasa senang?
Dan lagi dia takut orang menilai dirinya adalah sibrengsek penyiksa kuda.
Dia dengan tajam menatapnya, dengan wajah yang harus mendapatkan jawaban.
Qi Hong menghela napas berkata, "Ketika kau menunggang kuda itu, apakah orang tidak melihat kau dengan sorot mata yang berbeda?"
"Sorot mata yang berbeda?"
Li Yuan-wai perlahan berkata pada dirinya sendiri, dengan teliti mengingat kembali beberapa saat berkata, "Tidak salah, memang ada orang memandang dengan sorot mata yang berbeda, tapi mereka melihat karena aku berdandan sangat tertutup."
Dia melihat pada topi bambu yang besar penutup wajah. Dengan menggelengkan kepala, Qi Hong berkata,
"Salah, pasti bukan karena topi itu." Seluruh tubuh Li Yuan-wai merinding. Jujur saja, dia menunggangi kuda tua yang tidak kuat ditunggangi orang, sungguh sama dengan mempersunting seorang nenek berusia sembilan puluh tahun, peristiwa ini bisa mengundang pembicaraan orang.
"Kau.... kau sembarangan bicara, ini sama sekali tidak mungkin, kuda itu aku beli dengan uang lima puluh liang perak, mana.... mana mungkin bisa mendapat se. seekor
kuda tua?" Li Yuan-wai sudah percaya, tapi mulutnya tetap menyangkal.
"Kenapa kau tidak pergi periksa dengan teliti dikedua sisi kuda itu apakah ada bekas tanda menarik kereta? Kenapa kau tidak periksa apa giginya terlalu banyak dan goyang?"
Satu kata, sudah membuat Li Yuan-wai lemas seperti ayam jago yang kalah bertempur, walau tidak pernah melihat gigi di dalam mulutnya, tapi dia tahu dikedua sisi perutnya kulitnya memang ada dua tanda bekas gosokan yang terlalu parah.
Yang patut ditertawakan adalah dia malah telah percaya pada perkataan penjual kuda itu, itu adalah bekas gosokan dari pelana kuda, dan bukan bekas gosokan palang kereta kuda.
0ooo(dw)ooo0
Ingin 'makan tahu'nya orang, malah 'makan ampasnya tahu'.
Ingin melihat lucunya orang, malah dirinya sendiri yang jadi tontonan orang.
Li Yuan-wai sampai tidak berani melihat dia sekali lagi, karena dia sudah bisa membayangkan sorot matanya, pasti sama dengan sorot mata orang melihat dirinya mempersunting seorang nenek berusia sembilan puluh tahun.
"Penjual kuda itu yang menjerumuskan dia, tidak aneh penjual itu selalu berkata anak kura-kura, Ge Lao Zi De. Sialan, suatu hari nanti aku akan merontokan semua giginya, beraninya mempermainkan aku." Li Yuan-wai tidak henti-hentinya memaki di dalam hati.
Bos warung datang dengan membawa tempat pembakaran, dia terkejut.
"Bbb.... bos, tolong kebiasaan berkata 'anak kura-kura' jangan diucapkan, aku sekarang paling benci perkataan ini." Segera Li Yuan-wai berkata melihat bos warung itu masuk.
"Kur....” bos warung memaksa menelan kembali kata- kata yang akan di keluarkan, hampir saja dia tersedak, "Tuan kecil, kau ini....? mengapa wajahmu seperti cuaca diluar sana? Apa Ge Lao Zi De telah salah makan obat?"
Li Yuan-wai mengeluh panjang, dia pikir, 'Dunia mudah dirubah, sifat asli sulit dirubah, jika ingin orang Si Chuan tidak mengatakan anak kura-kura, Ge Lao Zi De dua kata ini, mungkin sama sulitnya mencegah mereka tidak makan nasi.
"Sudah, sudah, kau taruh saja tempat pembakaran itu, cepat siapkan makanannya, jangan banyak omong kosong boleh tidak?" kata Li Yuan-wai dengan kesal.
Bos warung menaruh tempat pembakaran, dia kembali ke dalam mempersiapkan makanan, sambil berjalan sambil bergumam, "Ada apa memangnya? Dulu setiap kali datang dia selalu tertawa, orang.... sungguh tidak boleh menjadi kaya, sekali kaya terus berubah, anak kura-kura apanya yang hebat, hanya telah mengganti baju baru, menunggang kuda tua yang sudah ompong sudah berlagak." Li Yuan-wai dan Qi Hong tentu saja mendengarnya dengan jelas.
Hampir saja paru-paru Li Yuan-wai meletus saking marahnya, Qi Hong tertawa seperti sekuntum bunga bergetar.
Masakannya adalah Ayam Angin, Bebek Angin, Tahu asinan, Kacang asinan.
Araknya tawar hanya tercium bau arak saja, arak yang dicampur air yang tidak bisa memuaskan selera peminum.
Untungnya Li Yuan-wai bukan seorang pemarah, jika tidak dia bisa mencekek lehernya bos warung dan memaki- makinya, karena yang dia tidak bisa tahan adalah ditipu orang.
Setelah menghabiskan semangkuk besar mie, dia marah pada dirinya, memakai sumpit menjepit satu persatu kacang dan mengunyahnya.
Hujan masih turun, sedikit pun tidak ada gejala akan berhenti.
Dihari mendung memukul anak, nganggur tinggal ngangur, setelah Li Yuan-wai lama tidak bicara, akhirnya mengangkat kepala melihat pada Qi Hong, lalu memandang bos warung yang duduk disisi, dia tidak tahu mau bicara pada siapa.
"Hujan ini sungguh mengesalkan orang, tidak tahu akan kapan berhentinya."
Bos rumah mendapat kesempatan, jelas dia sudah menahan diri cukup lama, segera dia memotong, "Iya yah! Ge Lao Zi De, di jalan ini tadinya juga sudah sedikit orang, untung hari ini sejak buka sampai sekarang hanya datang dua orang kalian berdua, anak kura-kura jika hujan tidak berhenti lagi, lebih baik tutup saja, pergi tidur!"
Tertawanya ada sedikit nada mengejek, bos warung berkata, "Tuan kecil, kau sungguh sudah menjadi kaya?! Aku sudah tahu ada satu hari aku akan jadi kaya, tidak, tidak kau akan jadi kaya, terima kasih, sekali melihatmu aku sudah menerka dewa kekayaan sudah datang, rezeki turun dari langit, rezeki turun dari langit.... he he. ”
Orang tua ini banyak bicara, dari tadi Li Yuan-wai sudah tahu, tapi tidak terpikir dia bisa menjunjung dirinya begitu tidak aturan.
Li Yuan-wai menggelengkan kapala dalam hati berpikir, 'Sialan, orang tua kecil, melihatmu berkata begitu gembira, ujungnya tentu menginginkan perak di dalam kantongku, barusan saja berkata aku tidak ada hebatnya, sekarang mendengar aku mau membayar makanan dua kali lipat, sialan, tingkahnya segera berubah, sungguh tidak malu!
Bos tua berkata lagi, "Tuan kecil, kau sekarang ini berusaha apa! Sialan, selain bajunya mewah, malah masih memakai topi, apa tidak takut ada orang yang mau merampok!"
Perkataan apa ini?
Li Yuan-wai sungguh merasa menyesal tidak bisa menahan kesunyian, berbicara dengan dia, jika tahu dari tadi dia bisa bicara kentut ini, lebih baik dia menutup mulut, mendengar suara hujan lebih tenang.
"Aku.... aku sedang melarikan diri,” kata Li Yuan-wai marah.
Bos warung tidak terkejut berkata, "Aku pikir juga begitu, kalau tidak mana mungkin ada orang yang mau mengeluarkan hadiah sepuluh ribu liang perak. ” Kali ini Li Yuan-wai benar-benar tersedak, dia mengambil teh di atas meja 'glek' meneguk beberapa teguk, lalu dengan serak berkata, "Kau.... kau ini siapa ini? Kau....
kau mengapa bisa tahu. ?"
Bos warung tertawa, awanya seperti seekor musang tua.
Hari ini Li Yuan-wai baru menemukan seseorang bisa tertawa begitu bangganya, begitu membahayakan.
Bos warung tidak bungkuk lagi, matanya tidak mengantuk lagi, malah sekarang dia memberi kesan pada orang, dia begitu tinggi besar, dan matanya seperti singa.
"Aku? Aku bosnya di sini! Bukankah kau sudah beberapa kali datang kesini? Mengapa bisa tidak kenal aku?"
Li Yuan-wai berusaha berdiri, juga mencoba merogoh ke dalam dada untuk mengambil jarum sulam, Li Yuan-wai terkejut hampir mati, kerena dia merasa kecuali mata dan mulutnya masih bisa bergerak, seluruhnya tubuhnya sudah lemas dan lumpuh.
Dia melihat pada Qi Hong yang wajahnya tampak curiga, bos warung membalikkan kepala berkata, "Hai! Aku sudah menunggu selama satu bulan lebih sepuluh hari, akhirnya kau datang juga, di sini walau toko kecil, tapi setiap hari banyak orang yang datang kesini makan, berita yang begitu besar aku tidak tuli mana mungkin tidak tahu? Maaf sekali, uang sepuluh ribu liang, sepuluh liang perak yang putih-putih, coba kau pikir jika aku sudah punya sepuluh liang perak, aku bisa mengerjakan banyak hal, sialan, pertama, aku ingin naik burung bangau pergi ke Yang Zhou, kedua, aku ingin membeli sebuah rumah yang besar-besar sekali, ketiga. ” Li Yuan-wai menghabiskan segala tenaganya, mendadak berteriak, "Kau paling baik mati di atas mati di atas perut wanita. ”
Boa warung melangkah mendekat dengan perlahan memukul mukul pipinya Li Yuan-wai, dia menghentikan wajah tawanya, dengan kejam berkata, "Buat apa marah begitu? Dewa kekayaan yang hidup lebih berharga dari pada dewa kekayaan mati, kau ini anak kura-kura pasti tidak mau aku sekarang menyembelihmu bukan?"
Dewa kekayaan? Sekarang Li Yuan-wai baru mengerti dirinya bukan saja hartawan, dan juga adalah benar-benar sebuah dewa kekayaan.
Demi kekayaan manusia mati, demi makanan burung mati, dia mengeluh, dia menjadi kesal mengapa tidak terpikir masalah sial ini, bagaimana pun bos ini pernah beberapa kali bertemu dengan dirinya, mana mungkin bisa melepaskan dirinya?
"Kau.... kau bagaimana bisa tahu aku akan kembali?" kata Li Yuan-wai dengan lesu.
"Ya dengan menunggu, jangan kata menunggu sebulan lebih sepuluh hari, Ge Lao Zi De walau menunggu satu tahun lebih sepuluh bulan, aku juga tetap akan menunggu!" kata bos dengan santai.
"Kau.... kau ini sungguh orang yang sangat sabar. ”
kata Li Yuan-wai pasrah.
"Tentu saja, orang yang sudah berusia tua hanya bisa begini."
"Kau.... kau akan.... akan mengantar aku ke....
kemana. ” Lidah Li Yuan-wai sudah semakin kaku. "Aku juga tidak tahu, aku dengar asal sembarangan disebuah gerbang kota menyalakan tiga buah lentera merah pasti akan ada orang yang menghubungi, aku harap itu benar, aku kira kau juga pasti tahu masalah ini, bisa tidak kasih tahu aku?"
"Aku.... aku beri.... beri tahu mu? Kau.... sungguh a....
anak kura-kura....” Li Yuan-wai setelah mengatakan kata ini, seluruh tubuhnya hanya tinggal mata bisa melihat benda, tubuhnya sudah jadi kaku seperti orang mati.
0ooo(dw)ooo0
Dunia persilatan memang penuh bahaya. Perjalanan di dunia persilatan lebih berbahaya.
Hanya karena hati manusia menjadikan dunia persilatan berbahaya.
Sampai seorang bos v/arung tua yang setahunan menjaga satu toko kecil, juga bisa sampai menjadi berbahaya, maka perjalanan di dunia persilatan, bagaimana mungkin tidak lebih berbahaya?
"Siapa suruh kau ini adalah Li Yuan-wai? juga siapa suruh kau justru datang ketempatku?" Bos warung menggosok-gosok tangan, dengan gembira berkata, "Kau tidak bisa salahkan aku, mau salahkan juga hanya bisa salahkan orang yang mau mengeluarkan hadiah uang untuk menangkapmu, he he. ”
Dia tidak memandang wanita yang ada disisi, di dalam pikirannya seorang wanita bisa berbuat apa?
0ooo(dw)ooo0
"Li Yuan-wai?" Qi Hong hatinya jadi terkejut, disaat mendengar nama ini, juga menjadi berdebar. Dia tentu saja mengerti bos ini bukan orang yang baik, dia juga mengerti sekarang ini paling baik adalah berpura- pura tidak melihat semua ini.
Tapi ketika dia sudah tahu orang yang dibius ini adalah Li Yuan-wai, dia tidak bisa tinggal diam, juga tidak bisa tidak melakukan sesuatu.
Karena dia ingat setiap nama, setiap perkataan, malah setiap huruf, telah dibicarakan Tangan Cepat Xiao Dai dengan dia.
Dia ingat Li Yuan-wai bukan saja teman bermain sejak kecil dengan orang itu, juga teman baik sehati dan satu tujuan, walau di antara kedua teman ini ada banyak simpul yang sulit diuraikan, dan banyak kesalah pahaman yang saling berhubungan, tapi dia mengerti Tangan Cepat Xiao Dai pasti tidak ingin melihat Li Yuan-wai dikhianati oleh tua bangka ini.
"Bos, aku harap kau bisa menyadarkan orang itu,” kata Qi Hong memberanikan diri.
Sedikit tidak percaya, seperti mendengar seorang gila bicara, bos warung mendadak membalikkan tubuh, sambil mengedipkan mata berkata, "Hei perempuan, kau bicara apa tadi?"
"Kau.... kau seharusnya sudah mendengar dengan jelas, aku bicara sungguh-sungguh,” jawab Qi Hong yang ikut dibuat terkejut oleh perbuatannya, tapi sikapnya tetap dengan tenang.
He he tertawa beberapa kali, bos warung dengan teliti memperhatikan lagi perempuan yang tidak mencolok ini sekali lagi.
Pakaian yang sederhana, wajah putih yang sederhana, sulit melihat usianya, tapi tidak diragukan dia adalah seorang wanita cantik. Bukan wanita persilatan, juga tidak ada senjata yang disembunyikan, tubuh yang sederhana dengan garis lengkungan yang serasi, lambat laun, disudut mulutnya bos warung tampak tersenyum lagi, hanya tawa itu mengandung hawa binatang, kotor.
Orang tidak dapat berbuat jahat, apalagi tidak mau saat berbuat jahat diketahui orang.
Karena biasanya akan timbul kejahatan baru, pada saat berbuat jahat diketahui orang.
Qi Hong lama tinggal di dalam gunung, jauh dari keramaian, lebih sulit mengetahui hati jahat seseorang.
Tapi sekarang dia sudah mengetahui, orang tua bangka yang baru saja mencelakakan Li Yuan-wai, matanya mengandung pikiran jahat, hawa binatang. Dan wajahnya juga menampakkan keji, menakutkan orang.
"Kau.... kau jangan kemari, aku.... aku bisa silat. ” kata
Qi Hong dengan keras tapi takut.
Bos rumah malah dengan berani tertawa berkata, "Aneh, Ge Lao Zi De tadi kenapa tidak menyadari kau wanita wajahnya tidak jelek? He he.... kau malah bisa menakut- nakuti orang, kau bisa silat apa? Aku lihat kepandaianmu di atas ranjang ”
Wajah Qi Hong telah jadi merah, dia kapan pernah mendengar perkataan yang kotor ini?
Bagaimana bisa perkataan ini keluar dari mulut seorang tua?
Walau dia membaca buku satu gudang lagi, mungkin tidak ada satu buku pun bisa memberi tahu dia, orang jika menjadi jahat akan menjadi begitu kotornya.
Inikah manusia? Inikah dunianya manusia? Dia melihat orang yang maju, selangkah demi selangkah datang mendesak, hatinya mengeluh.
Jika ini adalah dunianya manusia, jika orang diluar sana semua hatinya jahat, dia lebih suka seumur hidup tidak keluar gunung.
Tapi dia sungguh tidak bisa merupakan Xiao Dai, juga tidak bisa meredakan rindunya yang sangat dalam.
Ketika dia memikirkannya, air mata membasahi kedua pipinya.
Ketika dia memikirkannya, di dalam hatinya sangat sakit sekali.
Ketika dia memikirkannya, baru tahu kesepian di dalam gunung sudah tidak bisa dia tahan lagi.
Apa lagi setelah setengah bulan ditinggal oleh Tangan Cepat Xiao Dai, tanggal kedatangan perahu sudah sampai, tapi perahunya tidak datang, hatinya sudah gelisah setiap malam dia sulit tidur.
Burung merpati pos sudah datang, yang diterima malah pertanyaan sepenuh kertas surat itu, sehingga dia sudah tidak bisa menahan kegelisahannya, dengan tidak memperdulikan segalanya, dia menyusur sungai pergi keluar gunung, mencari hubungan perasaan yang telah terputus itu.
Diluar dunianya yang aneh itu, tidak dapat menahan keinginannya untuk bertemu dengan dia.
Dia telah menjual perhiasannya, dengan segala upaya menyesuaikan diri dengan masyarakat, menuruti apa yang dipelajari dari buku, tapi tidak terpikirkan apa yang diceritakan dibuku, dengan sifat manusia, ada perbedaan yang begitu besar. 0ooo(dw)ooo0
Sepasang tangan Qi Hong dikepal dengan erat, buku jarinya sudah memutih karena terlalu memakai tenaga.
Dia tidak tahu apakah ilmu silatnya bisa tidak menghadapi orang tua yang kelihatannya begitu sadis ini.
Tapi dia tahu jika sudah menimbulkan kesulitan, maka tidak bisa mundur, apalagi yang sekarang dia lakukan, semuanya demi Tangan Cepat Xiao Dai, seorang yang selama hidupnya tidak mungkin bisa dilupakan.
Dia tidak menyesal apa yang telah dia katakan, kenyataannya juga tidak bisa dia sesali, walau sampai mati, dia juga merasa puas, bagaimana pun dia pernah hidup, dan semuanya telah memberikan padanya, bisa mati demi menolong temannya, mengapa harus menyesal?
Bos warung menghentikan langkahnya delapan che di depan dia, karena dia juga melihat wanita aneh ini, wajahnya berubah dengan cepatnya.
"Ge Lao Zi De, aku bilang kau wanita, kenapa kau bukan baik-baik saja menurut padaku, tunggu sampai aku menerima sepuluh liang perak, aku jamin kau minum puas makan enak, selama hidupnya hidup mewah."
"Kau jangan kesini, aku.... aku, walau mati tidak akan menuruti keinginanmu,” kata Qi Hong dengan tegas.
Timbul niat jahat bos warung, dengan keji berkata, "Ma Ge Ba Zi, arak kehormatan tidak diminum malah mau minum arak hukuman? Kau wanita ini paling-paling bisa sedikit silat kembangan, apa lenganmu bisa mematahkan kaki? Ge Lao Zi De jika aku tidak bisa menundukkanmu, maka aku akan mati menabrakan kepala. ” Di dalam suara hujan bercampur dengan suara robohnya kursi dan meja.
Setelah suara berturut-turut itu, bos warung telah terbang melewati dua meja, melanggar lima kursi, paling akhir kepala menabrak sisi pintu, setelah terbelalak matanya beberapa saat, baru pelan-pelan sadar kembali.
Sungguh dia hampir saja mati menabrakan kepalanya, hai! Orang yang sudah berusia lanjut, masih belum tahu aturan 'Masakan Man enak dimakan, bicara Man (=penuh) tidak mudah diucapkan'.
Mau menyalahkan juga salahkan diri sendiri, terlalu lama tinggal di tempat terasing, sudah terbiasa terhadap semua persoalan, dirinya yang paling benar, ditambah mata lamur karena usia lanjut, hmmm, pelajaran ini dia cukup pantas menerimanya.
Darah setetes-setetes mengucur dari keningnya, dengan susah payah dia bangkit berdiri, dengan suara serak dan pahit berkata, "Wan.... wanita sial, Ge.... Ge Lao Zi De....
siapa kau ini? Dihari terang begini.... memukul seorang lansia.... ini. ini apakah masih ada hukum?"
Sungguh pintar bicara, ternyata sesudah terpukul dia jadi linglung, telah lupa mengapa dirinya dipukul orang, masih dengan mulut besar mengeluarkan aturan hukum negara.
Qi Hong juga terkejut, dia melihat pada sepasang tangannya, lalu melihat bos tua itu, dia sungguh tidak mengerti kenapa kejadiannya jadi begini.
Memangnya juga! orang yang selama hidupnya tinggal di dalam gunung yang tidak ada satu pun manusia, walau dia bisa bersilat, dia belum pernah mempraktekannya, tentu saja tidak akan tahu kepandaian silatnya sudah sampai taraf seberapa. Seperti menyalahkan diri, seperti menyesal, juga merasa ketakutan, Qi Hong gelisah sampai hampir mengucurkan air mata berkata, "Bo.... bos tua, aku.... aku tidak sengaja, sungguh, aku tidak ingin melukaimu, aku juga tidak tahu gerakan aku begitu kuat, kau. kau tidak apa-apa?"
Wanita macam apa ini? Apa dia tidak salah?
Mengapa dia bisa bicara yang tidak ada gunanya dan tidak berpendidikan?
Walau Li Yuan-wai tidak bisa bergerak, tapi otaknya bisa berpikir, apa yang terjadi tadi dia melihatnya, mula- mula dia hanya berharap wanita itu bisa cepat-cepat melarikan diri supaya tidak mendapat kesulitan, tapi setelah melihat telapaknya bisa memukul bos warung itu begitu jauh, dia mencuri tawa, dirinya sangat beruntung, setiap kali disaat bahaya, selalu bertemu dengan wanita yang cantik menolongnya.
Sekarang, sekarang begitu dia mendengar perkataan wanita itu, yang bisa membuat orang muntah itu, sungguh dia ingin sekali maju ke depan menampar dengan keras wanita itu.
Dia berharap jangan-jangan dia ini gila.
Tapi jika dia tidak gila, mengapa dia bisa bicara perkataan yang selain idiot masih ditambah dua ratus lima puluh?
Anak kecil dan lansia biasanya juga sering melakukan hal yang sulit dimengerti.
Seorang yang selama hidupnya hidup di dalam gunung, ketika disaat dia berhubungan dengan orang, keadaan hatinya juga begitu. Li Yuan-wai tidak bisa mengerti, bos warung itu juga tidak mengerti.
Hmm.... setelah kepalanya merasa sakit dan pusing, bos warung sudah mengerti mengapa dirinya dipukul orang, dia mendengar perkataan Qi Hong, juga melihat wajah Qi Hong yang sekarang sedang ketakutan.
Dia jadi berpikir dirinya kadang suka berbuat bodoh, mengapa wanita ini juga bisa berbuat lebih bodoh?
Qi Hong maju beberapa langkah, dengan terbata-bata berkata, "Bos.... bos tua, kau telah banyak meng....
mengucurkan darah, maukah aku.... aku bantumu membalutnya. ”
Bicara apa ini? Li Yuan-wai di dalam hati telah memaki Qi Hong habis-habisan.
Matanya bos warung menyorotkan sinar licik, dia dengan bengong melihat wanita ini, sampai dia memastikan lawannya berkata jujur, baru dia menganggukkan kepala berkata, "Baik, baik, nona, tolong. tolong bantu aku."
Li Yuan-wai melihat Qi Hong selangkah demi selangkah mendekati bos, jantungnya sudah sampai tenggorokan, di dalam hatinya berteriak, nonaku, kau cepat hentikan kelakuan kekanak-kanakan itu! tua bangka itu sekarang memanggilmu nona, nanti akan memanggil kau ini adik besar! Kau idiot ini, babilah! Didunia ini dimana ada wanita sebodohmu ini....
0ooo(dw)ooo0
'Hati mencelakai orang tidak boleh ada, hati menjaga diri tidak boleh tidak ada.'
Qi Hong adalah wanita pintar, walau dia punya hati yang jujur, tidak tahu hati orang yang membahayakan, tapi ketika jarak tinggal satu meja pada bos tua itu, dia mendadak ingat catatan di dalam buku.
Dia juga adalah manusia yang semua perasaan ditampilkan diwajahnya, dia yang ragu-ragu sudah menimbulkan perhatian bos warung.
"Non.... nona, kau cepatlah! Ma Ge Ba Zi, aku sudah kesakitan. ”
Qi Hong merobek kain di bawah roknya, melemparkannya berkata, "Bos, kau.... kau bisa membalut sendiri, aku.... aku lebih baik tidak kesanasaja. ”
"Me. Mengapa?"
Mengapa? tua bangka, kau masih berani bertanya, jarak Li Yuan-wai lebih dekat, dia dapat melihat tangan bos warung sudah memegang satu kaki mejayang patah.
"Kau.... kau terluka tidak parah, atau.... atau kau obati dia dulu. aku baru membalutkanmu."
Li Yuan-wai benar-benar ingin bersorak untuk wanita ini, dia sungguh gembira dia bisa melihat bahaya ini.
Bos warung seperti balon yang bocor, dia sungguh tidak terpikir wanita ini mendadak bisa berubah pikiran.
"Aku.... aku jamin pasti mengobati racun dia, nona, kau. kau mengapa tidak kesini membalut dulu aku?"
Menggelengkan kepala Qi Hong dengan teguh berkata, "Tidak, kau beritahu aku dulu dimana obat penawarnya."
Bos warung sudah melihat wajah Qi Hong yang teguh, dia dengan sempoyongan maju dua langkah, menunjuk di belakang Qi Hong berkata, "Di. di belakang kau di dalam
toples. ” Bersamaan dengan Qi Hong membalikkan kepala melihat kebelakang, Li Yuan-wai menutup matanya, dia sedang berpikir, "Kau bisa dengan gampangnya ditipu dengan 'suara di timur memukul di barat', sungguh bodoh sekali!
Kursi dan meja sekali lagi mengeluarkan suara ribut, Li Yuan-wai sudah membayangkan wanita itu dipukul dengan kaku meja oleh bos warung dari belakang, kepalanya sampai bercucuran darah.
Habislah, habislah, dia menutup rapat matanya, berkata di dalam hati.
Benar sudah habis, hanya saja Li Yuan-wai setelah menunggu setengah harian tidak ada suara dan merasa aneh, dia membuka mata, yang terlihat ternyata adalah bos warung yang habis.
Disaat Qi Hong memalingkan kepala, satu perasaan yang timbul dari belakang terasa angin, dia dengan cepat bergeser kesamping, orang yang menyerang dari belakang karena terlalu memakai tenaga, tidak dapat menahan kakinya, merobohkan beberapa kursi dan meja, lalu jatuh di lantai.
Sekarang, dia melihat bos yang tergeletak di lantai sedikit pun tidak bergerak, matanya tampak terkejut bergumam, "Bos, bos, kau.... kau apa sudah mati. ?"
Kematian adalah satu pengalaman yang sulit dilupakan.
Dia sangat takut akan kematian, karena setelah ayah dan ibunya berturut-turut meninggal dunia, yang ditinggalkan untuknya hanyalah seumur hidup kesepian dan kesedihan.
Makanya ketika dia melihat tubuh sibos sedikit pun tidak bergerak, yang pertama dia pikirkan adalah kematian. Tidak perduli orang ini adalah orang baik atau orang jahat, mati telah menimbulkan kenangan yang pahit.
Dia mundur, mundur lagi, tubuhnya gemetar tidak tertahan....
Ketika dia membalikkan tubuh untuk melarikan diri, malah telah menabrak dan jatuh menimpa Li Yuan-wai.
Sehingga orangnya terguling dan kursi jatuh, seluruh tubuhnya menindih di atas tubuhnya Li Yuan-wai, wajah berhadapan dengan wajah.
Dua wajah begitu dekatnya, Qi Hong dapat dengan jelas melihat dari mata Li Yuan-wai yang hitam dan terang itu, melihat wajahnya sendiri, tentu saja dia juga telah melihat kesakitan dan tidak dapat berbuat apa.
Ada semacam terkejut gembira, Qi Hong berkata, "Kau. kau masih punya perasaan?"
Li Yuan-wai mengedipkan mata. "Kau. kau tidak apa-apa bukan?"
Li Yuan-wai mengedipkan mata lagi, dihatinya mengeluh berkata, "Jika kau tidak bangkit berdiri, aku tidak akan baik lagi."
Menyiramkan satu cangkir teh dingin, setelah melalui beberapa kesibukan.
Qi Hong sudah mendapatkan obat penawar racun dari bos warung, setelah melalui pemaksaan, dengan cepat, gejala Li Yuan-wai terkena racunnya menghilang, seluruh tubuhnya yang kaku berangsur-angsur menghilang juga.
Seperti tidak bisa berdiri dengan benar, Li Yuan-wai membopong bos warung duduk dikursi, lalu berhadapan dengannya, dengan suara serak berkata, "Ma.... Ma Ge Ba Zi, sepuluh tahun di timur sungai sepuluh tahun di barat sungai, sekarang fengshuinya sudah berputar! Ge. Ge Lao
Zi De kau lihat aku akan.... akan bagaimana mengurusmu. ”
Bos warung adalah masyarakat biasa, bukan saja sudah tua, dan juga buruk.
Dia sudah dua kali pingsan hampir saja mati, dan wajahnya juga berlumuran darah, menjadikan wajahnya tidak seperti wajah manusia, dengan gemetar berkata, "Tu.... tuan kecil.... kau.... kau ampunilah. ampunilah
aku!"
"Mengampunimu?!" Li Yuan-wai seperti meloncat berteriak, "Sialan, tadi kau tidak mengampuni aku! Aku....
aku bunuh kau, yang hatinya tertutup oleh harta, melihat uang mata menjadi hijau tua bangka mau mati. ”
Berturut-turut Li Yuan-wai memberikan beberapa tamparan, bos warung jadi pingsan lagi.
0ooo(dw)ooo0
Kapan hujannya sudah berhenti? Kapan matahari muncul lagi?
Li Yuan-wai menuntun kuda yang digambarkan orang sebagai nenek tua berusia sembilan puluh tahun, berjalan di bawah sinar matahari setelah hujan, di dalam hatinya lama tidak bisa mereda.
Karena dia adalah orang persilatan, dia mengerti seluruh trik trik licik orang-orang dunia persilatan.
Hasilnya hampir saja terjungkal di tangan tua bangka yang biasa ini, tentu saja dia tidak bisa reda. Qi Hong berjalan disampingnya, menahan lama baru berkata, "Betulkah kau tidak senang karena aku mengampuni dia?"
Li Yuan-wai menggelengkan kepala berkata, "Bukan, aku hanya memikirkan orang yang menciptakan uang, apakah dia ini setan? Atau malaikat?"
Qi Hong tertawa berkata, "Kau ini benar saja 'pusaka hidup' yang suka mengatakan yang aneh-aneh, suka melakukan hal yang aneh-aneh, dan juga membuat kerepotan yang tidak ada hentinya."
"Betulkah? mengapa kau bisa begitu mengerti akan aku? Mengapa kau bisa menyebut aku adalah 'Pusaka hidup'?" Li Yuan-wai sambil berjalan sambil berkata.
Mendadak.... Dia menghentikan langkahnya, mata membelalak begitu besar begitu bulat.
"Pusaka hidup? Di.... didunia ini hanya ada satu orang yang bisa menyebut aku begitu, kau.... kau ini siapa? Kau mengapa juga bisa menyebut aku begitu!?"
Qi Hong diam menatap, begitu polos, dia perlahan menganggukkan kepala berkata, "Aku tahu satu cerita, satu cerita mengenai kau dan seorang lagi, aku harap kau bisa sabar mendengar aku menceritakannya sampai habis."
"Aku.... aku tidak ingin mendengar cerita, apalagi cerita mengenai diriku sendiri, asal kau beritahu aku sibrengsek itu ada dimana, aku harus kemana baru bisa mendapatkan dia sudah cukup." Wajah Li Yuan-wai mendadak jadi buram.
Qi Hong mengeluh berkata, "Mengapa kau sedikitpun tidak berhati lapang?" "Telurnya ibu! Apa itu lapang dada? Kau bukan aku, jika kau adalah aku, maka kau akan tahu sakitnya, satu tempat yang luas tidak ada satu pun bisa menampung dirinya untuk tinggal, semua ini adalah pemberian sibrengsek itu, kau katakan aku bisa tidak berlapang dada? Kau tahu dimana dia? Kau tahu tidak?" Li Yuan-wai dengan emosi berteriak.
"Kau.... kau, mana boleh memaki orang? Aku. aku kan
tidak punya salah padamu. ” kata Qi Hong, sungguh tidak
terpikir Li Yuan-wai bisa begitu gusar dan sulit dipercaya.
Setelah menenangkan hati yang emosi, lalu memikir orang telah menyelamatkan nyawanya, Li Yuan-wai dengan perlahan berkata, "Ma.... maaf, aku sungguh tidak bisa mengendalikan diri, aku.... aku juga bukan memakimu. ”
Dengan sedih, Qi Hong berkata, "Aku tahu kau bukan memaki aku, tapi.... tapi kau memaki dia, itu sama juga dengan memaki aku."
Li Yuan-wai merenung arti perkataan ini, setelah beberapa saat dia dengan pandangan yang aneh, dia berkata, "Baiklah! Sekarang aku ingin mendengar cerita itu, aku harap orang jahat di dalam ceritamu itu, paling baik bisa mati."