Jilid 34
KU SEE HONG roboh tak sadarkan diri setelah terkena bubuk pemabuk milik Ceng Lan hiang.
Entah berapa la ma sudah lewat...
Dalam keadaan samar-sa mar dan antara sadar tak sadar, Ku See hong merasa didalam mulutnya seakan-akan sedang menghisap sebutir buah anggur yang manis dan segar.
Cairan yang harum dan segar me mercik dan mengalir mela lui kerongkongannya.
Dia mengira mas ih berada dalam impian, namun mulutnya me mang benar-benar dipenuhi oleh cairan yang harum baunya.
Selain itu terendus pula bau harum semerbak yang menusuk penciuma m.
Dia merasa pikirannya mas ih kabur, keadaan tersebut bagaikan dalam impian seperti la munan, seperti juga kenyataan.
Dia tak dapat me mastikan secara pasti, sebab benaknya terasa kosong dan ha mpa. Lama. . . lama ke mudian, impian yang indah tersebut mendadak lenyap tak berbekas.
Ku See hong merasakan ingatannya mulai jernih ke mbali, tiba- tiba ia teringat bagaimana dia telah berjumpa dengan ketua Ban sia kau yang cabul lagi kejam, Ceng Lan hiang.
Mendadak benaknya seperti disa mbar oleh geledek ditengah hari bolong, dengan cepat Ku See hong me mbuka matanya ke mbali....
Apa yang kemudian terlihat olehnya ha mpir saja me mbuatnya menjer it keras.
Ternyata seluruh pakaian yang dikenakan kini sudah dilepas orang, sekarang dia sedang berbaring ditengah sebuah pembaringan yang harum baunya dan indah bentuk nya dalam keadaan telanjang bulat, sekeliling pe mbaringan dilapisi oleh kain tirai berwarna kuning yang halus dan le mbut. Seluruh ruangan tidur itu dihiasi dengan aneka warna yang dapat membangkit kan napsu birahi, ga mbar-ga mbar porno dan lain sebagai nya, pokoknya siapa saja yang berada disitu pasti akan terpaku dan terpesona.
Ku See hong tahu dimanakah dia berada sekarang, dengan sorot matanya yang tajam dia mengawas i sekejap sekeliling te mpat itu, ternyata tak seorang manus iapun yang nampak.
Dia mencoba untuk me narik hawa murninya dan bangkit berdiri, namun seluruh tubuhnya le mas seakan-akan tak bertenaga, hawa murninya tak ma mpu dihimpun ke mbali.
Menyaksikan kenyataan ini, dia menghela napas sedih, lalu berpikir dihati:
"Habis sudah riwayatku kali ini! Habis sudah riwayatku kali ini! Aku benar-benar sudah terjatuh ketangan pere mpuan jalang itu. Ooh, mengapa dia tidak me mberi ke matian yang utuh kepadaku! Mengapa dia "
Berpikir sa mpai disitu Ku See hong tak berani berpikir lebih jauh, dia mencoba untuk me mbalikkan badannya namun sama sekali tak ma mpu berkutik. Ternyata jalan darahnya sudah ditotok orang, dan ilmu menotok jalan darah yang digunakan sede mikian luar biasanya sehingga dapat me mbuat kesadaran orang tetap jernih, namun tubuhnya tak ma mpu mengerahkan sedikit tenagapun.
Mendadak...
Serentetan gelak tertawa yang amat jalang berge ma me mecahkan keheningan ruangan itu...
Lalu terendus segulung angin harum menerpa lewat, dari luar pembaringan berkela mbu kuning dimana Ku See hong berbaring sekarang, tahu-tahu sudah muncul seorang perempuan cantik bagaikan seekor ular, dengan suatu gerakan cepat dia langsung menubruk ke atas pe mbaringan di mana Ku See hong berada.
Selembar wajah perempuan cantik yang me mikat hati segera muncul pula di depan mata Ku See hong.
"Bocah sayang, kau telah mendusin" teguran le mbut diir ingi senyuman yang me mukau muncul di depan mata.
Gelak tertawa yang jalang itu me mbuat Ku See-hong tanpa terasa berpaling, dalam sekejap mata itulah Ku See-hong dapat menyaksikan banyak sekali tempat terahasia dari wanita.
Ia segera mendengus dan buru-buru me meja mkan matanya rapat-rapat. . .
Ternyata perempuan cantik yang telanjang bulat bagaikan seekor ular itu bukan lain adalah ketua Ban shia kau Ceng Lan hiang.
Rambutnya yang panjang terurai bagaikan sebuah air terjun, payudara yang montok dengan sepasang puting susunya yang merah tertutup oleh rambut yang panjang itu sehingga setengah terlihat setengah tertutup, namun justru karena itulah dia na mpa k lebih merangsang napsu birahi kaum pria. . .
Kulit tubuh pere mpuan itu le mbut, halus dan putih bersih, sedemikian halusnya ibarat patung yang terbuat dari batu porselen saja. . . Tapi yang paling menggairahkan hati lelaki adalah bagian bawah perutnya yang menonjol keluar bagaikan sebuah kuburan, terutama rumput lebat berwarna hitam yang tumbuh di sekitar kuburan me mbuat hati pria terasa mendidih saja.
Ku See-hong se mpat menyaksikan gundukan tanah pekuburan dengan rumput nan lebat itu, diapun sempat menyaksikan dua bukit tinggi di atas dada perempuan tersebut, semuanya merupakan pemandangan yang mengge lorakan napsu birahi, oleh karenanya buru-buru dia me meja mkan matanya rapat-rapat.
Sekali lagi Ceng Lan hiang tertawa jalang.
"Engkoh bagus, bukankah kau sudah berpengalaman beberapa kali menyaks ikan keindahan tubuh pere mpuan? Mengapa sih kau masih kelihatan ma lu?"
Sementara pembicaraan berlangsung, tiba-tiba saja Ku See-hong merasakan ada dua lembar bibir yang empuk dan le mbut mene mpe l di bagian bawah perutnya. . .
Ternyata Ceng Lan hiang yang ramping tapi padat berisi itu sudah menindihi tubuhnya yang telanjang bulat itu diatas tubuh Ku See-hong yang bugil.
Ku See-hong malu sekali, kalau bisa dia ingin menghajar perempuan itu sa mpai mati, namun berhubung seluruh badannya le mas tak bertenaga, maka sedapat mungkin dia hanya bisa bergeser ke kiri.
"Perempuan jalang yang tak tahu malu kau. . . kau bunuhlah aku saat ini juga" teriaknya.
Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh.
"Aduuuuh... saudara cilikku, mana cici tega untuk melukai dirimu?"
"Coba kau lihat, bukankah luka yang kau derita sudah cici sembuhkan dengan susah payah sela ma dua hari belakangan ini?" "Dua hari dua mala m kita sudah hidup berda mpingan dalam keadaan bugil tanpa busana, tahukah kau bahwa cici sudah tak tahan lagi untuk melihat pemuda yang begitu tampan dan gagah maca m dirimu ini? Tahukah kau kalau aku sudah kebelet untuk segera. . . akhirnya lukamu telah se mbuh hari ini, yaa tak apalah, biar terlambat sedikit asal puas kedua belah pihak, ayolah cepatan sedikit, telukku sudah siap menanti datangnya perahumu untuk berlabuh. . ."
Berbicara yang sebenarnya, Ceng Lan hiang me mang sangat cantik dan me miliki perawakan badan yang me mukau hati kaum pria, tapi diapun belum pernah menyaksikan pemuda setampan Ku See-hong, apalagi kegagahan dan kekerenannya cukup mendatangkan daya pikat bagi kaum wanita.
Sewaktu di kerubuti Thi bok sin kiam Cu Pok sekalian manus ia laknat, Ku See-hong memang menderita luka parah, namun berkat perawatan yang halus dan penuh kasih sayang dari Ceng Lan hiang, luka itu la mbat laun menjadi se mbuh.
Selama dua hari tidur bersama dalam keadaan bugil, sesungguhnya Ceng Lan hiang sudah tak tahan, namun berhubung luka pe muda itu belum se mbuh, terpaksa dia harus menahan napsu birahinya.
Tadipun dia sedang mencium Ku See-hong dan menindihi tubuhnya untuk mencari kepuasan sebelum pergi me mbersihkan badan.
Sebagai manus ia jalang yang besar napsu birahinya, sekarang dia benar-benar tak ma mpu lagi untuk me ngendalikan rangsangan napsu birahi yang mengge lora dalam hatinya, wajahnya berubah menjadi merah dan matanya mulai bersinar-sinar....
Begitu selesai berkata, seperti angin puyuh saja Ceng Lan hiang langsung menubruk tubuh Ku See hong dan menindihinya.
Pada dasarnya Ceng Lan hiang adalah seorang wanita yang amat jalang, begitu besar nafsu birahinya sehingga boleh dibilang tiada tandingannya di dunia ini. Selama beberapa hari belakangan ini dia sudah tidak me lakukan permainan tersebut maka tidak heran kalau dia begitu terangsang hawa nafsu birahinya setelah menyaksikan tubuh Ku See hong yang telanjang dan penuh dengan otot tersebut.
Begitu hawa nafsunya berkobar, keadaan tersebut ibarat gelo mbang sa mudra yang melanda tepian, begitu dahsyatnya sehingga sukar terbendung lagi.
Di saat seorang wanita sudah berada dalam keadaan terangsang dan bila kebutuhannya akan kepuasan sudah mencapai pada puncaknya, maka sering kali dia akan lebih gila daripada kaum pria.
Dia akan melupa kan segala sesuatunya kecuali mencari kepuasan, tiada persoalan lain yang akan terpikirkan olehnya, begitu juga keadaan Ceng Lan hiang sekarang, kendatipun dia me miliki kepandaian silat yang sangat lihay, toh tak akan terlepas juga dari keadaan semaca m itu.
Apalagi dia me mang seorang pere mpuan histeris.
Keadaan Ceng Lan hiang saat ini benar-benar menger ikan sekali, namun cukup merangsang nafsu birahi kaum le laki yang se mpat menyaksikan adegan tersebut....
Di dalam keadaan seperti ini, Ku See hong hanya bisa merasa benci dan ma lu.... . .
Sekuat tenaga dia berusaha meronta dan melepaskan diri dari tindihan pere mpuan itu, sebab perempuan jalang yang berada di hadapannya sekarang adalah istri gurunya yang berkhianat, bahkan dia adalah ibu kandung dari Him Ji im yang pernah berhubungan suami isteri dengannya.
Tentu saja dia tak boleh berbuat demikian dengannya tidak
heran kalau dia meronta seperti orang gila, berteriak-teriak keras sambil me ngumpat. . .
Namun sayang sekali seluruh tubuhnya le mas tak bertenaga, apalagi jalan darahnya sudah tertotok. Sementara itu Ceng Lan hiang makin la ma semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh pemuda itu, ma kin me me luk se makin kencang, sehingga ha mpir saja Ku See-hong tak dapat bernapas.
Sementara seluruh tubuh Ceng Lan hiang yang indah dan me mpersona hati itu ge metar keras, bukan cuma begitu, bahkan bergoyang kian ke mari tanpa aturan.
Sedang Ku See-hong pun merasakan rontaan yang makin la ma semakin menghebat, dia berteriak se makin menjadi-jadi. . .
Mendadak, pada saat itulah. . .
Ku See-hong merasakan dua le mbar bibir le mbut yang semula mene mpe l di atas perutnya itu mulai bergeser terus ke arah bawah.
. .
Tak la ma ke mudian, dua senjata sudah saling beradu satu sa ma lainnya. . .
Sambil menggoyangkan pinggulnya kian ke mari, Ceng Lan hiang tertawa cekikikan sa mbil me ngumpat:
"Sialan kau! Mengapa benda mu itu begitu tak berguna. . .!"
Rupanya Ku See-hong dengan menganda lkan keteguhan imannya berusaha untuk mengendalikan perasaannya yang bergolak keras, oleh sebab itu senjatanya tetap berada dalam keadaan le mbek tak berkekuatan. . .
Dalam keadaan demikian, sudah barang tentu Ceng Lan hiang tidak ma mpu untuk mela ksanakan hajatnya. . .
Tiba-tiba Ku See-hong merengek:
"Ceng kaucu, kumohon janganlah berbuat demikian denganku?
Mau bukan? Tahukah kau, perbuatan ini berdosa sekali?"
Sesungguhnya Ku See-hong a mat benci dan mendenda m terhadap perempuan ini, dia tahu setelah terjatuh ke tangannya maka tak ada gunanya me lawan dengan kekerasan. Maka sambil menahan kobaran hawa a marah dan bencinya, dia me mohon kepada pere mpuan itu agar tidak berbuat de mikian.
Ceng Lan hiang segera mengerdipkan matanya berulang kali, ke mudian sa mbil tertawa katanya:
"Saudara Cilikku, buat apa kau mesti berbicara begitu serius? Kau toh tahu, inilah kebahagian yang paling dicari oleh setiap manusia?"
ooodwooo
Sembari berbicara, Ceng Lan hiang dengan sepasang matanya yang menggiurkan tiada hentinya mengawasi sekujur badan Ku See- hong, terutama bagian vitalnya.
Berpapasan dengan sorot matanya yang begitu hangat dan merangsang serta menyaksikan bagian tubuhnya yang me mikat hati, Ku See hong merasakan darahnya mendidih, ha mpir saja senjata andalannya menegang.
Dia lantas berpikir di dalam hati:
"Perempuan cabul ini me mang benar-benar me mpunyai daya pikat yang merangsang hati pria, tidak heran kalau suhu yang berkepandaian silat begitu tinggipun terpukau oleh senyumannya yang merangsang, berbicara sesungguhnya,coba kalau aku tidak mengetahui je las akan dosa dan kebejatan moralnya, siapa yang akan menduga kalau perempuan cantik bak bidadari dari kahyangan ini sesungguhnya adalah seorang perempuan yang a mat jalang? Aaai. . . Thian me mang benar-benar suka me mper mainkan umatnya. . .
Dipandang secara telanjang oleh perempuan itu, la ma kela maan Ku See hong mulai tak tenang, dengan wajah merah me mbara serunya dengan gelisah:
"Tahukah kau. . . apa hubunganku dengan suamimu dan putrimu. . .?" Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh, tukasnya cepat:
"Siapapun dirimu, buatku adalah sama saja, sudahlah, kau tak perlu me mpersoalkan hal ini, ayo, cepatan sedikit. . ."
Dengan sepasang kakinya yang telanjang Ceng Lan hiang menge mpit tubuh bagian bawah Ku See hong, sehingga me mbuat pemuda tersebut sama sekali tak ma mpu berkutik.
Ku See hong tidak menyangka sama sekali kalau perempuan tersebut begitu jalang dan tak tahu malu, dalam keadaan de mikian, ia benar-benar kasihan dan sedih untuk nasib gurunya, dia sedih mengapa gurunya bisa me mpersunting pere mpuan semaca m ini dan Him Ji im bisa me mpunyai seorang ibu seperti ini. . .
Segulung hawa panas menerjang ke atas secara tiba-tiba, mendadak Ku See hong merasakan jalan darahnya yang tertotok menjadi bebas. . .
Kenyataan tersebut kontan me mbuat hatinya bergetar keras, sambil me mbentak gusar teriaknya:
"Kau perempuan cabul, benar-benar perempuan yang tak tahu ma lu. . ."
Rupanya Ceng Lan hiang sedang mela kukan rangsangan untuk mengga irahkan napsu birahi lawan jenisnya, sekarang tangan kanannya justru sedang mencomot. . . dan memper ma inkannya dengan penuh gairah.
Ku See hong me mbentak keras, telapak tangan kanannya segera menyapu ke depan keras-keras.
"Plaaaakkk. . ."
Benturan nyaring berkumandang me mecahkan keheningan.
Tubuh Ceng Lan hiang yang sedang mengge liat ke sana ke mari seperti seekor ular itu sudah terhajar telak sehingga mencelat ke belakang dan terlempar keluar dari pe mbaringan. Disaat melancarkan pukulan tadi, Ku See hong turut me lo mpat pula meningga lkan pe mbaringan tersebut, matanya yang tajam segera me mandang sekejap sekeliling te mpat itu.
Tampak olehnya diatas meja dekat dinding tergeletak pakaian lelaki, dengan cepat dia menyambar pakaian tersebut dan mengenakannya dengan terburu-buru.
Namun sewaktu dia me mandang ke mbali ke arah Ceng Lan hiang yang tergeletak di tanah, tampak olehnya perempuan itu sudah mengenakan pula satu stel pakaian berwarna putih, sepasang payudaranya yang besar masih kelihatan menonjo l ke luar, sedang rambutnya yang terurai menutupi sebagian payudara tersebut.
Dia berdiri dengan sekulum senyuman me nghiasi wajahnya, begitu cantik dan menawan seperti bidadari dari kahyangan.
Pakaian berwarna putih yang dikenakan tidak tertutup rapat, sehingga bagian rahasia dari kaum wanita mas ih setengah terlihat, ini se mua mena mbah merangsang pandangan pria.
Ku See hong terkejut sekali, dia tak mengira kalau serangannya barusan tidak berhasil melukainya barang seujung rambutpun, padahal dia mana tahu kalau serangan tersebut dilancarkan kelewat cepat, dengan kekuatannya yang belum pulih serta kepandaian silat Ceng Lan hiang yang begitu lihay, tentu saja serangan tersebut tidak sa mpai melukai lawannya.
Dengan cepat Ku See hong mengenakan ke mbali pakaiannya, kini jalan darahnya sudah bebas, tenaga dalamnya pun sudah pulih ke mbali seperti sedia kala, keberaniannya otomatis bertambah besar.
Melihat Ceng Lan hiang berjalan mende kat, dengan suara mengge ledek ia segera me mbentak:
"Perempuan jalang! Berhenti kau. . .!" Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh: "Kau benar-benar tidak mengerti ber main cinta, tidak tahu pula bagaimana menyayangi perempuan, untung saja aku menerima seranganmu, coba kalau berganti orang lain, mungkin tubuhku sudah hancur berantakan"
"Aaaai. . . kau memang me mpunyai wajah yang menawan hati, me mbuat aku merasa tak tega saja untuk mencelakaimu sedang kaupun begitu tak tahu diri, kau harus mengerti, setiap lelaki yang sudah cici penujui, tak seorangpun yang bisa lolos dari sepasang tanganku, tentu saja tidak terkecuali kau sendiri, aku lihat lebih baik kau menyerah saja untuk ber main cinta denganku, kalau tidak. . ."
"Perempuan jalang bedebah, aku akan me mbinasakanmu" bentak Ku See hong lagi.
Ditengah bentakan keras, telapak tangan kanannya segera diayunkan ke depan melepaskan sebuah pukulan yang maha dahsyat ke depan, segulung hawa pukulan yang menusuk tulang segera menggulung ke luar menyusul gerak serangan tadi.
Namun Ceng Lan hiang hanya mengebaskan telapak tangan kirinya, tahu-tahu serangan tersebut sudah hilang lenyap tak berbekas.
Sambil tertawa genit Ceng Lan hiang segera berseru: "Saudara cilik, kau me mang le laki yang tak berperasaan."
"Siapa bilang aku le laki tak berperasaan?" Ku See hong me mbentak gusar, “kau lah perempuan jalang yang tidak setia, berkhianat kepada suami dan banyak mela kukan kejahatan "
Ucapan mana bukan disa mbut dengan a marah oleh Ceng Lan hiang, sebaliknya perempuan itu ma lah tertawa cekikikan.
"Saudara cilik, saudara cilik... tahukah kau siapa yang telah me mungut sele mbar jiwa mu?"
Sambil berkata pelan-pelan dia berjalan mende kati Ku See hong! Bagaikan melihat ular beracun atau kalajengking yang berbahaya, Ku See hong segera mundur beberapa langkah dengan ketakutan, bentaknya keras-keras.
"Bila kau tidak berhenti lagi, aku akan "
Ceng Lan hiang tertawa cekikikan.
"Terus terang saja kuberitahukan kepada mu, ilmu silat mu masih terpaut jauh sekali dariku, lagipula kaupun tak nanti bisa lolos dari tempat ini, kau tahu berada dimanakah dirimu sekarang?”
"Haaahh..... haaahh..... haaahhh tempat ini adalah istana Cung Kiong tian dalam mar kas besar Ban sia kau siapa yang sudah berada disini, maka kecuali aku sendiri yang me mpersilahkan dia pergi, hanya jalan ke matian saja yang tersedia!”
Ku See hong sangat terperanjat sesudah mendengar perkataan itu, segera pikirnya: "Jika kepandaian silatku tak ma mpu menandinginya, berarti aku betul-betul sudah terperosok kedalam sarang harimau"
Sementara dia masih mela mun Ceng Lan hiang sudah maju dua langkah lagi dengan le mah ge mulai, tiba-tiba saja tangannya menepuk bahu anak muda tersebut, namun tidak menotok ja lan darahnya.
Dengan perasaan terperanjat Ku See hong segera mundur beberapa langkah ke belakang.
Ceng Lan hiang me mutar biji matanya berulang kali, lalu sambil menger ling genit bisiknya.
"Saudara cilik Ku, cici sudah dua hari ber mesraan denganmu di atas ranjang, masa kau tidak berperasaan sama sekali? Coba lihatlah, aku toh merasa tak tega untuk melukaimu?"
"Kau sudah melakukan "
"Belum" tukas Ceng Lan hiang le mbut, "Sekarang baru siap-siap me lakukan untuk pertama kalinya.." Rupanya Ku See hong mengira sela ma dua hari ini dia sudah diperkosa olehnya.
Namun dia merasa sangat lega setelah mendengar perkataan itu, coba kalau dia telah mela kukan hubungan dengannya, sudah pasti ia tak punya muka lagi untuk hidup terus di dalam dunia ini, bisa jadi dia akan segera bunuh diri.
Sementara itu Ceng Lan hiang sedang dikejutkan oleh keteguhan iman Ku See hong.
Perlu di ketahui, dia me mpunyai daya pikat yang amat besar bagi pandangan kaum lelaki, bahkan tidak sedikit diantara kaum pria yang bersedia main cinta satu kali saja dengannya meski harus dibayar dengan nyawa.
Tapi kenyataannya pemuda ini sa ma sekali tidak terpengaruh oleh segala rangsangan pikatannya yang beraneka ragam, pemuda itu seolah-olah berhati baja saja.
Kembali dia tertawa jalang, serunya.
"Oooh, rupanya kau hendak menir u Liu Hee hui si sastrawan banci itu..."
"Kau perempuan laknat, jangan dianggap kau paling cantik, padahal kau lebih jelek dari pada perempuan terjelek dikolong langit sekalipun"
Mendengar perkataan tersebut, Ceng Lan hiang segera berkerut kening, hawa pembunuhan segera menyelimuti wajahnya, namun hanya sebentar saja sudah lenyap tak berbekas.
"Saudara cilikku, bagian mana sih dari tubuh cici yang tak dapat me muas kan hatimu?" serunya sambil tertawa. "coba kau lihat, tubuh cici begitu mulus dan bahenol, payudaraku begitu padat dan kenyal, boleh dibilang tiada duanya didunia ini, terutama sekali lubang sorgaku, ..ooh, sekali mencoba pasti akan disukai untuk selamanya, apalagi untuk me mber i kesegaran bagimu, sela ma beberapa hari terakhir ini aku tak pernah me nja mah lelaki lain.." "Aaai, kau me mang tolol, ada kenikmatan sorgawi di depan mata kau enggan menikmat inya"
"Kau.. kau benar-benar tak tahu ma lu!" bentak Ku See hong keras-keras.
Ceng Lan hiang tertawa dingin.
"Kau sendiri yang tak tahu diri, baik.. bila kau bersikeras enggan menurut i perkataanku, terpaksa aku akan memperguna kan kekerasan."
Rupanya gagal menggunakan cara yang lunak, dia hendak me ma ksa dengan kekerasan.
Pada dasarnya Ku See hong me mang seorang yang cerdik, dia menjadi a mat terperanjat setelah mendengar perkataan itu, satu ingatan segera melintas dalam benaknya.
"Kepandaian silat yang dimiliki pere mpuan jalang ini masih jauh diatas kepandaianku, lagi pula obat-obatan yang dimilikinya lihay sekali, apabila aku sa mpa i bentrok dengannya, mungkin tiada kebaikan yang akan kuperoleh, satu-satunya cara menggunakan siasat untuk me mbunuhnya..."
Berpikir sa mpai disitu, Ku See hong segera menyusun siasat dalam hati kecilnya, kemudian setelah menghela napas sedih katanya:
"Hari ini aku orang she Ku sudah terjatuh ketanganmu, biar mati juga tidak menyesal karena kau me mang pernah melepaskan budi kepadaku"
Ceng Lan hiang tertawa jalang.
"Saudara cilik she Ku, kau tak perlu kuatir, cici tidak akan me mperguna kan tenaga Im- kang untuk mencela kai dirimu"
Rupanya Ceng Lan hiang me mang pere mpuan siluman yang paling cabul dikolong langit, sebagai ketua Ban sia kau, maka setiap orang yang ingin bergabung dengan perkumpulan tersebut sudah pasti akan digaet olehnya dan diajak bermain cinta paling tidak satu kali setiap mala m.
Namun setiap orang yang pernah berhubungan cinta dengannya, tanpa disadari telah terkena pula se maca m hawa im kang yang sengaja dilepaskan perempuan itu.
Setiap orang yang sudah terkena hawa im kang, maka satu jam setelah berhubungan kela min, racun dingin itu akan mulai bekerja.
Sang penderita akan merasakan jalanya peredaran darahnya seperti muncul berjuta-juta ekor se mut yang menggigit hati dan tulang nya, tak terlukiskan rasa sakitnya waktu itu.
Apabila sang penderita tidak selekasnya minum obat penawar buatannya, maka satu jam kemudian dia akan mati tersiksa.
Akan tetapi, apabila racun itu mulai bekerja dan pada waktunya menelan obat penawar buatan Ceng Lan hiang, meski dapat me munahkan racun yang mungkin menyerang isi perut dan jantungnya, namun orang tersebut sudah tak dapat me lakukan hubungan sengga ma untuk kedua kalinya dengan perempuan tersebut.
Sebab obat penawar itu khusus dipakai untuk me munahkan hawa Yang-khi dimiliki kaum pria, padahal bila hawa yang-khi kaum pria sudah menderita kerugian, bila melakukan senggama lagi, hal ini bisa mengakibatkan ke matian.
Sekarang setelah Ceng Lan hiang mendengar perkataan dari Ku See hong, dia mengira masalah inilah yang dimaksudkan, ma ka itulah Ceng Lan hang segera me mberikan ja minannya untuk tidak me lakukan hal tersebut.
Padahal berbicara yang sebenarnya, Ceng Lan hiang me mang tak ingin Ku See hong mender ita kerugian, karena pemuda itu me mpunyai daya perangsang yang kuat bagi kaum wanita, kecuali dia sudah bosan ber ma in cinta dengannya dan ingin mencar i rangsangan baru, sesungguhnya dia tak ingin mengisap sari kelakian Ku See hong bahkan dia rela menderita sedikit kerugian asal bisa mena mbah kekuatan Ku See hong hingga per mainan mereka lebih mengga irahkan lagi...
Hal ini bisa terjadi karena Ku See hong telah me mperoleh cintanya, kalau tidak Ceng Lan hiang yang kejam dan cabul itu tak nanti akan me mbiarkan dirinya di caci ma ki seenaknya oleh si anak muda itu.
Tentu saja asal dia me mpergunakan obat perangsang maka ia sudah akan me mpero leh beberapa kali kepuasan seks dari pemuda itu, namun ia tak tega berbuat de mikian.
Ya, makhluk yang berna ma manus ia kadangkala sangat aneh, walaupun Ceng Lan hiang terhitung seorang manusia yang cabul dan jalang, toh dia terhitung seorang wanita, bagaimanapun jua dia akan tertarik dan mencintai juga seorang pria.
Yang sial adalah Ku See hong, karena dialah yang dipilih perempuan jalang tersebut untuk menjadi kekasihnya.
Ku See hong segera mengatur siasat dibalas dengan siasat, sambil tertawa dingin katanya:
"Huuuh... siapa yang percaya kau perempuan yang sudah terbiasa me mper mainkan le laki seenaknya bisa menaruh perhatian khusus terhadap aku orang she Ku?"
Menyaksikan Ku See hong yang begitu merangsang, Ceng Lan hiang ke mbali terangsang, dia merasa antara kedua belah pahanya mulai basah.
"Oooh... saudara cilikku yang tampan, mengapa sih kau tidak mau percaya kepadaku?" serunya merayu, "Apa yang kau inginkan? Ayolah cepatan sedikit, aku sudah benar-benar tak tahan."
Belum selesai dia berkata, Ku See hong sudah dipeluk lagi kencang-kencang, bahkan tangannya bergerak cepat melepaskan pakaian yang menutupi badannya. Pakaian berwarna putih itu segera terlepas dan jatuh ke tanah, tubuhnya yang putih mulus dengan segala lekukan yang mengga irahkanpun segera terlihat di depan mata.
Tubuhnya yang bugil me mang sungguh indah, terlalu merangsang napsu pria yang melihatnya, bila lelaki la in yang menghadapi kejadian seperti ini, mungkin mereka rela ma mpus meski dapat merasakan kenikmatan sorga dunia dengannya hanya semala m saja.
Tapi Ku See hong me mang me lebihi siapapun, dia mas ih tetap duduk tenang tak bergerak.
Kini otaknya sedang berputar terus mencari akal, bagaimana caranya me mbinasakan pere mpuan itu...
Pelan-pelan sorot matanya dialihkan ke sa mping dan akhirnya berhenti di atas dinding sebelah kiri... dimana pedang Hu thian seng kia mnya tergantung.
Waktu itu birahi Ceng Lan hiang sudah me muncak, sambil me mbus ungkan payudaranya yang menongol seperti dua bukit kecil, dia menggesek-gesekkan payudaranya itu di atas dada Ku See hong, sepasang tangannya meme luk pinggang pemuda itu kencang- kencang sedang tenggorokannya me mperdengarkan suara yang aneh, pinggulnya digoyangkan kian ke mari dengan penuh napsu...
Melihat keadaannya sekarang, dia seperti sungai kekeringan yang mengharapkan datangnya air yang akan me mbasahinya.
Mencorong sinar pe mbunuhan yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, pikirnya:
"Sekaranglah kesempatan yang terbaik bagiku untuk turun tangan..."
Mendadak ia mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya ke tangan kanan, sementara tangan kirinya pura-pura bermesraan meraba punggung dan pinggang perempuan itu, pelan- pelan tangan kanannya digeserkan ke arah kepalanya dan meraba rambutnya yang panjang. Pelan-pelan. . . pelan-pelan. . .
Akhirnya telapak tangan kanannya itu sudah bergeser ke atas jalan darah Pek hui hiat di atas kepala Ceng Lan hiang.
Perlu diketahui, jalan darah Pek hui dan Yong swan merupakan dua jalan darah ke matian di tubuh manusia.
Betapapun sempurnanya tenaga dalam seseorang, bila kedua buah jalan darahnya itu tertotok atau terhajar pelan saja, niscaya orang itu akan tewas.
Jalan darah Yong swan-hiat terletak diantara kaki kita, tentu saja Ku See hong tidak dapat menyerang jalan darah Yong swan hiat tersebut.
Sementara itu, telapak tangan kanan Ku See hong sudah meraba jalan darah Pek hui hiat dikepala pere mpuan itu, ketika dilihatnya perempuan itu belum merasa, hawa murni yang sudah dipersiapkan diatas lengan kanannya itu tiba-tiba saja dipancarkan keluar....
Terdengar jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma me mecahkan keheningan. .
Namun yang roboh terjungkal ke atas tanah bukan Ceng Lan hiang, melainkan Ku See hong sendiri.
Perlu diketahui, Ceng Lan hiang adalah seorang manusia yang amat licik dan lihay, bagaimana mungkin perahunya akan karam didalam pecomberan!
Sewaktu Ku See hong berlagak ber mesraan dengannya tadi, ia sudah menduga kalau Ku See hong hendak menyerangnya secara dia m-dia m, sebab dia tahu mustahil pe muda itu akan tunduk pada ke mauannya dengan begitu cepat.
Bahkan sewaktu dia menggesek-gesekkan tubuhnya diatas badan pemuda tersebut, dia pun menemukan senjata andalan Ku See hong masih berada dalam posisi le mbek dan a mat lunak.
Ini menunjukkan kalau Ku See hong sedang me musatkan pikirannya untuk menghimpun tenaga dala m. Maka Ceng Lan hiang pun me meluk pinggang pe muda itu kencang-kencang, padahal yang dipeluk justru jalan darah Siau yong hiatnya.
Disaat Ku See hong hendak mengerahkan hawa murninya itulah, mendadak Ceng Lan hiang miringkan kepalanya ke sa mping dan sepasang tangannya menekan ke pinggang keras-keras.
Kontan saja Ku See hong merasakan tenaga murninya buyar hingga roboh terjengkang ke tanah, berada dalam keadaan begini, dia hanya me lototkan matanya bulat-bulat, sebab dia menduga dirinya pasti tewas kali ini.
Tapi Ceng Lan ping t idak me lancarkan serangan keji ke arah Ku See hong, sewaktu pemuda itu dapat me mulihkan ke mba li tenaga dalamnya dan melo mpat bangun, pere mpuan itu sudah mundurkan diri sejauh enam depa lebih.
Sambil terkekeh-ke keh Ceng Lan hiang segera berseru:
"Kau me mang benar-benar tak becus, mengapa sih kau terjatuh? Masa tenaga untuk me melukpun tak punya? Padahal kau begitu kuat dan perkasa, tak nyana kalau senjatamu begitu le mbek dan terkulai le mas.... haaaahh.... haaahhh.... haaaahhh "
Kembali dia tertawa terkekeh-kekeh penuh kejalangan.
Kalau dilihat dari sikapnya itu, dia seperti tidak merasa kalau Ku See hong barusan hendak melancar kan serangan keji terhadap dirinya.
Padahal Ku See hong ma na tahu kalau pere mpuan ja lang ini makin keji dan buas makin ma nis senyuman yang me nghiasi wajahnya, bahkan sikapnya pun seakan-akan tak pernah terjadi suatu peristiwa apapun.
Mendengar ucapan tersebut, Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, segera pikirnya:
"Jangan-jangan dia menotok ja lan darah Siau yong hiat ku tanpa sengaja " Berpikir demikian, dia lantas tertawa jengah sembar i berkata:
"Yaa, belakangan ini kesehatan badanku makin hari se ma kin bertambah le mah."
Ceng Lan hiang menghe la napas panjang.
"Aaai... tampaknya kesehatan badanmu benar-benar terganggu akibat dikerubuti kawanan manusia laknat itu, untung aku me mbawa beberapa maca m obat yang dapat mena mbah tenaga untukmu, obat tersebut sesungguhnya amat mahal dan tak ternilai harganya sehingga aku sendiripun merasa sayang untuk me ma kainya, tapi biarlah ku korbankan sebutir untukmu sekarang, setelah menelan pil tersebut niscaya tubuhmu yang lemah akan menjadi kuat, sekalipun mela kukan hubungan sengga ma beratus- ratus kali pun tak nanti akan merugikan kekuatan hawa murnimu"
Sembari berkata dia menga mbil pakaiannya yang tergeletak ditanah, merogoh ke dalam saku dan menge luarkan sebutir pil berwarna merah darah.
Buru-buru Ku See hong berseru.
"Jangan! Jangan! Sekalipun aku orang she Ku tidak becus, aku tak ingin me minjam kekuatan obat-obatan untuk..."
Sambil tertawa ringan Ceng Lan hiang segera menukas kata- katanya yang belum selesai.
"Berbicara sesungguhnya, entah mengapa sejak cici berjumpa denganmu, seluruh hatiku seakan-akan sudah terco mot olehmu, apakah kau mengira aku me mboho ngi dirimu?”
"Kau dan aku sudah pernah tidur bersa ma dalam keadaan sa ma- sama bugil, meski belum sa mpai me lakukan hubungan sengga ma, namun hubungan tersebut sudah cukup menggairahkan hati, tapi bila enggan melanjut kan pe mainan sa mpai babak terakhir, akupun tak ingin me ma ksa mu." "Sekarang terimalah dulu obat ini, bila kau enggan ma ka segera akan kuhantar kau keluar dari sini, asal kau dapat teringat akan budi kebaikanku, aku pun sudah merasa cukup puas"
Selesai berkata, sambil tertawa kepada Ku See hong dia mengangsur kan pil tersebut ke depan.
Senyumannya yang manis itu entah sudah me mbinasakan berapa banyak lelaki didunia ini. .
Senyumannya itu me mang lain dari pada yang lain, alis matanya yang melentik matanya yang jeli, bibirnya yang kecil mungil dan sepasang lesung pipinya yang menawan hati, cukup me mbuat hati pria menjadi rontok..
Namun yang membuat orang terperanjat adalah kecantikannya tidak menimbulkan perasaan muak bagi yang me mandang, sebaliknya justru me miliki daya tarik yang me mbuat pria menjadi tak ma mpu untuk me mpertahankan diri, hingga secara tak sadar menjadi terpikat oleh kecantikannya.
Sekalipun Ku See hong me miliki ke ma mpuan yang melebihi orang, namun senyuman yang diperlihatkan olehnya itu benar-benar me mbetot sukmanya, sehingga tanpa di sadari dia mengulur kan tangan kanannya untuk menya mbut pil tersebut.
Disaat tangan kanan Ku See hong ha mpir me nyentuh pil itulah...
Dari balik mata Ceng Lan hiang yang jeli mendadak me mancar keluar serentetan cahaya yang aneh sekali, diiringi suara tertawa jalangnya yang menusuk pendengaran, dia menyentilkan jari tangannya dan pil berwarna merah itupun me luncur ke depan diir ingi suara letupan lir ih.
Diiringi letupan tersebut, selapis bubuk merah menyebar ke mana-mana dan menciptakan selapis kabut merah yang segera menyelimuti sekeliling te mpat itu....
Ku See hong hanya mendengar suara tertawa genit, kesadarannya segera menjadi jernih ke mbali.... Di dalam gugupnya, dia mengira Ceng Lan hiang hendak me lancarkan sergapan ke arahnya, dia menarik napas panjang dan hawa murni yang dimilikinya segera di himpun menjadi satu, dia bersiap sedia menyambut datangnya serangan tersebut dengan kekerasan.
Sungguh tak disangka Ceng Lan hiang t idak berniat me mbunuhnya, ketika bubuk merah itu menyebar ke angkasa, kebetulan sekali terhisap masuk ke dalam tubuhnya. Begitu mengendus bau harum yang aneh, Ku See hong segera sadar kalau keadaan bakal runyam.
Sekalipun reaksi yang kemudian dilakukan cukup cepat, begitu mengendus bau harum buru-buru dia menutup pernapasannya, sayang keadaan masih tetap terlambat.
Perlu diketahui. .. pil dari Ceng Lan hiang itu dibuat secara khusus dan me mpunyai kasiat yang amat keras, barang siapa mengendus bau bubuk itu sedikit saja, niscaya racun itu akan bersarang ke dalam tubuhnya.
Walaupun dia me miliki kepandaian silat yang bagaimanapun baiknya, jangan harap dapat lolos dari anca man mana.
Pil merah itu tak lain adalah Tong hun si kut mi wu (kabut pemabuk me mbuat sukma terangsang dan tulang le mas).
Seperti namanya, obat ini termasuk sejenis obat perangsang yang dapat mengacaukan pikiran orang, asal orang mengendus bau obat tersebut maka napsu birahinya akan me muncak, kejernihan otaknya hilang dan segera berkeinginan untuk me langsungkan hubungan sengga ma...
Tapi kabut bubuk Tong hun si kut mi wu ini jauh berbeda dengan daya pengaruh Im hwee si kut wan, karena obat perangsang ini tidak me miliki sifat beracun yang me mbahayakan jiwa ma nusia.
Asal orang itu sudah me lakukan hubungan sengga ma, maka daya kerja tersebut akan lenyap dan hilanglah sudah seluruh racun obat tersebut. Ceng Lan hiang me mang tidak berniat mencela kai Ku See hong, apa yang menjadi keinginannya tak lebih hanya ingin me muas kan napsu birahinya belaka.
Di sa mping itu dia me mang tertarik dan cinta kepada Ku See hong, ia tak tega mencelakai pe muda tersebut, itulah sebabnya dia menga mpuni anak muda itu.
Coba kalau bukan de mikian, berapa le mbarpun jiwa yang dimilikinya sudah pasti habis ludas se menjak tadi.
Walaupun de mikian, na mun bila seseorang sudah menghisap udara yang mengandung obat perangsang Tong hun si kut mi wu, maka mau tak mau sang penderita harus mela kukan hubungan senggama, bahkan selesai melakukan hubungan dia akan tertidur pulas sampai beberapa jam la manya, semakin se mpurna tenaga dalam yang dimiliki seseorang semakin pendek jangka waktu tidurnya.
Daya kerja obat perangsang Tong hu si kut mi wu benar-benar cepat sekali penyebarannya.
Dalam waktu singkat Ku See hong merasakan tubuhnya menjadi le mas, seluruh tenaga dalam yang dimilikinya sukar terhimpun ke mbali...
Yang lebih celaka lagi adalah saat itulah...
Segumpa l hawa panas yang aneh tiba-tiba muncul dari bawah pusarnya dan menyebar ke mana- mana.
Bersamaan dengan munculnya hawa panas tersebut, kesadaran otaknyapun turut menjadi hilang.
Sekarang Ku See hong hanya bisa berusaha me mpertahankan kejernihan pikirannya yang semakin me mudar, matanya melotot besar, tubuhnya gontai, sementara sepasang tangannya berusaha untuk menekuk.... nya yang semakin menegang keras.
Benda itu sudah berubah bentuknya sekarang mana jelek, tak sedap lagi dipandang. Ceng Lan hiang yang menyaksikan kejelekan benda itu, kontan saja tertawa terkekeh-kekeh penuh kejalangan.
Sedemikian gembiranya dia sampai seluruh tubuhnya bergoncang keras mengikuti gelak tertawanya yang berderai-derai.
Seperti orang kalap Ku See hong menjerit keras, dengan sempoyongan dia berjalan ke dinding sebelah kiri, dimana Hu thian seng kia mnya tergantung...
Rupanya dia ingin bunuh diri guna menjaga kebersihan na ma baiknya.
Berbicara yang sesungguhnya, bila dia sa mpa i mengadakan hubungan sengga ma dengan Ceng Lan hiang, maka peristiwa yang me ma lukan ini akan me mbuatnya kehilangan muka untuk terus hidup di dunia ini. . .
Sambil tertawa dingin Ceng Lan hiang segera berseru:
"Kau hendak me mbunuh diri? Mari, mari. . . biar ku ambilkan bagimu. . ."
Sambil berkata dia maju ke depan dan menga mbilkan pedang Hu thian seng kiam yang tergantung di atas dinding tersebut.
Tapi Ku See hong sudah tak ma mpu menahan diri lagi, tubuhnya terjatuh ke atas tanah.
Sambil mengangkat kepalanya dia mulai berteriak keras: "Bu. . . bunuhlah aku. . . bunuhlah aku. . ."
Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh:
"Nih, a mbillah pedang tersebut, bukankah kau ingin bunuh diri. .
. ?"
Sambil berkata dia me nyodorkan pedang Hu thian seng kiam tersebut hingga jarak satu depa di hadapan anak muda tersebut.
Sementara itu Ku See hong sudah tak sanggup menahan bekerjanya obat perangsang dalam tubuhnya, dia berteriak keras dan sekuat tenaga menerjang ke muka, dengan cepat tangan kanannya menya mbar pedang Hu thian seng kiam tersebut. . .
Gelak tertawa jalang kembali berkumandang me mecahkan keheningan. . .
Tiba-tiba Ceng Lan hiang mundur dua langkah ke belakang, "blaaak!" tak a mpun Ku See hong terguling ke mba li ke atas tanah dengan napas tersengkal-sengkal.
Daya kerja obat perangsang yang kuat telah me munahkan sa ma sekali kejernihan pikirannya, sekarang dia hanya tahu untuk me muas kan kobaran api birahinya yang se makin me muncak.
Tiba-tiba terdengar Ku See hong menjerit keras:
"Ayo. . . ayo cepatan sedikit. . . oh ayo cepatan sedikit..." Sekarang ucapannya telah berubah, kini dialah yang mendesak
Ceng Lan hiang agar cepat-cepat memuaskan napsu birahinya yang berkobar, padahal kesadarannya sudah punah jadi dia sendiri tidak tahu apa yang telah diutarakan.
Coba kalau dia masih bisa menangkap suara sendiri, mungkin dia akan bunuh diri saking ma lunya.
Sesungguhnya Ceng Lan hiang sendiripun sudah tak ma mpu menahan diri lagi, me mandang wajah Ku See hong yang tampan serta bendanya yang jelek tapi keras seperti baja itu, dia tertawa terkekeh-kekeh lagi.
"Saudara cilik, sekarang kau sendiri yang me minta kepadaku, jangan salahkan diriku lagi heehh... heeehh... heehh"
"Kau. . . cepatlah sedikit. . ." kembali Ku See hong menjer it keras.
Ceng Lan hiang tertawa cabul.
"Baiklah, sekarang cici akan me mberi kepuasan yang paling syahdu untukmu. . ." Bersamaan dengan ucapan tersebut, diiringi dengan tertawa yang mengikik dia segera me me luk tubuh Ku See hong dan me mbar ingkannya ke atas pembar ingan.
Kemudian pelan-pelan dia melepaskan pakaian yang dikenakan olehnya. . .
Walaupun Ku See hong mengerti kalau pere mpuan itu sedang me lepaskan pakaian, namun karena daya kerja Tong hun si kut mi wu me mbuatnya tak berpikir lebih lanjut, dia hanya tahu birahinya me muncak dan mengharapkan pelepasan dengan secepatnya.
Dengan sepasang mata melotot besar seperti kucing yang mengincar tikus, Ku See hong mengawasi sekujur badan Ceng Lan hiang yang telanjang itu tanpa berkedip.
Andaikata tubuhnya tidak le mas tidak bertenaga, mungkin Ku See hong tidak akan menunggu sa mpai Ceng Lan hiang me lepaskan pakaian sendiri. . .
Dalam waktu singkat perempuan itu sudah berada kembali dalam keadaan telanjang bulat, tak sehelai benangpun yang melekat diatas tubuhnya.
Kemudian Ceng Lan hiang mulai me mbentangkan kedua belah pahanya, diantara belahan paha itu na mpak. . .
Sambil tertawa cabul perempuan itu segera menerjang ke atas tubuh pe muda itu..
Tampaknya suatu pertarungan sengit akan segera berlangsung diatas pembar ingan tersebut.
Tapi sayang, disaat yang amat kritis itulah justru muncul manus ia tak tahu diri yang mengacaukan suasana syahdu dari Ceng Lan hiang...
Mendadak, pada saat itulah...
Terdengar seseorang berseru dengan suara merdu. "Ceng kaucu, ada orang menyerbu ke dalam ka mar bacamu, secara beruntun dia telah melukai beberapa orang jago lihay, kepandaian silatnya amat hebat..."
Mendengar seruan itu, Ceng Lan hiang segera me mbentak keras.
"Cun hwa, siapa suruh kau berteriak-teriak? Kalian Su wa berjaga-jaga saja di sekitar ruang Cun kiong tian, jangan biarkan siapa pun me masuki ruangan ini"
Ceng Lan hiang sedang diliputi napsu birahi, bahkan daging empuk sudah di depan mata, bagaimana mungkin dia akan me lepaskan kese mpatan e mas ini dengan begitu saja?
Tidak heran kalau dia lantas mengucapkan kata-kata tersebut...
Baru selesai dia berseru, terdengar suara seorang pria berseru pula dengan parau.
"Kaucu perkasa menggetarkan dunia persilatan dan tiada keduanya di dunia"
ooodwoooo
CENG LAN HIANG segera mendengus dingin. "Ciu hu kaucu, mau apa kau menyusul ke mari?"
Ternyata orang yang muncul diluar ruangan tak lain adalah si Pedang ular perak Ciu Heng thian.
Sebenarnya dia adalah gendak kesayangan Ceng Lan hiang, namun se menjak lengannya dikutungi Ku See hong, Ceng Lan hiang makin bersikap dingin kepadanya.
Apalagi sekarang Ceng Lan hiang berhasil mendapatkan Ku See hong, sudah barang tentu dia sema kin tidak me mandang sebelah matapun terhadapnya, bahkan bisa jadi hubungan senggama mereka berikutnya merupakan hari naas bagi si pedang ular perak Ciu Heng thian....
Sementara itu si Pedang ular perak C iu Heng thian ke mba li berseru lantang:
"Salah satu daerah terlarang kita Bun ki kek, sudah dimasuki orang, sembilan pelindung hukum yang berjaga di pagoda tersebut sudah punah dibunuh lawan, kehebatan orang itu tak ma mpu aku orang she Ciu hadapi"
Ceng Lan hiang makin terkejut setelah mendengar perkataan itu, segera tanyanya dingin:
"Siapakah orang itu?"
"Hiat mo buncu. . .... manusia berkerudung warna warni!"
Mencorong sinar pe mbunuhan yang a mat mengerikan dari balik mata Ceng Lan hiang setelah mendengar na ma itu disebut, serunya penuh kebencian.
"Perempuan sialan, pun kaucu akan mencincang tubuhmu sehingga hancur berkeping-keping, kalau belum terlaksana hal ini sukar rasanya untuk menghilangkan rasa benci dalam hatiku"
Kemudian sa mbil berpaling kepada Ku See hong, katanya lagi dengan suara penuh kecabulan.
"Saudara cilik, enci akan pergi sebentar saja, sekarang berbaringlah dulu dengan tenang"
Seraya berkata jari tangannya yang putih halus segera menotok beberapa buah jalan darah penting didepan dada Ku See hong, tanpa bersuara tergeletaklah pemuda itu le mas di pe mbar ingan.
Dengan cepat Ceng Lan hiang mengenakan pakaian putihnya ke mudian ditutup dengan pakaian berwarna merah, setelah itu secepat sambaran kilat dia menerobos ke luar mela lui ruang sebelah kanan.
Terdengar Ceng Lan hiang berkata dengan suara sedingin es: "Su-wa (e mpat boneka), kalian masuk ke dalam ruang Cun Kiong tian dan lindungi kesayanganku, tapi ingat, siapa berani mencicipi buah terlarang dia kuhukum mati"
"Baik, silahkan kaucu berlalu!" sahut serentetan suara yang merdu.
Menyusul kemudian Ceng Lan hiang berkata lagi dengan suara sedingin es.
"Ciu hu kaucu, kau jangan ter mangu- mangu saja disini, ayo segera berangkat" waktu itu, sipedang ular perak Ciu Heng thian tidak mengetahui lelaki mana lagi yang sedang digumuli oleh perempuan cabul ini, menyaksikan sikap Ceng Lan hiang yang dingin seperti es, entah mengapa timbul suatu perasaan dengki dan cemburu yang besar sekali.
Sebenarnya dia ingin melihat siapa gerangan lelaki yang sedang digumuli kaucunya ini, na mun setelah mendengar perkataan tersebut, terpaksa dia harus menuruti perintah dan bersama-sa ma Ceng Lan hiang berangkat ke pagoda Bun ki kek.
Ku See hong yang tertotok jalan darahnya oleh Ceng Lan hiang sama sekali tak ma mpu berkutik, namun kesadarannya yang semula sudah terpengaruh oleh bubuk perangsang Tong hun si kut mi wu pun mereda ke mba li akibat pengaruh totokan tersebut.
Ketika menyaksikan keadaan sendiri yang telanjang, terutama benda jeleknya yang menegang bagaikan to mba k, rasa malunya benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata, apa mau dikata tubuhnya justru tak mampu berkutik, sehingga terpaksa dia hanya bisa melototkan sepasang matanya bulat-bulat.
Perlu diketahui, bubuk perangsang Tong hun si kut mi wu merupakan sejenis obat perangsang yang mustajab sekali, walau pun beberapa buah jalan darahnya sudah tertotok oleh Ceng Lan hiang sekarang sehingga hawa sesat tersebut menjadi terbendung. bukan berarti daya kerja obat perangsang tersebut telah punah. Seandainya totokan jalan darahnya di bebaskan ke mba li, ma ka serta merta kesadaran otaknya pun turut menghilang ke mbali dan kobaran napsu birahi ke mbali akan menyerang.
Kecuali me lakukan hubungan sengga ma satu kali untuk menghilangkan pengaruh racun tersebut, kalau tidak. sekalipun seratus kali kejadian tersebut terulang, keadaannya tetap setali tiga uang ....
Kendatipun daya sebar pengaruh obat perangsang Tong hun si kut mi wu ini cepat sekali tapi setelah masuk kedalam badan, meskipun me lalui waktu yang cukup la ma tanpa me lakukan pelampiasan, orang tak akan menjadi mati karena me mecahkan nadi darah karena pergolakan yang me nghebat.
Hanya saja orang tersebut akan merasakan suatu keanehan yakni selalu saja terbayang gambaran-gambaran erotik dan keinginannya untuk bersenggama besar sekali, benar-benar suatu siksaan hatin yang berat sekali.
Terdengar suara tertawa merdu bergema me mecahkan keheningan...
Kemudian dari luar istana Cun kiong tian menyelinap masuk empat orang, pere mpuan yang berdandan menyolo k sekali.
Mereka se mua berwajah cantik je lita, na mun hawa kecabulan menyelimuti muka mereka se mua, tak usah diduga lagi mereka pun termasuk pere mpuan-pere mpuan jalang seperti Ceng Lan hiang.
Ternyata keempat orang pere mpuan muda ini bukan la in adalah dayang-dayang kepercayaan Ceng Lan hiang. Cun wa, Hee wa, Ciu wa dan Tong wa.
Sudah cukup la ma kee mpat orang ini berkumpul dengan Ceng Lan hiang, sudah barang tentu merekapun sudah ketularan sifat jalang majikannya, bahkan boleh di bilang keempat orang ini selain jalang, keja mnya luar biasa. Empat pere mpuan itu mengenakan e mpat maca m pakaian yang berwarna warni, Cun wa yang mengenakan pakaian merah tiba-tiba berkata kepada ke tiga orang rekannya sa mbil tertawa:
"Entah bagaimanakah ta mpang dari gendak baru kaucu kita itu
....?"
Tong wa yang berbaju putih tertawa ringan:
"Sela ma dua hari belakangan ini, kaucu selalu berada didalam istana Cun kiong tian dan bergumul dengan gendaknya terus, aku rasa wajahnya pasti tampan, lagi pula benda je leknya besar, panjang dan lihay"
Ciu wa yang berbaju kuning tertawa dingin.
"Heeehhh.... heeehhh... heeehhh.... aku rasa orang ini tidak akan setampan Ciu hu kaucu, lagipula benda jeleknya tak nanti lebih besar, lebih kuat dari padanya"
"Ciu wa" seru Cun wa sambil tertawa, "apakah kau sudah pernah me lakukan hubungan gituan dengan Ciu kaucu?"
Paras muka Ciu wa berubah hebat setelah mendengar perkataan tersebut, dengan setengah merengek mohonnya:
"Ooh cici bertiga, janganlah kalian beritahukan peristiwa ini kepada Kaucu, kalau tidak, aku bisa..."
Mendadak Hee wa yang berbaju biru itu tertawa cekikikan, serunya dengan cepat:
"Ciu wa, jangan kau anggap hanya kau seorang yang pernah berhubungan gituan dengan Ciu hu kaucu?".
"Jadi kalian bertiga pun pernah gituan dengan Ciu hu kaucu?" kata Ciu wa sa mbil tertawa ringan, "bagaimana? Menurut pendapatmu apakah orang ini juga lebih ta mpan dan lebih lihay barang jeleknya dari pada Ciu hu kaucu"
"Kita belum sa mpai berjumpa dengan orang itu, bagaimana mungkin bisa menga mbil kesimpulan?" kata Hee wa dingin, "tapi kalau dilihat dari sikap Ceng kaucu terhadap Ciu hu kaucu barusan, sudah dapat diduga kalau orang itu pasti jauh lebih mengungguli dirinya"
"Benar!" sa mbung Cun wa ce mas, "?kalau dilihat keadaannya, nasib ro mantis Ciu hu kaucu sudah akan berakhir, kalau begitu kita berempatpun tak akan me mperoleh kehangatan benda jeleknya lagi, waaah... bagaimana baiknya?"
"Bagaimana lagi?" dengus Tong wa dingin, "me mangnya kau bisa mengha langi perbuatan yang hendak dilakukan kaucu?"
"Kalian benar-benar goblok" umpat Ciu wa tiba-tiba, "Sekalipun kita bakal kehilangan Ciu hu kaucu, masa tak bisa menggaet orang ini secara dia m-dia m?"
"Mana lebih segar, lebih baru, lebih merangsang lagi? Sekaranglah kesempatan yang terbaik untuk kita, bagaimana menurut kalian bertiga?"
"Ciu wa, kau sudah bosan hidup rupanya?" umpat Cun wa sambil tertawa.
"Asal dia me mbungka m, kaucupun tak bakal tahu, coba buktinya hubungan kita dengan Ciu hu kaucu, bukankan kita sama-sa ma bisa hidup berbahagia cukup langgeng? Seandainya kalian tidak mengakui barusan, siapa sih yang bakal tahu kalau kita berempat sebenarnya punya hubungan dengannya?"
"Betul! Betul!" seru Hwe wa cepat, tapi kita tidak tahu ma mpukah menggaet orang itu untuk menyeleweng dengan kita"
"Aaah, berdasarkan kecantikan dan kepandaian kita, masa tidak dapat?"
Tong wa tertawa.
"Mumpung masih ada kese mpatan bagus, mengapa tidak kita periksa dulu si benda jeleknya itu, kita mesti periksa dulu apakah benda jeleknya cukup besar, cukup panjang dan cukup keras sehingga sebeharga bagi kita untuk me nyerempet bahaya?.." "Apakah kalian bertiga sudah me lupakan pesan kaucu sebelum berangkat tadi?" Hee wa me mper ingatkan.
Tong wa ke mbali tertawa dingin.
"Masih ingat bukan kalau kaucu menyuruh kita melindunginya? Asal kita tidak melalap buah terlarang, apa yang bakal terjadi? Hmmm! sudahlah, tak usah berlagak suci, siapa tahu setelah kau saksikan si muka jelek yang gede, kau menjadi kebelet dan menyerempet bahaya untuk mela lap buah terlarang tersebut?"
"Kau dapat berkata demikian, berarti kau sendiri yang me mpunyai niat tersebut" seru Hee wa gusar.
"Sudahlah, jangan ribut terus" Cun wa menengahi, "mumpung ada kesempatan mar i kita tengok dia"
Ku See hong yang mendengar perkataan tersebut benar-benar merasa sakit hati, dia tidak menyangka kalau didunia ini terdapat begitu banyak perempuan cabul yang tak tahu malu, seandainya dia dapat berbicara sekarang, sudah pasti perempuan-perempuan itu akan diumpatnya habis-habisan.
Padahal perempuan semaca m ini tak ada gunanya diumpat, sebab kecabulan mereka telah me mbuat muka mereka lebih tebal dari dinding satu meter, dari pada mengumpat lebih tepat untuk me mbinasakan saja mere ka.
Tak selang berapa saat ke mudian .....
Keempat pere mpuan cabul itu sudah t iba disekeliling pembaringan, sorot mata mereka serentak dialihkan bersa ma-sa ma ke arah pe mbaringan itu.
Ku See hong pun bagaikan barang pameran, tergeletak telanjang bulat diatas pembaringan dan me mbiar kan seluruh badannya dinikmati oleh ke e mpat perempuan jalang tersebut, tentu saja terutama sekitar daerah si "benda jelek" nya yang gede.
"Haaahhh.... haaahh.... haaahh... .haaahh..." Bersamaan waktunya keempat pere mpuan jalang itu terbahak-bahak bersama. "Sreet! Sreeet!" dua kali desingan lirih berge ma.
Tahu-tahu kela mbu pe mbaringan itu sudah disingkap oleh Hwe wa dan kawan- kawan.
Dengan begitu, seluruh badan Ku See hong terlihat semakin jelas lagi dalam pandangan kee mpat wanita tersebut.
Ku See hong betul-betul malu sekali, sepasang matanya segera dipeja mkan rapat-rapat.
Empat wanita dengan delapan sorot matanya begitu terbentur dengan tubuh Ku See hong yang telanjang, kontan pandangan mereka menjadi me mbeku dan kaku.
Rupanya mereka sudah terpikat oleh kegagahan serta kekerasan tubuh Ku See hong, terutama sekali benda jeleknya yang berdiri menantang bagaikan seekor ular sendok yang liar me magut mangsanya...
Melihat buah manis yang tersedia didepan mata, empat dayang yang pada dasarnya memang rakus akan seks menjadi ma kin bernapsu, jantung mereka berdebar keras, api napsu birahi me mbara dan tubuh mere ka ge metar keras....
Coba kalau kita tahu lebih ke dala m, maka akan terlihat kalau benda mereka diantara kedua belahan pahanya sudah gatal tak tertahankan.
Sambil menghela napas Ciu wa me muji tiada hentinya:
"Benar-benar seorang lelaki yang me mukau hati, aku betul-betul sudah tak tahan lagi"
"Aaaai, akupun demikian!" sa mbung Cu wa sa mbil menghe la napas pula.
Hee wa tertawa cabul, usulnya tiba-tiba.
"Lebih baik kita me lalapnya secara bergilir saja."
"Kalian ingin ma mpus rupanya, mengapa tidak kalian lihat dulu segel diatas tubuhnya?" seru Tong wa. Rupanya mereka telah menganggap obat perangsang Tong hun si kut mi wu tersebut sebagai segel.
Dalam kenyataan keadaan tersebut memang seperti sebuah segel, siapa pun yang berani mencuri buah terlarang tersebut, Ceng Lan hiang akan segera mengetahuinya, kecuali merekapun me mpunyai Tong hun si kut mi wu.
Dengan suara yang genit Cun wa berkata.
"Untuk bercinta dengan lelaki setampan ini, biar cuma satu kalipun aku rela segera ma mpus"
"Huuh, tak tahu malu!" umpat Ku See hong dia m-dia m. Mendadak Ciu wa berkata:
"Kalau dilihat dari obat perangsang yang bersarang ditubuhnya, sudah jelas orang ini tak sudi menuruti perkataan kaucu. aaai....
nampaknya kitapun tak akan bisa menggaetnya untuk bermain cinta dengannya"
"Siapa sih orang ini? Apakah kalian tahu?" tanya Hee wa tiba- tiba.
"Kalau begitu kau tahu?" ucap Tong wa dingin, Hee wa berlagak sok rahasia:
"Sebetulnya aku sendiripun kurang jelas, tapi aku hanya menduga-duga"
"Hee wa, cepat kau katakan siapakah dia?" seru Cun wa dengan perasaan gelisah.
"Tahukah kalian, dalam dunia persilatan dewasa ini terdapat seseorang yang bernama Leng hun koay seng Ku See hong"
Ciu wa segera berseru kaget.
"Kau maksudkan Leng hun koay seng Ku See hong, yang selalu me musuhi Ban sia kau kita? Aaah, tidak mungkin?" "Kalau bukan dia, siapa lagi manus ia di dunia saat ini yang tidak me mpan terhadap bujuk rayu kaucu kita? Coba kalian lihat pedang yang tergeletak di tanah itu?"
"Oooh, Pedang Hu thian seng kiam" seru Ciu wa terperanjat, "mari kita saksikan dulu maca m apakah pedang mestika yang sudah digilai banyak umat persilatan ini?"
Sambil berkata, Ciu wa sudah siap menubruk kedepan... Pada saat itulah, mendada k terdengar Tong wa berseru: "Aaaaah. Aku punya akal! Punya akal. . ."
Tampaknya Cun-wa me maha mi apa yang dima ksudkan, sambil tertawa cabul katanya:
"Tong wa, kau me mang setan cilik yang licin, cepat katakan idee bagus apa yang berhasil kau peroleh?"
"Cun wa" bisik Tong wa sa mbil tertawa lirih, "Berbicara sesungguhnya, daya tarik yang begitu me mikat hati ini sungguh me mbuat akupun tidak tahan, kalau bisa aku segera bermain cinta dengannya, sekarang aku berhasil mendapatkan satu akal yang bagus, asalkan semua orang setuju, kita bisa bersa ma-sa ma merasakan kenikmatan yang luar biasa"
"Asal kau benar-benar me mpunyai ide bagus, hal bermain pertama kali akan ka mi serahkan untukmu"
Tong wa tertawa dingin.
"Tentu saja hal pertama untukku!"
"Hei, kalau ingin berbicara cepatlah di utarakan, waktu bagi kita sekarang lebih berharga dari pada emas!" teriak Hee wa dengan suara lantang.
"Mulai sekarang kita boleh berma in cinta dengannya secara bergilir, selesai ber ma in kita bunuh dirinya dan kita kuburkan jenazahnya dan pedang Hu thian seng kiam tersebut setelah itu kita berempat saling menghantam satu kali ke tubuh kita, asal kita berlagak dihajar orang sampai terluka dan ia ditolong orang lain, maka kaucu tak akan menaruh curiga kalau kita yang melakukan perbuatan ini, apalagi dia toh musuh besar Ban sia kau kita, tak mungkin kaucu akan menyelidiki persoalan ini sa mpai jelas "
Mendengar usul tersebut, Cun wa menghela napas panjang katanya kemudian:
"Siasat ini bagusnya sih bagus, cuma terlalu sayang kita harus me mbunuhnya"
"Kalau me mang t idak tega, kitapun jangan harap bisa menikmati tubuh orang ini untuk sela manya"
"Tapi kalau kaucu pulang agak awal bukankah kita bakal celaka " seru Hee wa.
"Kita tak usah banyak berbicara lagi, salah seorang diantara kalian berjagalah di luar ruang Cun kiong tian bila kaucu datang beri khabar secepatnya, aku pikir Hiat mo buncu sangat lihay sekali, mustahil kaucu bisa menangkan dengan cepat."
"Sekarang aku mendapat hak untuk ber main perta ma kali, kalian boleh menunggu sa mpai aku selesai"
Tampaknya keempat perempuan ini jauh lebih keji dan cabul dari pada Ceng Lan hiang, mereka hanya tahu untuk me la mpias kan napsu birahi sendiri, bahkan untuk melakukan perbuatan terkutuk tersebut, mereka tak segan-segan mela kukan t indakan yang a mat keji....
Pada saat ini rasa benci Ku See hong benar-benar me muncak sehingga kalau bisa me mbunuh mereka dalam sekali hantaman, namun keadaan sudah menjadi berke mbang begini, dia hanya bisa pasrah kepada Thian agar dia bisa lolos dari cengkera ma m e mpat perempuan cabul itu.
Sementara itu, Tong wa sudah melepas kan pakaian putihnya, kini dia berada dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang mele kat ditubuhnya. Sebagai perempuan yang pada dasarnya me mang cantik, perawakan tubuh mereka benar-benar me mukau hati.
Sambil menggoyangkan pinggulnya dan tertawa cabul, Tong wa segera menubruk ke atas tubuh Ku See hong.
Mendadak terdengar jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma me mecahkan keheningan.
Tubuh Tong wa yang telanjang itu tahu-tahu sudah mencelat sejauh dua kaki lebih dan tergeletak tak berkutik diatas tanah, darah kental menyembur keluar dari mulutnya.
Jelas perempuan cabul yang berhati kejam ini sudah tewas seketika dan berangkat ke neraka.
Perubahan yang terjadi sangat mendadak ini kontan saja mengejutkan Hee wa, Cun wa, dan Ciu wa, paras mereka berubah menjadi pucat pias seperti mayat, tubuh mereka gemetar keras sekali.
Rupanya mereka mengira Ceng Lan hiang telah muncul ke mba li disitu.
Akan tetapi setelah sorot mata mereka berhasil melihat jelas siapa gerangan orang itu, keberanian mereka muncul ke mbali.
Dengan suara menggelede k Cun wa segera me mbentak. "Ooh, rupanya kau, ma mpus kau kali ini."
Rupanya ditengah ruangan sekarang telah berdiri seorang manus ia berkerudung warna warni, dia bukan la in adalah Hiat mo buncu Keng Cin sin.
Saat ini dia sendiripun dibikin tertegun oleh pemandangan yang tertera diatas pembaringan tersebut.
Untuk beberapa saat lamanya dia menjadi termangu dan tidak tahu apa gerangan yang harus dilakukan. Sewaktu Keng Cin sin berhasil me mbinasakan Tong wa tadi dia sama sekali tidak tahu siapa gerangan yang sedang berada diatas ranjang.
Namun setelah matanya berpaling kesana dan menyaksikan kalau lelaki yang telanjang bulat itu adalah kekasih sendiri, sedang pemuda itu kelihatan amat malu dan serba salah, tak terlukiskan rasa terperanjat hatinya sekarang.
Andaikata kain kerudungnya terlepas waktu itu, maka akan terlihat kalau paras mukanya berwarna merah pada m.
Dalam pada itu Cun wa, Hee wa dan Ciu wa telah me mbentak nyaring, mendadak telapak tangannya diayunkan kedepan, beberapa gulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung menya mbar ketubuh Keng cin sin..
Perlu diketahui, e mpat dayang dari Ban sia kau ini termasuk jago kelas satu dalam dunia persilatan dewasa ini, serangan gabungan yang mereka lancarkan sekarang benar-benar luar biasa sekali.
Gulungan angin pukulan de mi gulungan angin pukulan bagaikan selembar jaring raksasa yang a mat besar langsung mengurung tubuh Keng Cin sin yang mas ih berdiri tertegun itu.
Ku See hong sendiri lantaran malu sekali berada dalam keadaan telanjang bulat, maka sela ma ini dia hanya me meja mkan matanya rapat-rapat, itulah sebabnya dia tidak tahu siapakah yang barusan muncul!
Dita mbah pula pikirannya sedang kalut dan sadar tak sadar, maka baik pembicaraan antara Ceng Lan hiang dengan Ciu Heng thian, maupun pembicaraan antara Cun wa dengan Hiat mo buncu tak secuwil pun yang terdengar olehnya.
Keng Cin sin benar-benar gusar sekali, sepasang matanya me mancarkan cahaya pembunuhan yang sangat menggidikkan hati, sepasang telapak tangannya diayunkan berulang kali, serangan gabungan dari ketiga pere mpuan cabul itu segera dipunahkan sehingga hilang lenyap tak berbekas. Dengan gerakan tubuh bagaikan sukma gentayangan, Keng Cin sin menerjang lebih ke depan lagi dan menerobos ke muka Ciu wa dengan kecepatan luar biasa, tangan kanan nya segera diayunkan kedepan melepaskan sebuah pukulan dahsyat yang persis menghanta m diatas dada Ciu wa.
Kembali jeritan ngeri yang me milukan hati berkumandang me mecahkan keheningan ....
Tubuh Ciu wa mencelat sejauh satu kaki lebih sa mbil muntah darah segar, isi perutnya hancur lebur seketika, otomatis jiwanya pun melayang meninggalkan raganya...
Menyusul kemudian...
Sekali lagi berkumandang suara jeritan ngeri yang me milukan hati ....
Rupanya Hee wa pun ikut menyusul ke alam akhirat.
Cun wa benar-benar sangat terperanjat, belum pernah dia saksikan situasi yang begini gawat seperti sekarang, sudah barang tentu dia semakin tak berani untuk beradu kekuatan dengan Keng Cin sin.
Dengan cepat dia menggerakkan sepasang bahunya dan siap mengegos ke sisi kanan pe mbar ingan untuk menyela matkan diri ....
Bagaimana mungkin Keng Cin sin me mbiarkan dia kabur dari tempat itu?
Pergelangan tangan kanannya segera dia putar dan segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke depan dan menyerang jalan darah Pay sim hiat serta Siau hiat di tubuh Cun wa.
Dengusan tertahan sekali lagi berkumandang me mecahkan keheningan.
Dua semburan darah segar segera me mancar keluar dari tubuh Cun wa, sementara tubuh perempuan cabul itu pelan-pe lan terkulai ke atas tanah. Empat manusia cabul yang berhati keji seperti ular berbisa ini, hanya didalam waktu yang a mat singkat telah ma mpus se mua dan menjadi setan-setan romantis.
Selesai me mbinasakan e mpat pere mpuan cabul tersebut dengan gerakan yang paling cepat, Keng Cin sin tak berani bertindak ayal lagi, tiba-tiba sepasang tangannya di ayunkan ke muka, segulung angin pukulan yang keras segera menyambar ke tubuh Ku See hong dan me mbebaskan ja lan darahnya yang tertotok ....
Sesungguhnya Ku See hong me mang berada dalam keadaan sadar, apalagi jalan darahnya sudah dibebaskan sekarang, tiba-tiba saja dan me mbuka matanya lebar-lebar.
Begitu me lihat kehadiran keng Cin sin dihadapannya, ia menjadi ma lu setengah mati, buru-buru serunya ce mas:
"Kau.... . . Kau... kau... cepat pergi "
Sekuat tenaga Keng Cin sin berusaha mengendalikan gejolak perasaan di dalam hatinya, sambil tertawa dingin ia berseru:
"Cepat kenakan ke mba li pakaianmu "
Ditegur demikian, Ku See hong baru teringat akan sesuatu, cepat-cepat dia menundukkan kepalanya....
Tampak si "Benda jelek" nya masih menegang seperti tombak yang siap bertempur, tampangnya kelihatan lebih jelek dan menger ikan lagi, Sambil menjerit kaget buru-buru dia menutupi "Benda jelek" tersebut dengan kedua belah tangannya, saking jengahnya hampir saja dia jatuh se maput. ..
Sebagaimana diketahui, kini Ku See hong berada dalam keadaan telanjang bulat, meski dia merasa malu sekali sewaktu berada di depan perempuan-pere mpuan cabul tersebut, namun rasa malunya tidak seberapa, berbeda sekali waktu berada di depan perempuan berkerudung warna warni ini, rasa malu yang diala minya sekarang boleh dibilang sudah tak tertahankan. Andaikata Ku See hong tahu kalau pere mpuan yang berada dihadapannya sekarang adalah Keng Cin sin, mungkin dia akan merasa lebih ma lu lagi.
Keng Cin sin menghela napas panjang, ke mudian katanya pelan. "Aaaai. inilah ke mauan takdir". . ."
-ooodwooo-