Dendam Sejagad Jilid 31

 
Jilid 31

TERNYATA disaat yang kritis Ku See hong  telah  mengeluarkan ilmu gerakan tubuh Mii khi biau tiong sin hoat yang maha dahsyat itu, dengan mengandalkan hawa murninya dia me mbuat seluruh tubuhnya  menjadi  enteng  bagaikan  sele mbar  bulu,  hal   mana me mbuat angin pukulan maha dahsyat yang menyergap tubuhnya itu sama sekali tidak menghasilkan apa-apa kendati pun bersarang secara telak diatas badannya, Perlu diketahui, Kepandaian silat yang dimiliki Ku Se hong sekarang sangat lihay, terutama sekali dalam  ilmu meringankan tubuh serta ilmu pukulan, kemajuan yang berhasil dicapai sangat pesat.

Kesemuanya ini berkat dia telah minum darah mestika Tee liong hiat poo serta melatih ilmu Kan kun mi siu sin kang yang maha dahsyat tersebut.

Thi bok sin kiam Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut marasakan hatinya bergetar keras, dengan cepat dia berpikir:

"Kepandaian silatnya telah berhasil mencapai t ingkatan yang luar biasa sekali, bila mala m ini tidak banyak jago lihay yang turut hadir disini, sulit rasanya untuk menaklukkan bajingan cilik ini"

Sementara itu Ku See hong telah melayang turun kembali ke atas tanah dengan enteng nya, dengan suara menggeledek dia  segera me mbentak:

"Cu Pok, kau benar-benar sudah bosan hidup?"

Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa seram. "Heeehhh...heeehhh...heeehh... Ku sute. kau sendirilah yarg sudah bosan hidup, terus terang kuberitahukan kepadamu, kau sudah terperangkap oleh jebakanku"

Mendadak...

Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang hampir bersa maan waktu nya dari e mpat arah delapan penjuru di sekeliling le mbah tersebut, lalu mengikuti he mbusan angin mala m tersebar sampai dimana- mana.

Suara tertawa seram tersebut ibarat suara tangisan setan atau lolongan serigala me mbuat siapapun yang mendengar suara tertawa tersebut segera berdiri semua bulu ro manya.

Terdengar suara aneh yang menyeramkan tadi bersahut-sahutan dan mengge ma di seluruh le mbah tersebut, bahkan dari setiap sudut le mbah itu seakan-akan berkuman-dang pula suara aneh yang me me kikkan telinga itu.

Begitu seram dan kacaunya suasana ketika  itu, me mbuat perasaan orang bertambah ngeri rasanya.

Dengan paras muka berubah hebat, Ku See hong tertawa dingin, ke mudian tegurnya.

"Cu Pok, rupanya watak bangsatmu masih belum juga berubah, sesunguhnya aku orang she Ku mas ih ingin me mberi sebuah kesempatan kepada mu untuk me mperbaiki hidupnya, tak nyana kalau kau masih tetap berhati licik dan buas. Terpaksa  aku  harus me lakukan pe mbunuhan secara besar-besaran pada mala m ini! Mengapa kawanan anak buahmu tidak kau suruh keluar semua agar aku orang she Ku bisa sekalian mengir im mereka pulang ke akhirat? Lebih baik tak usah meniru cara dedemit untuk menakut-nakut i orang lagi, aku tak bakal menjadi ketakutan oleh permainan jelekmu itu.

Baru selesai dia berkata, mendadak dari balik kegelapan sana berkumandang suara gelak tertawa yang keras sekali.

Suara tertawa tersebut bagaikan ada selaksa kuda yang sedang berlari bersama, begitu keras dan melengkingnya hingga menusuk pendengaran dan menggetarkan seluruh lembah tersebut.

Di tengah gelak tertawa yang amat nyaring, dari balik kegelapan segera bermunculan sesosok bayangan manusia bertubuh pendek dan sesosok bayangan manusia bertubuh jangkung. Tampak orang itu menggunakan kecepatan yang mengaburkan pandangan mata, hanya didalam beberapa kali kelebatan saja sudah tiba disisi badan Cu Pok.

Menyusul ke mudian ber munculan lagi e mpat sosok bayangan manus ia yang di ikuti pula oleh belasan sosok bayangan lainnya.

Ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki rata-rata amat tinggi dan sempurna, hanya di dalam waktu singkat semua gembong iblis tersebut telah mengepung tubuh Ku See hong rapat-rapat.

Dengan sorot mata yang tajam bagaikan se mbilu Ku See hong me mandang sekejap  wajah-wajah  manusia  yang  berada  disana ke mudian hatinya amat terkesiap, dia tahu lebih banyak bahaya daripada keuntungan baginya pada mala m ini.

Kakek pendek dan jangkung yang bermunculan lebih dahulu tadi adalah dua orang pangcu yang termashur namanya dari Thi kiong pang dan Jian khi pang.

Yang bertubuh pendek dan me melihara jenggot kambing berkulit hitam dan ber mata tajam itu adalah ketua dari perkumpulan Thi kiong pang yang disebut orang sebagai Thi bie hui ki (to mba k terbang berwajah baja) Song Ko piau.

Sedangkan kakek kurus  jangkung itu adalah pangcu dari perkumpulan Jian khi pang yang bernama Ma kiam (si pedang iblis) Toan Gi cong, dia berwajih pucat, bermata besar dengan tulang  dahi yang menonjol tinggi serta sepasang alis mata yang  amat tebal, raut wajahnya menyeramkan sekali.

Sedang empat sosok bayangan manus ia yang mengikuti dibelakang mereka berdua adalah ke empat  toa thamcu dari perkumpulan Ban shia kau, orang pertama adalah Sin hwee thamcu (ketua ruangan api sakti) Ang bin mo kun (Iblis sakti berwajah merah) Si Bu bong, orang ini belum pernah dijumpa i Ku See hong sebelumnya, tampak orang tersebut berwajah merah darah dengan bulu penrdek berwarna hittam tumbuh padaq kedua tulang pripinya, jenggot yang pendek  seperti tombak me mbuat tampangnya bertambah mengerikan. Ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali, dalam perkumpulan Ban shia kau dia mene mpati kursi nomor lima.

Selanjutnya adalah Tha mcu ruang Im hong, Thian jian tee ciat (langit cacad bumi merekah) Si Hun sia, Thamcu dari ruang Thian leng Mo pit siu (kakek berlengan iblis) Khong Yusiang) serta Tha mcu ruang Tee hun: Ta soat bu liang (menginjak salju tanpa bekas) Tam Cun khi..

Sedangkan puluhan orang lainnya adalah para Hiangcu dari perkumpulan Ban sia kau, Jian khi pang serta Thi kiong pang, kepandaian silat yang mereka miliki pun rata-rata  merupakan jagoan kelas satu di dalam dunia persilatan.

Bila Ku See hong dengan kekuatan seorang diri ingin bertarung me lawan kawanan ge mbong iblis tersebut, pada hakekatnya sulit sekali seperti mendaki kelangit saja. .

Dia m-dia m dia menge luh dalam hati kecilnya setelah menyaksikan betapa banyak nya kawanan musuh yang ber munculan disitu, meski dalam hati kecilnya merasa amat terkejut,  namun paras mukanya tetap dingin kaku seperti es.

Setelah mendengus dingin, katanya dengan suara menghina:

"Cu Pok, gara-gara kau seorang, apakah kau sengaja mendatangkan begini banyak begundalmu?"

Thi bok sinkiam Cu Pok tertawa seram.

"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... mana- mana! Terpaksa aku harus berbuat demikian oleh karena Ku sute me mang bikin orang gemes sekali"

Sementara itu, ketua perkumpulan Thi kiong pang, si to mbak terbang berwajah besi Seng Ko piau telah berseru pula sambil tertawa terbahak-bahak:

"Haaahhh...haaahhh...haaahhh... Ku See hong, terus terang saja kami katakan, semua orang menaruh perasaan benci dan jeri kepadamu, oleh karenanya hari ini kami datang bersama-sama untuk menghabisi dirimu"

"Hmmm, kalian se mua adalah musuh besar dari aku orang she Ku, bagus sekali, mala m ini juga kita dapat menyelesaikan pula persoalan diantara kita se mua "

Secara diam-dia m, Thi bok sin kiam Cu Pok harus mengagumi juga akan kebesaran nyali Ku See hong. kendati pun sudah dikurung oleh begitu banyak jago lihay, ternyata dia tidak me mperlihatkan rasa seram atau gugup, bahkan paras mukanya pun sama sekali tidak berubah..

Tee hun thamcu, si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi tertawa dingin.

"Heeehhh... heeehh...heeehhh... orang she Ku, kau tak usah menghajar bengkak wajah  sendiri  mengaku  sebagai  si  ge muk.  ma lam ini kau sudah berada dibayah kepungan begini banyak jago lihay kami, janganlah berlagak seperti naga sakti yang bersayap lagi, sebab pada hakekatnya keadaanmu seakan-akan katak yang sudah masuk dalam keranjang"

Dengan sinis dan nada menghina, kembali Ku See hong mendengus ketus.

"Hm....hmm, kalian tak lebih hanya manus ia- manusia rendah yang tak tahu malu, lebih  baik  tak  usah  banyak  berbicara  lagi, ma lam ini adalah mala m sial bagi kalian semua, karena kamu se mua berani mencari gara-gara denganku"

Sin hwee than-cu si iblis Sakti berwajah merah Si Bu Long tertawa keras pula dengan suaranya yang maca m ge mbrengan bobrok.

"Haaahhh... haaaahh... haaahhh- kalau didengar dari nada pembicaraanmu, tampak nya kau si bajingan tengik me mang sombong nya bukan kepalang, sebentar aku orang she Si harus mencoba lebih dulu akan ke ma mpuanmu, aku ingin tahu sa mpa i dimanakah kehebatan ilmu silat yang kau miliki sehingga begitu berani bersikap latah kepada ka mi se mua"

Sementara itu, Ku See hong telah menyadari betapa seriusnya persoalan yang mereka hadapi, oleh sebab itu dia berusaha keras untuk menenangkan hatinya, ke mudian tertawa dingin.

"Heeeeehhh...heeeeehhh....heeehhh.. siapakah kau? Bila kudengar dari nada pe mbicaraanmu itu, mungkin kau termasuk seorang manusia yang punya nama dan kedudukan, baiklah, aku orang she Ku pasti akan melayani keinginanmu itu"

"Ku sute!' Thi bok sin kiam Cu Pok segera berkata. "kau tak usah berbicara so mbong lagi,  dia adalah Sin hwee tha mcu dari perkumpulan ka mi, hari ini sengaja kubawa untuk me layani kebinalanmu itu. Tapi sebelum segala sesuatunya berlangsung, lebih dahulu aku hendak mengajakmu untuk berunding secara baik-ba ik, apa lagi mengingat kita berdua masih me mpunyai hubungan perguruan.'

"Sekarang, asal kau bersedia untuk me mperse mbahkan pedang Ang soat kiam yang tergantung dipunggungmu serta bait lagu Dendam sejagad, maka kami tak akan menyusahkan dirimu lagi, sebagai orang pintar tentunya kau sudah dapat melihat dengan jelas keadaan disekeliling te mpat ini bukan? Dan aku pikir tak usah banyak pembicaraan lagi..?'

Begitupun lebih baik lagi, ma ka orang she Ku juga secara ringkas ingin mengucapkan  sepatah kata, bila kalian merasa punya kepandaian silat yang hebat, silahkan saja untuk menga mbil sendiri kedua maca m benda tersebut"

Ketua Jian khi pang, si pedang lblis Toan Ghi kong  tertawa seram.

''Heeehhh...heeehhh...heeehhh. apakah kau lupa kalau dirimu itu cuma seorang diri? apakah kau yakin bisa menghadapi kami semua? Ketahuilah, orang-orang tersebut tak akan bersikap sungkan terhadap dirimu" Ku See hong tahu kalau ini penuh dengan kemunafikan, kelicikan serta kebusukan.

Sudah pasti kawanan manusia laknat tersebut tak akan mengajak dirinya untuk berbicara keadilan dan kebenaran dari  dunia persilatan.

Perasaan hatinya sekarang benar-benar bergolak keras, namun paras mukanya sama sekali tak berubah, malahan sa mbil tertawa nyaring dia berkata dengan santai:

"Cara istimewa kalian ini sudah pernah dilakukan satu kali ketika berlangsungnya pertarungan dibukit Soat san te mpo  hari, tapi kenyataannya toh cuma begitu-begitu saja dan tiada sesuatu yang luar biasa, aku seorang she Ku sudah banyak mendengar dan banyak me lihat akan perbuatan kalian tersebut"

Tentu saja yang dimaksudkan oleh Ku See hong adalah pengerubutan oleh kawanan jago dari dunia persilatan atas diri Bun ji koan su Him Ci seng dibukit Soat san te mpo hari.

Dia m-dia m para jago lihay yang pernah mengikuti pertarungan di bukit Soat san tempo hari merasa amat terperanjat, mereka tak bisa menduga apa sebabnya Ku See hong bisa me miliki keberanian yang begitu luar bibasa? Mungkinkahd dia me miliki kaepandalan luar bbiasa yang bisa dipakai untuk menghadapi kerubutan mereka...?

Thian jian tee ciat Hun sia tertawa seram, lalu berseru:

"Orang she Ku, mala m ini meskipun kau me miliki kepandaian silat yang maha dahsyat pun, jangan harap bisa meningga lkan tempat ini dalam keadaan sela mat.

Ku See- hong tertawa lebar.

"Kalau me mang begitu, mengapa tidak kita buktikan saja dengan kekuatan tantangnya.

Thi bok sin kiam Cu Pok, turut tertawa pula,

”Ku sute, orang bilang, seorang Enghiong harus tahu keadaan, tapi sekarang kau begitu tak tahu diri, berbicara dari kepandaian silat yang kau milikt, cukup ke e mpat orang Tha mcu ku pun belum tentu bisa kau hadapi, lebih baik pentangkan dulu mata mu lebar- lebar, daripada kita harus menggunakan kekerasan'

Kembali Ku See hong tertawa dingin.

"Cu Pok, tahukah kau bahwa seorang enghiong me miliki semangat pantang menyerah dan keberanian untuk menghadapi maut?”

"Aku orang she Ku tob belum tentu akan terkurung oleh kalian semua atau mati terbunuh ditangan kalian, sekarang apa salahnya kalau kalian utus saja ke empat orang thamcu yang diandalkan itu unjuk kekuatan.."

Maksud Ku See hong dengan  ucapannya tersebut adalah  ingin me mancing ke marahan dari ke e mpat tha mcu tersebut sehingga mereka terjun ke arena pertarungan dan menghadapinya bersa ma.

Bila hal tersebut sampai terjadi, maka dengan mengandalkan kepandaian silatnya yang maha dahsyat, akan dibunuhnya beberapa orang itu lebih dulu, setelah beberapa orang itu ma mpus, niscaya keberanian mereka pun akan menjadi luntur pula.

Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa licik,

"Heeeeehhh... heeeehhh... heeeehhh... Ku sute, apakah kau hendak keras kepala me mpertahankan pendapatmu itu? Apakah kau hendak me maksa ka mi untuk menundukkan kau dengan menggunakan kekerasan?"

"Tepat sekali! Ucapanmu itu me mang tepat!"

Sin hwe thamcu si iblis sakti berwajah merah Si Bu bong tak sanggup me mpertahankan diri lagi, dengan suara dalam dia segera me mbentak keras:

”Pimpinan Cu, ijinkanlah kepadaku untuk me mberi pelajaran lebih dulu kepada bajingan cilik ini`

"Su tha mcu, kalian boleh bersa ma-sama me mbekuk bajingan keparat ini!" perintah Thi bok sin kiam Cu Pok dengan cepat. Dengan nada menghina Ku See hong tertawa dingin.

"Sin hwee tha mcu, kalau dilihat dari ta mpang mu tadi, waduh sok nya bukan kepalang, lagaknya saja seakan-akan  hendak mengajakku untuk berduel satu lawan satu, mengapa kau main kerubut sekarang ? Huuuh.. kalau berbicara tolong yang lebih jelasan sedikit, sesungguhnya kau ingin mengajak ke tiga orang rekanmu agar bisa ma mpus bersama?"

Sin hwee tha mcu si Iblis sakti berwajah merah Si Bu bong merupakan seorang jago lihay yang kepandaian silatnya cuma setingkat dibawah Cu Pok serta ketua Jian khi pang dan Thi kiong pang, kecuali dengan mereka bertiga, dialah berilmu paling tinggi.

Pada dasarnya dia memang seorang manus ia so mbong yang terlampau me ngung-gul kan kepandaian sendiri, dia sudah terbiasa berlagak jumawa dan ingin mencari menangnya sendiri.

Bayangkan saja, bagaimana mungkin dia bisa menerima ejekan dari Ku See hong tersebut?

Diiringi   suara   bentakan   yang   menggeledek,  dia   segera  me mbentak keras.

"Bocah keparat, aku orang she Si akan menghajar mu sa mpai merangka k ditanah!" Ditengah bentakan keras, tubuh si Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong yang tinggi besar itu menerjang maju seperti hembusan angin puyuh, sepasang telapak tangannya diayun kan ke depan dan segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat bagaikan sambaran geledek cepatnya langsung menerjang tubuh Ku See hong.

Si anak muda itu tertawa dingin, mendadak dia berkelebat ke samping  dengan  suatu  gerakan   aneh,   bukan   saja   berhasil  me loloskan diri dari lingkaran hawa pukulan lawan, sebaliknya dia justru berhasil menyelinap ke sisi kanan lawannya.

Waktu itu, hawa membunuh  sudah menyelimuti seluruh benak  Ku See hong, dia tahu kalau dirinya sedang berada dikeru-butan banyak jago lihay, dalam posisi seperti ini tak mungkin lagi baginya untuk bersi-tegang atau tarik urat dengan mereka. Tindakan satu- satunya  yang  paling  tepat   adalah   turun   tangan   keji   serta me mbinasa kan mereka se mua satu persatu.

Tampak dia menyelinap ke sisi sebelah kiri dari si Iblis sakti berwajah merah, kemudian sambil me mbentak keras telapak tangan kanannya diayunkan ke muka, dan secepat kilat menotok lima buah jalan darah penting ditubuh si iblis sakti berwajah merah tersebut, yakni jalan darah Yang wang hiat, Hi han hiat, Wi cong hiat, pit bun hiat serta Ki si hiat.

Sementara telapak tangan kirinya dengan ke lima jari tangan dipentangkan, segera menyentil bersa ma ke muka ...

'Sreeet! Sreet! Sreeet!" Ditengah desingan angin tajam yang menderu-deru, lima gulung angin serangan yang tajam bagaikan pisau langsung menyerang bagian tubuh yang me matikan diatas badan lawan.

Bukan saja gerak serangannya dilakukan dengan jurus serangan yang dahsyat, kecepatannya pun luar biasa, serangan tangan kiri  dan tangan kanannya dilancarkan seolah-olah pada saat yang bersamaan..

Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong adalah seorang yang berhati keji, begitu serangannya yang pertama mengena i sasaran kosong, secara beruntun sepasang telapak tangannya diayunkan bersama ke depan, sementara kakinya juga secepat kilat  bergeser ke samping, secara tepat sekali dia berhasil me loloskan diri dari sambaran Ku See hong tersebut.

Tidak se mpat Ku See hong berganti gerakan untuk melancarkan serangan berikutnya, dia sudah membentak keras, sepasang telapak tangannya   diayunkan   bersama-sama   dan    secara    beruntun me lepaskan tiga buah serangan berantai ke tubuh Ku See hong.

Didalam ketiga buah serangan ini, hampir se muanya digunakan jurus serangan yang maha dahsyat, bahkan setiap gerakanbnya dilepaskan dmelalui suatu saudut posisi yanbg sangat aneh. Angin serangan yang dahsyat dan men-deru-deru, langsung menyapu ke depan.

Paras muka Ku See hong berubah hebat setelah menyaksikan kedahsyatan itu, diam-dia m dia berpikir:

"Tenaga dalam yang dimiliki bajingan ini sungguh luar biasa, aku tak boleh me mandang enteng kepadanya"

Dia tak  berani  me ma nfaatkan  kesempatan  tersebut   untuk me lancarkan serangan ba-lasan, lagipula waktu itu me mang tiada kesempatan baginya untuk dimanfaatkan, dalam keadaan demikian terpaksa dia harus me layang mundur ke belakang.

Dengan so mbongnya Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong tertawa seram:

"Haaahhh... haaahhh... haaahhh.. bocah keparat, rupanya kau cuma si to mba k yang terbuat dari lilin. ke ma mpuan hebat mu kau sembunyikan dimana? Dalam jurus serangan mendatang aku akan menyuruhmu mundur sejauh lima langkah..!"

Ditengah seruan mana, telapak tangan kiri Si Bu hong sudah diayunkan ke depan secepat sambaran petir, beribu-r ibu ba-yangan telapak tangan segera diciptakan di tengah udara dan  segulung demi segulung me luncur bersama ke depan.

Serangan tersebut dilancarkan dengan kekuatan yang luar biasa, jurus serangannya pun sangat hebat, ditengah udara segera tercipta beribu  bayangan  telapak  tangan   yang   seakan-akan   sedang me lakukan anca man bersa ma.

Selapis hawa pukulan maha dahsyat seperti amukan angin puyuh saja langsung menghantam ke tubuh lawan.

Mencorong sinar tajam yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, mendadak ia mendonga kkan kepalanya dan berpekik panjang dengan suara yang menggidikkan hati. Setelah itu dengan mengeluarkan jurus ke tiga dari gerakan Ho han seng huan, yakni jurus Tee jian hun gi dia lepaskan sebuah ancaman maut ke muka.

Tampak si anak muda itu bukannya mundur sebaliknya malah mendesak  maju  ke  depan,  disambutnya   angin  pukulan   yangb me luncur datandg dari depan  itau  dengan  keras  blawan  keras, ke mudian ketika angin serangan mana sudah berada tiga inci saja dari tubuhnya, tiba-tiba sepasang lengan nya digerakkan menciptakan suatu gerakan yang sangat aneh...

"Blaaaa m! Blaaammmm"

Angin serangan yang dilancarkan oleh Iblis sakti berwajah merah itu bersarang telak ditubuh Ku See hong, namun kedahsyatan nya justru kena dipunahkan oleh hawa sakti Kan kun mi  siu khikang yang terpancar keluar dari tubuhnya itu .... Menyusul kemudian tampak serentetan cahaya putih bersih yang menyilaukan mata mendadak me luncur ke depan dan menerjang bagian me matikan bawah tubuh Iblis sakti berwajah merah tersebut... Thi bok sin kiam Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut segera berteriak kaget.

'Sin hwee tha mcu, cepat mundur!.'

Tapi waktu sudah terla mbat, sebab Ku See hong tahu bahwa semua jago yang hadir di arena sekarang rata-rata mengetahui tentang keampuhan dari jurus serangan Ho han seng huannya itu, dia kuatir bila serangan mana dikeluarkan dan orang lain mengetahuinya sehingga menyerbu ber sama, niscaya usahanya untuk me mbinasakan si lblis sakti berwajah merah akan mene mui kegagalan.

Itulah sebabnya dengan menyere mpet bahaya bisa terhajar oleh serangan lawan yang dahsyat, dia menunggu sa mpa i serangan musuh tinggal t iga depa dari tubuh nya anca man maut tersebut baru dilancar kan secara tiba-tiba.'

"Sreet! Sreet!" desingan angin tajam yang me mekikkan telinga segera berkumandang me mecahkan keheningan ...... Menyusul ke mudian, serentetan jeritan ngeri yang me milukan hati bergema me menuhi seluruh angkasa.

Jalan darah Thian ki hiat dibawah jalan darah Khi hay hiat dibawah la mbung iblis sakti berwajah merah Si Bu hong tahu-tahu sudah muncul sebuah lubang besar tertem-bus oleh sa mbaran cahaya putih tersebut, darah segar segera keluar menyembur keluar seperti semburan darah segar memaksa tubuh Si Bu hong mundur sejauh empat lima langkah.

Kemudian "Bluuurkkkk!" tubuhnyat yang tinggi beqsar itu roboh trerjengkang ke atas tanah dan tewas seketika itu juga.

Selama ini, Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong  terhitung jagoan kelas satu di dalam dunia persilatan, sungguh tak disangka dia tak tahan juga menghadapi serangan Hoo han seng huan yang maha dahsyat tersebut.

Dari sini dapat diketahui sa mpai dima nakah dahsyatnya serta menger ikannya jurus serangan tersebut.

Tindakan Ku See hong Yang me mbinasa kan Iblis sakti berwajah merah dengan jurus ketiga dari gerakan Ho han seng huan tersebut boleh dibilang dilakukan dalam waktu singkat, sedemikian mendadaknya sehingga para jago yang berada di sekitar  arena sama sekali tak se mpat untuk me mberikan pertolongannya ....

Begitu berhasil me mbunuh iblis sakti berwajah merah, sekali lagi Ku See hong  me mpedengar kan  suara  pekikan  anehnya  yang  me me kikkan telinga....

Suara pekikan tersebut amat keras mengu- mandang  dan mendirikan bulu ro ma orang..

Ditengah pekikan inilah, tubuh Ku See hong melejit ke tengah udara dan seperti burung raksasa yang terbang diangkasa, dia berputar satu lingkaran lalu menerjang ke depan.

Pada saat yang bersamaan pula, pedang mustika  Hu thian sengkiam diloloskan dari sarungnya kemudian serentetan cahaya pedang seperti bianglala yang menyilaukan mata meluncur kedepan dan menyambar belasan orang hiangcu diluar arena tersebut.

Semua orang hanya merasakan pandangan matanya menjadi kabur, empat orang hiangcu yang berdiri paling dekat dengan arena tahu-tahu sudah terkapar mati tanpa mengeluarkan sedikit suarapun, semburan darah segar  menyembur  kemana- mana  dan me mbasahi seluruh badan orang-orang yang berdiri disekitar situ.

Ku See hong cukup menyadari betapa berbahayanya posisi dirinya saat ini, dia bertekad untuk turun tangan lebih dahulu guna me lenyapkan sebagian dari musuh- mus uhnya sehingga dapat mengurangi kekuatan yang bakal menekan dirinya nanti.

Itulah sebabnya setelah berhasil me mbina-sa kan Iblis sakti berwajah merah tadi, dia segera mengeluarkan jurus perta ma dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia dari Si hong lo jin yang disebut Hui hong cha ki hiat seng wi.

Betul kawanan hiangcu dari Ban sia kau, Jian khi pang dan Thi kiong pang tersebut terhitung jago-jago kelas satu didalam dunia persilatan, namun bagaima na mungkin mere ka bisa tahan menghadapi jurus pedang maha dahsyat yang diwariskan Si hong lo jin sejak tiga ratus tahun berselang  itu?'.  Tampak  Ku  See  hong me layang  ditengah  udara  dengan  gaya  naga  sakti   me lingkar ke mudian pedangnya digetarkan sambil di putar kencang, gerak serangan pedangnya segera melesat diudara dan me mancar kan cahaya tajam yang menyilaukan mata.

Dua jeritan ngeri yang me milukan hati ke mbali berkumandang me mecahkan kehe-ningan, ditengah percikan darah segar ke mbali ada dua orang yang ma mpus sebagai setan tanpa kepala.

Sementara  itu,  Ku  See  hong  yang  kehabisan  tenaga  telah me layang ke mbali ke atas tanah, tapi ia sama sekali t idak berhenti, pedangnya kembali digetarkan menciptakan serentetan cahaya tajam yang menggulung seperti a mukan o mbak ditengah sa mudra.

Angin serangan tersebut dengan dahsyat nya pula menya mbar ke tubuh kawanan Hiangcu tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Sementara itu, kawanan Hiangcu yang berada disekitar sana telah bersama-sa ma melo loskan senjata masing- mas ing, ditengah jeritan kaget yang keras, busur baja pedang panjang maupun angin pukulan bersama-sa ma diayunkan ke depan menyongsong datangnya serbuan dari si anak muda tersebut.

Sekali lagi Ku See hong tertawa seram..

Kali ini pedang mestika Hu thian seng kia mnya diputar dan digetarkan menciptakan serentetan cahaya bianglala yang menyilau kan mata ....

"Trrringg ! Trrringg! Traaang! Traaang!" serentetan bunyi dentingan nyaring berge ma me me cahkan keheningan.

Kembali Ku See hong melancarkan sebuah bacokan maut ke arah depan...

Kali ini berkumandang dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati, lagi-lagi ada dua lembar jiwa manusia yang melayang meninggablkan raganya.

Serentetan  tindakan  dari  Ku   See   hong   dalam   usahanya me mbunuh delapan orang Hiangcu ini, boleh dibilang dilakukan dalam sekejap mata saja...

Tindakan dahsyat yang menggetarkan sukma ini kontan saja menimbulkan kehebohan bagi para Hiangcu sisanya yang telah kehilangan senjata tajam mereka karena terpapas kutung senjata mestika lawan tadi,  tak  bisa  dicegah  lagi  mereka  semua  pada me mbubarkan diri dan mengundur kan diri dari situ dengan ketakutan.

Dalam pada itu, Ku See hong telah di pengaruhi oleh hawa pembunuhan yang menggidikkan hati, dita mbah lagi kawanan manus ia tersebut merupakan  musuh- musuh besar yang harus dibunuh, dia lebih-lebih tidak mengena l a mpun.

Bagaikan raja akhirat yang baru muncul dari dalam neraka saja, pedangnya diayunkan kian ke mari melancarkan serangkaian serangan dahsyat untuk me mbantai kedua hiangcu tersebut. Mendadak, pada saat inilah ....

Thi bok sin kiam Cu Pok dan ketua Jian khi pang si Pedang Iblis Toan Gi cong secara dia m-dia m menyelinap datang dari arah belakang, ke mudian me lancarkan sergapan secara tiba-tiba.

Segulung cahaya pedang berwarna hitam, dan segulung cahaya pedang berwarna putih, bagaikan sa mbaran bintang ditengah udara, satu dari kiri yang lain dari kanan langsung menusuk ke punggung  Ku See hong dari arah belakang.

Kecepatan serangannya itu benar-benar liha inya bukan kepalang.

Begitu merasakan datangnya hawa pedang yang menyergapnya dari arah belakang, buru-buru Ku See hong melejit ke samping dengan ilmu gerakan  tubuh  Mi  khi  biau  tiong  sin  hoat  untuk me loloskan diri.

''Sreeet..!" desingan angin tajam berge ma me mbe lah angkasa.

Ku See hong mendengus tertahan, tahu-tahu bahu kirinya sudah tersambar oleh pedang kayu besi milik Thi bok sin kiam Cu Pok sehingga terluka, darah segar dengan cepat menyembur keluar dan me mbasahi seluruh tubuhnya.

Akan tetapi disaat Ku See hong melejit ke samping inilah, pedang Hu thian seng kiam nya dengan disertai hawa pedang yang menggulung-gulung diiringi suara desingan angin  tajam menggulung ke tubuh kawanan Hiangcu tersebbut.

ooodwooo

SISA enam orang hiangcu yang masih hidup sa ma sekali tidak menyangka kalau Ku See hong begitu bernapsu untuk me mbinasa kan mereka, sebelum orang-orang itu mengetahui apa yang terjadi, ke mbali terdengar dua jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang me mecahkan keheningan Menyusul kemudian ke mbali ada dua orang hiangcu yang terkapar diatas tanah:

Kejadian ini kontan saja mengejutkan empat orang Hiangcu lainnya, mereka menjadi a mat ketakutan serasa sukma melayang meninggalkaa raganya saja.

Berada dalam keadaan demikian mereka tak berani me lakukan perlawanah lagi, di ir ingi bentakan nyaring, mereka bersama-sa ma menyebarkan diri untuk mencari sela mat.

Waktu itu seluruh tubuh Ku See hong sudah basah oleh darah, seperti seekor binatang buas yang sedang gila saja, dia me mbentak amat keras.

Pedang mestika Hu thian seng kiam ke mbali meluncur ke  angkasa menciptakan selapis cahaya bianglala, hawa pedang yang tajam menyapu rata kearah depan, lalu terdengarlah serentetan jeritan ngeri yang me milukan hari berge ma me mecahka m keheningan.

Suara jeritan yang menusuk pendengaran dan me ndirikan bulu roma itu segera mengalun diseluruh angkasa.

Empat belas orang hiangcu dari Ban Sia kau, Jian ki pang serta  Thi kiong pang telah tewas se mua secara mengenaskan diujung pedang Ku See hong, mereka tewas kalau bukan dengan lengan kutung tentu kaki mereka terpapas, darah berbahu amis tersebar dimana- mana dan menyiar kan bau yang a mat me mualkan.

Pemandangan waktu itu benar-benar mengerikan sekali.

Di saat Ku See hong telah berhasil me mbinasakan Hiangcu yang terakhir, Thi bok sin kiam Cu Pok, si pedang iblis Toan Gi cong, si tombak terbang berwajah besi Song Ko piau, Thian jian te-jiat Si Hun sia, si kakek berlengan iblis Khong Yu siang dan si penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi, enam orang jago lihay dari dunia persilatan bersama-sa ma me lancarkan serangan dahsyat ke tubuh Ku See hong. Jurus pedang, tenaga pukulan, bayangan kaki, seperti badai dahsyat yang menyapu seluruh jagad. Bersama-rsa ma ditujukan tkebagian yang mqe matikan dituburh Ku See hong. .

Mendadak berkumandarg suara pekikan panjang yang menusuk pendengaran bergema diangkasa...

Tiba-tiba saja Ku See hong melejit ke tengah udara dan berputar tiga lingkaran di tengah angkasa, lalu bagaikan naga sakti yang mene mbus i langit tingkat sembilan, pedang mestika Hu thian seng kiam ditangannya seperti bianglala panjang segera menusuk kedepan secepat sambaran petir, bagaikan bendungan yang ambro l saja, serentak ancaman itu menggulung batok kepala orang jagoan tersebut.

Jurus serangan ini benar-benar merupa kan suatu ancaman yang amat mengerikan hati.

Keenam orang jago lihay itu me mbentak bersama, serentak mereka me mbuyarkan serangan sa mbil me lo mpat mundur ke belakang.

Gerakan tubuh Ku See hong yang sedang berputar-putar di angkasa pun lambat laun berta mbah la mbat, tampaknya dia akan segera melayang turun keatas tanah.

Mendadak tebuhnya melengkung ke mudian melejit, cahaya pedangnya  diputar  kencang,  hawa  pedang  menderu-deru  dan me mbiaskan serentetan cahaya tajam yang menyilaukan mata, secepat sambaran kilat meluncur ke arah Jian khi pangcu si pedang iblis Toan Gi cong serta Thi kiong pangcu si to mbak terbang berwajah besi Seng Ko piau.

Gerak serangan pedang ini benar-benar ibaratnya bayangan setan yang menyambar-nya mbar.

Inilah jurus ketiga dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia kiam  yang disebut Keng biau keng tee pai kut hui (angin puyuh menyapu tanah, tulang hancur tubuh menjadi cacad). Si pedang iblis Toan Gi cong dan si tombak terbang  berwajah baja Seng Ko piau merasa kan ada segulung hawa dingin yang menyayat badan menggulung tiba dengan kecepatan luar biasa.

Kedua orang itu menjadi a mat terkesiap, buru-buru Toan Gi cong menggerakkan pedangnya me mainkan sebuah gerak serangan yang khusus dipakai untuk menggetarkan pedang lawan, maksudnya dia hendak menganda lkan hawa pedang untuk me mentalkan serangan tersebut.

Sebaliknya si to mba k terbang berwajah baja Seng Ko piau menggunakan senjata busur bajanya me mainkan suatu pertahanan yang kuat dan rapat untuk melindungi diri dari anca man lawan.

Tapi kenyataan berbicara lain, mendadak terdengar dua  kali suara dentingan nyaring.. "Criiing! Criiinggg!" dua kali dentingan nyaring bergema me mecahkan keheningan.

Tahu-tahu senjata tajam yang dipergunakan kedua orang itu sudah terpapas kutung oleh ayunan pedang Hu thian seng kiam yang sangat tajam itu.

Ku See hong dengan gerak serangan yang sa ma sekali tak berubah segera memapaskan pedangnya keatas batok kepala kedua orang itu, ancaman mana segera mengejutkan hati mereka hingga sukma serasa melayang meninggalkan raganya.

Tampaknya ketua dari Thi kiong pang dan Jian khi pang segera akan terluka diujung pedang Hu thian seng kiam tersebut.

Tapi disaat yang kritis itulah, Thian jian tee ciat Si Hun sia yang berada di samping arena bersama-sa ma si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi dan si kakek berlengan iblis Khong Yu siang telah mengayunkan senjata tajamnya sa mbil me nerjang datang. 

Dalam posisi demikian, andaikata Ku See hong melanjutkan serangannya untuk meluka i kedua orang itu. dia sendiripun pasti akan terluka juga, bahkan ancaman itupun merupakan  suatu ancaman yang bisa merenggut selembar jiwanya. Terpaksa dia harus me mbuyarkan jurus  serangan  dan  sambil me lo mpat mundur ke belakang, tubuhnya mengigos ke samping dengan suatu gerakan yang sangat aneh.

Disaat ujung kakinya baru menyentuh per mukaan tanah itulah.

Kembali terdengar suara tertawa dingin yang me mekikkan telinga bergema tiba di sisi kiri Ku See hong..

Pedang kayu besi dari Thi bok sin kiam Cu Pok secepat kilat telah menusuk ke arah pinggangnya dari arah belakang,  bersamaan juga.. 'Weees telapak tangan kiri Cu Pok dengan disertai desingan angin pukulan yang maha dahsyat menghantam ke iga sebelah kirinya.

Sergapan yang dilakukan tersebut selain berkekuatan dahsyat, juga me mbawa suatu anca man yang berbahaya.

Ku See hong me mang hebat, sambil me mbentak keras dia mengerahkan tenaga dala mnya sa mbil me lepaskan sebuah pukulan dengan tangan kirinya, kemudian tubuhnya berkelit ke sa mping dengan kecepatan seperti bayangan setan.

Thi bok sin kiam Cu Pok boleh di bilang merupakan seorang manus ia yang licik dan berbahaya.

Sesungguhnya sergapan yang dilakukan olehnya itu hanya merupakan suara serangan tipuan belaka, disaat Ku See hong mengayunkan telapak tangan kirinya sambil berkelit ke sa mping itulah ....

Waktu itu dia telah membuyarkan serangannya sambil mundur kebelakang, dia me mang ber maksud untuk menantikan serangan selanjutnya dari Ku See hong, Waktu itu, pedang kayu  besinya sudah di pindahkan ke tangan kiri, sedangkan telapak tangan kanannya dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sa mbaran kilat menghajar ke punggung Ku See hong.

Thi bok sin kiam Cu Pok mengetahui kalau Ku See hong me miliki hawa sakti Kan kun mi siu khikang yang tidak takut menghadapi serangan musuh yang bagaimana pun hebatnya, oleh sebab itu serangan yang dilancarkan olehnya sama sekali tidak menimbulkan sedikit suarapun.

Serangan berat semacam ini merupakan suatu serangan yang berbahaya sekali, sebab tatkala ancaman  dilakukan  pada hakekatnya tidak menimbulkan sedikit suara pun, tapi setelah menyentuh pada tubuh sang korban, kekuatannya baru terpancar keluar.

Ancaman semaca m ini pada hakekatnya merupakan suatu ancaman yang dahsyat, dan amat berbahaya,

Tatkala Ku See hong menghindar ke samping tadi,  dia  sama  sekali tidak menyang-ka kalau Cu Pok sudah me nanti di belakang tubuhnya, menanti dia merasakan adanya sesuatu yang aneh dibelakang tubuhnya, telapak tangan kanan Cu Pok telah berada satu inci saja dibelakang punggungnya.

Dalam terkejutnya, mendadak dia berjongkok sa mbil menjatuhkan diri ke muka.

Dengusan tertahan segera bergema me mecah kan keheningan.

Bahu kiri Ku See hong yang terluka bekas bacokan tadi telah tersapu oleh hantaman Cu Pok, kontan saja Ku See hong muntah darah, dia mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan sempoyongan.

Dalam pada itu, Thian jian tee jiat, Si penginjak salju  tanpa bekas, si Kakek berlengan iblis serta si pedang iblis dan si tomba k terbang berwajah besi telah menga mbil sebilah pedang dan busur besi dari tangan mayat mayat Hiangcu itu, kemudian bersama-sa ma mengerubut kedepan.

Ku See hong me mbentak nyaring:

"Siapa yang berani maju lagi!"

Rupanya dia telah menggunakan sebuah jurus pertahanan dari ilmu pedang Cang ciong-ciat mi kiam untuk me mpertahan diri. Dengan menghunus pedang Hu thian seng kia mnya melintang didepan dada dan tubuh berdiri ke arah samping, telapak tangan kirinya diayunkan ke muka dengan suatu gerakan yang aneh sekali, dibalik serangan yang aneh inilah sesungguhnya mengandung hawa pembunuhan yang luar biasa sekali.

Enam orang yang berada diarena sekarang merupa kan ge mbong- gembong iblis yang luar biasa, mereka se mua tentu  saja mengetahui akan kelihayan jurus pedang yang dilakukan Ku See hong sekarang, karena itu untuk se mentara waktu mereka tak berani maju menyerang secara gegabah, melainkan hanya mengurung Ku See hong ditengah arena saja.

Sambil me ncibirkan bibirnya dan me mper-dengarkan suara tertawa dingin yang menyera mka m Thi bok sin kiam Cu Pok berseru.

"Ku sute, sekarang kita sudah ibaratnya binatang buas yang masuk perangkap, lebih baik letakkan senjata saja, daripada harus mengorbankan sele mbar jiwa mu dengan percuma "

Ku See hong tertayya seram.

'Haaaahhh... haaahh.. haaahhh . Cu Pok bila kau tidak takut, silahkan saja untuk melancarkan serangan lebih dahulu!'

'Ku See hong" si pedang iblis Toan Gi cong berseru pula dengan suara dingin, "cara mu a mat keji, kendatipun mala m ini kau letak kan senjata, aku masih tetap akan membuat perhitungan berdarah dengan mu..."

Ku See hong mendengus dingin, katanya kemudian dengan suara yang menyeramkan.

"Jangan berbicara sesumbar dulu, sebentar lagi bahkan kalian berenampun akan ma mpus se mua diujung tanganku"

"Hmmm... aku kuatir apa yang kau ingin kan tak bisa terpenuhi dengan begitu saja!" jengek Thi bok sin kiam Cu Pok sa mbil tertawa dingin, "sekarang, tentunya kau pun merasa amat tersiksa dalam tubuhmu bukan?" Bahu kiri Ku See hong telah tertusuk dan terhajar oleh serangan Cu Pok, sesungguh nya luka yang dideritanya amat parah, kendatipun tenaga dalam yang dimilikinya cukup se mpurna sehingga tak sa mpai tewas seketika, namun mulut lukanya terasa panas dan a mat sakit sekali...

Telapak tangan kirinya yang terangkat di tengah udara sekarang pun agak ge metar menahan sakit, dari sinilah Cu Pok  berhasil mene mukan keadaan tersebut.

Dia m-dia m Ku See hong menggigit bibir menahan rasa sakit yang luar biasa, dengan cepat dia berpikir:

"Bila aku terkurung begini terus disini, pada akhirnya aku pasti akan tewas juga disini, lebih  baik  aku  mencari  akal  la in  untuk me loloskan diri saja dari te mpat ini, sedangkan dendam sakit hati pada ma lam ini biar dike mudian hari saja baru kutuntut balas, asal gunung   masih   menghijau,   mengapa  aku   harus   kuatir    tak me mpero leh kayu bakar..."

Belum habis dia berpikir, Thi bok sin kiam Cu Pok telah berkata sambil tertawa seram.

"Ku Sute, bila kau tak ma u menyerahkan bait lagu Dendam sejagad kepadaku, setelah berhasil kutangkap nanti, jangan salahkan bila kupaksa kau dengan siksaan keji.

'Kau harus tahu bahwa beberapa orang yang hadir di arena sekarang adalah manus ia- manusia yang me mbedakan antara budi dan dendam secara jelas, kini kau sudah terikat hubungan dendam sakit hati sedalam lautan dengan kami, ibaratnya api bertemu dengan air, siksaan yang bagaimana pun kejinya mas ih bisa kami gunakan untuk menghadapimu, mengerti. ..?''

"Huuuh, kepandaian seberapa besar sih yang kalian  miliki sehingga begitu berani menangkap aku? Tak usah ngebacot yang bukan-bukan?' jengek Ku See hong sinis. Mendadak mencorong sinar mata yang amat buas dari balik mata si Pedang sakti kayu besi Cu Pok, bentaknya dengan penuh kebencian:

'Ayo semuanya maju bersama, dia tak akan ma mpu menahan serangan gabungan dari kita berena m!"

Ditengah bentakan tersebut, Cu Pok melancarkan serangan paling dulu, dengan suatu gerakan yang sangat aneh, pedang kayu besinya diayunkan ke muka melepas kan sebuah serangan dahsyat yang langsung menyodok ke dada Ku See hong.

Si anak muda itu mendengus dingin, tubuhnya melejit  dan pedang mestika Hu thian seng kia mnya dengan cepat digetarkan keras, bertitik-titik cahaya bintang tiba-tiba saja me mancar  ke empat penjuru dan me ngancam jalan darah Thian hun jiat, Pek kut hiat, jian ji hiat dan Pit hok hiat e mpat buah jalan darah penting dibahu kanan Cu Pok..

Gerak serangan pedang yang sangat aneh, menyerang bagaikan sambaran petir, dalam sekali gebrakan saja empat buah jalan darah penting sudah dianca m.. kedahsyatannya benar-benar mengerikan hati.

Sesungguhnya tutukan pedang dari Thi bok sin kiam Cu Pok tadi hanya bersifat memancing saja, karena dia tak tahu kalau dibalik gerak pertahanan dari Ku See hong itu sebenarnya terkandung suatu jurus serangan yang begitu lihaynya.

Ia lebih-lebih tak menyangka, kalau di balik gerakan pedangnya itu terdapat pula gerakan yang begitu aneh dan sakti.

Didalam terkesiapnya, diam-dia m ia menghimpun tenaganya untuk melindungi badan, kemudian diantara berkilauannya cahaya hitam, secara bderuntun dia lepaskan tiga buah bacokan berantai.

Tiga  buah  serangan  yang  dilancarkan  secara  beruntun  itu  me mpunyai kekuatan maha dahsyat, seluruh angkasa segera dipenuhi oleh hawa pedang yang luar biasa, jurus serangan yang keji dan dahsyat betul-betul mengerikan hati. ’Criing... Criiiing!' suara dentingan bergema me mecahkan keheningan.

'Pedang sakti kayu besi dari Cu pok telah bersentuhan beberapa kali dengan pedang  mestika  Hu  thian  seng  kiam  tersebut  dan me matahkan serangan pe mbunuhannya itu.

Begitu berhasil mendesak Ku See hong dengan jurus serangannya, Cu Pok segera mengembangkan serangkaian serangan yang gencar.

Pedang Thi bok sin kiam itu diputar sedemikian  rupa menciptakan lingkaran cahaya hitam yang terbang ke atas dan ke bawah seperti naga sakti yang sedang me-nari-nari, hawa serangan yang menggulung segera mendesak Ku See hong mundur dua langkah secara beruntun.

Dalam pada itu, pedang yang berada di tangan si pedang Iblis Toan Gi cong telah berputar kencang menciptakan selapis cahaya perak yang berkelebat lewat disertai selapis desingan angin yang menderu-deru, serangan  tersebut  langsung  mengancam  bagian me matikan ditubuh Ku See hong.

Di ikuti ke mudian Thi Kiong pangcu si Tombak terbang berwajah baja seng ko piau melancarkan  serangan pula dengan busur bajanya yang disertai suara desingan aneh.

Si penginjak salju tanpa jejak Tham Hun khi tak a mbil dia m, sepasang telapak tangan nya disilangkan di depan dada ke mudian sambil menerjang ke muka secepat sa mbaran petir dia lepaskan serangkaian serangan gencar.

Jurus serangan yang dilepaskan ibarat angin puyuh disertai hujan badai melanda per mukaan bumi, bayangan telapak tangan dan bayangan kaki me mbukit, ditujukan ke tubuh Ku See hong.

Thian jian tee ciat Si Hun sin dan kakek berlengan Iblis Khong Yu siang bergerak pula bersa ma me lancarkan serangan gencar.

Sepasang mata Ku See hong berapi-api, sambil me mbentak keras, pedang mestika Hu thian seng kiam ditangannya diputar dengan menciptakan serentetan sinar tajam yang ber-lapis seperti sebuah sarang laba-laba, semuanya itu bersusun-susun pula di tengah angkasa membentuk selapis dinding cahaya yang sangat kuat.

Kendatipun demikian, dia toh kena didesak juga oleh serangan gabungan dari ke enam orang jago lihay itu. sehingga tubuhnya mundur lagi sejauh beberapa langkah.

"Sreeet...!" desingan angin tajam me nderu-deru, Jian khi pangcu Toan Gi cong secara tiba-tiba melancarkan sebuah tusukan pedang yang dilancarkan dari suatu sudut  yang  sangat  aneh,  kemudian me mbabat pergelangan tangan kanan Ku See hong.

Apabila tusukan ini sa mpa i bersarang secara telak, tak pelak lagi Ku See hong akan tewas seketika atau paling tidak akan terluka amat parah.

Ku See hong a mat terkesiap, cepat-cepat tubuhnya mengigos kesamping kiri, se men-tara pedang mestika Hu thian seng kiam nya me lancarkan sebuah babatan cepat.

Sayang keadaan sudah terlambat, terdengar dua kali dengusan tertahan berku-mandang me mecahkan keheningan.

Punggung sebelah kanan Ku See hong tertusuk lebih dulu oleh pedang lawan, namun pedang Toan Gi cong terpapas kutung pula oleh babatan pedang Hu thian seng kiam sehingga berikut pergelangan tangan nya kena tertabas kutung.

Kontan saja dia jatuh terduduk sa mbil mengerung kesakitan.

Ku See hong yang tertusuk punggungnya, merasakan  darah segar menyembur keluar dengan amat derasnya, kepalanya segera terasa pening, gerak serangannya juga ikut berhenti ....

Thi bok sin kiam Cu pok tertawa dingin, mendadak telapak tangan kirinya diayunkan kedepan me lepaskan sebuah pukulan udara dingin yang a mat dahsyat. Pedang kayu besi dilengan kanannya secepat kilat melancarkan tusukan pula kearah lingkaran sebelah luar.

Telapak tangan dan pedang yang melepas kan serangan tersebut dilakukan ha mpir pada saat yang bersamaan. Kedahsyatan mau pun kekejiannya sungguh menggidikkan hati.

Ku See hong me nggigit bibirnya kencang- kencanqg, telapak tangran kirinya diayunkan pula kedepan melepaskan  sebuah pukulan dahsyat untuk me mbendung serangan tersebut.

Sementara pedang Hu thian seng kia mnya diputar sa mbil dihentakkan, hawa pedang segera menyelimuti seluruh angkasa, cahaya pelangi yang menyilaukan mata menyambar kearah e mpat orang lain yang sedang menyerbu tiba.

Serangan pukulan serta pedang yang digunakan si anak muda inipun aneh sekali, kontan kelima orang itu terdesak hebat, mereka harus me mbuyarkan serangannya, tapi hanya sebentar kemudian mereka sudah berganti jurus sa mbil maju menyerang lagi.

Ku See hong tahu kalau luka yang dideritanya sangat parah, bila gagal untuk menenangkan hatinya, mala m ini sudah pasti akan tewas secara mengenaskan... dendam perguruan, dendam ayahnya... hampir se muanya belum terbalas, dia tak akan mati dengan mata meram ..bila kese muanya itu belum dilangsungkan...

Berpikir sampai disitu, semangatnya segera bangkit   kembali, jurus serangannya juga dilancarkan secara berulang-ulang, hawa serangan yang kuat bagaikan dinding baja tersusun diudara berlapis-lapis, keadaannya begitu rapat membuat orang lain tak sanggup mene mbusi pertahanan tersebut.

Sekalipun ada lima orang jago lihay sedang mengerubutinya seorang, namun setelah anak muda itu bertahan dengan sekuat tenaga, untuk sementara waktu sulit untuk me lukainya.

Jian khi pangcu si pedang iblis Toan Gi cong yang tertebas kutung pergelangan tangan kanannya oleh bacokan Ku See hong tadi, kini telah me mbenci sianak muda tersebut hingga merasuk ketulang sum-sum nya, sebab dengan tertabas kutungnya pergelangan tangan kanannya, berarti banyak sekali kepandaian simpanannya yang tak mungkin dapat dipergunakan lagi.

Setelah menghentikan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya, dengan tangan kirinya dia me mungut sebilah pedang dari atas tanah, kemudian bersiap siaga menghadapi segala ke mungkinan yang tak diinginkan, disa mping itu dia pun berusaha untuk menusuk anak muda tersebut sa mpat mati.

Awan gelap menutupi cahaya rembulan, suasana didalam itu terasa semakin kelabu.

Mendadak....

Saat itulah dari luar lembah berkuman-dang suara tertawa aneh yang dingin dan menyera mkan.

Menyusul ke mudian tampa k sesosok bayangan manusia me luncur tiba bagaikan bayangan setan dedemit,

Begitu menangkap suara tertawa dingin itu, paras muka Thi bok sin kiam Cu Pok berubah hebat, tapi sejenak ke mudian ia telah berteriak keras:

”Cu sute, cepat datang me mbantuku"

Yang datang adalah seorang manusia berkerudung yang aneh dan menyeramkan, dia tak lain adalah salah satu diantara dua murid murtad Bun ji koan su Him Ci seng, Yakni Jian hun kim ciang (Tangan e mas sukma dacad) Tu Pak kim.

Begitu mengetahui siapa yang muncul, dia m-dia m Ku See hong menge luh didalam hati.

"Ma mpus aku kali ini!"

Sementara itu, si Tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim telah tertawa dingin dengan suara yang dala m, ke mudian berseru:

"Cu suheng, tampaknya pekerjaanmu benar-benar cukup rahasia'? ”Aaah, apa maksud Tu sute berkata de mikian?" seru Thi bok sin kiam Cu Pok cepat' "oleh karena aku tak berhasil mene mukan kau, maka persoalan ini tak se mpat kuberitahukan kepada mu"

Tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tertawa dingin, kemba li serunya:

"Suheng, kalau me mang tak bisa mene mukan aku, mengapa pula kau  bisa   me mbawa   begini   banyak pembantu?  Heeee hehhh..

heeehhh .."

"Sute, hanya kau seorang yang datang?'

"Soal itu aku kurang begitu tahu, tapi besar ke mungkinan sumoay juga ikut datang."

Paras muka Thi bok sin kiam Cu Pok segera berubah hebat, tapi hanya sebentar saja telah berubah menjadi tenang kembali, serunya ke mudian dengan cepat.

'Sute, cepat datang me mbantuku, kita bekuk dulu bajingan ini, dia sangat ber man-faat untuk kita suheng sute berdua'

Mendadak...

Ku See hong berpekik nyaring, suaranya tinggi melengking dan menga lun di angkasa dengan di sertai nada penuh denda m, benci sedih dan kesal...

Baru saja pekikan bergema, tubuhnya menerjang ke muka dengan garangnya.

Segulung hawa pedang me mancar keluar dari pedang Hu thian seng kiam yang berada ditangannya, itu secepat kilat  menya mbar ke tubuh Thi bok sin kiam Cu Pok.

Sementara telapak tangan kirinya menciptakan beribu-ribu bayangan telapak tangan yang berlapis-lapis, jurus serangan nya aneh lagi dahsyat, angin puyuh yang menderu-deru bagaikan amukan topan menyelimuti tubuh Jian tee ciat, Tam hiat bu liang, Ma pit siu dan Thi bin hui ka. Dengan dasar tenaga dala mnya yang begitu se mpurna, angin pukulannya menghasilkan kekuatan bagaikan angin topan yang sangat me mbetot sukma.

Terma kan oleh deruan angin pukulannya itu, ke e mpat orang tersebut kena terdesak sehingga mundur sejauh  tiga  empat langkah.

Waktu itu Thi bok sin kiam Cu Pok sedang berbincang-bincang dengan Jian hun kim ciang Tu Pak kim, oleh karena perhatiannya bercabang, maka dikala hawa pedang menyambar  tiba, untuk menghindar sudah tak se mpat lagi.

Tak a mpun lengan kanannya tersambar oleh hawa pedang sehingga muncul sebuah mulut luka yang me lebar.

Dalam keadaan begini, bila Ku See hong t idak angkat kaki, dia mau menunggu sa mpai kapan lagi?

Tubuhnya yang melejit ke tengah udara segera  bersalto beberapa kali dengan gerakan yang  indah,  tahu-tahu  ia  suduh  me luncur sejauh tujuh delapan kaki dari posisi se mula.

Sambil tertawa licik Jian hun kim ciang Tu Pak kim  segera berseru keras:

`Ku sute, tunggu sebentar!"

Segulung angin pukulan yang dalam bagaikan samudra tahu-tahu sudah meluncur ke depan dan menerjang Ku  See  hong  dengan amat dahsyatnya ....

Waktu itu Ku See hong telah menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya sambil mengawasi sekeliling sana dengan  sorot mata yang tajam, dia segera me mbentak keras, suaranya nyaring bagaikan geledek ditengah hari bolong, secepat kilat telapak tangan kirinya me mbentuk gerakan setengah lingkaran busur, kemudian dilontarkan ke depan secara tiba-tiba.

Segulung angin puyuh dengan cepat menyongsong datangnya terjangan dari Jian hbun kim ciang. Serangan ini dilancarkan dengan kekuatan penuh, tampak  pukulan tersebut begitu dilepaskan, angin pukulan yang tajam segera meluncur ke muka dengan dahsyatnya, desingan yang menggetar seperti gempa bumi, angin pukulan yang menggulung bagaikan air bah, me mbuat keadaan disitu sungguh me ngerikan.

Kekuatan yang maha dahsyat tersebut ibaratnya membendung samudra menggeser bukit, menger ikan sekali.

"Blaaammm..!" suatu benturan nyaring yang  meme kakkan telinga berkuma ndang me menuhi seluruh angkasa.

Jian hun kim ciang (pukulan e mas sukma cacad) Tu Pak kim mendengus tertahan, tubuhnya tergetar keras hingga  mundur sejauh satu kaki dari posisi se mula.

Begitu berhasil me mukul mundur Jian hun kim ciang Tu pak kim. ke mbali Ku See hong me lejit ke udara, kemudian me luncur ke muka seperti seekor burung rajawali.

"Sreeet...!' segulung desingan angin tajam mendesis di tengah angkasa.

Pedang yang digenggam ditangan Jian khi pangcu si Pedang iblis Toan  Gi cong  tahu-tahu  sudah  meluncur  dari  tanrgannya  menya mbar ke punggung Ku See hong.

Sambitan pedangnya ini dilakukan dengan kekuatan yang besar, kedahsyatannya tidak terlukiskan dengan kata-kata.

Tampak sekilas cahaya bianglala berwarna putih meluncur ke muka seperti bintang lewat, dalam waktu singkat anca man tersebut sudah berada hanya satu kaki dari punggung Ku See hong.

Sekalipun Ku See hong sedang berusaha untuk melar ikan diri waktu itu, bukan berarti dia menutup telinga terhadap keadaan disekelilingnya, cepat-cepar dia menggetarkan sepasang lengannya, serta merta tubuhnya me lejit ke udara, namun kecepatan pedang yang menya mbar jauh diluar dugaan. "Sreeet...!" tak ampun paha kiri Ku See hong tersambar mata pedang, tubuhnya yang berada ditengah udara pun turut  bergoncang keras, meski begitu ia berhasil meluncur ke depan sejauh enam tujuh kaki dari posisi se mula.

Thi kiong pangcu si to mbak terbang berwajah baja Seng Ko piau segera me mbentak nyaring;

"Bocah keparat, serahkan selembar jiwa mu!'

Ia menyerang dengan menganda lkan kepandaian andalannya, tiga batang senjata belalang terbang yang panjangnya lima inci dengan cepat meluncur ke udara mengikuti getaran tangannya.

Di dalam forrnasi segi tiga, dengan me mbawa desingan suara aneh yang me me- kikkan telinga langsung meluncur datang.

Jerit kesakitan segera berkumandang.

Ku See hong berhasil melo loskan diri dari dua batang belalang terbang yang pertama na mun gagal menghindar i serangan yang berikutnya, belalang terbang yang ketiga segera menancap dipunggungnya sedalam tiga inci.

Tubuhnya yang berada diudara segera melundur ke bawah dan roboh terjungkal.

Tapi Ku See hong me mang keras kepala, mendadak dia menghimpun tenaganya lalu berpekik nyaring.

Tubuhnya melejit ke mbali ke udara seperti burung elang, dalam dua tiga lompatan saja bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata ....

Hampir semua jago yang hadir dalam lembah sekarang adalah jago-jago  berilmu  tinggi,   namun   kenyataan-kenyataan   mana  me mbuat mereka terbelalak dan berdiri melongo, mimpipun mereka tidak menyangka kalau kepandaian silat  Ku See hong begitu tangguh, meski tubuhnya sudah mender ita dua  luka  parah yang me matikan, ia toh berhasil juga me lepaskan diri dari kepungan. Mendadak .... suara bentakan nyaring bergema me mecahkan keheningan.

Para jago lihay yang berada dalam le mbah tersentak kaget dan sadar kemba li dari la munan, serentak mereka mengejar ke arah mana Ku See hong me larikan diri tadi.

Padahal Ku See hong tidak pergi terlalu jauh, dia tahu lukanya sangat parah, hawa murninya sudah habis, meski dia bisa kabur sambil me nahan sakit, na mun sesa mpainya ditengah jalan, bila lukanya sudah tak sanggup ditahan, bukankah dia bakal tertawan oleh mereka?

Maka setelah melo mpat keluar dari dalarri le mbah, dia berbelok kekiri dan balik  kebelakang  sebuah  batu  karang  didepan  mulut le mbah, menanti se mua orang sudah berlalu, dia baru me mbalikkan badan dan berbalik kabur menuju kedalam selat.

Diujung selat itu kebetulan terdapat sebuah jalan tembus, sementara itu seluruh badan Ku See hong telah basah oleh darah, keadaannya mengenaskan sekali.

Sambil me nahan rasa sakit yang luar biasa, dia lari menuju kearah jalan te mbus tersebut.

Tapi disaat Ku See houg sudah me larikan diri dengan sekuat tenaga inilah, sesosok bayangan merah nampak mengikutinya dari belakang dengan ketat.

Agaknya ilmu mer ingankan tubuh yang dimiliki orang ini sudah mencapai t ingkat yang sempurna, meskipun berlarian hanya lima kaki dibelakang Ku See hong namun sa ma sekali tidak menimbulkan desingan suara, seakan-akan tanpa bersuara saja dia mengikut i terus kemanapun pe muda itu pergi.

Tak selang beberapa saat kemudian, Ku See hong yang kabur sambil menahan luka telah berhasil mela mpaui  beberapa  buah bukit, dengan gerak langkahnya kian la ma kian bertambah la mbat.

Akhirnya...... -ooodwooo-
Terima Kasih atas dukungan dan saluran donasinya🙏

Halo, Enghiong semua. Bantuannya telah saya salurkan langsung ke ybs, mudah-mudahan penyakitnya cepat diangkat oleh yang maha kuasa🙏

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar