Bantuan saluran dana dari para enghiong telah saya salurkan karena beliau butuh biaya cepat untuk kemoterapi, kita doakan sama-sama agar penyakit beliau cepat diangkat. Open Donasi masih tetap akan saya lakukan sampai pertengahan bulan september🙏

Dendam Sejagad Jilid 20

Jilid 20

MENYUSUL ke mudian terdengar suara dengusan lirih, sepasang matanya yang terpejam itu pelan-pelan dibuka ke mbali.

Pandangan pertama yang terlihat olehnya adalah dua baris air mata yang me mbasahi pipi Im Yan cu.

Bibir Ku See hong segera bergetar pelan-pelan perdengarkan suara helaan napas sedih. .

Helaan napas tersebut mengartikan pula sebagai suatu keputus- asaan .....

"Engkoh Hong, Kau telah mendus in?" tegur Im Yan cu sa mbil menahan sesenggukan.

Dua butir air mata se mpat jatuh berlinang me mbasahi wajah Ku See hong, ia menggerakkan bibirnya dan berkata lirih:

"Adik Im, aku sudah tak punya lagi, terima kasih banyak atas perlindunganmu sela ma beberapa hari ini, meski  aku  tak  dapat me mbayar budi kebaikanmu pada kehidupan ku sekarang, dalam penitisan yang akan datang pasti akan kubayar lunas"

Im Yan cu sedih sekali, katanya dengan lirih:

''Engkoh Hong, kau pasti tertolong, kau tak bakal mati, seandainya kau benar-benar mati, akupun tak ingin hidup  lebih lanjut didunia ini....

Ketika untuk perta ma kali bersua dengan Im Yan cu, sebenarnya ia tidak menaruh kesan baik terhadap gadis ini, tapi semenjak ia terluka, kesan mana sudah berubah sama sekali, sebagai gantinya adalah rasa cinta yang a mat tebal.

Hal ini tak bisa dibilang gadis yang di jumpai Ku See hong lantas dicintai, selama hidupnya perempuan yang paling berkesan di dalam benaknya adalah Keng C in sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay. kemudian adalah Him Ji im putri kesayangan gurunya Bun ji koansu.

Terhadap gadis kedua ini, sebenarnya ia sama sekali tidak menaruh rasa cinta, tapi berhubung ia salah menduganya sebagai Keng Cin sin sehingga me lakukan hubungan sengga ma dengannya, setelah kejadian itu dia merasa berkewajiban untuk bertanggung jawab.

Yang paling akhir adalah Im Yan cu, dia mencintainya karena gadis itu amat baik kepadanya, mencintainya dengan sungguh hati sehingga me mbuat dia terharu dan menimbulkan perasaan cinta didalam hatinya. Dari ketiga orang gadis tersebut, hampir semuanya me mpunyai alasan baginya untuk mencintainya, mungkin  Thian telah mengatur cinta segitiga yang rumit ini, tapi dapatkah seorang lelaki yang mencintai tiga orang gadis bisa hidup bahagia... ?

oooodwoooo

"ADIK IM, buat apa kau meski berbuat de mikian?" kata Ku See hong amat pedih "bila kau sa mpa i berbuat de mikian, bagaimana mungkin arwahku bisa hidup tenang di alam baka?"

Im Yan cu menangis terisak setelah mendengar perkataan itu, suaranya me medih kan hati .... pada saat itu....

Dari bawah wuwungan rumah mendekap sesosok tubuh manusia, tatkala ia menyaksikan keadaan Ku See hong yang mengenas-kan, dia m-dia m air matanya bercucuran, ia merasa hatinya amat sakit, bahkan sedihnya melebihi kesedihan yang menceka m perasaan Im Yan cu. 

Tiba-tiba Im Yan cu berkata:

”Engkoh Hong, bersabarlah untuk me nerima siksaan untuk terakhir kalinya, besok mala m aku pasti akan berusaha untuk menye mbuhkan dirimu dari penyakit terkutuk ini"

Bayangan manus ia yang berada di bawah wuwungan rumah itupun berguma m dalam hati kecilnya:

"Engkoh Hong, kau pasti dapat sembuh, tapi yang diucapkan adik Im me mang benar, kau pasti dapat se mbuh ke mba li '' Ketika mendengar perkataan itu, diatas wajah Ku See hong yang pucat segera tersungging sekulum senyuman getir, katanya: "Adik Im, kau jangan berpikir bodoh, Hou kut jian hun im kang sudah merasuk kedalam tulangku, tiada obat di dunia ini yang  dapat menye mbuhkan diriku lagi"

Air mata jatuh bercucuran membasahi wajah bayangan manusia dibawah wuwungan rumah itu, dia m- diam ia berpekik dihati:

"Dapat! Pasti dapat! Masih ada semacam obat di dunia ini yang bisa me munahkan pengaruh racun Hou kut jian hun im kang tersebut '

Sementara itu Im Yan cu merasa putus asa pula, setelah mendengar ucapan Ku See hong yang putus asa itu, pikirnya:

"Apakah dalam dunia ini benar-benar tiada semaca m obat atau ilmu silat yang bisa digunakan untuk me munahkan pengaruh ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang?"

Satu ingatan melintas didalam benak Im Yan cu, dengan nada bersungguh-sungguh dia segera berseru:

"Engkoh Hong, ada, pasti  ada  semacam  obat  yang  bisa menye mbuhkan penyakit mu itu"

Ketika Ku See hong menyaksikan Im Yan cu berkata dengan nada    meyakinkan,    segera    timbul    satu     ingatan     untuk me mpertahankan hidup dalam hatinya, sesungguhnya dia sendiripun enggan disuruh mati dengan begitu saja, sebab dendam kesumatnya belum dibalas, beberapa persoalan pun belum se mpat diselesaikan.....

Sekulum senyuman yang tenang segera tersungging diujung bibir Ku See hong, katanya: "'Adik Im, obat apakah itu? Dapatkah kau beritahukan kepadaku?" .

"Thian hong im yang sincu!''

"Thian hong im yang sin cu!'' ulang Ku See hong. Ditinjau dari pertanyaan yang diulang  tersebut, halmana menunjukkan kalau dia pun tak tahu apa kegunaan dari mutiara mestika Thian hong im yang sin cu tersebut.

''Benar" sahut Im Yan cu dengan nada meyakinkan, "benda ini adalah mutiara mestika Thian hong im yang sin cu, mutiara tersebut bisa digunakan untuk me munahkan pengaruh racun Hou kut jian hun im kang"

”Adik Im, apakah kau me mpunyai mutiara mestika tersebut?' 'Tidak punya, tapi besok mala m pasti akan kudapat"

Sementara itu bayangan manusia dibawah wuwungan rumah tersebut sedang menbatin di hati:

''Adik Im, besok mala mpun kau jangan harap bisa me ndapatkan mut iara mestika itu".

Dalam ruangan Ku See hong sedang bertanya dengan nada tidak mengerti:

"Adik Im, apa maksud perkataanmu itu? '

Maka Im Yan cu lantas menceritakan apa yang didengarnya dari Pek lui jiu Ho Kian mengenai manus ia berkerudung warna warni (Jui sim kia mcu) dan Hiat mo bun yang menyangkut soal mutiara Thian hong im yang sin cu serta kitab pusaka tersebut.

Selesai mendengar kisah mana, Ku See hong menghela napas sedih, katanya kemudian:

"Tidak kusangka dalam dunia persilatan telah muncul seorang Pendekar aneh seperti ini, aaai! sayang nyawaku sudah hampir berakhir, kalau tidak, aku sangat berharap bisa berjumpa dengannya'

Dalam pada itu manusia dibawah wuwungan rumah itu ke mba li berguma m seorang diri: "Engkoh Hong, kau pasti dapat berjumpa dengannya, tapi selama hidup kau tak akan menjumpai raut wajah aslinya lagi, karena raut wajah aslinya telah mengikuti orangnya, sudah mati la ma sekali "

Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata dengan sedih:

"Engkoh Hong, apakah kau menganggap dirimu sudah t iada harapan lagi untuk me lanjutkan hidup?"

"Tidak mungkin! Tidak mungkin! Sekali pun berhasil mera mpas mut iara Thian hong im yang sin cu serta kitab pusaka itu, untuk menye mbubkan luka akibat pukulan Hou kut jian hun im kang pun sangat tipis sekali harapannya'

`Engkoh Hong, seandainya harapan ini tidak berhasil, masih ada harapan lainnya.

"Adik Im, harapan apakah itu?"' tanya Ku See hong sa mbil tersenyum le mah.

"Engkoh Hong, sendainya kau dapat bertahan sela ma lima hari lagi, harapan tersebut akan menjadi kenyataan"

Ku See hong menghe la napas sedih, katanya:

'Hou kut jian hun im kang sudah tiga hari menyiksa diriku secara keji, sebentar dia akan menyiksaku untuk ke e mpat kalinya, bila aku sudah mender ita tujuh kali, seluruh badanku akan berubah menjadi cairan darah kental, bagaima na mungkin aku bisa bertahan sela ma lima hari lagi?"

"Justru kami berharap bisa terjadi suatu keajaiban, kau bisa bertahan selama beberapa hari lagi''

"Keajaiban? Keajaiban....? Bukankah hal mana sa ma artinya dengan pasrah kepada nasib?' kata Ku See hong tertawa.

'Engkoh Hong, kau pasti akan menjumpai suatu keajaiban'. Kembali Ku See hong tertawa.

"Aaah itu cuma khayalanmu belaka'' Setelah mendengar semua pe mbicaraan tersebut, Ku See hong benar-benar sudah putus harapan, maka ia tak mau me mper-cayai setiap persoalan yang disodorkan kepada dirinya.

'Engkoh Hong, sungguh! Kau pasti dapat!"' kembali Im Yan cu berseru dengan polos.

Ku See hong enggan berdebat dengannya, ia berkata kemudian sambil tertawa:

''Adik Im, lantas kau ingin berkata apa lagi'.

"Engkoh Hong, maksudku asal kau dapat bertahan selama lima hari lagi, aku akan menggantar mu ke tebing Hay jin gay dan minta suhuku untuk me nyembuhkan luka mu itu'

"Tebing Hay jin gay..? Hay jin gay...?" Ku See hong mengulang dengan perasaan bergetar keras.

Dengan perasaan tidak habis mengerti Im Yan cu bertanya: "Engkoh Hong, kaupun mengetahui tentang suatu tempat yang

bernama Hay jin gay?

Ku See hong hanya mengiakan tanpa menjawab pertanyaan itu, sementara pikiran nya ke mbali terjerumus kedalam la munan.

Suasana dalam ruanganpun segera tercekam dalam keheningan yang luar biasa...

Sementara itu Pek lui jiu dan Sian hong kek telah berjalan ke sisi pembaringan, tapi setelah menyaksikan Ku See hong termenung dengan tenang, merekapun turut termenung pula:

Im Yan cu sendiri, ketika dilihatnya Ku See  hong  sa ma  sekali me mbungka m, dia lantas bertanya:

"Engkoh Hong, apakah yang sedang kau pikirkan?"

"Aku sedang me nghubungkan na ma Hay jin gay dengan na ma semaca m ilmu pukulan"

"Engkoh Hong, ilmu pukulan apakah yang kau maksud?" "Hay jin ciang (ilmu pukulan unggas laut).." Dengan wajah girang Im Yan cu segera berseru: "Engkoh Hong, kau kenal dengan suhuku bukan?" Dengan cepat Ku See hong menggeleng:

"Adik Im, darimana aku bisa tahu siapakah gurumu itu?" "Engkoh Hong, kau sedang berbohong, aku tidak mau. . ."

"Adik Im, aku tidak pernah berbohong, sungguh! Aku tidak berbohong!"

"Kalau t idak,  darimana  kau  bisa  me ngetahui  akan  suhuku me mpunyai serangkaian ilmu pukulan maha sakti yang  bernama Hay jin ciang?"

Diatas wajah Ku See hong yang pucat segera terlintas rasa girang, serunya terkejut:

"Adik Im, kalau begitu gurumu adalah. . . gurumu adalah Seng sim cianli Hoa Soat kun?"

''Engkoh Hong, kau mengatakan tidak kenal dengan guruku, mengapa kau bisa mengetahui na ma dan julukan dari dia orang tua" seru Im Yan cu dengan manja.

Tatkala Pek lui jiu dan Sian hong kek mengetahui bahwasanya guru Im Yan cu adalah Seng sim cian li (pere mpuan suci berhati mulia) Hoa Soat kun, mereka berdua  sama-sa ma  merasa terperanjat, tak heran kalau ilmu silat yang dimiliki gadis itu sedemikian lihaynya.

Ternyata meski Seng sim Cian li Hoa Soat kun tak lama muncul dalam dunia persilatan, akan tetapi ilmu silatnya yang lihay dan tiada taranya dikolong langit sempat me mberi kesan yang amat menda lam bagi umat persilatan sehingga sukar buat mereka untuk me lupakan akan hal ini.... Dimasa lalu, hanya ilmu silat dari Seng sim cianli Hoa Soat kun saja dikolong langit yang sanggup menandingi kelihayan dari Bun ji koansu Him C i seng, tokoh aneh dalam dunia persilatan.

Oleh sebab itu, kendatipun julukannya tidak sebesar Bun jin koansu, namun setiap pendekar dari golongan lurus ha mpir rata- rata menaruh perasaan kagum dan me muji akan kehebatannya.

Oleh karena para pendekar sejati dan kaum lurus dari dunia persilatan menaruh hor mat atas watak serta perbuatannya, maka ketika itu berulang kali orang mengajukan per mohonan kepadanya agar sudi mena mpil kan diri guna me mbas i Bun ji koansu dari muka bumi.

Akan tetapi permintaan tersebut selalu ditolak mentah-mentah, bahkan ada pula diantara mereka yang malah sebaliknya dibunuh olehnya.

Keadaan Seng sim cianli Hoa Soat kun ketika itu ibaratnya naga sakti yang nampak kepala tak na mpak ekornya, begitu muncul lantas lenyap ke mbali.

Walaupun orang-orang persilatan waktu itu lantas menduga-duga apa-apa gerangan yang mendorong  perempuan  lihay  tersebut mena mpik per mohonan mereka, na mun belum pernah ada orang yang tahu kalau hal tersebut disebabbkan cintanya kepada Bun ji koan su telah ditolak mentah- mentah, sehingga dalam marah dan mendongkolnya dia lantas mengasingkan diri di tebing Hay jin gay dan menciptakan ilmu pukulan Hay jin ciang yang khusus ditujukan untuk me lawan ilmu pukulan dari Bun ji koan su.

Bayangan manus ia dibawah e mper rumah itu kelihatan merasa terperanjat pula setelah mendengar na ma Hay jin ciang, dia m-dia m dia berguma m:

"Diantara sekian banyak ilmu silat yang ada di kolong langit, hanya ilmu pukulan Hay jin ciang saja yang sanggup me matahkan serangan-serangan dari ilmu silat yang tercantum dalam kitab pusaka   cang   ciong  pit   kip,   kepandaian   sakti   yang   dapat me matahkan anca man ilmu serangan Hou kut jian hun im kang yang tercantum dalam kitab Pusaka Ban shia cinkeng pun hanya ilmu Hay jin ciang..”

Dalam pada itu, tatkala Ku See hong sudah mengetahui kalau Im Yan cu adalah murid kesayangan dari Seng sim cian li Hoa Soat kun, dia merasa seperti lega sekali, setelah menghela napas sedih katanya:

"Kalau me mang begitu, urusan lebih mudah untuk diselesaikan, urusan lebih mudah untuk diselesaikan..."

''Engkoh Hong, apakah luka yang kau derita ada harapan untuk ditolong... ?'' seru Im Yan cu ge mbira.

Ku See hong tahu kalau orang telah salah mengartikan ucapannya, maka serunya cepat:

"Adik Im, aku bukan maksudkan begitu, bukan ma ksud itu yang kuatirkan."

"Lantas, apa maksudmu?" seru Im Yan cu tertegun, "apakah suhuku tak sanggup untuk menye mbuhkan luka racun yang kau derita itu?"

''Bila aku sanggup bertahan selama lima hari lagi dan suhumu bersedia mengobati lukaku, aku rasa harapanku untuk tetap hidup masih tetap ada, tapi aku tak akan ma mpu bertahan selama lima hari lagi.

"Apa yang kukatakan tadi adalah bermaksud se mua pekerjaan yang telah dititipkan kepadaku selama ini akan terpenuhi  seluruhnya, sehingga meski harus ke mbali ke alam baka, aku tak akan usah ma lu lagi berjumpa dengan guruku'

Ku See hong adalah seorang yang a mat berperasaan, dulu dia telah berjanji kepada Bun ji koan su untuk menya mpaikan pesan- pesannya, maka apapun yang terjadi ia tetap bertekad untuk menyelesaikannya. Tanggung jawab yang begitu besar dan diperlihatkan anak muda ini, kontan saja menimbulkan perasaan terharu dihati kecil Kanglam siang hou.

"Engkoh Hong, kau benar-benar tak sanggup bertahan selama lima hari lagi?" seru Im Yan cu sedih.

"Tak mungkin bisa!' jawaban dari Ku See hoag ini a mat meyakinkan.

Jawaban tersebut membuat Im Yan cu amat putus asa, putus harapan, tak terlukiskan rasa sedih yang diala minya, titik air mata tanpa terasa jatuh berlinang me mbasahi pipinya.

Perasaan cinta Im Yan cu terhadap Ku See hong boleh dibilang sudah amat mendala m sekali, selama berapa hari terakhir ini ha mpir boleh dibilang tiap saat tiap detik dia selalu berada disa mpingnya tanpa berpisah barang selangkah pun, sela ma ini dia selalu yakin kalau Ku See hong akan bisa se mbuh ke mbali.

Tapi ucapan Ku See hong yang putus harapan sekarang segera menimbulkan selapis bayangan hitam dalam hati kecilnya.

Mendadak Ku See hong seperti teringat akan sesuatu, ia bertanya:

"Adik Im, apakah suhumu me nyuruh kau datang  mencari guruku?'

Im Yan cu manggut-manggut.

'Benar, tapi aku tak tahu apa kehendak dia orang tua" Ku See hong segera menghela napas panjang.

"Aaaai ... adik Im, gurumu hendak me mbunuh guruku!"

"Aku hanya tahu dia orang tua amat me mbenci Bun ji koan su locianpwee. Aah....! Engkoh Hong, apakah kau mengetahui sebab- sebab perselisihan antara guruku dengan Bun ji koan su locianpwe, sehingga mereka saling ber musuhan?" Tergetar keras perasaan Ku See hong setelah mendengar perkataan itu, dia m-dia m pikirnya:

"Padahal sebab musabab terjadinya persoalan ini adalah disebabkan cinta guru nya ditolak oleh guruku, tapi... bagaimana mungkin aku dapat me mbeberkan rahasia ini dihadapan muridnya.”

Berpikir sa mpai disitu, anak muda tersebut segera menghe la napas panjang, katanya:

"Adik Im, dibalik peristiwa tersebut masih terdapat banyak masalah yang amat pelik, maafkan aku bila persoalan ini tak dapat kuterangkan,   sebab   guruku   pernah    berpesan    agar    tidak me mber itahukan hal ini kepada orang lain, selain itu ada urusan akan kusa mpaikan sendiri kepada gurumu...

"Aaaaai.! Tapi nyawaku sudah tak dapat hidup lebih panjang lagi, tak mungkin persoalan itu tak bisa kusa mpa ikan sendiri kepadanya? Apa yang harus kulakukan kini?"

Sebenarnya Im Yan cu adalah seorang yang cerdik, dia tahu kalau gurunya sangat me mbenci kaum  le laki  bahkan  suruh  dia me mbantai laki-la ki tampan yang dijumpai nya.

Dari hal tersebut dia lantas menarik kesimpulan kalau gurunya besar kemungkinan pernah mengala mi pukulan batin yang amat berat akibat ulah laki-la ki, sehingga akhir nya menimbulkan watak aneh serta jalan pikiran yang begitu se mpit.

Im Yan cu sebetulnya tidak berwatak begini, tapi akibat pergaulan dan pendidikan dari gurunya sejak kecil, akibatnya diapun turut berubah sedingin dan seaneh itu.

Wataknya yang aneh dan luar biasa itu bisa berubah akhir-a khir ini, kese muanya itu disebabkan karena dia terlalu cinta kepada Ku See hong, manusia aneh berhati dingin.

Terdengar Ku See hong berkata lagi dengan suara yang sedih  dan me milukan hati: "Adik Im, aku a mat berterima kasih sekali atas budi cinta kasihmu kepadaku sela ma ini, sebelum meninggal hanya kaulah satu-satunya orang yang dapat menerima titipanku, sekarang mumpung aku masih punya beberapa waktu untuk hidup, aku ingin sekali menitipkan beberapa masalah kepadamu, bersediakah kau untuk menerima nya? Setelah siksaan yang keempat kalinya dari hawa racun Hou kut jian hun im kang nanti, aku tak akan sanggup berbicara lagi kepada mu."

Terbayang kemba li nasibnya yang buruk dan mengenaskan, tanpa terasa air mata jatuh bercucuran me mbasahi wajah Ku See hong, perkataannya turut tersumbat di tengah ja lan.

Kematian, merupakan suatu kejadian yang akan dialami setiap manus ia didunia ini, hal ini merupakan suatu kejadian yang adil, karena setiap orang bakal kebagian dan akan merasakannya.

Mati karena tua, mati karena sakit, kejadian itu adalah lumrah, sebab  itulah  jalan  yang  harus  dilewati  oleh  setiap  manu-sia,  ke matian bukan sesuatu yang aneh.

Tapi bila ke matian itu harus diterima akibat mati ditangan musuh besarnya, maka kejadian ini kelewat  keji,  kelewat  mengenaskan, me mbuat orang itu tak bisa me meja mkan mata, me mbuat arwahnya tak dapat me mperoleh ketenangan untuk sela ma nya.

Sekarang, Ku See hong sudah berada di ambang pintu ke matian, oleh sebab itu terbayang akan soal kematian, timbullah perasaaan sedih yang tak terlukiskan dihatinya, sesungguhnya dia merasa segan mendengar hal  itu,  tapi  nasib  menetapkan  dia  harus menga la mi kejadian begini, seolah-olah ke matian se maca m itu sudah di takdirkan untuknya, sudah amat berjodoh dengannya.

Sejak dilahirkan, ia sudah beberapa kali berte mu  dengan  soal "ke matian" namun se muanya berhasil dihindari, tapi kali ini dia benar-benar merasa putus asa,

Waktu itu, Im Yan cu sudah tak kuasa menahan rasa sedih yang menekan perasaannya lagi, dia menangis tersedu-sedu sehingga suara tangisannya kedengaran begitu me medihkan hati, me mbuat orang yang mendengar pun turut merasa iba.

Tangisan yang me medihkan hati itu me mbuat suasana semakin mengenaskan, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah  itu pun turut terpengaruh hingga la na mpak turut menjadi sedih.

Dia bukan bersedih hati karena  Ku  See  hong tak dapat  hidup  ke mbali, melainkan merasa sedih untuk sukma dirinya dimasa lalu, sedih karena sukmanya tak bisa bangkit ke mba li.

Meski sekarang dia me mpunyai ke ma mpuan yang sangat besar dan sanggup mencincang tubuh kawanan manus ia laknat tersebut, namun luka dalam hatinya tak mungkin bisa terobati lagi.

Pek lui jiu dan Sian hong kek sesungguh nya berkeyakinan besar kalau luka yang diderita Ku See hong bisa peroleh pertolongan, tapi sekarang mereka ikut menjadi murung dan sedih,  oleh isak tangis Im Yan cu yang me milukan hati itu, hingga tanpa mereka sadari, titik-titik air mata turut me mbasahi wajah mereka.

Ku See hong me mbiarkan lm Yan cu menangis sepuas-puasnya, ke mudian ia baru berkata lagi dengan suara ge metar:

"Adik Im, hawa racun Hou kut jian hun im kang yang berada dalam tubuhku sudah mulai bergerak lagi, cepat pusatkan perhatianmu dan dengarkanlah perkataanku ini..

Im Yan cu mendonga kkan kepalanya yang basah oleh air mata dan menatap Ku See hong lekat-lekat, perasaan sedih yang semula mence kam perasaannya kini sudah terkendali, mungkin dihati kecilnya dia telah menga mbil suatu keputusan.

"Katakanlah engkoh Hong!" dia berbisik ke mudian lirih.

Agaknya Ku See hong juga tahu keputusan apakah yang telah  dia mbil gadis itu, namun dia cukup menyadari bahwa dinasehatipun ta ada gunanya, terpaksa dia hanya menghela napas sedih. Waktu itu urat nadi dalam tubuhnya secara lamat-la mat merasa amat sakit, waktu tidak mengijinkannya untuk  me mbuat kesempatan dengan begitu saja, buru-buru dia berseru:

"Adik Im, persoalan pertama yang ingin kutitipkan kepada mu adalah setelah berjumpa dengan gurumu nanti.. katakanlah kalau  Bun ji koansu telah mati secara menge-naskan dalam kuil kuno, ia telah menitipkan pesannya kepada mur idnya agat menya m-paikan cerita ini kepada dia orang tua.

"Katakanlah    kepada    gurumu,    sebetulnya    aku    hendak me mber itahukan sendiri hal ini kepadanya, tapi nasibku tak beruntung menyebabkan aku terkena pukulan Hou kut jian hun im kang lawan dan tewas ditangan musuh, karena keadaan mendesak terpaksa aku titipkan pesan ini kepada mu.

"Bun ji koansu telah menyesal sekali atas perbuatannya dulu, dia merasa tidak seharusnya mena mpik cinta kasihnya, dia me mbenci kepada diri sendirl karena tak dapat mencintainya dalam hidup ini, namun setelah berada di alam baka, dia akan mencintainya untuk selamanya, bila ia tak bersedia me maafkan kesalahannya ma ka tulang belulangnya dalam kuil terserah hendak diapakan, di alam baka dia tak akan mendendam kejadian itu, karena dengan kejadian itu, kemungkinan besar akan mengurangi rasa menyesalnya selama ini.

"Adik Im, perkataan tersebut harus kau ingat baik-baik dan sampaikan kepada gurumu."

"Ke dua, kau harus menyelamatkan Him Ji im dari  kurungan pihak Ban shia kau, dia adalah putri kandung Bun ji koan su, kau harus menyelamatkan jiwanya."

'Ke tiga, aku minta kepada mu untuk menyelidiki apakah Keng Cin sin . . . murid perempuan dari Han thian it kiam Cia cu kim, kiongcu dari istana Huan mo kiong di Lam hay masih hidup di dunia ini, bila dia masih hidup, sampaikanlah berita ke matian ku ini kepadanya.

''Ke empat, kumohon kepada gurumu, seandainya dia orang tua merasa simpatik dengan ke matian Ka mi guru dan mur id ditangan kaum laknat, balaskan dendam untuk ka mi, musuh- musuh kami adalah orang-orang dari Ban sia kau, Thi kiong pang, Jian khi pang dan istana Huan mo kiong di Lam hay'

Tatkala Kanglam siang hou mendengar Ku See hong menyebutkan na ma-na ma mus uh besarnya, diam-dia m mereka merasa a mat terperanjat, sebab ke empat organisasi tersebut merupakan perkumpulan besar yang a mat berpengaruh dalam dunia persilatan dewasa ini, cukup hanya  satu saja  diantara nya sudah ma mpu mengobrak abrik dunia persilatan dan menganca m keselamatan umat manus ia, tapi kenyataannya, dia seorang telah bermusuhan dengan musuh besar sebanyak ini. .

Sementara itu, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah itupun segera mengingat baik-baik na ma-na ma dari musuh besar yang diucapkan Ku See hong barusan, segenap rasa dendamnya yang me mbara segera dilimpahkan ke se mua anggota perkum- pulan-perkumpulan itu.

Tak la ma setelah Ku See hong menyebutkan na ma-na ma Ban shia kau, Thi kiong pang, Jian khi pang dan Lam hay  Huan  mo kiong. . .

Mendadak dari atas atap rumah diseberang sana berkumandang suara tertawa seram yang dingin dan menggidikkan hati.

Suara tertawa ini melengking tajam a mat menusuk pendengaran, seperti tangisan setan, seperti juga lolongan serigala, sungguh menger ikan sekali kedengarannya...

Begitu suara tertawa itu berhenti, terdengar seseorang berkata dengan nada sinis:

'Ku See hong, si bocah keparat, heeehhh. . . heehhhh. . . heeehhh. . . kau juga tahu bahwa usia mu ha mpir berakhir?

Sungguh patut disayangkan, disisimu terdapat daging yang montok dan menggiurkan sukma, tapi kau tak  mampu menikmatinya, heeehhh.... heeeehhh. . . " Begitu mendengar suara tersebut, api benci dan dendam yang berkobar dalam dada Ku See hong segera me mbara, apa mau di kata pada saat itulah rasa sakit yang luar biasa telah menyerang semua jalan darah penting disekujur tubuhnya, kontan ucapannya tersumbat sa mpai ditengah jalan, dia hanya dapat mer intih dengan perasaan menderita.

Im Yan cu berkerut kening pulas setelah mendengar  ucapan kotor tersebut, dengan me mancarkan selapis hawa pembunuhan yang menggidikkan hati ujarnya kepada Kanglam siang hou:

"Saudara Ho, untuk se mentara waktu lindungilah dia, aku akan bereskan dulu manusia laknat tersebut'

Begitu selesai berkata, gadis itu segera melejit ke tengah udara dan melayang pergi dari sa ma dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.

Dikala Im Yan cu meluncur ke luar itulah, dari atas atap rumah terdengar seseorang tertawa licik, ke mudian na mpak sesosok bayangan putih meluncur keatas atap rumah yang lain  seperti seekor burung elang.

Im Yan cu mendengus dingin, dia turut menge mbangkan ilmu mer ingankan tubuh nya yang sempurna dan me lakukan pengejaran dengan kecepatan seperti sa mbaran kilat.

Pada saat itulah. . .

Kanglam sianghou yang berada dalam ruangan tiba-tiba mendengar suara mendehem dari belakang, dengan cekatan kedua orang itu segera me mba likkan badan.

Dimana sorot mata mereka me mandang, tampaklah entah sejak kapan dalam ruangan itu telah berta mbah dengan sesosok bayangan manusia yang kecil dan mungil.

Begitu menyaksikan siapa yang muncul Kanglam siang hou segera menunjukkan wajah berseri tapi belum se mpat mereka mengucapkan sesuatu, bayangan manusia tersebut sudah mengebaskan tangan kirinya ke depan.. Dua gulung angin le mbut berhe mbus lewat, Kanglam siang hou segera mendengus tertahan dan bersama-sama roboh lemas ke atas tanah...

Sewaktu Ku See hong merasakan pula gelagat yang tidak beres dan segera miring kan tubuhnya ingin melihat jelas pendatang tersebut, tapi bayangan manusia itu ke mba li mengayunkan tangan kanannya, segulung angin pukulan le mbut berhe mbus lewat dan Ku See hong merasakan sekujur tubuhnya tak ma mpu berkutik lagi....

Gerak gerik orang ini seperti sukma gentayangan saja, bayangan hitam berkelebat lewat dia telah menya mbar pedang Ang Soat kiam milik Ku See hong yang tergeletak di pembaringan itu, kemudian sambil me mbopong tubuh Ku See hong, ia berlalu dari sana

Pek lui jiu dan Sian hong kek tertotok jalan darahnya oleh sambaran tangan bayangan manusia yang kecil  mungil seperti sukma gentayangan itu, bagaikan terkena semaca m ilmu totokan istimewa, sambaran angin le mbut tersebut, kedua orang itu jatuh tak sadarkan diri.

Tapi dikala bayangan manusia kecil mungil itu sudah lenyap diujung kegelapan sana dengan me mbawa tubuh Ku See hong dan pedang Ang soat kia m.

Pelan-pelan Pek lui jiu dan Sian hong kek sadar ke mbali dari pingsannya, serentak mereka me lo mpat bangun dari atas tanah, kedua orang itu saling berpandangan dengan wajah tertegun, matanya terbelalak lebar dengan mulut melongo, keadaan mereka lucu sekali   me mbuat   siapapun   akan   tertawa   tergelak   bila me lihatnya.

Tiba-tiba Pek lui jiu dan Sian hong kek sa ma-sa ma menghe la napas sedih.

"Kita sedang ber mimpi!" t iba-tiba Sian hong kek Ho Gi berkata.

Pek lui jiu Ho Kian me ma ndang sekejab ke atas pembaringan yang kosong, mendadak ia menjerit kaget lagi. "Adik Gi, Ku  See  hong telah hilang!" serunya. Pek lui jiu dan Sian hong kek turut merasa terperanjat setelah menyaksikan Ku See hong hilang, dengan cepat ke dua orang  itu me mbur u ke tepi pe mbar ingan.

"Aaah, pedang Ang soat kiam itupun turut lenyap!" sa mbung Sian hong kek Hoo Gi pula.

Tiba-tiba sinar mata Peklui jiu Ho Kian tertumbuk dengan secarik kertas diatas meja, dia segera berteriak berat:

"Hoore Ku See hong tertolong!"

Sesudah menjerit kaget, tangan kanannya segera menyambar ke depan secepat kilat dan melepaskan kertas yang tertempel ditepi pembaringan itu.

"Toako, kau bilang apa?''seru Sian hong kek Ho Gi gelisah.

Sementara dimulut dia bertanya, sepasang matanya menatap kertas tersebut lekat-lekat, sekilas rasa girang segera menghias i wajahnya, tapi hanya sebentar kemudian rasa girang itu sudah diganti dengan perasaan tercengang.

Tampak olehnya, diatas kertas itu hanya dicantumkan beberapa huruf yang amat singkat:

Adik Im Yan cu:

Racun Hou kut jian hun  im kang yang diidapnya akan se mbuh  ke mbali besok  pagi,  selain  tubuhnya   menjadi  sehat  ke mba li, ke ma mpuannya akan me lebihi naga dan harimau."

Dia a mat berterima kasih kepada budi kebaikanmu, diapun mencintai   kau,   aku   harap   kau   pun   dapat    mencintainya, me lindunginya, agar hatinya yang sedih bisa me mpero leh kehangatan dan ketenangan.

Aku harap surat ini jangan dibicakan kepadanya, apa yang kutulispun jangan kau bocorkan kepadanya, bila kejadian ini sa mpa i diketahui olehnya, maka akan berakibat mencelaka i dia dan aku sendiri, orang bernasib ma lang di ujung langit berharap se moga kalian bahagia selalu" Selesai me mbaca isi surat tersebut, Sian hong kek Ho Gi segera berguman seperti orang mengigau:

"Siapakah dia? Siapakah dia?'

Pek lui jiu Ho Kian me masukkan surat itu kedalam sakunya, lalu berkata:

"Walaupun is i surat ini a mat singkat, namun mencer minkan perasaan sedih, murung dan cinta kasih yang menggetarkan perasaannya, aku lihat hubungannya dengan Ku See hong pasti bukan hanya hubungan biasa saja, tapi asal usulnya dan raut wajahnya mungkin hanya Ku See hong yang dapat menebaknya."

"Toako, bukankah dalam surat itu dicantumkan agar nona Im jangan me mbocorkan peristiwa ini?"

Pek lui jiu Ho Kian mengangguk:

"Benar, namun nada murung dan sedih yang terma kna dalam isi surat ini bukanlah perasaan ce mburu seorang pere mpuan terhadap perempuan la innya, melainkan suatu perasaan sedih yang amat besar, suatu  perasaan  menyesal  yang  menekan  perasaannya, me mbuat dia ma lu terhadap Ku See hong, dan tak punya muka lagi bertemu dengannya.

oooodwoooo

"PENDAPAT TOAKO tepat sekali!' ucap Sian hong kek Hoo gi, meski isi surat ini singkat, namun dari nadanya bisa dirasakan betapa suci dan murninya perasaan cinta orang itu terhadap Ku See hong, kebesaran jiwanya betul-betul mengagumkan hati, andaikata kita punya ke ma mpuan untuk me lakukan nya, pasti akan kubantu dia agar cinta ini berakhir dengan suatu kebahagiaan"

"Perlukah kita berikan surat ini kepada nona Im?" Bila kita berniat untuk menjodohkan mere ka agar berhasil, tentu saja masalah ini harus dirahasiakan"

"Baik! Aku pun berpendapat demikian, langkah pertama yang harus kita lakukan sekarang adalah berapa orangkan gadis yang mencintai Ku See hong, bila dite mukan orang yang mencuriga kan itu, kita selidiki lebih  lanjut riwayat hidupnya, kemudian kita perhatikan bagaimanakah sikap Ku See hong terhadap perempuan itu, apakah dia pun sangat mencintainya, bila begitu keadaannya, urusan ini lebih ga mpang untuk diselesaikan, sebab betapa pun tekad seorang perempuan,  dibawah  kobaran  api  cintanya  yang me mbara tekad itu akhirnya pasti akan luluh, bila mereka bisa hidup bahagia, bukanlah berarti kita telah melakukan suatu perbuatan amal..

Gara-gara mereka berdua merahasiakan surat tersebut  kepada Im Yan cu, siapa tahu kalau dike mudian hari berakibat terjadinya gelo mbang besar akibat pergolakan cinta? Mendadak pada saat itulah ditengah suasana hening yang menceka m seluruh jagad, tiba- tiba terdengar suara tertawa lengking yang  sangat  membetot sukma.

Paras muka Kanglam Sianghou berubah hebat sesudah mendengar gelak tertawa itu, sebab suara tertawa yang melengking itu cukup menggetarkan perasaan mereka hingga telingan menjadi sakit dan darah di dalam dadanya bergolak keras, dari sini dapat diketahui betapa sempurna tenaga dalam yang dimiliki orang itu.

Sekilas cahaya me lintas dalam benak mere ka, buru-buru Kanglam Sianghou menjatuhkan diri berbring lagi ke atas tanah, mereka berlagak seolah-olah masih tertotok jalan darahnya oleh totokan bayangan kecil tadi, sedang matanya menyipit dan secara  dia m-dia m me mperhati kan gerak gerik di sekeliling tempat itu.

Tak la ma ke mudian, suara tertawa aneh itu sirap. . .

Mendadak terdengar jendela belakang berbunyi lir ih, suara itu amat kecil dan lir ih, andaikata Kanglam sianghou tidak me mper- hatikan dengan seksama, sulit rasanya untuk menjumpai suara tersebut.

Menyusul suara lir ih tadi, tirai didepan jendela bergerak dan sesosok bayangan manusia menyelinap masuk kedalam ruangan dengan kecepatan luar biasa.

Pek lui jiu Ho Kian segera mengint ip dari balik ujung bajunya, ia saksikan pendatang tersebut adalah seorang sastrawan setengah umur yang bertubuh jangkung, berwajah tampan dengan mengenakan jubah panjang berwarna biru, wajah orang itu putih, hidungnya mancung meski sudah berusia setengah umur,  namun tak dapat menutupi kegagahan dan ketampanannya semasa masih muda dulu.

Tanpa terasa Pek lui jiu Ho Kian dan Sian hong kek Ho Gi bersama-sama menga lihkan sorot matanya memperhatikan pedang panjang berwarna hitam pekat yang tersoren dibahu orang itu.

Menyaksikan pedang hitam itu serentak mereka berpekik kaget didalam hati:

"Aaaaah. .! Dia adalah Thi bok sin kiam (pedang sakti kayu besi) Cu Pok, salah satu diantara dua murid murtad Bun ji koansu locianpwe ''

Orang ini adalah Thi bok sin kiam (pedang sakti kayu besi) Cu Pok. Sedangkan manus ia aneh berkerudung yang dijumpai Ku See hong di luar kuil kuno tempo hari juga murid murtad dari Bun ji koansu yang bernama Jian hun kim ciang (telapak tangan e mas sukma cacad) Tu Pak kim.

Tapi orang itu sudah dikalahkan oleh Im Yan cu dengan pukulan Hay jin ciang yang dilancarkan pada akhir pertarungan tersebut.

Begitu me masuki ruangan sepasang mata Pedang sakti  kayu besi, Cu Pok me mandang sekejab sekeliling tempat itu, mula- mula paras mukanya berubah hebat, tapi selang sesaat kemudian telah lenyap tak berbekas. Sekulum senyuman menyeringai yang a mat licik segera tersungging diujung bibirnya, tidak gugup tidak panik dia mas uk ke dalam ka mar orang dengan santai, seakan-akan sedang berada dalam rumah sendiri saja.

Langkahnya begitu ringan, gerak-gerikrya amat santai. mungkin dia tidak me mandang sebelah matapun terhadap Kanglam sianghou yang berada di situ atau mungkin juga mereka dianggap benar- benar sudah tertotok.

Pedang sakti kayu besi Cu Pok berjalan bolak balik berulang kali dalam ruangan itu, ke mudian berguma m:

"Betul-betul mengge mas kan, ternyata keparat itu telah dilarikan orang lebih dulu hingga yang tersisa hanya dua gentong nasi yang tergeletak disini. . ."

Sembari berguma m dia mengha mpir i Kanglam sianghou, mendadak dia me mbalikkan badan, sepasang tangannya digunakan mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Kanglam Sianghou.

Mimpipun Kanglam sianghou tak menyangka kalau Pedang sakti kayu besi Cu Pok bakal bertindak begitu licik kendatipun ilmu silat mereka tergolong nomor wahid dalam dunia persilatan, namun menghadapi sergapan dalam keadaan tak siap begini, kedua orang tersebut dibikin gelagapan juga.

Tahu-tahu urat nadi merka sudah terbekuk dan seluruh kekuatan yang mereka milikipun me mbuyar.

Pedang sakti kayu besi Cu Pok adalah seorang jagoan yang luar biasa, semenjak masuk kedalam ruangan, ia sudah  mengetahui kalau kedua orang itu hanya berpura-pura belaka, maka timbullah niatnya untuk menyergap mereka.

Agar sergapan tersebut berhasil, siluman rase yang amat licik ini segera berlagak seakan-akan tidak memperhatikan Kanglam sianghou, dia hanya berjalan mondar mandir belaka dalam ruangan seolah-olah tak ada kejadian apapun. Padahal dia bergerak sambil mengatur posisi, secara diam-dia m dia me milih posisi yang paling cepat untuk turun tangan, selain diapun harus waspada terhadap sergapan lawan, karena dia tahu kalau ke dua orang itu adalah Kanglam siang hou.

Setelah berhasil mencengkera m urat nadi pada pergelangan tangan Kanglam Siang hou, si Pedang Sakti kayu besi Cu Pok tertawa terbahak-bahak, katanya:

"Haaaahh...haahhh... haaahh... Kanglam Sianghou, betapapun lihaynya siasat yang kalian gunakan, jangan harap bisa me ngelabui aku si Pedang sakti kayu besi, haaaahhh...haaaahhh..."

Dicengkeram urat nadinya oleh musuh, Kanglam sianghou merasakan kesakitan hebat, terpaksa mereka me mbungka m diri dalam seribu bahasa, sementara dihati kecilnya berpikir setelah menghe la napas:

"Heran, mengapa orang-orang yang kujumpa i sela ma berapa hari terakhir ini me miliki kepandaian silat yang luar biasa? Ta mpaknya apa yang diucapkan sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si tempo hari me mang betul, kepandaian silat  yang dimiliki kami berdua mas ih ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan kaum laknat, tapi.... benarkah anggota persilatan rata-rata berkepandaian setangguh itu ?"

Kang lam sianghou merasakan hatinya sedih, murung dan kesal, kepercayaannya terhadap kepandaian sendiri pun se makin berkurang.

Meskipun sepasang tangan mereka berdua kena dicengkera m, namun secara dia m-dia m mereka masih dapat menghimpun tenaga murninya, tapi begitu perbuatan mereka ketahuan si Pedang sakti Kayu besi Cu Pok, dia segera perkeras cengkeramannya hingga mengakibatkan kedua orang itu kesakitan hebat, peluh jatuh bercucuran dengan derasnya, akan tetapi dimulut mereka masih tertawa seram.

Mendadak terdengar Pedang sakti kayu besi Cu Pok berkata dengan suara yang dingin menggidikkan hati: "Kanglam siang hou, aku orang she Cu ingin bertanya, kalian telah menyembunyikan Ku See hong di mana? Cepat beri jawaban yang sejujurnya. . ."

Meskipun rasa sakit yang me ncekam tubuhnya sukar ditahan, namun Pek lui jiu Hoo Kian masih tertawa dingin tiada hentinya.

"Cu Pok!" dia berseru, "kau bajingan rendah yang ber moral bejat, penghianat perguruan, bedebah terkutuk, setelah Kanglam  siang hou terjatuh ke tanganmu ma lam ini, mau dibunuh mau dibantai terserah kepadamu, tapi bila kau hendak me mper mainkan kami dua orang, jangan salahkan kalau kami akan mencaci maki delapan keturunan nenek moyangmu!'

Pedang   sakti   kayu   besi    Cu    Pok    mencibiran    bibirnya me mper lihatkan sikap yang sinis dan keji, lalu setelah tertawa seram katanya sinis:

"Kanglam siang hou, prajurit yang kalah perang, tak usah berlagak hebat, heeehhh. . . heehhh... heeehh...heeeehhh jika

kalian tidak mengatakan kepadaku dima na te mpat persembunyian Ku See hong, akan kusuruh kalian hidup tak bisa, matipun susah, selama hidup berada dalam penderitaan dan siksaan"

'Bedebah, anjing jahanam yang terkutuk! Kau tak usah banyak ngebacot lagi .....' teriak Sian hong kek Ho Gi mendadak sa mbil menggertak gigi kencang-kencang.

''Baik! Baik!" kata pedang sakti kayu besi Cu Pok sa mbil tertawa seram, "kalau begitu, aku orang she Cu ingin menyaksikan sampa i dimanakah kehebatan kalian, heeeehhh .....heeeehhh "

Ditengah suara tertawanya yang menyeram kan, Kanglam siang hou merasakan muncul nya segulung aliran hawa yang mene mbus i tubuh mere ka, menyusup kedalam urat penting dan mengakibatkan pergolakan darah dalam tubuhnya mengalir berbalik.

Butiran keringat sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran mela lui rongga badan mereka, tapi kedua orang itu tetap menggertak gigi kencang-kencang, mereka berusaha keras menahan penderitaan dan siksaan yang menghebat akibat darah yang mengalir terbalik ditubuh mereka.

Tapi mengikuti berputarnya sang waktu, penderitaan yang mereka rasakan pun kian la ma kian bertambah dahsyat,  kedua orang  itu  hanya   merasakan   nadi-nadi   mereka   melebar  dan me mbengkak seperti mau me ledak.

Makin besar gelo mbang aliran hawa sakti yang dipancarkan Cu Pok, makin menghebat rasa sakit yang menceka m dalam tubuhnya, seluruh badan mereka terasa seperti di gigit semut beracun, mana gatal, sakitnya bukan kepalang. . .

Penderitaan tersebut bagaikan sebilah pedang tajam yang sebentar-sebentar menusuk dan me ncongkel kulit badan mereka.

"Heehh...heeehhh.. heeehh.. tentunya perasaan semacam ini tak sedap dirasakan bukan?" jengek pedang sakti kayu besi Cu Pok dengan suara yang dingin menyeramkan, keji dari menggidikkan hati, "terus terang aku katakan kepadamu, siksaan yang lebih kejam justru masih berada dibelakang! Hayo cepat kalian katakan, sekarang dia bersembunyi dimana? atau mungkin dia telah diculik orang lain, siapakah yang menculiknya? Hayo cepat katakan!"

Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi yang sesungguhnya berwarna merah darah itu, kini berubah  menjadi hijau kekuning-kuningan, kulit wajahnya mengejang keras penuh penderi-taan, peluh bercucuran bagaikan hujan, gigi saling beradu dan napasnya ngos-ngosan, meski demikian mereka sa ma sekali tidak menge luh.

Keras kepala, tangguh dan tahan uji, dapat tercemin dari sikap mereka berdua sekarang.

Sekalipun rasa sakit yang menyiksa badan benar-benar tak tertahankan akan tetapi Pek lui jiu Ho Kian sa ma sekali tidak menunjuk kan sikap le mah atau minta a mpun, sorot matanya mencorongkan serentetan cahaya penuh rasa dendam dan benci. "Bajingan laknat!" Bentaknya ke mudian "siksaan macam apa lagi yang kau miliki? Hayo, keluarkan se mua! Betapa pun keji dan menger ikannya siksaanmu itu, jangan harap bisa memaksa Kanglam siang hou merengek minta a mpun kepada mu"

"Heeeeehhh. . . heeeehh. . . heeeehhh. . . kalau begitu silahkan dicoba" jengek pedang sakti kayu besi Cu Pok sa mbil tertawa keja m, "akan kulihat sa mpai berapa keraskah tulang belulang kalian?"

Seusai berkata, pedang sakti kayu besi Cu Pok segera mengerahkan haws sakti Han it ji khi sinkang (dua unsur panas dingin) yang telah dilatihnya selama puluhan tahun ke dalam ke dua belah tangannya lalu menyalur kan ketubuh Kanglam sianghou.

Akibat dari penyaluran hawa dua unsur tersebut, kontan saja Kanglam sianghou merasakan tubuh mere ka seakan-akan dijebloskan ke dalam neraka tingkat delapan belas yang amat menger ikan. . .

Yang mula- mula mereka rasakan paling dulu adalah sekujur badan gemetar keras, seakan-akan seluruh badan mereka diceburkan ke dalam sebuah gudang es yang sangat dingin, menyusul ke mudian terasa ada aliran hawa dingin yang menyerupai gelo mbang sa mudra menyusup ke dalam tubuh dan menerjang nadi-nadi penting di seluruh badan.

Kemudian, mereka rasakan hawa panas yang menyengat badan menja lar ke seluruh badan mereka, me mbuat mereka kegerahan setengah mati.

Belum la ma hawa panas itu menggerahkan tubuh,  hawa dingin ke mbali mengalir ke dalam tubuh, untuk kesekian kalinya mereka menggigil kedinginan.

Hawa dingin dan hawa panas menyerang tubuh silih berganti, kontan Kang lam sianghou merasakan siksaan dan penderi-taan yang berakibat seluruh tubuh mereka re muk redam.

Ternyata pengaruh dari serangan Han jit ji khi sin kang, ini tak jauh berbeda dengan siksaan haws panas dan hawa dingin yang dihasilkan oleh ilmu Hou kut jian hun im kang, hanya saja bedanya kalau yang depan lebih ringan daripada yang terakhir, terutama soal kekeja man dan kehebatan dari akibatnya.

Sebab ilmu Han jit ji khi sinkang dilakukan berdasarkan hawa murni seseorang yang disalurkan ke tubuh korbannya, apabila hawa murni itu ditarik ke mbali maka penderitaan si korban pun akan hilang.

Betul dia pun bisa menyalurkan hawa jahatnya untuk melukai  nadi musuh, tapi sang korban hanya akan merasakan penderitaan menje lang saat kematiannya, tidak sekeji dan selihay akibat dari racun hou kut jian hun im kang yang mender ita siksaan berapa kali sebelum ajalnya tiba.

Kendatipun begitu, penderitaan dan siksaan yang dialaminya tak dapat disejajarkan dengan ilmu silat beracun yang manapun.

Terutama sekali aliran hawa jahat  Cu  Pok  yang  munculnya  gelo mbang demi gelo mbang, hal mana semakin menyiksa Kanglam siang hou sehingga isi perutnya bagaikan putus se mua.

Makin la ma mere ka semakin tak sanggup menahan diri meskipun mereka ha mpir jatuh tak sadarkan diri, na mun ke dua orang itu tidak merintih barang sekejappun.

Ketabahan dan kekerasan hati ke  dua  orang  itu,  dia m-dia m me mbuat Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa kagum, namun jagoan yang berhati kejam, bengis dan tak tahu peri kemanus iaan ini hanya tahu mencapai tujuannya dengan cara apapun, dia semakin gencar mengerahkan hawa mur ni nya menerjang tubuh lawan.

Mendadak, pada saat inilah dari luar jendela berkumandang dua kali suara desingan tajam..

Menyusul ke mudian kelihatan ada dua sosok bayangan manusia me layang masuk dengan kecepatan luar biasa, mereka berdiri di muka rumah penginapan tersebut. Ternyata mereka adalah si lelaki bercodet di wajahnya serta seorang kakek cebol yang kurus kering.

Lelaki bercodet diwajahnya itu bertampang buas dan garang, namun sekarang dia me mberi hor mat kepada Pedang sakti kayu besi dengan rasa hor mat yang luar biasa, setelah itu ujarnya:

`Lapor suhu, orang-orang Hiat mo bun telah mena mpakkan jejaknya, sekarang ke empat iblis dari pulau lautan timur sudah dikejar oleh banyak jago lihay, namun akhirnya berhasil me loloskan diri, barusan tecu dan Tan hiangcu kebetulan me ne mukan te mpat persembunyian mere ka "

"Tutup  mulut"  mendadak  pedang  sakti  kayu  besi  Cu  Pok  me mbentak keras.

Ternyata lelaki bercodet diwajahnya itu adalah seorang perampok tunggal dari Wilayah Kwang tong yang banyak melakukan perbuatan jahat, orang menyebutnya sebagai Sing ci hou (harimau bersayap) Kiong Hiong..

Sejak menggabungkan diri dengan pihak perkumpulan Ban sia kau, bakat ilmu silatnya yang baik telah menarik hati Pedang sakti kayu besi Cu Pok, maka diapun diterima sebagai mur idnya.

Padahal berbicara yang sebenarnya, tindakan yang dilakukan olehnya itu tak lebih hanya untuk menguatkan kedudukan nya di dalam perkumpulan Ban sia kau.

Sedangkan kakek cebol yang berperawakan kurus kering  itu merupakan hiangcu terlihay diantara enam belas orang hiangcu perkumpulan Ban sia kau, dia adalah hiangcu yang mengepala i  ruang Sin hwee tham (ruang api suci), orang menyebutnya sebagai Kun thian ciang (Pukulan langit) Tan Khong lun.

Tatkala si Harimau bersayap Kiong Hiong mendengar suara bentakan dari Pedang sakti kayu besi Cu Pok, dia segera memaha mi maks udnya dan segera me mbungka m..

Sementara itu, semenjak masuk ke ruangan tersebut, Kun thian ciang Tan Khong lun sudah me mperhatikan wajah Kanglam siang hou yang meringis menahan siksaan dan penderitaan yang sangat hebat itu,  paras  mukanya  segera  berubah,  tapi  hanya  sesaat  ke mudian telah lenyap kemba li tak berbekas, ke mudian dengan wajah sedingin es dia berkata:

`Lapor Cu Kau si (ketua pelatih), barusan aku menyaksikan ada sesosok bayangan manusia me mbopong seseorang  bergerak menuju ke arah barat kota, tampaknya menuju ke arah Tay an ko  bio '

"Sungguhkah perkataanmu itu?" belum habis Ku thian ciang Tan Khong lun me nyelesaikan perkataannya, buru-buru pedang sakti kayu besi Cu Pok menukas.

Sembari berkata, sepasang matanya yang tajam menggidikkan hati itu mengawasi wajah Ku thian ciang Tan Khong lun lekat-le kat, seakan-akan dia hendak mene mbus i hatinya saja.

Paras muka Tan Khong lun tetap tenang seperti sediakala, sa ma sekali t idak me nun-jukkan perubahan apapun:

"Ucapan Tan hiangcu tepat sekali" Harimau bersayap  Kiong Hiong segera menyambung, "me mang ada sesosok  bayangan manus ia berkelebat lewat, hanya saja apakah dia me mbopong orang atau tidak, ha mba tak berani me mastikan dengan pasti!"

Dengan paras muka dingin tanpa terasa si pedang Sakti kayu  besi Cu Pok segera berkata lagi.

"Kalau begitu kalian bunuh  segera  kedua  orang  bangsat  ini, ke mudian bersama-sa ma me lakukan pengejaran!"

''Tunggu dulu!” Buru-buru Kun thian ciang Tan Khong  lun  berseru: "apa salahnya kalau kita totok saja jalan darah mereka, senadainya pengejaran kita tidak mendatang kan hasil, bukankah kita bisa me ma ksa mereka untuk me mberikan keterangan yang diperlukan? Seandainya pedang Ang soat kiam dan Ku See hong sampai terjatuh ke tangan orang-orang Hiat mo bun, bisa jadi kedua hal tersebut akan mendatangkan ancaman yang maha besar untuk kita se mua" "Hmm, kalau begitu biarlah mere ka keenakan untuk se mentara waktu!" pedang sakti kayu besi Cu Pok mendengus dingin.

Sepasang bahunya tiba-tiba merendah kebawah, sikut kiri dan kanannya mendadak disodok bersa ma-sa ma menghajar jalan darah Ki bun hiat di tubuh Pek lui jiu dan Sian hong kek.

Dalam pada itu kanglam Sianghou sudah dibuat kelelahan sekian waktu, hawa darahnya me mbuyar dan tubuhnya amat le mas.

Berada dalam keadaan demikian, tidak terlalu sulit buat pedang sakti kayu besi Cu Pok untuk menotok jalan darah mereka.

Begitu jalan darah Ki bun hiatnya tertotok kedua orang itu segera roboh ke atas tanah dalam keadaan le mas.

Tiba-tiba terdengar dengusan tertahan bergema dalam ruangan itu, suara tersebut begini lir ih dan le mahnya, sehingga andai kata seseorang yang me miliki ketajaman pendengaran yang luar biasa, jangan harap dapat menangkap suara tersebut.

Paras muka pedang sakti kayu besi Cu Pok berubah  sedikit, sambil me mba likkan badannya,  dia  mengebaskan  ujung  bajunya ke muka seketika itu juga enam batang lilin dalam ruangan padam bersama-sama.

Suasana gelap gulita segera menceka m seluruh ruangan, pada saat itulah dari luar jendela terdengar seseorang mengejek sa mbil tertawa dingin:

"Kawanan manus ia laknat dari Ban sia kau, cepat pasang la mpu menya mbut kedatangan raja akherat...'

Semua orang yang hadir dalam ruangan rata-rata memiliki ketajaman pendengaran yang me lebihi orang la in, na mun mere ka tak habis mengerti apa sebabnya kehadiran orang tersebut diluar jendela tidak dirasakan olehnya, ditinjau dari sini, dapat diketahui betapa lihaynya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang itu.

Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang sombong, keji dan berhati busuk itu turut merasa terperanjat dibuatnya, itulah sebab nya ia segera me mada mkan la mpu lilin dalam ruangan lantaran kuatir disergap musuh.

Sementara suara ejekan orang itu berkumandang, Harimau bersayap Kiong hiong telah mengayunkan tangan kanannya secara tiba-tiba segenggam jarum le mbut yang berkilauan tajam dengan cepat meluncur keluar jendela.

Senjata rahasia itu amat kecil dan le mbut, sewaktu dilancarkan sama sekali tidak bersuara, apalagi dalam kegelapan mala m, lebih sukar untuk dielakkan.

Selama berkelana dalam dunia persilatan sebagai seorang perampok, Harimau bersayap Kiong Hiong sudah termashur karena kekeja man hatinya, semua jarum le mbut miliknya telah diolesi dengan racun keji yang me matikan bila bertemu darah, dita mbah lagi caranya melepaskan serangan sudah mencapai tingkatan yang luar biasa, dalam sekali serangan saja tiga puluh batang jarum bisa dilancarkan bersa ma-sama, bahkan sepasang tangannya bisa menyerang tiada hentinya.

Jarum le mbutnya yang dilancarkan pada genggaman pertama telah meluncur ke muka mene mbusi jendela, namun seperti batu yang tenggelam di dasar samudra, lenyap tak berbekas tanpa kedengaran sedikit suarapun:

'Weeeess.. !"

Tangan kiri harimau bersayap  Kiong  Hiong  segera  diayunkan ke mbali melepaskan segenggam jarum beracun.

Kali ini terdengar lagi suara dengusan tertahan yang amat lirih sekali....

Setelah dengusan itu menggema, terdengar lagi suara ujung baju terhembus angin, tampaknya pendatang itu sudah mengundur kan diri secara tiba-tiba....

Harimau bersayap Kiong Hiong sudah terbiasa berhati keji dan buas, tentu saja ia tidak me mbiarkan musuhnya kabur dengan begitu saja, dengan cepat dia menyelinap dan menerobos keluar lewat jendela.

Pedang sakti kayu besi Cu Pak adalah seorang jago yang berkepandaian tinggi, dan berotak amat cerdik, sejak dia mengebaskan  tangannya  me madamkan  api  lilin  tadi,  ia  telah me musatkan perhatiannya mendengar kan se mua gerak gerik diluar dengan seksa ma.

Tatkala dilihatnya Harimau bersayap Kiong Hiong menerjang keluar, buru-buru dia berseru:

"Hati-hati siasat lawan, waspada terhadap se. . ." belum habis ia berseru, dari luar ruangan telah berkumandang suara gelak tertawa yang me mekikkan telinga...

Menyusul kemudian bergema pula serentetan suara jeritan ngeri yang me milukan hati.

Selembar nyawa Harimau bersayap Kiong Hiong yang telah banyak mela kukan kejahatan pun me layang meninggalkan raga nya di tengah jeritan tersebut, tubuhnya dihajar orang sampai terpental balik ke dalam ruangan, batok kepalanya juga berubah menjadi remuk dan hancur penuh dengan genangan darah.

Dari luar jendela terdengar seseorang berseru lagi sambil tertawa dingin.

"Pedang sakti kayu besi Cu Pok, mengakunya saja orang kedua dalam perkumpulan Ban sia  kau,  tak  tahunya  nyawa  seorang mur idnya pun dikorbankan dengan begitu saja, haaahhh ...

.haaaahhh... .. bila punya kepandaian, hayo keluarkan dan mari kita bertarung tiga ratus gebrakan..'

Tantangan yang dilontarkan secara terang-terangan ini kontan saja me mbuat Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang jumawa dan sudah terbiasa kepala besar itu tak sanggup menahan diri, ia segera tertawa seram:

Dengan suatu gerakan cepat dia melejit tiga depa ke tengah udara, kemudian dengan posisi yang sama sekali tak berubah, mendadak tubuhnya melejit ke muka, sepasang lengannya berputar kencang seperti roda, secepat sambaran kilat ia  meluncur  keluar dari ruangan tersebut.

Akan tetapi suasana diluar, amat hening, amat gelap gulita, bintang bertebaran diangkasa, tak sesosok bayangan manusiapun yang kelihatan disitu.

Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera mementangkan ke mba li tangannya, sebelum  kakinya  menginjak  tanah  ia  sudah  melejit ke mbali ke udara dan me layang keluar dari hala man tersebut.

Dalam waktu singkat ia sudah melo mpat naik ke  atas  atap rumah, sepasang matanya yang tajam mengawasi sekeliling te mpat tersebut tanpa berkedip.

Angin mala m berhe mbus lewat menyiarkan bau harum bunga yang semerbak, suasana ditengah halaman a mat hening, sedang jejak musuh sudah lenyap tak berbekas.

Mendadak .. . ia menyaksikan ada  sesosok  bayangan  manusia me lejit ke tengah udara dari atas atap rumah berapa kaki dari situ dengan kecepatan tinggi, orang itu me luncur ke depan.

Pedang sakti kayu besi Cu Pok mendengus dingin, sorot mata yang keji buas dan mengerikan me mancar keluar dari balik matanya, dengan suatu gerakan cepat dia mengejar ke depan sana.

Akan tetapi setelah me lalui tiga buah hala man rumah, sedikit kurang seksa ma, tahu-tahu bayangan manusia itu sudah lenyap tak berbekas.

Tak terlukiskan perasaan mendongkol yang dirasakan pedang sakti kayu besi Cu Pok pada waktu itu, akan tetapi dia pun merasa terkejut bercampur kagum akan kelihayan ilmu meringankan tubuh serta kecerdasan orang yang luar biasa.

Berdiri tegak diatas atap rumah, sepasang matanya yang buas dan tajam itu me mer iksa sekeliling te mpat itu dengan seksa ma. Malam sangat gelap, namun tidak terlihat jejak musuh disekitar tempat itu.

Tiba-tiba suatu ingatan melintas dalam  benaknya, segera pekiknya tertahan:

`Aaah, celaka! Aku tertipu "

Sambil me mbalikkan badan, dia segera menerjang ke mbali ke arah hala man rumah...

Kiranya sewaktu pedang sakti kayu besi Cu Pok me mbalikkan tubuhnya tadi, Kun than ciang Tan Khong lun telah menerjang ke arah Kanglam sianghou dan secepat kilat me mbebaskan jalan darah Pek lui jiu dan Sian hong kek yang tertotok.

Pek lui jiu Ho Kian sekalian merupakan  jago dalam dunia persilatan, yang sudah berpengalaman, meski berada dalam ruangan yang gelap gulita, mereka masih bisa melihat jelas keadaan disitu.

Maka begitu ja lan darah mereka dibebaskan, apalagi menyaksikan orang yang menolong mereka adalah Kun thian ciang Tan Khong lun, dengan cepat kedua orang itu melo mpat bangun.

Pada saat inilah Kun thian ciang Tan khong lun berseru dengan nada cemas:

"Dua bersaudara Hoo, rahasia ini akan kalian ketahui dike mudian hari, sekarang cepat kalian ikuti aku pergi dari sini!"

Selesai berkata, Kun thian ciang Tan Khong lun segera menarik kedua orang itu dan secepat kilat menerjang keluar dari  pintu utama, kemudian berputar ke kiri me mbelok ke kanan, mereka bergerak dengan kecepatan luar biasa.

Walaupun jalan darah Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi sudah bebas, akan tetapi berhubung mereka sudah me mbuang banyak tenaga tadi, hingga  kini tubuhnya  masih  terasa  linu  dan  le mas, tentu saja dalam keadaan demikian sulit bagi mere ka untuk mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki. Untung saja Kun thian ciang Tan Khong lun menge mpit mereka berdua dibawah ketiaknya, sehingga perjalanan dapat dilanjutkan dengan cepat.

Sedemikian cepatnya gerakan tubuh orang itu, me mbuat mereka berdua hanya merasa kan sepasang kaki mereka meninggalkan tanah dan angin kencang berhe mbus lewat disisi telinganya.

Semua peristiwa tersebut berlangsung dalam waktu singkat, kesemuanya ini me mbuat mereka seakan-akan berada dalam impian saja, kelabakan dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.

Padahal kenyataan yang berada didepan mata mereka sekarang pun sulit dipercayai oleh Kanglam siang hou, bayangkan saja seorang hiangcu yang rendah kedudukannya dalam perkumpulan Ban sia kau ternyata memiliki ilmu meringankan tubuh yang begini sempurna, bahkan kelihayannya sama sekali tidak berada dibawah kepandaian yang di miliki sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si.

Mendadak Kanglam siang hou merasa gerakan tubuh orang itu berhenti, menanti mereka coba me meriksa keadaan disekitar sana, ternyata mereka sudah berada dalam sebuah ka mar.

Terdengar Kun thian ciang Tan Khong lun ke mbali berkata:

"Te mpat ini merupakan sebuah ruang ka mar dalam sebuah gedung yang terletak di barat laut rumah penginapan Yang tang, untuk sementara waktu tinggallah kalian berdua disini barang satu jam atau lebih baik lagi menanti sampai fajar nanti setelah itu berangkatlah ke le mbah Cu yu kok, tiga li di tenggara kota!"

"Saudara siapa nama mu? Bolehkah kami tahu..." buru-buru Pek lui jiu Hoo Kian bertanya.

"Kun thian ciang Tan Khong lun hanya nama sa maranku dalam perkumpulan Ban shia kau, persoalan selanjutnya kita bicarakan bila ada kesempatan saja, Pedang sakti kayu besi Cu Pok selain berilmu tinggi, berhati kejam dan tak berperi ke manus iaan, diapun a mat cerdas otaknya, bila aku bersikap kurang hati-hati, bisa jadi semua rahasiaku akan ketahuan, mes ki aku tidak takut menghadapinya, namun urusan lain pun t idak mudah diselesaikan."

"Nah, ingatlah baik- baik  perkataanku,  besok  berangkatlah  ke le mbah Cui yu kok, tapi gerak gerik kalian meski berhati-hati dan rahasia, lebih baik lagi jangan sampa i bertemu dengan anggota Ban shia kau"

Selesai berkata dia lantas melejit ke tengah udara dan me luncur pergi meninggalkan te mpat itu.

Mendadak ia menyaksikan pedang sakti kayu besi Cu Pok sedang berdiri kaku di atas atap rumah, buru-buru ia mengerahkan  ilmu mer ingankan tubuhnya yang sempurna melewati beberapa buah bangunan rumah secara beruntun.

Ketika ia berpaling dan menyaks ikan Cu Pok sedang mengejar ke arahnya, buru-buru dia melo mpat turun ke atas permukaan tanah, ke mudian dalam berapa kali belokan saja dia sudah lari ke mbali ke dalam ka mar.

-ooodwooo-
Berita Duka🙏

Halo, Enghiong semua. Saya mohon maaf mengganggu kesenangan membaca cersil anda. Saya ingin berbagi kabar tentang salah satu pengelola Cerita Silat Indomandarin yang sedang dirawat di rumah sakit karena mengidap Leukimia Stadium 2.

Beliau membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit, maka dari itu saya berinisiatif untuk melakukan open donasi untuk meringankan biaya pengobatan beliau. Donasi dapat dikirim ke norek berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

Setiap sumbangan Anda akan sangat berarti bagi beliau dan keluarganya. Terima kasih atas perhatian dan kepeduliannya🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar