Bentroknya Rimba Persilatan Jilid 14

 
Begitu pedang pusaka tersebut mengenai rantai Kioe Thian Han Lian tersebut terdengar suara yang sangat nyaring, rantai tersebut ternyata telah patah menjadi dua bagian, dalam hati Sang Kwan Yu menjadi sangat girang sekali, tetapi pada saat ini laba2 raksasa itu dengan membawa serat labanya dengan kecepatan yang sangat tinggi menerjang kearah tubuh Sang Kwan Yu Sang Kwan Yu menjadi sangat terkejut, tangannya menyambar rantai Kioe Thian Lian tersebut dan disapukan kearah laba2 raksasa itu dengan hebatnya.

Tubuh dari laba-laba raksasa itu segera melingkar, sebuah kakinya yang panjang menempel kepundak dari Sang Kwan Yu. Sang Kwan Yu menjadi sangat terkejut bercampur gusar, tangannya membalik melancarkan serangan kearah kaki dari laba2 raksasa itu.

Laba-laba raksasa itu segera melayang naik ke atas, didalam hati Boen ching menjadi sangat gusar sekali, dengan parlahan dia bersuit tubuhnya bagalkan kilat yang menyambar dengan cepat melayang naik keatas dan mengejar kearah laba-laba raksasa itu, pedang Cing Hong Kiam yang dicekal ditangan kanannya segera digerakan kearah luar menyapu ketengah sepasang mata dari laba-laba raksasa itu.

Baru saja pedang panjang Boen ching disapukan kearah depan, dia segera merasakan, dari samping tubuhnya menyambar suatu serangan yang sangat hebat sekali, walaupun dia baru saja mengundurkan diri dari perguruan tidak lebih dari satu tahunan, tetapi pengalaman pertempuran sangat banyak yang dialaminya, telah menambah pengalamannya, begitu serangan yang hebat itu menyambar ke tubuhnya, segera dia merasa bahwa kepandaian silat dari orang itu sangat tinggi sekali, dan dia tak mungkinakan dapat melawannya dengan mudah, dengan cepat dia menarik kembali pedangnya dan melayang turun keatas tanah.

Begitu tubuhnya mencapai diatas tanah segera dia menolehkan kepadanya memandang orang itu, ternyata tak lain tak bukan adalah kakek tua berbaju merah yang tadi membekong Sang Kwan Yu, Miauw Bie Tek.

Sepasang alis Boen ching berkerut, dia mempunyai niat untuk sekali lagi melancarkan serangan dengan pedangnya menerjang kearah kakek tua itu. Laba-laba raksasa itu setelah menarik kembali keenam kakinya, dengan sangat ringan sekali melorot turun keatas puncak Miauw Bie Tek. bagaikan hal itu merupakan urusan yang sangat biasa sekali.

Tangan dari Miauw Bie Tek segera digerak-gerakan, tampak keenam kaki dari laba2 raksasa itu diulurkan keluar dan dengan cepat meluncur naik keatas ruangan lagi. Pak Leng sianseng dengan tawar tersenyum, ujarnya .

"Kalian orang-orang dari pulau Hiat Koang To ternyata berani merebut ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, mengapa tidak berani juga untuk bertemu dengan wajah kalian yang asli ??-" Sahut Miauw Bie Tek dengan sangat dingin sekali.

"Kalian seluruhnya ternyata berani datang ketempat ini, selain Boen ching seorang, lainnya akan menerima hukuman mati".

Boen ching menjadi tertegun, dia tertawa menghina, kepada Miauw Bie Tek ujarnya.

"omonganmu sungguh sangat berat sekali, kalian mengapa tidak menghukum mati aku sekalian ??".

Miauw Bie Tek dengan sangat dingin sekali memandang sekejap kearah Boen-Ching, sepatah katapun tak diucapkan keluar, cuma bersiap hendak mengundurkan dirinya.

Tubuh dari Sang Kwan Yu segera berkelebat menghalangi perjalanan pergi dari Miauw Bie Tek, sambil tertawa ringan ujarnya.

"Kau tadi dengan sangat mudah sekali dapat pergi, kini kau ingin pergi lagi, aku kira tak demikian mudah nya"

Pada wajah dari Miauw Bie Te-k segera timbul suatu senyuman yang sangat kejam dan licik sekali. tubuhnya bagalkan kilat cepatnya menerjang kedepan, bersamaan waktunya terdengar suara yang sangat nyaring sekali, sebuah bendayang sangat berat, jatuh keatas tanah.

Boen ching sekalian menjadi sangat terkejut sekali, tak sempat untuk menahan Miauw Be Tek lagi, bersama-sama mengundurkan dirinya kebelakang.

Sang Kwan Yu menjadi tertegun, pada saat dia hendak menghindarkan dirinya lagi telah terlambat Boen ching sekalian setelah berhasil menghindarkan dirinya, ketika memandang ke tempat itu tampak sebuah genta yang sangat besar sekali telah menutupi seluruh tubuh dari Sang Kwan Yu didalam genta tersebut. Miauw Bie Tek tertawa dingin, ujarnya.

"Demikianlah caranya aku menghukum mati setiap musuhku"

Perkataannya baru saja selesai diucapkan, dari sebelah kiri terlihat sebuah palu besi yang besar jatuh kebawah, dan dengan tepat mengenai genta tersebut, segera terdengar genta itu mengeluarkan suara yang sangat berat sekali.

Boen ching sekalian yang tampakakan hal itu, didalam hatinya merasa sangat terperanjat sekali mereka segera terpikir sebab-sebab kematian dari Kong Beng Sang, mungkin sekali dikarenakan demikian pula bahkan tak dapat diragukan lagi.

Boen ching merasa sangnt terkejut bercampur gusar, tubuhnya segera melayang bagaikan kilat cepatnya menubruk kearah genta yang sangat besar itu, pedang Cing Hong Kiamnya disabetkan dan memotong kearah genta besar itu.

Tidak menanti Miauw Bie Tek turun tangan mencegahnya, Pak Leng Sianseng segera turun tangan menyerang kearah Miauw Bie Tek.

Miauw Bie Tek tertawa dingin, tubuhnya berkelebat dan mengundurkan diri untuk melarikan dirinya. Pak Leng Sianseng tak berani dengan sembarangan meninggalkan orang-orang lain, terpaksa menghentikaa langkahnya untuk pergi mengejar.

Pedang Cing Hong Kiam dari Boen ching yang ditusukkan keluar baru saja menempel pada genta raksasa itu, dia merasakan bahwa getaran dari genta itu terlalu lihay sekali, tusukan pedangnya baru saja mengenai genta itu tak nyana ternyata dapat bergetar dengan sangat hebat sekali, sedang genta raksasa itu pun hanya terpotong sedikit pada ujungnya saja.

Genta raksasa itu sekali lagi mengeluarkan suara yang berat, pedang Cing Hong Kiam di tangan Boen ching dengan megikuti keadaan tersebut menyabet keluar lagi ke arah palu dari genta besar itu, pada saat pedang tersebut dengan sangat hebat menyambar terlihat pula dari genta itu telah berhasil dibabat putus menjadi dua bagian-

Tubuhnya dengan cepat membalik, pedang Cing Hong Kiamnya segera ditusukkan kedalam genta, pada saat dia mengerahkan tenaga dalamnya genta raksasa tersebut segera terbelah menjadi dua bagian-

Sang Kwan Yu telah jatuh pingsan didalam genta itu, wajahnya sangat pucat sekali, sedang dari mulutnya memancar keluar darah segar, ke delapan orang itu begitu melihat keadaan yang mengerikan tersebut tanpa terasa menjadi ngeri.

Dengan tangan jahat yang dilakukan MiauBe Tek tadi, kiranya tak perduli siapapun yang berhasil membinasakan dia, juga sukar sekali untuk meloloskan diri dari bahaya seperti yang dialami oleh Sang Kwan Yu ini, entah tiga iblis dari pulau Hiat Kong To ini masihakan menggunakan cara kejam apa lainnya.

Pak Leng sianseng segera membimbing Sang Kwan Yu keluar dari dalam genta besar itu, dan mengurut jalan darahnya, wajahnya berubah menjadi sangat serius sekali, ujarnya kemudian-

"Dia telah menderita luka dalam yang sangat parah sekali, kukira dia sama sekali takkan sanggup untuk bergebrak dengan orang lain lagi."

Seluruh jago menjadi termenung berpikir keras, iblis dari selatan ini sekalipun merupakan orang dari aliran sesat tapi pada saat ini seluruhnya bekerja sama untuk menghadapi orang2 dari pulau Hiat Koang To ini, kepandaian silatnya sangat tinggi sekali, kemungkinan sekali dapat membantu seluruh orang ini hari, ternyata dapat menjadi sedemikian rupa, sekalipun tak ada hubungannya sama sekali dengan mereka, tapi merekapun tak dapat kalau tak merasakan akan hal itu.

Toan Bok Cie Jien dengan keras mendengus, tangan kanannya diayunkan, gentong araknya bagaikan panah yang lepas dari busurnya dengan sangat cepat sekali meluncur kearah patung dewa aneh itu, terdengar suara yang sangat nyaring sekali, patung dewa aneh itu segera terlihat sebuah lubang yang sangat besar sekali. Kemudian ujarnya.

"Kini terpaksa hanya meninggalkan dia ditempat ini saja, sedang kitapun harus masuk kedalam untuk mencari orang- orang dari pulau Hiat Koang To ini."

Sambil berkata dia berjalan masuk kedalam ruangan istana tersebut^

Dari dalam ruangan istana mendadak berkelebat seorang kakek tua yang wajahnya sangat hitam sekali, memandang kearah delapan orang itu.

Pek Leng Sianseng segera memandang keadaan sekitar tempat itu, sekalipun dia merasa bahwa kekuatan dari pihak dirinya tidak terlalu kuat, tetapi terpaksa diapun berjalan kedepan dan berkata pada orang itu, ujarnya. "Silahkan Tocu dari pulau Hiat Koang To ini keluar untuk berbicara "

Kakek tua berwajah hitam itu tertawa dingin, sepasang tangannya dirangkap didepan dada,, kepada Pak Leng Sianseng ujarnya.

"Kau ingin bertemu dengan Tocu, silahkan untuk menerima tiga pukulan dari aku Miauw Be Hua"

Wajah dari Pak leng Sian seng berubah menjadi sangat dingin sekali, dengan sangat gusar sekali dia melancarkan serangan hebat ke arah tubuh Miauw Bie Hua.

Telapak tangan dari kedua orang itu segera bertemu, dan terasa angin tajam menyambar, masing-masing mundur ke belakang satu tindak.

Pak Leng sian seng menjadi sangat terkejut sekali, dia yang selalu merasa bahwa dirinya merupakan jago berkepandaian tinggi dari daerah Tionggoan, sekalipun Lam Yu mencari dia untuk bertanding, dia selalu menghindarkan diri dan tidak ingin untuk bergebrak dengan pihak lawan, sebenarnya didalamnya mengandung maksud memandang rendah terhadap Sang Kwan Yu.

Kini begitu bertemu dengan Miauw Bie Hui ternyata dia tidak berhasil untuk mendapatkan kemenangan, didalam hatinya bukan saja merasa sangat terkejut sekali, bahkan dari dalam hatinya segera timbul suatu rasa yang berdesir kalau demikian halnya kemungkinan sekali apa bila Miauw Bie Hua melancarkan serangannya tak ada seorang pun dari para jago dari daerah Tionggoan yang hadir ditempat ini dapat menerima pukulan tersebut.

Sekalipun didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, tetapi dalam hati Miauw Bie Hua jauh merasa lebih terkejut lagi, dia selalu mengira kalau dirinya dapat menguasai seluruh dunia kangouw, sungguh tak terkira kalau dia ternyata hanya seimbang dengan Pak leng Sianseng. Kedua orang itu saling berhadap-hadapan dan saling memandang tajam kearah pihak musuhnya, MiawBe Hua mendengus dengan sangat dingin, sekali lagi dengan sekuat tenaga dia melancarkan serangan hebat, Pak leng Sian sengpun segera bersuit nyaring, kali ini kedua pihak sekuat tenaga melancarkan serangannya, terdengar suara bentrokan yang sangat dahsyat Pak Leng Sianseng dengan wajah yang berubah sangat merah sekali terdesak mundur setengah tindak mundur ke belakang.

Miauw Bie Hua setelah menenangkan pikirannya, sejenak pada wajahnya segera timbul suatu senyuman mengejek, dengan perlahan-lahan ujarnya. "Kalian orang-orang ini seluruhnya akan terkubur ditempat ini "

Hawa gusar didalam hati Boen ching segera memuncak, dia memasukkan kembali pedang panjangnya kedalam sarung, tubuhnya melayang dan menghadang Miauw Bie Hua.

Miauw Bie Hua dengan dingin mendengus. sebuah telapak tangannya melancarkan serangan menghantam dada Boen ching.

Tubuh Boen ching segera berkelebat menghindar, sekaligus dia melancarkan tujuh kali tendangan hebat, dan mengancam jalan darah penting diseluruh tubuh Miauw Bie Hua.

Miauw Bie Hua dengan dingin tertawa panjang, dari serangan telapak tangan segera berubah menjadi serangan cakar maut mencekal ke arah sepasang kaki Boen ching yang sedang melancarkan serangan tendangan, tubuh Boen ching segera berputar dan melancarkan jurus "Thien Tokan Kun" atau menjungkir balikkan bumi dari ilmu Thay Thien Kioe Sih.

Miauw Bie Hua untuk sesaat memandang ringan kepada musuhnya, segera dia berhasil dikuasai, pada saat tangan Boen ching digetarkan tubuh Miauw Bie Hua segera dijungkir balik keatas tanah. Dalam hati Pak Lang sianseng segera menjadi berat, kepandaian silat dari Boen ching ternyata demikian anehnya, tenaga dalam dari MiauBe Hua jauh lebih tinggi satu tingkat dari dirinyapun ternyata masih berhasil dilempar keluar, sekalipun pada saat menyerang kearah musuh, pihak musuh tidak bersiap sedia, tetapi hal inipun dapat dikata sangat aneh sekali.

Hanyalah dengan demikian kemungkinan sekali terhadap diri Boen ching sebaliknya malah tidak menguntungkan-

Miauw Bie Hua setelah berhasil bangkit berdiri, dengan tajam dia memandang kearah Boen ching sedang Boen ching sendiri, dia sadar bahwa dirinya tak mungkin dapat mencapai kemenangan, dia tidak berani untuk melancarkan serangan lagi, dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang Ching Hong Kiamnya, dan membuat setengah lingkaran ditengah udara. Miauw Bie Hua termenung sejenak. kemudian dengan tawar tanyanya kepada Boen ching. "Kaukah yang disebut sebagai Boen ching??"

Sinar mata dari Boen ching berkelebat memandang keadaan disekeliling tempat itu, sambil tertawa kemudian sahutnya. "Tidak salah"

MiauwBo Hut dengan sangat tawar sekali memandang dia sekejap. dengan perlahan ujarnya lagi.

"orang-orang ini seluruhnya harus di bunuh mati semuanya, dan tinggal kau seorang saja, asalkan kau masih berada ditempat ini, para jago diri daerah Tionggoan pastilah akan mengalir datang ke pulau ini juga " Boen ching tertawa dingin, ujarnya:

"Hanya mengandalkan pulau Hiat Koang To inikah kau hendak menangkap diriku?"

Pada wajah Miauw Bie Hua segera tampil sebuah senyuman yang sangat dingin, dia menyapu sekejap kearah orang-orang yang berada di tempat itu, mendadak tubuhnya meloncat keatas, secepat kilat berturut-turut melancarkan sepuluh kali serangan hebat dan menyerang keseluruh jago yang hadir ditempat itu.

Wajah dari para jago segera berubah hebat, nyali dari Miauw Bie Hua ini sungguh sangat besar sekali, ternyata berani dengan demikian memandang ringan terhadap delapan orang, bahkan melancarkan serangan sekaligus menyerang kearah delapan orang itu.

Masing-masing segera dengan sekuat tenaga menerima pukulan yang dilancarkan kearah mereka, Boen ching dengan nyaring bersiul panjang, pedang cing Hong Kiamnya bagaikan kilat yang sedang menyambar dan balik nenyerang kearah Miauw Bie Hua, sedang ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" pun dilancarkan keluar, terdengar suara guntur yang menyambar-nyambar dengan dahsyatnya.

Tubuh Miauw Bie Hua segera melayang mundur kebelakang, Boen ching pun segera menarik pedangnya dan tidak mengejar terus kearahnya.

MiawBe Hua dengan tajam memandang tajam sekejap kearah Boen ching, kemudian sinar matanya beralih memandang kearah tujuh orang lainnya.

Pak Leng Sianseng tidak mengetahui didalam hati Miauw Bie Hua kini sedang memikirkan apa?, dengan diam-diam dia mengadakan persiapan.

Boen ching pun dengan mencekal pedangnya berdiri tegak. dia terhadap pandangan tajam dan sinar mata Miauw Bie Hua sedikit merasa takut, dia tidak mengetahui Miauw Bie Hua memandang secara demikian kearahnya itu mempunyai arti apa, masih ada lagi dia ingin mengetahui Miauw Bie Hua kini sebenarnya sedang memikirkan tentang urusan apa?"

Mendadak Miauw Bie Hua tertawa dengan sangat anehnya, tubuhnya berkelebat dan melayang masuk kedalam ruangan istana. Boen ching meloncatkan tubuhnya bersiap-2 hendak mengejar, mendadak terdengar suara tertawa yang sangat nyaring sekali bagaikan bertalunya genta berkumandang datang dengan hebatnya, suara tersebut membuat seluruh ruangan istana menjadi bergetar tak henti-hentinya.

Sebuah bayangan manusia berkelebat melayang masuk kedalam ruangan istana dan muncul dihadapan beberapa orang itu.

Begitu orang tersebut menampakkan dirinya, disekeliling ruangan istana itu berkelebat berpuluh-puluh bayangan merah, tampak berpuluh-2 bayangan merah itu dengan memakai topeng yang sangat aneh sekali bermunculan ditempat itu, dan mengepung rapat-rapat Boen ching sekalian-

Seluruh jago didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, dengan demikian kiranya situasi bagi mereka semua sedikit tidak menguntungkan-

Dihadapannya muncullah seorang kakek tua yang mempunyai bentuk tubuh yang sangat tinggi besar, wajahnya putih dan wajahnya diliputi oleh senyum yang ramah, tetapi pada tubuhnya diapun memakai buju berwarna merah darah.

ooo

WAJAH dari kakek tua berbaju merah darah itu sangat ramah sekali, jika dibandingkan dengan kedua orang sebelumnya sangat berbeda.

Tetapi hal ini malah sebaliknya membuat hati Boen ching sekalian menjadi bergetar, tidak usah ditanya segera dapat diketahui kalau orang ini pastilah tocu dari pulau Hiat Koang To ini, dan pada waktu itu pernah diusir dari daerah Tionggoan oleh Thian Jan Shu, Miauw Bie Fang adanya.

Disaat itu Miauw Bie Fang memasuki daerah Tionggoan telah membuat seluruh jago didalam dunia kangouw menjadi tergetar hatinya, baru setelah menampilkan diri memukul rubuh, dia melarikan dirinya pulang kepulau Hiat Koang To, sedangkan urusan itu telah lewat berpuluh-puluh tahun lamanya, Thian Jan Shu pun telah binasa, kini Miauw Bie Fang munculkan dirinya lagi didalam Bulim, kiranya sangat sukar sekali mencari orang yang dapat melawan dirinya.

Setelah Miauw Bie Fang munculkan diri, sinar matanya menyapu sekejap kearah Boen ching sekalian, dengan perlahan dia membuka mulut, ujarnya.

"Apakah kalian datang kemari ini dikarenakan hioloo2 kuno peninggalan Thian Jan Shu?"

Pada saat itu berbicara sekalipun wajahnya menampilkan suatu senyuman yang ramah, tetapi begitu berbicara tentang hal pokok. membuat orang-orang yang berada disana merasakan suatu perasaan yang tegang sekali.

Pak Leng Sianseng memandang sekejap kearah sekelilingnya, kemudian ujarnya.

"Kami datang kemari memangnya sebagian dikarenakan ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu ?"

Miauw Bie Fang dengan perlahan menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum ujarnya. "Sedang bagian yang lain mengenai apa? ?"

Pak Leng Sianseng tampak pada waktu Miauw Bie Fang berbicara sangat memandang ringan sekali, bagaikan sama sekali dia tidak memandang sebelah matapun kepada dirinya, didalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat gusar sekali, pikirnya.

"Sekalipun kepandaian silat yang kau miliki sangat tinggi sekali, juga tidak mungkin kalau demikian sombongnya"

Tetapi Miauw Bie Fang berbicara sambil tersenyum, dia sudah tentu tak mau sampai kehilangan kedudukannya, dengan tawar sahutnya. "Bagian ini baru dapat diutarakan apabila bagian yang pertama ini telah diselesaikan."

Dia berhenti sejenak. lalu lanjutnya lagi.

"Miauw Tocu, mengapa menyuruh orang yang demikian banyak menyambut kedatangan kami ? mungkin masih ada persiapan lainnya ?" Miauw Bie Fang tertawa, ujarnya.

"Sudah tentu mereka datang untuk menyambut  kedatangan kalian kemari. Tetapi selain untuk menyambut kedatangan kalian, masih mengharapkan beberapa orang dari saudara sekalian mau tinggal di pulau Hiat koang To ini untuk selamanya "

Toan Bok Ci Jien menjadi sangat gusar sekali, dia tertawa dingin, tubuhnya meloncat melayang ke angkasa dan ber- turut2 melancarkan tujuh kali serangan hebat ke arah tubuh Miauw Bie Fang.

Sepasang mata Miauw Bie Fang mendadak memancarkan sinar yang sangat aneh sekali, dia tertawa terbahak-bahak, tangan kanannya digerakkan ke depan menyambut serangan dari Toan Bok Ci Jien itu, sedang tubuhnya dengan meminjam tenaga pukulan tersebut menerjang masuk kedalam tengah orang-orang itu.

Boen ching tidak mengetahui kalau Miauw Bie Fang itu hendak berbuat apa, pedang Ceng Hong Kiam ditangannya bersamaan waktunya sekali menusuk ke depan, dengan menggunakan jurus "Cie Tian Yun You" atau jari menunjuk asap mega menghalangi gerakan dari Miauw Bie Fang untuk maju kedepan.

Boen ching tampak Toan Bok Ci Jien dengan sangat mudah sekali dapat dilempar pergi oleh Miauw Bie Fang, didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, tubuhnya dengan cepat sekali berputar setengah lingkaran, sedang pedang cing Hong Kiamnya menusuk kepunggung Miaw Be Fang. Tubuh dari Miauw Bie Fang menghindar ke samping  dengan sangat cepat sekali, ternyata tusukan yang  dilancarkan oleh Boen ching ini tak mencapai pada sasarannya.

Pak Leng Sianseng, serta Ouw Yang Bu Kie sekalipun segera bersama-sama mengepung Miauw Bie Fang ditengah.

Bentuk tubuh dari Miauw Bie Fang walaupun sangat tinggi besar, tetapi ternyata sangat lincah dan gesit sekali, tubuhnya segera berkelebat, sedang secara diam2 dia segera mengerahkan tenaga dalamnya ke telapak tangannnya, dia telah berhasil mendesak mundur sebagian dari orang2.

Boen ching yang nampak serangannya tidak mencapai sasaran, dan tampaknya pula gerakan dari Miauw Bie Fang ini bagaikan seekor harimau buas, didalam hatinya diam-diam merasa agak terperanjat, segera tubuhnya berkelebat mengejar kearahnya. Pedang Cing Hong Kiamnya memancarkan sinar terang yang berkilauan, menusuk dari belakang batok kepala Miauw Bie Fang.

Wajah dari Miauw Bie Fang masih tetap menampilkan suatu senyuman yang ramah, tangannya segera disambar keluar mematahkan serangan pedang yang dilancarkan oleh Bwee Glok, sedang tangan kanannya tak berdaya lagi.

Boen ching yang nampakakan hal ini menjadi sangat terkejut sekali, kiranya Miauw Bie Fang bertujuan hendak menghadapi Bwee Giok. mencekal pergelangan tangan kanannya.

Sepasang matanya segera memancarkan sinar berapi-api, dengan amat gusar dia memekik panjang, pedang Cing Hong Kiamnya dengan menggunakan jurus "Kiam Coan Thian Hweo" menerjang kearah tubuh Miauw Bie Fang.

Miauw Bie Fang agaknya terhadap jurus2 pedang yang dilancarkan oleh Boen ching itu, sangat hafal sekali, dia menoleh kepalanya pun tidak. dengan cepat dia menarik tubuh Bwee Giok. dan dengan tepat sekali dia menghalangan serangan pedang yang dilancarkan Boen ching itu.

Pada saat ini Boen ching merasa sangat gusar bercampur cemas, hanyalah terhadap Miauw Bie Fang dia tak dapat berbuat apa-apa.

Terpaksa dia menarik kembali pedang cing Hong Kiamnya, Lam Hay Coei Hong tampak Bwee Giok tertawan musuh, dengan sangat gusar dia membentak nyaring, pedang panjangnya ditusukkan keluar menyerang punggung dari Miauw Bie Fang.

Tangan kanan dari Miauw Bie Pang segera berkelebat menotok jalan darah dari Bwee Giok dan dikempitnya dibawah ketiaknya, terhadap serangan pedang yang dilancarkan oleh Tie Liok Yun itu sedikitpun dia tidak menggubris.

Tie Liok Yun nampak hal ini menjadi sangat gusar sekali, pedang panjangnya digetarkan dan berganti menyerang ke belakang batok kepala dari Miauw Bie Fang.

Pada saat ini, Pak Lian sianseng dengan ketiga orang iblis saktipun telah turun tangan lagi menghalangi perjalanan pergi dari Miauw Bie Fang.

Terdengar Miauw Bie Fang tertawa terbahak-bahak. seluruh tubuhnya mendadak muncul suatu warna merah darah yang sangat tajam sekali, membuat seluruh serangan yang dilancarkan oleh kelima orang itu tergetar kembali. .

Pak Lang Sianseng nampak hal ini menjadi sangat terkejut sekali, kiranya ilmu Hiat Mo Kang yang dilatih oleh Miaw Be Fang telah mencapaipada taraf kesempurnaan, pada saat ini jago-jago dariBulim yang berhasil melatih ilmu khiekang ini selain Thian Jan Shu waktu itu, tak ada orang lain yang dapat melatih ilmu setinggi itu.

Kini nampak Miauw Bie Fang ternyata telah berhasil melatih ilmu Khie-kang bahkan dengan hawa khiekangnya dia melindungi seluruh tubuhnya, didalam hatinya terasa berdesir, urusan hari ini agaknya lebih banyak kalah dartipada kesempatan untuk menang.

Miauw Bie Fang setelah menggetarkan seluruh serangan yang dilancarkan oleh Pak Leng Sianseng itu, pada ketika itu juga pedang Cing hong Kiam telah menyabar datang, diantara suara menyambarnya angin dan geledek, ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" telah dikerahkan, dan menerjang kearah Miauw Bie Fang.

Diantara suara besar sangat nyaring itu Miauw Bie Fang telah melancarkan ilmu "Hiat Mo Kang"nya terdengar suara benturan yang nyaring, telah berhasil menggetarkan pedang panjang ditangan Boen ching sehingga melayang ketengah udara.

Boen ching merasa sangat gusar sekali, dia tidak pernah menyangka kalau tenaga dalam yang dimiliki Miauw Bie Fang itu ternyata dapat demikian tingginya, tubuhnya segera melayang mencekal kembali pedang cing Hong Kiamnya.

Pada saat itu Miauw Be Fang telah meninggalkan tempat itu, Boen ching dengan keras membentak. tubuhnya berputar di tengah udara, dengan mengerahkan gerakan tubuh Shen Au Ban Li" tubuhnya melesat mengejar kearah Miauw Bie Fang.

orang-orang berbaju merah yang berdiri disekeliling tempat itu tampak Boen ching melayangkan tubuhnya mengejar kearah Miauw Bie-Fang, segera memisahkan dirinya kesamping dan membiarkan, Boen ching masih mendengar suara bentakan gusar dari Toan Bok Cie Jien Sekalian, tetapi dia sekarang tak mungkin akan membalikkan tubuhnya kembali sekalipun didalam hatinya mempunyai keinginan demikian, tetapi dia tetap mengejar kearah Miauw Bie Fang.

Mendadak tubuh Miauw Be Fang berhenti bergerak, Boen ching dengan Cepat mengejar datang, sedang pedang panjangnya dengan disertai angin tajam menerjang ke arahnya.

Miaw Be Fang tertawa terbahak-bahak. segera dia menggerakkan tangannya menyambut datangnya serangan tersebut, di dalam sekejap mata saja kedua orang itu telah saling serang menyerang sebanyak sepuluh jurus lebih, sekali lagi Miauw Be Fang dengan menggerakkan ilmu Hiat Mokangnya mendesak pergi pedang yang mengancam tubuhnya.

Tubuh Boen ching segera melayang turun ke atas tanah, dengan gusar dia berdiri tegak dan memandang tajam kearah Miauw Be Fang. Miauw Be Fang tertawa, kepada Boen ching ujarnya.

"Pada saat ini diseluruh dunia kangouw, kau merupakan lawan tangguh dariku, sekarang jika dilihat dari keadaan sekarang ini tak mungkin akan terjadi, tetapi kemudian hari pastilah akan terjadi juga , hanyalah aku sekarang tak dapat membunuh dirimu"

Dengan sangat gusar bentak Boen ching. "cepat kau lepaskan nona Bwee keatas tanah"

Miauw Be Fang tertawa tawar, dia memandang sekejap kekanan kirinya, kemudian ujarnya.

"Aku menawan dirinya juga tak ada gunanya sama sekali, sudah tentu aku akan melepaskan dirinya."

Boen ching dengan dingin mendengus, sedang panjangnya dengan perlahan-lahan diangkat keatas, bersiap untuk sekali lagi melancarkan serangan hebat kaarahnya. Miauw Be Fang memandang sekejap kearah Boen ching, kemudian ujarnya lagi. .

"Kau ingin menggunakan ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam itu untuk menghadapi diriku, tetapi tenaga dalam yang kau miliki belumlah Cukup, sekalipun ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam itu sangat hebat sekali lalu apa gunanya?"

Boen ching mengerutkan alisnya, dan bersiap untuk melancarkan serangan-Tiba-tiba ujar Miaw Be Fang dengan perlahan. "Ikutilah aku kemari"

Sehabis berkata tubuhnya berkelebat dan balikkan tubuhnya lari kearah belakang.

Di dalam hati Boen ching penuh diliputi keragu-raguan, tetapipada saat ini dia mau tak mau terpaksa harus pergi mengejarnya, dia tidak mengetahui sebenarnya Miauw Be Fang ini hendak membawa dirinya kemana, dia sambil menyimpan kembali pedangnya, tubuhnya segera berkelebat mengejar Miauw Be Fang.

Dua buah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali bagaikan sambaran kilat menerjang kearah belakang istana.

Tubuhnya Boen ching yang berada satu kaki dibelakang tubuh Miauw Be Fang, dengan sangat tajam sakali dia memandang kearahnya, dimana dia mengempit tubuh dari Bwee Giok entah bagaimana keadaan dari Bwee Giok saat ini.

Kedua orang itu berlari sangat Cepatnya menuju kelain ruangan istana, ditengah ruangan itupun terdapat sebuah patung dewa yang aneh sekali bentuknya tetapi jauh lebih keCil jika di bandingkan dengan patung yang berada diruangan luar.

Miauw Be Fang tertawa nyaring mendadak dia melemparkan tubuh dari Bwee Giok masuk kedalam mulut dari patung dewa tersebut.

Boen ching yang tampak akan hal ini menjadi sangat terkejut sekali, dia masih teringat akan wajah dari laba2 raksasa yang sangat menakutkan itu, pedang ching Hong Kiamnya dengan disertai suatu sinar panjang yang sangat lihay sekali menyapu kearah tubuh Miauw Be Fang. Miauw Be Fang tertawa besar, ujarnya.

"Kau berlegalah hatimu, aku tak mungkin akan melukai dirinya"

Boen ching dengan sangat gusar sekali tetap melancarkan serangannya, tetapi Miauw Be Fang bagaikan sedikitpun tidak pernah merasanya, dengan tertawa besar ujarnya: "Apa bila aku menginginkan kau binasa juga tak perlu untuk menanti hingga saat ini."

Boen ching berturut-turut melancarkan berpuluh2 kali serangan pedang tetapi semuanya tak satupun yang mencapai pada sasarannya, tiba-tiba tubuh dari Miauw Be Fang berkelebat, pada saat tangannya diayunkan dia telah berhasil memukul roboh tubuh Boen ching. 

Boen ching dengan menahan rasa gusarnya mengundurkan dirinya ke belakang dia menarik napas panjang-panjang, dan menyabetkan pedangnya setengah lingkaran, ditengah udara, pada saat ujung pedangnya menyambar itulah dia ditengah udara mendadak terdengar suara ledakkan yang sangat nyaring.

Sepasang alis Miauw Be Fang dikerutkan, dari sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat dingin dan tajam, dia tahu bahwa pada saat ini Boen ching sedang sangat gusar sekali dan bersiap hendak menggunakan seluruh kepandaian silat yang dimilikinya untuk mengadu jiwa dengannya.

Diapun menarik napas panjang2 kemudian dengan perlahan-lahan dia berkata.

"Tujuanku yang terutama adalah hendak memancing kau masuk kedalam, tetapi sebelum kau memasuki kedalam patung dewa aneh itu, aku mempunyai suatu perkataan yang hendak kuucapkan kepada mu." Boen ching sambil mencekal pedangnya erat-erat berdiri tegak. dia merasa bahwa pada saat ini untuk menjaga kegagahan serta keagungan dari dirinya, terpaksa dia harus mendengarkan Miauw Be Fang hingga mengucapkan kata-kata hingga selesai. Ujar Miauw Be Fang.

"Ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu aku sih tidak membutuhkan, serta kini berada didalam patung area ini, aku hanya menginginkan jago-jago berkepandaian tinggi dari seluruh daratan Tionggoan terkubur seluruhnya di tempat ini"

Boen ching yang mendengar perkataan itu sedikitpun tidak tertarik hatinya, dia tetap mengambil posisi untuk melancarkan serangannya dengan keras.

teriak Miauw Be Fang tiba2.

"Kau berbuat demikian ini apa gunanya, apakah kau telah tidak mau memperdulikan dia lagi"

Hati Boen ching mendadak menjadi tergetar, dia  merasakan bahwa hatinya menjadi sangat bingung, untuk sesaat dia tak tahu harus berbuat bagaimana baiknya.

Boen ching menjadi ragu-ragu untuk sesaat, belum saja dia memikirkan suatu Cara untuk berbuat, terdengar Miauw Be Fang telah berkata lagi.

"Sebelum kau memasuki tempat itu, terlebih dahulu kau harus mengetahui, sesudah kau masuk kedalam patung area tersebut, pintu keluar akan segera tertutup kembali, sekalipun ditanganmu membawa senjata pusaka yang bagaimanapun tajamnya juga tak akan dapat keluar dari dalam patung itu lagi"

Setelah berkata dia sengaja mencibirkan mulutnya, sedang pada wajahnya terlintas suatu senyuman yang mengejek. kemudian ujarnya lagi. "Ketujuh buah hioloo kuno itu kini berada didalam patung ini, apabila kau berhasil melatih ilmu silat seperti Thian Jan Shu lihay nya, sudah tentu dengan sangat mudah sekali akan dapat keluar dari tempat itu"

ooooooo

Bab 32 IMPIAN BERUBAH MENJADI KENYATAAN

Sepasang alis Boen ching dikerutkan, didalam hati dia tahu bahwa dengan kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini, asalkan Miauw Be Fang yang berada dihadapannya kini mempunyai niat untuk membunuh dirinya, hal ini akan dilakukan dengan sangat mudah sekali, entah kenapa ia berbuat seCara demikian, urusan telah menjadi demikian, bagaimanapun juga baru satu kali ini menempuh bahaya untuk mencobanya, dan tak dapat urusan ditinggalkan demikian saja.

Berpikir sampai disini dia tidak berpikir panjang lagi, tubuhnya melayang bagaikan seekor burung walet meluncur masuk kedalam patung melalui mulut dari patung area tersebut.

Miauw Be Fang tak menanti tubuh Boen ching berdiri tegak. dia tertawa ter-bahak2 sepasang tangannya digerakkan, sebuah batu raksasa yang beratnya kurang lebih ribuan kati itu dengan per-lahan2 melayang keatas dan menyumbat mulut dari patung tersebut.

Boen ching hanya merasakan dari belakang tubuhnya menggulung suatu sambaran angin yang sangat tajam sekali, ketika dia membalikkan tubuhnya memandang, tampak sebuah batu raksasa telah melayang kearah patung tersebut, sinar matanya menjadi berkelebat, didalam sekejap mata saja dia telah dapat melihat bahwa batu raksasa itu bukanlah tenaga dirinya dapat menggerakkannya. Tubuhnya baru saja memasuki kedalam mulut patung tersebut, batu raksasa itu dengan mengeluarkan suara yang sangat keras sekali telah menyumbat mulut dari patung itu, sedang suara tertawa yang tadi terdengarpun segera lenyap dari pendengaran.

Boen ching menarik napas panjang-panjang, ketika dia membalikkan tubuhnya memandang, tampak tubuh Bwee Giok terlentang disamping tubuhnya, dengan cepat dia membantu Bwee Giok untuk melancarkan jalan darahnya yang tertotok.

Tubuh dari Bwee Giok bergoyang sedikit, tetapi hanya terdengar suara dengusan yang sangat perlahan sekali, dan tak sadarkan dirinya lagi, Boen ching menjadi mengerutkan alisnya, ketika dia memeriksa tubuhnya dengan teliti, tampak wajah dari Bwee Giok bagaikan seorang yang bukan tertotok jalan darahnya.

Didalam hati Hoen ching merasa sedikit sangat heran, dia tidak mengetahui mengapa Bwee Giok masih juga belum sadarkan diri.

Mendadak suara napas dari Bwee Giok berubah menjadi sangat cepat sekali, didalam hati Boen ching merasa lebih terkejut lagi, dengan perlahan dia menggunakan tangannya menekan dahi dari Bwee Giok. terasa dahinya sangat panas sekali bagaikan dibakar.

Didalam hatinya menjadi terasa bergetar, dia tertegun disana, dia tahu orang yang memiliki kepandaian silat makin tinggi orang tersebut makin sukar menderita sakit, sedang kepandaian silat yang dimiliki oleh Bwee Giok itupun tidak dapat dihitung rendah, didalam dUnia kangouwpun dapat dihitung sebagai jago berkepandaian tinggi.

Dan kini mendadak Bwee Giok tubuhnya menjadi sangat panas sekali, kemungkinan sekali karena pada hari-hari yang mendekat ini dia terlalu lelah sekali, sehingga menjadi demikian keadaannya, kelihatan penyakit yang diderita oleh Bwee Giok ini tidaklah ringan-

Tetapi kini mereka berada didalam patung ini, sedang mulut gua itupun telah tersumbat, entah bagaimana baiknya.

Mendadak, dia mengeluarkan suara tertahan yang sangat perlahan sekali, setelah dia memasuki kedalam patung aneh itu ternyata dia tidak merasakan menjadi gelap. sekalipun dia telah melatih ilmu memandang diwaktu gelap. sehingga dapat memandang benda yang berada didalam kegelapan dengan sangat jelas sekali, tetapi ternyata sinar dia tetap dapat merasakannya, begitu dia masuk kedalam dia hanya menguatirkan keselamatan dari Bwee Giok, bukan dia sedang menderita sakit yang berat, sehingga terpikir olehnya untuk mencari jalan keluar, dia barulah dapat merasakan bahwa sekalipun Miauw Be Fang telah menyumbat pintu keluar dari tempat itu, tetapi terdapat Cukup sinar matahari yang masuk kedalam patung tersebut.

Dia menolehkan kepalanya memandang, tampak sinar matahari itu berasal dari bawah yang dipantulkan keatas, didalam hatinya merasa sangat heran sekali, dengan perlahan- lahan dia merendahkan tubuhnya, sambil membopong tubuh Bwee Giok Ia berjalan ke bawah.

Setelah berjalan puluhan langkah tampak di dasar dari lorong itu terdapat sebuah kolam yang memancarkan sinar keperak-perakan yang sangat menyilaukan mata, sedang sinar matahari tadipun dipancarkan dari kolam tersebut, dalam patung itu sekalipun tak dapat melihat keadaan udara, tetapi disekitar dari kolam yang dilapisi perak itu penuh ditanami bermacam macam pepohonan dan bunga-bunga yang sangat indah.

Boen ching memandang sekejap kearah kolam perak tersebut, dengan perlahan lahan ia meletakkan tubuh Bwee Giok ke atas tanah. Didalam hati dia sangat jelas sekali, dasar dari kolam itu adalah terbuat dari batu pualam, kini sekalipun dia telah dapat melihat sinar matahari tetapi tak mempunyai Cara untuk keluar dari tempat itu, apalagi sekarang ini Bwee Giok sedang menderita sakit yang agak berat dan belum sadar kembali.

Di samping dari kolam perak itu terlihat ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu tersebut ditempat tersebut, tetapi pada saat ini Boen ching tidak mempunyai niat untuk memandangnya, seluruhnya tubuh Bwee Giok sangat panas sekali, entah sebenarnya dia telah menderita penyakit apa.

Boen ching termenung berpikir keras untuk beberapa saat, kemudian dengan perlahan-lahan dia meletakkan tubuh Bwee Giok keatas tanah, dia tampak wajah dari Bwee Giokpads saat ini berubah menjadi merah padam, tetapi napasnya sangat cepat sekali, dia tidak mengetahui harus berbuat bagaimana baiknya.

Setelah lewat beberapa saat, dia mendadak mengetukkan kakinya keatas tanah, sedang dalam hati pikirnya.

"Bagaimanakah ini hari ternyata segala cara aku tak berhasil untuk memikirkannya, sebenarnya hanya perlu melancarkan seluruh jalan darah yang terdapat pada tubuh Bwee Giok, bukankah sudah selesai dan dia akan sembuh kembali?"

Berpikir sampai disini dia tersenyum, sering mendengar orang berkata bahwa menghadapi yang penting janganlah menjadi ribut karena akan kacaU seluruhnya, ternyata tak salah juga, sekalipun penyakit yang diderita oleh Bwee Giok ini lebih berat lagi, dengan kekuatan tenaga lweekang yang dimiliki dirinya itu juga tidaklah mengapa, bagaimana dirinya dapat demikian dungunya.

Boen ching mendongakkan kepalanya memandang sekejap sekeliling tempat tersebut, tampak di empat penjuru dari tempat itu sunyi senyap tak nampak seorang pun juga , dengan per-lahan2 menahan punggungnya dan mulai mengerahkan tenaga dalamnya untuk melancarkan seluruh jalan darah didalam tubuh Bwee Giok.

Tidak sampai seperminum teh lamanya hawa murninya telah berputar tiga kali sedang wajah dari Bwse Giok pada saat inipun makin lama berubah menjadi normal kembali, telapak tangan kanan Boen ching dengan pe-lahan2 di lepaskan sedang dirinyapun segera mengatur pernapasannya .

Dia merasakan sangat lelah sekali, baru saja menghembus napas panjang? Suara yang sangat nyaring sekali dari tempat yang kejauhan berkumandang datang.

Hati Boen ching terasa bergetar, ingatan yang kedua belum saja keluar dari benaknya otaknya segera terasa sangat pening sekali.

Dia hanya merasakan berpuluh puluh bayangan yang sangat aneh sekali mengitari didalam benaknya, suara genta itu agaknya sedang membawa dia menuju kedalam kabut Hian Sim Leng Uh yang terdapat diatas gunung Lu san, sedang pada saat itu dia merasa bahwa seluruh didalamnya telah punah seluruhnya, sehingga seluruh tubuhnya menjadi kaku saking kedinginannya. Tak lama kemudian dia sendiri juga tak mengetahui telah lewat beberapa waktu, dia mulai merasakan tubuhnya bagaikan telah berada di dalam suatu lorong api yang sangat panas sekali, saking panasnya hingga dia sukar sekali untuk mempertahankan dirinya.

Boen ching hanya merasakan bahwa didalam tubuhnya sebentar panas dan sebentar dingin kembali, sedang pikiran yang lain tiada satupun yang teringat didalam benaknya, dia berusaha keras untuk mengingat sesuatu urusan, Bwee Giok. Ie Bok Tocu. . . masih ada urusan yang lainnya tapi dia tak dapat memikirkan yang lainnya lagi, dia hanya merasakan otaknya menjadi kosong melompong. Se-konyong2 dia merasakan hawa yang sangat segar sekali terus menurun kebawah tubuhnya sedang otak dari Boen ching pun telah menjadi sadar kembali.

Dengan cepat dia mementangkan sepasang matanya, begitu dia membuka matanya, segera hatinya menjadi sangat terkejut sekali, Bwee Giok telah lenyap dari tempat tersebut.

Boen ching berpikir hendak bangkit berdiri, tapi baru saja dia menggunakan tenaga dalamnya, sepasang kakinya ternyata tak dapat menggunakan tenaga sedikitpun juga , di dalam hatinya terasa berdesir, suatu hawa sangat dingin sekali meluncur naik keatas tubuhnya, dia hampir2 saja tak dapat berpikir lagi dia sadar bahwa dirinya tetah mengalami jalan api menuju neraka, separuh dari tubuhnya telah tak dapat bergerak lagi, dengan termangu2 dia mengalihkan sinar matanya memandang sekeliling tempat itu..

Dia pada saat ini hanya memikirkan Bwee Giok saja, didalam hatinya mendadak terasa sangat ngeri sekali, dengan keras teriaknya. "Nona Bwee "

Tetapi suara sangat kecil dan serak sekali, sedikitpun dia tidak mendengar suara balasannya.

Boen ching dengan keras berteriak dua kali lagi, tetapi tetap tak terdengar suara balasannya dia dengan putus asa menundukkan kepalanya sekalipun orang itu dapat memancing tenaga dalam didalam tubuhnya mengalami jalan api menuju neraka, sudah tentu dengan sangat mudah sekali, dapat menawan pergi Bwee Giok dari tempat ini.

setelah lewat beberapa waktu dia mendongakkan kepalanya memandang ke depan, hioloo kuno Thian Jan Shu itu tetap berada ditepi kolam perak tersebut.

Sepasang tangan dari Boen ching segera menepuk permukaan tanah, tubuhnya segera melayang dan turun ditepi kolam tersebut, dia menundukkan kepalanya memandang kedalam kolam itu, mendadak dia merasa sangat terkejut sekali, ternyata wajahnya telah berubah menjadi demikian kurusnya sehingga sampai dirinyapun hampir2 tidak dapat mengenalnya kembali.

Dengan termangu-mangu dia duduk dipinggir kolam itu beberapa saat, sedang didalam hatinya diam2 pikirnya.

"Sepuluh tahun lebih, aku telah mempelajari suatu kepandaian silat yang sangat tinggi, tetapi hanya dikarenakan belum pernah melatih suatu ilmu Khiekang yang dapat melindungi seluruh tubuhnya, sehingga terjatuh hingga menjadi demikian rupa, berpikir sampai disitu, dengan perlahan dia menghela napas, dan mendongakkan kepalanya memanda kearah tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian JanShu itu, dalam hati pikirnya lagi. "Mempunyai ketujuh buah hioloo kuno itu lalu apa gunanya ??".

cianbunjin2 dari tujuh partai besar didaerah Tianggoanpada saat itu setelah mendapat ketujuh buah hioloo itu dan melatih mati2an selama sepuluh tahun lebih juga tak lebih hanya demikian saja, berpikir sampai disana dia tanpa terasa menghela napas panjang. 

Dia menundukkan kepalanya memandang ketengah kolam dan memandang pada wajahnya berubah menjadi kurus kering itu, didalam hatinya mendadak timbul suatu pikiran, diam2 batinnya.

"Apa boleh dikata aku Boen ching selamanya harus terkurung ditempat seperti ini?".

Dia teringat kembali pada dendam sakit hati terbunuh ayah ibunya beserta budi dari Ie Bok Tocu yang menurunkan kepandaian silatnya selama sepuluh tahun, terpikir kembali peristiwa yang terjadi diatas pUncak Hwee Ing pada sepuluh tahun yang lalu, wajah serta senyuman mengejek dari Thian Jan Shu waktu mewariskan ke tujuh buah hioloo kuno itu kepadanya. Sepasang alis Boen ching dikerutkan, dia bagaikan terdengar lagi suara dari Thian Jan Shu yang berkata kepadanya.

"Inilah seluruh kepandaian silat yang aku miliki, apabila kau berhasil memahami arti ketujuh buah telapak tangan yang tertera diatas hioloo kuno itu, pastilah kau akan menjadi pemimpin dari dunia kanguow".

Sepasang matanya dengan tajam menyapu sekejap kearah ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, sedang dalam hatinya pikirnya.

"Thian Jan shu kalau memangnya berkata secara demikian apakah boleh dikata bahwa ketujuh orang ciangbunjln dari tujuh partai besar itu telah menyalah artikan ke tujuh buah telapak tangan yang tertera pada hioloo2 kuno tersebut.

Thian Jan Shu tak mungkin akan meninggal dunia dengan demikian mudahnya bahkan hanya meninggalkan suatu rangkaian ilmu telapak tangan, sudah tentu ketujuh buah telapak tangan tersebut didalamnya masih mengandung arti yang jauh lebih dalam lagi.

Sepasang matanya dengan tajam memandang ke tujuh buah telapak tangan tersebut, didalam benaknya segera teringat kembali segala gerak gerik dari Thian Jan Shu ketika diatas puncak Hwee Ing pada sepuluh tahun yang lalu, suatu perasaan yang tak dapat diraba segera bergolak didalam hatinya.

Suatu perasaan yang ber-kobar2 sedang menggerakkan hatinya, ketujuh buah telapak tangan yang ditinggalkan Thian Jan Shu di atas ketujuh buah hioloo kuno itu pastilah bukan merupakan suatu rangkaian ilmu telapak tangan saja, bahkan didalamnya pastilah telah meliputi seluruh kepandaian silat yang dimiliki Thian Jan Shu, didalam hatinya mendadak teringat kembali pada waktu Thian Jan Shu didalam sekejap mata saja telah memukulkan ketujuh buah pukulannya sehingga tertera pada ketujuh buah hlolo kuno itu.

Dalam sekejap mata tujuh buah suara yang tinggi rendah tak sama itu dengan sangat nyaring sekali lagi berkumandang didalam benaknya, dia bagaikan sekali lagi menghadapi peristiwa dipuncak Hwee ing pada sepuluh tahun yang lalu.

Dia tiba2 seperti terlihat kembali wajah dari Thian Jan Shu yang menampilkan suatu perasaan yang dapat terkejut bercampur gemas, tubuh Thian Jan Shu berkelebat dan pada saat dia melancarkan serangan telapak tangannya, Thian San chiet Kiam bersamaan waktunya telah terpukul binasa seluruhnya oleh pukulan Thian Jan Shu itu dan terlempar keluar dari ruangan kuiL

Hampir-hampir saja Boen ching tak dapat menahan rasa girang didalam hatinya, diam-2 pikirnya.

"Aku telah melatih ilmu pedang Ie Bok Kiam Hoat beserta ilmu pedang Ngo Heng Kiam Hoat, ditambah lagi dengan ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam, beserta Thay Thlen Kice sih, apabila ditambah lagi dengan ilmu telapak tangan yang demikian hebatnya itu, kiranya pada saat ini sukar sekali ada orang yang dapat menahan serangan yang dilancarkan olehnya, sekalipun pihak musuh juga mempunyai ilmu Khiekang yang dapat melindungi tubuhnya, sedikit-dikitnya dirinya juga tak mungkin sampai dengan mudah dapat dikalahkan.

Dia termenung terus, Pak Leng Sianseng pernah memberitahukan kepadanya, yang mengatakan bahwa dia harus dapat melatih ilmu Khiekang terlebih dahulu sehingga baru dapat berhasil mengalahkan orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini, tetapi untuk melatih ilmu Khiekang bukanlah didalam satu dua hari dapat dilatih hingga berhasiL mengapa dirinya tidak mempelajari ilmu telapak tangan yang diwariskan oleh Thian Jan Shu itu, dan kemudian dengan perlahan lahan melatih ilmu Khiekaug menurut ajaran buku "Tat Mo cing Kheng" yang dihadiahkan kepadanya dari Ciangbunjin Siau lim Pay.

Boen ching memejamkan sepasang matanya, di dalam hatinya tanpa terasa teringat kembali pada waktu tubuh Thian Jan Shu melayang, di dalam sekejap mata saja, telah melancarkan tujuh buah pukulan telapak tangan-

Dengan tajam dia memperhatikannya, tanpa terasa diapun menirukan Cara itu, mendadak dia menjadi sadar kembali, keistimewaan dari bersamaan waktu melancarkan tujuh buah telapak tangan tersebut, didalam hatinya merasa sangat girang sekali, dengan keras dia membentak. sepasang tangannya menepuk keatas tanah, tubuhnya dengan mendadak melayang pergi, sedang sepasang telapak tangannya bersamaan waktunya melancarkan tujuh buah pukulan, dan ditujukan pada ketujuh buah hioloo kuno yang terdapat disamping kolam perak itu.

Sepasang tangan dari Boen ching baru saja ditempelkannya pada ketujuh buah hioloo kuno itu, segera pada otaknya menjadi sangat pening sekali, sedang pada sepuluh jarinyapun terasa menjadi linu dan kaku, hawa murni dalam tubuhnya menjadi buyar, dan jatuh disamping ketujuh buah hioloo kuno itu.

begitu tubuhnya mencapai diatas tanah, didalam hatinya segera timbul suatu perasaan yang sangat keCewa sekali, dia hampir-hampir tidak dapat menguasahi perasaan didalam hatinya yang sedang bergolak, dan memgucurkan air matanya.

Ke sepuluh jari tangannya baru saja menyentuh ketujuh buah hioloo kuno itu, sungguh tak nyana ternyata sepuluh jarinya menjadi kaku dan tak dapat merasakan apa- apa lagi.

Dia sadar bahwa telah terkena tenaga pantulan dari ketujuh buah hioloo kuno itu, dia selamanya melatih ilmu pedang dan kini telah menderita jalan api menuju neraka, Separuh tubuhnya telah tak dapat digerakkan kembali, bahkan kini sepuluh jarinyapun telah menjadi kaku tak dapat digerakkan lagi.

Boen ching mendongakkan kepalanya memandang ujung dari dinding patung itu, tanpa terasa lagi air matanya keluar dengan derasnya, dia menundukkan kepalanya, pada saat ini suhunya, teman baiknya, kekasihnya, kini jauh berada disampingnya, sedang tangannya telah tak dapat bergerak lagi, dengan keadaan yang demikian ini, kiranya sukar sekali baginya untuk meloloskan dirinya keluar dari tempat ini, sepasang matanya dengan sangat lambat sekali diangkat, dan menutupi wajahnya, dengan sangat keCewa sekali dia duduk termangu-mangu.

SEKONYONG KONYONG suatu bayangan manusia yang sangat jelas muncul didalam benaknya, Thian Jan Shu bagaikan sedang memandang dirinya dengan sinar mata yang mengejek. sedang mulutnya tersungging suatu senyuman yang sangat ringan-

Didalam hati Boen- ching menjadi sangat terkejut sekali, dia melepaskan sepasang tangannya, sedang sinar matanya dengan tajam memandang kearah ketujuh buah hioloo kuno itu dengan sangat jelas tertera tujuh buah telapak tangan, ketujuh buah telapak tangan itu tertera sangat dalam sekali, sedang sepasang mata dari Thian Jan Shu sedang memandang kearah tujuh buah hioloo kuno itu, dari sinar matanya memancarkan sinar mata yang sangat mengejek dan bangga sekali.

Sepasang mata dari Boen ching dengan tajam memandang kearah tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, sejenak kemudian dari mulutnya tersungging suatu senyuman yang sangat tawar sekali, sedang sinar mata yang sangat keCewa dimatanya telah tersapu lenyap dari pandangan.

Segera gerak gerik dari Thian Jan Shu waktu itu ketika memberikan ketujuh buah hioloo kuno itu kepadanya, ditambah lagi dengan keadaan yang dialaminya pada saat ini, segera membuat dia mengambil keputusan untuk memahami hingga dapat kepandaian silat yang terkandung pada ketujuh buah hioloo kuno itu.

Dia perCaya kalau kepandaian silat yang ditinggalkan Thian Jan Shu itu pada saat ini tak seorangpun yang dapat memahaminya. "Tujuh buah telapak tangan- . . "

Dengan suara yang sangat perlahan ujarnya, kepandaian silat yang ditinggalkan oleh Thian Jan Shu itu pasti bukanlah merupakan sustu rangkaian telapak tangan saja, didalam hatinya terus berpikir dengan keras, bahkan setelah Thian Jan Shu terluka parah, sudah tentu tak mungkin dia akan meninggalkan seluruh kepandaian silat yang dimilikinya dengan sangat jelas sekali, dan satu persatu diturunkan seluruhnya, kemungkinan sekali inti sari dari kepandaian silat yang dipelajarinya.

Ilmu Khiekang ciet Kang Kie pikiran ini berkelebat didalam benaknya, membuat hatinya segera terasa menjadi bersemangat, sedang dari sinar matanya memancarkan suatu sinar mata penuh kemenangan.

Sinar matanya dengan tajam memandang ke atas ketujuh buah hioloo kuno itu, dan mengingat kembali sikap serta tindak tanduk dari Thian Jan Shu setelah meninggalkan ketujuh buah telapak tangan itu, hal ini dengan jelas sekali membuktikan kalau Thian Jan Shu telah meninggalkan seluruh kepandaian silat yang di milikinya itu pada ketujuh buah hioloo kuno tersebut, dan memberikan tenaga dalam sisanya kedalam tubuhnya sehingga dapat menahan pukulan telapak tangan yang dilancarkan oleh ketujuh orang ciangbunjin dari tujuh partai besar.

Jien Gwat Ngo Seng cocok sekali dengan perhitungan im Yang Ngo Heng, tujuh orang ciang bunjin dari partai besar beserta jago-jago dari dunia kongauw seluruhnya mengira kalau ketujuh telapak tangan itu pastilah merupakan suatu rangkaian ilmu telapak tangan sehingga sekalipun telapak tangan itu telah ditinggalkan selama sepuluh tahun lebih, tetapi juga tak seorangpun yang akan dapat memeCahkannya.

Pada sepuluh tahun yang lalu Thian Jan Shu setelah meninggalkannya ilmu Khiekang "chiet Kong Kang khie" pada ketujuh buah hioloo kuno seCara tidak sengaja.

Sepasang mata Boen ching dipejamkan rapat-rapat, pada saat ini entah didalam hatinya harus merasa girang atau  sedih, dihadapan wajahnya samar2 bagaikan muncul senyuman d suhunya yang mengharapkan agar dengan cepat dia dapat menguasai ilmu tersebut.

ooooooo

Bab 33 LAM YU KONGCU

MUSIM GUGUR sudah tiba, angin bertiup dengan sepoi2, diluar kota un Jen dengan sangat perlahan berjalan mendatang seorang pemuda berbaju hijau, pada pinggang pemuda itu tersoren sebilah pedang panjang, sedang wajahnya sangat muram sekali. Dialah Boen ching yang baru lolos dari kurungan Hiat Kong To.

Boen ching setelah memahami ilmu Khiekang "ciet Kong Kang Khie" yang ditinggalkan oleh Thian Jan Shu itu, segera meloloskan dirinya dari kurungan, tetapi diatas pulau Hiat Koang To itu sunyi senyap tak tampak seorangpun. Tiga iblis dari pulau Hiat Koang To itupun entah telah pergi kemana, terpaksa dia hanya balik kedaratan Tionggoan.

Ilmu Khiekang "ciet Kong Kang Khie" membuat separuh tubuh bawahnya yang kaku itu menjadi sembuh kembali, tetapi sepuluh jari tangannya tetap tak dapat digunakan, ilmu pedang dan ilmu pukulan yang dikuasainyapun tak dapat dikerahkan pula, sekalipun dia telah mempunyai kepandaian silat yang tinggipun tak ada gunanya. Boen ching mendongakkan kepalanya memandang pintu dari kota itu, dan berjalan masuk melalui pintu kota.

Sejak dia masuk kembali kedaratan Tionggoan, bukan saja belum pernah bertemu dengan suhu serta kawan2nya, sekalipun Ie Bok Tocu sekalianpun telah hilang lenyap tak ada bekasnya, dia tidak mengetahui sampai saat ini didalam Bulim telah terjadi peristiwa apa saja, yang paling dikuatirkan adalah keselamatan dari Bwee Giok yang kini entah telah pergi kemana, dan entah masih hidup atau sudah mati.

Baru saja berjalan memasuki pintu kota, sebuah kereta kuda dengan Cepatnya menerjang datang, tampak tirai dari kereta- kuda itu bergoyang, hatinya mendadak menjadi terkejut sekali.

orang yang duduk didalam kereta kuda itu ternyata adalah Bwee Giok yang diimpikan siang malam.

Dia baru saja akan menggerakan kakinya untuk lari mengejar, mendadak dari belakang tubuhnya terasa angin tajam menyambar datang, Boen ching segera miringkan tubuhnya, sebuah bayangan yang kurus kecil menerjang datang, Boen ching segera dapat melihat dengan jelas bahwa orang itu ternyata adalah seorang anak kecil yang berusia kurang lebih sebelas dua belas tahunan, pada saat anak kecil itu menerjang kearah Boen ching itu, tangan kanannya mendadak menyambar kearah pinggangnya.

Boen ching mengerutkan sepasang alisnya, tubuhnya maju kedepan dan berkelebat pergi

Anak kecil itu agaknya sangat terkejut sekali, dan mendongakkan kepalanya memandang sekejap kearah Boen ching, pada saat dia mendongakkan kepalanya itulah Boen ching dapat melihat bahwa wajah dari anak kecil itu sangat tampan sekali, jika dilihat dari sepasang matanya agaknya dia adalah anak seorang murid yang ternama. Tetapi disaat ini mana dia mempunyai niat untuk memandang tentang hal itu, ketika dia mendongakkan kepalanya memandang kearah kereta kuda itu, tampak kereta tersebut telah berada sejauh beberapa puluh kaki dari dirinya, dalam hatinya segera timbul kera-guan, entah dirinya telah benar melihat atau tidak. bila memangnya tidak salah melihat juga bingung, haruskah dia mengejar kesana, bagaimana kalau bukan diri Bwee Giok.

Anak kecil itu memandang sejenak kearah Boen ching, entah bagaimana baiknya Boen ching dengan seenaknya ternyata telah berhasil menghindarkan diri dari tangannya sungguh sangat aneh sekali, lebih aneh lagi Boen ching agaknya terhadap perbuatannya itu sebaliknya hanya memperhatikan kereta kuda dihadapannya agaknya sedang memikirkan sesuatu.

Anak kecil itu memandang sekejap kearah Boen ching, didalam hatinya diam2 pikirnya, kemungkinan sekali seCara tidak sengaja dia berhasil menghindarkan diri, kalau tidak tak mungkin dapat menjadi demikian-

Boen ching setelah memandang kearah kereta kuda itu, dengan perlahan dia menundukkan kepala dan berpikir dengan keras.

Sepasang mata dari anak kecil itu berputar kepada Boen ching, ujarnya. "Hei --- Kau orang sedang memikirkan apa?"

Boen ching memandang sekejap kearah anak kecil itu, didalam hatinya kini terdapat banyak urusan, dia tak ingin banyak berbicara, dan tidak memperdulikan anak kecil itu. Anak kecil itu mengedip-ngedipkan mata, ujarnya kepada Boen ching lagi.

"Apakah kau ingin mengetahui kereta kuda itu pergi kemana ? kalau tentang hal itu aku dapat memberitahukan kepadamu".

Selesai berkata dia tertawa. Boen ching memandang sekejap lagi kearah anak kecil itu, berpikir olehnya kereta itu sangat mewah sekali, kemungkinan sekali milik dari seorang kaya, anak kecil ini mengetahui juga kemungkinan sekali.

Anak kecil itu nampak Boen ching agak mempunyai maksud untuk mengetahui urusan ini, dia tersenyum licik ujarnya.

"Dipinggangmu itu kau menyoret sebilah pedang yang demikian baiknya untuk apa? kalau kau ingin mengetahui berita ini kau harus bertukar dengan pedangmu itu".

Boen ching memandang tajam kearah anak kecil itu, didalam hatinya pikirnya.

"Hal ini bagaimana baiknya, hanya mengenai urusan yang demikian kecilnya saja ternyata dia telah hendak menggertak diriku, cing Hong Kiam ini sekalipun tidak berharga sama sekali juga tak dapat diberikan pada anak kecil ini"

Anak kecil itu dengan seenaknya memandang kearah Boen ching, ujarnya: " pedang yang demikian baiknya, kau membawanyapun tak ada gunanya".

Boen ching tertawa tawar, didalam hatinya tanpa terasa dia merasa sangat tertusuk sekali, dirinya kini tak dapat menggunakan tangannya lagi sekalipun memiliki sebilah pedang lalu apa gunanya.

Berpikir sampal disini dia mendongakkan kepalanya memandang kearah kejauhan.

Anak kecil itu tidak mengetahui Boen ching sedang memikirkan apa?, dia melirik ke arah Boen ching tiba2 hatinya menjadi tergerak, tubuhnya bergerak, dan berkelebat menyambar kearah sarung pedang yang tergatung pada pinggamg Boen ching.

Boen ching adalah orang macam mana dapat dengan demikian mudahnya dapat menguasai tubuhuya sedikit berputar, pada saat yang sangat tepat sekali, dia telah menghindarkan dirinya kesamping sehingga anak itu telah mencengkeram tempat kosong.

Anak kecil itu menjadi tertegun, dengan cepat dia mendongakkan kepalanya memandang kearah Boen ching dan ingin melihat bagaimanakah perubahan wajah Boen ching, gerakan ini telah membangkitkan perasaan apa terhadapnya. Didalam hatinya pada saat ini baru merasakan bahwa orang  ini bukankah merupakan sasaran empuk dan orang yang berdiri dihadapannya ini memiliki kepandaian silat yang jauh lebih tinggi dari apa yang diduga semula.

Boen ching setelah menghindarkan diri dari sambaran anak kecil itu, segera dia menoleh memandang sekejap kearah anak kecil itu, didalam hatinya dia berpikir entah anak kecil ini  entah murid siapa kelihatannya gerakan tubuhnya sekalipun sangat gesit sekali, tetapi terlalu serakah .

Tetapi hal yang penting baginya, hanyalah mengharapkan dapat mengetahui gadis yang berada dalam kereta kuda itu sebenarnya siapakah, dia berani memastikan kalau gadis itu adalah Bwee Giok. tetapi didalam hatinya dia merasa bahwa gadis itu kemungkinan sekali adalah Bwee Giok sekalipun dia telah mengganti dengan pakaian serta dandanannya, dia pastilah dapat memastikan kalau gadis itu adalah Bwee Giok atau bukan-

Boen ching tidak menanti anak kecil itu berbuat sesuatu lagi, tubuhnya berkelebat dan lari mengejar kearah dimana kereta kuda itu lenyap dari pandangan-

Anak kecil itu menjadi tertegun, diapun melayangkan tubuhnya mengejar kearah Boen cling sambil berkata.

"Hei --- bagaimana kau cepat pergi dari sini ?"

Didalam hatinya sebenarnya telah diliputi oleh rasa takut, takut Boen ching berbuat tidak baik kepadanya, tetapi begitu nampak sikap dari Boen ching demikian, didalam hati segera dari rasa takut berubah menjadi rasa ingin tahu, dia selama hidupnya belum pernah bertemu dengan orang yang demikian anehnya seperti Boen ching ini.

Boen ching tetap tak memperdulikan kepadanya dan melanjutkan perjalanannya lari kearah depan.

Tetapi mendadak didepan matanya berkelebat sebuah bayangan manusia, diantara suara tertawa manusia yang sangat nyaring itu terasa segulung angin kencang bagaikan gulungan ombak ditengah samudra mendesak kearah nya.

Didalam hati Boen ching merasa sangat terkejut sekali, dia tidak pernah menyangka kalau ditempat ini ternyata terdapat jago berkepandaian tinggi semaCam ini, sekalipun kedua tangannya telah kaku tak dapat digunakan tetapi ilmu khiekang "chiet Keng Kang Khie"nya telah berhasil dikuasai, oleh kepandaian silat yang dimiliki orang yang baru saja sering ini agaknya tidak dibawah kepandaian dari Kong Ku, sedang dalam hatinyapun dia tak ingin mengeluarkan ilmu khiekang "chiet Kong Khan Khie" yang baru saja berhasil dipelajarinya itu, tampak tubuhnya berkelebat menghindarkan diri dari serangan hebat tersebut.

orang yang baru saja datang itu mengeluarkan suara tertahan, tubuhnya pun segera berhenti bergerak.

Boen ching tampak orang yang baru saja datang itu merupakan seorang kakek tua berbaju kasir yang usianya kurang lebih lima puluh tahun, kakek tua itu selamanya belum pernah menemuinya, didalam hatinya dia marasa sangat aneh sekali, Boen ching ternyata dapat dengan demikian mudahnya menghindarkan diri dari serangan yang demikian dahsyatnya.

Anak kecil itu begitu nampak kakek tun itu memunculkan dirinya dia segera berhenti bergerak dan berdiri disamping.

Boen ching mengundurkan dirinya satu langkah ke belakang, sedang sepasang matanya dengan tajam menyapu sekejap kearah kakek tua serta anak kecil itu, kemudian dengan tawar ujarnya kepada kakek tua itu. "cayhe Boen ching, entah ada urusan apa telah membuat dosa kepada cianpwee?"

Kakek tun itu begitu mendengar Boen ching menyebutkan namanya, dia agaknya menjadi tertegun, ujarnya. "Kiranya kau adalah Boen ching"

Boen ching dengan dingin menganggukkan kepalanya sahutnya. "Memang cayhe adanya"

Anak kecil itu mementangkan matanya lebar-lebar memandang kearah Boen ching, agaknya dia sedikit tidak merasa perCaya.

Kakek tua itu memperhatikan sekejap kearah Boen ching kemudian ujarnya lagi.

"Telah lama aku mendengar nama besar mu, ini hari dapat bertemu kiranya juga tidaklah terlambat."

Sambil berkata sepasang tangannya dibalik dan melancarkan serangannya dengan menggunakan hawa Im dan hawa Yang menerjang kearah Boen ching.

Boen ching yang melihat sikap dari kakek tua itu demikian, entah dia memangnya mempunyai niat untuk memusuhinya dirinya atau memangnya sedikit merasa tak perCaya kalau dirinya, sekalipun sepasang tangannya telah menjadi kaku tak dapat digunakan lagi tapi kepandaian silat yang dimilikinya pada saat ini jika dibandingkan sebelum pergi kepulau Hiat Kong To jauh lebih tinggi sepuluh kali lipat, sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat tajam, sedang sepasang kakinya berturut-turut melancarkan tendangan kilat kearah nya.

ltulah ilmu "cing Yo ciet Yau" yang diajarkan langsung oleh Ie Bok Tocu dari Lautan timur, tapi pada saat ini dia telah menguasai ilmu khiekang "chiet Keng Kang Khie" yang merupakan ilmu khiekang yang sangat lihay sekali dan waktu itu Thian Jan Shu dengan mengandalkan ilmu inilah telah menggetarkan seluruh dunia kangouw pada saat dia melancarkan serangan itulah ilmu khiekang "chiet Keng Kang khie"nya telah dikerahkan keluar.

Diantara menggulungnya angin badai yang sangat dahsyat itu, wajah dari kakek tua itu segera berubah dengan  hebatnya, dan tak berani seCara keras melawan keras menerima serangan dari Boen ching itu dengan cepat dia menarik kembali serangannya dan mengundurkan dirinya ke belakang secepat kilat.

Boen chingpun segera menarik kembali tenaga khiekangnya beserta serangan tendangannya dan mengundurkan diri ke tempat semula.

Wajah dari kakek tug itu berubah menjadi pucat pasi dengan perlahan dia menghela napas dengan pandangan yang tak perCaya dia memandang sekejap kearah Boen ching dan termenung berpikir keras, kemudian ujarnya.

"Aku Min cong Liong atau Naga dari daerah Min cong, chiao Shen beserta Cucuku Chao Jen sungguh tak disangka ini hari beruntung sekali dapat bertemu dengan kepandaian silat yang dimiliki Boen Siauw hiap saugat tinggi sekali, kini dapat mencoba sungguh kiranya bukanlah omong bohong."

Boen ching mengerutkan alisnya, dia sejak lama pernah mendengar nama Min cong Liong chan Shen ini, tapi orang2 itu selalu akan menyendiri dan tak ingin mencampuri urusan orang lain, entah mengapa ini hari ternyata telah memunculkan diri didalam dunia kangouw. Kepada chau Shen dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat sambil ujarnya.

"Kiranya adalah Chao cianpwee, beanie tadi telah berbuat salah harap dapat diberi maaf."

Chao Shen dengan tajam memandang kearah Boen ching sejenak kemudian sambil menghela napas panjang ujarnya. "Tak usahlah demikian, sungguh tak kusangka ini hari aku dapat dikalahkan oleh seorang pemuda dari angkatan muda."

Boen ching diam tak mengucapkan sepatah katapun juga , dia tahu bahwa orang semaCam cho Shen ini merupakan seorang yang sangat congkak sekali dan ingin menang didalam segala hal, kini ternyata telah dikalahkan dirinya, sudah tentu dia akan demikian sedihnya.

Chao Shen memperhatikan Boen ching sekejap lagi, dan ujarnya:

"Boen Siauwhiap telah setengah tahun lamanya tak berkelana di dalam dunia kangouw dan kini munculkan diri secara mendadak, entah apakah dikarenakan urusan Pagoda Tiang coen Tha?"

Boen ching menjadi tertegun sambil menggelengkan kepalanya, sahutnya. "Boanpwe tidak mengetahui urusan mengenai pagoda Tiang coen Tha tersebut."

Sambil berkata, didalam hatinya diam2 dia berpikir, kiranya dirinya sejak berangkat menuju kepulau Hiat Koang To dilautan Selatan itu hingga kini telah ada setengah tahun lamanya, tidaklah aneh kalau jago-jago dari dunia kangouw demikian merasa asingnya terhadap dirinya, berpikir sampai disini tanpa terasa dia tertawa pahit, dan dengan perlahan menghela napaS, bayangan dari teman dan Suhunya Segera terbayang kembali didalam benaknya.

Tanyanya kemudian kepada Chao Shen .

Chao Shen nampak sikap Boen ching menjadi demikian, didalam hatinya menjadi sangat aneh sekali, dia menganggukkan kepalanya, sambil sahutnya.

"Apa bila ada urusan, Boen Siauwhiap silahkan membuka mulut untuk bertanya kepadaku"

Pada saat ini dia mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki Boen ching jauh melebihi kepandaian dirinya, sekalipun dia hanya melihat Boen Ching melancarkan satu kali tendangan saja, tetapi dengan menggunakan ilmu khiekangnya yang dapat menerjang dan menarik kembali hawa murninya dengan sekehendak hatinya, membuat hatinya sedikit menjadi jeri.

Boen Ching tersenyum tanyanya.

"Cianpwee apakah pernah mendengar kabar berita mengenai diri suhuku?" Chao Shen termenung berpikir keras, kemudian sambil tertawa sahutnya.

"Kabar berita tentang suhumu Ie Bok Tocu, aku kira hanyalah Lam Yu Kongcu sekalian sajata yang dapat mengetahuinya."

Boen Ching menjadi tertegun, dia tidak mengetahui siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan Lam Yu Kongcu itu, belum sempat dia membuka mulutnya untuk bertanya, Chao Shen telah melanjutkan perkataannya.

Siapakah sebenarnya Lam Yu Kongcu itu aku kira kau pastilah belum mengetahui, siapakah sebenarnya orang itu, kereta kuda yang tadi lewat itu adalah milik keluarganya, dia tinggal didalam perkampungan Pek In chuang dekat tempat ini.

Didalam benak Boen ching segera terlintas kembali peristiwa terangkatnya tirai kuda yang berlari dengan kencangnya sehingga terlihat bayangan Bwee Giok didalam kereta itu, memancarkan sinar yang sangat tajam, agaknya didalam hatinya telah timbul niatnya untuk berkunjung sejenak kedalam perkampungan Pek In chuang tersebut. Terdengar Chao Shen berbicara lagi ujarnya:

"Tetapi Boen siauwhiap haruslah mengetahui, Lam Yu kongcu yang disebut sebagai iblis nomor wahid di dalam bulim pada saat ini, ilmu Hiat Mo Kangnya telah dilatih sehingga mencapai kesempurnaan bahkan sebelah pedangnya yang disebut "Cie Hong Kiam" sangat ganas sekali tanpa bandingan, sampai saat ini sangat jarang sekali ada orang yang berani bergebrak dengan dirinya, sedang jago-jago berkepandaian tinggi yang terbunuh di tangannyapun tidak kurang dari ratusan orang banyaknya"

Boen ching begitu mendengar "Hiat Mo Kang" tiga buah kata, sepasang alisnya segera dikerutkan, sedang didalam batinnya diam-diam pikirnya.

"Ilmu Hiat Mo Kang?? Kiranya masih merupakan perguruan dari pulau Hiat Koang To, tetapi entah Hiat Koang Sam Mo kini berada ditempat mana??" Ujar Chao Shen-

"Boen Siauwhiap kalau memangnya telah sampai ditempat ini, sudah tentu tak dapat dihindarkan lagi pasti akan telibat pula didalam peristiwa pagoda Tiang Coen Ta ini, tetapi harap saja Boen siauwhiap dapat jauh lebih ber-hati2 lagi, selama setengah tahun ini iblis2 dari seluruh penjuru dunia telah membanjiri masuk ke dalam daerah Tionggoan, keadaan yang demikian kacaunya ini, selain Thian Jan Shu munculkan dirinya sekali lagi, aku kira sangatlah sukar sekali untuk membereskan kembali"

Boen ching dengan per-lahan2 mengangukkan kepalanya, sahutnya.

"Terima kasih atas petunjuk dari cianpwe".

pada saat ini didalam hatinya sedang berpikir kalau memangnya telah menjadi seperti ini, jejak serta berita dari Ie Bok Tocu serta Bwee Giok haruslah ditanyakan Lam Yu  Kongcu barulah dapat diketahui dan tak dapat dihindarkan lagi haruslah berkunjung satu kali kedalam perkampungan Pak In chuang itu.

Chao Shen menghela napas dengan perlahan, kemudian ujarnya lagi kepada Boen ching.

"Boen Siauwhiap harap lebih berhati-hati lagi, situ bertindak satu langkah terlebih dahulu, sehabis berkata tubuhnya berkelebat, sambil menarik tangan Chao Jen tubuhnya melayang melanjutkan perjalanannya kearah depan.

Boen ching segera memandang kearah kanan dan kirinya sekejap. kemudian dengan langkah yang lambat berjalanlah dia kearah Pek In chuang.

Cuaca mendekati senja, angin musim gugur bertiup dengan kencangnya sehingga membawa suara yang gemerisik, keadaan sekelilingnya sangat sunyi sekali tak tampak bayangan manusia satupun.

Boen ching segera menarik hawa murninya dan menubruk kearah sisi samping dari perkampungan Pek In Chuang tersebut, sinar matanya berputar dengan tajam memperhatikan keadaan sekitarnya, dengan sangat mudah sekali telah dapat mengambil keputusan untuk menuju keruangan rumah yang paling besar didalam perkampungan tersebut, tubuhnya bagaikan kilat cepatnya menubruk kearah tersebut.

Baru saja lewat dua tiga buah ruangan kecil mendadak pada ujung matanya berkelebat tampak sebuah bayangan hitam dengan cepatnya berkelebat kearah sebuah ruangan yang berada disamping kiri.

Dia dengan cepat menyembunyikan tubuhnya dibelakang sebuah pohon yang besar, didalam hatinya merasa terkejut bercampur keheran-heranan, yang membuat dia menjadi terkejut bercampur keheranan itu bukannya karena terdapat orang lain yang menyelidiki kedalam perkampungan, sebaliknya adalah karena kepandaian silat yang dimiliki orang itu sedikit mengejutkan hati, peristiwa ini dapat dikatakan sedikit tidak masuk di akal orang yang memiliki kepandaian yang sedemikian tingginya ini mana mungkin dapat pada saat seperti ini muncul ditempat ini.

Segera dia menggerakkan tubuhnya mengejar bayangan manusia tersebut, tampak bayangan manusia itu dengan tidak berhenti sedikitpUn berkelebat dengan cepatnya kearah depan-

Tubuh dari Boen ching dengan sangat cepat sekali melayang menubruk sebuah ruangan yang berada disebelah selatan.

Bayangan hitam itu bagaikan sedikitpUn tidak merasa curiga kalau dirinya sedang dikuntit oleh orang, tidak lagi dia menoleh kekanan atau kekiri sekejap, dengan cepat segera melayang turun dari atas atap rumah.

Didalam ruangan tersebut sinar lampur memancarkan sinarnya dengan terang benderang pada saat ini Boen ching telah dapat melihat bahwa bayangan manusia tesebut ternyata adalah seorang gadis yang seluruh tubuhnya memakai baju berwarna serba hitam yang sangat ketat sekali sehingga bentuk tubuhnya yang sangat menggiurkan itu, dibelakang kain hitam yang menyelubungi wajahnya, tampaklah sebuah wajah yang cantik dan menarik sekali, bagaikan seorang dewi yang baru turun dari kahyangan.

Boen ching sedikit menjadi tertegun, pada tempat seperti ini ternyata dapat muncul seorang gadis yang demikian cantiknya, sungguh sama sekali diluar dugaannya, menurut berita yang tersebar didalam dunia kangouw, sama sekali belum pernah mendengar kalau ada seorang gadis semacam ini.

Gadis ini agaknya terlalu percaya pada diri sendiri, setelah berjalan satu keliling diatas rumah itu, pada mulutnya tersungging suatu senyuman mengejek. teriaknya.

"Goei Lam Yu kaupun bukannya tidak mengetahui kalau aku datang kemari, mengapa harus tetap ber-pura2 bersembunyi didalam ruangan, tak berani keluar menemui diriku???"

Dari dalam ruangan tersebut terdengar berkumandang datang suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali, seorang pemuda yang seluruh tubuhnya memakai jubah berwarna putih melayang ketengah kebun yang terdapat disamping ruangan tersebut.

Boen ching tampak usia pemuda yang berbaju putih itu ternyata tak berbeda dengan dirinya, dalam hatinya dia sedikit merasa heran, wajah dari orang ini sangat tampan dan halus sekali, bagaimana dapat disebut orang sebagai permimpin dari seluruh iblis-iblis sakti.

Goei Lam Yu setelah keluar dari dalam ruangan, sinar matanya dengan cepat menyapu kesekeliling tempat tersebut, sambil tertawa licik tanyanya.

"sekitar tempat ini apakah masih terdapat orang lain ? ?" Sehabis berkata dengan sangat tawar sekali dia tersenyum,

sedang sepasang alisnya dikerutkan-

Boen ching begitu tampak Goei Lam Yu munculkan dirinya, dia tak berani lagi bergerak sembarangan, dua orang yang berada dihadapannya ini semuanya merupakan jago-jago yang mempunyai kepandaian silat yang tinggi, pada hal sepuluh jari dari tangannya pada saat ini sudah berubah menjadi kaku dan tak dapat digerakan lagi, apabila sampai diketahui oleh mereka, kiranya tidak mudah untuk meloloskan diri.

Sepasang mata dari Lam Yu Kongcu masih tetap menyapu memperhatikan keadaan sekelilingnya, sedang pada mulutnya ujarnya:

"Peristiwa tentang terdapatnya kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh" didalam pagoda Tiang Coen Ta telah diketahui oleh seluruh jago2 di dalam Bulim, tetapi tak seorangpun yang mengetahui tempat yang sesungguhnya dari kitab rahasia tersebut, kecuali kau bekerja sama dengan diriku " .

Boen ching yang mendengar perkataan tersebut didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, dia sama sekali tak menyangka kalau didalam hatinya terasa terkejut sekali, dia sama sekali tak menyangka kalau di dalam pagoda Tiang Coen Ta tersebut dapat tersembunyi sebuah kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh", selama ratusan tahun lamanya kawan- kawan didalam Bulim mengangkat Thian Jan Shu sebagai orang nomor wahid didalam bulim, sedangkan Hay Thian Khek adalah merupakan orang aneh sebelum Thian Jan Shu, kedua orang itu yang satu didepan sedang yang lain belakangan, kehebatan dan kepandaian silat yang dimilikinya sukar sekali untuk ditentukan mana yang lebih lihay, tetapi Thian Jan Shu terkenal dengah ilmu Khiekangnya yang sangat lihay, sedang Hay Thian Khek terkenal karena Ilmu pedangnya yang sakti, padahal ilmu Khiekang serta Ilmu pedang sama-sama merupakan kepandaian silat yang sangat sakti semuanya.

Setelah Hay Thian wafat, tersiar berita bahwa dia telah meninggalkan sebuah kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh" tetapi tak seorangpun yang mengetahui Jejak selanjutnya, kini muncul dirinya, tidaklah aneh kalau jago-jago berkepandaian tinggi dari Bulim bersama-sama sekali lagi munculkan dirinya didalam dunia kangouw. Liauw Cing cie dengan dingin mencibirkan bibirnya, ujarnya:

"Kita berdua telah berjanji untuk bergebrak menang kalah pada hari ini, sedang kedua buah gambar peta rahasia itupun di dapat oleh siapa yang menang, untuk kerja sama sudah tentu tak mungkin akan dapat terjadi " Goei Lam Yu tertawa dingin, ujarnya.

"Ini hari kalau kita berdua hendak dengan sekuat tenaga bergebrak mati2an, aku kira ada nelayan yang sedang menantikan keuntungan, bukanlah hal ini sedikitpun tidak ada harganya sama sekali ?"

Boen ching yang mendengar perkataan tersebut, hatinya terasa bergetar, didalam hati diam-diam pikirnya .

"Apakah boleh dikata kepandaian silat yang dimilikinya oleh Lam Yun Kongcu ini demikian tingginya, dirinya hanya sedikit menggerakkan tubuhnya saja, dia telah berhasil menemukan dirinya??"

Liauw Cing ce dengan dingin mendengus dan menoleh memandang sekeliling tempat tersebut.

Boen ching baru saja berpikir cara untuk meloloskan diri, mendadak terdengar suara yang sangat kalap berkumandang datang, sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali melayang turun keatas tanah, dalam hati Boen ching pada saat ini barulah dapat menjadi lega, dan menghembuskan napas panjang2.

orang itu seluruh tubuhnya memakai jubah panjang yang berwarna hitam, rambutnya awut2an tak karuan, tubuhnya belum mencapai diatas tanah dia telah tertawa keras teriaknya.

"Siapa yang mendengar urusan ini mendapatkan bagianku ini"

Sepasang mata Goei Lam Yu dengan sangat dingin memandang orang itu, kemudian ujarnya. "Aku kira urusan tidaklah demikan mudah nya" orang itu tertawa kalap. sahutnya:

"Sungguh besar omonganmu, aku "Lu Tong Huang She" atau Pendekar gila dari daerah Lu Tong, ciau Huang akan mencoba kepandaian silat yang kau miliki sebenarnya seberapa lihay nya, sehingga dapat disebut kawanan pimpinan iblis"

Pada saat dia berbicara itu, tubuhnya bagaikan kilat cepatnya menubruk kedepan, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan hebat, dengan mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya memukul tubuh Goei Lam Yu.

Sepasang mata dari Goei Lam Yu yang memancarkan sinar yang sangat dingin itu berkelebat, sepasang telapak tangannya dibalik menerima serangan tersebut, terdengar suara bentrokan yang sangat dahsyat sekali, terlihat batu kerikil dan debu berterbangan memenuhi angkasa, sedang kedua belah pihak sama-sama melayang mundur kebelakang.

Goei Lim Yu setelah berhasil berdiri tegak dari wajahnya timbul suatu sikap yang sombong sekali, sedang wajah dari pendekar gila dari daerah Lu Tong itu berubah menjadi merah padam, dengan sangat gusar sekali berdiri tegak ditempat, tetapi dari sinar matanmya terlihat timbul suatu  perasaan yang sangat berduka sekali.

Didalam hati Boen ching merasa agak terkejut, "Lu Tong Hung She" Cian Huan sejak lama telah sangat terkenal, ini hari dapat munculkan dirinya ditempat itu telah diluar dugaannya, bahwa kini kepandaian silatnya ternyata jauh dibawah Goei Lam Yu, tanpa terasa terhadap kesaktian dari kepandaian silat yang dimiliki oleh Lam Yu Kongcu ini didalam hatinya terasa menjadi terkejut.

Lu Tong Huang She menjadi berdiri tertegun beberapa saat, sedangkan Goei Lam Yu tertawa mengejek kearahnya.

setelah lewat beberapa saat, Goei Lam Yu dengan dingin ujarnya. "Bagaimana?, masih inginkah kamu menerima satu bagian"

Ciau Huang segera menghela napas panjang setelah mendepakkan kakinya keatas tanah, segera membalikkan tubuhnya bersiap meninggalkan tempat itu.

Goei Lam Yu tidak menanti cian Huang menggerakkan tubuhnya berjalan pergi, dengan dingin bentaknya.

"Bagaimana?, setelah datang kemari apakah kau kira dapat dengan demikian mudahnya meninggalkan tempat ini?"

Ciang Huang dengan gusar mendengus, segera dia membalikkan tubuhnya tertawa terbahak-bahak, tantangnya. "Bagaimana hendak menahan diriku?" Sambil berkata dia memandang ke sekelilingnya, dalam hati dia tahu bahwa kepandaian silat yang dimilikinya ini sukar sekali untuk berhasil mengalahkan diri Lam Yu Kongcu, serangan yang dilancarkannya tadi itu, dirinya telah menggunakan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya, tetapi Goei Lam Yu ternyata dengan sangat ringan sekali telah berhasil menerima serangan tersebut, hal ini membuktikan kalau kepandaian yang dimilikinya jauh lebih tinggi satu tingkat dari dirinya.

Tetapi dia yang tampak Lauw Cing Ce dengan sangat tawar sekali berdiri disamping, bagaikan sedikitpun tidak menguatirkan dirinya, di dalam hatinya tanpa terasa menjadi berdesir, dalam hati dia sadar bahwa dirinya terlalu gegabah sehingga ini hari ternyata dapat dikalahkan ditangan seorang bocah yang baru saja berkelana didalam dunia kangouw, hatinya terasa sangat sedih sekali. Goei Lam Yu tertawa tawar, ujarnya.

"Perkataanku sedikitpun tidak salah, perkampungan Pek In Chuang ini selamanya merupakan suatu tempat yang mudah dimasuki tetapi sukar untuk meninggalkan tempat ini dan siapa yang berani memasuki tempat ini pastilah akan menerima hukuman mati, aku kira kaupun pastilah mengetahui akan hal ini"

Pada saat datang, semangat Cian Huang berkobar-kobar, pada saat ini semangatnya telah berkurang setengah bagian lebih, Goei Lam Yu ini selamanya berbuat pekerjaan tidak pernah mengurusi diri orang lain, waktu turun tanganpun sangat kejam dan ganas, sungguh tak ada cara lain lagi daripada mengadu jiwa. Hatinya menjadi agak mantap. sambil tertawa kalap ujarnya.

"Ini hari aku akan mencoba melihat bagai manakah kepandaian silat yang dimiliki oleh Lam Yu Kongcu" Sehabis berkata tangannya berkelebat dan mengambil keluar senjatanya yang telah lama tak digunakan, "Chia Giok Cie". ^

Goei Lam Yu dengan dingin memandang ke arah Ciang Huang, ujarnya.

"Aku kira kalau bergebrak dengan cara demikian malah sebaliknya hanya mengotori tanganku saja"

Cian Huang jadi orang selamanya sangat sombong sekali, siapapun tak ada yang dianggap dihadapan matanya, pada saat ini ternyata diejek dan dipandang sedemikian rendah oleh Goei Lam Yu, saking gusarnya seluruh tubuhnya menjadi gemetar, dengan keras dia membentak. sedang senjata "Chia Giok Cie"nya dengan diikuti angin yang keras memyerang tubuh Goei Lam Yu.

Tubuh Goei Lam Yu dengan cepat berkelebat mundur kebelakang, tampak sebuah bayangan manusia sambil tertawa kalap melayang turun dari dalam ruangan, pada saat tangannya melancarkan serangan ke depan, tubuh cian Huang dengan terhuyung-huyung telah mengundurkan dirinya ke belakang, dalam hati Boen Ching agak terperanjat, karena orang yang baru saja munculkan dirinya itu ternyata tak lain dan tak bukan adalah pimpinan dari Hiat Koang Sam Mo, Miauw Be Fang adanya.

Kiranya Miauw Be Fang ini telah mengikuti Goei Lam Yu datang kemari, tak dapat d isala hkan lagi kalau diatas pulau Hiat Koang To itu satu orangpun tak tampak.

Kalau dilihat secara demikian, gadis yang berada didalam kereta kuda itu tak dapat diragukan lagi pastilah Bwe Giok adanya.

Miauw Be Fang dalam sekali serangannya saja telah berhasil menggetarkan tubuh diri Chian Huang sehingga terhuyung dan mundur ke belakang, tubuhnya dengan cepatnya berdiri tegak ditempat tersebut, Goei Lam Yu sambil menggendong tangannya dengan dingin ujarnya. "Be Fang tak usah sungkan2 lagi, bunuh mati dirinya beres"

Sinar mata yang sangat tajam dari Miauw Be Fang segera menyapu sekejap kesekeliling tempat itu, sekali lagi tubuhnya bergerak maju melancarkan serangannya lagi.

Dalam hati Boen Ching terasa agak tergetar, kelihatannya Goei Lam Yu ini ternyata adalah cianpwee dari Miauw Be Fang itu, dia tak dapat lagi terus melihat akan hal tersebut, tubuhnya dengan cepat melayang turun kebawah, sedang hawa Khiekangnya pun dikerahkan keluar melindungi seluruh tubuhnya.

begitu tubuhnya bergerak, Goei Lam Yu segera telah merasakannya, tubuhnya dengan cepat laksanakan sambaran panah berkelebat menarik mundur tubuh dari Miauw Be Fang itu, diikuti tangannya membalik melancarkan satu kali serangan kearah Boen Ching.

Sepuluh jari Boen Ching telah tak dapat bergerak. terpaksa dengan mengerahkan hawa khie-kangnya melindungi sepasang tangannya pada saat pundakmya sedikit digerakkan tubuhnya telah berkelebat melintasi ditengah sambaran angin dari ilmu Hiat Mo Kang yang dilancarkan oleh Lam Yu Kongcu.

Angin puyuh tersebut dengan per-lahan2 buyar kembali, Miauw Be Fang begitu tampak diri Boen Ching dengan terkejur teriaknya. "Dia. Boen Ching"

Tubuh cian Huang terdesak oleh angin santar yang dilancarkan oleh Boen Cing sehingga terdesak mundur dua langkah ke belakang, wajahnya berubah menjadi pucat pasi, agaknya orang itu telah mengerahkan hawa khiekangnya untuk mengundurkan dirinya, apabila angin santar tersebut dengan cepat menekan keatas tubuhnya kiranya pada saat ini nyawanya telah melayang.

Goei Lam Yu begitu tampak diri Boen tanpa terasa pula wajahnya berubah hebat. Beberapa saat kemudian wajahnya menjadi pulih kembali seperti sedia kala, sambil tertawa ujarnya.

"Kiranya kau, ternyata kau masih juga belum binasa bahkan dapat meloloskan diri datang kedaerah Tionggoan kembali."

Miauw Be Fang yang berdiri disamping setelah termenung berpikir keras mendadak teriaknya.

"Ilmu Khiekang Chiet Keng Kang Khie"

"Chiet Keng Kang Khie" empat kata begitu keluar dari mulutnya, sinar mata dari Goei Lam Yu menjadi berkedip- kedip. setelah termenung beberapa saat sambil tertawa sahutnya.

"Kiranya adalah ilmu Khiekang "Chiet Keng Kang Khi" IHmm, Kiranya kepandaian silat yang tertera diatas ketujuh buah hloloo kuno itu tak lain tak bukan adalah "Chiet Kong Kang Khie" untung saja kau dapat memahami nya"

Pada saat dia berbicara itu tanpa terasa dari wajahnya timbul suatu perasaan yang agak menyesaL

Liauw Cing ci yang berdiri disamping pun tanpa terasa wajahnya berubah hebat, orang yang baru datag adalah Boen Ching saja telah membuat orang merasa sangat terkejut, ditambah lagi dengan ilmu khiekang Chiet Keng kang Khie yang membuat Thian Jan Shu menjagoi seluruh dunia kangouw, membuat dia tanpa dapat dicegah lagi memusatkan seluruh perhatiannya.

Boen Cning dengan sangat tawar sekali memandang sekejap kearah ketiga orang itu kemudian membalikkan tubuhnya memandang kearah LuTong Huang See, Cian Huang Cian Huang segera merangkap tanganya sambil ujarnya kepada Boen Ching, "Terima kasih Boen Siauwhiap yang telah menolong jiwaku " Boen Ching tersenyum, dia tahu sepasang tangannya kini telah mati dan tak mungkin untuk digunakan kembali, pihak lawan tak perlu Goei Lam Yu sendiri, sekalipun Miauw Be Fang maju melancarkan serangan dan menggunakan pedang saja kemungkinan sekali akan menemui binasa seketika itu juga.

Tetapi pada saat ini kedua orang itu pastilah belum mengetahui, ujarnya kemudian kepada Cian Huang. "Kini cepatlah kaupergi dari sini".

Cing Huang sadar bahwa lama menanti ditempat itupun tak ada gunanya, segera ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat sambil ujarnya.

"Terima kasih atas pertolongan yang diberikan Boen siauwhiap pada ini hari, pada waktu yang akan datang apabila ada jodoh pasti akan kubalas budi ini" sehabis berkata dia membalikan tububnya meninggalkan tempat tersebut.

Miauw Be Fang nampak Cian Huang hendak pergi dari tempat itu dia tertawa terbahak-bahak, bentaknya. "Kau ingin pergi ??"

Cian Huang yang mendengar suara bentakan tersebut segera menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, Goei Lam Yu yang berdiri disamping segera berkata.

"Tak usah menghalangi dirinya, melihat ini di atas wajah Boen Ching, ini hari biarkanlah dia meninggalkan tempat ini".

Cian Huang mengerutkan alisnya, kemudian menggerakkan tubuhnya kembali lari kearah depan.

Boen Ching memandang hingga bayangan punggung dari Cian Huang lenyap dari pandangan, setelah itu dia menoleh memandang tajam kearah Goei Lam Yu. Goei Lam Yu tertawa tawar, ujarnya:

"Cian Huang telah pergi, tetapi ini hari kau harus tinggal ditempat ini.." Boen Ching belum membuka mulut memberikan jawabannya, Liauw Cin Ce telah berkata.

"Goei Lam Yu, urusan kita belum Selesai". Goei Lam Yu tertawa. sahutnya.

"Urusan mengenai kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh aku kira tak perlu demikian cepat- cepat harus diselesaikan, apabila nona Liauw tidak menolak. silahkan nona sekali lagi datang kemari pada esok malam untuk menyelesaikan urusan ini".

Liauw Cing Ce dengan dingin mendengus, Boen Ching tahu kalau Goei Lam Yu sedang mencari kesempatan untuk menghindarkan diri dari nona tersebut, dengan tawar ujarnya. "Urusan kita tidak begitu penting, aku hanya ingin bertanya berapa kata saja." Dari sepasang mata Goei Lam Yu memancarkan sinar yang sangat tajam sahut nya.

"Itulah paling bagus kau ada pertanyaan tak usah ragu- ragu lagi, silahkan ajukan untuk bertanya kepada diriku" Boen Ching mengerutkan alis nya, tanyanya.

"Pada saat di pulau Hiat Koang To, apakah kau yang menculik diri Bwee Giok. untuk dibawa kemari?"

Goei Lam Yu tersenyum, sahutnya.

"pulau Hiat Koang To sama sekali aku belum pernah berkunjung kesana"

Boen Ching dengan tajam memperhatikan wajah Goei Lam Yu, sampai perubahan wajah dari Goei Lam Yu masih tetap tenang-tenang saja, didalam hatinya segera terpikir bahwa apabila Goei Lam Yu ini tidak mengucapkan kata- kata secara sungguh-sungguh, pastilah orang itu merupakan seorang yang jahat dan sangat ganas. Berpikir sampai disini tanyanya lagi kepada Goei Lam Yu. "Nona Bwee apakah berada didalam perkampungan Pek In Chuang ini?" Goei Lam Yu memandang sekejap kearah Liauw Cing Ce ujarnya kemudian "Bagaimana? kau apakah ingin memeriksa diriku?" Selesai berkata dengan sangat dingin sekali dia tertawa^

Kegusaran didalam hati Boen Ching makin berkobar, tetapi didalam hatinya dia tahu bahwa tak ada gunanya bergebrak dengan dirinya saat ini, segera dia menarik napas panjang- panjang, memandang rasa gusarnya yang sedang berkobar didalam hatinya, tanyanya kemudian-

"Kau tidak ingin berbicara??".

Goei Lam Yu tampak Boen Ching tak dapat dibuat menjadi gusar oleh sikapnya tersebut, segera miringkan tubuhnya memandang kearah Miauw Be Fang, tanyanya. "Tahukah kau Siapkah sebenarnya nona Bwee Giok itu ??^".

Miauw Be Fang tahu akan maksud tujuan dari Goei Lam Yu, dia tertawa tawar, sahutnya.

"Tidak begitu jelas, tetapi jika didengar dari perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching ini agaknya dia sedang membicarakan tentang putri dari Partai Elang sakti didaerah sungai Tiang Kang ".

Goei Lam Yu tertawa, ujaraya kemudian kepada Boen Ching.

"Sungguh menyesal sekali, aku tidak mengetahui siapakah sebenarnya nona Bwee itu, sehingga tak dapat memberikan sedikit keterangan kepada dirimu".

Boen Ching menjadi mengerutkan alisnya, dia tahu Goei Lam Yu mempunyai maksud untuk membuat dirinya menjadi gusar, sehingga ia dapat mengetahui bagaimanakah kepandaian yang dimiliki dirinya tetapi apabila dia telah tahu kalau sepuluh jari dari dirinya ini telah tak dapat digunakan lagi, pastilah dia tak mungkin akan demikian sungkan2nya. Ujarnya lagi kepada Goei Lam Yu. "Setan arak. paras elok. arak serta kedudukan, empat orang iblis sakti dan Pak Long sianseng, Lam Hay Coei Hong sekalian kini berada dimana, dapatkah kau memberikan sedikit keterangam??"

Liauw Cing Ce dengan sinar mata yang keheranan memandang kearah Boen ching, dia heran mengapa Boen ching belum juga dibuat menjadi gusar oleh sikap dari Lam Yu Kongcu tersebut.

Goei Lam Yu yang tampak sikap dari Boen cning demikian, dia tertawa tawar sahutnya:

"Sungguh sangat menyesal sekali nama2 yang kau sebutkan tadi satupun aku tidak pernah mendengarnya "

Boen ching tampak Goei Lam Yu ternyata sikapnya demikian ketus sebenarnya dia masih ingin menanyakan jejak dari Ie Bok Tocu sekalian, tetapi pada saat ini pikirannya menjadi berubah, dia rubah sekalipun bertanya lagi kepada dirinya juga tak ada gunanya, dia menolehkan kepalanya memandang kearah Liauw Cing Ci tanyanya.

"Nona Liauw apakah hendak meminta gambar peta dari kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut???."

Liauw Cing Ce menjadi tertegun, belum dia membuka  mulut memberikan jawabannya, tampak Boen ching telah berpamit kepada Goei Lam Yu, ujarnya. "Aku mohon diri terlebih dahulu dari sini"

Goei Lam Yupun menjadi tertegun mendengar perkataan tersebut, segera dia tertawa terbahak-bahak, sahutnya:

"Kau kira apakah demikian mudahnya, bukankah aku telah berkata kepada Cian Hoang, tempatku ini bukanlah dapat keluar masuk dengan sesuka hatimu, janganlah harap dapat keluar kembali".

Boen Ching tertawa , ujarnya: "Sekalipun di pulau Hiat Koamg To pun tak dapat menahan diriku, apabila kini didaerah Tionggoan aku akan mencoba melihat kau hendak menggunakan cara apakah untuk menahan diriku ditempat ini".

Goei Lam Yu tersenyum, dia melirik memandang kearah Miaw Be Fang. Miauw Be Fang tertawa besar, ujarnya.

"Boen siauwhiap masih ingatkah pada saat masih diatas pulau Hiat Kong To aku menahan dirimu, kini sekali lagi aku hendak menahan dirimu, aku kira Boen sauwhoap pun tak mungkin akan menolaknya". Boen Ching tertawa, sahutnya:

"Kalau demikian sungguh sangat baik sekali, sungguh seorang tamu tak akan merepotkan dari orang majikan, tetapi pada saat diatas pulau Hiat Koang To terdapat nona Bwee didalam kalangan, pada saat inipun aku mengharapkan nona Bwee pun dapat hadir pula ditengah kalangan."

Miauw Be Fang tertawa lebar, dan tak menjawab sepatah katapun juga, pads saat tubuhnya berkelebat dia telih mengelilingi tubuh Boen ching, ditengah suara tertawa besarnya sepasang telapak tangannya melancarkan serangan mengancam punggung dari Boen Ching.

Boen ching tidak menanti Goei Lam Yu mengetahui kalau sepasang tangannya telah menjadi mati tak dapat digunakan lagi, tubuhnya mecloncat keatas, sepasang kakinya ber-turut2 melancarkan tujuh kali tendangan, sedang ilmu khiekang "Chiet Kong Kang khie" pun mengikuti serangan tersebut dilancarkan keluar.

Miauw Be Fang tidak berani menerima dengan keras lawan keras, tubuhnya miring kesamping menghindarkan tujuh tendangan kilat yang dilancarkan oleh Boen ching itu, melihat serangan dari Boen ching ini membuat tujuh buah pohon yang berada dibelakang tububaya menjadi putus dua bagian, dan rubuh keatas tanah. Wajab Miauw Be Fang berubah hebat, dia menghindarkan dirinya kesamping dan tak mengucapkan sepatah katapun.

Sinar mata dari Goei Lam Yu berkelebat, dengan licik dia tertawa, ujarnya kemudian kepada Boen ching.

"Aku dengar ilmu khiekang ciet Keng Kang Khie ini merupakan ilmu yang paling lihay dari segala ilmu khiekang yang ada, sehingga dapat digunakan sesuai dengan kehendak hatinya entah benar tidak ?".

Boen ching mengerutkan alisnya, didalam hatinya dia tahu bahwa dirinya terlalu gegabah, sehingga membuat mereka mengetahui kelihayan dari ilmu khiekang Chiet Keng Kang Kle nya, kini malahan sebaliknya terlihat lubang kelemahannya.

Goei Lam Yu mengangkat tangan kanannya, sebuah pedang pendek yang berwarna keabu-abuan telah berada ditangannya sambil tertawa licik tanyanya. "Bahkan mengapa kau tidak menggunakan tanganmu?"

Sekalipun dia tidak mengetahui kalau sepasang tangan dari Boen ching itu telah tak dapat digunakan lagi, tetapi dari gerak gerik serta sikap dari Boen ching ini dia tahu bahwa diri Boen Ching pastilah terdapat sesuatu kekurangan sehingga dia tidak berani bentrok secara langsung dengan dirinya.

Boen ching dengan menggunakan ilmu Khiekang chie Keng Kang Khienya dapat menentukan kelihayan kepandaian silatnya dengan setiap orang yang ada didalam kalangan pada saat ini, tetapi beberapa kali dia menahan rasa gusarnya menghindarkan diri dari pertempuran, hal ini pastilah ada sesuatu yang tidak beres.

Boen ching tampak Goei Lam Yu telah mencabut keluar pedang Cie Hong Kiamnya dari dalam sarung, dengan dingin dia berdiri tegak, beberapa macam bayangan berkelebat didalam benaknya. dia cukup bertemu muka sekali saja dengan Goei Lam Yu ini segera dia dapat mengetahui dengan jelas kalau Goei Lam Yu ini jadi orang bukan saja sangat kejam serta ganas, bahkan merupakan seorang yang memiliki kecerdasan serta kelicikan yang melebihi orang lain-

Tempat kelemahan dari dirinya pada hari ini pastilah akan dapat diketahui dengan keadaan situasi pada saat ini, dirinya hanya mengharapkan dapat mengundurkan diri dari tempat tersebut.

Goei Lam Yu begitu mencabut keluar pedangnya, Liauw Cing ce yang berdiri disamping segera membuka mulut tanyanya.

"Goei Lam Yu, apakah kau juga hendak turun tangan??".

Senyuman yang menghias dibibir Goei Lam Yu segera lenyap. dia tahu bahwa apabila dirinya turun tangan tak dapat diragukan lagi Liauw Cing Ce ini pastilah akan turun tangan mencegah dirinya, nona ini selamanya terhadap dirinya tidak mempunyai rasa simpatiknya sedikitpun, sudah tentu bagi dirinya tak ada keuntungannya.

Dia bermenung berpikir keras, segera tampak lagi senyuman menghiasi bibirnya kembali, ujarnya kepada Miauw Be Fang.

"Be Fang Boen ching adalah ahli waris dari ilmu khie kang "Chiet Kong Kang Khie" yang dimiliki oleh Thian Jan shu, kau tak usah sungkan-sungkan lagi, gunakanlah pedangmu untuk menghadapi dirinya".

Miauw Bie Fang dengan perlahan menganggukkan kepalanya, Goei Lam Yu segera menoleh memandang kearah Liauw Cing ci, ujarnya kemudian-

"Nona Liauw, kini kitapun dapat menyelesaikan urusan kita mengenai kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut".

Liaw Cing Ce memandang kearah Boen ching, pada saat ini dia telah mengetahui kalau sepasang tangan Boen ching pastilah ada persoalan dan tampak Miauw Be Fang telah mencabut keluar pedang panjangnya segera dengan tawar sahutnya: "Aku tidak menginginkan, disampingku masih terdapat orang lain". Goei Lam Yu tertawa, tanyanya.

"Maksud dari nona Liauw apakah hendak menyuruh aku membereskan terlebih dahulu urusan Boen Ching ini?".

Maksud sebenarnya dari Liauw Cing Ci adalah hendak Goei Lam Yu melepaskan diri Boen Ching, tetapi Goei Lam Yu kini berkata demikian, dia yang tidak mempunyai hubungan sanak keluarga dengan diri Boen ching sudah tentu tak enak untuk membuka mulut membantui diri Boen Ching.

Terpaksa dia hanya mengangkat pundaknya tak menyangkal sepatah katapun. Miau Be Fang tersenyum ujarnya kepada Boen ching.

"Boen siauwhiap. apakah tidak memandang sebelah matapun kepadaku? apakah boleh dikata aku Miaw Be Fang tidak berharga utuk meminta Boen Siauw hiap menggUnakan pedang??."

Boen ching mengangkat pundaknya, dengan perlahan- lahan dia mengangkat sepasang tangannya, dibawah ujung jubahnya nampak sepuluh jarinya yang telah berubah menjadi hitam bagaikan arang. Dia tertawa tawar, sahutnya.

"Aku Boen ching tidak berani memandang rendah terhadap diri cianpwee, dan hendak menerima seluruh serangan dengan menggunakan tangan kosong saja"

Sehabis berkata dengan sinar mata yang sangat dingin dia menyapu sekejap kearah Goei Lam Yu.

Goei Lam Yu tertawa dalam hati pikirnya.

"Sekalipun kau berbuat demikian, apakah kau kira aku dengan Miauw Be Fang mau mengampuni dirimu??"

Didalam hati sebenarnya Liauw Cing cie sedikit merasa tidak tega, tetapi pada saat Boen Ching telah tertawa ujarnya. "Berbicara secara demikian bukankah keterlaluan, Aku orang she Boen bukannya seorang yang tidak dapat bergerak, apabila hanya Miauw Be Fang seorang belum tentu demikian mudahnya dapat menahan diriku "

Miauw Be Fang menggetarkan pedang panjang ditangannya, sambil tertawa ujarnya.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar