Pendekar Aneh dari Kang Lam Jilid 02

Jilid 2

"LALU orang yang ketiga? " Khu Sun Lie mendengar Sam Cie Hek Hun telah bertanya iagi.

"Inilah orang yang paling penting menurut Kaisar, yang harus kita usahakan untuk memperoleh jejaknya. Karena menurut keterangan Hongsiang, orang inilah yang paling dekat dan hampir setiap hari selalu berada disamping Kaisar yang lama. orang itu bergelar Ang Glok Hoa, namanya Sam cu ceng."

"Ang Giok Hoa Sam cu ceng? " tanya Huangho Kiamhiap heran, "Aku belum pernah mendengar perihal orang yang satu ini"

"Benar." menimpali Sam Cie Hek Hun. "Akupun belum pernah mendengar perihal orang itu."

Tie Lie Siannie telah tersenyum.

"Memang orang ini tidak pernah menampakkan diri dalam Rimba Persilatan-Tetapi dia merupakan jago yang luar biasa, yang diangkat oleh Kaisar yang lama sebagai pemimpin pengawal pribadinya, jadi berada diatas dan Kim Shia Liong Bu Su dan Sip Pat Mo Beng Hong.

"Luar biasa, kita harus menghadapi tokoh-tokoh sakti seperti itu, inilah yang tidak kami duga sebelumnya " menggumam Huang ho Kiamhiap.

"Ya tetapi Kaisar telah menjanjikan kita, berapa besar bantuan yang kita perlukan, tentu akan dipenuhinya, asalkan kita berhasil menyelidiki keadaan ketiga orang itu. Syukur2 kalau kita bisa menangkap mereka, hidup atau mati, tentu kita akan menerima anugerah yang besar dari Kaisar." bilang Tie Lie Siannie.

Mendengar sampai disitu, tubuh Khu Sun Lie jadi menggidik, inilah hebat, Urusan bukan persoalan biasa saja, melainkan urusan yang sangat besar dan menyangkut tokoh2 ternama.

Memang Ang Giok Hoa sam Cu ceng belum pernah didengar Khu Sun Lie, tetapi dia yakin orang itu merupakan tokoh hebat yang tidak berada disebelah bawah kepandaian Kim Shia Liong Bun Su dan Sip Pat Mo Bu Beng Hong, karena Tie Lie Siannie sendiri telah mengatakan bahwa Ang Giok Hoa Sam cu ceng merupakan pemimpin Kim Shia Liong Bun Su dan sip Pat Mo Bu Beng Hong.

Berpikir mengenai ketiga orang itu, dengan sendirinya telah membuat Khu Sun Lie jadi gemetar juga , jika dilihat demikian tentunya akan timbul kerusuhan dan gelombang. Bahkan gelombang yang akan muncul itu bukan gelombang yang kecil, karena bersumber dari istana dan justru juga karena tindakan Kaisar Eng Lok sendiri.

Khu Sun Lie berdiam sekian lama lagi mendengarkan perundingan orang-orang itu.

Sampai akhirnya dengan berindap-indap dia telah meninggalkan tempat itu. Tetapi baru dia melangkah dua tindak, tiba-tiba dia mendengar Sam Cie Hek Hun telah membentak dengan suara agak keras: "Siapa diiuar? "

Semangat Khu sun Lie seperti terbang meninggalkan raganya, dia melihat kesekitarnya mencari tempat yang bisa dipergunakan untuk bersembunyi.

Tetapi belum iagi dia sempat untuk menyingkirkan diri, telah terdengar suara orang tertawa dingin, disertai dengan terbukanya daun jendela, dan melompatnya sesosok tubuh dengan gerakan yang gesit sekali. Bahkan Khu sun Lie merasa kan dibeiakang punggungnya menyambar serangkum angin serangan yang dingin dan kuat sekali.

Khu Sun Lie mati-matian membuang diri untuk mengeiakkan serangan itu. Tetapi belum dia sempat untuk melakukan perlawanan, tahu-tahu punggungnya telah kena dicengkeram.

Khu Sun Lie mempergunakan sikut tangan kanannya menghantam kebelakang, tetapi gagal, iawannya yang mencengkeram punggungnya telah berhasil mengelakkan diri dengan mudah. Dan juga disaat itu dia merasakan jalan darah Tiang kie-hiat didekat punggungnya telah ditekan, maka seketika ienyaplah tenaga Khu Sun Lie.

Tetapi sebagai jago siiat yang telah kenyang berkelana didalam rimba persilatan, maka menghadapi keadaan seperti ini Khu Sun Lie tidak menjadi bingung, dia telah mengerahkan lwekangnya dan tahu-tahu tubuhnya ciut tiga dim, sehingga cengkeraman lawannya terlepas, Dengan mempergunakan kesempatan yang hanya beberapa detik itu, Khu Sun Lie telah menjejakkan kaki nya, tubuhnya mencelat cepat sekali, untuk melarikan diri.

Namun sewaktu tubuhnya melayang, dia merasakan sakit sekali pada pinggangnya, karena pinggangnya itu telah kena dibokong orang, tanpa ampun lagi tubuh Khu Sun Lie telah terbanting diatas tanah.

Waktu Khu Sun Lie merangkak untuk bangun, yang pertama-tama dilihatnya orang yang berdiri didekatnya adalah Sam Kun, jago ke tiga dari Sam Sat Giok Bin yang tengah memandang bengis kepadanya.

Disamping itu Tie Lie Siannie, Sam Cie Hek Hun Kho Lung San Huangho Kiamhiap cung Tu Goan, Tang Cie dan Jie Liang, Mereka telah mengambil sikap mengurung, sedangkan Tie Lie Siannie telah berkata dengan suara nyaring "ohh, rupanya maling keCilnya engkau, sipengemis tua busuk." Muka Khu Sun Lie jadi berobah merah.

"Aku kebetulan lewat ditempat ini dan melihat kalian sedang berunding, aku baru saja ingin mendengari..." menyahuti Khu Sun Lie.

“Hemmm, pengemis hina " bentak Tie Lie Siannie dengan suara mendongkol "Rupanya engkau memang ingin mencuri dengar percakapan kami dengan sengaja" sedangkan Jie Liang telah membentak : "Dia harus kita tahan-Dan Jie Liang bukan hanya berkata saja, dia telah mengulurkan tangannya, Maksudnya akan menangkap lengan Khu Sun Lie.

Pengemis itu ingin mengelak. tetapi gerakan Jie Liang sangat cepat, tidak ampun lagi jalan darah Tu-su-hiat dipergelangan tangannya kena dicekal, sehingga Khu Sun Lie seketika itu juga menjadi lemas tidak bertenaga.

“Hemmm, siapa engkau sebenarnya." bentak Jie Liang setelah berhasil menangkap pergelangan tangan si pengemis.

"Dia Kimjie sinkay Khu Sun Lie " Tie Lie Siannie memberitahukan.

Khu Sun Lie menyadari dirinya tengah menghadapi bahaya yang tiuak kecil, karena justru dihadapannya kini, terkecuali Tie Lie Siannie, yang lima orang itu merupakan jago-jago yang memiliki kepandaian tinggi, jangankan sekaligus dia menghadapi kelima orang jago ternama itu, sedangkan untuk menghadapi seorang saja dari mereka berlima, dia tentu tidak akan sanggup,

"Apa yang engkau lakukan ditempat ini? cepat mengakui terus terang, atau kami akan membuat engkau bercacad seumur hidup, ancam Sam Kun dengan suara yang bengis.

"Aku benar-benar tengah mencari sepiring nasi sisa, aku tidak bermaksud apapun juga selain mencari makan..." menyahuti Khu Sun Lie meringis, karena dia merasakan Cekalan tangan Jie Liang semakin keras, membuat dia merasa nyeri serta sakit yang bukan main-

"Engkau rupanya pengemis busuk yang keras kepala." kata Jie Liang yang ingin memperkeras cekalan tangannya. Tetapi sebelum Jie Liang sempat untuk memperkeras cekalan tangannya, Khu Sun Lie diam-diam telah berlaku nekad, dia mengerahkan tenaga murni ke pergelangan tangannya, dan dengan tiba-tiba sekali dia telah menarik tangannya itu.

Jie Liang terkejut karena dia merasakan betapa tangan sipengemis mendadak menjadi licin-Dan belum lagi hilang herannya, sipengemis telah menjejakkan kaki nya, tubuhnya melompat untuk melarikan diri.

Namun Sam Kun yang melihat ini tidak mau berdiam diri, dia mengayunkan tangan kanannya sambil bentaknya: "Mau lari kemana kau....? " Angin serangannya itu sangat dahsat, tubuhnya juga telah berada disebelah kanan sipengemis waktu Khu Sun Lie melompat ingin melarikan diri.

Tetapi Khu Sun Lie sambil melompat, dia bersiap sedia, maka dia telah menggerakkan tangan kirinya mengibas kebelakang, Dia bergelar Kimjie Sinkay (jari emas), maka tidak heran jari-jari tangannya itu telah terlatih baik dan memiliki kekuatan yang bisa diandalkan-Namun Khu Sun Lie menyadari menghadapi orang seperti Sam Kun tentu saja dia tidak bisa untuk menghadapinya dengan ceroboh, dia telah memusatkan seluruh tenaga Iwekangnya dan tangkisannya berhasil menghalau serangan Sam Kun.

Hanya dalam beberapa detik, telah terlihat Tang Cie menggerakkan tangannya dan menghantam tepat sekali punggung sipengemis.

Tidak ampun lagi tubuh Khu sun Lie terpental dan bergulingan diatas tanah, karena dia tidak keburu mengelakkan serangan Tang cle. Cepat2 sipengemis berusaha untuk melompat bangun guna melanjutkan melarikan diri, Dia gagal Huangho Kiamhiap telah mengeluarkan suara dengusan mengejek, kemudian dia mengibas dengan tangannya, maka sekali lagi Khu Sun Lie harus bergulingan diatas tanah.

Dalam keadaan seperti ini, tampak Tie Lie siannie juga bermaksud ikut melancarkan serangan, dia telah menggerakkan hudtimnya, mengebut akan menghantam kepala sipengemis dengan bulu-bulu hudtimnya itu.

Tetapi walaupun dalam keadaan terjepit seperti itu, Khu Sun Lie tidak mau berdiam saja untuk menerima kematian, dengan menahan perasaan sakit pada punggungnya akibat serangan Huang ho Kiamhiap. dia mengerahkan tenaganya dan bergulingan menjauhi diri dari Tie Lie Sian nle, sehingga serangan niekouw itu jatuh ditempat kosong.

Tetapi Sam Kun jadi penasaran melihat pengemis itu beberapa kali berhasil mengelakkan diri dari serangan mereka. Maka melihat sipengemis she Khu itu tengah mengeiakkan diri dari gempuran Hudtim Tie Lie Siannie, dia telah membarengi menyerang lagi dengan tangan kanannya, kali ini dia menyerang jauh lebih kuat dari yang pernah dilakukannya, karena dia telah mempergunakan enam bagian tenaga lwekangnya.

Sipengemis yang bergelar Kimjie Sinkay ter kejut, tetapi dia juga mengerti bahwa dirinya tengah terancam bahaya yang tidak kecil. Tanpa memperdulikan suatu apapun lagi, dengan nekad dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melambung akan melompati dinding.

Namun serangan Sam Kun telah tiba, maka tidak ampun lagi paha Khu Sun Lie terhajar jitu, menimbulkan perasaan sakit yang sangat, tetapi dengan menahan perasaan sakit Khu Sun Lie terus juga melompat sampai diluar dinding, dan berusaha untuk melarikan diri.  Keenam orang lawannya yang tangguh itu mana mau membiarkan dia melarikan diri. Serentak mereka telah melompat keluar pula, Tie Lie Siannie yang kepandaiannya paling rendah dari orang-orang itu melompat paling belakangan Khu Sun Lie mengeluh melihat ini.

"Sulit untuk aku meloloskan diri dari mereka, habislah jiwaku kali ini " berpikir si pengemis, Dengan menahan perasaan sakit pada pahanya dia berusaha untuk melarikan diri terus.

Namun Huangho Kiamhiap cung Lu Goan bersama Sam Cie Hek Hun telah tiba di hadapannya. menghadang jalan larinya.

"Menyerah saja, pengemis buruk" bentak Huangho Kiamhiap dengan suara yang dingin. "Jangan kau paksa kami melakukan tindakan yang keras sehingga menyiksa dirimu sendiri"

Khu Sun Lie melihat sudah tidak ada jalan  untuk meloloskan diri, dengan meringis dia berkata: "Kalian orang- orang gagah ternama, tidak kusangka hari ini telah turun tangan mengeroyok diriku secara beramai-ramai seperti ini, tindakan ini akan meruntuhkan nama baik kalian sendiri? "

Sam Cie Hek Hun mengeluarkan suara tertawa mengejek. katanya: "Apakah engkau mengira bahwa dengan melawan salah seorang diantara kami engkau akan bisa menghadapinya? "

Khu Sun Lie berdiam diri. Dia memang mengakui, walaupun menghadapi seorang dengan seorang, tidak mungkin dia bisa menang. Dan belum sempat dia menyahuti, justru dari dalam gedung telah mendatangi Phang Siu Hong diiringi beberapa orang pengiringnya.

Rupanya Tie koan ini mendengar suara ribut-ribut dan telah menyusul keluar, Lemaslah Khu Sun Lie. Dengan tambahnya jumlah musuh, walaupun Tie koan dan orang2nya itu tidak berarti baginya namun se-tidak2nya jumlah lawan kian besar saja.

"Baiklah, jika memang kalian hendak membunuhku, bunuhlah " kata Khu Sun Lie kemudian putus asa.

"Engkau harus bicara terus terang dan jujur, apa yang engkau lakukan disini," kata Sam Cie Hek Hun Kho Lung San- "jika sekali saja engkau berbohong, hmmm, kami akan merobek mulutmu, akan membeset tubuhmu "

Khu Sun Lie tertawa dingin, dia telah nekad karena menyadari dirinya tidak mungkin bisa meloloskan diri dari lawan-lawannya ini.

Tetapi belum lagi dia menyahuti, tiba2 telah terjadi sesuatu yang diluar dugaan, Dari gerombolan pohon tampak berkelebat serupa benda putih bulat, yang menyambar kearah Huang ho Kiamhiap cung Tu Goan, pendekar pedang dari Huangho itu cepat2 mengelakkan samberan benda putih itu, dia memiringkan tubuhnya dan menyampoknya. Dia berhasii menyapok bendanya-keras dan barang putih itu bergelinding di tanah.

Semua mata memandang kearah benda bulat putih itu, dan hati mereka jadi tergetar karena terkejut. Benda putih bulat itu ternyata sebungkus tengkorak kepala manusia putih berkiiauan tertimpah Cahaya rembulan-...

Muka Huangho Kiamhiap. Sam Sat Giok Bin dan Sam Cie Hek Hun jadi berobah seketika, tampaknya mereka jadi tidak tenang setelah melihat tengkorak kepala manusia itu. Begitu juga Tie Lie Siannie, yang tergoncang hatinya.

Khu Sun Lie sendiri yang semula girang menduga ada orang yang akan menolong dirinya tetapi setelah melihat yang menyambar itu adalah sebungkah tengkorak kepala manusia, hatinya juga jadi tergoncang. Bukan tengkorak kepala manusia itu yang menyebabkan orang2 yang berada ditempat tersebut merasa kaget dan tergoncang perasaannya, tetapi mereka mengetahui apa artinya bungkahan tengkorak kepala manusia itu.

"Pek Kut Mo (lblis Tengkorak Putih) Lo Thang" menggumam Tie Lie Siannie dengan tubuh yang agaktergetar dan punggungnya dirasakan dingin sekali, Muka niekouw ini juga berobah pucat pias.

Khu Sun Lie sendiri tidak kurang kagetnya, Punahlah harapannya untuk bisa hidup terus, Selain dia tengah menghadapi kelima orang lawannya yang tangguh, ditambah dengan Tie Lie Siannie, sehingga sudah sulit bisa mengharapkan dapat lolos dari tangan mereka, kini telah muncul lagi seorang iblis yang menggetarkan rimba persilatan-

Khu Sun Lie telah sering mend engar siapa adanya Pek Kut Mo Lo Thang, raja iblis yang paling ditakuti oleh orang-orang rimba persilatan, baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam dan Pek Kut Mo Lo Thang merupakan iblis yang tidak pernah tidak melakukan segala perbuatan kejam dan jahat bahkan sifatnya telengas sekali. Munculnya iblis itu tentu saja telah membuat semua orang yang berada ditempat itu jadi terkejut sekali.

Sedang kan Phang Siu Hong yang tidak begitu mengenal keadaan rimba persilatan, hanya menduga orang-orang itu merasa gentar karena melihat bungkahan tengkorak kepala manusia. Sama halnya dengan dia, mukanya pucat dan tubuhnya menggigil karena merasa ngeri melihat tengkorak itu. Jadi dia bukan merasa takut karena akan  munculnya orang yang bergelar Pek Kut Mo Lo Thang itu.

Dari gerombolan pohon itu terdengar suara orang tertawa perlahan sekali, Kemudian sesosok tubuh tampak keluar dengan langkah-langkah yang perlahan dan acuh tidak acuh. Mata semua jago-jago yang berada ditempat itu telah memandang kearah sosok tubuh itu dengan hati yang berdebaran-orang yang baru muncul itu melangkah dengan tenang, satu-satu langkahnya, Dan setelah datang dekat, semua orang bisa melihat orang itu dengan jelas. Dialah seorang lelaki berusia lima puluhan dengan memakai kopiah warna merah, mukanya dingin sekali tidak memantulkan perasaan.

Juga memelihara kumis dan jenggot yang tipis, Bajunya merupakan baju Thungsia, baju panjang, yang berwarna kuning. Ditangannya membawa sebuah kipas kecil yang dibuka dan ditutup per-lahan2 sambil melangkah menghampiri, sikapnya itu seperti juga dia tidak memandang mata kepada semua orang yang berada ditempat itu.

Sam Cie Hek Hun yang sering mendengar kehebatan dan keganasan Pek Kut Mo Lo Thang, memang belum pernah bertemu dengan iblis itu. Begitu juga yang lainnya, Mereka hanya mendengar bahwa didalam rimba persilatan terdapat seorang raja iblis yang memiliki kepandaian sangat hebat, ilmu silatnya sulit ditandingi, pandai menulis huruf indah, memiliki pengetahuan yang hebat mengenai keadaan tempat dan juga ilmu menghitung bintang.

Memang iblis itu terkenal sebagai seorang yang sangat Cerdas sekali. Tetapi sebegitu jauh mereka belum pernah bertemu muka, cuma saja nama raja iblis tersebut telah begitu menggetarkan rimba persilatan, dan ciri-ciri tanda bahwa akan munculnya iblis itu selalu didahului dengan munculnya sebuah tengkorak kepala manusia, itulah sebabnya para jago-jago yang berada ditempat tersebut segera menduga kepada Pek Kut Mo Lo Thang waktu tengkorak kepala manusia itu muncul di tengah-tengah mereka.

Tetapi mereka tidak menyangka bahwa raja iblis yang ditakuti dalam rimba persilatan rupanya hanya seorang lelaki tua yang tampaknya seperti berpenyakitan dengan mukanya yang tidak memantulkan perasaan apapun juga . Huangho Kiamhiap yang telah bisa menguasai dirinya, dengan cepat, telah menegur: "Kiranya kami menerima kehormatan besar untuk bertemu dengan Pek Kut Mo Lo Thang"

"Hemm," tertawa orang-tua itu dengan sikap yang tawar, "Aku datang bukan untuk bertemu dengan kau."

Melihat sikap tua itu yang membawa lagak-lagunya angkuh dan tidak memandang mata, tentu saja Huang Kiam hiap jadi mendongkol, karena didalam rimba persilatan diapun merupakan seorang tokoh yang memiliki nama sangat terkenal. Tetapi dia menahan diri. Lalu tanya nya: "Apakah maksud sieheng (saudara) datang kemari ?"

"Sudah kukatakan aku bukan mencari kau..." menyahuti Pek Kut Mo dengan suara yang tawar, "Mengapa engkau rewel2 seperti itu...?" Meluap darah Kiamhiap dari Huang ho itu. dia tertawa menyeringai

"Justru telah lama aku situa bangka she cung mendengar kebesaran nama Pek Kut Mo Lo Thang, maka dari itu hari ini kebetulan aku bisa bertemu, maka aku ingin belajar kenaL"

Dan tanpa menanti sampai kata-katanya selesai, tampak cung Tu Goan telah maju sambil merangkapkan sepasang tangannya, Dilihat sikapnya dia ingin menjura untuk memberi hormat. Tetapi sesungguhnya dia tengah melancarkan serangan dengan ilmu Pek Kong ciang (Pukulan Udara Kosong).

Dalam keadaan mendongkol dan perasaan seperti itu Huangho Kiamhiap melancarkan serangan itu selain untuk menguji kepandaian Pek Kut Mo, juga dia ingin menghantam satu kali merubuhkan iblis tersebut.

Tetapi Pek Kut Mo membawa sikap yang tenang, seperti juga tidak memandang mata kepada serangan yang dilancarkan Huangho Kiamhiap. dia juga membawa sikap seperti tidak mengetahui bahwa dirinya tengah diserang, Hanya sambil berkata: "Jangan banyak peradatan seperti itu, kita tidak saling kenal...." dan tangan kanannya yang mencekal kipas kecil itu telah dikibaskan perlahan.

Waktu itu tenaga lwekang yang disalurkan Huangho Kiamhiap telah meluncur keras sekali, tetapi akibat kibasan kipas Pek Kut Mo, membuat Huangho Kiamhiap terkejut bukan main, karena dia merasakan betapa tenaga serangannya seperti menghantam tempat kosong dan lenyap.

Untung saja Hoangho Kiamhiap memang memiliki kepandaian yang tinggi, sehingga dengan Cepat dia bisa menguasai diri, dengan memantapkan kuda-kuda kedua kakinya, jika tidak, tentu dirinya akan terjerunuk.

Tetapi walaupun tidak sampai menderita malu, Huangho Kiamhiap jadi terkejut sekali. "Benar-benar tangguh sekali iblis ini"

Dan belum lagi dia sempat berkata apa2, disaat itu Pek Kut Mo Lo Thang telah berkata dengan dingin sambil menoleh dan memandang tajam kepada Tie Lie Siannie: "Niekouw, serahkan surat perintah Kaisar Eng Lok kepadaku jika engkau masih menghendaki kepalamu itu melekat dilehermu"

Muka Tie Lie Siannie telah berobah agak pucat, dia berkata dengan suara yang tidak lampias: "Surat perintah itu... itu..."

Mata Pek Kut Mo telah berkilat tajam sekali, mukanya dingin sekali.

"Engkau mau menyerahkannya atau tidak. atau memang engkau ingin sengaja mengulur-ulur waktu?" tanyanya dengan suara yang tidak kurang dinginnya, tidak mengandung perasaan apapun juga .

"Hemmm," mendengus Sam Cie Hek Hun tiba-tiba dengan sikap mendongkol. Dia merupakan seorang iblis yang ditakuti oleh orang-orang rimba persilatan, tetapi sekarang kehadirannya ditempat itu seperti tidak dipandang sebelah mata oleh Pek Kut Mo, maka darahnya jadi meluap.

"Engkau datang kemari dan ingin menunjukkan pengaruhmu Tetapi kami kira, nama Pek Kut Mo Lo Thang terlalu dibesar-besarkan oleh orang2 rimba persilatan, padahal tidak sehebat apa yang kami dengar."

Pek Kut Mo telah menoleh kepada Sara Cie Hek Hun dengan sorot mata yang sangat tajam dia mendengus perlahan, tahu-tahu tubuhnya seperti terbang dan kedua kakinya seperti tidak menginjak tanah, telah melompat kepada Sam Cie Hek Hun.

Begitu Cepat gerakan yang dilakukan Pek Kut Mo, sehingga belum lagi Sam Cie Hek Hun mengetahui apa yang terjadi, Pek Kut Mo telah berada disampingnya. Dan baru saja dia ingin menoleh, justru disaat itu dia merasakan dipunggungnya menyambar angin serangan yang dingin.

Sam Cie Hek Hun bukan orang sembarangan, didalam rimba persilatan dia merupakan seorang jago dari kalangan hitam yang memiliki nama besar, Dia mana mau membiarkan punggungnya menjadi sasaran serangan orang ? Dengan mengeluarkan suara "Hemmm," dia bermaksud mengelakkan dengan menurunkan bahunya.

Tetapi belum sempat dia melakukannya, punggungnya telah kena dijambak dan tubuhnya telah dilontarkan melayang ditengah udara, meluncurakan terbanting ditanah

Tentu saja hal ini telah membuat semua orang jadi terkejut sekali, itulah yang tidak mereka duga, dimana Pek Kut Mo dapat bergerak seCepat itu. sedangkan Sam Cie Hek Hun walau pun terkejut, tetapi dengan Cepat dia telah berjumpalitan berpoksay ditengah udara, sehingga waktu tubuhnya meluncur turun, dia tidak perlu sampai terbanting, dia turun dengan kedua kaki terlebih dahulu. Kejadian seperti ini telah membuat Sam Cie Hek Hun jadi kaget setengah mati. Dia tidak menyangka Pek Kut Mo bisa melakukan perbuatan itu dengan mudah sekali. Jarang ada orang yang bisa menandingi dirinya, maka dari itu bisa dibayangkan betapa tingginya kepandaian Pek Kut Mo, yang sangat sukar untuk dijajagi.

Sam Sat Giok Bian juga jadi berdiri dengan ragu-ragu. Mereka juga sudah sering mendengar bahwa didalam rimba persilatan terdapat seorang dedengkot iblis yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali dan sukar diukur, tetapi mereka tidak menyangka bahwa Pek Kut Mo merupakan seorang jago yang begitu ilehay.

Khu Sun Lie melihat perkembangan yangg ada, menjadi girang, karena tampaknya munculnya Pek Kut Mo akan membuat jago-jago itu tercurah perhatiannya pada dedengkot iblis itu dan dia bisa melarikan diri dengan memanfaatkan suasana disekitar tempat.

Maka waktu melihat Pek Kut Mo tengah berdiri memandang kearah Tie Lie Siannie, Khu Sun Lie diam-diam menggeser kakinya perlahan-lahan, dia ingin melarikan diri.

Namun baru beberapa langkah dia bertindak kebelakang, disaat itu Pek Kut Mo tanpa menoleh telah berkata dengan suara yang dingin: "Mau pergi kemana kau? Tetap berdiri ditempatmu "

Semangat Khu Sun Lie seperti terbang dari tubuhnya, dia kaget bukan main- Sipengemis tidak berani meneruskan langkahnya dan dia berdiri diam saja.

Sedangkan Pek Kut Mo Lo Thang tetap mengawasi Tie Lie siannie dengan sorot mata yang tajam: "Engkau telah menerima firman kaisar Eng Lok, tetapi kini engkau berusaha menyangkalnya, jika memang engkau masih tidak cepat- cepat menyerahkan firman itu kepadaku, jangan mempersalahkan diriku Pek Kut Mo Lo Thang akan berlaku keras padamu"

Wajah Tie Lie Siannie jadi berobah tambah pucat, dia telah berusaha menindih goncangan hatinya, katanya dengan suara yang tidak begitu lancar: "Pienie memang menerima surat perintah dari Kaisar Eng Lok, tetapi kusimpan didalam buntalanku yang digantung dipunggung kudaku, Dan pengemis itu telah melepaskan kudaku, sehingga Pienie kehilangan kuda dan semua barang-barang Pienie " sambil berkata begitu Tie Lie Siannie telah menunjuk kepada Kimjie Sinkay Khu Sun Lie.

Pek Kut Mo telah melirik sejenak kepada sipengemis dengan sorot mata yang dingin, kemudian dia memandang lagi kepada Tie Lie Siannie, katanya dengan suara yang tidak kalah dinginnya:

"Apakah engkau tidak bicara dusta?"

"Tidak berani Pienie main- main dengan Sie-heng." menyahut Tie Lie Siannie.

"Baik, jika memang demikian engkau harus dipatahkan kedua tanganmu, karena engkau merupakan seorang yang tidak bisa melakukan tugas dengan baik, sehingga barang penting itu lenyap ditanganmu."

Dingin sekali suara Pek Kut Mo waktu dia berkata-kata seperti itu, sehingga menimbulkan perasaan seram bagi  semua orang yang mendengarnya."

Muka Tie Lie Siannie sendiri telah berobah menjadi pucat pias, dia kaget dan ketakutan- Karena dia tahu apa artinya perkataan Pek Kut Mo.

Phang Siu Hong yang sejak tadi mengawasi saja, sudah tidak bisa menahan dirinya, dia telah maju sambil katanya : "orang she, Lo engkau jangan sekali-sekali berbuat kurang ajar kepada utusan Kaisar, engkau tahukah bahwa itu..." Tetapi tidak menanti perkataan Phang siu Hong selesai, tiba2 tubuh Pek Kut Mo LoThang telah melompat kedekatnya. Begitu cepat gerakan dedengkot iblis ini, sehingga Phang Siu Hong hanya melihat segumpalan warna kuning mendekatinya dan tahu-tahu pipinya sakit, tubuhnya terjungkel dengan giginya yang rontok dua buah.

Ternyata Pek Kut Mo telah menempiling, dua kali muka Phang Siu Hong, sampai Tiekoan itu terjungkel rubuh bergulingan ditanah, Setelah menampar, Pek Kut Mo tidak melayani Phang Siu Hong, dia hanya menoleh kepada Tie Lie Siannie.

"Kau telah siap untuk dipatahkan kedua tanganmu ?" tanyanya tawar.

Tubuh Tie Lie Siannie jadi tergetar, hatinya ciut, punggungnya dirasakan dingin sekali. Dia mana rela kedua tangannya dipatahkan oleh Pek Kut Mo ? Tetapi orang ini demikian liehay, tidak mungkin dia bisa melawannya. Maka dengan muka yang meringis, Tie Lie Siannie telah berkata dengan ragu-ragu penuh takut: "Tetapi... tetapi apa hubungannya antara surat Kaisar dengan kau?"

"Persoalan itu tidak perlu engkau ketahui Aku hanya menginginkan surat perintah Kaisar Eng Lok, jika engkau bisa mengadakannya, aku akan membebaskanmu. Tetapi jika tidak. hmm. hmmm, kedua tanganmu itu harus dipatahkan-"

"Tetapi aku tidak bersalah didalam urusan ini." kata Tie Lie Siannie.

Waktu itu Phang Siu Hong tengah merangkak bangun, dia rupanya tidak mengenal selatan, karena sambil merangkak dia telah memaki-maki: "Manusia kurang ajar, apakah engkau tidak takut hukuman ? Dengan menghina orang pemerintahan, engkau berdosa besar, aku akan mengadilimu..."

Muka Pek Kut Mo dingin sekali, dia telah berkata dengan suara yang tawar : "Manusia seperti engkau apanya yang harus ditakuti ? Hemmmmm memang engkau harus dihajar lagi."

Dan sambil berkata begitu, Pek Kut Mo Lo Thang telah melompat kedekat Phang Siu Hong, untuk menghajar Tiekoan itu lagi.

Sejak tadi Huangho Kiamhiap telah menindih perasaan penasarannya melihat sikap Pek Kut Mo Lo Thang yang seperti tidak memandang muka kepada mereka semua, Maka kini melihat Pek Kut Mo Lo Thang ingin menghajar Phang Siu Hong pula, Huangho Kiamhiap tidak mau berlaku lambat, dia telah mengeluarkan suara bentakan : "Tahan" sambil tangannya mencabut pedang panjangnya .

Pek Kut Mo menahan langkah kakinya, dia melirik kearah Huangho Kiamhiap dengan sikap yang tawar.

"Engkau ingin main-main denganku ?" tanyanya dengan suara yang dingin, "Apakah engkau yang bergelar Huangho Kiamhiap ?"

"Tidak salah justru sekarang aku ingin minta petunjukmu " menyahuti Huangho Kiamhiap yang sudah tidak bisa menahan sabarnya.

"Hemmm, main-main dengan senjata tidak baik, nanti senjata makan tuan " mengumam Pek Kut Mo Lo Thang .

Tetapi Huangho Kiamhiap jadi semakin mendongkol karena dengan kata-katanya itu, Pek Kut Mo Lo Thang seperti juga meremehkan kepandaiannya.

"Baik, jika aku tidak bisa menghadapimu sepuluh jurus, hitung-hitung aku kalah " kata Kiamhiap itu dengan kemendongkolan meluap.

"Sepuluh jurus ?" tanya Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara mengejek, ""Hemmm, kukira dalam tiga jurus saja jika engkau bisa menghadapi seranganku, itupun sudah bagus sekali." Itulah hinaan yang sangat berat untuk diterima Huangho Kiamhiap. Didalam rimba persilatan dia selalu dihormati dan ditakuti oleh orang-orang dari golongan putih maupun golongan hitam, tetapi kini Pek Kut Mo Lo Thang seperti tidak memandang mata sama sekali padanya.

Dia mengibaskan pedangnya, katanya: "Silahkan, aku ingin menerima petunjuk beberapa jurus dari kau, Locianpwe." karena terlalu marah dan mendongkol dicampur penasaran, Huangho Kiamhiap telah memanggil Pek Kut Mo dengan sebutan Locianpwe, orang yang tingkatan lebih tua, untuk mengejek.

Muka Pek Kut Mo Lo Thang tidak memperlihatkan perasaan marah, senang, gusar ataupe rasaan lainnya, dengan dingin dia tetap memandang Huangho Kiamhiap. "Kau sudah bersiap- siap ?" tegurnya.

"Ya, cabutlah senjatamu, mari kita main-main. Jika benar dalam tiga jurus aku bisa di rubuhkan oleh mu, untuk selanjutnya aku tidak akan muncul pula didalam rimba persilatan-..."

"Itulah janji yang terlalu berat seharusnya engkau tidak mengucapkannya, karena engkau akan menyesal. Akupun akan menghadapi mu dengan tangan kosong saja, sebab manusia seperti kau tidak ada harganya untuk dihadapi dengan senjata."

Huangho Kiamhiap sudah tidak bisa menahan kemarahan hatinya, dengan cepat dia telah menggerakkan pedangnya menikam kearah dada Pek KutMo Lo Thang, sambil bentaknya: "Awas serangan"

Karena Huangho Kiamhiap menyadari bahwa lawannya yang tengah dihadapinya ini merupakan seorang lawan yang tangguh sekali dia menyerang tidak berani main- main, begitu menyerang dia mengeluarkan jurus yang terhebat dari ilmu pedang nya. Mata pedang yang menyambar kearah dada Pek Kut Mo Lo Thang meluncur dengan cepat sekali, tetapi Pek Kut Mo Lo Thang sama sekali tidak mengelakkan diri, dia hanya mengawasi saja datangnya pedang, dan waktu mata pedang itu akan mengenai dirinya dia telah berkelit dengan menggeser kaki kanannya dan tubuhnya tahu2 telah  melompat kesamping Huangho Ki amhiap.

Hal ini mengejutkan sekali jago pedang itu, dia sampai mengeluarkaa seruan kaget dan cepat- cepat menarik pulang pedangnya, yang dibarengi dengan gerakan menabas. Maksudnya ingin menabas pinggang Pek Kut Mo, diapun telah membentak: "lnilah serangan kedua."

Tetapi Pek Kut Mo benar2 gesit sekali, dia mengelakkan serangan ini dengan gerakan yang sulit dilihat oleh mata manusia biasa, karena dia bergerak sangat cepat sekali, tangan kanannya diulurkan untuk menyentil pedang lawannya dan juga tangan kirinya dipakai menyerang ke arah mata Huangho Kiamhiap.

Huangho Kiamhiap sampai mengeluarkan seruan kaget, Mati-matian dia menarik pulang pedangnya dan bermaksud akan melompat menyingkirkan diri.

Tetapi tangan kiri Pek Kut Mo LoThang, telah berobah arah, dia tahu-tahu mencengkeram tulang piepe dipundak Huangho Kiamhiap. Dia juga telah meremasnya.

Huangho Kiamhiap merasakan semangatnya seperti terbang dari raganya karena terkejut sekali, mati-matian dia membuang diri kebelakang-tetapi tidak urung pundaknya telah kena dijambak. Untung saja dia masih sempat melakukan gerakan mengelak yang cepat, sehingga tulang piepenya itu tidak sampai kena diremas hancur, kalau tidak, jika tulang piepenya itu terjambak hancur, tentu seumur hidup dia akan menjadi manusia bercacad. Tetapi itupun tidak urung membuat Huang ho Kiamhiap jadi meringis menahan perasaan sakit yang luar biasa disamping tubuhnya hampir terjerambab.

"Bagaimana?" tanya Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara yang dingin, sikapnya itu mengejek sekali.

Huangho Kiamhiap cung Lu Goan telah meringis menahan sakit, dia menyahuti dengan muka yang pucat dan merah bergantian karena mendongkol, marah dan malu berCampur menjadi satu : "Baiklah, hari ini aku rubuh ditanganmu, tetapi dilain waktu aku tentu akan mencarimu untuk memperhitungkan semua ini."

Pek Kut Mo LoThang tertawa mengejek. dia sudah tidak- melayani Huangho Kiamhiap cung Tu Goan, melainkan dia menoleh kepada Tie Lie Siannie, yang waktu itu tengah berdiri dengan sikap serba salah.

Melarikan diri dia tidak berani, karena niekouw ini menyadari dia akan tertangkap kembali. Tetapi berdiam terus disitu juga tentu akan mempersulit dirinya juga . Maka niekouw itu jadi serba salah dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Terlebih lagi sekarang dia telah menyaksikan kepandaian Pek Kut Mo Lo Thang memang merupakan kepandaian yang sulit sekali untuk dilawan, membuat dia jadi berdiri dengan hati ketakutan dan berdebar keras sekali, sekarang melihat Pek Ku Mo Lo Thang telah memandang kearah nya, hatinya tambah tergoncang.

"Kemari kau " panggil Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara yang dingin.

Bagaikan kena disihir, Tie Lie siannie telah melangkah menghampiri sidedengkot iblis itu, hatinya tergoncang keras dan sepasang kakinya gemetaran. "Lonjorkan kedua tanganmu " perintah Pek Kut Mo Lo Thang lagi. Tie Lie Siannie terbang semangatnya.

"Ini... ini..." suaranya gugup dan ketakutan sekali. "Lonjorkan kedua tanganmu " bentak Pek Kut Mo Lo Thang

dengan suara yang lebih dingin-

Pucat pias muku niekouw itu, tetapi belum lagi dia melonjorkan kedua tangannya, dalam saat-saat dia menghadapi bahaya yang mengerikan, dimana kedua tangannya ingin dipatahkan waktu itu Sam Sat Giok Bian, yaitu Tang Cie Jie Liang dan Sam Kun, telah melompat mengurung Pek Kut Mo Lo Thang.

Begitu juga halnya dengan Sam Cie Hek Hun Kho Lung San, telah ikut mengurung Pek Kut Mo Lo Thang. Mereka beranggapan jumlah mereka banyak. tidak mungkin mereka gagal menghadapi dedengkot iblis ini. walaupun mereka telah menyaksikan kepandaian Pek Kut Mo Lo Thang memang tinggi sekali dan sulit dihadapi, tetapi dengan mangandalkan jumlah yang banyak. mereka tentu masih bisa mengepung dan mempertahankan diri.

Pek Kut Mo Lo Thang telah berkata dengan tawar waktu melihat Sam Sat Giok Bian dan Sam Cie Hek Hun mengurung dirinya: "Kalian mencari sulit untuk diri kalian sendiri."

"Pek Kut Mo Lo Thang, kami ingin meminta petunjukmu " kata Sam Kun dengan suara yang hati-hati. "Kami telah lama mendengar namamu, dan kini kebetulan sekali kami dapat bertemu dengan kau, maka dengan mempergunakan kesempatan ini kami ingin meminta petunjukmu "

"Hemmm, sebetulnya aku tidak memiliki urusan dengan kalian " kata Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara dingin, "Tetapi kalian benar-benar mencari penyakit sendiri "dan setelah berkata begitu, dia mengibaskan tangannya kearah Sam Kun, dari kibasan itu meluncur serangkum angin serangan yang kuat luar biasa yang mendesak kediri Sam Kun. Tetapi sejak tadi Sam Kun dan yang lainnya memang telah bersiap sedia, karena mereka menyadari lawan mereka ini merupakan dedengkot iblis yang benar-benar tangguh sekali, sekarang dikibas begitu, Sam Kun berkelit dengan cepat, dan dia berhasil mengelakkan diri.

Tang Cie dan Jie Liang melihat saudara mereka diserang, keduanya tidak mau berdiam diri. cepat sekali mereka melancarkan serangan serentak.

Gerakan yang dilakukan oleh Tang Cie dan Jie Liang mengandung tenaga yang sangat kuat karena mereka memiliki ilmu yang tinggi, jarang sekali ada orang yang bisa menghadapi mereka. Keduanya perCaya, dengan bekerja sama, tentu Pek Kut Mo tidak akan bisa berbuat banyak pada mereka.

Tetapi Pek Kut Mo yang gagal menyerang sam Kun dengan tenaga kibasan tangannya, melihat serangan kedua orang itu, dia mengeluarkan suara tertawa dingin, sambil membongkokkan tubuhnya, tahu-tahu tangan kirinya menghantam dada Tang Cie, dan tangan kanannya menampar bahu Jie Liang.

Kedua orang dari Sam Sat Giok Bian itu mengeluh kesakitan, mereka terhuyung mundur.

Melihat itu Sam Kun terkejut, dia cepat cepat membarengi malancarkan serangan kepada Pek Kut Mo Lo Thang, tetapi serangannya itu dapat dikelit oleh Pek Kut Mo, yang kemudian membalas menjambak bahu Sam Kun.

Jambakan itu tampaknya perlahan datang nya, tetapi walaupun Sam Kun telah berusaha untuk mengelakkan diri, tetap saja dia telah terkena jambakan itu pada lengannya, sehingga menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa, walaupun serangan itu tidak berhasil mengenai sasaran dengan tepat. Sam Cie Hek Hun menyaksikan ini, hatinya jadi tergoncang. Dia lihat orang dimikian liehay. Tetapi karena waktu itu merupakan saat-saat yang menegangkan, dia terpaksa harus juga melancarkan serangan dengan hantaman kepalan tangan kanannya.

Yang diincar oleh Sam Cie Hek Hun adalah iga sebelah kanan dari Pek Kut Mo. Dia menghantam dengan mengerahkan delapan bagian tenaga dalamnya. Tetapi yang membuat Sam Cie Hek Hun Kho Lung San terkejut sekali tahu- tahu tubuh lawannya telah lenyap dari hadapannya dan tubuhnya jadi kehilangan keseimbangannya dia terjerunuk kedepan, Tiba2 dia juga merasakan punggungnya ditepuk oleh Pek KutMo.

Tepukan itu perlahan, tetapi telah cukup membuat tubuh Sam Cie Hek Hun yang tengah terjerunuk itu jadi terguling diatas tanah beberapa kali.

Sedangkan Sam Kun melihat bahwa diri mereka tidak memiliki kesempatan mendesak Pek Kut Mo Lo Thang, dia jadi kecil nyalinya dan Ciut keberaniannya. walaupun begitu, dia telah melancarkan serangan lagi dengan tangan kirinya, dia menyerang dengan nekad tanpa memikirkan penjagaan untuk dirinya sendiri.

Gerakan itu tidak dipandang sebelah mata oleh Pek Kut Mo Lo Thang, dia memiringkan tubuhnya sedikit, kemudian mencekal tangan Sam Kun dan menariknya dengan menghentak, sambil mulutnya berseru: "Pergilah kau"

Tubuh Sam Kun melambung ke tengah udara dan terbanting diatas tanah tanpa dia bisa memulihkan dirinya  lagi.

Hal ini merupakan kejadian yang luar biasa. Sam Cie Hek Hun dan Sam Sat Giok Bian merupakan jago-jago yang memiliki kepandaian tinggi sekali. Didalam rimba persilatan dia merupakan tokoh-tokoh yang membuat orang gentar berurusan dengan mereka, tetapi sekarang, didalam hari dan waktu yang bersamaan ternyata mereka telah ditunggang langgangkan oleh Pek Kut Mo Lo Thang begitu mudah, sehingga disamping mereka mendongkol juga mereka jadi ciut nyalinya, dan pecah keberaniannya.

Khu Sun Lie yang menyaksikan dari pinggir saja, jadi memandang dengan mata yang terpentang lebar-lebar. Dia tidak menduga didalam rimba persilatan bisa terdapat kepandaian sehebat yang dimiliki Pek KutMo, kepandaian yang benar-benar tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Disamping itu, dia juga heran, mengapa justru hari ini bisa beruntun-runtun ditempat ini, digedungnya Phang Siu Hong, bisa berkumpul tokoh-tokoh persilatan yang masing-masing memiliki kepandaian begitu tinggi, sehingga Khu Sun Lie mau menduga, apakah semua ini merupakan awal dari gelombang besar yang akan muncul didalam rimba persilatan ?

Tie Lie Siannie sendiri tengah ketakutan bukan main, terlebih lagi melihat Sam Cie Hek Hun dan Sam Siat Giok Bian maupun Huangho Kiamhiap cung Tu Goan, sama sekali tidak berdaya menghadapi Pek Kut Mo, membuat dia tambah ketakutan, tubuhnya sampai mengeluarkan keringat dingin.

Waktu melihat Pek Kut Mo tengah dikeroyok oleh Sam Cie Hek Hun dan Sam Sat Giok Bian, Tie Lie Siannie bermaksud mempergunakan kesempatan itu untuk melarikan diri guna menyelamatkan tangannya yang hendak dipatah oleh Pek Kut Mo Lo Thang.

Tetapi baru saja Tie Lie Siannie bergerak untuk melarikan diri, di saat itu Pek Kut Mo Lo Thang telah membentak: "Mau kemana kau ?"

Menyusul dengan bentakannya itu, tubuh Pek Kut Mo Lo Thang telah mencelat dan tahu-tahu telah berada disamping niekouw tersebut, tangan kanannya mengibas keras, sehingga tubuh niekouw itu terguling ditanah sejauh tiga tombak lebih inilah luar biasa, biarpun Tie Lie Siannie berusaha untuk mempertahankan diri, tetapi dia gagal, dia telah terjerambab karena tenaga kedua kakinya lenyap dan kuda kudanya tergempur hebat.

Hal itu membuktikan betapa tinggi kepandaian yang dimiliki Pek Kut Mo Lo Thang, kepandaian yang sulit diukur.

Phang siu Hong yang melihat para jagonya dibuat tidak berdaya dalam waktu yang begitu singkat oleh Pek Kut Mo, jadi timbul takutnya. Dia baru menyadari bahwa Pek Kut Mo, bukan jago sembarangan karena seperti Huangho Kiamhiap dan yang lainnya, yang semuanya memiliki kepandaian begitu tinggi dan yang paling diandalkan oleh Kaisar Eng Lok sebagai jago-jago yang akan menyelidiki lenyapnya cap kerajaan, ternyata tidak bisa berbuat banyak terhadap Pek Kut Mo Lo Thang. Maka Phang Siu Hong jadi berdiam diri saja, dia jadi ketakutan juga .

Tie Lie Lie Siannie telah merangkak untuk bangun, dia merayap dengan muka dan pakaiannya kotor oleh tanah dan debu. Mukanya pucat pias, hatinya ketakutan sekali.

"Kemari kau " panggil Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara yang dingin, walaupun suaranya perlahan, tetapi kenyataannya bentakan itu membuat hati Tie Lie Siannie seperti hendak copot, Niekouw itu dengan sikap takut-takut telah menghampiri juga .

"Sekarang engkau bicara dari hal yang sebenarnya, kau simpan dimana firman Kaisar Eng Lok?" bentak Pek Kut Mo Lo Thang.

"Aku... Pienie telah bicara dari hal yang sebenarnya, jika engkau tidak percaya, tanyakan kepada kepada pengemis itu" jawab Tie Lie Siannie sambil menunjuk kearah Khu Sun Lie.

Pek Kut Mo Lo Thang melirik kepada sipengemis, dia telah bertanya dengan suara yang tawar: "Pengemis busuk. benarkah apa yang di katakan niekouw ini ?" Khu Sun Lie tidak berani main-main menghadapi Pek Kut Mo Lo Thang, karena walaupun bagaimana dia menyadari iblis itu cepat naik darah, dan jika dia gusar, sekali menggerakkan tangannya, habislah jiwanya. walaupun dia jenaka, dia tidak berani bergurau.

"Benar." sahutnya sambil mengangguk "Aku sengit melihat lagak niekouw itu yang galak, maka aku sengaja melepaskan kudanya, agar dia tidak bisa melanjutkan perjalanannya, Mengenai barang-barangnya aku tak tahu menahu?"

Pek Kut Mo Lo Thang tertawa dingin, dia telah berkata kepada Tie Lie Siannie. "sekarang katakan, apa bunyi firman itu?" katanya.

"Aku tidak tahu... aku tidak pernah membukanya, karena firman itu hanya harus disampaikan kepada kelima EngHiong ini " sambil berkata begitu, Tie Lie Siannie telah menunjuk kearah Huangho Kiamhiap. Sam Cie Hek Hun, dan Sam Sat Giok Bian berlima.

"Jadi benar-benar engkau tidak mengetahui bunyi firman itu ?" tanya Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara yang tawar. Tie Lie Siannie mengangguk.

"Ya memang aku tidak pernah membacanya, aku tidak berdusta " dan setelah berkata begitu, tampak Tie Lie Siannie meringis, karena dia ketakutan kalau-kalau nanti Pek Kut Mo Lo Thang karena terlalu marah akan menurunkan tangan kejam padanya.

Tetapi Pek Kut Mo Lo Thang hanya berdiam diri saja, dia seperti sedang berpikir kemudian dia menghela napas, "Baiklah, aku mau mempercayai perkataanmu, tetapi jika  kelak ternyata engkau berdusta, hemmmm, diwaktu itu aku akan turunkan tangan yang keras sekali...." selesai berkata, Pek Kut Mo Lo Thang telah membungkuk mengambil kembali tengkorak kepala manusia nya. Tie Lie Siannie menghela napas lega, karena dia tidak menyangka Pek Kut Mo Lo Thang akan mengampuninya. Dia telah memandangi saja apa yang dilakukan oleh Pek Kut Mo Lo Thang, Namun waktu siiblis berkelebat, tahu2 Tie Lie siannie merasakan kepalanya dingin sekali, seperti terhembus angin, cepat- cepat dia merabah kepalanya yang memang botak, dia jadi kaget, karena justru tutup kepalanya telah terbang entah kemana, sehingga kepalanya itu terbuka begitu saja...

Itulah hebat. jika memang Pek Kut Mo Lo Thang bermaksud untuk membinasakan dia, tentu sama mudahnya seperti dilakukan dedengkot iblis itu pada penutup kepalanya, dimana dia bisa saja melancarkan serangan pada jalan darah yang berbahaya didiri niekouw itu. 

Sam Sat Giok Bian Sam Cie Hek Hun, Huangho Kiamhiap dan yang lainnya hanya memandang bengong saja waktu siiblis liehay itu lenyap dalam waktu yang singkat.

Khu Sun Lie juga tidak mau membuang-buang kesempatan yang ada, waktu semua orang tidak memperhatikan dirinya, dia telah menjejakkan kakinya dan berlari sekuat tenaganya untuk meninggalkan tempat itu, walaupun pahanya di rasakan masih sakit sekali, tetapi dia menahannya.

Sam Cie Hek Hun melihat sipengemis she Khu melarikan diri, dia membentak : "Mau kemana kau?"

Tetapi Khu Sun Lie telah berhasil menyelinap diantara kegelapan malam dan lenyap.

-oo0dw0oo-

KHU SUN LIE berlari sekuat tenaganya dengan menahan perasaan sakit pada pahanya. Dia berusaha untuk dapat menjauhi diri sejauh mungkin dari Lim An, karena Khu Sun Lie yakin, jika sampai dia kena disusul oleh Sam Sat Giok Bian dan yang lainnya, dirinya akan dijadikan bulan-bulanan mereka, padahal kepandaian Khu Sun Lie sendiri tidak berarti jika dibandingkan dengan kepandaian jago-jago tersebut.

Sedang Khu Sun Lie berlari begitu, dia merasakan pahanya semakin sakit saja. Dengan menguatkan hati, dia berlari terus, tetapi akhirnya dia sudah tidak bisa bertahan diri lagi, tubuhnya telah terjungkel ditanah, karena pahanya itu sakit sekali dan kakinya yang kanan sudah tidak bisa dipergunakan untuk berjalan.

Khu Sun Lie teraduh-aduh sejenak, tetapi kemudian dia memandang kesekelilingnya, Waktu melihat tidak ada orang yang mengejarnya, Khu Sun Lie bisa bernapas lega.

Dengan mengerahkan sisa tenaganya, Khu Sun Lie telah menggeser tubuhnya ketepi jalan, dia berdiam diri disitu untuk beristirahat memulihkan semangat dan tenaganya, disamping juga untuk mengurangi perasaan sakit pada pahanya.

Khu Sun Lie duduk termenung, hatinya tidak tenang. Karena dia memikirkan persoalan cap Kerajaan dari Kaisar Eng Lok yang lenyap .Jika memang persoalan itu menjalar terus dalam rimba persilatan tentu gelombang yang timbul memang tidak kecil.

Bukankah satu malaman itu saja Khu Sun Lie telah bertemu dengan Huangho Kiamhiap. Sam Sat Giok Bian Sam Cie Hek Hun, yang semuanya memiliki kepandaian cukup tinggi ? Memang soal Tie Lie Siannie tidak begitu diperhatikannya, tetapi justru niekouw itu merupakan orang perantara Kaisar, tentu dia juga memegang peranan yang tidak kecil.

Yang lebih hebat lagi justru malam ini juga telah muncul dedengkot iblis yang sangat ditakuti orang-orang rimba persilatan Khu Sun Llo sendiri baru bisa menyaksikan sendiri betapa kepandaian Pek Kut Mo Lo Thang memang sangai tinggi dan sulit untuk menghadapi. Maka dari itu, hati Khu Sun Lie jadi tidak tenang. Entah disebabkan cap Kerajaan yang lenyap itu, akan bermunculan berapa banyak jago-jago lainnya.

Belum lagi Kim Shia Liong Bun Su yang di sebut-sebut oleh Tie Lie Siannie, sebagai orang yang dicurigai oleh Kaisar, Dan begitu juga dengan Sip Pat Mo Bu Beng Hong. Mereka merupakan pendekar-pendekar yang sangat terkenal sekali didalam rimba persilatan, memiliki ilmu silat yang sulit diukur tingginya, jarang sekalijago-jago seperti Kim Shia dan Sip Pat Mo menampakkan diri dalam rimba persilatan-

Yang dipikirkan oleh Khu Sun Lie lagi adalah Ang Giok Hoa Sam cu ceng yang disebut-sebut oleh Tie Lie Siannie, tampaknya orang itupun bukan orang sembarangan karena menurut Tie Lie Siannie Ang Giok Hoa Sam cu ceng merupakan orang yang menjadi atasan dari Kim Shia Liong Bun Su dan Sip Pat Mo Bu Beng Hong.

Maka, jika memang semua orang-orang yang berilmu tinggi itu muncul kembali, bukankah dunia persilatan akan timbul kekacauan- Belum lagi jago-jago pandai dari pintu perguruan lainnya.

Khu Sun Lie jadi menghela napas panjang. Jika melihat semua itu, percuma saja aku puluhan tahun melatih diri. karena ternyata kepandaianku tidak ada artinya, Untuk menghadapi salah seorang dari Sam Sat Giok Bian saja, belum tentu aku bisa menandingi kepandaiannya. IHai IHai memang aku juga yang tolol, tidak bisa mempelajari ilmu silat yang tinggi."

Sedang Khu Sun Lie berpikir begitu, tiba-tiba dia mendengar suara seorang anak kecil yang menangis, Tangis anak itu keras sekali, karena menjelang fajar seperti itu keadaan sangat sepi. Suara tangis itu terpisah kira2 lima tombak dari tempat Khu Sun Lie berada. Karena perasaan ingin tahunya, Khu Sun Lie dengan menahan perasaan sakit yang masih terasa pada pahanya, telah menghampiri kearah suara tangis itu. Setelah dia melewati gerombolan pohon didekat tepi jalan itu, dia melihat seorang anak lelaki berusia antara sepuluh tahun tengah menangisi sesosok tubuh yang menggeletak ditanah.

Khu-sun Lie telah menghampiri. Dia melihat sosok tubuh yang menggeletak itu adalah seorang wanita berusia tiga puluhan, Dia telah mati dengan muka yang penuh darah, Anak lelaki itu mungkin menangisi mayat itu.

"Anak." panggil Khu Sun Lie sambil menghampiri anak itu, "Apa yang telah terjadi ?" Anak lelaki itu tampak terkejut dan ketakutan, tangisnya semakin keras. Tetapi setelah Khu Sun Lie membujuknya, dan juga karena melihat sikap Khu Sun Lie yang lemah lembut, maka tangis anak itu jadi meredah.

"Kami dirampok, ibuku telah dibunuh mereka," bercerita anak itu.

"Kalian dirampok ?" tanya Khu Sun Lie sambil mengerutkan sepasang alisnya.

Anak itu mengangguk "Kami sedang dalam perjalanan ingin pergi kerumah Susiok. karena kami ingin tinggal disana. Tetapi ditengah jalan kami dirampok dan ibu dibunuh mereka "

"Ayahmu ?"

"Sejak berusia tiga tahun aku memang sudah tidak memiliki ayah lagi, ayah telah pergi merantau dan tidak pernah kembali "

"Kasihan nasibmu nak " kata Khu Sun Lie. "Lalu sekarang apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, paman pengemis, aku... aku takut " Khu Sun Lie menghela napas dalam- dalam. "Mari kita kubur dulu jenazah ibumu " kata Khu Sun Lie. Anak itu hanya mengiyakan, Dan Khu Sun Lie telah menggali tanah untuk mengubur mayat wanita itu, dibantu oleh anak lelaki tersebut, selesai mengubur mayat ibu si anak laki2 tersebut, Khu Sun Lie duduk ditepi jalan, disamping anak itu, yang duduk termenung berdiam diri saja. Matahari pagi mulai muncul memperlihatkan diri.

"Sekarang engkau ingin menuju kemana nak ?" tanya Khu Sun Lie memecahkan keheningan diantara mereka.

"Aku... aku ingin pergi kerumah Susiok... tetapi aku tidak mengetahui jalan-" kata anak laki-laki itu.

"Hemmm, bagaimana kalau aku mengantarmu?" tanya pengemis itu, "Engkau tentu tahu kampung apa yang menjadi tempat tinggal pamanmu itu, bukan?"

"Kampung Tung Cie."

"Baiklah," jika begitu engkau ikut bersama ku, nanti kuantarkan kau kekampung Tung Cie." kata Khu Sun Lie.

Anak itu mengucapkan terima kasih, Dia mengambil buntalannya.

Tetapi waktu buntalan itu diangkat, ikatannya telah terbuka, Dan dari dalam bungkusan itu berhamburan keluar sebatang pedang dan segulung kertas surat, disamping dua potong pakaian anak-anak.

"Barang siapa itu ?" tanya Khu Sun Lie "Apakah engkau berusia demikian kecil telah membawa-bawa pedang ?"

"Pedang ini warisan ayahku dan juga surat gulungan ini merupakan surat wasiat yang ditinggalkan ayah yang meminta agar aku menyampaikan kepada Susiok. tetapi sayang... ibu telah menjadi korban keganasan perampok..."

"Hemmm, baiklah, Kalau begitu kita berangkat sikarang, siapakah nama pamanmu ?" tanya Khu Sun Lie. "Bun Kwang le," menyahuti sianak.

"Bun... Bun Kwang ie ?" tanya Khu Sun Lie terkejut. Anak itu telah mengangguk.

"Ya ayahku seorang pandai silat, dan Susiok juga seorang yang pandai silat, Maka dari itu, dengan tinggal dirumah Susiok aku bisa mempelajari ilmu silat, sehingga setelah besar aku bisa merantau untuk mencari ayah. Tetapi sekarang ibu telah meninggal, mati ditanganperampok. oh, sungguh malang nasib ibu..." dan anak itu telah menangis lagi.

"Siapa namamu, nak ?" tanya Khu Sun Lie sambil menghiburnya.

"Bun Siok Han-" menyahuti anak itu.

"Nama ayahmu ?" tanya Khu Sun Lie lagi: "Bun Kwa Siang," menyahuti anak itu.

"oh, dia seorang pendekar dalam rimba persilatan-" kata Khu Sun Lie. "Aku sering mendengar nama ayahmu, sebagai seorang pendekar yang sering melakukan banyak kebaikan- Tetapi mengapa dia tidak bertanggung jawab meninggalkan anak dan istrinya?"

"Dulu ayah sebelum pergi pernah mengatakan ingin mengunjungi Kan Giam untuk melakukan suatu tugas, tetapi sejak saat itu ayah tidak pernah muncul lagi.."

Khu Sun Lie berdiam diri sejenak. Dia berpikir memang ada baiknya dia mengantar anak ini, karena dia bermaksud menjauhi diri dari Lim An, karena jika dia masih berkeliaran disekitar tempat itu, kemungkinan bertemu dengan salah seorang dari Sam Sat Giok Bian, Huang Ho Kiamhiap atau Sam Cie Hek Hun, memang bisa saja terjadi. Maka dengan menyingkir ke Tung Cie, sebuah perkampungan yang terpisah ribuan lie dari Lim An, dia bisa menghilangkan jejaknya, pergolakan didalam rimba persilatan memang tampaknya semakin meningkat saja.. Dengau lenyapnya cap Kerajaan, tentu rimba persilatan akan diacak-acak oleh orang orang pemerintahan

Begitulah, Khu Sun Lie telah menemani anak itu, Bun Siok Han, melakukan perjalanan menuju ke Tung Cie, Lima hari mereka melakukan perjalanan dan telah berhasil melalui lima ratus lie lebih. Mungkin untuk mencapai Tung Cie masih memakan waktu perjalanan belasan hari.

Sepanjang perjala nan Khu Sun Lie sebetulnya senang sekali kepada Siok Han, tetapi dia berpikir bahwa kepandaiannya tidak begitu tentu sehingga percuma saja jika dia mengambil anak itu menjadi muridnya, tentu hanya akan mengecewakan anak tersebut. Bukankah belum berapa lama Khu Sun Lie sendiri hampir dicelakai oleh orang-orang yang memiliki kepandaian begitu tinggi ?

Setelah melakukan perjalanan selama belasan hari, akhirnya sampailah mereka dipermukaan kampung Tung Cie, Dengan bertanya-tanya kepada penduduk kampung, maka mereka bisa menemukan rumah Bun Kwang Ie, rumah paman anak she Bun ini.

Bun Kwang Ie ternyata seorang guru silat dikampung itu, dia seorang lelaki setengah baya yang memiliki tubuh sehat dan gagah. Mukanya pun memerah sehat, dengan ramah dia menyambut kedatangan keponakannya ini.

Setelah mend engar Cerita Siok Han, Bun Kwang le telah menghela napas dan menyatakan terima kasihnya kepada Khu Sun Lie.

Pengemis itu diundang untuk tinggal bersama mereka selama beberapa hari, Dan hari-hari itu dilewati Khu Sun Lie untuk bertukar pikiran mengenai ilmu silat, Nama Bun Kwang le cukup terkenal didalam rimba persilatan-

Hanya saja, karena sudah tua, dia bermaksud hidup menyendiri, untuk melewati isengnya, dia telah menerima murid untuk diajarkan ilmu silat. Sambil bercakap-cakap. Khu Sun Lie sering menyinggung persoalan cap Kerajaan yang lenyap. Dia menceritakan apa yang telah dialaminya.

Muka Bun Kwang lejadi berobah waktu mendengar Khu Sun Lie menceritakan persoalan itu, apa lagi waktu sipengemis menceritakan Huangho Kiamhiap. Sam Cie Hek Hun dan Sam siit Giok Bian telah bentrok dengan Pek Kut Mo Lo Thang.

"inilah urusan yang hebat " kata Bun Kwang le. Justru lima hari yang lalu akupun mendengar suatu urusan yang sangat penting sekali. semula aku meragukan hal itu, tetapi setelah mendengar Cerita Khu Sieheng, maka aku yakin urusan itu benar adanya"

"Persoalan apakah yang didengar oleh Bun Sieheng ?" tanya Khu Sun Lie tertarik

"Mengenai cap Kerajaan yang lenyap itu..." menyahuti Bun Kwang Ie^ "Lima hari yang lalu, waktu itu masih pagi, seperti biasa aku ingin bersantap dirumah makan yang ada dipintu barat kampung ini. Tetapi disaat aku tengah bersantap. telah datang tiga orang berpakaian sebagai orang istana, yaitu Kim le Wie, pasukan pakaian emas daripengawal pribadi raja, seperti diketahui Kim le Wie tidak akan keluar istana jika memang tidak sedang melakukan suatu yang penting, tetapi justru ketiga orang Kim le Wie ini telah berada diperkampungan Tung Cie ini, sehingga mendatangkan kecurigaanku. Aku secara tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka. samar-samar aku mendengar mereka menyebut-nyebut persoalan cap Kerajaan, dan juga mereka mengatakan dalam percakapan itu bahwa telah dibentuk satu pasukan khusus untuk menyerbu ke Siauw Lim Sie."

Waktu itu hatiku terkejut, tetapi segera aku berpikir, hal itu tidak mungkin, Siauw Lim Sie merupakan sebuah pintu perguruan yang tertua dan besar, disamping itu memiliki tokoh2 sakti yang memiliki kepandaian sangat tinggi, tidak mungkin Kaisar Eng Lok akan mencari urusan dengan para pendeta dari Siauw Lim Sie maka persoalan itu kurang begitu kuperhatikan.

Namun sekarang setelah mendengar cerita Khu Sie heng barulah aku yakin bahwa yang dipercakapkan oleh ketiga orang Kim le Wie itu memang benar adanya dan aku jadi kuatir sekali jangan-jangan nanti terulang lag iperistiwa pembakaran kuil Siauw Lim Sie, seperti yang telah pernah terjadi diwaktu berkuasanya kerajaan Boanciu."

Waktu berkata begitu, Bun Kwang le memperlihatkan perasaan kuatir bukan main-Khu Sun Lie sendirijadi kaget tidak terkira.

"Kalau memang peristiwa adanya demikian kita harus segera memberitahukan kepada siauw Lim Sie, agar bersiap- siap untuk menghadapi suatu kemungkinan yang tidak diinginkan." kata Khu Sun Lie. Bun Kwang le menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, jika demikian aku tidak bisa berdiam lama2 disini, Bun Sieheng, aku harus segera melakukan perjalanan ke Siauw-sit-san untuk memberitahukan hal itu kepada siauw Lim Sie. aku minta diri saja " dan sipengemis telah pamitan.

Karena menganggap urusan sangat penting, sipengemis telah melakukan perjalanan dengan cepat.Jika dia tidak terlalu lelah, tentu dia tidak akan beristirahat, dia melakukan perjalanan siang dan malam. Bahkan Khu Sun Lie telah membeli seekor kuda, dengan menunggang kuda, dia bisa melakukan perjalanan lebih cepat.

Sepanjang perjalanan, Khu Sun Lie menyelidik keadaan didalam rimba persilatan- Dia banyak mendengar persoalan orang-orang gagah rimba persilatan yang telah ditangkap- tangkapi oleh orang-orang pemerintah, Bahkan banyak pendekar gagah yang telah terbinasa dibawah tangan jago- jago istana kaisar Eng Lok. Hal ini membuat Khu Sun Lie jadi berduka. Dia menghela napas. "Kerajaan sedang ditimpa malapetaka kemiskinan, dimana rakyat hidup dalam ketidak cukupan, tetapi justru Kaisar Eng Lok telah menimbulkan urusan yang tidak kecil, dia telah membuka jurang permusuhan antara pemerintah dengan para jago-jago rimba persilatan-..

Tetapi yang sangat berbahaya sekali adalah cara Kaisar Eng Lok itu yang membujuk dan menarik kepihaknya jago-jago yang sangat ternama dan memiliki kepandaian sangat tinggi, yang akan diperalatnya untuk menghadapi para jago-jago dalam rimba persilatan-..

Setelah melakukan perjalanan hampir satu bulan, pada sore itu akhirnya Khu Sun Lie telah tiba dikaki gunung Siong san, Dia telah menghela napas lega, karena tidak lama lagi dia akan segera tiba dikuil Siauw Lim Sie. Paling tidak hanya memakan waktu satu hari saja...

Tetapi ketika tiba dikaki gunung Siong San ini Khu Sun Lie telah menghadapi peristiwa yang benar-benar hebat menggigilkan jantungnya Karena pada pagi itu, dia tengah menjalankan kudanya agak perlahan, karena tujuannya telah dekat.

Waktu dia tengah melarikan kudanya itu disebuah jalan kecil berliku-liku, yang dikiri kanannya tumbuh pohon yang tinggi, tiba-tiba pengemis ini melihat didepan melintang sesosok tubuh, yang menggeletak ditengah jalan-

Sipengemis mengerutkan alisnya, entah siapa orang itu yang pagi hari ini menggeletak seenaknya dijalan tersebut, Dia memajukan terus kudanya, Tetapi waktu telah dekat, segera hati Khu Sun Lie jadi tidak enak, karena dia melihat sosok tubuh itu tidak begerak-gerak. maka dia menduga sesuatu.

Benar saja, waktu dia telah lebih dekat, dia melihat sosok tubuh itu adalah sesosok mayat seorang manusia.. Malah yang membuat Khu Sun Lie jadi terkejut sekali, mayat itu mati dengan tubuh yang rusak seperti telah dibacok-bacok dibeberapa tempat bagian tubuhnya.

Khu Sun Lie melompat turun dari kudanya dia memeriksa mayat iiu. Hatinya jadi ngiris sekali.

"Entah siapa pembunuhnya yang kejam demikian?" pikir Khu Sun Lie.

Dia menghela napas, kemudian melompat naik keatas kudanya dan melanjutkan perjalanannya lagi.

Tetapi belum lagi lewat sepuluh lie, dia melihat sesosok tubuh manusia melintang ditengah jalan lagi, Tetapi karena telah mengalami peristiwa seperti tadi, dia jadi menduga  sosok tubuh itu adalah mayat seorang manusia.

Dan setelah dihampiri lebih dekat, benar saja, itulah sosok tubuh manusia yang telah tidak bernapas yang mukanya tidak bisa dikenal lagi, karena muka orang itu telah rusak tidak keruan dan tubuhnya juga sudah tidak keruan macam, dibacok-bacok oleh senjata tajam, bagaikan tubuh orang itu telah dicincang.

Keruan saja Khu Sun Lie jadi kaget bukan main, disamping mendongkol.

"Betapa busuknya orang yang menjadi pembunuh dari orang ini "pikir Khu Sun Lie. "Tentu pembunuhnya sama dengan pembunuh mayat yang tadi " Setelah berpikir begitu, Khu Sun Lie menghela napas dalam-dalam.

Dia menunggangi kembali kudanya, tetapi waktu dia baru saja melarikan kudanya beberapa lie, kembali dia menemukan mayat yang serupa seperti sebelumnya.

"Akhh, inilah pembunuhan kejam secara besar-besaran-.. entah berapa banyak orang yang terbunuh" pikir Khu Sun Lie. Kali ini sipengemis tidak turun dari kudanya, dia meneruskan perjalanannya dan baru saja melakukan perjalanan beberapa lie lagi, dia kembali menemukan pula mayat seorang manusia yang mati dengan cara yang mengerikan, yaitu seperti telah dicincang.

Maka dari itu, Khu Sun Lie yang melihat ini telah menduga, tentunya pembunuh dari orang-orang itu merupakan seorang iblis yang memiliki kepandaian sangat tinggi, Apa lagi memang dia melihatnya, pakaian dari mayat-mayat itu membuktikan bahwa mereka juga berasal dari kalangan rimba persilatan-

Tetapi yang membuat Khu Sun Lie jadi heran, entah siapa orang yang menjadi pembunuh kejam itu.

Setelah melarikan kudanya sepanjang jalan kecil itu, Khu Sun Lie telah menemukan belasan mayat lagi, yang menemui kematian dengan cara yang sama. Hanya yang membuat Khu Sun Lie jadi heran, mengapa orang-orang itu menemui kematiannya dengan cara dijajarkan seorang demi seorang, bagaikan mayat- mayat itu memang sengaja diletakkan ditengah-tengah jalan tersebut.

"Apakah semua pembunuhan itu memiliki sangkut pautnya dengan pendeta-pendeta Siauw Lim Sie ?" berpikir Khu Sun Lie. pengemis ini berpikir demikian, karena dia mengetahui kuil Siauw Lim Sie berada dipuncak gunung ini.

Dan mayat- mayat yang melintang ditengah jalan itu tidak ada habisnya. Setelah melakukan perjalanan terus, dia telah menemukan lagi beberapa mayat manusia, Maka jumlahnya sudah lebih dari dua puluh mayat manusia yang di temukannya dalam keadaan yang mengiriskan hati.

Khu Sun Lie mempercepat lari kudanya, dan menjelang tengah hari dia telah tiba dimuka gerbang kuil Siauw Lim Sie, yang megah dan angker. Tetapi belasan lie waktu dia belum sampai dimuka kuil ini, Khu sun Lie sudah tidak melihat lagi mayat manusia.

Dengan gesit dan cepat Khu Sun Lie melompat turun dari kudanya, dia telah menghampiri pintu kuil yang tertutup rapat, kemudian mengetuknya, membenturkan gelang besi yang terdapat dipintu cukup keras.

Tidak lama kemudian pintu kuil terbuka, sedikit sekali, dan juga waktu itu hanya ada kepala seorang hweesio yang muncul.

"cari siapa ?" tanya pendeta itu, seorang hweshio berusia muda, mungkin usianya baru dua puluh tahun, sikapnya tidak manis.

Khu Sun Lie merangkapkan sepasang tangannya, dia telah memberi hormat.

"Siauw suhu, aku ingin bertemu dengan ciangbunjin Siauw Lim Sie, untuk menyampaikan suatu berita yang sangat penting dan berhubungan dengan keselamatan kuil siauw Suhu ini..."

-oo0dw0oo-
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar