Pendekar Aneh dari Kang Lam Jilid 01

Jilid 1

MALAM telah kelam, rembulan bersinar hanya separoh, dalam bentuk bulan sabit, Angin beku tidak berhembus, karena waktu itu termasuk bulan enam, Hawa udara panas bukan main, sehingga cuaca pada saat itu bukan merupakan cuaca yang menggembirakan. Waktu kentongan kedua terdengar dipukul oleh penjaga malam, kota Lim An telah sunyi, karena malam telah demikian larut, Dijalan raya tampak sunyi, tidak terlihat seorangpun yang berlalu-lalang, Sama seperti cuaca saat itu, kota tersebutpun seperti kota mati yang tidak berpenghuni.

Tetapi disebelah barat kota itu, tampak berkelebat sesosok tubuh yang tengah berlari-lari diatas genting, Gerakannya ringan, sehingga dia bisa melompat dari genting rumah yang satu kegenting rumah yang lainnya. Sosok bayangan itu memakai baju singsat berwarna hitam, dia berlari menuju kebagian timur dari kota itu, Dalam waktu sekejap mata saja sosok bayangan itu memakai baju singsat berwarna hitam, dia berlari menuju kebagian timur dari kota itu. Dalam waktu sekejap mata saja sosok bayangan itu telah melewati ratusan rumah. Hanya sekali-sekali dia berhenti diatas genting rumah untuk memandang sekelilingnya, seperti tengah mencari sesuatu.

Waktu tiba diatas genting sebuah rumah bertingkat dua, sosok bayangan itu berhenti dan berdiam diri sejenak, tampaknya dia ragu. Dan setelah memandang kiri dan kanan, dia melompat turun ketaman bunga gedung itu, Dia menyelinap kebalik batu gunung-gunungan palsu dan mengawasi sekitar tempat itu.

Keadaan sunyi sekali, jendela-jendela digedung itu tampak tertutup dan tidak ada api penerangan yang memancar keluar, Rupanya semua penghuni gedung tersebut tengah terlelap dalam tidur mereka.

Setelah yakin bahwa keadaan ditempat itu tidak ada penjaga, sosok bayangan tersebut melompat kesebuah payon, menggaetkan kedua kakinya pada payon dan bergelantung disitu mengintai kedalam rumah. Sunyi dan tidak terlihat seorangpun juga diruangan tersebut.  Dengan gerakan yang gesit sekali, dia melompat masuk. dan berindap-indap mendekati sebuah jendela, sikapnya berhati-hati sekali, seperti juga sosok bayangan ini ingin melakukan sesuatu, Dengan mempergunakan ujung lidahnya, dia telah melobangi kertas jendela, dan mengintai ke dalam.

Tetapi hanya kegelapan belaka yang terlihat, dia tidak berhasil untuk melihat suatu apapun juga , karena justru penerangan dikamar itu dipadamkan.

Dilihat dari garak-geriknya, tampaknya sosok bayangan ini memiliki ilmu meringankan tubuh dan kepandaian silat yang cukup lumayan.

Dia tidak putus asa, dengan cepat dia melompat kejendela yang kedua dan mengintai lagi. Dan sama seperti tadi, rupanya dia tidak berhasil menemukan apa yang dikehendakinya.

Telah lima buah kamar yang diintainya, sampai akhirnya sosok bayangan itu habis sabar. Dia telah mempergunakan jari telunjuknya untuk mengetuk bingkai jendela itu, sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras: "Tukkk, tukkk," beberapa kali.

"Siapa? " terdengar suara bentakan dari dalam, rupanya penghuni dikamar itu jadi terkejut sekaliJuga terdengar orang yang melompat turun dari atas pembaringannya.

Sosok tubuh itu mengeluarkan suara tertawa dingin yang cukup jelas terdengar. Dia memang bermaksud memancing orang yang berada didalam kamar itu agar keluar. Dan daun jendela cepat sekali terbuka.

"Siapa diluar? " terdengar lagi suara orang bertanya, disusul dengan kepala seorang lelaki setengah baya terjulur keluar melongok dengan wajah mengantuk, sebab dia baru saja terbangun dari tidurnya. Tetapi baru dia bertanya begitu, tiba2 dia merasakan tengkuknya sakit, tahu-tahu tubuhnya telah kena ditarik keluar dari kamarnya. Belum lagi dia sempat mengeluarkan suara jeritan, mukanya telah kena ditempiling beberapa kali.

"Jangan bersuara, sedikit saja kau bersuara, aku akan menghabiskan jiwamu ...." ancam sosok tubuh itu dengan suara yang bengis.

Dia mencengkeram baju dibagian tengkuk orang setengah baya itu dan menariknya keluar. Kini diapun telah memegang pergelangan tangan orang setengah tua itu, sehingga orang itu merasakan tenaganya seperti lenyap dan dia menjadi lemas.... bukan main kaget dan herannya orang setengah tua itu.

"Kau....? " katanya dengan suara yang diliputi perasaan takut. Dia juga telah mengangkat kepala nya, melihat bahwa yang menawannya seorang pemuda berparas tampan, berusia antara dua puluh tahun, Memakai baju yang serba hitam, pakaian Ya-heng-ie, pakaian untuk orang yang sering keluyuran malam.

"Siapa kau? "

Pemuda berpakaian serba hitam itu telah memperdengarkan suara tertawa dingin.

"Tidak perlu engkau mengetahui siapa aku," katanya bengis, "sekarang katakan padaku, dimana kamarnya Phang Siu Hong? "

"Kamarnya Phang Taijin, aku... aku..." orang tua itu tidak bisa meneruskan perkataannya.

"Jangan kau mempersulit dirimu sendiri, capat katakan-.. Sekali saja engkau berdusta jangan engkau menyesal kalau aku turunkan tangan keras..." Mendengar itu, orang tua tersebut jadi tambah ketakutan, apa lagi pemuda itu memandang dia dengan sorot mata yang bengis sekali.

"Kamar Phang Taijin berada berada diruang utama.. kamar yang kedua..." kata orang tua tersebut dengan suara yang gemetar ketakutan-

"Hemmm, aku akan pergi melihatnya, tetapi sekali lagi kutegaskan, jika engkau berdusta, aku akan datang kembali kemari untuk membinasakanmu" setelah berkata begitu, tangan pemuda tersebut bergerak menotok jalan darah "Sie- kie-hiat" didekat ketiak dan jalan darah "Lu-su-hiat", sehingga seketika itu juga orang tua tersebut lemas terkulai tidak bisa bergerak. Begitu juga jalan darah Ah-hiat, urat jalan darah gagunya telah ditotok, diapun jadi tidak bisa mengeluarkan suara.

Tubuh orang tua itu telah diseret dan diletakkan dibawah jendela kamar, sedangkan pemuda berpakaian hitam itu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat cepat sekali menuju keruang utama gedung itu.

Tempat yang dinamakan ruang utama dari gedung itu ternyata merupakan ruangan yang sangat besar. Barisan kamar terdapat disebelah kanan, Ada lima buah kamar.

Tetapi pemuda itu telah mendekati kamar yang kedua. Dia berdiri disamping jendea, kemudian dengan berani dia mencongkel jendela dengan mempergunakan sebatang pisau kecil, dia melompat masuk kedalam kamar melalui jendela.

Keadaan didalam kamar gelap sekali, karena tidak ada api penerangan-Tetapi pemuda itu berani sekali, dia telah mengeluarkan bibit api, dan menyalakannya. Dia memandang kearah pembaringan.

Ketika melih at pembaringan itu, muka pemuda ini  berobah. Dia memandang dengan kecewa. Ternyata pembaringan itu kosong tidak ada yang tidur, alas pembaringan juga tampak licin dan rata, menandakan pembaringan itu memang belum ditiduri. Tidak terdapat seorang manusia pun didalam kamar ini.

Tetapi setelah bisa menguasai dirinya, pemuda ini mendongkol bercampur marah, dia bermaksud untuk keluar pula dengan melompati jendela. Namun belum lagi dia melakukan hal itu, justru telah terdengar suara orang tertawa tawar dari arah pintu kamar, disusul dengan kata-kata : "Selamat bertemu... maafkan aku tidak menyambut kunjunganmu sejak tadi. Ada keperluan, apakah engkau mencariku? "

Dan belum lagi suara itu selesai diucapkan, pintu kamar telah terbuka, tampak melangkah masuk seorang lelaki berpakaian mewah sebagai pria bangsawan, diiringi tiga orang berpakaian Busu, yang semUanya berusia diantara empatpuluh tahun.

Lelaki yang berpakaian sebagai bangsawan itu berusia antara tiga puluh tahun dan memiliki wajah yang bersih dan kelimis, walaupun tidak terlalu tampan, Lagaknya angkuh dan memperlihatkan sikap yang agung. Dia tidak menunjukkan perasaan takut atau berkuatir.

Pemuda berpakaian hitam itu terkejut dan memandang tertegun sejenak. tetapi kemudian dia telah berkata dengan suara tawar: "orang she Phang, justru aku mencarimu untuk mengambil jiwamu.." dan belum habis ucapannya, pemuda berpakaian hitam itu telah menjejakkan kakinya, dia menggerakkan pisau pendek yang ada ditangannya untuk menikam ulu hati orang she Pang itu.

Tetapi Phang Siu Hong, Phang Taijin itu, telah mengeluarkan suara yang mengejek. dia menyingkir kesamping, maka dua orang Busunya telah melompat kedepan merintangi maksud pemuda berpakaian hitam itu. Dengan tangan kanan, seorang Busu bermaksud mencengkeram pergelangan tangan pemuda itu, tetapi sipemuda berpakaian hitam tersebut telah menarik pulang tangan kanannya membatalkan serangan.

Gerakannya juga sangat cepat, segera dia membarengi dengan serangan susulan, dimana pisaunya berkilauan menyambar kearah orang she Phang itu pula.

Namun Busu-busu yang mengawal Phang Taijin itu rupanya memiliki kepandaian yang cukup tinggi, dengan cepat mereka telah mengepung pemuda berpakaian hitam itu. Maka waktu sipemuda berpakaian hitam itu melancarkan serangan pula kearah Phang Taijin, seorang Bu su dengan cepat telah mengulurkan tangan kanannya, tahu-tahu dia telah menotok tulang iga pemuda itu, dan tepat sekali jalan darah "Bin-ko- hiat" pemuda itu telah kena tertotok.

Tidak ampun lagi pemuda itu terjungkel, dan kedua Busu yang lainnya telah menubruk serta meringkusnya, Yang seorang lagi merebut pedang pendek pemuda itu.

Phang Siu Hong mengeluarkan suara tertawa bergelak. dia memandang kearah pemuda berpakaian hitam itu dengan sikap yang mengejek.

Tetapi pemuda berpakaian hitam itu tidak memperlihatkan perasaan takut, Dia malah membalas tatapan Phang Taijin dengan sorot mata yang mengandung dendam.

"Anak muda, mengapa malam-malam buta seperti ini engkau berkeliaran digedungku? " tegur Phang Siu Hong dengan suara yang dingin.

"Puiiii" meludah pemuda itu dengan sikap yang menantang, "Engkau telah merebut isteriku secara kekerasan, sekarang engkau pura-pura tidak mengenali aku? " Phang siu Hong tertawa lagi bergelak-gelak. kemudian katanya: "oh, kalau begitu engkau orang she Wang itu? Suami dari Kiu-jie? "

"Aku malam ini akan mempertaruhkan jiwa untuk membunuhmu..." bentak pemuda berpakaian hitam itu.

“Hahahaha, membunuhku? sedangkan sekarang engkau dalam keadaan tertawan seperti itu? sungguh lucu Sungguh lucu Nah, Pie Sam, sekarang engkau beri pelajaran yang enak sekali untuk dia."

Orang yang dipanggil Pie Sam itu adalah salah seorang Busu dari ketiga Busu itu, yang memelihara jenggot dan kumis kasar, sehingga wajahnya menyeramkan.

Dia juga telah menyahuti "Baik" dan telah menggerakkan tangan kanannya, tahu-tahu dia telah tekuk tangan kanan pemuda berpakaian hitam itu, sehingga ter dengar suara "Krek." dan tulang tangan pemuda itu telah patah.

Tetapi pemuda she Wang itu tidak mengeluarkan suara jeritan, dia hanya meringis menahan sakit.

"Bagaimana, enak bukan? " tanya Phang Siu Hong dengan sikap yang mengejek, “Hemm, aku ingin melihat, apa yang bisa engkau lakukan terhadap diriku"

Pemuda she Wang itu sambil menahan perasaan sakit, telah berusaha untuk meronta. Namun tenaga ketiga Busu itu sangat kuat, mereka telah membuat pemuda she Wang itu jadi tidak berdaya.

Malah Pie Sam telah menghantam lagi kaki pemuda itu, sehingga pemuda tersebut meraung kesakitan, sebab tulang pahanya telah terhajar hancur. perasaan sakit sampai menusuk ulu hatinya.

Phang siu Hong telah mengeluarkan suara tertawa bergelak lagi, karena tampaknya dia senang. Namun baru saja dia hendak berkata-kata lagi, tiba-tiba telah terdengar suara  orang berkata perlahan: "perbuatan terkutuk, sangat jahat"

Menyusul perkataan itu, tampak sesosok bayangan berkelebat kedalam kamar. Dan waktu sosok bayangan itu menggerakkan tangannya dengan kuat, seketika ketiga Busu yang menawan pemuda she Wang itu telah terpental keras, sedangkan sosok tubuh itu telah-menyambar baju punggung pemuda she Wang, yang ditentengnya dan melompat keluar lagi melalui sendela, lalu lenyap dalam kegelapan.

Phang Su Hong, semula terkejut, tetapi setelah tersadar dari kagetnya, dia jadi marah sekali.

"Kejar " teriaknya, Dan ketiga Busu itu telah melompat keluar untuk mengejar. Tetapi diluar tidak dilihatnya seorang manusia pun juga , Mereka bertiga mencari-carinya sampai ketaman bunga disamping gedung itu, namun orang yang melarikan pemuda she Wang, itu tidak juga dapat ditemukan.

Ternyata sosok tubuh yang menolong pemuda berpakaian hitam iju telah melarikan diri meninggalkan gedung Phang Siu Hong dengan cepat dan gesit.

Dalam waktu yang singkat dia telah berlari-lari jauh diatas genting rumah penduduk, dan sampai dipintu kota sebelah selatan. Dia berhenti berlari waktu melihat tidak ada pengejarnya dan melemparkan pemuda berpakaian hitam itu dibawah sebatang pohon-sedangkan dia sendiri telah duduk disamping pemuda berpakaian hitam itu dibawah batang pohon yang sama.

Pemuda berpakaian hitam tersebut terkejut waktu tubuhnya dibawa kabur oleh penolong nya, dimana dia hanya merasakan angin berkesiuran menyampok-nyampok wajahnya.

Dia ingin melihat wajah penolongnya, tetapi karena penolongnya itu berlari secepat terbang, dia tidak berhasil melihatnya dengan jelas, sekarang setelah berada ditempat tersebut, barulah pemuda berpakaian hitam itu berhasil melihat jelas, bahwa penolongnya itu seorang lelaki berusia empat puluh tahun lebih, memakai baju tambalan, dan keadaannya mirip sekali seperti seorang pengemis. Dibelakang punggungnya tampak tergendong sebuah hioloo, cupu-cupu arak.

Dan, pengemis itu juga telah merebahkan tubuhnya seperti tidak ingin memperdulikan pemuda berpakaian hitam itu lagi.

Dengan menahan perasaan sakit pada tangan kanannya yang telah patah tulangnya dan juga perasaan sakit pada pahanya, pemuda she Wang itu telah merangkak untuk duduk.

"Terima kasih atas pertolongan Enghiong..." kata pemuda itu dengan sikap yang menghormat sekali, dia mempergunakan perkataan "Enghiong" untuk pengemis tua itu, yang berarti orang gagah. Tetapi pengemis itu telah tertawa geli, tampaknya dia jenaka sekali.

"Enghiong? Akhh, engkau masih kanak-kanak nak, didunia ini tidak ada manusia gagah... karena bergagah-gagahan tidak ada manfaat nya. Lebih baik engkau hidup senang dan tenteram. Aku memang telah melihat engkau berlari-lari diatas genting penduduk. dan aku curiga, maka aku mengikuti untuk melihat apa yang hendak engkau lakukan.

Tidak tahunya engkau hanya ingin berlaku gagah-gagahan belaka, ingin membunuh orang itulah perbuatan yang tolol, buktinya sekarang malah engkau sendiri yang menderita."

Muka pemuda she Wang itu jadi berobah muram, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam, katanya dengan suara yang perlahan: "Tetapi orang she Phang itu musuh besarku.".

"Musuh besarmu? jadi kau ingin membinasakannya? " tanya sipengemis yang tertawa lagi sambil mengawasi pemuda itu, "Buktinya sekarang? Engkau telah kena dilukai oleh pengawalnya Aku tahu orang she Phang itu adalah Tiekwan muda yang berkuasa di Lim An, maka tolollah engkau jika ingin berurusan dengan manusia seperti itu, itupun  untung saja aku keburu menolongimu, jika tidak tentu banyak jago-jagonya yang akan datang mengepUng dan mempersulit diri kita."

Pemuda she Wang itu menghela napas, dia berkata: "Memang apa yang telah dikatakan oleh Injin (tuan penolong) tepat... tetapi sayangnya dendamku pada orang she Phang itu sangat besar."

"Dendam yang sangat besar? coba kau Ceritakan, apa sebabnya engkau bisa menaruh dendam pada Phang Siu Hong itu? " tanya sipengemis, seperti tertarik ingin mengetahui pemuda she Wang itu menghela napas lagi sebelum memulai dengan Ceritanya, dia mengangkat kepalanya memandang sipengemis, baru kata nya: "Dia telah melarikan isteriku dengan Cara paksa"

"A... apa? " sipengemis seperti terkejut dan memandang pemuda she Wang itu dalam-dalam.

"orang she Phang itu telah menculik isteriku, yang dilarikan dengan cara kekerasan, aku tidak berdaya saat itu, Maka malam ini aku mendatangi secara diam-diam dengan maksud untuk membinasakannya"

Pengemis itu berdiam diri sejenak. tetapi kemudian dia telah menghela napas sambil kata nya: "Akh, memang biasanya yang terjadi begitu para pembesar semacam Phang Siu Hong banyak melakukan kejahatan dan penindasan kepada rakyat jelata yang tidak berdaya." dan setelah berkata demikian, pengemis itu berkata lagi : "coba engkau ceritakan yang lebih jelas."

Wajah pemuda she Wang itu tampak muram. "Aku she Wang dan bernama Po Liang, baru dua tahun menikah dengan isteriku, Sie Kiu. Dan kamipun baru dianugerahi seorang putera yang berusia belum satu tahun. Tetapi sayang sekali, isteriku itu rupanya temaha akan hidup senang dan kaya, sehingga ketika Phang Siu Hong melihatnya dan tertarik dengan kecantikannya, isteriku gugur oleh bujukannya, Dia telah mengadakan hubungan gelap dengan orang she Phang itu. Hal itu dapat kuketahui karena suatu hari aku memergoki pertemuan mereka.

Tentu saja aku marah, tetapi orang she Phang itu memiliki banyak kaki tangan yang memiliki kepandaian silat tinggi, aku sendiri hanya mengerti sedikit-sedikit saja, waktu terjadi pertempuran justru aku yang telah mereka rubuhkan dan siksa, sedangkan isteriku telah dibawanya dengan paksaan. Padahal isteriku pada saat melihat aku terluka cukup parah menjadi ragu-ragu, tetapi Phang Siu Hong bersama orang- orangnya telah menyeret begitu saja isteri dan anakku, yang dibawa kegedungnya”

“Perbuatan celaka" menggumam sipengemis. "Sungguh perbuatan yang busuk"

"Ya, memang itulah perbuatan yang sangat jahat sekali, Tetapi karena aku menyadari, aku tidak memiliki kekuatan untuk mencari balas secara berterang, selama setengah tahun aku telah melatih diri, Setelah itu aku malam ini bermaksud membinasakannya secara menggelap. Tetapi siapa tahu, kedatanganku telah kepergok oleh orang she Phang itu.”

“Lalu sekarang bagaimana keadaan isterimu? " tanya sipengemis.

"Dia telah hidup bersama orang she Phang itu."

"Kalau demikian isterimu bukan orang baik-baik, untuk apa engkau memperjuangkan lagi? Sudahlah, masih banyak wanita lain, engkau tidak perlu memikiri perempuan semacam itu"

Wajah pemuda she Wang itu jadi berobah muram, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam, kemudian katanya dengan suara yang perlahan: "Benar apa yang dikatakan oleh Enghiong, tetapi yang menjadi pemikiranku adalah puteraku yang dibawa bersamanya”

“Hemmm, jadi engkau bermaksud untuk mengambil pulang anakmu itu? " Pemuda she Wang tersebut mengangguk.

"Ya." sahutnya.

"Kalau begitu, aku bisa melakukannya untuk menolongmu." "Tetapi Enghiong, justru sekarang aku telah tawar untuk

hidup terus..."

"Maksudmu? "

"Aku ingin meminta pertolongan Enghiong jika sekiranya Enghiong bisa mengambilkan anakku, lolonglah Enghiong merawatnya, tentu dengan dididik oleh Enghiong yang memiliki kepandaian tinggi, anakku itu kelak akan menjadi seorang jago yang memiliki kepandaian bisa diandaikan." Pengemis itu tampak terkejut.

"oh, ini mana boleh terjadi...? Aku sendiri tidak bisa merawat diriku, bagaimana aku bisa merawat anak sekecil itu."

Muka pemuda she Wang itu jadi semakin guram, dia telah bilang: "Jika memang Enghiong meluluskan permintaanku, betapa berterima kasihnya aku. tentu tidak akan kulupakan

budi Enghiong yang sangat besar."

Dan setelah berkata begitu, tahu-tahu pemuda she Wang, tersebut, yaitu Wang Po Liang telah mengangkat tangan kirinya yang mencekal pedang pendeknya, dia menikam langsung ke lehernya.

Pengemis itu jadi kaget bukan main, dia sampai berseru : "Ehiih, apa yang hendak kau lakukan? " dan tangan pengemis itu mengibas untuk mencegah perbuatan nekad pemuda yang tengah berputus asa itu. Tetapi gerakan yang dilakukan sipengemis terlambat, karena mata pisau telah menancap dalam sekali dibatang leher pemuda she Wang itu, dan darah menyembur deras sekali, tubuh Po Liang menggeliat sejenak dan kemudian rebah ditanah.

Pengemis itu jadi kelabakan, dia cepat-cepat berusaha menotok beberapa jalan darah di leher pemuda itu, untuk mencegah darah berhamburan keluar lebih banyak.

Tetapi usaha sipengemis tidak membawa banyak faedahnya, sebab napas pemuda itu telah sesak dan sulit, dia hanya masih bisa memaksakan diri untuk berkata : "Aku mohon-.. agar Enghiong tidak menolak permintaanku, anakku itu bernama An-Wang An-"

Melihat keadaan pemuda itu sudah demikian rupa, akhirnya sipengemis telah menghela napas.

"Baiklah " katanya, "Tenangkanlah hatimU, aku akan mengambil anakmu itu dan memeliharanya . "

Bibir Wang Po Liang bergerak perlahan, tersenyum. Tetapi kemudian terdengar suara seperti mengorok dari lehernya dan kemudian dia berkelejatan dan menggeliat sejenak, lalu diam. Diam untuk selamanya, karena napasnya telah putus. Pengemis itu menghela napas.

"Pemuda yang malang " menggumam pengemis itu, dan dia telah menggali tanah, untuk mengubur jenazah pemuda itu.

Selesai mengubur mayat pemuda itu, sipengemis telah berdiam diri cukup lama disitu,

Tampaknya dia tengah berpikir keras, Tetapi akhirnya dia menghela napas sambil mengoceh sendiri: "Biarlah, aku ingin melihat seperti apa anaknya pemuda she Wang ini Tadi disebutkan nama anaknya hanya nama tunggal yaitu An, jadi namanya Wang An-Hai Hai Aku sendiri takut menikah, tidak tahunya sekarang aku diserahi tanggung jawab berat seperti ini untuk merawat seorang anak kecil, hai Hai " dan setelah menghela napas beberapa kali pengemis itu itu menjejakkan kakinya, berlari-la ri kembali menuju kedalam kota.

Tujuannya adalah rumah Phang Siu Hong.

Dengan ringan dia melompati dinding memasuki gedung itu. Dia memiliki kepandaian yang tinggi sekali, maka berbeda seperti Wang Po Liang, dia bisa bergerak leluasa. Pengemis ini menuju kebelakang gedung dan dia telah memeriksa kamar- kamar yang terdapat disekitar belakang gedung.

Tetapi kebetulan sekali waktu itu dia mendengar suara isak tangis seorang bayi. Maka dia menghampiri sebuah kamar yang masih terdapat sinar penerangan lampu. Melalui lobang dikertas jendela, dia melihat seorang wanita muda tengah menina bobokan seorang anak, seketika itu juga dia mengetahui bahwa anak itu adalah anak Wang Po Liang yang tengah dicarinya, karena justru saat itu sang ibu tengah berkata: "Diamlah An-jie... diamlah. "

Tanpa ragu-ragu sipengemis menggerakkan tangan kanannya menghajar daun jendela sampai menjeblak terbuka, tubuhnya juga melesat masuk. Waktu wanita muda itu kaget, dia membarengi merampas anak itu. Dan wanita muda itu tersadar dengan tangannya lelah kosong, sedangkan sipengemis telah melompat keluar lagi dan lenyap dikegelapan malam.

Wanita itu mengeluarkan suara pekik yang keras waktu memperoleh kenyataan anaknya telah lenyap.

Ketika Phang Siu Hong dan anak buahnya berduyun-duyun mendatangi, ternyata sipengemis telah lenyap dan pergi entah kemana. Bayangannya saja tidak terlihat, Wanita itu, yang ternyata memang Kiu-jie atau Sie Kiu, telah menangis sesambatan sambil berteriak-teriak. "Anakku... anakku. " Tetapi anaknya itu telah lenyap diculik oleh sipengemis yang memiliki kepandaian tinggi itu.

-oo0dw0oo-

CEPAT dan gesit sekali sipengemis berlari lari keluar dari Lim An, dan ditangannya menggendong seorang anak berusia setahun lebih, yang tengah menangis keras. Tetapi sipengemis tidak memperlahankan larinya, dia terus juga berlari menjauhi Lim An, karena dia yakin, Phang Siu Hong akan perintahkan orang-orangnya untuk melakukan pengejaran-Maka dari itu, semakin jauh dia meninggalkan Lim An, semakin baik.

Setelah berlari-lari sekian lama, akhirnya sipengemis telah meninggalkan Lim An sejauh seratus lie lebih. Dia berhenti beristirahat dibawah sebatang pohon untuk meluruskan napas nya. sedangkan bayi ditangannya telah berhenti menangis, mungkin keCapaian sendiri dan telah tertidur nyenyak.

Sambil beristirahat sipengemis mengawasi wajah sibayi, yang diketahui namanya Wang An, Manis dan montok. Kasihan anak ini, dia menjadi korban dari perbuatan ibunya, yang temaha dan kemaruk harta kekayaan, sehingga menghancurkan rumah tangganya sendiri dan juga menyebabkan Wang Po Liang, ayah daribayi ini menemui kematian dengan cara yang begitu mengenaskan.

Pengemis itu didalam Rimba persilatan sebetulnya memiliki nama yang cukup terkenal, Dialah Kieu Sun Lie, yang bergelar Kim jie Sin kay (Pengemis sakti Berjari Emas). Banyak perbuatan amal dan kebaikan yang dilakukannya, sehingga banyak orang-orang rimba persilatan yang menghormatinya.

Tetapi ada satu kegemaran sipengemis, dia periang dan nakal sekali, sering menggoda seseorang yang disenanginya, sifatnya memang jenaka sekali. Tetapi justru karena memiliki sifat yang jenaka seperti itu tidak jarang Khu Sun Lie sering bentrok dengan jago-jago rimba persilatan. Kini setelah dia berhasil merebut puteranya Wang Po Liang, justru dia jadi kebingungan. Dia mana mungkin bisa merawat bayi yang baru berusia satu tahun lebih seperti itu. Maka dengan bimbang Khu Sun Lie telah mengawasi sibayi dengan ragu-ragu dan memutar otak mencari jalan sebaik mungkin.

"Apakah aku ajak bayi ini ketempatnya Lie Pai Sian? " pikir si pengemis. "Dia seorang pendekar wanita, tentu lebih mengetahui cara-cara untuk merawat bayi ini..."

Tetapi waktu sipengemis tengah berpikir begitu, tiba-tiba dia mendengar suara seruling yang terdengar dikejauhan. Disaat fajar menyingsing disertai dengan suara seruling yang merdu seperti itu, menimbulkan kesan yangnya man dan indah. Tetapi begitu suara seruling lenyap. dari kejauhan tampak mendatangi cepat sekali sesosok tubuh.

"Pengemis tua she Khu, apa yang sedang kau lamunkan? ingin cepat-cepat menikah?" tegur sosok bayangan itu sebelum dia tiba di hadapan sipengemis.

Khu Sun Lie telah melompat berseru girang, "Engkau Tang Bun Han " tegurnya dengan suara girang.

Orang itu, yang dipanggil dengan nama Tang Bun Han, telah tiba dengan cepat. Dia lah seorang lelaki berusia lima puluh tahunan dan wajahnya ramah penuh welas asih. Dia memakai bajupanjang berwarna abu-abu. Dipunggungnya tampak tergemblok sebatang pedang panjang.

"Tampaknya engkau sedang menghadapi suatu urusan yang tidak bisa engkau pecahkan sendiri, pengemis tua she Khu? " tegur lelaki yang baru datang itu, Tang Bun Han.

"Benar Aku sedang repot memikirkan bagaimana merawat bayi ini " menyahuti si pengemis, "Kebetulan sekali engkau adalah jago dari golongan putih yang telah beristeri, maka aku ingin menitipkan bayi ini agar dirawat oleh isterimu." Muka Tang Bun Hanjadi berobah. "Anak haram siapa itu? " tanyanya.

Khu Sun Lie tertawa lebar. "Engkau jangan bicara sembarangan" kata nya, Dan segera dia menceritan apa yang telah terjadi atas diri kedua orang tua Wang An-Mendengar itu, Tang Bun Hanjadi berdiam diri sejenak. dia telah merenung seperti sedang berpikir.

"Kalian telah menikah dua puluh tahun lebih tanpa mempersoleh anak. maka tidakkah baik sekali jika engkau mengambil anak ini menjadi anak angkat kalian? " tanya Khu Sun Lie lagi.

Tang Bun Han telah mengangguk.

"Itu memang sangat baik, tetapi entah isteriku bersedia atau tidak " menyahuti Tang Bun Han-Mendengar jawaban Tang Bun Han, sipengemis tampak berseri-seri, karena  dengan jawabannya seperti itu Tang Bun Han telah  menyetujui usulnya, Maka dia mengangsurkan Wang An kepada lelaki itu. Tang Bun Han menyambuti dengan ragu- ragu, "Bagaimana kalau isteriku menolak? " tanya nya kemudian,

"Itu terserah padamu, mau merawatnya terus atau mau menyerahkan lagi bayi itu kepada seorang pendekar wanita yang mau merawat."

Tan Bun Han menghela napas, tetapi akhirnya dia menganggukkan kepalanya.

"Tetapi engkau harus seririg-sering menjenguknya, pengemis tua she Khu..." kata Tang Bun Han waktu sipengemis she Khu ingin meninggalkan tempat tersebut.

"Tentu... tentu, setiap setahun satu kali aku akan datang menjenguk tempatmu " menyahuti Khu Sun Lie, yang telah memutar tubuhnya dan berlalu dengan cepat sekali meninggalkan tempat itu. Tang Bun Han adalah seorang pendekar yang memiliki nama sama terkenalnya seperti dia. Dengan dididik dan dirawat oleh pendekar seperti Tang Bun Han, tentu anak itu akan bisa berkembang dengan baik, terlebih lagi Tang Bun Han telah beristeri, tentu isterinya juga mau merawatnya, karena mereka telah dua puluh tahun menikah tanpa memperoleh turunan.

Setelah bebas dari tugasaya itu, Khu Sun Lie bisa bernapas lega. Dia berlari-lari dipagi itu dengan gesit menuju kampung Po-siang untuk menangsal perutnya yang mulai lapar, arena ilmu meringankan tubuhnya yang tingan maka Khu Sun Lie bisa melakukan perjalanan dengan cepat.

Dalam waktu yang singkat sekali dia telah sampai dimulut perkampungan Po-siang Dilihatnya sebuah warung arak baru saja dibuka, maka dia memesan dua kati arak. yang dimasukkan kedalam hioloonya yang telah kering itu, kemudian meminta lagi dua kati arak untuk diminumnya  disitu. Juga Khu Sun Lie telah menghabiskan dua potong bakpauw.

Sedang sipengemis bersantap. tiba-tiba dia mendengar suara kelenengan kuda yang berlari mendekati warung arak tersebut Dengan cepat seorang penunggang kuda telah tiba dimuka warung arak. Penunggangnya seorang niekouw berusia antara tiga puluh tahun lebih, wajahnya cantik menarik, tetapi sayangnya pada matanya terpancar sinar yang tajam, seperti juga niekouw ini memiliki sifat yang kejam .

Waktu Niekouw itu melompat turun dari-kuda nya, dan mengikat tali pelana pada kayu pelatok yang terdapat disitu, dia melihat Khu Sun Lie tengah mengawasi kepada nya, maka mata pendeta wanita itu telah mendelik lebar-lebar.

"Engkau berani memandang kurang ajar padaku seperti itu, apakah kedua biji matamu ingin dikorek keluar? " tegur si niekouw dengan suara yang dingin. Khu Sun Lie tidak mau mencari urusan dipagi hari seperti itu, dia tidak melayani nie kouw itu, dia hanya menundukkan kepalanya dan meneruskan makannya, sedangkan si nie kouw telah melangkah masuk dan memesan teh serta dua buah bakpauw.

Sambil makan, nie kouw itu sering duduk termenung, seperti ada yang mengganggu pikirannya, sedangkan Khu Sun Lie juga sering mencuri lihat. Mengetahui lagak niekouw itu seperti sedang memiliki urusan yang memusingkan kepala, dia jadi bermaksud mempermainkannya .

Bukankah tadi dia hanya memandang saja, tetapi dengan galak telah dibentak oleh sipendeta wanita? Maka timbul niat nakalnya untuk mempermainkan nikouw tersebut.

Sipengemis telah menyelesaikan makannya, dia membayar harga kedua bakpauw itu dan arak. kemudian dia melangkah keluar, Tetapi waktu lewat disamping kuda yang tadi ditunggangi Niekouw itu, seekor kuda berbulu kuning keemas- emasan dan tinggi besar, tangan sipengemis dengan cepat telah menarik terbuka tali pelana itu, dia telah menepuk juga punggung kuda itu, yang jadi meringkik karena kesakitan dan kemudian kabur kearah barat dengan cepat sekali, sedangkan Khu Sun Lie sambil tertawa bergelak-gelak berlari meninggalkan tempat tersebut.

“Hei " teriak si Niekouw yang jadi kaget bukan main, dan berlari keluar. Waktu dia mengetahui yang melepaskan kudanya adalah Khu Sun Lie, dia telah menjejakkan kakinya untuk mengejar Khu Sun Lie.

Ternyata niekouw itu memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi sekali, sebab dia bisa mengejar dengan cepat sekali, Tubuhnya seperti terbang.

Khu Sun Lie sendiri jadi terkejut melihat kenyataan nikouw itu memiliki kepandaian ilmu meringankan tubuh tidak berada disebelah bawah kepandaiannya. Dengan cepat Khu Sun Lie mengerahkan tenaganya dan berlari lebih cepat lagi. Tetapi justru niekouw itu telah dapat mengejar terus, sehingga sipengemis tidak bisa meloloskan diri.

Dengan keadaan seperti ini, Khu Sun Lie jadi penasaran sekali, Dia telah menahan langkah kakinya dan berdiri menantikan si niekouw.

Cepat sekali niekouw itu tiba dihadapan sipengemis, mereka jadi saling tatap dengan sorot mata yang tajam.

"Pengemis sinting, mengapa engkau melepaskan kudaku? " bentak sinikouw dengan suara yang galak.

"Pantas dia demikian galak. tidak tahunya memiliki kepandaian yang cukup tinggi" berpikir sipengemis didalam hati, Tetapi dia telah menyahutinya: "Untuk. mengimbangi bentakanmu Tadi aku telah dibentak olehmu, padahal aku tidak memiliki kesalahan apa-apa, sebagai imbalannya engkau kehilangan kudamu, Bukankah itu cukup pantas? "

Setelah berkata begitu, sipengemis tertawa jenaka sekali, sedikitpun dia tidak merasa jeri untuk berurusan dengan niekouw ini. Muka niekouw tersebut telah berobah merah padam, dia marah sekali.

"Engkau tahu siapa Pinnie? Pinnie Tie Lie Siannie, tidak akan berlaku lunak kepada orang yang kurang ajar seperti engkau"

Kemudian si niekouw telah menghampiri dengan langkah kaki lebar.

Sedangkan Khu Shun Lie telah mengeluarkan suara tertawanya lagi, yang sengaja diperkerasnya.

"Kiranya Tie Lie siannie, pantas saja begitu galak Aku memang sering mendengar namamu disebut-sebut oleh orang Rimba Persilatan, tidak tahunya Tie Lie Siannie merupakan seorang niekouw yang galak sekali " Baru saja Khu Sun Lie menutup mulut, Tie Lie Siannie telah menyambar gagang Hudtimnya yang terselip dipinggang, lalu dia mengebutkan hudtimnya kearah kepala Khu Sun Lie- IHantaman hudtim itu memang hebat, karena pada lembar- lembar bulu hudtim tersebut telah disalurkan tenaga Iweekang, yaitu tenaga dalam yang sangat kuat sekali, dengan begitu, kalau sampai bulu hudtim itu mengenai kepala Khu Sun Lie, batok kepala itu akan pecah hancur.

Khu Sun Lie juga mengenal bahaya yang tengah mengancam dirinya, Maka dia tidak berdiam diri saja. Dengan mengeluarkan suara tertawa kecil, dia telah berkelit dengan memiringkan kepalanya kekiri, dan membarengi dengan itu tangan kanannya menyambar akan menotok bola mata si niekouw, itulah serangan ancaman yang dilakukan Khu Sun  Lie dengan cepat sekali, sehingga mengejutkan niekouw tersebut yang cepat-cepat telah menarik pulang hudtim nya.

Tetapi baru saja niekouw itu ingin melancarkan serangan lagi, mendadak Khu Sun Lie telah berkata dengan keras.

"Tie Lie Siannie, engkau menjagoi daerah Selatan, tetapi mengapa engkau berkeliaran di sekitar tempat ini? " tegur Khu Sun Lie.

Niekouw itu jadi batal melancarkan serangan, dia memandang tajam kepada Khu Sun Lie. Akhirnya dia telah berkata dengan suara yang ragu-ragu: "Aku tengah menjalankan tugas yang diberikan oleh pemerintah Beng, sekarang engkau ingin mempermainkan diriku, berarti engkau bukan hanya berdosa kepadaku, tetapi engkaupun telah melakukan suatu perbuatan yang menentang kerajaan Beng yang agung... Dengan lenyapnya kudaku itu, tugas yang tengah kulaksanakan ini jadi bisa teriambat, dan dosa itu tentu merupakan dosamu " Muka Khu Sun Liejadi berobah.

"Engkau mengatakan bahwa engkau tengah melaksanakan tugas negara? " tanya Khu Sun Lie agak heran. "Apakah engkau tidak bergurau? " "Hemmm, aku justru tengah melaksanakan perintah Kaisar untuk melakukan sesuatu yang sangat penting sekali, sesuatu yang sangat menentukan untuk kerajaan Beng." Khu Sun Lie tertawa keras.

“Hahahahaha, lucu sekali, rupanya seorang niekouw yang suci dan agung seperti Tie Lie Siannie bersedia menjadi hambanya kerajaan untuk sekedar mengejar pangkat. Apakah engkau ingin mengalami nasib seperti Bu cek Thian."

Muka Tie Lie Siannie jadi berobah merah padam, tubuhnya gemetaran karena gusar, Bu cek Thian adalah, seorang selir Kaisar yang menjadi niekouw dan akhirnya memiliki kerajaan Tong, sehingga keturunan Kaisar Lie Sie Bin terpotong ditengah jalan, dengan Bu cek Thian mengangkat dirinya sendiri menjadi Kaisar wanita.

"Mulutmu terialu jahat pengemis busuk. memang matamu harus dikorek dan mulutmu harus dirobek " bentak Tie Lie Sienie dengan suara yang cukup keras, dan dia melancarkan serangan dengan Hudtimnya lagi.

Namun kali ini karena telah mengetahui sipengemis bukan lawan yang lemah, dia melakukan penyerangan dengan berhati-hati sekali, Hudtimnya itu menyambar dari arah kanan menuju ke kiri, kemudian dengan gerakan yang tidak terduga, tahu-tahu bulu Hudtim itu telah tergentak naik ujungnya, akan menghantam jalan darah Pai-yang-hiat diketiak sipengemis.

Khu Sun Lie mengeluarkan suara tertawa mengejek. dia bergerak cepat sekali, mengelakkan serangan itu. Tetapi untuk kagetnya, waktu dia melompat mundur, disaat itu dari kibasan bulu Hudtim, tahu2 muncul belasan batang jarum yang menyambar bagian kiri, atas, bawah dan kanan tubuh Khu Sun Lie.

"celaka " teriak sipengemis terkejut, sambil berjumpalitan, Dia bisa juga mengelakkan jarum-jarum halus itu, tetapi tidak urung dia jadi mengeluarkan keringat dingin juga . "Dasar niekouw siluman yang jahat dan rendah " memaki Khu Sun Lie.

Tetapi Ti Lie Siannie tidak memperdulikan makian sipengemis, dengan cepat dia telah membarengi melancarkan serangan lagi. Kali ini sipengemis telah habis sabar. Dengan gerakan mementang kedua tangan, dia bermaksud akan merabuh hudtim si niekouw sambil melancarkan serangan kepalan tangannya kearah dada si niekouw.

Gerakan Khu Sun Lie merupakan gerakan yang tidak diduga oleh niekouw itu, dia sampai mengeluarkan teriakan kaget dan merobah gerakan hudtimnya, yang dipergunakan jadi menangkis serangan yang dilancarkan Khu Sun Lie. Pergelangan tangan Khu Sun Lie berhasil ditangkis dengan gagang HHudtim, sehingga sipengemis merasakan pergelangan tangann yang nyeri dan sakit.

Tetapi karena dia menyadari lawannya merupakan seorang niekouw yang memiliki kepandaian tinggi, Khu Sun Lie tidak berani berayaL, Dengan mengeluarkan suara tertawa mengejek. Khu Sun Lie telah melancarkan serangan lagi.

Begitulah mereka jadi bertempur sampai belasan jurus. Tetapi kepandaian mereka tampak berimbang, tidak seorangpun yang terdesak atau menang diatas angin, Mereka jadi terlibat dalam pertempuran yang panjang.

Namun waktu itu, Tie Lie Siannie seperti teringat sesuatu, dia melompat mundur mengelakkan serangan Khu Sun Lie sambil berseru "celaka "dan memutar tubuhnya, untuk meninggalkan sipengemis.

Khu Sun Lie juga heran melihat sikap si niekouw, tetapi dasarnya dia jenaka dan jail, maka dia telah melompat menghadang dihadapan niekouw itu, sambil katanya : "Mau kemana? Kita bertempur belum selesai "dan sambil berkata begitu, tampak Khu Sun Lie membarengi dengan serangan kepalan tangan kirinya, tangan kanannya diulurkan juga untuk merebut hudtim si niekouw.

Tetapi, Nikouw itu telah mengelak dengan sikap yang gelisah.

"Kali ini aku tidak memiliki banyak waktu untuk melayani..." katanya, "Lain kali aku tentu akan mengiringimu untuk bertempur seribu jurus.."

"Justru aku ingin main2 dengan kau sekarang juga , niekouw yang manis... betapa aku tertarik sekali melihat wajahmU yang elok..." goda Khu Sun Lie.

"cissss..." si nikoUw telah meludah dengan sikap mendongkol, dia juga terpaksa melayani dua serangan Khu Sun Lie. Sudah beberapa kali dia berusaha untuk meloloskan diri dari libatan serangan2 Khu Sun Lie, dia gagal dan tidak berhasil.

Bahkan waktu itu Khu Sun Lie sendiri telah sengaja melancarkan serangan yang gencar sekali, memaksa Tie Lie Siannie harus melayaninya.

"Kulihat engkau seperti gelisah sekali..." goda Khu Sun Lie lagi. "Aku mau melepaskan engkau, asal engkau mau memenuhi syaratku..."

Muka niekouw itu merah karena marah sebab dia mengetahui sipengemis tengah mempermainkan dia.

"coba kau katakan syaratmu.." kata Tie Lie Siannie menahan kemarahan hatinya.

"Aku menghendaki engkau berlutut di hadapanku sambil memanggil kakek, jika memang engkau melakukannya, tentu aku akan melepaskannya tanpa mengganggumu lagi..."

Mendengar perkataan sipengemis, meledaklah kemarahan Tie Lie siannie, tubuhnya sampai gemetar menahan kemarahannya itu, dan dia telah berteriak sambil menyerang dengan Hudtimnya, Hudtimnya itu ber-kelebat2 menyambar ke arah Khu Sun Lie.

Disebabkan Khu Sun Lie hanya ingin mempermainkan niekouw ini, maka dia tidak berusaha menangkis, selalu hanya mengelakkan diri belaka, sambil sekali 2 dia mengeluarkan kata2 godaannya, membuat Tie Lie Siannie semakin mendongkol tanpa daya.

Dia melancarkan serangan yang gencar dan hebat, tetapi dia tidak bisa merubuhkan Khu Sun Lie, maka dari itu walaupun dia marah dan gelisah sekali, namun tetap tidak bisa meloloskan diri dari sipengemis.

"Pengemis tua, engkau jangan main2... aku memang sedang memiliki tugas yang penting sekali, jika engkau menghalangi aku sehingga gagal pekerjaan yang tengah ku lakukan, tentu Kaisar Eng Lok tidak takut mau mengerti atas tingkah lakumu ini..."

Pengemis she Khu itu sama sekali tidak takut, bahkan dia telah tertawa sambil katanya : "Hemmmm, mengapa aku harus takut pada Kaisar Lok? Bukankah aku tidak melakukan pelanggaran pada negara...? " dan setelah berkata begitu, sipengemis kembali melancarkan serangan-Bahkan sekarang dia telah melepaskan gandulan hlonya, dia meneguk araknya sambil mengelakkan diri dari serangan Tie Lie siannie, Tetapi begitu berhasil meloloskan diri dari serangan si niekouw, dengan cepat sipengemis menyemburkan arak yang dimulutnya itu kearah muka Tie Lie Siannie, keruan saja si niekouw jadi kelabakan, cepat2 dia mengelakkannya, tetapi tidak urung mukanya kena percikan arak itu juga .

Dengan mengeluarkan suara bentakan marah, tampak Tie Lie siannie telah melancarkan serangan gencar dengan mempergunakan Hudtim nya. Bulu2 Hudtim itu bertebaran disekeliling tubuh Khu Sun Lie, mengincar jalan2 darah yang mematikan ditubuh sipengemis. Bulu2 hudtim itu telah menjadi kaku bagaikan baja karena telah disaluri tenaga lwekang yang kuat oleh Tie Lie Siannie.

Khu Sun Lie memang nakaL Waktu dia berhasil menangkap hudtim niekouw itu, dia menghentak kedepan, dan ketika tubuh Tie Lie siannie terhuyung kedepan akan terjerunuk, disaat itu sipengemis telah memasang mukanya, mulutnya dimonyongkan, dia ingin mengecup pipi nikouw itu...

Semangat Tie Lie Siannie seperti terbang meninggalkan raganya, dia kaget bukan main. Bagi seorang niekouw kesucian merupakan suatu yang harus dijaga benar, sehingga jika dia berhasil dicium oleh sipengemis, bukankah kesucian dirinya telah dinodai?

Maka dengan tidak memikirkan keselamatan dirinya, diwaktu tubuhnya terjerunuk kedepan, si niekouw telah memiringkan tubuhnya. Dengan gerakannya seperti itu dia kehilangan seimbangan tubuhnya tanpa ampun lagi dia terjungkal bergulingan diatas tanah. Tetapi memang dasarnya niekouw itu memiliki kepandaian yang tinggi, dengan sendirinya dia bisa melompat bangun dengan cepat.

Begitu berhasil berdiri dengan kedua kaki nya, mukanya merah padam, dan dia cepat-cepat membersihkan kotoran yang melekat dipakaiannya. Disaat itu Khu Sun Lie telah mengeluarkan suara tertawa mengejek.

"Engkau telah melihat bukan bahwa kepandaian Kim-jle Sin Kay Khu Sun Lie bukan orang yang gampang-gampang dikorek matanya bukan? "

“Hemm, jadi engkau sipengemis tua yang bergelar Kim jie Sinkay Khu Sun Lie?" tegur siniekouw sambil mementang matanya lebar-lebar.

"Benar, engkau terkejut? " tanya sipengemis mengejek.

Siniekouw baru saja ingin menyahut, tiba-tiba dariarah kejauhan terdengar derap langkah kaki kuda. Didengar dari derap langkah kaki kuda itu, mungkin belasan penunggang kuda yang tengah melarikan kuda tunggangannya, karena suara kelenengan pada kuda itupun terdengar jelas sekali.

Khu Sun Lie dan Tie Lie Siannie menoleh dengan segera, wajah siniekouw berobah berseri-seri, sedangkan Khu Sun Lie memandang dengan perasaan heran, Belasan orang penunggang kuda itu memang tengah mendatangi dengan cepat sekali.

Dipaling depan tampak seorang lelaki berpakaian sebagai tentara kerajaan, berusia antara lima puluh tahun lebih, dengan golok yang tersoren gagah dipinggangnya, tengah melarikan kudanya dengan cepat.

Dibelakangnya mengikuti belasan orang tentara negeri, yang semuanya memakai pakaian seragam seperti Kim-in-wie, pakaian emas. Jelas, pasukan tentara negeri ini adalah pasukan dari istana raja.

Khu Sun Lie jadi heran sendirinya, sedang kan si niekouw Tie Lie Siannie telah berseru: "Bagus" dan tanpa membuang waktu lagi dia telah mengambil Hudtimnya yang menggeletak ditanah, kemudian melancarkan serangan kepada sipengemis.

Cepat sekali rombongan penunggang kuda itu telah tiba, dan mereka juga telah menghentikan kuda mereka sambil melompat turun. Tentara yang berusia lima puluh tahun lebih itu, yang rupanya menjadi pemimpin mereka, telah berseru: "Tie Lie Siannie, jangan kuatir, kami datang membantu " Dan para tentara negeri itu telah mencabut golok mereka masing masing, mengepung Khu Sun Lie.

"Bagus Po Taijin, engkau telah datang."kata Tie Lie Siannie. "Beres kan pengemis ini... aku ingin mengurusi tugas yang diberikan Hongsiang “

“Ya " menyahuti Po Taijin itu. Maka seketika itu juga belasan golok berkelebat menyambar kearah Khu Sun Lie, sedang kan Tie Lie Siannie telah berusaha meloloskan diri, dia berlari kearah rombongan kuda dari tentara itu sambil berseru : "Po Taijin, aku meminjam kudamu "

Dan tanpa menantikan jawaban, dia menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat ke atas kuda.

Khu Sun Lie mendongkol bukan main, "Tie Lie Siannie, engkau ternyata seorang niekouw yang sangat pengecut sekali " teriaknya dengan suara yang keras. Tetapi Khu Sun Lie tidak bisa memaki terus, karena saat itu senjata tajam dari para tentara negeri itu telah menyambar datang, bahkan goloknya dari Po Taijin telah menyambar kearah lehernya dan memaksa Khu Sun Lie untuk mengelakkan diri dengan melompat kebelakang menjauhi diri.

Khu Sun Lie memperoleh kenyataan bahwa para tentara negeri itu, termasuk Po Taijin, bukaniah jago-jago yang memiliki kepandaian tinggi dan tidak dipandang sebelah mata oleh pengemis ini. Namunjumlah mereka justru cukup banyak. sehingga membuat sipengemis harus bersikap hati-hati.

Dia memang masih ingin mempermainkan Tie Lie Siannie, tetapi niekouw itu justru telah melarikan kudanya Po Taijin dengan cepat meninggalkan tempat itu.

Setelah bertempur beberapa jurus Iagi, Khu Sun Lie berhasil merubuhkan dua orang tentara yang merangsek maju, dia melemparkan tubuh kedua tentara itu dengan gerakan yang cepat sekali, sehingga tubuh mereka terbanting di atas tanah dengan keras.

Mempergunakan kesempatan disaat para tentara itu bersama Po Taijin tengah terkejut dan memandang tertegun, Khu Sun Lie telah membalikkan tubuhnya dan berlari meninggalkan mereka. Kho Sun Lie menganggap tidak ada perlunya dia melayani para tentara tersebut, hanya membuang-buang tenaga saja.

Khu Sun Lie juga mengambil kearah timur dia mengambil arah yang diambil oleh Tie Lie siannie.

Maksud Khu Sun Lie, dia ingin mengejar niekouw itu, guna mempermainkannya, Tetapi karena niekouw itu melarikan diri dengan menunggang kuda seekor kuda yang bagus dan kuat, dengan sendirinya telah membuat Khu Sun Lie tertinggal jauh, walaupun pengemis ini mengejarnya dengan mengerahkan tenaga ginkangnya, ilmu lari cepatnya.

Setelah berlari-lari sekian lama, akhirnya Khu Sun Lie berhenti disebuah warung arak. yang terdapat dipermukaan sebuah kampung, Dia beristirahat dan meneguk arak perlahan-lahan sedangkan pelayan warung arak itu dari semula melayaninya acuh tak acuh, karena dia melihat tamunya yang seorang ini adalah seorang pengemis.

Tetapi ketika Khu Sun Lie menghadiahan dia dua tail perak. pelayan itu jadi terbengong-bengong dan kesima, bahkan seketika dia memperlakukan sipengemis dengan sikap yang manis dan hormat sekali.

Setelah beristirahat sejenak. Khu Sun Lie melanjutkan perjalanannya. Dia melihat jika dia maju terus, berarti diaakan sampai di Lim An lagi. Tetapi karena tadi nikouw itu mengambil jalan diarah ini. Khu Sun Lie meneruskan perjalanannya tanpa merobah arah. 

Sedangkan waktu itu sudah tengah hari, dan Khu Sun Lie berjalan perlahan-lahan diantara orang yang sudah ramai berlalu lalang. Diam-diam hati Khu Sun Lie jadi memikirkan tentang si niekouw yang bergelar Tie Lie Siannie itu.

Aneh sekali niekouw itu, dia memiliki kepandaian yang tidak berada disebelah kepandaiannya, tetapi nikouw itu justru menyatakan dia tengah melaksanakan tugas yang diberikan oleh Hongsiang, yaitu kaisar. Tentu saja ini merupakan urusan yang janggal dan aneh sekali. Tugas apa yang diberikan Kaisar Eng Tok. yang saat itu berkuasa didaratan Tionggoan, kepada niekouw itu? Dan urusan apa pula yang menjadi persoalan, sehingga sampai seorang Kaisar seperti Eng Lok Hongte harus perlu turun tangan sendiri memberikan perintah dan tugas rahasia kepada Tie Lie Siannie? persoalan yang membuatnya jadi pusing sendiri.

"Nikouw itu tentu tengah melakukan sesuatu yang luar biasa... entah persoalannya menyangkut urusan orang-orang Rimba persilatan atau tidak? " berpikir Khu Sun Lie.

Sebagai seorang pengemis yang mengambil jalan lurus, tentu saja Khu Sun Lie selalu bertindak digaris yang adil.

Dia sering membela rakyat dari tindasan para orang yang memiliki kekuasaan dan mengandalkan kekuasaannya itu. Untuk menindas yang lemah. Disebabkan itu pula, sekarang mendengar Tie Lie Siannie tengah melaksanakan tugas Kaisar, Khu sun Lie jadi curiga, jangan-jangan hal itu akan menyangkut keselamatan orang2 Rimba persilatan-Karena memang pada saat itu banyak orang-orang Rimba persilatan yang merasa tidak senang pada Kaisar Eng Lok, yang telah mengumpulkan kekayaanaan memperlihatkan kekuasaan yang berlimpah, Walaupun rakyat saat itu tengah hidup dalam keadaan yang cukup menderita, Akibat peperangan dengan kaum penjajah telah membuat kerajaan di daratan Tionggoan tidak semakmur dulu, dan kini Kaisar Eng Lok juga banyak melakukan pengejaran terhadap jago-jago dulu yang pernah mendukung pemerintahan Beng tersebut, dan kini telah hidup mengasingkan diri.

Kaisar umumnya mengirimkan jago-jagonya untuk membinasakan orang2 yang tidak disenanginya itu, dengan alasan ingin memberontak. Sehingga Khu Sun Lie jadi tertarik sekali untuk menyelidiki apa yang tengah dilakukan oleh Tie Lie siannie dengan tugas Kaisar itu.

Tampaknya niekouw itu juga bukan manusia baik-baik, karena dia galak dan memiliki tangan telengas, Seperti tadi saja, hanya dipandang oleh Khu Sun Lie, niekouw itu sudah mengancam ingin mengorek kedua biji mata sipengemis.

“Hemmm, walaupun bagaimana aku harus menyelidikinya apa yang sesungguhnya dilakukan niekouw itu" pikir sipengemis.

Karena telah bulat tekadnya, Khu Sun Lie kembali menyusuri jalan untuk menuju ke Lim An-Kota itu merupakan sebuah kota yang sangat besar. Bahkan pernah dijadikan ibu kota, ketika tentara kerajaan Song tengah terdesak oleh tentara Kim.

Maka tidak-mengherankan kota tersebut sangat besar, Waktu Khu Sun Lie tiba di Lim An, tidak mudah baginya mencari dan menyelidiki jejak Tie Lie Siannie.

"Setengah harian sampai menjelang magrib Khu Sun Lie mencari jejak si niekouw, tetapi tetap saja dia tidak berhasil. Akhirnya Khu Sun Lie telah menginap disebuah rumah penginapan kecil yang terdapat dipintu kota.

Semula terjadi pertengkaran antara Khu Sun Lie dengan pelayan rumah penginapan itu, karena pelayan itu tidak mau melayaninya dan menyatakan kamar telah terisi penuh, tidak ada yang kosong.

Tentu saja Khu Sun Lie jadi marah, karena dia mengetahui pelayan itu menhemuka kan alasannya itu disebabkan memandang pakaiannya yang tambal tambalan dan dekil.

Maka dia telah menempiling pelayan itu, dan kasir rumah penginapan itu keluar waktu mendengar ribut-ribut. Saat itu Khu Sun Lie telah menyerahkan lima tail perak kepada si kasir, kontansi kasir jadi bersikap ramah dan mempersalahkan pelayannya yang dimaki tidak memiliki kesopanan dan tidak tahu adat.

Diapun perintahkan kepada pelayannya untuk mempersiapkan sebuah kamar yang bersih untuk Khu Sun Lie, bahkan berpesan agar memperlakukan sipengemis dengan baik dan sopan.

Setelah beristirahat sampai menjelang tengah malam, Khu Sun Lie keluar dari rumah penginapannya, Dia melangkahkan kakinya tanpa tujuan-Udara cukup dingin, malam telah larut, Keadaan juga sepi.

Setelah puas berjalan-jalan mengelilingi kota itu, dia bermaksud kembali ke rumah penginapannya, Tetapi kebetulan sekali dia mengambil jalan yang melewati gedungnya Phang Siu Hong, yang dikota Lim An memiliki pangkat sebagai Tiekoan muda.

Sejenak pengemis ini berhenti dimuka gedung Phang Siu Hong, dia jadi teringat peristiwa yang telah menimpah diri Wang Po Liang, Entah bagaimana keadaan anak orang she Wang itu, yaitu Wang An, yang kini telah berada di tangan Tang Bun Han.

Setelah berdiri sekian lama, sipengemis menghela napas dan bermaksud berlalu, karena dia melihat gedung itupun gelap sekali, menandakan penghuninya tentu telah terlelap dalam tidurnya.

Tetapi waktu dia ingin memutar tubuhnya, matanya yang tajam melihat sesosok tubuh yang berkelebat diatas genting Tiekoan muda she Phang itu, Seketika Khu Sun Lie mengurungkan maksudnya meninggalkan tempat itu, bahkan gesit sekali dia menyelinap kebelakang dinding disampingnya, mengawasi sosok bayangan yang tengah berlari-lari diatas genting Phang Siu Hong. Gerakan bayangan itu cukup gesit, dia telah melompat keluar dari gedung Tiekoan she Phang, kemudian berlari-lari menuju kearah timur. Dilihat dari gerakannya, ilmu meringankan tubuh orang itu tidak rendah. Bahkan dari bentuk tubuhnya bayangan itu tentunya seorang wanita.

Karena kuatir kehilangan jejak. Khu Sun Lie cepat-cepat mengikuti bayangan itu, dia telah mengikuti dalam jarak tertentu, agar orang yang diikutinya itu tidak mengetahui dirinya tengah dibayangi.

Setelah berlari-lari sekian lama, sosok bayangan itu tiba disebuah gedung yang besar dan mewah. Dia berhenti dan menepuk tangan tiga kali pula.

"Apakah disitu Tie Lie Siannie? " terdengar orang didalam bertanya dengan suara yang perlahan-

"Ya," Tie Lie Siannie telah menyahuti dengan suara yang perlahan juga, nikouw itu telah melompat turun dan menyelinap lenyap ke dalam gedung itu.

Khu Sun Lie cepat-cepat melompat mendekati gedung itu, dengan ringan dia melompati dinding yang cukup tinggi, lalu menggaetkan kedua kakinya dipayon rumah. Dia memandang kesekelilingnya.

Ternyata kamar disebelah barat itu masih terang juga dan dijendela kamar tampak beberapa bayangan orang, serta suara tertawa, Tampaknya dikamar itu tengah diadakan suatu pertemuan-Dengan hati-hati Khu Sun Lie telah mendekati kamar itu, dia mengintai kedalam, Tetapi waktu dia melihat orang-orang yang berada di dalam kamar itu, hatinya jadi tergoncang keras, keringat dingin juga mengucur dikeningnya, dia merasakan tengkuknya dingin sekali.

Ternyata didalam ruangan kamar itu berkumpul lima orang, berenam dengan Tie Lie Sian nie. Kelima orang lelaki itu macam-macam bentuknya, mereka duduk mengelilingi meja sambil tertawa-tawa merundingkan Sesuatu. Yang membuat Khu Sun Lie terkejut, justru dia mengenali siapa adanya kelima orang itu, Yang duduk ditengah-tengah pada kursi yang terdapat dikepala meja, dikenalnya sebagai Huang ho Kiamhiap cung Tu Goan, seorang jago pedang yang sangat terkenal didalam kalangan Kangouw, bahkan merupakan tokoh yang menggetarkan rimba persilatan  dengan ilmu pedangnya.

Yang mengejutkan Khu Sun Lie justru jago ini berada diatas dirinya, memiliki kepandaian yang dua-kali atau tiga kali lipat dari dia. Yang duduk disamping Huangho Kiam hiap (Pendekar Pedang dari Huang ho) cung Tu Goan itu, seorang lelaki yang kurus kering, mukanya tinggal tulang belaka, dengan tulang pipi yang tinggi dan mata yang Celong dalam.

Diapun dikenali Khu Sun Lie sebagai seorang jago luar biasa, yang bergelar Sam Cie Hek Hun ( Arwah Hitam TigaJari

) Kho Lung san. Jago inipun merupakan jago yang lelah menggemparkan rimba persilatan selama dua puluh tahun lebih dengan sepak terjangnya.

Dilihat dari gelarnya saja sudah dapat diketahui dia merupakan jago dari aliran hitam, yaitu sering melakukan kejahatan dan kekejaman-Namanya tidak berada disebelah bawah Huangho Kiam hiap cung Tu Goan.

Inilah yang membuat Khu Sun Lie jadi heran bukan main, karena kedua jago yang terkenal itu bisa ber-sama2 berada ditempat ini. Dan yang lebih mengejutkan hati Khu Sun Lie adalah tiga orang lainnya, Mereka itu dikenalnya sebagai Sam- sat Giok Bin (Tiga iblis Berwajah Kumala), yang masing2 bernama Tang Cie Jie Liang dan Sam Kun.

Mereka bertiga merupakan jago2 yang malang melintang disekitar Kanglam, daerah selatan, Maka sungguh aneh justru ketiga iblis ini bisa berkumpul dengan Huang ho Kiam hiap  dan Sam Cie Hek Hun. Dan yang lebih aneh lagi, kelima jago luar biasa itu bisa berkumpul dengan Tie Lie Siannie, niekouw yang sesungguhnya memiliki kepandaian dibawah kelima orang jago itu.

Khu Sun Lie sendiri jadi bersikap jauh lebih hati2. karena dia mengetahui sekali saja dia melakukan suatu kesalahan, maka dirinya bisa kepergok oleh kelima orang liehay itu. Memang terhadap Tie Lie Siannie, siniekouw itu, Khu Sun Lie tidak takut, justru yang membuat dia jeri adalah kelima orang jago itu.

Karena kuatirnya, Khu Sun Lie sampai menahan napas, tidak berani bernapas keras2.

"Tie Lie Siannie, bagus engkau telah sampai " kata Huang ho Kiamhiap membuka suara memeCahkan keheningan dikamar-itu. "Kami telah menantikan kedatanganmu dua hari lamanya..."

Tie Lie Siannie cepat2 merangkapkan tangannya memberi hormat kepada kelima orang jago itu, sambil katanya diiringi tertawanya:

"Maafkanlah siauwmoy, justru Pienie terlambat karena menemui rintangan, Bahkan....benda berharga yang Pienie bawa telah terbawa lenyap oleh kuda pienie"..." dan niekouw itu telah menceritakan perihal pertemuan dengan Khu Sun Lie. Kelima orang jago itu mendengarkan dengan wajah yang dingin.

"Pengemis butut tidak punya nama itu berani bertingkah... biarlah kalau dapat kujumpai, akan kuhajar hancur sepasang tangannya..." kata Sam Cie Hek Hun dengan suara yang tawar.

"Ya, memang pengemis itu terlalu bertingkah, padahal kepandaiannya tdak berarti apa2..." menimpali Jie Liang, iblis yang kedua. "Itulah sebabnya Piennie agak terlambat..." kata Tie Lie Siannie lagi. “Harap kalian mau memaafkan " kembali nikouw tersebut menjura memberi hormat.

"Sudahlah Tie Lie siannie, kita tidak perlu terlalu banyak membawa peradatan" kata Sam Kun. iblis ketiga dari Sam-sat Giok Bin dengan tidak sabar. "Yang ingin kami ketahui apakah pesan Hongsiang...? "

“Hongsiang hanya berpesan agar kita berusaha mencari cap Kerajaan itu dikalangan para pendekar rimba persilatan- Mungkin juga ada jago2 yang menjadi kaki tangan dari Kaisar yang lalu, menyimpan cap Kerajaan itu."

“Hemmm, inilah sulit, karena kita tidak memperoleh petunjuk kepada siapa kita harus mencari cap Kerajaan itu " kata Huangho Kiamhiap. "Kita seperti juga berada dalam karung, hanya bisa me-raba2 saja..." Tie Lie Siannie mengangguk.

"Benar, tetapi tugas seperti ini tidak ringan, Hongsiang juga telah memberikan pesan kepadaku, agar berlaku hati-hati, jangan sampai perihal lenyapnya cap Kerajaan tersiar dikalangan rakyat, karena jika sampai hal itu tersiar luas tentu kedudukan Kaisar akan tergoncang."

“Hemmm, aku mengerti, tentu Hongsiang maksudkan bahwa tugas ini merupakan tugas yang dipertaruhkan dengan jiwa kita, bukan? jika kita gagal untuk memperoleh dan menemukan cap Kerajaan, itu, tentu kita akan dihukumnya "

"Kukira Hongsiang tidak memiliki pikiran sampai begitu jauh, hanya kita juga harus memaklumi kesulitan yang dihadapi Hongsiang, karena memang jika cap Kerajaan itu belum kembali ketangannya, berarti kedudukan kerajaan akan tergoyahkan, dia tidak akan sah sebagai Kaisar... Yang terpenting lagi, kita harus mencari tiga jago yang dicurigai Kaisar. Mereka itu semuanya merupakan orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Kaisar lama. Tetapijustru mereka bertiga itu juga merupakan manusia- manusia yang sulit untuk dicari jejaknya, karena mereka bertiga merupakan tokoh-tokoh sakti di dalam Rimba Persilatan-..:"

Sepasang alis Sam Cie Hek Hun mengkerut dalam-dalam, tampaknya dia tidak senang Tie Lie Siannie terlalu memuji ketiga orang yang akan mereka Cari itu.

"Siapa ketiga orang itu yang tampaknya membuat Siannie begitu jeri...? " tanya Sam Cie Hek IHun-Jangan kuatir, bukankah disini telah berkumpul kita berenam, berarti jika kita bekerja sama, tidak mungkin ada orang yang bisa berbuat sesuatu apapun terhadap kita..."

Tie Lie Siannie sadar bahwa iblis ini tidak gembira karena kata-katanya itu, namun dia telah meneruskan perkataannya itu: "Tetapi Piennie bicara dari hal yang benar, Pernahkah Kiesu (orang gagah) mendengar Kim Shia (si sesat berCahaya emas) Liong Bun su"

"Apa? " tanya kelima orang jago itu terkejut, wajah mereka juga telah berobah.

Khu Sun Lie sendiri yang tengah mencuri dengar percakapan mereka itu tidak kurang kagetnya, Kim Shia Liong Bun Su merupakan jago luar biasadi zaman itu.

Siapa yang tidak kenal Liong Bun Su, sisesat yang memiliki adat dan tabiat sangat aneh? punggung Khu Sun Lie jadi dingin sekali, hampir saja dia bergerak untuk menarik napas dalam-dalam, untung saja dia segera teringat bahwa dirinya tengah berada didalam kandang macan-Tie Lie Siannie telah tersenyum.

"Nah, seperti Pienie kata kan tadi." katanya lagi, "Bukankah kita akan menghadapi lawan yang berat? " Kelima orang jago itu tampak telah bisa menguasai dirinya, kemudian Huang Ho Kiam hiap bertanya: "Lalu siapa yang dua orang lainnya? "

"Merekapun merupakan jago-jago yang luar biasa, karena jika kusebutkan nama mereka, pasti kalian akan mengenalnya."

"coba kau jelaskan-" desak Sam Cie Hek Hun tidak sabar. "Jago kedua yang harus kita Cari itu bergelar Sip Pat Mo." "Apa? " berseru kelima orang jago itu yang kembali terkejut

"Maksudmu Sip Pat Mo (Delapan belas Nada) Bu Beng Hong? "

"Tepat" mengangguk Tie Lie Siannie, "Dialah jago kedua yang harus kita cari.”

“Tetapi bukankah Sip Pat Mo telah sepuluh tahun yang lalu meninggal? "

"Belum." menyahuti Tie Lie Siannie.

"Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan orang-orang Kaisar, justru kematian Sip Pat Mo merupakan berita bohong belaka, yang sengaja disiarkan. Tetapi sebenarnya Sip Pat Mo telah menyembunyikan diri disebuah pulau. Justru inilah yang menarik perhatian Kaisar, dia menduga cap Kerajaan justru berada ditangan Sip Pat Mo, dia yang menyimpannya "

Khu Sun Lie kembali terkejut Sip Pat Mo merupakan jago yang memiliki kepandaian luar biasa, Tidak ada seorangpun dari kalangan kangouw yang berani berbuat salah kepada Sip Pat Mo, karena sekali saja berbuat salah, tentu akan berhenti menjadi manusia selama-lamanya, alias dibinasakan oleh Sip Pat Mo.

Dan selama tiga puluh tahun Sip Pat Mo malang melintang didalam rimba persilatan belum pernah dia memperoleh tandingan, Namanya tidak berada disebelah bawah nama Kim Shia, walaupun belum pernah ada orang rimba persilatan yang mendengar kedua jago ini pernah bertempur, sebegitu jauh belum ada yang bisa memastikan, siapa diantara Kim Shia dan Sip Pat Mo yang lebih tinggi kepandaiannya.

-oo0dw0oo-
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar