Puteri Es Bab 09 : Di laut ada tengkorak

BAB 9 Di laut ada tengkorak

Shen Tai Gong memelototi Xue Chu Qing dan berkata, "Apakah kau adalah Putri Yin Huo?"

Xue Chu Qing bertanya balik, "Apakah pak tua tidak mempercayainya?"

Shen Tai Gong berkata pada dirinya sendiri, "Bukankah Putri Yin Huo sudah lama meninggal?" Xue Chu Qing menarik nafas tapi tidak menjawab, di tengah alisnya terdapat kerut kesedihan.

"Semua orang pasti memiliki kesedihan tersendiri, kesedihan yang dialami Putri sudah diketahui oleh semua orang," kata Fang Zhen Mei.

Xue Chu Qing dengan sedih berkata, "Kalau kesedihanku diketahui oleh semua orang itu masih lebih bagus, kalau kesedihan seseorang tidak diketahui, itu paling menyulitkan."

Alis kiri Fang Zhen Mei tampak terangkat dan dia berkata, "Hal sebenarnya yang tidak diketahui orang jangan disimpan di dalam hati.... Kalau Putri mengalami kesulitan lebih baik diucapkan saja, mungkin ketiga orang bodoh ini walaupun tidak bisa membagi kesulitan tapi bisa mengurangi beban hidup Putri."

Xue Chu Qing pelan-pelan berkata, "Aku sudah menutupi hal ini selama bertahun-tahun, untuk apa aku mengatakannya lagi? Asalkan aku tahu kalau Tuan Muda adalah teman dan bukan musuh, itu saja sudah cukup."

Tiba-tiba Wo Shi Shui bertanya, "Kami akan membantu Long Hui Ji, apakah kami ini musuh atau teman?"

Xue Chu Qing tertawa dengan sedih dan balik bertanya, "Apakah kalian mengira...gosip yang tersebar bahwa Long Hui Ji yang meninggalkanku dan membuatku meninggal?"

Shen Tai Gong melotot dan berkata, "Semua orang berkata seperti itu."

Xue Chu Qing tertawa, dia tertawa keras dan berkata, "Ada satu hal yang harus diketahui, Long Hui Ji tidak tahu kalau aku masih hidup, kalau dia tahu, dia bisa mati, dan dia tidak akan melepaskanku begitu saja...." perkataan Xue Chu Qing terlihat sangat sedih, dan dengan tegas dia berkata lagi, "Di dunia ini hanya akulah yang paling memperhatikan dirinya, dan dia juga orang yang paling memperhatikanku

Dia tertawa dan berkata kepada Si Kong Tiao, "Ambil kotak." Si Kong Tiao dengan hati-hati mengeluarkan sebuah kotak yang penampilan luarnya sangat bagus, dengan sikap hormat dia memberikan kotak itu dengan kedua tangannya kepada Xue Chu Qing.

Wajah Si Kong Tui berubah, kedua matanya seperti burung hantu yang bertengger di atas kuburan. Xue Chu Qing menerima kotak itu, melihat surat itu, matanya seperti menyayangi kotak itu juga  terlihat sedih, "Benda ini adalah pemberiannya...." pelan-pelan dia membuka kotak itu.

Karena tutup kotak itu menghadap ke arah Fang Zhen Mei dan kawab-kawan maka Fang Zhen Mei, Shen Tai Gong, dan Wo Shi Shui tidak dapat melihat isinya dengan jelas.

Tampak sebuah benda berkilau, Xue Chu Qing berteriak karena terkejut.

Dia terjatuh, kotaknyapun ikut terjatuh.

Di dalam kotak itu ternyata ada sepotong jari. Jari seorang laki-laki. Jari telunjuk.

Di dalam kotak itu ada sehelai surat yang berisi,

"Pembahan yang terjadi kelak siapa yang bisa menebaknya?

Semua sumpah belum tentu bisa ditepati."

--ooo0dw0ooo--

Putri Yin Huo jatuh tergeletak di bawah, di antara dada dan lehernya terlihat sebuah lubang.

Darah terus mengalir.

Hati Fang Zhen Mei serasa tenggelam. Karena warna darahnya berwarna hitam.

Luka itu berada di tempat vital dan mengandung racun pekat. Kecuali racun itu masih ada guna-guna kuat yang sudah tertanam di dalam tubuh Xue Chu Qing.

Perempuan seperti Xue Chu Qing yang mempunyai ilmu silat begitu tinggi, tapi masih bisa terkena racun. Dengan tenaga dalam yang ada pada dirinya dan berkecimpung lama dalam bidang ilmu guna-guna, dia masih bisa bertahan-— Tapi guna-guna yang kekuatannya lebih lihai telah merusak kekuatannya.

Bibir Xue Chu Qing tampak pucat.

Fang Zhen Mei memapahnya dan berkata, "Apa yang ingin Anda sampaikan?"

Xue Chu Qing melihat kotak itu, jari panjangnya tampak gemetar, "Itu...itu adalah jarinya "

Shen. Tai Gong mengerutkan alisnya dan bertanya, "Jari siapa?" Xue Chu Qing tertawa lelah, "Jari Hui Ji "

Alis tebal Wo Shi Shui tampak berkerut, "Jari Long Hui Ji yang telah melukai Anda?"

Xue Chu Qing menggelengkan kepala dengan sedih, "Bukan. "

Jari Wo Shi Shui tampak mengepal, "Kalau bukan dia, lalu siapa?" Xue Chu Qing dengan lelah menjawab, "Itu adalah. "

Wo Shi Shui terus melihat Xue Chu Qing dan dengan tegas berkata, "Siapapun dia, aku akan membalaskan dendam Anda."

Xue Chu Qing terkejut, tapi kesadarannya mulai menghilang, suara dan sikap Wo Shi Shui membuatnya merasa terkejut dan juga seperti mengenang kembali Long Hui Ji ke beberapa tahun yang lalu yang pernah memegang tangannya dan berkata, "Aku pasti akan menikah denganmu, pasti." diucapkan dengan nada siap mati dan tidak merasa menyesal, gunung boleh berpindah, laut boleh ditumpuk, tapi hatinya tidak akan berubah.

— Sekarang mengapa nada ini bisa muncul dari mulut seorang pemuda yang sejak tadi hanya diam? — Siapakah dia? Putri Yin Huo antara sadar dan tidak sadar merintih, "Hui Ji...." wajahnya menghadap ke atas dan diapun meninggal.

--ooo0dw0ooo--

Kedua mata Wo Shi Shui terus menatap leher perempuan itu yang indahnya seperti ukiran giok. Bentuknya begitu indah, benar- benar seperti leher angsa, tapi dia sudah tidak bernyawa.

Wo Shi Shui tidak mempercayainya— sepertinya nyawanya masih melekat di tubuh perempuan itu dan tidak ikut meninggal.

Pastinya Xue Chu Qing tidak tahu, di dalam diri pemuda itu ada cinta yang tidak bisa diharapkan, semenjak di Ling Yin Si dari celah- celah jendela dia melihat Putri Yin Huo menari, Wo Shi Shui tidak bisa terlepas dari bayangan tarian indah itu.

Wo Shi Shui memperhatikan Putri Yin Huo, walaupun dia salah tapi ada benarnya juga.

Karena itu sejak tadi Wo» Shi Shui tidak membantu menyerang. Dia tidak tega untuk menyerang, juga tidak bisa menyerang Putri Yin Huo.

Tapi sekarang Xue Chu Qing tiba-tiba meninggal, semua tarian indah sepertinya sudah terbang dan membeku, dan akhirnya padam.

Tapi Wo Shi Shui masih hidup.

Dia masih hidup dan menyaksikan nyawa yang begitu indah sudah menghilang.

Wo Shi Shui menggendong Putri Yin Huo, air matanya tampak memenuhi bola matanya, tapi tidak sampai mengalir keluar.

Pemuda itu melihat kekasihnya mati di depan mata. Kesedihan itu seperti api di atas es, darah menempel di atas pisau, sangat panas dan merah. Tapi Xue Chu Qing sampai matipun tidak tahu kalau dia telah menggetarkan hati seorang laki-laki.

Kalau Putri Yin Huo masih hidup di dalam tariannya, di dalam tarian itu ada seorang teman akrab yang rela hidup demi dirinya dan bahkan siap untuk mati.

Tapi sayang Putri Yin Huo hanya hidup dalam sebuah mimpi.

--ooo0dw0ooo--

Dengan pelan Shen Tai Gong berkata, "Dia, karena apa dia mati...?"

Fang Zhen Mei terdiam melihat tubuh Xue Chu Qing, dari sorot matanya terlihat kalau diapun menyayangkan kejadian ini.

"Di dalam kotak itu, kecuali ada sepotong jari, juga ada senjata rahasia, begitu tutup kotak dibuka, senjata rahasia itu akan menembak keluar."

Fang Zhen Mei memungut kotak itu, wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Dengan kemampuan ilmu silat Putri Yin Huo, senjata rahasia tidak akan bisa menyerangnya, walaupun terkena tapi tidak akan sampai melukainya...tapi orang yang merencanakan pembunuhan ini sudah tahu pada saat Putri membuka kotak ini, pasti hati dan pikirannya sedang bergejolak, dan keadaannya pasti tidak waspada, di dalam senjata itu masih diolesi dengan guna-guna yang dibubuhkan dengan kuas. Guna-guna senjata rahasia itu bisa merusak guna-guna yang melindungi Putri... kalau begitu, Putri Yin Huo. " Fang Zhen Mei menarik nafas.

Si Kong Tiao mengepalkan tangannya sambil menatap langit, dengan marah dan sedih, dia berkata, "Siapa! Siapa yang tega membunuh Putri?"

Si Kong Tui ikut marah, kedua matanya bersorot terang, "Biarkan aku yang mencari orang itu dan mencincangnya " Si Kong Tiao terus menangis, "Putri, Anda begitu baik kepada Long Hui Ji... tapi dia "

Si Kong Tui meloncat dan marah, "Long Hui Ji, kurang ajar kau! Kau sudah mencelakai Putri sejak lama, sekarang, sekarang kau masih. aku harus mencincangmu!"

Tapi saat itu, dari arah sungai terdengar teriakan. Teriakan dari Xiao Xue yang lemah.

--ooo0dw0ooo--

Xiao Xue ditinggalkan di atas rakit di sungai itu.

Di atas rakit ada seorang pembunuh perahu j'ang bernama Zheng Hen Shou dan dua ular bermarga Man.

Sinar bulan terus bersinar ke arah sungai, membuat sungai itu tampak berkilauan. Rakit dengan cepat meninggalkan tempat itu. Di atas rakit masih ada beberapa orang, tapi entah siapa saja mereka itu.

Tadinya demi menolong Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, maka Fang Zhen Mei naik ke atas perahu itu menempuh bahaya. Karena sulit membawa Xiao Xue maka dia menitipkannya pada Zheng Hen Shou.

Sekarang rakit sedang melaju dengan cepat seperti terpasang sayap dan terus meluncur.

Wajah Shen Tai Gong tampak berubah, dia segera naik ke bagian perahu bagian depan dan ingin terjun tapi Fang Zhen Mei sudah menariknya dari belakang, karena rakit itu sudah berjarak beberapa puluh meter dari perahu, mana mungkin Shen Tai Gong bisa meloncat begitu jauh?

Shen Tai Gong terus menghentakkan kakinya dan berkata, "Cepat suruh perahu ini maju....." kata-katanya belum habis, dia merasa kakinya melayang kemudian turun dan tenggelam. Ternyata perahu ini mulai tenggelam.

Fang Zhen Mei membalikkan kepala untuk melihat, Si Kong Tui, Si Kong Tiao, Mei Mai, dan Yi Mai sudah menghilang secara aneh.

Terdengar Wo Shi Shui dengan marah membentak, "Mereka ada di sini!"

Ternyata di sisi perahu ada sebuah sampan kecil, sekarang sampai itu sudah berjarak 20-30 meter dan semakin menjauh.

— Perahu akan tenggelam, tapi Si Kong bersaudara membawa sampan dengan diam-diam dan meninggalkan perahu.

Shen Tai Gong meraung marah, rambut dan janggut putihnya sehelai demi sehelai berdiri, dia seperti seekor ikan pedang yang meloncat ke atas. Di udara menggaris lingkaran kemudian terjun ke laut. Sekarang dia seperti seekor ikan hiu putih melawan gelombang dan angin, mengejar sampan kecil itu!

— Dia harus mengejar sampan itu lalu memukul Si Kong bersaudara dan menjatuhkan mereka ke sungai, baru bisa mengurangi kemarahannya!

— Kemudian, dia akan mengambil sampan itu untuk menyelamatkan Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui.

Karena marah dan tidak berpikir panjang, dia sudah bertekad untuk melakukan semuanya. Dia akan sama seperti Wo Shi Shui dan para pendekar lainnya, karena merasa marah terbang ke langit atau masuk ke dalam tanah, dia akan melakukan apa yang biasa orang- orang itu lakukan. Kalau kau ingin terkenal pasti akan mengalami banyak kesulitan, kalau kau mau bertahan hidup biasanya kau harus mengandalkan pada nasib.

--ooo0dw0ooo--

Nasib Shen Tai Gong sedang tidak mujur.

Dia sudah mengejar selama setengah jam, baru berhasil mencapai sampan, tapi tidak ada seorangpun di atas sampan itu. Dia marah-marah kemudian baru teringat, sewaktu dia terjun ke dalam sungai, Fang Zhen Mei seperti pernah melarangnya. Sekarang dia baru ingat, air sungai mengalir begitu deras dan bergelombang besar. Fang Zhen Mei tidak bisa berenang, apalagi Wo Shi Shui, dia seperti seekor bebek darat. Di antara ketiga orang itu, hanya dia yang bisa berenang—dan perahu itu sedang tenggelam.

Shen Tai Gong segera mendayung sampan dan kembali ke perahu itu.

Malam ini angin yang berhembus sangat besar, dan angin membuat gelombang sungai semakin besar. Diapun  sebenarnya sulit terapung di atas permukaan sungai yang bergelombang besar. Tapi bagi Shen Tai Gong, dia seperti makan baso ditambah sedikit bumbu, supaya terasa lebih enak.

Berniat menenggelamkan Shen Tai Gong seperti mengambil sumber air dan menenggelamkan ikan.

Tapi sekarang Shen Tai Gong tidak bisa bersikap santai.

Karena dia teringat pada kedua temannya. Ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei memang tinggi, tenaga Wo Shi Shui pun sangat kuat, burung di atas langit belum tentu bisa lolos dari kejaran Fang Zhen Mei. Batu di atas tanah yang keras tidak kalah kerasnya dengan kelapan tangan  Wo  Shi   Shui   yang   keras.  Tapi kalau berniat membunuh kedua pendekar itu di atas air, kau hanya tinggal menyediakan segentong air tenang, itu sudah cukup membuat nyawa kedua pendekar itu melayang.

Yang dikhawatirkan oleh Shen Tai Gong sekarang adalah Xiao Xue.

Xiao Xue tidak bisa ilmu silat.

Xiao Xue sudah dianggap seperti cucunya yang bernama Xiao Hong, dia begitu pintar dan cantik.

Teriakan Xiao Xue... sekarang dia sedang apa? Di atas laut ada tengkorak.

Perahu sudah tenggelam, kecepatan perahu itu tenggelam seperti sebuah ember yang tidak ada bagian bawahnya.

Panji yang tersulam kepala tengkorak dengan tiangnya masih mengapung di atas permukaan air. Shen Tai Gong berteriak, "Cai Shen Ye! Beruang besar!" tapi tidak ada yang menyahut.

Segera Shen Tai Gong mengubah panggilan, " Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui!" dia berharap bisa lebih beruntung dengan mengganti nama panggilan mereka. Tapi tetap tidak ada yang menjawab.

Air sungai terus menggulung, apakah mereka...?

Shen Tai Gong terkejut,^ segera dia menyelam masuk ke dalam air untuk melihat keadaan. Tiba-tiba tubuhnya terasa dingin, seperti ada sebuah es sekecil jarum terus menusuk ke seluruh bagian tubuhnya.

Sekarang dia baru ingat bahwa perahu itu kepunyaan Ren Tou Fan ini memiliki 'air mati' yang beracun. Sekarang perahu sudah tenggelam, 'air mati' ini akan bercampur dengan air sungai....

Shen Tai Gong sadar dia telah terkena guna-guna.

Dia tidak marah, tapi sedih dan menyayangkan karena dia menguasai teknik berenang masih bisa terkena guna-guna 'air mati'. Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui di dalam kolam dengan kedalaman

2 meterpun tidak bisa terapung, apakah sekarang mereka bisa bertahan hidup? Karena itulah Shen Tai Gong merasa sangat sedih.

Yang dia sayangkan adalah kalau dia mati di sungai ini, siapa yang akan menolong Xiao Xue nanti?

Dia merasa tubuhnya seperti dodol ketan yang melembek. Juga merasa tubuhnya seperti bukan tubuhnya, nafasnya masih normal tapi udara tidak bisa masuk ke dalam paru-paru.

Yang masuk ke dalam paru-paru adalah air.

Pikir Shen Tai Gong, "Lebih baik seperti ini, Cai Shen Ye sudah mati, beruang besarpun sudah mati, aku hidup sendiri untuk apa? Tidak ada yang bisa kuajak bertengkar, juga tidak ada yang menemaniku berbuat ulah, lebih baik aku mati sekarang."

— Mungkin ini yang disebut pemakaman cara air. Tapi mereka tidak bisa dimakamkan secara bersama-sama.

Dia iri kepada Wo Shi Shui.

— Bocah itu lebih bahagia karena dia bisa mati bersama dengan Fang Zhen Mei, matipun bisa merasa bangga dan ramai....

Air sudah masuk ke dalam hidung Shen Tai Gong, sewaktu ajal akan menjemput tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengangkatnya dan bertanya, "Apakah kau sudah kenyang minum air sungai?"

Orang yang bertanya tak lain adalah bebek dara, orang yang sama sekali tidak tahu tentang air, Cai Shen Ye, Fang Zhen Mei, baju putihnya masih berkibar ditiup angin. Tidak ada setetes darah maupun air.

Karena merasa gemas dan marah Shen Tai Gong hampir pingsan.

--ooo0dw0ooo--
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar