Pertarungan di Kota Chang An Bab 8 : Tenaga sakti melawan ilmu sakti (Tamat)

BAB 8 Tenaga sakti melawan ilmu sakti (Tamat)

Hari hampir sore. Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing merasa gerakan kaki mereka semakin lama semakin berat, nafas merekapun semakin sulit.

Fang Zhen Mei berpilar, "Orang ini begitu sabar dan. juga kuat, tenaga dalamnya pasti hebat."

Yuan Xiao Xing sendiri juga terkejut dan dia berpilar, "Kalau bukan karena aku yang menyerang dulu, dan kalau Fang Zhen Mei tidak kehabisan tenaga, mana mungkin aku bisa mengej arny a!"

Mereka berdua merasa pemandangan di kedua sisi berjalan dengan mundur dan cepat. Telinganya hanya mendengar deru angin yang kencang. Mereka sudah kembali lagi ke kota Chang An di  suatu jalan yang ramai.

Karena hari sudah sore, pejalan kaki sangat banyak dan mereka berdesak-desakkan. Fang Zhen Mei berusaha untuk menghindar keadaan ini tapi tidak semuanya berhasil dihindari. Tiba-tiba dia melihat di belakangnya ada kerumunan orang yang sedang menonton pertunjukan sulap. Fang Zhen Mei tahu kalau dia sendiri bisa menghindar dari kerumunan orang itu, tapi untuk Yuan Xiao Xing, dia pasti tidak perduli, mau menabrak salah satu dari orang- orang itu, Yuan Xiao Xing pasti akan menabrak orang itu hingga mati karena kekuatan tenaga dalam Yuan Xiao Xing yang besar. Fang Zhen Mei merasa walaupun dia akan mati tapi jangan sampai membawa orang lain ikut mati karenanya, maka dia memutuskan untuk berhenti berlari dan mengorbankan dirinya!

Yuan Xiao Xing terpaku, dia sama sekali tidak menyangka kalau Fang Zhen Mei akan berhenti di sana, dia mengira Fang Zhen Mei sudah tidak kuat berlari lagi. Dia merasa senang, dengan sekuat tenaga dia memukul ke arah Fang Zhen Mei.

Kedua tangan Fang Zhen Mei dibalikkan dan telapak tangan kirinya menutupi telapak tangan Yuan Xiao Xing.

Tangan kiri Yuan Xiao Xing juga segera diulurkan untuk memukul tangan kiri Fang Zhen Mei yang menyambut telapaknya tadi. Dua orang dengan 4 telapak, begitu bersentuhan tidak bisa dipisahkan lagi. Para pejalan kaki berlarian dan berteriak-teriak, mereka tidak tahu ada yang sedang bertarung, tapi mereka tidak ingin keluar untuk berurusan dengan masalah ini, mereka takut kalau mereka akan tertimpa musibah karena ikut campur. Mereka mundur mengelilingi kedua orang itu dan melihat mereka sedang beradu telapak tangan.

Begitu telapak tangan Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei beradu, mereka baru tahu kalau lawannya lebih kuat dari perkiraan mereka semula. Fang Zhen Mei merasa telapak Yuan Xiao Xing sangat kuat dan kekuatannya sangat besar, kalau dia tidak berhati-hati, dia bisa digetarkan dan organ-organ dalam tubuhnya akan hancur.

Yuan Xiao Xing merasa tenaga telapak Fang Zhen Mei begitu lemah dan lembut, seperti Yang Zi Jiang (sungai Yang Zi) yang terus mengalir tiada hentinya. Kalau dia tidak berhati-hati, tenaga dalamnya bisa dilumpuhkan, jika hal ini sampai terjadi, kalau tidak mati dia pasti akan terluka parah. Mereka beradu telapak dan tenaga dikerahkan lagi. Di atas kepala mereka terlihat ada asap putih yang mengepul, kedua kaki mereka semakin masuk ke dalam tanah. Orang-orang tidak tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya, mereka mengira kedua orang itu sedang beradu tenaga telapak. Tidak menyangka kalau pertarungan di kota Chang An ini adalah pertarungan antara dua pesilat tangguh!

Mereka berdua tadi sudah beradu ilmu meringankan tubuh, sekarang mereka beradu tenaga  telapak   tangan.   Kedua   ilmu  ini merupakan keahlian Yuan Xiao Xing. Fang Zhen Mei berusaha menghindari beradu tenaga telapak, dia ingin menghadapi Yuan Xiao Xing dengan menggunakan ilmu silat lain, tapi dia tidak memiliki kesempatan untuk mencobanya. Karena Fang Zhen Mei takut melukai penduduk di sana, maka dengan terpaksa dia menyambut kedua telapak tangan Yuan Xiao Xing. Si apapun yang berniat untuk menghentikan pertarungan ini, orang itu pasti akan tergetar hingga mati oleh tenaga dalam yang terpancar. Karena itu mereka l>edua sudah bertekad tidak akan berhenti bertarung sampai salah satu dari mereka mati.

Tapi Yuan Xiao Xing memang berniat ingin membunuh Fang Zhen Mei dengan telapak tangannya. Sedangkan Fang Zhen Mei berniat sebaliknya, dia hanya ingin mengambil kembali Shang CjingTu.

Dalam hati Fang Zhen Mei berpikir, tenaga telapak Yuan Xiao Xing sangat kuat, ditambah dia sangat berpengalaman, dia berharap dia bisa memenangkan pertarungan ini dengan kekuatan telapak tangannya, ternyata harapannya sangat tipis. Asal tidak kalah saja, itu sudah sangat beruntung. Sebenarnya dalam hati Yuan Xiao Xing merasa kaget, dia tidak mengira Fang Zhen Mei yang semuda itu bisa menghadapi ilmu Xiao Tian Xing Zhang Li yang sudah berpuluh tahun dikuasainya, tadinya dia yakin ilmunya ini bisa mengalahkan Fang Zhen Mei. Tidak disangka setelah begitu lama menyerang, dia tetap tidak bisa mengalahkannya. Dalam hati dia berpikir, "Kalau  kali ini aku tidak bisa membunuh Fang Zhen Mei dam harus menunggu lain waktu, saat itu aku tidak akan sanggup mengalahkannya lagi.

Kedua pasang telapak itu terus menempel, tidak ada yang kalah atau menang. Hari semakin sore.

Sejak pagi mereka berdua bertarung sampai hari menjelang malam. Tentu saja tubuh juga terasa lemas dan lelah, tapi karena ilmu silat mereka tinggi, mereka mafeih terlihat kuat dan tidak tampak akan roboh.

Tapi kalau mereka terus bertarung, mereka akan seperti lampu tempel yang cahayanya meredup karena kehabisan minyak.

Waktu itu dari kerumunan orang tiba-tiba ada seorang pak tua yang bicara, "A Qian, siapakah laki-laki berbaju putih yang sedang bertarung itu?"

Seorang pemuda menjawab, "Ayah, dia adalah orang yang pernah menolong kita."

Pak tua itu terbatuk kemudian berkata, "Kalau dia adalah orang yang pernah menolong kita, cepat bantu dia!" Ternyata kedua orang itu pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, mereka adalah pemilik sapi yang kemarin baru melahirkan. Pemuda itu tidak lain adalah putra pak tua itu. Karena mereka pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, maka mereka menganggap Fang Zhen Mei adalah dewa penolong mereka. Petani lugu adalah orang yang paling ingat pada budi yang telah diberikan orang. Begitu melihat Fang Zhen Mei berada dalam kesulitan, mereka sendiri tidak tahu apakah bisa menolong atau tidak, pemuda itu sudah mengangkat pikulannya dan siap memukul kepala Yuan Xiao Xing!

Pak tua dan pemuda itu belum pernah belajar ilmu silat, hari itu kebetulan mereka datang ke kota untuk menjual hasil kebun mereka. Dagangan mereka lumayan laku, saat itu mereka sedang dalam perjalanan pulang, secara kebetulan melewati jalan itu dan melihat ada kerumunan orang. Karena merasa aneh, merekapun ikut menonton keramaian, dan melihat kalau dewa penolong mereka sedang berkelahi, mereka sudah tidak banyak berpikir lagi.

Pemuda itu memukul dengan kayu pikulannya, pukulan itu  sangat kuat. Ditambah sejak kecil dia sudah terbiasa bekerja kasar, otomatis dengan lancar dia memukul dan anehnya kenapa pancaran tenaga dalam dari tubuh Yuan Xiao Xing tidak berpengaruh pada pemuda ini.

Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei sedang konsentrasi penuh mengadu telapak tangan, kalau saja ada salah satu ada yang lengah maka lawan akan menggunakan kesempatan menyerang dengan tenaga dalamnya hingga mati, dan dia sendiripun akan mati jika dia menarik tenaga dalamnya. Karena itu mereka berdua tidak mendengar pembicaraan antara pak tua dan putranya.

Pada saat pikulan itu mengenai kepala Yuan Xiao Xing, Yuan Xiao Xing baru merasakannya. Dia mengira kalau Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong diam-diam telah menyerangnya, terpaksa dia bertahan pada posisinya. Tapi telapak tangannya tidak bisa ditarik, ditambah karena seharian dia telah berlari, hatinya menjadi tidak tenang, hingga tidak berhasil menyerang, sedikit saja dia tidak berkonsentrasi, tenaganya menjadi kacau. Tenaga telapak Fang Zhen Mei terasa menerobos masuk dengan deras menyerang, tenaga yang dikeluarkan Yuan Xiao Xing jadi berbalik menyerang kepada dirinya sendiri!

Biasanya sekalipun pemuda itu memukulnya sebanyak 8 atau 10 kali, hal itu tidak akan berakibat apa-apa. Karena saat ini dia sedang beradu telapak tangan dengan Fang Zhen Mei maka seluruh tenaga dalamnya terpusat di telapak tangannya. Dan seluruh tubuhnya tidak terlindung. Tapi karena ilmunya yang hebat, dipukul 5-6 kali, dia masih bisa bertahan, hanya saja Yuan Xiao Xing berpikiran sempit, dia berpikir bahwa Fang Zhen Mei mengambil kesempatan untuk menyerangnya, hatinya menjadi kacau dan secara otomatis nafasnyapun kacau dan seperti orang yang tidak bisa bernafas!

Fang Zhen Mei merasa kalau tenaga dalam Yuan Xiao Xing mendadak menghilang, sebenarnya dia bisa menggetarkan Yuan Xiao Xing dengan tenaga dalamnya, tapi begitu dia melihat ' ada seorang pemuda sedang menghantam kepala Yuan Xiao Xing dengan pikulannya, dia tahu kalau Yuan Xiao Xing tidak bisa bisa konsentrasi penuh, diapun jadi tidak tega. Dia menarik kembali tenaga dalamnya yang sudah dikeluarkan, walaupun Fang Zhen Mei masih bisa menarik kembali tenaga dalamnya tapi diapun sempat tergetar dan mundur puluhan langkah. Darahnya terasa bergejolak, setelah itu dia baru bisa berdiri dengan tegak.

Karena Fang Zhen Mei mundur maka dia tidak jadi membunuh Yuan Xiao Xing juga tidak bisa menolong Yuan Xiao Xing, dia tampak seperti sudah tersesat. Di dalam tubuhnya terasa seperti banyak ulat yang sedang menggigitnya, terasa sangat sakit tidak tertahankan, ditambah lagi kepalanya terasa sakit karena dipukul oleh pemudaku.

Terdengar suara, "Eeghh!" nafasnya sudah tidak teratur, mulutnya terbuka dan dia langsung memuntahkan darah, akhirnya dia ambruk ke bawah, nafasnya segera berhenti!

Pada saat pemuda itu memukul, dia baru ingat kalau ilmu silat Tuan penolongnya sangat tinggi, tapi tidak bisa mengalahkan orang itu, lalu bagaimana dengan pukulannya, apakah ini ada gunanya? Tak disangka begitu dia memukul kepala Yuan Xiao Xing, sedikitpun tidak terlihat terluka, tapi Yuan Xiao Xing malah muntah darah. Dia merasa aneh, dia mengira hal seperti ini hanya akan terjadi di dunia persilatan, dan dia tidak mengerti.

Fang Zhen Mei melihat nyawa Yuan Xiao Xing tidak tertolong lagi, dia merasa sedih, dalam hati dia berpikir, "Aku memang tidak membunuhnya, tapi dia mati karena diriku, walaupun Yuan Xiao Xing selalu melakukan kejahatan, tapi dia mati di tangan seorang pemuda yang tidak bisa ilmu silat, dan dia hanya seorang petani. Kejadian ini benar-benar aneh!"

Orang-orang yang berkerumun yang melihat keramaian semakin banyak, polisi sudah berdatangan, tiba-tiba Fang Zhen Mei teringat sesuatu, dari balik baju bagian dada Yuan Xiao Xing dia mengeluarkan Shang Qing Tu. Kemudian dia mengepit pak tua dan pemuda itu meloncat, hanya beberapa kali turun dan naik melewati rumah-rumah, mereka sudah melewati beberapa jalan, dan polisi- polisi itu hanya sempat melihat ada sekelebat bayangan orang, lalu mereka kehilangan jejak, apakah mungkin mereka sanggup mengejar?

---ooo0dw0ooo---

Di perjalanan Fang Zhen Mei tampak sedang mengucapkan terima kasih kepada pak tua dan pemuda itu. Karena teringat kepada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dia tidak banyak bicara lagi, dia buru-buru pamit kepada kedua orang itu. Tapi baru saja dia melangkah di depannya tampak ada 2 orang sedang mendatanginya. Ternyata mereka adalah Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, begitu mereka melihat Fang Zhen Mei, langsung tertawa senang.

"Ha ha ha! Dia masih belum mati!"

Wo Shi Shui berhenti melangkah, dengan sikap waspada dia melihat ke belakang dan berkata, "Lao Shen, hati-hati, mungkin saja si bangau tua akan datang dari arah belakang, kali ini kita harus bisa menangkapnya!"

Shen Tai Gong terpaku dan berkata, "Benar! Benar! Cai Shen Ye, kau istirahat saja dulu, kali ini giliran kami yang bertarung dengan siluman tua itu!"

"Tidak perlu," kata Fang Zhen Mei sambil tertawa. "Apa?" Shen Tai Gong terpaku.

"Dia sudah mati," jawab Fang Zhen Mei.

Mereka bertiga alchirnya terdiam, entah apa yang harus diucapkan sekarang. Mereka merasa bingung, dan pikiran mereka kosong. Matahari hampir terbenam hanya tersisa sedikit cahaya di langit. Angin malam milai berhembus, meniup awan merah dan menerpa wajah mereka bertiga.

Wo Shi Shui terdiam, melihat jalan yang sepi itu, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Waktu itu ada seseorang yang mengatakan bahwa kota Chang An adalah miliknya." Wo Shi Shui mengacungkan kepalan tangannya dan berkata lagi, "Aku akan memberitahu kepadanya bahwa kota Chang An bukan miliknya!"

Kota Chang An semakin sepi malam akan segera tiba, sebuah kota kuno yang bercahaya, setelah memasukinya akan tertidur tenang.

Shen Tai Gong melihat ke sekeliling dan berkata, "Kota Chang An bukan miliknya tapi milik semua orang."

Pejalan kaki yang berada di jalan tampak begitu tenang. Gadis- gadis tertawa, kuda-kuda yang kelelahan, rumah-rumah yang dipenuhi dengan cahaya lampu, awan malam di atas kota Chang An tampak begitu indah.

Dengan santai Fang Zhen Mei berkata, "Kota Chang An adalah milik Chang An...

Angin malam, kereta kuda, suara gelak tawa, pejalan kaki, persahabatan antar pendekar, bercampur menjadi satu. Banyak hal yang sudah terjadi di kota Chang An ataupun di kota terkenal lainnya. Semua terjadi dengan cepat dan tidak akan kembali....

Tamat
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar