Pendekar Sejagat Bab 09 : Datang ke Chang Xiao Bang

BAB 9 Datang ke Chang Xiao Bang

Malam jam 12, bulan terang seperti air. pada malam hari dimusim semi semua tampak begitu indah. Tapi malam ini begitu sepi.

Di markas Chang Xiao Bang yang megah, di atas atap sepi dan tidak terdengar suara apa pun. Kucing pun tidak ada apalagi penjaga. Tiba-tiba ada seseorang yang berbaju putih dengan tenang dan diam lewat di sana. Dia berlari, kemudian setelah menentukan arah dan posisi dia berhenti sejenak. Orang ini tak lain adalah Fang Zhen Mei.

Dari sarang yang penuh macan dan naga, di atap markas Chang Xiao Bang dia melihat ke atas langit. Bulan terang seperti air. angin berhembus membuat awan bergerak, semua ini benar-benar indah. Dia melihat ke bawah, halaman sangat sepi dan sunyi. Fang Zhen Mei melihat ke atas langit. Dia menarik nafas dan berpikir ini adalah malam yang paling tidak menyenangkan. Tiba-tiba ada angin yang berasal dari suara senjata datang dan terdengar, "lihat pedangku.'*. Senjata itu sudah memecahkan angin menuju ke arahnya.

Fang Zhen Mei membalikkan badan untuk melihat. Terlihat di bawah sinar bulan, pedang panjang yang dimainkan dengan lancar seperti air terjun, terus menyerang ke pundak kirinya. Ilmu pedang orang itu sangat bagus, cepat dan gerakannya pun bagus. Fang Zhen Mei menarik nafas. Di dunia persilatan, dia jarang melihat orang yang begitu bagus memainkan pedang. Orang itu kemudian menarik pedangnya tapi tidak bisa, malah dia ditarik oleh Fang Zhen Mei naik ke atas atap ternyata pedangnya telah di cengkram oleh lawannya.

Sinar bulan seperti air, seperti air danau terus menyebar begitu lembut dan ringan. Fang Zhen Mei melihat di depannya ada seseorang yang memakai baju hitam dan memainkan pedang, dia adalah seorang perempuan yang cantik.

Gadis itu dengan ringan naik ke atas atap. Wajahnya takut, kedua matanya seperti air, mengeluarkan sorot kaget. Kulit yang putih seperti salju, bahkan lebih putih daripada salju. Tapi itu pun tidak bisa menyaingi salju karena di dalam putih yang seperti salju ada sedikit warna merah. Tangannya yang putih memegang pedang, karena terlalu kencang, tangannya tampak gemetar. Fang Zhen Mei menarik nafas, tangannya pun dilonggarkan. Dan gadis itu kemudian menarik pedangnya, hampir terjengkang ke belakang. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah Anda adalah Nona Zheng?"

Gadis itu sama sekali tidak ? menyangka orang yang berada di depannya akan bersikap sikapnya begitu ramah, tubuhnya sehat dan masih muda pula. Orang itu tersenyum melihat dia. Hatinya bergetar, wajahnya memerah. Segera dia pura-pura bersikap sinis dan berkata, "siapa dirimu yang berani bertanya?"

Kata-kata ini membuktikan bahwa dia adalah Zheng Dan Feng. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "di Chang Xiao Bang tidak sembarangan orang boleh masuk? Nona begitu cantik, di dunia ini siapa yang tidak akan iri kepadamu? Kecantikan Nona tidak ada duanya di Chang Xiao Bang?"

Kata-katanya begitu memuji kecantikan Zheng Dan Feng, menjadikan Zheng Dan Feng sangat senang mendengarnya tapi dia tetap berpura-pura sinis dan berkata, "kata-kata yang manis, kau adalah orang yang tidak tahu malu! Kau Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei?"

"Menurutmu, aku siapa?"

"Aku sengaja menunggu di sini, menunggu kedatangan kalian." Dengan aneh Fang Zhen Mei berkata, "Oh?"

Kata Zheng Dan Feng lagi, "kau jangan turun, ayahku sudah memasang perangkap jala di bawah, kau bukan tandingan ayahku, cepat kembalilah! Kalau tidak, kau tidak akan mempunyai kesempatan lagi!"

Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "ilmu silat ayahmu tinggi begitu pula dengan cita-citanya, aku tidak berani bersaing dengan beliau tapi kali ini aku datang untuk menolong orang. Aku tidak memikirkan keselamatanku. Aku sudah tahu ayahmu memasang perangkap di sekitar sini. Apakah aku akan selamat itu sudah diatur oleh Tuhan!''

Zheng Dan Feng dengan marah berkata, "tidak bisa! Malam ini sengaja aku menunggu di sini untuk menunggu kedatangan Shi Tu ke 12 atau kau. Aku ingin kalian kembali, aku juga tahu bagaimana kelakuan ayah, semua orang membencinya. Aku pun tahu orang- orang Wisma Shi Jian adalah orang yang menjaga kebenaran dan keadilan di dunia persilatan, karena itu aku tidak ingin kalian terbunuh dengan sia-sia di sini. Baiklah, silahkan kembali. Masalah putra putri Shi Tu ke 12, aku akan mencari cara menolong mereka. Sedangkan Pedang Sakti Xue He bisa kucuri. Aku akan mengembalikannya kepada kalian."

Kata Fang Zhen Mei, "Nona Zheng, terima kasih atas kebaikanmu. Walaupun kau hidup di Chang Xiao Bang, tapi kau sangat mengetahui kebenaran, ini membuatku kagum. Tapi masalahnya kau tidak bisa membantu kami. Coba kau pikir, dengan ketelitian Ketua Zheng, apakah kau bisa menolong putra putri Shi  Tu ke 12 lolos dari mata Ketua Zheng? Dengan kepintaran ayahmu menjaga Pedang Sakti Xue He, apakah kau sanggup mencurinya? Ketua Zheng tidak mempunyai perasaan, bila kau sudah berbuat hal yang dianggapnya salah, kau juga tidak akan luput dari kemarahan beliau. Apakah kau akan melakukan perbuatan yang sangat tidak berarti ini? Aku pikir bila dilakukan oleh orang lain seperti malah tidak akan ada beban dan malah lebih pantas."

Kata-kata ini benar-benar masuk ke hati Zheng Dan Feng. Membuat Zheng Dan Feng ingin menangis. Dia berkata, "aku tidak mau tahu,', apakah ayah berani membunuhku? Dia berlatih ilmu silat hingga hampir menjadi gila, dia ingin menguasai dunia persilatan. Ibuku yang memberi nasehati pun sudah tidak didengar. Suatu kali ibuku berpura-pura menjadi pembunuh, tidak disangka dia selalu bersikap waspada dan ibuku pun akhirnya terbunuh. Sejak itu ayah memang merasa menyesal, tapi hatinya tetap ingin menguasai dunia persilatan, dan tidak berkurang sedikitpun.

Ayahku memang baik kepadaku, apa pun keinginanku pasti dia akan mengabulkannya. Apakah dia akan tega membunuhku? Sedang aku adalah putrinya!"

Fang Zhen Mei menarik nafas. Dalam angin malam itu dengan suara yang kecil dia berkata, "karena kau adalah putrinya, kami malah lebih tidak ingin bila kau sampai bermusuhan dengan ayahmu. Keruwetan yang terjadi di dunia persilatan mana boleh mengganggu hubungan antara anak dan ayah? Demi kebenaran membasmi erang yang ada hubungannya dengan kita adalah sangat dipuji. Tapi jika orang yang berada di sisi masih sanggup, untuk apa harus membunuh orang yang memiliki hubungan darah? Aku pikir bila ada Ketua Shi Tu ke 12 di sini, dia pasti akan mengambil keputusan sama seperti keputusanku."

Akhirnya Zheng Dan Feng menangis. Angin malam yang dingin, badannya gemetar, punggungnya menghadap ke arah Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei tampak ragu tapi dia tetap berjalan ke arah Zheng Dan Feng dan berkata, "Nona Dan Feng, putra putri Shi Tu ke 12 berada di penjara mana? Apakah aku boleh mengetahuinya?"

Zheng Dan Feng terus menangis. Setelah lama dia baru berhenti menangis dan berkata, "mereka berada di sebelah timur, melewati kolam, melewati jembatan kecil. Ada 7 rumah kecil yang letaknya paling ujung adalah Tie Xue Tang. Ayah memenjarakan mereka di sana. Sepertinya Pedang Sakti Xue He pun berada di sana."

"Terima kasih untuk informasinya." Kemudian dia menepuk pundak Zheng Dan Feng dan berkata, "jaga dirimu." Dia sudah melayang ke arah timur.

Zheng Dan Feng membalikkan kepala. Di bawah sinar bulan, mata yang dipenuhi dengan air mata, membuatnya bertambah cantik. Dengan suara gemetar dia berkata, "Tuan Muda, jaga dirimu!" Tapi Fang Zhen Mei sudah menghilang.

---ooo0dw0ooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar