Pena Wasiat (Juen Jui Pi) Jilid 48

akan menyelesaikan persoalan ini dengan sebaik-baiknya"

"Beberapa patah kata itu sengaja diucapkan dengan suara lantang, setiap orang yang hadir di arena dapat mendengar dengan jelas.

Suasana yang gaduh dan hiruk pikuk pun serentak menjadi mereda dan hening kembali. Oh Hong cun segera berpaling ke arah Seng Tiong-gak, kemudian katanya pelan: "Saudara Seng, sudah kau saksikan situasi didepan mata?"

"YAA, sudah kulihat" Seng Tiong-gak mengangguk, "Oh tayhiap bermaksud untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara apa?"

"Apakah orang yang berada dalam kereta adalab kaum wanita?" tanya Oh Hong cun sambil memperkeras suaranya.

"Benar. " "Dapatkah suruh mereka keluar untuk memperlihatkan diri?"

Sementara itu Seng Tiong-gak sudah memperoleh tanda rahasia dari Cu Siau-hong, dia segera mengangguk.

"Perintah dari Oh tayhiap tentu saja harus kuturuti"

Oh Hong cun melayang turun keatas tanah, kembali ujarnya:

"Baik .... siapa yang tahu diri dialah manusia yang pandai, emas murni tidak kuatir dibakar dengan api sekarang silahkan saja kepada mereka agar keluar'

Sementara itu Cu Siau-hong sudah menurunkan perintah secara diam-diam agar Seng Hong dan Hoa Wan secara diam-diam menyelinap ke muka dan mengawasi gerak gerik manusia bertubuh kurus kering itu.

Sebaliknya Cu Siau-hong berjalan ke samping Oh Hong cun, kemudian ujarnya.

"Oh tayhiap, seandainya kemuncuian perempuan perempuan itu mendatangkan perubahan yang tak terduga, mungkin kita bisa dibikin gelagapan, paling baik jika kita mulai mempersiapkan diri'

"Aku bisa berhati-hati" sahut Oh Hong cun.

Sementara itu pintu kereta sudah dibuka Lik Hoo, Ui Bwee dan Ang Bo tan bersama-sama melongokkan separuh badannya keluar.

Manusia bertubuh kurus itu berdiri di depan kereta, begitu Lik Hoo dan Ui Bwee menampakkan diri, orang itu segera mengayunkan tangan kanannya.

Seng Hong persis berdiri disampingnya, ketika dia mengangkat tangan kanannya, Seng Hong segera melancarkan pula sebuah pukulan. Serangah tersebut dengan cepat membuat ancaman yang dilepaskan menjadi meleset dari sasaran. Serentetan cahaya berkilauan berwarna keperak-perakan langsung meluncur ke depan.

Akan tetapi berhubung sasarannya miring ke samping karena tabung jarum beracun disodok sampai miring, otomatis serangan yang memancar keluarpun meleset dari sasaran.

Ditengan jeritan ngeri yang menyayatkan hati, seketika itu juga ada enam tujuh orang yang roboh tergeletak diatas tanah.

Pada sekeliling kereta itu penuh dengan jago persilatan, begitu orang-orang itu roboh terkena hajaran jarum beracun itu, mereka tewas dengan paras muka berubah menjadi hijau membesi.

Betul-betul serangan jarum beracun yang lihay lagi pula begitu mengena segera mematikan.

Dengan gerakan cepat Lik Hoo dan Ui Bwee melompat masuk kedalam kereta dan menutup pintu kereta rapat rapat.

Orang-orang yang berdiri disekeliling kereta menjadi panik, suasana amat gaduh diiringi jeritan kaget banyak diantara mereka yang berlompatan kebelakang untuk menyelamatkan diri.

Seng Hong segera membentak keras: "Pembunuh bedebah!"

Dengan suatu gerakan kilat dia mencengkeram tubuh manusia bertubuh kurus kering itu.

Seng Tiong-gak dengan membawa Jit hou dan Su eng segera  memecahkan  diri  menjadi  berapa  kelompok untuk menjaga di seputar kereta, sementera Ui It hou berdiri dimuka kereta mengendalikan kuda, agar kalau sampai kaget kuda itu tidak lari.

Terjangan dari Seng Hong kembali membuat miringnya bidikan tabung jarum beracun ditangan lelaki berbadan kurus itu, selapis jarum beracun menyambar lewat dari atas kepala kuda.

Seng Tiong-gak yang berada di posisi paling berbahaya segera terhindar pula dari ancaman jarum beracun itu.

Beberapa orang yang kebetulan berdiri dibelakang Seng Tiong-gak segera menjadi korban penasaran, ditengah jeritan kaget, kembali ada beberapa orang roboh terjengkang.

Bagaimana pun juga Oh Hong cun adalah seorang-jago kawakan yang cukup berpengalaman, semenjak semula dia sudah mencurigai lelaki kurus itu, maka selama ini dia mengawasinya terus dengan seksama.

Ia menyaksikan juga bagaimana orang itu mengeluarkan tabung jarumnya dari dalam saku, tapi untuk membentak sudah tak sempat lagi, gerakan tubuh lelaki kurus itu cepat sekali, begitu tabung jarum muncul jarum beracun telah berhamburan ke mana mana.

Untung saja Seng Hong telah mempersiapkan diri sejak tadi, sehingga pada saat yang kritis dia berhasil menghantam tubuhnya dan membuat miringnya tabung jarum beracun tersebut.

Lelaki kurus itu membalikkan tubuh melepaskan sebuah serangan balasan ke tubuh Seng Hong.

Cepat Seng Hong menangkis pukulan itu kemudian mengembalikan serangan lawan dengan sebuah pukulan pula. Tiba-tiba Oh Hong cun melayang maju ke depan, sambil melancarkan cengkeraman bentaknya keras-keras: "Bagus sekali, rupanya kau memang mempunyai tujuan lain"

Sementara itu, kawanan jago yang berdiri disekeliling arena telah menyingkir ke empat penjuru, dengan begitu disitu muncul sebuah tanah lapang yang kosong dan luas.

Seng Hong dan lelaki kurus itu setelah saling bertarung dua gebrakan, tiba-tiba bocah itu melompat mundur ke belakang.

Tentu saja hal ini merupakan perintah dari Cu Siau hong.

Itulah sebabnya, begitu Seng Hong mengundurkan diri, dia sudah membalikkan badan dan menyusup ke dalam kerumunan orang banyak.

Lelaki kurus itu membalikkan tubuhnya menangkis datangnya ancaman dari Oh Hong cun, kemudian ujarnya dingin:

'Oh tayhiap, kau sebetulnya merupakan salah seorang jago persilatan yang dihormati orang banyak, mengapa kau mesti mencampuri diri dalam air keruh kali ini?"

"'Bila aku tak tahu masih mendingan, tapi setelah lohu jumpai, aku tak bisa berpeluk tangan belaka, apalagi lohu sudah mereka pilih sebagai pemimpin semua jago.

Sementara mulutnya berbicara, sepasang tanganrya melancarkan serangan terus dengan gencar, bahkan makin lama serangan yang dipancarkan semakin cepat dan hebat.

Tampaknya kepandaian silat yang dimiliki lelaki kurus itu tidak lemah, kendatipun serangan-serangan yang dilancarkan Oh Hong cun sangat gencar dan dahsyat tapi dia masih sanggup untuk menghadapinya dengan baik, selain ada pertahanan pun ada serangan balasan.

Dalam waktu singkat kedua belah pihak sudah saling bertarung sebanyak dua puluh gebhrakan lebih.

Selewatnya dua puluh gebrakan dan Oh Hong cun belum berhasil mengendalikan musuhnya, diam-diam ia mulai terperanjat, tak disangka olehnya manusia yang sama sekali tak dikenal ini ternyata begitu sulit untuk dihadapi.

"Entah siapakah orang ini dan berasal darimana?" demikian dia berpikir.

Terdengar manusia kurus kering itu berkata lagi dengan suara dingin:

"Oh Hong cun, tiada orang yang benar-benar akan membantumu, aku sudah cukup memberi muka untukmu, bila kau masih saja tak tahu diri, jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji".

Beberapa patah kata itu memang merupakan persoalan yang dicurigai Oh Hong cun.

Sekarang dia sudah mengerti, yang benar dapat menahan orang ini mungkin hanya Pek bi taysu seorang serta kedua belas orang Lohan yang dibawanya.

Akan tetapi berada dihadapan umum tentu saja dia tak bisa menghentikan serangannya dengan begitu saja, kendatipun dia ingin sekali menghentikan serangen tersebut secepat mungkin.

Berada dalam keadaan demikian, terpaksa dia harus mengeraskan kepalanya untuk bertahan lebih jauh, katanya:

"Kini, aku orang she Oh sudah diangkat semua orang menjadi pemimpin meeeka, paling tidak aku mesti memberikan  suatu  pertanggungan  jawab  kepada  mereka, entah ada orang yang menunjang diriku atau tidak selama persoalan tersebut harus ku urus, aku tak akan melepaskannya dengan begitu saja"

Permainan pukulannya berubah, serangan demi serangan yang dilancarkan juga semakin dasyat.

Rupanya dia telah mengeluarkan kepandaian andalannya, ilmu pukulan Poh san kun (Pukulan penghancur bukit) yang dilatihnya selama empat puluh tahun belakangan ini.

Terasa angin pukulan menderu-deru, kekuatannya benar benar teramat dahsyat.

Kakek bertubuh kurus kering itupun segera merubah permainan pukulannya, kini dia memainkan sebuah pukulan yang berhawa lunak tapi dinginnya luar biasa.

Tampak bayangan telapak tangannya meluncur kian kemari, ternyata pukulau berhawa panas dan keras itu segera di punahkan sama sekali hingga lenyap tak berbekas.

Dalam pada itu, para jago yang berada disekeliling arena telah menjadi tenang kembali, suasana begitu sepi hening dan sama sekali tak kedengaran sedikit suarapun.

Poh san kun dari Oh Hong cun memang ganas dan dahsyat, tapi pukulan berhawa dingin yang lembek dari lelaki kurus itu lebih mengejutkan hati setiap orang.

Pelan-pelan Pek bi taysu berjalan menerobosi para jago lainnya dan berhenti disisi arena. Cu Siau-hong juga tahu kalau lelaki kurus kering itu tidak mudah di hadapi.

Oh Hong cun benar-benar telah menjumpai musuh yang betul-betul tangguh dan dasyat, Bu Seng siong yang memegang toya tembaganya kencang-kencang hanya bisa menonton jalannya pertarungan dari sisi arena, kendatipun dia ingin membantu, namun tak tahu bagaimana harus turun tangan.

Sementara itu Cu siau bong sedang mempertimbangkan diri, ia tahu seandainya dirinya turun tangan membantu untuk menghadapi lelaki kurus itu, sekalipun berhasil membunuh lawan, akan tetapi tindakan tersebut tak akan membantu Oh Hong cun untuk mempertahankan pamornya.

Kini dia harus berusaha untuk mencari suatu akal guna membantu Oh Hong cun secara diam-diam, agar lelaki kurus itu tanpa sadar terluka ditangan Oh Hong cun, dengan demikian persoalan baru bisa diselesaikan secara sempurna dan tanpa cacad.

Selain dari pada itu, diapun dapat membuktikan satu hal lagi, yakni organisasi besar yang diam-diam mengatur segala sesuatunya itu betul-betul sudah mempunyai suatu rencana keji yang tersusun rapi karena siapa saja yang mereka kirim sudah pasti kepadaiannya dapat mengimbangi keampuhan dari jago persilatan kelas satu didunia.

Andaikata pihak Kay-pang dan Pay-kau tidak melakukan persiapan dan melatih Jit hou serta Su eng secara tekun, cukup untuk mencari beberapa orang jago yang bisa melawan kawanan jago dari organisasi rahasia itupun  sudah sulitnya bukan kepalang.

Sekarang, Pek bi taysu mulai berkerut kening pula.

Walaupun dia menaruh resa terkejut juga terhadap keampuhan ilmu silat yang dimiliki lelaki kurus itu, namun untuk sementara waktu dia belum berniat untuk turun tangan.

Mendadak terdengar Oh Hong cun membentak keras, dia melepaskan sebuah pukulan dengan sepenuh tenaga. Lelaki kurus kering itu segera tertawa dingin, jengeknya: "Hmmm, tampaknya kau sudah pingin mampus"

Tangan kanannya segera diangkat ke atas untuk menangkis serangan tersebut.

Sementara tangan kirinya dengan jurus cuan sim ci (ilmu jari penembus hati) melepaskan sebuah tusukan maut.

Cu Siau-hong dapat menyaksikan segala sesuatunya dengan jelas, tidak begitu mudah bagi Oh Hong cun untuk menghindarkan diri dari serangan maut tersebut.

Bila dia tidak segera turun tangan, bisa jadi Oh Hong cun akan segera terluka di ujung serangan cuan sim ci lawan.

Untung saja Cu Siau-hong sudah membuat persiapan semenjak tadi, begitu menyaksikan ancaman bahaya maut yang akan menimpa Oh Hong cun, dengan cepat dia melepaskan sebuah totokan kilat.

Segulung angin serangan yang dahsyat, dengan hebat menyambar jalan darah Ci ti hiat ditubuh lelaki kurus kering itu.

Pek bi taysu juga dapat melihat ancaman bahaya maut yang mengancam Oh Hong cun, dia segera maju ke depan siap melakukan pertolongan.

Dikala lelaki kurus itu siap menangkis serangan Oh Hong cun, tiba-tiba sikutnya lantas kesemutan, kemudian segenap tenaga serangannya punah tak berbekas.

Kebetulan sekali serangan yang dilepaskan Oh Hong cun sudah meluncur tiba, tak ampun lagi lengan kanan lelaki kurus itu terhajar putus dan balok kepala orang itu terhajar secara telak.

Diiringi jeritan ngeri yang menyayatkan hati, lelaki kurus itu langsung roboh terkapar diatas tanah. Tapi jari tangan kirinya toh sempat menempel juga  diatas dada Oh Hong cun, hanya sayang sudah tak mampu mengeluarkan tenaga lagi.

Para jago yang berada disekeliling tempat itu segera bersorak sorai, pujian berkumandang dari sana sini. "Betul betul ilmu pukulan yang hebat"

"Yaa, benar-benar Oh tayhiap seorang jagoan yang hebat!"

Oh Hong cun bertepuk berulang kali sambil menghembuskan napas panjang, katanya kemudian:

"Sungguh berbahaya! sesungguhnya lohu tidak mempunyai niat untuk membunuh orang ini, tapi didesak oleh keadan, yaa apa boleh buat lagi "

Dia seakan-akan tidak tahu kalau kemenangan yang berhasil diraihnya barusan benar-benar diperoleh dengan berbahaya sekali.

Pek bi taysu segera manggut-manggut, katanya pula: "Yaa, betul, sekalipun sang harimau tak ada niat melukai

orang, orangjustru ada niat mencelakai sang harimau, bila harus bertarung lagi dikemudian hari, saudara Oh juga tak perlu berbelas kasihan lagi kepada mereka"

"Ehmmm, ucapan ini memang benar juga, orang ini meski tak dikenal namanya, akan tetapi betul-betul  memiliki ilmu silat yang sangat tangguh "

Tampaknya semua orang yang hadir di arena tak ada yang mengetahui jika kemenangan dari Oh Hong cun tadi, sesungguh nya dibantu oleh seorang yang lain.

Sementara itu, dari atas tebing curam diatas selat itu, terdengar pendeta dari Siau lim pay sedang bersuara keras: "Diatas sini bertumpukan batu-batu cadas berukuran raksasa, namun orangnya sudah pada kabur"

'Baik!" seru Pek bi taysu kemudian, “kalian boleh berjalan melalui atas bukit,jika ada orang bermaksud melemparkan batu cadas lagi, segera turun tangan secara tegas, bunuh pencoleng-pencoleng tersebut”

Dari atas kedua belah puncak bukit itu segera berkumandang suara sahutan dari pendeta-pendeta Siau lim pay tersebut.

Dalam pada itu Cu Siau-hong selalu mengawasi suasana disekeliling tempat itu dengan seksama, dia berharap bisa menemukanlagi beberapa orang jagoan yang mencurigakan.

Sementara Oh Hong cun juga telah meningkatkan kewaspadaannya selesai pertarungan itu, sedangkan pamornya juga ikut meningkat tinggi dimata para jago persilatan lainnya.

Diatas wajah para jago yang berada di sekitar tempat itu, terlintas rasa kagum yang amat tebal.

Rupanya lelaki kurus itu tidak mempunyai komplotan yang lain, atau paling tidak tiada orang yang berani munculkan diri untuk menantang Oh Hong cun.

Selang beberapa saat kemudian, kawanan jago itu telah melanjutkan kembali perjalanannya ke depan. Mendadak Oh Hong cun berjalan ke samping Cu Siau-hong kemudian bisiknya lirih.

"Cu lote, lohu ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu, harap kau sudi memberi petunjuk."

"Tidak berani, silahkan Oh tayhiap ajukan."

"Jarak dari tempat ini sampai ditebing Yang jit gay masih ada  berapa  hari  perjalanan,  aku  rasa  dalam  perjalanan berikutnya sudah pasti akan terjadi lagi peristiwa-peristiwa lain yang sama sekali diluar dugaan.".

"Pendapat locianpwe memang benar."

“Walaupun rombongan jago silat yang melakukan perjalanan bersama kami mencapai jumlah ratusan orang, tapi aku yakin pendapat setiap orang adalah berbeda, sudah puluhan tahun lamanya lohu berkelana dalam dunia persilatan, orang yang kukenal tidak terhitung banyak, seperti misalnya dalam rombongan ini, kecuali Pek bi taysu seorang, boleh dibilang aku hanya kenal tiga sampai lima orang jago saja.”

'Jadi maksud lociapwee "Cu Siau-hong tertawa.

"Dengan diangkatnya lohu menjadi pemimpin kalian, aku merasa seakan-akan diriku dijadikan semacam perisai, aaaai .... sungguh tak kusangka, meski tiap hari kerjaku membidik burung manyar, hari ini mataku telah dipatuk burung manyar"

Kembali Cu Siau-hong tertawa.

"Siapa bilang begitu? Justru karena locianpwe mempunyai nama besar dan berjiwa ksatria, maka orang sama-sama memilihmu untuk memimpin kami semua"

Tiba-tiba Oh Hong cun menghela napas panjang.

"Cu lote," katanya kemudian, "aku merasa keadaan sedikit kurang beres "

"Oooh, bagaimana tidak beresnya?"

"Bajingan tadi sama sekali tak di kenal dalam dunia persilatan, tadi ilmu silatnya lihay sekali, entah darimanakah datangnya orang-orang tersebut?"

Kembali Cu Siau-hong tertawa. "Locianpwe, kau telah merasakan apa?"

"Menurut perasaan lohu, asal usul dari rombongan orang-orang itu sangat mencurigakan sekali"

"Locianpwe merasa bagian mana dari mereka yang tidak beres?."

"Terus terang saja kukatakan, aku sendiripun tak bisa menerangkan bagian manakah dari mereka yang tidak beres'

“Apakah locianpwe merasa orang-orang itu berasal dari satu organisasi yang benar-benar rahasia?"

"Betul! Aku memang hendak mengatakan demikian" "Aku rasa setelah locianpwe memikul tanggung jawab

yang sangat berat ini, mustahil bagimu untuk meninggalkannya dengan begitu saja, apalagi cuci tangan bersih-bersih"

"Yaaa, justru persoalan inilah yang membuat lohu merasa sangat kesal sekali"

"Locianpwe, didalam kenyataan, persoalan ini adalah persoalan semua orang, tak nanti kami akan menyuruh cianpwe menanggung resikonya seorang diri"

"Betul ! Dewasa ini memang begitulah kenyataan yang sedang kuhadapi "

"Padahal ada suatu cara yang bagus sekali dapat menyelesaikan kemurungan dan kekesalan locianpwe tersebut" ujar Cu Siau-hong tiba-tiba.

"Coba katakan, bagaimana caranya?"

"Aku rasa, sudah sepantasnya kalau lo-cianpwe berdaya upaya untuk mengorganisir mereka semua" "Yaa, benar, memang mesti diatur secara baik-baik, tapi bagaimana cara mengaturnya?"

"Kumpulkan semua orang yang ada dan bentuk menjadi beberapa regu yang masing-masing bertugas dalam satu bidang, setelah itu usahakan untuk membagikan tugas kepada setiap orang yang terkumpul dalam regu dibidang masing-masing "

"'Tapi bagaimana caranya untuk membagi tugas kepada mereka?"

"Dalam soal ini boanpwe hanya bisa mengemukakan sedikit saran dan pendapat pribadi saja"

Tiba-tiba Oh Hong cun merasakan kalau Cu Siau-hong adalah seorang manusia yang menarik lagipula berotak cerdas sekali, sambil tertawa segera ujarnya.

"Baik, lohu akan memasang telinga dan mendengarkan baik-baik "

"Soal ini boanpwe hanya bisa memberi saran, sedang pelalsanaannya locianpwe harus melakukan sendiri"

"Baik, katakanlah!"

'Pertama, locianpwe harus membagi dulu orang-orang itu kelompok demi kelompok, setelah itu pilih tiga atau lima orang diantara mereka untuk menjadi komandan kelompok, berikan suatu tugas kepada kelompok itu dan suruh mereka mempertanggungjawabkan sesuatu persoalan"

"Yaa, masuk diakal juga perkataanmu itu, biar lohu segera melaksanakannya " seru Oh Hong cun tertawa.

"Soal itu mah tak usah kelewat tergesa-gesa, locianpwe mesti menyusun dahulu suatu rencana yang sempurna, kemudian rundingkan dulu dengan Pek bi taysu, setelah itu baru membagi mereka menjadi kelompok demi kelompok, dengan demikian secara keseluruhan kerja samanya telah ada dan terpelihara"

Oh Hong cun manggut-manggut.

"Lote, dengan berbuat demikian bukankah kita seolah olah membuat suatu kekuatan untuk melawan kekuatan dari luar?"

"Itu mah sih tidak, kelompok kekuatan yang kita bentuk hanya bersifat sementara, setelah masuk ke tebing Yang jit gay, organisasi ini pun segera dibubarkan'

Oh Hong cun manggut-manggut sambil tersenyum. "Lote meski usiamu tidak besar, akan tetapi kau benar-

benar seorang manusia yang berbakat bagus" "Terima kasih atas pujianmu"

"Kalau begitu lohu akan rundingkan dengan segera persoalan ini bersama Pek bi taysu, terus terang saja dalam persoalan ini kekuatannyalah yang kita andalkan'

?oooO)d.w(Oooo?

PEK BI TAYSU sangat menyetujui rencana yang dibeberkan Oh Hong cun, maka sekeluarnya dari selat sempit itu, Oh Hong cun segera mengumumkan rencana itu.

Tujuh sampai delapan puluh persen dari yang hadir menyatakan persetujuannya, tapi ada juga dua sampai tiga puluh persen yang menyatakan tidak setuju.

Dalam persoalan seperti ini tentu saja tidak berlaku sistim paksaan, itulah sebabnya bagi mereka yang tidak setuju dipersilahkan untuk berangkat lebih dulu.

Ketika Oh Hong cun mulai menghitung jumlah mereka yang  tetap  tinggal  disana,  ternyata  jumlahnya  masih ada delapan puluh enam orang, ditambah Pek bi taysu dengan kedua belas orang lohannya. jumlah keseluruhan mencapai sembilan puluh sembilan orang.

Tentu saja jumlah tersebut sudah termasuk Cu Siau-hong dan Seng Tiong-gak sekalian.

Dari kesembilan puluh sembilan orang itu, Pek bi taysu dengan ke dua belas orang Lohannya membentuk satu kelompok..

Seng Tiong-gak dengan membawa Jit hou dan Su eng membentuk satu kelompok pula, tetap melindungi keselamatan kereta berkuda itu.

Lik Hoo, Ui Bwe dan Ang Bo tan tetap duduk didalam kerata.

Seng Hong, Hoa Wan, Ong Peng dan Tan Heng berada sekelompok dengan Cu Siau-hong.

Padahal berbicara sesuai pembagian kelompok, siapa pun pasti berkumpul menjadi satu dengan beberapa orang sahabat atau kenalan sendiri, seandainya terjadi suatu peristiwa, mereka dapat saling bantu membantu.

Tentu saja hal inipun merupakan salah satu alasan mengapa para jago saling membentuk kelompok masing masing secara otomatis.

Oh Hong cun adalah seorang-jago kawakan yang berpengalaman, tentu saja dia mengabulkan permintaan semua pihak..

Apalagi pembentukan kelompok yang dilaksanakan sekarang tak lebih hanya bermaksud untuk mempermudah gerak gerik masing-masing pihak, sehingga dalam melakukan tindakan pun mereka saling berkaitan. Ditambah pula kelompok tersebut sudah akan membuyar begitu sampai di tebing Yang jit gay, tak heran kalau Oh Hong cun lebih suka memenuhi keinginan dari masing masing orang.

Dari sembilan puluh sembilan orang yang ada, kecuali Pek bi taysu sekalian bertiga belas, Seng Tiong-gak sekalian ber dua belas. Cu Siau-hong sekalian berlima, Oh Hong cun menahan pula Bu Seng siong di sampingnya, hingga sisanya kini tinggal enam puluh orang.

Secara otomatis, ke enam puluh tujuh orang ini terdiri dalam empat rombongan, maka Oh Hong cunpun membagi mereka menjadi empat kelompok regu.

Dari setiap kelompok mana kemudian diangkat satu orang sebagai kepala kelompok.

Dengan suara rendah Cu Siau-hong segera mengusulkan lagi kepada Oh Hong cun untuk memberi nama untuk masing-masing kelompok tersebut agar mempermudah penyebutan nama nanti.

Lima kelompok regu berikut rombongan Cu Siau-hong sekalian segera terbagi menjadi kelompok Kim atau emas, Bok atau kayo, Sui atau air, hwee atau api dan toh atau tanah.

Rombongan emas berjumlah paling banyak, seluruhnya berjumlah dua puluh satu orang.

Kelompok kayu dan kelompok air berjumlah tujuh belas orang, kelompok api sepuluh orang sedangkan Cu Siau hong berlima masuk kedalam kelompok tanah.

Dari setiap kelompok masing-masing memilih seorang ketua regu, dia adalah orang yang berkedudukan paling tinggi dan ilmu silat paling baik diantara anggota kelompok lainnya. Akhirnya ditetapkan untuk regu emas dipimpin oleh Thian be heng khong (kuda langit terbang di angkasa)  Thian Pek liat.

Regu kayu dipimpin oleh Hun hoa jiu (si tangan sakti pemisah bunga) Si Eng.

Regu kayu dipimpin oleh Siu tiong san liong (naga sakti dalam air) Ho Hau poo.

Orang ini berasal dari perkampulan air di sungai Tiang kang, kepandaiannya dalam air lihay sekali.. Regu api dipimpin Pek poh hui hong (seratus langkah belalang terbang) Tham Ki wan.

Sedangkan regu tanah dipimpin Cu Siau-hong.

Diam-diam Cu Siau-hong mengamati pemimpin pemimpin dari ke empat kelompok yang terpilih ini, ternyata mereka memang nampak gagah dan perkasa, jelas merupakan jago lihay dalam dunia persilatan.

Sebelum Cu Siau-hong menaruh curiga kepada mereka sebagai orang-orang yang di utus pihak lawan untuk menyelundup ke pihaknya.

Tapi mereka semua sudah lama mempunyai nama besar dalam dunia persilatan, lagi pula dikenal oleh sebagian besar anggauta kelompoknya, oleh karena itu kecurigaannya baru pelan-pelan mengendor.

Ketika Oh Hong cun sudah mendengar nama-nama dari kepala kelompok yang dipilih oleh masing-masing regu, sikapnya tiba-tiba berubah dengan cepat, ia menunjukkan sikap yang sangat menghormat terhadap keempat orang kepala regu tersebut. Setelah menjura dalam-dalam Oh Hong cun segera mempersilahkan regu emas berangkat lebih dulu, secara teratur para jago segera berangkat meneruskan perjalanan.

Setelah melewati pembagian kelompok ini, ternyata keadaannya sama sekali berubah, sekilas pandangan mereka menunjukkan disiplin yang tinggi sehingga kawanan jago itu bagaikan sekelompok pasukan yang pernah mendapat latihan khusus.

Dengan suara rendah Oh Hong cun lantas berkata:

"Cu lote, benar-benar luar biasa, benar-benar luar biasa sekali."

"Apanya yang luar biasa?"

"Keempat kepala regu itu boleh di bilang semuanya merupakan jago-jago kenamaan didalam dunia persilatan, sudah lama sekali lohu mendengar nama besar mereka, tapi selama ini belum sempat bertemu dengan mereka. hari ini, andaikata mereka tidak menyebutkan nama masing-masing, aku pun tak pernah akan menduga kepada mereka berempat"

"Apakah ke empat orang ini semuanya ternama?" "Ooooh... bukan cuma ternama saja, nama besar mereka

benar-benar amat termashur sampai dimana-mana, tujuh delapan tahun berselang nama mereka sudah tersiar dalam dunia persilatan, tapi entah mengapa dalam tiga tahun belakangan ini tiba-tiba saja jejak mereka lenyap tak berbekas, sungguh tak disangka mereka dapat mencampur baurkan diri dengan kawanan jago tersebut.

"Secara tiba-tiba mereka melepaskan diri dari kepopuleran dan mengasingkan diri, sebenarnya apa yang menyebabkan sampai terjadinya hal semacam itu?" "Soal ini aku kurang begitu jelas"

"Aku duga mereka pasti mempunyai suatu kesulitan yang tak bisa diterangkan kepada orang lain" tiba-tiba Cu Siau-hong berkata.

"Ucapanmu ada benarnya juga, cuma dengan hadirnya keempat orang ini, aku rasa keselamatan dari orang yang berada dalam kereta itu sepanjang jalan akan terjamin lancar dan aman tenteram"

"Locianpwe, aku justru mendapatkan suatu firasat yang amat jelek sekali"

"Firasat jelek semacam apakah itu?' tanya Oh Hong cun sambil tertawa lebar.

"Aku kuatir, dengan cepat akan terjadi kembali suatu peristiwa yang tak diinginkan"

"Peristiwa macam apakah itu?"

"Tentu saja suatu peristiwa yang sangat tragis"

"Suatu peristiwa tragis? Cu siaute, maksudmu ada orang yang bakal dibunuh?'

"Benar, bahkan bukan cuma satu dua orang saja yang menjadi korban pembunuhan tersebut" Oh Hong cun segera berkerut kening.

"Cu lote, aku pikir hal ini tampaknya tak mungkin bisa terjadi..." dia bergumam.

"Locianpwe mempunyai pengalaman yang sangat luas, mungkin kau mempunysi suatu pandangan khusus" Oh Hong cun segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Bila ada orang hendak menghadapi kaum perempuan dalam  kereta  kuda  itu,  aku  akan  mempercayainya,  tapi kalau dibilang ada orang hendak membunuh disini, lohu benar-benar tak berani mempercayainya"

Baru selesai dia berkata, mendadak rombongan para jago yang sedang menempuh perjalanan itu berhenti secara tiba tiba.

Belum sempat Oh Hong cun mencari tahu apa sebabnya mereka berhenti, sesosok bayangan manusia telah meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.

Ternyata orang itu adalah Thian be heng khong (kuda langit terbang di angkasa) Thian Pak liat.

Sebagai seorang-jago yang bergelar Kuda langit terbang diangkasa, ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini benar-benar cepat sekali, dalam sekejap mata dia sudah tiba dihadapan Oh Hong cun, kemudian bisiknya dengan suara rendah:

"Saudara Oh, di depan telah terjadi suatu peristiwa"

Oh Hong cun merasakan hatinya bergetar keras, dia memandang sekejap dulu ke arah Cu Siau-hong, kemudian baru berpaling kembali kearah Thian be heng khong Than Pak liat sambil bertanya:

"Ada urusan apa? ?'

"Dalam hutan belantara didepan sana telah terjadi suatu musibah yang mengerikan'

Dengan wajah tertegun Oh Hong cun segera bergumam. “Waaah, jangan-jangan apa yang diduga Cu lote telah

menjadi kenyataan ...." Sambil berjalan menuju ke depan, dia lantas berteriak keras:

"Ayo berangkat! Kita periksa dulu keadaan disitu" Thian Pek liat menggerakkan bibirnya seperti hendak mengucapkan sesuatu, tapi niat tersebut kemudian diurungkan.

Tanpa banyak berbicara lagi dia mengikuti di belakang Oh Hong cun menuju ke depan.

Cu Siau-hong ikut pula dibelakang mereka. Jarak dari situ sampai ditempat kejadian hanya satu li lebih sedikit, ketika Oh Hong cun sekalian mempercepat langkah  mereka, dalam waktu singkat sampailah beberapa orang itu ditempat kejadian.

Pasukan emas sudah berhenti diluar hutan itu lebih kurang pada jarak empat kaki mereka menyebarkan diri ke kiri kanan jalanan.

Dengan langkah cepat Oh Hong cun melewati rombongan menuju ke dalam hutan, maka dia mendongakkan kepalanya, tampaklah ada empat orang lelaki yang mengenakan pakaian ringkas telah digantung diatas dahan pohon

Mereka masih berpakaian rapi dengan senjata tersoren dibadan, tampaknya sama sekali tidak sempat memberikan perlawanan apa-apa sewaktu dibunuh dan digantung orang diatas pohon.

Setelah menyaksikan mayat tersebut Oh Hong cun menghembuskan napas panjang, katanya kemudian: "Hanya empat orang, mana lainnya?"

"Aku pikir yang lain mungkin saja sudah tewas didalam hutan itu" kata Thian Pek liat.

"Tapi mana mungkin?" "Aku mengenali dengan jelas, dari empat orang yang digantung sekarang, paling tidak ada dua orang yang barusan meninggalkan rombongan kita ini."

“Dari puluhan orang yang sudah berangkat lebih dulu, masa mereka mampus tanpa mengeluarkan sedikit suara pun?"

"Yang mencengangkan berada disini, yang menakutkan justru berada disini pula. Mereka berjumlah dua puluh delapan orang, tapi keadaannya seperti batu karang yang dilemparkan ke dalam samudra luas, sama sekali tak kedengaran sedikit suarapun, seandainya diantara mereka masih ada yang hidup, sepantasnya kalau kita mendengar suara mereka yang berkumandang keluar.

Oh Hong cun manggut-manggut.

Dia berusaha keras untuk mempertahankan ketenangan hatinya, namun dari balik suaranya justru kedengaran agak gemetar.

Ia sudah cukup lama berkelana dalam dunia persilatan, pengalaman yang diperoleh pun sudah banyak sekali, tapi selama ini belum pernah dia menjumpai peristiwa yang begitu menakutkan dan begitu mengerikan seperti kejadian hari ini.

Setelah menghembuskan napas panjang Thian Pek liat lantas bertanya lagi:

"Saudara Oh, apakah kita akan masuk ke dalam hutan untuk melakukan pemeriksaan?' Orang ini memang cukup gagah paling tidak dia masih memiliki keberanian dan kegagahan untuk melakukan pemeriksaan ke dalam hutan..

-oo>d’w<oo "BENAR!" kata Oh Hong cun kemudian, "kita memang seharusnya melakukan pemeriksaan cuma lebih baik kalau mengundang dulu kehadiran Pek bi taysu dan kita rundingkan dahulu masalah ini"

Tanpa diundang, Pek bi taysu dengan membawa dua orang pendeta sudah berjalan mendekat dengan langkah tergesa-gesa.

Selama ini Cu Siau-hong membungkam terus, namun dengan amat seksama dia mengawasi ke empat mayat yang mati tergantung itu.

Dia berharap dari kematian ke empat orang ini bisa ditemukan sedikit jejak yang bisa digunakan untuk melakukan pelacakan.

Menyaksikan ke empat sosok mayat yang tergantung diudara dan bergoyang-goyang bila terhembus angin itu, Pek bi taysu turut berdiri tertegun dengan wajah melongo.

Pendeta agung dari Siau lim pay yang dahulu berkelana dalam dunia persilatan dengan gagah perkasa itu, sekarang sudah dibikin terperanjat juga oleh pemandangan yang dihadapinya.

"Untuk menggantung empat orang di atas pohon memang bukan suatu pekerjaan sukar, yang sukar adalah pihak lawan merupakan jago persilatan, bahkan meneruskan perjalanan secara bergerombol, tapi kenyataannya puluhan orang jago persilatan tewas, tewas semua dalam keadaan begini tanpa menimbulkan sedikit suara pun, sistim pembunuhan yang dilakukan selain menakutkan, pada hakekatnya sungguh diluar dugaan”.

Di depan sana merupakan sebuah hutan yang tidak terlalu lebat dengan sebuah jalan raya yang lebar. Jalan raya itu menembus hutan, selama ini tak pernab ditemukan jejak harimau, setiap hari pun banyak sekali manusia dan kereta kuda yang beelalu lalang disana.

Tapi sekarang, hutan tersebut seakan-akhan berubah menjadi mengerikan sekali, seolah-olah bayangan setan mengincar di sekeliling tempat tersebut.

Begitu menyeramkannya hutan mana, membuat para jago lihay yang sudah bertahun-tahun lamanya melakukan perjalanan didalam dunia persilatan ini menjadi takut, ngeri dan tak berani untuk melewatinya.

Setelah melalui suasana hening yang cukup panjang, mau tak mau Cu Siau-hong harus membuka suara, katanya sesudah menghembuskan napas panjang-panjang.

"Oh cianpwe, seandainya orang-orang itu bersedia untuk tetap tingga dan bergabung dengan kita, tak mungkin mereka akan mengalami musibah yang begini tragis."

Begitu ucapan tersebut diutarakan, mereka yang memilih bergabung dengan kelompok jago persilatan tersebut segera bersyukur atas keberuntungan sendiri.

“Sungguh tak disangka disaat Pena Wasiat akan muncul kembali didalam dunia persilatan, ternyata masih ada orang yang berani membunuh orang dengan sewenang-wenang nya disini" keluh Pek bi taysu.

"Kalau dilihat cara serta sistim lawan dalam membunuh orang, sudah pasti perbuatan tersebut bukan cuma dilakukan oleh satu dua orang saja, mereka mempunyai suatu organisasi yang amat rahasia" kata Cu Siau-hong kemudian.

"Yaa, orang yang turun tangan pun pasti mempunyai ilmu  silat  yang  amat  lihay,  tak  mungkin  manusia  biasa dapat melakukan perbuatau semacam ini" sambung Thian Pek liat.

"Siapakah diantara kalian yang bersedia mendampingi lolap untuk masuk ke hutan dan melihat keadaan?" tanya Pek bi taysu setelah termenung sejenak.

"Boanpwe bersedia?" ucap Cu Siau-hong cepat.

'Siaute adalah pemimpin yang diangkat oleh khayalak ramai, tentu saja tak mungkin bagiku untuk bersembunyi dibelakang barisan" sambung Oh Hong cun.

"Pasukan emas diperintahkan sebagai pembuka jalan dan aku orang she Thian adalah komandannya, aku tak bisa melepaskan diri dari tanggung jawab ini" kata Thian pek  liat pula.

Begitu beberapa orang tersebut buka suara, segera muncul pula tanggapan dari jago-jago persilatan lainnya yang masuk ke hutan untuk melihat keadaan.

Cu Siau-hong yang menyaksikan kejadian tersebut, segera berbisik dengan suara lirih:

“Oh cianpwe, tidak baik jika orang yang turut masuk ke dalam hutan kelewat banyak, pertama orang yang kelewat banyak kemungkinan besar dapat melenyapkan jejak yang ada, kedua seandainya didalam hutan sudah disiapkan pasukan penjebak, kemungkinan besar korban yang jatuh akan bertambah banyak."

Pelan pelan Oh Hong cun mengelus jenggot kambingnya, lalu manggut-manggut dengan wajah serius. 'Betul! Taysu, kita memangtak boleh memasuki hutan itu dengan jumlah orang kelewat banyak"

"Baik!" ucap Pek bi taysu sambil manggut-manggut, "Saudara  Oh,  kau  adalah  pemimpin  yang  terpilih, sudah sepantasnya bila engkaulah yang mengambil keputusan di dalam hal ini".

Persoalan selangkah demi selangkah sudah semakin mendesak, dalam keadaan demikian kendatipun Oh Hong cun ingin melepaskan tanggungjawabnya, keadaan toh tak akan mengijinkan, terpaksa katanya sambil membusungkan dada:

"Baik, taysu, Thian sau heng, Cu lote, kita masuk berempat saja..."

Beberapa patah kata itu diutarakan dengan nada yang sangat dipaksakan, tapi seakan-akan hendak menunjukkan kerelaannya untuk berkorban demi kepentingan orang banyak.

Cu Siau-hong segera maju selangkah ke muka seraya berseru:

“Biar aku yang membuka jalan!"

Selesai berkata dia lantas berjalan lebih dahulu memasuki hutan tersebut.

Thian Pak liat segera tertawa terbahak-bahak. "Haaahhh... haaahhh... haaahhh... paling banter semua

mengorbankan  selembar  jiwa!  Aku  tidak  percaya  kalau

mereka benar-benar mempunyai tiga kepala enam lengan" serunya.

Selesai berkata dia segera menyusul dibelakang Cu Siau hong.

Oh Hong cun dan Pek bi taysu segera ikut berjalan masuk pula ke dalam hutan.

Sambil berjalan menelusuri hutan yang lebat itu, secara diam-diam Cu Siau-hong mulai menghimpun tenaga dalamnya bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan.

Didalam dunia persilatan ia tak punya nama, sekalipun namanya disebutkan keluar belum tentu orang lain akan mengenalinya, oleh sebab itu Thian Pak liat tidak memandang sebelah matapun terhadapnya.

Akan tetapi setelah menyaksikan kegagahannya ini, tiba tiba saja timbul suatu perasaan, menghormat dalam hatinya, dengan cepat dia memburu ke muka seraya berkata:

"Cu Siau-hong, pelan sedikit kalau berjalan, mari kita berjalan bersama-sama, jadi kalau ada apa-apa pun, kita bisa saling bantu membantu'

"Terima kasih banyak saudara Thian" mendadak ia berhenti.

Pada pepohonan dua kaki dihadapan mereka, pada satu deretan yang berada disebelah kiri tergantung dua belas sosok mayat, sedangkan dibarisan sebelah kanan tergantung juga dua belas sosok mayat, sehingga jumlahnya menjadi dua puluh empat orang.

Bila ditambah dengan empat sosok mayat dipinggir hutan maka jumlahnya menjadi dua puluh delapan orang, seorang pun tak ada yang berkurang.

Oh Hong cun menjadi tertegun, Pek bi taysu dan Thian Pak liat ikut termangu disana.

Satu rombongan yang terdiri dari dua puluh delapan orang ditemukan mati tergantung diatas pohon, bukan saja tidak nampak suatu pertanga perlawanan, bekas-bekas pertarungan pun tidak kelihatan, peristiwa semacam ini boleh dibilangjarang sekali ditemukan dalam dunia persilatan dewasa ini. Sekalipun orang-orang itu tahu kalau mereka tak mampu melawan, tapi bila jiwa nya sudah terancam, sudah pasti mereka akan melakukan perlawanan sebisanya atau menjerit sekeras-kerasnya.

Apalagi bagaimanapun lihaynya kepandaian silat yang dimiliki pembunuh-pembunuh itu, mustahil mereka bisa membuat kedua puluh delapan orang itu mati tergantung diatas pohon tanpa melawan.

Tapi kenyataannya pihak lawan dapat melakukan perbuatan tersebut, dengan sebaik-baiknya.

Cu Siau-hong segera melompat naik keatas dahan pohon, disana tergantung sesosok mayat, setelah diperiksa dengan seksama pemuda itu baru melompat turun kembali ke tanah.

Thian Pak liat segera bertanya dengan suara rendah: "Saudara Cu, apa yang berhasil kau temukan."

"Yaa, aku berhasil menemukan sedikit gejala aneh' kata Cu Siau-hong sambil manggut-manggut.

"Gejala apa?" "Gejala keracunan!"

"Tak heran kalau mereka dapat membunuh begitu banyak orang sekaligus dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun"

"Apakah mereka telah mempergunakan suatu taktik atau cara yang istimewa.?"

"Omitohud!" Pek bi taysu segera memuji keagungan sang Buddha, "makanya lolap pun merasa keheranan, mengapa begitu banyak orang bisa dibereskan dalam waktu singkat tanpa menimbulkan sedikit suara pun, rupanya mereka mempergunakan racun" "Paling tidak, hal ini menerangkan kalau mereka sesungguhnya tidak menakutkan" kata Cu Siau-hong cepat.

Thian Pak liat segera menghembuskan napas panjang, katanya pula:

“Tapi orang yang menggunakan racun itu sudah pasti merupakan seorang-jago yang amat lihay dalam menggunakan racun.. oleh sebab itu dia dapat secara mudah dan tanpa menimbulkan banyak kesulitan untuk merobohkan sekian banyak orang"

“Sekarang, yang perlu kita perhatikan dan kita persiapkan adalah jika mereka mempergunakan racun lagi untuk menghadapi kita" kata Cu Siau-hong tiba-tiba.

Oh Hong cun menatap seluruh wajah Cu Siau-hong lekat-lekat, kemudian katanya:

"Lote, tampaknya aku orang she Oh masih belum begini melamur untuk menilai orang."

"Maksudmu?"

"Sebab aku tidak salah melihat kalau lote adalah seorang pemuda yang pemberani dan lagi mempunyai otak yang cerdas sekali."

"Tidak berani, tidak berani, locianpwe terlalu memuji". Thian Pak-liat ikut menimbrung sambil tertawa:

"Oh tua, mereka telah mempergunakan banyak tenaga untuk meracuni orang-orang itu, kemudian satu persatu menggantungnya diatas pohon, entah apa maksud dan tujuan mereka yang sebenarnya?"

"Ehmmm, sudah pasti mereka mempunyai suatu rencana busuk tertentu" kata Oh Hong cun. "Menurut pendapatku" kata Cu Siau-hong pula, "tujuan yang terutama dari mereka tak lain adalah ingin mencegah kita semua memasuki hutan ini"

"Jadi maksudmu mereka sengaja menciptakan sesuatu yang menyeramkan dan menggidikkan hati, agar setiap orang yang hendak memasuki hutan ini merasa ngeri dan ketakutan setengah mati.

"Tapi bagaimana cara kita untuk menghadapi keadaan seperti ini?" timbrung Thian Pak liat.

"Tentu saja harus mencari akal guna mencegah mereka melaksanakan perbuatan keji ini" seru Oh Hong cun

"Menurut perasaanku" kembali Cu Siau-hong berkata. "dewasa ini sudah tidak gampang lagi mencegah lawan melakukan rencana busuknya"

?oooO)d.w(Oooo?

"LOTE, kau masih mempunyai pandangan apalagi yang terasa lebih segar? Aku rasa, kalau ditinjau dari situasi yang terbentang didepan mata sekarang, tampaknya pihak lawan ada maksud untuk melangsungkan suatu pembantaian secara besar-besaran, orang yang hendak mereka bunuh termasukjuga kau, aku dan kalian semua, sekarang kita bukan harus berpikir bagaimana caranya melawan musuh, melainkan kita harus bersatu padu untuk bersama-sama melindungi keselamatan sendiri"

"Melindungi keselamatan sendiri?"

"Coba kalian bayangkan, beberapa orang yang digantung diatas pohon sekarang toh belum tentu mempunyai dendam sakit hati dengan mereka, tapi kenyataannya satu persatu mereka dibunuh semua secara keji, kalau toh orang-orang yang tak ada sangkut pautnya terbunuh, masa mereka tidak akan membunuh kita juga?" Oh Hong cun segera manggut-manggut.

"Yaa, betul, betul, memang masuk diakal, memang masuk akal, tampaknya keadaan memaksa kita harus bersatu padu dengan lebih akrab lagi

"Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu peristiwa yang sama sekali tak terduga" kata Pek bi taysu pula "'tak kurang ada orang yang masih berani membunuh orang disaat terakhir menjelang pemunculan Pena Wasiat dihadapan umum".

"Taysu, aku pikir kejadian ini mungkin saja merupakan suatu perbuatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk menentang Pena Wasiat " kata Thian Pek liat.

Kembali Pek bi taysu manggut-manggut.

"Yaa, cukup ditinjau dari alasan tersebut, sudah sepantasnya jika kita bersama-sama menghadapi mereka"

Baru selesai perkasaan itu diutarakan, mendadak terdengar suara tertawa dingin berkumandang memecahkan kesunyian, kemudian kedengaran seseorang berseru:

"Pek bi taysu, nyalimu sungguh amat besar."

Suara itu berasal dari arah timur, sehingga tanpa terasa Pek bi taysu sekalian yang hadir diarena bersama-sama mengalihkan sorot matanya kearah timur.

Hanya Cu Siau-hong yang tetap meningkatkan kewaspadaannya.. Dia mengerti bahwa orang-orang itu berhati keji dan tindak tanduk mereka sama sekali melanggar peraturan yang berlaku didalam dunia persilatan.

Bagi orang-orang itu, mereka hanya tahu mencapai tujuannya, mereka tidak mempersoalkan nama ataupun kedudukan. Oleh sebab itu, tatkala para jago mengalihkan sorot matanya ke arah sebelah timur, sinar mata Cu Siau-hong justru bergerak kearah barat dan selatan.

Ditempat itu terdapat beberapa batang pohon yang amat rimbun daunnya.

Dugaan Cu Siau-hong ternyata tidak meleset, dia segera menemukan goncangan-goncangan pada dedaunan yang lebat disalah satu pohon besar itu kendatipun tiada angin yang berhembus lewat.

Tahu akan gawatnya situasi, buru-buru dia berteriak. "Kalian bertiga cepat menyingkir ke samping!"

Pek bi taysu sekalian bertiga memang berada dalam keadaan kesiap siagaan tinggi, maka begitu mendengar suara peringatan tersebut, cepat-cepat mereka menyelinap ke belakang beberapa batang pohon besar itu untuk menyelamatkan diri.

Disaat beberapa orang itu sedang bersembunyi dibalik pepohonan itulah, tampak cahaya perak berkilauan di udara, puluhan titik cahaya tajam dengan cepat meluncur ke depan.

Diiringi suara dentingan yang amat nyaring, beratus batang jarum perak itu pada menancap semua diatas dahan pohon.

Untung saja ditengah hutan tersebut masih terdapat benda yang bisa dipakai untuk menyembunyikan diri, coba kalau berada ditanah lapang yang terbuka, sekalipun beberapa orang itu mendapat peringatan lebih dahulu, rasanya sulit juga untuk meloloskan diri dari sergapan beratus-ratus batang jarum perak itu. Sinar matahari mencorong masuk melalui celah-celah dedaunan dan menyinari jarum perak yang menancap diatas batang pohon.

Ternyata jarum-jarum perak itu panjangnya mencapai tiga inci dengan ujungnya memancarkan cahaya biru yang gemerlapan.

Dalam sekilas pandangan saja dapat di ketahui, kalau jarum-jarum perak itu sudah direndam dalam cairan racun yang amat jahat.

Setelah menghela napas panjang, Oh Hong cun berkata: "Sungguh merupakan suatu tindakan yang teramat jahat

dan kejam, tampaknya mereka memang betul-betul berniat untuk merobohkan kita semua disini"

“Untung kita masuk kehutan dalam jumlah sedikit" kata Thian Pak liat pula, "coba kalau bertambah beberapa orang lagi, niscaya akan lebih banyak korban yang akan berjatuhan"

"Omitohud!" Pek bi taysu turut angkat bicara, "tampaknya senjata rahasia yang mereka pergunakan adalah jarum bunga bwee atau sebangsanya yang seringkali di pergunakan orang-orang persilatan"

"Jarum semacam ini bukan Bwee hoa ciam namanya" bantah Oh Hong cun, "benda ini adalah Cu bu tui hun ciam (jarum pengejar sukma yang malam tak ketemu siang), bentuknya lebih panjang dari pada bwee hoa ciam, tapi kekejiannya pun berlipat ganda, terutama daya sambitannya yang bisa menyemburkan jarum-jarum tersebut hingga sejauh lima kaki, mungkin jenis ini merupakan jenis senjata rahasia terkeji yang pernah ada di dunia ini."

'Konon senjata rahasia semacam ini berasal dari kitab senjata, didalam urutan senjata rahasia menempati urutan ke empat" kata Thian Pak liat pula. "orang yang bisa menghindarkan diri dari serangan senjata rahasia semacam ini memang tidak banyak, dalam satu tabung cu bu toh hun ciam dapat dua puluh lima batang jarum beracun, kalau dilihatjumlah yang disemburkan ke arah kita barusan, paling tidak ada empat tabung yang dipergunakan, untung saja saudara Cu memberi peringatan tepat pada waktunya, coba kalau bukan demikian, sudah pasti kami tak akan lolos dari bencana itu.. Seandainya disini tak ada pohon, sekalipun pada saat yang bersamaan kita mendapat peringatan belum tentu kita bisa menghindari kecepatan daya luncur cu bu tun hun ciam tersebut"

“Dapatkah Cu bu tui hun ciam disemburkan secara beruntun?" tanya Pek bi taysu. Thian Pak liat manggut manggut.

"Bisa, waktu yang dipergunakan untuk mengisi tabung senjata rahasia itu sederhana dan membutuhkan waktu singkat, selain bisa disemburkan secara beruntun, dapat  juga dilepaskan satu demi satu, tapi bisa pula sekaligus memuntahkan dua puluh lima batangjarum"

"Kalau begitu, kita sudah terkurung disini?"

'Senjata rahasia, sebenarnya merupakan suatu senjata untuk menutupi kekurangan seseorang dalam ilmu silat, seorang yang benar-benar berilmu tinggi, dia tak akan takut menghadapi senjata rahasia, tapi kalau menghadapi senjata rahasia seperi Cu bu tui hun ciam, dimana daya luncurnya jauh melebihi kecepatan orang, rasanya senjata mana memang merupakan suatu ancaman yang mengerikan"

“Thian lote, nampaknya kau memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang senjata rahasia?" puji Oh Hong cun.

“Keluarga kami menjadi termashur karena senjata rahasianya,  oleh  sebab  itu  kami  selalu  memperhatikan secara cermat dan istimewa terhadap setiap macam senjata rahasia yang pernah disebut dalam kitab senjata"

“Saudara Thian, Cu bu tui hun ciam menempati urutan ke empat, lalu senjata rahasia macam apakah yang menempati urutan pertama, kedua dan ketiga?" tanya Cu Siau-hong.

"Aku hanya mengetahui senjata rahasia yang menempati urutan ke dua bernama Hiat ci hong (burung hong bersayap darah) mengenai urutan ke satu dan ke tiga kurang begitu kuketahui"

"Saudara Thian berasal dari keluarga senjata rahasia, terhadap keampuhan senjata rahasia tentunya mempunyai suatu penilaian yang tersendiri, bolehkah aku bertanya pendapatmu, apa yang harus kita lakukan sekarang untuk menghadapi mereka?"

'Kalau dilihat dari situasi yang terbentang didepan mata sekarang, hanya menggunakan busur dan anak panah saja dapat menghadapi mereka"'

“Thian heng, apakah kau membawa senjata rahasia?” tanya Oh Hong cun tiba-tiba.

"Ada, aku mempunyai senjata rahasia, tapi hanya bisa mencapai jarak sejauh tiga kaki, mustahil untuk membunuh mereka"

"Kalau begitu, terpaksa kita harus mempergunakan pepohonan yang ada untuk melarikan diri, kemudian baru mencari akal lebih jauh" ucap Cu Siau-hong.

"Yaa, Walaupun cara ini agak berbahaya tapi kita memang terpaksa dengan cermat, dengan perlindungan pepohonan yang ada bisa jadi dia masih mampu menghadapi musuh-musuh pelepas senjata rahasia yang bersembunyi  dibalik  pepohonan  itu,  tapi  serangan  yang dilepaskan pun terpaksa harus menggunakan tenaga sepenuhnya, dia kuatir tindakan yang berlebihan tersebut akan mengejutkan orang banyak dan membocorkan rahasia indentitas yang sebenarnya.

Paling tidak dewasa ini masih bukan saat yang tepat untuk melancarkan serangan dengan sepenuh tenaga.

"Baik. "kata Oh Hong cun kemudian, 'Silahkan kalian mundur dulu, biar lohu yang menghadang dari belakang"

"Kalau berbicara tentang senjata rahasia, aku lebih memahami dari pada kalian, lebih baik aku saja yang berada dibarisan paling belakang" seru Thian Pak liat.

"Tempat ini masih berada dibawah lingkungan kekuasaan Cu bu tui hun ciam mereka, paling baik meloloskan diri dulu dari bahaya, kemudian baru mencari akal lain" Pek bi taysu mengusulkan.

"Taysu dan Oh tua adalah pemimpin kami semua, kalian tak boleh menyerempet bahaya, lebih baik kalian berdua mundur saja lebih dahulu, biar aku dan saudara Thian berada dibelakang" kata Cu Siau-hong pula.

Sambil berkata dia lantas mengambil segenggam batu. "Baiklah" kata Oh Hong cun kemudian.

"Tapi kalian berdua harus lebih berhati-hati.'

Dia membalikkan tubuh dan segera bersembunyi dibelakang sebatang pohon besar, Cu Siau-hong segera menghimpun tenaga dalamnya dan mengayunkan tangannya ke depan, tujuh delapan butir batu kecil bagaikan sambaran kilat cepatnya langsung menerjang kedalam dedaunan yang lebat dibalik pohon besar itu.

Bahkan dia sendiripun tidak menyangka kalau selama beberapa   hari   belakangan   ini   tenaga   dalamnya   telah memperoleh kemajuan yang pesat, ketujuh delapan butir batu itu bagaikan mitralyur saja langsung menembusi dedaunan yang lebat dan langsung mencari korban.

Tampak dedaunan diatas pohon bergoncang keras.

Menyusul kemudian terdengar dua kali jeritan ngeri berkumandang memecahkan keheningan. Seseorang manusia berbaju serba hijau segera terjatuh dari atas pohon dan tewas seketika.

Agaknya tidak sedikit manusia yang bersembunyi dibalik pohon besar yang rimbun itu, tapi dari tujuh delapan buah batu yang disambit kedepan, hanya sebutir yang mendatangkan korban.

Dalam suasana yang amat kalut inilah, Pet bi taysu dan Oh Hong cun telah menyelinap keluar dari dalam hutan.

Thian Pak liat dan Cu Siau-hong berselisih jarak sejauh tujuh delapan depa, mereka berdua sama-sama  bersembunyi dibalik sebatang pohon besar.

Tampaknya pihak lawan merupakan manusia yang pernah mendapat didikan yang keras sehingga disiplinnya mengagumkan, setelah terjadi sedikit kekacauan, suasana dengan cepat menjadi tenang kembali.

Thian Pak liat segera berbisik:

"Sekarang, mereka sedang mempersiapkan tabung jarum masing-masing untuk menantikan kita keluar, aku lihat kesempatan bagi kita untuk melarikan diri sesungguhnya tipis sekali"

"Kecuali kalau kita bisa menciptakan suasana kacau sekali lagi." "Sulit, sulit, hampir boleh dibilang kita tak punya kesempatan lagi untuk menciptakan suasana kacau tersebut untuk kedua kalinya"

"Tapi kesempatan baru ada bila manusia dapat menciptakan secara tepat"

Thian Pak liat menjadi tertegun sesudah mendengar ucapan tersebut, ucapnya kemudian: "Baik! Kegagahan saudara Cu sungguh membuat siaute merasa sangat kagum"

"Tidak berani, saudara Thian berapa macam senjata rahasia kah yang kau bawa sekarang?"

"Aku membawa tujuh macam senjata rahasia, lagipula jumlahnya pun tidak sedikit, cuma sayang sulit untuk mencari kesempatan guna melepaskan senjata rahasia tersebut."

"Mengapa?'

"Walaupun caraku melepaskan senjata rahasia bagus, tapi daya sambit senjata rahasia tersebut tak mungkin bisa melebihi kemampuan Cu bu tui hun ciam lawan, tapi yang lebih penting lagi adalah senjata rahasia yang kulepaskan tak bisa mencapai jarak sejauh dua kaki lebih"

"Kau adalah seorang ahli senjata rahasia, terhadap senjata rahasia Cu bu tui hun ciam pun mempunyai pengertian yang cukup mendalam, menurut pendapatmu berapa persenkah kemungkinan bagi kita untuk berhasil melarikan diri"

Thian Pak liat tertawa.

'Mereka mempunyai lima buah tabung jarum rahasia, berada dalam jarak tembak sedemikian dekat, mereka bisa membidik   kita   secara   tepat   dan   mengarah,   buat  kita kemungkinan untuk kabur boleh dibllang sangat tipis, satu persen pun tak ada"

"Kalau begitu, terpaksa kita harus menciptakan kesempatan sendiri" bisik Cu Siau-hong kemudian.

Suara pembicaraan dari kedua orang itu amat lirih, tapi berhubung jarak mereka memang tak jauh, ditambah lagi suasana di dalam hutan pun amat tenang, maka sedikit banyak ada juga sebagian dari pembicaraan mereka yang terdengar lawan.

Terdengar suara yang amat dingin seperti es segera berkumandang datang dari atas pohon besar itu.

"Oh Hong cun dan Pek bi taysu memang berhasil kabur dari sini, anggaplah nasib mereka sedang mujur, tapi kalian berdua sudah ditetapkan untuk mampus disini, tak nanti akan muncul kesempatan lagi bagi kalian untuk meloloskan diri, CU bu tui hun ciam telah mengunci jalan mundur kalian, menuju ke arah kiri maupun ke arah kanan"

Cu Siau-hong tidak menanggapi ucapan tersebut lagi, maka mendadak saja dia menghimpun tenaga dalamnya kemudian pelan-pelan merambat keatas pohon yang berada dihadapannya.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar