Pena Wasiat (Juen Jui Pi) Jilid 16

Setelah memanggil Ouyang Siong dengan sebutaan "suhu" Cu Siau-hong merasakan hatinya amat murung tak sedap, ia kuatir sekali kalau Ouyang Siong menyuruh memanggil Sunio kepada perempuan itu, maka legalah hatinya setelah orang itu hanya menyebutnya sebagai nona Kiau.

Cepat-cepat ia memberi hormat sambil menyapa: "Menjumpai Kiau locianpwe!"

"Tak usah banyak adat, mundur kepinggir sana!" seru Kiau Hui nio sambil melepaskan tangannya. Cu Siau-hong segera mengiakan dan mengundurkan diri kesamping.

Kiau Hui nio segera berpaling ke arah Ouyang Siong dan menegur dengan suara dingin. -oOo>d’w<oOo-

"BARUSAN kau suruh Lim Giok menyebut apa kepadaku?"

Ouyang Siong tersenyum.

"Hui-nio!" katanya, “kau ingin dia memanggil apa kepadamu?"

"Kecuali Lo nio tak pernah kau jemput pulang dengan menggunakan tandu besar, hubungan diantara kita berdua sudah tiada rahasia apa-apa lagi, kenapa kau tidak suruh dia memanggilku dengan sebutan sunio?" seru Kiau Hui nio penasaran.

Mendengar itu, Ouyang Siong segera tertawa terbahak behak..

"Haaaahh.... Haaahhh haaahhh Kiau Hui nio, apa sih artinya suatu sebutan bagimu?

"Hmmm! Aku sih memang tak ambil perduli cuma aku merasa tak ada salahnya juga kalau suruh dia menyebut sunio kepadaku!"

"Persoalan ini lebih baik kita bicarakan lagi di kemudian hari, bagaimanapun juga Lim Giok toh tak akan pergi dalam waktu singkat, di kemudian hari jika kau ingin dia menyebut apa kepadamu, rasanya hal ini juga bukan sesuatu yang terlalu sulit?

"Kenapa? Dikemudian hari apakah kau akan menahannya untuk selalu mendampingimu?"

"Apakah lantaran wajahnya terlalu cakep, maka kau merasa agak kuatir?" "Hey, apa maksudmu berkata demikian?" tegur Kiau Hui nio dengan mata molotot.

Ouyang Siong segera tersenyum:

"Kiau Hui nio, kita tak usah membicarakan soal ini lagi, Oya aku ingin tahu saat ini Ngo tok giok li ada dimana?"

Setelah persoalan dialihkan ke masalah yang lain Kiau Hui nio pun segera tersenyum, sahutnya:

"Dia masih saling bertahan dengan Ti Thian hua, meskipun Ti Thian hua berhasil menotok jalan darahnya, namun gadis itupun telah melepaskan racun jahat ke dalam tubuh Ti Thian hua"

"Sekarang, apakah mereka masih berada di dalam rumah kecil dibawah bukit?" Kiau Hui nio manggut-manggut..

"Selama bergaul dengan Ti Thian hua beberapa hari ini, berhasilkah kau menggorek beberapa keterangan dari mulutnya?" kembali Ouyang Siong bertanya:

"Ti Thian hua si bocah muda itu sungguh hebat sekali, ia pandai sekali menutup mulut sampai sekarang aku masih belum berhasil untuk mengorek keterangan apa-apa darinya"

Ouyang Siong segera tertawa,kembali dia berkata:

"Hui nio, dengan pengalamanmu yang cukup matang dalam dunia persilatan, apalagi kepandaianmu untuk berbicara, masakah tiada kabar berita apa-apa yang berhasil kau dapatkan?`

"Ketahuilah, Ti Thian hua si bocah muda itu bukan seseorang yang gampang dihadapi, cuma kalau Ngo tok giok li tidak memunahkan pengaruh racun yang mengeram didalam tubuhnya, lewat tengah hari nanti selembar jiwanya pasti akan melayang" "Jika dia mampus, urusannya pasti akan hertambah terang" kata Ouyang Siong sambil tertawa. "Akupun berpendapat demikian"

"Baiklah! Sebelum tengah hari nanti, aku ingin berkunjung ke rumah batu itu."

Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau-hong, sambungnya:

'Lim Giok, apakah kau mempunyai suatu akal agar orang-orang Kay-pang tidak mengenali raut wajahmu lagi?"

"Setiap anggota Kaypang semuanya pernah belajar ilmu merias muka, cuma tecu tak berani menjamin apakah penyaruan tecu berhasil mengelabuhi ketajaman mata orang-orang Kaypang atau tidak'

“Kalau begitu, cobalah untuk menyaru!"

Cu Siau-hong mengiakan, dia lantas putar badan dan mengundurkan diri dari situ.

Tak lama kemudian si anak muda itu telah muncul kembali dihadapan mereka berdua. Meskipun wajahnya telah dirubah sedikit namun tidak terlalu banyak perubahannya.

"Aaah ...tidak bisa, tidak bisa penyaruanmu itu kurang sempurna.." kata Kiau Hui nio sambil menggelengkan kepalanya.

Cu Siau-hong segera berpikir.

"Kiau Hui nio agaknya paling susah dihadapi, aku tak usah menyakiti dirinya " Berpikir sampai disitu Cu Siau-

hong segera menjura seraya berkata:

"Mohon locianpwe suka memberi petunjuk" Sambil tertawa Ouyang Siong berkata pula: "Kiau locianpwe adalah seorang ahli dalam ilmu merias wajah, bila ia bersedia memberi petunjuk kepadamu tanggung banyak manfaat yang bakal kau raih dirinya"

"Hayo jalan! Aku akan meriaskan wajahmu" seru perempuan itu.

Kepandaiannya merias-muka betul-betul luar biasa sekali, setelah meriaskan wajah sang pemuda diapun memanggil tukang jahit untuk buatkan delapan stel pakaian baru untuk Cu Siau-hong dan menitahkan mereka untuk kerja lembur.

Ketika selesai menyaru dan bercermin, mau tak mau Cu Siau-hong harus mengagumi juga kelihayan Kiau Hui nio didalam merias muka walaupun cuma beberapa olesan saja, tapi seluruh bentuk wajah pemuda itu telah mengalami banyak perubahan.

Setelah memperhatikan sekejap ke kiri dan ke kanan, Kiau Hui nio melirik sekejap ke arah Ouyang Siong, kemudian katanya sambil tertawa:

"Besok, jika ia telah berganti dengan pakaian baru, tanggung sekalipun dia berjalan disisi Yu Lip belum tentu orang itu bisa mengenali dirinya kembali"

"Kepandaian Kiau cianpwe sungguh amat lihay" puji Cu Siau-hong.

?oooO)d.w(Oooo?

“NAK!” tukas Kiau Hui nio. dapatkah kau memanggilku dengan sebutan sunio? Aku dengan gurumu

...”

"Hui-nio!" cepat-cepat Ouyang Siong memotong, ingatlah  saat  ini  adalah  saat  apa,  bila  persoalan tersebut dibicarakan, mungkin Giok-ji malah akan kau buat menjadi kebingungan"

Dari pembicaraan tersebut dapat terlihat betapa sayangnya orang ini terhadap Cu Siau-hong, ini menandakan pula bahwa dia merasa sangat gembira karena bisa menerima seorang murid seperti itu.

"Oooh rupanya kau ada maksud untuk mencegah ia memanggil diriku sebagai sunio yaa?'

'Urusan kita lebih baik jangan diberitahukan kepadanya, janganlah membuat bocah itu tertawa geli setelah mendengarnya "

Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau-hong, kemudian melanjutkan:

"Kau tetap tinggal disini sambil berjaga-jaga, bila tiada urusan penting jangan sekali-kali pergi meninggalkan gedung ini"

Sambil menjura Cu Siau-hong segera mengiakan.

Sedang Ouyang.Siong segera menarik tangan Kiau Hui nio dan diajak berlalu dengan langkah lebar. Memandang bayangan punggung kedua orang itu, diam-diam Cu Siau hong berpikir.

"Sepintas lalu kedua orang ini tampak rukun dan sayang menyayangi padahal dalam hati kecilnya saling bertentangan, entah apa yang sedang diriburkan mereka berdua? Seolah-olah mereka seperti lagi berusaha untuk mendapatkan sesuatu?"

Tiba-tiba saja Cia Siau-hong mendapat suatu perasaan yang aneh, ia merasa pertentangan diantara kedua orang itu seakan-akan   mempunyai   sesuatu   maksud   yang   sangat mendalam. bila diperhatikan lebih seksama lagi tdak sulit rasanya untuk menemukannya.

Berpikir hal ini, dia terbayang kembali diri Ngo tok giok li, akhirnya gadis itu terjatuh kembali ketangan Ti Thian hua.

Sayang keterangan dari Kiau Hui nio kurang begitu jelas, ia tidak berhasil meraba apa gerangan yang sebenarnya telah terjadi.

Hari itu seharian penuh Ouyang Siong dan Kiau Hui nio pergi meninggalkkan rumah, sampai malam sekali mereka baru pulang.

Cu Siau-hong mendapat pelayanan yang cukup memuaskan, seorang dayang bertugas menghantar hidangan yang lezat baginya, sayang tidak disediakan arak.

Untung saja Cu Siau-hong tidak begitu gemar minum arak.

Agaknya dayang itu bersikap amat berhati-hati terhadap Cu Siau-hong, ini menyebabkan si anak muda itu semakin mempertingkat kewaspadaannya.

Begitu pulang ke rumah, Ouyang Siong segera memanggil Cu Siau-hong untuk menghadap, kemudian katanya:

'Lim Giok, mulai malam ini, aku akan mewariskan ilmu silatku kepadamu .!"

"Terima kasih suhu!" buru-buru Cu Siau-hong memberi hormat.

Setelah merendahkan suaranya, pelan-pelan Ouyang Siong berkata lagi:

'Giokji, kau musti tahu, selama banyak tahun tak sedikit orang  yang  ingin  menjadi  muridku,  tapi  aku  selalu tidak menyanggupi permintaan mereka, tahukah kau apa sebabnya?"

"Tecu tidak tahu"

'Pertama karena bakat baik susah didapat, aku selalu belum menemukan seseorang yang cocok untuk menjadi ahli waris bagi kepandaian silatku ini.."

"Tecu merasa beruntung sekali bisa mendapat perhatian dari suhu" buru-buru Cu Siau-hong berkata lagi dengan hormat.

Ouyang Siong tertawa.

"Sayang sekali keadaan yang kau hadapi  sekarang kurang begitu tenang dan tentram, disamping berlatih silat kau harus menghadapi pula banyak kesulitan"

Cu Sian hong pura-pura berlagaktidak mengerti katanya: "Kesulitan? Apakah soal pihak Kay-pang yang mengejar diriku?"

"Itu sih terhitung salah satu kesulitan diantaranya, tapi yang paling sulit untuk dihadapi sesungguhnya adalah Ti Thian hua"

Cu Siau-hong semakin berlagak tidak paham, katanya keheranan: "Bukankah dia adalah sahabat suhu?"

"Diluarnya dia memang bersikap demikian, padahal sesungguhnya dihati kecil orang itu, tak pernah menganggap diriku sebagai teman "

Memutar kemudi menurut arah angin, Cu Siau-hong segera mendengus dingin, ujarnya cepat:

"Suhu mempunyai nama serta kedudukan yang sangat terhormat dalam dunia persilatan, Ti Thian hua itu manusia apa? Memangnya ia sudah makan nyali harimau sehingga berani mencari gara-gara dengan suhu? Hmm!-Betul tecu tak becus tapi aku bersedia untuk bertarung melawannya"

"Sst..Giok-ji, jangan emosi dulu" buru-buru Ouyang Siong berbisik mencegah sambil berbisik, "ilmu silat yang dimiliki Ti Thian hua tidak terhitung lemah, sekarang kau masih belum dapat merobohkannya "

"Bagaimana dengan suhu sendiri?" sambung Cu Siau hong dengan cepat. "Tentu saja suhu masih dapat merobohkannya"

"Baik? Tecu pasti akan berlatih ilmu dengan tekun, semoga saja dalam setahun mendatang tecu sudah berhasil mengalahkanya"

Mendengar perkataan itu Ouyang Siong, segera tersenyum.

"Anak. Giok!" katanya, "kau memiliki ketekunan yang luar biasa, juga memiliki bakat yang bagus, jika mau belajar secara bersungguh-sungguh, aku pikir didalam tiga sampai lima bulan mendatang, kau pasti bisa mengalahkannya"

"Oya..?'

"Padahal bukan suatu pekerjaan yang sukar untuk menghadapi Ti Thian hua, ilmu silat bocah itu lumayan, akalnya juga licik, cuma ia masih belum bisa meloloskan dari cengkeramanku, persoalan sekarang adalah kekuatan yang menunjang dibelakang punggungnya?”

"Bagaimana dengan kekuatan dibelakang punggungnya"

Ouyang Siong tidak langsung menjawab, melainkan dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan sembilu mengawasi wajah Cu Siau-hong tanpa berkedip. Cu Siau-hong berdiri tenang ditempat, wajahnya amat serius tapi kalem, sama sekali tidak nampak gentar. Lama sekali, Ouyang Siong baru pelan-pelan berkata:

"Lim Giok, kau tahu tentang peraturan dalam tubuh Kay-pang?"

"Setia kepada perguruan dan menegakkan keadilan bagi umat manusia!"

"Maka dari itu, anak murid Kay-pang jarang ada yang menghianati perkumpulannya"

"Apa yang pernah diucapkan Tan tianglo memang betul, jika anak murid Kay-pang berhianat maka tiada tempat untuk bercokol lagi baginya didunia ini, jika suhupun menaruh rasa curiga kepada tecu, biarlah sekarang juga tecu mohon diri'

"Kau hendak kemana?"'

Cu Siap hong segera menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Entahlah, saat ini aku hanya meninggalkan Kay-pang dan belum melakukan suatu penghianatan, aku pikir mereka pun belum tentu bertekad hendak menghabisi nyawaku"

Ouyang Siong segera manggut-manggut.

"Lim Giok, kau sudah jadi anak muridku!' katanya. “Tecu mengerti"

"Bila raja memerintahkan menterinya mati, jika menteri itu tidak mati maka itu merupakan sesuatu yang tidak setia. bagaimana pula dengan perintah guru terhadap muridnya

...." "Silahkan suhu menurunkan perintah, bila tecu dapat melaksanakannya, pasti tak akan kutolak"

"Pergilah untuk membawa pulang dua buah batok kepala manusia, entah apapun kedudukan mereka pokoknya dia adalah murid Kay-pang, hal ini sudah lebih dari cukup!"

"Soal ini tidak sulit untuk kulaksanakan, selain itu juga dapat memperlihatkan kesetiaan tecu kepada suhu, cuma sebelum tecu melaksanakan tugas ini, suhu musti mempersiapkan dahulu suatu hal"

"Mempersiapkan apa?'

"Meninggalkan kota Siang yang, setelah dua orang anggota Kay-pang terbunuh, sulit bagi kita untuk menghilangkan jejak, pihak Kay-pang pasti akan mengerahkan segenap kekuatannya untuk melakukan pencarian"

"Lantas menurut pendapatmu?"

"Tecu hanya bisa mengemukakan suatu pendapat yang bodoh saja, silahkan suhu yang memutuskan"

Ouyang Siong termenung sejenak, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.

"Haaahh....haaahhh.. haaahhh.... hayo jalan, kita menuju ke halaman tengah"

Untuk sesaat Cu Siau-hong belum dapat meraba maksud hati lawan. tapi iapun tidak banyak bertanya lagi, dengan mengikuti dibelakang Ouyang Siong ia menuju ke halaman tengah.

Ternyata Ouyang siong mulai menurunkan pelajaran silat kepadanya, cuma yang diajarkan hanya satu jurus.

Jurus itu merupakan suatu jurus serangan yang penuh dengan  pelbagai  perubahan,  sekalipun  hanya  satu  jurus belaka tapi membutuhkan waktu hampir satu jam lebih untuk menerangkannya.

Padahal Cu Siau-hong telah menguasahinya sedari tadi, cuma ia tak berani terlalu memperlihatkan kepintarannya itu. maka sesudah mengulur waktu hampir satu jam lamanya dia baru berlagak seakan-akan baru saja memahaminya.

Diluar dugaan ternyata keberhasilan itu memperoleh pujian dari Ouyang Siong, dianggapnya sebagai manusia yang amar berbakat sebab tidak terlalu banyak manusia di dunia ini yang bisa memahami perubahan jurus serangan itu hanya didalam satu jam saja kecuali dasar ilmu silat yang dimiliki orang itu sudah mencapai tingkatan yang luar biasa.

Ia tidak menerangkan apa nama jurus serangan itu dan bagaimana cara penggunaannya, sedangkan Cu Siau-hong juga tidak banyak bertanya. meski demikian ia cukup mengerti bahwa jurus serangan tersebut tak lain adalah jurus pertama dari Siu hun-jit-cisu yang paling diandalkan Ouyang Siong dalam dunia persilatan.

Sekalipun begitu, Cu Siau-hong tidak mengutarakannya keluar

Ouyang Siong amat puas dengan keberhasilan Cu Siau hong, sambil manggut-manggut katanya.

"Lim Giok, kau memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menganalisa persoalan, tak disangka kaupun memiliki bakat yang luar biasa dalam mempelajari ilmu silat, dengan kemampuan semacam ini bila harus terbenam dalam kantor cabang Kaypang di kota Siang-yang dalam jangka waktu yang lama, sesungguhnya hal ini terlalu disayangkan" "Tecu bisa mendapat kasih sayang suhu, hal ini sungguh membuat tecu merasa berterima kasih"...

Tiba-tiba paras muka Ouyang Siong berubah menjadi amat serius, katanya lagi:

"Baik-baiklah melatih diri sendiri! Akan kulihat sampai kapan jurus pertama ini berhasil kau kuasahi dengan sempurna, saat itulah baru bisa kutetapkan untuk mewariskan jurus yang kedua"

"Tecu terima perintah!"

Ketika Ouyang Siong kembali ke dalam kamarnya, seorang diri Cu Siau-hong kembali ke kebun dan melatihnya sekali lagi.

Cuma kali ini dia melatih dengan sesungguhnya tak heran kalau permainan itu bisa dilakukan jauh lebih indah dan mengagumkan.

Waktu berlalu dengan cepatnya, dalam sekejap mata tiga hari sudah lewat tanpa terasa. Didalam tiga hari ini Cu Siau-hong telah mendapat pelajaran jurus kedua.

Terhadap kemajuan yang terlalu cepat ini Ou-yang Song merasa terkejut bercampur heran, tapi pengawasan yang dilakukan terhadap pemuda itupun semakin diperketat.

Diam-diam Cu Siau-hong mengeluh dihati dan membuatnya mempertinggi kewaspadaannya, bila terlampau cepat ia menguasahi kepandaian yang diajarkan kepadanya, mungkin hal ini akan semakin memancing kecurigaan Ouyang Siong terhadap dirinya.

Diapun cukup mengerti, Ouyang Siong maupun Kiau Hui nio adalah rase-rase yang sudah lama melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, salah sedikit saja dalam setiap tindakan, bisa jadi rahasianya akan ketahuan lawan. Maka sejak itu bukan saja ia berusaha keras untuk menutupi keberhasilannya dalam ilmu silat diapun berusaha keras mengendalikan kegelisahan dalam hatinya.

Ia bertekad untuk mulai berusaha menghindari segala kesempatan yang bisa menimbulkan kecurigaan orang terhadap dirinya.

Tiga hari kembali sudah lewat, sebagaimana masa-masa lalu, toko kain Liong siang pu ceng tetap tenang seperti sedia kala, Ouyang Siong juga jarang keluar rumah, adalah Kiau Hui nio yang seringkali pergi meninggalkan gedung itu.

Hari kelima ketika sedang bersantap malam, tiba-tiba tampak Kiau Hui nio pulang dengan langkah tergopoh gopoh, wajahnya kelihatan sangat tegang

Waktu itu Ouyang Siong sedang duduk diruang tengah sambil memberi petunjuk ilmu silat kepada Cu Siau-hong. kini Cu Siau-hong telah menguasahi tiga jurus serangan.

Begitu menyaksikan paras muka Kiau Hui nio, Ouyang Siong segera menyadari kalau urusan agak gawat, buru buru dia melompat bangun sambil katanya:

"Hui nio, apa gerangan yang telah terjadi?"

Dengan wajah serius Kiau Hui nio menghembuskan napas panjang, kemudian berkata:

"Beberapa hari belakangan ini, dikota Siang yang telah terjadi suatu peristiwa besar, ketua Kay-pang dan kaucu Pay-kau telah berdatangan semua kekota ini, konon kedua tokoh persilatan yang memiliki perkumpulan paling besar ini telah datang dengan membawa, sejumlah anak buahnya yang paling kosen dan lihay, agaknya mereka telah bertekad untuk menyelidiki peristiwa berdarah yang menimpa perguruan Bu khek-bun. Cu Siau-hong menundukkan kepalanya rendah-rendah, kemudian diam-diam bergeraklak dari situ dan keluar dari ruangan.

"Berhenti!" Ouyang Siong segera membentak keras, "mau kemana kau ?'

"Suhu berdua sedang membicarakan masalah besar yang menyangkut dunia persilat-an, tecu merasa tidak pantas untuk ikut menguping disini "

"Kau harus ikut mendengarkan, sebab masalah besar dalam dunia

persilatan ini mempengaruhi setiap umat persilatan yang berada dalam dunia ini '

'Tecu turut perintah!"

Pelan-pelan dia berjalan kembali ketempat semula.

"Giok ji" kembali Ouyang Siong berkata "kau berasal dari Kay-pang, tentunya kau memahami urusan Kay-pang lebib baik dari siapapun, aku masih ingin mendengarkan pendapatmu tentang persoalan ini"

"Asal tecu tahu pasti akan tecu katakan!" cepat-cepat Cu Siau-hong menjawab.

Ouyang Siong berpaling dan memandang sekejap kearah Kiau Hui nio, kemudian katanya:

"Teruskan lebib jauh. Pay-kau dan Kay-pang telah melakukan gerakan apa saja, bagaimana pula sikap Ti Thian hua terhadap persoalan tersebut..'

"Gerakan apakah yang telah dilakukan pihak Kay-pang dan Pay-kau, hingga saat ini masih belum begitu tahu” jawab Kiau Hui nio, "tapi bila dilihat dari jumlah anggota yang mereka bawa beserta kehadiran pemimpin kedua partai tersebut dapat diketahui bahwa operasi yang bakal mereka lakukan kali ini tentu mempunyai kekuatan yang luar biasa, aku percaya suatu ketika mereka pasti dapat menyelidiki duduk persoalan yang sesungguhnya.

"Bagaimana dengan Ti Thian hua? Apa yang dia ucapkan?"

"Ia masih saling mempertahankan diri bersama Ngo tok giok li. rupanya kedua belah pihak sama-sama tak mau mengalah, hingga kini ia masih belum mengetahui peristiwa ini"

"Mereka berdua masih belum mampus?'

"Yaa, Ngo tok giok li telah memberi obat penawar kepadanya untuk memperpanjang daya kerja racun tersebut didalam tubuhnya sehingga ia masih bisa mempertahankan hidupnya, sedangkan dia sendiripun belum mencelakai jiwa Ngo tok giok li, kedua belah pihakpun saling bertahan hingga kini"

"Cara apakah yang telah dipergunakan Ti Thian hua untuk melukai Ngo tok giok li"

"Konon semacam ilmu menutup aliran jaltan darah, setiap empat jam, Ti Thian hua harus menggantikan dua buah jalan darah Ngo tok giok li yang tertotok dengan dua buah jalan darah lainnya"

"Hong-hiat jiau hoat (ilmu menutup aliran jalan darah)?"

"Benar.. itulah semacam ilmu khusus yang sangat lihay, andaikata lewat empat jam maka luka diatas jalan darah yang tertotok itu akan mulai bekerja, akibatnya delapan jam kemudian korban akan muntah darah sampai mati"

"Maka dari itu, kedua belah pihak saling bertahan terus, siapapun tak mau mengaku kalah dan siapapun tidak takut menghadapi kematian" "Kenyataanya memang demikian"

"Maka kau harus mencari akal untuk memberitahukan persoalan ini kepada Ti Thian hua, dan coba dengarkan bagaimana pendapatnya, aai .......! Andaikata kita masih belum beradu muka dengan Tan Tiang kim, Hay yok wong serta Pek Bwe sekalian, persoalan ini benar-benar akan diluar sangkaan siapapun, paling tidak kita masih bisa mengulur waktu sekian lama, sayang kita terlalu gegabah sehingga berani menampilkan diri, bahkan telah mengakui pula persoalan itu "

“Itulah sebabnya masalah yang sedang kita hadapi sekarang sudah mencapai tingkatan yang sangat gawat kau musti buru-buru mencari akal baik untuk menanggulanginya" sambung Kiau Hui nio.

Pada saat itulah tampak seorang pelayan masuk dengan langkah tergopoh-gopoh, kemudian berkata: "Diluar sana telah datang dua orang pengemis, mereka bersikeras hendak menjumpai nona Kiau"

Mendengar ucapan tersebut paras muka Kiau Hui nio segera berubah hebat, tukasnya: "Orang orang Kay-pang '

"Bagaimana jawaban kalian? 'sela Ouyang Siong pula.  "Ji    ciangkwe    sedang    menghadapi    mereka,    kami

bersikeras mengetakan bahwa disini tak ada orang yang bernama nona Kiau, tapi apapun yang kami ucapan kedua orang pengemis itu tak mau juga percaya, mereka bersikeras mengatakan telah melihat nona Kiau memasuki gedung ini"

Ouyang Siong segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Kiau Hui nio, kemudian ujarnya: "Kau telah dikuntit mereka!"

"Tapi aku sudah bersikap cukup berhati-hati!" "Suhu, kita tak bisa menyalahkan Kiau cianpwe' kata Cu Siau-hong pula, “anggota Kay-pang tak terhitung jumlahnya, tiada lubang yang tak dapat mereka tembusi, kepandaiannya mencari orang sudah tiada keduanya didunia ini"

Ouyang siong termenung dan berpikir sebentar, kemudian ujarnya kepada pelayan itu:

"Beritahu kepada mereka, disini tidak ada nona Kiau, kalau tidak percaya mereka boleh masuk untuk menggeledah, tapi jangan sekali kali sampai beradu kekerasan dengan mereka"

Pelayan itu segera mengiakan dan berlalu dari sana. Tiba-tiba Ouyang Siong bertanya.

"Lim Giok, apakah kau pandai ilmu didalam air?” "Tecu tidak bisa" Cu Siau-hong segera menjawab.

"Kalau begitu tutup pernapasanmu dan menyelam saja kedalam"

Walaupun Cu Siau-hong sangat keheranan namun dia tidak banyak bertanya.

Ouyang Siong berjalan menuju kedepan sebuah sumur ditengah kebun bunga, lalu sambil tertawa melompat masuk kedalam sumur itu.

Cu Siau-hong mengerutkan dahinya tapi tanpa berbicara diapun turut terjun kedalam air.

Air didalam sumur itu sangat dalam begitu tercebur kedalam air kepalanya langsung tenggelam kebawah.

Cu Siau-hong memang benar-benar tak paham ilmu dalam air, begitu mencebur ke sumur dia lantas terbatuk batuk. Tiba-tiba dari balik air itu muncul sebuah tangan, lalu sambil mencengkeram pergelangan tangan kanan Cu Siau hong menariknya ke samping.

Cu Siau-hong tidak meronta atau melakukan perlawanan, padahal selama berada didalam air dia memang tak mampu meronta ataupun melakukan perlawanan apapun.

Kekuatan dari tangan yang menarik tubuhnya itu sangat besar, dengan cepat badannya diseret ke bawah permukaan air.

Mendadak Cu Siau-hong merasa telah terlepas dari kurungan air, kemudian terdengar Ou-yang Siong berkata:

"Lim Giok, kau boleh membuka matamu sekarang!"

Cu Siau-hong menurut dan segera membuka sepasang matanya.

Ternyata dimana dia berada sekarang adalah sebuah lorong panjang yang gelap gulita. Tempat itu tiada air.

Cu Siau-hong menghembuskan napas panjang, setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu dia bertanya:

"Suhu dimanakah kita berada sekarang?"

"Tempat ini adalah sebuah ruang rahasia" jawab Ouyang Siong sambil tersenyum" 'sekalipun pangcu dari pihak Kay pang datang sendiri ketempat ini juga jangan harap bisa menemukan tempat persembunyian kita sekarang"

Cu Siau-hong menarik napas panjang, ia merasa udara disitu segar dan mengalir, satu ingatan segera melintas didalam benaknya, dengan cepat pikirnya.

'Heran apa yang telab terjadi? Tampaknya perputaran udara ditempat ini sangat baik, itu berarti disini ada tempat yang tembus dengan udara diatas." Sementara dia masih berpikir, Ouyang Siong telah berkata kembali:

"Tempat ini dibuat secara khusus dan istimewa, orang Kay-pang tak akan menyangka kalau kita bisa berada ditengah sumur.

"Suhu, apakah ditempat ini tiada jalan tembus ketempat lain?" Ouyang Siong tertawa.

"Tidak ada" sahutnya, "bila ada jalan tembusnya, dengan kemampuan yang dimiliki orang-orang Kay-pang, bukankah dengan cepat tempat persembunyian ini akan ditemukan oleh mereka?"

Mendengar keterangan itu Cu Siau-hong lantas manggut manggut. "Ehmm... benar juga perkataan suhu!,” sahutnya.

Tak lama kemudian tergopoh-gopoh Kiau Hui nio juga sampai ditempat itu.

Dalam pada itu Cu Siau-hong telah memeriksa dengan jelas keadaan didalam ruangan tersebut, Rupanya didalam tempat itu terdapat sebuah lorong rahasia pada kedalaman delepan depa, lorong itu berliku liku dan menjorok keatas permukaan karena ruangan tersebut berada jauh diatas permukaan air sumur, itulah sebabnya tempat itu sama sekali bebas dari pengaruh air sumur.

Sementara itu mereka sedang berjalan menuju kedalam sebuah ruang kecil di ujung lorong.

Lubang angin terletak diantara lubang kosong diatas permukaan air sumur, bahkan ada empat buah banyaknya, lamat-lamat tampak ada cahaya menyorot masuk, dengan ketajaman mata yang dimiliki masih bisa menangkap pemandangan di sekitar sana. Ouyang Siong segera mengambil kertas, membuat api dan menyulut lampu lentera. Cahaya lampu yang terang benderang segera menerangi seluruh ruangan tersebut.

Dalam ruangan itu tersedia peti pakaian serta bahan makanan yang bisa tahan lama, sekalian itu juga tersedia dua guci arak.

Sambil tertawa Ouyang Siong lantas berkata:

"Lim Giok, dalam peti itu tersedia pakaian, ambillah sendiri dan tukar pakaian yang basah itu".

Dalam hati Cu Siau-hong berpikir:

"Disini tersedia pakaian, bahan makanan dan minuman, tampaknya sekalipun harus bersembunyi tiga sampai lima hari tanpa keluar dari sini juga bukan merupakan sesuatu yang susah".

Sementara itu, Kiau Hui nio sambil menyapu rambut yang basah kuyup, dengan wajah tak senang hati berkata:

"Bagaimanapun juga, kita tak bisa berdiam terlalu lama ditempat ini. "

Ouyang Siong tertawa, selanya:

"Tak ada orang yang menyuruh kau tinggal disini sepanjang masa, tapi demi menyelamatkan diri, terpaksa musti berbuat demikian”

"Hmm. Kau anggap tempat ini sudah cukup aman?"

“Masa ada orang bisa menemukan tempat ini?” Ouyang Siong balik bertanya dengan wajah tertegun. “Mungkin sekali, terutama bila memasang lampu”, seraya berkata dia lantas memadamkan lentera itu. Terdengar suara bentakan yang lengking dan tajam kedengaran sedang berkumandang diatas rumah sana. "Hey, sebetulnya kalian tahu aturan tidak? Tempat ini adalah sebuah rumah pribadi, mengapa kalian menerjang masuk seenaknya sendiri?"

Paras muka Ouyang Siong segera berubah hebat, dengan cepat dia memusatkan seluruh perhatiannya untuk mendengarkan pembicaraan tersebut.

Kiau Hui nio segera menghembuskan napas panjang, gumamnya:

"Ketajaman pendengaran orang-orang Kay-pang sungguh amat lihay, coba terlambat selangkah, sudah pasti jejak kita akan ketahuan"

“Moga-moga saja kau tidak meninggalkan bekas apa-apa dimulut sumur sana”, bisik Ouyang Siong pula.

Terdengar suara yang berat dan berwibawa kembali membentak:

"Kiau Hui nio, Ouyang Siong, kalian berdua adalah jago jago kenamaan dalam dunia persilatan, kalau main sembunyi macam cucu kura-kura begitu apakah tidak malu akan ditertawakan orang?"

“Waah rupanya mereka sudah dapat meraba jelas diri kita semua" bisik Kiau Hui nio.

"Ketajaman pendengaran Kay-pang tersohor dimana mana, bila kita bisa bersembunyi sekian lama disini tanpa diketahui mereka kejadian ini baru diluar dugaan namanya" setelah berhenti sejenak, terusnya:

"Sekarang bila jejak kita bisa ditemukan hal ini lebih baik lagi"

"Kalau ditemukan malah baik? tampaknya kau tidak merasa tegang barang sedikitpun, apakah "

Ouyang Siong segera tersenyum, tukasnya: "Asal kau tidak sampai meninggalkan jejak dimulut sumur, aku percaya mereka tak akan mampu untuk mencari jejak kita sampai disini" sesudah menghembuskan napas panjang, terusnya:

"Dikemudian hari, apa yang harus kita lakukan semuanya tergantung pada dirimu"

"Tergantung aku? Apa maksukmu?" seru Kiau Hui nio. 'Sesungguhnya kita memang tidak memiliki kekuatan

untuk melawan Kay-pang, bagaimana mungkin bisa menghadapi kekuatan yang begitu besar? nampaknya kita hanya bisa menggantungkan diri pada Ti Thianhua!"

"Hmm! Ti Thian hua dan Ngo tok giok li masih bertahan terus dalam ruangan kecil dibawah bukit sana, dia memiliki kemampuan apa untuk membebaskan kita dari mara bahaya?”

Ouyang siong tertawa.

“Sekalipun Ti Thian hua tidak berjumpa dengan Ngo tok giok li, ia sama saja tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk melakukan perlawanan”

"Oooh... jadi maksudmu kau minta agar dia melepaskan tanda bahaya untuk minta tolong?" kata Kiau Hui nio sambil manggut-manggut

"Benar!" Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:

"Hui nio, sudah sekian lama kau bergumul dengan Ti Thian hua, apakah kau belum berhasil menanyai duduknya persoalan sampai jelas?"

"'Kau anggap Ti Thian hua si bocah muda itu gampang dihadapi! Bocah itu lebih licin daripada seekor belut, aku sudah menggunakan pelbagai akal untuk memancingnya, tapi ia tetap menutup mulutnya rapat-rapat" "Suhu!" ujar Cu Siau-hong pula, "kalau memang Ti Thian hua itu sangat licik, mengapa kita tidak berusaha untuk menaklukkannya lebih dulu, kemudian baru memaksanya untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya?"

Mendengar perkataan itu kontan saja Kiau Hui nio tertawa dingin.

'Heeehh heeehh heeehh jalan pemikiranmu tampaknya jauh lebih indah daripada gurumu!"

Cu Siau-hong segera berpura-pura tidak habis mengerti, katanya:

“Kiau cianpwe dalam bagian yang manakah boanpwe telah salah berbicara ?'

"Kau anggap suhumu itu manusia macam apa? Bila ia mampu untuk membekuk Ti Thian hua serta memaksa untuk berbicara, memangnya musti menunggu sampai kau ajukan usulmu tersebut?"

"Kenapa? Apakah limu silat yang dimilikinya jauh lebih dari tangguh daripada kepandaian suhu?"

Sementara mengucapkan perkataan itu, secara diam diam ia memperhatikan perubahan wajah kedua orang itu.

Ouyang Siong bermuram durja tanpa mengucapkan sepatah katapun, sebaiknya Kiau Hui nio memperlihatkan senyumannya yang amat dingin bagaikan es.

Tapi kedua pihak tidak melanjutkan kembali perdebatannya mengenai persoalan itu.

Dalam keadaan begini, Cu Siau-hong juga tidak banyak berbicara lagi.

Lebih kurang seperminum teh kemudian, Ouyang Siong baru   menghenbuskan   napas   panjang,   katanya:   "Aaaai akhirnya orang-orang Kay-pang sudah pergi semua meninggalkan tempat ini".

"Aku telah mengerahkan segenap kemampuan yang kumiliki tapi gagal juga untuk memperoleh keterangan apa apa, yaaa hal ini apa boleh buat lagi?"

'Hui-nio aku lihat persoalan ini sudah mencapai pada saat untuk segera diselesaikan, kita tak bisa mengulur waktu terus menerus seperti keadaan sekarang ini!"

Cu Siau-hong yang mendengarkan pembicaan itu, diam diam lantas berpikir dalam ha tinya:

"Oooh rupanya pentolan yang memimpin penyergapan pada perguruan Bu kek bun adalah Ti Thian hua'

Selain daripada itu, diapun menemukan bahwa dibalik peristiwa tersebut masih tersimpan banyak rahasia lain lagi seperti Ouyang Siong yang mempunyai kedudukan tinggi dalam dunia persilatan. agaknya dia juga hanya diperalat orang lain, bukan saja telah diperalat bahkan seperti telah diperalat lantas ditinggalkan orang dengan begitu saja.

Menemukan semua hal tersebut, selain merasa geli, Cu Siau-hong juga merasa agak terkejut.

Orang yang bisa membuat Ouyang Siong seorang jago persilatan yang tersohor karena kegarangannya tunduk seratus persen melaksanakan perintah tanpa membantah ini tentu saja bukan manusia semacam Ti Thian hua melainkan dibelakangnya pasti masih berdiri sederetan manusia lagi.

Tapi siapakah orang-orang itu? Tampaknya Ouyang Siong sendiripun tidak mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, Ti Thian hua tidak lebih hanya jembatan perantara mereka saja. Itu berarti orang itu tak boleh mati, bila dia sampai mati maka segala sesuatunya akan terputus.

Sayangnya Cu Siau-hong tak berdaya untuk menyiarkan kabar yang sedang dihadapinya sekarang kepada rekan rekan lainnya.

Terdengar Ouyang Siong pelan-pelan berkata:

"Hui nio, apakah Ti Thian hua telah memberi kebaikan kepadamu?"

"Kau tak usah mengaco belo, kebaikan apa yang telah ia berikan kepadaku?"

Ouyang Siong segera tertawa:

"Jadi kalau begitu kita masih tetap senasib sependeritaan?"

"Benar!"

"Aaai. Saat ini "

Mendadak dia menggerakkan tangannya dan mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan Kiau Hui nio, kemudian sambil mendengus dingin lanjutnya:

"Soal ini aku rasa belum tentu begitu, kau ini tak lebih cuma seorang lonte busuk "

"Hei apa-apan kamu ini? Rupanya kau sudah gila?" teriak Kiau Hui nio dengan suara setengah menjerit.

"Aku tidak gila, bahkan selalu waras dan sadar Hui nio! Sudah hampir sepuluh tahun kita berhubungan, tidak kusangka kalau kau telah menghianati diriku"

"Lepaskan aku. " "Hui nio” ucap Ouyang Siong dingin, “jika hari ini kau tidak memberi keterangan yang memuaskan diriku, sekarang aku juga dapat membinasakan dirimu"

Suaranya dingin dan nyaring, wajahnya amat serius.

Kiau Hui nio menjadi tertegun, tapi sejenak kemudian serunya lagi dengan suara dingin.

"Ouyang siong kau "

"Aku berbicara dengan serius" tukas Ouyang Siong "jika kau tidak percaya dengan perkataanku, tak ada salahnya kalau kau mencoba-coba untuk membungkam"

Kiau Hui nio tertawa dingin, katanya lagi:

"Ouyang Siong kau tak boleh memfitnah orang seenaknya sendiri, kau mengatakan aku telah menghianatimu, apa buktinya"

"Bukti? Saban hari kau bergumul dengan Ti Thian hua sibocah keparat itu, sudah berapa kali kau menyeleweng dan memberi topi hijau (istilah untuk bini yang menyeleweng dengan lelaki lain) diatas kelapaku, tapi apa yang berhasil kau peroleh darinya?"

"Ti Thian hua bocah muda itu pandai menutup mulut, sudah kugunakan pelbagai cara untuk memancingnya, tapi aku tidak berhasil juga untuk mengorek keterangan darinya, lantas apa yang musti kulakukan?"

"Kalau begitu, kau sia-sia saja menemaninya tidur?"

Kiau Hui nio melirik sekejap ke arah Cu Siau-hong, lalu serunya:

"Tidak malukah kau mengucapkan kata-kata semacam itu dihadapan muridmu....?" Ouyang Siong tertawa terbahak-bahak: "Haaahhh haaahhh haaahhh Hui nio, kalau toh enggan minum arak kehormatan, maka silahkan kau merasakan secawan arak hukumanku ini"

Tangan kirinya lantas mencengkeram jari kelingking tangan kanan Kiau Hui nio dan mematahkannya keras keras

"Kraaak!" sebuah jari tangan Kiau Hui nio segera dipatahkan menjadi dua bagian.

Kiau Hui nio menjerit kesakitan, peluh dingin membasahi sekujur badannya lantaran sakit.

"Kiau Hui nio!" kembali Ouyang Siong dengan suara dingin, "apa yang kau rasakan sekarang Cuma satu permulaan, aku bisa mematahkan semua tulang persendian dari keempat anggota badan, kemudian akan kusiksa dirimu selama tiga lima hari sebelum membiarkan kau mampus!"

Apa yang dikatakan ternyata segera dilaksanakan, sepasang tangannya mencengkeram tangan perempuan itu dan .... "Kraaak!" kembali terdengar suara tulang yang patah, tahu-tahu sendi tulang sikut lengan kanan Kiau Hui nio sudah dipatahkan secara keras.

Jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema memenuhi seluruh ruangan, saking kesakitannya air mata sampai bercucuran membasahi wajah Kiau Hui nio.

"Ouyang Siong!" jeritan Kiau Hui nio kemudian dengan suara yang memilukan hati. "Kau tak boleh menyiksa aku dengan cara seperti ini!"

Tiba-tiba Ouyang Siong melepaskan cengkeramannya pada urat nadi diatas pergelangan tangan kanan Kiau Hui nio, tapi tangan kanannya segera diayunkan kemuka dan "Plok!" sebuah tamparan keras telah bersarang diatas wajah perempuan itu.

Saking kerasnya tamparan itu sampai tubuh Kiau Hiu nio berputar satu lingkaran besar kemudian jatuh terduduk diatas tanah.

"Hui-nio, mau bicara tidak kau?" bentak Ouyang Siong sambil tertawa hambar.

Rambut Kiau Hui nio sudah awut-awutan tidak karuan, dengan sedih sahutnya:

"Hatimu sungguh teramat kejam!"

Ouyang Siong mendengus dingin, kakinya segara diinjakkan keatas kaki kiri Kiau Hui-nio, lalu ancamnya: "Jika kau tak mau berbicara lagi, segera ku remuk hancur tulang kaki kirimu ini!"

Sekarang rasa takut dan ngeri baru tercermin diatas wajah Kiau Hui nio, buru-buru sahutnya: "Yaa, yaaa, aku bicara, aku bicara!"

"Bagus sekali, nah katakan sekarang!"

"Ti Thian-hua hanya pernah menyinggung soal gurunya denganku..."

"Siapa namanya? Dan sekarang berada dimana?” tukas Ouyang Siong.

"Ia belum sampai mengucapkannya keluar, orang itu amat teliti dan kewaspadaannya tinggi, walaupun aku telah berusaha dengan segala kemampuan, tapi dia hanya mengucapkan sepatah dua patah kata saja lantas membungkam kembali"

"Lalu, siapa-siapa saja yang terlibat dalam penyergapan ke dalam perkampungan Ing-gwat san-ceng malam itu?" "Soal ini akupun telah menanyakan kepada Ti Thian hua!"

"Apa yang dia katakan?"

"Dia bilang orang-orang itu adalah para busu bersabuk biru!"

"Busu bersabuk biru? Manusia dari golongan manakah mereka?"

"Soal ini Ti Thian hua tak pernah mau mengatakannya" "Suhu" Cu Siau-hong lantas berbisik, "mungkin apa yang

dikatakan Kiau cianpwe itu benar, dalam keadaan seperti ini agaknya ia tak ada kepentingannya untuk menutupi diri Ti Thian hua"

“Aku memang bicara dengan sejujurnya!" seru Kiau Hui nio cepat-cepat.

Ouyang Siong menghela napas ringan, katanya kemudian:

"Lim Giok, kau tidak tahu orang ini disebut Boan ko hui hoa, dia adalah seorang manusia yang suka membohong orang, aku cukup memahami tentang karakternya"

"Ouyang Siong, kau juga seorang jago kawakan, dengan Ti Thian hua juga sudah berkumpul beberapa bulan lamanya, tapi selama ini apakah kau berhasil mendengar sesuatu rahasia atau berhasil mengorek berita dari mulutnya?"

Mendengar perkataan itu, Ouyang Siong lantas jadi tertegun, kemudian ia termenung dan membungkam dalam seribu bahasa.

"Pada hakekatnya ia selalu waspada dan berhati-hati terhadap kita, atau boleh dibilang kita hanya diperalat saja olehnya" kata Kiau Hui nio lagi. "Suhu!" Cu Siau-hong kembali berkata, “sekarang Ti Thian hua berada dimana? Kita harus mencari akal untuk membekuknya dan memaksa dia untuk berbicara dengan demikian bukankah urusan akan menjadi terang dengan sendirinya?"

'Lim Giok, Perkataanmu memang benar" seru Kiau Hui nio pula, “inilah kesempatan yang paling baik untuk kita”.

"Baik!" ujar Ouyang Siong kemudian, "Kiau Hui nio, ulangi sekali lagi perkataanmu, Ti Thian hua sekarang berada dimana?"

“Ia masih berada didalam rumah kecil dibawah tebing sana, saling bertahan bersama Ngo tok giok li”

“Dengan cara apa kita harus menghadapinya?”

“Mau dihadapi dengan cara apapun boleh asal kau jangan menaruh curiga lagi kepadaku"

Ouyang Siong segera menyambung kembali tulang persendiannya yang patah ini tapi dengan cepat menotok pula dua buah jalan darahnya.

Setelah tulang persendiannya disambung kembali, rasa sakit jauh berkurang dan Kiau Hui nio pun bisa berbicara lagi dengan suara nyaring, tapi jelas masih kedengaran agak ngeri dan takut, katanya:

"Kalian harus mencari akal untuk mempertahankan kehidupan Ngo tok giok li, sebelum kalian membunuh Ti Thian hua, lebih baik carilah akal untuk mempelajari dulu cara untuk membebaskan totokan jalan darahnya"

"Kau tak perlu kuatir, aku tak akan membunuh Ti Thian hua"

Setelah berpaling dan memandang sekejap kearah Cu Siau-hong, serunya kembali: "Lim Giok, mari kita pergi!"

Kiau Hui nio menjadi sangat terkejut, teriaknya: "Ouyang Siong, kau hendak meninggalkan aku disini?" "Benar, kau harus berpikir secara baik-baik, selama

banyak tahun bagaimanakah sikapku terhadapmu?"

"Sikapmu terhadapku baik, cuma sayang kau terlalu banyak curiga, aaai ! Kalau toh kau suruh aku melakukan tugas bagimu, mengapa pula kau musti banyak curiga kepadaku?"

Dengan dingin Ouyang Siong segera menjawab:

"Kiau Hui nio, lebih baik beristirahatlah saja disini dengan tenang, aku akan pergi menangkap Ti Thian hua, setelah itu akan balik lagi kemari”.

"Lim Giok, hayo kita berangkat!"

Kiau Hui nio mengerti bahwa tekad Ouyang Siong telah bulat, maka diapun tidak banyak berbicara lagi, sebab kalau tidak besar kemungkinan ia akan mencari penyakit buat diri sendiri.

Ouyang Siong segera mengajak Cu Siau-hong keluar dari sumur itu, setelah bertukar pakaian, dengan menggunakan kegelapan malam segera berangkat menuju ke tebing tersebut.

Dalam rumah batu kecil dikaki tebing itu secara lamat lamat masih kelihatan ada cahaya lampu, meski tirai telah diturunkan, Ouyang Siong berpaling sekejap kebelakang seraya berbisik.

"Lim Giok, hayo kita maju lebih kedepan!"

Cu Siau-hong merasakan hatinya tergerak, segera pikirnya. "Ngo tok giok li pernah berjumpa denganku, bila melihat aku datang nanti kemungkinan besar dia akan memperlihatkan sikap tertegun atau tercengang, dengan watak Ouyang Siong yang banyak curiga, ia parti akan menaruh kecurigaan pula terhadapku, hal ini bisa membahayakan penyamaranku!"

Berpikir demikian dia lantas berbisik lirih:

"Suhu, perlu tidak kita memakai kerudung muka agar tidak dikenal mereka?"

"Benar”, Ouyang Siong segera mengangguk “Ti-Thian hua memang seorang bocah keparat yang licik, kalau ia sudah mengetahui indentitasku, besar kemungkinan tak akan bicara terus terang, lebih baik memang kita berkerudung agar membuat bingungnya dia"

Setelah berhenti sejenak terusnya:

"Lim Giok nanti lebih baik kau saja yang menanyai dirinya".

"Tecu terima perintah!"

Ouyang Siong segera mengeluarkan sebuah sapu tangan dan segera membungkus wajah sendiri.

Cu Siau-hong pun telah mempersiapkan diri sedari tadi, wajahnya telah dibungkus sedemikian rupa sehingga tinggal sepasang matanya saja yang kelihatan.

Tiba-tiba Ouyang Siong berpaling sambil menatap wajah Cu Siau-hong sekian lama ia menepuk baju sianak muda itu seraya berkata:

"Belum lagi kuajarkan ilmu silat secara baik-baik kepadamu, sekarang kau sudah musti bertugas bagiku!"

"Bila suhu ada urusan yang menjadi muridnya sudah wajar untuk melaksanakannya" Ouyang Siong manggut-manggut.

"Baik, kau harus berhati-hati ikut dibelakangku'.

Sambil berkata dia lantas melompat ke depan sejauh satu kaki lebih.

Cu Siau-hong memperhatikannya dengan seksama, dia merasa bahwa gerakan tubuh orang itu seenteng daun kering, sedikitpun tidak menimbulkan suara apa-apa, tanpa terasa pikirnya:

"Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Ouyang Siong sungguh amat sempurna ...”. buru-buru dia menyusul dari belakang.

Pemuda ini sangat teliti dan berhati-hati dalam setiap tindakannya, ia tak berani terlalu memamerkan ilmu meringankan tubuhnya. sebab kuatir kalau rahasia penyamarannya ketahuan.

Begitulah kedua orang itu dengan satu didepan dan yang lain di belakang, pelan-pelan berjalan ke luar menuju rumah batu kecil itu.

Meski dalam ruangan ada cahaya lampu, tapi mengintip dari celah-celah jendela, sulit untuk melihatjelas pemandangan didalam ruangan itu...

Ouyang Siong mengerutkan dahinya, kemudian memusatkan perhatiannya untuk menyadap pembicaraan yang sedang berlangsung didalam sana.

Terdengar seorang sedang berkata:

"Nona Ciat, sudahkah jalan pikiranmu itu terbuka?" Suara tersebut adalah suara dari Ti Thian hua.

'Pikiran apakah yang telah terbuka?" tanya Ciat Hi hoa. "Sekalipun aku terkena racunmu, tapi aku masih mempunyai kemampuan untuk merebut obat pemunahmu!"

"Hmm! Ngo tok-bun memiliki beraneka ragam obat beracun, salah satu saja diantaranya sudah cukup untuk merenggut nyawa manusia bila terkena "

"Kau bukan lagi menggertak aku bukan?"

"Aku berbicara dengan sejujurnya, tidak percaya, silahkan untuk mencoba saja"

“Nona, andaikata aku sampai mati kau sendiripun jangan harap bisa hidup"

"Sama-sama sama-sama !"

'Nona Ciat, mengapa kita harus saling bertengkar sampai mencapai taraf menyangkut mati hidup kita berdua?"

'Sebenarnya memang tak usah sampai begitu, asal kau serahkan Gin Kiok kepadaku, akupun tak akan beribut denganmu lebih lanjut"

"Tapi aku sudah terkena racun jahat darimu!"

"Tentu saja aku dapat memunahkan racun itu, cuma kaupun harus membebaskan dulu totokan diatas jalan darahku itu!"

"Ciat Hi hoa, persoalan diantara kita berdua, tampaknya selalu mempunyai suatu jarak pemisah, kalau begini terus keadaannya sampai tua pun persoalan tak dapat diselesaikan"

"Aku cukup mengenal sifat licikmu, aku tak dapat membebaskan dulu racun yang mengeram di dalam tubuhmu itu" "Nona Ciat sekalipun aku sudah terkena racun jahat, akan tetapi aku masib mempunyai kekuat-an yang lebih dari cukup untuk membunuh dirimnu...'

'Kau menilai terlalu rendah kekuatan dari Ngo tok bun kami, racun yang mengeram ditubuhmu itu, selain bisa kambuh setiap saat, juga sangat mempengaruhi kekuatan tenaga dalammu, aku rasa kau tak akan sanggup untuk membunuh diriku."

Ouyang Siong yang berada diluar rumah segera berbisik: “Lim  Giok  tampaknya  kedua  orang  itu  sudah  sama

kehilangan kemampuan untuk melakukan perlawanan mari

kita menyerbu kedalam!"

"Kalau didengar dari pembicaraan budak itu, tampaknya dia masih memiliki kemampuan untuk melepaskan racun, apakan kita pun harus turun tangan untuk menaklukkanya"

"Orang-orang Ngo tok bun sangat menakutkan dan berbahaya, kita tak boleh terlalu gegabah" Sesudah berhenti sebentar, terusnya:

"Begitu menyerbu kedalam ruangan, secara berpencar kita tubruk kedua orang itu, kau menghadapi Ngo tok giok li sedang aku menghadapi Ti Thian hua, kalau bisa kita musti berhasil dalam sekali penyerangan, jangan memberi kesempatan apapun, kepada mereka untuk melancarkan serangan balasan!"

"Bagaimana setelah berhasil membekuk kedua orang itu?"

"Kemudian tinggalkan Ngo tok giok li dan bawa pergi Ti Thian-hua..."

"Tecu mengerti!" Ouyang Siong memperhatikan sekejap suasana disekeliling tempat itu, kemudian sambil mengerahkan tenaganya "Blaaam" dia menghajar jendela kayu disisi rumah batu itu.

'Sungguh dahsyat tenaga serangannya itu, dalam sekali pukulan saja daun jendela itu sudah hancur berkeping keping.

Kemudian Ouyang Siong menerjang masuk lebih dahulu ke dalam disusul oleh Cu Siau-hong dari belakang. Gerakan yang dilakukan kedua orang itu sama-sama cepatnya,

Tampak Ti Thian hua dan Ciat Hi hua sedang duduk diatas kursi dalam jarak lebih kurang lima depa.

Ouyang Siong segera menubruk kearah Ti Thian hua, sedangkan Cu Siau-hong menerjang kearah Ciat Hi hua.

Mendengar suara benturan yang amat keras, Ti Thian hua segera melompat bangun, serunya: "Kalian "

Belum habis dia berkata, jari tangan kanan Ouyang Siong sudah menyambar kemuka dan menotok jalan darah bisu ditubuh Ti Thian hua, kemudian tangan kirinya dia ayun ke muka menyambar pinggangnya dan sambil membopong tubuhnya kabur melalui jendela.

Sementara itu Cu Siau-hong juga telah berhasil menotok jalan darah tidur di badan Ngo tok giok li, kemudian sambil membopong tubuh gadis itu melompat pula keluar dari ruangan tersebut lewat jendela.

Gerakan tubuh Ouyang Siong sungguh cepat sekali, Cu Siau-hong hanya berhenti sejenak saja, ia sudah berada puluhan depa jauhnya di depan sana
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar