Payung Sengkala Jilid 19

Kedua orang itu sama2 tarik kembali serangannya dan menengok kearah mana berasalnya suara gemuruh tadi, tampaklah Suma Ing serta sijago arak dari Lam-hay It Boen Kao berlari datang, diatas tulang Pie-Pa Kut mereka membelenggu sebuah borgol yang memancarkan cahaya merah, wajah mereka sayu, pakaiannya compang camping, terutama sekali kain kerudung diatas wajah Suma Ing yang telah terlepas, waktu itu tampak wajahnya yang jelek dan menyeramkan.

Menyaksikan keadaan mereka, seluruh tubuh Liok Mao Pang Pangcu bergetar keras. "Suma Ing, mengapa kalian berubah jadi begini mengenaskan?" segera tegurnya.

Suma Ing serta It Boen Kao sama2 menjura kepada ketuanya, kemudian menjawab: "Pun IHoe-hoat kena dibokong oleh Lam-kong Pak dan sekarang telah dikuasai oleh seorang manusia tembaga."

Laporan ini membangkitkan hawa amarah dalam hati Liok Mao Pang Pangcu dengan langkah lebar ia jalan kehadapan Suma Ing. setelah itu makinya:

"Manusia yang tak berguna. kewibawaan perkumpulan kita sudah kalian hancurkan." "Duuuk. . . Duuuukkk. . ." dua tendangan kilat membuat tubuh kedua orang itu mencelat sejauh tiga tombak lebih, bantingan yang keras membuat kedua orang sampah masyarakat itu terlentang diatas tanah dengan kertak gigi menahan sakit, wajah mereka penuh dengan pasir dan debu, dari tulang Pie Pa Kutnya mengucurkan darah segar.

Menyaksikan kejadian ini Lam-kong Pak tertegun. ia tak menyangka begitu kejam dan sadis sikap gembong iblis ini terhadap anak buahnya, ia lantas berpikir:

"Inilah akhir yang paling bagus bagi mereka mereka yang bermaksud melakukan perbuatan sesat"

Setelah menghajar anak buahnya, sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang itu putar badan danjalan menghampiri Lam-kong Pak, kembali ia menghardik: "Pun Pangcu akan ringkus sekalian dirimu kemudian diborgol jadi satu dengan mereka "

"Heeeee. . .heeee. . .heeee. . .hal ini harus ditinjau dulu, mampukah kau berbuat demikian?" jengek Lam-kong Pak sambil tertawa dingin.

Liok Mao Pang Pangcu tertawa seram, lambat2 ia maju kedepan Lam-kong Pak segera salurkan segenap tenaga dalamnya keseluruh tubuh, ia telah bersiap sedia melakukan pertarungan mati2an-

Mendadak disaat yang kritis itulah, serentetan suara yang sangat lembut berkumandang datang dan menerobos kedalam lubang telinganya:

"Bocah cilik, apabila nanti terjadi sapuan angin puyuh yang melanda tempat ini, segeralah ambil mustika dunia persilatan yang ada didalam manusia tembaga dan gunakanlah." Lam-kong Pak tertegun, ia berpaling keempat penjuru. namun tak sesosok bayangan manusia pun tampak disana. sementara itu sang ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu sudah angkat telapaknya keatas dada siap melancarkan serangan-

Mendadak angin puyuh melanda seluruh lembah dengan dahsyatnya, debu pasir beterbangan memenuhi angkasa diikuti suara keras bergema diudara. sesosok manusia tembaga telah jatuh menggeletak disisi tubuh sianak muda itu.

Dalam keadaan seperti ini Lam-kong Pak tidak berpikir panjang lagi. ia segera berkelebat kesisi tubuh manusia tembaga itu membuka kulit tembaga dan sebuah senjata berbentuk payung yang panjangnya empat depa telah berada ditangannya. "Aaaaah. . . Payung Sengkala. "

Jerit ketua dari perkumpulan Liok mao Pang itu dengan suara kaget, badannya segera bergerak kedepan menubruk kearah Lam-kong Pak. telapak menyambar pemuda siap merampas benda mustika dari dunia persilatan itu.

Lam Kong Pak tidak tahu bagaimana caranya menggunakan benda mustika tersebut dalam keadaan terdesak suatu akal muncul dalam benaknya, seperti menggunakan payung dengan cepat ia pentang senjata payung tersebut.

"Bluuumm   " Payung gengkala terpentang lebar, be ribu2 rentetan cahaya merah yang sangat menyilaukan  mata memancar keluar keempat penjuru.

Dengan ketakutan sang ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang meloncat mundur sejauh satu tombak lebih kebelakang, sementara itu badan Lam Kong Pak se-akan2 jadi ringan melebihi bulu, ia terbawa ketengah udara oleh payung sengkala tersebut hingga mencapai tiga puluh tombak lebih.

Peristiwa yang terjadi diluar dugaan ini mengejutkan hatinya. sianak muda ini jadi ter-mangu2.

Tetapi segera ia teringat akan kejadian dalam markas besar perkumpulan Liok Mao-Pang tempo dulu.

Waktu itu siempunya senjata mustika tersebut pernah meluncur turun dari ketinggian ratusan tombak dengan andalkan payung mustika tersebut, seandainya ia tidak membawa Payung Sengkala, siapa yang berani meloncati tebing yang tingginya mencapai ratusan tombak itu ?

Per-lahan2 payung mustika itu melayang turun keatas permukaan, keadaan Lam-kong Pak ketika itu laksana malaikat turun dari kahyangan, gagah dan penuh wibawa terbungkus dibalik cahaya mustika yang menyilaukan mata.

Baru saja sianak muda itu menginjak permukaan tanah. Liok Mao Pang Pangcu telah membentak keras. dengan segenap tenaga ia melancarkan sebuah pukulan kedepan, hawa pukulan dahsyat dan sempurna sekali bagaikan ambruknya gunung Thay-san.

Lam-kong Pak sadar pihak lawan telah melancarkan serangan dengan kerahkan segenap tenaga.

"Bruuuuk. . . ." ia lantas menutup kembali payung mestika itu, dengan gunakan jurus kesembilan dari ilmu "Thian Mo San ia songsong datangnya angin pukulan itu.

Seketika itu juga gemuruh keras yang aneh berkumandang memenuhi seluruh angkasa cahaya merah memancar keseluruh lembah dan meneranginya bagaikan siang hari belaka diikuti teriakan keras dari Liok mao Pang pangcu dengan sempoyongan badannya meloncat mundur sejauh tigatombak. rambut hijaunya awut2an keadaannya mengenaskan sekali. Sebaliknya Lam-kong Pak sendiri pun tergetar mundur sejauh satu tombak lebih.

Rasa girang yang meliputi hati sianak muda ini susah dilukiskan dengan kata2 akhirnya mustika dunia persilatan Payung Sengkala berhasil didapatkan juga .

Sejak itu ia hendak malang melintang diseluruh kolong langit, membinasakan manusia sesat seluruh iblis yang suka bikin onar.

Pasir debu rontok kembali keatas tanah, suasana dalam lembah sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara pun, seluruh sinar mata ditujukan kearah Payung mustika  itu dan dipandangnya dengan sinar mata mendelong.

Lam-kong Pak mendongak tertawa ter-bahak2, ia siap maju kembali kedepan namun tanpa mengucapkan sepatah katapun sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang telah putar badan ngeloyor pergi.

Menanti Lam Kong Pak berpaling pula kelain arah. tampaklah Suma Ing serta It Boen Kao entah sejak kapan telah melarikan diri dari situ.

Lam-kong Pak tertawa semakin keras suaranya menggema untuk kemudian memantul keseluruh penjuru lembah.

Tiba2 terdengar jeritan kaget dari si ciang ooh Berdarah Yu chen, disusul dara itu berteriak keras. "Adik Pak. Cepat berpaling."

Lam-kong Pak putar kepala, hatinya langsung bergetar keras. Kiranya manusia tembaga yang terbanting jatuh ditengah kalangan tadi entah dengan menggunakan gerakan apa tahu2 sudah berdiri dibelakangnya, waktu itu laksana kilat ia sedang menyambar gagang Payung Sengkala tersebut. Sianak muda ini buru2 kerahkan segenap tenaganya untuk menarik, namun tak bergeming barang sedikitpun juga , sinar matanya segera menyapu kedepan diikuti ia berseru kaget.

Pada waktu itulah ia temukan bahwasanya diatas gagang payung sengkala tersebut terdapat sebuah Ukiran Kelelawar Hijau.

Ia segera teringat ketika untuk pertama kalinya meninggalkan Coe li Yap. dalam Sakunya menemukan secarik surat yang berbunyi:

"bersama surat ini aku hadiahkan seperangkat pakaian serta sebuah kelelawar hijau, barang siapa yang membawa kelelawar hijau yang sama, meskipun bukan orang yang mencelakai orang tuaku. ia pasti ada hubungannya dengan dendam berdarah ini. .."

Teringat akan hal tersebut. sianak muda ini siap ajukan Pertanyaan. siapa nama simanusia tembaga itu sudah menarik dengan segenap tenaga, tahu2 Payung Sengkala tersebut sudah kena dirampas.

Tampak badannya meluncur dua puluh tombak lebih dari tempat semula dan melarikan diri dari situ.

Lam kong Pak segera membentak keras dan mengejar dari belakang, sekali berkelebat iapun mencapai dua puluh tombak jauhnya, sepasang telapak segera bergerak mencengkeram punggung simanusia tembaga itu.

Pada saat ini bukan saja ia hendak merampas payung sengkala itu. iapun ingin melihat siapa kah manusia tembaga tersebut. . .

Siapa sangka manusia tembaga itu telah membentangkan payung sengkala tersebut. Bluuum. . . ia melayang keangkasa. dalam beberapa kali kelebatan saja segera lenyap dari penglihatan.

Lam Kong Pak jadi gemas dan men-depak2kan kakinya keatas tanah berulang kali, setelah mustika berada ditangannya, karena gegabah kembali pusaka itu dirampas orang. tetapi ia percaya manusia tembaga ini kemungkinan besar adalah orang yang muncul sebanyak dua kali dengan membawa payung sengkala dan mengundurkan kawanan iblis.

orang itu munculkan diri berulang kali setiap kali mendatangkan keuntungan bagi pihak golongan putih, tetapi apa sebabnya ia tak berani munculkan diri dengan wajah sebenarnya? apakah ia benar2 adalah musuh besar dari Coe Li Yap ?

Berpikir sampai disitu. tanpa sadar ia terbayang kembali akan wajah Coe Li Yap yang romantis, hatinya terasa amat sedih.

"Adik Pak. " Terdengar Si ciang ooh berdarah berseru

sambil berjalan mendekat, ia Cekal tangannya erat2 dan ujarnya lebih jauh:

"Kau tak usah bersedih hati berulang kali orang ini muncul disaat yang kritis dan selamatkan kita. aku rasa dia pasti adalah jago sealiran dengan kita. sekarang ia sudi pinjamkan benda tersebut kepadamu, dikemudian hari mungkin juga ia akan serahkan kepadamu "

"Siauw-te bukan bersedih hati karena kehilangan Payung Sengkala tersebut, aku hanya tak bisa menebak siapa kah sebenarnya orang itu? disamping itu siapa pula dua orang manusia tembaga lainnya?"

"Siauw-ya. mari kita pergi." seru Loo Liang Jen, "Aku sudah amat lapar. " "coba lihat" mendadak si ciang ooh berdarah berseru sambil menuding kearah mulut lembah.

Lam-kong Pak mendongak, tampak seorang perempuan berbaju hijau berdiri dengan sepasang lengan terlipat kebelakang, agaknya perempuan itu sudah terjatuh ketangan orang. Namun siapa kah orang yang ada dibelakangnya?

Terdengar perempuan itu dengan suara serak berseru: "Pak-jie. . . .cepat. . .cepat tolong Mama. "

Lam kong Pak membentak keras. badannya segera berkelebat kearah mulut lembah. ketika ia tiba disitu tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat dan lenyap dibalik tikungan bukit. tidak sempat menanti kedatangan Loo Liang Jen serta Yu chen lagi, ia segera enjot badan mengejar dengan Cepatnya.

Setelah berbelok pada tikungan bukit itu, terbentanglah sebuah jalan gunung yang sempit dan panjang seperti jalan usus kambing, suasana sunyi senyap.

Disisi jalan kecil tadi terdapat sebuah goa yang tertutup oleh tumbuhnya rotan, meskipun demikian dapat terlihat bahwasanya tumbuhan rotan itu baru saja digerakkan orang.

Lam kong Pak segera berjalan kearah mulut gua itu, secara lapat2 ia temukan seorang perempuan berbaju hijau yang memakai kerudung diatas wajahnya berbaring diatas tanah, berhubung suasana dalam gua itu gelap sekali maka sukar untuk melihat jelas keadaannya. Lam kong Pak langsung melayang masuk kedalam gua, serunya dengan nada sedih: "lbu siapakah yang membuat kau. " Baru saja ia menubruk masuk, mendadak laksana kilat perempuan berkerudung itu melancarkan sebuah totokan kedepan-

"Duuuukk. ..." tidak ampun lagi sianak muda itu roboh keatas tanah.

Sementara siperempuan berkerudung itu meloncat bangun, telapaknya laksana sebilah golok membabat keatas batok kepalanya.

"lbu. jangan bunuh dia. "

Seorang dara meloncat masuk kedalam gua dan mencekal pergelangan perempuan berkerudung itu erat2. Gadis itu bukan lain adalah Cioe Cien Cien.

"Cien-jie, apakah kau sudah lupa bagaimanakah ayahmu menemui ajalnya?" teriak Coe Hujien penuh kebencian-

"Tentu saja dendam sakit hati ini tak akan terlupakan, tetapi sepanjang hidup ayah sudah terialu banyak melakukan perbuatan keji. sudah sepantasnya ia mendapat hukumannya."

"Pepatah kuno mengatakan: Gadis setelah dewasa tiada berguna, ucapan ini sedikitpun tidak salah" hardik Cioe Hujien.

"Sungguh tak nyana kau bisa mengucapkan kata2 seperti itu "

"Kalau ibu benar2 ingin membinasakan dirinya bunuhlah aku terlebih dulu putrimu ini mengikat tali perkawinan dengan dirinya, sampai tua aku tak bisa kawin dengan orang lain lagi "

Seluruh tubuh Cioe Hujien bergetar keras kembali bentaknya: "Perempuan rendah kau berani mencari gara2 dengan ibumu ?" "Putrimu tidak berani, tetapi kaupun tak dapat mencelakai dirinya "

"Kalau aku bersikap keras untuk melukai dirinya ?" "Terpaksa putrimu akan berbuat kurang ajar dan

melawan orang tua "

"Hmmm. . . kau anggap kepandaian silatmu bisa menandingi kepandaianku ?"

"Asalkan maksud hati putrimu terpenuhi sekalipun mati juga tidak menyesal "

Cioe Hujien benar2 naik pitam, lambat2 ia maju kedepan-

"lbu " teriak Cioe ciei Cien. "Aku adalah putri kandungmu "

"Hmmm aku tidak punya putri macam kau, lihat serangan "

Suatu pertarungan sengit antara ibu dan anakpun berlangsung didalam gua, setelah tiga lima puluh jurus berlalu, Cioe Cien Cien semakin bukan tandingannya, ia mundur keluar gua.

Sementara itu hawa gusar yang membakar hati Cioe Hujien sudah tak terbendung lagi, jurus serangannya makin gencar dan makin ganas, setiap gerakan mengincar tempat tempat berbahaya.

Demikianlah pertarungan itu makin lama makin menjauh dari dalam goa. Cioe Cien Cien telah terdelak hingga kebawah lembah tersebut.

Pada saat itulah sesosok bayangan manusia yang kecil ramping berkelebat masuk ke dalam gua setelah mengepit tubuh Lam-kong Pak ia segera putar badan dan berlalu. Diam2 Lam-kong Pak mendengus dingin, ia kenali gadis itu sebagai Siauw-Hong, dayang kepercayaan dari Liuw Hwie Yan.

Peristiwa yang terjadi tempo dulu dibenteng Hwie Him Poo bukan lain adalah hasil permainan busuknya yang mencampuri air teh dengan obat pemabok.

Waktu itu Cioe Cien Cien serta Nyonya Cioe sedang bertarung dengan sengitnya, tentu saja mereka tidak melihat diri siauw Hong.

Dengan demikian dengan leluasan Siauw Hong mengempit pemuda itu dan lari keluar dan sana.

Ditengah jalan tiba2 dayang cilik itu ambil keluar sebuah sapu tangan berwarna merah dan ditempelkan keatas hidung Lam-kong Pak.

Sianak muda itu segera mencium bau harum yang aneh sekali menusuk hidungnya hingga membuat ia sangat terperanjat atas perbuatan bejat itu melakukan disamping itu iapun merasa aneh, pikirnya:

"Apakah kejadian inipun atas idee dari Siauw Hong sendiri? atau mungkinkah ia sudah bersekongkol dengan Liuw Hwie Yan?"

Kesadaran Lam-kong Pak makin lama semakin kabur, walaupun begitu badannya yang dibawa lari Siauw hong masih bisa melihat bahwa secara lapat2 mereka lari kearah benteng Hwie Him Poo.

Ketika tiba dibenteng Hwie-Him Poo waktu telah menunjukkan kentongan ketiga tengah malam. Siauw Hong segera lari keloteng sebelah belakang, menerobos lewat jendela dan masuk kedalam kamar. Mimpipun ia tidak mengira. selama ini ada sesosok bayangan manusia yang ramping kecil menguntit terus dibelakangnya

Dalam pada itu Liuw Hwie Yen merasa terkejut bercampur girang setelah menyakslkan Lam-kong Pak tiba disana. segera serunya: "Siauw Hong, kau berhasil menyelamatkannya dimana ?"

siauw-Hong segera menceritakan duduknya perkara, namun ia sudah merahasiakan sesuatu, yaitu tentang menempelkan secarik sapu tangan keatas hidung pemuda itu.

"Slocia. kalau kau benar2 suka kepadanya janganlah sampai me-nyia2kan kesempatan kali ini" kata Siauw Hong sambil meletakkan Lam-kong Pak diatas pembaringan. Setelah tertawa misterius, ia tutup pintu dan berlalu.

Merah padam selembar wajah Liuw Hwie Yan, dengan ter-mangu2 ia memandang wajah Lam-kong Pak sedang dalam hati pikirnya: "Aku adalah seorang gadis yang masih suci bersih, mana boleh melakukan perbuatan yang sangat memalukan ini?"

Tetapi, setiap manusia yang hidup dikolong langit tentu ada perasaan egois, perasaan untuk mementingkan diri sendiri. setelah perasaan tersebut memenuhi benak seseorang maka dalam tingkah lakunya ia akan melupakan budi pekerti maupun sopan santun.

Meskipun Liuw Hwie Yen adalah seorang gadis yang berpendidikan, tetapi iapun menyadari bahwa selama hidup Lam-kong Pak tidak bakal melupakan dendam sakit hati yang dilakukan angkatan tuanya. Apalagi ia ingin kawin dengan Lam-kong Pak, maka satu2nya jalan hanya berusaha mendapat kenyataan setelah balok kayu jadi perahu.

Dengan tabiat dari Lam-kong Pak ia tidak akan mengakui kenyataan tersebut.

Jantungnya berdebar keras, sepasang pipinya jadi berubah jadi merah, ia ingin berbuat namun ragu2 dan merasa malu.

Dalam pada itu dalam tubuh Lam-kong Pak pun muncul suatu perasaan yang aneh sekali, dengan sinar mata yang aneh ia awasi Liuw Hwie Yan tak berkedip.

Dipandang secara begitu jantung Liuw Hwie Yan berdebar keras, ia salah mengira Lam-kong Pak telah tertarik kepadanya, segera ia bungkukan badan dan mencium pipi sianak muda itu.

Hampir2 saja jantungnya melompat keluar dari rongga dadanya, berada dalam pengaruh nafsu birahi yang ber kobar2 ia segera meniup padam lampu lentera kemudian memeluk tubuh Lam-kong Pak erat2,

Tetapi kembali ia berpikir dengan perasaan ragu2, bagaimanapun juga peristiwa ini luar biasa sekali, antara napsu birahi dan akal sehat terjadi bentrokan sendiri. ia tak tahu harus menuruti yang mana dan menolak yang mana.

Dikala pikirannya sedang kalut itulah, sesosok bayangan manusia bagaikan bayangan setan muncul dibalik kamar dan menotok jalan darahnya kemudian mengempit tubuh Lam-kong Pak dan berlari menuju keperkampungan Toa Lo San cung.

Kesadaran Lam-kong Pak telah punah, napsu birahi membakar seluruh tubuhnya dan sukar ditahan lagi. Setibanya diperkampungan Toa-Lo San cung. orang itu langsung lari kearah loteng Hijau. Disana terletak kamar tidur dari Cioe Cien Cien.

Mimpipun Lam-kong Pak tidak pernah menyangka kalau akhirnya ia bakal balik lagi diatas loteng tersebut.

-ooo-

SETELAH meletakkan tubuh Lam-kong Pak diatas pembaringan, Cioe Cien Cien membelai pipi sianak muda itu dengan penuh rasa sayang. terdengar ia bergumam seorang diri:

"lbu berhasil kutipu dan mengejar kearah yang berlawanan, seandainya ia tahu kalau kau berada disini, niscaya ia tidak akan melepaskan dirimu "

Ketika itulah kembali ada sesosok bayangan manusia bersembunyi dibelakang jendela dan mengintip kedalam ruang loteng itu dengan perasaan ingin tahu.

Gadis itu bukan lain adalah Cioe It Boen saudara se ayah lain ibu dari Cioe Cien Cien.

Sejak Lam-kong Pak lenyap dari perkampungan Toa Lo San cung tempo dulu, ia temukan encinya tidak doyan makan tak bisa tidur kerjanya hanya melamun belaka, hatinya jadi ikut beriba.

Setelah ditanya berulang kali akhirnya Cioe Cien Cien menceritakan duduknva perkara kepadanya. Meski Cioe It Boen baru berusia enam belas tahun dan lebih kecil dua tahun dari Cioe Cien Cien. namun pada saat itu merupakan masa remajanya, sejak semula ia sudah ada niat untuk melihat macam apakah kekasih dari encinya itu. Sekarang merasa jantungnya berdebar keras. merah padam selembar wajahnya entah apa sebabnya ia merasa cemburu terhadap encinya.

Dalam pada itu Cioe Cien Cien telah membebaskan jalan darah Lam-kong Pak yang tertotok dan duduk ditepi pembaringan sambil berkata:

"Seandainya bukan siauw moay yang menolong dirimu, mungkin pada saat ini kau sudah..."

Ia tidak tahu kalau Lam-kong Pak sudah terkena obat perangsang yang maha dahsyat, api birahi sedang membakar seluruh tubuhnya hingga mencapai puncaknya. Begitu jalan darahnya dibebaskan ia segera menarik tubuh Cioe Cien Cien hingga berbaring diatas pembaringan, sepasang matanya memancarkan cahaya penuh birahi,

"Breeet. . .Brseet. . .” pakaian gadis itu tahu2 sudah dirobek hingga muncullah buah dadanya yang montok dan berwarna putih salju itu.

Sekarang Cioe Cien Cien baru dibikin terperanjat, ia baru sadar apabila sianak muda itu sudah terkena obat perangsang yang maha hebat, ia berusaha meronta dan melepaskan diri dari tangannya yang jahil, tetapi iapun tahu obat tersebut sangat beracun, setelah keracunan apabila sang penderita tidak buru2 mengadakan hubungan senggama dengan lawan jenisnya maka racun itu akan meresap ketulang sehingga mengakibatkan hal2 yang lebih hebat.

Dalam keadaan apa boleh buat Cioe Cien Cien hanya bisa bergumam:

"Engkoh Pak, kau sudah terkena obat perangsang yang sangat beracun, napsu birahimu harus disalurkan, tetapi sekarang kesadaranmu kabur, setelah kau sadar kembali nanti apakah dapat memandang rendah diri siauw moay ?"

Sementara itu Lam Kong Pak telah melepaskan seluruh pakaian bagian atasnya, Cioe Cien Cien jadi amat Cemas sehingga wajahnya berubah pucat, seluruh tubuhnya gemetar keras, namun hatinya merasa amat kegirangan, sebab ia mengira akhirnya pemuda itu didapatkan juga olehnya.

Cioe It Boen belum pernah menyaksikan kejadian seseram itu, merah jengah seluruh wajahnya. badan terasa panas dan ia tutupi wajahnya dengan tangan sendiri, tetapi rasa ingin tahu mendorong dirinya untuk mengintip lebih jauh, maka tidak melepaskan tangannya dari atas wajah, ia mengintip dari balik jari tangan-

Diam2 gadis itu mendengus, setelah mendengus ia sendiripun tak tahu apa sebabnya ia berbuat demikian.

Pokoknya pada saat ini bukan saja ia tidak menyalahkan Lam-kong Pak malahan membenci encinya.

Mendadak. jendela sebelah belakang tersingkap disusul sesosok bayangan tubuh yang kecil ramping meloncat masuk kedalam, laksana kilat orang itu turun tangan menotok jalan darah dari Cioe Cien Cien. setelah itu sambil tertawa dingin jengeknya:

"Setelah mangsa terjatuh ketangan aku siauw Hong. disangka bisa seenaknya diberikan kepadamu" Seraya berkata ia hendak mengempit tubuh Lam-kong Pak untuk dibawa pergi dari sana.

Cioe It Boen membentak keras, ia menerobos jendela melayang masuk kedalam ruangan bersamaan itu pula dengan gerakan Boe Khek Hek Hongjiauw ia sambar tubuh lawannya. Dengan ketakutan Siauw Hong mengundurkan diri. .

.criiit. . .criiit. . .diiringi desiran tajam, dinding tembok telah bertambah dengan tiga buah lubang besar.

Siauw Hong sadar ia bukan tandingannya, buru2 ia lepaskan badan sianak muda itu lalu menerobos keluar dari jendela belakang dan melarikan diri ter-birit2 dari situ,

Jantung Cioe It Boen berdebar keras. sepeninggalnya siauw Hong segera menarik Lam-kong Pak turun kebawah

Sejak Lam-kong Pak minum Cairan naga bertanduk tunggal, sebenarnya itu tidak mempan terhadap pelbagai macam racun, siapa lacur jalan darahnya tertotok kemudian obat perangrang itu baru diberikan kepadanya, tentu saja dalam keadaan seperti itu ia tak bisa menghindarkan diri lagi.

Sekarang. walaupun jalan darahnya sudah dibebaskan kembali namun daya kerja racun telah menjalar keseluruh tubuh, untuk sesaat ia masih terpengaruh oleh napsu birahi, pandangan matanya masih kabur dan kesadaranpun belum pulih kembali.

Ketika badannya ditarik oleh Cioe It Boen tiba2 dalam bayangan sianak muda itu serasa muncul sesosok bayangan manusia, ia merasa bayangan tubuh itu mirip si ciang ooh berdarah Yu chen . .tapi mirip pula dengan diri Pek li Siang,

Kedua orang gadis itu sudah rujuk kembali dengan dirinya lagi pula ia sudah berkeputusan untuk mengawini mereka, maka bayangan tubuh mereka sudah melekat dalam pengaruh napsu birahi yang tak tertahankan lagi, ia segera menarik tubuh Cioe It Boen sehingga terjatuh diatas badannya. Walaupun ilmu silat yang dimiliki Cioe It Boen tak bisa menandingi kepandaian sianak muda itu, namun berada dalam keadaan seperti ini ia bisa meloloskan diri dengan mudah apabila ia kehendaki, tetapi, suatu perasaan yang aneh telah meliputi seluruh tubuhnya, pada saat ini bukan saja ia tidak melawan, bahkan sedikit tenaga untuk meronta-pun tak ada.

Cioe Cien Cien yang tertotok jalan darahnya dan menggeletak diatas pembaringan menyaksikan semua kejadian itu dengan sinar mata penuh rasa terperanjat, ketika sinar mata Cioe It Boen bertemu dengan sinar matanya, gadis itu merasa amat malu sekali.

Tetapi dengan Cepat ia telah mendengus pikirnya: "Hmmm apa kah cuma kau tok yang boleh mencintai dirinya ?^

"Breeet- Breeet   Breeet-" baju yang dikenakan Cioe It Boen telah di-robek2 sehingga gadis itu dengan cepat berada dalam keadaan telanjang bulat, ia jadi ketakutan dan melingkar diatas pembaringan dengan badan gemetar keras.

Menanti Lam-kong Pak mulai meraba dan menggerayangi seluruh bagian terlarangnya, gadis itu baru merasa gengsinya tersinggung, tiba2 ia meloncat bangun dari atas pembaringan dan. . .Plaaaak sebuah tempelengan sudah bersarang diatas pipinya

Lam-kong Pak yang ditampar keras2 kontan merasakan kepalanya pening tujuh keliling, ia geleng kepala berulang kali, kesadaranpun telah pulih sebagian setelah memandang Cioe Cien Cien yang berbaring setengah telanjang diatas pembaringan serta Cioe It Boen yang berdiri telanjang bulat dihadapannya ia berseru tertahan. "Eeeei. . . .see. .

.sebenarnya apa yang telah terjadi ?" Cioe It Boen tidak bicara, ia sambar pakaian yang menggeletak diatas tanah kemudian putar badan dan melarikan diri dari ruangan tersebut.

"Berhenti" Tiba2 suara bentakan keras yang memekikan telinga berkumandang datang.

Cioe It Boen berhenti dengan hati kebat-kebit, ia angkat kepala. hatinya semakin terperanjat tampaklah Cioe Hujien dengan wajah penuh napsu membunuh telah berdiri didepan pintu.

Walaupun Cioe It Boen bukan dilahirkan oleh Cioe Hujien, tetapi ia sangat takut kepadanya. mulutnya jadi tergagap dan tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, badannya menyusut kebelakang dengan penuh ketakutan kemudian berdiri dipojokan ruangan dengan badan gemetar.

"Perempuan rendah, mengapa keadaanmu jadi demikian? mengapa kau telanjang bulat begitu?" hardik Cioe Hujien,

Cioe It Boen tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, ia sadar seandainya Nyonya Cioe dapat menyaksikan keadaan didalam ruangan tersebut, mungkin tak seorangpun diantara mereka bisa hidup lebih jauh. Buru2 serunya ter-patah2:

"Soanio . .kau. . .kau. . .tunggu. . .tunggulah sebentar " "Perempuan rendah, kalian telah melakukan perbuatan

apa yang begitu memalukan?" bentak Cioe Hujien.

Ujung bajunya dikebaskan kedepan, segulungang in pukulan segera mementaikan tubuh Cioe It Boen sejauh satu tombak lebih, kemudian badannya meleset masuk kedalam ruangan Begitu tiba didalam ruangan dan menyaksikan pamandangan yang terbentang didepan mata, Cioe Hujien berdiri tertegun dengan penuh kemarahan, seluruh rambut putihnya berdiri tegak bagaikan landak pada dasarnya ia sudah membenci Lam-kong Pak. kini ia mengira Cioe Cien Cien serta Cioe It Boen telah diperkosa semua oleh sianak muda itu.

Dalam pada itu kesadaran Lam-kong Pak telah pulih kembali seratus persen, ia segera bebaskan Cioe Cien Cien dari pengaruh totokan.

Cioe Hujien tertawa seram, ia maju menubruk kedepan serangan Too Thian It Coe Hiang, segera dilancarkan dengan hebatnya kearah sianak muda itu.

Lam Kong Pak tahu pihak lawan tentu sudah menaruh kesalahan paham atas dirinya meski kesalahan tidak terletak pada tangannya namun ia tidak ingin melukai orang lagi, badannya segera berkelebat kesamping sambil menerima datangnya serangan tersebut. Bluum  badannya tergetar mundur sejauh tiga langkah kebelakang.

Air muka Cioe Hujien berubah hebat sekali kembali ia menubruk kearah Cioe Cien Cien sambil membentak keras:

"Perempuan rendah, aku tidak punya anak macam kau. .

. ." Tangannya segera menyambar kedepan mencengkeram tubuh dara tersebut.

"lbu, dengarkan dulu penjelasanku" seru Cioe Cien Cien sambil menyingkir kesamping, Cioe Hujien tidak mau banyak bicara.

Bluuum. . .Bluuum. . . .dua buah serangan bersarang telak diatas tubuh Cioe Cien Cien serta Cioe It Boen membuat kedua orang gadis itu roboh keatas tanah. Cioe Hujien kertak gigi, sepasang telapak kembali dilancarkan berbareng, agaknya ia ada maksud membinasakan kedua orang gadis itu.

Menyaksikan kejadian ini Lam-kong Pak naik pitam, segera bentaknya: "Perempuan siluman mereka adalah putrimu. "

Bruuuk. . . . ditengah bentrokan dahsyat Cioe Hujien kena dihantam sampai jatuh terduduk diluar kamar.

Cioe Hujien segera meloncat bangun, dengan, kerahkan segenap tenaga yang dimiliki ia melancarkan sebuah serangan kembali.

Pertempuran ini membangkitkan hawa amarah dalam hati Lam-kong Pak, ilmu sakti Payung sengkala segera dilancarkan-

Sekali lagi Cioe Hujien dihantam sampai mencelat sejauh tiga tombak. Bruuuuk sebuah meja berkaki delapan

hancur berantakan-

"Tangkap pembunuh, tangkap pembunuh." Nyonya Cioe segera berteriak keras.

Teriakan ini menggusarkan hati sianak muda itu. jurus sakti ilmu Payung Sengkala kembali dilancarkan-

Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memenuhi angkasa, badan Cioe Hujien terpental keluar ruangan dan mati binasa. Melihat musuhnya binasa, Lam kong Pak berdiri tertegun.

Sementara itu Cioe Cien Cien telah menjerit sedih, ia menubruk ketubuh ibunya dan menangis ter-sedu2, ketika menyaksikan kematian ibunya dalam keadaan mengerikan, dengan penuh kemarahan ia berpaling dan serunya dengan rasa dendam: "Lam-kong Pak, kau sungguh kejam. aku akan adu jiwa dengan kau. "

Lam-kong Pak tidak ingin terlalu lama berdiam disana segera menerobos keluar lewat jendela dan berlalu dari situ.

Sepanjang perjalanan itu merasa amat menyesal, ia sadar berhubung keCelakaan yang terjadi diluar dugaan ini bakal mendatangkan banyak kerepotan baginya, Cioe It Boen pun kurang sedikit kena diperkosa, gadis itu pasti tidak akan melepaskan dirinya begitu saja.

ooooooo

LIMA HARI kemudian Lam-kong Pak telah tiba disekitar kota Lok-Yang, ia merasa tidak lega hati memikirkan keselamatan diri ciang ooh berdarah serta Loo Liang Jen. ia tahu kemungkinan besar mereka menantikan kedatangan ibunya diatas jembatan Lok Yang.

Kurang lebih kentongan keempat, Lam-kong Pak tiba diatas jembatan, Lok-Yang Kiauw, tampaklah tiga orang manusia yang berbentuk sangat aneh duduk bersila diatas jembatan, mereka sedang makan dan minum dengan gembiranya, salah seorang diantara mereka bukan lain adalah Loo Liang Jen, sedang dua orang lainnya adalah si Hay Thian Siang-cho sepasang manusia jelek dari Hay Thian, Sin Si Boh atau si catatan kematian Pak Boe serta si Hek Sim Wangwee atau si Wangwee berhati hitam Coe Sim.

Dihadapan mereka bertiga terletak seCarik kertas minyak, diatas kertas minyak itu bertumpuk arak sayur, bakpao serta kueh. waktu itu Loo Liang Jen sedang bersantap dengan lahapnya, dalam sekejap mata sepuluh bagian makanan itu sudah disikatnya. "Eeeei. . . .Loo-tua" terdengar si catatan Kematian melototkan matanya bulat2. "caramu bersantap selalu tidak berobah, sudah lama kita tak berkumpul jadi satu. semestinya kita adakan peraturan minum arak apa lagi cua Cap ada malam hari ini indah sekali, inilah saatnya bagi kaum pujangga untuk membuat syair. Loo-jie. benar bukan?"

"Tidak salah" si Hek Sim Wangwee mengangguk. "Apalagi majikan belum tiba. kita adakan peraturan minum arak memang merupakan suatu tindakan yang tepat sambil menanti waktu."

"oooouw tidak^ tidak!! aku Loo tua paling benci dengan permainan seperti itu, aku tidak mau "

"Kalau tidak mau tak boleh bersantap " tukas Hek Sim Wangwee. Mendengar ancaman itu Loo Liang Jen ketakutan, buru2 serunya : "Baik2. aku mau, aku mau "

Sementara itu Loo Liang Jen telah menemukan Lam kong Pak bersembunyi dipinggir jembatan, sianak muda itu segera memberi kisikan agar ia jangan bersuara.

"Mari. aku akan mulai dahulu." ujar si catatan kematian "Dan Loo-jie harus menjawab, kemudian Loo-jie yang ajukan pertanyaan, Loo-tua yang menjawab. inilah yang disebut permainan tulisan berganda setiap orang harus mengucapkan sepatah kata kemudian giliran berikutnya harus menyambung kata itu dengan kata yang tepat. jadi aku yang mulai dulu maka Loo-jie harus meneruskan kata2ku, dan setelah itu kau yang menyambung berikutnya."

Loo Liang Jen garuk2 kepala, ambil kesempatan itu kembali ia menghabiskan dua buah bakpao. "Tulisanku adalah 'Yu' atau Hujan " kata catatan kematian-

"Tulisanku adalah 'Hong' atau angin " sambung si Hek Sim Wangwee.

"Hoa-Yu " "Cioe-Hong " "Hwie Hoa Yu "

"Aoat Cioe Hong "

"Thiam Thiam Hwie Hoa Yu " "Hwie Hwie Hoat Cioe Hong "

"Yan ceng Tiam Tiam Hwie Hoa Yu " "Sip Sang Hwie Hwie Hoat Cioe Hong "

"Kaisar mengatakan, didepan wuwungan rumah titik gerimis beterbangan bagaikan bunga " Nenek moyang berseru. "diatas perjamuan berh embus kesana kemari bau arak wangi"

"sudah, sudah aku tak mau tahu permainan seperti itu." Teriak Loo Liang Jen-

"Terang2an kalian ada maksud melarang aku makan aku tidak mau "

Si catatan Kematian tidak menggubris, ia berseru: "LooJie, kali ini kau yang mengeluarkan soal. tapi harus gampang sedikit. kalau tidak Loo-tua tak akan bisa menjawab."

"Baiklah. soalku gampang sekali, sekalipun bocah berusia tujuh delapan tahun pun bisa menjawab " Setelah goyang2 kepalanya yang mirip labu ia berkata lebih jauh: "Loo tua. kau harus perhatikan asalkan kau tambahi dengan tiga patah kata saja kau bakal menang "

Kembali Hek Sim Wangwee berhenti sejenak. kemudian serunya: "Ikan dalam tempayan "

Loo Liang Jen sedang kelaparan, ia tak bisa menyambung ucapan tersebut, saking gelisahnya sepasang mata jadi melotot bulat bulat.

Lam-kong Pak yang menyaksikan keCemasan rekannya diam2 menuding kearah sepoci arak, maksudnya mengatakan arak tersebut.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar