Payung Sengkala Jilid 15

Sang Pangcu segera tertawa ter-bahak2 habis mendengar laporan itu, sambil menepuk menepuk bahunya ia berseru: "Suma Ing pandai benar kau selesaikan pekerjaan ini. Pun pangcu saat ini juga mengumumkan kau diangkat sebagai Hu Hoat keempat dari perkumpulan Liok Mao pang"

Lam Kong Pak yang mencuri dengar berita ini hatinya terkesiap. ia tidak memperdulikan keselamatan diri ibunya serta Loo Liang Jen lagi, sebab bagaimana pun juga mereka berdua masih punya kemampuan untuk bertahan, sebaliknya Hong Loei Khek serta Siauw Yauw Sian Seng yang tidak sadar terkena ilmu hipnotis Tong Bian Thay Koat bilamana sampai terjatuh ketangan orang ini, tentulah banyak celaka daripada rejeki.

Segera ia enjot badan dari lari secepat kilat dari tempat itu, para jago yang menghalangi jalan perginya segera diterjang tanpa ampun sehingga mencelat sejauh beberapa tombak.

Tiga hari kemudian ia telah tiba kembali dilembah rahasia markas besar Pegadean Bu-lim. tampak mayat2 bergelimpangan diatas tanah, suasana amat mengerikan sehingga mendirikan bulu roma sesosok bayangan manusia pun tak nampak^

Per-tama2 ia lari dulu menuju kegua rahasia tersebut, sebab ketujuh buah manusia emas itu tersimpan dalam gua itu, saat ini jantungnya berdebar keras ia berharap bisa mendahului pihak musuh dan tiba lebih dahulu disana.

Tapi ketika kakinya melangkah masuk kedalam gua tadi, menjerit kaget sebab pintu satu dari gua tadi sudah dihajar hingga hancur lebur badannya dengan cepat menerobos masuk kedalam dan berkelebat kedalam laksana kilat.

Tiba ditempat tujuan, hanya terlihat sesosok manusia tembaga menggeletak diatas tanah itulah si dewa harta bertangan telengas Go Seng, sisanya enam buah sosok manusia tembaga lainnya telah lenyap entah kemana. Pemandangan yang mengenaskan membuat ia berdiri termangu ditempat, ia benci. ia sangat membensi Suma Ing. Kalau bukan dia yang membongkar rahasia ini, bukan saja manusia tembaga tak bakal tercuri, bahkan ilmu hipnotis Tong Bian Thay Hoat pun akan berhasil didapatkan, ia tak akan putus hubungan dengan ibunya serta Loo Liang Jen,

Tak kuasa lagi ia pukul dada sendiri sambil depak2 keatas tanah, setelah kertak gigi ia membentak. lantas melancarkan sebuah pukulan dahsyat keatas manusia tembaga Hiat chiu cay Sin tersebut.

"Bluuumm. ..." diiringi ledakan keras, manusia tembaga itu terpukul pental hingga mencelat sejauh tiga tombak lebih.

Setelah itu dengan hati gusar ia jalan keluar dari gua, kemudian memeriksa setiap sosok mayat yang menggeletak ditanah. im Yang Pat Khie delapan manusia banci sama2 mati binasa, meskipun Lam Kong Pak tidak menerima cinta kasih dari Si Gaun pembawa Angin Sak Liuw Hong. namun menyaksikan banci ini mati dalam keadaan mengenaskan tak urung ia merasa bersedih hati juga .

Jago2 yang berjaga dalam gua rahasia kecuali im Yang Pat Kie Delapan manusia banci adalah Hay Thian Siang cho sepasang manusia jelek dari Hay Thian tapi saat ini kedua orang itu lenyap tak berbekas, mayat merekapun tidak nampak.

Lam Kong Pak kerja keras mengubur seluruh mayat itu kedalam lubang, lalu buru2 lari keluar lembah. dalam pemeriksaan yang seksama ia temukan enam buah bekas kereta besar yang bergerak menuju kearah markas besar perkumpulan Liok Mao Pang. Berkelebat lewat suatu ingatan Lam Kong Pak merasa ia belum kehilangan harapan . Kalau kereta yang mereka datangkan adalah untuk mengangkut manusia2 tembaga itu maka dengan andaikan tenaga Sinkang yang dimiliki. masih sempat baginya untuk menyusul mereka.

Segera ia kerahkan segenap tenaga untuk mengejar kedepan mengikuti bekas kereta tersebut, pada kentongan hari kedua ia sudah menemukan keenam buah kereta itu beristirahat didalam sebuah hutan.

Pada waktu itu si Lampu hitam pengejar sukma serta Golok Tanpa Tandingan sekalian yang mengawal kereta sedang berdahar rangsum kering yang mereka bekaL

Dengan suatu gerakan yang sebat, Lam Kong Pak bersembunyi diatas sebuah pohon besar dimana pemuda ini putar otak mencari akal bagaimana caranya merampas manusia manusia tembaga itu dari tangan gembong iblis, sebab ia sadar setiap manusia tembaga itu mempunyai bobot seberat ribuan kati.

Meskipun tidak terlalu sulit baginya untuk membopong kedua buah manusia tembaga itu sekaligus dengan andaikan tenaga lweekangnya yang sempurna, tapi ia hendak berusaha untuk mengelabuhi kawanan gembong iblis tersebut.

Apa yang dibayangkan terlalu gampang, dipandang dari situasi yang terbentang didepan mata rasanya terlalu sulit untuk melaksanakannya.

Sementara itu kawanan iblis duduk mengelilingi keenam buah kereta itu untuk mengelabui mereka boleh dibilang tidak mungkin terjadi.

Dikala pikirannya sedang kalut dan hatinya merasa ragu2, tiba2 tampak olehnya sesosok bayangan manusia laksana kilat menyambar kebawah sambil melancarkan sebuah serangan dahsyat kearah kawanan iblis tersebut.

Dalam sekejap mata jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memenuhi seluruh angkasa, ranting daun pada berguguran debu pasir beterbangan memenuhi pandangan, sesaat suasana jadi kacau balau tidak karuan.

Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak kegirangan setengah mati pikirnya: "Aaaah kalau tidak turun tangan pada saat ini, mau tungga sampai kapan lagi ?"

la melayang turun dari atas pohon berkelebat kearah kereta pertama, horden disingkap dan ia berdiri tertegun, kiranya kereta itu kosong tak ada sesuatu bendapun.

la melayang kedalam kereta kedua. . .dan. . .kembaii kereta ini kosong tak ada sesuatu apapun.

Ketika itulah kawanan iblis telah menemukan jejaknya, mereka serentak menubruk datang dengan hebatnya.

"Aduuuh celaka. ..." tiba2 terdengar salah satu diantara kawanan iblis itu menjerit tertahan.

"Kita kehilangan dua buah manusia tembaga "

"Kehilangan dua buah?" Teriak si Lampu Hitam Pengejar sukma sambil tarik kembali serangannya.

"Benar tembaga dari Hong Loei Khek Lam Kong Liuw serta Siauw Yauw Sianseng Loe It Beng telah lenyap tak berbekas"

Begitu ucapan tersebut diutarakan, bukan saja kawanan iblis jadi amat terperanjat. bahkan Lam Kong Pak pun tidak ingin bertempur lebih jauh, ia segera enjotkan badan melayang keatas sebuah ranting pohon yang paling tinggi untuk memeriksa keadaan sekeliling tempat itu. Beberapa li dari sana, tampak sesosok bayangan manusia dengan mengempit dua buah benda yang besar dan betat sedang berlari kencang kearah depan-

Lam Kong Pak kaget, dengan cepat ia enjotkan badan melayang sejauh dua puluh tombak lebih, laksana gumpalan mega ia mengejar bayangan tersebut dengan cepatnya. tidak selang beberapa saat kemudian terlihat secara lapat2 bayangan manusia itu kurus kecil dan punya potongan badan ramping.

Diam2 Lam Kong Pak menambahi tenaganya, dengan sebat ia mendekati bayangan itu, tiga lima puluh tombak lebih dekat, saat itulah pemuda tersebut baru tahu bahwa orang itu adalah seorang perempuan meskipun kaum lemah da halus. Membawa dua buah manusia tembaga yang berat. larinya sama sekali tidak mengendor.

Lam Kong Pak terkesiap. ia percaya dalam dunia persilatan dewasa ini kaum wanita yang memiliki kepandaian sedahsyat itu kecuali ibunya belum pernah ia dengar ada orang lainpun memiliki kepandaian semacam ini.

"Siapa didepan ?" segera ia membentak. "Ayoh cepat berhenti "

Perempuan itu berlagak pilon, tidak menoleh dan tidak menggubris. tubuhnya berkelebat cepat dan tahu2 sudah berbelok kedalam sebuah lekukan bukit yang dalam.

Lam Kong Pak menguntit masuk kedalam. namun ia segera mengeluh Kiranya dalam lekukan bukit tersebut batuan aneh banyak tersebar luas, jalanan kecil berliku2 dan banyak cabangnya, terlalu sulit baginya untuk menentukan melalui jalan yang manakah perempuan tadi melenyapkan diri. Sementara hatinya bimbang, mendadak terdengar jengekan tertawa dingin perempuan makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.

Lam Kong Pak tak mau lepaskan mangsanya begitu saja. dengan kencang ia mengejar terus. tapi bolak balik putar kesana berbelok kemari tak kunjung ditemui juga bayangan orang itu, hatinya terasa amat berduka.

Akhirnya pemuda itu menghela napas panjang, duduk diatas batu ia tertegun. selama beberapa hari ini banyak peristiwa aneh yang telah dijumpai, teringat kembali olehnya akan kata2 dari ibunya, si Pencuri Sakti ciat cuang Sin Tou Pek Li Gong serta Si Mahasiswa bertangan sakti sin chiu cuang Goan Siang Hong Tie sekalian sebenarnya adalah manusia2 palsu, mereka pura2 berbuat bajik padahal niatnya busuk dan keji.

Sekarang ia baru sadar, Si mahasiswa bertangan sakti Sin chiu Cuang Goan Siang Hong Tie menitahkan ia menyusup kedalam perkampungan Toa Loo San Cung dengan jalan menyaru dalam usahanya mendapatkan kitab pusaka Payung Sengkala, sama sekali bukan demi membalaskan sakit hati suhunya Siauw Yauw Sian-Seng Loe It Beng. melainkan demi kepentingan pribadinya, menjagoi seluruh dunia persilatan

Masih ada lagi Pek Lie Siang meskipun bersikap baik sekali kepadanya dan ia pun bersikap baik pula kepadanya sebab ia pernah melakukan kesalahan terhadap gadis Pek Lie ini namun kini setelah ia tahu ayah gadis ini adalah seorang munafik, rasa sesalpun lantas hilang lenyap. tentu saja soal perkawinan diantara mereka berdua tak mungkin terjadi lagi.

Sedangkan mengenai Tjloe Cien Cien serta Coe Li Yap. mereka semua adalah puteri musuh besar, cioe Ci Kang pernah ada maksud memperkosa ibunya tempo dulu sedang Coe Li Yap bersumpah tak akan hidup berdampingan lagi dengan dirinya. mengenai soal ini la merasa rada kurang tenteram.

Sebab kesemuanya ini terjadi karena ibunya hendak menolong jiwa ayahnya yang terancam, ibunya terpaksa harus merampas kitab pusaka milik orang tua Coe Lie Yap. melukai ibu gadis itu sehingga tertelan dalam perut naga dan menderita selama sepuluh tahun. Kesemuanya demi menolong ayahnya yang tercinta.

Ia sadar perkawinannya dengan Coe Li Yap tak mungkin tertolong lagi, diantara mereka berdua sudah dihalangi dengan sebuah jurang pemisah yang dalam sekali.

Sedang mengenai Tiauw-san tangan beracun Tok Chiu Tiauw San Liuw Hwie Yan serta Ciang ooh berdarah Yu Chen, ia merasa rindu dan kangen, Sebab mereka berdua sama2 menaruh perasaan cinta kepadanya, terutama sekali Yu Chen, ia rela menjalani siksaan aneh demi menyembuhkan lukanya,

Ia geleng kepala berulang kali, kepala terasa pening. per lahan2 badannya bangun berdiri.

Pemuda ini bermaksud menyelidiki kembali perkumpulan Liok Mao Pang serta mencari tahu apakah ibunya serta Loo Liang Jen telah lolos dari mara bahaya atau belum.

Mendadak. . . .

Ia merasa ada sebuah tangan yang kuat menekan bahunya. "Bocah cilik, kau hendak pergi kemana??. "

Tegur seseorang. Lam Kong Pak terperanjat, laksana kilat ia mundur tiga langkah lebar kebelakang. namun tangan itu tetap menekan diatas bahunya.

"Apabila pikiran seseorang tidak lurus dan perhatian tidak dipusatkan jadi satu, paling gampang orang itu dikecundangi musuh" kata orang itu kembali. Seraya berkata ia lepas tangan-

Lam Kong Pak segera berpaling, kiranya orang itu adalah seorang kakek tua berdandan orang desa yang memakai baju kasar dan berwajah penuh welas kasih. ketika itu sikakek tersebut sedang duduk diatas sebuah batu besar.

Lam Kong Pak masih ingat, ketika berada diatas loteng rumah makan tempo dulu, kakek tua ini pernah memberi petunjuk kepadanya, ia tahu dia adalah seorang tokoh silat angkatan tua yang lihay, buru2 pemuda ini menjura dalam2 sambil berkata: "Dapatkah boanpwee mendapat tahu siapakah nama besar dari cianpwee ?. "

"Panggil saja diri Loohu dengan Liuw Pa Loo" "Cianpwee apakah kau lihat ada seorang perempuan

dengan mengempit dua buah manusia tembaga lewat dari sini ?"

"Lihat sih lihat, cuma Loohu merasa kurang leluasa untuk menghalangi jalan perginya"

"Kalau begitu, cianpwee kenal dengan dia?"

"Tidak salah. justru karena kenal dengan dia maka aku merasa kurang leluasa untuk menghalangi jalan perginya "

"Hmmm. . ." Lam Kong Pak mendengus dingin, pikirnya: "Aku masih mengira kau adalah seorang manusia baik. tak tahunya kaupun segolongan dengan orang itu ." "Meskipun loohu bukan terhitung manusia baik." tiba2 terdengar orang tua itu bergumam, "Tapi aku pun bukan manusia segolongan dengan orang2 itu "

Mendengar ucapan itu Lam Kong Pak terperanjat, kembali ia berpikir: "Mungkinkah siorang tua itu bisa menebak isi hati orang? kalau tidak darimana ia bisa menebak tepat apa yang sedang aku pikirkan pada saat ini?"

Terdengar sikakek tua itu kembali bergumam "Meskipun loohu tidak mengerti ilmu menebak isi hati orang, tapi aku tahu orang lain sedang memaki diriku atau tidak "

Merah padam selembar wajah Lam kong Pak menahan malu.

"Boanpwee tidak akan berani memandang kurang hormat terhadap cianpwee . . ." buru2 serunya.

"Haaaa. . .aaaa. . .haaa. . .bocah ciiik berhadapan dengan diriku pun kau berani bicara bohong "

Lam Kong Pak tundukkan kepalanya semakin rendah, ia tak berani mengucapkan sesuatu lagi untuk membantah.

"jangan bersedih hati bocah cilik." ujar sikakek tua itu, "Mari kuberitahu kepadaku gadis itu bukan saja loohu kenal, aku percaya kaupun pernah bertemu muka dengan dirinya, hanya saja kau tak pernah menyangka akan dirinya, lain kali diantara kalian kemungkinan besar bakal terikat sedikit hubungan yang erat"

"Tapi. . .tapi. . .boanpwee takpernah berjumpa dengan dirinya" seru Lam Kong Pak tertegun. "dalam dunia persilatan dewasa ini para tokoh silat wanita termasuk ibuku sendiri, rasanya masih belum bisa menandingi kehebatannya " "Tidak salah, namun kau benar2 pernah bertemu satu kali dengan dirinya "

"Apa gunanya ia rampas kedua buah manusia tembaga itu ?"

"Kalau benar manusia tembaga dan bukan terbuat dari emas, sudahlah kalau telah dirampas gadis itu, buat apa kau gelisah dan cemas macam begini?"

"cianpwee, kau tidak tahu manusia tembaga itu. "

Mendadak ia membungkam, sebab asal usul sikakek tua ini terasa amat mencurigakan kalau ia bicara terus terang, bukankah dalam dunia persilatan akan bertambah seorang lagi yang tahu bahwa ayahnya sementara waktu mati karena terkena ilmu hipnotis Tong-Bian Thay Hoat? keadaan ini terlalu bahaya.

"Nah beginilah baru betul, bicara sampai ditengah jalan harus direm dan dipikirkan kembali" kata sikakek tua itu. "Inilah kunci terpenting yang harus dijaga setiap umat Bu lim, sebab hati manusia sukar diduga "

Dari ucapan itu Lam kong Pak tarik kesimpulan bahwa sikakek tua ini ada kemungkinan sudah tahu akan peristiwa ini. lalu siapakah dia ?

Dengan ter-putus2 terpaksa ia berkata: "cianpwee, kalau memang kau sudah. . . .sudah tahu akan persoalan ini. .

.boanpwee. pun rasanya tak usah menuturkan kembali"

Sikakek mendongak dan tertawa ter-bahak2 "Haaaaa. .

.haaaa. . .haaaa. bocah, pinter sekali kau tidak aneh setiap

budak yang ketemu kau lantas jatuh Cintrong seperti kena sihir. bicara terus terang gadis yang merampas manusia tembaga itu untuk sementara waktu tidak akan menjumpai mara bahaya, tapi peristiwa ini menyangkut suatu dendam cinta  yang  terjadi  tempo  hari.  setiap  kali  ibumu bertemu dengan gadis tersebut. mereka pasti akan melangsungkan suatu pertarungan sengit"

"cianpwee. sudahlah. lebih baik jangan bicara pulang pergi namun selalu merahasiakan duduknya perkara karena persoalan ini boanpwee menjadi cemas sekali hingga hampir2 mati kaku "

"Waaah. . .waaaah. . .kau jangan mati kaku dulu, bisa2 loohu tidak kuat menanggung resikonya beberapa orang budak itu pasti akan menuntut ganti rugi diriku, cctttt. .

.ctttt. . .coba lihat. bukankah mereka telah datang. "

Karena takut tertipu Lam Kong Pak tidak berpaling, ia cuma pusatkan perhatiannya untuk mendengar.

Sedikitpun tidak salah terdengar ujung baju tersampok angin disusul menderu datangnya beberapa sosok bayangan manusia, ia lantas berpaling dan tampaklah mereka  ada cioe ci Kang suami istri beserta cioe cien cien.

Dalam sekejap mata itulah sikakek tua tadi sudah lenyap tak berbekas, entah kemana ia menghilang.

Menjumpai cioe ci Kang teringat pula kata2 ibunya bahwa lelaki ini pernah ada maksud memperkosa dirinya. Lam Kong Pak naik pitam.

"Engkoh Pak. . ." cioe cien cien berseru dan lari menubruk kedalam pelukannya.

Lam Kong Pak mendengus sinis, menanti gadis itu hampir mendekati tubuhnya tiba2 ia menyingkir kesamping. Dengan demikian cioe cien cien terdorong maju tiga langkah lebar kedepan, hampir2 saja ia jatuh terjengkang.

"Engkoh Pak. apakah kau masih tak mau memaafkan siauw-Moay?" seru cioe cien cien dengan sedih. "Meskipun diatas mulut siauw-moay terikat jodoh dengan Suma ing. namun hal ini dikarenakan ia menyaru sebagai engkoh misanku. bahkan ibukupun hampir-hampir tertipu olehnya. padahal yang siauw-moay cintai adalah. . .adalah kau."

"Hmmm" Lam Kong Pak mendengus dingin. "Mulai sekarang hubungan kita putus masing2 pihak tak pernah saling kenal"

"Keparat cilik" Teriak cioe ci Kang gusar. "Tempo dulu kau menyaru sebagai menantuku menyusup kedalam perkampungan, membuat Toa Loo San Cung kaCau balau tidak karuan bahkan membunuh pula putraku cioe It Tiong loohu akan bikin perhitungan dengan dirimu "

"Bagus. bagus. sekarang juga kau perhitungkan serentak. meski kau tidak mencari diriku. akupun akan mencari dirimu "

"Tunggu sebentar" Sela nyonya cioe dengan suara berat. "Selama ini hubunganmu dengan cien-jie tidak jelek bahkan selama beberapa hari ini ia selalu merindukan dirimu sampai2 makan tak enak tidurpun tak nyenyak, apakah sekarang kau telah mendapat yang baru dan melupakan yang lama? apakah sibuk dalam urusan yang tak bisa ditunda sehingga melupakan dirinya?" tanya nyonya cioe.

Mendadak Lam Kong Pak menjerit tertahan, tanpa sadar tubuhnya mundur selangkah kebelakang.

"cioe ci Kang"jeritnya. "Bukankah kau telah mati dibunuh pemilik pegadaian Bu-lim??"

"Haaa . . .haaaa. . . keparat Cilik, sekarang kau baru tahu tokoh silat baik dari golongan hitam maupun golongan putih yang dicelakai Sun Han Siang bukan cuma loohu seorang. Hmmm Hmmm sayang jerih payahnya selama ini sia2 belaka. tujuh buah manusia tembaga ditambah lagi dua buah sungguh menggelikan ia berbuat hati2, namun kena diakali juga oleh Suma Ing"

"Permainan setan apa yang telah dilakukan Suma ing? apakah ia tidak membinasakan kalian dengan cairan tembaga?" tanya sang pemuda dengan wajah tertegun.

"Sembilan manusia tembaga, kecuali Hiat-chiu chay-sin yang mati binasa, serta dua diantara lenyap. sisanya masih hidup semua"

Sekarang Lam kong Pak baru tahu bahwasanya sejak dahulu Suma ing sudah ada niat mengkhianati ibunya, beberapa orang musuh besar ibunya yang diserahkan kepadanya ternyata tidak dilakukan seperti apa yang diperintahkan, diam2 ia sudah main setan-

Tak usah ditanya. ayah serta gurunya pun dilakukan sama yaitu dibungkus dengan kulit tembaga untuk mengelabuhi ibunya, setelah tiba diperkumpulan Liok Mao Pang barulah mereka dilepaskan-

Tetapi perkampungan Liok Mao Pang bukanlah lampu yang kehabisan minyak, orang-orang ini bisa dilepaskan tentu sebelumnya telah dikuasai lebih dahulu. Sementara  itu terdengar Lam kong Pak tertawa dingin-

"cioe ci Kang, bukankah sekarang kau telah mendapatkan tulang punggung ?"Jengeknya.

"Tidak salah, Loohu telah menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok mao Pang, tapi bakerja diluar perkumpulan, jabatanku adalah Tong-cu bagian urusan luar."

"Keparat cilik." sela nyonya cioe kembali. "Kau masih belum menjawab pertanyaan dari Loo-nlo " "Aku Lam Kong Pak meskipun seorang lelaki yang pegang janji, tapi aku tak bisa kawin dengan putri musuh besar."

"Dendam sakit hati apa yang terikat diantara kita?" "Tanya saja bajingan tua itu " terlak Lam Kong Pak

sambil menuding kearah cioe ci kang.

Tubuh ketua perkampungan Toa Loo-san-cung kontan tergetar sangat keras. "Dendam apa yang pernah loohu ikat denganmu ?" serunya.

"cioe ci Kang, dalam dunia persilatan kau terhitung manusia kelas satu, tapi kau masih ingat bukan tempo dulu kau pernah timbul niat busuk niat rendah dan maksud terkutuk. terkutuk terhadap ibuku?"

sekilas rasa malu dan menyesal berkelebat diatas wajah cioe ci Kang.

"Niat busuk apa yang pernah timbul dalam hati loohu terhadap dirinya." ia bertanya.

Lam Kong Pak tak dapat menahan diri lagi, ia membentak keras. telapaknya segera didorong kedepan mengjrim sebuah pukulan.

Sebagai istri cioe ci Kang. bagaimanapun cioe-hujien harus membela suaminya, menyaksikan datangnya serangan ber-sama2 ia pun melancarkan sebuah pukulan-

"Braaakk...." batu debu danpasir beterbangan memenuhi angkasa, Lam Kong Pak terpukul mundur selangkah kebelakang, sementara cioe ci Kang suami istri mundur tiga langkah lebar.

"Engkoh Pak, kau janganlah lukai orang tuaku " Teriak cioe cien cien dengan air mata membasahi wajahnya. "Braaak ...." kembali cioe ci Kang suami istri melancarkan sebuah serangan, kali ini Lam Kong Pak tidak sungkan lagi, ia kumpulkan tenaganya sampai delapan bagian lalu memaka jurus ketujuh dari ilmu sakti Payung Sengkala mengirim sebuah pukulan mematikan- 

Terdengar dua kali dengusan berat bergema memenuhi angkasa, nyonya cioe yang memiliki tenaga lweekang lebih sempurna terpukul mundur sejauh satu tombak baru bisa menahan diri sedangkan cioe ci Kang tergetar sampai dua tombak jauhnya, ia jatuh terduduk diatas tanah. wajahnya pucat pasi. baju bagian dadanya terbakar dan koyak.

"Engkoh Pak .... memandang diatas wajah siauw-moay, ampunilah orang tuaku "

"Baik" teriak Lam Kong Pak keras2. "Memandang diatas wajah putrimu, untuk sementara kuampuni selembar jiwamu. lain kali bertemu lagi .... hati2 dengan jiwa anjingmu "

Selesai bicara tanpa melirik lagi kearah cioe cien cien, ia putar badan dan berkelebat pergi.

Beberapa waktu telah berlalu, sampailah pemuda ini disebuah kota kecil dalam propinsi IHoo-lam, baru saja masuk kedusun tampaklah ditengah sebuah tanah lapang berkumpul banyak sekali orang yang sedang menonton keramaian dari tengah kalangan terdengar seorang sedang berteriak dengan suara yang serak:

"Aku orang berasal dari keluarga Hartawan dan merupakan siucay dalam bidang ilmu sastra, hanya saja berhubung sejak kecil aku gemar berpesiar mengunjungi tempat2 mengunjungi tempat2 berpemandangan indah, maka sengaja kutinggalkan kotaku Peking " Mendengar suara itu Lam-kong Pak kaget ia kenali suara itu sebagai suara dari Malaikat Raksasa Loo Liang Jen segera pemuda ini berpikir: "Hmmm, keparat cilik itu entah lagi ngibul dengan tujuan apa ?"

Terdengar Loo Liang Jen melanjutkan banyolannya dengan suara lantang: "Harap saudara2 jangan menaruh salah paham, cayhe bukan kekurangan ongkos jalan lantas minta sokongan kepada kalian Tapi aku hendak mendemonstrasikan semacam kepandaian kepada kalian dengan dasar kepandaian itu merupakan andalanku "

"Kepandaian hebat apa yang kau miliki?" tanya seseorang.

"Kepandaian sakti yang cayhe miliki ini sekarang sudah lenyap dari peredaran, katanya Tempo dulu Thio Thian-su pun pernah memiliki kepandaian ini. hanya saja kalau dibandingkan dengan kepandaian cayhe sekarang, ia masih ketinggalan jauh "

Lam Kong Pak yang mendengar banyolan tersebut, diam2 merasa geli ia lantas menerobos kedalam kawanan manusia itu dan melongok kedalam kalangan-

Wajah si Malaikat Raksasa telah berubah menguning, agaknya sudah berapa hari ia belum bersantap.

"Kepandaian hebat yang hendak cayhe demonstrasikan ada dua macam." kata si Malaikat Raksasa lebih jauh. "Pertama. kepandaian itu disebut dalam segenderang kerbau minum. dan kedua disebut Angin Topan menyapu sisa awan "

"Apa itu kepandaian sakti dalam segenderang kerbau minum serta Angin Topan menyapu sisa awan itu?"

"Kepandaian tersebut merupakan kepandaian Hian-kang, ini hari kalian bisa menyaksikan kepandaian yang sudah lama lenyap ini, hitung2 kalian masih punya rejeki yang tidak diharapkan datangnya "

Ia menelan ludah dahulu karena tenggorokan terasa kering, kemudian menerangkan garis besar dari ilmu sakti segenderang kerbau serta Angin Topan menyapu sisa awan itu.

"Yang dimaksudkan Dalam segenderang kerbau minum adalah minum arak yang berkadar alkohol tinggi sebanyak seratus kati dalam sekali tegukan harus sudah selesai bahkan yang penting arak sebanyak seratus kati itu bisa dihabiskan tidak sampai seperminum teh lamanya, itulah sifat ilmu dalam segenderang kerbau minum " Tapi bagaimana tanggapan para hadirin pada umumnya?

Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, tanggapan para penonton jadi gempar dibuatnya.

Ada yang mengatakan bahwa dia sedang mengibul, dan ada pula yang mengatakan bahwa dia mempunyai kepandaian setan, Semua itu belum dibuktikan, pendapat orang yang tidak cocok terhadap jiwanya.

Tapi bagi orang yang sama jiwanya, ber-lebih2an cara menyanjungnya.

Kebanyakan orang mempunyai pendapat yang sama yaitu orang ini bukan sedang menjual silat seperti kebanyakan orang ahli lainnya.

Maka mereka sama2 menantikan dengan tenang perkembangan selanjutnya yang akan dibawakannya .

"Lalu apa yarg dikatakan ilmu sakti Angin Topan Menyapu sisa Awan itu???" tanya salah seorang lagi diantara pejalan dari penonton. "Waaaahh..... kepandaian ini lebih susah lagi." jawab si Malaikat raksasa setelah menelan ludah. "Didalam setengah jam cayhe bisa menghabiskan lima puluh potong bak-pao, lima belas kukusan kueh, enam puluh mangkok mie kuah, dua belas nasi tim dan tambah lagi lima mangkok kuah "

Setelah mendengar kata2nya itu, semua penonton sama2 tertawa gelak. terdengar pula seseorang diantara mereka sambil tertawa dingin mengejek: "Eeeeei. lebih baik kau

jangan mengibul. apakah mungkin seorang manusia biasa bisa berbuat demikian laksana obrolanmu itu, bohong semua siapa orangnya yang punya kantong perut segede itu, memangnya perut karet, kerbau sendiri belum tentu bisa menghabiskan makanan yang beratnya sampai berpuluh kati beratnya. sudahlah tidak usah mengibul panjang lebar. semua orang tak ada yang percaya terhadap obrolanmu itu" sela seseorang penonton yang membencinya itu.

"Maka itu aku bilang kepandaian ini adalah kepandaian Hian-kang" kata Si Malaikat raksasa sambil tertawa.

"Tentu saja orang biasa tak bisa melakukannya kalau kalian semua merasa keberatan untuk mengeluarkan uang menjajal kepandaian sewaktu ini, yaaa sudahlah, cayhe mau pergi." Sambil berkata ia pura2 menunjukkan hendak berlalu dari situ,

"Keparat cilik ini pinter juga ." pikir Lam Kong Pak setelah menyaksikan tingkah lakunya. jangan dilihat ia bodoh dan bebal, ternyata masih punya akal juga . terang2an sudah banyak hari tidak makan, ternyata ia bisa menggunakan akal ini untuk mengenyangkan perutnya "

Lam Kong Pak benar2 kagum dan memuji kebajikannya akhlak lelaki raksasa ini, ia "tahu seandainya orang dari kalangan hitam mengalami kejadian ini, mereka pasti sudah melakukan tindak pidana untuk menangsal perutnya yang lapar,"

Mendadak tampak seorang pemuda munculkan diri dari antara para penonton dan bertanya: "Bagaimana kalau kau tak bisa melakukannya? ?"

"Kalau cayhe tak dapat melakukannya, akan kubayar berapa harga yang telah kumakan"

"Bicara doang percuma. untuk meyakinkan kami sepantasnya kau keluarkan semacam barang dulu sebagai jaminan "

Perkataan ini seketika membuat Loo Liang Jen jadi serba salah dalam sakunya tak terdapat uang barang sepeserpun, ia jadi tertegun dan berdiri melengak.

"oooouw kiranya kau hendak menipu?" seru pemuda itu sambil tertawa dingin,

Tiba2 terdengar bentakan nyaring memecahkan kesunyian, seorang gadis kembali munculkan diri dari antara penonton-"Aku berani bertindak sebagai jaminan," teriaknya.

Sambil bicara dari sakunya ia ambil keluar sepotong uang perak lantas dibuang keatas tanah.

"Sekarang andaboleh percaya bukan" ujar Loo Liang Jen segera sambil melirik sekejap kearah Pek li Siang.

Pemuda itu segera menitahkan pelayannya, tidak selang beberapa saat kemudian beberapa buah nampan besar telah diletakkan diatas tanah, dua orang lelaki lain dengan menggotong sebuah guci arak yang amat besar segera meletakkannya didepan Loo Liang Jen-

Sejak semula Loo Liang Jen sudah lapar, ia lantas sambar beberapa potong bak-pao, satu persatu ditelan begitu saja. dalam sekejap mata berpuluh potong sudah habis ditelan. Diikuti makanan lain pun ditelan dengan begitu saja.

Tidak sampai setengah jam, lima mangkok kuah panas yang terakhirpun sudah berpindah tempat.

SETELAH berhenti sejenak, ia raba perut sendiri lantas angkat guci arak dan. . .kuluk. . .kuluk. . .kuluk. . .tidak sampai beberapa waktu, arak sudah tinggal separoh guci.

Tidak lama kemudian, seguci arak besar itupun sudah disikat habis tanpa ketinggalan barang setetespun.

Setelah itu sambil mengusap mulut ia menjura dalam2 kepada seluruh hadirin. katanya: "Hidangan yang diberikan sudah cukup mengikat persahabatan dengan kalian, aku tak berani mengganggu lebih jauh dan mohon diri lebih dahulu "

Para penonton berdiri dengan mata terbelalak mulut melongo, pemuda itupun berdiri tertegun sementara si Malaikat Raksasa dengan Pek-li Siang setelah pungut kembali uang dari atas tanah lantas berlalu.

Ketika itu si Malaikat Raksasa tak dapat membongkok badannya lagi sebab kekenyangan, badannya lurus dan tegak bagaikan sebatang pit.

"Loo tua" Lam Kong Pak segera maju menepuk bahunya. "Tak kusangka kau masih punya kecerdikan untuk berbuat demikian"

"sauw-ya, sejak kau tidak berada disisiku aku si Lootua jadi putus makan. bagaimana juga aku tak boleh mati kelaparan"

"Engkoh Pak, kau datang dari mana?" ujar Pek-li Siang pula sambil tertawa. "Pegadaian Bu-lim "Jawaban pemuda ini kaku dan dingin.

"Pegadaian Bu-lim? cuma kau seorang?" "Ehmmmm ..."

"Sudah bertemu dengan majikan Pemilik Pegadaian Bu lim ?"

"Sudah"

"Sungguh berbahaya, bagaimana kau bisa lolos?"

"Nona Pek-li" kata Lam Kong Pak dengan suara berat. "Angkatan tua kita pernah ikut saling permusuhan sepanjang hidup sukar diselesaikan. aku lihat lebih baik mulai sekarang kita berpisah, daripada dikemudian hari kita sama2 menderita "

"Engkoh Pak. kenapa kau ucapkan kata2 semacam ini?" seru Pek-li siang terperanjat "Bukankah ayahku adalah sahabat karib dari ayah serta gurumu ? darimana mereka bisa bermusuhan ?"

"Justru karena mereka bersababat, maka perbuatan jahat yang ia lakukan tak pernah disangka orang lain "

"Engkoh Pak, katakanlah kepadaku. sebenarnya dendam apa yang telah terikat"

"Aku rasa lebih baik kau tanya sendiri pada ayahmu " "Ayahku sudah mati konyol, dan kau pun melihat

dengan mata kepala sendiri." Seru Pek-li Siang sambil tertawa dingin. "Hmmm aku tahu kau sudah mendapatkan yang baru maka sekarang hendak meninggalkan diriku"

"Ayahmu sama sekali tidak mati, kau boleh temukan dirinya dalam perkumpulan Liok Mao Pang, tempo dulu aku merasa menyesal karena kelancanganku banyak bicara membuat ayahmu menemui bencana. tapi sekarang dendam dan budi sudah terselesaikan kalau ayahmu benar2 sudah menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang, lain kali berjumpa lagi hati2 dengan selembar jiwanya, aku akan bertindak telengas kepadanya " selesai bicara, ia tarik tangan Loo Liang Jen dan berlalu dari situ.

Mendengar ayahnya belum mati Pek-li Siang setengah percaya setengah tidak. sebab dengan mata kepala sendiri ia lihat Pek-li Gong ayahnya dicor dengan cairan tembaga. Tapi gadis inipun percaya Lam Kong Pak tidak mungkin sembarangan bicara.

Menanti otaknya mendingin kembali. Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen telah lenyap tak berbekas.

KENTONGAN ketiga baru saja lewat, dalam markas besar perkumpulan Liok Mao Pang tiba2 muncul dua sosok bayangan manusia, kedua orang itu adalah Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen.

Kedua orang itu segera meloncat naik keatas loteng tersebut, ketika mendengar dari dalam loteng ada suara orang lagi bicara mereka lantas mengintip kedalam, tampaklah Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang dengan duduk bersandar diatas kursi kebesaran yang disepuh emas sedang ber-cakap2 dengan seorang nyonya berkerudung.

Dari balik sepasang mata pangcu perkumlan Liok Mao Pang memancar serentetan cahaya yang menggidikkan, ia tumpangkan kakinya keatas kaki yang lain lalu bertanya: "Apa maksud kehadiran anda ?"

"Ingin menukarkan semacam benda dengan barang milikmu "

"Barang apa yang kau inginkan ?" "Ilmu Hipnotis Tong Bian Thay Hoat "

"oooouw ?. " sang Pangcu tertawa ter-bahak2. "Hendak

kau tukar dengan barang apa kepandaian tersebut ?" "Dua buah manusia tembaga "

Lam Kong Pak terperanjat bukankah orang ini adalah perempuan yang merampas kedua buah manusia tembaga itu? sedikitpun tidak salah kalau tujuannya mencuri adalah bermaksud bajik. kenapa ia hendak menggunakan benda itu untuk ditukarkan dengan barang lain?

Tampak tubuh Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang itu gemetar keras, sampai rambutnya yang hijau bergoyang tiada henti2nya. "Siapakah kedua orang manusia tembaga itu ?" tanyanya.

"Kau tak usah berlagak pilon, tujuan perkumpulan kalian dalam merampas manusia2 tembaga ini. apakah perlu aku katakan lagi?"

Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera bangun terduduk. kembali ia menegur: "Kau sudah merampas pergi kedua buah manusia tembaga itu kenapa kau gunakan kedua benda itu untuk tukar syarat dengan aku ?"

"Semula aku mengira orang lain, tak disangka mereka adalah Hong Loei Khek serta Siauw Yauw Sianseng, pun jien tiada hubungannya dengan mereka, tentu saja tak berharga bagiku untuk menyimpannya terus "

"Apa maksudmu minta ilmu hipnotis Tong Bian Huan Goan Thay Hoat tersebut?"

"Ini adalah rahasia pribadiku, maaf tak bisa  kuterangkan" tukas perempuan berkerudung itu sambil tertawa dingin.

"Baiklah kapan barter ini dilakukan?" "Besok malam kentongan ketiga, aku tunggu kalian dilembah Joan Hun Kok gunung Bong-san sampai waktunya kau harus berangkat sendiri, kalau tidak pegang janji. pun-jien tidak akan munculkan diri "

Selesai bicara tanpa menanti jawaban lagi, perempuan berkerudung itu lantas menerobosi jendela dan keluar,

Lam Kong Paksiap menguntit. namun tiba2 ia mendengar pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang berseru "Suma ing "

Mengiringi suara mengiakan Suma ing muncul dalam ruangan. ia segera bertanya "Pangcu kau ada perintah apa?"

"Perkataan dari pun pangcu apakah sudah kausampaikan kepadanya ?"

"Sudah, cuma dia. "

"Kenapa dia?"

"Dia maki diriku kalang kabut"

Liok Mao Pangcu tertawa tergelak, mendadak ia merandek dan berkata kembali: "Angkat alat siksa aneh milik pun pangcu kepintu penjara bawah air, perlihatkan alat tersebut kepadanya, kalau ia tidak menurut, Pun pangcu akan siap menggunakan kekerasan "

"Aku lihat ia tak akan menyetujui, pangcu. hamba lihat lebih baik kau paksakan saja dengan kekerasan "

"Tidak. akan kucoba sekali lagi "

suma ing membongkokkan diri dan mengundurkan diri.

Lam Kong Pak yang mengikuti jalannya tanya jawab itu segera menaruh curiga, agaknya mereka berhasil menangkap seorang perempuan dibawah ancaman mereka kalau tidak menurut maka akan dibunuh, ia lantas menggapai Loo Liang Jen untuk menguntit secara diam2.

Dalam pada itu sekeluarnya dari pintu loteng, Suma ing lantas memerintah anak buahnya dengan suara berat: "Gotong alat siksa buat wanita dari perkumpulan kita kemulut pintu penjara dibawah air"

Habis berkata ia lantas berjalan menuju kearah belakang.

Tidak selang beberapa saat kemudian mereka tiba didepan sebuah tempat yang beruji besi, dari balik tempat itu terdengar suara air serta bau apek yang bukan kepalang.

"Su Han Siang " terdengar Suma ing menegur berat. "Kau mau terima permintaan tersebut tidak?"

Nama orang itu mendatangkan rasa kaget yang bukan kepalang bagi Lam Kong Pak, kepalanya langsung pening dan hampir saja jatuh tak sadarkan diri ia tidak percaya ucapan semacam itu bisa diutarakan Suma ing.

Tiba-tiba terdengar dari balik penjara berkumandang keluar suara makian yang penuh rasa benci: "Suma ing. kau binatang terkutuk. kalau kau masih punya peri  kemanusiaan berikanlah kematian bagiku. tak usah kau bicara tidak karuan lagi. aku yang jadi ibumu ikut merasa malu terhadap tingkah lakumu itu "

"Apanya yang perlu dimalui ?" jengek Suma ing tertawa seram." lelaki membutuhkan perempuan dan perempuan membutuhkan lelaki, hal ini sudah merupakan kejadian umum umat manusia. apalagi kau sudah menjanda hampir belasan tahun lamanya, kau harus pikirkan bibir kecilmu yang ada dibawah itu untuk mencari kawan main Kau harus tahu pun pangcu memiliki kehebatan yang luar biasa, tidak lama kemudian ia akan menjagoi dunia persilatan, sekarang ia menaruh kesan baik kepadamu. sepantasnya kau terima ajakan main cinta darinya. "

"cuuuuuh. "

Serentetan ludah meluncur laksana kilat kedepan, hampir saja menodai wajah Suma Ing.

Melihat dirinya diludahi, Suma Ing naik pitam. sambil tertawa seram ujarnya kembali: "Sun Han Siang, putramu membuat aku jadi macam begini. aku akan mencari balik modalku dari tubuhmu "

"Binatang keparat, cepat enyah dari sini"

"Hmm. . .IHmmm. malam ini akan kusuruh kau melek

matamu. dan mencicipi bagaimana rasanya alat siksa dari perkumpulan kami ini"

Selesai bicara, dua orang lelaki telah menggotong datang alat siksa kaki keledai yang dimaksudkan dengan alat siksa kaki keledai adalah menunjukkan besarnya alat kelamin keledai dimana bentuknya mirip sebuah paha. maka dari itu alat siksa yang khusus ditujukan menghancurkan alat kelamin kaum wanita ini disebut alat siksa kaki keledai.

Lam Kong Pak benar2 teramat gusar. saat ini rasa bencinya sukar dilukiskan dengan kata2 ia merasa tidak sepantasnya Suma Ing menggunakan alat siksa yang keji ini untuk menghadapi ibu sendiri, tindakan yang terkutuk ini harus diselesaikan dengan jalan membunuh.

Dalam pada itu Suma Ing telah menekan tombol dekat bangku yang berbentuk bulat itu.

"criiing. ..." diiringi suara nyaring tongkat besi sebesar mulut Cawan itu segera menyodok kedepan menembusi lubang yang terletak tepat didepan tongkat besi tadi. "Sudah kau lihat? permainan ini akan mengakhiri siksaan batinmu setelah menjanda selama belasan tahun. sudah sepantasnya kau ucapkan terima kasih kepadaku."

"Weesss. . ." tiba2 dari balik jeriji besi meluncur datang segulung angin pukulan diikuti suara gemerincingan rantai.

Lam Kong Pak tak kuat menahan diri, ketika ia siap meluncur turun kebawah mendadak sesosok bayangan manusia yang kecil ramping telah berkelebat datang, kiranja orang itu adalah Coe Li Yap.

Sewaktu gadis itu menyaksikan alat siksa tertera didepan pintu penjara. segera ia mendengus dingin.

"Suma Ing. apa yang hendak kau lakukan" tegurnya. "Mendapat perintah dari pangcu untuk paksa dia takluk

kepada perkumpulan kita."

"Masih ingatkah dia adalah apamu ?"

"cayhe sedang menjalankan tugas dari pangcu, harap Coe Hu-hoat jangan mencampuri"

"Bicara kepadamu, perempuan ini ada ikatan dendam sedalam lautan dengan pun hu-hoat. meski begitu aku tidak setuju kau hadapi dirinya dengan menggunakan alat siksa tidak berperikemanusiaan ini."

Seraya berkata ujung bajunya diayun kedepan. .

."Bluuum " alat siksa kaki keledai itu segera terpukul hancur ber-keping2.

"Coe Li Yap " teriak Suma Ing sambil tertawa seram. "jangan kau kira setelah dimanja oleh pangcu, lantas pun Hoe-hoatjeri kepadamu. Hmmm IHmmm kau telah menghancurkan alat siksa milik perkumpulan, hal ini sama artinya memandang hina Pangcu. Lihat serangan " "Bluuuuum. ..." Sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya, ternyata berakhir dengan seimbang.

Coe Li Yap membentak gusar, sekali lagi ia menubruk kedepan Suma Ing tak mau unjukkan kelemahan mereka berdua segera melangsungkan suatu pertarungan yang amat sengit.

Menggunakan kesempatan baik itu Lam Kong Pak meloncat keluar dari tempat persembunyian laksana kilat ia Cengkeram tubuh seorang lelaki. saat ini napsu membunuh telah berkobar memenuhi seluruh rongga dada, tubuh lawannya kontan dilempar keatas tembok.

"Braaaak. . . .Daaaarrr. . . ." tubuh lelaki itu seketika hancur ber-keping2.

Dalam pada itu si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen pun tidak ambil diam. ia melayang ketepi jeriji besi, tangannya bergerak mencengkeram besi tadi dan dipentang kesamping dengan segenap tenaga.

"criitttt. . . ." Terali besi tadi cuma membengkok sedikit. gagal ia mematahkannya.

Terali besi itu besar lagi kasar, meski Loo Liang Jen memiliki tenaga alam yang luar biasa tak urung gagal juga untuk mematahkannya, diulang tindakan tersebut sampai tiga kali, namun keadaan masih tetap seperti sedia kala. tanpa sadar iapun naik pitam.

Tubuhnya mundur selangkah kebelakang. sepasang telapak disaluri tenaga lalu mendorong kedepan dengan segenap tenaga.

Terdengar suara getaran yang amat dahsyat diikuti hiruk pikuk yang memekikkan telinga, terali besi itu melengkung kedalam namun belum juga patah, sekali lagi ia melancarkan dua buah serangan, seluruh permukaan bergetar diikuti suara nyaring, terali besi itu roboh keatas tanah.

Menyaksikan kejadian itu Suma Ing jadi amat gelisah, ia mengirim sebuah pukulan berat lalu berseru: "Untuk sementara kita jangan bergebrak sendiri, mari hadapi dulu musuh tangguh"

Siapa sangka Coe Li Yap tetap berlagak pilon, ia malah mengejek: "suma Ing. apakah kau takut melakukan pertarungan kembali dengan diriku? sebelum diakhiri dengan menang kalah pertarungan malam ini tidak akan diselesaikan "

"Coe Li Yap. kalau tawanan sampai lolos kau harus tanggung seluruh pertanggungan jawabnya "

Coe Li Yap mendengus berat, dengan kalap ia menyerang gencar. Suma Ing semakin gelisah namun ia tak berhasil meloloskan diri.

Sementara itu Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen telah masuk kedalam terali besi menyaksikan keadaan dihadapannya mereka terkesiap dan merasa ngeri. kiranya sepasang kaki dan tangan Sun Han siang telah dirantai dengan rantai besi sebesar jari tangan tubuhnya terendam didalam air, meski sudah berdiri diujung kaki yang tersumbul diatas permukaan air hanya terbatas hidungnya belaka.

Pakaian yang ia kenakan sudah robek dan compang camping tidak karuan, wajahnya pucat pias bagai mayat. napasnya lemah sekali.

Mendadak Lam Kong Pak menjerit kaget, dari balik sebuah gua besar yang ada didalam kolam tersebut meluncur datang be-ratus2 ekor ikan aneh berbentuk pisau yang panjangnya lima Coen, ujung mulutnya bergerigi dan memancarkan Cahaya keperak2an. "Aaaaah ikan pemakan bangkai "

serentak Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen menarik rantai besi itu berusaha mematahkannya. Loo Liang Jen kerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya, setelah bersusah payah rantai ditangan sebelah kiri berhasil dipatahkan namun pada saat itu ikan2 pemakann bangkai telah mendekati tubuh Sun Han Siang, geriginya yang tajam siap mengoyak tubuh perempuan gagah itu.

Hubungan ibu dan anak adalah erat sekali menyakskan kejadian itu Lam Kong Pak amat Cemas. tanpa memperdulikan keselamatan sendiri ia segera terjun kedalam air.

Pemuda ini membenci ikan2 aneh tersebut. dengan kerahkan tenaga sinkang ia babat ikan2 tersebut dengan dahsyatnya.

Walaupun melancarkan serangan didalam air kurang kuat hasilnya, tetapi dengan tenaga lweekangnya yang amat sempurna, ikan2 aneh itu tak kuat menahan diri, berpuluh2 ekor segera mati binasa.

Ikan aneh ini berasal dari gunung2 serta sungai2 yang sudah tersohor akan keseramannya, mereka tidak takut mati. barisan depan tersapu binasa barisan belakang kembali meluruk datang, bahkan dari balik gua besar didasar air kembali meluncur datang be-ratus2 ekor banyaknya.

Loo Liang Jen yang berusaha mematahkan rantai. setelah bersusah payah akhirnya berhasil pula mematahkan rantai yang membelenggu tangan kanan Sun Han Siang. meski begitu perempuan gagah ini masih belum mampu berkutik sebab sepasang kakinya masih tetap terbelenggu didasar air. sementara itu Lam Kong Pak yang berada didasar air pun tak ada kesempatan untuk bekerja karena ia harus berusaha keras membinasakan ikan2 aneh tersebut.

Kalau tidak, bukan saja Sun Han siang bakal binasa di koyak2 ikan aneh itu bahkan ia sendiripun tak akan terhindar dari mara bahaya.

Mendadak. . . .

"Heeee. . .Heeee. . .Heeeee. . .Hee. . . ." Gelak tertawa yang sangat aneh berkumandang datang, tahu2 didepan pintu terali besi telah berdiri seorang manusia aneh yang memelihara rambut berwarna hijau sepanjang pinggang.

orang itu bukan lain adalah wakil pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang yang disebut orang sebagai Si Daging Lima Warna oei Hun.

"Coe Hoe-huat, kau tak mau berhenti bergebrak?" tegurnya dingin.

Kiranya Coe Li Yap ada maksud memberi kesempatan buat Lam Kong Pak untuk menolong Sun Han Siang lolos dari mara bahaya, sebenarnya perbuatan ini tidak ingin ia lakukan, tetapi seorang gadis demi Cintanya kadangkala bisa melakukan perbuatan apapun.

la merasa meskipun Sun Han Siang adalah musuh besarnya, tetapi disebabkan perasaan Cinyanya terhadap Lam Kong Pak yang tak dapat diputus dengan apapun jua itu, ia ambil keputusan untuk biarkan sun Han Siang lolos dari mara bahaya untuk kemudian mencari kesempatan lagi dalam usahanya membalas dendam.

Suma ing menghina Pun Hoe-hoat." sahut Coe Li Yap Cepat. "ia memberi kesempatan buat musuh untuk memasuki penjara dibawah air, kesalahan tidak terletak pada diriku" "omong kosong " buru2 Suma ing membantah, "Terang2an kau yang mencari gara2 dahulu dengan diriku, kau yang menghalangi diriku dan memberi kesempatan kepada musuh untuk menyusup kedalam penjara. "

si Daging Lima Warna tidak ingin mendengarkan pertengkaran tersebut, tanpa memperdulikan kedua orang itu lagi ia berjalan masuk kedalam penjara air. kemudian sambil tertawa seram jengeknya:

"Bagus . . .bagus.        Pun Hu Pangcu akan  membiarkan

kalian bertiga sama2 mati binasa didalam penjara air ini. . .

."

Sembiri berkata dari dalam sakunya ia ambil keluar sebuah botol kecil lalu dilempar ketengah kolam,

"criiiiiit..." seketika itu juga berkobarkan serentetan bunga api yang makin lama menjilat semakin bear.

Setelah permukaan air dilapisi dengan Cairan minyak. kini terkena jilatan bunga api segera terjadilah kebakaran hebat yang makin lama menjalar makin luas sehingga akhirnya hampir seluruh permukaan air terbungkus oleh jilatan api.

Menyaksikan kekejaman orang, Lo Liang Jen naik pitam, ia berteriak keras dan mengirim sebuah pukulan dahsyat kearah si Daging Lima Warna itu.

Meski si Malaikat Raksasa memiliki tenaga alam yang luar biasa, ia masih kalah setingkat kalau dibandingkan dengan si Daging Lima Warna, dalam bentrokan yang dahsyat ia terdorong mundur sejauh tiga langkah lebar.

"Hey tua bangka, kekuatanmu sungguh luar biasa." Teriaknya dengan nada berat. "Mari kita beradu lagi sebanyak tiga pukulan" "Braaaak Braaak Braaaaak " dalam bentrokan tiga kali, kembali, Loo Liang Jen tergetar mundur sejauh tujuh, delapan langkah tetapi si Daging Lima Warna pun tak berani beradu kekerasan lagi, dengan cepat antara mereka berdua telah melangsungkan suatu pertarungan yang amat seru.

Tiba2 bunga air bergerak kesamping, Lam kong Pak dengan membopong tubuhnya ketengah udara dan bergerak ketepian, tubuh mereka berdua sama2 terjilat api bahkan dagingnya robek dan darah segar mengucur keluar tiada hentinya.

Ternyata sewaktu Lam Kong Pak berusaha mematahkan rantai yang membelenggu kaki Sun Han Siang ia kena terbabat oleh ikan Pemakan bangkai tersebut.

Pada saat itulah mendadak terdengar seseorang tertawa seram, segulung angin pukulan yang amat dahsyat dihantam kedepan menghajar Lam Kong Pak serta Sun Han siang yang berada ditengah udara.

"Bluuummmm. " berhubung diatas tubuh kedua orang

itu terjilat api pemandangan dihadapannya kurang jelas, dalam keadaan tidak siaga itulah bahu Lam Kong Pak terkena hantam dengan telak.

Waktu itu Sun Han Siang telah jatuh tidak sadarkan diri, kini setelah Lam Kong Pak terluka tidak ampun lagi tubuh mereka berdua sama2 terbanting keatas tanah.

Suma ing tertawa seram tiada hentinya, sreeeet ia ambil keluar sebatang cambuk lemas berkepala naga lalu berseru: "Lam Kong Pak, Hmmm tak nyana kau pun ada hari apesmu, inilah yang dinamakan Hutang Darah Bayar Darah. aku Suma ing akan menggunakan cambuk lemas ini untuk menghancur lumatkan tubuh kalian beidua " Meski terhantam dengan telak dan menderita luka dalam yang parah, seandainya Lam Kong Pak hanya seorang diri dengan sisa tenaganya. Tapipada saat ini ia tak dapat lepaskan ibunya, ia peluk bundanya erat2 sambil gertak gigi menahan penderitaan.

Loo Liang Jen yang menyaksikan situasi kurang menguntungkan, ia segera melancarkan sebuah pukulan kearah Suma ing. Dasar kepandaiannya sudah kalah setingkat dari si Daging Lima Warna, dengan pecahnya perhatian si Malaikat Raksasa inipun kena dihantam pula. Sementara itu Suma ing telah menyingkir kesamping, ujarnya kembali:

"cambuk pertama akan kuhantam sepasang telingamu, kemudian menghajar hidung serta mulutmu terakhir akan kurusak wajahmu. aku akan suruh kalian rasakan bagaimanakah rasanya disiksa dengan keadaan seperti ini. .

. ."

"Sreeeet. ..." cambuk lemasnya dengan segenap tenaga dibabat kearah bawah,

Ditengah saat yang amat kritis, bayangan manusia meluncur masuk kedalam kalangan, serangan yang dilancarkan tepat pada waktunya memaksa Suma ing tergetar mundur sejauh tiga langkah.

Suma ing berpaling, orang itu adalah Coe Li Yap. ia jadi naik pitam. teriaknya gusar: "Bangsat kiranya kau adalah mata2 musuh, kiranya kau adalah musuh dalam selimut, Hey kawan, tangkap bajingan perempuan ini, semua resiko akan kutanggung "

Dalam sekejap mata si Kakek Moyang berwajah kepiting Pi Hoo, siBangku Besi Auw Put Kay. si Sapu Besi Kiem Kioe, si golok tanpa tandingan Hong Gwan si Lampu Hitam Pengejar sukma Leng cing Bloe serta Dewa Geledek berlengan delapan Si Put Siauw sekalian gembong2 iblis serentak meluruk kedepan,

Coe Li Yap tidak berhenti sampai disitu saja, segera ia keluarkan ilmu sakti Payung Sangkala menghadang jalan perginya iblis2 itu.

Tetapi setelah bergebrak beberapa saat, berhubung jumlah jago terlalu banyak lagi pula Suma ing pun menguasai ilmu sakti tersebut, maka ia mulai tidak tahan dan keteter hebat.

Dalam pada itu Loo Liang Jen pun terdesak dibawah angin, agaknya ia tidak bakal tahan dua tiga puluh jurus lagi.

Meski demikian dengan kulitnya yang tebal serta badannya yang kekar walaupun kena terhantam berulang kali ia masih sanggup mempertahankan diri, terdengar ia berteriak keras:

"Hey Daging Lima Warna, berhenti "

"Kau ingin menyerah?" seru sidaging lima warna sambil tarik kembali serangannya.

"ooouw . . , masih terlalu pagi. Eeeei. tua bangka sialan perutku rada lapar, bagaimana kalau kita bersantap dahulu kemudian baru lanjutkan kembali pertarungan ini??"

Si Daging Lima Warna naik pitam, saat itulah Loo Liang Jen mendadak melayang kearah Lam Kong Pak berdua, sepasang telapaknya direntangkan kesamping, sibangku besi Auw Put Kay serta golok tanpa tandingan Hong Gwan sama2 terpental sejauh satu tombak dari dalam kalangan.

Loo Liang Jen melayang kesisi tubuh Lam Kong Pak serta Sun Han Siang, tangannya bergerak cepat mengempit kedua orang itu. Tapi, ketika itulah sidaging lima warna telah menubruk kembali.

Mendadak terdengar dua kali bentakan keras, diluar pintu terali besi muncul kembali dua orang jagoan mereka adalah si Pencuri sakti Pek-li Gong serta si Mahasiswa bertangan sakti siang Hong Tie.

Menjumpai kedua orang itu, Loo Liang Jen tertegun. segera pikirnya: "Eeeeei. . . .ternyata kedua orang tokoh silat dari kalangan putih inipun benar2 sudah takluk pada perkumpulan ini"

Terdengar Pek-li Gong dengan suara keras berteriak: "jangan lepaskan mata2. ayoh sahabat semua kita perketat serangan "

Seraya berkata ia melancarkan serangan dengan ilmu san-Thiam-Sip-Sam-Sih kearah si Daging lima warna.

"EEEEI pencuri tua. apa yang hendak kau lakukan ? ?" teriak daging lima warna dengan nada gusar.

"Eeeei tua bangka. inilah yang dinamakan suara ditimur menyerang dibarat. menuding depan menghantam belakang, lihat. . ."

Belum selesai bicara, dengan gerakan tubuh yang lincah ia berkelebat kesisi tubuh Loo Liang Jen dan melancarkan kembali sebuah serangan dahsyat.

Serangan itu jelas ditujukan kearah batok kepala Loo Liang Jen, kalau sampai terkena niscaya simalaikat raksasa itu akan mati binasa. tetapi kebetulan sekali waktu itu Suma Ing maju sambil melancarkan sebuah babatan Pek li Gong segera tarik kembali serangannya dan berbalik meraba sekejap kearah ,Benda aneh yang berada diantara paha Suma ing. "Hay bajingan tua. apa maksudmu pegang anuku?" jerit Suma Ing dengan marah. "orang yang bermaksud baik tentu mendapat pembalasan yang layak. tadi ada orang mengirim sebuah tendangan kearah anumu, kalau bukan loohu tepat pada saatnya turun tangan ketiga macam anumu yang sangat berharga itu niscaya sudah hancur tidak ketolongan"

Dalam pada itu si Mahasiswa bertangan sakti Siang Hong Tie pun ikut menubruk ke depan, ia membentak keras kemudian melancarkan tiga buah serangan berantai, tiap serangan lebih hebat dari serangan sebelumnya. Loo Liang Jen keteter hebat, saat ini ia harus mengempit dua orang lagi pula harus menghadapi serangan sekaligus dari empat arah delapan penjuru. ia tak sanggup menahan diri dan terlempar keluar dari pintu.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar