Dengan sekuat tenaga Lam Kong Pak berusaha untuk menahan sabar dan menekan hawa amarahnya didalam hati. kembali ia berkata: "Toako walaupun kita dilahirkan oleh satu ayah namun dari ibu yang berbeda. Ibu tua melahirkan dirimu kemudian meninggal, sedang siauwte dilahirkan oleh ibu ini." "Haaa . .haaaa. . .haaaaa. . ." Suma Ing tertawa tergelak dengan nada kalap. wajahnya yang jelek menyeremkan berkerut tiada hentinya. bagaikan malaikat iblis yang sedang unjukkan keganasannya, "Tak usah kau teruskan lagi kata2mu itu “
“Kalau begitu toako sudah percaya bukan kalau kita adalah saudara sekandung? ”
“Sudah percaya "
"Kalau begitu bagus sekali, Siauwte merasa sangat bersalah terhadap dirimu."
“Haaa. . .haaaa. . .haaaaa. . .kau kira setelah aku percaya lantas diantara kita sudah tak ada urusan lagi? IHeee. .
.heee. . .kau terlalu mengangap dirimu pinter kalau aku Suma ing tidak tahu masih tak mengapa, sekarang setelah tahu aku makin ingin membalas dendam ini"
"Ing-jie. apa Maksudmu? " seru Sun Han Siang rada tertegun.
"Apa maksudku lebih baik kau bertanya kepada dirimu sendiri "
"Ing-jie, walaupun kau bukan dilahirkan olehku, namun aku menganggap kau bagaikan putra kandungku sendiri. sejak kecil aku yang melihara dirimu sampai dewasa. kau merasa pernahkah aku berbuat tidak benar kepadamu? ? ”
“Tentu saja ada " terlak suma ing keras-keras. "Dibagian mana ibumu berbuat tidak adil kepadamu? ”
“Kau pilih kasih "
"Kapan aku pernah pilih kasih? "
"Sekarang ini Hmmm. tangan kiriku, mataku hidungku rusak dan cacad ditangannya. bukan saja kau tidak menghukum dirinya malahan mengucapkan kata2 yang seenak sendiri. Hmmm bukan putra kandungan sendiri memang selalu akan berbeda "
Mendengar tuduhan itu Sun Han siang jadi kheki, air mata jatuh berlinang sementara badannya gemetar keras.
"Toako " saking tak tahannya Lam Kong Pak berseru. “Harap kau bersikap lebih sopan terhadap ibu, perduli siauwte sudah melakukan pelanggaran besar atau kecil, ibu sama Sekali tidak Salah. sekarang kau memaki dan menegur ibunya dengan seenak sendiri. apakah kau tidak merasa. "
"Tutup mulut, dia bukan ibuku "
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar. Sun Han Siang jatuh terduduk diatas kursi dengan badan lemas sedangkan Lam Kong Pak hampir saja tidak berani mempercayai telinga sendiri.
Ia tertegun, kemudian dengan suara berat serunya: "Apakah kau anggap ibu yang sudah mmelihara dirimu sampai besar adalah suatu cinta kasih yang palsu? "
"Tentu saja palsu " Teriak Suma ing yang sudah mulai kehilangan sifat kemanusiannya lagi. "Demi mengangkangi posisi. serta kedudukan sendiri. mau tak mau ia harus menggunakan tenagaku. sekarang dia sudah mendapatkan kau, tentu saja aku tak diperlukan lagi"
"Omong kosong " Lam Kong Pak sudah tak dapat menahan rasa gusarnya lagi, ia turun dari mimbar dan berdiri dihadapan Suma ing, bentaknya kembali dengan suara lantang: "Jikalau kau berani mengucapkan sepatah kata saja yang menghina ibu. siauwte tidak akan sungkan lagi terhadap dirimu. "
"Hmmm jangan andaikan pengaruh hendak menekan orang lain " "Aku rela jadi pembantu Suma siauwhiap" tiba2 silampu hitam pengejar sukma berseru. diikuti si Kakek Asap berawanpun mengucapkan pendiriannya tanpa ragu2.
Setelah itu banyak lagi yang mengikuti niat kedua orang itu. keadaan tersebut menunjukkan se-akan2 suatu pertarungan segera akan berlangsung.
"Sudah kalian lihat belum? " jengek Suma ing sambil tertawa seram. "Kalian ibu dan anak sudah jadi katak dalam tempurung."
Melihat Suma ing begitu menghina dan pandang rendah ibunya. Lam Kong Pak tak bisa menahan sabar lagi. dengan cepat ia cengkeram urat nadi pemuda itu lalu menghardik: "coba ulangi sekali lagi perkataanmu itu"
Suaranya keras, seandainya sinar mata yang dipancarkan keluar bisa membunuh orang, mungkin sejak semula Suma ing sudah roboh bermandikan darah. "Kalian ibu dan anak sudah jadi katak dalam tempurung." teriak Suma ing keras2.
Lam Kong Pak segera menyalurkan hawa murninya, seluruh tubuh Suma ing kontan gemetar keras. wajahnya membiru dan keringat dingin sebesar kacang kedelai mengucur keluar tiada hentinya. namun ia tidak mendengus pun tidak kedengaran merintih.
Para iblis dibawah pimpinan si Lampu Hitam pengejar sukma per-lahan2 bergerak kedepan.
"Pak-jie cepat lepaskan dirinya jikalau ia sudah tak mau mengakui diriku sebagai ibunya lagi, kau jangan terlalu memaksa dirinya "
Karena ibunya sudah berkata demikian. Lam Kong Pak lepas tangan dan menggetar mundur badannya sejauh dua langkah. serunya kembali dengan suara sinis: "Terhadap manusia macam anjing babi seperti ini, hanya akan mengotorkan tanganku saja kalau dibunuh. Hmmm. sangat tidak. berharga "
la menyapu sekejap kearah para iblis kemudian bentaknya: "Berhenti "
Namun si Lampu Hitam Pengejar Sukma serta si Kakek Asap berawan tidak menggubris mereka melanjutkan perjalanannya kedepan.
Sepasang alis Lam Kong Pak kontan berkerot, sembari tertawa dingin jengeknya: "Jangan dikira dengan adanya hasutan dari kalian beberapa sampah masyarakat lantas bisa menimbuikan badai besar disini. jikalau aku Lam Kong Pak tidak unjukkan sedikit kepandaian kepada kalian-Hmm kamu berdua masih juga tak tahu diri
= = ooo OOOOO ooo = =
BELUM habis ia berkata. dengan mengerahkan delapan bagian tenaga murninya ia menggurat keatas tanah didepan si Lampu Hitam Pengejar Sukma.
"Sreeeeet....." diiringi suara desiran tajam ubin hijau diatas lantai hancur ber-keping2 dan muncullah sebuah liang yang dalam dan setengah depa panjangnya. Si Lampu Hitam Pengejar Sukma segera berherti.
"Kalau ada orang yang berani melampaui celah tersebut. aku akan membuat dia roboh dengan bermandikan darah" bentak Lam Kong Pak.
Ucapan tersebut diutarakan sepatah demi sepatah. nada ucapannya dingin menimbuikan hawa berdesir dihati para jago. Mereka tahu seandainya Lam Kong Pak benar2 turun tangan, Mungkin bagi mereka untuk melawanpun tak sanggup, Namun orang Bu-lim paling mengutarakan gengsi. demi nama baik. Sekalipun harus mempertahankan nyawanya, mereka tetap bergerak maju.
Si lampu Hitam Pengejar Sukma menyapu sekejap wajah si Kakek asap berawan, si Awan Hitam serta Rembulan Pagi sekalian setelah saling bertukar pandangan mereka ber sama2 cabut keluar senjatanya dan tergerak kedepan siap melampaui celah tersebut.
Pada saat ini keadaannya amat tegang bagaikan telor diujung tanduk. asalkan para jago melangkah setindak lagi suatu pertarungan sengit segera akan berkobar,
Walaupun ilmu silat yang dimiliki Lam Kong Pak, Sun Han Siang serta Loo Lian Jen sangat lihaypun mereka tak bakal bisa memenangkan kerabutan ratusan orang jago lihay.
Bagaimanapun juga Sun Han Siang adalah seorang tokoh Bu-lim yang sangat berpengalaman melihat situasi tidak menguntungkan ia segera membentak keras "Tunggu sebentar "
Silampu hitam Pengejar Sukma sekalian segera berhenti namun pada saat ini diatas wajah mereka sudah tidak menunjukkan tanda-tanda menghormat lagi.
Dengan sepasang mata yang tajam Sun Han Siang menyapu sekejap keseluruh ruangan, kemudian dengan suara berat serunya
"Selamanya aku selalu bersikap baik kepada kalian semua, kecuali mereka yang telah melanggar peraturan pegadaian kita sehingga dihukum sesuai dengan peraturan yang tercantum. belum pernah aku bersikap jelek kepada kalian semua. ini hari seandainya ada diantara kalian yang ingin melepaskan diri dari pegadaian ini, akupun tidak ingin memaksa lebih jauh, tiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda. sudah seharusnya aku memberi kesempatan kepada kalian semua "
Ia merandek sejenak. kemudian dengan suara keras tambahnya: "Jikalau ada diantara kalian yang ingin tetap berada dalam pegadaian ini, silahkan berdiri sebelah sini" Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar suasana dalam ruangan terjadi kegaduhan.
Per-tama2 Delapan manusia banci im Yang Pat Khie meninggalkan barisan menyeberang kearah pemilik pegadaian Bu-lim dan berdiri disisi Lam Kong Pak.
Kemudian disusul sepasang manusia jelek 'Hay Thian Siang cho' pun menggeserkan badannya ingin melangkah keluar. namun mereka ragu2 ambil keputusan.
"Kalau kalian berdua tidak ingin keluar, lebih baik tak usah bergerak-." Sela si Lampu Hitam Pengejar sukma segera membentak.
Dalam ucapan tersebut jelas disertai pula dengan nada ancaman, pada dasarnya kedua orang gembong iblis ini tak mempunyai pendirian yang kokoh. kena dibentak mereka segera berhenti.
Melihat kedua orang itu berhenti Lam Kong Pak segera membentak pula: “Hey sepasang manusia jelek dari Hay Thian. bagaimana sikap pemilik pegadaian Bu-lim terhadap kalian berdua? "
Kena ditanya secara begini, kedua makluk tersebut segera berjalan keluar dan berdiri dibelakang im Yang Pat Khie. Dengan demikian situasipun berubah, walaupun diruang tengah masih terdapat ratusan orang jago lihay, namun yang cukup berkekuatan cuma dua tiga puluh orang banyaknya.
Im Yang Pat Khie ditambah Hay Thian Siang cho setelah menyebrang maka pihak Lam Kong Pak jadi berjumlah tiga belas orang.
Lam Kong Pak sangat kagum dengan kecerdikan ibunya, adakala harus menggunakan akal dan ada kalanya lebih condong mengandalkan tenaga kekerasan sesuai dengan posisi dihadapan Situasi yang pada mulanya amat kritis dengan cepat berubah jadi seimbang, Melihat kesempatan bagus telah hilang, si Lampu Hitam pengejar sukma tak berani mcenempuh bahaya lagi. Mereka bersama-sama menengok kearah Suma ing.
Melihat pihaknya tidak akan menguntungkan Suma ing kertak giginya kencang, Kepada Lam Kong Pak serta Suma ing segera teriaknya: “Hubungan ibu dan anak serta hubungan tali persaudaraan sejak ini menjadi putus"
Bicara sampai disitu ia lantas mengulapkan tangannya memnuju kearah para jagoan iblis: "Mari kita pergi meninggalkan tempat ini."
Dengan dipimpin oleh si Lampu Hitam pengejar Sukma, lima enam puluh orang jago bersama-sama untuk keluar dari ruangan menuju ketempat berlindung
"ibu " seru Lam Kong Pak dengan alis berkerut.
"Koko begitu tak tahu diri kau pun tak usah marah. namun iblis2 itu tak boleh dibiarkan berlalu begitu saja”
“Mengapa? " “Kemungkinan sekali kepergian mereka kali ini menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang. lain kali bakal mendatangkan banyak kerepotan buat diri kita sendiri"
"Biarkan saja mereka pergi"
"Bagaimana lihaynya ilmu silat yang mereka miliki aku mengetahui sangat jelas. dan mereka tak akan jadi suatu kekuatan yang amat besar. kecuali angkatan tua mereka turun gunung lagi, barulah kita akan jadi kerepotan untuk menghadapinya.”
“Dengan usia mereka setua itu apakah gurunya masih hidup dikolong langit? "
"Ada beberapa suhu mereka yang masih hidup, seandainya mereka turun gunung ber-sama2 dan menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang, maka urusan akan jadi tidak gampang " kata Sun Han Siang. "ibu kita harus basmi mereka."
"Kalau tidak maka mereka akan tiba disalah satu perkumpulan puncak rimba persilatan Liok Mao Pang lebih dahulu "
"Tentu saja boleh, hanya saja aku rasa dalam waktu singkat pihak perkumpulan Liok Mao Pang tidak akan mempercayai mereka “
“Mengapa? "
"coba bayangkan sudah puluhan tahun lamanya Pegadaian Bu-lim menjagoi dunia persilatan-secara mendadak kekuatannya rontok bahkan sebagian besar anak buahnya meninggalkan pegadaian untuk menggabungkan diri dengan mereka. dalam anggapan orang2 perkumpulan Liok Mao Pang tentu mengira mereka sedang pura2 menyerah “ “Benar. ibu kau benar2 seorang pemimpin yang lihay “
“Pak-jie. coba kau lihat, sekarang kau malah memuji2 ibumu "^
"Majikan" tiba2 si Wang wee berhati hitam menyela dari samping.
"Jikalau kau suka menggunakan caraku maka aku bisa membuat mereka merasa kan kejahatan yang telah mereka lakukan itu."
"Sekalipun tidak dibunuh mati oleh orang2 perkumpulan Liok Mao Pang, tentu akan diusir dari sana”
“coba katakan "
"Walaupun pihak perkumpulan Liok Mao Pang sudah ambil keputusan untuk mengadakan pertemuan puncak para jago bulan Sembilan Tiong Yang nanti, namun tetap masih menaruh rasa jeri terhadap kita. Maka dari itu dengan adanya puluhan jago pegadaian yang menyeberang kearah mereka. Mungkin akan diterima dengan hati gembira. cayhe mempunyai sebuah siasat dengan racun melawan racun untuk membuat pengkhianat-penghianat yang tidak kenal budi itu bertarung mati2an lebih dahulu melawan orang2 perkumpulan Liok Mao Pang, setelah itu kita boleh sekali terjang menghancurkan kekuatan mereka."
"Tidak " dengan cepat Sun Han Siang menolak. "Walaupun cara ini sangat bagus, namun Ing-jie adalah pemimpin mereka, seandainya pertarungan sampai terjadi, Ing-jie tentu akan menyerbu lebih dahulu. Aku tidak tega kalau ia mati konyol. lagi pula kecuali si lampu hitam pengejar Sukma. Si awan Hitam chi Jie, si Rembulan pagi Gouw Yang serta si kakek asap berawan, sisanya bukan manusia yang berpendirian untuk sementara waktu mereka kena di-kibuli," "Jikalau kita hendak membinasakan mereka dengan cara ini. aku merasa tidak tega.”
“ibu, Pak-jiepun mempunyai salah yang sama" sambung Lam Kong Pak. "Bagaimana pun juga kaum sesat tak akan mampu menangkan kaum lurus."
"Pihak perkumpulan Liok Mao Pang tidak akan berhasil melakukan suatu kejadian besar."
"Dengan kekuatan sisa yang masih ada pada kita masih tidak sulit untuk membasmi mereka "
"cayhe sangat kagum dengan cara2 kalian, ibu dan anak bertindak. semua persoalan dibereskan secara jujur dan terbuka." seru si Wangwee berhati hitam, "cukup andalkan soal ini. kami berdua sudah ambil keputusan untuk mengikuti majikan terus "
Demikianlah Sun Han Siang lantas membawa Lam Kong Pak serta si Malaikat raksasa Loo Liang Jen melakukan perjalanan dengan meninggalkan sepasang manusia jelek dari Hay Thian serta Im Yang Pat khie menjaga rumah.
Bahkan sekalian beritahu kepada mereka bahkan perjalanan kali ini hanya bermaksud meninjau belaka.
Dalam pertemuan puncak para jago, lain kali Pemilik pegadaian Bu-lim berjanji akan sekalian membawa mereka.
Ketika malam hari tiba, Sun Han Siang Sekalian telah tiba disekitar gunung Hok Gauw "ibu adakah markas besar perkumpulan Liok Mao Pang berada diatas gunung Hok Gouwsan ini? " Tanya Lam Kong Pak yang memecahkan kesunyian "Tidak salah, hanya saja gunung Hok Gouw-san panjangnya ada ratusan li, dimanakah persisnya sarang mereka aku kurang tahu"
"Bagaimana pun kita tak boleh menerjang seenak sendiri tanpa tujuan? "
"Pak-jie. kau anggap ibumu suka berbuat semacam kalian anak muda? Setiap persoalan asal dipikir dan diperbincangkan, tidak susah untuk memperoleh jalan keluar."
"Kalau begitu mama sudah punya rencana masak? " "Tentu saja." sembari berkata ia mengeluarkan sebuah
buntalan dari sakunya dan dibuka.
"Mama, apakah gunanya dengan simpananmu rumput rumput yang berwarna hijau ini? ? ? " tanya Lam Kong Pak lagi dengan nada tertegun,
"Inilah surat pas buat kita untuk menyelundup masuk kedalam markas perkumpulan Liok Mao Pang mereka."
"Aaaaah--jadi maksud mama kita hendak nyelonong masuk dengan jalan menyaru dan mengenakan rambut warna hijau ini? "
"Tidak salah walaupun kita belum begitu tahu apakah pihak mereka sudah bikin persiapan atau tidak. bagaimanapun ber-siap dan ber-hati2 kan lebih bagus "
"Sekarang bukan saja kita tak tahu dimna letak markas besar mereka, apa gunanya dengan rambut hijau ini? "
"Kau tak usah gelisah, mamamu sudah punya akal bagus" dari sakunya kembali perempuan ini ambil keluar sebuah bungkusan kertas minyak. setelah itu ia menambahkan "cepat kalian pergi kumpulkan daun serta ranting-ranting kering, mama akan main sulapan buat kalian "
Dengan menbawa perasaan setengah percaya setengah tidak, Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen menurut juga . dalam sekejap mata mereka telah berhasil mengumpulkan satu tumpukan ranting serta daun kering,
Bubuk halus yang ada didalam kertas minyak tadi oleh Sun Han Siang segera disebarkan keatas kobaran api yang sedang membakar ranting2 tadi. . . Blaauummm. ketika
bubuk tadi terjilat api, segera terjadi ledakan keras diikuti kobaran api semakin dahsyat hingga mencapai ketinggian dua tombak ketengah udara.
Yang aneh lagi jilatan api tersebut segera berubah jadi hijau tua, kobaran api mengumpul dan tidak membuyar, segulung asap hitam membubung tinggi keangkasa.
"Mama. . .benda apa itu? " tanya Lam Kong Pak keheranan.
"Inilah yang dinamakan Lang Yen-Hwee Hua Atau bubuk api asap Srigala, terbuat dari kotoran Srigala serta mesiu, ketika terjilat api, kobaran api segera akan berubah jadi hijau tua bahkan tidak akan menyebar meski terhembus angin. coba nanti kau lihat tidak lama kemudian pasti ada orang datang kemari, kalian cepat kenakan rambut hijau itu, segala persoalan boleh kalian lakukan setelah ada kedipan mataku"
= = ooo oooo ooo = =
DEMIKIANLAH Sun Han Siang segera bekerja keras untuk bantu Loo Liang Jen serta Lam Kong Pak menyaru, sinanusia raksasa menyaru sebagai seorang perempuan jelek. Sedikitpun tidak Salah, tidak sampai Seperminum teh kemudian ada lima orang lelaki munculkan diri secara beruntun, jarak mereka antara lima enam tombak dari Sun Han Siang sekalian, sementara tangannya menuding kelangit sebagai kode rahasia,
otak Sun Han Siang berputar cepat, ia tak tahu kode rahasia seperti itu menandakan dari orang2 itu ataukah kode rahasia untuk berhubungan.
Waktu tidak mengijinkan perempuan ini berpikir terlalu lama, iapun segera angkat tangannya menuding kelangit. kedua jari ditekuk sementara kelima jari lainnya dibiarkan menuding keangkasa.
Kelima orang lelaki itu segera tertegun-kemudian air mukanya berubah serius den berbareng menghunjuk hormat.
"Hamba sekalian meryambut kedatangan Than-cu " serunya bersamaan.
Melihat kejadian ini diam2 Lam Kong Pak memuji, ia tahu dalam waktu amat singkat ibunya berhasil menebak arti dari lima jari lawan yang menuding kelangit. Itulah menandakan bahwa mereka termasuk golongan kelas lima.
Sedangkan ibunya menunjukkan tiga jari ini birani ia berasal dari golongan2 kelas tiga atau dalam kedudukan perkumpulan Liok Mao Pang terhitung seorang Than-cu. "Silahkan Than-cu mengikuti hamba sekalian "
Sementara kelima orang lelaki itu sudah berseru.
Kemudian putar badan dan bergerek kedalam hutan.
Sun Han Siang mengerling sekejap kearah Lam Kong Pak kemudian tanpa banyak cincong menjusul dibelakangnya. Gerakan tubuh kelima orang itu sangat cepat dan ringan, bahkan rambut mereka yang panjang terurai sepundak berwarra hijau pekat, ketika terhembus angin dan berkibar mendatangkan pemandangan yang sangat menyeramkan.
Kurang lebih setelah melewati tiga lima li, tiba2 kelima orang lelaki itu berhenti dan menuding kearah sebuah hutan song didalam sebuah selat. ujarnya: "silahkan Than-cu melewati pos kedua" Habis bicara mereka putar badan dan berlalu.
Mananti orang2 itu sudah pergi dengan ilmu menyampaikan suara Sun Han Siang segera berbisik kepada kedua orang rekannya: "Aku lihat untuk memasuki markas besar perkumpulan Liok Mao Pang, kita harus bertindak lebih ber-hati2 "
Demikianlah dibawah pimpinannya mereka lanjutkan perjalanan memasuki hutan song dalam selat tersebut. "Kraaaak. ? "
Tiba2 dihadapan ketiga orang itu meluncur datang sebuah panji kecil warna hijau yang tingginya setengah depa dengan panjang satu depa, panji tadi tepat menancap diatas tanah dan berkibar tiada hentinya tertiup angin. Diatas panji tadi tersulamlah beberapa patah kata: "Than-cu keempat dari ruang ketiga. pi Hoo "
Membaca nama orang itu Lam Kong Pak tertegun, Segera pikirnya: "Mungkinkah orang ini adalah sikakek Moyang berwajah Kepiting Pi Hoo? ? "
Belum habis ia berpikir, dari dalam hutan telah muncul tiga orang, orang pertama adalah seorang laki2 berjubah lebar dengan sulaman naga. dipunggungnya menggembol panji besar wajahnya merah bagaikan darah dialah si Kakek Moyang Berwajah kepiting Pi Hoo, Buru2 Lam Kong Pak menutupi wajahnya dengan rambut hijaunya sehingga sebagian raut mukanya tersembunyi, sementara si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen sudah disaru oleh Sun Han Siang sebagai seorang perempuan berwajah jelek.
Dalam pada itu si Kakek Moyang Berwajah Kapiting telah tiba dihadapan mereka dan menunjukkan keempat jarinya menuding kelangit.
Pikiran Sun Han Siang rada tergerak, segera pikirnya "Manusia berwajah merah ini jelas adalah seorang Tong-cu, kalau aku menyaru sebagai Than-cu lagi kemungkinan besar jejakku bisa konangan, kenapa aku tidak pertinggi kedudukanku setingkat lebih keatas dan menyaru sebagai seorang Hu-hoat? "
Karena berpikir demikian ia lantas menunjukkan kedua jari tangannya menghadap ke-langit. Sementara itu hidungnya mendengus mengeluh dingin.
Dengusan ini sengaja dipancarkan dengan disertai tenaga lweekang. Suaranya kuat dan tajam hingga rasanya mengetuk hati lawan-Tak kuasa si Kakek Moyang Berwajah Kepiting melihatnya tertegun.
Segera ia menegur dengan nada suaranya yang sangat berat: "Dalam perkumpulan kami cuma ada tiga orang pelindung Hukum, tolong tanyakan siapakah sebenarnya anda? "
"Seorang Tong-cu yang berkedudukan rendah berani kurang ajar terhadap seorang Pelindung Hukum. Hmmm apakah kau sudah bosan hidup," gertak Sun Han Siang dengan nada suara dingin, Suaranya adem bagaikan hembusan angin dimusim salju. Seketika itu juga membuat orang jadi bergidik dibuatnya, bulu roma seketika pada bangun berdiri.
Seluruh tubuh si kakek Moyang Berwajah Kepiting gemetar keras, ia ragu sejenak akhirnya ujarnya: "Silahkan Hu-hoat berlalu "
Sekali lagi Sun Han Siang mendengus dingin kemudian dengan kerahkan ilmu meringankan tubuhnya berkelebat sejauh lima enam belas tombak dan menerobos hutan belantara.
Lam Kong Pak tahu jejak Loo Liang Jen ketahtuan-ia segera menarik tangan kirinya dan ikut meloncat kedepan, sekali terobos ia menggapai lima enam belas tombak lebih,
Menanti pemuda itu angkat muka kembali hatinya terperanjat, Tampak didalam hutan berdiri dua puluh orang lebih lelaki kekar berambut hijau membagi diri jadi dua barisan,
Pandangan mata mereka menatap kedepan sementara dalam rangkulannya mencekal sebuah panji besar.
Gerakan tubuh Sun Han Siang amat ringan, bagaikan mega diangkasa dengan sama sekali tidak jeri ia terobosi kedua barisan tadi. tiba2 kedua puluh orang lelaki itu membentak berbareng, panji raksasa dituding ketanah sedangkan jari tangan menuding kelangit.
Lam Kong Pak terkesiap. ia mengira orang2 itu sudah berhasil mengetahui rahasia penyaruannya dan siap melancarkan serangan siapa sangka gerakan mereka merupakan sebuah cara pemberian hormat yang aneh sekali.
Menanti ketiga orang itu sudah malewati dua barisan dinding manusia dan keluar dari hutan, ujar Sun Han Siang: "cara seperti ini hanya bisa digunakan satu dua kali saja, kalau diganakan sekali lagi tentu tak akan manjur, lagi pula dipos penjagaan ketiga ada kemungkinan dijaga sendiri oleh seorang Than-cu, dengan kedudukan seorang Than-cu tentu saja mereka kenal baik atas pelindung Hukumnya. bagaimana pun juga tak mungkin bukan suruh aku menyaru sebagai wakil pangcu "
"Lalu. . . .apakah kita harus tinggalkan usaha kita ini ditengah jalan? "
"Tidak! aku pikir lebih baik kita tak usah lewati pos2 penjagaan itu, aku duga disekitar sini pasti ada jalan lain yang menghubungkan tempat ini dengan markas mereka, cuma jalannya tentu lebih sulit tapi aku pikir dengan kepandaian yang kita miliki tidak sulit untuk dicoba "
Bicara sampai disitu Sun Han Siang. lantas memeriksa keadaan disekeliling sana, kemudian tambahnya: "Mari ikut aku "
Sun Han Siang membawa kedua orang itu berjalan mendekati sebuah tebing yang boleh dikata hampir tegak lurus, tinggi tebing tadi ada ratusan tombak.
Diatas dinding yang curam banyak bergelantungan akar rotan-dengan potongan badan Loo Liang Jen yang tinggi besar rasanya tidak terialu sukar untuk memanjat keatas.
Terdengar suara gemuruh yang amat keras berkumandang dari arah dalam, ketiga orang itu buru2 menyembunyikan diri kebelakang pohon kemudian mengintip keluar,
Tampak oleh mereka lembah itu luasnya tak ada beberapa li, empat penjuru terbungkus oleh tebing yang tinggi menjulang kelangit sehingga. membentuk sebuah lingkaran yang mirip dengan kurungan. Suatu tempat berpemandangan alam sangat indah, tak disangka perkumpulan Liok Mao Pang bisa menggunakan tempat semacam ini sebagai markas besarnya, suatu kejadian yang patut disayangkan,
Sun Han Siang mengamati keadaan disekelilingnya beberapa saat. setelah itu kepada Lam Kong Pak ujarnya :
"Luas lembah ini terlalu lebih buat kita, tak mungkin semua tempat bisa kita jelajahi dalam sekejap mata,"
"Lebih baik kita bekerja secara terpisah saja."
"Kalian berangkat kesebelah Timur dan aku kearah barat."
"Pokoknya yang tegas tujuan kehadiran kita kali ini adalah mendapatkan cara penyembuhan diri ilmu Tong Bian Thay Hoat."
"Seumpama Pangcu dari perkumpulan ini adalah simanusia bermata hijau itu maka kedatangan kita tak bakal salah lagi.”
“Tetapi tingkah laku kalian harus selalu ber-hati2" "Mama aku bisa berhati2 tapi kau orang tua pun harus
berlaku hati2 juga " kata Lam Kong Pak.
"Aku lihat lebih baik biarlah aku ikuti diri mama, dengan begitu akupun bisa membantu bila mana masih sangat memerlukan tenaga bantuan-"
"Pak-jie. bukan mama pilih kasih, kau memang jauh lebih berbakti dari pada Ing-jie." Hibur Sun Han Siang sambil menepuk-nepuk pundaknya, "Dengan andalkan sepatah katamu barusan, mama sudah sangat gembira sekali. Kau boleh berlega hati walaupun ilmu silat mama tak bisa mengunguli dirimu tetapi pengalamanku jauh lebih luas daripada dirimu. . . asalkan kalian bisa berhati-hati mama-pun merasa tenteram “
“Mama, lalu kita nanti akan bertemu lagi dimana? "
Dari dalam sakunya Sun Han Siang ambil keluar sebuah tabung kecil yang kemudian diserahkan kepada Lam Kong Pak sambil berkata:
"Tabung ini terisi penuh tanda bahaya, asalkan kau menjumpai mara bahaya tekanlah kenop diatas tabung ini maka dari tabung akan meluncur keluar tiga batang panah kecil dengan tiga warna yang berbeda yaitu merah, kuning dan hijau. Setelah melihat tanda tersebut mama akan segera datang menyambut kedatangan kalian-Atau sebaliknya kalau kalian melihat tanda bahaya ini itu berarti mamalah yang sudah menjumpai musuh tangguh, kita beri batas saja sampai malam ini bunyi kentongan ketiga. Sampai waktunya kita harus sudah tiba ditempat berkumpul dan bersama2 keluar dari lembah. jangan se-kali2 lupa waktu "
"Baik. mama, akan kuingat selalu "
--ooo OOOOO ooo--
SELESAI bicara, dengan pandang penuh rasa sayang Sun Han Siang melirik sekejap kearah Lam Kong Pak. kemudian mengikiti tebing curam itu memasuki dalam lembah.
Memandang bayangan ibunya pergi menjauh, lama sekali Lam Kong Pak berdiri ter-mangu2, sejak kecil ia sudah kehilangan orang tua dalam bayangannya yang polos selalu meninggalkan sebuah kesan buram,
Hal ini membuat ia kehilangan kesan mesra kehidupan manusia yang layak tetapi sejak ia bertemu kembali dengan ibunya perasaan tersebut telah muncul lagi dalam hatinya. "Loo tua ayoh berangkat, kita turun kebawah" Begitulah mereka berdua segera menuruni tebing yang curam dan berangkat kearah timur, sepanjang perjalanan hanya sekali manusia yang berlalu lalang. mereka mempunyai rambut warna hijau, masing2 pihak angkat jari sebagai tanda hormat. Lam Kong Pak serta Loo Lian Jenpun menirukan gaya menirukan gaya mereka melanjutkan perjalanannya kedepan-Setelah menerobos beberapa buah jalur jalan besar, tiba lah mereka didepan sebuah pintu besar, banyak orang ber-desak2an hendak memasuki pintu itu.
Mereka berdua segera jalan menghampiri, terbaca diatas pintu besar itu tergantung sebuah papan nama besar yang bertuliskan "Liok Mao Piat Hu^ empat huruf dari tinta emas.
Dibalik pintu merupakan rumah petak yang berdempet dan indah, halaman sangat luas, sewaktu orang2 itu telah melewati pintu besar bagaikan batu tenggelam dalam samudra saja segera jejaknya lenyap tak berbekas.
Lam Kong Pak tarik tangan Loo Liang Jen ikut masuk kedalam pintu. sesudah mengitari sebuah gunung2an-loteng dan gardu mulai bermunculan didepan mata, bunga semerbak burung berkicau membuat suasana disana amat nyaman.
Mengikuti beberapa orang anggota Liok Mao Pang, kedua orang itu berjalan terus lebih kedalam, kurang lebih setelah berjalan satu li secara lapat2 barulah mulai terdengar suara hiruk pikuk.
Tidak lama kemudian mereka berdua sudah tiba disebuah tanah lapang, tanah lapang itu luasnya mencapai puluhan hektar, didepan berdiri tegak sebuah pintu, diatas pintu tergantung sebuah papan yang bertuliskan^ "Liok Sin Tit it can" atau perhatian pertama, Disamping pintu berdiri sebuah rumah kecil, asap tebal mengepul keiuar lewat atap rumah,
Ketika Lam Kong Pak mendekati tempat itu, tampak seorang lelaki kekar sedang mengaduk-aduk sebuah kuali besar yang penuh dengan air mendidih, secara terpisah air tadi dituangkan kedalam ember tidak jauh dari kuali berdiri tiga orang, ketiga orang itu tidak lebih hanya jago kelas tiga sewaktu berada di Pegadaian Bu-lim tempo dulu. "Kemarilah cepat "
Lelaki kekar itu berseru sambil menggapai salah seorang diantaranya segera maju mendekat lelaki tadi dengan cepat mencekal rambutnya kemudian dicelupkan kedalam ember besar penuh dengan air mendidih itu.
"Aduuuuh mak. " orang itu menjerit kesakitan, seluruh
tubuhnya gemetar keras.
"Kenapa? apakah terlalu dingin? " teriak lelaki kekar itu,
Dari kuali besar kembali orang itu ambil orang itu ambil segentong air mendidih kemudian dimasukkan kedalam ember tadi setelah itu menekan kepala orang tadi kedalam air yang mendidih itu,
"Aduuuuuuh. . . .mak. ..." sekali lagi orang itu merintih kepanasan.
“Hmmm air medidih seperti ini kau masih katakan dingin? baiklah, akan kusuruh kau rasa kan sendiri bagaimana rasanya panas" dengus lelaki yang kekar tadi. Sembari bicara ia mengambil satu gentong air mendidih kemudian langsung diguyurkan keatas kepala orang "Aduuuuuuuh. . . . Mak. "
Suaranya semakin lirih dan akhirnya sirap tak terdengar lagi, jelas ia sudah jatuh tidak sadarkan diri lagi. Setelah orang itu jatuh pingsan, lelaki kekar itu ambil segayung air dingin lalu diguyurkan keatas kepalanya, sementara tangan lain mencekal rambutnya dan sekali cabut beserta kulitnya terkupas lepas, dengan begitu batok kepalanya jadi kelimis tinggal daging putih yang mengerikan, "Bagus"
Lelaki kekar itu segera ambil sebuah botol mengeluarkan semacam bubuk warna hijau lalu disebarkan keatas kepalanya.
"Ayoh berikutnya" ia berseru.
orang kedua maju kedepan, mereka pun mendapat perlakuan yang sama seperti orang pertama tadi.
Melihat kejadian itu Lam Kong Pak gelengkan kepalanya berulang kali, pikirnya^ "Kiranya seseorang sebelum ikut serta dalam perkumpulan Liok Mao Pang masih harus merasa kan dulu siksaan, tidak aneh kalau rambut mereka rata2 berwarna hijau semua. ternyata rambut semula dicabut seakar-akarnya kemudian disebari lagi dengan bubuk penumbuh rambut, Mungkin bubuk itulah merupakan sebab tumbuhnya rambut warna hijau. Kepada Loo Liang Jen segera ajaknya: "Ayoh berangkat. Loo tua. mari kita lihat keadaan didepan sana"
Tidak jauh mereka berjalan-tampaklah sebuah panggung tanah yang tingginya ada satu tombak lebih lima enam dengan luas beberapa puluh tombak disisi panggung tergantung sebuah papan nama dan diatas papan tadi bertulis kan “Hwee Tauw Thay,"
Apa arti dari Hwee Tauw Thay atau Panggung Berpaling ini, Lam Kong Pek tak mengerti. ia hanya merasakan lautan manusia berkumpu disekeliling panggung tersebut. Mereka berdua lantas ikut ber-desak2an diantara orang banyak dan menengok keatas panggung. tiba2 terdengar bentakan keras diatas panggung telah bertambah dengan seseorang.
Melihat kemunculan orang itu diam2 Lam Kong Pak menghela napas panjang pikirnya: "Tempo berselang gembong iblis inipun termasuk jago nomor wahid, tak disangka keadaannya pada hari ini begitu mengenaskan "
Ternyata orang ini bukan lain adalah Hek Teng Tui Hun atau Lampu Hitam Pengejar Sukma Leng cing cioe, batok kepalanya putih kelimis dengan bertaburkan bubuk warna hijau.
Ia menjura dulu keempat penjuru. setelah itu serunya: "cayhe Leng cing cioe dengan bersungguh-sungguh hati mengutarakan niatku dan tak akan berpaling kembali. harap Kauw jien suka mengadakan pemeriksaan dan menentukan kedudukan "
Baru saja ia menyelesaikan kata2nya dari antara kerumunan orang banyak tiba2 meloncat datang sesosok bayangan manusia, dengan jurus 'Han Tong Hok To' Atau bangao Berenang Dikolam Dingin orang itu melayang datar keatas panggung.
Orang itu memiliki perawakan tinggi besar delapan depa. alisnya tebal matanya bulat diatas punggungnya menggembol bangku panjang terbuat dari baja, dialah Thiat Pan Teng atau siBangku Baja Auw Put Kay.
Sewaktu berada dibenteng Hwee Him Poo tempo dulu, orang ini pernah menderita kalah ditengah si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen, meski saat ini pun ia tahu si Lampu Hitam Pengejar Sukma tidak gampang dihadapi, namun ia tak pikirkan dihati, Sambil tertawa dingin dan perlihatkan lagak angkuh tegurnya: "Benarkah kau tak akan berpaling? "
"caybe sudah bulatkan tekad, sampi mati akan berbakti pada perkumpulan Liok Mao Pang"
"Baik kalau begitu terimalah dulu tiga buah jurus seranganku "
Sembari berkata dengan agak sombong ia lepaskan senjata bangku bajanya dari panggung. "Ayoh Cabut senjatamu"
"Biarlah cayhe terima tiga jurus serangan anda dengan tangan kosong belaka."
Si Bangku Baja tertawa dingin, ia tidak banyak bicara lagi. senjata anehnya digetarkan kemudian langsung menumbuk batok kepala lawan-Si Lampu Hitam pengejar Sukma tidak gugup, ia murdur setengah langkah kebelakang ujung baju dikebaskan keluar. seketika muncullah lima buah lampu hitam dari balik pakaiannya langsung meluncur kemuka dan berseliweran disekeliling tubuh si Bangku baja.
Kekuatan alam yang dimiliki siBangku Baja luar biasa, ia tak usah buyarkan serangan senjata anehnya dengan datar disapu keluar. . . Praaak. . .praaak. . . Praaaak. . . memngiringi gemuruh keras, kelima buah lampu hitam tadi sudah tersapu hancur oleh serangannya.
la tidak berhenti sampai disitu saja, mengikuti gerakan tadi senjata bangkunya dengan membawa desiran angin tajam menekan batok kepaia, menghantam dada, mengetuk bahu, menyodok perut dalam sekejap mata melancarkan tiga puluh serangan gencar seketika pihak lawan kena didesak mundur tiga langkah lebar kebelakang.
"Bagus sekali seranganmu ini " bentak si-lampu Hitam Pengejar sukma. dalam sekejap mata dari balik bajunya kembali meluncur keluar belasan buah lampu hitam yang bagaikan belalang terbang diangkasa mengurung empat arah delapan penjuru.
Si Bangku Baja Auw Put Kay tak berani terlalu memandang enteng lawan, dengan gerakan 'Heng Sauw Lak Hoo' atau Menyapu Halimun Enam Benteng serta Sam Hoa Kay Teng atau tiga Bunga Berkumpul di Puncak ia sambut datangnya serangan lawan,
"Praaaaak. . . Praaaaa. . . . Praak..... " kembali terjadi suara hiruk pikuk yang memekikkan telinga. belasan buah lampu hitam yang beterbangan diangkasa itu pun sekali lagi terhajar hancur.
Ditengah tepuk tangan riuh meriah dari penonton, si Bangku Baja perlihatkan kemampuannya, dengan suatu kekuatan yang maha dahsyat ia tekan Leng cing cioe habis2an.
Keadaan yang kritis mulai mencekam seluruh kalangan, Meski Si Lampu Hitam Pengejar sukma pernah menghasut para jago lain untuk meninggalkan Pegadaian Bu-lim, dalam situasi seperti ini Lam Kong Pak menaruh rasa kasihan juga atas keadaan orang she-Leng itu.
Tampak Leng cing cloe mendengus dingin diam2 ia tarik napas panjang2, tiba2 ia buka mulutnya dan menyemburkan serentetan Cahaya darah kedepan-cahaya darah tadi meluncur kedepan laksana kilat Cepatnya, suasana dibawah panggung kontan jadi gempar. sebab siapapun tahu kepandaian ini bernama Hiat Ko Peng Jian" atau darah Sakti menyembur manusia suatu kepandaian yang membutuhkan pengumpulan hawa murni.
Dalam pada itu si Bangku Baja merasa kan daya tekaan makin lama makin berat. ia-pun kumpulkan segenap tenaga yang dimilikinya dengan mendorong bangku baja itu kedepan menyambut datangnya serangan-
"Braaaak. . ." darah segar muncrat keempat penjuru, bayangan manusia saling berpisah. pergelangan si Bangku Baja merasa ada kaku. tak tertahan lagi dengan sempoyongan ia mundur satu tombak kebelakang samentara senjata bangkunya terlepas diatas panggung,
Sedangkan si Lampu Hitam Pengejar Sukma sendiri pun ikut mundur tiga langkah kebelakang sekalipun kepandaian Hiat Ko Peng Jien-yang digunakan barusan merupakan suatu kepandaian ampuh, tetapi paling banyak membutuhkan tenaga murni, seandainya pihak lawan melancarkan serangan kembali niscaya ia bakal celaka, Untung pihak lawan tidak berbuat demikian.
Dengan wajah merah padam menahan rasa jengah si Bangku Baja pungut kembali senjata anehnya, kemudian kepada si lampu Hitam Pengejar Sukma ia menjura dan berkata: "Kepandaian silat yang dimiliki Leng-heng betul2 hebat, aku orang she-Auw mengaku kalah " Habis bicara ia putar badan dan meloncat turun dari atas panggung.
Diiringi suara tepuk tangan riuh rendah dari bawah punggung, terdengar seorang berteriak lantang: "Pemeriksaan terhadap Leng cing cioe telah selesai, atas perintah Pangcu kau diangkat sebagai Tongcu. harap segera melaporkan diri kemarkas pertama" Si Lampu Hitam Pengejar Sukma meloncat turun dari panggung dan berlalu.
Dalam pada itu Lam Kong Pak yang mengamati keadaan disekelilingnya beberapa waktu, masih belum berhasil juga mengetahui siapakah yang barusan berbicara. tapi di dengar dari nada ucapannya kalau bukan Pelindung Hukum Perkumpulan Liok Mao Pang tentulah wakil Pangcu. Diikuti si Awan Hitam chi Jie meloncat naik keatas panggung, batok kepalanya pun kelimis sehingga kelihatan sangat menggelikan sekali.
Sementara ia siap menjura keempat penjuru, mendadak dari belakang tubuhnya berdesir lewat angin tajam.
orang yang menyusul naik keatas panggung ini memiliki perawakan yang aneh sekali kepalanya seperti Melinjo, mulutnya mirip kelinci, hidungnya betet dan lagi kikinya pengkor.
Si Awan Hitam chi Jie rada tertegun segera tegurnya "oooouw. . . .kiranya 'Pat Pit Lwee Keng' atau si Dewa Guntur Berlengan Delapan Si Put Siuw Thay hiappun telah datang”
“Heeee. . . .heeeee. . . . chi Jie keluarkan simpananmu untuk minum tetek."
"Kemungkinan besar kau bisa pula merebut kedudukan seorang Tong-cu, kalau tidak mungkin kedudukanmu akan jauh dibawah si lampu Hitam Pengejar Sukma. ”
“Aaaaah. mana, mana. harap Si Thayhiap suka memberi peluang untukku"
SEPASANG kaki si Dewa guntur tangan Delapan yang pengkor menekuk kemudian Laksana segulung angin puyuh meluncur kehadapan chi Jie, tangannya yang kurus kering seperti Cakar langsung menyambat lewat
Si Awan Hitam chi Jie buang bahu menyingkir tiga langkah kesamping, sementara siap melancarkan serangan balasan, Cecar lawan dengan membawa desiran tajam dan pergunakan gerakan2 "Sang Sia ciauw ceng" atau Atas Bawah Saling Bertarung telah menggulung datang. Gerakan atas mengancam sepasang mata sambaran bawah mengancam Buah Zakar. Kecepatan gerakannya sukar dilukiskan dengan kata2.
Chi Jie terperanjat, ia tahu selama banyak tahun kepandaian silat orang telah mendapat kemajuan pesat, iapun tak ingin mundur kebelakang.
Ilmu telapak awan hitam 'Wu In cau ciang Hoat' segera dikerahkan keluar. Suatu pertarungan sengit pun segera berkobar, masing2 pihak pergunakan gerakan tercepat dan tenaga terdahsyat berusaha saling merobohkan,
Debu dan pasir beterbangan memenuhi angkasa saking hebatnya pertarungan itu sampai para penonton dibawah panggupg tak jelas melihat bayangan mereka,
"Sauw ya. kau lihat diantara mereka berdua siapa yang bakal merebut kemenangan? " tanya si Malaikat Raksasa dengan berbisik.
"sekarang masih sukar ditentukan, tapi aku rasa mereka akan berakhir dengan seri"
"Tak bisa tentukan siapa menang siapa kalah? "
"Tidak mungkin mereka berdua akan sama-sama terluka"
"Blummmm-Blummmm--bayangan manusia berpisah, bahu siawan hitam chi Jie kena tersambar, daging dan darah beterbangan memenuhi angkasa.
Sementara telinga kiri si dewa Guntur Bertangan Delapan Si Put Siuwpun kena terobek separuh, darah segar mengucur keluar dengan derasnya.
"Aaah. . .siauw-te tak ada minat melukai dirimu, harap Si-heng jangan marah." buru2 chi Jie menjura mohon maaf.
"CHI-HENG PUN harus cepat2 bubuhi mulut lukamu dengan obat" Si Dewa Guntur berien delapan pun menjura. "Sebab Cakar dari aku orang she-Si memang rada-rada kurang bersih."
Air muka chi Jie berubah hebat, ia merasa kan bahunya mulai kaku dan gatal, ia tahu cakar lawan pasti sudah direndam dalam racun jahat.
Ditengah tepuk tangan yang riuh rendah, seseorang berteriak pula: "Si Awan Hitam chi Jie diangkat sebagai Tong-cu, harap melaporkan diri ke markas pertama"
chi Jie segera menjura dan meloncat turun kebawah panggung.
= = halaman hilang = =
"Siapa diantara kalian ada yang ingin memberi petunjuk padaku? ? " kembali ia ulangi pertanyaannya .
Kembali pemuda itu berdiri diatas panggung, sambil bergendong tangan memandang kelangit, sikapnya amat congkak.
"Luar biasa " pikir Lam-kong Pak dalam hati, Walaupun koko bersumpah tidak mau berdiri berdampingan dengan diriku tapi aku tetap mengagumi dirinya kalau bukan ia tersikap sangat kurang ajar terhadap ibu, ini hari kemungkinan besar aku bisa menbantu dirinya. . . ." se konyong2-....
Sesosok bayangan merah berkelebat naik keatas panggung, dipandang sepintas lalu ilmu meringankan tubuhnya tidak terdapat keistimewaan apapun, tapi lain dalam pandangan Lam-kong Pak.
Ketika sepasang kaki orang itu melayang diatas lantai, seluruh tubuhnya hampir boleh dikata berbaring datar kemudian lambat2 turun berdiri, kalau dibandingkan dengan kepandaian dari si Bangku besi, ilmu tersebut terlebih lihay beberapa kali lipat.
Yang muncul adalah seorang gadis, seluruh tubuhnya terbungkus oleh pakaian ringkas warna merah darah, wajahnya cantik dengan potongan badan yang mengiurkan. beribu-ribu pasang mata dibawah panggung se-akan2 tumbuh akarnya, susah ditarik kembali.
Orang ini bukan lain adalah 'Hiat chin ciang ooh' atau ciang ooh tangan berdarah Yu chen, dia lah Than-cu keempat dari perkumpulan Liok Mao pang. (suatu kedudukan terakhir diantara than-cu lainnya ).
"Nona adalah? ? ..." Suma Ing segera menjura.
"Than-cu keempat. si ciang ooh Tangan Berdarah Yu chen “
“ooooouw kalau begitu Cayhe kurang hormat” “Suma siauw-hiap. silahkan-Yu Than-cu, silahkan "
Si ciang ooh Tangan berdarah tidak sungkan-sungkan lagi, laksana kilat tangannya bergerak kedepan-jari tangan tegak laksana tombak.
Dalam sekejap mata ia melancarkan tiga puluh serangan lebih, semuanya diarahkan pada jalan darah penting ditubuh Suma Ing.
Gerakan tubuh Suma Ing tidak kalah sebatnya. se-olah2 awan ditengah udara, beruntun ia menghindari tiga serangan lawan tanpa melancarkan serangan balasan-Merah dadu selembar wajah Si ciang ooh Tangan berdarah. ia tahu kepandaian lawan setingkat lebih lihay dari dirinya, jurus ampuh segera dikeluarkan semua untuk mendesak lawan Dalam sekejap mata tiap jengkal udara diatas panggung se akan2 dipusingi oleh deruan angin puyuh yang memekikkan telinga, desiran jari tangannya bagaikan bergolak.
Sungguh hebat sampai penonton yang ada dibawah panggung berteriak kaget dan mundur kebelakang.
Setelah dua puluh jurus lewat, Suma Ing tak sungkan2 lagi ia bersuit panjang, tubuhnya mencelat setinggi satu tombak. tangan kanan menyusut kemudian meluncur kedepan serentetan cahaya merah berbentuk payung segera mengurung kebawah.
Si ciang ooh Tangan berdarah tahu ilmu Payung Thian Mo san-ini adalah ilmu sakti yang ampuh sekali, diam2 ia terperanjat. dengan kerahkan segenap tenaga lweekang yang dimiliki memakai jurus 'Hwie ci-Liuw-Siang' atau jari Beterbangan Tinggalkan Wewangian ia terima datangnya serangan tersebut.
"Braaaaaks-" ditengah bentrokan keras masing2 pihak tergetar mundur selangkah kebelakang. Si ciang oh Tangan berdarah merasakan lengan kanannya sakit bagaikan patah. kembali ia terpukul mundur satu langkah kebelakang.
Ia tak tahu kalau dalam serangan ini Suma Ing cuma memakai tujuh bagian tenaganya kalau tidak niscaya ia bakal roboh binasa dalam satu jurus saja.
Bagaimanapun juga dalam perkumpulan Liok Mao Pang. Si ciang ooh Tangan Berdarah memiliki kedudukan tertinggi, ia bukan manusia sembarangan. walaupun dalam jurus pertama ia terdesak tapi ia masih memiliki dua jurus ampuh lainnya yang belum digunakan-
SETELAH menyaksikan dirinya jatuh dibawah angin, alisnya kontan melentik lima jari tangan kirinya dipentang. lima gulung desiran tajam langsung menghantam beberapa buah jalan darah penting didada Suma Ing. Kehebatan tenaga serangan membuat Suma ing terperanjat. ia menyadari bilamana ilmu sakti Thiam Mo San-belum dipelajari, maka ia bukan tandingan dari gadis itu.
Delapan bagian tenaga lweekang segera dihimpun pada sepasang telapak, dan meledaklah jurus keenam dari ilmu Payung sengkala itu ditengah udara. "Bluuuuumm---" Suma ing terdesak mundur tiga langkah kebelakang, sementara -Si ciang ooh Tangan Berdarah mundur tujuh, delapan langkah kebelakang. badannya bergoyang tiada hentinya.
dalam keadaan seperti ini Lam Kong Pak tak tahu ia harus menguatirkan keselamatan siapa, tapi ia berharap kedua belah pihak jangan sampai terluka. sebab walaupun si ciang ooh Tangan Berdarah pernah coba mendekati dirinya dengan cara yang kurang sopan, tapi bagaimana pun juga ia masih memberi muka kepadanya sehingga melepaskan benteng Hwie Him Poo.
Makin bertarung Suma ing semakin naik pitam, ia mendengus dingin. dengan menghimpun sembilan bagian tenaga murninya kembali ia melancarkan sebuah serangan dengan jurus kesembilan ilmu sakti Payung Sengkala.
Terdengar deruan angin tajam bergetar membelah bumi, se-akan2 gulungan ombak ditengah samudra membuat seluruh permukaan bergetar keras. serentetan cahaya merah tua meluncur keluar dari telapaknya langsung menghantam kedepan.
Si ciang ooh Tangan Berdarah sadar sisinya sangat berbahaya, segera ia menggunakan jurus terakhir dari ilmu saktinya 'Ki Thian Hua Teh' atau Menuding langit menggurat bumi sambut serangan tersebut.
"Bluuumm---" Asap debu berterbangan memenuhi angkasa, para hadirin jadi kacau balau. suasana hiruk pikuk sudut panggung tergetar ambruk sehingga hampir2 saja menghantam para penonton disampingnya.
Suma ing tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang, sedang si ciang ooh Tangan berdarah mundur keujung panggung dengan sempoyongan, darah kental mengucur keluar menodai ujung bibirnya, jelas isi perutnya sudah tergetar luka.
"Maaf maaf" Suma ing segera menjura, “Harap Yu Than-cu suka memaafkan tindakan cayhe, karena tak bisa menahan diri sehingga melukai dirimu."
"Aaaaah--Suma Sauw-hiap terlalu sungkan kepandaian silatmu terbukti jauh lebih lihay setingkat. Pun Than-cu akui bukan tandinganmu "
Selesai bicara ia segera meloncat turun dari atas panggung, kali ini dari bawah panggung tidak kedengaran suara sorak-sorai memuji. hal ini disebabkan Yu chen mendapat simpatik dalam kalangan perkumpulan Liok-mao Pang semua orang tak tega menyusahkan dirinya lagi.
Kembali Suma ing menjura keempat penjuru sambil berseru: "Siapa lagi yang ingin naik keatas panggung untuk memberi petunjuk kepadaku? "
Mendadak ada orang berseru keras: "Suma Sauw-hiap. apabila kau berhenti sampai disini saja. atas perintah pangcu. kau diberi kedudukan sebagai Than-cu. seandainya kau ingin menjajal sekali lagi. Pangcu akan merasa semakin senang "
Suma ing berpaling kearah loteng ditempat kejauhan lalu menjura dengan sangat hormat: "Suma ing pasti tak akan mengecewakan harapan Pangcu, aku rela dijajal sekali"
"Bagus " Dari tengah udara melayang datang suara pujian-"Lanjutkan ujian ilmu silat ini" Suma ing berpaling keempat penjuru, terlaknya lantang: "Siapa yang ingin naik keatas panggung memberi petunjuk kepadaku? "
Ucapan ini diulangi sampai tiga kali, namun suasana dibawah panggung tetap sunyi senyap. jelas semua orang sudah dibuat jeri akan kelihaian ilmu silat dari Suma ing.
Mendadak. . . .
Sesosok bayangan manusia melayang datang dari tengah udara, begitu ringan bagaikan selembar daun kering. melayang kekiri berputar kekanan kemudian hinggap diatas panggung tanpa mengeluarkan sedikit suara pun.
orang itu punya potongan badan yang amat langsing, jelas seorang perempuan tapi lain halnya dengan Si ciang ooh, Tangan berdarah, wajahnya berkerudung kain warna biru sehingga siapapun sulit untuk melihat wajahnya. Menyaksikan kehadiran orang itu, Suma ing tertegun. "cayhe Suma ing. tolong tanya nona adaalah. ? ”
“Salah seorang diantara tiga Pelindung Hukum perkumpulan "
"Tolong tanya nama Hu Hoat adalah. ”
“Kau tidak pantas mengetahui nama besar Pun Hu Hoat"
“Kalau begitu, cayhepun tak usah paksakan diri untuk mengetahui hal itu. Nah silahkan"
"Tunggu sebentar" seru orang berkerudung itu. "Mengapa kau mengenakan kain kerudung diatas wajahmu?"
"Soal ini. . .mungkin mempunyai alasan yang sama dengan Hu Hoat."
"Belum tentu " "Bagaimana bisa belum tentu? "
"Aku kira wajahmu sudah dirusak seseorang" "Kalau sudah tahu. apa gunanya bertanya kembali? "
"Bertanya kepadamu. agar hatiku kembali merasa sedih "
Pada dasarnya watak Suma ing tinggi hati dan angkuh, sejak wajahnya dirusak orang wataknya makin berangasan. ia paling takut ada orang mengejek tentang kejelekan tersebut.
Kini mendengar ejekan tersebut. ia jadi naikpitam. segera bentaknya: "cayhe tidak saling mengenal dengan diri Hu Hoat, tentu saja tak mungkin terikat oleh dendam atau sakit hati. mengapa Hu-Hoat mengucapkan kata2 yang melukai orang? ? ? "
“Hmmmm bukan saja akan kulukai hatimu, nanti aku pun akan turun tangan melukai dirimu "
Tak kuasa Lam kong Pak yang ikut mendengar jadi tergetar, ia dengarkan nada ucapan gadis itu dengan seksama. hatinya semakin terjelos. sebab ia dapat mengenali suara tersebut merupakan logat dari seorang gadis yang dikenalnya.
“Hu Hoat. kau jangan terlalu sombong dulu. belum tentu yang menang adalah kau "
"Tidak salah. sebelum bergebrak. memang cuma ada sepatah kata ini saja untuk menghibur diri sendiri.”
“Haaaaa. . . .haaaaa. . . .haaaa. "
Suma ing tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya. "cayhe datang kemari dengan maksud menggabungkan diri dengan perkumpulan anda. berkat kebaikan budi Pangcu. suruh terjang lautan api akan kuterjang. naik kegunung golok akan kulewati. sekalipun mati tak akan kutolak. tapi kalau ada orang hendak main2 dengan aku, cayhepun bukan seseorang manusia yang takut akan mencari urusan "
"Tidak salah. justru disebabkan kau adalah tuan muda dari Pegadaian Bu-lim maka Pangcu perkumpulan kami memandang tinggi dirimu. tapi kalau majikan pegadaian Bu-lim sendiri yang datang berkunjung. Pun Hu-hoat percaya ia dapat merebut kedudukan sebagai Hu Pangcu "
"Tentang soal ini aku rasa Hu-Hoat memang jauh lebih mengerti, cayhe tak usah banyak ribut."
"Kau mau ribut atau tidak sama saja, karena kau dan majikan pemilik pegadaian Bu-lim sama2 merupakan manusia berbahaya yang cuma berani membokong orang dari belakang "
Suma ing benar2 naik pitam dibuatnya. "Kapan cayhe pernah membokong orang? " bentaknya,
"Pulang dan tanyalah persoalan ini kepada Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim, maka ia akan tahu dengan jelas. Hmm kalau dia tidak membokong orang, darimana ia dapatkan ilmu sakti Payung sengkala tersebut? "
"Hmmm. . . Hmmm. . .cayhe sudah melepaskan diri dari Pegadaian Bu-lim, Silahkan Hu Hoat mencari sendiri majikan Pegadaian Bu-lim dan bikin perhitungan dengan dirinya "
"Tentu saja harus bikin perhitungan, hanya saja ini hari aku ingin menagih kembali separuh dari nilai yang harus kudapati kembali dari tubuhmu "
"cayhe tidak suka bergurau dengan dirimu. mungkin diriku bisa mendatangkan kekecewaan bagimu? " "Kau anggap setelah sembilan jurus ilmu Thian-mo-San kau kuasai. lantas dikolong langit sudah tak ada orang yang bisa menandingi dirimu lagi? "
Tak kuasa Suma ing dibuat tertegun.
"Mungkin kau pun bisa mainkan ilmu saperti Thian-Mo San tersebut? " tanyanya.
"Mungkin tidak lama kemudian kau bia tahu sendiri. ilmu sakti Thian-Mo-San ini berhasil kau curi belajar dari mana? "
"Hu-Hoat. kalau bicara lebih baik tahulah sedikit tata kesopanan "
"Aku rasa perkataanku sudah cukup sopan."
Pada saat ini Lam-kong Pak sudah kenal siapakah gadis itu, diam2 ia mengeluh. kiranya ia kenali suara dari sang Pelindung Hukum ini bukan lain adalah sang dewi dari kawah gunung berapi 'Hwee San Sian cu' Coe Lie Yap adanya.
Asalkan gadis itu turun tangan, segera pemuda kita bisa membuktikan benarkah dia atau bukan-
Lam Kong Pak sangat berharap bukan dia. sebab kalau benar dia, Seumpama gadis itu bukan tandingan dari Suma ing ia pun tak bisa turun tangan membantu. lagi pula saat ini orang she Suma itu sedang naik pitam, ia takut gadis tersebut menemui celaka ditangannya.
Apalagi menurut apa yang diketahui Lam Kong Pak, ilmu sakti Thian Mo San-yang berhasil dikuasai Coe Lie Yap hanya tiga jurus permulaan, ia belum bisa dibandingkan dengan Suma ing. dengan kekalahan pasti terbayang dihadapannya. Dan kini. ia sudah bisa membuktikan bahwa gadis berkerudung itu adalah Coe Li Yap sebab bukan saja nada suaranya adalah logat gadis itu. bahkan potongan badan serta ilmu meringankan tubuhnya pun tidak berbeda,
Lam kong Pak amat gelisah, tak kuasa lagi ia mulai garuk2 kepala yang tidak gatal.
Dengan pandangan Curiga siMalaikat raksasa Loo Liang Jen melirik sekejap kearahnya. "Sauw-ya " ia berseru. "Kau.
. .kau. . .kau kenapa sih? ”
“Aku? ooouw. . .aku. . .aku tidak apa2 "
Tapi makin didengar ia semakin membuktikan kalau dia adalah Coe Lie Yap. Berhubung ia pernah mendapat warisan ilmu silat dari gadis itu, lagi pula hawa murni oei ci Hiu sahabat karib dari Sian Yen Ping ayah Coe Lie Yap pernah dibuyarkan olehnya. selama ini Lam kong Pak merasa telah salah melakukan suatu pekerjaan, ia rasa bilamana malam ini dia tidak turun tangan membantu maka hatinya bakal selalu tidak tenteram.
Dalam pada itu hawa gusar yang berkobar dalam rongga dada Suma ing sudah tak terkendalikan lagi, ia menghardik:
"Sudah kau tak usah bersilat lidah terus, ayoh kita buktikan dengan ilmu silat kita"
"Hmm siapa yang jeri padamu "
Kedua orang itu segera berpisah dan membuat posisi yang dirasakan menguntungkan diri sendiri. Menyaksikan posisi orang, Seluruh tubuh Suma Ing tergetar keras.
"Kau pun menguasai ilmu sakti Thian Mo San? " serunya,
"Membicarakan soal ilmu sakti Thian Mo San seharusnya kau adalah cucu muridku" “Harap kau suka menyebutkan nama besarmu" kata Suma ing sambil menahan hawa gusarnya.
"Kau tak pantas untuk mengetahuinya "
"Aku lihat kau tikak berani mengutarakan siapa namamu
"
"Lebih baik kau tarik kembali permainanmu itu. Pun Hu
Hoat tidak suka dengan permainan macam itu"
Sementara itu si Malaikat Raksasa yang ada dibawah panggung melihat air muka Lam Kong Pak semakin tidak tenteram lagi. segera ia bertanya: "Sauw ya. apakah hatimu merasa tidak tenteram? "
"Eeeeehmm. ”
“Kenapa? "
"Beritahu padamu pun percuma "
"Belum tentu. jangan kau anggap aku bodoh dan tidak berotak. kadang kala dalam benakku masih bisa muncul pula akal2 setan"
Waktu itu pikiran Lam Kong Pak benar2 sudah kalut ia merasa memberitahukan persoalan ini kepada si Malaikat Raksasa tak ada ruginya, maka ia segera membeberkan hal ikhwal tersebut kepadanya.
Tampak si Malaikat Raksasa tundukkan kepala berpikir sejenak. lalu katanya:
"Demikian saja bilamana keadaan terdesak biarlah aku yang perlihatkan diri, dan memberi pertolongan kepada gadis itu "
"JANGAN saat itu kau tak akan bisa lolos dari cengkeraman perkumpulan Liok Mao Pang " "Kalau gagal melarikan diri dari sini pun tak mengapa, aku bisa menyerah kepada mereka "
"Apa? ? ? "
"Menyerah dengan demikian selembar nyawaku bisa diselamatkan. apakah tenaga kerbau yang aku Loo Liang Jen miliki tak beguna bagi mereka? ? "
"Harap kau jangan teruskan ucapanmu dahulu aku masih mengira kau. ”
“Sauw-ya. kau sudah salah mengira"
"Aku tak pernah salah menduga, kaulah terlalu tidak punya semangat apa bedanya dirimu dengan si Hantu Hitam Pengejar Sukma sekalian? "
"Tentu saja berbeda. sebab aku cuma pura-pura menyerah "
"Pura2 menyerah? "
Lam kong Pak terperanjat, ia tidak menyangka Loo Liang Jen bisa memikirkan cara tersebut. perduli cara ini bisa dilaksanakan dengan lancar atau tidak. bagaimanapun jauh lebih bagus daripada sama sekali tak punya akal.
"Bagaimana kau hendak pura2 menyerah? " kembali Lam kong Pak bertanya.
"Gampang sekali. nanti apabila nona Coe terdesak dibawah angin. aku segera meloncat naik keatas panggung dan melancarkan sebuah serangan bokongan kearahnya."
"Jangan dia adalah engkohku. aku tidak tega melihat ia dihajar sampai babak belur"
"Aku tidak sampai memukul dirinya hingga modar, asalkan pertarungan ini bisa dibubarkan tanpa menentukan siapa menang siapa kalah. itu sudah cukup " "Kau anggap orang2 dari perkumpulan Liok Mao Pang suka mempercayai dirinya? "
"Kenapa mereka tak suka mempercayai diriku? pertama nona Coe tidak kenal aku. orang2 Liok Mao Pang tentu saja tak dapat menganggap aku punya maksud untuk membantu nona Coe “
“Lalu apa sebabnya kau turun tangan? "
"Sebab aku merasa tidak leluasa melihat kesombongan dan keangkuhan Suma Ing.”
“Hmm kau anggap Suma Ing tak punya mulut untuk membantah? ”
“Kalau ia punya mulut. lalu kenapa? "
"Ia bisa mengatakan kau adalah orang kepercayaan dari si majikan pemilik pegadaian Bu-lim dan sengaja datang untuk pura2 menyerah "
"Tidak mungkin, aku punya akal untuk memaksa mereka percayai perkataanku “
“coba katakan "
"Aku bisa mangatakan dalam pegadaian Bu-lim aku pun ada maksud melepaskan dari mereka. hanya tidak ingin melakukan perjalanan ber-sama2 Suma Ing. maka menunggu setelah mereka berlalu, diam2 aku-pun melarikan diri dari Pegadaian Bu-lim"
"Eeeehmm. . . bagus sih bagus. cuma rada menempuh bahaya. kau harus tabu seandainya kurang cermat kau sampai terjatuh ketangan orang2 perkumpulan Liok Mao Pang aku tidak punya keyakinan untuk menolong kau keluar dari sini "
"Tidak. Sauw-ya. asalkan kau mengerjakan pekerjaan sesuai dengan rencana kita semula. sudah cukup, Seumpama kau yang terjatuh ketangan orang2 perkumpulan Liok Mao Pang, aku maSih punya akal untuk menolong kau keluar,"
Lam kong Pak melirik Sekejap kearah Loo Liang Jen, ia benar2 meresapi kata yang mengatakan "Menilai orang jangan menilai dari raut wajahnya" dahulu ia Selalu menganggap Loo Lian Jen Sebagai gentong nasi yang tak punya akal dan tahunya perut selalu kenyang siapa sargka kejadian jauh diluar dugaannya, ia memiliki kecerdikan yang jauh lebih hebat dari orang lain,
"Baiklah, kita lihat saja nanti" katanya kemudian,
dalam pada itu Suma Ing yang ada diatas panggung telah tertawa dingin tiada hentinya. "Lihat serangan " tiba2 ia berseru.
Ditengah bentakan keras, ilmu sakti Thian Mo San segera dilancarkan keluar. Inilah jurus pertama 'cong Koei Kay san'. atau cong Koei membuka payung.
Gadis berkerudung itu tidak berkelit mau pun menghindar. iapun mengeluarkan jurus pertama cong Koei Kay San-untuk memapaki datangnya serangan tersebut.
"Gaedaaaarrr. . . " sudut panggung kembali ambruk termakan pusingan angin puyuh, pasir debu beterbangan memenuhi angkasa. deruan angin tajam menyambar silih berganti. sepulub tombak sekeliling kalangan tergetar keras se-akan2 gempa dahsyat.
Suma Ing tergetar mundur tiga langkah kebelaKang, sedangkan gadis berkerudung itu pun mundur tidak kurang tidak lebih tiga langkah pula.
Lam Kong Pak tidak ragu2 lagi ia tahu gadis berkerudung itu adalah Coe Lie Yap tapi ia pun paham. mengapa Coe Lie Yap menggabungkan diri pada perkumpulan Liok Mao Pang dan menjabat sebagai seorang pelindung hukum.
sekarang ia makin gelisah, tiada hentinya ia menggaruk kepala yang tidak gatal
"sauw-ya. kau tak usah gelisah. nanti lakukanlah menurut akalku " bisik si Malaikat Raksasa.
Setelah menerima serangan tadi, Coe Lie Yap merasa amat terperanjat, ia tidak menyangka ilmu silatnya yang dicuri orang malahan jauh lebih dahsyat setingkat dari pada kepandaian sendiri.
Walaupun dalam bentrokan barusan kedua orang itu berhasil merebut posisi seimbang tapi dipandang dari sudut Coe Lie Yap ia merasa dirinya berada dibawah angin. sebab ia melatih ilmu sakti Thian Mo San ini beberapa tahun sebelum Suma Ing. hanya saja disebabkan dia seorang gadis, tenaga lweekangnya terbatas maka dalam bentrokan barusan hanya berhasil mengimbangi kekuatan lawan belaka.
Gadis itu merasa sangat tidak puas ia kumpulkan tenaga murni delapan bagian, kemudian dengan menggunakan jurus kedua 'Hwee San Toa cang' atau Payung Api Pentang Melebar segera mendesak lawannya.