Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 18 : Panji yang berkibar

BAB 18 Panji yang berkibar

Perubahan itu yang terjadi secara tiba-tiba, karena perubahan itu sepasang pedang menancap di tubuh kedua orang itu.

Hua Hui dan Bu Tong dengan cepat mundur, sepasang pedang itu terbawa mereka dengan cepat.

Hua Hui dan Bu Tong berteriak di tengah-tengah udara, dan mempercepat laju mundur mereka.

Mereka tidak sempat membalikkan tubuh untuk menahan serangan pedang, karena mereka tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. Satu-satunya cara dalam pikiran mereka untuk menghindar adalah dengan cara berlari secepatnya.

Mereka berdua melewati panggung, melewati kepala para penonton, tapi pedang emas itu masih mengikuti mereka, akhirnya mereka menabrak tiang.

Ilmu silat Bu Tong dan Hua Hui sangat tinggi, begitu menabrak tiang, tiang itu yang patah, ternyata tiang itu adalah tiang di mana terpasang kedua panji negara. Di bawah sinar matahari, kedua panji itu bersama-sama terjatuh, jatuh dengan posisi berkibar terlebih dahulu, benar-benar pemandangan yang unik untuk dilihat!

Tampak tenaga Hua Hui dan Bu Tong sudah habis, pangeran Jin tidak mau terus mengejar kedua orang itu, tapi dia mengambil pedang yang terjatuh ketika terjadi tabrakkan dengan tiang panji, dia merasa takut kedua pedang emas ini akan jatuh ke tangan orang Song. Istri gurunya sangat menyayangi kedua pedang ini, Pangeran Jin tidak berani membuat istri gurunya marah!

Dia pernah melihat sewaktu istri gurunya marah dia tega membelah 11 tubuh orang, dan merobek tubuh orang yang masih hidup, lalu melemparkan ke dalam kobaran api.

Walaupun dia paling disayang oleh Xi Yi Jin Yan, tapi dia tetap tidak berani berbuat sembar angan.

Yang terpenting sekarang adalah dia berhasil memaksa Hua Hui dan Bu Tong turun dari panggung.

0-0-0

Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong bisa lolos dari maut, kakinya menapak tanah, darah menetes, wajah mereka pucat, mereka hampir pingsan.

Darah penonton mulai mendidih, Hua Hui berteriak, "Tidak tahu malu!"

Dengan santai Pangeran Jin dari atas panggung berkata, "Yang terpenting kalian sudah kalah!"

Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Pangeran Jin berturut- turut memenangkan 3 babak, kalau menang satu babak lagi, maka pertarungan kali ini akan dimenangkan oleh pihak Jin!"

Para pertarungan pertama yang menang sebenarnya adalah pihak -Song, meskipun dengan dua kali menang, dua kali kalah, dan 3 kali seri.

Pada pertarungan kedua, pihak Song sudah 3 kali kalah dalam 3 babak. Kalau pihak Song ingin menang, harus memenangkan 4 babak secara berturut-turut. Apakah pihak Song akan kalah?

Berturut-turut memenangkan 4 babak, apakah itu mungkin? Pangeran Jin yang masih berada di atas panggung menjadi simbol tidak terkalahkan.

Sombong, gila, kejam, dingin, dan licik.

0-0-0

Xin Wu Er marah dan meraung, "Babak ini tidak bisa dihitung!"

Pangeran Jin berkata, "Kalau kau tidak terima, mereka boleh naik lagi ke atas panggung, masih ada satu babak lagi."

Dalam pikiran Hua Hui dan Bu Tong, semua ini sudah sangat jelas, sejak awal tadi mereka tidak terus menempel Pangeran Jin, mereka tidak akan bisa memaksa Pangeran Jin mundur.

Kalau kali ini mereka naik lagi, Pangeran Jin pasti sudah mempunyai persiapan matang.

Apalagi saat ini mereka semua sudah terluka.

Mereka tidak akan bisa menahan kedua pedang Pangeran Jin.

Walaupun Pangeran Jin memakai cara licik, tapi dalam satu jurus dia bisa membuat

Hua Hui dan Bu Tong terluka, ilmu pedangnya ganas dan cepat.

Hua Hui dan Bu Tong tidak bisa menghadapi jurus ini.

Sebenarnya Pangeran Jin ingin membunuh mereka, sejak tadi dia telah mengeluarkan kata-kata penghinaan supaya mereka berdua naik lagi ke atas panggung, ternyata siasatnya berhasil. Pendeta Bu Tong segera berkata, "Baiklah, kami akan bertarung kembali denganmu, apa yang perlu ditakutkan?"

0-0-0

Tiba-tiba ada seseorang yang berkata, "Aku yang akan naik!" Penonton tampak bergerak-gerak dengan gelisah, Hua Hui dan Bu Tong melihat ke arah orang itu, ternyata dia adalah seorang pemuda berbaju hitam, pelan-pelan berjalan menuju panggung.

Hati Hua Hui dan Bu Tong bergetar, dalam hati mereka bertanya, "Wo Shi Shui?"

Mereka terkejut karena tadi sudah terlihat kalau Wo Shi Shui sudah terluka parah, sekarang dia sudah bisa berdiri dan sepertinya dia sudah pulih separuh tenaganya. Dan sekarang dia sedang berjalan menuju panggung siap bertarung dengan Pangeran Jin.

Hua Hui dan Bu Tong tahu'mereka tidak akan bisa memenangkan babak ini. Tapi bagaimana dengan Wo Shi Shui? Apakah dia mampu melakukannya?

Apalagi saat ini dia sedang terluka parah.

Apalagi kalau dia bertarung dan hasilnya dia yang kalah, artinya pihak Song akan kalah total.

Hua Hui dan Bu Tong meragukan kalau Wo Shi Shui mampu memenangkan babak ini, penonton mulai berbisik-bisik, "Pendekar Wo Shi

Shui sudah keluar, kali ini dia harus menang!" "Pukul anjing Jin itu dan usir kembali ke negaranya!" "Tapi Pendekar Wo terluka parah!"

"Apakah dia bisa mengalahkan Pangeran Jin?"

Kata-kata penonton yang diucapkan tadi merupakan kata-kata yang ingin diucapkan Hua Hui dan Bu Tong

0-0-0

Dengan bersusah payah Wo Shi Shui berjalan ke panggung, dia pura-pura tidak merasa lelah karena saat ini musuhnya sedang menatapnya dari atas panggung.

Entah mengapa hatinya tidak tenang, mungkin karena dia tahu walaupun Hua Hui dan Bu Tong naik, mereka akan mati, begitu juga dengan dirinya, dia hanya mengorbankan nyawanya. Tapi untuk masalah pengorbanan nyawa tidak ada seorangpun yang sangsi kepadanya!

Dia sadar dengan kemampuan ilmu silatnya sekarang, ingin menang dari Pangeran Jin, itu hanya mimpi saja!

Dia hanya ingin membuat Pangeran Jin lengah, dan menarik Pangeran Jin turun dari panggung.

Kalau nasibnya mujur, satu nyawa akan diganti dengan nyawa lainnya.

Karena itu selangkah demi selangkah, dengan tekad dan keberanian kuat, dia melangkah dengan mantap. Tapi setiap langkahnya terasa sakit ini karena lukanya belum pulih.

Sebenarnya dia butuh istirahat—

Tapi sekarang ini negara membutuhkan pembelaannya.

0-0-0

Bila Wo Shi Shui sudah menentukan sesuatu, di dunia ini hanya ada satu orang yang bisa menghentikannya, sedangkan yang lain tidak akan ada yang bisa.

Bahkan Shen Tai Gong pun tidak akan mampu melakukannya.

Tapi saat ini hanya Shen Tai Gong lah yang bisa mengucapkan beberapa kalimat kepadanya.

Dia tidak peduli apakah Wo Shi Shui mau mendengar nasihatnya atau tidak, "Kalau kau mati, akupun tidak ingin hidup lagi."

Tentu saja Shen Tai Gong sudah melihat bahwa Wo Shi Shui tidak akan mampu melawan Pangeran Jin, diapun sudah melihat kalau luka Wo Shi Shui sangat parah, dan dia melihat rasa percaya diri Wo Shi Shui sudah hilang.

— Mengorbankan nyawa.

— Mengorbankan nyawa sendiri, bukan nyawa orang lain. Tapi Shen Tai' Gomg tidak sanggup menghalangi niat Wo Shi Shui, dia berpikir lebih baik membiarkan Wo Shi Shui melakukan apa yang dia inginkan.

Orang yang bisa menghalangi Wo Shi Shui sampai saat ini belum tiba.

Shen Tai Gong hanya bisa menentukan satu hal.

Kalau" Wo Shi Shui bertarung dengan Pangeran Jin, dan hasilnya adalah Wo Shi Shui mati, orang berikutnya yang akan naik panggung adalah dia.

0-0-0

Pangeran Jin tertawa dalam hati, dia merasa sangat senang.

Sekali melihatpun dia sudah tahu kalau Wo Shi Shui sudah terluka parah, dan begitu dia melihat Wo Shi Shui akan naik ke atas panggung, dia sudah tahu kalau Wo Shi Shui datang untuk mengorbankan nyawanya sendiri. Di dunia ini Wo Shi Shui adalah orang nomor satu yang paling tidak peduli dengan nyawanya sendiri.

Kalau ada pesilat yang ilmunya setara dengan Wo Shi Shui, kemudian bertarung dengan Wo Shi Shui, maka orang itu pasti akan kalah.

Karena Wo Shi Shui berani mengorbankan nyawanya.

Semua ini diketahui dengan jelas oleh Pangeran Jin, dan dia bisa tenang menghadapi

Wo Shi Shui, karena ilmu silatnya tidak berada di bawah Wo Shi Shui.

Lebih-lebih karena dia mempunyai dua pedang pembunuh, tidak ada waktu bagi Wo Shi Shui untuk menyerangnya.

Dia hanya menunggu Wo Shi Shui datang mengantarkan nyawanya.

Menunggu Shi Wen Sheng meneriakkan, "Pihak Jin memenangkan semua pertarungan ini!"

0-0-0

Matahari sudah berada di sebelah barat.

Dua tiang panji tergeletak di tanah, sinar matahari menyinari panggung pertarungan. Pangeran Jin dengan santai berdiri di atas panggung, selangkah demi selangkah Wo Shi Shui berjalan ke atas panggung----

Wo Shi Shui melihat ke atas, semua orang tahu ini akan menjadi pertarungan yang hebat. Dan pertarungan yang menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang----

Kalau Wo Shi Shui sudah naik ke atas panggung, ada petir menyambarpun dia tidak akan turun, kecuali bila bisa ditentukan siapa yang kalah atau menang, apakah pihak Jin atau pihak Song, baru dia akan turun.

Mata Wo Shi Shui dari Pangeran Jin beradu, seperti ada kilat yang saling beradu, Wo Shi Shui merasa tubuhnya menjadi dingin dan hatinya bergetar. Tapi dia sudah bertekad, sebelum hilang keberaniannya, dia harus sudah berdiri di atas panggung----

Segera dia terbang ke atas panggung.

Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, babak keempat juga babak penentuan. Pangeran Jin Zhen Ying akan berhadapan dengan pihak Song—

Waktu itu terdengar suara ringkikan kuda yang memotong perkataan Shi Wen Sheng, dan menghentikan langkah Wo Shi Shui ke atas panggung.

0-0-0

Ringkikan kuda terdengar panjang, datang dari luar panggung pertarungan. Orang itu membawa kegembiraan dan harapan setiap orang!

Kuda berlari dengan sangat cepat, seekor kuda dan seorang penunggang berbaju putih tampak seperti terbang. Kuda dan penungangnya seperti menyatu menjadi sebuah garis, pada saat melewati tiang panji dengan cepat dia mencabut tiang yang sudah patah itu.

"Song."

"Jin."

Kedua panji itu sudah berada di tangannya. Angin kencang berhembus, orang itu seperti mempunyai sepasang sayap. Penonton dengan heran melihatnya, tapi tetap memberikan jalan.

Kuda itu membawanya ke arah panggung, setelah itu berhenti secara tiba-tiba, Kuda meringkik lagi, kakinya masih terus digerakkan. Orang yang berada di atas kuda seperti mempunyai sepasang sayap, dia membawa kedua  panji  itu.  Sebelum   Wo   Shi

Shui naik ke atas panggung, dia dulu yang naik ke sana. Melihat gerakan orang itu, wajah Pangeran Jin tampak berubah.

Pedang yang masih dipegang di kedua tangannya sudah menghilang dan telapaknya segera dikeluarkan.

"QingYanZhang."

Hanya dalam waktu singkat dia sudah melancarkan serangan 36 jurus!

Kedua panji yang berada di tangan orang itu masih tampak berkibar.

Semua kekuatan telapak Pangeran Jin diarahkan kepada kedua panji itu, panji itu dengan ringan menahan serangan Qing Yan Zhang yang dipukulkan dengan ringan, membuat jurus ini tidak bisa mengeluarkan kekuatan dasyatnya!

36 jurus sudah berlalu, Shi Wen Sheng yang berada di atas panggung berteriak dengan kaget, "FangZhen Mei!"

Begitu ketiga kata itu diucapkan, di bawah panggung langsung berubah menjadi seperti air yang bergejolak.

Wo Shi Shui yang berada di bawah panggung berhenti melangkah, matanya kembali terlihat bersemangat.

Satu-satunya orang yang bisa menghalanginya naik ke atas panggung akhirnya sudah tiba.

0-0-0

Begitu 36 jurus sudah berlalu, kedua panji itu sudah melilit kedua tangan Pangeran Jin, ditarik, digulung, diputar, dan terakhir didorong----

Begitu tangannya ditarik, Pangeran Jin mengeluarkan hembusan nafas dan juga bersuara, tapi kakinya segera memasang kuda-kuda, biarpun ditarik dia tidak akan terseret.

Begitu tangannya tergulung, tenaganya berubah, Pangeran dengan cepat menjaga keseimbangannya, tubuhnya hanya sempat miring sedikit.

Begitu tangannya diputar, tenaga dari kedua panji itu malah mengeluarkan tenaga sebaliknya. Tapi kuda-kuda Pangeran Jin tetap kokoh, dia sama sekali tidak tergoyahkan.

Begitu panji itu melewatinya dan tenaga berputarnya menghilang, Pangeran Jin dibuat meloncat ke atas.

Pada saat dia didorong, panji yang berada di kiri terasa berat, sedangkan panji kanan terasa ringan, tenaga yang dikeluarkan sangat tepat. Pangeran Jin keluar dari panggung. Di tengah kesibukan tangannya mencengkram sana sini, dia berhasil mencengkram tangan kiri lawan. Dan lawan nya melepaskan panji itu.

Pangeran Jin membawa panji itu terbang keluar dari panggung.

Di tengah udara dia bersalto 3 kali dan mendarat kembali.

Kedua panji itu dalam waktu yang singkat telah mengeluarkan 5 kekuatan yang berbeda, akhirnya berhasil membuat Pangeran Jin keluar dari panggung pertarungan! Begitu Pangeran Jin mendarat di bawah, dia baru sadar telah memegang sesuatu, begitu dia melepaskan genggamannya, panji negara Jin telah menutupi kepalanya tanpa ada tenaga apapun.

Pangeran Jin merasa malu sekaligus marah, dia mundur 2 langkah, menghindari panji yang akan menutupi kepalanya. Dia melihat orang yang berada di atas panggung yang mengenakan baju putih, dia berlari ke kiri dan ke kanan, kemudian kedua tangannya diangkat, terdengar suara CAP, dia menancapkan panji Song di atas panggung. Di bawah sinar matahari yang akan terbenam, panji negara Song ini terlihat berkibar dengan gagahnya di atas panggung!

Baju putih orang yang masih ada di atas panggung, tampak berkibar tertiup angin, walaupun bajunya dipenuhi dengan debu karena telah melakukan perjalanan jauh, rambutnya berantakan, dan nafasnya terdengar masih terengah-engah, tapi sikapnya terlihat sangat tenang. Dia memberi hormat kepada Pangeran Jin sambil tertawa berkata, "Aku mohon maaf."

Pangeran Jin seperti baru terbangun dari mimpinya, dari balik giginya terdengar 3 kata, "Fang—Zhen—Mei?"

Orang yang berada di atas panggung tertawa, "Benar, aku  adalah Fang Zhen Mei."

0-0-0

Sorakan penonton seperti suara guruh yang menggelegar, beberapa ribu mulut berbicara pada saat bersamaan, sampai tidak terdengar apa yang mereka ucapkan sendiri. Mereka hanya merasa senang dan senang!

Wajah Wo Shi Shui pun terlihat senang dan dia tertawa.

Shen Tai Gong berteriak-teriak karena senang, dia menepuk pundak Bao Xian Ding.

Bao Xian Ding yang sedang terluka karena tepukan itu membuatnya merasa sakit, karena sakit dia berteriak. Tepat saat itu dia memang ingin berteriak karena merasa senang, maka rasa sakit dan senang bercamptir dalam teriakan.

Xia Hou Lie dan Ge La Tu tampak ketakutan, wajah Wan Yan Zhu menjadi pucat.

Fang Zhen Mei sudah 3 kali mengusirnya keluar dari wilayah negara Song, sekarang dia muncul lagi!

Tapi Fang Zhen Mei yang masih berada di atas panggung sadar dia bisa dengan begitu mudah menang karena Pangeran Jin terlalu menganggap enteng musuhnya.

Fang Zhen Mei selalu menang dalam setiap pertarungan dan tidak terkalahkan, semua ini ada hubungannya dengan sifat Fang Zhen Mei.

Dia tidak pernah menganggap enteng orang-orang yang ada di sekitarnya, apalagi terhadap musuh.

Karena itu dalam satu jurus dia bisa memaksa Pangeran Jin turun dari panggung. Ini hanya sebuah panggung belum tentu kalau berada di tempat lain.

Hal ini sama-sama diketahui oleh Pangeran Jin dan Fang Zhen Mei sendiri.

0-0-0

Shi Wen Sheng dengan suara lemah berkata, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, pertarungan kedua kali pada babak keempat, Fang Zhen Mei dari pihak Song menang atas Pangeran Jin."

Dengan pandangan galak Pangeran Jin melihat ke atas panggung. Shen Tai Gong segera mengambil kesempatan, dengan cepat dan singkat menjelaskan keadaan yang sudah terjadi, "Pertarungan pertama kita menang dua kali, kalah 3 kali, dan seri 3 kali, karena tidak ada yang menang dan kalah, maka diadakan pertarungan untuk kedua kalinya. Jin Zhen Ying berturut-turut telah memenangkan 3 babak tadi kau telah memenangkan satu babak, berarti posisinya sekarang adalah 3 kalah dan l menang."

Fang Zhen Mei mengangguk, dia tahu paling sedikit dia harus menang 3 babak berturut-turut, pihak Song baru bisa menang, bila kalah dalam satu babak, pihak Song akan kalah total.

Shen Tai Gong melanjutkan lagi, "Xin Wu Er telah bertarung dengan Xi Wu Hou, sekarang Xin Wii Er sudah terluka parah, aku bertarung dengan Ge La Tu. Wo Shi Shui bertarung dengan Xia Hou Lie untuk kedua kalinya kalah dan juga terluka, Pendekar Bao sudah bertarung dengan Wan Yan Ehu, diapun terluka parah. Pendekar Long terluka karena dipukul Pangeran Jin Zhen Ying. Hua Hui dan Bu Tong juga terluka parah dan jatuh ke bawah panggung. Luo Tong Bei, Cao Qi, Peng Da Zheng dibunuh oleh Jin Zhen Ying "

Setelah mendengar penjelasan Shen Tai Gong, Fang Zhen Mei tidak bisa tertawa lagi. Karena dia terlambat datang maka membuat banyak pendekar dan pahlawan gugur, selain itu merekapun telah meneteskan darah dan air mata!

Pangeran Jin yang berada di bawah panggung tertawa dan berkata, "Apakah kau akan membalas dendam demi mereka?"

Dengan santai Fang Zhen Mei menjawab, "Aku hanya berharap kau jangan sampai naik ke atas panggung lagi!"

"Mengapa?"

"Karena sampai saat ini aku belum pernah membunuh erang."

Setelah menyelesaikan perkataannya, wajah Fang Zhen Mei penuh dengan hawa membunuh!

0-0-0

Wajah Pangeran Jin tampak berubah, tapi dia berusaha menahan diri, dengan dingin dia bertanya, "Kau habis menempuh perjalanan jauh?"

"Benar!"

Mereka berdiri berhadapan dengan jarak kurang lebih 10 meter, mereka bicara seperti biasa, tapi dengan j arak begitu jauh, orang- orang bisa mendengar perkataan mereka dengan jelas. "Kau pasti merasa lelah bukan?"

"Terima kasih, Anda sudah memperhatikan keadaanku."

"Apakah ilmu silatmu tidak akan terpengaruh?" tanya Pangeran Jin.

Fang Zhen Mei tertawa, "Aku bukan pedagang kain, tidak akan minta pengurangan."

Pangeran Jin dengan santai membalikkan badannya dan kembali ke tempat duduknya, dengan penuh rencana dia berkata, "Kalau begitu, akupun tidak perlu tergesa-gesa bertarung denganmu, kita akan bermain di babak terakhir."

Negara Jin sudah berturut-turut memenangkan 3 babak, negara Song telah memenangkan 1 babak. Negara Song harus memenangkan 2 babak baru bisa seri dengan negara Jin. Kalah atau menang ditentukan dalam babak ketujuh—babak terakhir.

Kalau Pangeran Jin dengan terburu-buru main di babak kelima dan kalau dia kalah, maka babak keenam dan ketujuh pasti tidak akan ada yang bisa mengalahkan Fang Zhen Mei.

Karena itu Pangeran Jin memutuskan untuk tidak tergesa-gesa bertarung dengan Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei telah melakukan perjalanan jauh dan juga merasa lelah, selain itu dia harus bertarung pada babak keempat, kelima, dan keenam, walaupun bisa memang, tapi pada babak ketujuh dia pasti akan merasa sangat lelah. Dan saat itu Pangeran Jin bisa memukul atau bahkan membunuhnya!

Tiba-tiba Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Aku memang sudah menempuh perjalanan jauh."

"Aku tahu," kata Pangeran Jin.

"Apakah kau tahu _ mengapa aku melakukan perjalanan jauh? Dan ke mana tujuanku? Apakah Pangeran tahu jawabannya?" tanya Fang Zhen Mei. "Aku ingin mendengar penjelasanmu," wajah Pangeran Jin tampak datar dan tidak ada ekspresi.

"Aku pergu ke Cai Shi dan Wu Long Shan," Fang Zhen Mei tertawa.

Wajah' Pangeran Jin segera berubah menjadi pucat.

Fang Zhen Mei berkata lagi, "Kuil Shan Shen di Wu Long Shan."

Mulut Pangeran Jin tampak bergerak-gerak, tapi tidak mengeluarkan perkataan apapun.

Fang Zhen Mei terus bicara, "Karena hari ini ada penyerangan ke kuil Shan Shen di Wu Long Shan dengan tujuan membunuh Jenderal Yu dan wakilnya Zhang Zhen Que, Pejabat Ning dengan sekuat tenaga melindungi Jenderal Yu, siapa pembunuhnya? Aku yakin Pangeran Jin pasti sudah tahu."

Pangeran Jin ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi, dia hanya tertawa kecut.

Fang Zhen Mei tertawa dan bertanya lagi, "Aku yakin Pangeran pasti ingin tahu, sekarang ini mereka berada di mana bukan?" Pangeran tertawa dingin. Kata Fang Zhen Mei, "Pangeran tidak perlu merasa khawatir, sekarang Jenderal Yu sudah berada dalam lindungan Pejabat Ning dan sudah kembali ke markas di Cai Shi, sedangkan kedelapan adik seperguruan

Pangeran, 5 orang sudah melarikan diri, Qing Yan Zi dan Qing Song Zi meloncat ke dalam jurang untuk bunuh diri. Sedangkan Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi sudah tertangkap!"

Penonton mendengar Fang Zhen Mei seperti bergurau saja pada saat mengucapkan rahasia besar ini, mereka sangat kaget.

Tapi begitu mendengar kalau Jenderal Yu selamat, mereka merasa sangat senang.

Mata Pangeran Jin tampak melotot, dia membentak, "Fang Zhen Mei, kau sudah merusak rencanaku!" Kemudian dia bicara dengan bahasa Tibet.

Setelah selesai bicara, terdengar Ge La Tu meraung, terlihat kelebat bayangan merah, dia terbang ke atas panggung.

Pangeran Jin sudah tidak tahan lagi, dia ingin Ge La Tu bertarung lebih dulu dengan Fang Zhen Mei.

Pangeran Jin tidak menyuruh Wan Yan Zhu yang turun terlebih dulu karena dia masih terluka parah. Alasan kedua, karena Wan Yan Zhu sudah tiga kali diusir Fang Zhen Mei keluar dari Zhong Yuan, dan Wan Yan Zhu sangat takut kepada Fang Zhen Mei.

Fang Zhen Mei bicara seperti tadi karena dia ingin memancing Pangeran Jin keluar dan bertarung dengannya.

Karena Fang Zhen Mei sudah menempuh perjalanan jauh, dia membutuhkan waktu panjang untuk beristirahat. Kalau dia hanya beristirahat sebentar, dia merasa malah lebih lesu. Dan keberanian yang sudah terkumpul akan ikut menghilangjuga.

Karena itulah dia ingin membuat Pangeran Jin yang bertarung dengannya sekarang.

Walaupun Pangeran Jin tidak bertarung tapi akhirnya dia menyuruh anak buahnya naik ke atas panggung untuk menghadapinya.

"Pertarungan pihak Song dan pihak Jin, memasuki babak kelima, Fang Zhen Mei dari pihak Song akan menghadapi Budha hidup dari Tibet, GeLaTu—-"

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar