Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 10 : Pertarungan di sisi sungai Huai

BAB 10 Pertarungan di sisi sungai Huai

Di sisi Huai He, dijalan Susu Kedelai. Jalan Susu Kedelai, jalan ini sangat terkenal di daerah Huai He.

Jalan ini berhadapan dengan Huai He. Air sungai tampak terus mengalir, angin berhembus sepoi-sepoi. Walaupun siang tapi  di sana tetap merasa sejuk. Jalan ini sangat panjang. Di kedua sisi jalan banyak pedagang kecil, makanan yang mereka jual terbuat dari kacang kedelai, misalnya seperti susu kedelai, otak tahu (kembang tahu), dan lainnya. Semua makanan itu terbuat dari tahu saja, jenisnya berpuluh macam. Cara membuatnyapun berbeda-beda. Rasa tahu yang paling menusuk hidung adalah Chou Tao Fu (tahu bau).

Makanan yang paling terkenal dijalan ini adalah susu kedelainya.

Susu kedelai juga ada berbagai macam jenis, ada susu kedelai manis, asin, dan ada juga yang dicampur kacang, dan lainnya.

Orang yang merasa lelah sehabis bekerja, bisa pergi ke sana lalu duduk di sebuah kursi panjang sambil menikmati segelas susu kedelai yang dicampur dengan gula batu. Rasanya benar-benar membuat penasaran

Karena itu banyak orang yang senang kesana.

Sekarang saat pergi ke ladang sudah berlalu. Jam istirahat siang belum tiba. Saat ini adalah saat yang paling sepi. Masing-masing pedagang tampak membuka baju atas mereka, lalu duduk sambil mengangkat kaki dan mengobrol....

0-0-0

Waktu itu muncul 3 orang di jalan Susu Kedelai. Mereka tampak sangat bersemangat. Pedagang-pedagang kecil di sana segera tersenyum dan berkata, "Tuan, mari duduklah di sini. "

"Tuan mari ke sini minum susu kedelai. "

"Wah! Tiga orang tuan besar, kue kami yang paling enak. "

Ketiga orang ini, yang satu rambut sudah putih, yang satu setengah baya, dan sedangkan yang satunya lagi tampak masih muda. Persamaan mereka adalah mereka berjalan sangat cepat. Kedua mata mereka kelihatan bercahaya. Laki-laki setengah baya itu berjalan menunju salah satu warung yang bernama 'susu kedelai marga Chen kurang telinga' dan berkata, "warung ini kelihatannya lumayan. Aku pernah makan di sini." Mereka pun segera berjalan ke sana. Ternyata bos toko itu memang tidak memiliki sebelah telinga. Begitu melihat ada tamu yang datang dengan senang mereka melayani.

Mereka bertiga memesan susu kedelai, masing-masing satu porsi, ditambah memesan sepiring kacang goreng dan susu kedelai rasa pedas. Kemudian mereka menikmatinya dengan diam.

0-0-0

Kira-kira setengah jam kemudian, dijalan Susu Kedelai tampak ada 3 orang lagi.

Tiga orang dengan penampilan sangat mencolok.

Yang kiri adalah orang Qi Dan, dia memakai topi. Yang berada di sebelah kanan adalah seorang La Ma dengan mata besar dan bulat. Sedangkan yang berada di tengah adalah seorang gadis cantik mengenakan baju merah.

Mereka bertiga berjalan sambil bertengkar. Para pedagang di sana karena selalu dicelakakan oleh tentara Jin, begitu melihat mereka datang semua terdiam. Sepertinya gadis itu merasa lelah karena mereka selalu ribut. Biksu La Ma dan orang Qi Dan itu baru saja akan mencari tempat untuk duduk. Gadis itu bersikeras ingin masuk ke toko 'kacang goreng bapak leher besar' untuk membeli kacang. Terpaksa kedua laki-laki temannya mengikuti dan mereka masih saja terus bertengkar.

'Toko bapak leher besar' tepat berada di sebelah 'toko Chen yang telinganya kurang'.

Karena biksu La Ma, orang Qi Dan, dan pelacur itu terus bertengkar, mereka tidak melihat di sebelah toko itu ada soerang pak tua, seorang pemuda, dan seorang laki-laki setengah baya yang sedang duduk di sana.

sebaliknya ketiga orang itu melihat mereka bertiga dengan melotot.

—Yang tua itu tidak lain adalah Tai Hu Shen Diao, Shen Tai Gong.

—Yang setengah baya adalah Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang.

—Yang muda adalah Pendekar Wo Shi Shui

0-0-0

Diam-diam Shi Jin Tang berkata, "Apakah kita langsung saja menyerang mereka dan membunuh salah satu dari mereka terlebih daulu?"

Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saling memandang. Tiba-tiba Wo Shi Shui menggebrak meja dan membentak, "Hei! Kaki tanganku masih ada, kami tidak mau secara diam-diam menyerang. Biarlah mati, matinyapun harus jelas!"

Biksu La Ma, orang Qi Dan, dan pelacur itu bersama-sama membalikkan kepala untuk melihat. Mereka benar-benar terkejut.

—Biksu itu adalah Budha hidup Ge LaTu.

—Orang Qi Dan itu adalah Xia Hou Lie.

—Perempuan itu pasti sepupu Shi Jin Tang, ShiLiChun.

0-0-0

Kedua mata besar Ge La Tu melotot dan membentak, "Baiklah penjahat kecil, kau sendiri yang mengantarkan kematian!"

Shen Tai Gong ikut tertawa dan berkata, "Yang pasti kami baik- baik saja, hanya saja sekarang gigimu kelihatan berkurang satu, dan kau tampak jelek! Kemarilah! Aku akan mencabut sebuah lagi. Biasanya apapun yang baik harus sepasang, itu akan membuatmu lebih sukses."

"Apa kalian menguntit kami?" tanya Xia Hou Lie dengan marah.

Tiba-tiba Shi Li Chun meloncat. Baju merahnya berkibar. Dia berdiri di antara Shi Jin Tang dan Wo Shi Shui, dan berkata, "Akulah yang berjanji dengan mereka."

"apa kau kira wanita dari negara Song bisa kalian hina seenaknya?" tanya Wo Shi Shui.

Ge La Tu menunjuk Li Chun dengan marah, "Kau, kau.. .kau "

Shen Tai Gong tertawa, "Kau apa? Ayo, kita berkelahi sekarang!" Dia terbang masuk ke dalam toko 'bapak leher besar'.

Tamu di kedua toko itu, yaitu di toko 'Bapak Chen yang kurang telinga' dan toko 'bapak leher besar', melihat situasi seperti ini, mereka langsung ketakutan, pedagang lainnya ada yang datang ke sana untuk melihat keramaian. Ada pula yang berbisik-bisik.

Air Huai He masih terus mengalir, pertarungan yang akan terjadi sebentar lagi, seperti tidak menjadi perhatian sama sekali ataukah apalah memang takdir seperti itu, jadi tidak perlu memperhatikannya.

0-0-0

Sewaktu Shen Tai Gong melayang ke sebelah toko, waktu itu juga Xia Hou Lie melompat ke depan Wo Shi Shui,

Bentakan dari Wo Shi Shui terdengar, "Serang!"

Baru saja dia akan menyarangkan kepalannya, sepasang tusukan E Mei melayang, Shi Jin Tang pun ikut melompat keluar.

Wo Shi Shui mengerutkan alisnya, kalau kepalannya dilancarkan, kepala Shi Jin Tang pasti akan hancur.

Wo Shi Shui terpaksa menarik kembali kepalannya, tiba-tiba tusukan Shi Jin Tang berganti arah!

Yang satu menusuk ke tenggorokan Wo Shi Shui sedangkan yang lain menusuk ke perut Wo Shi Shui, tusukan yang bergerak keatas dan kebawah dilakukan dengan cepat, semua jurus yang dikeluarkan adalah jurus yang mematikan!

Sambil mundur Wo Shi Shui membentak, kedua tangannya diulurkan mencengkram tusukan dari tangan Shi Jin Tang. Pada saat dia mencengkram tusukan itu, dia merasakan di belakangnya ada angin yang mendatanginya, ternyata pisau Shi Li Chun sudah dilancarkan menusuk pinggang Wo Shi Shui.

Wo Shi Shui membentak lalu melayang ke atas, tapi dia merasa pundaknya dingin perih, ternyata pisau Shi Li Chun berhasil melukainya!

Ketika dia berada di atas, saat itu dia mendengar angin kencang yang dibawa senjata rahasia sedang menuju ke arahnya.

Dengan kecepatan tinggi dia segera mendarat, semua senjata rahasia itu beterbangan melewati kepalanya, tapi pada saat dia turun, kepalan Xia Hou Lie memukul dadanya.

Wo Shi Shui berteriak, tampak darah bermuncratan, kali ini Xia Hou Lie sudah ada persiapan, setelah mengenai sasaran dia langsung keluar dari toko kecil itu.

Pada saat itu atap toko kecil telah runtuh, hal ini disebabkan oleh bentakan Wo Shi Shui yang membuat atap toko kecil yang terbuat dari bambu itu hancur.

Shi Jin Tang, Shi Li Chun, dan si marga Chen yang telinganya tidak ada satu, masih terus menyerangnya, tapi begitu melihat ke arah atap yang runtuh, mereka segera meloncat keluar! Wo Shi Shui pun ikut keluar dari sana.

Di depannya tampakXia Hou Lie. Karena jarak di antara mereka terhalang reruntuhan rumah, maka Xia Hou Lie tidak bisa langsung menyerang Wo Shi Shui.

Mungkin Xia Hou Lie merasa tidak perlu menyerang lagi, saat itu punggung Shen Tai Gong sudah bersentuhan dengan Wo Shi Shui, sehingga posisi mereka saat itu saling memunggungi. Ternyata pada saat Shen Tai Gong melayang tadi, dia berada di hadapan Ge La Tu, tapi begitu dia akan menyerang Ge La Tu dengan kail dan keranjang ikannya, tiba-tiba dari belakang ada yang menahan kedua senjatanya dan memeluk dirinya dengan erat.

Shen Tai Gong bukan orang bodoh, dia segera teringat sesuatu, yang berada di belakangnya hanya ada satu orang, dia tidak lain adalah bos toko kacang goreng, yaitu pak leher besar.

Di dunia persilatan daerah Huai Bei, yang mempunyai tenaga sebesar ini dan bisa membuat Shen Tai Gong dipeluk hingga tidak berdaya hanya ada satu orang, dan orang itu dijuluki Gorila Tangan Besi, atau nama aslinya adalah Tie Bi Yuan, Cheng Qian Jin.

Shen Tai Gong tidak bisa terlepas dari pelukan itu, dan diapun tidak dapat menghindar, dia memutuskan untuk menelungkup.

Begitu dia menelungkup, dia bisa membanting Cheng Qian Jin. Cheng Qian Jin memiliki tenaga besar, dia terus memeluk Shen

Tai Gong, dia tidak bisa dibanting, dia malah terus menempel di

punggung Shen Tai Gong. dalam posisi seperti itu, biji tasbih kayu yang dilepaskan Ge La Tu sebuah menancap di batok kepala dan sebuah lagi menancap di punggung Cheng Qian Jin, dia berteriak dan tidak tahu apa yang telah terjadi, tahu-tahu sudah bertemu dengan dewa kematian.

Karena Cheng Qian Jin sudah tidak bernafas maka Shen Tai Gong pun segera membantingnya supaya bisa terlepas dari pelukan Cheng Qian Jin.

Baru saja dia membanting, terdengar Ge La Tu membentak, 3 butir biji tasbih sudah menyerang dari 3 arah, suara' dengungan itu secepat kilat sampai di depan Sheh Tai Gong.

Shen Tai Gong mencoba menghindar, tiba-tiba dia teringat bahwa dibelakangnya banyak orang yang sedang menonton keramaian, Ge La Tu berada di hadapannya dan di belakang Ge La Tu adalah tanah tinggi, kalau dia menghindari 3 butir biji tasbih itu pasti akan mengenai penonton yang sedang menyaksikan pertarungan ini.

Pikiran Shen Tai Gong bergerak secepat kilat, biji tasbih itu dengan cepat sampai di depannya, tangan kanan dan kirinya berusaha menahan sebutir biji tasbih dan berhasil memukul satu butir, sedangkan yang satu butir lagi masuk ke dalam tulang rusuk Shen Tai Gong.

Biji tasbih itu kalau dilihat hanya seperti butiran biasa, tapi biji itu bisa membuat tulang rusuknya patah!

Kalau bukan karena tenaga dalam Shen Tai Gong yang kuat, biji tasbih itu pasti sudah menembus tubuhnya.

Sekarang para pedagang kecil di sana baru tahu, orang-orang di sana bertarung mati-matian, karena takut terlibat masalah maka merekapun membubarkan diri.

Karena tulang rusuk Shen Tai Gong patah, dengan cepat dia mundur, dia saling membelakangi dengan Wo Shi Shui yang saat itu masih bertahan.

0-0-0

Begitu Shen Tai Gong dekat dengan Wo Shi Shui, mereka sempat mengatakan beberapa kalimat.

"Apakah kau terluka?" tanya Shen TaiGong. "Kau juga?" tanya Wo Shi Shui.

"Kau tampak lebih kuat," kata Shen Tai Gong.

"Sepertinya aku sudah tidak bisa bertalian lagi," kata Wo Shi Shui.

"Kita harus melarikan diri dari sini," ucap Shen Tai Gong. Wo Shi Shui mengangguk tapi tidak bicara.

Karena mereka berbicara dengan cepat dan volume suara sangat kecil, Xia Hou Lie dan Ge La Tu tidak bisa mendengar dengan jelas isi pembicaraan mereka.

Ge La Tu, Xia Hou Lie, Shi Jin Tang, Shi Li Chun, Chen tidak bertelinga, kecuali Cheng Qian Jin yang sudah mati, mereka tertawa terbahak-bahak.

Kalau saja saat itu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak terluka, bertarung satu lawan satu, Wo Shi Shui masih bisa unggul sedikit dari Xia Hovi Lie. Dengan akalnya Shen Tai Gong bisa sedikit unggul dari Ge La Tu. Tapi sekarang mereka sudah terluka dan luka mereka bukan luka ringan. Apalagi di sana ada Shi Jin Tang dan Shi Li Chun, karena itu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong seperti binatang yang sudah terjebak.

Xia Hou Lie, Ge La Tu, Shi Li Chun, Chen yang tidak bertelinga, mengepung Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong.

Di belakang Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong adalah sungai Huai He, mereka tidak bisa melarikan diri lagi.

Xia Hou Lie dan Ge La Tu seperti sedang menangkap kura-kura yang sudah terjebak di dalam gentong, apalagi orang yang lebih lihai akan datang.

0-0-0

Dari pinggir sungai tiba-tiba muncul seseorang, begitu orang itu muncul semua langsung terdiam. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong berdiri berjejer, begitu melihat ada yang muncul, mata mereka mengecil.

Orang itu tidak lain adalah Jin Zhen Ying.

0-0-0

Dengan marah Wo Shi Shui melihat Jin Zhen Ying. Begitu Pangeran Jin muncul, dia tampak sangat senang dan tertawa, "Itu yang dinamakan senjata makan tuan, jangan salahkan orang lain."

Shen Tai Gong tertawa dingin, "Dari Zhong Yuan, murid perempuan Xian Shui Qing, dijuluki si cabe merah, Qiao Li Hua. Ilmu silatnya tidak berada di bawahmu, dia tidak malu mengakui sebagai adik sepupumu?"

Dengan genit Shi Li Chun tertawa, "Benar-benar pintar, demi negara Jin, aku Qiao Li Hua untuk sementara memalsukan identitas, tidak apa-apa bukan?"

"Apakah Chen tidak bertelinga adalah Fei Biao Chen Leng?" tanya Wo Shi Shui. "Benar!" jawan Chen Leng.

Fei Biao Chen Leng (biao terbang) adalah perampok terkenal, walaupun namanya tidak sebesar Bai Hai Shuang Jue, Shi Jin Tang dan

La Jiao Hong (cabe merah), Qiao Li Hua. Tapi di dunia hitam, kejahatan yang dilakukannya tidak lebih sedikit dari Shi Jin Tang.

"Ada yang tidak kumengerti," kata Shen Tai Gong sambil melihat ke arah Pangeran Jin.

"Aku akan memberi kesempatan kepadamu untuk pertanyaan terakhir," kata Pangeran Jin dengan dingin.

"Mengapa ayah Xia Hou Lie adalah cucu kakek ayahnya, dan ayah Xia Hou Lie adalah adik ayah Fang Zhen Mei juga cucunya?" pertanyaan itu beruntun dilontarkan dan sangat cepat diucapkan, serta tidak ada spasi. Diawali dengan nama Xia Hou Lie, diakhiri dengan nama Fang Zhen Mei, semua menjadi bengong, tiba-tiba Shen Tai Gong berteriak dan membalikkan tubuh, bersama-sama dengan Wo Shi Shui mereka secepat kilat melarikan diri.

Walaupun dia adalah seorang Jin Zhen Ying, pertanyaan Shen Tai Gong tetap membuatnya bengong.

Pertarungan pesilat tangguh walaupun hanya dilakukan dalam sekejap, dia tetap sanggup bertahan tidak akan terjadi sesuatu!

Tapi Shen Tai Gong tidak menyerangnya, dia malah melarikan diri!

Larinya bukan lari biasa, cara lari mereka menggunakan ilmu meringankan tubuh.

Mereka bergerak turun dan naik beberapa kali, dengan cepat mereka sudah berlari puluhan meter jauhnya.

Begitu Jin Zhen Ying tersadar, semua sudah terlambat, menurut perkiraan Jin Zhen Ying, karena di belakang Wo Shi Shui dan Shen

Tai Gong adalah sungai, maka mereka tidak bisa melarikan diri. Sekarang dia sadar kalau Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui menggunakan jalan darat untuk kabur.

Dengan cepat Pangeran Jin mengejar mereka.

Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri, Pangeran Jin hanya bisa terpaku mereka sudah lari mendekati sisi sungai, sekarang Pangeran Jin berada di depan mereka!

Xia Hou Lie lebih cepat bereaksi, diapun ikut mengejar.

Setelah itu baru Shi Jin Tang dan Qiao Li Hua, disusul dengan Chen Leng.

Begitu Pangeran Jin mendekat, dia melebarkan kesepuluh jarinya dan siap menusuk.

Dia siap menusuk punggung Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui yang sedang berlari di depannya.

Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak berani berbalik untuk melihat, mereka dengan sekuat tenaga terus berlari.

Karena begitu mereka berbalik, maka tidak akan ada kesempatan untuk lari lagi.

Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui berlari dengan sekuat tenaga, tapi jari tangan Pangeran Jin hampir mengenai baju belakang mereka. Jaraknya begitu tipis, Pangeran Jin hanya tinggal mencengkram baju mereka.

Wajah Pangeran Jin tampak serius, dia menarik nafas dalam- dalam, tubuhnya bergerak mendekat, kedua tangannya dijulurkan.

Sekalipun mereka membalikkan tubuh dan bertarung, mereka tetap akan mati di tangan Pangeran Jin.

Tapi seteliti apapun menghitung, tetap akan meleset sedikit----

Mereka sudah berada di sisi sungai.

Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tiba-tiba menghilang. Jari tangan Pangeran Jin hanya mencengkram tempat kosong, diapun berhenti, ternyata Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sudah terjun ke dalam sungai.

Kedalaman air adalah 5-6 meter, begitu mereka terjun ke sungai, percikan air mengenai Pangeran Jin sehingga membuatnya mundur.

Saat itu Xia Hou Lie sudah sampai di sana. Dia tidak bisa berenang terpaksa dia hanya bisa melihat ke arah sungai.

Terdengar suara BYUR, seseorang seperti burung masuk ke dalam air. Dia tak lain adalah Ba Hai Shuang Hue, Shi Jin Tang.

Qiao Li Hua dan Chen Leng juga sudah sampai di sana.

Mereka juga tidak bisa berenang, maka mereka tidak berani terjun ke dalam air.

Wajah Jin Zhen Ying tampak sangat marah, dia melihat ke arah sungai, sebentar kemudian berkata, 'Tidak apa-apa, mereka sudah terluka, nanti bertarung juga tidak akan ada gunanya, mereka tetap akan mati."

Xia Hou Lie melihat ke arah sungai dan berkata, "Menurut Tuan, apakah Shi Jin Tang bisa menang dari Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang sudah terluka?"

Pangeran menggelengkan kepala, dia tidak ingin berkomentar, tiba-tiba Ge La Tu berteriak, "Aha!" Dia seperti mengerti sesuatu, dengan senang dia berlari ke arah mereka dan berkata, "Aku sudah mengerti maksud pak tua itu, katanya ayah Xia Hou Lie, ayah Pangeran Xia Hou Lie juga putra Fang Zhen Mei—Ah! Salah, salah, ayah Pangeran mana mungkin adalah Xia

Hou Lie? Mengapa Fang Zhen Mei adalah "

Dia terus bicara sendiri, tiba-tiba dia melihat wajah Pangeran Jin yang sudah marah, dia baru ingat kalau kata-katanya tidak berarti dan dengan cepat dia berlutut.

0-0-0 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar